3. Sungai
Saluran drainasi alam
tempat penampung dan penyalur alamiah
air dari mata air sampai muara
tempat air dan
segala sesuatu yang
yang berasal dari
daerah aliran sungai
ke muara
bersamanya
DAS
air – sedimen – polutan
3 Pengendalian Banjir Sungai
08-Dec-18
13:37
3
13. Banjir
Bencana
Banjir
Banjir
Aliran debit besar
Banjir (bencana banjir)
Aliran yang melebihi kapasitas
sungai, terjadi limpasan keluar
tampang
badan
sungai, terjadi genangan di kawasan yang
tidak seharusnya tergenang, dan terjadi
kerugian
13 Pengendalian Banjir Sungai
08-Dec-18
13:37
13
19. Penyebab (Bencana)
Banjir (1)
Kapasitas tampang sungai berkurang
Pendangkalan dasar sungai
– sedimentasi
Penciutan alur sungai atau bantaran
– hambatan di alur (misal bangunan)
– hambatan di bantaran (permukiman)
Hambatan atau penutupan muara sungai
– lidah pasir di muara
– pasang air laut
19 Pengendalian Banjir Sungai
08-Dec-18
13:37
19
20. Penyebab (Bencana)
Banjir (2)
Peningkatan debit sungai
hujan bertambah besar atau lama
– perubahan klimatologis yang mengakibatkan
peningkatan intensitas hujan
respon DAS terhadap hujan berubah
– peningkatan volume aliran permukaan
– hujan bertambah cepat sampai ke sungai
20 Pengendalian Banjir Sungai
08-Dec-18
13:37
20
21. Penyebab (Bencana)
Banjir (3)
Perubahan tata guna lahan di DAS
Dataran banjir berkurang
– kawasan retensi banjir berubah
Land subsidence
fungsi
– penurunan muka tanah
21 Pengendalian Banjir Sungai
08-Dec-18
13:37
21
22. Penyebab (Bencana)
Banjir (4)
Bencana alam
Erupsi gunung vulkanik
– peningkatan debit sedimen
Tsunami
– gelombang dan pasang air
Tanah longsor
– suplai sedimen yang besar
laut
dalam waktu singkat
22 Pengendalian Banjir Sungai
08-Dec-18
13:37
22
23. Penyebab (Bencana)
Banjir (5)
Kegagalan fungsi bangunan pengendali
banjir sungai
Tanggul atau bendungan jebol
Pintu air tak berfungsi
Pompa air macet
23 Pengendalian Banjir Sungai
08-Dec-18
13:37
23
24. Pengendalian
Tujuan
Banjir
Penurunan tingkat risiko ancaman terhadap
jiwa manusia dan harta benda akibat banjir
sampai ke tingkat toleransi
Meminimumkan dampak bencana banjir
(mitigasi bencana banjir)
24 Pengendalian Banjir Sungai
08-Dec-18
13:37
24
28. Bangunan
Pengendali Banjir
Pengaturan dan normalisasi alur sungai
Tanggul
Tembok banjir (parapet wall,
Saluran bypass
Kanal banjir
Waduk penampung banjir
Kolam retensi
Sistem drainase dan pompa
flood wall)
29 Pengendalian Banjir Sungai
08-Dec-18
13:37
28
29. Faktor Pengaruh Penetapan
Jenis Pengendali Banjir
Debit banjir sungai
Keadaan alur sungai dan DAS
Karakteristik hidraulis sungai
Tingkat kerugian akibat banjir
Standar debit banjir rencana
Akseptabilitas masyarakat
30 Pengendalian Banjir Sungai
08-Dec-18
13:37
29
30. Pengaturan
Normalisasi
Tujuan
Alur
Peningkatan kapasitas tampang
Penurunan muka air banjir
Jenis bangunan
sungai
Pelurusan kelokan (sudetan, cut-off)
Pelebaran atau pendalaman alur
Penurunan hambatan aliran (penurunan
kekasaran)
koefisien
Pengendalian alur (pengaturan arah aliran)
Perlindungan dasar atau tebing sungai
31 Pengendalian Banjir Sungai
08-Dec-18
13:37
30
34. Tanggul
Tembok
Tujuan
Banjir
Mencegah aliran keluar dari alur dan
