1. Dokumen tersebut membahas tentang eutrofikasi atau proses pengayaan unsur hara perairan yang menyebabkan pertumbuhan berlebihan tanaman air;
2. Eutrofikasi disebabkan oleh masuknya unsur hara seperti fosfor dari berbagai sumber seperti limbah domestik, pertanian, dan budidaya ikan;
3. Aktivitas budidaya ikan karamba berpotensi menambah beban fosfor ke danau dan menyebabkan eutrofikasi
Memberikan pemahaman umum tentang bagaima sistem imun (kekebalan) tubuh ikan bereaksi terhadap serangan mikroorganisme patogen. Vaksinasi merupakan salah satu cara untuk membangkitkan sistem imun namun lebih kepada sistem imun adaptif yang pada akhirnya akan menghasilkan antibodi untuk melawan antigen yang sama (memori adaptif)
PEMANENAN DAN PASCA PANEN PADA BUDIDAYA UDANG VANNAMEIMustain Adinugroho
Pemanen adalah proses dimana udang telah mencapai batas budidaya dan bernilai ekonomi sesuai target yang diinginkan. Pada proses ini udang sudah tidak dapat lagi dilakukan budidaya karena beberapa alas an:
1. Sudah siap panen atau sesuai target budidaya
2. Ada kendala pada kolam sehingga mengharuskan diakhiri masa budidayanya (dipanen)
a. Bila terjadi banyak kematian yang bila budidaya tetap dilanjutkan akan berakhir pada kerugian
b. Bila penggunaan pakan telah melampaui target FCR yang ditetapkan
c. Bila kualitas air tidak dapat dikontrol
d. Bila ditemukan penyakit yang masuk kategori harus dimusnahkan dan diisolasi
Memberikan pemahaman umum tentang bagaima sistem imun (kekebalan) tubuh ikan bereaksi terhadap serangan mikroorganisme patogen. Vaksinasi merupakan salah satu cara untuk membangkitkan sistem imun namun lebih kepada sistem imun adaptif yang pada akhirnya akan menghasilkan antibodi untuk melawan antigen yang sama (memori adaptif)
PEMANENAN DAN PASCA PANEN PADA BUDIDAYA UDANG VANNAMEIMustain Adinugroho
Pemanen adalah proses dimana udang telah mencapai batas budidaya dan bernilai ekonomi sesuai target yang diinginkan. Pada proses ini udang sudah tidak dapat lagi dilakukan budidaya karena beberapa alas an:
1. Sudah siap panen atau sesuai target budidaya
2. Ada kendala pada kolam sehingga mengharuskan diakhiri masa budidayanya (dipanen)
a. Bila terjadi banyak kematian yang bila budidaya tetap dilanjutkan akan berakhir pada kerugian
b. Bila penggunaan pakan telah melampaui target FCR yang ditetapkan
c. Bila kualitas air tidak dapat dikontrol
d. Bila ditemukan penyakit yang masuk kategori harus dimusnahkan dan diisolasi
pelajaran geografi kelas 10
Geografi pada hakekatnya mempelajari permukaan bumi melalui pendekatan keruangan yang mengkaji keseluruhan gejala alam dan kehidupan umat manusia dengan kewilayahannya. Pentransformasian pengetahuan geografi lebih efektif jika disajikan melalui media peta, hal ini karena peta merupakan media yang sangat penting dalam pem-belajaran geografi. Pembelajaran Geografi pada materi “Peta tentang pola dan bentuk-bentuk muka bumi” merasa belum mampu mengoptimalkan aktivitas siswa khususnya kemampuan membaca peta sehingga ber-pengaruh pada perolehan hasil belajar. Guru merasa kesulitan mem-belajarkan konsep-konsep geografi pada siswa. Hasil identifikasi awal, ditemukan beberapa indikator penyebab diantaranya: (1) minimnya kemampuan siswa menunjukkan letak suatu tempat/lokasi geografis tertentu, (2) kurangpahamnya siswa tentang orientasi peta (menentukan arah pada peta), (3) minimnya kemampuan siswa dalam mengartikan simbol-simbol yang ada pada peta, dan (4) kemampuan siswa mengungkap informasi yang ada pada peta sangat kurang. Pelatihan melengkapi peta diharapkan dapat meningkatkan kemampuan dalam membaca peta sehingga ada peningkatan pada hasil belajar geografi.
Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam membaca peta. Kemampuan membaca peta tersebut meliputi: (1) kemampuan menunjukkan letak suatu tempat/ lokasi geografis tertentu, (2) kemampuan mengartikan/ membaca simbol-simbol yang ada pada peta, dan (3) kemampuan memahami orientasi peta (menentukan arah pada peta).
Dalam penelitian ini digunakan desain penelitian tindakan kelas model spiral Kemmis Taggart 1999. Hasil penelitian dianalisis dengan menggunakan statistik deskriptif dengan menggunakan rumus ”Gain Score” yaitu membandingkan data sebelum tindakan dengan data sesudah dilakukan tindakan. Tehnik pengumpulan data menggunakan metode observasi, wawancara, angket, dan test. Instrumen penelitian adalah peneliti dan pedoman atau pengumpul data.
Hasil penelitian dalam tindakan siklus I, II, dan III pada pembelajaran geografi (materi peta tentang pola bentuk-bentuk muka bumi) melalui pelatihan melengkapi peta setelah dilakukan refleksi, evaluasi serta analisis statistik deskriptif ternyata memperoleh peningkatan dalam hal; pertama, kemampuan membaca peta pada pra tindakan hanya memperoleh nilai 50% akan tetapi setelah dilakukan tindakan dalam setiap siklus ternyata mengalami peningkatan yaitu 56% (siklus I), 63% (siklus II), dan 72% (siklus III); kedua, proses pembelajaran geografi (materi peta tentang pola bentuk-bentuk muka bumi) pada siswa kelas IX SMP Negeri 1 Rubaru melalui pelatihan melengkapi peta pada setiap siklus juga memperoleh peningkatan yaitu 63% (siklusI), 65% (siklus II), dan 70% (siklus III); ketiga, aktivitas belajar siswa pada setiap siklus mengalami peningkatan yaitu 50% (siklus I), 65% (siklus II), dan 75% (siklus III).
Temuan penelitian ini mendukung teori perkembangan yang dikemukakan Piaget dan Vygotsky bahwa pros
Studi Kasus : Oksidasi Pirit dan Pengaruhnya Terhadap Ekosistemd1051231041
Pirit merupakan zat di dalam tanah yang terbawa karena adanya arus pasang surut. Zat ini dapat membahayakan ekosistem sekitar apabila mengalami reaksi oksidasi dan penyebab utama mengapa tanah menjadi masam, karena mengandung senyawa besi dan belerang. Studi kasus ini bertujuan untuk menganalisis pembentukan, dampak, peran, pengaruh, hingga upaya pengelolaan lingkungan yang dapat dilakukan guna mengatasi masalah ekosistem yang terjadi.
Pengelolaan Lahan Gambut Sebagai Media Tanam Dan Implikasinya Terhadap Konser...d1051231053
Gambut merupakan tanah yang memiliki karakteristik unik. Lahan gambut yang begitu luas di beberapa pulau besar di Indonesia, menjadikan pengelolaan lahan gambut sering dilakukan, terutama dalam peralihan fungsi menjadi perkebunan, pertanian, hingga pemukiman. Pada studi kasus ini lebih berfokus pada degradasi lahan gambut menjadi media tanam, proses, dampak, serta upaya pemulihan dampak yang dihasilkan dari degradasi lahan gambut tersebut
“ANALISIS DINAMIKA DAN KONDISI ATMOSFER AKIBAT PENINGKATAN POLUTAN DAN EMISI...aisyrahadatul14
Pencemaran udara adalah pelepasan zat-zat berbahaya ke atmosfer, seperti polusi industri, kendaraan bermotor, dan pembakaran sampah. Dampaknya terhadap lingkungan sangat serius. Udara yang tercemar dapat merusak lapisan ozon, memicu perubahan iklim, dan mengurangi kualitas udara yang kita hirup setiap hari. Bagi makhluk hidup, pencemaran udara dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan seperti penyakit pernapasan, iritasi mata, dan bahkan kematian. Lingkungan juga terdampak dengan terganggunya ekosistem dan berkurangnya keanekaragaman hayati.
