1. Evaluasi diri sekolah SDN Deresan menunjukkan skor terendah pada standar kompetensi lulusan.
2. Rendahnya skor disebabkan kompetensi guru yang kurang dan kurangnya pemanfaatan teknologi informasi di sekolah.
3. Rekomendasi untuk meningkatkan skor meliputi peningkatan kompetensi guru, penambahan sarana teknologi informasi, pemberdayaan stakeholder, dan komitmen perubahan.
Template Presentasi Powerpoint - Seminar Proposal Skripsi Alvian
Pendidikan Fisika, Universitas Negeri Semarang.
Follow saya di Instagram:
http://instagram.com/alvian.indonesia
SUBSCRIBE Youtube saya:
https://youtube.com/c/AlvianIndonesia
Best Practice kegiatan PPG daljab kategori1 tahun 2022 di UNY .
Berisi pengalaman meningkatakan motivasi belajar peserta didik melalui pembelajaran inovatif
Inilah gambaran mengenai pengadaan barang di institusi pendidikan khususnya sekolah dan bagaimana aturan yang sebenarnya menurut perpres no 54 tahun 2010
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondelferrydmn1999
Indonesia, negara kepulauan yang kaya akan keragaman budaya, suku, dan tradisi, memiliki Jakarta sebagai pusat kebudayaan yang dinamis dan unik. Salah satu kesenian tradisional yang ikonik dan identik dengan Jakarta adalah ondel-ondel, boneka raksasa yang biasanya tampil berpasangan, terdiri dari laki-laki dan perempuan. Ondel-ondel awalnya dianggap sebagai simbol budaya sakral dan memainkan peran penting dalam ritual budaya masyarakat Betawi untuk menolak bala atau nasib buruk. Namun, seiring dengan bergulirnya waktu dan perubahan zaman, makna sakral ondel-ondel perlahan memudar dan berubah menjadi sesuatu yang kurang bernilai. Kini, ondel-ondel lebih sering digunakan sebagai hiasan atau sebagai sarana untuk mencari penghasilan. Buku foto Lensa Kampung Ondel-Ondel berfokus pada Keluarga Mulyadi, yang menghadapi tantangan untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel warisan leluhur di tengah keterbatasan ekonomi yang ada. Melalui foto cerita, foto feature dan foto jurnalistik buku ini menggambarkan usaha Keluarga Mulyadi untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel sambil menghadapi dilema dalam mempertahankan makna budaya di tengah perubahan makna dan keterbatasan ekonomi keluarganya. Buku foto ini dapat menggambarkan tentang bagaimana keluarga tersebut berjuang untuk menjaga warisan budaya mereka di tengah arus modernisasi.
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik DosenAdrianAgoes9
sosialisasi untuk dosen dalam mengisi dan memadankan sister akunnya, sehingga bisa memutakhirkan data di dalam sister tersebut. ini adalah untuk kepentingan jabatan akademik dan jabatan fungsional dosen. penting untuk karir dan jabatan dosen juga untuk kepentingan akademik perguruan tinggi terkait.
Karakteristik Manusia Komunikan dalam Bingkai Psikologi Komunikasi
Analisis Evaluasi Diri Sekolah menggunakan metoda Manajemen Control Sistem (MCS) berbasis Learning Organization (Organisasi Belajar)
1. Kelompok DUA
Andy Setiawan
Andi Nasrum
Anna Fitrianingsih
FIELD PROJECT IN SUPERVISION
Dosen Pengampu: Drs Harmanto MM
Manajemen Kepengawasan Sekolah - MM UGM Diknas Angkatan II 2013
2.
