tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
Analisa dan Perancangan Sistem Informasi
1. BAB 1
PENGANTAR APSI
1.1 Pengertian Sistem
Dalam kehidupan kita tidak lepas dari suatu sistem, baik langsung maupun tidak
langsung. Misalnya sistem transportasi, sistem pendidikan, sistem perusahaan, sistem rumah
sakit dan lain-lain.
Pengertian sistem menurut beberapa ahli :
a). Sesuatu yang terdiri dari objek, unsur – unsur atau komponen-komponen yang berkaitan
dan berhubungan satu sama lainnya, sehingga unsur – unsur tersebut menjadi satu
kesatuan. (Prof. Dr. S. Prajudi A)
b). Seperangkat unsur – unsur yang terdiri dari manusia, alat, konsep dan prosedur yang
dihimpun untuk maksud dan tujuan bersama. (Gordon B. Davis)
c). Sekelompok elemen yang terintergrasi dengan maksud yang sama untuk mencapai suatu
tujuan. (Raymon Mc. Leod).
Selain itu, sistem juga dapat didefinisikan sebagai sekumpulan objek yang saling
berhubungan dan berinteraksi sebagai satu kesatuan yang dirancang untuk mencapai suatu tujuan
tertentu.
Karakteristik suatu sistem :
1). Komponen atau Elemen (Components)
Suatu sistem terdiri dari komponen-komponen yang saling berinteraksi, yang artinya
saling bekerja sama membentuk satu kesatuan.
2). Batas Sistem ( Boundary)
Batas sistem merupakan daerah yang membatasi antara sistem yang satu dengan sistem
yang lainnya atau dengan lingkungan luarnya.
3). Lingkungan Luar Sistem (Environment)
Lingkungan luar sistem adalah segala sesuatu diluar batas sistem yang mempengaruhi
operasi suatu sistem.
4). Penghubung Sistem (Interface)
2. Penghubung sistem merupakan suatu media (penghubung) antara satu subsistem dengan
subsistem lainnya yang membentuk satu kesatuan satuan.
5). Masukan Sistem (Input)
Input adalah energi atau sesuatu yang dimasukkan ke dalam suatu sistem yang dapat
berupa masukan.
6). Keluaran Sistem (Output)
Merupakan hasil dari energi yang diolah dan diklasifikasi menjadi luaran yang berguna,
juga merupakan luaran atau tujuan akhir dari sistem.
7). Pengolah (Process)
Suatu sistem mempunyai bagian pengolah yang akan mengubah input menjadi output.
8). Sasaran (Objektive)
Sasaran dari sistem menentukan sekali masukan yang dibutuhkan sistem dan keluaran
yang akan dihasilkan sistem.
Klasifikasi Sistem
a). Sistem abstrak dan sistem fisik
Abstrak : terbentuk akibat terselenggaranya ketergantungan ide, dan tidak
diidentifikasikan secara nyata.
Contoh : Sistem Teologi, hub antar manusia dan tuhan.
Fisik : Secara fisik dapat diidentifikasikan secara nyata dan tujuan-tujuannya.
b). Sistem alamiah dan buatan manusia
Alamiah : Terjadi secara alamiah, tidak diproses oleh manusia
Buatan manusia : dibuat oleh manusia dan merupakan interaksi antara manusia dan mesin
(CBIS)= SIM, SIA, SISTEM PAKAR, KECERDASAN BUATAN
c). Sistem deterministik dan probabilistik
Deterministik : melakukan prosesnya dengan tingkah laku yang dapat diprediksi.
Probabilitas : input dan outputnya dapat didefinisikan, tetapi hasilnya tidak dapat
ditentukan.
d). Sistem terbuka dan tertutup
Terbuka : berinteraksi dan dipengaruhi lingkungan luarnya
3. Tertutup : tidak berinteraksi dan tidak dipengaruhi oleh lingkungan luarnya = reaksi
kimia dalam tabung terisolasi.
1.2 Analisa Sistem Informasi
Analisa : Suatu kegiatan yang dimulai dari proses awal didalam mempelajari serta
mengevaluasi suatu bentuk permasalahan (case) yang ada.
Sistem : Seperangkat unsur – unsur yang terdiri dari manusia, mesin/alat dan prosedure
serta konsep-konsep yang dihimpun menjadi satu untuk maksud dan tujuan
bersama.
Informasi : Data yang telah diolah menjadi bentuk yang lebih berguna & berarti bagi yang
menerimanya.
