SlideShare a Scribd company logo
1 of 32
TRAINING
ANKLE SPRAIN
24 Maret 2022
Jenis Kasus MRT
Fatality
Kecelakaan yang mengakibatkan karyawan/
personil kehilangan nyawa dalam waktu 24 jam
terhitung waktu terjadinya kecelakaan tersebut.
Sumber : Prosedur Pelaporan, Penyelidikan insiden, dan Penyakit Akibat Kerja MRT Jakarta
Lost Time Injury (LTI)
Kecelakaan terjadi ketika karyawan yang terluka atau sakit
yang berhubungan dengan pekerjaan, dan mengalami hari
hilang kerja 2 x 24 jam atau lebih. Dalam situasi ini, karyawan
yang terluka atau sakit harus terlepas dari pekerjaan untuk
perawatan medis atau pemulihan pada hari setelah
kecelakaan terjadi atau penyakit mulai timbul sesuai dengan
hari kalender. LTI juga termasuk didalamnya kejadian cedera
berat. Cidera berat merupakan cidera yang mengakibatkan
cacat tetap, yaitu kehilangan atau tidak berfungsinya salah
satu atau beberapa organ tubuh atau gangguan jiwa.
Sumber : Prosedur Pelaporan, Penyelidikan insiden, dan Penyakit Akibat Kerja MRT Jakarta
Restricted Work Day
Case (RWDC)
Dimana akibat dari cedera atau penyakit akibat kerja
menimbulkan kondisi pekerja ditugaskan untuk pekerjaan
lain secara sementara atau perrmanen (transfer ke
pekerjaan lain) atau; pekerja bekerja di pekerjaan yang
ditugaskan secara permanen tetapi kurang dari waktu
penuh atau; pekerja bekerja di pekerjaan yang ditugaskan
secara permanen tetapi tidak dapat melakukan semua
tugas yang biasa terkait dengannya. RWDC juga termasuk
kategori cedera ringan.
Sumber : Prosedur Pelaporan, Penyelidikan insiden, dan Penyakit Akibat Kerja MRT Jakarta
Medical Treatment
Cases (MTC)
Kasus kecelakaan kerja yang membutuhkan
perawatan lukanya dari tenaga medis yang
professional (perawat/dokter). Dalam kasus ini
tidak menyebabkan kehilangan waktu kerja
pada shift/hari berikutnya. MTC termasuk
dalam kategori cedera ringan.
Sumber : Prosedur Pelaporan, Penyelidikan insiden, dan Penyakit Akibat Kerja MRT Jakarta
Cedera ringan adalah cedera yang memerlukan perawatan medis
sehingga tidak dapat melakukan pekerjaan tidak lebih dari satu
hari. MTC tidak termasuk pada :
- Kunjungan ke dokter atau professional perawatan
kesehatan berlisensi lainnya semata-mata untuk observasi
atau konseling
- Pelaksanaan prosedur diagnostic, seperti X-rays dan tes
darah, termasuk pemberian obat yang diresepkan hanya
digunakan untuk tujuan diagnostic (misalnya, tetes mata
untuk melebarkan pupil).
Sumber : Prosedur Pelaporan, Penyelidikan insiden, dan Penyakit Akibat Kerja MRT Jakarta
First Aid Case (FAC)
Kasus kecelakaan kerja yang dalam
perawatan lukanya tidak membutuhkan
penanganan dari tenaga medis yang
professional (perawat/dokter), cukup unit P3K
yang sudah diberikan pelatihan
Sumber : Prosedur Pelaporan, Penyelidikan insiden, dan Penyakit Akibat Kerja MRT Jakarta
FAC, termasuk :
- Penggunaan obat tanpa resep yang tidak memerlukan dosis khusus
- Pemberian imunisasi tetanus (imunisasi lainnya, seperti vaksin
hepatitis B atau vaksin rabies, dianggap sebagai pengobatan medis)
- Pembersihan, penyiraman atau perendaman luka di permukaan kulit
- Penggunaan penutup luka seperti perban, Band-Aids, bantalan kasa, dll;
atau menggunakan butterfly bandages atau Steril-Strips (perangkat
penutupan luka lainnya seperti jahitan, staples, dll dianggap sebagai
MTC);
- Penggunaan terapi panas atau dingin
- Penggunaan segala sarana pendukung yang tidak kaku, seperti elastic
bandages, wraps, non-rigid back belts, dll. (perangkat dengan system
tetap atau system lain yang dirancang untuk menghentikan pergerakan
tubuh dianggap sebagai MTC untuk tujuan penyimpanan catatan)
- Menggunakan perangkat imobilisasi sementara saat mengangkut
korban kecelakaan (misalnya splint, sling, neck collars, back board, dll.)
Sumber : Prosedur Pelaporan, Penyelidikan insiden, dan Penyakit Akibat Kerja MRT Jakarta
ABCDE
PRIMARY SURVEY
LOOK LISTEN FEEl
PENILAIAN AIRWAY
Mengenal Patensi Airway
dan
Penilaian secara cepat dan tepat akan adanya obstruksi
- Tampak Agitasi
(Hipoksia)/ kesulitan
