SlideShare a Scribd company logo
Aspal
Defenisi :
Material berwarna hitam atau coklat tua. Pada
temperatur ruang berbentuk padat sampai agak padat,
jika dipanaskan sampai temperatur tentu dapat
menjadi lunak / cair sehingga dapat membungkus
partikel agregat pada waktu pembuatan campuran
aspal beton atau sapat masuk kedalam pori-pori yang
ada pada penyemprotan/ penyiraman pada perkerasan
macadam atau pelaburan. Jika temperatur mulai turun.
Aspal akan mengeras dan mengikat agregat pada
tempatnya (sifat Termoplastis)
 Hidrocarbon adalah bahan dasar utama dari aspal yang
umumnya disebut bitumen. Sehingga aspal sering juga
disebut bitumen,
 Aspal merupakan salah satu material konstruksi
perkerasan lentur . Aspal merupakan komponen kecil .
Umumnya 4 – 10 % dari berat campuran. Tetapi
merupakan komponen yang relatif mahal
 Aspal umumnya berasal dari salah satu hasil destilasi
minyak bumi (Aspal Minyak) dan bahan alami (aspal
Alam),
 Aspal minyak (Aspal cemen) bersifat mengikat agregat
pada campuran aspal beton dan memberikan lapisan
kedap air. Serta tahan terhadap pengaruh asam, Basa
dan garam,
 Sifat aspal akan berubah akibat panas dan umur, aspal
akan menjadi kaku dan rapuh dan akhirnya daya
adhesinya terhadap partikal agregat akan berkurang.
Jenis Aspal
Berdasarkan cara
mendapatkannya
Aspal Alam :
- Aspal Gunung (Rock Asphalt)
ex : Aspal P. Buton
- Aspal Danau (Lake Asphalt)
ex : Aspal Bermudez, Trinidad
Aspal Buatan :
- Aspal Minyah
Merupakan hasil destilasio minyak bumi
- Tar
Merupakan hasil penyulingan batu bara dan kayu
(tidak umum dugunakan, peka terhadap
perubahan temperatur dan beracun)
Aspal
Minyak
Berdasarkan jenis
bahan dasarnya
- Asphaltic base crude oil
Bahan dasar dominan aspaltic
- Parafin base crude oil
Bahan dasar dominan parafin
- Mixed base crude oil
Bahan dasar campuran asphaltic
dan parafin
Berdasarkan
bentuknya
- Aspal keras/panas (Asphalt cemen)
aspal yang digunakan dalam keadaan
panas dan cair, pada suhu ruang
berbentuk padat
- Aspal dingin / Cair (Cut Back Asphalt)
aspal yang digunakan dalam keadaan
dingin dan cair, pada suhu ruang
berbentuk cair
- Aspal emulsi (emulsion asphalt)
aspal yang disediakan dalam bentuk
emulsi dandigunakan dalam kondisi
dingin dan cair
Proses
Penyulingan
minyak bumi
untuk
menghasilkan
aspal
Crude Oil Atmospheric
destilation
Light
gases
Naptha
Kerosine
Gas Oil
Refotming Gasoline
Chemical
Aviotion Fuel
Domestic Fuel
Long Residue
Vacuum
Destilation
destilate
Cracking
Diesel Fuel
Domestic Fuel
Gasoline
Chemical
Short Residue
Bitumen Feedstock
Fuel Oil
Lube Oil
manifacture
Skema Proses Pembuatan aspal Minyak
Jenis Tungku Destilasi Ter
Pemanas
Pemanas
(Suhu 1000° - 1250° C)
Tungku Destilasi Vertikal
Pemanas (Suhu 1000° - 1250° C)
Tungku Destilasi Horizontal
AROMAT
Tungku Destilasi Vertikal Tungku Destilasi Horozontal
Hasil Donominasi Oleh Aromat
yang tidak bermuatan listrik
Hasil Ter didominasi oleh Cresol
dan Phenol yang bermuatan listrik
OH
O H- +
OH
+- HO
CRESOL PHENOL
Karen ter bermuatan listrik maka kelekatan
ter lebih baik terhadap agregat dari pada
aspal
Perbandingan sifat aspal dengan ter
Bitument (aspal) Sifat Ter
Coklat - hitam Warna Coklat - Hitam
Cair - padat Bentuk cair
Larut Dalam CS2/CCl4 larut
Tidak larut Dalam Air Tidak Larut
Berbau biasa Bau Berbau khas (Aromat
bersifat harum)
Ada yang bergandengan Aromat tunggal
CYCLON
NAPHTENE
AROMAT
Aspal keras (asphalt cemen, AC)
 Aspal keras pada suhu ruang (250 – 300 C) berbentuk padat
 Aspal keras dibedakan berdasarkan nil;ai penetrasi (tingkat
kekerasannya)
 Aspal keras yang biasa digunakan :
- AC Pen 40/50, yaitu aspal keras dgn penetrasi antara 40 – 50
- AC pen 60/70, yaitu aspal keras dgn penetrasi antara 60 – 79
- AC pen 80/100, yaitu aspal keras dengan penetrasi antara 80 – 100
- AC pen 200/300, yaitu aspal keras dengan penetrasi antara 200-300
 Aspal dengan penetrasi rendah digunakan di daerah bercuaca panas,
volume lalu lintas tinggi.
 Aspal dengan penetrasi tinggi digunakan untuk daerah bercuaca dingin,
lalu lintas rendah.
 Di Indonesia umumnya digunakan aspal penetrasi 60/70 dan 80/100.
Aspal cair (Cut Back Asphalt)
 Aspal cair merupakan campuran aspal keras dengan bahan pengencair dari
hasil penyulingan minyak bumi
 Pada suhu ruang berbentuk cair
 Berdasarkan bahan pencairnya dan kemudahan penguapan bahan
pelarutnya, aspal cair dibedakan atas :
1. RC (Rapid curing cut back )
Merupakan aspal keras yang dilarutkan dengan bensin (premium), RC
merupakan curback asphal yang paling cepat menguap.
RC cut back asphalt dugunakan sebagai :
- Tack coat (Lapis perekat)
- Prime Coat (Lapis resap pengikat)
2. MC (Medium Curing cut back)
Merupakan aspal keras yang dilarutkan dengan minyak tanah
(Kerosine). MC merupakan cutback aspal yang kecepatan
menguapnya sedang.
3. SC (Slow Curing cut back)
Merupakan aspal keras yang dilarutkan dengan solar,
SC merupakan cut back asphal yang paling lama
menguap.
SC Cut back asphalt digunakan sebagai :
- Prime coat
- Dust laying (lapis pengikat debu)
Cut back aspal dibedakan berdasarkan nilai viscositas pada suhu 600
ex : RC 30 – 60 MC 30 – 60 SC 30 – 60
RC 70 – 140 MC 70 – 140 SC 70 - 140
Makin
Kental
Aspal emulsi
 Aspal emulsi adlah suatu campuran aspal dengan air dan
bahan pengemulsi
Air Aspal
Emulsifer
Agent
Aspal Emulsi Bersifat
koloid
buatan
(suspensi)
 Emulsifer agent merupakan ion bermuatan listrik
(Elektrolit), (+) Cation ; (-) Annion
 Emulsifer agent berfungsi sebagai stabilisator
 Partikel aspal melayang-layang dalam air karena partikel
aspal diberi muatan listrik.
 Berdasarkan muatan listriknya, aspal emulsi dapat dibedakan atas ;
1. Kationik,
disebut juga aspal emulsi asam, merupakan aspal emulsi yang
bermuatan arus listrik posirif
2. Anionik,
