2. Jenis pertahanan inang yang diperantai oleh
sekresi antibodi dan penting untuk
perlindungan terhadap mikroba
ekstraseluler dan toksin-toksinnya.
IMUNITAS
HUMORAL
3. Sifat antibodi yang menentukan fungsi
efektornya
• Antibodi berfungsi pada seluruh bagian
tubuh dan lumen organ mukosa.
• Antibodi protektif diproduksi selama
respon pertama (primer) terhadap suatu
mikroba dan dalam jumlah besar selama
respon berikutnya (sekunder)
4. Sifat antibodi yang menentukan fungsi
efektornya
• Perubahan isotipe (kelas) rantai berat dan
maturasi afinitas memperkuat fungsi
produksi antibodi .
• Perubahan menjadi isotipe igG membuat
suatu antibodi bertahan lebih lama di darah
sehingga meningkatkan aktivitas fungsional
antibodi.
5.
6.
7. Antibodi mengikat dan menghalangi atau
menetralkan aktivitas infeksi mikroba dan
interaksi toksin mikroba dengan sel-sel
inang
Netralisasi Mikroba Dan Toksin
Mikroba
9. Sitotoksisitas Seluler Yang Tergantung
Antibodi
Sel-sel natural killer (NK) dan leukosit lainnya dapat berikatan dengan sel-sel
yang telah dilapisi antibodi dan menghancurkan sel-sel itu.
10. Imunoglobulin-E dan Reaksi yang Diperantarai Sel
Mast/Eosinofil
Antibodi imunoglobulin E (IgE) mengaktivasi sel mast dan reaksi yang diperantarai oleh
eosinofil, yang sangat penting pada pertahanan terhadap parasit cacing dan terlibat dalam
penyakit-penyakit alergi.
11. Sistem Komplemen
• Aktivasi protein komplemen meliputi
pemecahan proteolitik yang berurutan dari
protein tersebut dan mengakibatkan
terbentuknya molekul efektor yg turut berperan
dalam mengeliminasi mikroba dalam berbagai
cara
• Sel inang normal mempunyai mekanisme
pengaturan untuk mencegah kerusakan sel
yang sehat akibat komplemen
12. Fungsi Sistem Komplemen
• Mengeliminasi mikroba selama
respon imun alami dan adaktif
• Merangsang perkembangan
respon sel B dan produksi
antibodi
16. Kesimpulan
• Imunitas humoral adalah jenis imun adaptif yang diperantarai
oleh antibody
• Antibodi diproduksi di dalam jaringan limfoid dan sumsung
tulang, namun mereka masuk ke dalam darah dan mampu
mencapai berbagai lokasi infeksi.
17. Kesimpulan
• Antibodi menetralkan infektivitas mikroba dan patogenisitas
toksin mikroba dengan mengikat mikroba dan mengganggu
kemampuan mikroba serta toksin untuk berikatan dengan sel
inang.
• Antibodi menetralkan infektivitas mikroba dan patogenisitas
toksin mikroba dengan mengikat mikroba dan mengganggu
kemampuan mikroba serta toksin untuk berikatan dengan sel
inang
18. Kesimpulan
• Antibodi melapisi mikroba dan merangsang fagositosis dengan
berikatan pada reseptor FC pada fagosit.
• Sistem komplemen merupakan suatu kumpulan protein dalam
darah dan protein permukaan sel yang berperan penting dalam
pertahanan inang
• Kebanyakan vaksin yang digunakan saat ini bekerja dengan
merangsang produksi antobodi penetral
Editor's Notes
Antibodi mencegah infeksi dengan mengahalangi kemampuan mikroba untuk mengikat dan memasuki sel inang
Antibodi juga berikatan dengan toksin mikroba dan mencegah penghancuran sel-sel inang
Antibodi berfungsi mengeliminasi mikroba, toksin, dan sel-sel yang terinfeksi dari tubuh
Antibodi menggunakan regio antigen binding (Fab) untuk mengikat dan menghalangi efek berbahaya darimikroba dan toksin, dan menggunakan regio Fc untuk mengaktivasi berbagai mekanisme efektor untuk mengeliminasi mikroba dan toksin
Fungsi efektor antibody : antibody di produksi melalui aktivasi limfosit B oleh antigen dan sinyal lainnya. Antibodi dari kelas isotipe rantai berat yang berbeda melakukan fungsi efektor yang berbeda dimana Isotip antibody ini ada yang menetralisas mikroba dan racun dll
Reseptor Fc neonatus berperan terhadap massa paruh molekul IgG yang Panjang. Antibodi IgG dalam darah dan ekstravaskular (terutama subkelas IgG1, IgG2, dan IgG4) ditelan oleh sel endotel dan fagosit dan berikatan dgn FcRn yaitu suatu reseptor yang yang terdapat pada lingkungan asam endosome. Didalam sel-sel ini, FcRn berikatan dengan molekul IgG didalam vesikel endosome. Kompleks FcRn keluar Kembali ke permukaan sel, dimana akan terpapar PH darah yg netral pH 7, yg melepaskan antibody yang terikat Kembali ke darah atau cairan jaringan
Netralisasi mikroba dan toksin oleh antibody. Dimana
A. antibody pada permukaan epitel seperti pada saluran cerna dan pernapasan menghalangi mikroba yg tertelan atau terisap
B. antibody mencegah pengikatan mikroba ke sel sehingga menghalangi kemampuan mikroba menginfeksi sel inang
C. antibody memblokade pengikatan toksin ke sel sehingga menghambat efek patologis toksin
Opsonisasi dan fagositosis mikroba yang diperantarai oleh antibody. Antibodi dari sub kelas IgG tertentu mengikaat mikroba dn kemudian dikenali oleh reseptor Fc pada fagosit. Sinyal dari erseptor Fc merangsang fagositosis mikroba yg telah diopsonisasi dan mengaktivasi fagosit untuk menghancurkan mikroba tersebut
Sitotoksitas seluler yang diperantarai oleh antibody dependent celluler cytotoxity (ADCC) antibody dari sub kelas IgG tertetntu (IgG 1 dan IgG3) terikat pada sel, misalnya sel yang terinfeksi, dan regio Fc mereka dikenali oleh suatu reseptor Fcgamma pada sel NK. Sel NK teraktivasi dan mebunuh sel-sel
Yg dilapisi antibody.
Merupakan suatu kumpulan protein dalam darah dan membrane sel yang berperan penting dalam pertahanan inang terhadap mikroba dan kerusakan jaringan yang diperantai antibody
Imunitas Mukosa : Imunoglobulin A (IgA) diproduksi dalam jaringan limfoid mukosa, diangkat melalui epitel, dan berikatan pada mikroba dan menetralkab mikroba yang berada didalam lumen mukosa organ tersebut
Imunitas Neontal : Antibodi maternal diangkut melalui plasenta ke fetus dan melalui epitel usus dari neonatus, melindungi neonatus dari infeksi.
Mikroba telah mengalami berbagai evolusi dalam mekanisme untuk lolos dari imunitas humoral. Bnayak bakteri dan virus mengubah molekul antigen permukaannya sehingga tidak dikenali oleh antibody yang diproduksi sebagai respon terhadap infeksi sebelumnya