Dokumen tersebut membahas tentang asuhan keperawatan pada pasien diabetes melitus tipe 1. Terdapat penjelasan mengenai penyebab, gejala, diagnosis, dan penatalaksanaan diabetes melitus tipe 1 yang meliputi insulin, diet, olahraga, pemantauan, serta pendidikan.
Laporan pendahuluan asuhan keperawatan diabetes mellitus tipe 2Utik Pariani
laporan pendahuluan asuhan keperawatan DM tipe 2. definisi: Diabetes mellitus merupakan sekelompok kelainan heterogen yang ditandai oleh kenaikan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemia. etiologi: Factor genetic, Factor imunologi
Factor lingkungan, Usia (resistensi insulin cenderung meningkat pada usia diatas 65 tahun), Obesitas, Riwayat keluarga. pathway dan masalah keperawatan. pengkajian, diagnosa intervensi rasional
Laporan pendahuluan asuhan keperawatan diabetes mellitus tipe 2Utik Pariani
laporan pendahuluan asuhan keperawatan DM tipe 2. definisi: Diabetes mellitus merupakan sekelompok kelainan heterogen yang ditandai oleh kenaikan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemia. etiologi: Factor genetic, Factor imunologi
Factor lingkungan, Usia (resistensi insulin cenderung meningkat pada usia diatas 65 tahun), Obesitas, Riwayat keluarga. pathway dan masalah keperawatan. pengkajian, diagnosa intervensi rasional
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pada awalnya obesitas di pandang sebagai tren atau gaya hidup sebagai tanda kesuksesan seseorang, dengan memiliki badan yang gemuk menandakan seseorang hidup berkecukupn. Namun sekarang obesitas telah menjadi masalah yang serius karena memicu timbulnya berbagai komplikasi penyakit yang menyertainya. Masalah obesitas kini telah menjadi perhatian khusus badan kesehatan dunia
Perhatian tidak hanya ditujukan kepada jumlah lemak yang ditimbun, tetapi juga kepada lokasi penimbunan lemak tubuh.Pola penyebaran lemak tubuh pada pria dan wanita cenderung berbeda.Wanita cenderung menimbun lemaknya di pinggul dan bokong, sehingga memberikan gambaran seperti buah pir.Sedangkan pada pria biasanya lemak menimbun di sekitar perut, sehingga memberikan gambaran seperti buah apel.
Masalah ini yang menjadikan bahasan dalam asuhan keperawatan dengan obesitas menjadi sangat menarik untuk di angkat dan di pelajari kelompok kami, semoga apa yang kami tulis dalam karya kami dapat menjadi sesuatu yang berguba bagi kami mahasiswa keperawatan khususnya dan khalayak ramai pada umunya.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa definisi obesitas?
2. Apa saja tipe-tipe obesitas?
3. Apa gejala-gejala timbulnya obesitas?
4. Apa penyebab timbulnya obesitas?
5. Bagaimana cara pengukuran obesitas?
6. Bagaimana mekanisme terjadinya Obesitas?
7. Penyakit apa saja yang timbul akibat obesitas?
8. Bagaimana pencegahan obesitas ?
C. TUJUAN PENULISAN
1. Untuk mengetahui definisi obesitas
2. Untuk mengetahui tipe-tipe obesitas
3. Untuk mengetahui gejala-gejala timbulnya obesitas
4. Untuk mengetahui penyebab timbulnya obesitas
5. Untuk mengetahui cara pengukuran obesitas
6. Untuk mengetahui mekanisme terjadinya Obesitas
7. Untuk mengetahui penyakit yang timbul akibat obesitas
8. Untuk mengetahui pencegahan obesitas
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pada awalnya obesitas di pandang sebagai tren atau gaya hidup sebagai tanda kesuksesan seseorang, dengan memiliki badan yang gemuk menandakan seseorang hidup berkecukupn. Namun sekarang obesitas telah menjadi masalah yang serius karena memicu timbulnya berbagai komplikasi penyakit yang menyertainya. Masalah obesitas kini telah menjadi perhatian khusus badan kesehatan dunia
Perhatian tidak hanya ditujukan kepada jumlah lemak yang ditimbun, tetapi juga kepada lokasi penimbunan lemak tubuh.Pola penyebaran lemak tubuh pada pria dan wanita cenderung berbeda.Wanita cenderung menimbun lemaknya di pinggul dan bokong, sehingga memberikan gambaran seperti buah pir.Sedangkan pada pria biasanya lemak menimbun di sekitar perut, sehingga memberikan gambaran seperti buah apel.
