SlideShare a Scribd company logo
AKUNTANSI PERPAJAKAN
AKTIVA TETAP
Disusun oleh :
MUHTAROMI
CA417121084
ADMINISTRASI PERPAJAKAN
INSTITUT ILMU SOSIAL DAN MANAJEMEN STIAMI
2017
AKTIVA TETAP
I. Pengertian
Adalah Kekayaan perusahaan yang memiliki wujud, mempunyai manfaat ekonomis
lebih dari satu tahun, dan diperoleh perusahaan untuk melaksanakan kegiatan
perusahaan, bukan untuk dijual kembal (Mulyadi dalam bukunya Sistem Akutansi
2001:591).
II.Jenis Aktiva Tetap
1. Tanah
Prinsip akuntansi tidak berbeda dalam ketentuan yang berlaku dalam ketentuan
untuk perpajakan dalam perlakua aktiva tetap tanah. Nilai tanah harus dipisahkan
dari bangunan. Untuk keperluan perpajakan harga tanah meliputi biaya
pembelian dan pemotonagn tanah. Biaya pengurusan izin, pemindahan atau
perpanjangan hak dikelompokan kedalam harta berwujud. Apabila biaya
pembelian tanah tidak dapat dipisahkan dari biaya pengurusan perizinan hak,
seluruh biaya tersebut dibukukan sebagai harga tanah.
2. Gedung atau Bangunan
Gedung adalah golongan aktiva yang umurnya terbatas sehingga harus
disusutkan. Nilai gedung dalam neraca dicatat sesuai dengan harga perolehanya
3. Mesin dan Peralatan
Mesin dan peralatan disajikan dalam neraca sesuai dengan harga perolehanya.
Yang termasuk dalam harga perolehan aktiva tetap adalah ialah biaya-biaya yang
digolongkan kedalam belanja modal.
III. Klasifikasi Aktiva Tetap
Aktiva tetap di kelompokkan atau di klasifikasikan menjadi :
a. Aktiva tetap yang dapat disusutkan (depreciable assets)
Contohnya : bangunan, mesin dan peralatan yang lain
b. Aktiva yang tidak dapat disusutkan (nondepreciable assets)
Contohnya: Tanah kecuali tanah yang dipakai dalam proses pembuatan produk
seperti pada industri keramik, gerabah, batu bata atau genteng. Nilai tanah
disajikan dalam neraca adalah sebesar harga perolehan (Harga beli, biaya balik
nama, notaris, biaya pematangan tanah, biaya pengurusan surat ijin).
IV. Perolehan Aktiva
Aktiva tetap dapat diperoleh dengan cara :
1. Pembelian Aktiva
Aktiva yang diperoleh dengan pembelian di catat sejumlah : Harga beli + biaya-
biaya (PPN yg tidak dapat dikreditkan, biaya transportasi, biaya pemasangan, jasa
professional). Harga beli aktiva antar pihak yg mempunyai hub istimewa dapat di
hitung kembali sesuai dengan harga pasar (wajar).
2. Capital lease (SGU Modal)
Yang di maksud dengan leasehold : hak dari penyewa untuk menggunakan aktiva
tetap dalam suatu perjanjian sewa menyewa. Cara ini tidak menambah aktiva
pemakai, karena hak pemilikan tetap berada ditangan pemiliknya.
Penyusutan barang modal yang pengadaannya melalui perjanjian SGU dengan hak
opsi (financial leasing) dilakukan oleh lesse, meski menurut menurut hukum masih
milik lessor.
Apabila sewa di bayar setiap periode maka biaya sewa dibebankan dalam periode
terjadinya.
Jika sewa di bayar di muka untuk beberapa tahun ada 2 perlakuan :
 Diperlakukan sebagai sewa di bayar di muka yg termasuk dlm aktiva lancar,
perlakuan ini apabila biaya sewa dibayar untuk beberapa periode yang relatif
tidak lama.
 Diperlakukan sebagai aktiva tetap tidak berwujud jika sewa yang di bayar
dimuka untuk beberapa periode yang relatif lama.
3. Perolehan dengan pertukaran
Aktiva tetap dapat diperoleh melalui pertukaran dengan :
 Aktiva non moneter (baik sejenis / bukan)
 Sekuritas (obligasi / saham sendiri / emisi badan lain)
Selisih N.B aktiva lama dengan harga perolehan aktiva baru dari pertukaran
aktiva bukan sejenis harus di akui sebagai rugi / laba. Untuk aktiva sejenis
pengakuan itu ditangguhkan sampai saat aktiva baru di lepas kembali.
Pertukaran dengan sekuritas emisi sendiri (obl / saham) menimbulkan agio /
disagio.
Pertukaran dalam hal ada hubungan istimewa
Pada pasal 10 ayat (1) UU PPh jika terjadi penjualan harta antara 2 pihak yang
mempunyai hubungan istimewa harga perolehannya adalah jumlah yang
seharusnya dikeluarkan. Selisih Harga pasar dengan Nilai buku harta yang
dipertukarkan merupakan PKP. Pertukaran aktiva dengan saham (emisi)
perusahaan sendiri sebagai penyertaan modal.
4. Perolehan dengan membangun sendiri
Praktek akuntansi komersial menyatakan harga perolehan aktiva tetap yang di
bangun sendiri meliputi : seluruh biaya yang dikeluarkan sehubungan dengan
pembangunan aktiva tersebut hingga siap dipergunakan. Dalam hal ini akuntansi
menghadapi masalah mengenai beban overhead (listrik, asuransi, pajak,
penyusutan, adm) ke dalam biaya proyek.
Cara untuk menyelesaian masalah tersebut adalah sebagai berikut :
a) Semua biaya overhead dibebankan kedalam biaya proyek, hal ini tidak realistis
karena hanya sebagian biaya overhead yang digunakan untuk proyek.
b) Sebagian saja biaya overhead yang dibebankan ke proyek, dengan
pembebanan proporsional
c) Yang dibebankan biaya tambahan saja, biaya overhead yang bersifat biaya
tetap tidak dibebankan. Jika pekerjaan proyek tidak ada bagaimanapun biaya
tetap akan terjadi.
5. Perolehan dengan hibah / pemberian
Aktiva tetap yang diperoleh karena hibah / pemberian di catat sebesar harga
taksiran / harga pasar, dengan mengkredit “Modal Donasi”
Jika terjadi penyerahan harta karena hibah, bantuan, sumbangan yang memenuhi
syarat (tidak ada hubungan usaha) nilai perolehan bagi pihak yang menerima
harta adalah sisa buku harta dari pihak yang melakukan penyerahan. Jika terjadi
penyerahan harta karena hibah, bantuan, sumbangan antara pihak yang
mempunyai hubungan usaha, maka nilai perolehan bagi pihak yang menerima
harta adalah harga pasar.
V. PENYUSUTAN
Penyusutan adalah penurunan nilai aktiva yang disebabkan oleh berkurangnya
manfaat potensial dari aktiva ybs yang diperkirakan terjadi pada periode kegiatan
usaha yang berjalan, atau proses alokasi sebagian harga perolehan aktiva menjadi
biaya (cost allocation).
Umur aktiva adalah masa pemakaian aktiva dalam usaha.
Umur aktiva dapat dilihat dari umur teknis dan umur ekonomis
 Umur teknis :umur aktiva sesuai dengan kreteria teknis aktiva
 Umur Ekonomis:jangka waktu pemanfaatannya secara ekonomis.
PSAK membedakan antara penyusutan (depresiasi) dengan penghapusan (write off).
 Depresiasi menunjuk kepada alokasi nilai (penurunan nilai secara gradual)
 Penghapusan (write off) menunjuk kepada peniadaan (penghilangan) nilai
suatu aktiva tetap dari pembukuan. Penghapusan dilakukan apabila nilai buku
aktiva di anggap tidak lagi menggambarkan manfaat keekonomiannya.
