Laporan pendahuluan asuhan keperawatan diabetes mellitus tipe 2Utik Pariani
laporan pendahuluan asuhan keperawatan DM tipe 2. definisi: Diabetes mellitus merupakan sekelompok kelainan heterogen yang ditandai oleh kenaikan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemia. etiologi: Factor genetic, Factor imunologi
Factor lingkungan, Usia (resistensi insulin cenderung meningkat pada usia diatas 65 tahun), Obesitas, Riwayat keluarga. pathway dan masalah keperawatan. pengkajian, diagnosa intervensi rasional
Laporan pendahuluan asuhan keperawatan diabetes mellitus tipe 2Utik Pariani
laporan pendahuluan asuhan keperawatan DM tipe 2. definisi: Diabetes mellitus merupakan sekelompok kelainan heterogen yang ditandai oleh kenaikan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemia. etiologi: Factor genetic, Factor imunologi
Factor lingkungan, Usia (resistensi insulin cenderung meningkat pada usia diatas 65 tahun), Obesitas, Riwayat keluarga. pathway dan masalah keperawatan. pengkajian, diagnosa intervensi rasional
saya sebagai penulis berharap karya yang saya ciptakan ini bermanfaat dan berguna, baik itu oleh diri saya sendiri maupun para pembaca blog ini ,. semoga bermanfaat :)
1. BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
DBD adalah suatu infeksi arbovirus akut yang masuk ke dalam tubuh melalui gigitan
nyamuk spesies aides. Penyakit ini sering menyerang anak, remaja, dan dewasa yang ditandai
dengan demam, nyeri otot dan sendi. Demam Berdarah Dengue sering disebut pula Dengue
Haemoragic Fever ( DHF ).
Setelah virus dengue masuk ke dalam tubuh, pasien akan mengalami keluhan dan
gejala karena viremia, seperti demam, sakit kepala, mual, nyeri otot, pegal seluruh badan,
hiperemi ditenggorokan, timbulnya ruam dan kelainan yang mungkin muncul pada system
retikuloendotelial seperti pembesaran kelenjar-kelenjar getah bening, hati dan limpa. Ruam
pada
DHF/DBD
disebabkan
karena
kongesti
pembuluh
darah
dibawah
kulit.
Fenomena patofisiologi utama yang menentukan berat penyakit DHF ialah meningginya
permeabilitas dinding kapiler karena pelepasan zat anafilaktosin, histamin dan serotonin
serta aktivasi system kalikreain yang berakibat ekstravasasi cairan intravaskuler. Hal ini
berakibat berkurangnya volume plama, terjadinya hipotensi, hemokonsentrasi efusi dan
renjatan.
Adanya kebocoran plasma ke daerah ekstravaskuler dibuktikan dengan ditemukannya
cairan dalam rongga serosa, yaitu dalam rongga peritoneum, pleura dan perikard. Renjatan
hipovolemik yang terjadi sebagai akibat kehilangan plasma, bila tidak segera teratasi akan
terjadi anoxia jaringan, asidosis metabolic dan kematian. Sebab lain kematian pada DHF
adalah perdarahan hebat. Perdarahan umumnya dihubungkan dengan trombositopenia,
gangguan
fungsi
trombosit
dan
kelainan
fungsi
trombosit.
Fungsi agregasi trombosit menurun mungkin disebabkan proses imunologis terbukti dengan
terdapatnya kompleks imun dalam peredaran darah. Kelainan system koagulasi disebabkan
diantaranya oleh kerusakan hati yang fungsinya memang tebukti terganggu oleh aktifasi
system koagulasi. Masalah terjadi tidaknya DIC pada DHF/ DSS, terutama pada pasien
dengan perdarahan hebat.
1
2. B. TUJUAN PENULISAN
Adapun tujuan dari penyusunan asuhan keperawatan kami kali ini yaitu :
Untuk memenuhi salah satu tugas yang diberikan oleh dosen pembimbing
Untuk melatih kemampuan mahasiswa dalam membuat konsep asuhan
keperawatan
Untuk salahsatu bahan pembelajaran yang dapat digunakan khususnya bagi
para mahasiswa
C. RUMUSAN MASALAH
Rumusan masalah yang kami ajukan yaitu :
Bagaimana konsep penyakit dari kasus demam berdarah dengue (DBD)
Bagaimana cara penyusunan asuhan keperawatan pada klien demam berdarah
dengue (DBD).
