Teknik pengambilan sampel air limbah untuk pemeriksaan BOD melibatkan penyiapan botol sampel dengan mencuci dan membilasnya dengan asam klorida dan air bebas analit. Volume sampel minimal 1000 ml diambil dari lokasi yang mewakili karakteristik air limbah sebelum dan sesudah IPAL. Sampel dimasukkan ke dalam botol sambil menghindari gelembung udara dan ditutup rapat untuk disimpan maksimal 2 hari pada suhu pending
Dokumen tersebut membahas tentang pencemaran tanah, penyebabnya, dan dampaknya. Pencemaran tanah disebabkan oleh limbah domestik, industri, dan pertanian yang meresap ke tanah. Dampaknya meliputi gangguan kesehatan manusia akibat paparan zat berbahaya, serta perubahan ekosistem tanah yang dapat memengaruhi rantai makanan. Untuk mencegahnya perlu dilakukan remediasi tanah dan bioremediasi.
Dokumen tersebut membahas tentang parameter fisik kualitas udara seperti suhu, kelembaban, pencahayaan, kebisingan, dan partikulat debu. Parameter-parameter tersebut perlu dipantau dan dipenuhi standarnya agar tidak berdampak negatif terhadap kesehatan manusia. Alat pengukuran yang tepat digunakan untuk memantau setiap parameter.
Kelembaban udara menggambarkan kandungan uap air di udara yang dapat dinyatakan sebagai kelembaban mutlak, kelembaban nisbi (relative humidity / RH), maupun defisit tekanan uap air. Beberapa prinsip yang umum digunakan dalam pengukuran kelembaban udara yaitu metode pertambahan panjang dan berat pada bendabenda higroskopis, serta metode termodinamika. Alat pengukur kelembaban udara secara umum disebut hygrometer sedangkan yang menggunakan metode termodinamika disebut psikrometer.
Spektrofotometri merupakan metode analisis kimia yang menggunakan interaksi antara materi dengan cahaya. Terdapat beberapa jenis spektrofotometri berdasarkan sumber cahayanya, yaitu visible, UV, UV-Vis, dan IR. Setiap jenisnya memiliki kelebihan dan keterbatasan tertentu dalam aplikasinya untuk menganalisis sampel.
Teknik pengambilan sampel air limbah untuk pemeriksaan BOD melibatkan penyiapan botol sampel dengan mencuci dan membilasnya dengan asam klorida dan air bebas analit. Volume sampel minimal 1000 ml diambil dari lokasi yang mewakili karakteristik air limbah sebelum dan sesudah IPAL. Sampel dimasukkan ke dalam botol sambil menghindari gelembung udara dan ditutup rapat untuk disimpan maksimal 2 hari pada suhu pending
Dokumen tersebut membahas tentang pencemaran tanah, penyebabnya, dan dampaknya. Pencemaran tanah disebabkan oleh limbah domestik, industri, dan pertanian yang meresap ke tanah. Dampaknya meliputi gangguan kesehatan manusia akibat paparan zat berbahaya, serta perubahan ekosistem tanah yang dapat memengaruhi rantai makanan. Untuk mencegahnya perlu dilakukan remediasi tanah dan bioremediasi.
Dokumen tersebut membahas tentang parameter fisik kualitas udara seperti suhu, kelembaban, pencahayaan, kebisingan, dan partikulat debu. Parameter-parameter tersebut perlu dipantau dan dipenuhi standarnya agar tidak berdampak negatif terhadap kesehatan manusia. Alat pengukuran yang tepat digunakan untuk memantau setiap parameter.
Kelembaban udara menggambarkan kandungan uap air di udara yang dapat dinyatakan sebagai kelembaban mutlak, kelembaban nisbi (relative humidity / RH), maupun defisit tekanan uap air. Beberapa prinsip yang umum digunakan dalam pengukuran kelembaban udara yaitu metode pertambahan panjang dan berat pada bendabenda higroskopis, serta metode termodinamika. Alat pengukur kelembaban udara secara umum disebut hygrometer sedangkan yang menggunakan metode termodinamika disebut psikrometer.
Spektrofotometri merupakan metode analisis kimia yang menggunakan interaksi antara materi dengan cahaya. Terdapat beberapa jenis spektrofotometri berdasarkan sumber cahayanya, yaitu visible, UV, UV-Vis, dan IR. Setiap jenisnya memiliki kelebihan dan keterbatasan tertentu dalam aplikasinya untuk menganalisis sampel.
