makanan anak prasekolah sangat berpengaruh bagi tumbuh kembang anak karena pada saat tumbuh kembang anak harus mempunyai Gizi dan Nutrisi yang seimbang
makanan anak prasekolah sangat berpengaruh bagi tumbuh kembang anak karena pada saat tumbuh kembang anak harus mempunyai Gizi dan Nutrisi yang seimbang
Presentasi vitamin secara umum yang terdiri dari vitamin larut lemak dan laru...
Makalah agung : Defisiensi Karbohidrat MARASMUS
1. GIZI BURUK DEFISIENSI KARBOHIDRAT : MARASMUS
Oleh Agung Putra Nugraha
Kajian Pustaka
GIZI BURUK DEFISIENSI KARBOHIDRAT : MARASMUS
TUGAS MATA KULIAH
GIZI DAN KESEHATAN
Oleh
Agung Putra Nugraha
(24020113140095)
DEPARTEMEN BIOLOGI
FAKULTAS SAINS DAN MATEMATIKA
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2016
2. GIZI BURUK DEFISIENSI KARBOHIDRAT : MARASMUS
Oleh Agung Putra Nugraha
Pendahuluan
Gizi buruk merupakan status
kondisi seseorang yang kekurangan
nutrisi, atau nutrisinya di bawah
standar rata-rata. Status gizi buruk
dibagi menjadi tiga bagian. yakni
gizi buruk karena kekurangan protein
(disebut kwashiorkor), karena
kekurangan karbohidrat atau kalori
(disebut marasmus), dan kekurangan
keduaduanya. Gizi buruk ini
biasanya terjadi pada anak balita
(bawah lima tahun) dan ditampakkan
oleh membusungnya perut (busung
lapar). Gizi buruk adalah suatu
kondisi di mana seseorang
dinyatakan kekurangan zat gizi, atau
dengan ungkapan lain status gizinya
berada di bawah standar rata-rata.
Zat gizi yang dimaksud bisa berupa
protein, karbohidrat dan kalori. Gizi
buruk (severe malnutrition) adalah
suatu istilah teknis yang umumnya
dipakai oleh kalangan gizi, kesehatan
dan kedokteran. Gizi buruk adalah
bentuk terparah dari proses
terjadinya kekurangan gizi menahun
(Nency, 2005).
Anak balita (bawah lima
tahun) sehat atau kurang gizi dapat
diketahui dari pertambahan berat
badannya tiap bulan sampai usia
minimal 2 tahun (baduta). Apabila
pertambahan berat badan sesuai
dengan pertambahan umur menurut
suatu standar organisasi kesehatan
dunia, dia bergizi baik. Kalau sedikit
dibawah standar disebut bergizi
kurang yang bersifat kronis. Apabila
jauh dibawah standar dikatakan
bergizi buruk. Jadi istilah gizi buruk
adalah salah satu bentuk kekurangan
gizi tingkat berat atau akut (Pardede,
2006).
Terdapat 3 tipe gizi buruk adalah
marasmus, kwashiorkor, dan
marasmus-kwashiorkor. Perbedaan
tipe tersebut didasarkan pada ciri-ciri
atau tanda klinis dari masing-masing
tipe yang berbeda-beda.
Marasmus
Marasmus adalah gangguan
gizi karena kekurangan karbohidrat.
Gejala yang timbul diantaranya muka
seperti orangtua (berkerut), tidak
terlihat lemak dan otot di bawah kulit
(kelihatan tulang di bawah kulit),
rambut mudah patah dan kemerahan,
gangguan kulit, gangguan
3. GIZI BURUK DEFISIENSI KARBOHIDRAT : MARASMUS
Oleh Agung Putra Nugraha
pencernaan (sering diare),
pembesaran hati dan sebagainya.
Anak tampak sering rewel dan
banyak menangis meskipun setelah
makan, karena masih merasa lapar.
Berikut adalah gejala pada marasmus
adalah (Depkes RI, 2000) :
a. Anak tampak sangat kurus karena
hilangnya sebagian besar lemak dan
ototototnya, tinggal tulang
terbungkus kulit
b. Wajah seperti orang tua
c. Iga gambang dan perut cekung
d. Otot paha mengendor (baggy pant)
e. Cengeng dan rewel, setelah
mendapat makan anak masih terasa
lapar
Arisman (2004) menjelaskan bahwa
marasmus adalah suatu bentuk
malgizi protein energi karena
kelaparan, semua unsur diet kurang.
Marasmus terjadi karena masukan
kalori yang tidak adekuat, penyakit
usus menahun, kelainan metabolik
atau infeksi menahun seperti
tuberkolosis. Nelson (2007),
penyebab utama marasmus adalah
kurang kalori protein yang dapat
terjadi karena : diet yang tidak
cukup, kebiasaan makan yang tidak
tepat seperti hubungan orang tua
dengan anak terganggu, karena
kelainan metabolik atau malformasi
kongenital. Keadaan ini merupakan
hasil akhir dari interaksi antara
kekurangan makanan dan penyakit
infeksi. Selain faktor lingkungan ada
beberapa faktor lain pada diri anak
sendiri yang dibawa sejak lahir,
diduga berpengaruh terhadap
terjadinya marasmus. Secara garis
besar sebab-sebab marasmus
adalah sebagai berikut :
a. Masukan makanan yang kurang :
marasmus terjadi akibat masukan
kalori yang sedikit, pemberian
makanan yang tidak sesuai dengan
yang dianjurkan akibat dari
ketidaktahuan orang tua si anak,
misalnya pemakaian secara luas susu
kaleng yang terlalu encer.
b. Infeksi yang berat dan lama
menyebabkan marasmus, terutama
infeksi enteral misalnya infantil
gastroenteritis, bronkhopneumonia,
pielonephiritis dan sifilis kongenital.
