SlideShare a Scribd company logo
1 of 65
Asuhan
Keperawatan
Kesehatan
Penerbangan
TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah mengikuti pelatihan ini, peserta mampu
menerapkan kesehatan penerbangan pada
jemaah haji
INDIKATOR HASIL BELAJAR
1. Peserta mampu menjelaskan konsep kesehatan
penerbangan
2. Peserta mampu melakukan asuhan
keperawatan kesehatan penerbangan
CREDITS: This presentation template was
created by Slidesgo, including icons by
Flaticon, infographics & images by Freepik
Konsep
Kesehatan
Penerbangan
Materi
Pokok 1
Resiko Penerbangan
Fisiologi Penerbangan
Faktor-faktor yang
mempengaruhi
kondisi fisiologi
tubuh selama
penerbangan
01
03
02
FISIOLOGI
PENERBANGAN
Semakin tinggi kemampuan
manusia untuk mencapai
ketinggian pada penerbangan,
pendakian gunung, dan pesawat
luar angkasa, semakin penting
kita memahami efek ketinggian
tempat dan rendahnya tekanan
udara terhadap tubuh manusia
dan hemostasis tubuh yang
terjadi di tempat ketinggian
dan penerbangan ruang
angkasa.
FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI
FISIOLOGI TUBUH
SELAMA
PENERBANGAN
1. Tekanan parsial oksigen
di udara
2. Tekanan atmosfer
3. Suhu
4. Radiasi
RESIKO PENERBANGAN
Resiko penerbangan khususnya
dalam kesehatan penerbangan
dapat saja terjadi karena perubahan
tekanan atmosfer.
Penyakit karena terbang tinggi
merupakan suatu sindrom yang
biasanya bersifat akut dan
disebabkan karena kurangnya
oksigen dalam jaringan sebagai
akibat menurunnya tekanan parsiil
dari oksigen dalam udara yang
dihirup dan mengakibatkan
terjadinya HIPOKSIA
KENALI
SIFAT DARI HIPOKSIA
1. Tidak terasa datangnya
2. Tidak memberikan rasa sakit ,
seringnya euphoria
GEJALA
1. Air hunger
2. Nadi dan Pernafasan meningkat
3. Gangguan cara berpikir,
konsentrasi dan melakukan
gerakan koordinatif
4. Cyanosis
5. Lemas
6. Kejang
7. Pingsan
8. Mengantuk
9. Malas
10. Euphoria
WASPADA
Kecuali hipoksia, semua kelainan yang
terjadi akibat berubahnya tekanan sekitar
tubuh, dalam penerbangan dikenal
dengan DYSBARISME
Dysbarisme dibagi menjadi 2 golongan:
1. Akibat pengembangan gas - gas
dalam rongga tubuh (traktus
gastrointestinal, telinga, gigi, sinus
paranasalis)
2. Akibat penguapan gas-gas yang
terlarut dalam tubuh (bends, chokes,
kulit, sistem saraf)
DYSBARISME JETLAG
JET LAG merupakan salah satu resiko dari
penerbangan. Hal ini disebabkan adanya
perbedaan waktu dari tempat
keberangkatan ke daerah tujuan, sehingga
tubuh dipaksa untuk menyesuaikan diri
yang disebut juga Circardian Rhythms
Seseorang yang memiliki penyakit seperti
penyakit cardiovaskular, pulmonary,
neuropsychiatri serta kondisi khusus seperti:
hamil, pasca operasi, diabetes, fraktur,
penyakit mata, radiasi dll tentunya lebih
memiliki resiko untuk mengalami gangguan
kesehatan dalam penerbangan khususnya
penerbangan yang lama seperti dari tanah
air ke tanah suci begitupun sebaliknya.
Perjalanan
Udara
● Pesawat Boeing
● Kloter : 393-450 pax
● Durasi : 9 - 11 jam
● Jarak jauh
● Ketinggian pesawat
30.000-40.000
● Perbedaan waktu
(Indonesia lebih cepat 4
jam dari Arab Saudi)
Tidak
Risti
37,30%
Risti
62,70%
Distribusi Jemaah Haji
Indonesia Berdasarkan
Status Risti Tahun 1443
H/2022 M
Apa yang ada di
pikiran saudara saat
membaca berita ini?
Materi
Pokok 2
Asuhan Keperawatan
Post-Fight
Asuhan Keperawatan
Pre-Flight
Asuhan Keperawatan
In-Flight
01
03
02
Asuhan Keperawatan Pre - Flight
Asuhan Keperawatan Pre
Flight dimulai ketika
Jemaah Haji tiba di
Asrama Haji Embarkasi
sampai dengan sebelum
naik pesawat
Asuhan Keperawatan Pre - Flight
Pada tahap inilah yang akan
menentukan Jemaah Haji
tersebut LAIK atau TIDAK LAIK
TERBANG. Bagi Jemaah yang
laik terbang dengan penyakit
tertentu, harus mendapatkan
perhatian yang ekstra dan perlu
dilakukan pemeriksaan tekanan
darah dan saturasi oksigen
terutama bagi Jemaah haji
dengan komorbid penyakit
jantung dan paru.
Bagi Jemaah dengan komorbid
anemia dan riwayat perdarahan
perlu dilakukan pemeriksaan Hb
rapid test sebelum terbang.
Mengingat sebagian besar
Jemaah yang berangkat sudah
berusia lanjut, dan mungkin
juga ini adalah pengalaman
pertama kali bagi mereka
melakukan perjalanan dengan
menggunakan pesawat, maka
hal ini tentu akan berpengaruh
terhadap psikisnya.
Pengkajian
Perilaku
1. Penurunan produktivitas
2. Gelisah
3. Melihat sepintas
4. Insomnia
5. Kontak mata yang buruk
6. Mengekspresikan
kekhawatiran karena
perubahan dalam peristiwa
hidup
7. Agitasi
8. Mengintai
9. Tampak waspada
Pengkajian
Afektif
1. Gelisah
2. Kesedihan yang mendalam
3. Kebencian
4. Perasaan tidak adekuat
5. Berfokus pada diri sendiri
6. Peningkatan kewaspadaan
7. Iritabilitas
8. Gugup, senang berlebihan
9. Bingung, menyesal
10.Ragu, tidak percaya diri
11. Khawatir
Pengkajian
Fisiologi
1. Wajah tegang, tangan
tremor
2. Peningkatan keringat
3. Gemetar
4. Suara bergetar
Pengkajian
Simpatik
1. Anoreksia
2. Eksitasi kardiovaskular
3. Diare, mulut kering
4. Wajah merah
5. Jantung berdebar-debar
6. Peningkatan tek. darah,
nadi dan pernafasan
7. Peningkatan reflek
8. Pupil melebar
9. Bernafas lega
10.Vasokonstriksi superficial
11. Lemah, kedutan pada
otot
Pengkajian
Parasimpatik
1. Sakit perut
2. Penurunan tekanan
darah dan denyut nadi
3. Diare, mual, vertigo
4. Letih, gangguan tidur
5. Kesemutan pada
ekstremitas
6. Sering berkemih
Pengkajian
Kognitif
1. Memblokir fikiran,
confuse
2. Penurunan lapang
persepsi
3. Kesulitan berkonsentrasi
4. Penurunan kemampuan
untuk memecahkan
masalah
5. Lupa, gangguan
perhatian
6. Khawatir, melamun
7. Cenderung menyalahkan
orang lain
Diagnosa
Keperawatan
Ansietas
1. Krisis situasional, maturasional
2. Kebutuhan tidak terpenuhi
3. Ancaman terhadap konsep diri,
terhadap kematian
4. Kekhawatiran mengalami
kegagalan
5. Disfungsi sistem keluarga
6. Hubungan orang tua-anak
tidak memuaskan
7. Faktor keturunan
(temperamen mudah teragitasi
sejak lahir)
8. Penyalahgunaan zat
9. Terpapar bahaya lingkungan
(mis. toksin, polutan, dan lain-
lain)
10.Kurang terpapar informasi
Penyebab
Tanda Gejala
Subjektif.
1. Merasa bingung.
2. Merasa khawatir
dengan akibat.
3. Sulit berkonsentrasi.
Objektif.
1. Tampak gelisah.
2. Tampak tegang.
3. Sulit tidur
M
A
Y
O
R
M I N O R
Subjektif.
1. Mengeluh pusing.
2. Anoreksia.
3. Palpitasi.
4. Merasa tidak berdaya.
Objektif.
1. Frekuensi napas meningkat.
2. Frekuensi nadi meningkat.
3. Tekanan darah meningkat.
4. Diaforesis.
5. Tremor.
6. Muka tampak pucat.
KRITERIA HASIL
Ekspektasi = Ansietas Menurun
Intervensi Keperawatan Reduksi Ansietas
1. Identifikasi saat tingkat ansietas berubah dan kemampuan mengambil
keputusan
2. Monitor tanda - tanda ansietas
OBSERVASI
1. Ciptakan suasana terapeutik untuk menumbuhkan kepercayaan