Dokumen ini membahas tentang pencemaran air di Indonesia yang disebabkan oleh limbah industri dan domestik yang mengalir ke sungai dan danau. Pencemaran air menyebabkan berkurangnya kualitas air dan kerusakan ekosistem akibat kekurangan oksigen. Upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah pencemaran air antara lain menjauhkan industri dari pemukiman, mengatur pembuangan limbah, serta meningkatkan kesadaran masyarakat untuk peduli
Contoh Bagaimana Melakukan Cara Pengambilan Sampel Sampling Air, Langkah-Langkah yang benar Cara Pengambilan Sampel Sampling Air apa itu Sampel Sampling Air
Pencemaran udara adalah kehadiran satu atau lebih substansi fisik, kimia, atau biologi di atmosfer dalam jumlah yang dapat membahayakan kesehatan manusia, hewan, dan tumbuhan, mengganggu estetika dan kenyamanan, atau merusak properti. Atau dalam kata lain dapat diartikan sebagai perusakan terhadap udara karena disebabkan oleh berbagai sumber yang dapat merusak bagi kesahatan makhluk hidup maupun benda mati. Pencemaran udara dapat bersumber dari berbagai macam, antara lain : asap kendaraan bermotor, asap pabrik, limbah indutri, limbah rumah tangga dan lain-lain.
Peraturan ini mencabut Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 5 Tahun 2014 tentang Baku Mutu Air Limbah. Peraturan ini mengatur tentang baku mutu air limbah untuk berbagai industri dan kegiatan serta memberikan acuan baku mutu air limbah yang lebih ketat bagi pemerintah daerah.
Parameter lingkungan memberikan ukuran kuantitatif dan kualitatif untuk menentukan apakah udara, air, dan makanan bersih atau terkontaminasi. Contoh parameter untuk air meliputi kadar zat kimia seperti raksa, arsen, dan timbal, serta parameter fisika seperti warna dan rasa, sedangkan parameter untuk udara meliputi kadar zat seperti sulfur dioksida dan partikulat.
SNI 19-7119.3-2005 tentang Udara Ambien - Bagian 3: Cara Uji Partikel Tersusp...Muhamad Imam Khairy
Standar ini menjelaskan cara pengujian partikel tersuspensi total di udara ambien menggunakan alat High Volume Air Sampler dengan metode gravimetri. Meliputi prinsip pengambilan contoh udara besar volume selama 24 jam menggunakan filter kaca dan pompa vakum, persiapan filter sebelum dan sesudah pengujian, perhitungan konsentrasi partikel berdasarkan berat filter, serta laporan hasil pengujian.
Dokumen tersebut membahas tentang pengukuran parameter kualitas air, yaitu Dissolved Oxygen (DO), Chemical Oxygen Demand (COD), dan Biological Oxygen Demand (BOD) untuk mengetahui tingkat pencemaran danau. Parameter-parameter tersebut diukur menggunakan metode titrasi iodometri, uji kimia, dan uji biologi untuk mengetahui kondisi ekosistem danau.
1. Kadmium (Cd) pertama kali ditemukan pada tahun 1817. Logam ini banyak digunakan sebagai stabilizer dan pigmen.
2. Cd memiliki sifat putih keperakan, lunak, dan tahan korosi. Senyawa utamanya adalah CdO dan CdS.
3. Aplikasi Cd antara lain baterai Ni-Cd, electroplating, pigmen, dan stabilizer PVC.
Laporan Praktikum Pengukuran Suhu Udara Menggunakan Sling Psikometernurulizzaha
Merupakan file laporan hasil praktikum Kelompok 9 dalam Praktikum Teknologi Pengolahan Hasil Pertanian (TPHP) 2018 Universitas Sriwijaya. Pengukuran suhu udara dengan menggunakan alat ukur kelembaban Psycometric Sling.
SNI 19-7119.2-2005 tentang Udara Ambien - Bagian 2: Cara Uji Kadar Nitrogen D...Muhamad Imam Khairy
Standar ini menjelaskan cara pengujian kadar nitrogen dioksida (NO2) di udara ambien menggunakan metode Griess Saltzman dan spektrofotometer. Meliputi cara pengambilan sampel, persiapan larutan standar dan penjerap, pengujian sampel, serta perhitungan konsentrasi NO2. Standar ini digunakan untuk memastikan akurasi dan konsistensi hasil pengujian kadar NO2 di udara.
Praktikum ini menjelaskan cara mengukur parameter fisika, kimia, dan biologi untuk menentukan kualitas air di Waduk FAPERIKA UR. Parameter yang diukur meliputi suhu, kecerahan, kekeruhan, pH, oksigen terlarut, dan plankton. Pengukuran dilakukan secara in situ dan di laboratorium.
Dokumen ini membahas tentang pencemaran air di Indonesia yang disebabkan oleh limbah industri dan domestik yang mengalir ke sungai dan danau. Pencemaran air menyebabkan berkurangnya kualitas air dan kerusakan ekosistem akibat kekurangan oksigen. Upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah pencemaran air antara lain menjauhkan industri dari pemukiman, mengatur pembuangan limbah, serta meningkatkan kesadaran masyarakat untuk peduli
Contoh Bagaimana Melakukan Cara Pengambilan Sampel Sampling Air, Langkah-Langkah yang benar Cara Pengambilan Sampel Sampling Air apa itu Sampel Sampling Air
Pencemaran udara adalah kehadiran satu atau lebih substansi fisik, kimia, atau biologi di atmosfer dalam jumlah yang dapat membahayakan kesehatan manusia, hewan, dan tumbuhan, mengganggu estetika dan kenyamanan, atau merusak properti. Atau dalam kata lain dapat diartikan sebagai perusakan terhadap udara karena disebabkan oleh berbagai sumber yang dapat merusak bagi kesahatan makhluk hidup maupun benda mati. Pencemaran udara dapat bersumber dari berbagai macam, antara lain : asap kendaraan bermotor, asap pabrik, limbah indutri, limbah rumah tangga dan lain-lain.
