Pembangunan IPAL dan jaringan air limbah di Kota Banda Aceh bertujuan untuk meningkatkan sanitasi masyarakat. Proyek ini menerapkan keselamatan dan kesehatan kerja (K3), namun observasi menunjukkan pekerja harian kurang mendapat perlindungan K3 seperti pekerja tetap. Analisis menyimpulkan pentingnya kebijakan K3 yang melindungi semua pekerja.
1. 1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pemerintah Republik Indonesia khususnya Pemerintah Aceh dalam
mewujudkan pembangunan Nasional dan Kesejahteraan masyarakat terus
berupaya meningkatkan sarana dan prasarana yang dibutuhkan oleh masyarakat.
Sarana dan prasarana tersebut antara lain adalah pembangunan berbagai macam
bangunan gedung perkantoran, asrama, rumah susun, sekolah, jalan, bendungan,
jembatan, dan masih banyak lagi jenis sarana dan prasarana yang telah atau
sedang dan terus diupayakan pembangunannya. Untuk meningkatkan sumber daya
manusia agar dapat berfungsi secara efektif, inovatif dan profesional. Maka dari
itu sangat dibutuhkan sarana yang baik pula salah satunya Pembangunan IPAL
dan Jaringan Air Limbah kota Banda Aceh.
Pondasi tiang pancang (Pile Foundation) adalah bagian dari struktur yang
digunakan untuk menerima dan menstransfer (menyalurkan) beban dari struktur
atas ke tanah penunjang yang terletak pada kedalaman tertentu. Tiang pancang
bentuknya tinggi dan langsing yang menyalurkan beban ke tanah yang lebih
dalam. Pondasi merupakan bagian penting dari sebuah bangunan. Pondasi yang
kuat akan membuat bangunan menjadi lebih kokoh berdiri, tahan lama dan tahan
berbagai masalah. Dari hasil survey (Seria, 2016) pemasangan tiang pancang baja
di Palembang menggunakan metode Hammer Pile karena kondisi tanah yang
memiliki texture yang kasar/kesap. Metode Hammer Pile menghasilkan getaran
keras dan tidak ramah terhadap lingkungan sekitarnya. Pekerjaan pondasi sendiri
sebenarnya membutuhkan perhatian khusus karena walaupun terlihat mudah tetapi
sebenarnya cukup rumit dan rawan terjadi kecelakaan kerja. Sumber kecelakaan
kerja dapat disebabkan oleh dua hal yaitu tindakan yang tidak aman dan kondisi
fisik atau lokasi proyek yang tidak aman. Oleh karena itu dibutuhkan komitmen
dari pimpinan untuk penerapan keselamatan dan kesehatan kerja ini. Sistem
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja, mutlak harus dilaksanakan untuk
keamanan pekerja di lapangan. Namun pelaksanaan peraturan keselamatan dan
kesehatan kerja ini, khususnya di pekerjaan pondasi kurang mendapat perhatian
2. 2
dan seringkali diabaikan oleh para pekerjanya sendiri, sehingga hal ini
mengakibatkan banyak terjadi kecelakaan kerja pada proyek konstruksi. Seperti
pada Gambar 1 terlihat bahwa pekerja tidak menggunakan Alat Pelindung Diri
(APD) sesuai dengan prosedur. Dua orang pekerja hanya menggunakan sepatu
safety dan tidak menggunakan helm, masker, sarung tangan, serta pakaian kerja
untuk melindungi dirinya. Selain itu operator alat juga tidak menggunakan APD
berupa pelindung kepala. Hasil survey (Seria, 2016) ternyata Peraturan tentang K3
yang telah ditetapkan di perusahaan belum tentu sepenuhnya dipatuhi oleh para
pekerjanya. Kepatuhan terhadap K3 juga tergantung dari diri pekerjanya sendiri.
Seorang pekerja yang merasa bahwa dirinya harus selalu aman pada saat bekerja,
maka dia akan mematuhi peraturan tersebut dan demikian pula sebaliknya.
Kecuali jika perusahaan tidak pernah menyediakan rambu-rambu K3 yang
menyebabkan kesadaran yang rendah dari para pekerjanya untuk mentaati
peraturan-peraturan pada saat bekerja.
Pelaksanaan proyek Pembangunan IPAL dan Jaringan Air Limbah kota
Banda Aceh merupakan proyek yang ditenderkan, Pembangunan IPAL dan
Jaringan Air Limbah ini sangat penting bagi masyarakat kota Banda Aceh. Selain
menguntungkan untuk masyarakat juga menguntungkan bagi Konsultan yang
mengawas proyek pembangunan IPAL dan Jaringan Air Limbah ini yaitu oleh PT.