Aktiva tetap perusahaan :
 Aktiva tetap berwujud
 Sumber alam (wasting assets)
 A tetap tidak berwujud (intangible assets
Untuk mempertemukan penghasilan dan biaya harga perolehan aktiva perlu
ialokasikan pada periode yang mendapat manfaat dari assets tersebut.
 Proses alokasi aktiva berwujud di sebut Depresiasi
 Proses alokasi sumber daya alam di sebut Deplesi
 Proses alokasi aktiva tidak berwujud di sebut Amortisasi
VI. METODE PENYUSUTAN
Penyusutan dapat dilakukan dengan berbagai metode yang dapat dikelompokkan
menurut kreteria sbb :
1. Berdasarkan waktu
a) Garis lurus (Straight-line method)
b) Pembebanan menurun
 Jumlah angka tahun (sum of the years digits method)
 Saldo menurun / saldo menurun ganda (declining / double declining method)
2. Berdasarkan penggunaan :
a) Jam jasa (service hours method)
b) Jumlah unit produksi (productive output method)
3. Berdasarkan kreteria lainnya
a) Berdasarkan jenis dan kelompok (group & composite method)
b) Anuitas (annuity method)
c) Sistem persediaan (inventory systems)
VII.METODE PENYUSUTAN MENURUT PAJAK
Metode penyusutan yg dibolehkan dalam ketentuan fiskal adalah :
1. Straight-line method
2. Declining balance method
Menurut Undang-undang Pajak Penghasilan, penyusutan atau deperesiasi
merupakan konsep alokasi harga perolehan harta tetap berwujud. Untuk
menghitung besarnya penyusutan harta tetap berwujud dibagi menjadi dua
golongan, yaitu:
1. Harta berwujud yang bukan berupa bangunan.
2. Harta berwujud yang berupa bangunan.
Harta berwujud yang bukan bangunan terdiri dari empat kelompok, yaitu:
1. Kelompok 1: kelompok harta berwujud bukan bangunan yang mempunyai masa
manfaat 4 tahun.
2. Kelompok 2: kelompok harta terwujud bukan bangunan yang mempunyai masa
manfaat 8 tahun.
3. Kelompok 3: kelompok harta terwujud bukan bangunan yang mempunyai masa
manfaat 16 tahun.
4. Kelompok 4: kelompok harta terwujud bukan bangunan yang mempunyai masa
manfaat 20 tahun.
Harta terwujud yang berupa bangunan dibagi menjadi dua, yaitu:
1. Permanen: masa manfaatnya 20 tahun.
2. Tidak permanen: bangunan yang bersifat sementara, terbuat dari bahan yang
tidak tahan lama, atau bangunan yang dapat dipindah-pindahkan. Masa
manfaatnya tidak lebih dari 10 tahun.
Metode penyusutan yang dipergunakan adalah metode garis lurus (straight line
method) dan metode saldo menurun (declining balance method). Wajib pajak
diperkenankan untuk memilih salah satu metode untuk melakukan penyusutan.
Metode garis lurus diperkenankan dipergunakan untuk semua kelompok harta tetap
terwujud. Sedangkan metode saldo menurun hanya diperkenankan digunakan untuk
kelompok harta berwujud bukan bangunan saja.
Tabel berikut menggambarkan kelompok harta berwujud, metode, serta tarif
penyusutannya:
Kelompok Harta
Berwujud
Masa Manfaat Tarif Depresiasi
Garis Lurus Saldo Menurun
I. Bukan Bangunan
Kelompok 1 4 tahun 25% 50%
Kelompok 2 8 tahun 12,5% 25%
Kelompok 3 16 tahun 6,25% 12,5%
Kelompok 4 20 tahun 5% 10%
II. Bangunan
Permanen 20 tahun 5% -
Tidak Permanen 10 tahun 10% -
Dengan ijin Direktur Jenderal pajak, penyusutan dapat dimulai pada bulan harta berwujud
mulai digunakan untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan atau pada
bulan harta tersebut mulai menghasilkan. Menurut akuntansi ada 4 faktor yang harus
dipertimbangkan dalam penghitungan besarnya biaya penyusutan suatu aktiva, yaitu:
1. Nilai Perolehan Aktiva
2. Nilai residu
3. Dasar penyusutan
4. Umur aktiva
Metode penyusutan yang diperbolehkan dalam ketentuan fiskal, yakni :
Metode garis lurus
Pada metode penyusutan garis lurus, biaya penyusutan aktiva dialokasikan ke tiap-tiap
tahun dengan jumlah yang sama. Tarif amortisasi : 25%, 12.5%, 6.25%, 5%.
Contoh:
PT. Jaya Abadi membeli sebuah aktiva yang termasuk dalam kelompok I harta berwujud
seharga Rp.100.000.000 pada tanggal 10 Juli 2009, maka pembebanan atas biaya
penyusutan aktiva tersebut berdasarkan metode garis lurus adalah sebagai berikut :
Tahun Harga Perolehan %Penyusutan Biaya Penyusutan Nilai Sisa Buku
2009 Rp. 100.000.000 25% Rp. 12.500.000 Rp. 87.500.000
2010 25% Rp. 25.000.000 Rp. 62.500.000
2011 25% Rp. 25.000.000 Rp. 37.500.000
2012 25% Rp. 25.000.000 Rp. 12.500.000
2013 25% Rp. 12.500.000 Rp. 0
Keterangan :
Untuk tahun 2009 biaya penyusutan dihitung berdasarkan 6/12 x 25% x biaya perolehan,
karena pembelian dimulai pada bulan Juli 2009 sehingga biaya yang diperkenankan hanya
dari bulan Juli 2009 sampai Desember 2009 yaitu selama 6 bulan.
Untuk tahun 2013 biaya penyusutan dihitung berdasarkan 6/12 x 25% x biaya perolehan,
karena sisa masa manfaat hanya untuk bulan Januari 2011 sampai Juni 2011 yaitu selama 6
bulan.
Metode saldo menurun (declining balance method)
Dasar penyusutan adalah nilai sisa buku fiskal. Penyusutan dengan metode saldo menurun
adalah penyusutan dalam bagian-bagian yang menurun dengan cara menerapkan tarif
penyusutan atas nilai sisa buku. Cara perlakuan nilai sisa buku suatu aktiva tetap pada akhir
masa manfaat yang disusutkan dengan metode saldo menurun adalah nilai sisa buku suatu
aktiva pada akhir masa manfaat yang disusutkan dengan metode saldo menurun harus
disusutkan sekaligus.
Contoh :
PT. Jaya Abadi membeli sebuah aktiva yang termasuk dalam kelompok I harta berwujud
seharga Rp.100.000.000 pada tanggal 10 Juli 2009, maka pembebanan atas biaya
penyusutan aktiva tersebut berdasarkan metode saldo menurun adalah sebagai berikut :
Tahun Harga Perolehan %Penyusutan Biaya Penyusutan Nilai Sisa Buku
2009 Rp. 100.000.000 50% Rp. 25.000.000 Rp. 75.000.000
2010 50% Rp. 32.500.000 Rp. 32.500.000
2011 50% Rp. 16.250.000 Rp. 16.250.000
2012 50% Rp. 8.125.000 Rp. 8.125.000
2013 Disusutkan sekaligus 50% Rp. 8.125.000 Rp. 0
Keterangan :
Untuk tahun 2009 biaya penyusutan dihitung berdasarkan 6/12 x 50% x biaya perolehan,
karena pembelian dimulai pada bulan Juli 2009 sehingga biaya yang diperkenankan hanya
dari bulan Juli 2009 sampai Desember 2009 yaitu selama 6 bulan.
DAFTAR PUSTAKA
http://dendyraharjo.blogspot.co.id/2013/03/akuntansi-pajak-terhadap-aktiva-
tetap_31.html
http://www.akuntansiitumudah.com/penyusutan-aktiva-tetap-menurut-pajak-terbaru/
http://repository.widyatama.ac.id/xmlui/bitstream/handle/123456789/3867/Bab%202.pdf?
sequence=6
https://fr.slideshare.net/HabibieReza/aktpajakmaghfurysuryanihstiami-aktivatetap

