SlideShare a Scribd company logo
1 of 34
BAB I
                                      PENDAHULUAN




A. Latar belakang
       Miokard Infark merupakan keadaan yang berat disebabkan oleh oklusi mendadak
pembuluh koroner atau cabangnya yang mengalami aterosklerosis/ penyumbatan. Penyakit
jantung koroner (PJK) merupakan kelompok penyakit jantung yang terutama disebabkan
penyempitan arteri koronaria akibat proses aterosklerosis atau spasme koroner, atau kombinasi
dari keduanya. Infark mioakard adalah suatu keadan ketidakseimbangan antara suplai &
kebutuhan oksigen miokard sehingga jaringan miokard mengalami kematian. Infark
menyebabkan kematian jaringan yang ireversibel. Sebesar 80-90% kasus MCI disertai adanya
trombus, dan berdasarkan penelitian lepasnya trombus terjadi pada jam 6-siang hari. Infark
tidak statis dan dapat berkembang secara progresif.
       Penyakit jantung koroner (PJK) merupakan kelompok penyakit jantung yang terutama
disebabkan penyempitan arteri koronaria akibat proses aterosklerosis atau spasme koroner, atau
kombinasi dari keduanya. Secara statistik, angka kejadian penyakit jantung koroner di dunia
terus meningkat dari tahun ke tahun, baik di negara berkembang maupun negara maju. Di
Amerika misalnya, sekitar 500.000 orang meninggal akibat penyakit ini tiap tahunnya. Di
Eropa, 40.000 dari 1 juta orang juga menderita penyakit jantung koroner. MCI apabila tidak
segera di tangani atau dirawat dengan cepat dan tepat dapat menimbulkan komplikasi seperti
CHF, disritmia, syok kardiogenik yang dapat menyebabkan kematian, dan apabila MCI sembuh
akan terbentuk jaringan parut yang menggantikan sel-sel miokardium yang mati, apabila
jaringan parut yang cukup luas maka kontraktilitas jantung menurun secara permanent, jaringan
parut tersebut lemah sehingga terjadi ruptur miokardium atau anurisma, maka diperlukan
tindakan medis dan tindakan keperawatan yang cepat dan tepat untuk mencegah komplikasi
yang tidak diinginkan.
       Hal ini dapat dicapai melalui pelayanan maupun perawatan yang cepat dan tepat untuk
memberikan pelayanan cepat dan tepat diperlukan pengetahuan, keterampilan yang khusus
dalam mengkaji, dan mengevaluasi status kesehatan klien dan diwujudkan dengan pemberian
asuhan keperawatan tanpa melupakan usaha promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif.
Oleh Karena itu kami mengangkat masalah tentang Miokard infark (MCI) ini,dengan
tujuan agar pembaca dapat mengerti mengapa angka kejadian itu cukup tinggi.




B. Tujuan penulisan
1.     Tujuan Umum
     Mengetahui Konsep dan Asuhan Keperawatan pada pasien dengan gangguan Miokard
Infark (MCI) tidak stabil
2.     Tujuan Khusus
a)    Dapat mengetahui definisi dari Miokard Infark (MCI) tidak stabil
b)    Dapat mengetahui etiologi dari Miokard Infark (MCI) tidak stabil
c)    Dapat mengetahui Manifestasi klinis dari Miokard Infark (MCI) tidak stabil
d)    Dapat mengetahui penatalaksanaan dari Miokard Infark (MCI) tidak stabil
BAB I I
                                   KAJIAN TEORITIS


A. DEFINISI
      Infark adalah area nekrosis koagulasi pada jaringan akibat iskemia lokal, disebabkan oleh
obstruksi sirkulasi ke daerah itu, paling sering karena trombus atau embolus (Dorland, 2002).
Iskemia terjadi oleh karena obstruksi, kompresi, ruptur karena trauma dan vasokonstriksi.
Obstruksi pembuluh darah dapat disebabkan oleh embolus, trombus atau plak aterosklerosis.
Kompresi secara mekanik dapat disebabkan oleh tumor, volvulus atau hernia. Ruptur karena
trauma disebabkan oleh aterosklerosis dan vaskulitis. Vaskokonstriksi pembuluh darah
dapat disebabkan obat-obatan seperti kokain (Wikipedia, 2010).
       Infark miokard adalah perkembangan cepat dari nekrosis otot jantung yang
disebabkan oleh ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen (Fenton,
2009). Klinis sangat mencemaskan karena sering berupa serangan mendadak
umumya pada pria 35-55 tahun, tanpa gejala pendahuluan (Santoso, 2005).
       Infark Miokard adalah penyumbatan sebagian atau lebih arteri koroner (dikenal juga
seranggan jantung), (Holloway, 2003).
       Infark Miokard adalah rusaknya jaringan jantung akibat supllai darah yang tidak adekuat
sehingga aliran darah ke koroner berkurang. (Brunner & Sudarth, 2002)
       Infark Miokard (MCI) adalah suatu keadaan dimana secara tiba-tiba terjadi pembatasan
atau pemutusan aliran darah ke jantung, yang menyebabkan otot jantung (miokardium) mati
karena kekurangan oksigen.
       Infark mioakard adalah suatu keadan ketidakseimbangan antara suplai & kebutuhan
oksigen miokard sehingga jaringan miokard mengalami kematian.
       Kesimpulan Infark Miocard adalah proses rusaknya jaringan jantung karena adanya
penyempitan atau sumbatan pada arteri koroner sehingga suplai darah pada jantung berkurang
yang menimbulkan nyeri yang hebat pada dada.
B. ANATOMI FISIOLOGI




       Secara fisiologi, jantung adalah salah satu organ tubuh yang paling vital fungsinya
dibandingkan dengan organ tubuh vital lainnya. Dengan kata lain, apabila fungsi jantung
mengalami gangguan maka besar pengaruhnya terhadap organ-organ tubuh lainya terutama
ginjal dan otak. Karena fungsi utama jantung adalah sebagai single pompa yang memompakan
darah ke seluruh tubuh untuk kepentingan metabolisme sel-sel demi kelangsungan hidup. Untuk
itu, siapapun orangnya sebelum belajar EKG harus menguasai anatomi & fisiologi dengan baik
dan benar.
Ukuran,Posisi atau letak Jantung
Anda tahu berapa ukuran jantung anda? Secara anatomi ukuran jantung sangatlah variatif. Dari
beberapa referensi yang saya baca, ukuran jantung manusia mendekati ukuran kepalan
tangannya atau dengan ukuran panjang kira-kira 5″ (12cm) dan lebar sekitar 3,5″ (9cm). Jantung
terletak di belakang tulang sternum, tepatnya di ruang mediastinum diantara kedua paru-paru
dan bersentuhan dengan diafragma. Bagian atas jantung terletak dibagian bawah sternal notch,
1/3 dari jantung berada disebelah kanan dari midline sternum , 2/3 nya disebelah kiri dari
midline sternum. Sedangkan bagian apek jantung di interkostal ke-5 atau tepatnya di bawah
puting susu
Lapisan Pembungkus Jantung
Jantung di bungkus oleh sebuah lapisan yang disebut lapisan perikardium, di mana lapisan
perikardium ini di bagi menjadi 3 lapisan (lihat gb.3) yaitu :
   1. Lapisan fibrosa, yaitu lapisan paling luar pembungkus jantung yang melindungi jantung
       ketika jantung mengalami overdistention. Lapisan fibrosa bersifat sangat keras dan
       bersentuhan langsung dengan bagian dinding dalam sternum rongga thorax, disamping
       itu lapisan fibrosa ini termasuk penghubung antara jaringan, khususnya pembuluh darah
       besar yang menghubungkan dengan lapisan ini (exp: vena cava, aorta, pulmonal arteri
       dan vena pulmonal).
   2. Lapisan parietal, yaitu bagian dalam dari dinding lapisan fibrosa
   3. Lapisan Visceral, lapisan perikardium yang bersentuhan dengan lapisan luar dari otot
       jantung atau epikardium.
   Diantara lapisan pericardium parietal dan lapisan perikardium visceral terdapat ruang atau
space yang berisi pelumas atau cairan serosa atau yang disebut dengan cairan perikardium.
Cairan perikardium berfungsi untuk melindungi dari gesekan-gesekan yang berlebihan saat
jantung berdenyut atau berkontraksi. Banyaknya cairan perikardium ini antara 15 – 50 ml, dan
tidak boleh kurang atau lebih karena akan mempengaruhi fungsi kerja jantung.
lapisan otot jantung terbagi menjadi 3 yaitu :
   1. Epikardium,yaitu bagian luar otot jantung atau pericardium visceral
   2. Miokardium, yaitu jaringan utama otot jantung yang bertanggung jawab atas
       kemampuan kontraksi jantung.
   3. Endokardium, yaitu lapisan tipis bagian dalam otot jantung atau lapisan tipis endotel sel
       yang berhubungan langsung dengan darah dan bersifat sangat licin untuk aliran darah,
       seperti halnya pada sel-sel endotel pada pembuluh darah lainnya.




