Dokumen tersebut membahas tentang hipertensi atau tekanan darah tinggi, termasuk definisi, klasifikasi, gejala, komplikasi, dan penanganannya pada berbagai kelompok usia seperti dewasa, anak-anak, bayi, dan ibu hamil.
Penyakit hipertensi adalah penyakit yang mematikan karena dapat memicu penyakit-penyakit kelas berat lain seperti gagal jantung, dan penyakit ginjal. Penyakit hipertensi dibagi menjadi dua jenis yaitu hipertensi primer atau hipertensi esensial dan hipertensi sekunder.
Hipertensi adalah gangguan sistem peredaran darah yang menyebabkan kenaikan tekanan darah di atas nilai normal. Tekanan darah cenderung meningkat dengan bertambahnya umur. Resiko hipertensi pada usia di atas 55 tahun yang tadinya normal mencapai 90%. Penyebab hipertensi sebagian besar tidak diketahui, tetapi faktor keturunan berperan penting. Gejala hipertensi antara lain sakit kepala dan gangguan pandangan,
Tugas dan fungsi Duta Promprev
Memberikan edukasi dan melakukan sosialisasi kepada peserta/keluarga mengenai pentingnya pelaksanaan program promprev dalam rangka menjaga dan meningkatkan pemeliharaan kesehatan
Melatih dan meningkatkan kemandirian peserta terhadap pengelolaan penyakit yang disandang peserta
Melatih dan meningkatkan kemandirian peserta dalam perilaku hidup sehat
Melakukan monitoring terhadap pelaksanaan promotif preventif peserta yang menjadi binaannya
90 % orang berusia di atas 55 tahun berisiko hipertensi
Lebih dari 2/3 penderita hipertensi tidak mengetahui tekanan darahnya meningkat karena biasanya tanpa gejala
Pentingnya pemeriksaan tekanan darah berkala
Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah yang persisten yang dapat disebabkan oleh faktor genetik atau penyakit tertentu. Gejalanya sering tidak spesifik, namun dapat menyebabkan kerusakan organ target seperti stroke dan gagal ginjal. Pengelolaannya meliputi penurunan berat badan, diet rendah garam, olah raga, serta obat-obatan seperti ACE inhibitor, beta bloker, dan diuretik.
Dokumen tersebut membahas tentang hipertensi atau tekanan darah tinggi, yang dapat dibagi menjadi primer dan sekunder. Ada beberapa kategori hipertensi berdasarkan tingkat tekanan darah sistolik dan diastolik. Gejala hipertensi bervariasi mulai dari sakit kepala hingga gangguan penglihatan. Faktor risiko hipertensi meliputi genetik, usia, gaya hidup seperti asupan garam, stres, merokok, dan
Dokumen tersebut membahas tentang hipertensi atau tekanan darah tinggi, termasuk definisi, klasifikasi, gejala, komplikasi, dan penanganannya pada berbagai kelompok usia seperti dewasa, anak-anak, bayi, dan ibu hamil.
Penyakit hipertensi adalah penyakit yang mematikan karena dapat memicu penyakit-penyakit kelas berat lain seperti gagal jantung, dan penyakit ginjal. Penyakit hipertensi dibagi menjadi dua jenis yaitu hipertensi primer atau hipertensi esensial dan hipertensi sekunder.
Hipertensi adalah gangguan sistem peredaran darah yang menyebabkan kenaikan tekanan darah di atas nilai normal. Tekanan darah cenderung meningkat dengan bertambahnya umur. Resiko hipertensi pada usia di atas 55 tahun yang tadinya normal mencapai 90%. Penyebab hipertensi sebagian besar tidak diketahui, tetapi faktor keturunan berperan penting. Gejala hipertensi antara lain sakit kepala dan gangguan pandangan,
Tugas dan fungsi Duta Promprev
Memberikan edukasi dan melakukan sosialisasi kepada peserta/keluarga mengenai pentingnya pelaksanaan program promprev dalam rangka menjaga dan meningkatkan pemeliharaan kesehatan
Melatih dan meningkatkan kemandirian peserta terhadap pengelolaan penyakit yang disandang peserta
Melatih dan meningkatkan kemandirian peserta dalam perilaku hidup sehat
Melakukan monitoring terhadap pelaksanaan promotif preventif peserta yang menjadi binaannya
90 % orang berusia di atas 55 tahun berisiko hipertensi
Lebih dari 2/3 penderita hipertensi tidak mengetahui tekanan darahnya meningkat karena biasanya tanpa gejala
Pentingnya pemeriksaan tekanan darah berkala
Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah yang persisten yang dapat disebabkan oleh faktor genetik atau penyakit tertentu. Gejalanya sering tidak spesifik, namun dapat menyebabkan kerusakan organ target seperti stroke dan gagal ginjal. Pengelolaannya meliputi penurunan berat badan, diet rendah garam, olah raga, serta obat-obatan seperti ACE inhibitor, beta bloker, dan diuretik.