Peraturan ini mencabut Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 5 Tahun 2014 tentang Baku Mutu Air Limbah. Peraturan ini mengatur tentang baku mutu air limbah untuk berbagai industri dan kegiatan serta memberikan acuan baku mutu air limbah yang lebih ketat bagi pemerintah daerah.
Parameter lingkungan memberikan ukuran kuantitatif dan kualitatif untuk menentukan apakah udara, air, dan makanan bersih atau terkontaminasi. Contoh parameter untuk air meliputi kadar zat kimia seperti raksa, arsen, dan timbal, serta parameter fisika seperti warna dan rasa, sedangkan parameter untuk udara meliputi kadar zat seperti sulfur dioksida dan partikulat.
SNI 19-7119.3-2005 tentang Udara Ambien - Bagian 3: Cara Uji Partikel Tersusp...Muhamad Imam Khairy
Standar ini menjelaskan cara pengujian partikel tersuspensi total di udara ambien menggunakan alat High Volume Air Sampler dengan metode gravimetri. Meliputi prinsip pengambilan contoh udara besar volume selama 24 jam menggunakan filter kaca dan pompa vakum, persiapan filter sebelum dan sesudah pengujian, perhitungan konsentrasi partikel berdasarkan berat filter, serta laporan hasil pengujian.
Dokumen tersebut membahas tentang pengukuran parameter kualitas air, yaitu Dissolved Oxygen (DO), Chemical Oxygen Demand (COD), dan Biological Oxygen Demand (BOD) untuk mengetahui tingkat pencemaran danau. Parameter-parameter tersebut diukur menggunakan metode titrasi iodometri, uji kimia, dan uji biologi untuk mengetahui kondisi ekosistem danau.
1. Kadmium (Cd) pertama kali ditemukan pada tahun 1817. Logam ini banyak digunakan sebagai stabilizer dan pigmen.
2. Cd memiliki sifat putih keperakan, lunak, dan tahan korosi. Senyawa utamanya adalah CdO dan CdS.
3. Aplikasi Cd antara lain baterai Ni-Cd, electroplating, pigmen, dan stabilizer PVC.
Laporan Praktikum Pengukuran Suhu Udara Menggunakan Sling Psikometernurulizzaha
Merupakan file laporan hasil praktikum Kelompok 9 dalam Praktikum Teknologi Pengolahan Hasil Pertanian (TPHP) 2018 Universitas Sriwijaya. Pengukuran suhu udara dengan menggunakan alat ukur kelembaban Psycometric Sling.
SNI 19-7119.2-2005 tentang Udara Ambien - Bagian 2: Cara Uji Kadar Nitrogen D...Muhamad Imam Khairy
Standar ini menjelaskan cara pengujian kadar nitrogen dioksida (NO2) di udara ambien menggunakan metode Griess Saltzman dan spektrofotometer. Meliputi cara pengambilan sampel, persiapan larutan standar dan penjerap, pengujian sampel, serta perhitungan konsentrasi NO2. Standar ini digunakan untuk memastikan akurasi dan konsistensi hasil pengujian kadar NO2 di udara.
Praktikum ini menjelaskan cara mengukur parameter fisika, kimia, dan biologi untuk menentukan kualitas air di Waduk FAPERIKA UR. Parameter yang diukur meliputi suhu, kecerahan, kekeruhan, pH, oksigen terlarut, dan plankton. Pengukuran dilakukan secara in situ dan di laboratorium.
Dokumen tersebut membahas tentang faktor abiotik tanah dan topografi. Secara singkat, dibahas mengenai pengertian tanah, faktor-faktor yang mempengaruhi tanah seperti tekstur, suhu, udara, dan air, pengaruh tanah terhadap makhluk hidup, serta pengaruh topografi terhadap pembentukan tanah.
1. Polusi air disebabkan oleh berbagai faktor seperti limbah industri, pertanian, dan rumah tangga yang mengandung zat-zat berbahaya.
2. Zat-zat pencemar seperti logam berat dan deterjen dapat membahayakan flora dan fauna air serta menyebabkan pertumbuhan berlebihan organisme-organisme tertentu.