bantaran
Jenis bangunan
Tanggul timbunan tanah
Tembok pasangan batu
Tembok beton bertulang
35 Pengendalian Banjir Sungai
08-Dec-18
13:37
34
37. Saluran Bypass
Kanal
Tujuan
Banjir
Pengalihan (sebagian atau seluruh) aliran
dari sungai ke tempat lain
Jenis bangunan
Percabangan alur sungai
Di hilir aliran kembali lagi ke sungai asal →
saluran bypass
Saluran bermuara di tempat lain (tidak
sama dengan sungai asal) → banjir kanal
38 Pengendalian Banjir Sungai
08-Dec-18
13:37
37
41. Waduk
Kolam
Tujuan
Retensi
Menampung sebagian debit puncak banjir untuk
sementara waktu
Pengaturan debit yang mengalir ke hilir sesuai
dengan kapasitas
Jenis bangunan
tampangnya
Bendungan
Tanggul
Pelimpah
42 Pengendalian Banjir Sungai
08-Dec-18
13:37
41
45. perbaikan alur +
tanggul +
kawasan retensi banjir
saat banjir datang
46 Pengendalian Banjir Sungai
08-Dec-18
13:37
45
46. perbaikan alur +
tanggul +
kawasan retensi banjir
saat banjir surut
47 Pengendalian Banjir Sungai
08-Dec-18
13:37
46
47. Sistem
Pompa
Tujuan
Drainase
Pembuangan air berlebih dari suatu
kawasan melalui jaringan saluran
Aliran secara gravitasi atau dipompa
Jenis bangunan
Saluran (terbuka, tertutup), pipa
Pompa
48 Pengendalian Banjir Sungai
08-Dec-18
13:37
47
56. ut aliran piroklastik
ai aliran debris u aliran
lahar
8
29-May-13 Pengendalian Sedimen
Fenomena banjir lahar
Pada saat erupsi, lava mengalir ke permukaan melalui kepundan.
Material lava, yang pada umumnya berupa bongkah batu dalam berbagai ukuran,
akan tertimbun di sekitar puncak.
Timbunan material lava sewaktu-waktu dapat runtuh akibat getaran karena
kegiatan vulkanik.
Material lava yang runtuh akan meluncur menuruni lereng dengan kecepatan
•
•
•
•
tinggi. Aliran ini diseb .
Aliran piroklastik menimbulkan awan panas yang sesungguhnya adalah serpihan
material lava yang hancur dan berhamburan ke udara akibat benturan antar
material yang runtuh dan meluncur.
Apabila material yang runtuh adalah lava baru, maka akan menimbulkan awan
yang sangat panas yang mampu membakar hutan di sekitar aliran piroklastik.
Jarak tempuh aliran piroklastik berkisar 3 s.d. 4 km dari puncak.
Setelah berhenti meluncur, maka akan terjadi timbunan material piroklastik yang
•
•
•
•
apabila terguyur hujan lebat akan mengalir sebag
atau banjir lahar hujan atau banjir lahar dingin.
ata
57. 9
6-Jun-13 Pengendalian Sedimen
Banjir lahar (banjir sedimen)
Banjir lahar sesungguhnya merupakan aliran debris, yakni aliran
material campuran pasir, kerikil, dan batu serta pohon-pohon yang
tumbang dalam volume yang sangat besar.
Kecepatan aliran debris mencapai 20-40 km/jam, sehingga memiliki
daya rusak yang besar.
Aliran debris bukan transpor butir sedimen individual seperti transpor
sedimen di sungai, melainkan transpor material sedimen secara
kolektif, yang lebih banyak diakibatkan oleh gaya berat (gravitasi)
kumpulan material pasir, kerikil, dan batu.
Lahar dan galodo termasuk aliran debris.
Aliran debris terjadi karena:
• endapan sedimen dasar sungai di daerah hulu mengalir karena limpasan banjir
• tebing/lereng yang runtuh
• sabo dam, konsolidasi dam, tembok penahan tanah yang jebol.