Dokumen tersebut membahas tentang hipertensi atau tekanan darah tinggi, yang dapat dibagi menjadi primer dan sekunder. Ada beberapa kategori hipertensi berdasarkan tingkat tekanan darah sistolik dan diastolik. Gejala hipertensi bervariasi mulai dari sakit kepala hingga gangguan penglihatan. Faktor risiko hipertensi meliputi genetik, usia, gaya hidup seperti asupan garam, stres, merokok, dan
Dokumen tersebut membahas tentang hipertensi atau tekanan darah tinggi, termasuk definisi, jenis, faktor penyebab, gejala, komplikasi, dan pengobatan hipertensi secara farmakologis maupun non-farmakologis.
Dokumen tersebut membahas tentang hipertensi pada lansia. Hipertensi adalah tekanan darah tinggi yang umum terjadi pada usia lanjut. Dokumen menjelaskan definisi, penyebab, gejala, komplikasi, dan penatalaksanaan hipertensi pada lansia, termasuk pencegahan, pemeriksaan, dan pengobatan hipertensi dengan atau tanpa obat.
Dokumen tersebut membahas tentang definisi hipertensi sebagai tekanan darah sistolik diatas 140 mmHg dan diastolik diatas 90 mmHg, penjelasan hipertensi sebagai gangguan pengaturan tekanan darah, klasifikasi hipertensi menjadi essensial dan sekunder, gejala hipertensi, dan pengobatan hipertensi seperti diuretik, betabloker, dan obat golongan lainnya.
Konsensus Penatalaksanaan Hipertensi PERHI 2019 membahas beberapa hal penting yaitu:
1. Tetap menggunakan definisi hipertensi TDS ≥140 mmHg dan/atau TDD ≥90 mmHg
2. Mencapai target TD lebih rendah dari sebelumnya tetapi tidak <120/70 mmHg
3. Melakukan evaluasi risiko kardiovaskular dan organ target serta penapisan hipertensi sekunder
Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah secara kronis yang disebabkan oleh ketidakseimbangan kontrol pengatur didalam tubuh, penyakit ginjal, atau penggunaan obat-obatan. Usia merupakan faktor resiko utama karena elastisitas pembuluh darah menurun seiring bertambahnya usia. Gejala hipertensi antara lain sakit kepala dan gangguan penglihatan. Hipertensi berisiko menyebabkan stroke, kerusak
Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah sistolik di atas 140 mmHg dan diastolik di atas 90 mmHg. Hipertensi dapat diklasifikasikan menjadi beberapa stadium berdasarkan tingkat tekanan darahnya. Komplikasi hipertensi dapat berdampak pada organ vital seperti mata, ginjal, otak, dan jantung. Pencegahan dan pengobatan hipertensi meliputi diet seimbang, olahraga teratur, menurunkan berat badan,
Ringkasan dokumen tersebut adalah: (1) hipertensi adalah tekanan darah tinggi diatas 140/90 mmHg yang merupakan pembunuh diam-diam karena sebagian besar penyebabnya tidak diketahui, (2) faktor risikonya adalah keturunan, umur, gaya hidup buruk, dan kondisi medis tertentu, (3) gejalanya bervariasi mulai dari sakit kepala hingga komplikasi organ vital.
Hipertensi merupakan penyebab kematian nomor 3 di Indonesia dan disebabkan oleh rokok, kopi, dan makanan tinggi garam. Gejala stroke antara lain kesemutan, kebingungan, dan kesulitan berjalan yang membutuhkan penanganan darurat. Pencegahan stroke penting dengan menjaga tekanan darah dan faktor risiko lainnya.
Dokumen tersebut membahas tentang hipertensi pada lansia. Hipertensi adalah tekanan darah tinggi yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor seperti usia, genetik, gaya hidup, dan penyakit lain. Hipertensi beresiko menyebabkan komplikasi serius seperti serangan jantung, stroke, dan gagal ginjal. Penatalaksanaannya meliputi diet sehat, olahraga teratur, dan pengobatan obat antihipertensi.
Dokumen tersebut membahas tentang hipertensi atau tekanan darah tinggi, yang didefinisikan sebagai tekanan darah sistolik di atas 140 mmHg dan diastolik di atas 90 mmHg. Dokumen tersebut menjelaskan gejala, penyebab, patofisiologi, klasifikasi, dan penatalaksanaan hipertensi, termasuk pentingnya mengurangi asupan garam, olahraga teratur, dan menurunkan berat badan, serta mengkonsumsi obat
Dokumen tersebut membahas tentang hipertensi atau tekanan darah tinggi, yang didefinisikan sebagai tekanan darah sistolik di atas 140 mmHg dan tekanan darah diastolik di atas 90 mmHg untuk orang dewasa. Dokumen tersebut juga menjelaskan faktor-faktor risiko hipertensi seperti usia, ras, riwayat keluarga, obesitas, kurang aktifitas, konsumsi garam berlebih, merokok dan alkohol, serta pen
Hipertensi adalah kondisi tekanan darah tinggi yang dapat menyebabkan berbagai komplikasi kesehatan yang membahayakan jika tidak ditangani. Hipertensi dapat disebabkan oleh faktor genetik, gaya hidup yang buruk, atau kondisi medis lainnya. Diagnosis hipertensi didasarkan pada hasil pengukuran tekanan darah, dan pengobatannya meliputi obat-obatan serta perubahan gaya hidup untuk mencegah ko
Dokumen tersebut membahas tentang hipertensi atau tekanan darah tinggi, termasuk definisi, jenis, faktor penyebab, gejala, komplikasi, dan pengobatan hipertensi secara farmakologis maupun non-farmakologis.
