Esai hukum; Indonesia : "Sistem Hukum yang belum "Dewasa"Syifa Nadia
Esai amatir selanjutnya, dibuat untuk memenuhi syarat menjadi keanggotaan "pusat study konsultasi hukum". Esai ini hanya sekedar menggambarkan, betapa berwarnanya sistem hukum yang ada di Indonesia. Mulai dari sistem turunan dari para kolonial dahulu kala hingga sistem hukum adat dan agama (Islam). Semoga bermanfaat, Merdeka.
Esai hukum; Indonesia : "Sistem Hukum yang belum "Dewasa"Syifa Nadia
Esai amatir selanjutnya, dibuat untuk memenuhi syarat menjadi keanggotaan "pusat study konsultasi hukum". Esai ini hanya sekedar menggambarkan, betapa berwarnanya sistem hukum yang ada di Indonesia. Mulai dari sistem turunan dari para kolonial dahulu kala hingga sistem hukum adat dan agama (Islam). Semoga bermanfaat, Merdeka.
RUMUSAN MASALAH sebagai berikut :
- Bagaimana konsep tentang bahasa ?
- Bagaimana sejarah bahasa Indonesia ?
- Bagaimana kedudukan dan fungsi bahasa Indonesia ?
- Bagaimana bentuk ragam bahasa Indonesia ?
PPT - Materi Proposal - B. Indonesia | Kelas XINurul Abidah
Sebuah power point yang berisi materi tentang proposal yang di pelajari pada kelas XI SMA, mohon kritik dan saran yang membangun, kurang lebihnya mohon maaf..
Terima Kasih
selamat menikmati ilmu pengetahuan..^^
ANALISIS PENGGUNAAN PREPOSISI DALAM ARTIKEL SURAT KABARDedi Irawan
Sebuah analisis penggunaan preposisi pada artikel, ditinjau dari segi jenis preposisi yang digunakan, frekuensi penggunaan dan ketepatan preposisi dengan makna kalimat.
RUMUSAN MASALAH sebagai berikut :
- Bagaimana konsep tentang bahasa ?
- Bagaimana sejarah bahasa Indonesia ?
- Bagaimana kedudukan dan fungsi bahasa Indonesia ?
- Bagaimana bentuk ragam bahasa Indonesia ?
PPT - Materi Proposal - B. Indonesia | Kelas XINurul Abidah
Sebuah power point yang berisi materi tentang proposal yang di pelajari pada kelas XI SMA, mohon kritik dan saran yang membangun, kurang lebihnya mohon maaf..
Terima Kasih
selamat menikmati ilmu pengetahuan..^^
ANALISIS PENGGUNAAN PREPOSISI DALAM ARTIKEL SURAT KABARDedi Irawan
Sebuah analisis penggunaan preposisi pada artikel, ditinjau dari segi jenis preposisi yang digunakan, frekuensi penggunaan dan ketepatan preposisi dengan makna kalimat.
Review Normalisasi dan Pembangunan Banjir Kanal Barat Kota Semarangbramantiyo marjuki
Review Normalisasi dan Pembangunan Banjir Kanal Barat Kota Semarang. 1901-2016. Dilihat dari relevansi, ekonomi, keberlanjutan, efektivitas dan efisiensi, Semarang 2016
Evaluasi Normalisasi dan Pembangunan Banjir Kanal Barat Kota Semarangbramantiyo marjuki
Review dan Evaluasi Normalisasi dan Revitalisasi Banjir Kanal barat Kota Semarang Dalam Rangka Penanggulangan Banjir dan Pemanfaatan Lain Untuk Lingkungan Perkotaan
Bahasa jurnalistik memiliki sifat-sifat khas, yaitu singkat, padat, sederhana, lancar, jelas, lugas, menarik, dan netral (demokratis). Namun jangan dilupakan, bahasa jurnalistik harus didasarkan pada bahasa baku. Dia tidak menganggap sepi kaidah-kaidah tata bahasa. Begitu juga dia mesti memperhatikan ejaan yang benar. Akhirnya dalam kosa kata, bahasa jurnalistik mengikuti perkembangan dalam masyarakat.
Peristiwa tutur adalah terjadinya atau berlangsungnya interaksi linguistik dalam satu bentuk ujaran atau lebih yang melibatkan dua pihak yaitu penutur dan lawan tutur, dengan satu pokok tuturan,di dalam, tempat, dan situasi tertentu. Jadi interaksi yang berlangsung antara seorang pedagang dan pembeli di pasar pada waktu tertentu mengunakan bahasa sebagai alat komunikasinya adalah sebuah peristiwa tutur. Peristiwa serupa kita dapati juga dalam acara diskusi di ruang kuliah, rapat dinas di kantor, sidang di pengadilan, dan sebagainya.