disebut juga aspal emulsi alkali, merupakan aspal emulsi yang
bermuatan negatif
3. Nonionik,
merupakan aspal emulsi yang tidak mengalami ionisasi, berarti
tidak mengantarkan listrik.
 Yang umum digunakan sebagai bahan perkerasan jalan adalah aspal
emulsi anionik dan kationik.
 Berdasarkan kecepatan pengerasannya aspal emulsi dibedakan atas
- Rapid Setting (RS), aspal yang mengandung sedikit bahan
pengemulsi sehingga pengikatan cepat terjadi. Digunakan untuk
Tack Coat
- Medium Setting (MS), Digunakan untuk Seal Coat
- Slow Seeting (SS), jenis aspal emulsi yang paling lambat menguap,
Digunakan Sebagai Prime coat
Aspal Buton
 Aspal buton merupakan aspal alam yang berasal ddari
pulau buton, Indonesia.
 Aspal ini merupakan campuran antara bitumen dengan
bahan mineral lainnya dalam bentuk bantuan.
 Karena aspal buton merupakan bahan alam maka kadar
bitumennya bervariasi dari rendah sampai tinggi.
 Berdasarkan kadar bitumennya aspal buton dibedakan
atas B10, B13, B20, B25, dan B30 (Aspal Buotn B10
adalah aspal buton dengan kadar bitumen rata-rata
10%)
Komposisi aspal
 Aspal merupakan unsur hydrocarbon yang sangat komplek,sangat
sukar memisahkan molekul-molekul yang memberntuk aspal
tersebut
 Secara umum komposisi dari aspal terdiri dari asphaltenes dan
maltenes
 Asphaltenes merupakan material berwarna hitam atau coklat tua
yang larut dalam heptane.
 Maltenes merupakan cairan kental yang terdiri dari resin dan oils,
dan larut dalam heptanes
 Resins adalah cairan berwarna kuning atau coklat tua yang
memberikan sifat adhesi dari aspal, merupakan bagian yang mudah
hilang atau berkurang selama masa pelayanan jalan. Oils adalah
media dari asphaltenes dan resin, berwarna lebih muda
 Proporsi dari asphaltenes, resin, oils berbeda tergantung dari
banyak faktor seperti kemungkinan beroksidasi, proses pembuatan
dan ketebalan aspal dalam campuran.
 Aspal secara kimia terdiri dari
- Aromat
- Parafin
- Alefine
 Parafine merupakan rangkaian hidrocarbon yang jenuh
bercabang
CH3 – CH2 – CH – CH2 – CH2 - ……….
I
CH3
 Olefine merupakan rangkaian hidrocarbon yang tak
jenuh
CH3 – CH = CH2 = CH2 = ………..
Kandungan aspal secara fisik
 Asphaltenes
 Maltenes
 Resin
 Minyak Lainnya
Sifat kimia dan sifat fisik aspal saling berhubungan
Sifat Kimia Sifat Fisik
Kelekatan Base on Aromat Base on Resin
Durabulity Base on Parafin Base on Ikatan
Maltene
Kepekaan terhadap
suhu
Base on Parafin Base on Maltene
ASPHALTENES
RESIN
OILS
Ilustrasi Komposisi Aspal Minyak
 Pada aspal buatan maltene lebih dominan
(lebih banyak), maka bentuknya semi solid
 Pada aspal alam kebanyakan asphaltene
saja, jadi bentuknya cenderung padat
 Sifat aspal minyak juga dipengaruhi minyak
mentah penyusunnya
 Sifat Parafinic base crude oil :
a. Mudah teroksidasi
b. Pada suhu panas, leleh dan pada suhu
rendah mengeras dan rapuh
c. Adhesi kecil
d. Dactilitas kecil
 Sifat – sifat seperti parafin base crude oil tidak
diingini pada konstruksi jalan
 Sifat asphaltene base crude oil bertolak
belakang dengan sifat parafinic crude oil, dan
hal ini menguntungkan untuk dipakai pada
konstruksi jalan.
Fungsi Aspal Dalam Konstruksi Perkerasan Jalan
 Sebagai Bahan Pengikat:
Memeberikan ikatan yang kuat antara aspal dengan agregat dan
antara aspal itu sendiri
 Bahan Pengisi
Mengisi rongga antara butir-butir agregat dan pori-pori yang ada
antara agregat itu sendiri.
Sifat – sifat aspal
 Sifat aspal adalah coloidal antara asphaltens dengan maltene
 Daya tahan (durabilitas)
daya tahan aspal adalah kemampuan aspal mempertahankan sifat
asalnya akibat penbgaruh cuaca selama masa pelayanan jalan
 Sifat adhesi dan kohesi
Adhesi adalah kemampuan aspal untuk mengikat agregat
sehingga dihasilkan ikatan yang baik antara agregat dengan
aspal.
Kohesi adalah kemampuan aspal untuk tetap mempertahankan
agregat tetap pada tempatnyasetelah terjadi pengikatan.
• Kepekaan terhadap temperatur
Aspal merupakan bahan yang termoplastis, artinya akan menjadi
keras dan kental jika temperatur rendah dan menjadi cair (lunak)
jika temperatur tinggi. Akibat perubahan temperatur ini viscositas
aspal akan berubah seiring dengan perubahan elastisitas aspal
tersebut. oleh sebab itu aspal juga disebut bahan yang bersifat visko
elastis.
Kepekaan terhadap suhu perlu diketahui untuk dapat ditentukan suhu
yang baik campuran aspal di campur dan dipadatkan.
• Kekerasan aspal
Kekerasan aspal tergantung dari viscositasnya (kekentalannya).
Aspal pada proses pencampurandipanaskan dan dicampur dengan
agregat sehingga agregat dilapisi aspal . Pada proses pelaksanaan
terjadi oksidasi yang mengakibatkan aspal menjadi getas
(Viskositas bertambah tinggi). Peristiwa tersebut berlansung setelah
masa pelaksaan selasai. Pada masa pelayanan aspal mengalami
oksidasi dan polimerisasi yan besarnya dipengaruhi ketebalan aspal
menyelimuti agregat. Semakin tipis lapisan aspal yang menyelimuti
agregat , semakin tinggi tingkat kerapuhan yang terjadi.
Pemeriksaan Aspal
 Pemeriksaan penetrasi
 Pemeriksaan titik lembek
 Pemeriksaan Titik nyala dan titik bakar
 Pemeriksaan penurunan berat aspal
 Pemeriksaan kelarutan dalam karbon
tetrakolrida
 Pemeriksaan daktilitas
 Pemeriksaan beratjenis
 Pemeriksaan viskositas
Pemeriksaaan Penetrasi
Pemeriksaan Ductility
Pemeriksaan Titik Lembek
Pemeriksan
Kehilangan Berat
Aspal
Pemeruksaan Titik Nyala Titik Bakar
Jenis Pemeriksaan Penetrasi 60/70
Satuan
Min Max
Penetrasi (250 C, 100 gr, 5 det) 60 79 0,1 mm
Titik Lembek (ring ball) 48 58 0 C
Titik Nyala, Cleaveland  200  225 0 C
Daktilitas (250 C, 5 cm/menit)  100  100 cm
Solubilitas/ Kelarutan dlm CCl4 14 14 %
Kehilangan berat, 1630 C, 5 jam - 0,8 %
Penetrasi setelah kehilangan berat 54 - % semula
Berat Jenis (25 0 C) 1 - gr/cc
Persyaratan Aspal Keras Pen 60/70
Sumber : Bina Marga (1989), SNI No. 1737 – 1989 – F