Katup Jantung
       Katup jatung terbagi menjadi 2 bagian, yaitu katup yang menghubungkan antara atrium
dengan ventrikel dinamakan katup atrioventrikuler, sedangkan katup yang menghubungkan
sirkulasi sistemik dan sirkulasi pulmonal dinamakan katup semilunar.
Katup atrioventrikuler terdiri dari katup trikuspid yaitu katup yang menghubungkan antara
atrium kanan dengan ventrikel kanan, katup atrioventrikuler yang lain adalah katup yang
menghubungkan antara atrium kiri dengan ventrikel kiri yang dinamakan dengan katup mitral
atau bicuspid.
       Katup semilunar terdiri dari katup pulmonal yaitu katup yang menghubungkan antara
ventrikel kanan dengan pulmonal trunk, katup semilunar yang lain adalah katup yang
menghubungkan antara ventrikel kiri dengan asendence aorta yaitu katup aorta.
Katup berfungsi mencegah aliran darah balik ke ruang jantung sebelumnya sesaat setelah
kontraksi atau sistolik dan sesaat saat relaksasi atau diastolik. Tiap bagian daun katup jantung
diikat oleh chordae tendinea sehingga pada saat kontraksi daun katup tidak terdorong masuk
keruang sebelumnya yang bertekanan rendah. Chordae tendinea sendiri berikatan dengan otot
yang disebut muskulus papilaris.
Ruang,Dinding & Pembuluh Darah Besar Jantung
Jantung kita dibagi menjadi 2 bagian ruang, yaitu :
   1. Atrium (serambi)
   2. Ventrikel (bilik)
Karena atrium hanya memompakan darah dengan jarak yang pendek, yaitu ke ventrikel. Oleh
karena     itu     otot    atrium   lebih    tipis    dibandingkan     dengan      otot     ventrikel.
Ruang atrium dibagi menjadi 2, yaitu atrium kanan dan atrium kiri. Demikian halnya dengan
ruang ventrikel, dibagi lagi menjadi 2 yaitu ventrikel kanan dan ventrikel kiri. Jadi kita boleh
mengatakan kalau jantung dibagi menjadi 2 bagian yaitu jantung bagian kanan (atrium kanan &
ventrikel kanan) dan jantung bagian kiri (atrium kiri & ventrikel kiri).
Kedua atrium memiliki bagian luar organ masing-masing yaitu auricle. Dimana kedua atrium
dihubungkan dengan satu auricle yang berfungsi menampung darah apabila kedua atrium
memiliki kelebihan volume.
Kedua atrium bagian dalam dibatasi oleh septal atrium. Ada bagian septal atrium yang
mengalami depresi atau yang dinamakan fossa ovalis, yaitu bagian septal atrium yang
mengalami        depresi   disebabkan   karena   penutupan   foramen       ovale   saat   kita   lahir.
Ada beberapa ostium atau muara pembuluh darah besar yang perlu anda ketahui yang terdapat
di kedua atrium, yaitu :
         Ostium Superior vena cava, yaitu muara atau lubang yang terdapat diruang atrium kanan
         yang menghubungkan vena cava superior dengan atrium kanan.
Ostium Inferior vena cava, yaitu muara atau lubang yang terdapat di atrium kanan yang
       menghubungkan vena cava inferior dengan atrium kanan.
       Ostium coronary atau sinus coronarius, yaitu muara atau lubang yang terdapat di atrium
       kanan yang menghubungkan sistem vena jantung dengan atrium kanan.
       Ostium vena pulmonalis, yaitu muara atau lubang yang terdapat di atrium kiri yang
       menghubungkan antara vena pulmonalis dengan atrium kiri yang mempunyai 4 muara.
   Bagian dalam kedua ruang ventrikel dibatasi oleh septal ventrikel, baik ventrikel maupun
atrium dibentuk oleh kumpulan otot jantung yang mana bagian lapisan dalam dari masing-
masing ruangan dilapisi oleh sel endotelium yang kontak langsung dengan darah. Bagian otot
jantung di bagian dalam ventrikel yang berupa tonjolan-tonjolan yang tidak beraturan
dinamakan trabecula. Kedua otot atrium dan ventrikel dihubungkan dengan jaringan
penghubung yang juga membentuk katup jatung dinamakan sulcus coronary, dan 2 sulcus yang
lain adalah anterior dan posterior interventrikuler yang keduanya menghubungkan dan
memisahkan antara kiri dan kanan kedua ventrikel.
   Perlu anda ketahui bahwa tekanan jantung sebelah kiri lebih besar dibandingkan dengan
tekanan jantung sebelah kanan, karena jantung kiri menghadapi aliran darah sistemik atau
sirkulasi sistemik yang terdiri dari beberapa organ tubuh sehingga dibutuhkan tekanan yang
besar dibandingkan dengan jantung kanan yang hanya bertanggung jawab pada organ paru-paru
saja, sehingga otot jantung sebelah kiri khususnya otot ventrikel sebelah kiri lebih tebal
dibandingkan otot ventrikel kanan.
Pembuluh Darah Besar Jantung
Ada beberapa pembuluh besar yang perlu anda ketahui, yaitu:
   1. Vena cava superior, yaitu vena besar yang membawa darah kotor dari bagian atas
       diafragma menuju atrium kanan.
   2. Vena cava inferior, yaitu vena besar yang membawa darah kotor dari bagian bawah
       diafragma ke atrium kanan.
   3. Sinus Coronary, yaitu vena besar di jantung yang membawa darah kotor dari jantung
       sendiri.
   4. Pulmonary Trunk,yaitu pembuluh darah besar yang membawa darah kotor dari ventrikel
       kanan ke arteri pulmonalis
5. Arteri Pulmonalis, dibagi menjadi 2 yaitu kanan dan kiri yang membawa darah kotor
       dari pulmonary trunk ke kedua paru-paru.
   6. Vena pulmonalis, dibagi menjadi 2 yaitu kanan dan kiri yang membawa darah bersih
       dari kedua paru-paru ke atrium kiri.
   7. Assending Aorta, yaitu pembuluh darah besar yang membawa darah bersih dari
       ventrikel kiri ke arkus aorta ke cabangnya yang bertanggung jawab dengan organ tubuh
       bagian atas.
   8. Desending Aorta,yaitu bagian aorta yang membawa darah bersih dan bertanggung jawab
       dengan organ tubuh bagian bawah.
Arteri Koroner
Arteri koroner adalah arteri yang bertanggung jawab dengan jantung sendiri,karena darah bersih
yang kaya akan oksigen dan elektrolit sangat penting sekali agar jantung bisa bekerja
sebagaimana fungsinya. Apabila arteri koroner mengalami pengurangan suplainya ke jantung
atau yang di sebut dengan ischemia, ini akan menyebabkan terganggunya fungsi jantung
sebagaimana mestinya. Apalagi arteri koroner mengalami sumbatan total atau yang disebut
dengan serangan jantung mendadak atau miokardiac infarction dan bisa menyebabkan
kematian. Begitupun apabila        otot   jantung dibiarkan dalam keadaan iskemia, ini juga akan
berujung         dengan      serangan        jantung    juga    atau    miokardiac    infarction.
Arteri koroner adalah cabang pertama dari sirkulasi sistemik, dimana muara arteri koroner
berada dekat dengan katup aorta atau tepatnya di sinus valsava
Arteri koroner dibagi dua,yaitu:
   1. Arteri koroner kanan
   2. Arteri koroner kiri
       Arteri Koroner Kiri
Arteri koroner kiri mempunyai 2 cabang yaitu LAD (Left Anterior Desenden)dan arteri
sirkumflek. Kedua arteri ini melingkari jantung dalam dua lekuk anatomis eksterna, yaitu sulcus
coronary atau sulcus atrioventrikuler yang melingkari jantung diantara atrium dan ventrikel,
yang kedua yaitu sulcus interventrikuler yang memisahkan kedua ventrikel. Pertemuan kedua
lekuk ini dibagian permukaan posterior jantung yang merupakan bagian dari jantung yang
sangat penting yaitu kruks jantung. Nodus AV node berada pada titik ini.
LAD arteri bertanggung jawab untuk mensuplai darah untuk otot ventrikel kiri dan kanan ,
serta                 bagian                        interventrikuler              septum        .
Sirkumflex arteri bertanggung jawab untuk mensuplai 45 % darah untuk atrium kiri dan
ventrikel kiri , 10 % bertanggung jawab mensuplai SA node.
          Arteri Koroner Kanan
Arteri koroner kanan bertanggung jawab mensuplai darah ke atrium kanan, ventrikel
kanan,permukaan bawah dan belakang ventrikel kiri, 90% mensuplai AV Node,dan 55%
mensuplai SA Node.
Siklus Jantung
          Empat ruang jantung ini tidak bisa terpisahkan antara satu dengan yang lainnya karena
ke empat ruangan ini membentuk hubungan tertutup atau bejana berhubungan yang satu sama
lain berhubungan (sirkulasi sistemik, sirkulasi pulmonal dan jantung sendiri). Di mana jantung
yang berfungsi memompakan darah ke seluruh tubuh melalui cabang-cabangnya untuk
keperluan metabolisme demi kelangsungan hidup.
Karena jantung merupakan suatu bejana berhubungan, anda boleh memulai sirkulasi jantung
dari       mana       saja.    Saya      akan      mulai      dari     atrium/serambi      kanan.
Atrium kanan menerima kotor atau vena atau darah yang miskin oksigen dari:
          Superior Vena Kava
          Inferior Vena Kava
          Sinus Coronarius
Dari atrium kanan, darah akan dipompakan ke ventrikel kanan melewati katup trikuspid.
Dari ventrikel kanan, darah dipompakan ke paru-paru untuk mendapatkan oksigen melewati:
          Katup pulmonal
          Pulmonal Trunk
          Empat (4) arteri pulmonalis, 2 ke paru-paru kanan dan 2 ke paru-paru kiri
Darah yang kaya akan oksigen dari paru-paru akan di alirkan kembali ke jantung melalui 4 vena
pulmonalis (2 dari paru-paru kanan dan 2 dari paru-paru kiri)menuju atrium kiri.
Dari atrium kiri darah akan dipompakan ke ventrikel kiri melewati katup biskupid atau katup
mitral.
Dari ventrikel kiri darah akan di pompakan ke seluruh tubuh termasuk jantung (melalui sinus
valsava) sendiri melewati katup aorta. Dari seluruh tubuh,darah balik lagi ke jantung melewati
vena kava superior,vena kava inferior dan sinus koronarius menuju atrium kanan.
Secara umum, siklus jantung dibagi menjadi 2 bagian besar, yaitu:
       Sistole atau kontraksi jantung
       Diastole atau relaksasi atau ekspansi jantung
Secara spesific, siklus jantung dibagi menjadi 5 fase yaitu :
   1. Fase Ventrikel Filling
   2. Fase Atrial Contraction
   3. Fase Isovolumetric Contraction
   4. Fase Ejection
   5. Fase Isovolumetric Relaxation
Perlu anda ingat bahwa siklus jantung berjalan secara bersamaan antara jantung kanan dan
jantung kiri, dimana satu siklus jantung = 1 denyut jantung = 1 beat EKG (P,q,R,s,T) hanya
membutuhkan waktu kurang dari 0.5 detik.
Fase Ventrikel Filling
Sesaat setelah kedua atrium menerima darah dari masing-masing cabangnya, dengan demikian
akan menyebabkan tekanan di kedua atrium naik melebihi tekanan di kedua ventrikel. Keadaan
ini akan menyebabkan terbukanya katup atrioventrikular, sehingga darah secara pasif mengalir
ke kedua ventrikel secara cepat karena pada saat ini kedua ventrikel dalam keadaan
relaksasi/diastolic sampai dengan aliran darah pelan seiring dengan bertambahnya tekanan di
kedua ventrikel. Proses ini dinamakan dengan pengisian ventrikel atau ventrikel filling. Perlu
anda ketahui bahwa 60% sampai 90 % total volume darah di kedua ventrikel berasal dari
pengisian ventrikel secara pasif. Dan 10% sampai 40% berasal dari kontraksi kedua atrium.
Fase Atrial Contraction
Seiring dengan aktifitas listrik jantung yang menyebabkan kontraksi kedua atrium, dimana
setelah terjadi pengisian ventrikel secara pasif, disusul pengisian ventrikel secara aktif yaitu
dengan adanya kontraksi atrium yang memompakan darah ke ventrikel atau yang kita kenal
dengan “atrial kick”. Dalam grafik EKG akan terekam gelombang P. Proses pengisian ventrikel
secara keseluruhan tidak mengeluarkan suara, kecuali terjadi patologi pada jantung yaitu bunyi
jantung 3 atau cardiac murmur.
Fase Isovolumetric Contraction
Pada fase ini, tekanan di kedua ventrikel berada pada puncak tertinggi tekanan yang melebihi
tekanan di kedua atrium dan sirkulasi sistemik maupun sirkulasi pulmonal. Bersamaan dengan
kejadian ini, terjadi aktivitas listrik jantung di ventrikel yang terekam pada EKG yaitu komplek
QRS atau depolarisasi ventrikel.
Keadaan kedua ventrikel ini akan menyebabkan darah mengalir balik ke atrium yang
menyebabkan penutupan katup atrioventrikuler untuk mencegah aliran balik darah tersebut.
Penutupan katup atrioventrikuler akan mengeluarkan bunyi jantung satu (S1) atau sistolic.
Periode waktu antara penutupan katup AV sampai sebelum pembukaan katup semilunar dimana
volume darah di kedua ventrikel tidak berubah dan semua katup dalam keadaan tertutup, proses
ini dinamakan dengan fase isovolumetrik contraction.
Fase Ejection
Seiring dengan besarnya tekanan di ventrikel dan proses depolarisasi ventrikel akan
menyebabkan kontraksi kedua ventrikel membuka katup semilunar dan memompa darah dengan
cepat melalui cabangnya masing-masing. Pembukaan katup semilunar tidak mengeluarkan
bunyi. Bersamaan dengan kontraksi ventrikel, kedua atrium akan di isi oleh masing-masing
cabangnya.
Fase Isovolumetric Relaxation
Setelah kedua ventrikel memompakan darah, maka tekanan di kedua ventrikel menurun atau
relaksasi sementara tekanan di sirkulasi sistemik dan sirkulasi pulmonal meningkat. Keadaan ini
akan menyebabkan aliran darah balik ke kedua ventrikel, untuk itu katup semilunar akan
menutup untuk mencegah aliran darah balik ke ventrikel. Penutupan katup semilunar akan
mengeluarkan bunyi jantung dua (S2)atau diastolic. Proses relaksasi ventrikel akan terekam
dalam EKG dengan gelombang T, pada saat ini juga aliran darah ke arteri koroner terjadi.
Aliran balik dari sirkulasi sistemik dan pulmonal ke ventrikel juga di tandai dengan adanya
“dicrotic notch”.
   1. Total volume darah yang terisi setelah fase pengisian ventrikel secara pasip maupun
       aktif ( fase ventrikel filling dan fase atrial contraction) disebut dengan End Diastolic
       Volume (EDV)
   2. Total EDV di ventrikel kiri (LVEDV) sekitar 120ml.
3. Total sisa volume darah di ventrikel kiri setelah kontraksi/sistolic disebut End
       SystolicVolume (ESV) sekitar 50 ml.
   4. Perbedaan volume darah di ventrikel kiri antara EDV dengan ESV adalah 70 ml atau
       yang dikenal dengan stroke volume. (EDV-ESV= Stroke volume) (120-50= 70)


C. ETIOLOGI
Menurut Alpert (2010), infark miokard terjadi oleh penyebab yang heterogen, antara lain:
1. Infark miokard tipe 1
Infark miokard secara spontan terjadi karena ruptur plak, fisura, atau diseksi plak aterosklerosis.
Selain itu, peningkatan kebutuhan dan ketersediaan oksigen dan nutrien yang inadekuat memicu
munculnya infark miokard. Hal-hal tersebut merupakan akibat dari anemia, aritmia dan hiper
atau hipotensi.
2. Infark miokard tipe 2
Infark miokard jenis ini disebabkan oleh vaskonstriksi dan spasme arteri menurunkan aliran
darah miokard.
3. Infark miokard tipe 3
Pada keadaan ini, peningkatan pertanda biokimiawi tidak ditemukan. Hal ini disebabkan sampel
darah penderita tidak didapatkan atau penderita meninggal sebelum kadar pertanda biokimiawi
sempat meningkat.
4. a. Infark miokard tipe 4a
Peningkatan kadar pertanda biokimiawi infark miokard (contohnya troponin) 3 kali lebih besar
dari nilai normal akibat pemasangan percutaneous coronary intervention (PCI) yang memicu
terjadinya infark miokard.
b. Infark miokard tipe 4b
Infark miokard yang muncul akibat pemasangan stent trombosis.
5. Infark miokard tipe 5
Peningkatan kadar troponin 5 kali lebih besar dari nilai normal. Kejadian infark miokard jenis
ini berhubungan dengan operasi bypasskoroner. Ada empat faktor resiko biologis infark
miokard yang tidak dapat diubah, yaitu usia, jenis kelamin, ras, dan riwayat keluarga. Resiko
aterosklerosis koroner meningkat seiring bertambahnya usia. Penyakit yang serius jarang terjadi
sebelum usia 40 tahun. Faktor resiko lain masih dapat diubah, sehingga berpotensi dapat
memperlambat proses aterogenik (Santoso, 2005). Faktor- faktor tersebut adalah abnormalitas
kadar serum lipid, hipertensi, merokok, diabetes, obesitas, factor psikososial, konsumsi buah-
buahan, diet dan alkohol, dan aktivitas fisik (Ramrakha, 2006).
Menurut Anand (2008), wanita mengalami kejadian infark miokard pertama kali 9 tahun lebih
lama daripada laki-laki. Perbedaan onset infark miokard pertama ini diperkirakan dari berbagai
faktor resiko tinggi yang mulai muncul pada wanita dan laki-laki ketika berusia muda. Wanita
agaknya relatif kebal terhadap penyakit ini sampai menopause, dan kemudian menjadi sama
rentannya seperti pria. Hal diduga karena adanya efek perlindungan estrogen (Santoso, 2005).
Abnormalitas kadar lipid serum yang merupakan faktor resiko adalah hiperlipidemia.
Hiperlipidemia adalah peningkatan kadar kolesterol atau trigliserida serum di atas batas normal.
The National Cholesterol Education Program(NCEP) menemukan kolesterol LDL sebagai
faktor penyebab penyakit jantung koroner. The Coronary Primary Prevention Trial (CPPT)
memperlihatkan bahwa penurunan kadar kolesterol juga menurunkan mortalitas akibat infark
miokard (Brown, 2006).
Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah sistolik sedikitnya 140 mmHg atau tekanan
diastolik sedikitnya 90 mmHg. Peningkatan tekanan darah sistemik meningkatkan resistensi
vaskuler terhadap pemompaan darah dari ventrikel kiri. Akibatnya kerja jantung bertambah,
sehingga ventrikel kiri hipertrofi untuk meningkatkan kekuatan pompa. Bila proses
aterosklerosis terjadi, maka penyediaan oksigen untuk miokard berkurang. Tingginya kebutuhan
oksigen karena hipertrofi jaringan tidak sesuai dengan rendahnya kadar oksigen yang tersedia
(Brown, 2006).
Merokok meningkatkan resiko terkena penyakit jantung kororner sebesar 50%. Seorang
perokok pasif mempunyai resiko terkena infark miokard. Di Inggris, sekitar 300.000 kematian
karena penyakit kardiovaskuler berhubungan dengan rokok (Ramrakha, 2006). Menurut Ismail
(2004), penggunaan tembakau berhubungan dengan kejadian miokard infark akut prematur di
daerah Asia Selatan. Obesitas meningkatkan resiko terkena penyakit jantung koroner. Sekitar
25-49% penyakit jantung koroner di negara berkembang berhubungandengan peningkatan
indeks masa tubuh (IMT). Overweight didefinisikan sebagai IMT > 25-30 kg/m2 dan obesitas
dengan IMT > 30 kg/m2. Obesitas sentral adalah obesitas dengan kelebihan lemak berada di
abdomen. Biasanya keadaan ini juga berhubungan dengan kelainan metabolik seperti
peninggian kadar trigliserida,
penurunan HDL, peningkatan tekanan darah, inflamasi sistemik, resistensi insulin dan diabetes
melitus tipe II (Ramrakha, 2006).
Faktor psikososial seperti peningkatan stres kerja, rendahnya dukungan sosial, personalitas yang
tidak simpatik, ansietas dan depresi secara konsisten meningkatkan resiko terkena aterosklerosis
(Ramrakha, 2006).Resiko terkena infark miokard meningkat pada pasien yang mengkonsumsi
diet yang rendah serat, kurang vitamin C dan E, dan bahan-bahan polisitemikal. Mengkonsumsi
alkohol satu atau dua sloki kecil per hari ternyata sedikit mengurangi resiko terjadinya infark
miokard. Namun bila mengkonsumsi berlebihan, yaitu lebih dari dua sloki kecil per hari, pasien
memiliki peningkatan resiko terkena penyakit (Beers, 2004).


D. PAOFISIOLOGI
       Miokard Infark adalah kematian sel-sel miokardium yang terjadi akibat kekurangan
oksigen berkepanjangan. Hal ini adalah respons letal terakhir terhadap iskemia miokardium
yang tidak teratasi. Sel-sel miokardium mulai mati setelah sekitar 20 menit mengalami
kekurangan oksige. Setelah periode ini, kemampuan sel untuk menghasilkan ATP secara
aerobis lenyap, dan sel tidak dapat memenuhi kebutuhan energinya.
       Tanpa ATP, pompa natrium-kalium berhenti dan sel terisi ion natrium dan air yang
akhirnya menyebabkan sel pecah (lisis). Dengan lisis, sel mencederai sel-sel disekitarnya.
Protein-protein introsel, yang mencederai sel-sel disekitarnya mulai mendapat akses kesirkulasi
sistematik dan ruang intersfitium dan ikut menyebabkan edema dan pembengkakan intersfitium
disekitar sel miokardium. Akibat kematian sel, tercetus reaksi peradangan. Di tempat
peradangan,terjadi penimbunan trombosit dan pelepasan faktor-faktor pembekuan. Terjadi
degranulasi sel mast yang menyebabkan pelepasan histamin dan berbagai prostagtandin.
Sebagian bersifat yasokonstriktif dan sebagian merangsang pembekuan (tromboksan).
Efek Miokard Infark pada depolarisasi jantung . Dengan dilepaskannya berbagai enzim
intrasel dan ion kalium serta penimbunan asam laktat , jalur - jalur hantaran listrik jantung
terganggu. Hal ini dapat menyebabkan hambatan          depolatisasi atrium    atau   ventrikel ,
atau                      timbulnya                       suatu                       disritmia.
       Efek Miokard Infark pada kontraktilitas jantung         dan   tekanan darah . Dengan
matinya sel - sel otot , dan karena pola listrik jantung berubah , maka pemompaan
jantung   menjadi    kurang    terkoordinasi   sehingga kontraktilitasnya menurun . Volume
sekuncup     menurun       sehingga       terjadi    penurunan   tekanan    darah    sitemik .
Walaupun sebagian individu tidak memperlihatkan tanda-tanda jelas Miokard Infark, biasanya
pasien yang terkena AMI akan merasakan nyeri dengan awitan yang mendadak, timbul mual
yang berkaitan dengan nyeri yang hebat, perasaan lemas yang berkaitan dengan penurunan
aliran darah ke otot – otot rangka. Kulit yang dingin dan pucat akibat vasokonstriksi sipatis,
pengeluaran urine berkurang karena penurunan aliran darah ginjal serta peningkatan aldosteron
dan ADH, Takikardi akibat dari peningkatan stimulasi simpatis jantung, serta keadaan mental
berupa rasa cemas bear disertai perasaan mendekati kematian. Iskemia yang berlangsung lebih
dari 30 – 45 menit akan menyebabkan kerusakan seluler yang irreversibel dan kematian otot
atau nekrosis. Bagian miokardium yang mengelami infark atau nekrosis akan berhenti
berkontraksi secara permanen. Jaringan yang mengalami infark dikelilingi oleh suatu daerah
iskemik yang berpotensi dapat hidup. Bila pinggir daerah infark mengalami nekrosis maka
besar dearah infark akan bertambah besar, sedangkan perbaikan iskemia akan memperkecil
daerah nekrosis.
Infark miokardium biasanya menyerang daerah ventrikel kiri. Infark trasmural mengenai
seluruh tebal dinding yang bersangkutan, sedangkan infark subendokardial terbatas pada
separuh bagian dalam miokardium. Daerah lain yang biasanya terserang infark adalah bagian
inferoir, lateral, posterior, dan septum, infark luas yang melibatkan bagian besar ventrikel
dinyatakan sesuai dengan lokasi infark yaitu anteroseptal, anterolateral, inferolateral. Infark
dinding ventrikel kanan juga ditemukan pada sekitar seperempat kasus infark dinding posterior
kiri, pada kondisi ini disebut sebagai infark biventrikuler.
Otot yang mengalami infark akan mengalami serangkaian perubahan selama berlangsungnya
proses penyembuhan, mula-mula otot yang mengalami infark tampak memar dan sianotik akibat
terputusnya alioran darah regional kemudian dalam jangka waktu 24 jam akan timbul edema
pda sel-sel, respon peradangan disertai infiltrasi leukosit. Enzim-enzim jantung akan terlepas
dari sel-sel ini, menjelang hari kedua atau ketiga mulai terjadi proses degradasi ringan dan
pembuangan semua serabut nekrotik. Selama fase ini dinding nekrotik relatif tipis, kira-kira
pada minggu ketiga mulai terbentuk jaringan parut. Lambat laun jaringan penyambung fibrosa
menggantikan otot yang nekrosis dan mengalami penebalan yang progresif. Pada minggu
keenam parut sudah terbentuk dengan jelas.
Akibat yang terjadi karena infark miokardiun adalah daya kontraksi menurun, gerakan dinding
abnormal, perubahan daya kembang dinding ventrikel, pengurangan curah sekuncup,
pengurangan fraksi ejeksi, peningkatan volume akhir sistolok dan akhir diastolik ventrikel serta
peningkatan akhir diastolik ventrikel kiri.