Pengertian Analisa sistem : Penguraian dari suatu sistem informasi yang utuh ke dalam bagian-
bagian komponennya dengan maksud untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi
permasalabhan – permasalahan, kesepakatan-kesepakatan, hambatan-hambatan
yang terjadi dan kebutuhan-kebutuhan yang diharapkan sehingga dapat diusulkan
perbaikan-perbaikannya.
Analisa sistem informasi : Suatu studi dari suatu masalah untuk mencari elemen-elemen pokok
permasalahan yang kemudian diusulkan alternatif perbaikannya.
1.3 Pengembangan Sistem.
Pengembangan sistem (System Development) dapat berarti menyusun sistem yang baru
untuk menggantikan sistem yang lama secara keseluruhan atau memperbaiki sistem yang sudah
ada. Sistem yang lama perlu diperbaiki atau diganti disebabkan karena beberapa hal :
a). Adanya permasalahan – permasalahan (problems) yang timbul di sistem yang lama.
Permasalahan yang timbul dapat berupa :
- Ketidakberesan dalam sistem yang lama yang menyebabkan sistem yang lama tidak
dapat beroperasi sesuai dengan yang diharapkan.
- Pertumbuhan organisasi, yang menyebabkan harus disusunnya sistem yang baru.
Pertumbuhan organisasi diantaranya adalah kebutuhan informasi yang semakin luas,
volume pengolahan data yang semakin meningkat, perubahan prinsip akuntansi atau
pengolahan data yang baru.
4. b). Untuk meraih kesempatan-kesempatan (opportunities), teknologi informasi telah
berkembang dengan cepat. Perangkat keras komputer, perangkat lunak, dan teknologi
komunikasi telah begitu cepat berkembang.
c). Adanya instruksi-instruksi (directive), penyusunan sistem yang baru dapat juga terjadi
karena adanya instruksi-instruksi dari atas pimpinan atau dari luar organisasi.
1.4 LANGKAH-LANGKAH ANALISA SISTEM
Langkah-langkah dalam tahap analisa sistem hampir sama dengan langkah-langkah yang
akan dilakukan dalam mendefinisikan proyek-proyek sistem yang akan dikembangkan di tahap
perencanaan sistem. Perbedaannya terletak pada ruang-lingkup tugasnya. Di analisa sistem,
ruang lingkup tugasnya adalah lebih terinci. Di analisa sistem ini, penelitian yang dilakukan oleh
analis sistem adalah penelitian terinci, sedang di perencanaan sistem sifatnya hanya penelitian
pendahuluan.
Di dalam tahap analisa sistem terdapat langkah-langkah dasar yang harus dilakukan oleh
analis sistem, sebagai berikut:
1. Identify, yaitu mengidentifikasikan masalah
2. Understand, yaitu memahami kerja dari sistem yang ada
3. Analyze, menganalisis sistem
4. Report, yaitu membuat laporan hasil analisis.
Tugas Analis Sistem :
A. Mengidentifikasi Masalah
Mengidentifikasi (mengenal) masalah merupakan langkah pertama yang dilakukan dalam
tahap analisis sistem. Masalah dapat didefinisikan sebagai suatu pertanyaan yang diinginkan
untuk dipecahkan. Masalah inilah yang menyebabkan sasaran dari system tidak dapat dicapai.
Oleh karena itu langkah pertama yang harus dilakukan oleh analis sistem adalah
mengidentifikasi terlebih dahulu masalah-masalah yang terjadi.
Tugas analis sistem dalam mengidentifikasi masalah adalah :
1. Mengidentifikasi Penyebab Masalah
Analis sistem harus mempunyai pengetahuan yang cukup tentang aplikasi yang sedang
dianalisisnya. Untuk aplikasi bisnis, analis sistem perlu mempunyai pengetahuan tentang
5. sistem bisnis yang diterapkan di organisasi, sehingga dapat mengidentifikasi penyebab
terjadinya masalah ini. Tugas mengidentifikasi penyebab masalah dimulai dengan
mengkaji ulang terlebih dahulu subyek permasalahan yang telah diutarakan oleh
manajemen atau yang telah ditemukan oleh analis sistem ditahap perencanaan sistem.