Bagaimana cara memberikan asuhan keperawatan pada klien demam berdarah
dengue (DBD)
2
3. BAB II
PEMBAHASAN
A. KONSEP PENYAKIT
1. PENGERTIAN
DBD adalah suatu penyakit yang di sebabkan oleh virus dengue (arbovirus) yang
masuk ke dalam tubuh melalui gigitan nyamuk aedes aegypti.Penyakit ini sering menyerang
anak, remaja, dan dewasa yang ditandai dengan demam, nyeri otot dan sendi. Demam
Berdarah Dengue sering disebut pula Dengue Haemoragic Fever ( DHF)
2. ETIOLOGI
Demam berdarah dengue (DBD) adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh Virus
dengue sejenis arbovirus
3. PATOFISIOLOGI
Infeksi virus dengue
↓
Kompleks virus antbody
↓
Aktifasi komplemen
↓
Peribialitas membrane meningkat
↓
Kebocoran plasma
↓
Hipofolemia
↓
Renjatan (syok) hipofolemia,hipotensi
↓
Asidosis metabolik
3
4. 4. KLASIFIKASI
Derajat 1 : demam di sertai gejala klinis lain atau peredaran spontan,uji
turniket positif,trombositopenia dan hemo kosentrasi
Derajat I I :
derajat I di sertai perdarahan spontan dikulit dan atau
peredaran lain
Derajat III : kegagalan sirkulasi (nadi cepat dan lemah,hipotensi,kolep dingin
lembab,gelisah).
Derajat IV : ranjatan berat,denyut nadi dan tekanan darah tidak dapat di
ukur
5. MANIFESTASI KLINIK
Demam tinggi 5-7 hari
Peredaran terutama peredaran bawah kulit;ptechie,ekhimosis,hematoma
Epistaksis, hematemesis, malena, hematuri
Mual, muntah, diare, tidak ada nafsu makan, konstipasi
Nyeri otot, tulang sendi, abdomen, dan ulu hati
Sakit kepala, pembengkakan sekitar mata
Pembesaran hati, limpa, dan kelenjar getah bening
Tanda-tanda renjetan (sianosis, kulit lembab dan dingin, tekanan darah
menurun, gelisah, capillary refill lebih dari 2 detik, nadi cepat dan lemah.
6. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Darah
lengkap
:
hemokosentrasi
(hematokrik
meningkat
20%
atau
lebih),trombositopenia (100.000/mm atau kurang)
Serologi : uji HI (Hemoaglutination inhibition test)
Roentgen thoraks: efusi pleura
7. PENATALAKSANAAN TERAPEUTIK
Minum banyak 1,5-2 L / 24 jam dengan air the,gula dan susu.
Anti piretik
4
5. Anti konfulsan jika terjadi kejang
Pemberian cairan melalui infusi,dilakukan jika pasien mengalami kesulitan
minum dan nilai hematokrik cenderung meningkat.
B. KONSEP ASKEP
1. Pengkajian
a. pengumpulan data
Sirkulasi
Gejala: - peningkatan suhu tubuh
- terjadi perdarahan
- denyut nadi cepat dan lemah
- kulit dingin dan lembab pada ekstremitas
Tanda : - sianosis
Makanan / cairan
Gejala : - tidak ada nafsu makan
- anoreksia
- mual, muntah
Tanda : - nampak lemas
- hipovolemik
- BB menurun
Aktivitas/istrahat
Gejala : - ketidak mampuan untuk tidur
Tanda : - penurunan kemampuan melakukan aktivitas sehari-hari
Integritas ego
Gejala : - perubahan pada pola hidup
Tanda :
5
6. b. Pengumpulan data
Ds :
Ibu klien mengatakan anaknya deman/panas
Ibu klien mengatakan anaknya tidak ada nafsu makan
Ibu klien mengatakan anaknya sering mual,muntah
Ibu klien mengatakan dingin pada ekstermitas anaknya
Ibu klien mengeluh cemas terhadap kondisi anaknya
Ibu klien mengeluh tidak tahu tentang keadaan anaknya
Do:
Klien nampak gelisah
Suhu tubuh anaknya 39 c
Klien nampak lemas
Porsi makan tidak dihabiskan
BB menurun
Turgor kulit tidak elastis
Sianosis
Denyut nadi cepat dan lemah
Kulit dingin dan lembab pada ekstremitas
Hopovolemik
Keluarga nampak gelisah
Kkeluarga nampak selalu menanyakan tentang keadaan anaknya
Terjadi perdarahan
c. Analisa data
No
1.