3. Air yang tercemar dapat meningkatkan risiko terjadinya penyakit akibat perkembangan bakteri pat
Makalah ini membahas tentang bioindikator dan organisme yang dapat dijadikan bioindikator. Bioindikator adalah organisme yang dapat menunjukkan kondisi lingkungan, seperti bakteri dan tumbuhan. Beberapa organisme yang dapat dijadikan bioindikator antara lain mikroba untuk mengetahui kualitas air, dan bakteri koliform sebagai indikator pencemaran air."
Pemupukan merupakan tindakan penting untuk menyediakan unsur hara yang dibutuhkan tanaman. Beberapa faktor yang mempengaruhi pemupukan antara lain jenis tanah, iklim, dan jenis tanaman. Analisis tanah dan daun perlu dilakukan untuk mengetahui kebutuhan hara tanaman. Pemupukan harus dilakukan secara tepat sesuai hasil analisis dan gejala defisiensi.
Teks tersebut membahas tentang pencemaran air, sumber pencemaran air, dan hubungannya dengan oksigen terlarut dan organisme perairan. Sumber pencemaran air dapat berasal dari alam maupun aktivitas manusia seperti limbah industri dan rumah tangga. Pencemaran air dapat menyebabkan berkurangnya oksigen terlarut dan memengaruhi kehidupan organisme perairan."
Teks tersebut membahas tentang pencemaran air, sumber pencemaran air, dan hubungannya dengan oksigen terlarut dan organisme perairan. Sumber pencemaran air dapat berasal dari alam maupun aktivitas manusia seperti limbah industri dan rumah tangga. Pencemaran air dapat menyebabkan berkurangnya oksigen terlarut dan memengaruhi kehidupan organisme perairan."
Dokumen tersebut membahas tentang daur biogeokimia yang melibatkan perubahan bentuk kimia unsur-unsur dalam ekosistem melalui proses biologis dan geologis. Proses tersebut meliputi daur karbon, nitrogen, fosfor, serta dampak aktivitas manusia seperti eutrofikasi, hujan asam, dan penipisan ozon atmosfer.
Dokumen tersebut membahas tentang daur biogeokimia yang melibatkan perubahan bentuk kimia unsur-unsur dalam ekosistem melalui proses biologis dan geologis. Proses tersebut meliputi daur karbon, nitrogen, fosfor, serta dampak aktivitas manusia seperti eutrofikasi, hujan asam, dan penipisan ozon atmosfer.
Dokumen tersebut membahas tentang lingkungan hidup dan berbagai masalah yang terkait dengannya. Terdapat pembahasan mengenai keseimbangan lingkungan, macam-macam pencemaran lingkungan seperti pencemaran air, udara dan tanah, serta berbagai upaya yang dapat dilakukan untuk menjaga kelestarian lingkungan seperti remediasi tanah yang tercemar.
1. LAPORAN PRAKTIKUM
SOIL PH METER
Laporan ini dibuat sebagai syarat
Dalam Mata Kuliah Praktikum Analisis Kualitas Lingkungan
Program Studi Kesehatan Lingkungan
OLEH
Nama : Annisa Syarani
NIM : 10031181924014
Kelompok : 2 / Dua
Dosen : 1. Elvi Sunarsih, S.KM.,M.KES
2. Inoy Trisnaini, SKM., MKL
3. Dr. Suheryanto, M.Si
Asisten : Yulfa Tiara Kencana
LABORATORIUM KESEHATAN MASYARAKAT
PROGRAM STUDI KESEHATAN LINGKUNGAN
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2021
2. i
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI............................................................................................................i
DAFTAR TABEL...................................................................................................ii
DAFTAR GAMBAR.............................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang .............................................................................................. 1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.......................................................................... 2
2.1 Pengertian pH Tanah..................................................................................... 2
2.2 Pengertian Suhu Tanah.................................................................................. 3
2.3 Baku Mutu..................................................................................................... 4
2.4 Dampak ......................................................................................................... 4
BAB III METODOLOGI PENELITIAN .......................................................... 5
3.1 Alat dan Bahan.............................................................................................. 5
3.1.1 Alat......................................................................................................... 5
3.1.2 Bahan...................................................................................................... 5
3.2 Prosedur Kerja............................................................................................... 6
3.2.1 Kalibrasi Alat ......................................................................................... 6
3.2.2 Cara Kerja .............................................................................................. 7
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN.............................................................. 8
4.1 Hasil .............................................................................................................. 8
4.2 Pembahasan................................................................................................... 8
BAB V PENUTUP.............................................................................................. 10
5.1 Kesimpulan.................................................................................................. 10
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 11
3. ii
DAFTAR TABEL
Tabel 2. 1 Baku mutu tanah .................................................................................... 4
Tabel 4. 1 Hasil pengukuran suhu pada air sungai Pasar Indralaya. ....................... 8
4. iii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3. 1 Soil pH Meter ..................................................................................... 5
Gambar 3. 2 Gelas beker......................................................................................... 5
Gambar 3. 3 Sampel tanah ...................................................................................... 5
Gambar 3. 4 Kalibrasi alat....................................................................................... 6
Gambar 3. 5 Cara kerja ........................................................................................... 7
5. 1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tanah adalah kumpulan benda alam di permukaan bumi, setempat-setempat
dimodifikasi atau bahkan dibuat oleh manusia dari bahan bumi, mengandung
gejala-gejala kehidupan dan menompang atau mampu menopang pertumbuhan
tanaman diluar rumah. Tanah meliputi horison-horison tanah yang terletak di atas
bahan batuan dan berbentuk sebagai hasil interaksi sepanjang waktu dari iklim,
organisme hidup, bahan induk dan relief. Definisi lainnya, tanah itu adalah tubuh
alam (natural body) yang terbentuk dan berkembang sebagai akibat bekerjanya
gaya-gaya alam (natural forces) terhadap bahan-bahan alam (natural material) di
permukaan bumi.