2. Mengidentifikasi Titik Keputusan
Setelah penyebab terjadinya masalah dapat diidentifikasi, selanjutnya juga harus
mengidentifikasikan titik keputusan penyebab masalah tersebut. Titik keputusan
menunjukkan suatu kondisi yang menyebabkan sesuatu terjadi. Analis sistem bila telah
dapat mengidentifikasi terlebih dahulu titik-titikkeputusan penyebab masalah, maka dapat
memulai penelitiannya dititik-titik keputusan tersebut. Sebagai dasar identifikasi titik-
titik keputusan ini, dapat digunakan dokumen paperwork flow atau form flowchart bila
dokumentasi ini dimiliki oleh perusahaan.
3. Mengidentifikasi Personil-personil Kunci
Setelah titik-titik keputusan penyebab masalah dapat diidentifikasi beserta lokasi
terjadinya, maka selanjutnya yang perlu diidentifikasi adalah personil-personil kunci baik
yang langsung maupun yang tidak langsung dapat menyebabkan terjadinya masalah
tersebut. Identifikasi personil-personil kunci ini dapat dilakukan dengan mengacu pada
bagan alir dokumen perusahaan serta dokumen deskripsi kerja (job description).
B. Memahami Kerja Sistem
Langkah ini dapat dilakukan dengan mempelajari secara terinci bagaimana sistem yang
ada beroperasi. Diperlukan data yang dapat diperoleh dengan cara melakukan penelitian. Bila di
tahap perencanaan sudah pernah diadakan penelitian, sifatnya masih penelitian pendahuluan
(preliminary survey). Sedangkan pada tahap analisis sistem, penelitiannya bersifat penelitian
terinci (detailed survey).
Analis sistem perlu mempelajari apa dan bagaimana operasi dari sistem yang ada
sebelum mencoba untuk menganalisis permasalahan, kelemahan dan kebutuhan pemakai sistem
untuk dapat memberikan rekomendasi pemecahannya. Sejumlah data perlu dikumpulkan, dengan
6. menggunakan teknik pengumpulan data yang ada, yaitu wawancara, oberservasi, daftar
pertanyaan dan pengambilan sampel.
Tugas Analis System Dalam Memahami Kerja Sistem:
1. Menentukan Jenis Penelitian
Jenis penelitian perlu ditentukan untuk masing-masing titik keputusan yang akan diteliti.
Jenis penelitian tergantung dari jenis data yang diperoleh, dapat berupa data tentang
operasi sistem, data tentang perlengkapan sistem, pengendalian sistem, atau I/O yang
digunakan oleh sistem.
2. Merencanakan Jadual Penelitian
Supaya penelitian dapat dilakukan secara efisien dan efektif, maka jadual penelitian harus
direncanakan terlebih dahulu yang meliputi :
- Dimana penelitian akan dilakukan
- Apa dan siapa yang akan diteliti
- Siapa yang akan meneliti
- Kapan penelitian dilakukan
-
3. Membuat Penugasan Penelitian
Setelah rencana jadual penelitian dibuat, maka tugas dilanjutkan dengan menentukan
tugas dari masing-masing anggota tim analis sistem, yang ditentukan oleh koordinator
analis sistem melalui surat penugasan dengan menyertakan lampiran kegiatan penelitian
yang harus dilakukan.
4. Membuat Agenda Wawancara
Sebelum wawancara dilakukan, waktu dan materi wawancara perludidiskusikan. Rencana
ini dapat ditulis di agenda wawancara dan dibawa selama wawancara berlangsung.
Tujuannya adalah supaya wawancara dapat diselesaikan tepat pada waktunya dan tidak
ada materi yang terlewatkan.
5. Mengumpulkan Hasil Penelitian
7. Fakta atau data yang diperoleh dari hasil penelitian harus dikumpulkan sebagai suatu
dokumentasi sistem lama, yaitu :
- Waktu untuk melakukan suatu kegiatan
- Kesalahan melakukan kegiatan di sistem yang lama
- Pengambilan sampel
- Formulir dan laporan yang dihasilkan oleh sistem lama
- Elemen-elemen data
- Teknologi yang digunakan di sistem lama
- Kebutuhan informasi pemakai sistem / manajemen
C. Menganalisi Hasil
Langkah ini dilakukan berdasarkan data yang telah diperoleh dari hasil penelitian yang telah
dilakukan.
1. Menganalisis Kelemahan Sistem
Penelitian dilakukan untuk menjawab pertanyaan :
Apa yang dikerjakan ?
Bagaimana mengerjakannya ?
Siapa yang mengerjakan ?