berkonsentrasi
(hiperkarbia)
- sianosis
- retraksi accessory
respiratory muscle
- Snoring
- Gurgling
-stridor
-Hoarsness
- Lokasi Trakea
AIRWAY
dengan
Kontrol
servikal
Sumber : Advanced Trauma Life Support Edisi 10
Lakukan chin lift
dan atau jaw thrust
dengan kontrol
servikal
Bersihkan airway dari
benda asing bila perlu
suctioning dengan alat
yang rigid
-Pasang pipa
nasofaringeal atau
orofaringeal
- Pasang airway definitif
sesuai indikasi
PENGELOLAAN AIRWAY
AIRWAY
dengan
Kontrol
servikal
Sumber : Advanced Trauma Life Support Edisi 10
1. buka leher dan dada
penderita, dengan tetap
memperhatikan kontrol
servikal in line
immobilisasi
2. tentukan laju
dan dalamnya
pernapasan
3. inspeksi dan palpasi
leher dan thoraks : deviasi
trakea, ekspansi thoraks
simetris atau tidak,
pemakaian otot-otot
tambahan dan tanda-tanda
cedera lainnya
PENILAIAN BREATHING
4. perkusi thoraks untuk
menentukan redup atau
hipersonor
5. Auskultasi thorax
bilateral
Breathing dan
ventilasi
oksigen
Sumber : Advanced Trauma Life Support Edisi 10
1. pemberian oksigen
konsentrasi tinggi (nrm
mask 11-12 lpm)
2. Ventilasi
dengan bag
valve mask
3. Menghilangkan tension
pneumothorax
PENGELOLAAN BREATHING
4. Menutup open
pneumothorax
5. memasang pulse
oxymeter
Breathing dan
ventilasi
oksigen
Sumber : Advanced Trauma Life Support Edisi 10
1. Mengetahui sumber
perdarahan eksternal yang
fatal
2. Mengetahui
sumber
pendarahan
internal
3. Periksa Nadi
PENILAIAN CIRCULATION
4. Periksa warna kulit,
kenali tanda-tanda sianosis
5. Periksa Tekanan
Darah
CIRCULA-
TION
Sumber : Advanced Trauma Life Support Edisi 10
1. Penekanan langsung
pada sumber pendarahan
eksternal
2. Kenali
pendarahan
internal,
kebutuhan
untuk
intervensi
bedah
3. Pasang IV 2 Jalur
ukuran besar sekaligus
mengambil sampel darah
PENGELOLAAN CIRCULATION
4. Berikan kristaloid yang
sudah dihangatkan dengan
tetesan cepat
5. Pasang bidai untuk
kontrol perdarahan
pada pasien-pasien
fraktur pelvis yang
mengancam nyawa
CIRCULA-
TION
6. Cegah Hipotermia
Sumber : Advanced Trauma Life Support Edisi 10
1. Tentukan tingkat
kesadaran memakai
skor GCS
2. Nilai pupil 3. Evaluasi dan Re-
Evaluasi airway,
oksigenasi dan sirkulasi
DISABILITY
Sumber : Advanced Trauma Life Support Edisi 10
1. Buka Pakaian
Penderita (informed
consent atau ada
saksi serta jelaskan
perihal tujuannya)
2. Cegah Hipotermia :
- berikan selimut
- tempatkan pada
ruangan yang cukup
hangat
EXPOSURE
Sumber : Advanced Trauma Life Support Edisi 10
Ankle Sprain biasanya merupakan jenis kaki inversion-type
twist, diikuti oleh rasa sakit dan bengkak. Tempat yang paling
sering cedera adalah pergelangan kaki lateral.
ANKLE SPRAIN
Sumber : https://emedicine.medscape.com/article/1907229-overview#a1
GEJALA
Kemungkinan adanya
gangguan
neurovaskular
Nyeri/Nyeri
tekan
Cold Foot
atau
parestesia
Bengkak
dan/atau
memar
Otot Tegang
Sumber : https://emedicine.medscape.com/article/1907229-overview#a1
1. Situasi & mekanisme
cedera
2. kemampuan berjalan
pasien setelah cedera
3.riwayat cedera ankle
sprain sebelumnya dan
riwayat penyakit dahulu
Look, Feel, Move dan
tes spesial
ANAMNESIS PEMERIKSAAN
FISIK
DIAGNOSIS
Sumber : Vuurberg G, Hoorntje A, Wink LM, Van Der Doelen BFW, Van Den Bekerom MP, Dekker R, et al. Diagnosis, treatment and prevention of ankle sprains: Update of an evidence-
based clinical guideline. Br J Sports Med. 2018;52(15):956.
LOOK FEEL MOVE
Pemeriksaan Fisik
Perhatikan
deformitas,
bengkak dan
memar serta
adanya antalgic
gait
Lakukan palpasi
pada seluruh fibula,
distal tibia, kaki dan
tendon Achilles
Perhatikan adanya
nyeri pada gerakan
pasif inversi dan
eversi
Sumber : Vuurberg G, Hoorntje A, Wink LM, Van Der Doelen BFW, Van Den Bekerom MP, Dekker R, et al. Diagnosis, treatment and prevention of ankle sprains: Update of an evidence-
based clinical guideline. Br J Sports Med. 2018;52(15):956.
Squeeze Test
Pemeriksaan dilakukan dengan cara
menempatkan ibu jari pada tibia dan
jari lain pada fibula di titik tengah
tungkai bawah kemudian remas remas
secara bersamaan. Hasil positif
