SlideShare a Scribd company logo
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 
Uraian Materi 
1. Sistem endokrin 
Pernahkan Anda 
memperhatikan perubahan 
pada diri Anda saat pertama kali 
mendapat haid? Saat itu terjadi 
regulasi hormon yang dikendalikan 
oleh hipotalamus terhadap 
hipofise. Selanjutnya hipofise 
memengaruhi ovarium, kemudian 
lapisan endometrium luruh akibat 
pengaruh hormon yang dihasilkan 
oleh ovarium. Regulasi hormonal 
ini terjadi karena sistem endokrin. 
Sistem endokrin adalah 
sistem kontrol kelenjar endokrin 
atau kelenjar buntu yang dapat 
memengaruhi organ-organ lain. 
Sistem ini dilakukan oleh sel 
endokrin atau sel kelenjar sekretori 
yang menyusun kelenjar endokrin. 
Kelenjar tersebut menghasilkan 
hormon yang dibawa langsung ke 
cairan interstitial, sistem limfoid, 
atau darah. Hormon sebagai 
pembawa pesan kimiawi antar 
sel atau antar kelompok sel, 
selanjutnya akan menerjemahkan 
“pesan” tersebut menjadi suatu 
tindakan. 
Kelenjar endokrin merupakan 
kelenjar buntu atau tanpa saluran 
yang menyekresi hormon untuk 
memengaruhi organ-organ lain. 
a. Pengertian kelenjar endokrin 
Hormon yang telah 
disekresi, disalurkan melalui darah 
menuju sel sasaran. Sebagian 
hormon memiliki satu jenis sel 
sasaran, yang lainnya banyak. 
Sel sasaran tersebut memiliki 
reseptor untuk mengikat hormon 
bersangkutan. Sistem endokrin 
terutama mengontrol aktivitas 
yang lebih memerlukan durasi 
dari pada kecepatan, dalam hal: 
(1) pengaturan metabolisme 
organic serta keseimbangan H2O 
dan elektrolit; (2) mendorong 
perubahan-perubahan adaptif 
untuk menggatasi stress; (3) 
meningkatkan pertumbuhan dan 
perkembangan yang bersifat 
sekuensial dan berlangsung 
mulus; (4) mengontrol reproduksi; 
(5) mengatur produksi sel darah 
merah; (6) bersama dengan sistem 
saraf otonom, mengontrol dan 
mengintegrasikan sirkulasi serta 
Kembali ke : Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Test Formatif 2
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 
pencernaan dan penyerapan 
makanan. 
Sistem endokrin terdiri 
dari kelenjar-kelenjar endokrin 
yang tersebar ditubuh. Walaupun 
kelenjar-kelenjar endokrin 
umumnya tidak berhubungan 
secara anatomis, mereka secara 
fungsional dianggap membentuk 
suatu sistem. Kelenjar-kelenjar 
tersebut melaksanakan fungsi 
mereka dengan menseksresikan 
hormon, dan di antara berbagai 
kelenjar endokrin berlangsung 
banyak interaksi fungsional. 
Pada kenyataannya, fungsi 
satu-satunya sebagian hormon 
adalah mengatur produksi 
dan sekresi hormon lain. Suatu 
hormon yang fungsi utamanya 
mengatur sekresi hormon kelenjar 
endokrin lain secara fungsional 
diklasifikasikan sebagai hormon 
tropik. Sebagai contoh, satu-satunya 
fungsi thyroid stimulating 
hormon (TSH) dari kelenjar hipofisis 
anterior adalah mengatur sekresi 
hormon tiroid. Hormon nontropik 
menimbulkan pengaruhnya 
terutama pada jaringan sasaran 
nonendokrin. Contoh: hormon 
tiroid, yang meningkatkan tingkat 
konsumsi O2 serta aktivitas 
metabolisme hampir semua sel di 
tubuh. 
Kompleksitas sistem 
endokrin adalah (1) sebuah kelenjar 
endokrin menghasilkan banyak 
hormon, contoh: kelenjar hipofise; 
(2) sebuah hormon disekresikan oleh 
lebih dari satu kelenjar endokrin, 
contoh: hormon somatostatin 
dihasilkan oleh hipotalamus dan 
pancreas; (3) sebuah hormon 
memiliki lebih dari satu jenis 
sel sasaran, contoh: vasopresin 
mendorong reabsorsi H2O oleh 
tubulus ginjal serta vasokonstriksi 
arteriol di seluruh tubuh; (4) Satu 
sel sasaran dapat dipengaruhi oleh 
lebih dari satu hormon, contoh 
sel hati. Insulin mendorong sel 
hati merubah glukosa menjadi 
glikogen. Glukagon meningkatkan 
penguraian glikogen menjadi 
glukosa dalam sel hati; (5) suatu zat 
perantara kimiawi dapat berupa 
hormon atau neurotransmitter, 
contoh: norepinefrin disekresikan 
oleh medulla adrenal sebagai 
hormon dan dilepaskan sebagai 
neurotransmitter oleh serat 
saraf pascaganglion simpatis; (6) 
sebagian organ hanya memiliki 
fungsi endokrin saja, contoh: 
hipofise anterior dan kelenjar tiroid. 
2. Anatomi fisiologi kelenjar 
endokrin 
Tubuh manusia memiliki 
beberapa kelenjar endokrin. 
Berikut ini diuraikan secara lebih 
rinci tentang kelenjar endokrin 
Kembali ke : Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Test Formatif 3
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 
a. Hipotalamus 
Organ ini merupakan master 
gland yang terletak di dasar 
otak. Hipotalamus dihubungkan 
dengan hipofisis anterior melalui 
pembuluh portal, sedangkan 
ke hipofise posterior melalui 
sistem saraf. Kelenjar endokrin ini 
menghasilkan stimulating hormon 
realising faktor dan inhibitory 
hormon bagi hipofisis. 
Sekresi dari hipotalamus 
berupa lima hormon peptide, 
yaitu: (1) Gonadotropin realizing 
hormon (GnRH) untuk merangsang 
sekresi foliclle stimulating hormon 
(FSH), luteotizing hormon (LH), 
Luteotropin hormon (LTH); (2) 
Tirotropin realizing hormon (TRH), 
(3) Corticotropin realizing hormon 
(CRH), (4) somatostatin dan (5) 
Growth hormon realizing hormon 
(GHRH). 
b. Hipofise 
Hipofise terletak di sella tursika 
pada dasar otak, di dalam fosa 
hipofisis tulang sfenoid. Sekresi 
kelenjar hipofise dikendalikan oleh 
hipotalamus. Organ ini tersusun 
atas tiga lobus, yaitu : 
1) Lobus depan disebut 
Hipofisis anterior 
(Adenohipofisis) 
Lobus ini menghasilkan empat 
hormon berikut ini. 
a) Tirotropin stimulating 
hormon (TSH) untuk 
merangsang kelenjar tiroid 
agar menghasilkan hormon 
tiroksin, 
b) Growth hormon (GH) untuk 
merangsang pertumbuhan 
otak, 
c) Gonadotropic hormon 
yang terdiri-dari: (a) 
follicle stimulating 
hormon (FSH) 
untuk merangsang 
pertumbuhan folikel-folikel 
pada ovarium; 
(b) lutenizing 
hormon (LH) 
untuk merangsang 
pembentukan korpus 
luteum; (c) prolactin 
untuk merangsang 
kelenjar mammae 
Anatomi Hipotalamus dan Hipofise 
(Sumber: Faller, A. & Schuenke, M. 2004; 549 ) 
Kembali ke : Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Test Formatif 4
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 
agar menghasilkan air susu 
ibu (ASI), 
d) Adrenocorticotropin 
hormon (ACTH) untuk 
merangsang kelenjar 
suprarenal menghasilkan 
kortisol. 
2) Lobus tengah disebut dengan 
hipofisis intermediate 
Lobus ini terletak di 
antara lobus posterior dan 
anterior. Menghasilkan 
Melanosit Stimulating Hormon 
/ melanotropin yang berfungsi 
merangsang melanogenesis 
untuk memberi warna gelap 
pada kulit. Selain itu juga 
menghasilkan Endorphin untuk 
mengendalikan reseptor rasa 
nyeri. 
3) Lobus belakang disebut 
Hipofisis posterior 
(neurohipofisis) 
Lobus ini menghasilkan 
dua hormon, yaitu (1) 
antidiuretic hormon (ADH) 
untuk mengendalikan produksi 
atau kepekatan urine; (2) 
oksitosin untuk merangsang 
kontraksi uterus. 
3. Badan pineal (epifisis) 
Organ ini terletak di 
posterior hipotalamus. Organ ini 
mensintesis hormon melatonin 
saat gelap. Kerja Badan pineal 
dihambat oleh cahaya. Koordinasi 
hormon ini ke target organ melalui 
sistemik (gonad), sedangkan 
ke hipotelamus melalui zalir 
serebrospinalis. Hormon melatonin 
mempengaruhi sekresi GnRH, 
LH, FSH, dan menghambat kerja 
ovarium. Dalam fungsi reproduksi, 
mempengaruhi siklus seksual dan 
siklus haid, pertumbuhan gonad, 
perkembangan seks sekunder. 
Gambar 10 Hubungan hipotalamus-hipofise 
(sumber: Scanlon & Sander, 2007; 227) 
Kembali ke : Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Test Formatif 5
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 
4. Tiroid 
Organ ini berbentuk seperti 
kupu-kupu, terletak di bawah laring 
yang memiliki berat ± 15 sampai 60 
g. Tiroid terdiri-dari dua lobus yang 
dihubungkan oleh isthmus. Setiap 
lobus tersusun atas folikel-folikel 
tertutup. Hormon-hormon tiroid 
dihasilkan oleh folikel kelenjar 
tiroid. Menghasilkan hormon 
thyroxine (T4), triiodothyronine 
(T3), dan kalsitonin. Sel parafolikuler 
atau sel “C” dalam interstitium 
kelenjar tiroid juga menghasilkan 
kalsitonin. 
Fungsi kelenjar tyroid adalah 
mengatur kegiatan metabolic, 
merangsang oksidasi, 
mengatur penggunaan O2 dan 
pengeluaran CO2, mempengaruhi 
perkembangan susunan saraf, dan 
merangsang pertumbuhan. 
5. Paratiroid 
Kelenjar ini dalam keadaan 
normal terdapat 4 buah, dua buah 
di sisi kiri dan dua buah di sisi 
kanan atau dua buah di bagian 
atas (superior) dan dua buah di 
bagian bawah (inferior). Terletak 
di belakang kelenjar tiroid. 
Secara histologi, terdiri -dari sel 
utama dan sel oksifil. Sel utama 
sebagai penghasil 
terbanyak hormon, 
s e d a n g k a n 
sel oksifil 
m e n g h a s i l k a n 
sedikit hormon. 
Sel oksifil tidak 
ditemukan pada 
manusia muda. 
Me n g h a s i l k a n 
parathormon yang 
berfungsi untuk 
m e t a b o l i s m e 
kalsium dan fosfat. Peningkatan 
sekresi Parathormon 
Gambar 11 Kelenjar tiroid 
(Sumber : Faller, A. & Schuenke, M. 2004; 319 ) 
Gambar 12 Kelenjar paratiroid 
(sumber: Scanlon & Sander, 2007; 235) 
Kembali ke : Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Test Formatif 6
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 
mengakibatkan absorbsi kalsium 
di ginjal, intestinum, dan tulang 
sehingga terjadi kenaikan kadar 
kalsium dalam darah. 
6. Timus 
Timus terletak di dalam 
mediastinum di belakang os 
