SlideShare a Scribd company logo
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Kata gipsum berasal dari bahasa Yunani γύψος kata ( gypsos ), "kapur" atau
"plester". Karena gipsum di tambang dari Montmartre distrik Paris telah lama, gypsum
dibakar digunakan untuk berbagai keperluan, yang dikenal sebagai plester Paris. Gips
merupakan mineral yang ditambang dari berbagai belahan dunia. Gips juga merupakan
produk samping dari beberapa produk proses kimia. Di alam, gips merupakan massa yang
padat dan berwarna abu-abu, merah atau coklat. Warna tersebut disebabkan adanya zat lain
seperti tanah liat, oksida besi, anhidrat, karbohidrat, sedikit SiO2 atau oksida lain. Secara
kimia, gips yang dihasilkan untuk tujuan kedokteran gigi adalah kalsium sulfat dihitrat
(CaSO4.2H2O) murni. Jika gips tersebut dicampur dengan air, maka strukturnya berubah
menjadi kalsium sulfat hemihidrat dan menimbulkan panas.
Dalam bidang ilmu material kedokteran gigi kita banyak menemuai aplikasi
penggunaan gips, baik untuk keperluan klinik maupun pekerjaan laboratorium. Material gips
ini banyak dipergunakan antara lain dalam pembuatan model studi dari rongga mulut, die,
articulating cast, mould, serta struktur maksilo-fasial dan sebagai piranti penting untuk
pekerjaan laboratorium kedokteran gigi yang melibatkan pembuatan protesa gigi.
Gips menjadi bahan pilihan dalam kedokteran gigi karena sifatnya yang memenuhi
persyaratan, diantaranya sifat mekanisnya yang kuat, sehingga menghindari kerusakan bila
terjadi kecerobohan serta keras agar permukaannya tahan terhadap pengukiran desain malam,
dimensinya cukup akurat dan stabil sehingga pada saat setting menunjukkan perubahan
dimensi yang tidak begitu berarti dan stabil, kompatibel dengan bahan cetak agar tidak terjadi
interaksi antara permukaan bahan cetakan dan bahan model atau die, mereproduksi detil
halus dan batas-batas yang tajam, serta bahannya yang murah dan mudah digunakan.
1.2 TUJUAN
Tujuan penulisan makalah ini, yaitu :
1. Mengetahui pengertian, sifat-sifat gips, bentuk dan tipe gypsum, serta komposisi
gypsum yang digunakan di Kedokteran Gigi.
2. Mengetahui dan mengerti cara manipulasi gips yang baik dan benar.
3. Memahami tentang proses setting time dan faktor-faktor yang mempengaruhi setting
time
4. Mengetahui aplikasi gips di Kedokteran Gigi
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian, Komposisi dan Reaksi Kimia Gypsum
Gypsum adalah mineral serbuk yang berwarna putih yang terdapat di alam. Ada yang
berwarna abu-abu, merah atau coklat, warna tersebut disebabkan adanya zat lain seperti tanah
liat, oksidasi besi, anhidrat, karbokhidrat, sedikit SiO2 atau oksida logam lain.
Gypsum adalah salah satu bahan yang sering digunakan dalam aplikasi di bidang
kedokteran gigi. Bahan dasar / komposisi utama pembuatan gips adalah Kalsium Sulfat
Dihidrat (CaSO4.2H2O) yang dihancurkan, dipanaskan dan diolah hingga menjadi bubuk
gips. Gips telah ditemukan dan digunakan sebagai dental cast (bahan cetak) sejak 1756
(Hatrick dkk, 2003).
Saat mengeras, dimana suhunya cukup tinggi untuk menghilangkan kadar airnya, gips
berubah menjadi kalsium sulfat hemihidrat,(CaSO4)2.H2O, dan pada temperatur lebih tinggi.
Gypsum sendiri dapat dibagi menjadi dua jenis secara umum sebelum diklasifikasikan yaitu :
Plaster dan stone gigi.Kandungan utama plaster dan stone gigi adalah kalsium sulfat
hemihidrat (CaSO4)2.H2O atau CaSO4. . H2O. bergantung pada metode pengapuran bentuk
hemihidrat yang berbeda dapat diperoleh.
Karena gypsum adalah bentuk dihidrat dari kalsium sulfat (CaSO4.2H2O), pada saat panas,
akan kehilangan 1,5 gr mol dari H2O dan bersifat kalsium sulfat hemihidrat (CaSO4.½H2O),
atau bisa juga ditulis (CaSO4)2 H2O. Jika kalsium sulfat hemihidrat dicampur dengan air,
reaksi berbalik dan kalsium sulfat hemihidrat kembali berubah ke kalsium sulfat dihidrat.
Oleh karena itu, dehidrasi parsial dari batu gypsum dehidrasi dari calsium sulfat hemihidrat
tersusun secara reversibel. Gypsum apabila dipanaskan dalam bejana terbuka dengan
temperatur 1100 C – 1200 C menghasilkan β hemihidrat atau gypsum lunak yang lebih dikenal
dengan sebutan Plaster of Paris. Apabila gypsum dipanaskan dalam autoclaved pada tekanan
uap pada temperatur 1200 C - 1300 C menghasilkan α hemihidrat atau lebih dikenal dengan
sebutan gypsum keras (Dental Stone). Saat mengeras, dimana suhunya cukup tinggi untuk
menghilangkan kadar airnya, gypsum berubah menjadi kalsium sulfat hemihidrat