dikatakan apabila ditemui nyeri pada
bagian bawah fibula.
Sumber : Vuurberg G, Hoorntje A, Wink LM, Van Der Doelen BFW, Van Den Bekerom MP, Dekker R, et al. Diagnosis, treatment and prevention of ankle sprains: Update of an evidence-
based clinical guideline. Br J Sports Med. 2018;52(15):956.
https://www.youtube.com/watch?v=ANgWSz0UoDg
External Rotation Test
Pemeriksaan dilakukan dengan cara
pasien diminta untuk duduk dengan
lutut difleksikan 90o dan rotasikan
kaki pasien ke arah lateral.
Pemeriksaan dikatakan positif apabila
terdapat nyeri pada sindemosis
Sumber : Vuurberg G, Hoorntje A, Wink LM, Van Der Doelen BFW, Van Den Bekerom MP, Dekker R, et al. Diagnosis, treatment and prevention of ankle sprains: Update of an evidence-
based clinical guideline. Br J Sports Med. 2018;52(15):956.
https://www.youtube.com/watch?v=DvSm15pVsU0
Anterior Drawer Test
Pemeriksaan dilakukan dengan cara
pasien diminta untuk berbaring
dengan lutut di fleksikan dan kaki
plantar fleksi 10o, kemudian tahan
tibia dengan salah satu tangan dan
tangan lain menarik tumit ke arah
depan. Pada kaki yang mengalami
cedera akan terlihat pergerakan yang
lebih banyak dibandingkan kaki yang
tidak.
Sumber : Vuurberg G, Hoorntje A, Wink LM, Van Der Doelen BFW, Van Den Bekerom MP, Dekker R, et al. Diagnosis, treatment and prevention of ankle sprains: Update of an evidence-
based clinical guideline. Br J Sports Med. 2018;52(15):956.
https://www.youtube.com/watch?v=vAcBEYZKcto
Talar Tilt Test
Pemeriksaan ini dilakukan dengan cara kaki
pasien menggantung dengan lutut fleksi,
kemudian dimiringkan talus ke kanan dan
kiri. Derajat kemiringan normal dari ankle
adalah 0-23o. Pada kaki yang mengalami
robekan di ligamen calcaneofibular akan
mengalami kemiringan melebihi 23o.
Sumber : Vuurberg G, Hoorntje A, Wink LM, Van Der Doelen BFW, Van Den Bekerom MP, Dekker R, et al. Diagnosis, treatment and prevention of ankle sprains: Update of an evidence-
based clinical guideline. Br J Sports Med. 2018;52(15):956.
https://www.youtube.com/watch?v=UHNbm6Z3XK4
TATALAKSANA
ANKLE SPRAIN AKUT
NON FARMAKOLOGI
Melakukan PRICE
dan Menghindari
HARM
Farmakologi
Analgesik, NSAID
Non Farmakologi
Tempelkan ice bag atau frozen peas
yang di balut handuk tipis pada area
cedera selama 15-20 menit, dan diulang
setiap 3 jam.
ICE
Tekan dan balut area cedera
menggunakan elastic bandage.
.
COMPRESSION
Istirahatkan bagian yang cedera
selama 2-3 hari.
REST
Gunakan ankle support atau splint untuk
melindungi bagian yang cedera agar
tidak mengalami kerusakan jaringan
lebih lanjut
PROTECTION
ELEVATION
Tinggikan kaki saat berbaring
dengan mengganjalnya
menggunakan bantal.
DO
Sumber : 1. Vuurberg G, Hoorntje A, Wink LM, Van Der Doelen BFW, Van Den Bekerom MP, Dekker R, et al. Diagnosis, treatment and prevention of ankle sprains: Update of an evidence-
based clinical guideline. Br J Sports Med. 2018;52(15):956 .2. https://emedicine.medscape.com/article/1907229-overview#a1
Non Farmakologi
Hindari berlari atau berolahraga
apapun yang menggunakan kaki
yang cedera.
RUNNING
Jangan memijat area cedera
karena bisa menimbulkan
perdarahan dan pembengkakan
yang lebih parah.
MASSAGE
Jangan mengkonsumsi alkohol
karena dapat meningkatkan risiko
perdarahan dan pembengkakan
di area cedera.
ALCOHOL
Hindari mandi dan berendam air panas,
sauna, atau penggunaan hot pack .
HEAT
DONT
Sumber : 1. Vuurberg G, Hoorntje A, Wink LM, Van Der Doelen BFW, Van Den Bekerom MP, Dekker R, et al. Diagnosis, treatment and prevention of ankle sprains: Update of an evidence-
based clinical guideline. Br J Sports Med. 2018;52(15):956 .2. https://emedicine.medscape.com/article/1907229-overview#a1
FARMAKOLOGI
Analgesik (acetaminophen) dan NSAID
(ibuprofen, naproxen) sering digunakan
untuk mengontrol rasa sakit dan
peradangan. Pada akhirnya, dokter memiliki
hak prerogatif untuk menentukan obat yang
paling tepat. Kontrol nyeri adalah tujuan
pengobatan awal untuk ankle sprain
Sumber : https://emedicine.medscape.com/article/1907229-medication
Terimakasih