Menganalisis kelemahan sistem sebaliknya dilakukan untuk menjawab pertanyaan :
Mengapa dikerjakan ?
Perlukah dikerjakan ?
Apakah telah dikerjakan dengan baik ?
Sasaran yang diinginkan oleh sistem yang baru ditentukan oleh kriteria penilaian sebagai berikut:
a. Relevance,
b. Capacity,
c. Efficiency,
d. Timeliness,
e. Accessibility,
f. Flexibility,
g. Accuracy,
8. h. Reliability,
i. Security,
j. Economy,
k. Simplicity
Berdasarkan pertanyaan dan kriteria ini, selanjutnya analis sistem akan dapat melakukan
analis dari hasil penelitian dengan baik untuk menemukan kelemahan dan permasalahan dari
sistem yang ada.
2. Menganalisis Kebutuhan Informasi Pemakai / Manajemen
Tugas lain dari analis sistem yang diperlukan sehubungan dengan sasaran utama sistem
informasi, yaitu menyediakan informasi yang dibutuhkan bagi para pemakainya perlu
dianalisis.
D. Membuat Laporan Hasil Analisis
Laporan hasil analisis diserahkan ke Panitia Pengarah (Steering Committee) yang
nantinya akan diteruskan ke manajemen. Pihak manajemen bersama-sama dengan panitia
pengarah dan pemakai sistem akan mempelajari temuan-temuan dan analis yang telah dilakukan
oleh analis sistem yang disajikan dalam laporan ini.
Tujuan utama dari penyerahan laporan ini kepada manajemen adalah :
a). Analisis telah selesai dilakukan
b). Meluruskan kesalah-pengertian mengenai apa yang telah ditemukan dan dianalisis
oleh analis sistem tetapi tidak sesuai menurut manajemen
c). Meminta pendapat dan saran dari pihak manajemen
d). Meminta persetujuan kepada pihak manajemen untuk melakukan tindakan
selanjutnya (dapat berupa meneruskan ke tahap disain sistem atau menghentikan
proyek bila dipandang tidak layak lagi)
e). Semua hasil yang didapat dari penelitian perlu dilampirkan pada laporan hasil
analisis ini, sehingga manajemen dan user dapat memeriksa kembali kebenaran
data yang telah diperoleh.
9. 1.5 Informasi dan Sistem Informasi
Informasi merupakan data yang telah diklasifikasikan atau diolah atau diinterprestasikan
untuk digunakan dalam proses pengambilan keputusan.
Informasi merupakan asset penting bagi suatu institusi atau organisasi. Oleh karena itu,
informasi harus berkualitas, dijaga, dan dipelihara dengan baik. Sedangkan kualitas dari suatu
informasi tergantung dari tiga hal :
a) Akurat
Informasi harus bebas dari kesalahan-kesalahan
b) Tepat Waktu
Informasi yang datang pada penerima tidak boleh terlambat. Informasi yang sudah
berlalu tidak mempunyai nilai lagi karena informasi merupakan landasan diadakannya
pengambilan keputusan.
c) Relevan
Informasi harus mempunyai manfaat bagi pemakainya. Relevansi informasi untuk tiap-
tiap orang berbeda.
1.6 Macam-macam Sistem Informasi
Terdapat lima jenis Sistem Informasi yang dianggap dapat menunjang efektivitas dan
efisiensi suatu perusahaan.
a). Sistem Informasi Akuntansi
Sistem Informasi yang menyajikan informasi yang dipakai fungsi akuntansi. Sistem
ini mencakup semua transakasi yang berhubungan dengan keuangan di sebuah
perusahaan atau organisasi.
b). Sistem Informasi Manufaktur
Sistem Informasi yang bekerja sama dengan sistem informasi lain untuk mendukung
manajemen perusahaan dalam menyelesaikan masalah yang berhubungan dengan
produk atau jasa yang dihasilkan perusahaan.
c). Sistem Informasi SDM
Sistem Informasi yang digunakan oleh perusahaan khususnya di bagian personalia.
d). Sistem Informasi Keuangan
10. Sistem Informasi yang menyediakan informasi pada fungsi keuangan yang
menyangkut keuangan perusahaan.
e). Sistem Informasi Pemasaran
Sistem Informasi yang menyediakan informasi yang dibutuhkan oleh pemasaran.