sternum, menghasilkan hormon 
timus. Hanya dijumpai pada anak 
usia di bawah 18 tahun, ukurannya 
pada bayi kira-kira 10 gram, 
bertambah pada masa remaja 30- 
40 gram, kemudian berkerut. Fungsi 
kelenjar timus adalah mengaktifkan 
pertumbuhan badan, mengurangi 
aktivitas kelenjar kelamin, dan 
sebagai imunitas tubuh. 
7. Pankreas 
Terletak di belakang lambung, 
setinggi L2, bermuara pada 
C-duodenum. Pankres terdiri-dari 
2 jaringan utama, yaitu : (1) Asini, 
menyekresi getah pencernaan 
ke dalam duodenum; (2) Pulau 
langerhans, yang terdiri-dari (1) Sel 
alfa yang menyekresi glucagon, (2) 
Sel beta yang menyekresi insulin, 
(3) Sel delta yang menyekresi 
somatostatin, dan (4) sel delta 
menyekresi polipeptida (gastrin). 
Sekresi dari pulau langerhans 
langsung ke darah. 
Glukagon yang berfungsi untuk 
meningkatkan kadar glukosa dalam 
darah dengan cara memobilisasi 
glukosa, asam lemak dan asam amino 
dari tempat cadangannya ke dalam 
darah; 
Insulin yang berfungsi untuk 
menurunkan kadar glukosa darah 
dengan cara meningkatkan 
perubahan glukosa menjadi glikogen 
yang disimpan di hati; 
Somatotastin berfungsi menekan 
growth hormon, menghambat saluran 
cerna (pengosongan lambung, sekresi 
asam lambung, kontraksi bladder). 
8. Suprarenal 
Kelenjar ini menempel di 
atas ginjal dan memiliki berat 
sekitar 5 gram. Kelenjar ini terdiri-dari 
medulla adrenal dan korteks 
adrenal. 
Medulla adrenal secara 
fungsional berhubungan dengan 
sistem saraf simpatik (sistem saraf 
Kelenjar Pankreas 
(Sumber: Ellis, H. 2006: 76) 
Kembali ke : Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Test Formatif 7
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 
otonom). Bagian ini menyekresi 
hormon epinefrin dan norefineprin. 
Fungsinya adalah meningkatkan 
denyut jantung, menambah 
tekanan darah, mempercepat 
pernapasan, dan meningkatkan 
produksi gula darah di hati. 
Korteks adrenal dibagi 
menjadi tiga bagian (zona), 
yaitu zona glomerulus, zona 
fasiculat, dan zona retikularis. 
Bagian ini menghasilkan hormon 
kortikosteroid. 
Zona glomerulus menyekresi 
aldosteron (mineralokortikoid). 
Fungsinya adalah merangsang 
penyerapan ion Natrium dari 
tubulus ginjal dan menurunkan 
penyerapan ion Kalium sehingga 
mempertahankan tekanan 
osmotik darah. Efek primer pada 
metabolisme air dan mineral. 
Zona fasiculat menyekresi 
kortisol (glukokortikoid). 
Fungsinya meningkatkan 
pembentukan glukosa dari asam 
amino, antialergi dan inflamasi, 
menghasilkan energi. efek primer 
pada metabolisme protein, lemak, 
karbohidrat. 
Zona retikularis menghasilkan 
androgen (efek maskulinisasi) dan 
estrogen, efek primer untuk tanda-tanda 
seks sekunder. 
9. Gonad 
a) Testis 
Testis terletak di dalam skrotum, 
bentuk oval, warna putih. Ukuran: 
panjang 4 cm, lebar 2,5 cm, tebal 
3 cm. Berat 10–14 g. Tersusun 
atas 200-300 lobi masing-masing 
berisi tubulus seminiferous. 
Testis diselubungi oleh tunika 
albiginea dan tunika vaginalis 
yang memungkinkan testis bebas 
bergerak di dalam skrotum. 
Antar tubulus dihubungkan oleh 
sel-sel interstitial (sel leydig) 
yang menghasilkan hormon 
testosterone. Tiga macam sel di 
testis, yaitu spermatogonia yang 
menghasilkan spermatozoa, sel 
sertoli yang berfungsi memberi 
nutrisi kepada spermatozoa, dan 
sel leydig yang menghasilkan 
hormon. 
Kelenjar Testis terletak di 
bagian interstitial testis. Kelenjar 
ini dibentuk oleh sel-sel leydig 
yang menghasilkan hormon 
relaksin dan Testosteron. Hormon 
relaksin berperan dalam mengatur 
relaksasi otot-otot yang berkaitan 
dengan sifat kelamin. Hormon 
Testosteron berperan penting 
dalam pengaturan pembentukan 
sperma dan ciri kelamin sekunder 
pria. 
Kembali ke : Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Test Formatif 8
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 
b) Ovarium 
Keduanya terletak di cavum 
peritonealis, pada ujung tuba 
fallopii. Organ kecil berbentuk 
buah kenari, berwarna putih, 
permukaan tidak rata. Ukuran 3 
cm x 2 cm x 1 cm. Beratnya 5-8 
gram. Ovarium terdiri-dari bagian 
kortex tempat folikel dan bagian 
medulla, tempat pembuluh darah, 
saraf, dan limfa. Korteks ovarium 
merupakan bagian fungsional 
ovarium, sebagai tempat 
perkembangan folikel ovarium. 
Ovarium menyekresi hormon seks 
yaitu estrogen, progesteron, dan 
androgen. 
10. Pengaruh kelenjar endokrin 
terhadap proses reproduksi 
Fungsi reproduksi sangat 
dipengaruhi oleh kelenjar 
endokrin. Salah satu proses 
reproduksi yang terjadi adalah 
proses menstruasi (haid). Haid 
adalah perdarahan secara 
periodic dan siklik dari uterus 
disertai pelepasan (deskuamasi) 
endometrium. Peristiwa ini 
merupakan koordinasi antara 
hipotalamus-hipofise-ovarium-endometrium 
(uterus). 
Hipotalamus menyekresi 
gonadotropin realizing factor 
(GnRF) untuk merangsang 
hipofise anterior menyekresi FSH 
dan LH sesuai umpan balik dari 
estrogen maupun progesteron 
yang dihasilkan oleh ovarium. 
Hormon estrogen maupun 
progesterone mempengaruhi 
penebalan endometrium. 
Perubahan-perubahan 
kadar hormon sepanjang 
siklus haid disebabkan oleh 
mekanisme umpan balik (feed 
back) antara hormon steroid dan 
hormon gonadotropin. Estrogen 
menyebabkan umpan balik 
negative terhadap FSH, demikian 
juga umpan balik negative 
terhadap LH jika kadar estrogen 
rendah. Jika kadar estrogen 
tinggi, akan memberi umpan 
balik positif terhadap LH. 
Panjangnya siklus haid adalah 
jarak antara tanggal mulainya 
(Sumber : Faller, A. & Schuenke, M. 2004; 475) 
Gambar 15. Tubulus Seminiferus 
Kembali ke : Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Test Formatif 9
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 
haid yang lalu sampai mulainya 
haid berikutnya. Siklus haid yang 
normal 21-35 hari. Lama haid 
normal 3-5 hari. 
Siklus haid dibagi menjadi 3 fase, 
yaitu 
a. Fase folikuler 
Fase folikuler dini terjadi tidak 
lama setelah haid dimulai. 
Beberapa folikel berkembang 
di bawah pengaruh FSH 
yang meningkat. Hal ini 
disebabkan oleh korpus 
luteum mengalami 
regresi, sehingga hormon 
progesterone berkurang. 
Dengan berkembangnya 
folikel (Perkembangan 
dimulai dari folikel primordial 
menjadi folikel sekunder 
kemudian folikel de graff), 
produksi estrogen meningkat 
dan ini menekan sekresi 
FSH. Folikel de graff (folikel 
dominan) akan bertahan, 
sedangkan yang lainnya 
mengalami atresia. Saat 
ini estrogen memberikan 
umpan balik positif ke 
hipofise anterior sehingga 
terjadi sekresi LH. Adanya 
LH menyebabkan folikel 
semakin banyak menyekresi 
estrogen. Semakin tinggi 
kadar estrogen menyebabkan 
kadar FSH semakin rendah. 
Folikel semakin masak dan 
mendekati dinding ovarium. 
Dinding endometrium pada 
fase ini mengalami proliferasi 
sehingga mulai menebal. 
Penebalannya diikuti dengan 
peningkatan vaskularisasi 
pada endometrium. 
b. Fase / saat ovulasi 
Saat fase ini terjadi lonjakan LH 
(LH surge) pada pertengahan 
siklus, mengakibatkan 
terjadinya ovulasi. Pecahnya 
folikel terjadi 16-24 jam 
setelah lonjakan LH. Peristiwa 
ini terjadi karena kolagen pada 
dinding folikel mengalami 
degenerative sehingga 
menjadi tipis. Diduga, 
degenerative dinding folikel 
tersebut karena peranan 
prostaglandin F2. Kadar LH 
yang tinggi ini menetap kira-kira 
24 jam dan menurun 
pada fase luteal. Beberapa 
saat setelah ovulasi, estrogen 
menurun secara cepat 
sehingga LH juga menurun. 
c. Fase luteal. 
Fase ini berlangsung 10- 
12 hari pasca ovulasi. Pada 
fase ini, sel-sel granulosa 
membesar, membentuk 
vakuola bertumpuk pigmen 
kuning (lutein), folikel menjadi 
Kembali ke : Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Test Formatif 10
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 
korpus luteum. Vaskularisasi 
dalam lapisan granulosa juga 
bertambah dan mencapai 
puncaknya pada 8-9 hari 
setelah ovulasi. Luteinisasi 
terjadi pada sel granulosa dan 
sel teka pada korpus luteum. 
Luteinisasi sel granulosa pada 
korpus luteum menyebabkan 
sekresi progesterone yang 
banyak, sedangkan luteinisasi 
pada sel teka 
menghasilkan 
estrogen yang 
banyak juga. 
Lapisan endometrium 
pada fase ini 
terjadi peningkatan 
vaskularisasi sehingga 
e n d o m e t r i u m 
semakin tebal, 
berkelok-kelok, dan 
bersekresi. Pada saat 
ini endometrium 
kaya glikogen yang 
berguna untuk nutrisi 
bagi hasil konsepsi. 
Dengan demikian, 
endometrium pada 
fase sekresi ini siap 
menerima hasil konsepsi. 
Bila terjadi konsepsi, korpus luteum 
yang ada di ovarium dipertahankan 
oleh hormon human chorionic 
gonadotropin (HCG) yang 
dihasilkan oleh trofoblast sampai 
terbentuknya plasenta (± 16 
minggu). Bila tidak terjadi konsepsi, 
fungsi korpus luteum berkurang 
sehingga hormon progesterone 
menurun juga. Akibatnya adalah 
endometrium mengalami nekrotis, 
kemudian terlepas dari dinding 
uterus dan luruh bersama-sama 
disertai perdarahan yang dikenal 
dengan haid. 
Penurunan fungsi ovarium 
menyebabkan menurunnya 
produksi hormon estrogen dan 
progesterone. Penurunan estrogen 
menyebabkan berbagai kelainan, 
seperti atropi vagina, osteoporosis, 
gangguan haid, dll. 
Gambar 16 Hubungan hipofise-ovarium-endometrium 
(Sumber : Scanlon & Sander, 2007; 469 ) 
Kembali ke : Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Test Formatif 11

