2. Pengertian
TOGAF (The Open Group Architecture Framework)
adalah standar penerapan arsitektur enterprise
yang digunakan oleh organisasi untuk meningkatkan
efisiesi bisnis. Enterprise adalah sebuah sistem dari
manusia, peralatan, material, data, kebijakan dan
prosedur yang muncul untuk menyediakan sebuah
produk atau pelayanan , dengan tujuan
mendapatkan keuntungan.
3. Sejarah
TOGAF dimulai awal 1990-an sebagai metodologi untuk
pengembangan arsitektur teknis, dan telah dikembangkan
oleh The Open Group ke dalam kerangka arsitektur
enterprise yang luas. Pada tahun 1995 , versi pertama dari
TOGAF (TOGAF 1.0) disajikan. Versi ini terutama didasarkan
pada Architecture Framework Teknis Pengelolaan Informasi
(TAFIM), dikembangkan sejak tahun 1980 oleh Departemen
Pertahanan AS.
4. Definisi Arsitektur
Definisi arsitektur yang digunakan dalam ANSI /
IEEE Std 1471-2000 adalah: "Organisasi dasar dari
sebuah sistem, yang diwujudkan dalam komponen-
komponennya, hubungan mereka satu sama lain
dan lingkungan, dan prinsip-prinsip yang mengatur
desain dan evolusi."
5. Kelebihan dan Kekurangan
Kelebihan TOGAF :
– Sifatnya yang fleksibel dan bersifat open source.
– Sistematis
– Focus pada siklus implementasi (ADM) dan proses
– Kaya akan area teknis arsitektur
– Recource base menyediakan banyak material referensi
– Karena melibatkan banyak pihak terutama industri, di TOGAF
banyak memberikan best practice atau kejadian riil di dunia nyata
Kekurangan TOGAF:
– Tidak ada templates standart untuk seluruh domain (misalnya
untuk membuat blok diagram)
– Tidak ada artefak yang dapat digunakan ulang (ready made)
6. Karakteristik
• Sebagai kerangka kerja perancangan arsitektur, TOGAF memiliki
beberapa karakteristik, antara lain:
• Termasuk dalam 3 kerangka kerja perancangan arsitektur yang paling
sering digunakan (Schekkerman, 2003).
• Merupakan kerangka kerja yang bersifat open-standard.
• Bersifat netral –> fits all
• Diterima oleh masyarakat internasional secara luas –> fits all
• Pendekatannya bersifat menyeluruh (holistic).
• Dibutuhkan metode yang fleksibel untuk mengintegrasikan unit-unit
informasi dan juga sistem informasi dengan platform dan standar yang
berbeda-beda.
• TOGAF mampu untuk melakukan integrasi untuk berbagai sistem yang
berbeda-beda
7. • TOGAF adalah kerangka kerja umum dan dimaksudkan untuk digunakan
dalam berbagai macam lingkungan, ia menyediakan konten kerangka kerja
yang fleksibel dan extensible yang mendasari seperangkat pengiriman
arsitektur generik.
• TOGAF cenderung bersifat generik dan fleksibel karena dapat mengantisipasi
segala macam artefak yang mungkin muncul dalam proses perancangan
(Resource base TOGAF menyediakan banyak material referensi), standarnya
diterima secara luas, dan mampu mengatasi perubahan.
• Fokus pada siklus implementasi (ADM) dan proses –> process driven
• Kunci TOGAF adalah metode – TOGAF Architecture Development Method
(ADM – Metode Pengembangan Arsitektur) – untuk mengembangkan suatu
arsitektur enterprise yang membahas kebutuhan bisnis.
• TOGAF relatif mudah diimplementasikan –> fits all
• TOGAF bersifat open source, sehingga bersifat netral terhadap teknologi
dari vendor tertentu –> fits all
8. • Struktur dan Komponen
1. Architecture Development Method
2. Foundation Architecture (Enterprise Continuum)
3. Resource Base
• Arsitektur Enterprise TOGAF
TOGAF membagi arsitektur enterprise ke dalam empat kategori, yaitu
sebagai berikut :
– Business architecture, menjelaskan proses binis untuk memenuhi
tujuannya.
– Application architecture, menjelaskan bagaimana aplikasi khusus
dirancang dan bagaimana aplikasi berinteraksi satu dengan yang lainnya.
– Data architecture, menjelaskan bagaimana enterprise datastores diatur
dan diakses.
– Technical architecture, menjelaskan infrasrtuktur hardware dan
software yang mendukung aplikasi dan interaksinya.
9. ARCHITECTURE DEVELOPMENT METHOD
Elemen kunci dari TOGAF adalah Architecture
Development Method (ADM) yang memberikan
gambaran spesifik untuk proses pengembangan
arsitektur enterprise (Lise 2006). ADM adalah fitur
penting yang memungkinkan perusahaan mendefinisikan
kebutuhan bisnis dan membangun arsitektur spesifik
untuk memenuhi kebutuhan itu.