Sedangkan jenis-jenis Sistem Informasi ditinjau dari kebutuhan manajemen antara lain :
1). Transaction Proses System (TPS)
TPS adalah sistem informasi yang terkomputerisasi yang dikembangkan untuk
memproses data-data dalam jumlah besar untuk transaksi bisnis rutin seperti daftar gaji dan
inventarisasi.
2). Management Information System (MIS)
MIS adalah informasi yang menyajikan berbagai bentuk laporan yang diperlukan
manajemen untuk analisis dan pengambilan keputusan.
3). Decision Support System (DSS)
DSS adalah pengembangan SIM yang dilengkapi dengan kemampuan analisis untuk
menghasilkan beberapa alternative pertimbangan keputusan atau informasi lain yang terkait
dengan suatu fokus pengambilan keputusan sebagai penunjang keputusan yang akan tetap
dilakukan oleh manajemen.
4). Executive Information System (EIS)
ESS membantu para eksekutif atau manajemen tingkat strategis dalam mengatur interaksi
mereka dengan lingkungan eksternal.
5). Expert System (ES) atau Knowledge Work System (KWS)
ES adalah sistem informasi yang menggunakan ilmu, fakta dan teknik berpikir dalam
pengambilan keputusan untuk masalah-masalah yang biasanya hanya dapat diselesaikan oleh
para ahli atau pakar untuk bidang tertentu. ES adalah bentuk sistem Artificial Intelligence (AI).
AI adalah sistem yang memiliki karakteristik :
- Berpikir seperti manusia
- Bertingkah seperti manusia
- Berpikir rasional
- Bertingkah rasional
11. 6). Office Automation System (OAS)
AOS mendukung pekerja data, yang biasanya tidak menciptakan pengetahuan baru
melainkan hanya menganalisis informasi sedemikian rupa untuk menstransformasikan data atau
memanipulasikannya dengan cara-cara tertentu sebelum membagi atau menyebarkannya.
7). Group Decision Support System (GDSS) atau Computer Supported Collaborative Work
(CSCW)
GDSS adalah sistem yang digunakan untuk membuat keputusan semi-terstruktur dan tak
terstruktur oleh kelompok pengambil keputusan, mendukung berbagai konfigurasi yang berbeda-
beda baik secara hardware maupun software.
12. BAB 2
PENENTUAN KEBUTUHAN SISTEM
A. System Requirement (Kebutuhan Sistem)
Pendefinisian kebutuhan sistem merupakan aktivitas yang sangat penting karena sangat
mempengaruhi sukses atau gagalnya pelaksanaan pengembangan sistem. Menurut hasil survey
DeMarco, 56% kegagalan proyek pengembangan sistem dikarenakan ketidaklengkapan
pendefinisian kebutuhan dari sistem tersebut.
Tujuan dari fase analisis adalah memahami dengan sebenar-benarnya kebutuhan dari
sistem baru dan mengembangkan sebuah sistem yang mewadai requirement tersebut atau
memutuskan bahwa sebenarnya pengembangkan sistem baru tidak dibutuhkan. Penentuan
kebutuhan sistem merupakan langkah yang paling crucial dalam tahapan SDLC. Kebutuhan
sistem bisa diartikan sebagai berikut :
Pernyataan tentang apa yang harus dikerjakan oleh sistem
Pernyataan tentang karakteristik yang harus dimiliki sistem
B. Tipe-tipe Kebutuhan Sistem
Kebutuhan Fungsional (Functional requirement)
Functional requirement adalah jenis requirement yang berisi :
Proses-proses yang harus dilakukan oleh sistem
Informasi-informasi yang harus ada di dalam sistem
Contoh :
- Sistem harus dapat menyimpan semua rincian data pesanan pelanggan.
- Sistem harus dapat membuat laporan penjualan sesuai dengan periode waktu tertentu.
- Sistem harus mampu menyajikan informasi jalur pengiriman barang terpendek.
Non functional Requirements
Adalah tipe requirement yang berisi properti perilaku yang dimiliki oleh sistem, meliputi :
- Operasional
- Performance
- Keamanan
13. - Politik dan Budaya
Contoh :
- Sistem harus bisa mengolah data sampai 1 juta record untuk tiap transaksi.
- Sistem harus dapat digunakan oleh multi-user sesuai dengan otoritas yang diberikan
pada user.
- Waktu tanggap penyajian informasi maksimal selama satu menit.
