Asuhan keperawatan asma bronkial memberikan penekanan pada 3 hal utama: (1) mengidentifikasi faktor penyebab dan gejala asma seperti sesak nafas dan batuk, (2) mengevaluasi gangguan pertukaran gas dan pemenuhan kebutuhan nutrisi akibat bronkospasme dan kesulitan bernapas, (3) merencanakan intervensi seperti penyuluhan, penghindaran faktor pemicu, dan terapi obat untuk mengurangi gejala dan m
Asuhan keperawatan asma bronkial memberikan penekanan pada pengkajian gejala dan tanda gangguan pertukaran gas dan pemenuhan kebutuhan nutrisi akibat bronkospasme dan kompensasi tubuh untuk mendapatkan suplai oksigen yang memadai. Pengobatan bertujuan mengurangi obstruksi saluran napas dan mencegah serangan asma.
Dokumen tersebut membahas tentang pengenalan penyakit asma, meliputi definisi asma, klasifikasi, gejala, dan patofisiologi penyakit ini. Asma adalah penyakit paru-paru kronis yang ditandai dengan penyempitan saluran napas yang dapat disebabkan oleh faktor alergi maupun non-alergi, menyebabkan gejala sesak napas dan batuk.
Asma bronkhial adalah kondisi obstruksi jalan nafas yang bersifat reversibel dan disebabkan oleh kontraksi otot di sekitar bronkus dan pembengkakan membran bronkus sehingga menyempitkan jalan nafas. Faktor pemicu utama asma antara lain genetik, alergi, lingkungan, cuaca, dan aktivitas berat. Pengobatan asma meliputi pemberian obat bronkodilator, kortikosteroid, serta menghindari faktor pemicu serangan asma.
Asma adalah penyakit sistem pernafasan yang ditandai dengan peradangan pada saluran pernafasan dan gejala bronkospasme. Terdapat dua jenis asma, yaitu asma ekstrinsik yang disebabkan alergen dan asma intrinsik yang tidak diketahui pemicunya. Tanda dan gejala asma antara lain sesak nafas, batuk, dan mengi. Pencegahan dan penanganan asma meliputi menghindari alergen, pola hidup sehat, serta pengob
Dokumen tersebut membahas tentang penyakit asma, termasuk gejalanya, penyebabnya, diagnosis, dan pengobatannya. Asma dapat diobati dengan dua cara, yaitu non-obat dan obat, baik untuk jangka pendek maupun panjang, dengan mempertimbangkan efek sampingnya terutama bagi ibu hamil dan anak-anak.
Asma adalah penyakit pernapasan obstruktif kronis yang ditandai oleh inflamasi dan spasme otot polos bronkus, menyebabkan penyempitan saluran napas. Penyebabnya adalah hiperresponsivitas terhadap mediator peradangan atau alergen. Gejalanya bervariasi mulai dari batuk, sesak napas, hingga gangguan tidur. Diagnosa didasarkan pada riwayat medis dan gejala klinis, sedangkan penatalaksanaannya meliputi pemberian obat
Asuhan keperawatan asma bronkial memberikan penekanan pada pengkajian gejala dan tanda gangguan pertukaran gas dan pemenuhan kebutuhan nutrisi akibat bronkospasme dan kompensasi tubuh untuk mendapatkan suplai oksigen yang memadai. Pengobatan bertujuan mengurangi obstruksi saluran napas dan mencegah serangan asma.
Dokumen tersebut membahas tentang pengenalan penyakit asma, meliputi definisi asma, klasifikasi, gejala, dan patofisiologi penyakit ini. Asma adalah penyakit paru-paru kronis yang ditandai dengan penyempitan saluran napas yang dapat disebabkan oleh faktor alergi maupun non-alergi, menyebabkan gejala sesak napas dan batuk.
Asma bronkhial adalah kondisi obstruksi jalan nafas yang bersifat reversibel dan disebabkan oleh kontraksi otot di sekitar bronkus dan pembengkakan membran bronkus sehingga menyempitkan jalan nafas. Faktor pemicu utama asma antara lain genetik, alergi, lingkungan, cuaca, dan aktivitas berat. Pengobatan asma meliputi pemberian obat bronkodilator, kortikosteroid, serta menghindari faktor pemicu serangan asma.
Asma adalah penyakit sistem pernafasan yang ditandai dengan peradangan pada saluran pernafasan dan gejala bronkospasme. Terdapat dua jenis asma, yaitu asma ekstrinsik yang disebabkan alergen dan asma intrinsik yang tidak diketahui pemicunya. Tanda dan gejala asma antara lain sesak nafas, batuk, dan mengi. Pencegahan dan penanganan asma meliputi menghindari alergen, pola hidup sehat, serta pengob
Dokumen tersebut membahas tentang penyakit asma, termasuk gejalanya, penyebabnya, diagnosis, dan pengobatannya. Asma dapat diobati dengan dua cara, yaitu non-obat dan obat, baik untuk jangka pendek maupun panjang, dengan mempertimbangkan efek sampingnya terutama bagi ibu hamil dan anak-anak.