More Related Content

Similar to Ankle Sprain

Konsep dasar keperawatan perioperatif
Konsep dasar keperawatan perioperatifKonsep dasar keperawatan perioperatif
Konsep dasar keperawatan perioperatif
Agung Haryadi
 
fdokumen.com_p3k-presentasi-56d6a9f3cdc5a (1).pptx
fdokumen.com_p3k-presentasi-56d6a9f3cdc5a (1).pptxfdokumen.com_p3k-presentasi-56d6a9f3cdc5a (1).pptx
fdokumen.com_p3k-presentasi-56d6a9f3cdc5a (1).pptx
rhamset
 
Keperawatan perioperatif (2)
Keperawatan perioperatif (2)Keperawatan perioperatif (2)
Keperawatan perioperatif (2)
conesti08com
 
Fact Sheet Care of Patient.pptx
Fact Sheet Care of Patient.pptxFact Sheet Care of Patient.pptx
Fact Sheet Care of Patient.pptx
eyeeasy
 
Notaringkasp 131026205220-phpapp02
Notaringkasp 131026205220-phpapp02Notaringkasp 131026205220-phpapp02
Notaringkasp 131026205220-phpapp02
leena leena
 
Overview Standart Pelayanan RS (dr. TP).pptx
Overview Standart Pelayanan RS (dr. TP).pptxOverview Standart Pelayanan RS (dr. TP).pptx
Overview Standart Pelayanan RS (dr. TP).pptx
IKFRUNPAD1
 
Konsep dasar keperawatan gawat darurat
Konsep dasar keperawatan gawat daruratKonsep dasar keperawatan gawat darurat
Konsep dasar keperawatan gawat darurat
Moch Jasin
 

Similar to Ankle Sprain (20)

PERSIAPAN DAN PERAWATAN OPERASI
PERSIAPAN DAN PERAWATAN OPERASIPERSIAPAN DAN PERAWATAN OPERASI
PERSIAPAN DAN PERAWATAN OPERASI
 
Konsep dasar keperawatan perioperatif
Konsep dasar keperawatan perioperatifKonsep dasar keperawatan perioperatif
Konsep dasar keperawatan perioperatif
 
fdokumen.com_p3k-presentasi-56d6a9f3cdc5a (1).pptx
fdokumen.com_p3k-presentasi-56d6a9f3cdc5a (1).pptxfdokumen.com_p3k-presentasi-56d6a9f3cdc5a (1).pptx
fdokumen.com_p3k-presentasi-56d6a9f3cdc5a (1).pptx
 
Intervensi perioperative
Intervensi perioperativeIntervensi perioperative
Intervensi perioperative
 
Hubungan antara panas, bunyi, cahaya dalam kesehatan
Hubungan antara panas, bunyi, cahaya dalam kesehatanHubungan antara panas, bunyi, cahaya dalam kesehatan
Hubungan antara panas, bunyi, cahaya dalam kesehatan
 
3. t r a u m a
3. t r a u m a3. t r a u m a
3. t r a u m a
 
Anastesi dan bedah klinik.pdf
Anastesi dan bedah klinik.pdfAnastesi dan bedah klinik.pdf
Anastesi dan bedah klinik.pdf
 
RESOSIALISASI KOMITE DAN POKJA SKP-1 (1).pptx
RESOSIALISASI KOMITE DAN POKJA SKP-1 (1).pptxRESOSIALISASI KOMITE DAN POKJA SKP-1 (1).pptx
RESOSIALISASI KOMITE DAN POKJA SKP-1 (1).pptx
 
Keperawatan perioperatif (2)
Keperawatan perioperatif (2)Keperawatan perioperatif (2)
Keperawatan perioperatif (2)
 
TRIAGE DALAM GAWAT DARURAT
TRIAGE DALAM GAWAT DARURATTRIAGE DALAM GAWAT DARURAT
TRIAGE DALAM GAWAT DARURAT
 
PENGAYAAN PRAKTIKUM.docx
PENGAYAAN PRAKTIKUM.docxPENGAYAAN PRAKTIKUM.docx
PENGAYAAN PRAKTIKUM.docx
 
Fact Sheet Care of Patient.pptx
Fact Sheet Care of Patient.pptxFact Sheet Care of Patient.pptx
Fact Sheet Care of Patient.pptx
 
Notaringkasp 131026205220-phpapp02
Notaringkasp 131026205220-phpapp02Notaringkasp 131026205220-phpapp02
Notaringkasp 131026205220-phpapp02
 
Overview Standart Pelayanan RS (dr. TP).pptx
Overview Standart Pelayanan RS (dr. TP).pptxOverview Standart Pelayanan RS (dr. TP).pptx
Overview Standart Pelayanan RS (dr. TP).pptx
 
2. Peran perawat perioperatif selama pascaoperasi lanjutan.pptx
2. Peran perawat perioperatif selama pascaoperasi lanjutan.pptx2. Peran perawat perioperatif selama pascaoperasi lanjutan.pptx
2. Peran perawat perioperatif selama pascaoperasi lanjutan.pptx
 
Primary Eye Care.pptx
Primary Eye Care.pptxPrimary Eye Care.pptx
Primary Eye Care.pptx
 
Modul 2 cetak
Modul 2 cetakModul 2 cetak
Modul 2 cetak
 
1. PASIEN SAFETY.pdf
1. PASIEN SAFETY.pdf1. PASIEN SAFETY.pdf
1. PASIEN SAFETY.pdf
 
Konsep dasar keperawatan gawat darurat
Konsep dasar keperawatan gawat daruratKonsep dasar keperawatan gawat darurat
Konsep dasar keperawatan gawat darurat
 