2. Temani jemaah untuk mengurangi kecemasan jika memungkinkan
3. Pahami situasi yang membuat ansietas dengarkan dengan penuh
perhatian
4. Gunakan pendekatan yang tenang dan meyakinkan
5. Tempatkan barang pribadi yang memberikan kenyamanan
6. Motivasi untuk mengidentifikasi situasi yang memicu kecemasan
7. Lakukan pengukuran tekanan darah, dan saturasi oksigen
TERAPEUTIK
Intervensi Keperawatan Reduksi Ansietas
EDUKASI
KOLABORASI
1. Informasikan secara faktual mengenai diagnosa, pengobatan, dan prognosis
2. Anjurkan jemaah haji melakukan kegiatan sesuai dengan kebutuhan dan
mengungkapkan perasaan dan persepsi
3. Anjurkan untuk melakukan peregangan selama di pesawat dan mengurangi kopi
sebelum keberangkatan
4. Ajarkan teknik relaksasi
5. Ajarkan cara penggunaan toilet di pesawat
6. Jelaskan hal hal yang harus dilakukan ketika berada di pesawat
Kolaborasi pemberian obat antiansietas, jika perlu
Yang Diperhatikan
Saat Pre-Flight
1. Pemantauan seluruh
Jemaah terutama yang
RISTI
2. Obat (pengisian lembar
obat dan legalisasi oleh
KKP, copy resep, insulin,
3. Barang bawaan yang
dilarang
4. Koordinasi dengan PPIH
Embarkasi bidang
kesehatan (pra manifest,
Jemaah tidak laik terbang
5. Koordinasi dengan
maskapai jemaah yang
membutuhkan kursi roda
CREDITS: This presentation template was
created by Slidesgo, including icons by
Flaticon, infographics & images by Freepik
Asuhan
Keperawatan
In-Flight
Askep In-Flight
Perubahan tekanan, suhu,
oksigen, dan kelembaban saat
kita sedang terbang
menggunakan pesawat
ternyata bisa mempengaruhi
fungsi tubuh. hal ini bisa
mengakibatkan terjadinya
● Hipoksia
● Dehidrasi
● Deep Vein Thrombosis
● Hipotermia
● Mabuk Udara
Penyebab
Hipoksia
1. Oksigenasi paru yang tidak
memadai
2. Penyakit paru
3. Shunt vena ke arteri
4. Transpor dan pelepasan
oksigen yang inadekuat
5. Pemakaian oksigen yang
tidak memadai pada
jaringan
Dehidrasi
Suhu dingin secara otomatis
tubuh akan banyak
mengeluarkan panas
sehingga akan menyebabkan
pemakaian energi dan cairan
yang berlebih sehingga
dapat menyebabkan
dehidrasi
In-Flight
Deep Vein Thrombosis
1. Iritasi atau cedera vena
dalam
2. Aliran darah yang melambat
karena kurang gerak
3. Darah yang menggumpal
Hipotermia
Paparan cuaca atau air dingin
yang terlalu lama tanpa
pakaian yang lengkap untuk
menahan kondisi dingin
Mabuk Udara
Pengaruh gaya G yang kecil tetapi
secara berulang-ulang yang
menyerang alat keseimbangan
Penyebab In-Flight
● Gangguan pertukaran gas b.d
Ketidakseimbangan ventilasi-
perfusi, Perubahan membran
alveolus-kapiler d.d Dispnea, PCO2
meningkat / menurun, PO2
menurun. Takikardia, Bunyi napas
tambahan, Pusing,, Penglihatan
kabur, Sianosis. Diaforesis.
Gelisah. Napas cuping hidung.
Pola napas abnormal
(cepat/lambat, regular/irregular
dalam/dangkal). Warna kulit
abnormal (mis. pucat, kebiruan).
Kesadaran menurun
Outcome
Pertukaran gas meningkat
Intervensi keperawatan
1. Pemantauan respirasi
2. Terapi oksigen
Diagnosa Keperawatan
● Gangguan ventilasi spontan
b.d gangguan metabolisme,
kelelahan otot pernafasan
d.d dyspnea, penggunaan
otot bantu nafas meningkat,
SaO2 menurun, PO2
menurun, gelisah, takicardia
Outcome
Ventilasi spontan
meningkat
Intervensi Keperawatan
1. Dukungan ventilasi
2. Pemantauan respirasi
Diagnosa Keperawatan
● Hipovolemia b.d kekurangan intake
cairan, evaporasi d.d frekuensi
nadi meningkat, nadi teraba
lemah, tekanan darah menurun,
tekanan nadi menyempit, turgor
kulit menyempit, membrane
mukosa kering, volume urine
menurun, merasa lemah, mengeluh
haus, pengisian vena menurun,
status mental berubah, suhu tubuh
meningkat, konsentrasi urine
meningkat.
Outcome
Status cairan membaik
Intervensi Keperawatan
1. Manajemen hipovolemia
2. Pemantauan cairan
Diagnosa Keperawatan
● Perfusi perifer tidak efektif b.d
Hiperglikemia, Penurunan konsentrasi
hemoglobin, Peningkatan tekanan
darah, Kekurangan volume cairan.
Penurunan aliran arteri dan/atau
vena, Kurang terpapar informasi
tentang faktor pemberat (mis.
merokok, trauma, obesitas, asupan
garam, imobilitas), Kurang terpapar
informasi tentang proses penyakit
(mis. diabetes melitus, hiperlipidemia),
Kurang aktivitas fisik. d.d Pengisian
kapiler > 3 detik. Nadi perifer menurun
atau tidak teraba. Akral teraba dingin.
Warga kulit pucat. Parastesia. Nyeri
ekstremitas, edema. Turgor kulit
menurun.
Outcome
Perfusi perifer meningkat
Intervensi Keperawatan
1. Perawatan sirkulasi
2. Manajemen sensasi
perifer
Diagnosa Keperawatan
● Hipotermi b.d Terpapar suhu
lingkungan rendah, Malnutrisi,
Pemakaian pakaian tipis,
Penurunan laju metabolisme, Tidak
beraktivitas, Kurang terpapar
informasi tentang pencegahan
hipotermia d.d kulit terasa dingin,
Menggigil, Suhu tubuh dibawah
nilai normal, Akrosianosis,
Bradikardi, Dasar kuku sianotik,
Hipoglikemia, Hipoksia, Pengisian
kapiler > 3 detik, Konsumsi oksigen
meningkat, Piloereksi/merinding,
Takikardia, Vasokonstruksi perifer
Outcome
Termoregulasi membaik
Intervensi Keperawatan
Manajemen hipotermia
Diagnosa Keperawatan
● Nausea b.d mabuk perjalanan,
Gangguan biokimiawi (mis.
uremia, ketoasidosis diabetik)
Gangguan pada esophagus,
Distensi lambung, Iritasi
lambung, d.d Mengeluh mual,
Merasa ingin muntah, Tidak
berminat makan, Saliva
meningkat, Pucat, Diaforesis,
Takikardia
Outcome
Tingkat nausea menurun
Intervensi Keperawatan
Manajemen mual
Diagnosa Keperawatan
Yang Diperhatikan
Saat In-Flight
1. Visitasi seluruh Jemaah
terutama yang risti secara
bergantian
2. Koordinasi dengan purser
medical kit dan dokter kit
yang ada di pesawat
3. Pencegahan dehidrasi dan
edukasi toilet training
4. Pencegahan DVT
5. Anjuran istirahat tidur
6. Mengingatkan Jemaah
untuk mengkonsumsi obat
rutinnya tepat waktu
CREDITS: This presentation template was
created by Slidesgo, including icons by
Flaticon, infographics & images by Freepik
Asuhan
Keperawatan
Post-Flight
Askep Post-Flight
Fatigue adalah penurunan
kapasitas kerja fisik dan mental
yang tidak pulih dengan
istirahat
Barotitis adalah kerusakan
pada telinga tengah yang
disebabkan oleh tekanan udara
yang tidak seimbang
Jet Lag adalah suatu kondsi
fisiologis yang terjadi akibat
gangguan terhadap circardian
rhythms tubuh
Demensia adalah sindrom
penurunan kognitif dan
fungsional, biasanya terjadi di
kemudian hari sebagai akibat
dari neurodegeratif dan proses
serebrovaskuler
Fatigue
Tanda dan Gejala:
1. Merasa energi tidak pulih
walaupun telah tidur
2. Mengeluh lelah
3. Tampak lesu
4. Tidak mampu mempertahankan
aktivitas rutin
5. Kebutuhan istirahat meningkat
6. Merasa bersalah akibat tidak
mampu menjalankan tanggung
jawab
Pengkajian
● Keletihan b.d Gangguan
tidur, Kondisi fisiologis (mis.