Asma adalah penyakit pernapasan obstruktif kronis yang ditandai oleh inflamasi dan spasme otot polos bronkus, menyebabkan penyempitan saluran napas. Penyebabnya adalah hiperresponsivitas terhadap mediator peradangan atau alergen. Gejalanya bervariasi mulai dari batuk, sesak napas, hingga gangguan tidur. Diagnosa didasarkan pada riwayat medis dan gejala klinis, sedangkan penatalaksanaannya meliputi pemberian obat
Asma bronkial adalah penyakit jalan nafas obstruktif intermitten yang ditandai dengan kontraksi spastik otot polos bronkhiolus yang menyebabkan sukar bernafas dan dipicu oleh berbagai faktor seperti genetik, alergi, dan lingkungan. Gejalanya berupa sesak nafas, batuk, dan wheezing, sementara diagnosis didukung hasil tes FEV1 dan uji provokasi bronkus. Pengobatannya meliputi penghindaran pemicu, bronkodil
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian, faktor penyebab, gejala, pencegahan, dan penanganan asma bronkhial. Asma bronkhial adalah penyakit yang ditandai dengan penyempitan saluran napas akibat reaksi terhadap berbagai rangsangan. Faktor penyebabnya antara lain alergi, perubahan cuaca, stress, dan aktivitas fisik berat. Gejalanya misalnya sesak napas, batuk, dan suara nafas mengi. Pencegah
Asma adalah penyakit sistem pernafasan yang ditandai dengan peradangan pada saluran pernafasan dan gejala bronkospasme yang dapat pulih. Terdapat dua tipe asma, yaitu asma ekstrinsik yang disebabkan alergen dan asma intrinsik yang dipicu faktor tidak spesifik. Gejala asma antara lain batuk, sesak nafas, dan nafas pendek. Pencegahan asma meliputi menghindari alergen dan polutan, serta menjaga kese
Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai penyakit asma, termasuk definisi, penyebab, gejala, klasifikasi, patogenesis, dan penggolongan obat-obatan untuk asma berdasarkan mekanisme kerjanya.
Asma bronkial adalah penyakit jalan napas obstruktif intermitten yang ditandai dengan kontraksi spastik otot polos bronkhiolus yang menyebabkan sukar bernafas. Serangan asma ditimbulkan oleh hipersensitivitas terhadap berbagai stimulus. Pengobatan bertujuan menghilangkan obstruksi dengan bronkodilator serta mengenal dan menghindari pemicu serangan.
Batuk adalah refleks alami tubuh untuk membersihkan saluran pernafasan dari partikel asing, meskipun batuk berlebihan dapat mengganggu aktivitas. Batuk dipicu oleh stimulasi reseptor batuk di saluran pernafasan oleh bahan kimia atau mekanis, yang kemudian mengirimkan sinyal ke pusat batuk di otak untuk memicu kontraksi otot dan pembuangan partikel.
Makalah ini membahas tentang asma, termasuk definisi, etiologi, epidemiologi, dan penatalaksanaan asma. Secara khusus membahas tentang pengobatan farmakologi untuk asma seperti teofilin, epinefrin, isoproterenol, dan agonis beta-2.
Dokumen berisi daftar nama dan skenario pasien laki-laki remaja yang diduga menderita pneumonia berdasarkan gejalanya seperti batuk berkepanjangan, sesak napas, demam, dan nyeri dada."
Dokumen tersebut membahas tentang asma bronkial, yaitu penyakit inflamasi saluran pernafasan yang ditandai dengan obstruksi saluran nafas yang berulang. Dokumen menjelaskan gejala, diagnosis, klasifikasi, patofisiologi, dan pengobatan asma bronkial secara mendetail, termasuk penggunaan obat pencegah dan penghilang gejala sesuai dengan tingkat keparahan penyakitnya.
Asma bronkial adalah penyakit jalan nafas obstruktif intermitten yang ditandai dengan kontraksi spastik otot polos bronkhiolus yang menyebabkan sukar bernafas dan dipicu oleh berbagai faktor seperti genetik, alergi, dan lingkungan. Gejalanya berupa sesak nafas, batuk, dan wheezing, sementara diagnosis didukung hasil tes FEV1 dan uji provokasi bronkus. Pengobatannya meliputi penghindaran pemicu, bronkodil
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian, faktor penyebab, gejala, pencegahan, dan penanganan asma bronkhial. Asma bronkhial adalah penyakit yang ditandai dengan penyempitan saluran napas akibat reaksi terhadap berbagai rangsangan. Faktor penyebabnya antara lain alergi, perubahan cuaca, stress, dan aktivitas fisik berat. Gejalanya misalnya sesak napas, batuk, dan suara nafas mengi. Pencegah
Asma adalah penyakit sistem pernafasan yang ditandai dengan peradangan pada saluran pernafasan dan gejala bronkospasme yang dapat pulih. Terdapat dua tipe asma, yaitu asma ekstrinsik yang disebabkan alergen dan asma intrinsik yang dipicu faktor tidak spesifik. Gejala asma antara lain batuk, sesak nafas, dan nafas pendek. Pencegahan asma meliputi menghindari alergen dan polutan, serta menjaga kese
Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai penyakit asma, termasuk definisi, penyebab, gejala, klasifikasi, patogenesis, dan penggolongan obat-obatan untuk asma berdasarkan mekanisme kerjanya.