C. Atribut Penulisan Kebutuhan Sistem
Dokumen kebutuhan sistem yang baik (sempurna) dapat dibuat secara :
1. Benar (Correct)
Suatu dokumen kebutuhan sistem disebut benar jika, setiap kebutuhan yang
dinyatakan dalam dokumen merepresentasikan sesuatu yang diisyaratkan dari sistem
yang akan dibangun.
2. Tepat (Precise)
Berpengaruh pada hasil perancangan dan pembuatan software requirement design
(SRD).
3. Unambiguouity
Setiap permintaan harus punya satu interpretasi, atau hanya ada satu arti dalam satu
kalimat.
4. Lengkap (Complete)
Tidak ada yang hilang yaitu tulisan yang akan didefinisikan kemudian.
5. Bisa diverifikasi (verifiable)
Bisa diperiksa dan dicek kebenarannya. Setiap kebutuhan selalu dimulai dengan
dokumen yang bisa diperiksa.
6. Konsisten
Nilai-nilai kebutuhan harus tetap sama baik dalam karakteristik maupun spesifikasi,
misalnya diminta A tetap ditulis A.
7. Understandable
Dapat dimengerti oleh pembuat program, analis sistem atau system engineer.
8. Bisa dimodifikasi (Modifiedable)
14. Bisa diubah-ubah dan pengubahannya sangat sederhana, tetapi tetap konsisten dan
lengkap.
9. Dapat ditelusuri (Traceable)
Jika ditelusuri, harus tahu mana bagian yang diubah.
10. Harus dapat dibedakan bagian what (bagian spesifikasi) dan how (bagian yang
menjelaskan bagaimana menyelesaikan what tadi)
11. Dapat mencakup dan melingkupi seluruh sistem
12. Dapat melingkupi semua lingkungan operasional, misalnya interaksi fisik dan
operasional
13. Bisa menggambarkan sistem seperti yang dilihat oleh pemakai
14. Harus toleran (bisa menerima) terhadap ketidaklengkapan, ketidakpastian
(ambiguous) dan ketidakkonsistenan
15. Harus bisa dilokalisasi dengan sebuah coupling, yaitu hubungan ketergantungan
antara dua model yang tidak terlalu erat.
Terdapat Sembilan (9) macam orang yang terlibat di dalam pembuatan Kebutuhan
Sistem:
1. Pemakai (User)
Kelompok orang yang mengoperasikan/menggunakan produk final dari sistem yang
dibuat.
2. Client
Orang atau perusahaan yang mau membuat sistem (yang menentukan)
3. System analyst (System Engineer)
Kelompok orang yang biasa melakukan kontak teknik pertama dengan client.
4. Software engineer
Kelompok orang yang bekerja setelah kebutuhan sistem dibuat (bekerja sama dengan
system engineer saat mendefinisikan kebutuhan sistem dan membuat deskripsi
perancangannya)
5. Programmer
Kelompok orang yang menerima spesifikasi perancangan sistem, membuat kode
dalam bentuk modul, menguji dan memeriksa (tes) modul.
15. 6. Test integration group
Kelompok orang yang melakukan tes dan mengintegrasi modul
7. Maintenance group
Kelompok orang yang memantau dan merawat performa sistem-sistem yang dibuat
selama pelaksanaan dan pada saat modifikasi muncul (80% dari pekerjaan)
8. Technical Support
Orang-orang yang mengelola (manage) pengembang sistem, termasuk konsultan atau
orang yang mempunyai kepandaian lebih tinggi.
9. Staff dan Clerical Work
Kelompok orang yang bertugas mengetik, memasukkan data, dan membuat dokumen.
16. BAB 3
PENGEMBANGAN SISTEM TEKNOLOGI INFORMASI METODE SDLC
Metode siklus hidup pengembangan sistem atau system development life cycle
memepunyai beberapa tahapan sesuai dengan namanya, SDLC dimulai dari suatu tahapan
sampai tahapan terakhir dan kembali lagi ketahapan awal membentuk suatu siklus atau daur
hidup.
Tahapan-tahapan dalam metode SDLC adalah sebagai berikut.
1. Analis system (system analis)
a. Studi pendahuluan
b. Studi kelayakan
c. Mengidentifikasi permasalahan dan kebutuhan pemakai
d. Memahami sistem yang ada
e. Menganalisis hasil penelitian
2. Perancangan sistem (system design)
a. Perancangan awal
b. Perancangan rinci
3. Implementasi sistem (system implementation)
4. Operasi dan perawatan sistem (system operation and maintenance)
Siklus atau daur hidup pengembangan sistem tampak jika sistem yang sudah
dikembangkan dan dioperasikan tidak dapat dirawat lagi, sehingga dibutuhkan
pengembangan sistem kembali.