penyakit kronis, penyakit
terminal, anemia,
malnutrisi), Stres berlebihan,
Depresi d.d mengeluh lelah,
merasa kurang tenaga,
tampak lesu, merasa energi
tidak pulih walaupun telah
tidur.
Outcome
Tingkat keletihan menurun
Intervensi Keperawatan
1. Edukasi aktivitas/istirahat
2. Manajemen Energi
Diagnosa Keperawatan
Diagnosis kelelahan merupakan perasaan subjektif yang tidak
teratasi dengan istirahat dan intervensi keperawatan tidak
difokuskan untuk meningkatkan daya tahan beraktivitas, melainkan
untuk membantu Jemaah beradaptasi dengan kondisi yang
dialaminya.
Intervensi Keperawatan Keletihan
1. Identifikasi kesiapan dan kemampuan jemaah menerima informasi
2. Berikan kesempatan kepada jamaah untuk bertanya
3. Anjurkan jemaah untuk dapat menyusun jadwal aktivitas dan istirahat
4. Anjurkan cara mengidentifikasi kebutuhan istirahat ( mis: kelelahan,
sesak nafas saat aktivitas)
5. Ajarkan jemaah cara mengidentifikasi target dan jenis aktivitas sesuai
kemampuan
Pengkajian
Barotitis
Tanda dan gejala:
1. Pada ketinggian rasa sakit
pada telinga tengah karena
meregangnya selaput
gendang, bahkan dapat
merobekkan selaput gendang
2. Pada waktu turun tekanan di
telinga tengah menjadi lebih
kecil dari tekanan di luar
sehingga udara akan mengalir
masuk telinga tengah
● Nyeri akut b.d Agen
pencedera fisiologis (mis.
Inflamasi, iskemia,
neoplasma) d.d mengeluh
nyeri, tampak meringis,
bersikap protektif, gelisah,
sulit tidur, menarik diri,
berfokus pada diri sendiri,
diaforesis
Outcome
Nyeri menurun
Intervensi Keperawatan
Manajemen nyeri
Diagnosa Keperawatan
Intervensi Keperawatan Nyeri Akut
Terapeutik
1. Berikan teknik non
farmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
2. Kontrol lingkungan yang
memperberat rasa nyeri (mis.
Suhu ruangan, pencahayaan,
kebisingan)
3. Fasilitasi istirahat dan tidur
4. Pertimbangkan jenis dan
sumber nyeri dalam pemilihan
strategi meredakan nyeri
Observasi
1. Identifikasi
● Local, karakteristik, durasi,
frekuensi, kualitas, intensitas nyeri
● Skala nyeri
● Respon nyeri non verbal
● Faktor yang memperberat dan
memperingan nyeri
2. Monitor efek samping penggunaan
analgetik
Intervensi Keperawatan Nyeri Akut
Edukasi
1. Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri
2. Jelaskan strategi meredakan nyeri
3. Ajarkan manuver valsava dan manuver Toynbee
4. Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri
5. Anjurkan menggunakan analgetik secara tepat
6. Anjurkan teknik non farmakologis untuk mengurangi rasa nyeri
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian analgesik jika perlu
Gunakan manuver Toynbee untuk melegakan telinga.
• Manuver ini dapat membantu melegakan tekanan di
telinga tengah dan menghilangkan sumbatan yang
membuat Anda merasa tidak nyaman.
• Minumlah seteguk air, tetapi jangan langsung ditelan.
• Tutup mulut Anda dan gunakan jari tangan untuk
menutup lubang hidung. Setelah itu, telan air yang ada
di dalam mulut. Anda boleh mengulangi manuver ini
maksimal 5 kali.
Gunakan manuver valsalva untuk melepaskan tekanan
pada telinga.
• Tutup kedua lubang hidung dan mulut Anda.
• Hembuskan napas perlahan dengan mencoba
mengeluarkannya dari hidung.
• Jangan mengembuskan udara terlalu kuat karena bisa
merusak gendang telinga. Anda mungkin bisa
mendengar suara letupan kecil saat tekanan pada telinga
terlepas, tetapi seharusnya tidak merasa nyeri.
Manuver Valsava dan Manuver Toynbee
Pengkajian
Jet Lag
Tanda dan gejala:
1. Sakit kepala
2. Kelelahan, pola tidur tidak
biasa, insomnia
3. Disorientasi, pening,
iritabilitas
4. Depresi kecil
5. Diare
● Gangguan pola tidur b.d
Hambatan lingkungan (mis.
kelembaban lingkungan sekitar,
suhu lingkungan, pencahayaan,
kebisingan, jadwal
pemantauan/pemeriksaan/tinda
kan), Kurang kontrol tidur
Kurang privasi, Tidak familiar
dengan peralatan tidur d.d
Mengeluh sulit tidur, Mengeluh
sering terjaga, Mengeluh tidak
puas tidur, Mengeluh pola tidur
berubah, Mengeluh istirahat
tidak cukup
Outcome
Pola tidur membaik
Intervensi Keperawatan
Dukungan Tidur
Diagnosa Keperawatan
Intervensi Keperawatan Gangguan Pola Tidur
Observasi
1. Identifikasi pola
aktivitas dan tidur
2. Identifikasi faktor
pengganggu tidur
3. Identifikasi makanan
dan minuman yang
mengganggu tidur
4. Identifikasi obat tidur
yang dikonsumsi
1. Modifikasi lingkungan (mis. Pencahayaan,
kebisingan, suhu, matras, dan tempat
tidur)
2. Fasilitasi menghilangkan stress sebelum
tidur
3. Lakukan prosedur untuk meningkatkan
kenyamanan (mis, pijat, pengaturan
posisi, terapi akupresure)
4. Sesuaikan jadwal pemberian obat
dan/atau tindakan untuk menunjang
siklus tidur-terjaga
Terapeutik
Intervensi Keperawatan Gangguan Pola Tidur
Edukasi
1. Jelaskan pentingnya tidur cukup selama penerbangan
2. Anjurkan menepati kebiasaan waktu tidur
3. Anjurkan menghindari makanan/minuman yang mengganggu tidur
4. Ajarkan faktor faktor yang berkontribusi terhadap gangguan pola
tidur (mis, psikologis, gaya hidup)
5. Ajarkan relaksasi otot
Demensia
Tanda dan gejala:
1. Kehilangan memori
2. Kesulitan dalam melakukan
rutinitas pekerjaan
3. Masalah dengan Bahasa
4. Disorientasi waktu dan tempat
5. Tidak dapat mengambil
keputusan
6. Perubahan suasana hati dan
kepribadian
Pengkajian
Diagnosa Keperawatan
● Konfusi akut b.d delirium,
demensia, Fluktuasi siklus
tidur-bangun, Usia lebih dari
60 tahun, d.d Kurang motivasi
untuk memulai/menyelesaikan
perilaku berorientasi tujuan
dan terarah. Fluktuasi fungsi
kognitif, tingkat kesadaran,
aktivitas psikomotorik, salah
persepsi, halusinasi, gelisah
Outcome
Tingkat konfusi menurun
Intervensi Keperawatan
Manajemen Delirium
Intervensi Keperawatan Konfusi Akut
Observasi
1. Identifikasi faktor resiko delirium
2. Monitor status neurologis dan tingkat delirium
Terapeutik
1. Berikan pencahayaan yang baik
2. Hindari stimulus sensori berlebihan
3. Sediakan jam yang mudah terbaca
4. Sediakan informasi apa yang terjadi dan apa yang dapat terjadi
selanjutnya
5. Lakukan reorientasi
6. Sediakan lingkungan fisik yang konsisten
7. Berikan informasi baru secara perlahan, sedikit demi sedikit, diulang
ulang
Intervensi Keperawatan Konfusi Akut
Edukasi
Anjuran penggunaan alat bantu sensorik (kacamata, alat bantu
dengar)
Kolaborasi
Kolaborasi penggunaan obat ansietas, jika perlu
Yang Diperhatikan
Saat Post-Flight
1. Koordinasi dengan purser
Jemaah yang perlu kursi
roda
2. Evakuasi Jemaah yang
membutuhkan pertolongan
darurat
3. Koordinasi dengan tim medis
daker bandara (jika ada
Jemaah yang rujuk, dirawat,
wafat)
4. Persiapkan pencatatan dan
pelaporan menjelang
mendarat (jumlah Jemaah,
jumlah Jemaah jika ada yang
sakit, butuh kursi roda,
dirujuk, tanazul, wafat
Terima
Kasih