More Related Content

What's hot

Makalah sistem muskuloskeletal
Makalah sistem muskuloskeletalMakalah sistem muskuloskeletal
Makalah sistem muskuloskeletal
Septian Muna Barakati
 
SISTEM REPRODUKSI PRIA
SISTEM REPRODUKSI PRIASISTEM REPRODUKSI PRIA
Power Point Sistem Pencernaan
Power Point Sistem Pencernaan Power Point Sistem Pencernaan
Power Point Sistem Pencernaan Firdika Arini
 
Anatomi dan Fisiologi Sistem Kardiovaskuler
Anatomi dan Fisiologi Sistem KardiovaskulerAnatomi dan Fisiologi Sistem Kardiovaskuler
Anatomi dan Fisiologi Sistem KardiovaskulerYesi Tika
 
Anatomi dan Fisiologi Sistem Endokrin
Anatomi dan Fisiologi Sistem EndokrinAnatomi dan Fisiologi Sistem Endokrin
Anatomi dan Fisiologi Sistem Endokrin
pjj_kemenkes
 
Fisiologi Kardiovaskular
Fisiologi KardiovaskularFisiologi Kardiovaskular
Fisiologi Kardiovaskular
NURSAPTIA PURWA ASMARA
 
Aktivitas listrik jantung
Aktivitas listrik jantungAktivitas listrik jantung
Aktivitas listrik jantung
datascribdyes
 
Ppt hipertiroidisme
Ppt hipertiroidismePpt hipertiroidisme
Ppt hipertiroidismeKANDA IZUL
 
