Dokumen tersebut membahas sistem drainase polder di Belanda. Sistem ini digunakan untuk mengendalikan banjir dengan mengisolasi daerah dari air luar melalui saluran drainase, kolam retensi, pintu air dan pompa. Sistem ini membutuhkan pengelolaan yang ketat terhadap ketinggian air, debit air, dan batasan wilayah polder.
1. Sistem Drainase Polder di Belanda
Kelompok 2
1. Addiena Sekar (1222915029) 6. Lintang Larasati (1222915004)
2. Aditya Nugraha (1212925007) 7. Muhammad Arung M (1222915017)
3. Ariq Naufal Mahadi (1212925009) 8. Nitya Arghya M (1222915020)
4. Aqilla Farida Azzahra A (1222915019) 9. Shabrina Alma (1212925004)
5. Hana Fitriyani (1222915013)
2. DAFTAR ISI
Latar Belakang
Alasan Belanda
memilih sistem polder
01
Sistem Polder
Cara kerja
sistem polder
02
Kendala
Kendala/masalah yang
dihadapi dalam
implementasi sistem
polder
03
Kondisi Eksisting
Keadaan sistem polder
di Belanda saat ini
04
3. Latar Belakang
Dahulu, garis pantai Laut Utara kira-kira 200 km lebih jauh ke barat laut dari posisinya sekarang.
Seiring berjalannya waktu, laut sesekali menginvasi daratan, memotong sungai dan membentuk
danau. Sekitar 1100 Masehi, mengecilnya lahan semakin meningkat dikarenakan kenaikan ketinggian
air laut dan ulah manusia.
4. Februari 1953
Gelombang badai melanda bagian barat daya Belanda.
Banyak tanggul yang jebol, ribuan hektar terendam dan
lebih dari 1.800 orang tenggelam. Hal ini melandaskan
Delta Works yang terkenal di dunia.
Abad Ke-13
tanggul-tanggul lokal dihubungkan oleh bendungan-
bendungan yang menutup pasang surut anak
sungai. Banyak nama kota adalah pengingat
peristiwa ini.
Abad ke-13
Sistem polder disempurnakan dengan penggunaan kincir
angin untuk memompa air keluar dari daerah yang berada
di bawah permukaan air laut. Sehingga polder dan kincir
angin akhirnya menjadi identik dengan Negeri Belanda.
Badai Gelombang 1916
Mendorong penutupan inland Zuyderzee dan
reklamasi area polder. Sistem polder dikembangkan
Belanda pada abad ke-11 dengan adanya dewan
yang bertugas untuk menjaga level ketinggian air
dan melindungi daerah dari banjir.
5. Sistem Polder
Suatu sistem penanganan drainase perkotaan dengan
cara mengisolasi daerah yang dilayani terhadap
masuknya air dari luar
4
Sistem polder dilengkapi oleh saluran drainase, kolam
retensi, pintu air, serta pompa, yang dikendalikan
sebagai satu kesatuan pengelolaan.
Kawasan polder harus dibatasi dengan jelas, sehingga
elevasi muka air, debit dan volume air yang dikeluarkan
dari sistem dapat dikendalikan.
Tanggul yang mengelilingi polder bisa berupa
pemadatan tanah dengan lapisan kedap air
6. Sistem Polder
4
Sistem polder dianggap cocok diterapkan di suatu
wilayah pesisir dalam rangka mengendalikan masalah
banjir yang terjadi
Air buangan (air kotor dan air hujan) dikumpulkan di
suatu badan air (sungai, situ) lalu dipompakan ke
sungai atau kanal yang langsung bermuara ke laut
7. Komponen Sistem Polder
1
Tanggul keliling dan/atau pertahanan laut (sea defense) atau kontruksi isolasi lainnya.
2
Sistem drainase lapangan (field drainage system)
3
Sistem pembawa (convenyance system)
4
Kolam penampung dan stasiun pompa (outfall system)
5
Badan air penerima (receiving waters)
9. Kendala
01
Sistem Polder amatlah bergantung pada lancarnya saluran air, kanal, sungai, serta kinerja
mesin-mesin pemompa air. Batasan kawasan polder, volume air, debit air, elevasi muka air dan
elevasi lahan/lansekap juga perlu dikendalikan sebagai batasan desain yang mutlak.
02
03
Pemanfaatan lahan di sekitar tanggul harus dikontrol seketat
mungkin. Daerah ini memiliki resiko tertinggi bila terjadi banjir.
Kompartemen polder (bagian/sub polder yang memiliki outlet langsung ke badan
air) harus saling berinteraksi. Ketika semua air buangan dialirkan ke laut,
ancaman banjir dari gelombang pasang (laut) perlu diperhatikan karena jika
terlalu tinggi, melalui kanal dapat membanjiri kota.
04
Resapan air hujan perlu lebih dimaksimalkan melalui
daerah resapan mikro. Prinsipnya adalah mengurangi
buangan air hujan ke sungai dan memperbanyak
resapannya ke dalam tanah.
10. Solusi
Aspek perawatan
sumber daya perlu
mendapat perhatian
dalam bentuk
program kerja dan
anggaran.
01
Koordinasi pengelolaan
antar tiap kompartemen
sehingga tidak berpotensi
tergenang. Seperti
pintu/gerbang kanal yang
bisa dibuka-tutup
sewaktu-waktu.
02
Sepanjang bantaran
sungai dan tanggul kanal
harus bebas dari
bangunan dan
permukiman liar.
Alternatif pemanfaatan
bisa berupa taman
ataupun jalan.
03
Pengadaan kolam,
perkerasan yang
tembus air, sumur
resapan maupun
komponen lainnya
yang dapat
mengurangi air
limpasan
permukaan.
04
12. Daftar Pustaka
03
02
Wahyudi SI, Adi HP. 2016. Drainase Sistem Polder. Semarang (ID): IF
PRESS DIGIMEDIA
01
Netherlands Hydrological Society (NHV). 1998. Water in the Netherlands.
Delft (NL): The Netherlands Hydrological Society.
Sunaris ML, Tallar RY. 2019. Green Polder System: Kajian Konsep
Infrastruktur Berkelanjutan pada Wilayah Pesisir. SENIATI.