Pre operative implant treatment preparation
Pre operative implant treatment preparationPre operative implant treatment preparation
Pre operative implant treatment preparation
 

Recently uploaded

399557772-Penyakit-Yang-Bersifat-Simptomatis.pptx PENYAKIT SIMTOMP ADALAH PEN...
399557772-Penyakit-Yang-Bersifat-Simptomatis.pptx PENYAKIT SIMTOMP ADALAH PEN...399557772-Penyakit-Yang-Bersifat-Simptomatis.pptx PENYAKIT SIMTOMP ADALAH PEN...
399557772-Penyakit-Yang-Bersifat-Simptomatis.pptx PENYAKIT SIMTOMP ADALAH PEN...
nadyahermawan
 
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.pptAnatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Acephasan2
 
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptxPPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
Acephasan2
 
KUNCI CARA MENGGUGURKAN KANDUNGAN ABORSI JANIN 087776558899
KUNCI CARA MENGGUGURKAN KANDUNGAN ABORSI JANIN 087776558899KUNCI CARA MENGGUGURKAN KANDUNGAN ABORSI JANIN 087776558899
KUNCI CARA MENGGUGURKAN KANDUNGAN ABORSI JANIN 087776558899
Cara Menggugurkan Kandungan 087776558899
 
DAM DALAM IBADAH HAJI 2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptx
DAM DALAM IBADAH HAJI  2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptxDAM DALAM IBADAH HAJI  2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptx
DAM DALAM IBADAH HAJI 2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptx
kemenaghajids83
 
1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx
1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx
1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx
NezaPurna
 
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.pptANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
Acephasan2
 
KONSEP ANSIETAS kesehatan jiwa masyarakat
KONSEP ANSIETAS kesehatan jiwa masyarakatKONSEP ANSIETAS kesehatan jiwa masyarakat
KONSEP ANSIETAS kesehatan jiwa masyarakat
Zuheri
 
pengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.ppt
pengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.pptpengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.ppt
pengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.ppt
RekhaDP2
 

Recently uploaded (20)

FRAKTUR presentasion patah tulang paripurna OK.pptx
FRAKTUR presentasion patah tulang paripurna OK.pptxFRAKTUR presentasion patah tulang paripurna OK.pptx
FRAKTUR presentasion patah tulang paripurna OK.pptx
 
Penyuluhan kesehatan Diabetes melitus .pptx
Penyuluhan kesehatan Diabetes melitus .pptxPenyuluhan kesehatan Diabetes melitus .pptx
Penyuluhan kesehatan Diabetes melitus .pptx
 
LAPSUS VERTIGO))))))))))))))))))))))))))
LAPSUS VERTIGO))))))))))))))))))))))))))LAPSUS VERTIGO))))))))))))))))))))))))))
LAPSUS VERTIGO))))))))))))))))))))))))))
 
MEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).ppt
MEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).pptMEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).ppt
MEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).ppt
 
Dbd analisis SOAP, tugas Farmakoterapi klinis dan komunitas
Dbd analisis SOAP, tugas Farmakoterapi klinis dan komunitasDbd analisis SOAP, tugas Farmakoterapi klinis dan komunitas
Dbd analisis SOAP, tugas Farmakoterapi klinis dan komunitas
 
Jenis-Jenis-Karakter-Pasien-Rumah-Sakit.pdf
Jenis-Jenis-Karakter-Pasien-Rumah-Sakit.pdfJenis-Jenis-Karakter-Pasien-Rumah-Sakit.pdf
Jenis-Jenis-Karakter-Pasien-Rumah-Sakit.pdf
 
Asuhan Keperawatan Jiwa Perkembangan Psikososial Remaja
Asuhan Keperawatan Jiwa Perkembangan Psikososial RemajaAsuhan Keperawatan Jiwa Perkembangan Psikososial Remaja
Asuhan Keperawatan Jiwa Perkembangan Psikososial Remaja
 
399557772-Penyakit-Yang-Bersifat-Simptomatis.pptx PENYAKIT SIMTOMP ADALAH PEN...
399557772-Penyakit-Yang-Bersifat-Simptomatis.pptx PENYAKIT SIMTOMP ADALAH PEN...399557772-Penyakit-Yang-Bersifat-Simptomatis.pptx PENYAKIT SIMTOMP ADALAH PEN...
399557772-Penyakit-Yang-Bersifat-Simptomatis.pptx PENYAKIT SIMTOMP ADALAH PEN...
 
High Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggi
High Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggiHigh Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggi
High Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggi
 
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.pptAnatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
 
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptxPPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
 
KUNCI CARA MENGGUGURKAN KANDUNGAN ABORSI JANIN 087776558899
KUNCI CARA MENGGUGURKAN KANDUNGAN ABORSI JANIN 087776558899KUNCI CARA MENGGUGURKAN KANDUNGAN ABORSI JANIN 087776558899
KUNCI CARA MENGGUGURKAN KANDUNGAN ABORSI JANIN 087776558899
 
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptxKONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
 
DAM DALAM IBADAH HAJI 2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptx
DAM DALAM IBADAH HAJI  2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptxDAM DALAM IBADAH HAJI  2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptx
DAM DALAM IBADAH HAJI 2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptx
 
1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx
1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx
1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx
 
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.pptANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
 
Logic Model perencanaan dan evaluasi kesehatan
Logic Model perencanaan dan evaluasi kesehatanLogic Model perencanaan dan evaluasi kesehatan
Logic Model perencanaan dan evaluasi kesehatan
 
KONSEP ANSIETAS kesehatan jiwa masyarakat
KONSEP ANSIETAS kesehatan jiwa masyarakatKONSEP ANSIETAS kesehatan jiwa masyarakat
KONSEP ANSIETAS kesehatan jiwa masyarakat
 
Statistik Kecelakaan Kerja manajemen risiko kecelakaan kerja .pptx
Statistik Kecelakaan Kerja manajemen risiko kecelakaan kerja .pptxStatistik Kecelakaan Kerja manajemen risiko kecelakaan kerja .pptx
Statistik Kecelakaan Kerja manajemen risiko kecelakaan kerja .pptx
 
pengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.ppt
pengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.pptpengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.ppt
pengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.ppt
 