DAMPAK PIRIT ANTARA MANFAAT DAN BAHAYA BAGI LINGKUNGAN DAN KESEHATAN.pdfd1051231033
Tanah merupakan bagian terpenting dalam bidang pertanian, peranan tanah juga sangat kompleks bagi media perakaran tanaman. Tanah mampu menopang dan menyediakan unsur hara yang sangat dibutuhkan tanaman untuk pertumbuhan vegetatif dan generatif. Tanah tersusun dari bahan mineral, bahan organik, udara dan air. Bahan mineral tersusun dari hasil aktivitas pelapukan bebatuan, sedangkan bahan organik berasal dari pelapukan serasah tumbuhan akibat adanya aktivitas mikroorganisme di dalam tanah. Salah satu jenis tanah adalah tanah sulfat masam. Tanah sulfat masam ini keberadaannya di daerah rawa pasang surut. Sering kali tanah sulfat masam dijumpai pada lahan gambut terdegradasi yang mengakibatkan tanah mengandung pirit (FeS2) naik kepermukaan. Tanah sulfat masam yang mengandung pirit ini juga mengganggu pertumbuhan tanaman. Terganggunya pertumbuhan tanaman menyebabkan lahan ini nantinya akan ditinggalkan petani bila tidak dilakukan usaha perbaikan atau menjadi lahan bongkor.
Hasil dari #INC4 #TraktatPlastik, #plastictreaty masih saja banyak reaksi ketidak puasan, tetapi seluruh negara anggota PBB bertekad melanjutkan putaran negosiasi
berikutnya: #INC5 di bulan November 2024 di Busan Korea Selatan
Cerita sukses desa-desa di Pasuruan kelola sampah dan hasilkan PAD ratusan juta adalah info inspiratif bagi khalayak yang berdiam di perdesaan
.
#PartisipasiASN dalam #bebersihsampah nyata biarpun tidak banyak informasinya
KERUSAKAN LAHAN GAMBUT ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DAN STRATEGI ...d1051231039
Lahan gambut merupakan salah satu ekosistem yang unik dan penting secara global. Terbentuk dari endapan bahan organik yang terdekomposisi selama ribuan tahun, lahan gambut memiliki peran yang sangat signifikan dalam menjaga keanekaragaman hayati, menyimpan karbon, serta mengatur siklus air. Kerusakan lahan gambut dapat menyebabkan hilangnya habitat, degradasi lingkungan, dan penurunan kesuburan tanah. Kerusakan lahan gambut di Indonesia telah meningkat seiring waktu, dengan laju deforestasi dan degradasi lahan gambut yang signifikan. Menurut data, sekitar 70% dari lahan gambut di Indonesia telah rusak, dan angka tersebut terus meningkat. Kerusakan lahan gambut memiliki dampak yang luas dan serius, tidak hanya secara lokal tetapi juga global. Selain menyebabkan hilangnya habitat bagi berbagai spesies tumbuhan dan hewan yang khas bagi ekosistem gambut, kerusakan lahan gambut juga melepaskan jumlah karbon yang signifikan ke atmosfer, berkontribusi pada perubahan iklim global.Kerusakan lahan gambut memiliki dampak negatif yang luas pada masyarakat, lingkungan, dan ekonomi. Dalam jangka panjang, kerusakan lahan gambut dapat menyebabkan hilangnya sumber daya alam, penurunan kesuburan tanah, dan peningkatan risiko bencana alam.
ANALISIS DAMPAK DAN SOLUSI HUJAN ASAM: PENGARUH PEMBAKARAN BAHAN BAKAR FOSIL ...d1051231079
Hujan asam merupakan kombinasi ringan dari asam sulfat dan asam nitrat. Hujan asam biasanya terjadi di daerah-daerah yang padat penduduk dan banyaknya aktivitas manusia dalam kegiatan transportasi. Emisi gas SO2 dan NO2 yang berasal dari kegiatan industri dan transportasi merupakan penyebab terjadinya peristiwa hujan asam apabila emisi gas tersebut bereaksi dengan air hujan, dimana senyawa yang bersifat asam terbentuk. Emisi gas SO2 dan NO2 yang berasal dari aktivitas manusia dapat berubah menjadi nitrat (NO3 - ) dan sulfat (SO4 2-) melalui proses fisika dan kimia yang kompleks. Sulfat dan nitrat lebih banyak berbentuk asam yang terlarut dalam air hujan. Keasaman air hujan berhubungan erat dengan konsentrasi SO2 dan NO2 yang terlarut di dalam air hujan. Semakin tinggi konsentrasi SO2 dan NO2 , maka dapat mengakibatkan nilai keasaman air hujan semakin asam .Deposisi asam yang berasal dari emisi antropogenik SO2 dan NOx , memiliki pengaruh besar pada biogeokimia, dan menyebabkan pengasaman tanah dan air permukaan, eutrofikasi ekosistem darat dan air dan penurunan keanekaragaman hayati di banyak wilayah.