4. GIZI BURUK DEFISIENSI KARBOHIDRAT : MARASMUS
Oleh Agung Putra Nugraha
c. Kelainan struktur bawaan
misalnya : penyakit jantung bawaan,
penyakit Hirschpurng, deformitas
palatum, palatoschizis,
mocrognathia, stenosis pilorus.
Hiatus hernia, hidrosefalus, cystic
fibrosis pankreas
d. Prematuritas dan penyakit pada
masa neonatus. Pada keadaan
tersebut pemberian ASI kurang
akibat reflek mengisap yang kurang
kuat
e. Pemberian ASI yang terlalu lama
tanpa pemberian makanan tambahan
yang cukup
f. Gangguan metabolik, misalnya
renal asidosis, idiopathic
hypercalcemia, galactosemia, lactose
intolerance
g. Tumor hypothalamus, kejadian ini
jarang dijumpai dan baru ditegakkan
bila penyebab maramus yang lain
disingkirkan
h. Penyapihan yang terlalu dini
desertai dengan pemberian makanan
tambahan yang kurang akan
menimbulkan marasmus
i. Urbanisasi mempengaruhi dan
merupakan predisposisi untuk
timbulnya marasmus, meningkatnya
arus urbanisasi diikuti pula
perubahan kebiasaan penyapihan dini
dan kemudian diikuti dengan
pemberian susu manis dan susu yang
terlalu encer akibat dari tidak mampu
membeli susu, dan bila disertai
infeksi berulang terutama
gastroenteritis akan menyebabkan
anak jatuh dalam marasmus.
Dampak Gizi Buruk
Kondisi gizi buruk akan
mempengaruhi banyak organ dan
sistem, karena kondisi gizi buruk ini
juga sering disertai dengan defisiensi
(kekurangan) asupan mikro/makro
nutrien lain yang sangat diperlukan
bagi tubuh. Gizi buruk akan
memporak porandakan sistem
pertahanan tubuh terhadap
mikroorganisme maupun pertahanan
mekanik sehingga mudah sekali
terkena infeksi. Secara garis besar,
dalam kondisi akut, gizi buruk bisa
mengancam jiwa karena berberbagai
disfungsi yang di alami, ancaman
yang timbul antara lain hipotermi
(mudah kedinginan) karena jaringan
5. GIZI BURUK DEFISIENSI KARBOHIDRAT : MARASMUS
Oleh Agung Putra Nugraha
lemaknya tipis, hipoglikemia (kadar
gula dalam darah yang dibawah
kadar normal) dan kekurangan
elektrolit dan cairan tubuh. Jika fase
akut tertangani dan namun tidak di
follow up dengan baik akibatnya
anak tidak dapat ”catch up” dan
mengejar ketinggalannya maka
dalam jangka panjang kondisi ini
berdampak buruk terhadap
pertumbuhan maupun
perkembangannya.
Akibat gizi buruk terhadap
pertumbuhan sangat merugikan
performance anak, akibat kondisi
”stunting” (postur tubuh kecil
pendek) yang diakibatkannya dan
perkembangan anak pun terganggu.
Efek malnutrisi terhadap
perkembangan mental dan otak
tergantung dangan derajat beratnya,
lamanya dan waktu pertumbuhan
otak itu sendiri. Dampak terhadap
pertumbuhan otak ini menjadi patal
karena otak adalah salah satu aset
yang vital bagi anak. Beberapa
penelitian menjelaskan, dampak
jangka pendek gizi buruk terhadap
perkembangan anak adalah anak
menjadi apatis, mengalami gangguan
bicara dan gangguan perkembangan
yang lain. Sedangkan dampak jangka
panjang adalah penurunan skor tes
IQ, penurunan perkembangn
kognitif, penurunan integrasi sensori,
gangguan pemusatan perhatian,
gangguan penurunan rasa percaya
diri dan tentu saja merosotnya
prestasi anak (Nency, 2005)
Kesimpulan
Marasmus adalah gangguan
gizi karena kekurangan karbohidrat
atau suatu bentuk malgizi protein
energi karena kelaparan, semua
unsur diet kurang.
Daftar Pustaka
Arisman, 2004. Gizi dalam Daur
Kehidupan : Buku Ajar Ilmu
Gizi. Buku Kedokteran EGC
: Jakarta
Depkes RI, 2000. Pedoman
Tatalaksana Kekurangan
Energi Protein pada Anak di
Rumah Sakit
Kabupaten/Kodya/ Jakarta
6. GIZI BURUK DEFISIENSI KARBOHIDRAT : MARASMUS
Oleh Agung Putra Nugraha
Nancy, 2005. Gizi Buruk Ancaman
Generasi Yang Hilang.
www.io.ppi-
jepang.org/article.php?id113
Nelson 2007. Malnutrition. In Nelson
WE(ed) Mitchel Nelson Text
Book of Pediatrics 5th
edition. WB Sunders Co.
Philadelphia & London
Pardede, J, 2006. Atasi Gizi Buruk
dengan Komprehensif dan
Berkelanjutan, www.
Analisadaily.com.