SEHAT PRATAMA SEJATI dan kontraktor pelaksana PT. NINDYA-INTI,
KSO.
Pembangunan IPAL dan Air limbah dikota Banda Aceh sangat penting
bagi masyarakat kota Banda Aceh Untuk melaksanaka pengolahan air limbah
yang efektif diperlukan rencana pengolahan yang baik untuk menciptakan sanitasi
yang bagus bagi masyarakat kota Banda Aceh.
1.2 Deskripsi Umum Proyek
Pelaksanaan Pembangunan IPAL dan Jaringan Air Limbah ini merupakan
proyek yang ditenderkan. Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan direncanakan sejak
tahun 2015 di mulai berdasarkan time schedule sesuai kontrak kerja kontraktor
dan Adapun dana Pembangunan IPAL tersebut menggunakan anggaran sebesar
Rp. 107,3 milyar bersumber dari dana APBN sebesar Rp 105 milyar dan APBD
3. 3
sebesar Rp 2,3 milyar dengan kontraktor PT. Nindya Karya Joint Operation (JO)
Tenaga Inti. Pembangunan IPAL di Kota Banda Aceh itu terdiri dari
pembangunan IPAL di Gampong Jawa, pembangunan jaringan perpipaan utama
di Peuniti, pembangunan jaringan perpipaan air limbah kawasan Peuniti, dan
pembangunan Sump Pit dan fasilitas penunjang lainnya. Lokasi proyek
pembangunan ini berada di Gampong jawa, Kabupaten Banda Aceh, Provinsi
Aceh. Proyek ini dipercayakan kepada PT. SEHAT PRATAMA SEJATI sebagai
Konsultan Pengawas dan PT. NINDYA-INTI,KSO sebagai kontraktor pelaksana.
Proyek Pembangunan IPAL dan Jaringan Air Limbah tersebut terdiri dari 2 unit
Kolam maturasi dan 2 unit kolam aerasi.
Sketsa lokasi proyek pembangunan IPAL dan Jaringan Air Limbah Kota
Banda Aceh, dan dapat dilihat batas-batas lokasinya sebagai berikut:
Sebelah utara berbatasan dengan Laut”
Sebelah timur berbatasan dengan Rawa-rawa”
Sebelah selatan berbatasan dengan Tempat Pembuangan Akhir (TPA)”
Sebelah barat berbatasan dengan Tempat Pembuangan Akhir (TPA)”
Pelaksanaan proyek Pembangunan IPAL dan Jaringan Air limbah merupakan
proyek yang ditenderkan.dan Konsultan Pengawas pembangunan ini dipegang
oleh PT. SEHAT PRATAMA SEJATI dan kontraktor pelaksana PT. NINDYA-
INTI,KSO.
1.3 Pelaksanaan Observasi
Pelaksanaan Observasi yang kami lakukan pada tanggal 2 Januari
2017,yang kami tinjau adalah penerapan K3 pada Pekerjaan Pondasi tiang
pancang pada proyek pembangunan IPAL dan jaringan Air Limbah Kota Banda
Aceh di gampong jawa,kecamatan Kuta raja,Kabupaten Banda Aceh.
Hari Pertama Sebelum melakukan Observasi pertama dari pihak proyek
menjelaskan dari mana teknik mekanisme proyek tersebut dan menjelaskan
tentang dimana saja ditanaman pipa HDPE serta menjelaskan layout dan juga
menjelas tentang titik tiang pancang yang akan dipancangkan tentang proyek
pembangunan IPAL dan Jaringan Air Limbah Kota Banda Aceh.dan juga
5. 5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Ruang lingkup K3 proyek konstruksi
Dunia proyek merupakan salah satu sektor lapangan kerja tertinggi yang
sering terjadinya kecelakan kerja. Oleh sebab itu, untuk mencegah terjadinya
kecelakaan kerja di proyek diperlukan beberapa Alat Pelindung Diri (APD) yang
disediakan bagi tenaga kerja proyek (Kuli Bangunan). Alat Pelindung Diri (APD)
adalah suatu alat yang mempunyai kemampuan untuk melindungi seseorang
yang fungsinya mengisolasi sebagian atau seluruh tubuh dari potensi bahaya di
tempat kerja.
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah semua kondisi
dan faktor yang dapat berdampak pada keselamatan dan kesehatan kerja tenaga
kerja maupun orang lain (kontraktor, pemasok, pengunjung dan tamu) di tempat
kerja. Penerapan prinsip K3 di proyek sangat perlu diperhatikan dalam pekerjaan
konstruksi. Pelaksana konstruksi harus mengetahui dan menerapkan prinsip-
prinsip kerja sesuai ketentuan K3 di lingkungan proyek.