DAMPAK KEBAKARAN LAHAN GAMBUT TERHADAP KUALITAS AIR DAN KESEHATAN MASYARAKAT.pdfd1051231031
Kebakaran hutan dan lahan gambut merupakan kebakaran permukaan dimana api membakar bahan bakar yang ada di atas permukaan seperti pepohonan maupun semak-semak, kemudian api menyebar tidak menentu secara perlahan di bawah permukaan (Ground fire), membakar bahan organicmelalui pori-pori gambut dan melalui akar semak belukar ataupun pohon yang bagian atasnya terbakar. Selanjutnya api menjalar secara vertical dan horizontal berbentuk seperti kantong asap dengan pembakaran yang tidak menyala (smoldering) sehingga hanya asap yang berwarna putih saja yang Nampak di atas permukaan, yang sering dikenal dengan kabut asap yang terjadi akibat kebakaran hutan yang bersifat masiv. Oleh karena peristiwa kebakaran tersebut terjadi di bawah tanah dan tidak nampak di permukaanselain itu tanahnya merupakan tanah basah/gambut yang mengandung air maka proses kegiatan pemadamannya tentu akan menimbulkan kesulitan.
KERUSAKAN LAHAN GAMBUT ANALISIS EMISI KARBON DARI DEGRADASI LAHAN GAMBUT DI A...d1051231072
Lahan gambut adalah salah satu ekosistem penting di dunia yang berfungsi sebagai penyimpan karbon yang sangat efisien. Di Asia Tenggara, lahan gambut memainkan peran krusial dalam menjaga keseimbangan ekologi dan ekonomi. Namun, seiring dengan meningkatnya tekanan terhadap lahan untuk aktivitas pertanian, perkebunan, dan pembangunan infrastruktur, degradasi lahan gambut telah menjadi masalah lingkungan yang signifikan. Degradasi lahan gambut terjadi ketika lahan tersebut mengalami penurunan kualitas, baik secara fisik, kimia, maupun biologis, yang pada akhirnya mengakibatkan pelepasan karbon dalam jumlah besar ke atmosfer.
Lahan gambut di Asia Tenggara, khususnya di negara-negara seperti Indonesia dan Malaysia, menyimpan cadangan karbon yang sangat besar. Diperkirakan bahwa lahan gambut di wilayah ini menyimpan sekitar 68,5 miliar ton karbon, yang jika terlepas, akan memberikan kontribusi yang signifikan terhadap emisi gas rumah kaca global.
PAPER KIMIA LINGKUNGAN MENINGKATNYA GAS RUMAH KACA IMPLIKASI DAN SOLUSI BAGI ...muhammadnoorhasby04
Gas rumah kaca memainkan peran penting dalam mempengaruhi iklim Bumi melalui mekanisme efek rumah kaca. Fenomena ini alami dan esensial untuk menjaga suhu Bumi tetap hangat dan layak huni. Namun, peningkatan konsentrasi gas rumah kaca akibat aktivitas manusia, seperti pembakaran bahan bakar fosil, deforestasi, dan praktik pertanian intensif, telah memperkuat efek ini, menyebabkan pemanasan global dan perubahan iklim yang signifikan.Pemanasan global membawa dampak luas pada berbagai aspek lingkungan, termasuk suhu rata-rata global, pola cuaca, kenaikan permukaan laut, serta frekuensi dan intensitas fenomena cuaca ekstrem seperti badai dan kekeringan. Dampak ini juga meluas ke ekosistem alami, menyebabkan gangguan pada habitat, distribusi spesies, dan interaksi ekologi, yang berdampak pada keanekaragaman hayati.