•
•
•
•
•
66. u
u
....,
18
29-May-13 Pengendalian Sedimen
jan di
puncak
Gunung Merapi mengalirkan lahar dingin di Kali Code, Kampung Juminahan,
Tegalpanggung,
Danurejan, Yogyakarta,
mat (5/11). Kota Yogyakarta saat ini berstatus Awas banjir lahar dlngin dan siap mengevakuasi warga di 14 kelurahan sepanjang Kali
de.
S. Code Yogyakarta, 5-Nov-10 (Kompas, 6-Nov-10 hlm. 2)
71. Photo 2. Coulee pyroclastique a blocs et a cendresdu Merapile 22 novembrc
1994.
Ce c iche, pris a Kaliadem. sur le flanc SE du volcan, vers 1000 m d'altitude. montre une "nuee ardente de
type Merapi", qui resulte d'un ecroulement du dome de lave La coulee, guidee par le relief s'ecoule dans la K.
Boyong (Cliche: M Mongin).
23
6-Jun-13 Pengendalian Sedimen
l
.
72. 24
6-Jun-13 Pengendalian Sedimen
6 : Vue du Merapi depuis le flanc SW (K. Bedok).
Photo.
Trois mois avant l'eruption du 22111/ 1994, le dome de lave, bien visible,
atteignait
reposait sur une pente d'environ 30° (cliche Ratdomopurbo, 1995)
environ
107
mJ et
73. 25
29-May-13 Pengendalian Sedimen
Photo. 8 : Nuee ardentea
blocs et a cendres le
22/11/1994
Vue depuis le poste
volcanologique de Plawangan,
aux alentours de
13hoo. (cliche :
Panut)
Photo. 9 : Coulee et
deferlante pyroclastique
du 22/11/1994.
Meme vue que la
precedents,
quelques minutes plus tard. Les
deux composantes de la nuee sont
desormais bien visibles :
- coulee pyroclastique a blocs et
a
cendre, canalisee dans la K.
Boyong.
- deferlante pyroclastique ("ash
cloud .rnrf{e") qui surmonte la
precedente, non canalisee.
(( 'liche :
78. 30
29-May-13 Pengendalian Sedimen
26: Eruption du 22/11/1994 a
Kaliurang
.
Photo
.
Ce cliche pris vers l lh30 montre la colline de Plawangan recouverte
des
ardentes. (Cliche : M. Marshall)
cendres issues des nuee
80. 32
29-May-13 Pengendalian Sedimen
Photo. 28 : Degats occasionnes dans le village de Turgo par une
deferlante ("as/i cloud surge") du 22/11/1994. Une cinquantaine de personnes
trouverent la mort par asphyxie et brulures. (Cliche : I<
Lavigne)
81. 33
29-May-13 Pengendalian Sedimen
du Merapi.
Cette vue en pause pendant
plusieurs heures montre la
trajectoire des blocs eboules
("guguran") le 29/03/ 1995
en direction de la K. Boyong.
(Clic:he : MVO)
Photo. 30 : Eboulement
surven
u
le 11/02/1995
par sapernentlatera
l des
berges du chcnal de la K.
Boyong
.
Ce bloc de 20 m3 (section 3)
sera deplace de 20 m vers l'aval
par le lahar du 19/02/ 1995.
(C'liche: At!.
Dejean)
86. 38
29-May-13 Pengendalian Sedimen
-
Photo. 18: Lahar de 1931 dans la K. Batang.
Trente trois lahars ont ete genere dans cette vallee lors de la premiere
eruption. (( 'Iiche : F Lavigne)
saison des pluies post•
103. 55
29-May-13 Pengendalian Sedimen
21 : Detecteur de lahar installe sur le BOD6, K. Boyong.
Photo.
Le detecteur ultrasonique installe sur le 8006 est telemetre et retie au Sabo
Technical
Yogyakarta (Cliche : 1''. /.avigne)
Center de
105. 57
29-May-13 Pengendalian Sedimen
32 :
Elevation
du Sabo dam BOD4 en decembre
Photo.
1994.
(K. Boyong)
Ce barrage fut sureleve de 3 m afin d'augmenter sa contenance. (Cliche: F Lavigne)
106. 58
29-May-13 Pengendalian Sedimen
Photo
.