Ankle Sprain

  • 3. Fatality Kecelakaan yang mengakibatkan karyawan/ personil kehilangan nyawa dalam waktu 24 jam terhitung waktu terjadinya kecelakaan tersebut. Sumber : Prosedur Pelaporan, Penyelidikan insiden, dan Penyakit Akibat Kerja MRT Jakarta
  • 4. Lost Time Injury (LTI) Kecelakaan terjadi ketika karyawan yang terluka atau sakit yang berhubungan dengan pekerjaan, dan mengalami hari hilang kerja 2 x 24 jam atau lebih. Dalam situasi ini, karyawan yang terluka atau sakit harus terlepas dari pekerjaan untuk perawatan medis atau pemulihan pada hari setelah kecelakaan terjadi atau penyakit mulai timbul sesuai dengan hari kalender. LTI juga termasuk didalamnya kejadian cedera berat. Cidera berat merupakan cidera yang mengakibatkan cacat tetap, yaitu kehilangan atau tidak berfungsinya salah satu atau beberapa organ tubuh atau gangguan jiwa. Sumber : Prosedur Pelaporan, Penyelidikan insiden, dan Penyakit Akibat Kerja MRT Jakarta
  • 5. Restricted Work Day Case (RWDC) Dimana akibat dari cedera atau penyakit akibat kerja menimbulkan kondisi pekerja ditugaskan untuk pekerjaan lain secara sementara atau perrmanen (transfer ke pekerjaan lain) atau; pekerja bekerja di pekerjaan yang ditugaskan secara permanen tetapi kurang dari waktu penuh atau; pekerja bekerja di pekerjaan yang ditugaskan secara permanen tetapi tidak dapat melakukan semua tugas yang biasa terkait dengannya. RWDC juga termasuk kategori cedera ringan. Sumber : Prosedur Pelaporan, Penyelidikan insiden, dan Penyakit Akibat Kerja MRT Jakarta
  • 6. Medical Treatment Cases (MTC) Kasus kecelakaan kerja yang membutuhkan perawatan lukanya dari tenaga medis yang professional (perawat/dokter). Dalam kasus ini tidak menyebabkan kehilangan waktu kerja pada shift/hari berikutnya. MTC termasuk dalam kategori cedera ringan. Sumber : Prosedur Pelaporan, Penyelidikan insiden, dan Penyakit Akibat Kerja MRT Jakarta
  • 7. Cedera ringan adalah cedera yang memerlukan perawatan medis sehingga tidak dapat melakukan pekerjaan tidak lebih dari satu hari. MTC tidak termasuk pada : - Kunjungan ke dokter atau professional perawatan kesehatan berlisensi lainnya semata-mata untuk observasi atau konseling - Pelaksanaan prosedur diagnostic, seperti X-rays dan tes darah, termasuk pemberian obat yang diresepkan hanya digunakan untuk tujuan diagnostic (misalnya, tetes mata untuk melebarkan pupil). Sumber : Prosedur Pelaporan, Penyelidikan insiden, dan Penyakit Akibat Kerja MRT Jakarta
  • 8. First Aid Case (FAC) Kasus kecelakaan kerja yang dalam perawatan lukanya tidak membutuhkan penanganan dari tenaga medis yang professional (perawat/dokter), cukup unit P3K yang sudah diberikan pelatihan Sumber : Prosedur Pelaporan, Penyelidikan insiden, dan Penyakit Akibat Kerja MRT Jakarta
  • 9. FAC, termasuk : - Penggunaan obat tanpa resep yang tidak memerlukan dosis khusus - Pemberian imunisasi tetanus (imunisasi lainnya, seperti vaksin hepatitis B atau vaksin rabies, dianggap sebagai pengobatan medis) - Pembersihan, penyiraman atau perendaman luka di permukaan kulit - Penggunaan penutup luka seperti perban, Band-Aids, bantalan kasa, dll; atau menggunakan butterfly bandages atau Steril-Strips (perangkat penutupan luka lainnya seperti jahitan, staples, dll dianggap sebagai MTC); - Penggunaan terapi panas atau dingin - Penggunaan segala sarana pendukung yang tidak kaku, seperti elastic bandages, wraps, non-rigid back belts, dll. (perangkat dengan system tetap atau system lain yang dirancang untuk menghentikan pergerakan tubuh dianggap sebagai MTC untuk tujuan penyimpanan catatan) - Menggunakan perangkat imobilisasi sementara saat mengangkut korban kecelakaan (misalnya splint, sling, neck collars, back board, dll.) Sumber : Prosedur Pelaporan, Penyelidikan insiden, dan Penyakit Akibat Kerja MRT Jakarta
  • 11. LOOK LISTEN FEEl PENILAIAN AIRWAY Mengenal Patensi Airway dan Penilaian secara cepat dan tepat akan adanya obstruksi - Tampak Agitasi (Hipoksia)/ kesulitan berkonsentrasi (hiperkarbia) - sianosis - retraksi accessory respiratory muscle - Snoring - Gurgling -stridor -Hoarsness - Lokasi Trakea AIRWAY dengan Kontrol servikal Sumber : Advanced Trauma Life Support Edisi 10
  • 12. Lakukan chin lift dan atau jaw thrust dengan kontrol servikal Bersihkan airway dari benda asing bila perlu suctioning dengan alat yang rigid -Pasang pipa nasofaringeal atau orofaringeal - Pasang airway definitif sesuai indikasi PENGELOLAAN AIRWAY AIRWAY dengan Kontrol servikal Sumber : Advanced Trauma Life Support Edisi 10
  • 13. 1. buka leher dan dada penderita, dengan tetap memperhatikan kontrol servikal in line immobilisasi 2. tentukan laju dan dalamnya pernapasan 3. inspeksi dan palpasi leher dan thoraks : deviasi trakea, ekspansi thoraks simetris atau tidak, pemakaian otot-otot tambahan dan tanda-tanda cedera lainnya PENILAIAN BREATHING 4. perkusi thoraks untuk menentukan redup atau hipersonor 5. Auskultasi thorax bilateral Breathing dan ventilasi oksigen Sumber : Advanced Trauma Life Support Edisi 10
  • 14. 1. pemberian oksigen konsentrasi tinggi (nrm mask 11-12 lpm) 2. Ventilasi dengan bag valve mask 3. Menghilangkan tension pneumothorax PENGELOLAAN BREATHING 4. Menutup open pneumothorax 5. memasang pulse oxymeter Breathing dan ventilasi oksigen Sumber : Advanced Trauma Life Support Edisi 10
  • 15. 1. Mengetahui sumber perdarahan eksternal yang fatal 2. Mengetahui sumber pendarahan internal 3. Periksa Nadi PENILAIAN CIRCULATION 4. Periksa warna kulit, kenali tanda-tanda sianosis 5. Periksa Tekanan Darah CIRCULA- TION Sumber : Advanced Trauma Life Support Edisi 10
  • 16. 1. Penekanan langsung pada sumber pendarahan eksternal 2. Kenali pendarahan internal, kebutuhan untuk intervensi bedah 3. Pasang IV 2 Jalur ukuran besar sekaligus mengambil sampel darah PENGELOLAAN CIRCULATION 4. Berikan kristaloid yang sudah dihangatkan dengan tetesan cepat 5. Pasang bidai untuk kontrol perdarahan pada pasien-pasien fraktur pelvis yang mengancam nyawa CIRCULA- TION 6. Cegah Hipotermia Sumber : Advanced Trauma Life Support Edisi 10