More Related Content

What's hot

Bab iv 4.5 tangga (190 201) pdf
Bab iv 4.5 tangga (190 201) pdfBab iv 4.5 tangga (190 201) pdf
Bab iv 4.5 tangga (190 201) pdf
fauziyyah ziya
 
Desain perkerasan jalan kelompok 5
Desain perkerasan jalan kelompok 5Desain perkerasan jalan kelompok 5
Desain perkerasan jalan kelompok 5
Trisunan Pamungkas
 
Geometrik Jalan Raya (Perencanaan)
Geometrik Jalan Raya (Perencanaan)Geometrik Jalan Raya (Perencanaan)
Geometrik Jalan Raya (Perencanaan)
andribacotid
 
Modul 1-pengertian-dasar-statika, STATIKA DAN MEKANIKA DASAR
Modul 1-pengertian-dasar-statika, STATIKA DAN MEKANIKA DASARModul 1-pengertian-dasar-statika, STATIKA DAN MEKANIKA DASAR
Modul 1-pengertian-dasar-statika, STATIKA DAN MEKANIKA DASAR
MOSES HADUN
 
Produktivitas Alat Berat Dozer
Produktivitas Alat Berat DozerProduktivitas Alat Berat Dozer
Produktivitas Alat Berat Dozer
Elis Wahyuni
 
Struktur Beton Bertulang
Struktur Beton BertulangStruktur Beton Bertulang
Struktur Beton Bertulang
Mira Pemayun
 
Alinemen vertikal-teks1
Alinemen vertikal-teks1Alinemen vertikal-teks1
Alinemen vertikal-teks1
WSKT
 
Perencanaan gording Baja
Perencanaan gording BajaPerencanaan gording Baja
Perencanaan gording Baja
bumi lohita
 
TUGAS BESAR GEOMETRIK JALAN RAYA
TUGAS BESAR GEOMETRIK JALAN RAYATUGAS BESAR GEOMETRIK JALAN RAYA
TUGAS BESAR GEOMETRIK JALAN RAYA
Aristo Amir
 
Eksentrisitas pada-pondasi
Eksentrisitas pada-pondasiEksentrisitas pada-pondasi
Eksentrisitas pada-pondasi
dwidam
 
MODUL TKP M5KB2 - GAMBAR BANGUNAN JALAN _ JEMBATAN
MODUL TKP M5KB2 - GAMBAR BANGUNAN JALAN _ JEMBATANMODUL TKP M5KB2 - GAMBAR BANGUNAN JALAN _ JEMBATAN
MODUL TKP M5KB2 - GAMBAR BANGUNAN JALAN _ JEMBATAN
PPGHybrid1
 
Baja 1 struktur tekan tersusun
Baja 1 struktur tekan tersusunBaja 1 struktur tekan tersusun
Baja 1 struktur tekan tersusun
FeraLestari3
 
PERHITUNGAN TULANGAN LONGITUDINAL BALOK BETON BERTULANG RANGKAP
PERHITUNGAN TULANGAN LONGITUDINAL BALOK BETON BERTULANG RANGKAPPERHITUNGAN TULANGAN LONGITUDINAL BALOK BETON BERTULANG RANGKAP
PERHITUNGAN TULANGAN LONGITUDINAL BALOK BETON BERTULANG RANGKAP
Sumarno Feriyal
 
Preliminary design kel. 3revisi
Preliminary design kel. 3revisiPreliminary design kel. 3revisi
Preliminary design kel. 3revisi
MyName Ratna Pusparini
 
Bab viii analisis hidrometer (hydrometer analysis)
Bab viii   analisis hidrometer (hydrometer analysis)Bab viii   analisis hidrometer (hydrometer analysis)
Bab viii analisis hidrometer (hydrometer analysis)
candrosipil
 
Cara menghitung alinyemen horizontal
Cara menghitung alinyemen horizontalCara menghitung alinyemen horizontal
Cara menghitung alinyemen horizontal
Julia Maidar
 
Perkerasan jalan raya kelompok dhanes
Perkerasan jalan raya kelompok dhanesPerkerasan jalan raya kelompok dhanes
Perkerasan jalan raya kelompok dhanes
rakesword
 
Cara Menghitung Kebutuhan Besi pada Pekerjaan Bore Pile dan Strauss Pile
Cara Menghitung Kebutuhan Besi pada Pekerjaan Bore Pile dan Strauss PileCara Menghitung Kebutuhan Besi pada Pekerjaan Bore Pile dan Strauss Pile
Cara Menghitung Kebutuhan Besi pada Pekerjaan Bore Pile dan Strauss Pile
Angga Nugraha
 