Dokumen tersebut membahas tentang hipertensi pada lansia. Hipertensi adalah tekanan darah tinggi yang umum terjadi pada usia lanjut. Dokumen menjelaskan definisi, penyebab, gejala, komplikasi, dan penatalaksanaan hipertensi pada lansia, termasuk pencegahan, pemeriksaan, dan pengobatan hipertensi dengan atau tanpa obat.
Dokumen tersebut membahas tentang definisi hipertensi sebagai tekanan darah sistolik diatas 140 mmHg dan diastolik diatas 90 mmHg, penjelasan hipertensi sebagai gangguan pengaturan tekanan darah, klasifikasi hipertensi menjadi essensial dan sekunder, gejala hipertensi, dan pengobatan hipertensi seperti diuretik, betabloker, dan obat golongan lainnya.
Konsensus Penatalaksanaan Hipertensi PERHI 2019 membahas beberapa hal penting yaitu:
1. Tetap menggunakan definisi hipertensi TDS ≥140 mmHg dan/atau TDD ≥90 mmHg
2. Mencapai target TD lebih rendah dari sebelumnya tetapi tidak <120/70 mmHg
3. Melakukan evaluasi risiko kardiovaskular dan organ target serta penapisan hipertensi sekunder
Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah secara kronis yang disebabkan oleh ketidakseimbangan kontrol pengatur didalam tubuh, penyakit ginjal, atau penggunaan obat-obatan. Usia merupakan faktor resiko utama karena elastisitas pembuluh darah menurun seiring bertambahnya usia. Gejala hipertensi antara lain sakit kepala dan gangguan penglihatan. Hipertensi berisiko menyebabkan stroke, kerusak
Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah sistolik di atas 140 mmHg dan diastolik di atas 90 mmHg. Hipertensi dapat diklasifikasikan menjadi beberapa stadium berdasarkan tingkat tekanan darahnya. Komplikasi hipertensi dapat berdampak pada organ vital seperti mata, ginjal, otak, dan jantung. Pencegahan dan pengobatan hipertensi meliputi diet seimbang, olahraga teratur, menurunkan berat badan,
Ringkasan dokumen tersebut adalah: (1) hipertensi adalah tekanan darah tinggi diatas 140/90 mmHg yang merupakan pembunuh diam-diam karena sebagian besar penyebabnya tidak diketahui, (2) faktor risikonya adalah keturunan, umur, gaya hidup buruk, dan kondisi medis tertentu, (3) gejalanya bervariasi mulai dari sakit kepala hingga komplikasi organ vital.
Hipertensi merupakan penyebab kematian nomor 3 di Indonesia dan disebabkan oleh rokok, kopi, dan makanan tinggi garam. Gejala stroke antara lain kesemutan, kebingungan, dan kesulitan berjalan yang membutuhkan penanganan darurat. Pencegahan stroke penting dengan menjaga tekanan darah dan faktor risiko lainnya.
Dokumen tersebut membahas tentang hipertensi pada lansia. Hipertensi adalah tekanan darah tinggi yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor seperti usia, genetik, gaya hidup, dan penyakit lain. Hipertensi beresiko menyebabkan komplikasi serius seperti serangan jantung, stroke, dan gagal ginjal. Penatalaksanaannya meliputi diet sehat, olahraga teratur, dan pengobatan obat antihipertensi.