pH merupakan salah satu parameter penting suatu tanaman dapat tumbuh atau
tidak. Semakin rendah pH tanah maka semakin sulit tanaman untuk tumbuh karena
tanah bersifat masam dan mengandung toksik (racun). Sebaliknya, jika pH tanah
tinggi maka tanah bersifat basa dan mengandung kapur (Rusdiana, 2012).
Nilai pH menunjukkan konsentrasi ion H+ dalam larutan tanah, yang dinyatakan
sebagai log[H+]. Peningkatan konsentrasi H+ menaikkan potensial larutan yang
diukur oleh alat dan dikonversi dalam skala pH. Elektrode gelas merupakan
elektrode selektif khusus H+, hingga memungkinkan untuk hanya mengukur
potensial yang disebabkan kenaikan konsentrasi H+. Biasanya digunakan satu
elektrode yang sudah terdiri atas elektrode pembanding dan elektrode gelas
(elektrode kombinasi). Konsentrasi H+ yang diekstrak dengan air menyatakan
kemasaman aktif (aktual) sedangkan pengekstrak KCl 1 N menyatakan kemasaman
cadangan (potensial) (Sulaiman, 2006).
pH tanah dapat mempengaruhi ketersediaan hara tanah dan bisa menjadi faktor
yang berhubungan dengan kualitas tanah. pH sangat penting dalam menentukan
aktivitas dan dominasi mikroorganisme tanah yang berhubungan dengan proses-
proses yang sangat erat kaitannya dengan siklus hara, penyakit tanaman,
dekomposisi dan sintesa senyawa kimia organik dan transpor gas ke atmosfir oleh
mikroorganisme, seperti metan (Sudaryono, 2009).
6. 2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian pH Tanah
Reaksi tanah merupakan salah satu sifat kimia dari tanah yang mencakup
berbagai unsur-unsur dan senyawa-senyawa kimia yang lengkap. Reaksi tanah
menunjukkan tentang keadaan atau status kimia tanah dimana status kimia tanah
merupakan suatu faktor yang mempengaruhi proses-proses biologis seperti pada
pertumbuhan tanaman. Reaksi atau pH yang ekstrim berarti menunjukkan keadaan
kimia tanah yang dapat disebutkan proses biologis terganggu (Pairunan,dkk, 1985).
pH tanah sangat berpengaruh terhadap perkembangan dan pertumbuhan
tanaman, baik secara langsung maupun tidak langsung. Pengaruh langsung berupa
ion hidrogen sedangkan pengaruh tidak langsung yaitu tersedianya unsur-unsur
hara tertentu dan adanya unsur beracun. Kisaran pH tanah mineral biasanya antara
3,5–10 atau lebih. Sebaliknya untuk tanah gembur, pH tanah dapat kurang dari 3,0.
Alkalis dapat menunjukkan pH lebih dari 3,6. Kebanyakan pH tanah toleran pada
yang ekstrim rendah atau tinggi, asalkan tanah mempunyai persediaan hara yang
cukup bagi pertumbuhan suatu tanaman (Sarwono, 2003).
Faktor-faktor yang mempengaruhi pH tanah adalah unsur-unsur yang
terkandung dalam tanah, konsentrasi ion H+ dan ion OH-, mineral tanah, air hujan
dan bahan induk, bahwa bahan induk tanah mempunyai pH yang bervariasi sesuai
dengan mineral penyusunnya dan asam nitrit yang secara alami merupakan
komponen renik dari air hujan juga merupakan faktor yang mempengaruhi pH tanah
(Kemas, 2005), selain itu bahan organik dan tekstur. Bahan organik mempengaruhi
besar kecilnya daya serap tanah akan air. Semakin banyak air dalam tanah maka
semakin banyak reaksi pelepasan ion H+ sehingga tanah menjadi masam. Tekstur
tanah liat mempunyai koloid tanah yang dapat yang dapat melakukan kapasitas
tukar kation yang tinggi. tanah yang banyak mengandung kation dapat berdisiosiasi
menimbulkan reaksi masam.