1. Analisis sistem
Analisis sistem (system analyst) adalah orang yang dididik khusus untuk mengembangkan
sistem secara profesional. Alasan menggunakan SDLC dalam penggunaaan ini adalah karena
metode ini digunakan untuk mengembangkan sistem teknologi informasi yang kompleks. Sistem
teknologi yang kompleks perlu dianalis orang yang ahli dibidangnya sehingga permasalahan
dapat dipecahkan dan kebutuhan pemakai sistem dapat diidentifikasikan dengan benar.
17. Tahapan di analisis sistem terdiri dari kegiatan-kegiatan sebagai berikut ini.
a. Studi Pendahuluan
Kegiatan awal dari analisi sistem adalah studi awal atau studi pendahuluan tentang jenis,
ruang lingkup dan pemahaman awal dari proyek sistem teknologi informasi. Studi pendahuluan
ini menghasilkan sistem secara awal, perkiraan biaya yang dibutuhkan dan waktu yang
diperlukan.
b. Studi Kelayakan
Setelah mengumpulkan data dan mendokumentasikan fakta, sistem analisis mengetahui apa
yang sesungguhnya dilakukan oleh sistem, Selanjutnya, sistem analis melakukan study
kelayakan untuk memperhitungkan apakah organisasi atau instansi di mana sistem tersebur
dibuat dapat melanjutkan ketahap berikutnya dalam proses pengembangan sistem atau tidak.
Studi kelayakan merupakan suatu tinjauan sekilas pada faktor-faktor utama yang akan
mempengaruhi kemampuan sistem untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
c. Mengidentifikasi permasalahan dan kebutuhan informasi pemakai
Langkah selanjutnya adalah mengidentifikasi masalah disistem lama supaya dapat
diperbaiki di sistem yang baru. Mengidentifikasi masalah dilakukan dengan penyebab
masalahnya. Penyebab masalahnya merupakan sumber dari permasalahan yang harus diperbaiki.
Selanjutnya memahami sistem yang ada untuk mendapatkan data dan menganalisis
permasalahannya.
d. Menganalisis hasil penelitian
Langkah selanjutnya menganalisis hasil penelitian. Menganalisis hasil penelitian adalah
menemukan penyebab permasalahan sistem yang tidak berfungsi sehingga dapat cepat
digantikan dengan sistem yang baru.
2. Perancangan sistem
Tahap perancangan sistem mempunyai dau tujuan yaitu;
a. Perancangan sistem secara umum adalah memberikan gambaran umum kepada pemakai
sistem tentang sistem teknologi informasi yang baru. Perancangan sistem secara umum lebih
diarahkan kepada pemakai sistem untuk menyetujuinya ke perancangan sistem selanjutnya. Yang
dirancang di tahap perencanaan sistem secara umu adalah menggambarkan bentuk dari sistem
18. teknologi informasinya secara logika atau secara konsep dan mengidentikasikan komponen-
komponen dari sistem teknologi informasi.
b. Perancangan sistem terinci dimaksudkan untuk menggambarkan bentuk secara fisik dari
komponen-komponen sistem teknologi informasi yang akan dibangun oleh pemrogam dan ahli
teknik lainnya.
3. Impelementasi sistem
Tahap ini merupakan tahap meletakkan sistem supaya siap dioperasikan. Implementasi
sistem juga merupakan proses mengganti atau meninggalkan sistem yang lama dengan
mengganti sistem yang baru. Untuk menggantikan sistem yang lama ke sistem yang baru
diperlukan suatu pendekatan atau strategi supaya berhasil.
4. Operasi dan perawatan sistem
Setelah sistem diiplementasi dengan berhasil, sistem akan dioperasikan dan di rawat. Sistem
perlu dirawat karena beberapa hal, yaitu
a. Sistem mengandung kesalahan yang belum diperbaiki,sehingga kesalahan sistem perlu
diperbaiki.
b. Sistem mengalami perubahan karena peemintaan baru dari pemakaian sistem.
c. Sistem mengalami perubahan karena perubahan lingkungan luar.
Biaya perwatan sistem sering diabaikan karena biaya perawatan sistem merupakan biaya yang
cukup besar.jadi sebisa mungkin kita harus merawatnya denga teliti agar suatu sistem dapat
bertahan dengan lama.