Asma bronkial adalah penyakit jalan napas obstruktif intermitten yang ditandai dengan kontraksi spastik otot polos bronkhiolus yang menyebabkan sukar bernafas. Serangan asma ditimbulkan oleh hipersensitivitas terhadap berbagai stimulus. Pengobatan bertujuan menghilangkan obstruksi dengan bronkodilator serta mengenal dan menghindari pemicu serangan.
Batuk adalah refleks alami tubuh untuk membersihkan saluran pernafasan dari partikel asing, meskipun batuk berlebihan dapat mengganggu aktivitas. Batuk dipicu oleh stimulasi reseptor batuk di saluran pernafasan oleh bahan kimia atau mekanis, yang kemudian mengirimkan sinyal ke pusat batuk di otak untuk memicu kontraksi otot dan pembuangan partikel.
Makalah ini membahas tentang asma, termasuk definisi, etiologi, epidemiologi, dan penatalaksanaan asma. Secara khusus membahas tentang pengobatan farmakologi untuk asma seperti teofilin, epinefrin, isoproterenol, dan agonis beta-2.
Dokumen berisi daftar nama dan skenario pasien laki-laki remaja yang diduga menderita pneumonia berdasarkan gejalanya seperti batuk berkepanjangan, sesak napas, demam, dan nyeri dada."
Dokumen tersebut membahas tentang asma bronkial, yaitu penyakit inflamasi saluran pernafasan yang ditandai dengan obstruksi saluran nafas yang berulang. Dokumen menjelaskan gejala, diagnosis, klasifikasi, patofisiologi, dan pengobatan asma bronkial secara mendetail, termasuk penggunaan obat pencegah dan penghilang gejala sesuai dengan tingkat keparahan penyakitnya.
Dokumen tersebut membahas tentang bronkitis, yaitu peradangan pada bronkus yang dapat berupa akut atau kronis. Bronkitis akut biasanya disebabkan virus sedangkan bronkitis kronis oleh faktor seperti rokok, infeksi, dan polusi. Gejalanya bervariasi mulai dari batuk, nyeri dada, hingga gangguan pernapasan. Penatalaksanaannya meliputi pemberian obat seperti ekspektoran, bronchodilator, serta terapi suportif se
Makalah ini membahas tentang asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan sistem imunitas khususnya asma. Secara ringkas, dibahas definisi asma sebagai penyakit obstruktif jalan napas yang reversibel dan dipengaruhi oleh faktor genetik dan lingkungan. Gejalanya berupa sesak napas, batuk dan wheezing. Diagnosanya didukung oleh tes spirometri dan radiologi. Secara patofisiologis terjadi kontraksi otot bronkus dan
Kelompok 3 terdiri dari 3 anggota yaitu Alvin arvela, Robin ardian, dan Ratno. Dokumen menjelaskan tentang asma sebagai penyakit inflamasi saluran pernafasan yang ditandai dengan penyempitan jalan napas yang bervariasi, disertai gejala batuk dan sesak napas. Penyebabnya diantaranya asap rokok, polusi udara, dan perubahan cuaca. Tanda dan gejalanya meliputi suara mengi saat bernafas, sesak napas, dan bat
Dokumen tersebut membahas tentang asma pada kehamilan. Ia menjelaskan bahwa asma dapat terjadi pada 3,4-8,4% wanita hamil dan seringkali gejala gangguan pernapasan muncul. Pengaruh kehamilan terhadap asma bervariasi namun biasanya gejala muncul pada usia kehamilan 24-36 minggu. Asma yang tidak terkontrol dapat berdampak buruk bagi ibu dan janin seperti preeklampsia, pers
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas tentang asuhan keperawatan pada kasus penyakit paru obstruktif kronik (PPOK) yang mencakup konsep penyakit, patofisiologi, manifestasi klinis, manajemen, dan komplikasi PPOK serta konsep dasar asuhan keperawatan meliputi pengkajian, diagnosa, dan perencanaan pada kasus tersebut.
Dokumen tersebut membahas tentang asuhan keperawatan pada pasien gangguan sistem pernafasan akibat peradangan, meliputi pengertian, penyebab, pathofisiologi, manajemen medis, dan manajemen keperawatan untuk penyakit paru obstruktif kronis, tuberkulosis, dan pneumonia."
Este documento parece ser una lista de nombres y direcciones. Contiene más de 200 entradas con los nombres de personas y parejas, seguidos de sus direcciones. Las direcciones incluyen nombres de calles, pueblos y ciudades en Indonesia.
Proposal ini meminta dana sebesar Rp1.750.000 untuk seragam, biaya pendaftaran, dan konsumsi tim sepak bola Garlo FC dalam mengikuti turnamen di Laiworu pada 3 Maret 2017 guna mengembangkan bakat pemuda dan memajukan sepak bola di masyarakat.
Surat pernyataan yang berisi 10 poin pernyataan dari Lilis Fitra Saswati Arsil tentang statusnya yang tidak pernah dihukum, diberhentikan tidak hormat, menjadi calon pegawai, menjadi pengurus partai, terikat kerja, bersedia tidak menikah dan ditempatkan di seluruh Indonesia, serta bersedia mengembalikan biaya seleksi dan pelatihan jika mengundurkan diri.