3. •Verifikasi data oleh manajemen SD Deresan, Depok, Sleman
Metode Analisis
TEMPAT DAN SUMBER DATA
Data Evaluasi Diri berupa laporan EDS di ambil dari LPMP Jogjakarta
Verifikasi data oleh manajemen SDN Deresan, Depok, Sleman
TEKNIK PENGUMPULAN DATA
Analisis data yang telah diverifikasi
Observasi
Wawancara dengan stakeholder sekolah
METODE ANALISIS EDS
Menggunakan Elemen Management Control System
(Anthony dan Govindaradjan, 2004)
4. SDN DERESAN
SLEMAN
DETECTOR :
EVALUASI DIRI
SEKOLAH
Elemen Managemen Control System
STANDAR
EVALUASI DIRI
SEKOLAH
EFEKTOR
ASESOR :
ADAKAH PERBEDAAN
TIDAK
YA
ANALISIS MENCARI
SEBAB-SEBAB
IDENTIFIKASI
TINDAKAN
MELAKSANAKAN
TINDAKAN
JALAN TERUS
EVALUASI HASIL
TINDAKAN BARU
5. Metode Analisis Rekomendasi
Metoda Analisis Rekomendasi Perbaikan Evaluasi Diri Sekolah
Learning Organization Theory
Menurut Senge (1990):
Organisasi belajar adalah organisasi dimana orang-orang secara terus
menerus memperbesar kapasitasnya untuk menciptakan hasil yang benar-benar
mereka inginkan, dimana pola berfikir yang expansif dan baru terpelihara dengan
baik, dimana aspirasi kolektif terwadahi dan dimana orang terus menerus belajar
melihat keseluruhan secara bersama-sama
Sub System Learning Organization
9. Sub System Pengetahuan (Knowledge)
Pada subsistem ini, diterapkan dengan cara melakukan dialog atau sharing
terhadap sesama anggota yang ada di organisasi.
11. DETECTOR
Data Evaluasi Diri berupa laporan EDS di ambil dari LPMP Jogjakarta
STANDAR
Data kemudian di verifikasi dengan pihak SDN DERESAN 3.00 ISI
ASSESSOR
STANDAR PENILAIAN
STANDAR PROSES
2.00
Standar
Kenyataan
Harapan
Standar Isi
1,61
≥ 2,0
Standar Proses
1,29
≥ 2,0
Capaian
80,5 %
64,5 %
SKL
0,88
≥ 2,0
44 %
S PTK
1,21
≥ 2,0
60,5 %
Std. Sarpras
1,62
Std. Pengelolaan
1,23
Std. Nilai
1,30
Std. Pembiayaan
1,42
≥ 2,0
≥ 2,0
≥ 2,0
≥ 2,0
81 %
61,5 %
65 %
71 %
1.00
STANDAR PEMBIAYAAN
-
STANDAR
PENGELOLAAN
STANDAR KOMPETENSI
LULUSAN
STANDAR PTK
STANDAR SARANA DAN
PRASARANA
KESIMPULAN :
1. Berdasar analisis ASSESSOR yang
paling rendah capaiannya terhadap
SNP adalah SKL
2. Maka dalam evaluasi ini difokuskan
pada SKL
Analisis apa penyebab rendahnya SKL
Analisis bagaimana tindakan untuk
perbaikan SKL dan
Apa rekomendasi utk perbaikan SKL
12. EFFEKTOR : ANALISIS SEBAB RENDAHNYA SKL
BERDASAR ANALISIS DATA EDS : ( FAKTOR INTERNAL )
1. Rendahnya Kompetensi Guru pada Std. PTK dengan skor = 0,09
a) Prosentase jumlah guru yang menerapkan pembelajaran inovatif rendah:
20-50 %
b) Prosentase waktu yang digunakan guru dalam membangun persepsi untuk
meningkatkan motivasi siswa rendah : 5-10 %
c) Prosentase guru yang menggunakan IT / ICT dalam pembelajaran rendah
: 5-10 %
kontraproduktif terhadap visi sekolah yaitu : unggul dalam
pengetahuan dan teknologi
d) Prosentase guru mata pelajaran yang telah mengikuti pelatihan
pemanfaatan IT / ICT dalam proses pembelajaran rendah: 0 –5 %
e) Persentase guru mata pelajaran di sekolah, yang telah mengikuti pelatihan
mengembangkan bahan ajar sesuai dengan standar isi dan standar proses
pembelajaran rendah, yaitu: 0 – 5 %