More Related Content

What's hot

Psak 16-aset-tetap-dan-psak-terkait-25032015
Psak 16-aset-tetap-dan-psak-terkait-25032015Psak 16-aset-tetap-dan-psak-terkait-25032015
Psak 16-aset-tetap-dan-psak-terkait-25032015
azhar dwi osra
 
Tugas ppt
Tugas pptTugas ppt
Tugas ppt
syuniati
 
PSAK 19
PSAK 19PSAK 19
Depresiasi Aset Tetap-SR
Depresiasi Aset Tetap-SRDepresiasi Aset Tetap-SR
Depresiasi Aset Tetap-SR
Syafril Djaelani,SE, MM
 
AKT_PAJAK, TANTO CHANDRA, SURYANIH, STIAMI, AKTIVA TETAP
AKT_PAJAK, TANTO CHANDRA, SURYANIH, STIAMI, AKTIVA TETAPAKT_PAJAK, TANTO CHANDRA, SURYANIH, STIAMI, AKTIVA TETAP
AKT_PAJAK, TANTO CHANDRA, SURYANIH, STIAMI, AKTIVA TETAP
TANTO CHANDRA
 
Bab 5 aktifa tetap
Bab 5 aktifa tetapBab 5 aktifa tetap
Bab 5 aktifa tetap
Rian Ekawati
 
Akuntansi Aset Tetap dan KDP
Akuntansi Aset Tetap dan KDPAkuntansi Aset Tetap dan KDP
Akuntansi Aset Tetap dan KDP
Sujatmiko Wibowo
 
Ayat Jurnal Penyesuaian -
Ayat Jurnal Penyesuaian - Ayat Jurnal Penyesuaian -
Ayat Jurnal Penyesuaian -
Muhamad Taufik
 
Rangkuman depresiasi dan penurunan nilai
Rangkuman depresiasi dan penurunan nilaiRangkuman depresiasi dan penurunan nilai
Rangkuman depresiasi dan penurunan nilai
Intan Diliyana
 
Jurnal penyesuaian
Jurnal penyesuaianJurnal penyesuaian
Jurnal penyesuaian
Wandi Supandi
 
Ch10 11.ppt revisi_IND_accounting Intermediate
Ch10 11.ppt revisi_IND_accounting IntermediateCh10 11.ppt revisi_IND_accounting Intermediate
Ch10 11.ppt revisi_IND_accounting Intermediate
Maiya Maiya
 
Jurnal penyesuaian
Jurnal penyesuaian Jurnal penyesuaian
Jurnal penyesuaian
yenZ_canZ
 
Aktiva tetap berwujud
Aktiva tetap berwujudAktiva tetap berwujud
Aktiva tetap berwujud
Universitas Pendidikan Indonesia
 
Psak 16-aset tetap-ias-16-30052012
Psak 16-aset tetap-ias-16-30052012Psak 16-aset tetap-ias-16-30052012
Psak 16-aset tetap-ias-16-30052012
Sri Apriyanti Husain
 
Jurnal penyesuaian dan kertas kerja perusahaan jasa
Jurnal penyesuaian dan kertas kerja perusahaan jasaJurnal penyesuaian dan kertas kerja perusahaan jasa
Jurnal penyesuaian dan kertas kerja perusahaan jasa
Jogo Hera
 

What's hot (17)

Psak 16-aset-tetap-dan-psak-terkait-25032015
Psak 16-aset-tetap-dan-psak-terkait-25032015Psak 16-aset-tetap-dan-psak-terkait-25032015
Psak 16-aset-tetap-dan-psak-terkait-25032015
 
Tugas ppt
Tugas pptTugas ppt
Tugas ppt
 
PSAK 19
PSAK 19PSAK 19
PSAK 19
 
Depresiasi Aset Tetap-SR
Depresiasi Aset Tetap-SRDepresiasi Aset Tetap-SR
Depresiasi Aset Tetap-SR
 
AKT_PAJAK, TANTO CHANDRA, SURYANIH, STIAMI, AKTIVA TETAP
AKT_PAJAK, TANTO CHANDRA, SURYANIH, STIAMI, AKTIVA TETAPAKT_PAJAK, TANTO CHANDRA, SURYANIH, STIAMI, AKTIVA TETAP
AKT_PAJAK, TANTO CHANDRA, SURYANIH, STIAMI, AKTIVA TETAP
 
Bab 5 aktifa tetap
Bab 5 aktifa tetapBab 5 aktifa tetap
Bab 5 aktifa tetap
 
Akuntansi Aset Tetap dan KDP
Akuntansi Aset Tetap dan KDPAkuntansi Aset Tetap dan KDP
Akuntansi Aset Tetap dan KDP
 
Ayat Jurnal Penyesuaian -
Ayat Jurnal Penyesuaian - Ayat Jurnal Penyesuaian -
Ayat Jurnal Penyesuaian -
 
Rangkuman depresiasi dan penurunan nilai
Rangkuman depresiasi dan penurunan nilaiRangkuman depresiasi dan penurunan nilai
Rangkuman depresiasi dan penurunan nilai
 
Jurnal penyesuaian
Jurnal penyesuaianJurnal penyesuaian
Jurnal penyesuaian
 
Ch10 11.ppt revisi_IND_accounting Intermediate
Ch10 11.ppt revisi_IND_accounting IntermediateCh10 11.ppt revisi_IND_accounting Intermediate
Ch10 11.ppt revisi_IND_accounting Intermediate
 
Jurnal penyesuaian
Jurnal penyesuaian Jurnal penyesuaian
Jurnal penyesuaian
 
Akuntansi aktiva tetap
Akuntansi aktiva tetapAkuntansi aktiva tetap
Akuntansi aktiva tetap
 
Aktiva tetap berwujud
Aktiva tetap berwujudAktiva tetap berwujud
Aktiva tetap berwujud
 