Derajat gangguan fungsional akibat infark tergantung dari :
     Ukuran infark : infark yang melebihi 40 % miokardium berkaitan dengan insiden syok
     kardiogenik tinggi.
     Lokasi infark : lokasi di dinding anterior lebih besar kemungkinannya mengurangi fungsi
     mekanik dibandingkan dengan kerusakan dinding inferior.
     Fungsi miokardium yang terlibat : infark tua akan membahayakan fungsi miokardium
     sisanya.
     Sirkulasi kolateral : baik melalui anastomosis arteria yang sudah ada atau melalui saluran
     yang baru terbentuk, dapat berkembang sebagai respon terhadap iskemia yang kronik dan
     hipoperfusi regional guna memperbaiki aliran darah yang menuju ke miokardium terancam.
      Mekanisme kompensasi dari kardiovaskular : mekanisme ini                  bekerja untuk
     mempertahankan curah jantung dan perfusi perifer.


Kompensasi terhadap infark adalah sebagai berikut :
     Peningkatan frekuensi jantung dan daya kontraksi.
     Vasokonstriksi umum.
     Retensi natrium dan air.
     Dilatasi ventrikel.
     Hipertropi ventrikel.


E. MANIFESTASI KLINIS
a.   Kejadian miokard infark sering didahului oleh faktor pencetus yang utama adalah kegiatan
     fisik yang berat dan stress emosi. Rasa nyeri bervariasi intensitasnya, kebanyakan nyeri
     hebat lamanya 30 menit sampai beberapa jam, sifatnya seperti ditusuk-tusuk, ditekan,
tertindik, dipaku, dibor, dibakar, lokasi nyeri biasanya pada regio sternal dapat menjalar
     pada kedua sisi dada, bahu, leher, rahang, dagu, pinggang dan lengan kiri.
b.   Mual dan muntah diakibatkan karena nyeri hebat dan reflek vasosegal yang disalurkan dari
     area kerusakan miokard ke traktus gastro intestinal
c.   Dyspnea, takikardia dan peningkatan frekuensi pernafasan
d.   Keletihan
e.   Rasa cemas, gelisah dan kadang marah respon psikologis sebagai akibat serangan jantung
     yang menyiksa dan ketakutan akan mati serta pengalaman syok dan nyeri sebelumnya.
f.     Panas-demam kadang didapatkan pada pasien miokard infark sebagai respon peradangan




F. KOMPLIKASI
a.   Emboli
b.   Syok,merupakan tanda infark yang luas
c.   Aritmia,yang banyak sebagai penyebab kematian
d.   Gagal jantung kiri sebagai akibat gagalnya pungsi pompa, sehingga terjadi bendungan paru-
     paru diikuti dengan bronkoneumonia
e.   Ruptur jantung yang disebabkan lemahnya bagian yang mengalami nekrosis sehingga
     robek.


G. PEMERIKSAAN PENUNJANG
a.    Elektrokardiografi (EKG) Adanya elevasi segmen ST pada sadapan tertentu.
b.    Ekokardiogram,Digunakan untuk mengevaluasi lebih jauh mengenai fungsi jantung
      khususnya fungsi vertrikel dengan menggunakan gelombang ultrasoouns.
c.    Laboratorium- Peningkatan enzim CK-MB, CK 3-8 jam setelah sernagan puncaknya 10-
      30 gram dan normal kembali 2-3 hari- Peningkatan LDH setelah serangan puncaknya 48-
      172 jam dan kembali normal 7-14 hari- Leukosit meningkat 10.000 – 20.000 kolesterol
      atau trigliserid meningkat sebagai akibat aterosklerosis.
d.   Foto thorax rontgen tampak normal, apabila terjadi gagal jantung akan terlihat pada
      bendungan paru berupa pelebaran corakan vaskuler paru dan hipertropi ventrikel.
e.    Percutaneus     Coronary   Angiografi   (PCA)    Pemasangan    kateter   jantung     dengan
      menggunakan zat kontras dan memonitor x-ray yang mengetahui sumbatan pada arteri
      koroner.
f.    Tes Treadmill Uji latih jantung untuk mengetahui respon jantung terhadap aktivitas


H. PENATALAKSANAAN MEDIS
A. Farmako
1. Morfin
Morfin sangat efektif mengurangi nyeri. Dosis 2-4 mg dan dapat diulang dengan interval 5-15
menit sampai dosis total 20 mg. Efek samping : konstriksi vena dan arteriolar melalui
penurunan simpatis, sehingga terjadi pooling vena yang akan mengurangi curah jantung dan
tekanan arteri.
2. Penyekat beta
Tujuan pemberian penyekat beta adalah memperbaiki keseimbangan suplai dan kebutuhan
oksigen miokard, mengurangi nyeri, mengurangi luasnya infark dan menurunkan risiko kejadian
aritmia vebtrikel yang serius.
3. Antitrombotik
Tujuan primer pengobatan adalah untuk mendapatkan dan mempertahankan patensi arteri
koroner yang terkait infark. Tujuan sekunder adalah menurunkan tendensi pasien menjadi
trombosis.
4. Inhibitor ACE
Obat-obatan ini menurunkan tekanan darah dan mengurangi cedera pada otot jantung. Obat ini
juga dapat digunakan untuk memperlambat kelemahan pada otot jantung.
B. Non Farmakologis
     1. Aktivitas : pasien harus istirahat dalam 12 jam pertama.
     2. Diet : pasien harus puasa atau hanya minum cair dengan mulut dalam 4-12 jam pertama.
        Diet mencakup lemak <30% kalori total dan kandungan kolesterol <300 mg/hari. Menu
        harus diperkaya dengan makanan yang kaya serat, kalium, magnesium dan rendah
        natrium.1,4
BAB III
                                  ASUHAN KEPERAWATAN
A.      PENGKAJIAN
Data subyektif
1. Keluhan nyeri dada
Nyeri dada tiba-tiba, seperti tercekik, tertekan/tertindih benda berat, terbakar, diremas-
remas/tertusuk-tusuk, di sub sternal/precordial (gunakan scala nyeri 1 – 10).
Nyeri menjalar ke lengan, bahu, leher, rahang, punggung, epigastrium. Nyeri lebih berat dari
pada angina pectoris dan lebih dari 30 menit, nyeri terus menerus.
2. Faktof pencetus
Nyeri sering kali timbul karena aktifitas fisik, stress atau emosi yang berat tetapi nyeri dapat
timbul saat istirahat.
3. Faktor yang meringankan
Nyeri biasanya tidak hilang dengan istirahat/nitrogliserin tetapi dapat hilang dengan pemberian
analgenik narkotik (opiat).
4. Gejala-gejala yang menyertai
Badan lemas, lelah, pusing, berdebar, mual, rasa panas/tidak nyaman di perut, napas tidak
lega/sesak.
5. Ada Faktor-faktor resiko
Hipertensi, stroke, diabetes melitus, hiprlipidemia, gaya hidup perokok, peminum kopi/alkohol,
makanan tinggi kolesterol, tipe kepribadian A, riwayat keluarga sakit jantung.
6. Status mental/emosi
Menolak penyakitnya (denial), takut mati, khawatir, cemas.
7. Pengetahuan/pemahaman terhadap kondisi sakitnya
Klien meminta penjelasan tentang penyakitnya, pengobatan dan perawatan, sering mengajukan
pertanyaan berulang, atau pasien acuh dengan penyakitnya.


Data Obyektif
1. Pemeriksaan fisik
a. Perilaku : gelisah, bingung, ekspresi wajah tegang, memegangi/ menggosok dada,
sedih/murung, menangis, kontak mata kurang.
b. Obesitas
c. Berkeringat/diaphoresis, kulit dingin, lembab, pucat, cyanosis.
d. Muntah, batuk darah merah jambu (bila ada oedema pulmo).
e. Perubahan vital sign :
Tekanan darah : normal/turun (kerusakan miokard yang luas/CHF).
Denyut nadi : normal/lemah, kecil, Tachicardi, Bradicardi
(gangguan konduksi)
Tak teraba (bila terjadi cardiac arrest)
Pernafasan : dispneo, napas cuping hidung, nafas dangkal, penggunaan otot napas tambahan.
Suhu : normal/meningkat
f. JVP (Jugularis Vena Pressur) : normal/meningkat (pada CHF).
g. Bunyi jantung : mur-mur/bising (pada disfungsi katub/otot Papilaris)
2. Bunyi paru : Ronchi/crackles (pada oedema pulmo)
3. Abdoment : Hepatomegali, asites (pada CHF)
4. Ektremitas : Oedema perifer (pada CHF)
Akral dingin (curah jantung turun)
5. Pemeriksaan diagnostik/penunjang
a. Elektrocardiografi : Perubahan segmen ST elevasi / ST depresi gelombang T invertet,
gelombang G abnormal Aritma (VES, AV Blok).
b. Laboratorium : Cardiac enzym : meningkat
Leukosit : meningkat
Propil lipit : meningkat
AGD : normal / hipoksemia
c. Rongent thorak : Cardiomegali / oedema pulmo
d. Echocardiografi : Disfungsi ventrikel


B.     Diagnosa Keperawatan
Berdasarkan pada data manifestasi klinis, riwayat keperawatan, dan data pengkajian diagnostik,
maka diagnose keperawatan utama pasien mencakup hal berikut:
1. Nyeri dada berhubungan dengan adanya iskemik jaringan akibat penyempitan arteri koroner.
2. Potensial penurunan cardiac output berhubungan dengan perubahab irama jantung.
3. Potensial gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan turunnya curah jantung.
4. Cemas berhubungan dengan takut akan kematian.
5. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang terpaparnya informasi.


C.        Perencanaan/Implementasi
Dx I : Nyeri dada berhubungan dengan adanya iskemik jaringan akibat penyempitan arteri
koroner.
Tujuan : klien merasa nyaman, nyeri hilang atau berkurang
Kriteira hasil :
-    Menyatakan nyeri dada berkurang atau hilang
-    Mendemonstrasikan penggunaan teknik relaksasi
-    Menunjukkan menurunnya tegangan, rileks, mudah bergerak
Intervensi :
1) Kaji ulang riwayat angina sebelumnya
R : dapat membandingkan nyeri ada dari pola sebelumnya
2) Anjurkan klien untuk melaporkan nyeri dengan segera
R : menunda melaporkan nyeri menghambat peredaan atau memerluukan peningkatan dosis
3) Bantu melakukan relaksasi misal mengajar nafas dalam
R : membantu dslsm penurunan respon atau persepsi nyeri
4)   Kolaborasi pemberian obat analgetik
R : dapat menurunkan nyeri hebat, memberikan sedasi dan mengurangi kerja miokardium
Dx II : Potensial penurunan cardiac output berhubungan dengan perubahab irama jantung
Tujuan : curah jantung kembali normal
Kriteria hasil :
-    Tekanan darah dalam batas normal
-    Haluaran urine kembali normal
-    Tidak ada atau penurunan disritmia
Intervensi :
1)   Auskultasi tekanan darah bandingkan kedua tangan dan ukur dengan tidur, duduk dan
berdiri
R : hipotensi dapat terjadi sehubungan dengan disfungsi ventrikel
2) Evaluasi kesamaan dan kualitas nadi sesuai indikasi
R : penurunan curah jantung mengakibatkan menurunnya kelamahan atau kekuatan nadi
Dx III : Potensial gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan turunnya curah jantung.
Tujuan : curah jantung kembali normal
Kriteria hasil :
-    Kulit hangat dan kering
-    Nadi perifer kuat
-    Tanda-tanda vital dalam batas normal
-    Keseimbangan masukan dan pengeluaran
Intervensi :
1) Pantau pernapasan klien, catat kerja nafas
R : vasokontriksi sistemik diakibatkan karena penurunan curah jantung
2) Pantau pemasukan dan catat haluaran urine
R : penurunan pemasukan terus menerus dapat menurunkan volume sirkulasi yang berdampak
negatif pada perfusi dan fungsi organ
3) Kaji fungsi gastrointestinal
R : penurunan aliran darah kemesentri dapat mengakibatkan disfungsi gastrointestinal
4)   Lihat adanya pucat, sianosis, kulit lembab, dan catat nadi perifer
R : vasokontriksi sistemik diakibatkan oleh penurunan curah jantung
Dx IV : Cemas berhubungan dengan takut akan kematian
Tujuan : kecemasan klien berkurang
Kriteria hasil :
-    Cemas berkurang atau hilang
-    Mendemonstrasikan keterampilan pemecahan masalah positif
-    Mengidentifikasi sumber secara tepat
Intervensi :
1)   Identifikasi persepsi klien terhadap ansietas
R : koping terhadap nyeri sulit, klien dapat takut mati, atau cemas terhadap lingkungan
2) Berikan periode istirahat
R : penyimpanan energi dan meningkatkan kemampuan klien
3) Berikan privasi untuk klien dan orang terdekat
R : meningkatkan kepercayaan diri dan menurunkan rasa gagal
Dx V : Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang terpaparnya informasi
Tujuan : klien dapat memahami penyakitnya
Kriteria hasil :
-    klien dapat memahami penyakitnya
-    menyebutkan gejala yang memerlukan perhatian cepat
-    mengidentifikasi perubahan pola hidup perlu intervensi keperawatan
intervensi :
1) Kaji tingkat pengetahuan klien atau orang terdekat
R : perlu untuk pemberian rencana intruksi individu, menguatkan harapan
2) Berikan informasi dalam bentuk belajar
R : penggunaan metode bermacam-macam meningkatkan penyerapan pemahaman
3) Beri penguatan penjelasan faktor resiko
R : memberikan kesempatan pada klien untuk mencapai informasi
D.Evaluasi
-    Nyeri Hilang/Berkurang
-    Klien mampu beraktifitas secara mandiri dengan bantuan minimal
-    Klien tidak cemas
-    Curah jantung normal
-    Perfusi jaringan adekuat
-    Balance cairan seimbang
-    Klien memahami tentang penyakit, perawatan & pengobatannya
BAB IV
             ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. S DENGAN KASUS MCI
                           DI ICCU RUMAH SAKIT SUMBER WARAS
                                           JAKARTA BARAT