Bagaimana percakapan di bus kota atau sedang di kereta api yang terjadi di antara penumpang yang tidak saling kenal (pada mulanya) dengan topik pembicaraan tidak menentu, tanpa tujuan, dengan ragam bahasa yang berganti-ganti, apakah dapat juga di sebut sebagai peristiwa tutur? Secara sosiolinguistik percakapan tersebut tidak dapat dikatakan sebagai peristiwa tutur, sebab pokok percakapan tidak menentu (berganti-ganti menurut situasi), tanpa tujuan dilakukan oleh orang-orang yang tidak segaja untuk bercakap-cakap, dan mengunakan ragam bahasa yang berganti-ganti. Sebuah percakapan baru dapat di sebut sebagai sebuah peristiwa tutur kalau memenuhi syarat.
Menurut Dell Hymes (1972) seorang pakar sosiolinguistik terkenal, bahwa suatu peristiwa tutur mempunyai delapan komponen, dan dibentuk menjadi akronim SPEAKING (diangkat dari Wadhaugh 1990):
Apakah program Sekolah Alkitab Liburan ada di gereja Anda? Perlukah diprogramkan? Jika sudah ada, apa-apa saja yang perlu dipertimbangkan lagi? Pak Igrea Siswanto dari organisasi Life Kids Indonesia membagikannya untuk kita semua.
Informasi lebih lanjut: 0821-3313-3315 (MLC)
#SABDAYLSA #SABDAEvent #ylsa #yayasanlembagasabda #SABDAAlkitab #Alkitab #SABDAMLC #ministrylearningcenter #digital #sekolahAlkitabliburan #gereja #SAL
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondelferrydmn1999
Indonesia, negara kepulauan yang kaya akan keragaman budaya, suku, dan tradisi, memiliki Jakarta sebagai pusat kebudayaan yang dinamis dan unik. Salah satu kesenian tradisional yang ikonik dan identik dengan Jakarta adalah ondel-ondel, boneka raksasa yang biasanya tampil berpasangan, terdiri dari laki-laki dan perempuan. Ondel-ondel awalnya dianggap sebagai simbol budaya sakral dan memainkan peran penting dalam ritual budaya masyarakat Betawi untuk menolak bala atau nasib buruk. Namun, seiring dengan bergulirnya waktu dan perubahan zaman, makna sakral ondel-ondel perlahan memudar dan berubah menjadi sesuatu yang kurang bernilai. Kini, ondel-ondel lebih sering digunakan sebagai hiasan atau sebagai sarana untuk mencari penghasilan. Buku foto Lensa Kampung Ondel-Ondel berfokus pada Keluarga Mulyadi, yang menghadapi tantangan untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel warisan leluhur di tengah keterbatasan ekonomi yang ada. Melalui foto cerita, foto feature dan foto jurnalistik buku ini menggambarkan usaha Keluarga Mulyadi untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel sambil menghadapi dilema dalam mempertahankan makna budaya di tengah perubahan makna dan keterbatasan ekonomi keluarganya. Buku foto ini dapat menggambarkan tentang bagaimana keluarga tersebut berjuang untuk menjaga warisan budaya mereka di tengah arus modernisasi.
2. Berikut ini merupakan hasil analisis judul-judul pada surat
kabar “Tribun Jateng”:
1. “Pemkot Bingung Tak Tahu Pemilik Bangunan Kota
Lama”. (Tribun Jateng 26 November 2013, halaman: 9)
Analisis Judul tidak baku:
Pada judul berita tersebut terdapat bahasa tidak baku pada kata”tak”
pada kata tersebut menunjukan kata tidak baku karena tidak sesuai
dengan EYD, kata tersebut bahasa bakunya itu seharusnya tidak.
Kalau kata tak itu merupakan salah satu bahasa peralihan dari
bahasa indonesia yang biasanya digunakan oleh orang-orang yang
mungkin malas mengucapkan kata atau bahasa secara utuh.
3. 2. “Sukento Kantongi 26 Nama Calon Wakil Bupati”
( Tribun Jateng, 26 November 2013, halaman:13)
Analisis Judul tidak Baku:
Pada judul berita tersebut dapat kita ketahui bahwa pada
kata”Kantongi” tersebut merupakan kata tidak baku kalau dalam
EYD, dan kata tersebut bisa menjadi kata baku apabila mendapatkan
imbuhan Me-N.
Kata kantongi dalam Kamus Bahasa Indonesia ialah memiliki atau
mempunyai, dan ini akan lebih efektif lebih baku apabila
menggunakan kata memiliki. Pada kata kantongi ini lebih cocok bila
digunakan oleh para pedagang di pasar seperti memasukan uang di
kantong atau barang yang lain ataupun orang-orang yang
menggunakannya dalam berbahasa sehari-harinya.
4. 3. “Lilitan Utang Dorong Sumarsono Gelapkan
Sertifikat Tanah”
(Tribun Jateng, 26 November 2013, halaman: 12)
Pada kata”Utang” ini menunjukan kata tidak baku
sebab kata tersebut tidak sesuai dengan EYD yang ada
namun dalam EYD itu yang baku ialah kata hutang.
Dalam makna kata utang itu sendiri termasuk kedalam
bahasa jawa. Kalau ini dimasukan kedalam penulisan
judul di surat kabar maka bisa jadi bagi orang yang
tidak tahu bahasa jawa akan kesulitan memaknai kata
tersebut.