Ilmu Ukur Tanah by Yuli Kusumawati
Ilmu Ukur Tanah by Yuli KusumawatiIlmu Ukur Tanah by Yuli Kusumawati
Ilmu Ukur Tanah by Yuli Kusumawati
yulika usman
 
Tabel Profil Konstruksi Baja
Tabel Profil Konstruksi BajaTabel Profil Konstruksi Baja
Tabel Profil Konstruksi Baja
Yusrizal Mahendra
 

What's hot (20)

Bab iv 4.5 tangga (190 201) pdf
Bab iv 4.5 tangga (190 201) pdfBab iv 4.5 tangga (190 201) pdf
Bab iv 4.5 tangga (190 201) pdf
 
Desain perkerasan jalan kelompok 5
Desain perkerasan jalan kelompok 5Desain perkerasan jalan kelompok 5
Desain perkerasan jalan kelompok 5
 
Geometrik Jalan Raya (Perencanaan)
Geometrik Jalan Raya (Perencanaan)Geometrik Jalan Raya (Perencanaan)
Geometrik Jalan Raya (Perencanaan)
 
Modul 1-pengertian-dasar-statika, STATIKA DAN MEKANIKA DASAR
Modul 1-pengertian-dasar-statika, STATIKA DAN MEKANIKA DASARModul 1-pengertian-dasar-statika, STATIKA DAN MEKANIKA DASAR
Modul 1-pengertian-dasar-statika, STATIKA DAN MEKANIKA DASAR
 
Produktivitas Alat Berat Dozer
Produktivitas Alat Berat DozerProduktivitas Alat Berat Dozer
Produktivitas Alat Berat Dozer
 
Struktur Beton Bertulang
Struktur Beton BertulangStruktur Beton Bertulang
Struktur Beton Bertulang
 
Alinemen vertikal-teks1
Alinemen vertikal-teks1Alinemen vertikal-teks1
Alinemen vertikal-teks1
 
Perencanaan gording Baja
Perencanaan gording BajaPerencanaan gording Baja
Perencanaan gording Baja
 
TUGAS BESAR GEOMETRIK JALAN RAYA
TUGAS BESAR GEOMETRIK JALAN RAYATUGAS BESAR GEOMETRIK JALAN RAYA
TUGAS BESAR GEOMETRIK JALAN RAYA
 
Eksentrisitas pada-pondasi
Eksentrisitas pada-pondasiEksentrisitas pada-pondasi
Eksentrisitas pada-pondasi
 
MODUL TKP M5KB2 - GAMBAR BANGUNAN JALAN _ JEMBATAN
MODUL TKP M5KB2 - GAMBAR BANGUNAN JALAN _ JEMBATANMODUL TKP M5KB2 - GAMBAR BANGUNAN JALAN _ JEMBATAN
MODUL TKP M5KB2 - GAMBAR BANGUNAN JALAN _ JEMBATAN
 
Baja 1 struktur tekan tersusun
Baja 1 struktur tekan tersusunBaja 1 struktur tekan tersusun
Baja 1 struktur tekan tersusun
 
PERHITUNGAN TULANGAN LONGITUDINAL BALOK BETON BERTULANG RANGKAP
PERHITUNGAN TULANGAN LONGITUDINAL BALOK BETON BERTULANG RANGKAPPERHITUNGAN TULANGAN LONGITUDINAL BALOK BETON BERTULANG RANGKAP
PERHITUNGAN TULANGAN LONGITUDINAL BALOK BETON BERTULANG RANGKAP
 
Preliminary design kel. 3revisi
Preliminary design kel. 3revisiPreliminary design kel. 3revisi
Preliminary design kel. 3revisi
 
Bab viii analisis hidrometer (hydrometer analysis)
Bab viii   analisis hidrometer (hydrometer analysis)Bab viii   analisis hidrometer (hydrometer analysis)
Bab viii analisis hidrometer (hydrometer analysis)
 
Cara menghitung alinyemen horizontal
Cara menghitung alinyemen horizontalCara menghitung alinyemen horizontal
Cara menghitung alinyemen horizontal
 
Perkerasan jalan raya kelompok dhanes
Perkerasan jalan raya kelompok dhanesPerkerasan jalan raya kelompok dhanes
Perkerasan jalan raya kelompok dhanes
 
Cara Menghitung Kebutuhan Besi pada Pekerjaan Bore Pile dan Strauss Pile
Cara Menghitung Kebutuhan Besi pada Pekerjaan Bore Pile dan Strauss PileCara Menghitung Kebutuhan Besi pada Pekerjaan Bore Pile dan Strauss Pile
Cara Menghitung Kebutuhan Besi pada Pekerjaan Bore Pile dan Strauss Pile
 
Ilmu Ukur Tanah by Yuli Kusumawati
Ilmu Ukur Tanah by Yuli KusumawatiIlmu Ukur Tanah by Yuli Kusumawati
Ilmu Ukur Tanah by Yuli Kusumawati
 
Tabel Profil Konstruksi Baja
Tabel Profil Konstruksi BajaTabel Profil Konstruksi Baja
Tabel Profil Konstruksi Baja
 

Viewers also liked

Bab i ,ii, iii okkkkk
Bab i ,ii, iii okkkkkBab i ,ii, iii okkkkk
Bab i ,ii, iii okkkkk
Has Neni
 
Aspal
AspalAspal
Aspal
widareko
 
LAPORAN PRAKTIKUM PERKERASAN JALAN
LAPORAN PRAKTIKUM PERKERASAN JALANLAPORAN PRAKTIKUM PERKERASAN JALAN
LAPORAN PRAKTIKUM PERKERASAN JALAN
Iwan Sutriono
 
Aspal
 Aspal Aspal
Aspal
rian adidaya
 
Laporan Pratikum Perkerasan Jalan Raya
Laporan Pratikum Perkerasan Jalan RayaLaporan Pratikum Perkerasan Jalan Raya
Laporan Pratikum Perkerasan Jalan RayaSahno Hilhami
 
Uji Bahan Agregat & Campuran
Uji Bahan Agregat & CampuranUji Bahan Agregat & Campuran
Uji Bahan Agregat & Campuran
Afianto Faisol
 
Perencanaan perkerasan jalan raya
Perencanaan perkerasan jalan rayaPerencanaan perkerasan jalan raya
Perencanaan perkerasan jalan raya
فهرودين سفي
 
Manual desain-perkerasan-jalan-nomor-02-m-bm-2013
Manual desain-perkerasan-jalan-nomor-02-m-bm-2013Manual desain-perkerasan-jalan-nomor-02-m-bm-2013
Manual desain-perkerasan-jalan-nomor-02-m-bm-2013Agus Budi Prasetyo
 