10. TOGAF ADM terdiri atas sepuluh fase sebagai berikut:
1.Preliminary Phase
fase ini mencakup aktivitas
persiapan untuk menyusun
kapabilitas arsitektur termasuk
kustomisasi TOGAF dan
mendefinisikan prinsip-prinsip
arsitektur. Tujuan fase ini adalah
untuk menyakinkan setiap orang
yang terlibat di dalamnya bahwa
pendekatan ini untuk
mensukseskan proses arsitektur.
11. 2. Phase A: Architecture Vision
fase ini merupakan fase inisiasi dari siklus pengembangan
arsitektur yang mencakup pendefinisian ruang lingkup, identifikasi
stakeholders, penyusunan visi arsitektur, dan pengajuan
persetujuan untuk memulai pengembangan arsitektur.
Tujuan dari fase ini adalah:
Menjamin evolusi dari siklus pengembangan arsitektur
mendapat pengakuan dan dukungan dari manajemen
enterprise.
Mensyahkan prinsip bisnis, tujuan bisnis dan pergerakan
strategis bisnis organisasi.
12. 3. Phase B: Business Architecture
fase ini mencakup pengembangan arsitektur bisnis untuk
mendukung visi arsitektur yang telah disepakati. Pada tahap
ini tools dan method umum untuk pemodelan
seperti: Integration DEFinition (IDEF) dan Unified Modeling
Language (UML) bisa digunakan untuk membangun model
yang diperlukan.
4. Phase C: Information Systems Architectures
Pada tahapan ini lebih menekankan pada aktivitas
bagaimana arsitektur sistem informasi dikembangkan.
Pendefinisian arsitektur sistem informasi dalam tahapan ini
meliputi arsitektur data dan arsitektur aplikasi yang akan
digunakan oleh organisasi. Arsitektur data lebih memfokuskan
pada bagaimana data digunakan untuk kebutuhan fungsi
bisnis, proses dan layanan. Teknik yang bisa digunakan dengan
yaitu: ER-Diagram, Class Diagram, dan Object Diagram.
13. 5. Phase D: Technology Architecture
Membangun arsitektur teknologi yang diinginkan, dimulai
dari penentuan jenis kandidat teknologi yang diperlukan
dengan menggunakan Technology Portfolio Catalog yang
meliputi perangkat lunak dan perangkat keras. Dalam
tahapan ini juga mempertimbangkan alternatif-alternatif
yang diperlukan dalam pemilihan teknologi.
6. Phase E: Opportunities and Solutions
Pada tahap ini akan dievaluasi model yang telah
dibangun untuk arsitektur saat ini dan tujuan,
indentifikasi proyek utama yang akan dilaksanakan
untuk mengimplementasikan arsitektur tujuan dan
klasifikasikan sebagai pengembangan baru atau
penggunaan kembali sistem yang sudah ada. Pada fase
ini juga akan direview gap analisis yang sudah
dilaksanakan pada fase D.
14. 7. Phase F: Migration and Planning
Pada fase ini akan dilakukan analisis resiko dan biaya. TujuanDari
fase ini adalah untuk memilih proyek implementasi yang bervariasi
menjadiurutan prioritas. Aktivitas mencakup penafsiran
ketergantungan, biaya,manfaat dari proyek migrasi yang bervariasi.
Daftar prioritas proyek akanberjalan untuk membentuk dasar dari
perencanaan implementasidetail dan rencana migrasi.
8. Phase G: Implementation Governance
fase ini mencakup pengawasan terhadap implementasi
arsitektur.
Tujuandari fase ini adalah :
• Untuk merumuskan rekomendasi dari tiap-tiap proyek
implementasi
• Membangun kontrak arsitektur untuk memerintah proses
deployment dan implementasi secara keseluruhan
• Menjamin kecocokan dengan arsitektur yang
didefinisikan oleh proyek implementasi dan proyek
lainnya.
15. 9. Phase H: Architecture Change Management
fase ini mencakup penyusunan prosedur-prosedur untuk
mengelola perubahan ke arsitektur yang baru. Pada fase ini
akan diuraikan penggerak perubahan dan bagaimana
memanajemen perubahan tersebut, dari pemeliharaan
sederhana sampai perancangan kembali arsitektur. ADM
menguraikan strategi dan rekomendasi pada tahapan ini.
Tujuan dari fase ini adalah untuk menentukan/menetapkan
proses manajemen perubahan arsitektur untuk
arsitektur enterprice yang baru dicapai dengan
kelengkapan dari fase G.
10. Requirements Management
menguji proses pengelolaan architecture
requirements sepanjang siklus ADM berlangsung.
16.
17. Penerapan dalam Bisnis
Contoh penerapan standar audit TOGAF dalam bisnis pada PT
Greenfields Indonesia Unit Dairy Farm.
Penerapan standar audit TOGAF dalam bisnis yaitu:
– Membangun model EA yang dapat menghasilkan blueprint yang
selaras dengan kebutuhan bisnis di PT. Greenfields Indonesia unit
Dairy Farm.
– Data yang tersebar disetiap unit dan cabang bisa terintegrasi dan
tidak memakan waktu yang lama serta data dapat diakses dengan
mudah.
– Menjalankan fungsinya masing-masing yang didalamnya
merupakan perencanaan kebutuhan IT.
– Membuat aplikasi guna mendukung layanan manufaktur dan
proses bisnis PT. Greenfields Indonesia unit Dairy Farm.