2. Rata-rata KKM 6,4 dibawah KKM SNP yang 7,5
sehingga mengurangi motivasi guru untuk berusaha optimal
3. Tidak ada tindak lanjut dari hasil EDS
13. EFFEKTOR : ANALISIS SEBAB RENDAHNYA SKL
BERDASAR HASIL OBSERVASI DAN WAWANCARA : ( FAKTOR INTERNAL )
1. Kurangnya pemanfaatan media pembelajaran
2. Kurang bervariatifnya strategi pembelajaran
3. Guru tidak banyak melakukan PTK sebagai perbaikan thd PBM
4. Keterbatasan sarpras IT
5. Sharing Knowledge kurang optimal
6. Reward terhadap guru kurang dan reward hanya berorientasi pada uang
7. Kebanyakan guru berusia lanjut
BERDASAR HASIL OBSERVASI DAN WAWANCARA : ( FAKTOR EKSTERNAL )
1. Kepedulian orang tua terhadap perkembangan belajar anak kurang
2. Pengaruh Negatif IT terhadap konsentrasi belajar anak
14. EFFEKTOR : IDENTIFIKASI TINDAKAN
1. PENINGKATAN KOMPETENSI GURU
A. Melaksanakan Subsistem Learning Organization yang kesatu, yaitu:
Menciptakan budaya Belajar (Learning) di sekolah:
Belajar Individual
Pengiriman Diklat Guru
Media pembelajaran, Strategi pembelajaran, PTK dan pemanfaatan penggunaan IT
/ ICT dalam proses pembelajaran
Minimal 2 bulan sekali ada pengiriman guru untuk diklat
Belajar Team
Team study banding (Benchmarking)
Kepada sekolah unggulan dan mengadopsi pengalaman yang terbaik (Best Practice)
manajemen pembelajaran dari sekolah tersebut
Dilaksanakan satu tahun sekali
Misalnya:Study banding ke SD Muhammadiyah sapen, YK dan ke SDN Serayu, kotabaru
Belajar Organisasi
Program Sister School dengan membuat suatu MoU minimal 1 tahun dengan sekolah
unggulan
Fasilitasi oleh dinas pendidikan kota / propinsi
Program dilaksanakan 4 tahun sekali
Sister school bisa dengan SD Muhammadiyah sapen,SDN Serayu kotabaru, atau SD Al
firdaus Solo.
15. B. Melaksanakan Subsistem Learning Organization yang keempat, yaitu:
Menciptakan budaya berbagi ilmu pengetahuan
berkelanjutan ( Suistainable Sharing knowledge) di sekolah
secara
1. Membuat standard operation procedure (SOP) bagi guru yang telah dikirim
diklat, berisi:
Kewajiban guru yang telah selesai melaksanakan diklat : tutorial mentoring dan pendampingan terhadap guru lain sampai mereka bisa
melaksanakan materi hasil SHARING tersebut
Pelaksanaan 2 bulan sekali
2. Membentuk micro KKG (KKG kecil dengan skup internal sekolah)
Dengan kegiatan:
1. Sharing knowledge
2. Problem Solving
3. Guest Tutor
IHT (In House Training) minimum 1 semester sekali
Pembelajaran dengan cara curah pendapat (Brainstorming)
Strategi pembelajaran, media pembelajaran, PTK serta ICT
Dilaksanakan minimum 1 semester sekali
Misal : @ Titian Foundation (fak Psikologi UGM) untuk pembelajaran yang
menyenangkan
@ Bp. Mampuono untuk media pembelajaran yang inovatif
16. 2. Memampukan (Enabling)
sekolah, dengan cara:
dan
Memberdayakan
(Empowering)
a. Melaksanakan subsistem Learning Organization yang kedua,
Empowering People
yaitu:
stakeholder
Enabling
dan
Enabling dan Empowering guru
Enabling Guru
Empowering Guru
Rewarding
Pengiriman diklat guru secara berkala, minimum 1 bulan 1 guru
Coaching dan mentoring pada pelatihan internal sekolah, minimum dilaksanakan