A. Pengkajian
             I.    Identitas Klien
                      a.   Nama                : Tn. S
                      b.   Umur                : 59 Tahun
                      c.   Jenis kelamin       : laki-laki
                      d.   Agama               : Islam
                      e.   Alamat              : Jembatan besi II/46 RT 04/011 tambor
                      f.   Pekerjaan           : Wiraswasta
                      g.   MRS                 : 23-01-2013
                      h. Pengkajian            : 25-01-2013
                      i.    RM                 :
                      j.   Diagnosa medis      : Miokard infark


  II. Riwayat Penyakit Sekarang


     Alasan utama MRS : Klien mengeluh nyeri di dada, sesak nafas dan cepat lelah.
     Keluhan Utama : klien mengeluh nyeri dada seperti tertusuk-tusuk, sesak nafas, cepat lelah
  III. Riwayat Penyakit Terdahulu : -
  IV. Riwayat Penyakit Keluarga
                  Pada keluarga (ibu) menderita penyakit sesak nafas, sedangkan untuk
                  hipertensi,jantung atau DM tidak ada keluarga yang menderita.
  V. Pola Kegiatan Sehari-hari
         a. Nutrisi
                  Sebelum MRS klien makan 3x Sehari dengan porsi sedikit saat MRS pemenuhan
                  nutrisi 500 kal, minum 750 cc/24 jam, kesulitan menelan tidak ada, keadaan
yang mengganggu nutrisi tidak ada. Setelah MRS pasien mengatakan mudah
            kenyang, makan 4- 5 sendok nasi / bubur, nafsu makan baik.
    b. Pola Eliminasi sesudah MRS
                              BAB                                        BAK
            Frekuensi                  : 1x/4 hari          Frekuensi            : 4/5 x / hari
            Warna dan bau              : coklat             Warna dan Bau        : kuning
            Konsistensi                : Lunak              Keluhan              :-
            Keluhan                    :-
    c. Pola Tidur dan Istirahat


                   Sebelum MRS                                           Setelah MRS


-   Frekuensi           : 1x / hari                  - Frekuensi         : 3x / hari
-   Jam tidur siang : - jam / hari                   - Jam tidur siang   : 4 – 5 jm/hr Jam
-   Malam             : 7 jam / hari                 - Jam tidur malam   : 6 – 7 jm/hr
-   Keluhan           : tidak ada                    - Keluhan           : nyeri dada, sesak,
    mudah terbangun


    d. Pola Aktivitas
            Sebelum MRS Klien hanya istirahat di rumah saja, tidak ada kegiatan sehari-hari
            karena merasa nyeri dan sesak ketika melakukan aktifitas yang agak berat.
            Setelah MRS klien hanya duduk dan berbaring di ranjang.


    VI. Pemeriksaan Fisik
    a. Status kesehatan
     Keadaan penyakit berat, kesadaran Composmentis, suara jelas, terpasang 02 : 4ltr/ mnt.
    b. TTV : tgl 15 jam 07.00
    TD : 130/ 70 mmHg, N : 102 x/menit reguler , RR : 287x/ menit, suhu : 36,2ºC


    b.   Kepala
     Normocephalic, simetris, nyeri kepala tidak ada
c. Wajah
     Simetris, oedema (-), tidak ada sianosis
d.     Mata
     Kelopak mata normal, konjungtiva anemis (-), isokor, sklera ikterik (-),reflex
cahaya (+), tajam penglihatan menurun
e. Telinga
       secret (-), serumen (+), membrane timpani normal, pendengaran menurun
f. Mulut dan Faring
Stomatitis (-), gigi 3 telah dicabut, kelainan tidak ada
f.     Leher
Simetris, kaku kuduk (-), pembesaran vena jugularis (+)
g. Thoraks
Paru
Gerakan simetris, retraksi supra renal (-), retraksi intercosta (-), perkusi resonan,
ronchi +/+, wheezing -/-, vocal fremitus kuat dan simetris
h.     Jantung
Batas jantung kiri ics 2 sternal kiri dan ics 4 sternal kiri, batas kanan ics 2 sternal kanan
dan ics 5 axila anterior kanan, perkusi dullness, bunyi S1 dan S2 tunggal, Gallop (-),
mur-mur (-), capillary refill 2-3 detik
i.      Bising usus (+), tidak ada benjolan, nyeri tekan pada kuadran kanan bawah,
pembesaran hepar 2 jari lunak.
j.    Genitalia
Tidak diperiksa
k.     Ekstermitas
Akral hangat, edema (-/-), kekuatan 3/4, gerak yang tidak disadari (-)


VII. Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium LED, Darah lengkap


Radiologi
          EKG
VIII. Terapi
- Obat-obatan oral
-   Simvastatin 1 x 10 mg              - Captopril 3 x 37,5     - ISDN 3 x 5 mg
-   As. Aceti Salisilat 1 x 80 mg      - Bisoprol 1 x 5 mg      - Nevrodex 1 x1
-   Kalk 1 x 1                         - Amilodipine 1 x 5 mg


Obat- obatan iv :
-   Heparin 3000 unit
-   Dex 5% (40) + 10 mg isorbid 5cc/ mnt (habis stop)
-   Dex 5% + Heparin 16500 IV/24 jam
-   4 liter/ mnt Nasal Kanul


-Diet
Diet jantung III ( 500 kal ), P. 50 gr. Tinggi kalium
DIAGNOSA DAN INTERVENSI KEPERAWATAN
No         Diagnosa        Tujuan dan kreteria        Intervensi          Rasional
        Keperawatan                   hasil
I    Nyeri dada           Setelah dilakukan       1. Observasi        menunda
     berhubungan          tindakan keperawatan      keluhan pasien    melaporkan nyeri
     dengan adanya        kondisi klien dapat       ( nyeri,          menghambat
     iskemik jaringan     membaik denga             intensitas,       peredaan       atau
     akibat               kriteria:                 durasi)           memerluukan
     penyempitan          - tanda-tanda vital                         peningkatan
     arteri koroner.        dalam batas                               dosis
     DS:                    normal;N:60-100
     - Klien mengeluh       x/mnt,TD:100-         2. Bantu            membantu dalam
      nyeri dada            120/80-90               melakukan         penurunan
     - mengatakan           mmHg,P: 16-20           relaksasi misal   respon         atau
      cepat lelah           x/mnt.                  mengajar nafas    persepsi nyeri
      ketika              - tidak ada hipotensi     dalam
      melakukan           - AGD dalam batas
      aktifitas sehari-     normal                3 Kolaboratif       dapat
      hari dan            - tidak ada distensi      pemberian obat menurunkan
      bertambah sesak       vena jugularis          analgetik         nyeri       hebat,
     DO:                                                              memberikan
     - TTV :                                                          sedasi           dan
      TD : 130/ 72                                                    mengurangi kerja
      mmHg,                                                           miokardium
      HR :
      115x/menit                                                      Membantu
      reguler , RR :                                                  proses
      20x/ menit,                                                     penyembuhan
      suhu : 36,2ºC                                                   pasien
II   Potensial            Setelah dilakukan         1. Auskultasi       - hipotensi dapat
     penurunan cardiac tindakan keperawatan         tekanan darah       terjadi
     output               diharapkan intoleransi    bandingkan          sehubungan
     berhubungan          aktifitas klien dapat     kedua tangan        dengan
     dengan perubahan     teratasi denga criteria   dan ukur dengan     disfungsi
     irama jantung        hasil:                    tidur, duduk dan    ventrikel
                          - TTV dalam batas         berdiri
     DS:                    normal
     - Klien mengeluh     - Sesak nafas             2. Anjurkan         Agar pasien bisa
      sesak nafas           berkurang               pasien untuk        beristirahat untuk
     - Klien                                        tetap tenang.       mengurangi
      mengatakan                                                        resiko
      ketika                                                            peningkatan
      melakukan                                                         tekanan darah.
      aktifitas sehari-                             3. Beri 02 sesuai   Membantu
      hari cepat lelah                              program             pernafasan
      dan berdebar-                                                    pasien
      debar.                                        4. Bantu ADL        Mengurangi
     DO:                                            Pasien.             beban       jantung
      Pasien tampak                                                     akibat    aktivitas
      gelisah, tampak                                                   yang berlebih.
      sesak nafas
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN


No    Hari/           Diagnosa               Implementasi                   Evaluasi
          tgl       keperawatan
I     Jumat,    Nyeri dada           1. Mengobservasi keluhan      S:
      25-1-
                berhubungan dengan pasien,nyeri dada, skala 5.          Pasien mengatakan
      13
                adanya iskemik       2. Mengobservasi TTV dan           nyeri berkurang
      Jam:
      08.00     jaringan akibat      Monitor Ekg tiap 1 jam.       O:
      Sampa     penyempitan arteri                                      - Pasien tampak
      i         koroner.             3. Membantu melakukan               meringis
     14.00
                                        relaksasi yaitu mengajar         kesakitan
                                        nafas dalam.                    - TTV:
                                     4. Berkolaboratif pemberian         ( TD:130/70
                                        Therapi                          mmHg, RR:
                                                                         20x/mnt, N:
                                                                         102x?mnt, SB:
                                                                         36,2ºC)
                                                                   A:
                                                                        masalah belum
                                                                        teratasi
                                                                   P:
                                                                        Lanjutkan
                                                                        intervensi


I     Sabtu                                                        S:
                                                                        Pasien mengatakan
                                                                        nyeri berkurang
                                                                   O:
                                                                        - Pasien tampak
                                                                         meringis
                                                                         kesakitan
- TTV:
                   ( TD:125/63
                   mmHg, RR:
                   22x/mnt, N:
                   1x98mnt, SB:
                   36,2ºC)
             A:
                  masalah belum
                  teratasi
             P:
                  Lanjutkan
                  intervensi


II   Senin   S:
                  Pasien mengatakan
                  nyeri berkurang
             O:
                  - Pasien tampak
                   meringis
                   kesakitan
                  - TTV:
                   ( TD:125/66
                   mmHg, RR:
                   20x/mnt, N:
                   100x?mnt, SB:
                   36,ºC)
             A:
                  masalah belum
                  teratasi
             P:
                  Lanjutkan
intervensi
BAB V
                                              PENUTUP
      A. KESIMPULAN
       Infark Miocard adalah proses rusaknya jaringan jantung karena adanya penyempitan
atau sumbatan pada arteri koroner sehingga suplai darah pada jantung berkurang yang
menimbulkan nyeri yang hebat pada dada. Serangan jantung biasanya terjadi jika suatu
sumbatan pada arteri koroner menyebabkan terbatasnya atau terputusnya aliran darah ke suatu
bagian dari jantung. Jika terputusnya atau berkurangnya aliran darah ini berlangsung lebih dari
beberapa menit, maka jaringan jantung akan mati. Keluhan yang khas ialah nyeri dada
retrosternal, seperti diremas-remas, ditekan, ditusuk, panas atau ditindih barang berat.
Diagnosis MCI biasanya dapat di diagnostik berdasar pada riwayat penyakit sekarang, EKG,
dan serangkaian enzim serum. Prognosis tergantung pada beratnya obstruksi arteri dan dengan
sendirinya banyaknya kerusakan jatung.


B. SARAN
       Dengan terselesaikannya Makalah Asuhan Keperawatan dengan Aritmia ini diharapkan
bagi mahasiswa keperawatan agar lebih bisa mengidentifikasi dan membedakan gejala Aritmia
dengan gejala penyakit yang ada pada jantung.

More Related Content

What's hot

Bantuan hidup dasar - kegawat daruratan
Bantuan hidup dasar - kegawat daruratanBantuan hidup dasar - kegawat daruratan
Bantuan hidup dasar - kegawat daruratanfadlyadrian
 
3. hubungan rangkaian listrik
3. hubungan rangkaian listrik3. hubungan rangkaian listrik
3. hubungan rangkaian listrikSimon Patabang
 
Peran dan Kompetensi Bidan Desa
Peran dan Kompetensi Bidan Desa Peran dan Kompetensi Bidan Desa
Peran dan Kompetensi Bidan Desa Cut Ampon Lambiheue
 
Discharge planning empiema
Discharge planning empiemaDischarge planning empiema
Discharge planning empiemasuraya putri
 
Tinjauan Agama Sosial Budaya Dalam Perawatan.pptx
Tinjauan Agama Sosial Budaya Dalam Perawatan.pptxTinjauan Agama Sosial Budaya Dalam Perawatan.pptx
Tinjauan Agama Sosial Budaya Dalam Perawatan.pptxssuserbb0b09
 
Cara menghitung pemberian cairan infus
Cara menghitung pemberian cairan infusCara menghitung pemberian cairan infus
Cara menghitung pemberian cairan infusAULIA SHARA
 
Strategi pelaksanaan asuhan keperawatanjiwa
Strategi pelaksanaan asuhan keperawatanjiwaStrategi pelaksanaan asuhan keperawatanjiwa
Strategi pelaksanaan asuhan keperawatanjiwalutfinurariffani
 
Table jenis-jenis lochea
Table jenis-jenis locheaTable jenis-jenis lochea
Table jenis-jenis locheaowik15
 
Konsep keperawatan gawat darurat
Konsep keperawatan gawat daruratKonsep keperawatan gawat darurat
Konsep keperawatan gawat daruratdedy ari
 
Bahan semikonduktor
Bahan semikonduktorBahan semikonduktor
Bahan semikonduktormansen3
 
Training _Komunikasi Efektif Bedasarkan SBAR.
Training _Komunikasi Efektif Bedasarkan SBAR.Training _Komunikasi Efektif Bedasarkan SBAR.
Training _Komunikasi Efektif Bedasarkan SBAR.Kanaidi ken
 
Kuesioner pra skrining perkembangan (kpsp)
Kuesioner pra skrining perkembangan (kpsp)Kuesioner pra skrining perkembangan (kpsp)
Kuesioner pra skrining perkembangan (kpsp)Amalia Senja
 

What's hot (20)

Bantuan hidup dasar - kegawat daruratan
Bantuan hidup dasar - kegawat daruratanBantuan hidup dasar - kegawat daruratan
Bantuan hidup dasar - kegawat daruratan
 
Sop ekg
Sop ekgSop ekg
Sop ekg
 
Hospitalisasi
HospitalisasiHospitalisasi
Hospitalisasi
 
Initial assessment ns
Initial assessment nsInitial assessment ns
Initial assessment ns
 
3. hubungan rangkaian listrik
3. hubungan rangkaian listrik3. hubungan rangkaian listrik
3. hubungan rangkaian listrik
 
Pengantar promosi kesehatan
Pengantar promosi kesehatanPengantar promosi kesehatan
Pengantar promosi kesehatan
 
Peran dan Kompetensi Bidan Desa
Peran dan Kompetensi Bidan Desa Peran dan Kompetensi Bidan Desa
Peran dan Kompetensi Bidan Desa
 
Discharge planning empiema
Discharge planning empiemaDischarge planning empiema
Discharge planning empiema
 
Tinjauan Agama Sosial Budaya Dalam Perawatan.pptx
Tinjauan Agama Sosial Budaya Dalam Perawatan.pptxTinjauan Agama Sosial Budaya Dalam Perawatan.pptx
Tinjauan Agama Sosial Budaya Dalam Perawatan.pptx
 
Ronde Keperawatan
Ronde KeperawatanRonde Keperawatan
Ronde Keperawatan
 
Cara menghitung pemberian cairan infus
Cara menghitung pemberian cairan infusCara menghitung pemberian cairan infus
Cara menghitung pemberian cairan infus
 
Strategi pelaksanaan asuhan keperawatanjiwa
Strategi pelaksanaan asuhan keperawatanjiwaStrategi pelaksanaan asuhan keperawatanjiwa
Strategi pelaksanaan asuhan keperawatanjiwa
 
Obat obat emergency
Obat obat emergencyObat obat emergency
Obat obat emergency
 
Table jenis-jenis lochea
Table jenis-jenis locheaTable jenis-jenis lochea
Table jenis-jenis lochea
 
Konsep keperawatan gawat darurat
Konsep keperawatan gawat daruratKonsep keperawatan gawat darurat
Konsep keperawatan gawat darurat
 
Bahan semikonduktor
Bahan semikonduktorBahan semikonduktor
Bahan semikonduktor
 
Training _Komunikasi Efektif Bedasarkan SBAR.
Training _Komunikasi Efektif Bedasarkan SBAR.Training _Komunikasi Efektif Bedasarkan SBAR.
Training _Komunikasi Efektif Bedasarkan SBAR.
 