Proses terjadinya infeksi
Proses terjadinya infeksiProses terjadinya infeksi
Proses terjadinya infeksi
Warnet Raha
 
Sistem Penginderaan
Sistem PenginderaanSistem Penginderaan
Sistem Penginderaan
pjj_kemenkes
 
Slide jantung
Slide jantungSlide jantung
Slide jantung
fikri asyura
 
Anatomi Fisiologi Sistem Pernafasan (Respirasi)
Anatomi Fisiologi Sistem Pernafasan (Respirasi)Anatomi Fisiologi Sistem Pernafasan (Respirasi)
Anatomi Fisiologi Sistem Pernafasan (Respirasi)
pjj_kemenkes
 
Teori Sistem dalam pelayanan kesehatan
Teori Sistem dalam pelayanan kesehatanTeori Sistem dalam pelayanan kesehatan
Teori Sistem dalam pelayanan kesehatanMuhammad Awaludin
 
Anatomi dan fisiologi sistem endokrin
Anatomi dan fisiologi sistem endokrin Anatomi dan fisiologi sistem endokrin
Anatomi dan fisiologi sistem endokrin
Viliansyah Viliansyah
 
Anatomi dan Fisiologi Eliminasi Fekal
Anatomi dan Fisiologi Eliminasi FekalAnatomi dan Fisiologi Eliminasi Fekal
Anatomi dan Fisiologi Eliminasi Fekal
Destu Ayu Hapsari
 
Keseimbangan cairan dan elektrolit
Keseimbangan cairan dan elektrolitKeseimbangan cairan dan elektrolit
Keseimbangan cairan dan elektrolitViodeta Viodeta
 
Anatomi sistem pencernaan manusia
Anatomi sistem pencernaan manusiaAnatomi sistem pencernaan manusia
Anatomi sistem pencernaan manusia
endang_ruslan
 

What's hot (20)

Makalah sistem muskuloskeletal
Makalah sistem muskuloskeletalMakalah sistem muskuloskeletal
Makalah sistem muskuloskeletal
 
SISTEM REPRODUKSI PRIA
SISTEM REPRODUKSI PRIASISTEM REPRODUKSI PRIA
SISTEM REPRODUKSI PRIA
 
Power Point Sistem Pencernaan
Power Point Sistem Pencernaan Power Point Sistem Pencernaan
Power Point Sistem Pencernaan
 
Anatomi dan Fisiologi Sistem Kardiovaskuler
Anatomi dan Fisiologi Sistem KardiovaskulerAnatomi dan Fisiologi Sistem Kardiovaskuler
Anatomi dan Fisiologi Sistem Kardiovaskuler
 
Anatomi dan Fisiologi Sistem Endokrin
Anatomi dan Fisiologi Sistem EndokrinAnatomi dan Fisiologi Sistem Endokrin
Anatomi dan Fisiologi Sistem Endokrin
 
Fisiologi Kardiovaskular
Fisiologi KardiovaskularFisiologi Kardiovaskular
Fisiologi Kardiovaskular
 
Aktivitas listrik jantung
Aktivitas listrik jantungAktivitas listrik jantung
Aktivitas listrik jantung
 
Ppt hipertiroidisme
Ppt hipertiroidismePpt hipertiroidisme
Ppt hipertiroidisme
 
Proses terjadinya infeksi
Proses terjadinya infeksiProses terjadinya infeksi
Proses terjadinya infeksi
 
Sistem kardiovaskular
Sistem kardiovaskularSistem kardiovaskular
Sistem kardiovaskular
 
Sistem Penginderaan
Sistem PenginderaanSistem Penginderaan
Sistem Penginderaan
 
Askep Labiopalatoskisis
Askep LabiopalatoskisisAskep Labiopalatoskisis
Askep Labiopalatoskisis
 
2. mekanisme adaptasi sel
2. mekanisme adaptasi sel2. mekanisme adaptasi sel
2. mekanisme adaptasi sel
 
Slide jantung
Slide jantungSlide jantung
Slide jantung
 
Anatomi Fisiologi Sistem Pernafasan (Respirasi)
Anatomi Fisiologi Sistem Pernafasan (Respirasi)Anatomi Fisiologi Sistem Pernafasan (Respirasi)
Anatomi Fisiologi Sistem Pernafasan (Respirasi)
 
Teori Sistem dalam pelayanan kesehatan
Teori Sistem dalam pelayanan kesehatanTeori Sistem dalam pelayanan kesehatan
Teori Sistem dalam pelayanan kesehatan
 
Anatomi dan fisiologi sistem endokrin
Anatomi dan fisiologi sistem endokrin Anatomi dan fisiologi sistem endokrin
Anatomi dan fisiologi sistem endokrin
 
Anatomi dan Fisiologi Eliminasi Fekal
Anatomi dan Fisiologi Eliminasi FekalAnatomi dan Fisiologi Eliminasi Fekal
Anatomi dan Fisiologi Eliminasi Fekal
 
Keseimbangan cairan dan elektrolit
Keseimbangan cairan dan elektrolitKeseimbangan cairan dan elektrolit
Keseimbangan cairan dan elektrolit
 
Anatomi sistem pencernaan manusia
Anatomi sistem pencernaan manusiaAnatomi sistem pencernaan manusia
Anatomi sistem pencernaan manusia
 

Similar to Anatomi Fisiologi Sistem Endokrin

Biologi pelajaran biologi mengenai biologi
Biologi pelajaran biologi mengenai biologiBiologi pelajaran biologi mengenai biologi
Biologi pelajaran biologi mengenai biologi
ChildrenLondon
 
Sistem_endokrin.pptx
Sistem_endokrin.pptxSistem_endokrin.pptx
Sistem_endokrin.pptx
susisusanti782469
 
Biologi, sistem endokrin
Biologi, sistem endokrinBiologi, sistem endokrin
Biologi, sistem endokrin
Zhafira Rahmayanti
 
Power Point Hormon - Struktur dan Fungsi Biomolekul
Power Point Hormon - Struktur dan Fungsi BiomolekulPower Point Hormon - Struktur dan Fungsi Biomolekul
Power Point Hormon - Struktur dan Fungsi Biomolekul
pure chems
 
Sistem endokrin 01
Sistem endokrin 01 Sistem endokrin 01
Sistem endokrin 01
Dedi Kun
 
Endrokinologi Hewan.pptx
Endrokinologi Hewan.pptxEndrokinologi Hewan.pptx
Endrokinologi Hewan.pptx
natalia615179
 
PPT BIOLOGI BARU.pptx
PPT BIOLOGI BARU.pptxPPT BIOLOGI BARU.pptx
PPT BIOLOGI BARU.pptx
ElisBureni
 
ANATOMI FISIOLOGI MANUSIA (SISTEM ENDOKRIN)
ANATOMI FISIOLOGI MANUSIA (SISTEM ENDOKRIN)ANATOMI FISIOLOGI MANUSIA (SISTEM ENDOKRIN)
ANATOMI FISIOLOGI MANUSIA (SISTEM ENDOKRIN)
RizkiPrasetio2
 
SISTEM HORMON- KEL 1 XI MIPA 2-B.pptx
SISTEM HORMON- KEL 1 XI MIPA 2-B.pptxSISTEM HORMON- KEL 1 XI MIPA 2-B.pptx
SISTEM HORMON- KEL 1 XI MIPA 2-B.pptx
Anggita92
 
Modul pertemuan psy faal pkk ke 5 materi sistem ho
Modul pertemuan psy faal pkk ke 5 materi sistem hoModul pertemuan psy faal pkk ke 5 materi sistem ho
Modul pertemuan psy faal pkk ke 5 materi sistem hosuher lambang
 
Biologi Hormon.pdf
Biologi Hormon.pdfBiologi Hormon.pdf
Biologi Hormon.pdf
DevinYohanes
 
Sistem hormon pada manusia
Sistem hormon pada manusiaSistem hormon pada manusia
Sistem hormon pada manusiaayu larissa
 
KELOMPOK 6 (MEKANISME SISTEM HORMON).ppt
KELOMPOK 6 (MEKANISME SISTEM HORMON).pptKELOMPOK 6 (MEKANISME SISTEM HORMON).ppt
KELOMPOK 6 (MEKANISME SISTEM HORMON).ppt
arindanurcahyani1
 