Faktor-faktor lain yang kadangkala mempengaruhi pH tanah terutama didaerah
industri, antara lain adalah sulfur yang merupakan hasil sampingan dari industri
gas, yang jika bereaksi dengan air akan menghasilkan asam sulfur, dan asam nitrit
7. 3
yang secara alami merupakan komponen renik dari air hujan. Hujan asam juga
terjadi sebagai akibat meningkatnya penggunaan dan pembakaran fosil-fosil padat
yang menimbulkan gas-gas sulfur dan nitrogen, yang kemudian bereaksi dengan air
hujan.
Pentingnya pH tanah adalah menentukan mudah tidaknya unsur-unsur hara
diserap tanaman, menunjukkan kemungkinan adanya unsur-unsur beracun, dan
mempengaruhi perkembangan mikro organisme. Tanah yang terlalu masam dapat
dinaikkan pH-nya dengan menambahkan zat kapur ke dalam tanah, sedang tanah
yang terlalu alkalis dapat diturunkan pH-nya dengan penambahan belerang.
2.2 Pengertian Suhu Tanah
Suhu tanah adalah salah satu faktor terpenting yang dapat mendukung aktivitas
mikrobiologi dan proses penyerapan unsur hara oleh tanaman. Suhu tanah sangat
bergantung pada besarnya radiasi surya yang di berikan oleh matahari. Jumlah
panas yang sampai ke permukaan bumi disebabkan oleh konduksi bumi atau hasil
proses kimia dan biologi yang tak berarti pada suhu tanah (Baver, 1960). Suhu tanah
setiap saat dipengaruhi oleh rasio energi yang diserap dan yang dilepaskan.
Hubungan perubahan konstan ini digambarkan dalam perhitungan berdasarkan
musim, bulanan, dan suhu tanah harian (Brady, 1984).
Suhu tanah yang rendah dapat mempengaruhi penyerapan air dari pertumbuhan
tumbuhan. Jika suhu tanah rendah, kecil kemungkinan terjadi transpirasi, dan dapat
mengakibatkan tumbuhan mengalami dehidrasi atau kekurangan air. Pengaruh dari
suhu tanah pada proses penyerapan bisa dilihat dari hasil perubahan viskositas air,
kemampuan menyerap dari membran sel, dan aktivitas fisiologi dari sel-sel akar itu
sendiri. Dengan kata lain pada keadaan udara yang panas maka evaporasi air dari
permukaan tanah akan semakin besar (Tisdale and Nelson, 1966).
Untuk mengatur suhu tanah bukanlah kemampuan manusia secara pribadi, tapi
suhu tanah tersebut dapat di kontrol dengan cara yaitu dengan menutupi mulsa
organik pada tanah, dan pengaturan tanaman residu yang keduanya dapat
mempengaruhi implikasi biologi, juga bisa dengan mulsa plastik yang biasanya
diberikan untuk perkebunan dan terakhir dapat dengan cara mengatur penguapan
tanah (Brady and Weil, 2000).
8. 4
2.3 Baku Mutu
Pusat Penelitian Tanah dari Departemen Pertanian (1983) telah mengajukan
kriteria penilaian sifat kimia tanah berdasarkan sifat umum tanah yang didapat
secara empiris. Kriteria penilaian sifat kimia tanah tersebut disajikan pada gambar
tabel berikut.
Tabel 2. 1 Baku mutu tanah
Parameter Sangat
Masam
Masam Agak
Masam
Netral Agak
Alkalis
Alkalis
pH < 4,5 4,5 – 5,5 5,5 – 6,5 6,6 – 7,5 7,6 – 8,5 >8,5
Sumber: Pusat Penelitian Tanah dari Departemen Pertanian (1983)
Kadar keasaman tanah (pH) sangat mempengaruhi tanaman untuk tumbuh
kembang dan mempengaruhi tingkat kesuburan tanah. Ukuran pH antara 0-14.
Tanah dengan pH 0-7 bersifat asam, sedangkan pH 7-14 bersifat basa. Tanah
dengan pH rendah ataupun tinggi akan mempersulit tanaman menyerap unsur hara.
Artinya, tanaman mampu menyerap optimal unsur hara tersebut pada kondisi pH
netral, yakni 7.
2.4 Dampak
pH tanah yang rendah menyebabkan penurunan ketersediaan zat makanan
seperti P, K,Mg, dan Ca yang berakibat pada tingginya suhu tanah. Keasaman tanah
yang tinggi dapat berakibat antara lain:
a. Rusaknya sistem penyerapan unsur P, Ca, Mg, dan K oleh tanaman.
