2. ASMA
Asma merupakan suatu penyakit yang dikenal
dengan penyakit sesak napas yang dikarenakan
adanya penyempitan pada saluran pernapasan
karena adanya aktivitas berlebih yang
mengakibatkan terhadap suatu rangsangan tertentu,
yang menyebabkan peradangan dan penyempitan
pada pembuluh darah dan udara yang mengalirkan
oksigen ke paru-paru dan rongga dada.
3. GEJALA ASMA
Ketika sedang bernafas sering mengeluarkan bunyi
lenguhan. Namun perlu digaris bawahi bahwa tidak
semua penderita asma nafasnya selalu bersuara.
Nafas sering menjadi sesak karena organ pernafasan
menjadi sempit.
Batuk yang tiada henti terutama di waktu malam atau
ketika cuaca sedang dingin.
Dada terasa sesak dan menjadi sempit, terutama pada
bagian paru-paru.
Karena nafas terganggu, maka ketika sedang berbicara
tidak bisa lancar dan tidak bisa mengatur jalannya
pernafasan dengan baik.
5. Pernapasan penderita asma memiliki sifat yang khas
yaitu sangat peka terhadap berbagai rangsangan
(bronchial hyperreactivity = hipereaktivitas saluran
napas).
Pada penderita asma, penyempitan saluran
pernafasan merupakan respon terhadap rangsangan
tersebut.
6. Rangsangan yang dapat memicu serangan
asma
Asap rokok
serbuk sari
bulu binatang
debu
ALLERGEN
Tekanan jiwa
udara dingin
olahraga
NON
ALLERGEN
7. MEKANISME TERJADINYA ASMA
Pada suatu serangan asma, otot polos dari bronki
mengalami kejang dan jaringan yang melapisi
saluran udara mengalami pembengkakan karena
adanya peradangan dan pelepasan lendir ke dalam
saluran udara.
8. Hal ini akan memperkecil diameter dari saluran
udara (disebut bronkokonstriksi) dan penyempitan ini
menyebabkan penderita harus berusaha sekuat
tenaga supaya dapat bernafas.
9. Sel-sel tertentu di dalam saluran udara (terutama sel
mast dan juga sel eosnofil) diduga
bertanggungjawab terhadap awal mula terjadinya
penyempitan ini. Sel mast di sepanjang bronki
melepaskan bahan seperti histamin dan leukotrien
yang menyebabkan terjadinya:
• kontraksi otot polos
• peningkatan
pembentukan lendir
• perpindahan sel
darah putih tertentu ke
bronki.
11. Antihistaminika.
Semua antihistamin memberikan manfaat potensial
pada terapi alergi nasal, rhinitis alergik. Sifat
antikolinergik pada kebanyakan antihistamin
menyebabkan mulut kering dan pengurangan
sekresi, membuat zat ini berguna untuk mengobati
rhinitis yang ditimbulkan oleh flu
13. Antiasma dan Bronkodilator
1. Agonis Reseptor Beta-2 Adrenergik
Cara kerja obat beta2-agonis adalah melalui aktivasi
reseptor beta2-adrenergik yang menyebabkan
aktivasi dari adenilsiklase yang meningkatkan
konsentrasi siklik AMP
Efek sampingnya adalah stimulasi kardiovaskuler,
tremor otot skeletal dan hipokalemi
14. 2. Kortikosteroid
Mekanisme kerja antiinflamasi dari kortikosteroid
belum diketahui secara pasti. Beberapa yang
ditawarkan adalah berhubungan dengan
metabolisme asam arakidonat, juga sintesa
leukotrien dan prostaglandin, mengurangi kerusakan
mikrovaskuler, menghambat produksi dan sekresi
sitokin, mencegah migrasi dan aktivasi sel radang
dan meningkatkan respon reseptor beta pada otot
polos saluran nafas.
Efek samping berupa iritasi tenggorokan, suara serak,
batuk, mulut kering, ruam
15. Antikolinergik
Ipratropium Bromida
Mekanisme kerja Ipratropium untuk inhalasi oral
adalah suatu antikolinergik (parasimpatolitik) yang
akan menghambat refleks vagal dengan cara
mengantagonis kerja asetilkolin
16. 3. Golongan Xantin
Mekanisme kerja teofilin sebagai bronkodilator
masih belum diketahui, tetapi mungkin karena
teofilin menyebabkan hambatan terhadap
phospodiesterase (PDE) isoenzim PDE IV, yang
berakibat peningkatan cyclic AMP yang akan
menyebabkan bronkodilatasi.
Aminofilin mempunyai efek kuat pada
kontraktilitas diagfragma sehingga mampu
menurunkan kelelahan serta memperbaiki
kontraktilitas pada pasien dgn saluran
pernafasan kronik.
17. Obat-obat Lain Antiasma
Kromolin Natrium dan Nedokromil
Mekanisme kerja kromolin dan nedokromil
merupakan obat antiinflamasi.
Obat-obat ini menghambat pelepasan mediator,
histamin dan SRS-A ( Slow Reacting Substance
Anaphylaxis, leukotrien) dari sel mast.