Dokumen tersebut membahas tentang hipertensi atau tekanan darah tinggi, yang didefinisikan sebagai tekanan darah sistolik di atas 140 mmHg dan diastolik di atas 90 mmHg. Dokumen tersebut menjelaskan gejala, penyebab, patofisiologi, klasifikasi, dan penatalaksanaan hipertensi, termasuk pentingnya mengurangi asupan garam, olahraga teratur, dan menurunkan berat badan, serta mengkonsumsi obat
Dokumen tersebut membahas tentang hipertensi atau tekanan darah tinggi, yang didefinisikan sebagai tekanan darah sistolik di atas 140 mmHg dan tekanan darah diastolik di atas 90 mmHg untuk orang dewasa. Dokumen tersebut juga menjelaskan faktor-faktor risiko hipertensi seperti usia, ras, riwayat keluarga, obesitas, kurang aktifitas, konsumsi garam berlebih, merokok dan alkohol, serta pen
Hipertensi adalah kondisi tekanan darah tinggi yang dapat menyebabkan berbagai komplikasi kesehatan yang membahayakan jika tidak ditangani. Hipertensi dapat disebabkan oleh faktor genetik, gaya hidup yang buruk, atau kondisi medis lainnya. Diagnosis hipertensi didasarkan pada hasil pengukuran tekanan darah, dan pengobatannya meliputi obat-obatan serta perubahan gaya hidup untuk mencegah ko
Dokumen tersebut membahas tentang epidemiologi penyakit tidak menular khususnya hipertensi. Hipertensi dijelaskan sebagai peningkatan tekanan darah sistolik dan diastolik yang berlangsung dalam jangka panjang. Dokumen ini juga menjelaskan definisi, klasifikasi, gejala, faktor risiko, komplikasi, dan pencegahan hipertensi.
GANGGUAN PADA SISTEM PEREDARAN DARAH
HIPERTENSI DAN HIPOTENSI
*HIPERTENSI
Hipertensi (HTN) atau tekanan darah tinggi, kadang-kadang disebut juga dengan hipertensi arteri, adalah kondisi medis kronis dengan tekanan darah di arteri meningkat. Peningkatan ini menyebabkan jantung harus bekerja lebih keras dari biasanya untuk mengedarkan darah melalui pembuluh darah. Tekanan darah melibatkan dua pengukuran, sistolik dan diastolik, tergantung apakah otot jantung berkontraksi (sistole) atau berelaksasi di antara denyut (diastole). Tekanan darah normal pada saat istirahat adalah dalam kisaran sistolik (bacaan atas) 100–140 mmHg dan diastolik (bacaan bawah) 60–90 mmHg. Tekanan darah tinggi terjadi bila terus-menerus berada pada 140/90 mmHg atau lebih. Hipertensi adalah faktor resiko utama untuk stroke, infark miokard (serangan jantung), gagal jantung, aneurisma arteri (misalnya aneurisma aorta), penyakit arteri perifer, dan penyebab penyakit ginjal kronik
* HIPOTENSI
Dalam fisiologi dan obat-obatan, hipotensi adalah tekanan darah normal rendah. Hal ini paling baik dipahami sebagai negara fisiologis, bukan penyakit. Hal ini sering dikaitkan dengan syok, meskipun tidak selalu menunjukkan hal itu. Hipotensi adalah kebalikan dari hipertensi, yang merupakan tekanan darah tinggi.
-pembagian
-penyebab
-tanda dan gejala
-pencegahan
Dokumen tersebut membahas tentang hipertensi atau tekanan darah tinggi, yang didefinisikan sebagai tekanan darah sistolik di atas 140 mmHg atau diastolik di atas 90 mmHg. Dokumen juga membahas kriteria diagnosa hipertensi, gejala, dan pengobatannya serta angka prevalensi hipertensi di Indonesia.
Teks tersebut membahas tentang faktor-faktor risiko hipertensi. Beberapa faktor risiko utama hipertensi adalah genetik, obesitas, usia lanjut, diet kaya garam, dan merokok. Hipertensi dapat menyebabkan berbagai komplikasi serius jika tidak terkontrol seperti penyakit jantung, stroke, dan gagal ginjal.
Teks tersebut membahas tentang faktor-faktor risiko hipertensi. Beberapa faktor risiko utama hipertensi adalah genetik, obesitas, usia lanjut, pola makan bergaram, dan merokok. Hipertensi dapat menyebabkan berbagai komplikasi serius jika tidak terkontrol, seperti penyakit jantung, stroke, dan gagal ginjal.
Dokumen tersebut membahas tentang hipertensi, termasuk definisi, klasifikasi, gejala, faktor risiko, jenis, pencegahan, dan pengendaliannya. Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah yang dapat disebabkan oleh faktor risiko seperti usia, genetik, gaya hidup tidak sehat, dan dapat mencegah dengan menjalani pola hidup sehat dan mengendalikannya dengan diet seimbang, olahraga, dan menjauhi
Dokumen tersebut membahas tentang hipertensi yang didefinisikan sebagai tekanan darah sistolik di atas 140 mmHg dan diastolik di atas 90 mmHg. Dibahas pula penyebab, manifestasi klinis, klasifikasi, dan komplikasi hipertensi serta pemeriksaan penunjang untuk diagnosis hipertensi.
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIFratnawulokt
Peningkatan status kesehatan ibu dan anak merupakan salah satu hal prioritas di Indonesia. Status derajat kesehatan ibu dan anak sendiri dapat dinilai dari jumlah AKI dan AKB. Pemerintah berupaya menerapkan program Sustainable Development Goals (SDGs) dengan harapan dapat menekan AKI dan AKB, tetapi kenyataannya masih tinggi sehingga tujuan dari penyusunan laporan tugas akhir ini untuk memberikan asuhan kebidanan secara komprehensif dari ibu hamil trimester III sampai KB.