HORMON.pptx
HORMON.pptxHORMON.pptx
HORMON.pptx
ELYSAPUTRI4
 
Sistem Endoktrin.pptx
Sistem Endoktrin.pptxSistem Endoktrin.pptx
Sistem Endoktrin.pptx
TrisanetMutiara
 
1.SISTEM ENDOKRIN - 1.pdf
1.SISTEM ENDOKRIN - 1.pdf1.SISTEM ENDOKRIN - 1.pdf
1.SISTEM ENDOKRIN - 1.pdf
DianiAyu1
 

Similar to Anatomi Fisiologi Sistem Endokrin (20)

Hormon
HormonHormon
Hormon
 
Biologi pelajaran biologi mengenai biologi
Biologi pelajaran biologi mengenai biologiBiologi pelajaran biologi mengenai biologi
Biologi pelajaran biologi mengenai biologi
 
Sistem_endokrin.pptx
Sistem_endokrin.pptxSistem_endokrin.pptx
Sistem_endokrin.pptx
 
Biologi, sistem endokrin
Biologi, sistem endokrinBiologi, sistem endokrin
Biologi, sistem endokrin
 
Power Point Hormon - Struktur dan Fungsi Biomolekul
Power Point Hormon - Struktur dan Fungsi BiomolekulPower Point Hormon - Struktur dan Fungsi Biomolekul
Power Point Hormon - Struktur dan Fungsi Biomolekul
 
Sistem endokrin 01
Sistem endokrin 01 Sistem endokrin 01
Sistem endokrin 01
 
Sistem Endokrin
Sistem EndokrinSistem Endokrin
Sistem Endokrin
 
Endrokinologi Hewan.pptx
Endrokinologi Hewan.pptxEndrokinologi Hewan.pptx
Endrokinologi Hewan.pptx
 
PPT BIOLOGI BARU.pptx
PPT BIOLOGI BARU.pptxPPT BIOLOGI BARU.pptx
PPT BIOLOGI BARU.pptx
 
ANATOMI FISIOLOGI MANUSIA (SISTEM ENDOKRIN)
ANATOMI FISIOLOGI MANUSIA (SISTEM ENDOKRIN)ANATOMI FISIOLOGI MANUSIA (SISTEM ENDOKRIN)
ANATOMI FISIOLOGI MANUSIA (SISTEM ENDOKRIN)
 
SISTEM HORMON- KEL 1 XI MIPA 2-B.pptx
SISTEM HORMON- KEL 1 XI MIPA 2-B.pptxSISTEM HORMON- KEL 1 XI MIPA 2-B.pptx
SISTEM HORMON- KEL 1 XI MIPA 2-B.pptx
 
Modul pertemuan psy faal pkk ke 5 materi sistem ho
Modul pertemuan psy faal pkk ke 5 materi sistem hoModul pertemuan psy faal pkk ke 5 materi sistem ho
Modul pertemuan psy faal pkk ke 5 materi sistem ho
 
Biologi Hormon.pdf
Biologi Hormon.pdfBiologi Hormon.pdf
Biologi Hormon.pdf
 
Tugas biomedik 1
Tugas biomedik 1Tugas biomedik 1
Tugas biomedik 1
 
Sistem hormon pada manusia
Sistem hormon pada manusiaSistem hormon pada manusia
Sistem hormon pada manusia
 
KELOMPOK 6 (MEKANISME SISTEM HORMON).ppt
KELOMPOK 6 (MEKANISME SISTEM HORMON).pptKELOMPOK 6 (MEKANISME SISTEM HORMON).ppt
KELOMPOK 6 (MEKANISME SISTEM HORMON).ppt
 
HORMON.pptx
HORMON.pptxHORMON.pptx
HORMON.pptx
 
Modul 1 kb 5
Modul 1 kb 5Modul 1 kb 5
Modul 1 kb 5
 
Sistem Endoktrin.pptx
Sistem Endoktrin.pptxSistem Endoktrin.pptx
Sistem Endoktrin.pptx
 
1.SISTEM ENDOKRIN - 1.pdf
1.SISTEM ENDOKRIN - 1.pdf1.SISTEM ENDOKRIN - 1.pdf
1.SISTEM ENDOKRIN - 1.pdf
 

More from pjj_kemenkes

Modul 4 MTBS
Modul 4 MTBSModul 4 MTBS
Modul 4 MTBS
pjj_kemenkes
 
Modul 3 MTBS
Modul 3 MTBSModul 3 MTBS
Modul 3 MTBS
pjj_kemenkes
 
Modul 2 MTBS
Modul 2 MTBSModul 2 MTBS
Modul 2 MTBS
pjj_kemenkes
 
Modul 1 MTBS
Modul 1 MTBSModul 1 MTBS
Modul 1 MTBS
pjj_kemenkes
 
Modul 10 Praktik Kebid III
Modul 10 Praktik Kebid IIIModul 10 Praktik Kebid III
Modul 10 Praktik Kebid III
pjj_kemenkes
 
Modul 9 Praktik Kebid III
Modul 9 Praktik Kebid IIIModul 9 Praktik Kebid III
Modul 9 Praktik Kebid III
pjj_kemenkes
 
Modul 8 Praktik Kebid III
Modul 8 Praktik Kebid IIIModul 8 Praktik Kebid III
Modul 8 Praktik Kebid III
pjj_kemenkes
 
Modul 7 Praktik Kebid III
Modul 7 Praktik Kebid IIIModul 7 Praktik Kebid III
Modul 7 Praktik Kebid III
pjj_kemenkes
 
Modul 6 Praktik Kebid III
Modul 6 Praktik Kebid IIIModul 6 Praktik Kebid III
Modul 6 Praktik Kebid III
pjj_kemenkes
 
Modul 5 Praktik Kebid III
Modul 5 Praktik Kebid IIIModul 5 Praktik Kebid III
Modul 5 Praktik Kebid III
pjj_kemenkes
 
Modul 3 Praktik Kebid III
Modul 3 Praktik Kebid IIIModul 3 Praktik Kebid III
Modul 3 Praktik Kebid III
pjj_kemenkes
 
Modul 2 Praktik Kebid III
Modul 2 Praktik Kebid IIIModul 2 Praktik Kebid III
Modul 2 Praktik Kebid III
pjj_kemenkes
 
Modul 1 Praktik Kebid III
Modul 1 Praktik Kebid IIIModul 1 Praktik Kebid III
Modul 1 Praktik Kebid III
pjj_kemenkes
 
PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
pjj_kemenkes
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4
pjj_kemenkes
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3
pjj_kemenkes
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2
pjj_kemenkes
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
pjj_kemenkes
 
Modul 4 dokumen keperawatan
Modul 4 dokumen keperawatanModul 4 dokumen keperawatan
Modul 4 dokumen keperawatan
pjj_kemenkes
 
Modul 3 dokumen keperawatan
Modul 3 dokumen keperawatanModul 3 dokumen keperawatan
Modul 3 dokumen keperawatan
pjj_kemenkes
 

More from pjj_kemenkes (20)

Modul 4 MTBS
Modul 4 MTBSModul 4 MTBS
Modul 4 MTBS
 
Modul 3 MTBS
Modul 3 MTBSModul 3 MTBS
Modul 3 MTBS
 
Modul 2 MTBS
Modul 2 MTBSModul 2 MTBS
Modul 2 MTBS
 
Modul 1 MTBS
Modul 1 MTBSModul 1 MTBS
Modul 1 MTBS
 
Modul 10 Praktik Kebid III
Modul 10 Praktik Kebid IIIModul 10 Praktik Kebid III
Modul 10 Praktik Kebid III
 
Modul 9 Praktik Kebid III
Modul 9 Praktik Kebid IIIModul 9 Praktik Kebid III
Modul 9 Praktik Kebid III
 
Modul 8 Praktik Kebid III
Modul 8 Praktik Kebid IIIModul 8 Praktik Kebid III
Modul 8 Praktik Kebid III
 
Modul 7 Praktik Kebid III
Modul 7 Praktik Kebid IIIModul 7 Praktik Kebid III
Modul 7 Praktik Kebid III
 
Modul 6 Praktik Kebid III
Modul 6 Praktik Kebid IIIModul 6 Praktik Kebid III
Modul 6 Praktik Kebid III
 
