ASKEP Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) memberikan panduan asuhan keperawatan untuk penyakit demam berdarah yang disebabkan virus dengue, meliputi konsep penyakit, manifestasi klinis, diagnosa, dan implementasi keperawatan seperti manajemen hipovolemia."
150111001 ainun musrifah tohir studi kasus_bab 2Dodit Mujiono
STUDY KASUS
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGUE HAEMORRHAGIC FEVER (DHF) DENGAN MASALAH KEPERAWATAN
GANGGUAN PERFUSI JARINGAN
DI UPT PUSKESMAS KEBOMAS
KABUPATEN GRESIK
PPT Asuhan Keperawatan dengan Demam berdarah Duenge (DBD)Dini Rohmah
Demam berdarah dengue adalah infeksi akut yang disebabkan oleh arbovirus (Arthropadborn Virus) dan ditularkan melalui gigitan nyamuk Aides (Aides albopictus dan Aedes Aegepty) (Ngastiyah, 2005).
DHF (Dengue Haemorragic Fever) atau demam berdarah dengue (DBD) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus dengue dan ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegipty. (DR. Nursalam, 2005)
150111001 ainun musrifah tohir studi kasus_bab 2Dodit Mujiono
STUDY KASUS
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGUE HAEMORRHAGIC FEVER (DHF) DENGAN MASALAH KEPERAWATAN
GANGGUAN PERFUSI JARINGAN
DI UPT PUSKESMAS KEBOMAS
KABUPATEN GRESIK
PPT Asuhan Keperawatan dengan Demam berdarah Duenge (DBD)Dini Rohmah
Demam berdarah dengue adalah infeksi akut yang disebabkan oleh arbovirus (Arthropadborn Virus) dan ditularkan melalui gigitan nyamuk Aides (Aides albopictus dan Aedes Aegepty) (Ngastiyah, 2005).
DHF (Dengue Haemorragic Fever) atau demam berdarah dengue (DBD) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus dengue dan ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegipty. (DR. Nursalam, 2005)
Sebagai salah satu pertanggungjawab pembangunan manusia di Jawa Timur, dalam bentuk layanan pendidikan yang bermutu dan berkeadilan, Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur terus berupaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan masyarakat. Untuk mempercepat pencapaian sasaran pembangunan pendidikan, Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur telah melakukan banyak terobosan yang dilaksanakan secara menyeluruh dan berkesinambungan. Salah satunya adalah Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) jenjang Sekolah Menengah Atas, Sekolah Menengah Kejuruan, dan Sekolah Luar Biasa Provinsi Jawa Timur tahun ajaran 2024/2025 yang dilaksanakan secara objektif, transparan, akuntabel, dan tanpa diskriminasi.
Pelaksanaan PPDB Jawa Timur tahun 2024 berpedoman pada Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 1 Tahun 2021 tentang Penerimaan Peserta Didik Baru, Keputusan Sekretaris Jenderal Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi nomor 47/M/2023 tentang Pedoman Pelaksanaan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 1 Tahun 2021 tentang Penerimaan Peserta Didik Baru pada Taman Kanak-Kanak, Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, Sekolah Menengah Atas, dan Sekolah Menengah Kejuruan, dan Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 15 Tahun 2022 tentang Pedoman Pelaksanaan Penerimaan Peserta Didik Baru pada Sekolah Menengah Atas, Sekolah Menengah Kejuruan dan Sekolah Luar Biasa. Secara umum PPDB dilaksanakan secara online dan beberapa satuan pendidikan secara offline. Hal ini bertujuan untuk mempermudah peserta didik, orang tua, masyarakat untuk mendaftar dan memantau hasil PPDB.
3. A. Konsep Penyakit
1. Pengertian
Dengue Hemorrhagic Fever
(DHF) adalah penyakit demam akut yang
ditandai dengan empat gejala klnis utama
yaitu demam tinggi, perdarahan,
hepatomegali, dan tanda kegagalan
sirkulasi sampai timbul rejatan (sindrom
rejatan dengue) sebagai akibat dari
kebocoran plasma yang dapat
menyebabkan kematian.
4. 2. Anatomi Fisiologis
A. Pembuluh Darah
1. Arteri
2. Vena
3. Kapiler
B. Darah
1. Sel-sel darah
a. Eritrosit
b. Leukosit
c. Trombosit
2. Plasma
5. 3. Etiologi Menurut Soedarto (2012),
demam haemorrhagic
fever (DHF) disebabkan
oleh :
b. Vektor.