Ce lahar
33 : Le Sabo dam BOD4 au lendemain du lahar du 19/02/1995.
a comble a Jui seul plus de la moitie du barrage. Le volume total de sediments deposes
.l
par ce lahar fut de 200 000 m . (Cliche: t-.
l.avigne)
107. 59
29-May-13 Pengendalian Sedimen
47 : Pont de la K. Boyong recouvert par les depots de lahar du
Photo.
3/031995.
Le montant des degat est estime a 160 000 FF. (Cliche: F
Lavigne)
114. 66
29-May-13 Pengendalian Sedimen
Dam Sabo
Kepala Balai Sabo di Kompas 10 November 2010 hlm 14.
Dam Sabo di Indonesia dibangun di G. Merapi, G. Kelud, G.Agung
Sungai Jumlah struktur sabo
Gendol 20
Kuning 15
Boyong 43
Krasak 25
Bebeng 11
Jumlah 114
116. 68
29-May-13 Pengendalian Sedimen
Sabo di dekat puncak
• Jenis bangunan
• Check-dams
• dam penahan sedimen
• dam pengarah aliran sedimen
• Tujuan
• Menahan, menampung sedimen
(daerah produksi)
• Mengontrol aliran sedimen, mengurangi
sedimen
debit puncak aliran
• Mengurangi energi kinetik aliran sedimen
• Mengarahkan aliran sedimen, mencegah penyebaran aliran
sedimen
117. 69
29-May-13 Pengendalian Sedimen
Sabo di lereng
• Jenis bangunan
• Check-dams
• Normalisasi alur
• T
anggul
• Krib
• Tujuan
• Menahan, menampung
(daerah transportasi)
sedimen
• Mengontrol aliran sedimen
• Mengarahkan aliran sedimen
• Mencegah limpasan sedimen
• Menstabilkan alur
• Mencegah gerusan
118. 70
29-May-13 Pengendalian Sedimen
Sabo di kaki
• Jenis bangunan
• Kantong lahar
• Kanalisasi
• T
anggul
• Krib
• Tujuan
gunung (daerah endapan)
• Menampung sedimen
• Mengontrol aliran sedimen
• Mengarahkan aliran sedimen
• Mencegah limpasan sedimen
• Menstabilkan alur
• Mencegah gerusan
119. 71
29-May-13 Pengendalian Sedimen
Stabilisasi dasar
• Jenis bangunan
• Dam konsolidasi
• Groundsill
• Girder
• Tujuan
sungai
• Menstabilkan dasar sungai
• Mencegah erosi, degradasi dasar sungai
• Melindungi bangunan (check-dam) di sisi hulu
120. 72
29-May-13 Pengendalian Sedimen
Bangunan sabo
No Jenis Fungsi utama Lokasi
1 Dam penahan bertingkat (stepped Mencegah erosi vertikal dan horizontal Di daerah hulu pada galur
dam) Mencegah perluasan galur sungai dengan bentuk
profil
huruf V
2 Dam pengendali (checkdam) Mengendalikan sedimen: menahan, Pada palung sungai
menampung, mengontrol Bentuk profil sungai huruf U
Memperkecil energi aliran debris
Mereduksi debit puncak sedimen
3 Dam stabilisator dasar Menstabilkan dasar Di sebelah hilir dasar yang
(groundsill/consolidation Mengarahkan aliran distabilisasi
dam/bottom controller)
4 Kantong sedimen Mencegah penyebaran aliran sedimen Kipas alluvial
(sand pocket) Menampung sedimen
5 Kanalisasi Menstabilkan alur sungai agar tidak Kipas alluvial
(channal works) berpindah
6 T
anggul pengarah (training dyke) Mencegah limpasan sedimen/debris Tempat-tempat rawan
Mengarahkan aliran sedimen/debris limpasan
7 Lindungan tebing Melindungi tebing terhadap erosi Pada tebing yang rawan
(bank protection) terhadap erosi
129. • Pasal 28H ayat (1) “Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir batin,
bertempat tinggal dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik
dan sehat serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan”.