More Related Content

What's hot

IMBIBISI SINERESIS PADA BAHAN CETAK HIDROKOLOID ALGINAT
IMBIBISI SINERESIS PADA BAHAN CETAK HIDROKOLOID ALGINATIMBIBISI SINERESIS PADA BAHAN CETAK HIDROKOLOID ALGINAT
IMBIBISI SINERESIS PADA BAHAN CETAK HIDROKOLOID ALGINAT
devita nuryco
 
Laporan Tutorial Atrisi, Abrasi, Abfraksi & Erosi
Laporan Tutorial Atrisi, Abrasi, Abfraksi & ErosiLaporan Tutorial Atrisi, Abrasi, Abfraksi & Erosi
Laporan Tutorial Atrisi, Abrasi, Abfraksi & Erosi
Vina Widya Putri
 
Lesi dasar mulut
Lesi dasar mulutLesi dasar mulut
Lesi dasar mulut
eliza kristina
 
forensik
forensikforensik
forensik
blofoma
 
Lesi Putih, Variasi Normal, Leukoplakia
Lesi Putih, Variasi Normal, LeukoplakiaLesi Putih, Variasi Normal, Leukoplakia
Lesi Putih, Variasi Normal, Leukoplakia
Vina Widya Putri
 
Penyakit gingiva
Penyakit gingivaPenyakit gingiva
Penyakit gingiva
SavanaErsa1
 
Gigi dan mulut
Gigi dan mulutGigi dan mulut
Gigi dan mulut
Miranti Sastraningrum
 
Skenario 3 Blok 8 Infeksi Dentomaskilofasial
Skenario 3 Blok 8 Infeksi DentomaskilofasialSkenario 3 Blok 8 Infeksi Dentomaskilofasial
Skenario 3 Blok 8 Infeksi Dentomaskilofasial
Ferdiana Agustin
 
GTC - Kelompok drg. Dahlia.pptx
GTC - Kelompok drg. Dahlia.pptxGTC - Kelompok drg. Dahlia.pptx
GTC - Kelompok drg. Dahlia.pptx
SiskaSihombing4
 
karies gigi. pemeriksaan penunjang dan tes vitalitas
karies gigi. pemeriksaan penunjang dan tes vitalitaskaries gigi. pemeriksaan penunjang dan tes vitalitas
karies gigi. pemeriksaan penunjang dan tes vitalitas
firman putra sujai
 
Ohi s
Ohi sOhi s
Dental asistant ii
Dental asistant iiDental asistant ii
Dental asistant ii
wahyuni majid
 