Standar lapis pondasi agregat a,b dan c
Standar lapis pondasi agregat a,b dan cStandar lapis pondasi agregat a,b dan c
Standar lapis pondasi agregat a,b dan c
Komar Rudin
 

Viewers also liked (9)

Bab i ,ii, iii okkkkk
Bab i ,ii, iii okkkkkBab i ,ii, iii okkkkk
Bab i ,ii, iii okkkkk
 
Aspal
AspalAspal
Aspal
 
LAPORAN PRAKTIKUM PERKERASAN JALAN
LAPORAN PRAKTIKUM PERKERASAN JALANLAPORAN PRAKTIKUM PERKERASAN JALAN
LAPORAN PRAKTIKUM PERKERASAN JALAN
 
Aspal
 Aspal Aspal
Aspal
 
Laporan Pratikum Perkerasan Jalan Raya
Laporan Pratikum Perkerasan Jalan RayaLaporan Pratikum Perkerasan Jalan Raya
Laporan Pratikum Perkerasan Jalan Raya
 
Uji Bahan Agregat & Campuran
Uji Bahan Agregat & CampuranUji Bahan Agregat & Campuran
Uji Bahan Agregat & Campuran
 
Perencanaan perkerasan jalan raya
Perencanaan perkerasan jalan rayaPerencanaan perkerasan jalan raya
Perencanaan perkerasan jalan raya
 
Manual desain-perkerasan-jalan-nomor-02-m-bm-2013
Manual desain-perkerasan-jalan-nomor-02-m-bm-2013Manual desain-perkerasan-jalan-nomor-02-m-bm-2013
Manual desain-perkerasan-jalan-nomor-02-m-bm-2013
 
Standar lapis pondasi agregat a,b dan c
Standar lapis pondasi agregat a,b dan cStandar lapis pondasi agregat a,b dan c
Standar lapis pondasi agregat a,b dan c
 

Similar to Aspal

aspal
aspalaspal
Presentasi BGI aspal
Presentasi BGI aspalPresentasi BGI aspal
Presentasi BGI aspal
Rhesa Theodore
 
ASPAL - BAHAN GALIAN INDUSTRI - BONITA
ASPAL - BAHAN GALIAN INDUSTRI - BONITAASPAL - BAHAN GALIAN INDUSTRI - BONITA
ASPAL - BAHAN GALIAN INDUSTRI - BONITA
Bonita Susimah
 
Kbg aspal {ika nurcahyaningsih(1205025100)}
Kbg aspal {ika nurcahyaningsih(1205025100)}Kbg aspal {ika nurcahyaningsih(1205025100)}
Kbg aspal {ika nurcahyaningsih(1205025100)}
085753889956
 
Rek Perk - Kuliah 2.ppt
Rek Perk - Kuliah 2.pptRek Perk - Kuliah 2.ppt
Rek Perk - Kuliah 2.ppt
fachriansatria
 
Tugas 2
Tugas 2Tugas 2
Tugas 2
WSKT
 
Aspal
Aspal Aspal
Minyak bumi
Minyak bumiMinyak bumi
Minyak bumi
Nazrizza Alba
 
Ilmu Bahan Bangunan - Rangkuman
Ilmu Bahan Bangunan - Rangkuman Ilmu Bahan Bangunan - Rangkuman
Ilmu Bahan Bangunan - Rangkuman
noussevarenna
 
Minyak bumi (pretoleum)
Minyak bumi (pretoleum)Minyak bumi (pretoleum)
Minyak bumi (pretoleum)
Paranody
 

Similar to Aspal (10)

aspal
aspalaspal
aspal
 
Presentasi BGI aspal
Presentasi BGI aspalPresentasi BGI aspal
Presentasi BGI aspal
 
ASPAL - BAHAN GALIAN INDUSTRI - BONITA
ASPAL - BAHAN GALIAN INDUSTRI - BONITAASPAL - BAHAN GALIAN INDUSTRI - BONITA
ASPAL - BAHAN GALIAN INDUSTRI - BONITA
 
Kbg aspal {ika nurcahyaningsih(1205025100)}
Kbg aspal {ika nurcahyaningsih(1205025100)}Kbg aspal {ika nurcahyaningsih(1205025100)}
Kbg aspal {ika nurcahyaningsih(1205025100)}
 
Rek Perk - Kuliah 2.ppt
Rek Perk - Kuliah 2.pptRek Perk - Kuliah 2.ppt
Rek Perk - Kuliah 2.ppt
 
Tugas 2
Tugas 2Tugas 2
Tugas 2
 
Aspal
Aspal Aspal
Aspal
 
Minyak bumi
Minyak bumiMinyak bumi
Minyak bumi
 
Ilmu Bahan Bangunan - Rangkuman
Ilmu Bahan Bangunan - Rangkuman Ilmu Bahan Bangunan - Rangkuman
Ilmu Bahan Bangunan - Rangkuman
 
Minyak bumi (pretoleum)
Minyak bumi (pretoleum)Minyak bumi (pretoleum)
Minyak bumi (pretoleum)
 

Recently uploaded

DAMPAK POLUSI UDARA TERHADAP KESEHATAN MASYARAKAT.pdf
DAMPAK POLUSI UDARA TERHADAP KESEHATAN MASYARAKAT.pdfDAMPAK POLUSI UDARA TERHADAP KESEHATAN MASYARAKAT.pdf
DAMPAK POLUSI UDARA TERHADAP KESEHATAN MASYARAKAT.pdf
benediktusmaksy
 
Perencanaan Anggaran Biaya dan penjadwalan
Perencanaan Anggaran Biaya dan penjadwalanPerencanaan Anggaran Biaya dan penjadwalan
Perencanaan Anggaran Biaya dan penjadwalan
MarvinPatrick1
 
PROYEK PEMBANGUNAN TRANSMISI 150 KV PLN
PROYEK PEMBANGUNAN TRANSMISI 150 KV  PLNPROYEK PEMBANGUNAN TRANSMISI 150 KV  PLN
PROYEK PEMBANGUNAN TRANSMISI 150 KV PLN
tejakusuma17
 
ANALISIS PENGARUH INDUSTRI BATU BARA TERHADAP PENCEMARAN UDARA.pdf
ANALISIS PENGARUH INDUSTRI BATU BARA TERHADAP PENCEMARAN UDARA.pdfANALISIS PENGARUH INDUSTRI BATU BARA TERHADAP PENCEMARAN UDARA.pdf
ANALISIS PENGARUH INDUSTRI BATU BARA TERHADAP PENCEMARAN UDARA.pdf
narayafiryal8
 