Metode penelitian menggunakan Continuity of Care dengan pendokumentasian SOAP Notes. Subjek penelitian Ny. “H” usia 34 tahun masa kehamilan Trimester III hingga KB di PMB E Kecamatan Ngunut Kabupaten Tulungagung.
Hasil asuhan selama masa kehamilan trimester III tidak ada komplikasi pada Ny. “E”. Masa persalinan berjalan lancar meskipun terdapat kesenjangan dimana IMD dilakukan kurang dari 1 jam. Kunjungan neonatus hingga nifas normal tidak ada komplikasi, metode kontrasepsi memilih KB implant.
Kesimpulan asuhan pada Ny. “H” ditemukan kesenjangan antara kenyataan dan teori di penatalaksanaan, tetapi dalam pemberian asuhan ini kesenjangan masih dalam batas normal. Asuhan kebidanan ini diberikan untuk membantu mengurangi kemungkinan terjadi komplikasi pada saat masa kehamilan hingga KB.
1. Apa itu hipertensi (darah tinggi)?
Oleh Ajeng Quamila Data medis direview oleh dr. Tania Savitri.
Definisi
Apa itu hipertensi (tekanan darah tinggi)?
Hipertensi adalah nama lain dari tekanan darah tinggi. Tekanan darah itu sendiri adalah
kekuatan aliran darah dari jantung yang mendorong melawan dinding pembuluh darah
(arteri). Kekuatan tekanan darah ini bisa berubah dari waktu ke waktu, dipengaruhi oleh
aktivitas apa yang sedang dilakukan jantung (misalnya sedang berolahraga atau dalam
keadaan normal/istirahat) dan daya tahan pembuluh darahnya.
Tekanan darah tinggi adalah kondisi di mana tekanan darah lebih tinggi dari 140/90
milimeter merkuri (mmHG). Angka 140 mmHG merujuk pada bacaan sistolik, ketika jantung
memompa darah ke seluruh tubuh. Sementara itu, angka 90 mmHG mengacu pada bacaan
diastolik, ketika jantung dalam keadaan rileks sembari mengisi ulang bilik-biliknya dengan
darah.
2. Perlu diketahui bahwa tekanan sistolik adalah tekanan maksimal karena jantung berkontraksi,
sementara tekanan diastolik adalah tekanan terendah di antara kontraksi (jantung
beristirahat).
Berapa seharusnya tekanan darah normal?
Memahami angka tekanan darah normal tidaklah mudah, terutama dengan istilah seperti
“sistolik”, “diastolik”, dan “milimeter merkuri” (mmHg). Namun, jika Anda ingin menjaga
tekanan darah tetap terkontrol, penting untuk mengetahui apa yang dianggap normal, dan
kapan tekanan darah dikatakan terlalu tinggi alias hipertensi.
Tekanan darah normal berkisar di angka 120/80 mmHG. Saat angka sistolik dan
diastolik berada di kisaran ini, maka Anda dapat disebut memiliki tekanan darah normal.
Seseorang baru disebut memiliki darah tinggi atau mengidap hipertensi jika hasil pembacaan
tekanan darah menunjukkan 140/90 mmHG. Tekanan darah yang terlalu tinggi
akan mengganggu sirkulasi darah.
Namun begitu, memiliki tekanan darah normal bukan berarti Anda bisa bersantai. Saat angka
sistolik Anda berada di antara 120-139, atau jika angka diastolik (angka bawah) berkisar di
80-89, ini artinya Anda memiliki “prehipertensi”. Meskipun angka ini belum bisa dianggap
hipertensi, tetap saja ini di atas angka normal. Orang-orang yang sehat juga dianjurkan untuk
melakukan langkah pencegahan untuk menjaga agar tekanan darah tetap berada di kisaran
normal, sekaligus menghindari risiko hipertensi dan penyakit jantung.
Apabila pembacaan tekanan darah Anda berada di atas 180/110 mmHg, atau jika memiliki
tekanan sistolik ATAU diastolik yang lebih tinggi dari angka ini, Anda berisiko menghadapi
masalah kesehatan yang sangat serius. Angka ini menunjukkan kondisi yang disebut krisis
hipertensi. Jika tekanan darah Anda sampai setinggi ini, dokter biasanya akan mengukur
kembali setelah beberapa menit. Jika masih sama tingginya, Anda akan segera diberi obat
darah tinggi darurat.
Seberapa umumkah hipertensi (tekanan darah tinggi)?
Hampir semua orang dapat mengalami tekanan darah tinggi. Badan Kesehatan Dunia (WHO)
menyebut angkanya saat ini terus meningkat secara global. Peningkatan orang-orang dewasa
di seluruh dunia yang akan mengidap hipertensi diprediksi melonjak hingga 29 persen pada
tahun 2025.