Psak 16-aset tetap-ias-16-30052012
Psak 16-aset tetap-ias-16-30052012Psak 16-aset tetap-ias-16-30052012
Psak 16-aset tetap-ias-16-30052012
 
Jurnal penyesuaian dan kertas kerja perusahaan jasa
Jurnal penyesuaian dan kertas kerja perusahaan jasaJurnal penyesuaian dan kertas kerja perusahaan jasa
Jurnal penyesuaian dan kertas kerja perusahaan jasa
 
Aktiva tetap 1
Aktiva tetap 1Aktiva tetap 1
Aktiva tetap 1
 

Similar to Akuntansi Pajak Aktiva Tetap,Muhtaromi,Suryanih,Stiami Tangerang

Soal etap
Soal etapSoal etap
Soal etap
anisa_13
 
Konsep Dasar Aktiva Tetap
Konsep Dasar Aktiva TetapKonsep Dasar Aktiva Tetap
Konsep Dasar Aktiva Tetap
Fair Nurfachrizi
 
Bab 5-aktiva-tetap
Bab 5-aktiva-tetapBab 5-aktiva-tetap
Bab 5-aktiva-tetap
universitas negeri padang
 
AKT, SURYANIH, Universitas Mercu Buana Jakarta Angkatan 2017, PDF
AKT, SURYANIH, Universitas Mercu Buana Jakarta Angkatan 2017, PDFAKT, SURYANIH, Universitas Mercu Buana Jakarta Angkatan 2017, PDF
AKT, SURYANIH, Universitas Mercu Buana Jakarta Angkatan 2017, PDF
suryanih suryanih
 
Rangkuman aset tetap
Rangkuman aset tetapRangkuman aset tetap
Rangkuman aset tetap
Intan Diliyana
 
Rangkuman properti investasi
Rangkuman properti investasiRangkuman properti investasi
Rangkuman properti investasiIntan Diliyana
 
Rangkuman properti investasi
Rangkuman properti investasiRangkuman properti investasi
Rangkuman properti investasi
Intan Diliyana
 
Indri,yanti_Akuntansi Pajak,Suryani,STIAMI
Indri,yanti_Akuntansi Pajak,Suryani,STIAMIIndri,yanti_Akuntansi Pajak,Suryani,STIAMI
Indri,yanti_Akuntansi Pajak,Suryani,STIAMI
Indri Yanti
 
indri,Akuntansi Pajak,suryanih,STIAMI 2017
indri,Akuntansi Pajak,suryanih,STIAMI 2017indri,Akuntansi Pajak,suryanih,STIAMI 2017
indri,Akuntansi Pajak,suryanih,STIAMI 2017
Indri Yanti
 
AKT_PAJAK_MEYSI RESYANTI_SURYANIH_STIAMITANGERANG
AKT_PAJAK_MEYSI RESYANTI_SURYANIH_STIAMITANGERANGAKT_PAJAK_MEYSI RESYANTI_SURYANIH_STIAMITANGERANG
AKT_PAJAK_MEYSI RESYANTI_SURYANIH_STIAMITANGERANG
Meysi Resyanti
 
Proposal aktiva-tetap
Proposal aktiva-tetapProposal aktiva-tetap
Proposal aktiva-tetap
Mutya Handayani
 
Aktiva tetap dan aktiva tak berwujud presentation
Aktiva tetap dan aktiva tak berwujud  presentationAktiva tetap dan aktiva tak berwujud  presentation
Aktiva tetap dan aktiva tak berwujud presentation
itafathul
 
presentasi ok.pptx
presentasi ok.pptxpresentasi ok.pptx
presentasi ok.pptx
naufalfachri1
 
MATERI_AKTIVA_TETAP_Ni.ppt
MATERI_AKTIVA_TETAP_Ni.pptMATERI_AKTIVA_TETAP_Ni.ppt
MATERI_AKTIVA_TETAP_Ni.ppt
FikriAbdillah12
 
intangible asset
intangible assetintangible asset
intangible asset
Rohmat Hidayatulloh
 
Akuntansi, Aktiva Tetap, Roma Siregar, Suryanih
Akuntansi, Aktiva Tetap, Roma Siregar, SuryanihAkuntansi, Aktiva Tetap, Roma Siregar, Suryanih
Akuntansi, Aktiva Tetap, Roma Siregar, Suryanih
roma rizki wanda siregar
 
Akuntasi, Aktiva tetap, Roma R.W.S , Suryanih
Akuntasi, Aktiva tetap, Roma R.W.S , SuryanihAkuntasi, Aktiva tetap, Roma R.W.S , Suryanih
Akuntasi, Aktiva tetap, Roma R.W.S , Suryanih
roma rizki wanda siregar
 
Struktur teori akuntansi
Struktur teori akuntansiStruktur teori akuntansi
Struktur teori akuntansi
Dyah A Fitria
 
Aset tetap
Aset tetapAset tetap
Aset tetap
Anita Julia
 

Similar to Akuntansi Pajak Aktiva Tetap,Muhtaromi,Suryanih,Stiami Tangerang (20)

Soal etap
Soal etapSoal etap
Soal etap
 
Konsep Dasar Aktiva Tetap
Konsep Dasar Aktiva TetapKonsep Dasar Aktiva Tetap
Konsep Dasar Aktiva Tetap
 
Bab 5-aktiva-tetap
Bab 5-aktiva-tetapBab 5-aktiva-tetap
Bab 5-aktiva-tetap
 
AKT, SURYANIH, Universitas Mercu Buana Jakarta Angkatan 2017, PDF
AKT, SURYANIH, Universitas Mercu Buana Jakarta Angkatan 2017, PDFAKT, SURYANIH, Universitas Mercu Buana Jakarta Angkatan 2017, PDF
AKT, SURYANIH, Universitas Mercu Buana Jakarta Angkatan 2017, PDF
 
Rangkuman aset tetap
Rangkuman aset tetapRangkuman aset tetap
Rangkuman aset tetap
 
Rangkuman properti investasi
Rangkuman properti investasiRangkuman properti investasi
Rangkuman properti investasi
 
Rangkuman properti investasi
Rangkuman properti investasiRangkuman properti investasi
Rangkuman properti investasi
 
Indri,yanti_Akuntansi Pajak,Suryani,STIAMI
Indri,yanti_Akuntansi Pajak,Suryani,STIAMIIndri,yanti_Akuntansi Pajak,Suryani,STIAMI
Indri,yanti_Akuntansi Pajak,Suryani,STIAMI
 
indri,Akuntansi Pajak,suryanih,STIAMI 2017
indri,Akuntansi Pajak,suryanih,STIAMI 2017indri,Akuntansi Pajak,suryanih,STIAMI 2017
indri,Akuntansi Pajak,suryanih,STIAMI 2017
 
AKT_PAJAK_MEYSI RESYANTI_SURYANIH_STIAMITANGERANG
AKT_PAJAK_MEYSI RESYANTI_SURYANIH_STIAMITANGERANGAKT_PAJAK_MEYSI RESYANTI_SURYANIH_STIAMITANGERANG
AKT_PAJAK_MEYSI RESYANTI_SURYANIH_STIAMITANGERANG
 
Proposal aktiva-tetap
Proposal aktiva-tetapProposal aktiva-tetap
Proposal aktiva-tetap
 