Endodontic 4
Endodontic 4Endodontic 4
Endodontic 4RSIGM
 
RESUS PERIO -FRENEKTOMI-
RESUS PERIO -FRENEKTOMI-RESUS PERIO -FRENEKTOMI-
RESUS PERIO -FRENEKTOMI-Lisna K. Rezky
 
8. anatomi gigi full
8. anatomi gigi full8. anatomi gigi full
8. anatomi gigi full
hasril hasanuddin
 
7. anomali gigi
7. anomali gigi7. anomali gigi
7. anomali gigi
asih gahayu
 
Anatomi periodonsium normal
Anatomi periodonsium normalAnatomi periodonsium normal
Anatomi periodonsium normal
MellaniCindera
 
Acute Necrotizing Ulceration Ginggivitis
Acute Necrotizing Ulceration GinggivitisAcute Necrotizing Ulceration Ginggivitis
Acute Necrotizing Ulceration Ginggivitis
Caninus Unlam
 
Jarum bedah (SUTURE NEEDLE)
Jarum bedah (SUTURE NEEDLE)Jarum bedah (SUTURE NEEDLE)
Jarum bedah (SUTURE NEEDLE)
Citra pharmacist
 

What's hot (20)

IMBIBISI SINERESIS PADA BAHAN CETAK HIDROKOLOID ALGINAT
IMBIBISI SINERESIS PADA BAHAN CETAK HIDROKOLOID ALGINATIMBIBISI SINERESIS PADA BAHAN CETAK HIDROKOLOID ALGINAT
IMBIBISI SINERESIS PADA BAHAN CETAK HIDROKOLOID ALGINAT
 
Gic
Gic Gic
Gic
 
Laporan Tutorial Atrisi, Abrasi, Abfraksi & Erosi
Laporan Tutorial Atrisi, Abrasi, Abfraksi & ErosiLaporan Tutorial Atrisi, Abrasi, Abfraksi & Erosi
Laporan Tutorial Atrisi, Abrasi, Abfraksi & Erosi
 
Lesi dasar mulut
Lesi dasar mulutLesi dasar mulut
Lesi dasar mulut
 
forensik
forensikforensik
forensik
 
Lesi Putih, Variasi Normal, Leukoplakia
Lesi Putih, Variasi Normal, LeukoplakiaLesi Putih, Variasi Normal, Leukoplakia
Lesi Putih, Variasi Normal, Leukoplakia
 
Penyakit gingiva
Penyakit gingivaPenyakit gingiva
Penyakit gingiva
 
Gigi dan mulut
Gigi dan mulutGigi dan mulut
Gigi dan mulut
 
Skenario 3 Blok 8 Infeksi Dentomaskilofasial
Skenario 3 Blok 8 Infeksi DentomaskilofasialSkenario 3 Blok 8 Infeksi Dentomaskilofasial
Skenario 3 Blok 8 Infeksi Dentomaskilofasial
 
GTC - Kelompok drg. Dahlia.pptx
GTC - Kelompok drg. Dahlia.pptxGTC - Kelompok drg. Dahlia.pptx
GTC - Kelompok drg. Dahlia.pptx
 
karies gigi. pemeriksaan penunjang dan tes vitalitas
karies gigi. pemeriksaan penunjang dan tes vitalitaskaries gigi. pemeriksaan penunjang dan tes vitalitas
karies gigi. pemeriksaan penunjang dan tes vitalitas
 
Ohi s
Ohi sOhi s
Ohi s
 
Dental asistant ii
Dental asistant iiDental asistant ii
Dental asistant ii
 
Endodontic 4
Endodontic 4Endodontic 4
Endodontic 4
 
RESUS PERIO -FRENEKTOMI-
RESUS PERIO -FRENEKTOMI-RESUS PERIO -FRENEKTOMI-
RESUS PERIO -FRENEKTOMI-
 
8. anatomi gigi full
8. anatomi gigi full8. anatomi gigi full
8. anatomi gigi full
 
7. anomali gigi
7. anomali gigi7. anomali gigi
7. anomali gigi
 
Anatomi periodonsium normal
Anatomi periodonsium normalAnatomi periodonsium normal
Anatomi periodonsium normal
 