Kekurangan unsur P menjadi masalah karena rendahnya unsur P
b. Meningkatnya ketersediaan Al, Mn, Fe, Cu, Zn, dan Ni
c. Kondisi biotik yang merugikan seperti rusaknya fiksasi atau penyerapan
unsur N, khususnya pH di bawah 6, tingginya aktifitas mikoriza sehingga
kurang penyerapan unsur P dan K serta toksisitas tanah meningkat
d. Keasaman juga selalu menyebabkan bertambahnya unsur Fe yang dapat
menyebabkan toksik dan membahayakan pertumbuhan tanaman
9. 5
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Alat dan Bahan
3.1.1 Alat
a. Soil pH Meter
Gambar 3. 1 Soil pH Meter
b. Gelas Beker
Gambar 3. 2 Gelas beker
3.1.2 Bahan
a. Sampel Tanah
Gambar 3. 3 Sampel tanah
10. 6
3.2 Prosedur Kerja
3.2.1 Kalibrasi Alat
Tekan tombol calibrate
Pilih 7 PH pertama kemudian pilih 10 PH
untuk kedua kemudia enter dan “OK”
Masukan alat ke larutan 7 PH kemudian
bersihkan probe menggunakan Aquabides
dan lap probe
Masukan alat ke larutan 10 PH
kemudian bersihkan probe
menggunakan Aquabides dan
lap probe
Jika alat telah mengeluarkan
nilai 95-105%, maka alat telah
terkalibrasi
Pada praktikum ini, nilai kalibrasi
didapatkan senilai 96,9%, maka alat berhasil
terkalibrasi
Gambar 3. 4 Kalibrasi alat
11. 7
3.2.2 Cara Kerja
Aktifkan alat dengan menekan tombol Power dan
sambungkan probe ke lubang konektor pada alat
Pastikan probe sudah terkalibrasi dan bersih dari
kotoran
Siapkan sampel yang akan diukur kemudian
tancapkan probe ke dalam sampel dan tunggu
beberapa saat hingga nilai PH stabil
Catat nilai PH yang ditampilkan, cabut Kembali
probe dari sampel dan bersihkan dengan sikat &
aquabides
Jika ingin menyimpan hasil pengukuran, pilih
options, data acquisition, pilih sample, pilih take
sample untuk merekam pengukuran
Untuk melihat dan menghapus data pilih menu
options, data acquisition, pilih Log, pilih Browse
Log. Tekan nilai pengukuran yang dilihat. Tekan
Exit untuk keluar atau tekan Delete untuk
menghaapus file tersebut
Matikan alat dengan menekan tombol Power
Gambar 3. 5 Cara kerja
12. 8
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Hasil praktikum pH dan suhu tanah pada tanah taman firdaus menggunakan
alat pH soil meter didapatkan data hasil praktikum yang dapat dilihat pada tabel 4.1
Tabel 4. 1 Hasil pengukuran suhu pada air sungai Pasar Indralaya.
Tabel 4. 1 Hasil Pengukuran
NO. Parameter Uji Nilai Pengukuran Gambar
1. pH Tanah 8,21
2. Suhu Tanah 25,10C
4.2 Pembahasan
Praktikum uji pH tanah dilakukan di Laboratorium Lantai 1 Gedung
Perkuliahan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sriwijaya yang berada di
Indralaya. Penelitian dilakukan pada tanggal 2 November 2021 sekitar pukul 08.45
WIB, alat yang digunakan untuk mengukur pH tanah adalah Soil pH Meter. Berikut
pembahasan dari hasil praktikum:
A. pH Tanah
Nilai pH menunjukkan konsentrasi ion H+ dalam larutan tanah. Konsentrasi H+
yang diekstrak dengan air menyatakan kemasaman aktif/aktual sedangkan
yang diekstrak dengan KCl 1 N menyatakan kemasaman cadangan/potensial
13. 9
(Sulaeman et al 2005). Menurut Tan (1998) ion-ion H+ ada 2 macam yaitu ion-
ion yang ada dalam tanah sebagai ion-ion yang dapat dipertukarkan dan ion-
ion bebas masing-masing menciptakan kemasaman cadangan dan aktif. Tipe
kemasaman aktif inilah yang mempengaruhi pertumbuhan
tanaman. Berdarkan table 4.1 didapatkan hasil pH tanah sebesar 8,21. Menurut
Pusat Penelitian Tanah dari Departemen Pertanian (1983) pH tanah ini
tergolong tanah yang agak alkalis karena ini termasuk ke dalam tanah 7,6 – 8,5.
pH tanah ini cocok untuk menanam pepohonan dan tanam-tanaman. Sampel
tanah diambil dari Taman Firdaus Universitas Sriwijaya Indralaya yang mana
di tempat ini sedang ada program kerja untuk menanam variasi tanaman.
B. Suhu Tanah
Berdasarkan tabel 4.1 didapatkan hasil pengukuran suhu sebesar 25,10C
Kedalaman tanah sangat mempengaruhi besarnya suhu tanah dan juga
mempengaruhi tumbuhan. Tumbuhan akan mengalami kesulitan dalam
penyerapan air sehingga dapat mengganggu pertumbuhan tanaman. Hal ini
sesuai dengan literatur Tisdale and Nelson (1966) yang menyatakan bahwa
Suhu tanah yang rendah dapat mempengaruhi penyerapan air dari pertumbuhan
tumbuhan. Jika suhu tanah rendah, kecil kemungkinan terjadi transpirasi, dan
dapat mengakibatkan tumbuhan mengalami dehidrasi atau kekurangan air.