Virus dengue serotipe 1, 2, 3, dan 4 yang ditularkan melalui
vektor yaitu nyamuk aedes aegypti, nyamuk aedes albopictus, aedes
polynesiensis dan beberapa spesies lain merupakan vektor yang kurang
berperan
a. Virus Dengue.
Virus dengue yang menjadi
penyebab penyakit ini termasuk ke dalam
Arbvirus (Arthropodborn virus) group B, tetapi
dari empat tipe yaitu virus dengue tipe 1,2,3
dan 4 dapat dibedakan satu dari yg lainnya
secara serologis.
6. 4. Manifestasi Klinis
4) Mual muntah
5) Nyeri perut kanan atas
atau seluruh bagian perut
1) Demam.
2) Perdarahan.
3) Anoreksia
6) Nyeri kepala
7) Nyeri otot dan sendi
8) Trombositopenia (< 100.000/
mm3 )
9) Hepatomegali.
10) Renjatan (Syok).
7. 5. Klasifikasi
WHO dalam buku Nurarif (2013) membagi DBD/DHF menjadi 4 derajat, yaitu sebagai
berikut:
Derajat I
Demam disertai gejala tidak khas, hanya terdapat manifestasi
perdarahan(ujitourniquiet positif).
Derajat II
Seperti derajat I disertai perdaarahan spontan di kulit dan perdarhan lain.
Derajat III
Ditemukan kegagalan sirkulasi darah dgn adanya nadi cepat dn lemah, tekanan
darah meurun (kurang dari 20 mmHg) atau hipotnsi disrtai kulit yang dingin dan
lembab, gelisah
Derajat IV
Renjatan berat dengan nadi tak terba dan tekanan darah yang tidak dapat diukur
8. 6. Patofisiologi
Menurut Huda dan Kusuma 2015 Virus dengue maasuk ke dalaam tubuh
manusia akan menyebabkan klien mengalami viremia. Beberpa tanda dan
gejala yang muncul seperti demam, sakit kepla, mual, nyeri otot, pegal seluruh
tubuh, timbulnya ruam dan kelainan yang mungkin terjadi pada sistem vaskuler.
Pada penderita DBD, terdapat kerusakan yang umum pada sistem vaskuler
yang mengakibatkan terjadinya peningkatan permeabilitas dinding pembuluh
darah. Plasma dapat menembus dinding vaskuler selama pross perjalanan
penyakit, dari mulai demam hingga klien mengalami renjatan berat.
Volume plasma dapat meniurun hingga 30%.
9. 7. Pemeriksaan Penunjang
Mars
Despite being
red, Mars is a
cold place, not
hot
a) Darah
Trombosit menurun
Hb Meningkat lebih 20 %
Ht Meningkat Lebih 20 %
Leukosit menurun pada hari ke – 2 dan ke – 3
Protein darah rendah
Ureum PH bias meningkat
Na dan Cl rendah
b) Rontgen thorax
c) Uji tourniket ( Positif )
10. 8. Penatalaksanaan
a. Keperawatan
Masalah pasien yg perlu diperhatikan ialah bahaya kegagalan sirkulasi darah, resiko
terjadi pendrahan, gangguan suhu tubuh, akibat infeksi virus dengue, ganggan rasa
amman dan nyaman, kurangnya pengetahuan orang tua mengenai penyakit.
b. Medis
1. DHF tanpa renjatan
Infus diberikan pada pasien DHF tanpa renjatan apabila :
1). Pasien terus-menerus muntah, tidak dapat diberikan minum sehingga
mengancam terjadinya dehidrasi.
2). Hematokrit yang cenderung meningkat.
2. DHF disertai renjatan (DSS)
Pasien yang mengalami renjatan (syok) harus segera dipasang infus sebagai
penganti cairan yang hilang akibat kebocoran plasma. Cairan yang diberikan
bisanya Ringer Laktat.
11. 9. Komplikasi
Menuruut Widagdo (2012) komplikasi DBD adalah sebagai
berikut:
a. Gagal ginjal.
b. Efusi pleura.
c. Hepatomegali.
d. Gagal jantung
12. B. Konsep Asuhan Keperawatan
Keluhan Utama
Alasan/keluhan yang menonjol pada pasien DHF untuk datang ke rumah sakit adalah panas tinggi dan anak
lemah.