Problem
Devisit
cairan
volume
Etiologi
Infeksi virus dengue
↓
Permeabilitas kapiler
meningkat
Symptom
DS :
Ibu
klien
anaknya
mengatakan
sering
mual,muntah
6
7. ↓
DO :
Kebocoran plasma
Turgor kulit tidak elastis
(hemokosentrasi)
Terjadi perdarahan
↓
Perdarahan,mual dan muntah
↓
Hipovolemik
↓
Devisit volume cairan
2.
Hipertermi
Inveksi virus dengue
DS :
Ibu
↓
Respon hiperimin
↓
klien
mengatakan
anaknya demam/panas
DO :
Antigen-antibiotik
Suhu tubuh anak 39oc
↓
Klien nampak gelisah
Korteks serebri
↓
Hipertemi
3.
Gangguan perfusi
jaringan
Infeksi virus dengue
DS :
Ibu
↓
Permeabilitas kapilor
Kebocoran
plasma(hermokosentrasi)
↓
Perdarahan,sianosis
mengatakan
dingin pada ekstermitas
meningkat
↓
klien
anaknya
DO :
Terjadi perdarahan
Sianosis
Kulit dingin dan lembab
pada ekstermitas
↓
Gangguan perfusi jaringan
7
8. 4.
Intake
nutrisi
kurang
dari
kebutuhan tubuh
Infeksi firus dengue
DS :
Ibu
↓
Terjadi erosi lambung
mengatakan
anaknya tidak ada nafsu
↓
makan
Anoreksia
Ibu
↓
klien
anaknya
Intake nuitrisi dan cairan
menurun
klien
mengatakan
sering
mual,
muntah
DO :
↓
Klien nampak lemas
Nutrisi kurang dari
Porsi
kebutuhan tubuh
makan
tidak
dihabiskan
BB menurun
5.
Ansietas
Adanya faktor penyebab
DS :
Keluarga mengelu cemas
↓
Perubahan status kesehatan
atas kondisi anaknya
↓
Keluarga mengeluh tidak
Keluarga klien kurang
tahu
pengetahuan
↓
Pola koping tidak efektif
DO :
Keluarga nampak selalu
menanyakan
Stress psikologis
ansietas
keadaan
anaknya
↓
↓
tenteng
tentang
keadaan anaknya
Keluarga nampak gelisah.
2. Diagnosa Keperawatan
a.
Devisit
volume
cairan
berhubungan
dengan
peningkatan
pemeabilitas
kapiler, perdarahan, muntah dan demam ditandai dengan :
8
9. DS :
Ibu klien mengatakan anaknya sering mual,muntah
DO :
b.
Turgor kulit tidak elastis
Terjadi perdarahan
Hipertemi berhubungan dengan proses infeksi virus ditandai dengan :
DS :
Ibu klien mengatakan anaknya demam/panas
DO :
c.
Suhu tubuh 39o c
Klien nampak gelisah
Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan perdarahan
ditandai dengan :
DS :
Ibu klien mengatakan dingin pada ekstermitas anaknya
DO :
Sianosis
d.
Terjadi perdarahan
Kulit dingin dan lembab pada ekstermitas
Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan terjadi
erosi di lambung ditandai dengan :
DS :
Ibu klien mengatakan anaknya tidak ada nafsu makan
Ibu klien mengatakan anaknya sering mual, muntah
9
10. DO :
Porsi makan tidak dihabiskan
e.
Klien nampak lemas
BB menurun
Ansietas ibu berhubungan dengan perubahan status kesehatan anaknya
ditandai dengan :
DS :
Keluarga klien mengeluh cemas terhadap keadaan anaknya
Keluarga klien mengeluh tidak tahu tentang kondisi anaknya
DO :
Keluarga nampak selalu menanyakan tentang keadaan anaknya
Keluarga nampak gelisah
3. Rencana Keperawatan
No.
1.
Tujuan
Intervensi
Rasional
Tupan :
Setelah
diberikan
tindakan
keperawatan
1. Observasi
TTV
klien
untuk
selama 4 hari devisit
volume cairan teratasi.
1. Sebagai data dasar
intervensi
selanjutnya
2. Observasi
intake
dan output cairan
2. Untuk
mengontrol
Setelah
diberikan
tindakan
keperawatan
selama 2 hari
devisit
dalam
pemenuhan
Tupen :
klien
cairan
dan elektrolik
3. Anjurkan
kepada
3. Dengan
minum
air
ibu kllienagar klien
hangat yang sering
volume cairan berangsur
sering
dapat
teratasi
hangat yang banyak
dengan
minum
air
mencegah
dehidrasi berat
10
11. criteria:
-
4. Kolaborasi
Turgor
kulit
tim
dengan
medis
elastis
-
pemberian
Perdarahan
dalam
obat
atau cairan
terjadinya dehidrasi
berat
yang
memerlukan bantuan
teratasi
2.