Masalah ini yang menjadikan bahasan dalam asuhan keperawatan dengan obesitas menjadi sangat menarik untuk di angkat dan di pelajari kelompok kami, semoga apa yang kami tulis dalam karya kami dapat menjadi sesuatu yang berguba bagi kami mahasiswa keperawatan khususnya dan khalayak ramai pada umunya.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa definisi obesitas?
2. Apa saja tipe-tipe obesitas?
3. Apa gejala-gejala timbulnya obesitas?
4. Apa penyebab timbulnya obesitas?
5. Bagaimana cara pengukuran obesitas?
6. Bagaimana mekanisme terjadinya Obesitas?
7. Penyakit apa saja yang timbul akibat obesitas?
8. Bagaimana pencegahan obesitas ?
C. TUJUAN PENULISAN
1. Untuk mengetahui definisi obesitas
2. Untuk mengetahui tipe-tipe obesitas
3. Untuk mengetahui gejala-gejala timbulnya obesitas
4. Untuk mengetahui penyebab timbulnya obesitas
5. Untuk mengetahui cara pengukuran obesitas
6. Untuk mengetahui mekanisme terjadinya Obesitas
7. Untuk mengetahui penyakit yang timbul akibat obesitas
8. Untuk mengetahui pencegahan obesitas
Diabetes Melitus - Presentasi untuk Para KARYAWAN PERKANTORAN di JAKARTA, IND...Mangatas Manalu-Tiga
Indonesia saat ini sudah menduduki peringkat 5 besar dunia untuk penyakit Diabetes Melitus (Kencing Manis). Hal ini mungkin disebabkan oleh pergeseran pola konsumsi makanan , yang lebih "westernized" dan pola aktivitas yang lebih "sedentary", banyak duduk dan kurang gerak, Hal ini terutama terjadi di kota-kota besar di negara kita, Slide ini sekedar mengingatkan kita tentang ancaman Diabetes dan usaha-usaha yang bisa dilakukan untuk mencegahnya.
2. Diabetes mellitus merupakan
sekelompok kelainan heterogen yang
ditandai oleh kenaikan kadar glukosa
dalam darah atau hiperglikemia. (
Brunner and Suddarth, 2002 )
3. Diabetes
mellitus tipe 1 dahulu disebut
insulin-dependent
diabetes
(IDDM,
diabetes yang bergantung pada insulin),
dicirikan dengan rusaknya sel beta
penghasil
insulin
pada
pulau-pulau
langerhans sehingga terjadi kekurangan
insulin pada tubuh. Diabetes tipe ini dapat
diderita oleh anak-anak maupun orang
dewasa.
4. Tipe
IA, diduga pengaruh genetik dan
lingkungan memegang peran utama untuk
terjadinya kerusakan pankreas.
Tipe
IB berhubungan dengan keadaan
autoimun
primer
pada
sekelompok
penderita yang juga sering menunjukkan
manifestasi autoimun lainnya, seperti
Hashimoto disease, Graves disease,
5.
DM tipe I ditandai dg penghancuran sel Beta
Pankreas, yg diperkirakan dsbbkan oleh Kombinasi
faktor genetik, imunologi, & lingkungan.
Faktor Genetik
Penderita DM tdk mewarisi DM tipe I itu sendiri tp,
mewarisi suatu predisposisi (kecenderungan genetik)
ke arah terjadinya DM tipe I.
Faktor imunologi
Terjadi respon autoimun yg abnormal, dmn antibody
terarah pd jaringan normal tubuh tp dianggap seolah2
jaringan asing
9. Pada pasien DM sel2 pankreasnya mengalami kesukaran
dlm memproduksi insulin (insulin defisiensi) atau jlhnya
cukup ttpi fungsinya kurang (relatif insulin defisit)
Setelah diabsorbsi
glukosa meningkat krn insulintdk
mmpu mengolah
hiperglikemia
Terjadi ketdk mampuan menghasilkan insulin krn sel2 Beta
pankreas tlh dihancurkan oleh autoimun.
Glukosa yg berasal dr makan tdk dpt disimpan di dlm
hepar, n di dlm darah ttp ada.
Jk konsentrasi glukosa dlm darah tinggi
ginjal tdk mmpu
u mengereabsorbsi glukosa
glukosuria
Ketika
glukosa berlebihan dieskresi ke dlm urin
eskresi ini akan disertai pengeluaran cairan & elektrolit
yg berlebihan (diurisis osmotik)
poliuria & polidipsia
10.