Riwayat Penyakit Sekarang
Didapatkan adanya keluhan panas mendadak yang disertai menggigil dan saat demam kesadaran composmentis.
Turunnya panas terjadi antara hari ke-3 sampai ke-7, dan anak semakin lemah. Kadang-kadang disertai dengan
keluhan batuk, pilek, nyeri telan, mual, muntah, anoreksia, diare/konstipasi, sakit kepala, nyeri otot dan
persendian, nyeri ulu hati dan pergerakan bola mata terasa pegal, serta adanya manifestasi perdarahan pada
kulit, gusi (grade III, IV), melena atau hematesis.
Riwayat penyakit dahulu
Penyakit apa saja yang pernah diderita pada DHF, anak bisa mengalami serangan ulangan DHF dengan tipe virus
yang lain.
Riwayat penyakit keluarga
Penyakit apa saja yang pernah di derita sama keluarga klien
13. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik Meliputi inspeksi, palpasi, auskultasi, dan perkusi dari ujung rambut
sampai jung kaki. Pemeriksaan fisik secara umum:
Grade I : kesadaran composmentis, keadaan umum lemah, tanda-tanda vital dan nadi
lemah.
Grade II : kesadaran composmentis, keadaan umum lemah, ada perdarahan spontan
petekia, perdarahan gusi dan telinga, serta nadi lemah, kecil, dan tidak teratur.
Grade III : Kesadaran apatis, somnolen, keadaan umum lemah, nadi lemah, kecil dan
tidak teratur, serta tensi menurun.
Grade IV : Kesadaran koma, tanda-tanda vital nadi tidak teraba, tensi tidak terukur,
pernapasan tidak teratur, ekstremitas dingin, berkeringat, dan kulit.
14. Pemeriksaan Laboratorium
Pada pemeriksaan darah pasien DHF akan
dijumpai :
Hb dan PCV meningkat (> dari 20 %).
Trobositopenia (< dari 100.000/ml).
Leucopenia (mungkin normal atau
lekositosis).
Ig. D. dengue positif.
Hasil pemeriksaan kimia darah
menunjukkan :
hipoproteinemia, hipokloremia, dan
hiponatremia.
Urium dan pH darah mungkin meningkat.
Asidosis metabolik : pCO2< 35 – 40 mmHg
dan HCO3 rendah.
SGOT / SGPT mungkin meningkat.
16. N
O
DIAGNOSA TUJUAN
SLKI
INTERVENSI
SIKI
1
.
Hipovolemia berhubungan dengan
Peningkatan permeabilitas kapiler
ditandai dengan mukosa bibir
kering
Setelah dilakukan tindakan
keperawatan 3 x 24 jam diharapkan
hipovolemia membaik.
Kriteria Hasil :
Status Cairan
Turgor kulit membaik
Perasaan lemah menurun
Intake cairan membaik
Suhu tubuh membaik
Manajemen hipovolemia
Observasi :
- Periksa tanda dan gejala hipovolemik
( tekanan darah menurun, membrane
mukosa kering, hematocrit
meningkat )
- Monitor intake dan output cairan
Terapeutik :
- Berikan asupan cairan oral
Edukasi :
- Anjurkan memperbanyak asupan
cairan oral
Kolaborasi :
- Kolaborasi pemberian cairan IV
isotonis ( misalnya : RL )
Intervensi Keperawatan
17. Implementasi Keperawatan
Implementasi keperawatan merupakan
serangkaian tindakan yang dilakukan
oleh perawat maupun tenaga medis
lain untuk membantu pasien dalam
proses penyembuhan dan perawatan
serta masalah kesehatan yang
dihadapi pasien yang sebelumnya
disusun dalam rencana keperawatan
(Nursallam, 2011).
18. Evaluasi
Menurut Nursalam, 2011 , evaluasi
keperawatan terdiri dari dua jenis yaitu :
a. Evaluasi formatif. Evaluasi ini disebut juga
evaluasi berjalan dimana evaluasi
dilakukan sampai dengan tujuan
tercapai
b. Evaluasi somatif , merupakan evaluasi
akhir dimana dalam metode evaluasi
ini menggunakan SOAP.