Peningkatan kasus hipertensi juga terjadi di Indonesia. Data Riset Kesehatan Dasar
(Riskesdas) milik Kemenkes RI tahun 2013 menunjukkan bahwa 25,8 persen penduduk
Indonesia mengidap hipertensi. Laporan Survei Indikator Kesehatan Nasional (Sirkesnas)
menunjukkan angka pengidapnya meningkat jadi 32,4 persen. Ini artinya ada peningkatan
sekitar tujuh persen dari tahun-tahun sebelumnya. Angka pasti di dunia nyata mungkin bisa
lebih tinggi dari ini karena banyak orang yang tidak menyadari mereka memiliki tekanan
darah tinggi.
Hipertensi disebut “pembunuh diam-diam” karena penyakit ini tidak menyebabkan gejala
jangka panjang tapi mungkin mengakibatkan komplikasi yang mengancam nyawa macam
penyakit jantung.
3. Jika tidak terdeteksi dini dan terobati tepat waktu, hipertensi dapat mengakibatkan komplikasi
serius penyakit jantung koroner, gagal jantung, stroke, gagal ginjal, kebutaan, diabetes, dan
banyak penyakit berbahaya lainnya. Stroke (51%) dan Penyakit Jantung Koroner (45%)
merupakan penyebab kematian akibat hipertensi tertinggi di Indonesia.
Ciri-ciri & gejala
Apa saja ciri-ciri dan gejala hipertensi (tekanan darah tinggi)?
Penderita hipertensi biasanya tidak menunjukkan ciri apapun atau hanya mengalami gejala
ringan. Namun, darah tinggi yang parah mungkin menyebabkan:
Sakit kepala parah
Pusing
Penglihatan buram
Mual
Telinga berdenging
Kebingungan
Detak jantung tak teratur
Kelelahan
Nyeri dada
Sulit bernapas
Darah dalam urin
Sensasi berdetak di dada, leher, atau telinga
Mungkin masih ada gejala lain yang tidak tercantum di atas. Konsultasikan kepada dokter
untuk informasi lebih lengkap.
Kapan saya harus periksa ke dokter?
Hubungi dokter secepatnya jika:
Tekanan darah lebih tinggi dari biasanya (lebih dari 120/80 mm Hg)
Mimisan, sakit kepala, atau pusing
Menderita efek samping setelah minum obat darah tinggi
Karena tekanan darah tinggi adalah penyakit tersembunyi dan sulit terdeteksi, Anda perlu
memeriksakan tekanan darah Anda secara teratur bila Anda berisiko terkena tekanan darah
tinggi. Cari pertolongan medis segera atau perawatan rumah sakit jika Anda menyadari
adanya tanda atau gejala abnormalitas.
Jika sakit kepala parah muncul dibarengi dengan mimisan, ini merupakan tanda dan gejala
krisis hipertensi, sebuah kondisi gawat darurat. Segera hubungi 118 atau 021-
65303118/65302940 (khusus untuk DKI Jakarta).
Penyebab
Apa penyebab hipertensi (tekanan darah tinggi)?
4. Hipertensi yang penyebabnya tidak jelas disebut hipertensi primer yang tidak dimengerti
benar mekanismenya. Tapi tekanan darah tinggi juga bisa disebabkan oleh gaya hidup dan
pola makan yang buruk.
Ambil contoh, merokok. Merokok satu batang saja dapat menyebabkan lonjakan langsung
dalam tekanan darah dan dapat meningkatkan kadar tekanan darah sistolik sebanyak 4
mmHG. Nikotin dalam produk tembakau memacu sistem saraf untuk melepaskan zat kimia
yang dapat menyempitkan pembuluh darah dan berkontribusi terhadap tekanan darah tinggi.
Kebanyakan makan makanan asin, yang mengandung natrium (makanan olahan, makanan
kalengan, fast food), dan makanan atau minuman yang mengandung pemanis buatan juga
dapat meningkatkan kolesterol dan/atau tekanan darah tinggi.
Tekanan darah tinggi bisa muncul sebagai efek samping obat gagal ginjal dan perawatan
penyakit jantung. Kondisi ini disebut hipertensi sekunder. Pil KB atau obat flu yang dijual di
toko obat juga bisa menyebabkan tekanan darah tinggi. Wanita hamil atau yang
menggunakan terapi pengganti hormon mungkin juga mengalami tekanan darah tinggi.
Tekanan darah tinggi karena obat mungkin menjadi normal setelah berhenti minum obat, tapi
dalam beberapa kasus, tekanan darah masih meningkat selama beberapa minggu setelah
menghentikan penggunaan obat. Anda harus bertanya kepada dokter jika tekanan darah
abnormal terus terjadi.
Anak di bawah 10 tahun sering kali mengalami tekanan darah tinggi karena penyakit lain,
misalnya penyakit ginjal. Dalam kasus tersebut, tekanan darah anak akan kembali normal
setelah mengonsumsi obat darah tinggi.
Faktor-faktor risiko
Siapa yang berisiko terkena hipertensi (tekanan darah tinggi)?