Surat pernyataan yang ditandatangani oleh Fajar Aswati yang menyatakan bahwa dirinya tidak pernah dihukum, diberhentikan tidak hormat, menjadi calon pegawai negeri, menjadi pengurus partai politik, sedang terikat kontrak kerja, bersedia tidak menikah selama 6 bulan, ditempatkan di seluruh Indonesia, mengembalikan biaya seleksi jika mengundurkan diri, dan mengganti biaya enam kali lipat jika mengundurkan
This document contains reports from midwives at the Paramata Raha Midwifery Academy in Muna Regency on their targets for antenatal care, infant care, postnatal care, and family planning in 2017. The reports provide the midwife's name, student ID number, and academic institution for each of their assigned targets.
Dokumen tersebut membahas tentang makromolekul yang terdiri dari berbagai jenis seperti karbohidrat, lipid, dan protein. Karbohidrat dibagi menjadi monosakarida, disakarida, dan polisakarida. Lipid terdiri dari lemak, fosfolipid, dan steroid. Sedangkan protein tersusun atas kombinasi asam amino yang dihubungkan oleh ikatan peptida. Ketiga makromolekul ini memainkan peran penting dalam struktur dan metabolisme sel.
Pemimpin perlu memahami karakteristik karyawan sesuai teori X, Y, dan Z McGregor. Teori X mengasumsikan karyawan malas, teori Y mengasumsikan karyawan akan bekerja keras jika kondisinya tepat, teori Z menekankan partisipasi karyawan. Pemimpin harus mengembangkan kompetensi karyawan untuk meningkatkan kinerja perusahaan. Membangun budaya kepemimpinan penting agar kaderisasi terj
Tes akhir semester mata pelajaran Seni Budaya di SMK Kelautan dan Perikanan Raha meliputi berbagai aspek seni seperti seni rupa, musik, tari, dan drama. Soal-soalnya mencakup pengetahuan tentang sejarah seni, tokoh-tokoh seniman, unsur-unsur karya seni, dan fungsi seni dalam kehidupan. Ujian ini dimaksudkan untuk menilai pemahaman siswa terhadap berbagai aspek seni.
1. Karsinoma tulang adalah pertumbuhan sel ganas abnormal pada tulang dan jaringan terkaitnya.
2. Penyebabnya belum jelas tetapi kemungkinan termasuk genetik, radiasi, bahan kimia, dan trauma.
3. Gejalanya berupa nyeri tulang, bengkak, dan fraktur patologis yang dapat menyebar ke organ lain.
Undangan sosialisasi program tanaman jagung kuning kecamatan Lasalepa yang akan diselenggarakan pada tanggal 7 Maret 2017 pukul 09.00 di Balai Pertemuan Desa Labone. Kehadiran para tokoh masyarakat, tokoh agama, kelompok tani, dan aparat desa sangat diharapkan.
1. ASUHAN KEPERAWATAN ASMA BRONKIAL
A. KONSEP PENYAKIT
1. Pengertian
Asma bronkhial adalah penyakit jalan nafas obstruktif intermitten,
reversibledimana trakeobronkial berespon secara hiperaktif terhadap stimuli
tertentu. Asma bronchial adalah suatu penyakit dengan ciri meningkatnya
respontrakea dan bronkus terhadap berbagai rangsangan dengan manifestasi
adanya penyempitan jalan nafas yang luas dan derajatnya dapat berubah-ubah
baik secara spontan maupun hasil dari pengobatan.
2. Etiologi
Ada beberapa hal yang merupakan faktor predisposisi dan presipitasi
timbulnya serangan asma bronkhial.
a. Faktor predisposisi
Genetik
Dimana diturunkan adalah bakat alerginya, meskipun belum diketahui
bagaimana cara penurunannya yang jelas. Penderita dengan penyakit
alergi biasanya cara penurunannya dekat juga menderita penyakit
alergi. Karena adanya bakat alergi ini, penderita sangat mudah terkena
penyakit asma bronchial jikag terpapar dengan factor pendetus. Selain
itu hipersentifisitas saluran pernafasannya juga bisa diturunkan
1
2. b. Faktor presipitasi
Allergen
Dimana allergen dapat dibagi menjadi 3 jenis yaitu inhalan, yang
masuk melalui saluran pernapasan, ingestan, yang masuk melalui
mulut, kontaktan, yang masuk melalui kontrak dengan kulit
Perubahan cuaca
Cuaca
lembab
dan
hawa
pegunungan
yang
dingin
sering
mempengaruhi asama. Atmaosfir yang mendadak dingin merupakan
faktor pemicu terjadinya serangan asma.
Stress
Stress atau gangguan emosi dapat menjadi pencetus serangan asma,
selain itu juga bisa memperberat serangan asma yang sudah ada.
Lingkungan kerja
Mempunyai hubungan langsung dengan sebab terjadinya serangan
asma. Hal ini berkaitan dengan dimana dia bekerja
Olahraga
Sebagian besar penderita asma akan mendapat serangan jika
melakukan aktivitas jasmani atau olahraga yang berat.
1
3. 3. Klasifikasi
Berdasarkan penyebabnya, asma bronkhial dapat diklasifikasikan menjadi 3
tipe, yaitu :
a. Ekstrinsik (alergik)
Ditandai dengan reaksi alergik yang disebabkan oleh faktor-faktor
pencetus yang spesifik, seperti debu, serbuk bunga, bulu binatang, obatobatan (antibiotic dan aspirin) dan spora jamur. Asma ekstrinsik sering
dihubungkan dengan adanya suatu predisposisi genetik terhadap alergi.