Acute Necrotizing Ulceration Ginggivitis
Acute Necrotizing Ulceration GinggivitisAcute Necrotizing Ulceration Ginggivitis
Acute Necrotizing Ulceration Ginggivitis
 
Jarum bedah (SUTURE NEEDLE)
Jarum bedah (SUTURE NEEDLE)Jarum bedah (SUTURE NEEDLE)
Jarum bedah (SUTURE NEEDLE)
 

Similar to Bab 1 gypsum

4 bab-iii-bahan-perekat-hidrolis
4 bab-iii-bahan-perekat-hidrolis4 bab-iii-bahan-perekat-hidrolis
4 bab-iii-bahan-perekat-hidrolis
kh4nt0ng
 
GYPSUM
GYPSUMGYPSUM
Kegunaan dan Dampak Unsur/Senyawa bagi Manusia dan Lingkungan
Kegunaan dan Dampak Unsur/Senyawa bagi Manusia dan LingkunganKegunaan dan Dampak Unsur/Senyawa bagi Manusia dan Lingkungan
Kegunaan dan Dampak Unsur/Senyawa bagi Manusia dan Lingkungan
Dwi Nirwana_Chemistry
 
1710499.pdf.pdf
1710499.pdf.pdf1710499.pdf.pdf
1710499.pdf.pdf
TriHutagalung2
 
G i p s
G i p sG i p s
G i p s
Lula Wanitama
 
Rekayasa bahan Galian Industri-Gamping
Rekayasa bahan Galian Industri-GampingRekayasa bahan Galian Industri-Gamping
Rekayasa bahan Galian Industri-Gamping
UDIN MUHRUDIN
 
Bab vii pengendapan gamping travertin
Bab vii pengendapan gamping travertinBab vii pengendapan gamping travertin
Bab vii pengendapan gamping travertin
Samuel Semy
 

Similar to Bab 1 gypsum (8)

4 bab-iii-bahan-perekat-hidrolis
4 bab-iii-bahan-perekat-hidrolis4 bab-iii-bahan-perekat-hidrolis
4 bab-iii-bahan-perekat-hidrolis
 
GYPSUM
GYPSUMGYPSUM
GYPSUM
 
Ppt gol iva
Ppt gol ivaPpt gol iva
Ppt gol iva
 
Kegunaan dan Dampak Unsur/Senyawa bagi Manusia dan Lingkungan
Kegunaan dan Dampak Unsur/Senyawa bagi Manusia dan LingkunganKegunaan dan Dampak Unsur/Senyawa bagi Manusia dan Lingkungan
Kegunaan dan Dampak Unsur/Senyawa bagi Manusia dan Lingkungan
 
1710499.pdf.pdf
1710499.pdf.pdf1710499.pdf.pdf
1710499.pdf.pdf
 
G i p s
G i p sG i p s
G i p s
 
Rekayasa bahan Galian Industri-Gamping
Rekayasa bahan Galian Industri-GampingRekayasa bahan Galian Industri-Gamping
Rekayasa bahan Galian Industri-Gamping
 
Bab vii pengendapan gamping travertin
Bab vii pengendapan gamping travertinBab vii pengendapan gamping travertin
Bab vii pengendapan gamping travertin
 

Recently uploaded

Supracondyler humerus fracture modul.pdf
Supracondyler humerus fracture modul.pdfSupracondyler humerus fracture modul.pdf
Supracondyler humerus fracture modul.pdf
ortopedifk
 
Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.ppt
Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.pptCara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.ppt
Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.ppt
andiulfahmagefirahra1
 
farmakologi antikoagulan presentasi.pptx
farmakologi antikoagulan presentasi.pptxfarmakologi antikoagulan presentasi.pptx
farmakologi antikoagulan presentasi.pptx
MuhammadAuliaKurniaw1
 
Materi 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptx
Materi 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptxMateri 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptx
Materi 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptx
syam586213
 