Kelebihan dan kekeurangan metode SDLC
Metode SDLC memiliki banyak kekurangan dan kelebihan. Kelebihan dari metode ini adalah ;
1. Menyediakan tahapan yang dapat digunakan sebagai pedoman mengembangkan sistem
2. Akan memberikan hasil sistem yang lebih baik karena sistem dianalisis dan dirancang secara
keseluruhan sebelum diimplementasikan.
Kekurangan-kekurangan SDLC adalah ;
19. 1. Hasil dari SDLC tergantung pada hasil analisis, sehingga jika terdapat kesalahan di tahap
analisis akan terbawa terus ke hasil sistem ayng kurang memuaskan.
2. Dibutuhkan biaya yang lebih besar jika dibandingkan metode yang lainnya.
3. Dibutuhkan waktu yang lama untuk mengembangkannya karena sebuah sistem harus
dikembangkan sampai selesai terlebih dahulu.
Referensi
HM, Jugiyanto. 2003 .sistem teknologi informasi . Yogyakarta : ANDI.
Sutabri, Tata. 2003. Analisa sistem informasi. Jakarta : ANDI.
20. BAB 4
KONSEP DASAR UML
UML terdiri dari kata Unified Modelling Language yang merupakan suatu alat untuk
seorang design sistem atau seorang analyst untuk membuat pemodelan rancangan yang akan
nantinya di serahkan kepada programer dan diterjemahkan ke dalam bahasa pemrograman
apapun yang bisa menghasilkan program baru lalu bisa membuat suatu sistem pada perusahaan
atau instalasi yang sesuai dengan keinginan pemesan sistem.
UML adalah metode pemodelan secara visual sebagai sarana untuk merancang dan atau
membuat software berorientasi objek. Karena UML ini merupakan bahasa visual untuk
pemodelan bahasa berorientasi objek, maka semua elemen dan diagram berbasiskan pada
paradigma object oriented.
UML adalah salah satu tool / model untuk merancang pengembangan software yang
berbasis Object Oriented.
UML merupakan sebuah standar untuk merancang sebuah model sistem, untuk
mengembangkan UML maka harus di perhatikan diagram seperti apa yang di butuhkan dalam
perancangan untuk membuat model sistem yaitu sebagai berikut :
1. Diagram Use Case
2. Diagram Aktifitas
3. Diagram Sekuensial
4. Diagram Kolaborasi
5. Diagram Kelas
6. Diagram Statechart
7. Diagram Komponen
8. Diagram Deployment
9. Diagram Object
Dari 9 diagram tersebut, dalam pemodelan sistem tidak harus di buat semua, minimal ada 4
diagram terpenting yang harus di buat yaitu sebagai berikut :
21. Diagram Use Case
Diagram Aktifitas
Diagram Sequensial
Diagram Kelas
Use Case
Diagram Use Case merupakan suatu pemodelan sistem yang terdiri dari aktor lalu di
hubungkan dengan use case pada sistem yang di buat, diagram ini menggambarkan bagaimana
keterhubungan antara aktor dengan use case, aktor disini tidak selalu berupa manusia sebagai
pengelola ataupun customer, bisa juga berupa peralatan ataupun suatu sistem lain yang
berhubungan dengan sistem yang kita kerjakan saat ini.
Diagram Aktivitas
Diagram Activity bisa juga di sebut flowmap ini merupakan pemodelan berupa arus flow
yang di mulai dari tanda start sampai end ciri dari flowmap itu berupa suatu kumpulam entitas
yang melakukan proses sistem sebagaimana mestinya yang saling terhubung.
Diagram Sequensial
Diagram ini menggambarkan suatu aliran fungsi dari use case, jadi intinya suatu aliran
yang berfungsi sebagai pemodelan yang di hubungkan dengan use case dan fungsi nya masing
masing, agar bisa di lihat fungsi satu use case dengan use case lainnya.
Diagram Kelas
Diagram kelas (Class Diagram) itu merupakan penggambaran dari sistem itu sendiri yang
berupa program ataupun suatu menu form pilihan yang berisi tentang apa-apa saja yang saling
berdekatan di gambarkan dengan class diagram berupa tabel kotak-kotak kecil berisi suatu kata
kunci dan isi nya masing-masing yang berhubungan, dalam merancang class diagram ini harus
membutuhkan ketelitian dan pemikiran yang dapat di implementasikan kedalam program sistem
yang akan di buat nanti.