More Related Content

Similar to Asuhan Keperawatan Kesehatan Penerbangan (2).pptx

PPT-UEU-Keperawatan-Dasar-I-Pertemuan-12.ppt
PPT-UEU-Keperawatan-Dasar-I-Pertemuan-12.pptPPT-UEU-Keperawatan-Dasar-I-Pertemuan-12.ppt
PPT-UEU-Keperawatan-Dasar-I-Pertemuan-12.pptFaadhilN1
 
Makalah hubungan asfiksia dengan post matur
Makalah hubungan asfiksia dengan  post maturMakalah hubungan asfiksia dengan  post matur
Makalah hubungan asfiksia dengan post maturSeptian Muna Barakati
 
Makalah hubungan asfiksia dengan post matur
Makalah hubungan asfiksia dengan  post maturMakalah hubungan asfiksia dengan  post matur
Makalah hubungan asfiksia dengan post maturWarnet Raha
 
Makalah hubungan asfiksia dengan air ketuban bercampur dengan mekonium
Makalah hubungan asfiksia dengan air ketuban bercampur dengan mekoniumMakalah hubungan asfiksia dengan air ketuban bercampur dengan mekonium
Makalah hubungan asfiksia dengan air ketuban bercampur dengan mekoniumOperator Warnet Vast Raha
 
Makalah hubungan asfiksia dengan air ketuban bercampur dengan mekonium
Makalah hubungan asfiksia dengan air ketuban bercampur dengan mekoniumMakalah hubungan asfiksia dengan air ketuban bercampur dengan mekonium
Makalah hubungan asfiksia dengan air ketuban bercampur dengan mekoniumSeptian Muna Barakati
 
Makalah hubungan asfiksia dengan air ketuban bercampur dengan mekonium
Makalah hubungan asfiksia dengan air ketuban bercampur dengan mekoniumMakalah hubungan asfiksia dengan air ketuban bercampur dengan mekonium
Makalah hubungan asfiksia dengan air ketuban bercampur dengan mekoniumWarnet Raha
 
4._Sehat_selama_Penerbangan_Lingkungan_dan_PFR__EDIT_ELVI.pptx
4._Sehat_selama_Penerbangan_Lingkungan_dan_PFR__EDIT_ELVI.pptx4._Sehat_selama_Penerbangan_Lingkungan_dan_PFR__EDIT_ELVI.pptx
4._Sehat_selama_Penerbangan_Lingkungan_dan_PFR__EDIT_ELVI.pptxRidezamS
 
R1001unit2 100222101706-phpapp01
R1001unit2 100222101706-phpapp01R1001unit2 100222101706-phpapp01
R1001unit2 100222101706-phpapp01rsd kol abundjani
 
R 1001 unit 2 100222 101706-php app 01
R 1001 unit 2 100222 101706-php app 01R 1001 unit 2 100222 101706-php app 01
R 1001 unit 2 100222 101706-php app 01rsd kol abundjani
 
R1001 Unit 2
R1001 Unit 2R1001 Unit 2
R1001 Unit 2mechestud
 
Jenis persiapan dan perawatan pre operasi, intra dan post operasi, dan luka ...
Jenis persiapan dan perawatan  pre operasi, intra dan post operasi, dan luka ...Jenis persiapan dan perawatan  pre operasi, intra dan post operasi, dan luka ...
Jenis persiapan dan perawatan pre operasi, intra dan post operasi, dan luka ...aulia rahmah
 
Makalah hubungan asfiksia dengan post matur
Makalah hubungan asfiksia dengan  post maturMakalah hubungan asfiksia dengan  post matur
Makalah hubungan asfiksia dengan post maturSeptian Muna Barakati
 
Kegawatdaruratan Masa Persalinan Kala I dan II
Kegawatdaruratan Masa Persalinan Kala I dan IIKegawatdaruratan Masa Persalinan Kala I dan II
Kegawatdaruratan Masa Persalinan Kala I dan IIpjj_kemenkes
 
Selasa,, askep pada klien dengan gangguan repirasi kanker paru2 fitri2 ereke
Selasa,, askep pada klien dengan gangguan repirasi kanker paru2 fitri2 erekeSelasa,, askep pada klien dengan gangguan repirasi kanker paru2 fitri2 ereke
Selasa,, askep pada klien dengan gangguan repirasi kanker paru2 fitri2 erekeOperator Warnet Vast Raha
 
kesehatan haji.ppt
kesehatan haji.pptkesehatan haji.ppt
kesehatan haji.pptssuserc0d1c3
 

Similar to Asuhan Keperawatan Kesehatan Penerbangan (2).pptx (20)

PPT-UEU-Keperawatan-Dasar-I-Pertemuan-12.ppt
PPT-UEU-Keperawatan-Dasar-I-Pertemuan-12.pptPPT-UEU-Keperawatan-Dasar-I-Pertemuan-12.ppt
PPT-UEU-Keperawatan-Dasar-I-Pertemuan-12.ppt
 
Pneumonia.pptx
Pneumonia.pptxPneumonia.pptx
Pneumonia.pptx
 
Makalah hubungan asfiksia dengan post matur
Makalah hubungan asfiksia dengan  post maturMakalah hubungan asfiksia dengan  post matur
Makalah hubungan asfiksia dengan post matur
 
Makalah hubungan asfiksia dengan post matur
Makalah hubungan asfiksia dengan  post maturMakalah hubungan asfiksia dengan  post matur
Makalah hubungan asfiksia dengan post matur
 
Makalah hubungan asfiksia dengan post matur
Makalah hubungan asfiksia dengan  post maturMakalah hubungan asfiksia dengan  post matur
Makalah hubungan asfiksia dengan post matur
 
Makalah hubungan asfiksia dengan air ketuban bercampur dengan mekonium
Makalah hubungan asfiksia dengan air ketuban bercampur dengan mekoniumMakalah hubungan asfiksia dengan air ketuban bercampur dengan mekonium
Makalah hubungan asfiksia dengan air ketuban bercampur dengan mekonium
 