Aktiva tetap dan aktiva tak berwujud presentation
Aktiva tetap dan aktiva tak berwujud  presentationAktiva tetap dan aktiva tak berwujud  presentation
Aktiva tetap dan aktiva tak berwujud presentation
 
presentasi ok.pptx
presentasi ok.pptxpresentasi ok.pptx
presentasi ok.pptx
 
MATERI_AKTIVA_TETAP_Ni.ppt
MATERI_AKTIVA_TETAP_Ni.pptMATERI_AKTIVA_TETAP_Ni.ppt
MATERI_AKTIVA_TETAP_Ni.ppt
 
intangible asset
intangible assetintangible asset
intangible asset
 
Akuntansi, Aktiva Tetap, Roma Siregar, Suryanih
Akuntansi, Aktiva Tetap, Roma Siregar, SuryanihAkuntansi, Aktiva Tetap, Roma Siregar, Suryanih
Akuntansi, Aktiva Tetap, Roma Siregar, Suryanih
 
Akuntasi, Aktiva tetap, Roma R.W.S , Suryanih
Akuntasi, Aktiva tetap, Roma R.W.S , SuryanihAkuntasi, Aktiva tetap, Roma R.W.S , Suryanih
Akuntasi, Aktiva tetap, Roma R.W.S , Suryanih
 
Struktur teori akuntansi
Struktur teori akuntansiStruktur teori akuntansi
Struktur teori akuntansi
 
Aset tetap
Aset tetapAset tetap
Aset tetap
 
Penyusutan
PenyusutanPenyusutan
Penyusutan
 

More from romi romi

Akuntansi perpajakan aktiva tetap,Romi Pulampaz_005,Suryanih,Stiami Tangerang
Akuntansi perpajakan aktiva tetap,Romi Pulampaz_005,Suryanih,Stiami TangerangAkuntansi perpajakan aktiva tetap,Romi Pulampaz_005,Suryanih,Stiami Tangerang
Akuntansi perpajakan aktiva tetap,Romi Pulampaz_005,Suryanih,Stiami Tangerang
romi romi
 
Akuntansi perpajakan aktiva tetap,Muhtaromi,Suryanih,Stiami Tangerang
Akuntansi perpajakan aktiva tetap,Muhtaromi,Suryanih,Stiami TangerangAkuntansi perpajakan aktiva tetap,Muhtaromi,Suryanih,Stiami Tangerang
Akuntansi perpajakan aktiva tetap,Muhtaromi,Suryanih,Stiami Tangerang
romi romi
 
Akt_Pajak,romi pulampaz,suryanih,stiami tangerang
Akt_Pajak,romi pulampaz,suryanih,stiami tangerangAkt_Pajak,romi pulampaz,suryanih,stiami tangerang
Akt_Pajak,romi pulampaz,suryanih,stiami tangerang
romi romi
 
Akt_Pajak,Muhtaromi,Suryanih,STIAMI TANGERANG
Akt_Pajak,Muhtaromi,Suryanih,STIAMI TANGERANGAkt_Pajak,Muhtaromi,Suryanih,STIAMI TANGERANG
Akt_Pajak,Muhtaromi,Suryanih,STIAMI TANGERANG
romi romi
 
Akutansi_Pajak,Muhtaromi,Suryanih,STIAMI TANGERANG
Akutansi_Pajak,Muhtaromi,Suryanih,STIAMI TANGERANGAkutansi_Pajak,Muhtaromi,Suryanih,STIAMI TANGERANG
Akutansi_Pajak,Muhtaromi,Suryanih,STIAMI TANGERANG
romi romi
 
Akt_Pajak,PPH Pasal 23 dan PPH Pasal 4 (2),Romi,Suryanih,Stiami
Akt_Pajak,PPH Pasal 23 dan PPH Pasal 4 (2),Romi,Suryanih,StiamiAkt_Pajak,PPH Pasal 23 dan PPH Pasal 4 (2),Romi,Suryanih,Stiami
Akt_Pajak,PPH Pasal 23 dan PPH Pasal 4 (2),Romi,Suryanih,Stiami
romi romi
 

More from romi romi (6)

Akuntansi perpajakan aktiva tetap,Romi Pulampaz_005,Suryanih,Stiami Tangerang
Akuntansi perpajakan aktiva tetap,Romi Pulampaz_005,Suryanih,Stiami TangerangAkuntansi perpajakan aktiva tetap,Romi Pulampaz_005,Suryanih,Stiami Tangerang
Akuntansi perpajakan aktiva tetap,Romi Pulampaz_005,Suryanih,Stiami Tangerang
 
Akuntansi perpajakan aktiva tetap,Muhtaromi,Suryanih,Stiami Tangerang
Akuntansi perpajakan aktiva tetap,Muhtaromi,Suryanih,Stiami TangerangAkuntansi perpajakan aktiva tetap,Muhtaromi,Suryanih,Stiami Tangerang
Akuntansi perpajakan aktiva tetap,Muhtaromi,Suryanih,Stiami Tangerang
 
Akt_Pajak,romi pulampaz,suryanih,stiami tangerang
Akt_Pajak,romi pulampaz,suryanih,stiami tangerangAkt_Pajak,romi pulampaz,suryanih,stiami tangerang
Akt_Pajak,romi pulampaz,suryanih,stiami tangerang
 
Akt_Pajak,Muhtaromi,Suryanih,STIAMI TANGERANG
Akt_Pajak,Muhtaromi,Suryanih,STIAMI TANGERANGAkt_Pajak,Muhtaromi,Suryanih,STIAMI TANGERANG
Akt_Pajak,Muhtaromi,Suryanih,STIAMI TANGERANG
 
Akutansi_Pajak,Muhtaromi,Suryanih,STIAMI TANGERANG
Akutansi_Pajak,Muhtaromi,Suryanih,STIAMI TANGERANGAkutansi_Pajak,Muhtaromi,Suryanih,STIAMI TANGERANG
Akutansi_Pajak,Muhtaromi,Suryanih,STIAMI TANGERANG
 
Akt_Pajak,PPH Pasal 23 dan PPH Pasal 4 (2),Romi,Suryanih,Stiami
Akt_Pajak,PPH Pasal 23 dan PPH Pasal 4 (2),Romi,Suryanih,StiamiAkt_Pajak,PPH Pasal 23 dan PPH Pasal 4 (2),Romi,Suryanih,Stiami
Akt_Pajak,PPH Pasal 23 dan PPH Pasal 4 (2),Romi,Suryanih,Stiami
 

Recently uploaded

refleksi tindak lanjut d pmm agar lebih mudah
refleksi tindak lanjut d pmm agar lebih mudahrefleksi tindak lanjut d pmm agar lebih mudah
refleksi tindak lanjut d pmm agar lebih mudah
muhamadsufii48
 
1 Kisi-kisi PAT Sosiologi Kelas X -www.kherysuryawan.id.docx
1 Kisi-kisi PAT Sosiologi Kelas X -www.kherysuryawan.id.docx1 Kisi-kisi PAT Sosiologi Kelas X -www.kherysuryawan.id.docx
1 Kisi-kisi PAT Sosiologi Kelas X -www.kherysuryawan.id.docx
asepridwan50
 
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
FORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptx
FORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptxFORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptx
FORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptx
NavaldiMalau
 