Kuesioner pra skrining perkembangan (kpsp)
Kuesioner pra skrining perkembangan (kpsp)Kuesioner pra skrining perkembangan (kpsp)
Kuesioner pra skrining perkembangan (kpsp)
 
Luka Bakar
Luka BakarLuka Bakar
Luka Bakar
 
Resume pasien ny. j
Resume pasien ny. jResume pasien ny. j
Resume pasien ny. j
 

Viewers also liked

Planet dalam tata surya
Planet dalam tata suryaPlanet dalam tata surya
Planet dalam tata suryaVera Dipva
 
Nama alat
Nama alatNama alat
Nama alatMaf ID
 
Kejang Neonatus
Kejang NeonatusKejang Neonatus
Kejang Neonatusdhewychabi
 
Standar pelayanan icu
Standar pelayanan icuStandar pelayanan icu
Standar pelayanan icuUllank Stira
 
Manajemen icu
Manajemen icuManajemen icu
Manajemen icuMaf ID
 
Kmk no. 1778 ttg pedoman penyelenggaraan pelayanan icu di rs
Kmk no. 1778 ttg pedoman penyelenggaraan pelayanan icu di rsKmk no. 1778 ttg pedoman penyelenggaraan pelayanan icu di rs
Kmk no. 1778 ttg pedoman penyelenggaraan pelayanan icu di rsInthoifah Rohmatul Izah
 
Fasilitas dan peralatan wajib icu
Fasilitas dan peralatan wajib icuFasilitas dan peralatan wajib icu
Fasilitas dan peralatan wajib icuMaf ID
 
Planet Neptunus
Planet NeptunusPlanet Neptunus
Planet Neptunusamdiaufani
 
tugas orientasi ruang ICCU Sanglah
tugas orientasi ruang ICCU Sanglahtugas orientasi ruang ICCU Sanglah
tugas orientasi ruang ICCU SanglahUtik Pariani
 
Pedoman pelayanan instalasi rawat intensif
Pedoman pelayanan instalasi rawat intensifPedoman pelayanan instalasi rawat intensif
Pedoman pelayanan instalasi rawat intensifvirmansharpey
 
power point "Geografi" tentang Planet
power point "Geografi" tentang Planetpower point "Geografi" tentang Planet
power point "Geografi" tentang Planetnailakarima
 
Analisis perbedaan kurikulum ktsp dan kurikulum 2013
Analisis perbedaan kurikulum ktsp dan kurikulum 2013Analisis perbedaan kurikulum ktsp dan kurikulum 2013
Analisis perbedaan kurikulum ktsp dan kurikulum 2013dimas hartono
 
Makalah Astronomi tentang Planet dalam Tata surya
Makalah Astronomi tentang Planet dalam Tata suryaMakalah Astronomi tentang Planet dalam Tata surya
Makalah Astronomi tentang Planet dalam Tata suryaState University of Padang
 

Viewers also liked (16)

Wpw syndrome jadi
Wpw syndrome jadiWpw syndrome jadi
Wpw syndrome jadi
 
Planet dalam tata surya
Planet dalam tata suryaPlanet dalam tata surya
Planet dalam tata surya
 
Nama alat
Nama alatNama alat
Nama alat
 
Kejang Neonatus
Kejang NeonatusKejang Neonatus
Kejang Neonatus
 
Standar pelayanan icu
Standar pelayanan icuStandar pelayanan icu
Standar pelayanan icu
 
Manajemen icu
Manajemen icuManajemen icu
Manajemen icu
 
Kmk no. 1778 ttg pedoman penyelenggaraan pelayanan icu di rs
Kmk no. 1778 ttg pedoman penyelenggaraan pelayanan icu di rsKmk no. 1778 ttg pedoman penyelenggaraan pelayanan icu di rs
Kmk no. 1778 ttg pedoman penyelenggaraan pelayanan icu di rs
 
Fasilitas dan peralatan wajib icu
Fasilitas dan peralatan wajib icuFasilitas dan peralatan wajib icu
Fasilitas dan peralatan wajib icu
 
Planet Neptunus
Planet NeptunusPlanet Neptunus
Planet Neptunus
 
tugas orientasi ruang ICCU Sanglah
tugas orientasi ruang ICCU Sanglahtugas orientasi ruang ICCU Sanglah
tugas orientasi ruang ICCU Sanglah
 
SAP Demam Berdarah + Leaflet
SAP Demam Berdarah + LeafletSAP Demam Berdarah + Leaflet
SAP Demam Berdarah + Leaflet
 
Pedoman pelayanan instalasi rawat intensif
Pedoman pelayanan instalasi rawat intensifPedoman pelayanan instalasi rawat intensif
Pedoman pelayanan instalasi rawat intensif
 
Analisis kurikulum 2013
Analisis kurikulum 2013Analisis kurikulum 2013
Analisis kurikulum 2013
 
power point "Geografi" tentang Planet
power point "Geografi" tentang Planetpower point "Geografi" tentang Planet
power point "Geografi" tentang Planet
 
Analisis perbedaan kurikulum ktsp dan kurikulum 2013
Analisis perbedaan kurikulum ktsp dan kurikulum 2013Analisis perbedaan kurikulum ktsp dan kurikulum 2013
Analisis perbedaan kurikulum ktsp dan kurikulum 2013
 
Makalah Astronomi tentang Planet dalam Tata surya
Makalah Astronomi tentang Planet dalam Tata suryaMakalah Astronomi tentang Planet dalam Tata surya
Makalah Astronomi tentang Planet dalam Tata surya
 

Similar to Askep iccu mci citra

Similar to Askep iccu mci citra (20)

Risma
RismaRisma
Risma
 
Risma
RismaRisma
Risma
 
Biologi bahan
Biologi bahanBiologi bahan
Biologi bahan
 
askep miokarditis
askep miokarditisaskep miokarditis
askep miokarditis
 
Anatomi dan fisiologi sistem kardiovaskuler
Anatomi dan fisiologi sistem kardiovaskulerAnatomi dan fisiologi sistem kardiovaskuler
Anatomi dan fisiologi sistem kardiovaskuler
 
Sistem kardiovaskuler
Sistem kardiovaskulerSistem kardiovaskuler
Sistem kardiovaskuler
 
Nyeri dada
Nyeri dadaNyeri dada
Nyeri dada
 
Makalah Infark Miokard Akut dan contoh kasus
Makalah Infark Miokard Akut dan contoh kasusMakalah Infark Miokard Akut dan contoh kasus
Makalah Infark Miokard Akut dan contoh kasus
 
Assigment buku besar
Assigment buku besarAssigment buku besar
Assigment buku besar
 
Makalah gagal jantung kongestif (chf)
Makalah gagal jantung kongestif (chf)Makalah gagal jantung kongestif (chf)
Makalah gagal jantung kongestif (chf)
 
Askep ima gadar
Askep ima gadarAskep ima gadar
Askep ima gadar
 
Anatomi
AnatomiAnatomi
Anatomi
 
Sistem Cardiovaskuler_Materi Dosen IKM
Sistem Cardiovaskuler_Materi Dosen IKMSistem Cardiovaskuler_Materi Dosen IKM
Sistem Cardiovaskuler_Materi Dosen IKM
 
Penyakit jantung iskemik
Penyakit jantung iskemikPenyakit jantung iskemik
Penyakit jantung iskemik
 
Tinjauan teoritis asuhan keperawatan klien dengan penyakit jantung koroner
Tinjauan teoritis asuhan keperawatan klien dengan penyakit jantung koronerTinjauan teoritis asuhan keperawatan klien dengan penyakit jantung koroner
Tinjauan teoritis asuhan keperawatan klien dengan penyakit jantung koroner
 
Tinjauan teoritis asuhan keperawatan klien dengan penyakit jantung koroner
Tinjauan teoritis asuhan keperawatan klien dengan penyakit jantung koronerTinjauan teoritis asuhan keperawatan klien dengan penyakit jantung koroner
Tinjauan teoritis asuhan keperawatan klien dengan penyakit jantung koroner
 
Makalah histo
Makalah histoMakalah histo
Makalah histo
 
ANATOMI FISIOLOGI.pptx
ANATOMI FISIOLOGI.pptxANATOMI FISIOLOGI.pptx
ANATOMI FISIOLOGI.pptx
 
Sistem Jantung (PJM3106)
Sistem Jantung (PJM3106)Sistem Jantung (PJM3106)
Sistem Jantung (PJM3106)
 