Untuk mengatasi tantangan yang ditimbulkan oleh peningkatan gas rumah kaca dan perubahan iklim, upaya mitigasi dan adaptasi menjadi sangat penting. Langkah-langkah mitigasi meliputi transisi ke sumber energi terbarukan, peningkatan efisiensi energi, dan pengelolaan lahan yang berkelanjutan. Di sisi lain, langkah-langkah adaptasi mencakup pembangunan infrastruktur yang tahan terhadap cuaca ekstrem, pengelolaan sumber daya air yang lebih baik, dan perlindungan terhadap wilayah pesisir.Selain itu, mengurangi konsumsi daging, memanfaatkan metode kompos, dan pembangunan infrastruktur yang tahan terhadap perubahan iklim adalah beberapa tindakan konkret yang dapat diambil untuk mengurangi dampak gas rumah kaca.Dengan pemahaman yang lebih baik tentang mekanisme dan dampak dari efek rumah kaca, serta melalui kolaborasi global yang kuat dan langkah-langkah konkret yang efektif, kita dapat melindungi planet kita dan memastikan kesejahteraan bagi generasi mendatang.
PAPER KIMIA LINGKUNGAN MENINGKATNYA GAS RUMAH KACA IMPLIKASI DAN SOLUSI BAGI ...
Belajar tentang dasar dasar eutrofikasi
1. Inspirasi dari kutipan ilmiah yang dituangkan ke dalam suatu kreasi, disusun
dan digunakan sebagai referensi pribadi. Semoga bermanfaat
O L E H :
H E L M U T T O D O T U A S I M AM O R A
DINAS LINGKUNGAN HIDUP
KABUPATEN SAMOSIR PROVINSI SUMATERA UTARA
BELAJAR TENTANG
DASAR-DASAR EUTROFIKASI
2. DEFINISI EUTROFIKASI
Eutrofikasi merupakan proses pengayaan unsur hara
perairan yang mengakibatkan pertumbuhan tidak terkontrol
dari tumbuhan air. Sumber eutrofikasi berasal dari Daerah
Tangkapan Air (pertanian, peternakan, limbah domestik dan
industri) dan dari badan air itu sendiri (karamba). Budidaya
ikan karamba menambah masukan unsur hara terutama
fosfor dari sisa pakan dan hasil ekskresi, sehingga semakin
banyak karamba yang beroperasi maka unsur hara yang
masuk akan semakin banyak. Fosfor dapat mengindikasikan
suatu perairan mengalami eutrofikasi karena keberadaannya
mampu memicu pertumbuhan tanaman air terutama enceng
gondok dan fitoplankton dengan sangat cepat serta
menurunkan kualitas air.
3. KATEGORI
kategori eutrofik menuju hipereutrofik, sehingga
salah satu cara mengatasi permasalahannya adalah
dengan pengembangan kebijakan untuk membatasi
fosfor yang masuk.
masalah kesuburan perairan atau eutrofikasi dengan
kategori perairan eutrofik menuju hipereutrofik.
4. PROSES PENGAYAAN
Eutrofikasi merupakan proses pengayaan unsur hara
atau produktivitas perairan karena pasokan bahan
organik yang berasal dari aktivitas manusia maupun
secara alami, yang ditandai dengan tingginya
konsentrasi total-P, total-N dan klorofil-a, sehingga
memacu pertumbuhan yang tidak terkontrol dari
tumbuhan air
5. BLOOMING
Eutrofikasi pada perairan menggenang seperti danau
akan menyebabkan terjadinya penurunan kualitas
air, ”blooming” alga atau fitoplankton dan enceng
gondok. Kondisi eutrofikasi dapat dilihat secara
visual yaitu permukaan perairan danau yang
sebagian besar tertutup oleh tanaman air enceng
gondok (Eichornia crassipes (Mart.) Solms).
6. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
Penurunan kualitas air karena eutrofikasi akan
menurunkan fungsi perairan dan mengganggu
ekosistem yang ada didalamnya. Aktivitas manusia
merupakan faktor yang paling berpengaruh terhadap
peningkatan bahan organik. Bahan organik akan
terdekomposisi dan meningkatkan unsur fosfor dan
nitrogen di perairan
7. UNSUR YANG MASUK DALAM
PERAIRAN
Unsur fosfor dan nitrogen yang masuk ke perairan
danau akibat dari aktivitas manusia diantaranya
berasal dari kegiatan industri yang berasal dari
limbah sisa hasil produksi, rumah tangga yang
berasal dari detergen, pertanian yang berasal dari
pupuk, dan budidaya perikanan karamba yang
berasal dari sisa ekskresi dan sisa pakan.