2.1.1 Kelengkapan Adminitrasi K3
Setiap pelaksanaan pekerjaan kontruksi wajib memenuhi kelengkapan
adminitrasi K3, meliputi :
1. Pendaftaran proyek ke departemen tenaga kerja setempat
2. Pendaftaran dan pembayaran asuransi tenaga kerja ( Astek )
2.1.2 Penyusunan Safety Plan
Safety Plan adalah rencana pelaksanaan K3 untuk proyek yang bertujuan
agar dalam pelaksanaan nantinya proyek akan aman dari kecelakaan sehingga
menghasilkan produktivitas kerja yang tinggi. Safety Plan berisi :
6. 6
1. Pembukaan yang berisi ( gambaran proyek dan pokok perhatian untuk
kegiatan K3)
2. Resiko kecelakaan dan pencengahannya
3. Tata cara pengoperasian peralatan
4. Alamat Instansi terkait seperti ( Rumah sakit, kantor Polisi, Depnaker dan
Dinas kebakaran ).
2.1.3 Perlengkapan K3 dalam Kontruksi
1. Safety Helmet
Safety helmet berfungsi sebagai pelindung kepala dari benda yang bisa
mengenai kepala secara langsung.
2. Safety Belt
Safety belt berfungsi sebagai pelindung diri ketika pekerja bekerja/berada
di atas ketinggian.
3. Safety Shoes
Safety shoes berfungsi untuk mencegah kecelakaan fatal yang menimpa
kaki karena benda tajam atau berat, benda panas, cairan kimia dan sebagainya.
4. Sepatu Karet
Sepatu karet (sepatu boot) adalah sepatu yang didesain khusus untuk
pekerja yang berada di area basah (becek atau berlumpur). Kebanyakan sepatu
karet di lapisi dengan metal untuk melindungi kaki dari benda tajam atau
berat, benda panas, cairan kimia, dsb.
5. Sarung Tangan
Berfungsi sebagai alat pe;indung tangan pada saat bekerja di tempat atau
situasi yang dapat mengakibatkan cedera tangan. Bahan dan bentuk sarung
tangan disesuaikan dengan fungsi masing-masing pekerjaan.
6. Masker
Masker dapat berfungsi sebagai pelindung hidung dan penyaring udara
yang dihirup saat bekerja ditempat yang meiliki kualitas udara buruk (missal
berdebu, beracun, dsb )
7. 7
7. Tali pengaman
Pada pekerjaan yang berada diketinggian, sangat memerlukan alat
pelindung diri berupa tali pengaman ( safety harness. Alat pelindung diri ini
digunakan jika bekerjaa pada ketinggian lebih dari 1,8 meter. Hal ini akan
melindungi pekerjaan agar terhibur dari potensi jatuh dari ketinggian.
8. Kaca Mata
Pada pekerjaan pengelasan maupun pekerjaan permesinan perlu
menggunakan pelindung mata. Hal ini untuk melindung mata dari percikan api
ataupun serpihan dari besi yang mengalami proses pengerjaan pemersinan.
9. Pelindung Wajah
Berfungsi sebagi pelindung wajah dari percikan benda asing saat bekerja
(missal pekerjaan menggerinda).
2.2 Pekerjaan yang ditinjau
Pekerjaan yang kami tinjau Penerapan K3 pada pekerjaan Pondasi tiang
Pancang pada proyek Pembangunan IPAL dan Jaringan Air limbah Kota Banda
Aceh menggunakan K3 . karna sangat diperlukan pemakai K3 dalam proses
pekerjaan pemancangan tiang pancang.
8. 8
BAB III
OBSERVASI LAPANGAN
3.1 Metode Observasi Lapangan
Teknik observasi adalah teknik pengumpulan data dengan cara peneliti
melakukan pengamatan secara langsung di lapangan. Pengamatat disebut observer
yang diamati disebut observer. Yaitu dengan cara dengan servey kelapangan
dengan pengisian form yang sudah disediakan oleh dosen pengasuh.
3.2 Hasil Observasi
Hasil Observasi pada tinjauan tiang pancang pada pembangunan IPAL dan
Jaringan air Limbah Kota Banda Aceh . Keselamatn Kerja atau K3 sudah dijalan
dengan baik. Dalam pekerjaan pemancangan tiang diutamakan memakai atribut
K3 agar menghindari dari kejadian-kejadian yang tidak diinginkan.keselamatan
kesehatan kerja (K3) yang diterapkan pada pekrjaan tiang pancang sudah sangat
baik dan sesuai dengan K3.