Booklet
Booklet Booklet
Booklet
 

Askep iccu mci citra

  • 1. BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Miokard Infark merupakan keadaan yang berat disebabkan oleh oklusi mendadak pembuluh koroner atau cabangnya yang mengalami aterosklerosis/ penyumbatan. Penyakit jantung koroner (PJK) merupakan kelompok penyakit jantung yang terutama disebabkan penyempitan arteri koronaria akibat proses aterosklerosis atau spasme koroner, atau kombinasi dari keduanya. Infark mioakard adalah suatu keadan ketidakseimbangan antara suplai & kebutuhan oksigen miokard sehingga jaringan miokard mengalami kematian. Infark menyebabkan kematian jaringan yang ireversibel. Sebesar 80-90% kasus MCI disertai adanya trombus, dan berdasarkan penelitian lepasnya trombus terjadi pada jam 6-siang hari. Infark tidak statis dan dapat berkembang secara progresif. Penyakit jantung koroner (PJK) merupakan kelompok penyakit jantung yang terutama disebabkan penyempitan arteri koronaria akibat proses aterosklerosis atau spasme koroner, atau kombinasi dari keduanya. Secara statistik, angka kejadian penyakit jantung koroner di dunia terus meningkat dari tahun ke tahun, baik di negara berkembang maupun negara maju. Di Amerika misalnya, sekitar 500.000 orang meninggal akibat penyakit ini tiap tahunnya. Di Eropa, 40.000 dari 1 juta orang juga menderita penyakit jantung koroner. MCI apabila tidak segera di tangani atau dirawat dengan cepat dan tepat dapat menimbulkan komplikasi seperti CHF, disritmia, syok kardiogenik yang dapat menyebabkan kematian, dan apabila MCI sembuh akan terbentuk jaringan parut yang menggantikan sel-sel miokardium yang mati, apabila jaringan parut yang cukup luas maka kontraktilitas jantung menurun secara permanent, jaringan parut tersebut lemah sehingga terjadi ruptur miokardium atau anurisma, maka diperlukan tindakan medis dan tindakan keperawatan yang cepat dan tepat untuk mencegah komplikasi yang tidak diinginkan. Hal ini dapat dicapai melalui pelayanan maupun perawatan yang cepat dan tepat untuk memberikan pelayanan cepat dan tepat diperlukan pengetahuan, keterampilan yang khusus dalam mengkaji, dan mengevaluasi status kesehatan klien dan diwujudkan dengan pemberian asuhan keperawatan tanpa melupakan usaha promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif.
  • 2. Oleh Karena itu kami mengangkat masalah tentang Miokard infark (MCI) ini,dengan tujuan agar pembaca dapat mengerti mengapa angka kejadian itu cukup tinggi. B. Tujuan penulisan 1. Tujuan Umum Mengetahui Konsep dan Asuhan Keperawatan pada pasien dengan gangguan Miokard Infark (MCI) tidak stabil 2. Tujuan Khusus a) Dapat mengetahui definisi dari Miokard Infark (MCI) tidak stabil b) Dapat mengetahui etiologi dari Miokard Infark (MCI) tidak stabil c) Dapat mengetahui Manifestasi klinis dari Miokard Infark (MCI) tidak stabil d) Dapat mengetahui penatalaksanaan dari Miokard Infark (MCI) tidak stabil
  • 3. BAB I I KAJIAN TEORITIS A. DEFINISI Infark adalah area nekrosis koagulasi pada jaringan akibat iskemia lokal, disebabkan oleh obstruksi sirkulasi ke daerah itu, paling sering karena trombus atau embolus (Dorland, 2002). Iskemia terjadi oleh karena obstruksi, kompresi, ruptur karena trauma dan vasokonstriksi. Obstruksi pembuluh darah dapat disebabkan oleh embolus, trombus atau plak aterosklerosis. Kompresi secara mekanik dapat disebabkan oleh tumor, volvulus atau hernia. Ruptur karena trauma disebabkan oleh aterosklerosis dan vaskulitis. Vaskokonstriksi pembuluh darah dapat disebabkan obat-obatan seperti kokain (Wikipedia, 2010). Infark miokard adalah perkembangan cepat dari nekrosis otot jantung yang disebabkan oleh ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen (Fenton, 2009). Klinis sangat mencemaskan karena sering berupa serangan mendadak umumya pada pria 35-55 tahun, tanpa gejala pendahuluan (Santoso, 2005). Infark Miokard adalah penyumbatan sebagian atau lebih arteri koroner (dikenal juga seranggan jantung), (Holloway, 2003). Infark Miokard adalah rusaknya jaringan jantung akibat supllai darah yang tidak adekuat sehingga aliran darah ke koroner berkurang. (Brunner & Sudarth, 2002) Infark Miokard (MCI) adalah suatu keadaan dimana secara tiba-tiba terjadi pembatasan atau pemutusan aliran darah ke jantung, yang menyebabkan otot jantung (miokardium) mati karena kekurangan oksigen. Infark mioakard adalah suatu keadan ketidakseimbangan antara suplai & kebutuhan oksigen miokard sehingga jaringan miokard mengalami kematian. Kesimpulan Infark Miocard adalah proses rusaknya jaringan jantung karena adanya penyempitan atau sumbatan pada arteri koroner sehingga suplai darah pada jantung berkurang yang menimbulkan nyeri yang hebat pada dada.
  • 4. B. ANATOMI FISIOLOGI Secara fisiologi, jantung adalah salah satu organ tubuh yang paling vital fungsinya dibandingkan dengan organ tubuh vital lainnya. Dengan kata lain, apabila fungsi jantung mengalami gangguan maka besar pengaruhnya terhadap organ-organ tubuh lainya terutama ginjal dan otak. Karena fungsi utama jantung adalah sebagai single pompa yang memompakan darah ke seluruh tubuh untuk kepentingan metabolisme sel-sel demi kelangsungan hidup. Untuk itu, siapapun orangnya sebelum belajar EKG harus menguasai anatomi & fisiologi dengan baik dan benar. Ukuran,Posisi atau letak Jantung Anda tahu berapa ukuran jantung anda? Secara anatomi ukuran jantung sangatlah variatif. Dari beberapa referensi yang saya baca, ukuran jantung manusia mendekati ukuran kepalan tangannya atau dengan ukuran panjang kira-kira 5″ (12cm) dan lebar sekitar 3,5″ (9cm). Jantung terletak di belakang tulang sternum, tepatnya di ruang mediastinum diantara kedua paru-paru dan bersentuhan dengan diafragma. Bagian atas jantung terletak dibagian bawah sternal notch, 1/3 dari jantung berada disebelah kanan dari midline sternum , 2/3 nya disebelah kiri dari midline sternum. Sedangkan bagian apek jantung di interkostal ke-5 atau tepatnya di bawah puting susu
  • 5. Lapisan Pembungkus Jantung Jantung di bungkus oleh sebuah lapisan yang disebut lapisan perikardium, di mana lapisan perikardium ini di bagi menjadi 3 lapisan (lihat gb.3) yaitu : 1. Lapisan fibrosa, yaitu lapisan paling luar pembungkus jantung yang melindungi jantung ketika jantung mengalami overdistention. Lapisan fibrosa bersifat sangat keras dan bersentuhan langsung dengan bagian dinding dalam sternum rongga thorax, disamping itu lapisan fibrosa ini termasuk penghubung antara jaringan, khususnya pembuluh darah besar yang menghubungkan dengan lapisan ini (exp: vena cava, aorta, pulmonal arteri dan vena pulmonal). 2. Lapisan parietal, yaitu bagian dalam dari dinding lapisan fibrosa 3. Lapisan Visceral, lapisan perikardium yang bersentuhan dengan lapisan luar dari otot jantung atau epikardium. Diantara lapisan pericardium parietal dan lapisan perikardium visceral terdapat ruang atau space yang berisi pelumas atau cairan serosa atau yang disebut dengan cairan perikardium. Cairan perikardium berfungsi untuk melindungi dari gesekan-gesekan yang berlebihan saat jantung berdenyut atau berkontraksi. Banyaknya cairan perikardium ini antara 15 – 50 ml, dan tidak boleh kurang atau lebih karena akan mempengaruhi fungsi kerja jantung.
  • 6. lapisan otot jantung terbagi menjadi 3 yaitu : 1. Epikardium,yaitu bagian luar otot jantung atau pericardium visceral 2. Miokardium, yaitu jaringan utama otot jantung yang bertanggung jawab atas kemampuan kontraksi jantung. 3. Endokardium, yaitu lapisan tipis bagian dalam otot jantung atau lapisan tipis endotel sel yang berhubungan langsung dengan darah dan bersifat sangat licin untuk aliran darah, seperti halnya pada sel-sel endotel pada pembuluh darah lainnya. Katup Jantung Katup jatung terbagi menjadi 2 bagian, yaitu katup yang menghubungkan antara atrium dengan ventrikel dinamakan katup atrioventrikuler, sedangkan katup yang menghubungkan sirkulasi sistemik dan sirkulasi pulmonal dinamakan katup semilunar. Katup atrioventrikuler terdiri dari katup trikuspid yaitu katup yang menghubungkan antara atrium kanan dengan ventrikel kanan, katup atrioventrikuler yang lain adalah katup yang menghubungkan antara atrium kiri dengan ventrikel kiri yang dinamakan dengan katup mitral atau bicuspid. Katup semilunar terdiri dari katup pulmonal yaitu katup yang menghubungkan antara ventrikel kanan dengan pulmonal trunk, katup semilunar yang lain adalah katup yang menghubungkan antara ventrikel kiri dengan asendence aorta yaitu katup aorta. Katup berfungsi mencegah aliran darah balik ke ruang jantung sebelumnya sesaat setelah kontraksi atau sistolik dan sesaat saat relaksasi atau diastolik. Tiap bagian daun katup jantung diikat oleh chordae tendinea sehingga pada saat kontraksi daun katup tidak terdorong masuk keruang sebelumnya yang bertekanan rendah. Chordae tendinea sendiri berikatan dengan otot yang disebut muskulus papilaris.
  • 7. Ruang,Dinding & Pembuluh Darah Besar Jantung Jantung kita dibagi menjadi 2 bagian ruang, yaitu : 1. Atrium (serambi) 2. Ventrikel (bilik) Karena atrium hanya memompakan darah dengan jarak yang pendek, yaitu ke ventrikel. Oleh karena itu otot atrium lebih tipis dibandingkan dengan otot ventrikel. Ruang atrium dibagi menjadi 2, yaitu atrium kanan dan atrium kiri. Demikian halnya dengan ruang ventrikel, dibagi lagi menjadi 2 yaitu ventrikel kanan dan ventrikel kiri. Jadi kita boleh mengatakan kalau jantung dibagi menjadi 2 bagian yaitu jantung bagian kanan (atrium kanan & ventrikel kanan) dan jantung bagian kiri (atrium kiri & ventrikel kiri). Kedua atrium memiliki bagian luar organ masing-masing yaitu auricle. Dimana kedua atrium dihubungkan dengan satu auricle yang berfungsi menampung darah apabila kedua atrium memiliki kelebihan volume. Kedua atrium bagian dalam dibatasi oleh septal atrium. Ada bagian septal atrium yang mengalami depresi atau yang dinamakan fossa ovalis, yaitu bagian septal atrium yang mengalami depresi disebabkan karena penutupan foramen ovale saat kita lahir. Ada beberapa ostium atau muara pembuluh darah besar yang perlu anda ketahui yang terdapat di kedua atrium, yaitu : Ostium Superior vena cava, yaitu muara atau lubang yang terdapat diruang atrium kanan yang menghubungkan vena cava superior dengan atrium kanan.
  • 8. Ostium Inferior vena cava, yaitu muara atau lubang yang terdapat di atrium kanan yang menghubungkan vena cava inferior dengan atrium kanan. Ostium coronary atau sinus coronarius, yaitu muara atau lubang yang terdapat di atrium kanan yang menghubungkan sistem vena jantung dengan atrium kanan. Ostium vena pulmonalis, yaitu muara atau lubang yang terdapat di atrium kiri yang menghubungkan antara vena pulmonalis dengan atrium kiri yang mempunyai 4 muara. Bagian dalam kedua ruang ventrikel dibatasi oleh septal ventrikel, baik ventrikel maupun atrium dibentuk oleh kumpulan otot jantung yang mana bagian lapisan dalam dari masing- masing ruangan dilapisi oleh sel endotelium yang kontak langsung dengan darah. Bagian otot jantung di bagian dalam ventrikel yang berupa tonjolan-tonjolan yang tidak beraturan dinamakan trabecula. Kedua otot atrium dan ventrikel dihubungkan dengan jaringan penghubung yang juga membentuk katup jatung dinamakan sulcus coronary, dan 2 sulcus yang lain adalah anterior dan posterior interventrikuler yang keduanya menghubungkan dan memisahkan antara kiri dan kanan kedua ventrikel. Perlu anda ketahui bahwa tekanan jantung sebelah kiri lebih besar dibandingkan dengan tekanan jantung sebelah kanan, karena jantung kiri menghadapi aliran darah sistemik atau sirkulasi sistemik yang terdiri dari beberapa organ tubuh sehingga dibutuhkan tekanan yang besar dibandingkan dengan jantung kanan yang hanya bertanggung jawab pada organ paru-paru saja, sehingga otot jantung sebelah kiri khususnya otot ventrikel sebelah kiri lebih tebal dibandingkan otot ventrikel kanan. Pembuluh Darah Besar Jantung Ada beberapa pembuluh besar yang perlu anda ketahui, yaitu: 1. Vena cava superior, yaitu vena besar yang membawa darah kotor dari bagian atas diafragma menuju atrium kanan. 2. Vena cava inferior, yaitu vena besar yang membawa darah kotor dari bagian bawah diafragma ke atrium kanan. 3. Sinus Coronary, yaitu vena besar di jantung yang membawa darah kotor dari jantung sendiri. 4. Pulmonary Trunk,yaitu pembuluh darah besar yang membawa darah kotor dari ventrikel kanan ke arteri pulmonalis
  • 9. 5. Arteri Pulmonalis, dibagi menjadi 2 yaitu kanan dan kiri yang membawa darah kotor dari pulmonary trunk ke kedua paru-paru. 6. Vena pulmonalis, dibagi menjadi 2 yaitu kanan dan kiri yang membawa darah bersih dari kedua paru-paru ke atrium kiri. 7. Assending Aorta, yaitu pembuluh darah besar yang membawa darah bersih dari ventrikel kiri ke arkus aorta ke cabangnya yang bertanggung jawab dengan organ tubuh bagian atas. 8. Desending Aorta,yaitu bagian aorta yang membawa darah bersih dan bertanggung jawab dengan organ tubuh bagian bawah. Arteri Koroner Arteri koroner adalah arteri yang bertanggung jawab dengan jantung sendiri,karena darah bersih yang kaya akan oksigen dan elektrolit sangat penting sekali agar jantung bisa bekerja sebagaimana fungsinya. Apabila arteri koroner mengalami pengurangan suplainya ke jantung atau yang di sebut dengan ischemia, ini akan menyebabkan terganggunya fungsi jantung sebagaimana mestinya. Apalagi arteri koroner mengalami sumbatan total atau yang disebut dengan serangan jantung mendadak atau miokardiac infarction dan bisa menyebabkan kematian. Begitupun apabila otot jantung dibiarkan dalam keadaan iskemia, ini juga akan berujung dengan serangan jantung juga atau miokardiac infarction. Arteri koroner adalah cabang pertama dari sirkulasi sistemik, dimana muara arteri koroner berada dekat dengan katup aorta atau tepatnya di sinus valsava Arteri koroner dibagi dua,yaitu: 1. Arteri koroner kanan 2. Arteri koroner kiri Arteri Koroner Kiri Arteri koroner kiri mempunyai 2 cabang yaitu LAD (Left Anterior Desenden)dan arteri sirkumflek. Kedua arteri ini melingkari jantung dalam dua lekuk anatomis eksterna, yaitu sulcus coronary atau sulcus atrioventrikuler yang melingkari jantung diantara atrium dan ventrikel, yang kedua yaitu sulcus interventrikuler yang memisahkan kedua ventrikel. Pertemuan kedua lekuk ini dibagian permukaan posterior jantung yang merupakan bagian dari jantung yang sangat penting yaitu kruks jantung. Nodus AV node berada pada titik ini.
  • 10. LAD arteri bertanggung jawab untuk mensuplai darah untuk otot ventrikel kiri dan kanan , serta bagian interventrikuler septum . Sirkumflex arteri bertanggung jawab untuk mensuplai 45 % darah untuk atrium kiri dan ventrikel kiri , 10 % bertanggung jawab mensuplai SA node. Arteri Koroner Kanan Arteri koroner kanan bertanggung jawab mensuplai darah ke atrium kanan, ventrikel kanan,permukaan bawah dan belakang ventrikel kiri, 90% mensuplai AV Node,dan 55% mensuplai SA Node. Siklus Jantung Empat ruang jantung ini tidak bisa terpisahkan antara satu dengan yang lainnya karena ke empat ruangan ini membentuk hubungan tertutup atau bejana berhubungan yang satu sama lain berhubungan (sirkulasi sistemik, sirkulasi pulmonal dan jantung sendiri). Di mana jantung yang berfungsi memompakan darah ke seluruh tubuh melalui cabang-cabangnya untuk keperluan metabolisme demi kelangsungan hidup. Karena jantung merupakan suatu bejana berhubungan, anda boleh memulai sirkulasi jantung dari mana saja. Saya akan mulai dari atrium/serambi kanan. Atrium kanan menerima kotor atau vena atau darah yang miskin oksigen dari: Superior Vena Kava Inferior Vena Kava Sinus Coronarius Dari atrium kanan, darah akan dipompakan ke ventrikel kanan melewati katup trikuspid. Dari ventrikel kanan, darah dipompakan ke paru-paru untuk mendapatkan oksigen melewati: Katup pulmonal Pulmonal Trunk Empat (4) arteri pulmonalis, 2 ke paru-paru kanan dan 2 ke paru-paru kiri Darah yang kaya akan oksigen dari paru-paru akan di alirkan kembali ke jantung melalui 4 vena pulmonalis (2 dari paru-paru kanan dan 2 dari paru-paru kiri)menuju atrium kiri. Dari atrium kiri darah akan dipompakan ke ventrikel kiri melewati katup biskupid atau katup mitral. Dari ventrikel kiri darah akan di pompakan ke seluruh tubuh termasuk jantung (melalui sinus