BAHAN KULIUAH BAHAN TAMBAHAN MAKANANTM 03.pptx
BAHAN KULIUAH BAHAN TAMBAHAN MAKANANTM 03.pptxBAHAN KULIUAH BAHAN TAMBAHAN MAKANANTM 03.pptx
BAHAN KULIUAH BAHAN TAMBAHAN MAKANANTM 03.pptx
ssuser5e48eb
 
PROGRAM PERCEPATAN PENINGKATAN TATA GUNA AIR IRIGASI 2024.pdf
PROGRAM PERCEPATAN PENINGKATAN TATA GUNA AIR IRIGASI 2024.pdfPROGRAM PERCEPATAN PENINGKATAN TATA GUNA AIR IRIGASI 2024.pdf
PROGRAM PERCEPATAN PENINGKATAN TATA GUNA AIR IRIGASI 2024.pdf
afifsalim12
 
1 - Metode Pelaksanaan Pondasi Tiang Pancang-1.pptx
1 - Metode Pelaksanaan Pondasi Tiang Pancang-1.pptx1 - Metode Pelaksanaan Pondasi Tiang Pancang-1.pptx
1 - Metode Pelaksanaan Pondasi Tiang Pancang-1.pptx
ymikhael4
 
Paparan Pengawasan Bangunan Gedung.pptx
Paparan  Pengawasan Bangunan Gedung.pptxPaparan  Pengawasan Bangunan Gedung.pptx
Paparan Pengawasan Bangunan Gedung.pptx
RifkiAbrar2
 
Sistem Proteksi Jawa Bali untuk gardu induk
Sistem Proteksi Jawa Bali untuk gardu indukSistem Proteksi Jawa Bali untuk gardu induk
Sistem Proteksi Jawa Bali untuk gardu induk
ssuser0b6eb8
 

Recently uploaded (9)

DAMPAK POLUSI UDARA TERHADAP KESEHATAN MASYARAKAT.pdf
DAMPAK POLUSI UDARA TERHADAP KESEHATAN MASYARAKAT.pdfDAMPAK POLUSI UDARA TERHADAP KESEHATAN MASYARAKAT.pdf
DAMPAK POLUSI UDARA TERHADAP KESEHATAN MASYARAKAT.pdf
 
Perencanaan Anggaran Biaya dan penjadwalan
Perencanaan Anggaran Biaya dan penjadwalanPerencanaan Anggaran Biaya dan penjadwalan
Perencanaan Anggaran Biaya dan penjadwalan
 
PROYEK PEMBANGUNAN TRANSMISI 150 KV PLN
PROYEK PEMBANGUNAN TRANSMISI 150 KV  PLNPROYEK PEMBANGUNAN TRANSMISI 150 KV  PLN
PROYEK PEMBANGUNAN TRANSMISI 150 KV PLN
 
ANALISIS PENGARUH INDUSTRI BATU BARA TERHADAP PENCEMARAN UDARA.pdf
ANALISIS PENGARUH INDUSTRI BATU BARA TERHADAP PENCEMARAN UDARA.pdfANALISIS PENGARUH INDUSTRI BATU BARA TERHADAP PENCEMARAN UDARA.pdf
ANALISIS PENGARUH INDUSTRI BATU BARA TERHADAP PENCEMARAN UDARA.pdf
 
BAHAN KULIUAH BAHAN TAMBAHAN MAKANANTM 03.pptx
BAHAN KULIUAH BAHAN TAMBAHAN MAKANANTM 03.pptxBAHAN KULIUAH BAHAN TAMBAHAN MAKANANTM 03.pptx
BAHAN KULIUAH BAHAN TAMBAHAN MAKANANTM 03.pptx
 
PROGRAM PERCEPATAN PENINGKATAN TATA GUNA AIR IRIGASI 2024.pdf
PROGRAM PERCEPATAN PENINGKATAN TATA GUNA AIR IRIGASI 2024.pdfPROGRAM PERCEPATAN PENINGKATAN TATA GUNA AIR IRIGASI 2024.pdf
PROGRAM PERCEPATAN PENINGKATAN TATA GUNA AIR IRIGASI 2024.pdf
 
1 - Metode Pelaksanaan Pondasi Tiang Pancang-1.pptx
1 - Metode Pelaksanaan Pondasi Tiang Pancang-1.pptx1 - Metode Pelaksanaan Pondasi Tiang Pancang-1.pptx
1 - Metode Pelaksanaan Pondasi Tiang Pancang-1.pptx
 
Paparan Pengawasan Bangunan Gedung.pptx
Paparan  Pengawasan Bangunan Gedung.pptxPaparan  Pengawasan Bangunan Gedung.pptx
Paparan Pengawasan Bangunan Gedung.pptx
 
Sistem Proteksi Jawa Bali untuk gardu induk
Sistem Proteksi Jawa Bali untuk gardu indukSistem Proteksi Jawa Bali untuk gardu induk
Sistem Proteksi Jawa Bali untuk gardu induk
 