Makalah hubungan asfiksia dengan air ketuban bercampur dengan mekonium
Makalah hubungan asfiksia dengan air ketuban bercampur dengan mekoniumMakalah hubungan asfiksia dengan air ketuban bercampur dengan mekonium
Makalah hubungan asfiksia dengan air ketuban bercampur dengan mekonium
 
Makalah hubungan asfiksia dengan air ketuban bercampur dengan mekonium
Makalah hubungan asfiksia dengan air ketuban bercampur dengan mekoniumMakalah hubungan asfiksia dengan air ketuban bercampur dengan mekonium
Makalah hubungan asfiksia dengan air ketuban bercampur dengan mekonium
 
4._Sehat_selama_Penerbangan_Lingkungan_dan_PFR__EDIT_ELVI.pptx
4._Sehat_selama_Penerbangan_Lingkungan_dan_PFR__EDIT_ELVI.pptx4._Sehat_selama_Penerbangan_Lingkungan_dan_PFR__EDIT_ELVI.pptx
4._Sehat_selama_Penerbangan_Lingkungan_dan_PFR__EDIT_ELVI.pptx
 
R1001unit2 100222101706-phpapp01
R1001unit2 100222101706-phpapp01R1001unit2 100222101706-phpapp01
R1001unit2 100222101706-phpapp01
 
R 1001 unit 2 100222 101706-php app 01
R 1001 unit 2 100222 101706-php app 01R 1001 unit 2 100222 101706-php app 01
R 1001 unit 2 100222 101706-php app 01
 
R1001 Unit 2
R1001 Unit 2R1001 Unit 2
R1001 Unit 2
 
Jenis persiapan dan perawatan pre operasi, intra dan post operasi, dan luka ...
Jenis persiapan dan perawatan  pre operasi, intra dan post operasi, dan luka ...Jenis persiapan dan perawatan  pre operasi, intra dan post operasi, dan luka ...
Jenis persiapan dan perawatan pre operasi, intra dan post operasi, dan luka ...
 
Makalah hubungan asfiksia dengan post matur
Makalah hubungan asfiksia dengan  post maturMakalah hubungan asfiksia dengan  post matur
Makalah hubungan asfiksia dengan post matur
 
Kegawatdaruratan Masa Persalinan Kala I dan II
Kegawatdaruratan Masa Persalinan Kala I dan IIKegawatdaruratan Masa Persalinan Kala I dan II
Kegawatdaruratan Masa Persalinan Kala I dan II
 
Asfeksia haidir AKPER PEMKAB MUNA
Asfeksia haidir AKPER PEMKAB MUNAAsfeksia haidir AKPER PEMKAB MUNA
Asfeksia haidir AKPER PEMKAB MUNA
 
Kegawatdaruratan.ppt
Kegawatdaruratan.pptKegawatdaruratan.ppt
Kegawatdaruratan.ppt
 
Selasa,, askep pada klien dengan gangguan repirasi kanker paru2 fitri2 ereke
Selasa,, askep pada klien dengan gangguan repirasi kanker paru2 fitri2 erekeSelasa,, askep pada klien dengan gangguan repirasi kanker paru2 fitri2 ereke
Selasa,, askep pada klien dengan gangguan repirasi kanker paru2 fitri2 ereke
 
Makalah sistem pernapasan 8
Makalah sistem pernapasan 8Makalah sistem pernapasan 8
Makalah sistem pernapasan 8
 
kesehatan haji.ppt
kesehatan haji.pptkesehatan haji.ppt
kesehatan haji.ppt
 

Recently uploaded

Stabilisasi dan Transfer Pasien Rumah Sakit.pptx
Stabilisasi dan Transfer Pasien Rumah Sakit.pptxStabilisasi dan Transfer Pasien Rumah Sakit.pptx
Stabilisasi dan Transfer Pasien Rumah Sakit.pptxdrrheinz
 
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretikobat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretikSyarifahNurulMaulida1
 
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfStrategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfhsetraining040
 
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxkaiba5
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptRoniAlfaqih2
 
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.pptDesiskaPricilia1
 
Hidrodinamika1111111111111111111111.pptx
Hidrodinamika1111111111111111111111.pptxHidrodinamika1111111111111111111111.pptx
Hidrodinamika1111111111111111111111.pptxJasaketikku
 
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdfSWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdfFatimaZalamatulInzan
 
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptxKDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptxawaldarmawan3
 
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosisAbses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosisRachmandiarRaras
 
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologi
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologiBIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologi
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologiAviyudaPrabowo1
 
oscillometry for assessing lung function
oscillometry for assessing lung functionoscillometry for assessing lung function
oscillometry for assessing lung functionolivia371624
 
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptxMPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptxISKANDARSYAPARI
 
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptPERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptika291990
 
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALPPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALMayangWulan3
 
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxkonsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxrittafarmaraflesia
 
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannPelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannandyyusrizal2
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptRoniAlfaqih2
 
polimeric micelles for drug delivery system.pptx
polimeric micelles for drug delivery system.pptxpolimeric micelles for drug delivery system.pptx
polimeric micelles for drug delivery system.pptxLinaWinarti1
 
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANSEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANYayahKodariyah
 

Recently uploaded (20)

Stabilisasi dan Transfer Pasien Rumah Sakit.pptx
Stabilisasi dan Transfer Pasien Rumah Sakit.pptxStabilisasi dan Transfer Pasien Rumah Sakit.pptx
Stabilisasi dan Transfer Pasien Rumah Sakit.pptx
 
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretikobat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
 
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfStrategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
 
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
 
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
 
Hidrodinamika1111111111111111111111.pptx
Hidrodinamika1111111111111111111111.pptxHidrodinamika1111111111111111111111.pptx
Hidrodinamika1111111111111111111111.pptx
 
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdfSWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
 
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptxKDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
 
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosisAbses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
 
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologi
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologiBIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologi
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologi
 
oscillometry for assessing lung function
oscillometry for assessing lung functionoscillometry for assessing lung function
oscillometry for assessing lung function
 
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptxMPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
 
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptPERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
 
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALPPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
 
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxkonsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
 
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannPelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
 
polimeric micelles for drug delivery system.pptx
polimeric micelles for drug delivery system.pptxpolimeric micelles for drug delivery system.pptx
polimeric micelles for drug delivery system.pptx
 
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANSEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
 