Oleh karena itu jika ada faktor-faktor pencetus spesifik seperti yang
disebutkan di atas, maka akan terjadi serangan asma ekstrinsik.
b. Intrinsik (non alergik)
Ditandai dengan adanya reaksi non alergi yang bereaksi terhadap pencetus
yang tidak spesifik atau tidak diketahui, seperti udara dingin atau bisa juga
disebabkan oleh adanya infeksi saluran pernafasan dan emosi. Serangan
asma ini menjadi lebih berat dan sering sejalan dengan berlalunya waktu
dan dapat berkembang menjadi bronkhitis kronik dan emfisema. Beberapa
pasien akan mengalami asma gabungan.
c. Asma gabungan
1
4. Bentuk asma yang paling umum. Asma ini mempunyai karakteristik dari
bentuk alergik dan non-alergik.
4. Patofisiologi
Asma ditandai dengan kontraksi spastic dari otot polos bronkhiolus yang
menyebabkan sukar bernafas. Penyebab yang umum adalah hipersensitivitas
bronkhioulus terhadap benda-benda asing di udara. Reaksi yang timbul pada
asma tipe alergi diduga terjadi dengan cara sebagai berikut : seorang yang
alergi mempunyai kecenderungan untuk membentuk sejumlah antibody Ig E
abnormal dalam jumlah besar dan antibodi ini menyebabkan reaksi alergi bila
reaksi dengan antigen spesifikasinya. Pada asma, antibody ini terutama
melekat pada sel mast yang terdapat pada interstisial paru yang berhubungan
erat dengan brokhiolus dan bronkhus kecil. Bila seseorang menghirup alergen
maka antibody Ig E orang tersebut meningkat, alergen bereaksi dengan
antibodi yang telah terlekat pada sel mast dan menyebabkan sel ini akan
mengeluarkan berbagai macam zat, diantaranya histamin, zat anafilaksis yang
bereaksi lambat (yang merupakan leukotrient), factor kemotaktik eosinofilik
dan bradikinin.
Efek gabungan dari semua faktor-faktor ini akan
menghasilkan adema lokal pada dinding bronkhioulus kecil maupun sekresi
mucus yang kental dalam lumen bronkhioulus dan spasme otot polos
bronkhiolus sehingga menyebabkan tahanan saluran napas menjadi sangat
meningkat.
1
5. Pada asma, diameter bronkiolus lebih berkurang selama ekspirasi daripada
selama inspirasi karena peningkatan tekanan dalam paru selama eksirasi paksa
menekan bagian luar bronkiolus. Karena bronkiolus sudah tersumbat
sebagian, maka sumbatan selanjutnya adalah akibat dari tekanan eksternal
yang menimbulkan obstruksi berat terutama selama ekspirasi. Pada penderita
asma biasanya dapat melakukan inspirasi dengan baik dan adekuat, tetapi
sekali-kali melakukan ekspirasi. Hal ini menyebabkan dispnea. Kapasitas
residu fungsional dan volume residu paru menjadi sangat meningkat selama
serangan asma akibat kesukaran mengeluarkan udara ekspirasi dari paru. Hal
ini bisa menyebabkan barrel chest.
Pencetus :
• Allergen
• Olahraga
• Cuaca
• Emosi
Imun
respon
menjadi
aktif
Pelepasan mediator
humoral
• Histamine
• SRS-A
• Serotonin
• Kinin
• Bronkospasme
• Edema mukosa
• Sekresi
meningkat
• inflamasi
Penghambat
kortikosteroid
5. Manifestasi Klinis
Biasanya pada penderita yang sedang bebas serangan tidak ditemukan gejala
klinis, tapi pada saat serangan penderita tampak bernafas cepat dan dalam,
gelisah, duduk dengan menyangga ke depan, serta tanpa otot-otot bantu
1
6. pernafasan bekerja dengan keras. Gejala klasik dari asma bronkial ini adalah
sesak nafas, mengi ( whezing ), batuk, dan pada sebagian penderita ada yang
merasa nyeri di dada. Gejala-gejala tersebut tidak selalu dijumpai bersamaan.
Pada serangan asma yang lebih berat , gejala-gejala yang timbul makin
banyak, antara lain : silent chest, sianosis, gangguan kesadaran, hyperinflasi
dada, tachicardi dan pernafasan cepat dangkal . Serangan asma seringkali
terjadi pada malam hari.
6. Manajemen medik
Prinsip umum pengobatan asma bronchial adalah :
a. Menghilangkan obstruksi jalan napas dengan segera
b. Mengenal dan menghindari factor yang dapat mencetuskan serangan asma
c. Memberikan penerangan kepada penderita ataupun keluarganya mengenai
penyakit
asma,
baik
pengobatannya
maupun
tentang
perjalanan
penyakitnya, sehingga penderita mengerti tujuan pengobatan yang
diberikan.