Modul 5 Praktik Kebid III
Modul 5 Praktik Kebid IIIModul 5 Praktik Kebid III
Modul 5 Praktik Kebid III
 
Modul 3 Praktik Kebid III
Modul 3 Praktik Kebid IIIModul 3 Praktik Kebid III
Modul 3 Praktik Kebid III
 
Modul 2 Praktik Kebid III
Modul 2 Praktik Kebid IIIModul 2 Praktik Kebid III
Modul 2 Praktik Kebid III
 
Modul 1 Praktik Kebid III
Modul 1 Praktik Kebid IIIModul 1 Praktik Kebid III
Modul 1 Praktik Kebid III
 
PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
 
Modul 4 dokumen keperawatan
Modul 4 dokumen keperawatanModul 4 dokumen keperawatan
Modul 4 dokumen keperawatan
 
Modul 3 dokumen keperawatan
Modul 3 dokumen keperawatanModul 3 dokumen keperawatan
Modul 3 dokumen keperawatan
 

Recently uploaded

Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdfLaporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
UmyHasna1
 
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docxForm B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
EkoPutuKromo
 
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaModul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaanPermainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
DEVI390643
 
Prensentasi Visi Misi Sekolah dalam rangka observasi pengawas
Prensentasi Visi Misi Sekolah dalam rangka observasi pengawasPrensentasi Visi Misi Sekolah dalam rangka observasi pengawas
Prensentasi Visi Misi Sekolah dalam rangka observasi pengawas
suprihatin1885
 
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdfTugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
muhammadRifai732845
 
Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...
Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...
Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...
haryonospdsd011
 
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptxBab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
nawasenamerta
 
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docxSOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
MuhammadBagusAprilia1
 
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 BandungBahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Galang Adi Kuncoro
 
Seminar: Sekolah Alkitab Liburan (SAL) 2024
Seminar: Sekolah Alkitab Liburan (SAL) 2024Seminar: Sekolah Alkitab Liburan (SAL) 2024
Seminar: Sekolah Alkitab Liburan (SAL) 2024
SABDA
 
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
widyakusuma99
 
813 Modul Ajar KurMer Usaha, Energi, dan Pesawat Sederhana (2).docx
813 Modul Ajar KurMer Usaha, Energi, dan Pesawat Sederhana (2).docx813 Modul Ajar KurMer Usaha, Energi, dan Pesawat Sederhana (2).docx
813 Modul Ajar KurMer Usaha, Energi, dan Pesawat Sederhana (2).docx
RinawatiRinawati10
 
Sapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdf
Sapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdfSapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdf
Sapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdf
TarkaTarka
 
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrinPatofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
rohman85
 
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdfProgram Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
erlita3
 
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdfNUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
DataSupriatna
 
Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Modul Projek  - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...Modul Projek  - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
MirnasariMutmainna1
 
Laporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdf
Laporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdfLaporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdf
Laporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdf
yuniarmadyawati361
 
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
agusmulyadi08
 

Recently uploaded (20)

Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdfLaporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
 
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docxForm B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
 
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaModul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
 
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaanPermainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
 
Prensentasi Visi Misi Sekolah dalam rangka observasi pengawas
Prensentasi Visi Misi Sekolah dalam rangka observasi pengawasPrensentasi Visi Misi Sekolah dalam rangka observasi pengawas
Prensentasi Visi Misi Sekolah dalam rangka observasi pengawas
 
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdfTugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
 
Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...
Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...
Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...
 
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptxBab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
 
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docxSOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
 
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 BandungBahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
 
Seminar: Sekolah Alkitab Liburan (SAL) 2024
Seminar: Sekolah Alkitab Liburan (SAL) 2024Seminar: Sekolah Alkitab Liburan (SAL) 2024
Seminar: Sekolah Alkitab Liburan (SAL) 2024
 
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
 
813 Modul Ajar KurMer Usaha, Energi, dan Pesawat Sederhana (2).docx
813 Modul Ajar KurMer Usaha, Energi, dan Pesawat Sederhana (2).docx813 Modul Ajar KurMer Usaha, Energi, dan Pesawat Sederhana (2).docx
813 Modul Ajar KurMer Usaha, Energi, dan Pesawat Sederhana (2).docx
 
Sapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdf
Sapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdfSapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdf
Sapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdf
 
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrinPatofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
 
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdfProgram Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
 
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdfNUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
 
Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Modul Projek  - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...Modul Projek  - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
 
Laporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdf
Laporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdfLaporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdf
Laporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdf
 