Observasi-Kelas-oleh-Kepala-Sekolah.pptx
Observasi-Kelas-oleh-Kepala-Sekolah.pptxObservasi-Kelas-oleh-Kepala-Sekolah.pptx
Observasi-Kelas-oleh-Kepala-Sekolah.pptx
akram124738
 
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakatPPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
jodikurniawan341
 
MODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdf
MODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdfMODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdf
MODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdf
YuristaAndriyani1
 
Pemaparan budaya positif di sekolah.pptx
Pemaparan budaya positif di sekolah.pptxPemaparan budaya positif di sekolah.pptx
Pemaparan budaya positif di sekolah.pptx
maulatamah
 
Laporan Pembina Pramuka sd format doc.docx
Laporan Pembina Pramuka sd format doc.docxLaporan Pembina Pramuka sd format doc.docx
Laporan Pembina Pramuka sd format doc.docx
RUBEN Mbiliyora
 
ANALISIS PENCEMARAN UDARA AKIBAT PABRIK ASPAL
ANALISIS PENCEMARAN UDARA AKIBAT PABRIK ASPALANALISIS PENCEMARAN UDARA AKIBAT PABRIK ASPAL
ANALISIS PENCEMARAN UDARA AKIBAT PABRIK ASPAL
Annisa Syahfitri
 
Seminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdf
Seminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdfSeminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdf
Seminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdf
inganahsholihahpangs
 
Materi 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptx
Materi 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptxMateri 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptx
Materi 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptx
ahyani72
 
ATP Kimia Fase E Kelas X bisa deigunakan ditahun ajaran 2024/2025
ATP Kimia Fase E Kelas X bisa deigunakan ditahun ajaran 2024/2025ATP Kimia Fase E Kelas X bisa deigunakan ditahun ajaran 2024/2025
ATP Kimia Fase E Kelas X bisa deigunakan ditahun ajaran 2024/2025
PreddySilitonga
 
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum MerdekaModul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
JUKNIS SOSIALIASI PPDB JATENG 2024/2025.PDF
JUKNIS SOSIALIASI PPDB JATENG 2024/2025.PDFJUKNIS SOSIALIASI PPDB JATENG 2024/2025.PDF
JUKNIS SOSIALIASI PPDB JATENG 2024/2025.PDF
budimoko2
 
PPT ELABORASI PEMAHAMAN MODUL 1.4. budaya positfpdf
PPT ELABORASI PEMAHAMAN MODUL 1.4. budaya positfpdfPPT ELABORASI PEMAHAMAN MODUL 1.4. budaya positfpdf
PPT ELABORASI PEMAHAMAN MODUL 1.4. budaya positfpdf
SdyokoSusanto1
 
Juknis penggunaan aplikasi ecoklit pilkada 2024
Juknis penggunaan  aplikasi ecoklit pilkada 2024Juknis penggunaan  aplikasi ecoklit pilkada 2024
Juknis penggunaan aplikasi ecoklit pilkada 2024
abdinahyan
 
Aksi Nyata Merdeka Belajar Lolos Validasi
Aksi Nyata Merdeka Belajar Lolos ValidasiAksi Nyata Merdeka Belajar Lolos Validasi
Aksi Nyata Merdeka Belajar Lolos Validasi
DinaSetiawan2
 
Media Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata angin
Media Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata anginMedia Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata angin
Media Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata angin
margagurifma2023
 
AKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARU
AKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARUAKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARU
AKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARU
junaedikuluri1
 

Recently uploaded (20)

refleksi tindak lanjut d pmm agar lebih mudah
refleksi tindak lanjut d pmm agar lebih mudahrefleksi tindak lanjut d pmm agar lebih mudah
refleksi tindak lanjut d pmm agar lebih mudah
 
1 Kisi-kisi PAT Sosiologi Kelas X -www.kherysuryawan.id.docx
1 Kisi-kisi PAT Sosiologi Kelas X -www.kherysuryawan.id.docx1 Kisi-kisi PAT Sosiologi Kelas X -www.kherysuryawan.id.docx
1 Kisi-kisi PAT Sosiologi Kelas X -www.kherysuryawan.id.docx
 
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
 
FORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptx
FORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptxFORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptx
FORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptx
 
Observasi-Kelas-oleh-Kepala-Sekolah.pptx
Observasi-Kelas-oleh-Kepala-Sekolah.pptxObservasi-Kelas-oleh-Kepala-Sekolah.pptx
Observasi-Kelas-oleh-Kepala-Sekolah.pptx
 
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakatPPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
 
MODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdf
MODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdfMODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdf
MODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdf
 
Pemaparan budaya positif di sekolah.pptx
Pemaparan budaya positif di sekolah.pptxPemaparan budaya positif di sekolah.pptx
Pemaparan budaya positif di sekolah.pptx
 
Laporan Pembina Pramuka sd format doc.docx
Laporan Pembina Pramuka sd format doc.docxLaporan Pembina Pramuka sd format doc.docx
Laporan Pembina Pramuka sd format doc.docx
 
ANALISIS PENCEMARAN UDARA AKIBAT PABRIK ASPAL
ANALISIS PENCEMARAN UDARA AKIBAT PABRIK ASPALANALISIS PENCEMARAN UDARA AKIBAT PABRIK ASPAL
ANALISIS PENCEMARAN UDARA AKIBAT PABRIK ASPAL
 
Seminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdf
Seminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdfSeminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdf
Seminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdf
 
Materi 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptx
Materi 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptxMateri 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptx
Materi 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptx
 
ATP Kimia Fase E Kelas X bisa deigunakan ditahun ajaran 2024/2025
ATP Kimia Fase E Kelas X bisa deigunakan ditahun ajaran 2024/2025ATP Kimia Fase E Kelas X bisa deigunakan ditahun ajaran 2024/2025
ATP Kimia Fase E Kelas X bisa deigunakan ditahun ajaran 2024/2025
 
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum MerdekaModul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka
 
JUKNIS SOSIALIASI PPDB JATENG 2024/2025.PDF
JUKNIS SOSIALIASI PPDB JATENG 2024/2025.PDFJUKNIS SOSIALIASI PPDB JATENG 2024/2025.PDF
JUKNIS SOSIALIASI PPDB JATENG 2024/2025.PDF
 
PPT ELABORASI PEMAHAMAN MODUL 1.4. budaya positfpdf
PPT ELABORASI PEMAHAMAN MODUL 1.4. budaya positfpdfPPT ELABORASI PEMAHAMAN MODUL 1.4. budaya positfpdf
PPT ELABORASI PEMAHAMAN MODUL 1.4. budaya positfpdf
 
Juknis penggunaan aplikasi ecoklit pilkada 2024
Juknis penggunaan  aplikasi ecoklit pilkada 2024Juknis penggunaan  aplikasi ecoklit pilkada 2024
Juknis penggunaan aplikasi ecoklit pilkada 2024
 
Aksi Nyata Merdeka Belajar Lolos Validasi
Aksi Nyata Merdeka Belajar Lolos ValidasiAksi Nyata Merdeka Belajar Lolos Validasi
Aksi Nyata Merdeka Belajar Lolos Validasi
 
Media Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata angin
Media Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata anginMedia Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata angin
Media Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata angin
 
AKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARU
AKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARUAKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARU
AKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARU
 

Akuntansi Pajak Aktiva Tetap,Muhtaromi,Suryanih,Stiami Tangerang

  • 1. AKUNTANSI PERPAJAKAN AKTIVA TETAP Disusun oleh : MUHTAROMI CA417121084 ADMINISTRASI PERPAJAKAN INSTITUT ILMU SOSIAL DAN MANAJEMEN STIAMI 2017
  • 2. AKTIVA TETAP I. Pengertian Adalah Kekayaan perusahaan yang memiliki wujud, mempunyai manfaat ekonomis lebih dari satu tahun, dan diperoleh perusahaan untuk melaksanakan kegiatan perusahaan, bukan untuk dijual kembal (Mulyadi dalam bukunya Sistem Akutansi 2001:591). II.Jenis Aktiva Tetap 1. Tanah Prinsip akuntansi tidak berbeda dalam ketentuan yang berlaku dalam ketentuan untuk perpajakan dalam perlakua aktiva tetap tanah. Nilai tanah harus dipisahkan dari bangunan. Untuk keperluan perpajakan harga tanah meliputi biaya pembelian dan pemotonagn tanah. Biaya pengurusan izin, pemindahan atau perpanjangan hak dikelompokan kedalam harta berwujud. Apabila biaya pembelian tanah tidak dapat dipisahkan dari biaya pengurusan perizinan hak, seluruh biaya tersebut dibukukan sebagai harga tanah. 2. Gedung atau Bangunan Gedung adalah golongan aktiva yang umurnya terbatas sehingga harus disusutkan. Nilai gedung dalam neraca dicatat sesuai dengan harga perolehanya 3. Mesin dan Peralatan Mesin dan peralatan disajikan dalam neraca sesuai dengan harga perolehanya. Yang termasuk dalam harga perolehan aktiva tetap adalah ialah biaya-biaya yang digolongkan kedalam belanja modal. III. Klasifikasi Aktiva Tetap Aktiva tetap di kelompokkan atau di klasifikasikan menjadi : a. Aktiva tetap yang dapat disusutkan (depreciable assets) Contohnya : bangunan, mesin dan peralatan yang lain b. Aktiva yang tidak dapat disusutkan (nondepreciable assets) Contohnya: Tanah kecuali tanah yang dipakai dalam proses pembuatan produk seperti pada industri keramik, gerabah, batu bata atau genteng. Nilai tanah disajikan dalam neraca adalah sebesar harga perolehan (Harga beli, biaya balik nama, notaris, biaya pematangan tanah, biaya pengurusan surat ijin). IV. Perolehan Aktiva Aktiva tetap dapat diperoleh dengan cara : 1. Pembelian Aktiva Aktiva yang diperoleh dengan pembelian di catat sejumlah : Harga beli + biaya- biaya (PPN yg tidak dapat dikreditkan, biaya transportasi, biaya pemasangan, jasa
  • 3. professional). Harga beli aktiva antar pihak yg mempunyai hub istimewa dapat di hitung kembali sesuai dengan harga pasar (wajar). 2. Capital lease (SGU Modal) Yang di maksud dengan leasehold : hak dari penyewa untuk menggunakan aktiva tetap dalam suatu perjanjian sewa menyewa. Cara ini tidak menambah aktiva pemakai, karena hak pemilikan tetap berada ditangan pemiliknya. Penyusutan barang modal yang pengadaannya melalui perjanjian SGU dengan hak opsi (financial leasing) dilakukan oleh lesse, meski menurut menurut hukum masih milik lessor. Apabila sewa di bayar setiap periode maka biaya sewa dibebankan dalam periode terjadinya. Jika sewa di bayar di muka untuk beberapa tahun ada 2 perlakuan :  Diperlakukan sebagai sewa di bayar di muka yg termasuk dlm aktiva lancar, perlakuan ini apabila biaya sewa dibayar untuk beberapa periode yang relatif tidak lama.  Diperlakukan sebagai aktiva tetap tidak berwujud jika sewa yang di bayar dimuka untuk beberapa periode yang relatif lama. 3. Perolehan dengan pertukaran Aktiva tetap dapat diperoleh melalui pertukaran dengan :  Aktiva non moneter (baik sejenis / bukan)  Sekuritas (obligasi / saham sendiri / emisi badan lain) Selisih N.B aktiva lama dengan harga perolehan aktiva baru dari pertukaran aktiva bukan sejenis harus di akui sebagai rugi / laba. Untuk aktiva sejenis pengakuan itu ditangguhkan sampai saat aktiva baru di lepas kembali. Pertukaran dengan sekuritas emisi sendiri (obl / saham) menimbulkan agio / disagio. Pertukaran dalam hal ada hubungan istimewa Pada pasal 10 ayat (1) UU PPh jika terjadi penjualan harta antara 2 pihak yang mempunyai hubungan istimewa harga perolehannya adalah jumlah yang seharusnya dikeluarkan. Selisih Harga pasar dengan Nilai buku harta yang dipertukarkan merupakan PKP. Pertukaran aktiva dengan saham (emisi) perusahaan sendiri sebagai penyertaan modal. 4. Perolehan dengan membangun sendiri Praktek akuntansi komersial menyatakan harga perolehan aktiva tetap yang di bangun sendiri meliputi : seluruh biaya yang dikeluarkan sehubungan dengan pembangunan aktiva tersebut hingga siap dipergunakan. Dalam hal ini akuntansi menghadapi masalah mengenai beban overhead (listrik, asuransi, pajak, penyusutan, adm) ke dalam biaya proyek. Cara untuk menyelesaian masalah tersebut adalah sebagai berikut : a) Semua biaya overhead dibebankan kedalam biaya proyek, hal ini tidak realistis karena hanya sebagian biaya overhead yang digunakan untuk proyek.
  • 4. b) Sebagian saja biaya overhead yang dibebankan ke proyek, dengan pembebanan proporsional c) Yang dibebankan biaya tambahan saja, biaya overhead yang bersifat biaya tetap tidak dibebankan. Jika pekerjaan proyek tidak ada bagaimanapun biaya tetap akan terjadi. 5. Perolehan dengan hibah / pemberian Aktiva tetap yang diperoleh karena hibah / pemberian di catat sebesar harga taksiran / harga pasar, dengan mengkredit “Modal Donasi” Jika terjadi penyerahan harta karena hibah, bantuan, sumbangan yang memenuhi syarat (tidak ada hubungan usaha) nilai perolehan bagi pihak yang menerima harta adalah sisa buku harta dari pihak yang melakukan penyerahan. Jika terjadi penyerahan harta karena hibah, bantuan, sumbangan antara pihak yang mempunyai hubungan usaha, maka nilai perolehan bagi pihak yang menerima harta adalah harga pasar. V. PENYUSUTAN Penyusutan adalah penurunan nilai aktiva yang disebabkan oleh berkurangnya manfaat potensial dari aktiva ybs yang diperkirakan terjadi pada periode kegiatan usaha yang berjalan, atau proses alokasi sebagian harga perolehan aktiva menjadi biaya (cost allocation). Umur aktiva adalah masa pemakaian aktiva dalam usaha. Umur aktiva dapat dilihat dari umur teknis dan umur ekonomis  Umur teknis :umur aktiva sesuai dengan kreteria teknis aktiva  Umur Ekonomis:jangka waktu pemanfaatannya secara ekonomis. PSAK membedakan antara penyusutan (depresiasi) dengan penghapusan (write off).  