Pengobatan pada asma bronchial terbagi atas 2 yaitu :
a. Pengobatan non farmakologik
Memberikan penyuluhan
Menghindari factor pencetus
Pemberian cairan
Fisiotherapy
1
7. Beri O2 bila perlu
b. Pengobatan farmakologik
Bronkodilator : obat yang melebarkan saluran napas, seperti
simpatomimetik / anrenergi (orsiprenalin, fenoterol, terbutalin), sentin
(teofilin) seperti aminofilin, aminofilin, teofilin)
Kromalin bukan bronkodilator tetapi merupakan obat pencegahan
serangan asma, terutama untuk asma alergik.
Ketolifen yang mempunyai efek pencegahan terhadap asma seperti
kromalin.
7. Komplikasi
Berbagai komplikasi yang mungkin timbul adalah :
a. Status asmatikus
b. Atelektasis
c. Hipoksemia
d. Pneumothoraks
e. Emfisema
f. Deformitas thoraks
g. Gagal napas.
1
8. B. KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
a. Pengumpulan data
Aktivitas / Istrahat
Tanda
: kelemahan, adanya penurunan kemampuan/peningkatan
kebutuhan bantuan melakukan aktivitas sehari-hari. Tidur
dalam posisi duduk tinggi
Gejala
: Klien mengatakan tidak dapat melakukan aktivitas seharihari karena sulit bernapas.
Pernapsan
Tanda
: Dispenea, bunyi napas mengi, adanya batuk berulang,
napas memburuk ketika pasien berbaring terlentang,
susah dalam bernapas
Gejala
: Klien mengatakan kesusahan dalam bernapas.
Sirkulasi
Tanda
: Peningkatan
tekanan
darah,
peningkatan
frekuensi
jantung, kemerahan atau berkeringat
Integritas ego
Tanda
: Ansietas, ketakutan, peka rangsangan, gelisah
Gejala
: Klien mengatakan kekhawatiran terhadap kondisinya,
1
9. klien mengatakan tidak dapat beristrahat dengan cukup
Makanan dan cairan
Tanda
: Penurunan berat badan, porsi makan tidak dihabiskan
Gejala
: Klien mengatakan ketidakmampuan untuk makan karena
susah untuk bernapas, klien mengatakan nafsu makannya
menurun.
Interaksi sosial
Tanda
: Keterbatasan mobilitas fisik, susah bicara atau terbatabata, adanya ketergantungan pada orang lain.
Gejala
: Klien mengatakan susah untuk berbicara.
Seksualitas
Tanda
: Penurunan libido
Gejala
: Klien mengatakan nafsu untuk melakukan seks menurun
b. Klasifikasi Data
Data Subyektif
Klien mengatakan tidak dapat melakukan aktivitas sehari-hari karena
sulit bernapas.
Klien mengatakan kesusahan dalam bernapas.
Klien mengatakan kekhawatiran terhadap kondisinya.
Klien mengatakan ketidakmampuan untuk makan karena susah untuk
bernapas
1
10. Klien mengatakan tidak dapat beristrahat dengan cukup karena susah
bernapas
Klien mengatakan nafsu makannya menurun.
Klien mengatakan susah untuk berbicara.
Klien mengatakan nafsu untuk melakukan seks menurun
Data Obyektif
Kelemahan, adanya penurunan kemampuan
Dispenea, susah dalam bernapas
Bunyi napas mengi
Adanya batuk berulang
Napas memburuk ketika pasien berbaring terlentang,
Peningkatan tekanan darah
Peningkatan frekuensi jantung
Kemerahan atau berkeringat
Ansietas
Gelisah
Penurunan berat badan
porsi makan tidak dihabiskan
Keterbatasan mobilitas fisik
1
11. Susah bicara atau terbata-bata
Penurunan libido
c. Analisa Data
Data
1
Ds :
Klien mengatakan
Penyebab
2
Faktor penyebab asma
(ekstrinsik dan
intrinsik)
kesusahan dalam
bernapas.
Do :
Dispenea
Susah dalam
bernapas
Bunyi napas mengi
Adanya batuk
↓
Respon imun yang
buruk terhadap
lingkungan
Merangsang produksi
antibody Ig E
↓
Merangsang
parasimpatis otonom
sistem napas : reflex
axon neuropeptida
berulang
Napas memburuk
ketika pasien
↓
Degranulasi sel mast,
epitel, makrofag
↓
berbaring
Merangsang pelepasan
terlentang,
mediator kimia terjadi
Peningkatan
frekuensi jantung
pengeluaran histamine,
bradikinin
Konstriksi otot polos
1
Masalah
3
Gangguan pertukaran
gas
12. bronkus
↓
Bronkospasme
↓
Udara terperangkap
dalam saccus alveolus
↓
Penurunan ventilasi
alveolus
↓
Difusi gas terganggu
↓
Gangguan pertukaran
Ds :
gas
Faktor penyebab asma
bronchial
Klien mengatakan
ketidakmampuan
↓
Bronkospasme
↓
untuk makan
karena susah untuk
Udara terperangkap
dalam saccus alveolus
bernapas
Klien mengatakan
↓
Penurunan ventilasi
alveolus
nafsu makannya
menurun.