1 semester sekali
Guru berprestasi/inovatif
uang, penghargaan atau promosi jabatan
Enabling dan Empowering orang tua siswa
Parenting School
Pertemuan berkala antara orang tua siswa dengan fihak sekolah setiap habis Mid Semester tentang :
• Kemajuan belajar anak
• Penumbuhan kepedulian belajar anak
• Sinkronisasi apa yang diajarkan di sekolah dengan apa yang diberlakukan dalam keluarga
17. 3. Penambahan Sarana prasarana IT / ICT untuk pembelajaran
Ini berarti sejalan dengan pelaksanaan Subsistem Learning
Organization yang kelima, yaitu:
Pemanfaatan Teknologi untuk pembelajaran
Penambahan
LCD
proyektor
untuk
pembelajaran
powerpoint, animasi, video, film singkat dll
Idealnya satu ruang kelas satu LCD proyektor
menggunakan
Membangun jaringan koneksi internet untuk membantu pembelajaran dan
memperlancar kerja manajemen sekolah
Untuk konsultasi dan pemasangan bisa menghubungi JIS (Jaringan
Informasi Sekolah) DIY
18. 4. Komitmen warga sekolah dalam mendukung perubahan
Ini berarti sejalan dengan pelaksanaan subsistem Learning Organization
yang kedua, yaitu: Organisasi
Kembali ke visi sekolah, yaitu:
“ Unggul dalam pengetahuan dan teknologi, bertaqwa dan berbudaya “
Dengan cara:
• Menambah sarpras IT / ICT
• Melakukan pembelajaran berbasis IT / ICT
• Mengenalkan teknologi IT / ICT kepada siswa
Menindaklanjuti hasil EDS dengan sungguh-sungguh sebagai strategi
menuju tercapainya visi dan misi sekolah
PAKTA INTEGRITAS
19. EFFEKTOR : MELAKSANAKAN TINDAKAN
N
n
No n
O
o
Alternatif
Tindakan
1 Peningkatan kompetensi guru
1
Penambahan Sarana prasarana IT /
2 2 ICT untuk pembelajaran
1
3
Memampukan
(Enabling)
dan
(Empowering)
3 Memberdayakan
stakeholder sekolah
Komitmen warga sekolah dalam
4 4
mendukung perubahan
Berdasarkan tingkat :
Kepentingan
Urgensi
Feasibilitas
Memilih Tindakan
Penting
Urgen
Feasible
1 2 2 1 1 2 2 1
2
2 2
2 2
2
2 2
2
2
2
1
Pilihan
2 1
2 2
6
1
1 1
1
2 2
1 2
Jumlah
1
4
3
1
1
5
2
1
1
4
4
2
1
20. EFFEKTOR : EVALUASI TINDAKAN BARU
Setelah rekomendasi dilaksanakan jangan lupa untuk
melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan dari
rekomendasi tersebut untuk kemudian dilakukan
analisis kembali berdasar Manajemen Control System
Analysis
21. KESIMPULAN DAN SARAN
KESIMPULAN
1. Untuk meningkatkan skor SKL siswa diperlukan solusi yang
bersifat jangka panjang sistematis dan terintegrasi melalui sebuah
perencanaan yang matang, dimana hasilnya baru bisa dilihat 3-4
tahun kemudian
2. Solusi
yang ditawarkan tidak akan ada artinya jika seluruh
stakeholder yang ada tidak mau berubah dan meninggalkan zona
nyamannya masing-masing
3. Komitmen seluruh warga sekolah untuk berubah dan dukungan
pihak manajemen sekolah terutama leader sangat diperlukan
4. Untuk maju dan melakukan perubahan perlu keberanian untuk
berpikir diluar kebiasaan ( Out of The Box Thinking )
SARAN
Agar hasil EDS benar-benar bisa mengukur apa yang seharusnya
diukur hendaknya fihak sekolah bisa membentuk team EDS dengan
anggota yang benar-benar memahami manajemen sekolah dan
selalu berkonsultasi dengan LPMP serta di ikutkan pada pelatihan
pengisian EDS.