Defisiensi insulin jg mengnganggu
metabolisme protein & lemak
penurunan BB
Akibat penurunan simpanan kalori
peningkatan selera makan (polifagia)
Terjadi jg pemecahan lemak
produksi
badan keton, bl berlebihan
ketoasidosis diabetik
Dg tanda & gejala : nyeri abdomen, mual,
muntah, hiperventilasi, nafas bau keton,
Bl tdk ditangani
penurunan
kesadaran, koma bahkan kematian.
12. GD
meningkat secara abnormal
Kriteria WHO u DM :
Gukosa Plasma sewaktu ( random) : >
200 mg/dl
Glukosa Plasma puasa > 140 mg/dl
Glukosa plasma 2 jam PP > 200 mg/dl
13. Hipoglikemia
Hiperglikemia
Ketoasidosis
Diabetik
komplikasi jangka panjang
penyakit makrovaskuler ( penyakit arteri
koroner, penyakit serebrovaskuler,
penyakit vaskuler perifer)
penyakit mikrovaskuler( retinodiabetik,
nefropat
14. Tujuan
utama terapi diabetes mellitus
adalah mencoba menormalkan aktivitas
insulin dan kadar glukosa darah dalam
upaya untuk mengurangi komplikasi
vaskuler serta neuropati. Tujuan terapeutik
pada setiap tipe diabetes adalah mencapai
kadar glukosa darah normal.
15. Ada 6 komponen dalam
penatalaksanaan DM tipe I :
Insulin
Diet
Latihan/olahraga
Pemantauan
Terapi (jika diperlukan) : Obat
hipoglikemik oral
Pendidikan
17. No
Bukan DM Belum pasti
DM
DM
1
2
Kadar glukosa
darah sewaktu
Plasma vena
Darah kapiler
Kadar glukosa
darah puasa
Plasma vena
Darah kapiler
< 100
<80
100-200
80-200
>200
>200
<110
<90
110-120
90-110
>126
>110
18. Riwayat Kesehatan Keluarga
Adakah keluarga yang menderita penyakit seperti
klien ?
Riwayat Kesehatan Pasien dan Pengobatan
Sebelumnya
Berapa lama klien menderita DM, bagaimana
penanganannya, mendapat terapi insulin jenis apa,
bagaimana cara minum obatnya apakah teratur
atau tidak, apa saja yang dilakukan klien untuk
menanggulangi penyakitnya.
Aktivitas/ Istirahat :
Letih, Lemah, Sulit Bergerak / berjalan, kram otot,
tonus otot menurun.
19. Sirkulasi
Adakah riwayat hipertensi,AMI, klaudikasi, kebas,
kesemutan pada ekstremitas, ulkus pada kaki yang
penyembuhannya lama, takikardi, perubahan
tekanan darah
Integritas Ego
Stress, ansietas
Eliminasi
Perubahan pola berkemih ( poliuria, nokturia, anuria
), diare
Makanan / Cairan
Anoreksia, mual muntah, tidak mengikuti diet,
penurunan berat badan, haus, penggunaan diuretik.
21. • Resiko tinggi gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan
tubuh berhubungan dengan penurunan masukan oral,
anoreksia, mual, nyeri abdomen
Intervensi:
Timbang berat badan setiap hari atau sesuai indikasi
Tentukan program diet dan pola makan pasien dan bandingkan
dengan makanan yang dapat dihabiskan pasien
Auskultasi bising usus, catat adanya nyeri abdomen, kembung,
mual, muntahan makanan yang belum sempat dicerna
Berikan makan cair yang mengandung zat makanan dan
elektrolit segera jika pasien sudah dapat mentoleransinya
melaui pemberian cairan melalui oral
Identifikasi makanan yang disukai
22. 2. Kekurangan volume cairan
berhubungan dengan diuresisi
osmotic
Intervensi:
Pantau tanda-tanda vital, catat adanya
tekanan darah ortostatik
Pantau pola nafas sepeti adanya pernafasan
Kusmaul atau pernafasan yang berbau keton
Frekuensi dan kualits pernafasan,
penggunaan otot bantu nafas, dan adanya
periode apnea dan munculnya sianosis
Pantau masukan dan pengeluaran
23. 3. Gangguan integritas kulit berhubungan
dengan perubahan status metabolic
(neuropati perifer)
Intervensi:
Kaji luka, adanya epitelisasi, perubahan warna, edema,
dan discharge, frekuensi ganti balut
Kaji tanda vital
Kaji adanya nyeri
Lakukan perawatan luka
Kolaborasi pemberian insulin dan medikasi
Kolaborasi pemberian antibiotik sesuai indikasi