Terlihat bahwa para pekerja tetap saja yang memakai Alat Pelindung Diri
(APD) dengan benar, sedangkan pekerja harian tidak memakai Alat Pelindung
Diri (APD) sama sekali dalam bekerja. Seharusnya pekerja harian itu diberi Alat
Pelindung Diri (APD) juga untuk melindungi dirinya dari bahaya-bahaya pada
saat pemancangan tiang pancang. Seperti pada gambar dibawah ini :
9. 9
BAB IV
ALISIS DAN PEMBAHASAN
4.1 Kebijakan Keselamatan Kerja
Suatu Perusahaan mempunyai kebijakan untuk selalu memperhatikan
dan menjamin implementasi peraturan keselamatan, kesehatan dan lingkungan
yang meliputi :
1. Peningkatan berkelanjutan.
2. Sesuai dengan aturan dan perundangan keselamatan dan kesehatan di tempat
kerja yang berlaku.
3. Mengkomunikasikan ke seluruh karyawan agar karyawan sadar dan mawas m
engenai kewajiban keselamatan dan kesehatan pribadi
4. Dapat diketahui atau terbuka bagi pihak-pihak yang berminat.
5. Evaluasi berkala untuk mempertahankan agar tetap relevan dansesuai dengan
perusahaan.
Keselamatan Kerja merupakan faktor yang sangat diperhatikan dalamdunia
industri modern terutama bagi mereka yang berstandar internasional. Kondisi kerja
dapat dikontrol untuk mengurangi bahkan menghilangkan peluang terjadinya
kecelakaan di tempat kerja. Kecelakaan dan kondisi kerja yang tidak aman
berakibat pada luka-luka pada pekerja, penyakit, cacat, bahkan kematian, juga
harus diperhatikan ialah hilangnya efisiensi dan produktivitas pekerja dan
perusahaan. Saat ini sekitar 7 orang dari 100 pekerja penuh (full time)
yang bekerja di sektor swasta setiap tahunnya di Amerika mengalami kecelakaan
atau penyakit di tempat kerja. Di dunia sekitar 2,8 juta kasus mengakibatkan
hilangnya waktu berproduksi dan setiap tahunnya pula 6000 pekerja meninggal
dunia akibat kecelakaan di tempat kerja.
Perencanaan perlu dilakukan untuk mengidentifikasi bahaya, penilaian
dan pengendalian resiko. Mengidentifikasikan bahaya, resiko dan implementasi
pencegahan termasuk kegiatan rutin dan non-rutin, dan kegiatan setiap
personel yang mempunyai akses ke tempat kerja termasuk kontraktor
10. 10
dan tamu. Penjaminan hasil dari pengidentifikasian di atas dan akibat dari
kegiatan pengontrolan serta pencegahan ketika menyusun obyektif keselamatan
dan kesehatan kerja. Perencanaan harus di dokumentasikan dan terus
diperbaharui sesuai dengan keadaan.
4.2 Gambaran Ideal dengan Kondisi dilapangan
Gambar proyek di pembangunan IPAL dan Jaringan Air Limbah kota
Banda Aceh Keselamatan,kesehatan dan kerja (K3) sudah dijalan kan dengan
sangat baik. Penerapan K3 di proyek tersebut dijalan dengan tegas pada saat
masuk kedalam proyek terus atribut k3 harus dipakai dengan lengkap.tanpa K3
yang lengkap tidak ada izin memasuki daerah proyek.
11. 11
BAB V
PENUTUP
5.1 Keismpulan
Pelaksanaan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) adalah salah satu
bentuk upaya untuk menciptakan tempat kerja yang aman, sehat, bebas dari
pencemaran lingkungan, sehingga dapat mengurangi dan atau bebas dari
kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja yang pada akhirnya dapat
meningkatkan efisiensi dan produktivitas kerja. Kecelakaan kerja tidak saja
menimbulkan korban jiwa maupun kerugian materi bagi pekerja dan pengusaha,
tetapi juga dapat mengganggu proses produksi secara menyeluruh, merusak
lingkungan yang pada akhirnya akan berdampak pada masyarakat luas. Pada
dasarnya UU Keselamatan Kerja yang digunakan untuk mencegah terjadinya
kecelakaan kerja, menjamin suatu proses produksi berjalan teratur dan sesuai
rencana, dan mengatur agar proses produksi berjalan teratur dan sesuai rencana,
dan mengatur agar proses produksi tidak merugikan semua pihak. Setiap tenaga
kerja berhak mendapatkan perlindungan keselamatan dalam melakukan
pekerjaannya untuk kesejahteraan dan meningkatkan produksi serta produktivitas
nasional.