Aspal

  • 1. Aspal Defenisi : Material berwarna hitam atau coklat tua. Pada temperatur ruang berbentuk padat sampai agak padat, jika dipanaskan sampai temperatur tentu dapat menjadi lunak / cair sehingga dapat membungkus partikel agregat pada waktu pembuatan campuran aspal beton atau sapat masuk kedalam pori-pori yang ada pada penyemprotan/ penyiraman pada perkerasan macadam atau pelaburan. Jika temperatur mulai turun. Aspal akan mengeras dan mengikat agregat pada tempatnya (sifat Termoplastis)
  • 2.  Hidrocarbon adalah bahan dasar utama dari aspal yang umumnya disebut bitumen. Sehingga aspal sering juga disebut bitumen,  Aspal merupakan salah satu material konstruksi perkerasan lentur . Aspal merupakan komponen kecil . Umumnya 4 – 10 % dari berat campuran. Tetapi merupakan komponen yang relatif mahal  Aspal umumnya berasal dari salah satu hasil destilasi minyak bumi (Aspal Minyak) dan bahan alami (aspal Alam),  Aspal minyak (Aspal cemen) bersifat mengikat agregat pada campuran aspal beton dan memberikan lapisan kedap air. Serta tahan terhadap pengaruh asam, Basa dan garam,  Sifat aspal akan berubah akibat panas dan umur, aspal akan menjadi kaku dan rapuh dan akhirnya daya adhesinya terhadap partikal agregat akan berkurang.
  • 3. Jenis Aspal Berdasarkan cara mendapatkannya Aspal Alam : - Aspal Gunung (Rock Asphalt) ex : Aspal P. Buton - Aspal Danau (Lake Asphalt) ex : Aspal Bermudez, Trinidad Aspal Buatan : - Aspal Minyah Merupakan hasil destilasio minyak bumi - Tar Merupakan hasil penyulingan batu bara dan kayu (tidak umum dugunakan, peka terhadap perubahan temperatur dan beracun)
  • 4. Aspal Minyak Berdasarkan jenis bahan dasarnya - Asphaltic base crude oil Bahan dasar dominan aspaltic - Parafin base crude oil Bahan dasar dominan parafin - Mixed base crude oil Bahan dasar campuran asphaltic dan parafin Berdasarkan bentuknya - Aspal keras/panas (Asphalt cemen) aspal yang digunakan dalam keadaan panas dan cair, pada suhu ruang berbentuk padat - Aspal dingin / Cair (Cut Back Asphalt) aspal yang digunakan dalam keadaan dingin dan cair, pada suhu ruang berbentuk cair - Aspal emulsi (emulsion asphalt) aspal yang disediakan dalam bentuk emulsi dandigunakan dalam kondisi dingin dan cair
  • 6. Crude Oil Atmospheric destilation Light gases Naptha Kerosine Gas Oil Refotming Gasoline Chemical Aviotion Fuel Domestic Fuel Long Residue Vacuum Destilation destilate Cracking Diesel Fuel Domestic Fuel Gasoline Chemical Short Residue Bitumen Feedstock Fuel Oil Lube Oil manifacture Skema Proses Pembuatan aspal Minyak
  • 7. Jenis Tungku Destilasi Ter Pemanas Pemanas (Suhu 1000° - 1250° C) Tungku Destilasi Vertikal Pemanas (Suhu 1000° - 1250° C) Tungku Destilasi Horizontal AROMAT Tungku Destilasi Vertikal Tungku Destilasi Horozontal Hasil Donominasi Oleh Aromat yang tidak bermuatan listrik Hasil Ter didominasi oleh Cresol dan Phenol yang bermuatan listrik OH O H- + OH +- HO CRESOL PHENOL Karen ter bermuatan listrik maka kelekatan ter lebih baik terhadap agregat dari pada aspal
  • 8. Perbandingan sifat aspal dengan ter Bitument (aspal) Sifat Ter Coklat - hitam Warna Coklat - Hitam Cair - padat Bentuk cair Larut Dalam CS2/CCl4 larut Tidak larut Dalam Air Tidak Larut Berbau biasa Bau Berbau khas (Aromat bersifat harum) Ada yang bergandengan Aromat tunggal CYCLON NAPHTENE AROMAT
  • 9. Aspal keras (asphalt cemen, AC)  Aspal keras pada suhu ruang (250 – 300 C) berbentuk padat  Aspal keras dibedakan berdasarkan nil;ai penetrasi (tingkat kekerasannya)  Aspal keras yang biasa digunakan : - AC Pen 40/50, yaitu aspal keras dgn penetrasi antara 40 – 50 - AC pen 60/70, yaitu aspal keras dgn penetrasi antara 60 – 79 - AC pen 80/100, yaitu aspal keras dengan penetrasi antara 80 – 100 - AC pen 200/300, yaitu aspal keras dengan penetrasi antara 200-300  Aspal dengan penetrasi rendah digunakan di daerah bercuaca panas, volume lalu lintas tinggi.  Aspal dengan penetrasi tinggi digunakan untuk daerah bercuaca dingin, lalu lintas rendah.  Di Indonesia umumnya digunakan aspal penetrasi 60/70 dan 80/100.
  • 10. Aspal cair (Cut Back Asphalt)  Aspal cair merupakan campuran aspal keras dengan bahan pengencair dari hasil penyulingan minyak bumi  Pada suhu ruang berbentuk cair  Berdasarkan bahan pencairnya dan kemudahan penguapan bahan pelarutnya, aspal cair dibedakan atas : 1. RC (Rapid curing cut back ) Merupakan aspal keras yang dilarutkan dengan bensin (premium), RC merupakan curback asphal yang paling cepat menguap. RC cut back asphalt dugunakan sebagai : - Tack coat (Lapis perekat) - Prime Coat (Lapis resap pengikat) 2. MC (Medium Curing cut back) Merupakan aspal keras yang dilarutkan dengan minyak tanah (Kerosine). MC merupakan cutback aspal yang kecepatan menguapnya sedang.
  • 11. 3. SC (Slow Curing cut back) Merupakan aspal keras yang dilarutkan dengan solar, SC merupakan cut back asphal yang paling lama menguap. SC Cut back asphalt digunakan sebagai : - Prime coat - Dust laying (lapis pengikat debu) Cut back aspal dibedakan berdasarkan nilai viscositas pada suhu 600 ex : RC 30 – 60 MC 30 – 60 SC 30 – 60 RC 70 – 140 MC 70 – 140 SC 70 - 140 Makin Kental
  • 12. Aspal emulsi  Aspal emulsi adlah suatu campuran aspal dengan air dan bahan pengemulsi Air Aspal Emulsifer Agent Aspal Emulsi Bersifat koloid buatan (suspensi)
  • 13.  Emulsifer agent merupakan ion bermuatan listrik (Elektrolit), (+) Cation ; (-) Annion  Emulsifer agent berfungsi sebagai stabilisator  Partikel aspal melayang-layang dalam air karena partikel aspal diberi muatan listrik.