  • 11. valsava) sendiri melewati katup aorta. Dari seluruh tubuh,darah balik lagi ke jantung melewati vena kava superior,vena kava inferior dan sinus koronarius menuju atrium kanan. Secara umum, siklus jantung dibagi menjadi 2 bagian besar, yaitu: Sistole atau kontraksi jantung Diastole atau relaksasi atau ekspansi jantung Secara spesific, siklus jantung dibagi menjadi 5 fase yaitu : 1. Fase Ventrikel Filling 2. Fase Atrial Contraction 3. Fase Isovolumetric Contraction 4. Fase Ejection 5. Fase Isovolumetric Relaxation Perlu anda ingat bahwa siklus jantung berjalan secara bersamaan antara jantung kanan dan jantung kiri, dimana satu siklus jantung = 1 denyut jantung = 1 beat EKG (P,q,R,s,T) hanya membutuhkan waktu kurang dari 0.5 detik. Fase Ventrikel Filling Sesaat setelah kedua atrium menerima darah dari masing-masing cabangnya, dengan demikian akan menyebabkan tekanan di kedua atrium naik melebihi tekanan di kedua ventrikel. Keadaan ini akan menyebabkan terbukanya katup atrioventrikular, sehingga darah secara pasif mengalir ke kedua ventrikel secara cepat karena pada saat ini kedua ventrikel dalam keadaan relaksasi/diastolic sampai dengan aliran darah pelan seiring dengan bertambahnya tekanan di kedua ventrikel. Proses ini dinamakan dengan pengisian ventrikel atau ventrikel filling. Perlu anda ketahui bahwa 60% sampai 90 % total volume darah di kedua ventrikel berasal dari pengisian ventrikel secara pasif. Dan 10% sampai 40% berasal dari kontraksi kedua atrium. Fase Atrial Contraction Seiring dengan aktifitas listrik jantung yang menyebabkan kontraksi kedua atrium, dimana setelah terjadi pengisian ventrikel secara pasif, disusul pengisian ventrikel secara aktif yaitu dengan adanya kontraksi atrium yang memompakan darah ke ventrikel atau yang kita kenal dengan “atrial kick”. Dalam grafik EKG akan terekam gelombang P. Proses pengisian ventrikel secara keseluruhan tidak mengeluarkan suara, kecuali terjadi patologi pada jantung yaitu bunyi jantung 3 atau cardiac murmur.
  • 12. Fase Isovolumetric Contraction Pada fase ini, tekanan di kedua ventrikel berada pada puncak tertinggi tekanan yang melebihi tekanan di kedua atrium dan sirkulasi sistemik maupun sirkulasi pulmonal. Bersamaan dengan kejadian ini, terjadi aktivitas listrik jantung di ventrikel yang terekam pada EKG yaitu komplek QRS atau depolarisasi ventrikel. Keadaan kedua ventrikel ini akan menyebabkan darah mengalir balik ke atrium yang menyebabkan penutupan katup atrioventrikuler untuk mencegah aliran balik darah tersebut. Penutupan katup atrioventrikuler akan mengeluarkan bunyi jantung satu (S1) atau sistolic. Periode waktu antara penutupan katup AV sampai sebelum pembukaan katup semilunar dimana volume darah di kedua ventrikel tidak berubah dan semua katup dalam keadaan tertutup, proses ini dinamakan dengan fase isovolumetrik contraction. Fase Ejection Seiring dengan besarnya tekanan di ventrikel dan proses depolarisasi ventrikel akan menyebabkan kontraksi kedua ventrikel membuka katup semilunar dan memompa darah dengan cepat melalui cabangnya masing-masing. Pembukaan katup semilunar tidak mengeluarkan bunyi. Bersamaan dengan kontraksi ventrikel, kedua atrium akan di isi oleh masing-masing cabangnya. Fase Isovolumetric Relaxation Setelah kedua ventrikel memompakan darah, maka tekanan di kedua ventrikel menurun atau relaksasi sementara tekanan di sirkulasi sistemik dan sirkulasi pulmonal meningkat. Keadaan ini akan menyebabkan aliran darah balik ke kedua ventrikel, untuk itu katup semilunar akan menutup untuk mencegah aliran darah balik ke ventrikel. Penutupan katup semilunar akan mengeluarkan bunyi jantung dua (S2)atau diastolic. Proses relaksasi ventrikel akan terekam dalam EKG dengan gelombang T, pada saat ini juga aliran darah ke arteri koroner terjadi. Aliran balik dari sirkulasi sistemik dan pulmonal ke ventrikel juga di tandai dengan adanya “dicrotic notch”. 1. Total volume darah yang terisi setelah fase pengisian ventrikel secara pasip maupun aktif ( fase ventrikel filling dan fase atrial contraction) disebut dengan End Diastolic Volume (EDV) 2. Total EDV di ventrikel kiri (LVEDV) sekitar 120ml.
  • 13. 3. Total sisa volume darah di ventrikel kiri setelah kontraksi/sistolic disebut End SystolicVolume (ESV) sekitar 50 ml. 4. Perbedaan volume darah di ventrikel kiri antara EDV dengan ESV adalah 70 ml atau yang dikenal dengan stroke volume. (EDV-ESV= Stroke volume) (120-50= 70) C. ETIOLOGI Menurut Alpert (2010), infark miokard terjadi oleh penyebab yang heterogen, antara lain: 1. Infark miokard tipe 1 Infark miokard secara spontan terjadi karena ruptur plak, fisura, atau diseksi plak aterosklerosis. Selain itu, peningkatan kebutuhan dan ketersediaan oksigen dan nutrien yang inadekuat memicu munculnya infark miokard. Hal-hal tersebut merupakan akibat dari anemia, aritmia dan hiper atau hipotensi. 2. Infark miokard tipe 2 Infark miokard jenis ini disebabkan oleh vaskonstriksi dan spasme arteri menurunkan aliran darah miokard. 3. Infark miokard tipe 3 Pada keadaan ini, peningkatan pertanda biokimiawi tidak ditemukan. Hal ini disebabkan sampel darah penderita tidak didapatkan atau penderita meninggal sebelum kadar pertanda biokimiawi sempat meningkat. 4. a. Infark miokard tipe 4a Peningkatan kadar pertanda biokimiawi infark miokard (contohnya troponin) 3 kali lebih besar dari nilai normal akibat pemasangan percutaneous coronary intervention (PCI) yang memicu terjadinya infark miokard. b. Infark miokard tipe 4b Infark miokard yang muncul akibat pemasangan stent trombosis. 5. Infark miokard tipe 5 Peningkatan kadar troponin 5 kali lebih besar dari nilai normal. Kejadian infark miokard jenis ini berhubungan dengan operasi bypasskoroner. Ada empat faktor resiko biologis infark miokard yang tidak dapat diubah, yaitu usia, jenis kelamin, ras, dan riwayat keluarga. Resiko aterosklerosis koroner meningkat seiring bertambahnya usia. Penyakit yang serius jarang terjadi sebelum usia 40 tahun. Faktor resiko lain masih dapat diubah, sehingga berpotensi dapat
  • 14. memperlambat proses aterogenik (Santoso, 2005). Faktor- faktor tersebut adalah abnormalitas kadar serum lipid, hipertensi, merokok, diabetes, obesitas, factor psikososial, konsumsi buah- buahan, diet dan alkohol, dan aktivitas fisik (Ramrakha, 2006). Menurut Anand (2008), wanita mengalami kejadian infark miokard pertama kali 9 tahun lebih lama daripada laki-laki. Perbedaan onset infark miokard pertama ini diperkirakan dari berbagai faktor resiko tinggi yang mulai muncul pada wanita dan laki-laki ketika berusia muda. Wanita agaknya relatif kebal terhadap penyakit ini sampai menopause, dan kemudian menjadi sama rentannya seperti pria. Hal diduga karena adanya efek perlindungan estrogen (Santoso, 2005). Abnormalitas kadar lipid serum yang merupakan faktor resiko adalah hiperlipidemia. Hiperlipidemia adalah peningkatan kadar kolesterol atau trigliserida serum di atas batas normal. The National Cholesterol Education Program(NCEP) menemukan kolesterol LDL sebagai faktor penyebab penyakit jantung koroner. The Coronary Primary Prevention Trial (CPPT) memperlihatkan bahwa penurunan kadar kolesterol juga menurunkan mortalitas akibat infark miokard (Brown, 2006). Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah sistolik sedikitnya 140 mmHg atau tekanan diastolik sedikitnya 90 mmHg. Peningkatan tekanan darah sistemik meningkatkan resistensi vaskuler terhadap pemompaan darah dari ventrikel kiri. Akibatnya kerja jantung bertambah, sehingga ventrikel kiri hipertrofi untuk meningkatkan kekuatan pompa. Bila proses aterosklerosis terjadi, maka penyediaan oksigen untuk miokard berkurang. Tingginya kebutuhan oksigen karena hipertrofi jaringan tidak sesuai dengan rendahnya kadar oksigen yang tersedia (Brown, 2006). Merokok meningkatkan resiko terkena penyakit jantung kororner sebesar 50%. Seorang perokok pasif mempunyai resiko terkena infark miokard. Di Inggris, sekitar 300.000 kematian karena penyakit kardiovaskuler berhubungan dengan rokok (Ramrakha, 2006). Menurut Ismail (2004), penggunaan tembakau berhubungan dengan kejadian miokard infark akut prematur di daerah Asia Selatan. Obesitas meningkatkan resiko terkena penyakit jantung koroner. Sekitar 25-49% penyakit jantung koroner di negara berkembang berhubungandengan peningkatan indeks masa tubuh (IMT). Overweight didefinisikan sebagai IMT > 25-30 kg/m2 dan obesitas dengan IMT > 30 kg/m2. Obesitas sentral adalah obesitas dengan kelebihan lemak berada di abdomen. Biasanya keadaan ini juga berhubungan dengan kelainan metabolik seperti peninggian kadar trigliserida,
  • 15. penurunan HDL, peningkatan tekanan darah, inflamasi sistemik, resistensi insulin dan diabetes melitus tipe II (Ramrakha, 2006). Faktor psikososial seperti peningkatan stres kerja, rendahnya dukungan sosial, personalitas yang tidak simpatik, ansietas dan depresi secara konsisten meningkatkan resiko terkena aterosklerosis (Ramrakha, 2006).Resiko terkena infark miokard meningkat pada pasien yang mengkonsumsi diet yang rendah serat, kurang vitamin C dan E, dan bahan-bahan polisitemikal. Mengkonsumsi alkohol satu atau dua sloki kecil per hari ternyata sedikit mengurangi resiko terjadinya infark miokard. Namun bila mengkonsumsi berlebihan, yaitu lebih dari dua sloki kecil per hari, pasien memiliki peningkatan resiko terkena penyakit (Beers, 2004). D. PAOFISIOLOGI Miokard Infark adalah kematian sel-sel miokardium yang terjadi akibat kekurangan oksigen berkepanjangan. Hal ini adalah respons letal terakhir terhadap iskemia miokardium yang tidak teratasi. Sel-sel miokardium mulai mati setelah sekitar 20 menit mengalami kekurangan oksige. Setelah periode ini, kemampuan sel untuk menghasilkan ATP secara aerobis lenyap, dan sel tidak dapat memenuhi kebutuhan energinya. Tanpa ATP, pompa natrium-kalium berhenti dan sel terisi ion natrium dan air yang akhirnya menyebabkan sel pecah (lisis). Dengan lisis, sel mencederai sel-sel disekitarnya. Protein-protein introsel, yang mencederai sel-sel disekitarnya mulai mendapat akses kesirkulasi sistematik dan ruang intersfitium dan ikut menyebabkan edema dan pembengkakan intersfitium disekitar sel miokardium. Akibat kematian sel, tercetus reaksi peradangan. Di tempat peradangan,terjadi penimbunan trombosit dan pelepasan faktor-faktor pembekuan. Terjadi degranulasi sel mast yang menyebabkan pelepasan histamin dan berbagai prostagtandin. Sebagian bersifat yasokonstriktif dan sebagian merangsang pembekuan (tromboksan). Efek Miokard Infark pada depolarisasi jantung . Dengan dilepaskannya berbagai enzim intrasel dan ion kalium serta penimbunan asam laktat , jalur - jalur hantaran listrik jantung terganggu. Hal ini dapat menyebabkan hambatan depolatisasi atrium atau ventrikel , atau timbulnya suatu disritmia. Efek Miokard Infark pada kontraktilitas jantung dan tekanan darah . Dengan matinya sel - sel otot , dan karena pola listrik jantung berubah , maka pemompaan jantung menjadi kurang terkoordinasi sehingga kontraktilitasnya menurun . Volume
  • 16. sekuncup menurun sehingga terjadi penurunan tekanan darah sitemik . Walaupun sebagian individu tidak memperlihatkan tanda-tanda jelas Miokard Infark, biasanya pasien yang terkena AMI akan merasakan nyeri dengan awitan yang mendadak, timbul mual yang berkaitan dengan nyeri yang hebat, perasaan lemas yang berkaitan dengan penurunan aliran darah ke otot – otot rangka. Kulit yang dingin dan pucat akibat vasokonstriksi sipatis, pengeluaran urine berkurang karena penurunan aliran darah ginjal serta peningkatan aldosteron dan ADH, Takikardi akibat dari peningkatan stimulasi simpatis jantung, serta keadaan mental berupa rasa cemas bear disertai perasaan mendekati kematian. Iskemia yang berlangsung lebih dari 30 – 45 menit akan menyebabkan kerusakan seluler yang irreversibel dan kematian otot atau nekrosis. Bagian miokardium yang mengelami infark atau nekrosis akan berhenti berkontraksi secara permanen. Jaringan yang mengalami infark dikelilingi oleh suatu daerah iskemik yang berpotensi dapat hidup. Bila pinggir daerah infark mengalami nekrosis maka besar dearah infark akan bertambah besar, sedangkan perbaikan iskemia akan memperkecil daerah nekrosis. Infark miokardium biasanya menyerang daerah ventrikel kiri. Infark trasmural mengenai seluruh tebal dinding yang bersangkutan, sedangkan infark subendokardial terbatas pada separuh bagian dalam miokardium. Daerah lain yang biasanya terserang infark adalah bagian inferoir, lateral, posterior, dan septum, infark luas yang melibatkan bagian besar ventrikel dinyatakan sesuai dengan lokasi infark yaitu anteroseptal, anterolateral, inferolateral. Infark dinding ventrikel kanan juga ditemukan pada sekitar seperempat kasus infark dinding posterior kiri, pada kondisi ini disebut sebagai infark biventrikuler. Otot yang mengalami infark akan mengalami serangkaian perubahan selama berlangsungnya proses penyembuhan, mula-mula otot yang mengalami infark tampak memar dan sianotik akibat terputusnya alioran darah regional kemudian dalam jangka waktu 24 jam akan timbul edema pda sel-sel, respon peradangan disertai infiltrasi leukosit. Enzim-enzim jantung akan terlepas dari sel-sel ini, menjelang hari kedua atau ketiga mulai terjadi proses degradasi ringan dan pembuangan semua serabut nekrotik. Selama fase ini dinding nekrotik relatif tipis, kira-kira pada minggu ketiga mulai terbentuk jaringan parut. Lambat laun jaringan penyambung fibrosa menggantikan otot yang nekrosis dan mengalami penebalan yang progresif. Pada minggu keenam parut sudah terbentuk dengan jelas.
  • 17. Akibat yang terjadi karena infark miokardiun adalah daya kontraksi menurun, gerakan dinding abnormal, perubahan daya kembang dinding ventrikel, pengurangan curah sekuncup, pengurangan fraksi ejeksi, peningkatan volume akhir sistolok dan akhir diastolik ventrikel serta peningkatan akhir diastolik ventrikel kiri. Derajat gangguan fungsional akibat infark tergantung dari : Ukuran infark : infark yang melebihi 40 % miokardium berkaitan dengan insiden syok kardiogenik tinggi. Lokasi infark : lokasi di dinding anterior lebih besar kemungkinannya mengurangi fungsi mekanik dibandingkan dengan kerusakan dinding inferior. Fungsi miokardium yang terlibat : infark tua akan membahayakan fungsi miokardium sisanya. Sirkulasi kolateral : baik melalui anastomosis arteria yang sudah ada atau melalui saluran yang baru terbentuk, dapat berkembang sebagai respon terhadap iskemia yang kronik dan hipoperfusi regional guna memperbaiki aliran darah yang menuju ke miokardium terancam. Mekanisme kompensasi dari kardiovaskular : mekanisme ini bekerja untuk mempertahankan curah jantung dan perfusi perifer. Kompensasi terhadap infark adalah sebagai berikut : Peningkatan frekuensi jantung dan daya kontraksi. Vasokonstriksi umum. Retensi natrium dan air. Dilatasi ventrikel. Hipertropi ventrikel. E. MANIFESTASI KLINIS a. Kejadian miokard infark sering didahului oleh faktor pencetus yang utama adalah kegiatan fisik yang berat dan stress emosi. Rasa nyeri bervariasi intensitasnya, kebanyakan nyeri hebat lamanya 30 menit sampai beberapa jam, sifatnya seperti ditusuk-tusuk, ditekan,
  • 18. tertindik, dipaku, dibor, dibakar, lokasi nyeri biasanya pada regio sternal dapat menjalar pada kedua sisi dada, bahu, leher, rahang, dagu, pinggang dan lengan kiri. b. Mual dan muntah diakibatkan karena nyeri hebat dan reflek vasosegal yang disalurkan dari area kerusakan miokard ke traktus gastro intestinal c. Dyspnea, takikardia dan peningkatan frekuensi pernafasan d. Keletihan e. Rasa cemas, gelisah dan kadang marah respon psikologis sebagai akibat serangan jantung yang menyiksa dan ketakutan akan mati serta pengalaman syok dan nyeri sebelumnya. f. Panas-demam kadang didapatkan pada pasien miokard infark sebagai respon peradangan F. KOMPLIKASI a. Emboli b. Syok,merupakan tanda infark yang luas c. Aritmia,yang banyak sebagai penyebab kematian d. Gagal jantung kiri sebagai akibat gagalnya pungsi pompa, sehingga terjadi bendungan paru- paru diikuti dengan bronkoneumonia e. Ruptur jantung yang disebabkan lemahnya bagian yang mengalami nekrosis sehingga robek. G. PEMERIKSAAN PENUNJANG a. Elektrokardiografi (EKG) Adanya elevasi segmen ST pada sadapan tertentu. b. Ekokardiogram,Digunakan untuk mengevaluasi lebih jauh mengenai fungsi jantung khususnya fungsi vertrikel dengan menggunakan gelombang ultrasoouns. c. Laboratorium- Peningkatan enzim CK-MB, CK 3-8 jam setelah sernagan puncaknya 10- 30 gram dan normal kembali 2-3 hari- Peningkatan LDH setelah serangan puncaknya 48- 172 jam dan kembali normal 7-14 hari- Leukosit meningkat 10.000 – 20.000 kolesterol atau trigliserid meningkat sebagai akibat aterosklerosis. d. Foto thorax rontgen tampak normal, apabila terjadi gagal jantung akan terlihat pada bendungan paru berupa pelebaran corakan vaskuler paru dan hipertropi ventrikel.