  • 17. 1. Tentukan tingkat kesadaran memakai skor GCS 2. Nilai pupil 3. Evaluasi dan Re- Evaluasi airway, oksigenasi dan sirkulasi DISABILITY Sumber : Advanced Trauma Life Support Edisi 10
  • 18. 1. Buka Pakaian Penderita (informed consent atau ada saksi serta jelaskan perihal tujuannya) 2. Cegah Hipotermia : - berikan selimut - tempatkan pada ruangan yang cukup hangat EXPOSURE Sumber : Advanced Trauma Life Support Edisi 10
  • 19. Ankle Sprain biasanya merupakan jenis kaki inversion-type twist, diikuti oleh rasa sakit dan bengkak. Tempat yang paling sering cedera adalah pergelangan kaki lateral. ANKLE SPRAIN Sumber : https://emedicine.medscape.com/article/1907229-overview#a1
  • 21. 1. Situasi & mekanisme cedera 2. kemampuan berjalan pasien setelah cedera 3.riwayat cedera ankle sprain sebelumnya dan riwayat penyakit dahulu Look, Feel, Move dan tes spesial ANAMNESIS PEMERIKSAAN FISIK DIAGNOSIS Sumber : Vuurberg G, Hoorntje A, Wink LM, Van Der Doelen BFW, Van Den Bekerom MP, Dekker R, et al. Diagnosis, treatment and prevention of ankle sprains: Update of an evidence- based clinical guideline. Br J Sports Med. 2018;52(15):956.
  • 22. LOOK FEEL MOVE Pemeriksaan Fisik Perhatikan deformitas, bengkak dan memar serta adanya antalgic gait Lakukan palpasi pada seluruh fibula, distal tibia, kaki dan tendon Achilles Perhatikan adanya nyeri pada gerakan pasif inversi dan eversi Sumber : Vuurberg G, Hoorntje A, Wink LM, Van Der Doelen BFW, Van Den Bekerom MP, Dekker R, et al. Diagnosis, treatment and prevention of ankle sprains: Update of an evidence- based clinical guideline. Br J Sports Med. 2018;52(15):956.
  • 23.
  • 24. Squeeze Test Pemeriksaan dilakukan dengan cara menempatkan ibu jari pada tibia dan jari lain pada fibula di titik tengah tungkai bawah kemudian remas remas secara bersamaan. Hasil positif dikatakan apabila ditemui nyeri pada bagian bawah fibula. Sumber : Vuurberg G, Hoorntje A, Wink LM, Van Der Doelen BFW, Van Den Bekerom MP, Dekker R, et al. Diagnosis, treatment and prevention of ankle sprains: Update of an evidence- based clinical guideline. Br J Sports Med. 2018;52(15):956. https://www.youtube.com/watch?v=ANgWSz0UoDg
  • 25. External Rotation Test Pemeriksaan dilakukan dengan cara pasien diminta untuk duduk dengan lutut difleksikan 90o dan rotasikan kaki pasien ke arah lateral. Pemeriksaan dikatakan positif apabila terdapat nyeri pada sindemosis Sumber : Vuurberg G, Hoorntje A, Wink LM, Van Der Doelen BFW, Van Den Bekerom MP, Dekker R, et al. Diagnosis, treatment and prevention of ankle sprains: Update of an evidence- based clinical guideline. Br J Sports Med. 2018;52(15):956. https://www.youtube.com/watch?v=DvSm15pVsU0
  • 26. Anterior Drawer Test Pemeriksaan dilakukan dengan cara pasien diminta untuk berbaring dengan lutut di fleksikan dan kaki plantar fleksi 10o, kemudian tahan tibia dengan salah satu tangan dan tangan lain menarik tumit ke arah depan. Pada kaki yang mengalami cedera akan terlihat pergerakan yang lebih banyak dibandingkan kaki yang tidak. Sumber : Vuurberg G, Hoorntje A, Wink LM, Van Der Doelen BFW, Van Den Bekerom MP, Dekker R, et al. Diagnosis, treatment and prevention of ankle sprains: Update of an evidence- based clinical guideline. Br J Sports Med. 2018;52(15):956. https://www.youtube.com/watch?v=vAcBEYZKcto
  • 27. Talar Tilt Test Pemeriksaan ini dilakukan dengan cara kaki pasien menggantung dengan lutut fleksi, kemudian dimiringkan talus ke kanan dan kiri. Derajat kemiringan normal dari ankle adalah 0-23o. Pada kaki yang mengalami robekan di ligamen calcaneofibular akan mengalami kemiringan melebihi 23o. Sumber : Vuurberg G, Hoorntje A, Wink LM, Van Der Doelen BFW, Van Den Bekerom MP, Dekker R, et al. Diagnosis, treatment and prevention of ankle sprains: Update of an evidence- based clinical guideline. Br J Sports Med. 2018;52(15):956. https://www.youtube.com/watch?v=UHNbm6Z3XK4
  • 28. TATALAKSANA ANKLE SPRAIN AKUT NON FARMAKOLOGI Melakukan PRICE dan Menghindari HARM Farmakologi Analgesik, NSAID
  • 29. Non Farmakologi Tempelkan ice bag atau frozen peas yang di balut handuk tipis pada area cedera selama 15-20 menit, dan diulang setiap 3 jam. ICE Tekan dan balut area cedera menggunakan elastic bandage. . COMPRESSION Istirahatkan bagian yang cedera selama 2-3 hari. REST Gunakan ankle support atau splint untuk melindungi bagian yang cedera agar tidak mengalami kerusakan jaringan lebih lanjut PROTECTION ELEVATION Tinggikan kaki saat berbaring dengan mengganjalnya menggunakan bantal. DO Sumber : 1. Vuurberg G, Hoorntje A, Wink LM, Van Der Doelen BFW, Van Den Bekerom MP, Dekker R, et al. Diagnosis, treatment and prevention of ankle sprains: Update of an evidence- based clinical guideline. Br J Sports Med. 2018;52(15):956 .2. https://emedicine.medscape.com/article/1907229-overview#a1
  • 30. Non Farmakologi Hindari berlari atau berolahraga apapun yang menggunakan kaki yang cedera. RUNNING Jangan memijat area cedera karena bisa menimbulkan perdarahan dan pembengkakan yang lebih parah. MASSAGE Jangan mengkonsumsi alkohol karena dapat meningkatkan risiko perdarahan dan pembengkakan di area cedera. ALCOHOL Hindari mandi dan berendam air panas, sauna, atau penggunaan hot pack . HEAT DONT Sumber : 1. Vuurberg G, Hoorntje A, Wink LM, Van Der Doelen BFW, Van Den Bekerom MP, Dekker R, et al. Diagnosis, treatment and prevention of ankle sprains: Update of an evidence- based clinical guideline. Br J Sports Med. 2018;52(15):956 .2. https://emedicine.medscape.com/article/1907229-overview#a1
  • 31. FARMAKOLOGI Analgesik (acetaminophen) dan NSAID (ibuprofen, naproxen) sering digunakan untuk mengontrol rasa sakit dan peradangan. Pada akhirnya, dokter memiliki hak prerogatif untuk menentukan obat yang paling tepat. Kontrol nyeri adalah tujuan pengobatan awal untuk ankle sprain Sumber : https://emedicine.medscape.com/article/1907229-medication