8. DAMPAK BUDIDAYA IKAN KERAMBA
Kegiatan budidaya perikanan menggunakan karamba
adalah aktivitas manusia yang paling banyak
dilakukan di Danau.
Budidaya ikan menggunakan karamba diduga
menyebabkan masuknya bahan organik terutama
unsur fosfor yang cukup besar ke badan perairan,
sehingga semakin banyak jumlah karamba yang aktif
beroperasi, maka jumlah bahan organik yang masuk
juga akan semakin banyak.
9. INDIKASI TOTAL FOSFOR (TOTAL-P)
Tingginya konsentrasi total fosfor (total-P)
mengindikasikan bahwa bahan organik yang masuk
ke perairan juga tinggi. Fosfor yang ada di perairan
danau menjadi elemen utama dalam penetapan
status kualitas air danau karena keberadaannya pada
air danau sangat sedikit, sehingga sedikit
penambahan fosfor ke perairan danau akan langsung
menyebabkan terjadinya penyuburan tanaman
perairan dan penurunan kualitas air
10. UNSUR PENENTU
Fosfor merupakan unsur penentu pertumbuhan bagi
fitoplankton dan organisme lain di dalam perairan.
Hal itu terjadi karena pada kondisi kandungan fosfor
yang rendah, maka fitoplankton tidak dapat
memanfaatkan nitrogen dengan baik sehingga
pertumbuhan dan kemelimpahannya akan menurun.
11. PERMASALAH PENTING
permasalahan fosfor di danau dianggap lebih penting
dibandingkan dengan nitrogen karena nitrogen utamanya
terikat dalam bentuk bahan organik sedimental, sehingga
nitrogen merupakan zat yang pertama harus terurai,
sedangkan fosfor terikat dan terakumulasi dalam bentuk
anorganik.
Kandungan fosfor di perairan akan mempengaruhi
kelimpahan fitoplankton. Alga atau fitoplankton dapat
berperan sebagai salah satu parameter ekologi yang dapat
menggambarkan kondisi suatu perairan dan juga merupakan
komponen biotik penting dalam metabolisme badan air,
karena merupakan mata rantai primer di dalam rantai
makanan ekosistem perairan. Perubahan ukuran, jenis dan
jumlah populasi plankton di perairan dapat menggambarkan
keadaan struktur komunitas perairan.
12. PENGARUH TINGKAT PRODUKTIVITAS
Populasi fitoplankton yang terlalu besar
menunjukkan perairan yang mengalami eutrofikasi.
Eutrofikasi yang terjadi di danau akan
mempengaruhi tingkat produktivitas perikanan
budidayanya.
Pembatasan fosfor dapat dilakukan dengan cara
mengurangi jumlah karamba yang telah melewati
ambang batas serta manajemen pemberian pakan
ikan yang baik dan tepat .
13. KETENTUAN DAYA TAMPUNG
Pengelolaan budidaya perikanan menggunakan karamba
yang baik dan tepat akan meningkatkan produktivitas
perikanan itu sendiri. Oleh karena itu, kegiatan atau
produksi budidaya perikanan di perairan danau harus
ditentukan berdasarkan daya tampung beban
pencemaran fosfornya. Daya tampung beban
pencemaran fosfor danau adalah kemampuan air danau
untuk menerima masukan beban pencemaran fosfor
tanpa mengakibatkan air danau menjadi cemar
berdasarkan karakteristik dan kondisi lingkungan
disekitarnya yaitu morfologi dan hidrologi danau
meliputi luas, volume, kedalaman dan debit air; kualitas
dan status trofik; syarat baku mutu air dan alokasi beban
pencemaran dari berbagai sumber dan jenis air
14. PENELITIAN DAYA TAMPUNG
Daya tampung beban pencemaran fosfor Danau
perlu ditetapkan sebagai pengendalian pencemaran
fosfor di perairan terhadap kegiatan perikanan
menggunakan karamba.
Tujuan penelitian ini adalah Menganalisis kapasitas
daya tampung beban pencemaran fosfor untuk
budidaya perikanan serta menentukan jumlah
karamba ideal berdasarkan daya tampung beban
pencemaran fosfor untuk budidaya perikanan
Danau.