5. 4. “Kejari Pekalongan Buru Tujuh Penerima Bansos Fiktif”
(Tribun Jateng, 26 November 2013, halaman: 14)
Pada kata”Buru”ini merupakan kata tidak baku sebab kata
tersebut tidak sesuai dengan EYD, yang ada itu kata berburu.
Makna dalam kata buru itu sendiri sebenarnya kurang sesuai
digunakan dalam konteks secara luas. Kalau mungkin konteks
pembicaraannya ini tentang pemburuan binatang mungkin
cukup sesuai dengan konteks pembicaraan tersebut.
6. 5. “Kabin Panas Bikin Tambah Stres”
(Tribun Jateng, 26 November 2013,halaman: 6)
Pada kata “Bikin” itu merupakan kata tidak baku sebab kata
tersebut tidak sesuai dengan kaidah EYD yang ada, kalau kata
bakunya itu buat atau membuat.
Makna yang terdapat pada kata bikin itu sendiri terasa kurang
tepat jika digunakan untuk konteks pembicaraan secara luas,
mungkin akan sesuai jika di pakai oleh percakapan anak-anak
alay dalam berbahasa gaulnya sehari-hari.
7. 6. “Kawasan di Kota lama mangkrat”.
(Tribun Jateng, 26 November 2013, halaman: 12)
Pada kata “Mangkrat” tidak baku dan tidak terdapat
dalam EYD sebaiknya dapat diganti dengan kata sepi.
Makna kata dari “Mangkrat” yaitu sepi, sunyi tetapi kata
tersebut lebih cocok digunakan pada bahasa orang-orang
pasar atau para pedagang. Dalam bahasa indonesia kata
tersebut jarang yang mendengarnya.
8. 7. “Proyek pembangunan banjir kanal telah rampung tetapi banyak
coretan cat semprot”.
(Tribun Jateng, 26 November 2013,halaman: 17)
Kata “rampung” ini menunjukan bahasa tidak baku sebab tidak
sesuai dengan EYD, yang seharusnya itu kata bakunya selesai.
Makna kata “rampung”itu sendiri merupakan berasal dari bahasa
jawa, dalam penulisan bahasa di surat kabar itu akan dibaca tidak
hanya orang yang pandai berbahasa jawa saja namun masyarakat
umum maka lebih baik menggunakan bahasa baku bahasa
indonesia sebagai bahasa nasional.
9. Pembahasan
Dalam pembahasan ini berkenaan dengan pemunculan bahasa
baku dan tidak baku pada penulisan judul berita surat kabar
harian pagi tribun jateng. Bahasa baku jarang muncul
dibandingkan dengan bahasa tidak baku. Pada penulisan judul-
judul berita tidak baku dimungkinkan karena menggunakan
bahasa tidak baku terlihat lebih menarik perhatian awal pembaca
sebab dirasa lebih dekat dengan kebahasaan sehari-hari para
pembacanya. Penafsiran judul berita akan lebih cepat diserap
para pembacanya dan juga lebih ekspresif.
10. Sehubungan dengan pembakuan kosakata ada
kalanya orang bertanya-tanya apakah kata
seperti, rampung,tak,magkrat,dan bikin sudah
dapat diterima sebagai kata di Indonesia. Pada
dasarnya kata-kata tersebut sudah menjadi
bagian kosa kata Indonesia, tetapi tidak
termasuk kedalam kelompok kata baku bahasa
indonesia.
11.
Prof. John Hohenberg (Rosihan Anwar 1991) menyatakan bahwa tujuan
semua penulisan karya jurnalistik pada (surat kabar) ialah menyampaikan
informasi, opini, dan ide kepada pembaca secara umum. Kemudian informasi
tersebut harus disampaikan dengan teliti, ringkas, jelas, dan mudah
dimengerti. Teliti disini maksudnya bahwa informasi tersebut disampaikan
dengan benar sehingga tidak ada rekayasa berita. Ringkas dan jelas
maksudnya bahwa kalimat-kalimat yang digunakan tidak bertele-tele.
Selanjutnya mudah dimengerti berarti pembaca tidak perlu membuang energi
dan waktu (membuka kamus) dalam mencari makna kata atau kalimat yang
digunakan. Begitu pula ada unsur menarik ini merupakan hal yang paling
awal dan paling penting yang perlu disampaikan dalam penyusunan kalimatkalimat atau kata-kata yang menarik sehingga orang ingin membacanya.
12. Simpulan
Berdasarkan pembahasan tersebut, dapat disimpulkan sebagai
berikut:
1.
Penggunaan kata baku juga ditemukan dalam judul berita pada surat
kabar harian pagi tribun jateng.
2.
Penulisan judul dengan bahasa baku pada umumnya akan membuat
pemborosan kata dalam surat kabar dan membuat bacaan itu semakin
penuh.
3.
Penggunaan bahasa tidak baku pada judul-judul berita surat kabar
tribun jateng bertujuan untuk menarik pembaca untuk membacanya.