• Pasal 33 ayat (1) “Perkonomian disusun sebagai usaha bersama
berdasar atas azas kekeluargaan”.
• Pasal 33 ayat (3) “Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung
didalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-
besar kemakmuran rakyat”.
• Pasal 33 ayat (4) “Perkonomian nasional diselenggarakan berdasarkan
atas demokrasi ekonomi dengan prinsip kebersamaan, efisiensi-
berkeadilan, berkelanjutan, berwawasan lingkungan, kemandirian,
serta dengan menjaga keseimbangan kemanjuan dan kesatuan
ekonomi nasional.”
UUD 1945
130. PENGELOLAAN KUALITAS AIR DAN PENGENDALIAN PENCEMARAN AIR
DAN KETERKAITAN DENGAN
KETAHANAN AIR, KETAHANAN ENERGI, DAN KETAHANAN PANGAN
PENGELOLAAN KUALITAS
AIR BERPRINSIP PADA:
1. EFISIENSI SUMBERDAYA
AIR
2. MEMINIMALKAN
PENGGUNAAN FRESH
WATER
3. MENINGKATKAN
PENGGUNAAN
RECLAIMED WATER =>
WASTE TO RESOURCES
4. WASTE TO ENERGY
PEMBANGUNAN YANG BERKELANJUTAN – SUSTAINABLE BUSINESS
131. VALUES
• PENINGKATAN DAYA SAING
• PENGURANGAN RESIKO
• PROFIT
MARKET
DRIVE
• CONSUMEN’s AWARNESS
• PENINGKATAN JUMLAH
PRODUK RAMAH
LINGKUNGAN
ENVIRON-
MENTAL
DRIVE
• PENURUNAN KETERSEDIAAN
SDA SEBAGAI BAHAN BAKU
ATAU PENOLONG DALAM
JUMLAH DAN KUALITAS
SUSTAINABLE BUSINESS – ENVIRONMENTAL PERFORMANCE-
SATU-SATUNYA PILIHAN
132. ENVIRONMENTAL PERFORMANCE – BUSSINES EXCELLENCE
KEY BENEFITS FROM GREENING INPUTS
Reduces waste disposal requirement
Reduce expenditure on materials
Reduce cost related to handling:
storage and treating
Carries lower regulatory compliance
burden
Reduce the use of materials
Minimize harmful substance
Substitute harmful
materials with less damaging
alternative
Increase use of renewable
and recyclable materials
Referece: OECD, Sustainable Manufacturing Toolkits, SEVEN STEPS TO ENVIRONMENTAL EXCELLENCE
133. ENVIRONMENTAL PERFORMANCE – BUSINESS EXCELLENCE
=FACTS OF BENEFIT=
Referece OECD, Sustainable Manufacturing Toolkits, SEVEN STEPS TO ENVIRONMENTAL EXCELLENCE
134. Reference: UN WATER: Apost-2015 Global Goal Water
ENVIRONMENTAL PERFORMANCE – SUSTAINABLE WATER
135. KONDISI EXSITING KUALITAS AIR
PERSENTASE TITIK PANTAU SUNGAI
DI INDONESIA YANG MELEBIHI MUTU AIR KELAS II
TAHUN 2009-2013
136.
137. Tahun IKA NASIONAL
2011 54,18
2012 54,58
2013 51,82
2014 52,19
Sangat Kurang atau
menghawatirkan
50≤ X < 58
Peningkatan Kualitas
Air Menjadi Kelas II
atau IKA ≈ 58
KONDISI EXSISTING KUALITASI AIR: INDIKATOR KUALITAS AIR (IKA)
138. PRINSIP PENANGANAN SUMBER PENCEMAR AIR SECARA TERPADU
Inventarisasi dan
identifikasi sumber &
beban pencemaran air
Identifikasi kondisi
kualitas air
Penetapan Mutu Air
Sasaran
Penetapan DTBP
Penetapan Baku Mutu Air
Limbah dan Perizinan
Penurunan Beban
Pencemaran Air
PENGUATAN KAPASITAS
PENINGKATAN PERAN MITRA
STRATEGIS
Pemantauan
Kualitas Air
Penanggulangan &
Pemulihan
139. RESPON: INSTRUMEN KEBIJAKAN SISTEM PEMANTAUAN
-KUALITAS AIR DAN PENGENDALIAN PENCEMARAN AIR-
SISTEM
PEMANTAUA
N KUALITAS
AIR SECARA
ON LINE
SISTEM
PEMANTAUAN
KUALITAS AIR
SECARA
KONTINYU
SISTEM
PEMANTAUAN
KUALITAS AIR
SECARA
MANUAL
15 DAS PRIORITAS
PEMANTAUAN KUALITAS
AIR SELAIN 15 DAS:
Pemantauan Kualitas Air
dengan Dana DEKON
Pemantauan Kuaitas Air
pada PROGRAM ADIPURA
Pemantauan Kualitas Air
oleh PemPROV,
PemKAB/Kota sesuai
kewenangannya.