Menurut Riset Kesehatan Dasar 2013, lebih dari 25% penduduk Indonesia yang berusia di
atas 18 tahun menderita tekanan darah tinggi maupun prehipertensi.
Sebagian besar kasus tekanan darah tinggi pada remaja diklasifikasikan sebagai hipertensi
primer. Seperti orang dewasa, penyebab hipertensi primer tidak sepenuhnya dipahami.
Beberapa remaja tampak mewarisi kecenderungan terkena tekanan darah tinggi dari orangtua
mereka, sementara yang lain menjadi korban gaya hidup buruk, yang mengakibatkan obesitas
dan bentuk tubuh tidak ideal yang istilahnya disebut dokter sebagai “menurunnya kebugaran
kardiovaskular”.
Pada beberapa kasus, hipertensi pada remaja didasari oleh kondisi medis tertentu yang sudah
lebih dulu diidapnya, seperti penyakit jantung maupun ginjal.
Namun secara umum, faktor-faktor berikut ini bisa meningkatkan risiko seseorang
terkena hipertensi:
Kelelahan
Diabetes
5. Asam urat
Obesitas
Kolesterol tinggi
Penyakit ginjal
Kecanduan alkohol
Wanita yang menggunakan pil KB
Orang yang memiliki orangtua atau kakek nenek dengan tekanan darah tinggi.
Tidak memiliki faktor risiko bukan berarti Anda tidak akan kena hipertensi. Faktor ini hanya
sebagai referensi. Konsultasikanlah kepada dokter untuk detail lebih lanjut.
Informasi yang diberikan bukanlah pengganti nasihat medis. SELALU konsultasikan
pada dokter Anda.
Apakah tekanan darah tinggi bisa disembuhkan?
Tekanan darah tinggi atau hipertensi adalah kondisi permanen di mana tekanan darah terus
menerus tinggi atau lebih dari 140/90 mmHg. Anda tidak bisa merasakan hipertensi. Banyak
orang yang bahkan tidak tahu mereka memiliki darah tinggi. Hipertensi bisa muncul tanpa
gejala fisik, yang diam-diam merusak pembuluh darah dan menyebabkan ancaman kesehatan
yang serius.
Pasalnya hipertensi bukanlah penyakit yang berdiri sendiri, melainkan suatu sindrom atau
kumpulan gejala penyakit di dalam tubuh. Hipertensi bisa disebabkan oleh penyakit lain,
seperti penyakit jantung atau penyakit ginjal. Jika tekanan darah tinggi Anda disebabkan oleh
penyakit lain yang mendasarinya, hipertensi bisa disembuhkan dengan cara mengobati akar
penyebabnya — jika penyakit mendasarnya memang mungkin untuk disembuhkan.
Akan tetapi, sebagian besar kasus tekanan darah tinggi (sekitar 85% sampai 90%) di dunia
tergolong hipertensi primer. Pada sebagian besar kasus, kondisi hipertensi primer yang
diderita oleh hampir kebanyakan orang dipengaruhi oleh keturunan (genetik) atau gaya
hidup/lingkungan yang tidak sehat. Untuk beberapa kasus, penyebab hipertensi primer tidak
dapat ditentukan. Hipertensi jenis ini tidak dapat disembuhkan, hanya dapat dikendalikan
dengan obat darah tinggi.
Dengan demikian, bila tekanan darah turun, bukan berarti Anda sembuh total dari hipertensi.
Anda masih memiliki potensi risiko komplikasi penyakit yang disebabkan oleh hipertensi
apabila gejalanya tidak dikelola dan tekanan darah kembali naik.
Obat & diagnosis
Apa saja obat darah tinggi yang sering digunakan?
Pengobatan hipertensi penting untuk mengurangi risiko kematian karena penyakit jantung.
Beberapa contoh obat darah tinggi yang sering diresepkan adalah:
6. Diuretik: chlorotiazide, chlorthalidone,
hydrochlorotiazide/HCT, indapamide, metolazone, bumetanide, furosemide,
torsemide, amilorid, triamterene)
Angiotensin-converting enzyme (ACE) inhibitor: captopril, enalapril, lisinopril,
benazepril hydrochloride, perindopril, ramipril, quinapril hydrochloride, dan
trandolapril)
Beta-blocker: atenolol, propranolol, metoprolol, nadolol, betaxolol, acebutolol,
bisoprolol, esmilol, nebivolol, dan sotalol)
Penghambat saluran kalsium: amlodipine, clevidipine, diltiazem,
felodipine, isradipine, nicardipine, nifedipine, nimodipine, dan nisoldipine)
Alfa-blocker: doxazosin, terazosin hydrochloride, dan prazosin hydrochloride
Vasodilator: hydralazine dan minoxidil
Central-acting agents: clonidine, guanfacine, dan methyldopa.
Obat darah tinggi pun harus dikonsumsi rutin dan tepat dosis untuk manfaatnya bisa
dirasakan.