Menurut Lakitan (1992) yang menyatakan bahwa Suhu tanah juga akan
dipengaruhi oleh jumlah serapan radiasi matahari oleh permukaan bumi. Pada
siang hari suhu permukaan tanah akan lebih tinggi dibandingkan suhu pada
lapisan tanah yang lebih dalam. Hal ini juga disebabkan karena permukaan
tanah yang akan menyerap radiasi matahari secara langsung pada siang hari
tersebut, baru kemudian panas dirambatkan ke lapisan tanah yang lebih dalam
secara konduksi. Sebaliknya, pada malam hari permukaan tanah akan
kehilangan panas terlebih dahulu, sebagai akibatnya suhu pada permukaan
tanah akan lebih rendah dibandingkan dengan suhu pada lapisan tanah yang
lebih dalam. Untuk pengukuran suhu udara lamanya penyinaran matahari
membuat tinggi temperatur.
14. 10
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
1. Tanah adalah kumpulan benda alam di permukaan bumi, setempat-setempat
dimodifikasi atau bahkan dibuat oleh manusia dari bahan bumi, mengandung
gejala-gejala kehidupan dan menompang atau mampu menopang pertumbuhan
tanaman diluar rumah.
2. Reaksi tanah (pH) merupakan sifat kimia yang penting dari tanah sebagai
media pertumbuhan tanaman. Ketersediaan beberapa unsur hara essensial
untuk pertumbuhan tanaman dipengaruhi oleh pH tanah.
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi pH tanah adalah unsur-unsur yang
terkandung dalam tanah, konsentrasi ion H+ dan ion OH-, mineral tanah, air
hujan dan bahan induk, bahwa bahan induk tanah mempunyai pH yang
bervariasi sesuai dengan mineral penyusunnya dan asam nitrit yang secara
alami merupakan komponen renik dari air hujan juga merupakan faktor yang
mempengaruhi pH tanah.
4. Pentingnya pH tanah adalah menentukan mudah tidaknya unsur-unsur hara
diserap tanaman, menunjukkan kemungkinan adanya unsur-unsur beracun, dan
mempengaruhi perkembangan mikro organisme. Tanah yang terlalu masam
dapat dinaikkan pH-nya dengan menambahkan zat kapur ke dalam tanah,
sedang tanah yang terlalu alkalis dapat diturunkan pH-nya dengan penambahan
belerang.
5. Berdasarkan hasil praktikum nilai pH yang didapatkan sebesar 8,21 dengan
suhu 25,10C. Menurut Pusat Penelitian Tanah dari Departemen Pertanian
(1983) pH tanah ini tergolong tanah yang agak alkalis karena ini termasuk ke
dalam tanah 7,6 – 8,5Sampel tanah diambil dari Taman Firdaus Universitas
Sriwijaya Indralaya yang mana di tempat ini sedang ada program kerja untuk
menanam variasi tanaman.
15. 11
DAFTAR PUSTAKA
Baver, L.D. 1960. Soil Physics. Modern Asia. Jhon Wiley & Sons, INC.,New York.
Brady N.C and Weil RR.2002. The Nature and Properties of Soils 10th ed,
Macmillan Newyork., pp.960.
Brady, N.C. 1984. The Nature and Properties of Soils. 9th Edition. Macmillan
Publishing Company, New York.
Kemas, Ali. 2005. Dasar-dasar Ilmu Tanah. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Pairunan, A.K. 1985. Dasar-dasar Ilmu Tanah. Badan Kerjasama Perguruan Tinggi
Indonesia Timur. Makassar
Rusdiana O, dan Lubis R.S. 2012. Pendugaan Korelasi Antara Karakteristik Tanah
Terhadap Cadangan Karbon (Carbon Stock) Pada Hutan Sekunder. Jurnal
Silvikultur Tropika. 3(1):14–21.
Sudaryono, 2009. Tingkat Kesuburan Tanah Ultisol Pada Lahan Pertambang
Batubara Sangatta, Kalimantan Timur. Jurnal Teknik Lingkungan. 10(3).
337-346 hal.
Sulaiman. 2006. Analisis Kimia Tanah, Tanaman, Air, dan Pupuk. Bogor: Balai
Penelitian
Sulaeman., Suparto., dan Eviati. 2005. Petunjuk teknis analisis kimia tanah,
tanaman, air dan pupuk edisi I. Bogor: Balai Penelitian Tanah.
Tan, Kim H. 1998. Dasar-dasar kimia tanah. Gadjah Mada University Press.
Yogyakarta.
Tisdale, S.L., and Nelson, W.L., 1966. Soil Fertility and Fertilizers. MacMillan
Publishing. New York.