4. Mencegah
secara cepat
Tupan :
Setelah
diberikan
tindakan
1. Observasi
keperawatan
selama
3
hari
tubuh
anak
suhu
tubuh klien
untuk
suhu
kembali
2. Anjurkan pada ibu
klien
agar
diberi
klien
kompres
hangat
3.
Setelah
diberikan
tindakan
selama
keperawatan
3
hari
tubuh
suhu
intervensi
selanjutnya
normal.
Tupen :
1. Sebagi data dasar
2. Dengan
kompres
hangat
dapat
menurukecepatan
suhu tubuh klien
Kolaborasi dengan
3. Antipiretik
tim medis tentang
membantu
pemberian
menurunkan
obat
antipiretik
suhu
tubuh
berangsur
menurun
dengan
criteria:
-
Suhu tubuh klien
normal(36,5oc)
-
Klien
nampak
tenang
3.
Tupan :
Setelah diberi tindakan
1. Pantau TTV, suhu
keperawatan selama 1
dan
minggu pervusi jaringan
kapiler
anak kembali normal.
2. Pantau
mengkaji
pengisian
1. Untuk
menentukan
intervensi
selanjutnya
dan
sirkulasi
2. Untuk
memberikan
informasi
tentang
11
12. Tupen :
pada ekstermitas
keadaan
sirkulasi
Setelah diberi tindakan
kecepatan pengisian
keperawatan
kapiler
hari
selama 2
pervusi
jaringan
3. Lakukan
pijat
berangsur-angsur
masase
membaik
daerah ekstermitas
dengan
criteria:
-
pada
Perdarahan
4. Berikan
oksigen
tambahan
Tidak ada tanda
indikasi
sianosis
sesui
pengisisan kapiler
4. Untuk
memenuhi
kebutuhan
jaringan
akan oksigen
5. Kolaborasi
dengan
tim
dokter
pemberian
cairan
intravena
4.
melancarkan
dengan minyak pijat
teratasi
-
3. Dengan pijatan akan
5. Untuk
mempertahankan
volume sirkulasi dan
perfusi
Tupen :
Setelah
tindakan
diberikan
keperawatan
1. Observasi
intake
dan output nutrisi
selama 1 minggu nutrusi
kurang dari kebutuhan
tubuh teratasi.
1. Untuk
mengontrol
klien
dalam
memenuhi nutrisi
2. Timbang
berat
badan klien
2. Untuk
mengetahaui
keefektifan
pemberian diet
3. Beri makan dalam
Tupen :
Setelah
tindakan
porsi
diberikan
keperawatan
kecil
tapi
sring
4. Anjurkan
3. Menjaga
kebutuhan
nutrisi
tetap
terpenuhi
kepada
4. Dapat
menarik
selama 2 hari nutrisi
keluarga untuk beri
perhatian
kurang dari kebutuhan
makanan
untuk
tubuh
bentuk
teratasi
criteria:
berangsiur
dengan
dalam
menarik
bagi klien
5. Kolaborasi
makan
klien
dan
meningkatkan nafsu
makan
dengan
5. Mengetahui
jenis
12
13. -
Nafsu
makan
-
Porsi
makanan yang cocok
masalah diet klien
klien baik
tim ahli gizi dalam
untuk klien
makan
dihabiskan
5.
BB bertambah
Tupan :
Setelah
tindakan
diberikan
keperawatan
1. Kaji
faktor
1. Sebagai data dasar
kecemasan ibu
untuk
selama 2 hari ansietas
ibu teratasi.
selama
HE
akan
2. Agar orang tua klien
pentingnya
Setelah
tindakan
selanjutnya
2. Beri
Tupen :
diberikan
keperawatan
-+
1
hari
dapat
memehami
penanganan secara
cara
menangani
dini
penyakit anaknya
3. Beri
dorongan
ansietas ibu berangsiur
motivasi
teratasi
3. Menguatkan
orang tua klien
dengan
kepada
batin
orang tua klien dan
dapat
criteria:
-
intervensi
mengurangi
kecemasan orang tua
Ibu klien nampak
klien
tenang
4. Evaluasi
Dx
1.