  • 19. e. Percutaneus Coronary Angiografi (PCA) Pemasangan kateter jantung dengan menggunakan zat kontras dan memonitor x-ray yang mengetahui sumbatan pada arteri koroner. f. Tes Treadmill Uji latih jantung untuk mengetahui respon jantung terhadap aktivitas H. PENATALAKSANAAN MEDIS A. Farmako 1. Morfin Morfin sangat efektif mengurangi nyeri. Dosis 2-4 mg dan dapat diulang dengan interval 5-15 menit sampai dosis total 20 mg. Efek samping : konstriksi vena dan arteriolar melalui penurunan simpatis, sehingga terjadi pooling vena yang akan mengurangi curah jantung dan tekanan arteri. 2. Penyekat beta Tujuan pemberian penyekat beta adalah memperbaiki keseimbangan suplai dan kebutuhan oksigen miokard, mengurangi nyeri, mengurangi luasnya infark dan menurunkan risiko kejadian aritmia vebtrikel yang serius. 3. Antitrombotik Tujuan primer pengobatan adalah untuk mendapatkan dan mempertahankan patensi arteri koroner yang terkait infark. Tujuan sekunder adalah menurunkan tendensi pasien menjadi trombosis. 4. Inhibitor ACE Obat-obatan ini menurunkan tekanan darah dan mengurangi cedera pada otot jantung. Obat ini juga dapat digunakan untuk memperlambat kelemahan pada otot jantung. B. Non Farmakologis 1. Aktivitas : pasien harus istirahat dalam 12 jam pertama. 2. Diet : pasien harus puasa atau hanya minum cair dengan mulut dalam 4-12 jam pertama. Diet mencakup lemak <30% kalori total dan kandungan kolesterol <300 mg/hari. Menu harus diperkaya dengan makanan yang kaya serat, kalium, magnesium dan rendah natrium.1,4
  • 20. BAB III ASUHAN KEPERAWATAN A. PENGKAJIAN Data subyektif 1. Keluhan nyeri dada Nyeri dada tiba-tiba, seperti tercekik, tertekan/tertindih benda berat, terbakar, diremas- remas/tertusuk-tusuk, di sub sternal/precordial (gunakan scala nyeri 1 – 10). Nyeri menjalar ke lengan, bahu, leher, rahang, punggung, epigastrium. Nyeri lebih berat dari pada angina pectoris dan lebih dari 30 menit, nyeri terus menerus. 2. Faktof pencetus Nyeri sering kali timbul karena aktifitas fisik, stress atau emosi yang berat tetapi nyeri dapat timbul saat istirahat. 3. Faktor yang meringankan Nyeri biasanya tidak hilang dengan istirahat/nitrogliserin tetapi dapat hilang dengan pemberian analgenik narkotik (opiat). 4. Gejala-gejala yang menyertai Badan lemas, lelah, pusing, berdebar, mual, rasa panas/tidak nyaman di perut, napas tidak lega/sesak. 5. Ada Faktor-faktor resiko Hipertensi, stroke, diabetes melitus, hiprlipidemia, gaya hidup perokok, peminum kopi/alkohol, makanan tinggi kolesterol, tipe kepribadian A, riwayat keluarga sakit jantung. 6. Status mental/emosi Menolak penyakitnya (denial), takut mati, khawatir, cemas. 7. Pengetahuan/pemahaman terhadap kondisi sakitnya Klien meminta penjelasan tentang penyakitnya, pengobatan dan perawatan, sering mengajukan pertanyaan berulang, atau pasien acuh dengan penyakitnya. Data Obyektif 1. Pemeriksaan fisik a. Perilaku : gelisah, bingung, ekspresi wajah tegang, memegangi/ menggosok dada, sedih/murung, menangis, kontak mata kurang.
  • 21. b. Obesitas c. Berkeringat/diaphoresis, kulit dingin, lembab, pucat, cyanosis. d. Muntah, batuk darah merah jambu (bila ada oedema pulmo). e. Perubahan vital sign : Tekanan darah : normal/turun (kerusakan miokard yang luas/CHF). Denyut nadi : normal/lemah, kecil, Tachicardi, Bradicardi (gangguan konduksi) Tak teraba (bila terjadi cardiac arrest) Pernafasan : dispneo, napas cuping hidung, nafas dangkal, penggunaan otot napas tambahan. Suhu : normal/meningkat f. JVP (Jugularis Vena Pressur) : normal/meningkat (pada CHF). g. Bunyi jantung : mur-mur/bising (pada disfungsi katub/otot Papilaris) 2. Bunyi paru : Ronchi/crackles (pada oedema pulmo) 3. Abdoment : Hepatomegali, asites (pada CHF) 4. Ektremitas : Oedema perifer (pada CHF) Akral dingin (curah jantung turun) 5. Pemeriksaan diagnostik/penunjang a. Elektrocardiografi : Perubahan segmen ST elevasi / ST depresi gelombang T invertet, gelombang G abnormal Aritma (VES, AV Blok). b. Laboratorium : Cardiac enzym : meningkat Leukosit : meningkat Propil lipit : meningkat AGD : normal / hipoksemia c. Rongent thorak : Cardiomegali / oedema pulmo d. Echocardiografi : Disfungsi ventrikel B. Diagnosa Keperawatan Berdasarkan pada data manifestasi klinis, riwayat keperawatan, dan data pengkajian diagnostik, maka diagnose keperawatan utama pasien mencakup hal berikut: 1. Nyeri dada berhubungan dengan adanya iskemik jaringan akibat penyempitan arteri koroner. 2. Potensial penurunan cardiac output berhubungan dengan perubahab irama jantung.
  • 22. 3. Potensial gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan turunnya curah jantung. 4. Cemas berhubungan dengan takut akan kematian. 5. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang terpaparnya informasi. C. Perencanaan/Implementasi Dx I : Nyeri dada berhubungan dengan adanya iskemik jaringan akibat penyempitan arteri koroner. Tujuan : klien merasa nyaman, nyeri hilang atau berkurang Kriteira hasil : - Menyatakan nyeri dada berkurang atau hilang - Mendemonstrasikan penggunaan teknik relaksasi - Menunjukkan menurunnya tegangan, rileks, mudah bergerak Intervensi : 1) Kaji ulang riwayat angina sebelumnya R : dapat membandingkan nyeri ada dari pola sebelumnya 2) Anjurkan klien untuk melaporkan nyeri dengan segera R : menunda melaporkan nyeri menghambat peredaan atau memerluukan peningkatan dosis 3) Bantu melakukan relaksasi misal mengajar nafas dalam R : membantu dslsm penurunan respon atau persepsi nyeri 4) Kolaborasi pemberian obat analgetik R : dapat menurunkan nyeri hebat, memberikan sedasi dan mengurangi kerja miokardium Dx II : Potensial penurunan cardiac output berhubungan dengan perubahab irama jantung Tujuan : curah jantung kembali normal Kriteria hasil : - Tekanan darah dalam batas normal - Haluaran urine kembali normal - Tidak ada atau penurunan disritmia Intervensi : 1) Auskultasi tekanan darah bandingkan kedua tangan dan ukur dengan tidur, duduk dan berdiri R : hipotensi dapat terjadi sehubungan dengan disfungsi ventrikel
  • 23. 2) Evaluasi kesamaan dan kualitas nadi sesuai indikasi R : penurunan curah jantung mengakibatkan menurunnya kelamahan atau kekuatan nadi Dx III : Potensial gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan turunnya curah jantung. Tujuan : curah jantung kembali normal Kriteria hasil : - Kulit hangat dan kering - Nadi perifer kuat - Tanda-tanda vital dalam batas normal - Keseimbangan masukan dan pengeluaran Intervensi : 1) Pantau pernapasan klien, catat kerja nafas R : vasokontriksi sistemik diakibatkan karena penurunan curah jantung 2) Pantau pemasukan dan catat haluaran urine R : penurunan pemasukan terus menerus dapat menurunkan volume sirkulasi yang berdampak negatif pada perfusi dan fungsi organ 3) Kaji fungsi gastrointestinal R : penurunan aliran darah kemesentri dapat mengakibatkan disfungsi gastrointestinal 4) Lihat adanya pucat, sianosis, kulit lembab, dan catat nadi perifer R : vasokontriksi sistemik diakibatkan oleh penurunan curah jantung Dx IV : Cemas berhubungan dengan takut akan kematian Tujuan : kecemasan klien berkurang Kriteria hasil : - Cemas berkurang atau hilang - Mendemonstrasikan keterampilan pemecahan masalah positif - Mengidentifikasi sumber secara tepat Intervensi : 1) Identifikasi persepsi klien terhadap ansietas R : koping terhadap nyeri sulit, klien dapat takut mati, atau cemas terhadap lingkungan 2) Berikan periode istirahat R : penyimpanan energi dan meningkatkan kemampuan klien 3) Berikan privasi untuk klien dan orang terdekat
  • 24. R : meningkatkan kepercayaan diri dan menurunkan rasa gagal Dx V : Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang terpaparnya informasi Tujuan : klien dapat memahami penyakitnya Kriteria hasil : - klien dapat memahami penyakitnya - menyebutkan gejala yang memerlukan perhatian cepat - mengidentifikasi perubahan pola hidup perlu intervensi keperawatan intervensi : 1) Kaji tingkat pengetahuan klien atau orang terdekat R : perlu untuk pemberian rencana intruksi individu, menguatkan harapan 2) Berikan informasi dalam bentuk belajar R : penggunaan metode bermacam-macam meningkatkan penyerapan pemahaman 3) Beri penguatan penjelasan faktor resiko R : memberikan kesempatan pada klien untuk mencapai informasi D.Evaluasi - Nyeri Hilang/Berkurang - Klien mampu beraktifitas secara mandiri dengan bantuan minimal - Klien tidak cemas - Curah jantung normal - Perfusi jaringan adekuat - Balance cairan seimbang - Klien memahami tentang penyakit, perawatan & pengobatannya
  • 25. BAB IV ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. S DENGAN KASUS MCI DI ICCU RUMAH SAKIT SUMBER WARAS JAKARTA BARAT A. Pengkajian I. Identitas Klien a. Nama : Tn. S b. Umur : 59 Tahun c. Jenis kelamin : laki-laki d. Agama : Islam e. Alamat : Jembatan besi II/46 RT 04/011 tambor f. Pekerjaan : Wiraswasta g. MRS : 23-01-2013 h. Pengkajian : 25-01-2013 i. RM : j. Diagnosa medis : Miokard infark II. Riwayat Penyakit Sekarang Alasan utama MRS : Klien mengeluh nyeri di dada, sesak nafas dan cepat lelah. Keluhan Utama : klien mengeluh nyeri dada seperti tertusuk-tusuk, sesak nafas, cepat lelah III. Riwayat Penyakit Terdahulu : - IV. Riwayat Penyakit Keluarga Pada keluarga (ibu) menderita penyakit sesak nafas, sedangkan untuk hipertensi,jantung atau DM tidak ada keluarga yang menderita. V. Pola Kegiatan Sehari-hari a. Nutrisi Sebelum MRS klien makan 3x Sehari dengan porsi sedikit saat MRS pemenuhan nutrisi 500 kal, minum 750 cc/24 jam, kesulitan menelan tidak ada, keadaan
  • 26. yang mengganggu nutrisi tidak ada. Setelah MRS pasien mengatakan mudah kenyang, makan 4- 5 sendok nasi / bubur, nafsu makan baik. b. Pola Eliminasi sesudah MRS BAB BAK Frekuensi : 1x/4 hari Frekuensi : 4/5 x / hari Warna dan bau : coklat Warna dan Bau : kuning Konsistensi : Lunak Keluhan :- Keluhan :- c. Pola Tidur dan Istirahat Sebelum MRS Setelah MRS - Frekuensi : 1x / hari - Frekuensi : 3x / hari - Jam tidur siang : - jam / hari - Jam tidur siang : 4 – 5 jm/hr Jam - Malam : 7 jam / hari - Jam tidur malam : 6 – 7 jm/hr - Keluhan : tidak ada - Keluhan : nyeri dada, sesak, mudah terbangun d. Pola Aktivitas Sebelum MRS Klien hanya istirahat di rumah saja, tidak ada kegiatan sehari-hari karena merasa nyeri dan sesak ketika melakukan aktifitas yang agak berat. Setelah MRS klien hanya duduk dan berbaring di ranjang. VI. Pemeriksaan Fisik a. Status kesehatan Keadaan penyakit berat, kesadaran Composmentis, suara jelas, terpasang 02 : 4ltr/ mnt. b. TTV : tgl 15 jam 07.00 TD : 130/ 70 mmHg, N : 102 x/menit reguler , RR : 287x/ menit, suhu : 36,2ºC b. Kepala Normocephalic, simetris, nyeri kepala tidak ada
  • 27. c. Wajah Simetris, oedema (-), tidak ada sianosis d. Mata Kelopak mata normal, konjungtiva anemis (-), isokor, sklera ikterik (-),reflex cahaya (+), tajam penglihatan menurun e. Telinga secret (-), serumen (+), membrane timpani normal, pendengaran menurun f. Mulut dan Faring Stomatitis (-), gigi 3 telah dicabut, kelainan tidak ada f. Leher Simetris, kaku kuduk (-), pembesaran vena jugularis (+) g. Thoraks Paru Gerakan simetris, retraksi supra renal (-), retraksi intercosta (-), perkusi resonan, ronchi +/+, wheezing -/-, vocal fremitus kuat dan simetris h. Jantung Batas jantung kiri ics 2 sternal kiri dan ics 4 sternal kiri, batas kanan ics 2 sternal kanan dan ics 5 axila anterior kanan, perkusi dullness, bunyi S1 dan S2 tunggal, Gallop (-), mur-mur (-), capillary refill 2-3 detik i. Bising usus (+), tidak ada benjolan, nyeri tekan pada kuadran kanan bawah, pembesaran hepar 2 jari lunak. j. Genitalia Tidak diperiksa k. Ekstermitas Akral hangat, edema (-/-), kekuatan 3/4, gerak yang tidak disadari (-) VII. Pemeriksaan Penunjang Laboratorium LED, Darah lengkap Radiologi EKG
  • 28. VIII. Terapi - Obat-obatan oral - Simvastatin 1 x 10 mg - Captopril 3 x 37,5 - ISDN 3 x 5 mg - As. Aceti Salisilat 1 x 80 mg - Bisoprol 1 x 5 mg - Nevrodex 1 x1 - Kalk 1 x 1 - Amilodipine 1 x 5 mg Obat- obatan iv : - Heparin 3000 unit - Dex 5% (40) + 10 mg isorbid 5cc/ mnt (habis stop) - Dex 5% + Heparin 16500 IV/24 jam - 4 liter/ mnt Nasal Kanul -Diet Diet jantung III ( 500 kal ), P. 50 gr. Tinggi kalium
  • 29. DIAGNOSA DAN INTERVENSI KEPERAWATAN No Diagnosa Tujuan dan kreteria Intervensi Rasional Keperawatan hasil I Nyeri dada Setelah dilakukan 1. Observasi menunda berhubungan tindakan keperawatan keluhan pasien melaporkan nyeri dengan adanya kondisi klien dapat ( nyeri, menghambat iskemik jaringan membaik denga intensitas, peredaan atau akibat kriteria: durasi) memerluukan penyempitan - tanda-tanda vital peningkatan arteri koroner. dalam batas dosis DS: normal;N:60-100 - Klien mengeluh x/mnt,TD:100- 2. Bantu membantu dalam nyeri dada 120/80-90 melakukan penurunan - mengatakan mmHg,P: 16-20 relaksasi misal respon atau cepat lelah x/mnt. mengajar nafas persepsi nyeri ketika - tidak ada hipotensi dalam melakukan - AGD dalam batas aktifitas sehari- normal 3 Kolaboratif dapat hari dan - tidak ada distensi pemberian obat menurunkan bertambah sesak vena jugularis analgetik nyeri hebat, DO: memberikan - TTV : sedasi dan TD : 130/ 72 mengurangi kerja mmHg, miokardium HR : 115x/menit Membantu reguler , RR : proses 20x/ menit, penyembuhan suhu : 36,2ºC pasien
  • 30. II Potensial Setelah dilakukan 1. Auskultasi - hipotensi dapat penurunan cardiac tindakan keperawatan tekanan darah terjadi output diharapkan intoleransi bandingkan sehubungan berhubungan aktifitas klien dapat kedua tangan dengan dengan perubahan teratasi denga criteria dan ukur dengan disfungsi irama jantung hasil: tidur, duduk dan ventrikel - TTV dalam batas berdiri DS: normal - Klien mengeluh - Sesak nafas 2. Anjurkan Agar pasien bisa sesak nafas berkurang pasien untuk beristirahat untuk - Klien tetap tenang. mengurangi mengatakan resiko ketika peningkatan melakukan tekanan darah. aktifitas sehari- 3. Beri 02 sesuai Membantu hari cepat lelah program pernafasan dan berdebar- pasien debar. 4. Bantu ADL Mengurangi DO: Pasien. beban jantung Pasien tampak akibat aktivitas gelisah, tampak yang berlebih. sesak nafas
  • 31. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN No Hari/ Diagnosa Implementasi Evaluasi tgl keperawatan I Jumat, Nyeri dada 1. Mengobservasi keluhan S: 25-1- berhubungan dengan pasien,nyeri dada, skala 5. Pasien mengatakan 13 adanya iskemik 2. Mengobservasi TTV dan nyeri berkurang Jam: 08.00 jaringan akibat Monitor Ekg tiap 1 jam. O: Sampa penyempitan arteri - Pasien tampak i koroner. 3. Membantu melakukan meringis 14.00 relaksasi yaitu mengajar kesakitan nafas dalam. - TTV: 4. Berkolaboratif pemberian ( TD:130/70 Therapi mmHg, RR: 20x/mnt, N: 102x?mnt, SB: 36,2ºC) A: masalah belum teratasi P: Lanjutkan intervensi I Sabtu S: Pasien mengatakan nyeri berkurang O: - Pasien tampak meringis kesakitan
  • 32. - TTV: ( TD:125/63 mmHg, RR: 22x/mnt, N: 1x98mnt, SB: 36,2ºC) A: masalah belum teratasi P: Lanjutkan intervensi II Senin S: Pasien mengatakan nyeri berkurang O: - Pasien tampak meringis kesakitan - TTV: ( TD:125/66 mmHg, RR: 20x/mnt, N: 100x?mnt, SB: 36,ºC) A: masalah belum teratasi P: Lanjutkan
  • 34. BAB V PENUTUP A. KESIMPULAN Infark Miocard adalah proses rusaknya jaringan jantung karena adanya penyempitan atau sumbatan pada arteri koroner sehingga suplai darah pada jantung berkurang yang menimbulkan nyeri yang hebat pada dada. Serangan jantung biasanya terjadi jika suatu sumbatan pada arteri koroner menyebabkan terbatasnya atau terputusnya aliran darah ke suatu bagian dari jantung. Jika terputusnya atau berkurangnya aliran darah ini berlangsung lebih dari beberapa menit, maka jaringan jantung akan mati. Keluhan yang khas ialah nyeri dada retrosternal, seperti diremas-remas, ditekan, ditusuk, panas atau ditindih barang berat. Diagnosis MCI biasanya dapat di diagnostik berdasar pada riwayat penyakit sekarang, EKG, dan serangkaian enzim serum. Prognosis tergantung pada beratnya obstruksi arteri dan dengan sendirinya banyaknya kerusakan jatung. B. SARAN Dengan terselesaikannya Makalah Asuhan Keperawatan dengan Aritmia ini diharapkan bagi mahasiswa keperawatan agar lebih bisa mengidentifikasi dan membedakan gejala Aritmia dengan gejala penyakit yang ada pada jantung.