Dan dari hasil survey penulis menunjukkan bahwa perlu adanya peningkatan
pengetahuan, kesadaran, dan sikap yang mundukung akan pentingnya pemakaian
Alat Pelindung Diri (APD) pada waktu melakukan pemancangan tiang pancang.
12. iv
DAFTAR ISI
LEMBAR PENILAIAN...................................................................................... i
KATA PENGANTAR ........................................................................................ ii
DAFTAR ISI ....................................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 1
1.1 Latar Belakang ........................................................................ 1
1.2 Deskripsi Umum Proyek........................................................... 2
1.3 Palaksanaan Observasi ............................................................. 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA .................................................................. 5
2.1 Ruang Lingkup K3 Proyek Kontruksi ..................................... 5
2.2 Pekerjaan yang ditinjau ........................................................... 7
BAB III OBSERVASI LAPANGAN.............................................................. 8
3.1 Metode Observasi Lapangan .................................................... 8
3.2 Hasil Observasi ......................................................................... 8
BAB IV PEMBAHASAN ................................................................................ 9
4.1 Kebijakan Keselamatan Kerja ................................................. 9
4.2 Gambaran Ideal dengan kondisi dilapangan ............................ 10
BAB V PENUTUP ......................................................................................... 11
5.1 Kesimpulan ............................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR LAMPIRAN
18. ii
KATA PENGANTAR
Assalamu`alaikum Wr. Wb.
Alhamdulillah, segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat ALLAH
SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan Laporan Kerja Praktek ini tepat pada waktunya. Salawat beriring
salam juga penulis hantarkan kepada junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW
yang telah membawa kita dari alam kebodohan ke alam yang penuh dengan ilmu
pengetahuan seperti sekarang ini.
Laporan Pengamatan ini disusun berdasarkan tinjauan di lapangan. pada
pelaksanaan Pembangunan IPAL dan Jaringan Air limbah Kota Bandaa Aceh.
Pengamatan ini merupakan salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Ahli
Madya pada Fakultas Teknik Universitas Syiah Kuala.
Dalam melaksanakan pengamatan ini, penulis merasakan manfaat yang
sangat besar, karena selain dapat membandingkan hubungan antara teori-teori yang
didapat dari literatur-literatur diperkuliahan dengan pelaksanaan di lapangan,
penulis juga mendapatkan tambahan pengetahuan dan pengalaman yang sangat
berarti untuk masa depan penulis sendiri. Penulis sadar akan kemampuan dan
keterbatasan pengetahuan dalam penyusunan laporan ini, oleh karena itu penulis
mengharapkan segala kritik dan saran yang bersifat membangun dari berbagai
pihak demi kesempurnaan penulisan di masa mendatang.
Keberhasilan dalam menyelesaikan laporan ini tidak terlepas dari
bimbingan dan saran dari berbagai pihak, terutama dari dosen pembimbing. Penulis
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Bapak Yus yudhyantoro,
ST.,MT, yang telah banyak meluangkan waktu untuk membimbing dan memberi
saran kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan ini sesuai
dengan tinjauan di lapangan.
Sehubungan telah terlaksananya pengamatan penkerjaan di lapangan
sampai tersusunnya laporan ini,tidak lepas dari bimbingan dan tidak sedikit pula
19. iii
bantuan moril, maka pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih
banyak kepada:
1. Bapak Ir. Huzaim, MT, selaku Ketua Program Diploma III Fakultas Teknik
Universitas Syiah Kuala;
2. Bapak Yus Yudhyantoro, ST, MT, selaku Ketua Prodi Teknik Sipil Program
Diploma III Fakultas Teknik Universitas Syiah Kuala;
3. PT. SEHAT PRATAMA, selaku konsultan pengawas dan PT. NINDYA –
INTI, KSO selaku kontraktor pelaksana pada Proyek Pembangunan IPAL dan
Jaringan Air Limbah Kota Banda Aceh.
4. Rekan-rekan mahasiswa, khususnya leting 2014 yang telah banyak membantu
dan mendukung hingga selesainya laporan ini.
Penulis berharap semoga laporan ini dapat bermanfaat, khususnya bagi
penulis, maupun bagi mahasiswa atau para pembaca sekalian. Akhirnya, penulis
mengucapkan ribuan terima kasih, semoga segala amal kebaikan dari segala pihak
yang telah membantu, mendapat balasan yang setimpal dari ALLAH SWT. Aamiin.
Banda Aceh, 03 Januari 2017
KELOMPOK