Apa saja tes yang biasa dilakukan untuk diagnosis tekanan darah tinggi
(hipertensi)?
Hipertensi didiagnosis melalui teknik tes tekanan darah. Inspeksi teknik akan dilakukan
beberapa kali untuk memastikan hasil yang akurat. Jika tekanan darah Anda tinggi, dokter
mungkin meminta Anda untuk memeriksa kembali dan melacaknya berulang kali secara
berkala.
Bila tekanan darah Anda lebih dari 140/90 mmHg dalam pemeriksaan biasa, dokter akan
mendiagnosis Anda mengidap tekanan darah tinggi. Jika Anda menderita penyakit kronis,
misalnya diabetes atau penyakit ginjal, dan tekanan darah lebih 130/80 mm Hg, Anda juga
terdiagnosis hipertensi.
Dokter akan meminta Anda untuk berbaring terlentang untuk mengukur tekanan darah Anda.
Tekanan darah akan lebih rendah pada anak-anak daripada orang dewasa dan akan meningkat
secara bertahap seiring bertumbuhnya anak. Anda perlu bertanya kepada dokter untuk
mengetahui lebih jelas tentang tekanan darah yang normal.
Perlu dipahami juga bahwa hasil bacaan tekanan darah di dokter dan di rumah bisa berbeda.
Pasalnya, jika Anda merasa gugup setiap berada di rumah sakit atau di tempat praktik dokter,
tekanan darah Anda dapat naik pada setiap kunjungan sehingga hasil yang terlihat dari
pemeriksaan dokter pun bahwa tekanan darah Anda umumnya tinggi. Fenomena ini disebut
juga “white coat hypertension”. Karena itu, dokter mungkin ingin mengukur tekanan darah
Anda lebih dari satu kali dan jauh dari ruang praktik. Ini akan membantu menentukan apakah
Anda hanya memiliki white coat hypertension atau Anda benar-benar memiliki tekanan darah
tinggi.
Jika Anda memiliki white coat hypertension, kemungkinan risiko tekanan darah tinggi Anda
bisa terus meningkat di masa depan. Oleh karena itu, penting untuk memeriksa tekanan darah
oleh dokter atau ahli kesehatan lain setidaknya setiap enam sampai 12 bulan. Ini akan
memberi Anda banyak waktu untuk membuat perubahan gaya hidup yang mungkin bisa
membantu.
7. Pengobatan di rumah
Apa saja perubahan gaya hidup yang dapat dilakukan untuk
mengatasi hipertensi (tekanan darah tinggi)?
Dilansir dari rilis media yang diunggah pada laman PD PERSI, dikatakan bahwa penurunan
tekanan darah hingga 2 mmHg bisa mengurangi 7 persen risiko kematian akibat serangan
jantung dan 10% risiko kematian akibat stroke.
Di sisi lain, gejala hipertensi tak melulu harus ditangani dengan obat-obatan medis. Di
samping konsumsi obat-obatan, perubahan gaya hidup positif seperti diet seimbang dan
rendah garam, olahraga, tidak merokok dan tidak minum alkohol, dan manajemen berat
badan dapat banyak membantu menurunkan tekanan darah agar tekanan darah normal selalu
— sekaligus menekan risiko Anda terhadap komplikasi risiko penyakit lain akibat hipertensi,
seperti penyakit jantung, stroke, dan gagal ginjal. Itu artinya, mengelola tekanan darah adalah
komitmen seumur hidup.
Pengobatan alami seperti bernapas dalam perut, relaksasi otot, dan lain-lain dapat membantu
menghilangkan stres yang mungkin muncul sebagai efek samping dari hipertensi. Terlebih,
stres emosional memengaruhi tekanan darah Anda. Jadi belajarlah untuk memilah-milih
prioritas hidup dan menjauhi diri dari pemicu stres sebagai upaya dampingan yang sama
penting untuk mengelola tekanan darah Anda.
Memang benar bahwa kombinasi resep obat dan perubahan gaya hidup sehat dapat membantu
Anda mencegah mengalami peningkatan tekanan darah. Tapi Anda juga harus rutin
memeriksakan tekanan darah secara berkala dan mengikuti rencana perawatan dokter untuk
dapat mengawasi dan mengendalikan kondisi kesehatan Anda.
Semakin Anda bertambah tua, tindakan pencegahan menjadi lebih penting. Tekanan sistolik
biasanya akan pelan-pelan naik setelah Anda mencapai usia 50 tahun. Tetaplah jaga berat
badan agar ideal, yang dapat dicapai dengan pola makan sehat dan olahraga. Memiliki berat
badan sehat akan mengurangi peluang Anda terkena hipertensi.
Bila ada pertanyaan, konsultasikanlah dengan dokter untuk solusi terbaik masalah Anda.
Hello Health Group tidak memberikan nasihat medis, diagnosis, maupun pengobatan.
Sumber
Direview tanggal: September 8, 2017 | Terakhir Diedit: September 8, 2017