Asuhan Keperawatan Kesehatan Penerbangan (2).pptx

  • 2. TUJUAN PEMBELAJARAN Setelah mengikuti pelatihan ini, peserta mampu menerapkan kesehatan penerbangan pada jemaah haji
  • 3. INDIKATOR HASIL BELAJAR 1. Peserta mampu menjelaskan konsep kesehatan penerbangan 2. Peserta mampu melakukan asuhan keperawatan kesehatan penerbangan
  • 4. CREDITS: This presentation template was created by Slidesgo, including icons by Flaticon, infographics & images by Freepik Konsep Kesehatan Penerbangan
  • 5. Materi Pokok 1 Resiko Penerbangan Fisiologi Penerbangan Faktor-faktor yang mempengaruhi kondisi fisiologi tubuh selama penerbangan 01 03 02
  • 6. FISIOLOGI PENERBANGAN Semakin tinggi kemampuan manusia untuk mencapai ketinggian pada penerbangan, pendakian gunung, dan pesawat luar angkasa, semakin penting kita memahami efek ketinggian tempat dan rendahnya tekanan udara terhadap tubuh manusia dan hemostasis tubuh yang terjadi di tempat ketinggian dan penerbangan ruang angkasa.
  • 7. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI FISIOLOGI TUBUH SELAMA PENERBANGAN 1. Tekanan parsial oksigen di udara 2. Tekanan atmosfer 3. Suhu 4. Radiasi
  • 8. RESIKO PENERBANGAN Resiko penerbangan khususnya dalam kesehatan penerbangan dapat saja terjadi karena perubahan tekanan atmosfer. Penyakit karena terbang tinggi merupakan suatu sindrom yang biasanya bersifat akut dan disebabkan karena kurangnya oksigen dalam jaringan sebagai akibat menurunnya tekanan parsiil dari oksigen dalam udara yang dihirup dan mengakibatkan terjadinya HIPOKSIA KENALI SIFAT DARI HIPOKSIA 1. Tidak terasa datangnya 2. Tidak memberikan rasa sakit , seringnya euphoria GEJALA 1. Air hunger 2. Nadi dan Pernafasan meningkat 3. Gangguan cara berpikir, konsentrasi dan melakukan gerakan koordinatif 4. Cyanosis 5. Lemas 6. Kejang 7. Pingsan 8. Mengantuk 9. Malas 10. Euphoria WASPADA
  • 9. Kecuali hipoksia, semua kelainan yang terjadi akibat berubahnya tekanan sekitar tubuh, dalam penerbangan dikenal dengan DYSBARISME Dysbarisme dibagi menjadi 2 golongan: 1. Akibat pengembangan gas - gas dalam rongga tubuh (traktus gastrointestinal, telinga, gigi, sinus paranasalis) 2. Akibat penguapan gas-gas yang terlarut dalam tubuh (bends, chokes, kulit, sistem saraf) DYSBARISME JETLAG JET LAG merupakan salah satu resiko dari penerbangan. Hal ini disebabkan adanya perbedaan waktu dari tempat keberangkatan ke daerah tujuan, sehingga tubuh dipaksa untuk menyesuaikan diri yang disebut juga Circardian Rhythms Seseorang yang memiliki penyakit seperti penyakit cardiovaskular, pulmonary, neuropsychiatri serta kondisi khusus seperti: hamil, pasca operasi, diabetes, fraktur, penyakit mata, radiasi dll tentunya lebih memiliki resiko untuk mengalami gangguan kesehatan dalam penerbangan khususnya penerbangan yang lama seperti dari tanah air ke tanah suci begitupun sebaliknya.
  • 10. Perjalanan Udara ● Pesawat Boeing ● Kloter : 393-450 pax ● Durasi : 9 - 11 jam ● Jarak jauh ● Ketinggian pesawat 30.000-40.000 ● Perbedaan waktu (Indonesia lebih cepat 4 jam dari Arab Saudi)
  • 11. Tidak Risti 37,30% Risti 62,70% Distribusi Jemaah Haji Indonesia Berdasarkan Status Risti Tahun 1443 H/2022 M
  • 12. Apa yang ada di pikiran saudara saat membaca berita ini?
  • 13. Materi Pokok 2 Asuhan Keperawatan Post-Fight Asuhan Keperawatan Pre-Flight Asuhan Keperawatan In-Flight 01 03 02
  • 14. Asuhan Keperawatan Pre - Flight Asuhan Keperawatan Pre Flight dimulai ketika Jemaah Haji tiba di Asrama Haji Embarkasi sampai dengan sebelum naik pesawat
  • 15.
  • 16. Asuhan Keperawatan Pre - Flight Pada tahap inilah yang akan menentukan Jemaah Haji tersebut LAIK atau TIDAK LAIK TERBANG. Bagi Jemaah yang laik terbang dengan penyakit tertentu, harus mendapatkan perhatian yang ekstra dan perlu dilakukan pemeriksaan tekanan darah dan saturasi oksigen terutama bagi Jemaah haji dengan komorbid penyakit jantung dan paru. Bagi Jemaah dengan komorbid anemia dan riwayat perdarahan perlu dilakukan pemeriksaan Hb rapid test sebelum terbang. Mengingat sebagian besar Jemaah yang berangkat sudah berusia lanjut, dan mungkin juga ini adalah pengalaman pertama kali bagi mereka melakukan perjalanan dengan menggunakan pesawat, maka hal ini tentu akan berpengaruh terhadap psikisnya.
  • 17. Pengkajian Perilaku 1. Penurunan produktivitas 2. Gelisah 3. Melihat sepintas 4. Insomnia 5. Kontak mata yang buruk 6. Mengekspresikan kekhawatiran karena perubahan dalam peristiwa hidup 7. Agitasi 8. Mengintai 9. Tampak waspada
  • 18. Pengkajian Afektif 1. Gelisah 2. Kesedihan yang mendalam 3. Kebencian 4. Perasaan tidak adekuat 5. Berfokus pada diri sendiri 6. Peningkatan kewaspadaan 7. Iritabilitas 8. Gugup, senang berlebihan 9. Bingung, menyesal 10.Ragu, tidak percaya diri 11. Khawatir
  • 19. Pengkajian Fisiologi 1. Wajah tegang, tangan tremor 2. Peningkatan keringat 3. Gemetar 4. Suara bergetar
  • 20. Pengkajian Simpatik 1. Anoreksia 2. Eksitasi kardiovaskular 3. Diare, mulut kering 4. Wajah merah 5. Jantung berdebar-debar 6. Peningkatan tek. darah, nadi dan pernafasan 7. Peningkatan reflek 8. Pupil melebar 9. Bernafas lega 10.Vasokonstriksi superficial 11. Lemah, kedutan pada otot
  • 21. Pengkajian Parasimpatik 1. Sakit perut 2. Penurunan tekanan darah dan denyut nadi 3. Diare, mual, vertigo 4. Letih, gangguan tidur 5. Kesemutan pada ekstremitas 6. Sering berkemih
  • 22. Pengkajian Kognitif 1. Memblokir fikiran, confuse 2. Penurunan lapang persepsi 3. Kesulitan berkonsentrasi 4. Penurunan kemampuan untuk memecahkan masalah 5. Lupa, gangguan perhatian 6. Khawatir, melamun 7. Cenderung menyalahkan orang lain
  • 24. 1. Krisis situasional, maturasional 2. Kebutuhan tidak terpenuhi 3. Ancaman terhadap konsep diri, terhadap kematian 4. Kekhawatiran mengalami kegagalan 5. Disfungsi sistem keluarga 6. Hubungan orang tua-anak tidak memuaskan 7. Faktor keturunan (temperamen mudah teragitasi sejak lahir) 8. Penyalahgunaan zat 9. Terpapar bahaya lingkungan (mis. toksin, polutan, dan lain- lain) 10.Kurang terpapar informasi Penyebab
  • 25. Tanda Gejala Subjektif. 1. Merasa bingung. 2. Merasa khawatir dengan akibat. 3. Sulit berkonsentrasi. Objektif. 1. Tampak gelisah. 2. Tampak tegang. 3. Sulit tidur M A Y O R M I N O R Subjektif. 1. Mengeluh pusing. 2. Anoreksia. 3. Palpitasi. 4. Merasa tidak berdaya. Objektif. 1. Frekuensi napas meningkat. 2. Frekuensi nadi meningkat. 3. Tekanan darah meningkat. 4. Diaforesis. 5. Tremor. 6. Muka tampak pucat.
  • 26. KRITERIA HASIL Ekspektasi = Ansietas Menurun