↓
Difusi gas terganggu
↓
Penurunan suplay O2
dalam darah
1
Gangguan pemenuhan
keb. nutrisi
13. ↓
Do :
Kompensasi tubuh
Penurunan berat
badan
porsi makan tidak
dihabiskan
untuk mendapatkan
suplay O2 yang cukup
kejaringan yaitu
dengan peningkatan
usaha bernapas
↓
Kelemahan
Adanya penurunan
Kontraksi otot
pernapasan
kemampuan
Susah dalam
↓
Energy banyak
digunakan untuk
bernapas
bernapas
↓
Ketidakmampuan
untuk mengunyah
makanan
↓
Nafsu makan menurun
↓
Intake nutrisi kurang
↓
Gangguan pemenuhan
nutrisi
1
14. Ds :
Klien mengatakan
tidak dapat
beristrahat dengan
cukup karena susah
Stimulasi sesak
↓
Merangsang susunan
saraf pusat ototnom
mengaktivasi
noreefineprin
↓
bernapas
Klien mengatakan
kekhawatiran
Merangsang saraf
simpatis untuk
mengaktivasi RAS
terhadap
↓
kondisinya.
Do :
Mengaktifkan kerjsa
organ tubuh
Ansietas
Gelisah
↓
REM menurun
↓
Klien terjaga
↓
Gangguan pemenuhan
kebutuhan istrahat dan
tidur.
1
Gangguan
pemenuruhan
kebutuhan istrahat dan
tidur
15. d. Prioritas masalah
1) Kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan gangguan suplay
oksigen
2) Gangguan pemenuhan nutrisi berhubungan dengan anoreksia
3) Gangguan pemenuhan istrahat dan tidur berhubungan dengan
stimulasi sesak
2. Diagnosa Keperawatan
a. Kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan gangguan suplay oksigen
ditandai dengan :
Ds
: Klien mengatakan kesusahan dalam bernapas.
Do : Dispenea
Susah dalam bernapas
Bunyi napas mengi
Adanya batuk berulang
Napas memburuk ketika pasien berbaring terlentang,
Peningkatan frekuensi jantung
1
16. b. Gangguan pemenuhan nutrisi berhubungan dengan anoreksi ditandai
dengan :
Ds
: Klien mengatakan ketidakmampuan untuk makan karena
susah untuk bernapas
Klien mengatakan nafsu makannya menurun.
Do : Penurunan berat badan
porsi makan tidak dihabiskan
Kelemahan
Adanya penurunan kemampuan
Susah dalam bernapas
c. Gangguan pemenuhan istrahat dan tidur berhubungan dengan stimulasi
sesak ditandai dengan :
Ds
: Klien mengatakan tidak dapat beristrahat dengan cukup
karena susah bernapas
Klien mengatakan kekhawatiran terhadap kondisinya.
Do : Ansietas
Gelisah
1
17. 3. Rencana Keperawatan
No
1
Rencana Keperawatan
Diagnosa Keperawatan
Tujuan
Intervensi
Kerusakan pertukaran gas Tupan :
berhubungan
dengan
gangguan suplay oksigen
ditandai dengan :
Ds :
Klien mengatakan
Dalam
1. Pertahankan
waktu
5
hari
kerusakan pertukaran gas
teratasi
posisi tidur semi fowler
maksimal, mengurangi
dengan miring
penekanan
kearah
yang terkena
yang
Tupen :
bernapas.
selama 3 X 24 jam, klien
Do :
akan
memperlihatkan
Dispenea
perbaikan dalam pertukaran
Susah dalam bernapas
gas dengan kriteria :
Bunyi napas mengi
- Klien
tidak
normal,
paru
sisi
serta
dan
tidak sakit.
2. Bimbing dan latih teknik 2. Diharapkan
nafas
dalam
napas klien berkurang
teratur, monitor dan catat
dan perubahan kondisi
TTV
klien dapat terobservasi
3. Perubahan
dan
fungsi
pernapasan
dangkal,
- Frekuensi nafas normal
sesak
secara
mengeluh 3. Monitor
sesak
1
pada
ventilasi pada sisi yang
Setelah dilakukan intervensi
Napas memburuk
1. Meningkatkan inspirasi
ekspansi
kesusahan dalam
Adanya batuk berulang
Rasional
peningkatan frekuensi
cepat,
pernapasan
:
dyspneu
perkembangan dada
dan
dapat
terobservasi
4. Diharapkan
sesak
18. ketika pasien berbaring
terlentang,
16 – 20 x/menit
4. Berikan O2 BC sesuai
- Pergerakan
Peningkatan frekuensi
otot
pernpasan normal
- Pergerakkan
jantung
program
yaitu
3
liter/menit
berkurang
dan
kebutuhan
O2
terpenuhi
dada
simetris
- Tidak terdapat retraksi
2
Gangguan
interkostalis
pemenuhan Tupan :
kebutuhan
berhubungan
nutrisi
dengan
anoreksia ditandai dengan ;
1. Kaji
Setelah diberikan tindakan
keperawatan selam 5 hari,
kebutuhan
Ds :
klien
teratasi
Klien mengatakan
nutrisi
Tupen :
makan karena susah
keperawatan selama 3 hari,
Klien mengatakan
masukan makanan saat
pernapasan akut sering
ini.
anoreksia
Catat
1
derajat
kerusakan makanan
2. Sering
karena
dispneu
lakukan 2. Rasa tak enak, bau
menurunkan
nafsu
makan
dapat
khusus
menyebabkan
pakai
untuk
sekali
dan
mual/muntah
peningkatan
kebutuhan klien akan nutrisi
dengan kriteria :
distress
sekret, berikan wadah
Setelah diberikan tindakan
beransur-ansur
diet, 1. Pasien
perawatan oral, buang
ketidakmampuan untuk
untuk bernapas
kebiasaan
dengan
kesulitan
napas
terpenuhi
3. Berikanan
makanan 3. Makanan dan dalam
19. nafsu makannya
menurun.