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
 

Anatomi Fisiologi Sistem Endokrin

  • 1. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Uraian Materi 1. Sistem endokrin Pernahkan Anda memperhatikan perubahan pada diri Anda saat pertama kali mendapat haid? Saat itu terjadi regulasi hormon yang dikendalikan oleh hipotalamus terhadap hipofise. Selanjutnya hipofise memengaruhi ovarium, kemudian lapisan endometrium luruh akibat pengaruh hormon yang dihasilkan oleh ovarium. Regulasi hormonal ini terjadi karena sistem endokrin. Sistem endokrin adalah sistem kontrol kelenjar endokrin atau kelenjar buntu yang dapat memengaruhi organ-organ lain. Sistem ini dilakukan oleh sel endokrin atau sel kelenjar sekretori yang menyusun kelenjar endokrin. Kelenjar tersebut menghasilkan hormon yang dibawa langsung ke cairan interstitial, sistem limfoid, atau darah. Hormon sebagai pembawa pesan kimiawi antar sel atau antar kelompok sel, selanjutnya akan menerjemahkan “pesan” tersebut menjadi suatu tindakan. Kelenjar endokrin merupakan kelenjar buntu atau tanpa saluran yang menyekresi hormon untuk memengaruhi organ-organ lain. a. Pengertian kelenjar endokrin Hormon yang telah disekresi, disalurkan melalui darah menuju sel sasaran. Sebagian hormon memiliki satu jenis sel sasaran, yang lainnya banyak. Sel sasaran tersebut memiliki reseptor untuk mengikat hormon bersangkutan. Sistem endokrin terutama mengontrol aktivitas yang lebih memerlukan durasi dari pada kecepatan, dalam hal: (1) pengaturan metabolisme organic serta keseimbangan H2O dan elektrolit; (2) mendorong perubahan-perubahan adaptif untuk menggatasi stress; (3) meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan yang bersifat sekuensial dan berlangsung mulus; (4) mengontrol reproduksi; (5) mengatur produksi sel darah merah; (6) bersama dengan sistem saraf otonom, mengontrol dan mengintegrasikan sirkulasi serta Kembali ke : Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Test Formatif 2
  • 2. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan pencernaan dan penyerapan makanan. Sistem endokrin terdiri dari kelenjar-kelenjar endokrin yang tersebar ditubuh. Walaupun kelenjar-kelenjar endokrin umumnya tidak berhubungan secara anatomis, mereka secara fungsional dianggap membentuk suatu sistem. Kelenjar-kelenjar tersebut melaksanakan fungsi mereka dengan menseksresikan hormon, dan di antara berbagai kelenjar endokrin berlangsung banyak interaksi fungsional. Pada kenyataannya, fungsi satu-satunya sebagian hormon adalah mengatur produksi dan sekresi hormon lain. Suatu hormon yang fungsi utamanya mengatur sekresi hormon kelenjar endokrin lain secara fungsional diklasifikasikan sebagai hormon tropik. Sebagai contoh, satu-satunya fungsi thyroid stimulating hormon (TSH) dari kelenjar hipofisis anterior adalah mengatur sekresi hormon tiroid. Hormon nontropik menimbulkan pengaruhnya terutama pada jaringan sasaran nonendokrin. Contoh: hormon tiroid, yang meningkatkan tingkat konsumsi O2 serta aktivitas metabolisme hampir semua sel di tubuh. Kompleksitas sistem endokrin adalah (1) sebuah kelenjar endokrin menghasilkan banyak hormon, contoh: kelenjar hipofise; (2) sebuah hormon disekresikan oleh lebih dari satu kelenjar endokrin, contoh: hormon somatostatin dihasilkan oleh hipotalamus dan pancreas; (3) sebuah hormon memiliki lebih dari satu jenis sel sasaran, contoh: vasopresin mendorong reabsorsi H2O oleh tubulus ginjal serta vasokonstriksi arteriol di seluruh tubuh; (4) Satu sel sasaran dapat dipengaruhi oleh lebih dari satu hormon, contoh sel hati. Insulin mendorong sel hati merubah glukosa menjadi glikogen. Glukagon meningkatkan penguraian glikogen menjadi glukosa dalam sel hati; (5) suatu zat perantara kimiawi dapat berupa hormon atau neurotransmitter, contoh: norepinefrin disekresikan oleh medulla adrenal sebagai hormon dan dilepaskan sebagai neurotransmitter oleh serat saraf pascaganglion simpatis; (6) sebagian organ hanya memiliki fungsi endokrin saja, contoh: hipofise anterior dan kelenjar tiroid. 2. Anatomi fisiologi kelenjar endokrin Tubuh manusia memiliki beberapa kelenjar endokrin. Berikut ini diuraikan secara lebih rinci tentang kelenjar endokrin Kembali ke : Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Test Formatif 3
  • 3. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan a. Hipotalamus Organ ini merupakan master gland yang terletak di dasar otak. Hipotalamus dihubungkan dengan hipofisis anterior melalui pembuluh portal, sedangkan ke hipofise posterior melalui sistem saraf. Kelenjar endokrin ini menghasilkan stimulating hormon realising faktor dan inhibitory hormon bagi hipofisis. Sekresi dari hipotalamus berupa lima hormon peptide, yaitu: (1) Gonadotropin realizing hormon (GnRH) untuk merangsang sekresi foliclle stimulating hormon (FSH), luteotizing hormon (LH), Luteotropin hormon (LTH); (2) Tirotropin realizing hormon (TRH), (3) Corticotropin realizing hormon (CRH), (4) somatostatin dan (5) Growth hormon realizing hormon (GHRH). b. Hipofise Hipofise terletak di sella tursika pada dasar otak, di dalam fosa hipofisis tulang sfenoid. Sekresi kelenjar hipofise dikendalikan oleh hipotalamus. Organ ini tersusun atas tiga lobus, yaitu : 1) Lobus depan disebut Hipofisis anterior (Adenohipofisis) Lobus ini menghasilkan empat hormon berikut ini. a) Tirotropin stimulating hormon (TSH) untuk merangsang kelenjar tiroid agar menghasilkan hormon tiroksin, b) Growth hormon (GH) untuk merangsang pertumbuhan otak, c) Gonadotropic hormon yang terdiri-dari: (a) follicle stimulating hormon (FSH) untuk merangsang pertumbuhan folikel-folikel pada ovarium; (b) lutenizing hormon (LH) untuk merangsang pembentukan korpus luteum; (c) prolactin untuk merangsang kelenjar mammae Anatomi Hipotalamus dan Hipofise (Sumber: Faller, A. & Schuenke, M. 2004; 549 ) Kembali ke : Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Test Formatif 4
  • 4. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan agar menghasilkan air susu ibu (ASI), d) Adrenocorticotropin hormon (ACTH) untuk merangsang kelenjar suprarenal menghasilkan kortisol. 2) Lobus tengah disebut dengan hipofisis intermediate Lobus ini terletak di antara lobus posterior dan anterior. Menghasilkan Melanosit Stimulating Hormon / melanotropin yang berfungsi merangsang melanogenesis untuk memberi warna gelap pada kulit. Selain itu juga menghasilkan Endorphin untuk mengendalikan reseptor rasa nyeri. 3) Lobus belakang disebut Hipofisis posterior (neurohipofisis) Lobus ini menghasilkan dua hormon, yaitu (1) antidiuretic hormon (ADH) untuk mengendalikan produksi atau kepekatan urine; (2) oksitosin untuk merangsang kontraksi uterus. 3. Badan pineal (epifisis) Organ ini terletak di posterior hipotalamus. Organ ini mensintesis hormon melatonin saat gelap. Kerja Badan pineal dihambat oleh cahaya. Koordinasi hormon ini ke target organ melalui sistemik (gonad), sedangkan ke hipotelamus melalui zalir serebrospinalis. Hormon melatonin mempengaruhi sekresi GnRH, LH, FSH, dan menghambat kerja ovarium. Dalam fungsi reproduksi, mempengaruhi siklus seksual dan siklus haid, pertumbuhan gonad, perkembangan seks sekunder. Gambar 10 Hubungan hipotalamus-hipofise (sumber: Scanlon & Sander, 2007; 227) Kembali ke : Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Test Formatif 5
  • 5. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 4. Tiroid Organ ini berbentuk seperti kupu-kupu, terletak di bawah laring yang memiliki berat ± 15 sampai 60 g. Tiroid terdiri-dari dua lobus yang dihubungkan oleh isthmus. Setiap lobus tersusun atas folikel-folikel tertutup. Hormon-hormon tiroid dihasilkan oleh folikel kelenjar tiroid. Menghasilkan hormon thyroxine (T4), triiodothyronine (T3), dan kalsitonin. Sel parafolikuler atau sel “C” dalam interstitium kelenjar tiroid juga menghasilkan kalsitonin. Fungsi kelenjar tyroid adalah mengatur kegiatan metabolic, merangsang oksidasi, mengatur penggunaan O2 dan pengeluaran CO2, mempengaruhi perkembangan susunan saraf, dan merangsang pertumbuhan. 5. Paratiroid Kelenjar ini dalam keadaan normal terdapat 4 buah, dua buah di sisi kiri dan dua buah di sisi kanan atau dua buah di bagian atas (superior) dan dua buah di bagian bawah (inferior). Terletak di belakang kelenjar tiroid. Secara histologi, terdiri -dari sel utama dan sel oksifil. Sel utama sebagai penghasil terbanyak hormon, s e d a n g k a n sel oksifil m e n g h a s i l k a n sedikit hormon. Sel oksifil tidak ditemukan pada manusia muda. Me n g h a s i l k a n parathormon yang berfungsi untuk m e t a b o l i s m e kalsium dan fosfat. Peningkatan sekresi Parathormon Gambar 11 Kelenjar tiroid (Sumber : Faller, A. & Schuenke, M. 2004; 319 ) Gambar 12 Kelenjar paratiroid (sumber: Scanlon & Sander, 2007; 235) Kembali ke : Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Test Formatif 6