  • 27. Intervensi Keperawatan Reduksi Ansietas 1. Identifikasi saat tingkat ansietas berubah dan kemampuan mengambil keputusan 2. Monitor tanda - tanda ansietas OBSERVASI 1. Ciptakan suasana terapeutik untuk menumbuhkan kepercayaan 2. Temani jemaah untuk mengurangi kecemasan jika memungkinkan 3. Pahami situasi yang membuat ansietas dengarkan dengan penuh perhatian 4. Gunakan pendekatan yang tenang dan meyakinkan 5. Tempatkan barang pribadi yang memberikan kenyamanan 6. Motivasi untuk mengidentifikasi situasi yang memicu kecemasan 7. Lakukan pengukuran tekanan darah, dan saturasi oksigen TERAPEUTIK
  • 28. Intervensi Keperawatan Reduksi Ansietas EDUKASI KOLABORASI 1. Informasikan secara faktual mengenai diagnosa, pengobatan, dan prognosis 2. Anjurkan jemaah haji melakukan kegiatan sesuai dengan kebutuhan dan mengungkapkan perasaan dan persepsi 3. Anjurkan untuk melakukan peregangan selama di pesawat dan mengurangi kopi sebelum keberangkatan 4. Ajarkan teknik relaksasi 5. Ajarkan cara penggunaan toilet di pesawat 6. Jelaskan hal hal yang harus dilakukan ketika berada di pesawat Kolaborasi pemberian obat antiansietas, jika perlu
  • 29. Yang Diperhatikan Saat Pre-Flight 1. Pemantauan seluruh Jemaah terutama yang RISTI 2. Obat (pengisian lembar obat dan legalisasi oleh KKP, copy resep, insulin, 3. Barang bawaan yang dilarang 4. Koordinasi dengan PPIH Embarkasi bidang kesehatan (pra manifest, Jemaah tidak laik terbang 5. Koordinasi dengan maskapai jemaah yang membutuhkan kursi roda
  • 30.
  • 31. CREDITS: This presentation template was created by Slidesgo, including icons by Flaticon, infographics & images by Freepik Asuhan Keperawatan In-Flight
  • 32. Askep In-Flight Perubahan tekanan, suhu, oksigen, dan kelembaban saat kita sedang terbang menggunakan pesawat ternyata bisa mempengaruhi fungsi tubuh. hal ini bisa mengakibatkan terjadinya ● Hipoksia ● Dehidrasi ● Deep Vein Thrombosis ● Hipotermia ● Mabuk Udara
  • 33. Penyebab Hipoksia 1. Oksigenasi paru yang tidak memadai 2. Penyakit paru 3. Shunt vena ke arteri 4. Transpor dan pelepasan oksigen yang inadekuat 5. Pemakaian oksigen yang tidak memadai pada jaringan Dehidrasi Suhu dingin secara otomatis tubuh akan banyak mengeluarkan panas sehingga akan menyebabkan pemakaian energi dan cairan yang berlebih sehingga dapat menyebabkan dehidrasi In-Flight
  • 34. Deep Vein Thrombosis 1. Iritasi atau cedera vena dalam 2. Aliran darah yang melambat karena kurang gerak 3. Darah yang menggumpal Hipotermia Paparan cuaca atau air dingin yang terlalu lama tanpa pakaian yang lengkap untuk menahan kondisi dingin Mabuk Udara Pengaruh gaya G yang kecil tetapi secara berulang-ulang yang menyerang alat keseimbangan Penyebab In-Flight
  • 35. ● Gangguan pertukaran gas b.d Ketidakseimbangan ventilasi- perfusi, Perubahan membran alveolus-kapiler d.d Dispnea, PCO2 meningkat / menurun, PO2 menurun. Takikardia, Bunyi napas tambahan, Pusing,, Penglihatan kabur, Sianosis. Diaforesis. Gelisah. Napas cuping hidung. Pola napas abnormal (cepat/lambat, regular/irregular dalam/dangkal). Warna kulit abnormal (mis. pucat, kebiruan). Kesadaran menurun Outcome Pertukaran gas meningkat Intervensi keperawatan 1. Pemantauan respirasi 2. Terapi oksigen Diagnosa Keperawatan
  • 36. ● Gangguan ventilasi spontan b.d gangguan metabolisme, kelelahan otot pernafasan d.d dyspnea, penggunaan otot bantu nafas meningkat, SaO2 menurun, PO2 menurun, gelisah, takicardia Outcome Ventilasi spontan meningkat Intervensi Keperawatan 1. Dukungan ventilasi 2. Pemantauan respirasi Diagnosa Keperawatan
  • 37. ● Hipovolemia b.d kekurangan intake cairan, evaporasi d.d frekuensi nadi meningkat, nadi teraba lemah, tekanan darah menurun, tekanan nadi menyempit, turgor kulit menyempit, membrane mukosa kering, volume urine menurun, merasa lemah, mengeluh haus, pengisian vena menurun, status mental berubah, suhu tubuh meningkat, konsentrasi urine meningkat. Outcome Status cairan membaik Intervensi Keperawatan 1. Manajemen hipovolemia 2. Pemantauan cairan Diagnosa Keperawatan
  • 38.
  • 39. ● Perfusi perifer tidak efektif b.d Hiperglikemia, Penurunan konsentrasi hemoglobin, Peningkatan tekanan darah, Kekurangan volume cairan. Penurunan aliran arteri dan/atau vena, Kurang terpapar informasi tentang faktor pemberat (mis. merokok, trauma, obesitas, asupan garam, imobilitas), Kurang terpapar informasi tentang proses penyakit (mis. diabetes melitus, hiperlipidemia), Kurang aktivitas fisik. d.d Pengisian kapiler > 3 detik. Nadi perifer menurun atau tidak teraba. Akral teraba dingin. Warga kulit pucat. Parastesia. Nyeri ekstremitas, edema. Turgor kulit menurun. Outcome Perfusi perifer meningkat Intervensi Keperawatan 1. Perawatan sirkulasi 2. Manajemen sensasi perifer Diagnosa Keperawatan
  • 40. ● Hipotermi b.d Terpapar suhu lingkungan rendah, Malnutrisi, Pemakaian pakaian tipis, Penurunan laju metabolisme, Tidak beraktivitas, Kurang terpapar informasi tentang pencegahan hipotermia d.d kulit terasa dingin, Menggigil, Suhu tubuh dibawah nilai normal, Akrosianosis, Bradikardi, Dasar kuku sianotik, Hipoglikemia, Hipoksia, Pengisian kapiler > 3 detik, Konsumsi oksigen meningkat, Piloereksi/merinding, Takikardia, Vasokonstruksi perifer Outcome Termoregulasi membaik Intervensi Keperawatan Manajemen hipotermia Diagnosa Keperawatan
  • 41. ● Nausea b.d mabuk perjalanan, Gangguan biokimiawi (mis. uremia, ketoasidosis diabetik) Gangguan pada esophagus, Distensi lambung, Iritasi lambung, d.d Mengeluh mual, Merasa ingin muntah, Tidak berminat makan, Saliva meningkat, Pucat, Diaforesis, Takikardia Outcome Tingkat nausea menurun Intervensi Keperawatan Manajemen mual Diagnosa Keperawatan
  • 42. Yang Diperhatikan Saat In-Flight 1. Visitasi seluruh Jemaah terutama yang risti secara bergantian 2. Koordinasi dengan purser medical kit dan dokter kit yang ada di pesawat 3. Pencegahan dehidrasi dan edukasi toilet training 4. Pencegahan DVT 5. Anjuran istirahat tidur 6. Mengingatkan Jemaah untuk mengkonsumsi obat rutinnya tepat waktu
  • 43.
  • 44. CREDITS: This presentation template was created by Slidesgo, including icons by Flaticon, infographics & images by Freepik Asuhan Keperawatan Post-Flight
  • 45.
  • 46. Askep Post-Flight Fatigue adalah penurunan kapasitas kerja fisik dan mental yang tidak pulih dengan istirahat Barotitis adalah kerusakan pada telinga tengah yang disebabkan oleh tekanan udara yang tidak seimbang Jet Lag adalah suatu kondsi fisiologis yang terjadi akibat gangguan terhadap circardian rhythms tubuh Demensia adalah sindrom penurunan kognitif dan fungsional, biasanya terjadi di kemudian hari sebagai akibat dari neurodegeratif dan proses serebrovaskuler
  • 47. Fatigue Tanda dan Gejala: 1. Merasa energi tidak pulih walaupun telah tidur 2. Mengeluh lelah 3. Tampak lesu 4. Tidak mampu mempertahankan aktivitas rutin 5. Kebutuhan istirahat meningkat 6. Merasa bersalah akibat tidak mampu menjalankan tanggung jawab Pengkajian