- Nafsu
makan
klien
meningkat
- Porsi makan dihabiskan
Do :
dalam bentuk cair, dan
bentuk cair memudah
dengan porsi sedikit tapi
klien dalam mencerna
sering
makanan
- Berat badan meningkat.
yang
diberikan serta porsi
sedikit
Penurunan berat badan
tapi
sering
membantu
porsi makan tidak
meningkatkan
dihabiskan
kebutuhan nutrisi klien
4. Kolaborasi dengan tim 4. Membantu mengatasai
Kelemahan
gizi dalam menentukan
diit yang akan diberikan
Adanya penurunan
kemampuan
kebutuhan klien akan
nutrisi
pada
indikasi.
Susah dalam bernapas
1
klien
sesuai
20. 3
Gangguan
istirahat
pemenuhan Tupan:
tidur
teraktivasinya
b.d
RAS
ditandai dengan :
Setelah dilakukan perawatan
tidur
terpenuhi
beristrahat
dengan cukup karena
susah untuk bernapas
Do :
Gelisah
Insomnia
klien tidak bisa tidur
penyeban klien tidak
menentukan intervensi
berelaksasi
selama 2 x 24 jam klien
dapat istirahat tidur dengan
kriteria evaluasi :
- Klien
bisa tidur dan untuk
2. Anjurkan klien untuk
Setelah dilakukan intervensi
minum
selanjutnya
dengan 2.
segelas
susu
3. Anjurkan klien untuk
nyaman
selama 8 jam
- Tidak tampak banyangan
hitam dikelopak mata
dapat
paru yang maksimal
4.
sebelum
meningkatkan
relaksasi dan kesiapan
tidur
5. Ciptakan
efek
meningkatkan ekspansi
melakukan
kebiasaannya
yang
sedative
tidur dengan posisi yang 3.
sering terbangun
mengandung
mempunyai
hangat sebelum tidur
tidurnya nyenyak tanpa
susu
triptopan
mengatakan 4. Anjurkan klien untuk
- Klien dapat tidur malam
Dapat
mengidentifikasi
klien
Klien mengatakan tidak Tupen:
dapat
penyebab 1.
selama 5 hari kebutuhan
Istirahat
Ds :
1. Identifikasi
tidur
lingkungan
yang nyaman
5.
lingkungan tenang
membantu klien untuk
1
22. 1.
2.
3.
4.
dfd
dfdf
dfdf
Pelaksanaan
No
Hari /
tanggal
Diagnosa
Keperawatan
Jam
Impelementasi
1
2
3
4
5
1
Senin
1 – 6 - 09
Kerusakan
pertukaran
1. Mempertahankan posisi tidur
gas
semi fowler dengan miring
berhubungan
kearah yang terken
dengan gangguan
Hasil :
suplay oksigen
klien nyaman dengan posisi
semi fowler
2. Membimbing dan latih teknik
nafas
dalam
secara
teratur,
monitor dan catat TTV
Hasil :
Klien
kooperatif
dan
mau
dilatih teknik napas dalam dan
klien merasa lega
3. memantau fungsi pernapasan :
cepat, dangkal, dyspneu dan
perkembangan dada
4. Memberikan
O2 BC sesuai
program yaitu 3 liter/menit
2
Senin
Gangguan
1.
1
Memantau kebiasaan diet,
23. 1 – 6 - 09
pemenuhan
masukan
kebutuhan nutrisi
Catat
makanan
derajat
saat ini.
kerusakan
makanan
Hasil :
Nafsu makan klien menurun,
porsi makan tidak dihabiskan.
2.
Sering lakukan perawatan
oral,
buang
sekret,
wadah khusus
berikan
untuk sekali
pakai
Hasil :
Klien mau untuk mengikuti
instruksi perawat
3.
Memberikanan
makanan
dalam bentuk cair, dan dengan
porsi sedikit tapi sering
4.
Penatalaksanaan pemberian
diit yang akan diberikan pada
3
Senin
1 – 6 - 09
klien sesuai indikasi.
1. Mengidentifikasi
penyebab
Gangguan
pemenuhan
klien tidak bisa tidur
istirahat tidur b.d
Hasil :
stimulasi sesak.
Klien tidak dapat beristrahat
karena sesak napas
2. Menganjurkan
berelaksasi
klien
dengan
untuk
minum
segelas susu hangat sebelum
tidur
Hasil :
1
24. Klien merasa nyaman setelah
relaksasi
3. Menganjurkan klien untuk tidur
dengan posisi yang nyaman
Hasil :
Klien kooperatif dan mengikuti
anjuran perawat
4. Menganjurkan
melakukan
klien
untuk
kebiasaannya
sebelum tidur
Hasil :
Klien mau untuk mengikuti
instruksi perawat
5. Menciptakan lingkungan yang
nyaman
Hasil :
Keluarga klien mau membantu
perawat
dalam
menciptakan
lingkungan yang nyaman.
1