PPT RAKOR POKJANAL POSYANDU DALAM PENGUATAN INTEGRASI LAYANAN PRIMER
PPT  RAKOR POKJANAL POSYANDU DALAM PENGUATAN INTEGRASI LAYANAN PRIMERPPT  RAKOR POKJANAL POSYANDU DALAM PENGUATAN INTEGRASI LAYANAN PRIMER
PPT RAKOR POKJANAL POSYANDU DALAM PENGUATAN INTEGRASI LAYANAN PRIMER
sulastri822782
 
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptx
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptxPPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptx
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptx
EmohAsJohn
 
DEFENISI OPERASIONAL (SINDROM) PENYAKIT SKDR.pptx
DEFENISI OPERASIONAL (SINDROM) PENYAKIT SKDR.pptxDEFENISI OPERASIONAL (SINDROM) PENYAKIT SKDR.pptx
DEFENISI OPERASIONAL (SINDROM) PENYAKIT SKDR.pptx
DamianLoveChannel
 
graves’ disease etiology, pathofisiology
graves’ disease etiology, pathofisiologygraves’ disease etiology, pathofisiology
graves’ disease etiology, pathofisiology
RheginaSalsabila
 
441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt
441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt
441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt
Datalablokakalianda
 
Hiv DAN AIDS dalam kehamilan-------------
Hiv DAN AIDS dalam kehamilan-------------Hiv DAN AIDS dalam kehamilan-------------
Hiv DAN AIDS dalam kehamilan-------------
nurulkarunia4
 
v2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdf
v2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdfv2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdf
v2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdf
fritshenukh
 
Pengertian dan jenis obat antiparasit.pdf
Pengertian dan jenis obat antiparasit.pdfPengertian dan jenis obat antiparasit.pdf
Pengertian dan jenis obat antiparasit.pdf
ryskilahmudin
 
Petunjuk teknis Aplikasi Indikator Nasional Mutu FKTP
Petunjuk teknis Aplikasi Indikator Nasional Mutu FKTPPetunjuk teknis Aplikasi Indikator Nasional Mutu FKTP
Petunjuk teknis Aplikasi Indikator Nasional Mutu FKTP
adhiwargamandiriseja
 
1.Kebutuhan Dasar Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Pra Sekolah.pptx
1.Kebutuhan Dasar Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Pra Sekolah.pptx1.Kebutuhan Dasar Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Pra Sekolah.pptx
1.Kebutuhan Dasar Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Pra Sekolah.pptx
LisnaKhairaniNasutio
 
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIFPRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF
ratnawulokt
 
Slide 1. Analisis Obat-obat Analgetik.pptx
Slide 1. Analisis Obat-obat Analgetik.pptxSlide 1. Analisis Obat-obat Analgetik.pptx
Slide 1. Analisis Obat-obat Analgetik.pptx
FiikFiik
 
farmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskular
farmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskularfarmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskular
farmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskular
MuhammadAuliaKurniaw1
 
Pengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratorium
Pengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratoriumPengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratorium
Pengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratorium
SyailaNandaSofiaWell
 
Desain Deskriptif Desain studi pada epidemiology bencana .pdf
Desain Deskriptif Desain studi pada epidemiology bencana .pdfDesain Deskriptif Desain studi pada epidemiology bencana .pdf
Desain Deskriptif Desain studi pada epidemiology bencana .pdf
arikiskandar
 
pemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteran
pemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteranpemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteran
pemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteran
hadijaul
 

Recently uploaded (20)

Supracondyler humerus fracture modul.pdf
Supracondyler humerus fracture modul.pdfSupracondyler humerus fracture modul.pdf
Supracondyler humerus fracture modul.pdf
 
Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.ppt
Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.pptCara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.ppt
Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.ppt
 
farmakologi antikoagulan presentasi.pptx
farmakologi antikoagulan presentasi.pptxfarmakologi antikoagulan presentasi.pptx
farmakologi antikoagulan presentasi.pptx
 
Materi 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptx
Materi 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptxMateri 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptx
Materi 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptx
 
PPT RAKOR POKJANAL POSYANDU DALAM PENGUATAN INTEGRASI LAYANAN PRIMER
PPT  RAKOR POKJANAL POSYANDU DALAM PENGUATAN INTEGRASI LAYANAN PRIMERPPT  RAKOR POKJANAL POSYANDU DALAM PENGUATAN INTEGRASI LAYANAN PRIMER
PPT RAKOR POKJANAL POSYANDU DALAM PENGUATAN INTEGRASI LAYANAN PRIMER
 