  • 48. ● Keletihan b.d Gangguan tidur, Kondisi fisiologis (mis. penyakit kronis, penyakit terminal, anemia, malnutrisi), Stres berlebihan, Depresi d.d mengeluh lelah, merasa kurang tenaga, tampak lesu, merasa energi tidak pulih walaupun telah tidur. Outcome Tingkat keletihan menurun Intervensi Keperawatan 1. Edukasi aktivitas/istirahat 2. Manajemen Energi Diagnosa Keperawatan
  • 49. Diagnosis kelelahan merupakan perasaan subjektif yang tidak teratasi dengan istirahat dan intervensi keperawatan tidak difokuskan untuk meningkatkan daya tahan beraktivitas, melainkan untuk membantu Jemaah beradaptasi dengan kondisi yang dialaminya.
  • 50. Intervensi Keperawatan Keletihan 1. Identifikasi kesiapan dan kemampuan jemaah menerima informasi 2. Berikan kesempatan kepada jamaah untuk bertanya 3. Anjurkan jemaah untuk dapat menyusun jadwal aktivitas dan istirahat 4. Anjurkan cara mengidentifikasi kebutuhan istirahat ( mis: kelelahan, sesak nafas saat aktivitas) 5. Ajarkan jemaah cara mengidentifikasi target dan jenis aktivitas sesuai kemampuan
  • 51. Pengkajian Barotitis Tanda dan gejala: 1. Pada ketinggian rasa sakit pada telinga tengah karena meregangnya selaput gendang, bahkan dapat merobekkan selaput gendang 2. Pada waktu turun tekanan di telinga tengah menjadi lebih kecil dari tekanan di luar sehingga udara akan mengalir masuk telinga tengah
  • 52. ● Nyeri akut b.d Agen pencedera fisiologis (mis. Inflamasi, iskemia, neoplasma) d.d mengeluh nyeri, tampak meringis, bersikap protektif, gelisah, sulit tidur, menarik diri, berfokus pada diri sendiri, diaforesis Outcome Nyeri menurun Intervensi Keperawatan Manajemen nyeri Diagnosa Keperawatan
  • 53. Intervensi Keperawatan Nyeri Akut Terapeutik 1. Berikan teknik non farmakologis untuk mengurangi rasa nyeri 2. Kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri (mis. Suhu ruangan, pencahayaan, kebisingan) 3. Fasilitasi istirahat dan tidur 4. Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam pemilihan strategi meredakan nyeri Observasi 1. Identifikasi ● Local, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas nyeri ● Skala nyeri ● Respon nyeri non verbal ● Faktor yang memperberat dan memperingan nyeri 2. Monitor efek samping penggunaan analgetik
  • 54. Intervensi Keperawatan Nyeri Akut Edukasi 1. Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri 2. Jelaskan strategi meredakan nyeri 3. Ajarkan manuver valsava dan manuver Toynbee 4. Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri 5. Anjurkan menggunakan analgetik secara tepat 6. Anjurkan teknik non farmakologis untuk mengurangi rasa nyeri Kolaborasi Kolaborasi pemberian analgesik jika perlu
  • 55. Gunakan manuver Toynbee untuk melegakan telinga. • Manuver ini dapat membantu melegakan tekanan di telinga tengah dan menghilangkan sumbatan yang membuat Anda merasa tidak nyaman. • Minumlah seteguk air, tetapi jangan langsung ditelan. • Tutup mulut Anda dan gunakan jari tangan untuk menutup lubang hidung. Setelah itu, telan air yang ada di dalam mulut. Anda boleh mengulangi manuver ini maksimal 5 kali. Gunakan manuver valsalva untuk melepaskan tekanan pada telinga. • Tutup kedua lubang hidung dan mulut Anda. • Hembuskan napas perlahan dengan mencoba mengeluarkannya dari hidung. • Jangan mengembuskan udara terlalu kuat karena bisa merusak gendang telinga. Anda mungkin bisa mendengar suara letupan kecil saat tekanan pada telinga terlepas, tetapi seharusnya tidak merasa nyeri. Manuver Valsava dan Manuver Toynbee
  • 56. Pengkajian Jet Lag Tanda dan gejala: 1. Sakit kepala 2. Kelelahan, pola tidur tidak biasa, insomnia 3. Disorientasi, pening, iritabilitas 4. Depresi kecil 5. Diare
  • 57. ● Gangguan pola tidur b.d Hambatan lingkungan (mis. kelembaban lingkungan sekitar, suhu lingkungan, pencahayaan, kebisingan, jadwal pemantauan/pemeriksaan/tinda kan), Kurang kontrol tidur Kurang privasi, Tidak familiar dengan peralatan tidur d.d Mengeluh sulit tidur, Mengeluh sering terjaga, Mengeluh tidak puas tidur, Mengeluh pola tidur berubah, Mengeluh istirahat tidak cukup Outcome Pola tidur membaik Intervensi Keperawatan Dukungan Tidur Diagnosa Keperawatan
  • 58. Intervensi Keperawatan Gangguan Pola Tidur Observasi 1. Identifikasi pola aktivitas dan tidur 2. Identifikasi faktor pengganggu tidur 3. Identifikasi makanan dan minuman yang mengganggu tidur 4. Identifikasi obat tidur yang dikonsumsi 1. Modifikasi lingkungan (mis. Pencahayaan, kebisingan, suhu, matras, dan tempat tidur) 2. Fasilitasi menghilangkan stress sebelum tidur 3. Lakukan prosedur untuk meningkatkan kenyamanan (mis, pijat, pengaturan posisi, terapi akupresure) 4. Sesuaikan jadwal pemberian obat dan/atau tindakan untuk menunjang siklus tidur-terjaga Terapeutik
  • 59. Intervensi Keperawatan Gangguan Pola Tidur Edukasi 1. Jelaskan pentingnya tidur cukup selama penerbangan 2. Anjurkan menepati kebiasaan waktu tidur 3. Anjurkan menghindari makanan/minuman yang mengganggu tidur 4. Ajarkan faktor faktor yang berkontribusi terhadap gangguan pola tidur (mis, psikologis, gaya hidup) 5. Ajarkan relaksasi otot
  • 60. Demensia Tanda dan gejala: 1. Kehilangan memori 2. Kesulitan dalam melakukan rutinitas pekerjaan 3. Masalah dengan Bahasa 4. Disorientasi waktu dan tempat 5. Tidak dapat mengambil keputusan 6. Perubahan suasana hati dan kepribadian Pengkajian
  • 61. Diagnosa Keperawatan ● Konfusi akut b.d delirium, demensia, Fluktuasi siklus tidur-bangun, Usia lebih dari 60 tahun, d.d Kurang motivasi untuk memulai/menyelesaikan perilaku berorientasi tujuan dan terarah. Fluktuasi fungsi kognitif, tingkat kesadaran, aktivitas psikomotorik, salah persepsi, halusinasi, gelisah Outcome Tingkat konfusi menurun Intervensi Keperawatan Manajemen Delirium
  • 62. Intervensi Keperawatan Konfusi Akut Observasi 1. Identifikasi faktor resiko delirium 2. Monitor status neurologis dan tingkat delirium Terapeutik 1. Berikan pencahayaan yang baik 2. Hindari stimulus sensori berlebihan 3. Sediakan jam yang mudah terbaca 4. Sediakan informasi apa yang terjadi dan apa yang dapat terjadi selanjutnya 5. Lakukan reorientasi 6. Sediakan lingkungan fisik yang konsisten 7. Berikan informasi baru secara perlahan, sedikit demi sedikit, diulang ulang
  • 63. Intervensi Keperawatan Konfusi Akut Edukasi Anjuran penggunaan alat bantu sensorik (kacamata, alat bantu dengar) Kolaborasi Kolaborasi penggunaan obat ansietas, jika perlu
  • 64. Yang Diperhatikan Saat Post-Flight 1. Koordinasi dengan purser Jemaah yang perlu kursi roda 2. Evakuasi Jemaah yang membutuhkan pertolongan darurat 3. Koordinasi dengan tim medis daker bandara (jika ada Jemaah yang rujuk, dirawat, wafat) 4. Persiapkan pencatatan dan pelaporan menjelang mendarat (jumlah Jemaah, jumlah Jemaah jika ada yang sakit, butuh kursi roda, dirujuk, tanazul, wafat