Hari/tanggal
Senin
30-04-2012
Jam
Implementasi
Evaluasi
1. Mengobservasi TTV
S :
Ibu klien
2. Mengobservasi intake mengatakan
dan output cairan
Hasil:
masukan
anaknya sudah
dan tidak
muntah
keluarkan cairan tidak lagi
seimbang
13
14. 3. Menganjurkan kepada O
ibu klien
:
Turgor
agar klien kulit
mulai
sering diberi minuman membaik
hangat yang banyak
keadaan umum
Hasil: klien mengikuti lemah
anjuran perawat
4. Menkolaborasikan
dengan
tim
dalam
A:
Masalah
dokter teratasi
pemberian
obat/cairan
Hasil: terpasang infus
2.
Senin
30-04-2012
P:
dipertahankan
1. Menhgobservasi
Interfensi
suhu S
stubh klien
:
Ibu
mengatakan
hasilnya : suhu tubuh suhu
tubuh
370 c
tidak
anaknya
2. Menganjurkan pada ibu panas lagi
klien di beri kompres
O : Suhu tubuh
hangat
hasilnya : ibu klien kembali normal
mengikuti anjuran tsb
tim
medis
pemberian A
tentang
:
obat
berikan
anjuran dokter
3.
Senin
30-04-2012
:
Masalah
teratasi
anti piratek
hasilnya
klien
nampak tenang
3. Mengkolaborasikan
dengan
Wajah
di
sesuai P : Intervensi
dipertahankan
1. Pantau TTV, suhu, dan S : Ibu klien
pengisian kapiler
mengatakan
estremitas
14
15. 2. Pantau dan mengkaji sudah
sirkulasi
hangat
pada kembali
estremitas
3. Lakukan pijat masase O : Pengisian
pada
daerah kapiler
mulai
estremitas
dengan normal kembali
minyak urut
4. Berikan
oksigen A
tambahan
: Masalah
sesuai teratasi
indikasi
5. Kolaborasi dengan tim P : Intervensi
dokter peberisn cairan dipertahankan
intravena
4.
Senin
30-04-2012
1. Mengobservasi intake S : Ibu klien
dan output nutrisi
Hasilnya
:
mengatakan
nutisi nafsu
makan
kurang dari kebutuhan klien membaik
tubuh
Porsi
-
makan
2. Menimbang
berat
dihabisk
badan klien
an
Hasilnya : BB mulai
Nafsu
-
naik
makan
meningk
3. Memberi makan dalam
at
porsi kecil tapi sering
Hasilnya : klien mau A
:
Masalah
makan dan porsi makan teratasi
dihabiskan
P : Intervensi
15
16. 4. Menganjurkan pada ibu di pertahankan
klien untuk memberi
makan dalam bentuk
menarik bagi klien
Hasilnya
:
ibu
mengikuti anjuran
5. Mengkolaborasikan
dengan tim ahli gizi
dalam
masalah
diet
klien
Hasilnya
:
anjuran
dilakukan.
5.
Senin
30-04-2012
1. Mengkaji
faktor S : Ibu klien
kecemasan ibu
Hasil
:
ibu
mengatakan
klien sudah
nampak cemas
tidak
cemas lagi
2. Memberi anjuran pada O : Wajah ibu
ibu
akan
pentingnya klien
penanganan secara dini
nampak
sudah
mulai
Hasilnya : ibu klien tenang
mau
mendengarkan
dengan seksama
A
:
Masalah
mulai teratasi
3. Memberi dorongan dan
motivasi
pada
ortu P
klien agar tetap sabar
:
Intrvensi
dipertahankan
Hasilnya : ibu klien
mau bersabar
16
17. BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Adapun kesimpulan yang dapat kami simpulkan pada askep kami ini bahwa
DBD adalah suatu infeksi arbovirus akut yang masuk ke dalam tubuh melalui gigitan
nyamuk spesies aides. Penyakit ini sering menyerang anak, remaja, dan dewasa yang
ditandai dengan demam, nyeri otot dan sendi. Demam Berdarah Dengue sering
disebut pula Dengue Haemoragic Fever ( DHF ).
B. SARAN
Adapun saran yang dapat kami ajukan yaitu :
Kami selaku penyusun askep ini menyadari bahwa askep yang kami susun ini
masih jauh dari kesempurnaan oleh karena itu kami selaku penyusun
sangat mengaharapkan kritik dan saran yang sifatnya sangat membangun
guna perbaikan di askep lain dikedepannya.
Apabila dalam askep kami ini terdapat kesalahan pengetikan kata atau
kalimat kami memohon maaf dan harap dimaklumi karena kami selaku
penyusun juga adalah manusia biasa yang tak luput dari salah dan khilaf.
17