  • 6. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan mengakibatkan absorbsi kalsium di ginjal, intestinum, dan tulang sehingga terjadi kenaikan kadar kalsium dalam darah. 6. Timus Timus terletak di dalam mediastinum di belakang os sternum, menghasilkan hormon timus. Hanya dijumpai pada anak usia di bawah 18 tahun, ukurannya pada bayi kira-kira 10 gram, bertambah pada masa remaja 30- 40 gram, kemudian berkerut. Fungsi kelenjar timus adalah mengaktifkan pertumbuhan badan, mengurangi aktivitas kelenjar kelamin, dan sebagai imunitas tubuh. 7. Pankreas Terletak di belakang lambung, setinggi L2, bermuara pada C-duodenum. Pankres terdiri-dari 2 jaringan utama, yaitu : (1) Asini, menyekresi getah pencernaan ke dalam duodenum; (2) Pulau langerhans, yang terdiri-dari (1) Sel alfa yang menyekresi glucagon, (2) Sel beta yang menyekresi insulin, (3) Sel delta yang menyekresi somatostatin, dan (4) sel delta menyekresi polipeptida (gastrin). Sekresi dari pulau langerhans langsung ke darah. Glukagon yang berfungsi untuk meningkatkan kadar glukosa dalam darah dengan cara memobilisasi glukosa, asam lemak dan asam amino dari tempat cadangannya ke dalam darah; Insulin yang berfungsi untuk menurunkan kadar glukosa darah dengan cara meningkatkan perubahan glukosa menjadi glikogen yang disimpan di hati; Somatotastin berfungsi menekan growth hormon, menghambat saluran cerna (pengosongan lambung, sekresi asam lambung, kontraksi bladder). 8. Suprarenal Kelenjar ini menempel di atas ginjal dan memiliki berat sekitar 5 gram. Kelenjar ini terdiri-dari medulla adrenal dan korteks adrenal. Medulla adrenal secara fungsional berhubungan dengan sistem saraf simpatik (sistem saraf Kelenjar Pankreas (Sumber: Ellis, H. 2006: 76) Kembali ke : Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Test Formatif 7
  • 7. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan otonom). Bagian ini menyekresi hormon epinefrin dan norefineprin. Fungsinya adalah meningkatkan denyut jantung, menambah tekanan darah, mempercepat pernapasan, dan meningkatkan produksi gula darah di hati. Korteks adrenal dibagi menjadi tiga bagian (zona), yaitu zona glomerulus, zona fasiculat, dan zona retikularis. Bagian ini menghasilkan hormon kortikosteroid. Zona glomerulus menyekresi aldosteron (mineralokortikoid). Fungsinya adalah merangsang penyerapan ion Natrium dari tubulus ginjal dan menurunkan penyerapan ion Kalium sehingga mempertahankan tekanan osmotik darah. Efek primer pada metabolisme air dan mineral. Zona fasiculat menyekresi kortisol (glukokortikoid). Fungsinya meningkatkan pembentukan glukosa dari asam amino, antialergi dan inflamasi, menghasilkan energi. efek primer pada metabolisme protein, lemak, karbohidrat. Zona retikularis menghasilkan androgen (efek maskulinisasi) dan estrogen, efek primer untuk tanda-tanda seks sekunder. 9. Gonad a) Testis Testis terletak di dalam skrotum, bentuk oval, warna putih. Ukuran: panjang 4 cm, lebar 2,5 cm, tebal 3 cm. Berat 10–14 g. Tersusun atas 200-300 lobi masing-masing berisi tubulus seminiferous. Testis diselubungi oleh tunika albiginea dan tunika vaginalis yang memungkinkan testis bebas bergerak di dalam skrotum. Antar tubulus dihubungkan oleh sel-sel interstitial (sel leydig) yang menghasilkan hormon testosterone. Tiga macam sel di testis, yaitu spermatogonia yang menghasilkan spermatozoa, sel sertoli yang berfungsi memberi nutrisi kepada spermatozoa, dan sel leydig yang menghasilkan hormon. Kelenjar Testis terletak di bagian interstitial testis. Kelenjar ini dibentuk oleh sel-sel leydig yang menghasilkan hormon relaksin dan Testosteron. Hormon relaksin berperan dalam mengatur relaksasi otot-otot yang berkaitan dengan sifat kelamin. Hormon Testosteron berperan penting dalam pengaturan pembentukan sperma dan ciri kelamin sekunder pria. Kembali ke : Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Test Formatif 8
  • 8. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan b) Ovarium Keduanya terletak di cavum peritonealis, pada ujung tuba fallopii. Organ kecil berbentuk buah kenari, berwarna putih, permukaan tidak rata. Ukuran 3 cm x 2 cm x 1 cm. Beratnya 5-8 gram. Ovarium terdiri-dari bagian kortex tempat folikel dan bagian medulla, tempat pembuluh darah, saraf, dan limfa. Korteks ovarium merupakan bagian fungsional ovarium, sebagai tempat perkembangan folikel ovarium. Ovarium menyekresi hormon seks yaitu estrogen, progesteron, dan androgen. 10. Pengaruh kelenjar endokrin terhadap proses reproduksi Fungsi reproduksi sangat dipengaruhi oleh kelenjar endokrin. Salah satu proses reproduksi yang terjadi adalah proses menstruasi (haid). Haid adalah perdarahan secara periodic dan siklik dari uterus disertai pelepasan (deskuamasi) endometrium. Peristiwa ini merupakan koordinasi antara hipotalamus-hipofise-ovarium-endometrium (uterus). Hipotalamus menyekresi gonadotropin realizing factor (GnRF) untuk merangsang hipofise anterior menyekresi FSH dan LH sesuai umpan balik dari estrogen maupun progesteron yang dihasilkan oleh ovarium. Hormon estrogen maupun progesterone mempengaruhi penebalan endometrium. Perubahan-perubahan kadar hormon sepanjang siklus haid disebabkan oleh mekanisme umpan balik (feed back) antara hormon steroid dan hormon gonadotropin. Estrogen menyebabkan umpan balik negative terhadap FSH, demikian juga umpan balik negative terhadap LH jika kadar estrogen rendah. Jika kadar estrogen tinggi, akan memberi umpan balik positif terhadap LH. Panjangnya siklus haid adalah jarak antara tanggal mulainya (Sumber : Faller, A. & Schuenke, M. 2004; 475) Gambar 15. Tubulus Seminiferus Kembali ke : Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Test Formatif 9
  • 9. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan haid yang lalu sampai mulainya haid berikutnya. Siklus haid yang normal 21-35 hari. Lama haid normal 3-5 hari. Siklus haid dibagi menjadi 3 fase, yaitu a. Fase folikuler Fase folikuler dini terjadi tidak lama setelah haid dimulai. Beberapa folikel berkembang di bawah pengaruh FSH yang meningkat. Hal ini disebabkan oleh korpus luteum mengalami regresi, sehingga hormon progesterone berkurang. Dengan berkembangnya folikel (Perkembangan dimulai dari folikel primordial menjadi folikel sekunder kemudian folikel de graff), produksi estrogen meningkat dan ini menekan sekresi FSH. Folikel de graff (folikel dominan) akan bertahan, sedangkan yang lainnya mengalami atresia. Saat ini estrogen memberikan umpan balik positif ke hipofise anterior sehingga terjadi sekresi LH. Adanya LH menyebabkan folikel semakin banyak menyekresi estrogen. Semakin tinggi kadar estrogen menyebabkan kadar FSH semakin rendah. Folikel semakin masak dan mendekati dinding ovarium. Dinding endometrium pada fase ini mengalami proliferasi sehingga mulai menebal. Penebalannya diikuti dengan peningkatan vaskularisasi pada endometrium. b. Fase / saat ovulasi Saat fase ini terjadi lonjakan LH (LH surge) pada pertengahan siklus, mengakibatkan terjadinya ovulasi. Pecahnya folikel terjadi 16-24 jam setelah lonjakan LH. Peristiwa ini terjadi karena kolagen pada dinding folikel mengalami degenerative sehingga menjadi tipis. Diduga, degenerative dinding folikel tersebut karena peranan prostaglandin F2. Kadar LH yang tinggi ini menetap kira-kira 24 jam dan menurun pada fase luteal. Beberapa saat setelah ovulasi, estrogen menurun secara cepat sehingga LH juga menurun. c. Fase luteal. Fase ini berlangsung 10- 12 hari pasca ovulasi. Pada fase ini, sel-sel granulosa membesar, membentuk vakuola bertumpuk pigmen kuning (lutein), folikel menjadi Kembali ke : Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Test Formatif 10
  • 10. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan korpus luteum. Vaskularisasi dalam lapisan granulosa juga bertambah dan mencapai puncaknya pada 8-9 hari setelah ovulasi. Luteinisasi terjadi pada sel granulosa dan sel teka pada korpus luteum. Luteinisasi sel granulosa pada korpus luteum menyebabkan sekresi progesterone yang banyak, sedangkan luteinisasi pada sel teka menghasilkan estrogen yang banyak juga. Lapisan endometrium pada fase ini terjadi peningkatan vaskularisasi sehingga e n d o m e t r i u m semakin tebal, berkelok-kelok, dan bersekresi. Pada saat ini endometrium kaya glikogen yang berguna untuk nutrisi bagi hasil konsepsi. Dengan demikian, endometrium pada fase sekresi ini siap menerima hasil konsepsi. Bila terjadi konsepsi, korpus luteum yang ada di ovarium dipertahankan oleh hormon human chorionic gonadotropin (HCG) yang dihasilkan oleh trofoblast sampai terbentuknya plasenta (± 16 minggu). Bila tidak terjadi konsepsi, fungsi korpus luteum berkurang sehingga hormon progesterone menurun juga. Akibatnya adalah endometrium mengalami nekrotis, kemudian terlepas dari dinding uterus dan luruh bersama-sama disertai perdarahan yang dikenal dengan haid. Penurunan fungsi ovarium menyebabkan menurunnya produksi hormon estrogen dan progesterone. Penurunan estrogen menyebabkan berbagai kelainan, seperti atropi vagina, osteoporosis, gangguan haid, dll. Gambar 16 Hubungan hipofise-ovarium-endometrium (Sumber : Scanlon & Sander, 2007; 469 ) Kembali ke : Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Test Formatif 11