15. BEBAN PENCEMARAN FOSFOR
Daya tampung beban pencemaran fosfor
menunjukkan jumlah konsentrasi unsur fosfor
maksimum yang mampu ditampung oleh Danau
Rawapening berdasarkan morfologi dan hidrologi
danau selama kondisinya belum berubah. Daya
tampung beban pencemaran fosfor Danau
Rawapening pada penelitian ini sesuai dengan hasil
perhitungan rumus daya tampung beban
pencemaran air danau menurut Peraturan Menteri
Negara Lingkungan Hidup Nomor 28 Tahun 2009.
16. BEBAN PENCEMARAN FOSFOR
Apabila hasil kedalaman rata-rata danau menurut rumus
daya tampung beban pencemaran fosfor menunjukkan
bahwa kedalaman rata-rata Danau cukup dangkal dan
kedalaman Danau yang sangat dangkal menunjukkan
bahwa daya tampung beban pencemaran fosfor dapat
terjadi terutama karena di bagian pinggir danau sudah
banyak yang mengalami pendangkalan, bahkan menjadi
daratan sebagai lahan pertanian. Pendangkalan Danau
disebabkan karena degradasi kualitas air, sedimentasi
yang cukup tinggi dan “blooming” enceng gondok.
Apabila kondisinya tidak berubah, maka diprediksi
Danau akan menjadi daratan.
17. LAJU PERGANTIAN AIR
(LIVE TIME ROTATION)
Apabila diperoleh laju pergantian air Danau berdasarkan daya
tampung beban pencemaran fosfor untuk budidaya perikanan
adalah 7,68 per tahun, maka hasil tersebut menunjukkan
bahwa waktu tinggal air cukup lama yang disebabkan oleh
debit air keluar danau tersebut sangat kecil yaitu 4,89 m3/s.
Laju pergantian air atau waktu tinggal air yang lama akan
berpengaruh terhadap kandungan bahan organik di Danau
sehingga bahan organik yang mempengaruhi pertumbuhan
tanaman air akan terus terakumulasi, karena jumlah bahan
organik yang masuk lebih besar dibandingkan dengan bahan
organik yang keluar mengingat inlet sungai yang masuk ke
Danau jauh lebih banyak dibandingkan dengan outletnya
yang hanya ada satu.
18. BATAS LUASAN KERAMBA
umumnya pembatasan luasan karamba di danau atau
waduk yang ditetapkan pemerintah yaitu sebesar 1%
sampai 2% tergantung pada ketentuan pemerintah
daerah setempat, namun berdasarkan beberapa
laporan hasil penelitian menyatakan bahwa
ketentuan pembatasan luasan karamba tersebut
sudah tidak sesuai lagi apabila diterapkan di danau-
danau yang sudah mengalami masalah eutrofikasi
yang cukup parah terutama di Danau.
19. DAMPAK PERTAMBAHAN UNSUR HARA
Hal tersebut juga menunjukkan bahwa ketentuan
penetapan luasan maksimum karamba di danau atau
waduk akan terus menurun setiap tahunnya seiring
dengan proses pertambahan unsur hara perairan
terutama unsur fosfor yang mengakibatkan eutrofikasi.
Salah satu solusi alternatif untuk mengurangi masuknya
beban pencemar fosfor ke perairan adalah dengan
pembatasan jumlah produksi perikanan per unit
karamba, serta pemberian pakan yang seefisien mungkin
karena tanpa pemberian pakan buatan (pellet) yang
berlebihan, ikan masih mendapatkan pakan alami yaitu
plankton, baik fitoplankton maupun zooplankton, karena
ketersediaannya sangat melimpah di perairan Danau.
20. KESIMPULAN
Berdasarkan uraian ilmiah terhadap hal-hal tersebut di
atas dan umumnya jenis ikan yang dibudidayakan pada
karamba-karamba di Danau adalah memelihara ikan
nila. Ikan nila merupakan jenis ikan herbivora yang juga
dapat memakan fitoplankton serta daun tanaman air
yang tipis.
Masuknya jumlah beban pencemar fosfor yang berlebih
ke badan perairan akan mengakibatkan perairan
mengalami kesuburan atau eutrofikasi, hal ini sudah
terbukti dari penilaian kriteria perairan berdasarkan
nilai total-P Danau yaitu perairan tersebut sudah
memasuki kriteria eutrofik menuju hipereutrofik.