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptx
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptxPPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptx
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptx
 
DEFENISI OPERASIONAL (SINDROM) PENYAKIT SKDR.pptx
DEFENISI OPERASIONAL (SINDROM) PENYAKIT SKDR.pptxDEFENISI OPERASIONAL (SINDROM) PENYAKIT SKDR.pptx
DEFENISI OPERASIONAL (SINDROM) PENYAKIT SKDR.pptx
 
graves’ disease etiology, pathofisiology
graves’ disease etiology, pathofisiologygraves’ disease etiology, pathofisiology
graves’ disease etiology, pathofisiology
 
441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt
441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt
441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt
 
Hiv DAN AIDS dalam kehamilan-------------
Hiv DAN AIDS dalam kehamilan-------------Hiv DAN AIDS dalam kehamilan-------------
Hiv DAN AIDS dalam kehamilan-------------
 
v2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdf
v2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdfv2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdf
v2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdf
 
Pengertian dan jenis obat antiparasit.pdf
Pengertian dan jenis obat antiparasit.pdfPengertian dan jenis obat antiparasit.pdf
Pengertian dan jenis obat antiparasit.pdf
 
Petunjuk teknis Aplikasi Indikator Nasional Mutu FKTP
Petunjuk teknis Aplikasi Indikator Nasional Mutu FKTPPetunjuk teknis Aplikasi Indikator Nasional Mutu FKTP
Petunjuk teknis Aplikasi Indikator Nasional Mutu FKTP
 
1.Kebutuhan Dasar Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Pra Sekolah.pptx
1.Kebutuhan Dasar Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Pra Sekolah.pptx1.Kebutuhan Dasar Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Pra Sekolah.pptx
1.Kebutuhan Dasar Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Pra Sekolah.pptx
 
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIFPRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF
 
Slide 1. Analisis Obat-obat Analgetik.pptx
Slide 1. Analisis Obat-obat Analgetik.pptxSlide 1. Analisis Obat-obat Analgetik.pptx
Slide 1. Analisis Obat-obat Analgetik.pptx
 
farmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskular
farmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskularfarmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskular
farmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskular
 
Pengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratorium
Pengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratoriumPengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratorium
Pengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratorium
 
Desain Deskriptif Desain studi pada epidemiology bencana .pdf
Desain Deskriptif Desain studi pada epidemiology bencana .pdfDesain Deskriptif Desain studi pada epidemiology bencana .pdf
Desain Deskriptif Desain studi pada epidemiology bencana .pdf
 
pemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteran
pemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteranpemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteran
pemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteran
 