TERSEDIA
DATA
KUALITAS AIR
SECARA ON
LINE
DAPAT
DIAKSES
OLEH
PEMANGKU
KEPENTINGA
N TERMASUK
MASYARAKA
T SESUAI
KEWENANGA
N
SISTEM
PEMANTAUAN
KINERJA
PENURUNAN BEBAN
PENCEMARAN AIR
SECARA ON LINE
DATA PEMANTAUAN DAN
PENGAWASAN OLEH
KLHK/PEMPROP/
PEMKAB/KOTA
DATA SWA PANTAU
USAHA/KEGIATAN
MANUAL YANG
DIINPUT
SECARA ON
LINE
KONTINYU
PENGEMBANGA
N
INTEGRATED
MASTER PLANT
PEMBANGUNAN
SYSTEM DAN
APLIKASI
PEMBANGUNAN
KEBIJAKAN
DAN PANDUAN
SISTEM DATA = ALAT BUKTI KINERJA DAN CAPAIAN
140. INSTRUMEN:
RESPON: INSTRUMEN KEBIJAKAN PENGENDALIAN PENCEMAR AIR
-KUALITAS AIR DAN PENGENDALIAN PENCEMARAN AIR-
TUJUAN:
Peningkatan
ketersediaan dan
penggunaan
infrastruktur
pengelolaan air
limbah, &
Penurunan Beban
Pencemaran
TUJUAN:
Peningkatan
penaatan, Perbaikan
Kinerja Penurunan
Beban Pencemaran
SUMBER
PENCEMAR: POINT
SOURCE (INDUSTRI,
PRASARANA, JASA
TERMASUK
DOMESTIK
KOMPLEKS
PERUMAHAN,
APARTEMEN, dll)
SUMBER
PENCEMAR: NON
POINT DOMESTIK,
USK, (PERTANIAN,
PETERNAKAN,
PERIKANAN & AIR
LIMPASAN
PERKOTAAN
KEMITRAAN
PENYEDIAAN
FASILITAS
PEMBERDAYAAN
MASYARAKAT
INSENTIF DAN
DISINSENTIF
BAKU MUTU
PERIZINAN
KEGIATAN:
PEMBINAAN DAN
PENYULUHAN
PEMBANGUNAN
INFRASTRUKTUR
PENYUSUNAN
PEDOMAN
PENYEDIAAN
PEMBIAYAAN,
PEMBEBASAN BEA
IMPOR TEKNOLOGI
PRODUKSI BERSIH
PEMBINAAN
PENYUSUNAN
BAKU MUTU
PENYUSUNAN
PEDOMAN
PEMANTAUAN
PENGAWASAN
EFISIENSI SDA,
WASTE TO
NATURAL
RESOURCES
AND/OR ENERGY
141. RESPON: MINIMALKAN INTAKE, EFISIENSI, PENURUNAN BEBAN, DAN KONSERVASI
PENGELOLAAN KUALITAS AIR DAN PENGENDALIAN PENCEMARAN AIR-
3R
MINIMAL INTAKE
PENURUNAN BEBAN
PENCEMARAN – LOADING-
EFISIENSI
KONSERVASI
PERBAIKAN KUALITA DAN
KUATITAS AIR
LCA
WATER FOOTPRINT
EMISSION &
WASTE LOAD FACTOR