  • 14.  Berdasarkan muatan listriknya, aspal emulsi dapat dibedakan atas ; 1. Kationik, disebut juga aspal emulsi asam, merupakan aspal emulsi yang bermuatan arus listrik posirif 2. Anionik, disebut juga aspal emulsi alkali, merupakan aspal emulsi yang bermuatan negatif 3. Nonionik, merupakan aspal emulsi yang tidak mengalami ionisasi, berarti tidak mengantarkan listrik.  Yang umum digunakan sebagai bahan perkerasan jalan adalah aspal emulsi anionik dan kationik.  Berdasarkan kecepatan pengerasannya aspal emulsi dibedakan atas - Rapid Setting (RS), aspal yang mengandung sedikit bahan pengemulsi sehingga pengikatan cepat terjadi. Digunakan untuk Tack Coat - Medium Setting (MS), Digunakan untuk Seal Coat - Slow Seeting (SS), jenis aspal emulsi yang paling lambat menguap, Digunakan Sebagai Prime coat
  • 15. Aspal Buton  Aspal buton merupakan aspal alam yang berasal ddari pulau buton, Indonesia.  Aspal ini merupakan campuran antara bitumen dengan bahan mineral lainnya dalam bentuk bantuan.  Karena aspal buton merupakan bahan alam maka kadar bitumennya bervariasi dari rendah sampai tinggi.  Berdasarkan kadar bitumennya aspal buton dibedakan atas B10, B13, B20, B25, dan B30 (Aspal Buotn B10 adalah aspal buton dengan kadar bitumen rata-rata 10%)
  • 16. Komposisi aspal  Aspal merupakan unsur hydrocarbon yang sangat komplek,sangat sukar memisahkan molekul-molekul yang memberntuk aspal tersebut  Secara umum komposisi dari aspal terdiri dari asphaltenes dan maltenes  Asphaltenes merupakan material berwarna hitam atau coklat tua yang larut dalam heptane.  Maltenes merupakan cairan kental yang terdiri dari resin dan oils, dan larut dalam heptanes  Resins adalah cairan berwarna kuning atau coklat tua yang memberikan sifat adhesi dari aspal, merupakan bagian yang mudah hilang atau berkurang selama masa pelayanan jalan. Oils adalah media dari asphaltenes dan resin, berwarna lebih muda  Proporsi dari asphaltenes, resin, oils berbeda tergantung dari banyak faktor seperti kemungkinan beroksidasi, proses pembuatan dan ketebalan aspal dalam campuran.
  • 17.  Aspal secara kimia terdiri dari - Aromat - Parafin - Alefine  Parafine merupakan rangkaian hidrocarbon yang jenuh bercabang CH3 – CH2 – CH – CH2 – CH2 - ………. I CH3  Olefine merupakan rangkaian hidrocarbon yang tak jenuh CH3 – CH = CH2 = CH2 = ………..
  • 18. Kandungan aspal secara fisik  Asphaltenes  Maltenes  Resin  Minyak Lainnya Sifat kimia dan sifat fisik aspal saling berhubungan Sifat Kimia Sifat Fisik Kelekatan Base on Aromat Base on Resin Durabulity Base on Parafin Base on Ikatan Maltene Kepekaan terhadap suhu Base on Parafin Base on Maltene
  • 20.  Pada aspal buatan maltene lebih dominan (lebih banyak), maka bentuknya semi solid  Pada aspal alam kebanyakan asphaltene saja, jadi bentuknya cenderung padat
  • 21.  Sifat aspal minyak juga dipengaruhi minyak mentah penyusunnya  Sifat Parafinic base crude oil : a. Mudah teroksidasi b. Pada suhu panas, leleh dan pada suhu rendah mengeras dan rapuh c. Adhesi kecil d. Dactilitas kecil  Sifat – sifat seperti parafin base crude oil tidak diingini pada konstruksi jalan  Sifat asphaltene base crude oil bertolak belakang dengan sifat parafinic crude oil, dan hal ini menguntungkan untuk dipakai pada konstruksi jalan.
  • 22. Fungsi Aspal Dalam Konstruksi Perkerasan Jalan  Sebagai Bahan Pengikat: Memeberikan ikatan yang kuat antara aspal dengan agregat dan antara aspal itu sendiri  Bahan Pengisi Mengisi rongga antara butir-butir agregat dan pori-pori yang ada antara agregat itu sendiri.
  • 23. Sifat – sifat aspal  Sifat aspal adalah coloidal antara asphaltens dengan maltene  Daya tahan (durabilitas) daya tahan aspal adalah kemampuan aspal mempertahankan sifat asalnya akibat penbgaruh cuaca selama masa pelayanan jalan  Sifat adhesi dan kohesi Adhesi adalah kemampuan aspal untuk mengikat agregat sehingga dihasilkan ikatan yang baik antara agregat dengan aspal. Kohesi adalah kemampuan aspal untuk tetap mempertahankan agregat tetap pada tempatnyasetelah terjadi pengikatan.
  • 24. • Kepekaan terhadap temperatur Aspal merupakan bahan yang termoplastis, artinya akan menjadi keras dan kental jika temperatur rendah dan menjadi cair (lunak) jika temperatur tinggi. Akibat perubahan temperatur ini viscositas aspal akan berubah seiring dengan perubahan elastisitas aspal tersebut. oleh sebab itu aspal juga disebut bahan yang bersifat visko elastis. Kepekaan terhadap suhu perlu diketahui untuk dapat ditentukan suhu yang baik campuran aspal di campur dan dipadatkan. • Kekerasan aspal Kekerasan aspal tergantung dari viscositasnya (kekentalannya). Aspal pada proses pencampurandipanaskan dan dicampur dengan agregat sehingga agregat dilapisi aspal . Pada proses pelaksanaan terjadi oksidasi yang mengakibatkan aspal menjadi getas (Viskositas bertambah tinggi). Peristiwa tersebut berlansung setelah masa pelaksaan selasai. Pada masa pelayanan aspal mengalami oksidasi dan polimerisasi yan besarnya dipengaruhi ketebalan aspal menyelimuti agregat. Semakin tipis lapisan aspal yang menyelimuti agregat , semakin tinggi tingkat kerapuhan yang terjadi.
  • 25. Pemeriksaan Aspal  Pemeriksaan penetrasi  Pemeriksaan titik lembek  Pemeriksaan Titik nyala dan titik bakar  Pemeriksaan penurunan berat aspal  Pemeriksaan kelarutan dalam karbon tetrakolrida  Pemeriksaan daktilitas  Pemeriksaan beratjenis  Pemeriksaan viskositas
  • 27.
  • 28.
  • 29.
  • 31.
  • 32.
  • 33.
  • 34.
  • 35.
  • 36.
  • 38.
  • 39.
  • 40.
  • 41.
  • 42.
  • 43.
  • 45.
  • 46. Pemeruksaan Titik Nyala Titik Bakar
  • 47.
  • 48. Jenis Pemeriksaan Penetrasi 60/70 Satuan Min Max Penetrasi (250 C, 100 gr, 5 det) 60 79 0,1 mm Titik Lembek (ring ball) 48 58 0 C Titik Nyala, Cleaveland  200  225 0 C Daktilitas (250 C, 5 cm/menit)  100  100 cm Solubilitas/ Kelarutan dlm CCl4 14 14 % Kehilangan berat, 1630 C, 5 jam - 0,8 % Penetrasi setelah kehilangan berat 54 - % semula Berat Jenis (25 0 C) 1 - gr/cc Persyaratan Aspal Keras Pen 60/70 Sumber : Bina Marga (1989), SNI No. 1737 – 1989 – F