Bab 1 gypsum

  • 1. BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Kata gipsum berasal dari bahasa Yunani γύψος kata ( gypsos ), "kapur" atau "plester". Karena gipsum di tambang dari Montmartre distrik Paris telah lama, gypsum dibakar digunakan untuk berbagai keperluan, yang dikenal sebagai plester Paris. Gips merupakan mineral yang ditambang dari berbagai belahan dunia. Gips juga merupakan produk samping dari beberapa produk proses kimia. Di alam, gips merupakan massa yang padat dan berwarna abu-abu, merah atau coklat. Warna tersebut disebabkan adanya zat lain seperti tanah liat, oksida besi, anhidrat, karbohidrat, sedikit SiO2 atau oksida lain. Secara kimia, gips yang dihasilkan untuk tujuan kedokteran gigi adalah kalsium sulfat dihitrat (CaSO4.2H2O) murni. Jika gips tersebut dicampur dengan air, maka strukturnya berubah menjadi kalsium sulfat hemihidrat dan menimbulkan panas. Dalam bidang ilmu material kedokteran gigi kita banyak menemuai aplikasi penggunaan gips, baik untuk keperluan klinik maupun pekerjaan laboratorium. Material gips ini banyak dipergunakan antara lain dalam pembuatan model studi dari rongga mulut, die, articulating cast, mould, serta struktur maksilo-fasial dan sebagai piranti penting untuk pekerjaan laboratorium kedokteran gigi yang melibatkan pembuatan protesa gigi. Gips menjadi bahan pilihan dalam kedokteran gigi karena sifatnya yang memenuhi persyaratan, diantaranya sifat mekanisnya yang kuat, sehingga menghindari kerusakan bila terjadi kecerobohan serta keras agar permukaannya tahan terhadap pengukiran desain malam, dimensinya cukup akurat dan stabil sehingga pada saat setting menunjukkan perubahan dimensi yang tidak begitu berarti dan stabil, kompatibel dengan bahan cetak agar tidak terjadi interaksi antara permukaan bahan cetakan dan bahan model atau die, mereproduksi detil halus dan batas-batas yang tajam, serta bahannya yang murah dan mudah digunakan. 1.2 TUJUAN Tujuan penulisan makalah ini, yaitu : 1. Mengetahui pengertian, sifat-sifat gips, bentuk dan tipe gypsum, serta komposisi gypsum yang digunakan di Kedokteran Gigi. 2. Mengetahui dan mengerti cara manipulasi gips yang baik dan benar.
  • 2. 3. Memahami tentang proses setting time dan faktor-faktor yang mempengaruhi setting time 4. Mengetahui aplikasi gips di Kedokteran Gigi BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian, Komposisi dan Reaksi Kimia Gypsum
  • 3. Gypsum adalah mineral serbuk yang berwarna putih yang terdapat di alam. Ada yang berwarna abu-abu, merah atau coklat, warna tersebut disebabkan adanya zat lain seperti tanah liat, oksidasi besi, anhidrat, karbokhidrat, sedikit SiO2 atau oksida logam lain. Gypsum adalah salah satu bahan yang sering digunakan dalam aplikasi di bidang kedokteran gigi. Bahan dasar / komposisi utama pembuatan gips adalah Kalsium Sulfat Dihidrat (CaSO4.2H2O) yang dihancurkan, dipanaskan dan diolah hingga menjadi bubuk gips. Gips telah ditemukan dan digunakan sebagai dental cast (bahan cetak) sejak 1756 (Hatrick dkk, 2003). Saat mengeras, dimana suhunya cukup tinggi untuk menghilangkan kadar airnya, gips berubah menjadi kalsium sulfat hemihidrat,(CaSO4)2.H2O, dan pada temperatur lebih tinggi. Gypsum sendiri dapat dibagi menjadi dua jenis secara umum sebelum diklasifikasikan yaitu : Plaster dan stone gigi.Kandungan utama plaster dan stone gigi adalah kalsium sulfat hemihidrat (CaSO4)2.H2O atau CaSO4. . H2O. bergantung pada metode pengapuran bentuk hemihidrat yang berbeda dapat diperoleh. Karena gypsum adalah bentuk dihidrat dari kalsium sulfat (CaSO4.2H2O), pada saat panas, akan kehilangan 1,5 gr mol dari H2O dan bersifat kalsium sulfat hemihidrat (CaSO4.½H2O), atau bisa juga ditulis (CaSO4)2 H2O. Jika kalsium sulfat hemihidrat dicampur dengan air, reaksi berbalik dan kalsium sulfat hemihidrat kembali berubah ke kalsium sulfat dihidrat. Oleh karena itu, dehidrasi parsial dari batu gypsum dehidrasi dari calsium sulfat hemihidrat tersusun secara reversibel. Gypsum apabila dipanaskan dalam bejana terbuka dengan temperatur 1100 C – 1200 C menghasilkan β hemihidrat atau gypsum lunak yang lebih dikenal dengan sebutan Plaster of Paris. Apabila gypsum dipanaskan dalam autoclaved pada tekanan uap pada temperatur 1200 C - 1300 C menghasilkan α hemihidrat atau lebih dikenal dengan sebutan gypsum keras (Dental Stone). Saat mengeras, dimana suhunya cukup tinggi untuk menghilangkan kadar airnya, gypsum berubah menjadi kalsium sulfat hemihidrat