Depresiasi menunjuk kepada alokasi nilai (penurunan nilai secara gradual)  Penghapusan (write off) menunjuk kepada peniadaan (penghilangan) nilai suatu aktiva tetap dari pembukuan. Penghapusan dilakukan apabila nilai buku aktiva di anggap tidak lagi menggambarkan manfaat keekonomiannya. Aktiva tetap perusahaan :  Aktiva tetap berwujud  Sumber alam (wasting assets)  A tetap tidak berwujud (intangible assets Untuk mempertemukan penghasilan dan biaya harga perolehan aktiva perlu ialokasikan pada periode yang mendapat manfaat dari assets tersebut.  Proses alokasi aktiva berwujud di sebut Depresiasi  Proses alokasi sumber daya alam di sebut Deplesi  Proses alokasi aktiva tidak berwujud di sebut Amortisasi
  • 5. VI. METODE PENYUSUTAN Penyusutan dapat dilakukan dengan berbagai metode yang dapat dikelompokkan menurut kreteria sbb : 1. Berdasarkan waktu a) Garis lurus (Straight-line method) b) Pembebanan menurun  Jumlah angka tahun (sum of the years digits method)  Saldo menurun / saldo menurun ganda (declining / double declining method) 2. Berdasarkan penggunaan : a) Jam jasa (service hours method) b) Jumlah unit produksi (productive output method) 3. Berdasarkan kreteria lainnya a) Berdasarkan jenis dan kelompok (group & composite method) b) Anuitas (annuity method) c) Sistem persediaan (inventory systems) VII.METODE PENYUSUTAN MENURUT PAJAK Metode penyusutan yg dibolehkan dalam ketentuan fiskal adalah : 1. Straight-line method 2. Declining balance method Menurut Undang-undang Pajak Penghasilan, penyusutan atau deperesiasi merupakan konsep alokasi harga perolehan harta tetap berwujud. Untuk menghitung besarnya penyusutan harta tetap berwujud dibagi menjadi dua golongan, yaitu: 1. Harta berwujud yang bukan berupa bangunan. 2. Harta berwujud yang berupa bangunan. Harta berwujud yang bukan bangunan terdiri dari empat kelompok, yaitu: 1. Kelompok 1: kelompok harta berwujud bukan bangunan yang mempunyai masa manfaat 4 tahun. 2. Kelompok 2: kelompok harta terwujud bukan bangunan yang mempunyai masa manfaat 8 tahun. 3. Kelompok 3: kelompok harta terwujud bukan bangunan yang mempunyai masa manfaat 16 tahun. 4. Kelompok 4: kelompok harta terwujud bukan bangunan yang mempunyai masa manfaat 20 tahun.
  • 6. Harta terwujud yang berupa bangunan dibagi menjadi dua, yaitu: 1. Permanen: masa manfaatnya 20 tahun. 2. Tidak permanen: bangunan yang bersifat sementara, terbuat dari bahan yang tidak tahan lama, atau bangunan yang dapat dipindah-pindahkan. Masa manfaatnya tidak lebih dari 10 tahun. Metode penyusutan yang dipergunakan adalah metode garis lurus (straight line method) dan metode saldo menurun (declining balance method). Wajib pajak diperkenankan untuk memilih salah satu metode untuk melakukan penyusutan. Metode garis lurus diperkenankan dipergunakan untuk semua kelompok harta tetap terwujud. Sedangkan metode saldo menurun hanya diperkenankan digunakan untuk kelompok harta berwujud bukan bangunan saja. Tabel berikut menggambarkan kelompok harta berwujud, metode, serta tarif penyusutannya: Kelompok Harta Berwujud Masa Manfaat Tarif Depresiasi Garis Lurus Saldo Menurun I. Bukan Bangunan Kelompok 1 4 tahun 25% 50% Kelompok 2 8 tahun 12,5% 25% Kelompok 3 16 tahun 6,25% 12,5% Kelompok 4 20 tahun 5% 10% II. Bangunan Permanen 20 tahun 5% - Tidak Permanen 10 tahun 10% - Dengan ijin Direktur Jenderal pajak, penyusutan dapat dimulai pada bulan harta berwujud mulai digunakan untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan atau pada bulan harta tersebut mulai menghasilkan. Menurut akuntansi ada 4 faktor yang harus dipertimbangkan dalam penghitungan besarnya biaya penyusutan suatu aktiva, yaitu: 1. Nilai Perolehan Aktiva 2. Nilai residu 3. Dasar penyusutan 4. Umur aktiva
  • 7. Metode penyusutan yang diperbolehkan dalam ketentuan fiskal, yakni : Metode garis lurus Pada metode penyusutan garis lurus, biaya penyusutan aktiva dialokasikan ke tiap-tiap tahun dengan jumlah yang sama. Tarif amortisasi : 25%, 12.5%, 6.25%, 5%. Contoh: PT. Jaya Abadi membeli sebuah aktiva yang termasuk dalam kelompok I harta berwujud seharga Rp.100.000.000 pada tanggal 10 Juli 2009, maka pembebanan atas biaya penyusutan aktiva tersebut berdasarkan metode garis lurus adalah sebagai berikut : Tahun Harga Perolehan %Penyusutan Biaya Penyusutan Nilai Sisa Buku 2009 Rp. 100.000.000 25% Rp. 12.500.000 Rp. 87.500.000 2010 25% Rp. 25.000.000 Rp. 62.500.000 2011 25% Rp. 25.000.000 Rp. 37.500.000 2012 25% Rp. 25.000.000 Rp. 12.500.000 2013 25% Rp. 12.500.000 Rp. 0 Keterangan : Untuk tahun 2009 biaya penyusutan dihitung berdasarkan 6/12 x 25% x biaya perolehan, karena pembelian dimulai pada bulan Juli 2009 sehingga biaya yang diperkenankan hanya dari bulan Juli 2009 sampai Desember 2009 yaitu selama 6 bulan. Untuk tahun 2013 biaya penyusutan dihitung berdasarkan 6/12 x 25% x biaya perolehan, karena sisa masa manfaat hanya untuk bulan Januari 2011 sampai Juni 2011 yaitu selama 6 bulan. Metode saldo menurun (declining balance method) Dasar penyusutan adalah nilai sisa buku fiskal. Penyusutan dengan metode saldo menurun adalah penyusutan dalam bagian-bagian yang menurun dengan cara menerapkan tarif penyusutan atas nilai sisa buku. Cara perlakuan nilai sisa buku suatu aktiva tetap pada akhir masa manfaat yang disusutkan dengan metode saldo menurun adalah nilai sisa buku suatu aktiva pada akhir masa manfaat yang disusutkan dengan metode saldo menurun harus disusutkan sekaligus.
  • 8. Contoh : PT. Jaya Abadi membeli sebuah aktiva yang termasuk dalam kelompok I harta berwujud seharga Rp.100.000.000 pada tanggal 10 Juli 2009, maka pembebanan atas biaya penyusutan aktiva tersebut berdasarkan metode saldo menurun adalah sebagai berikut : Tahun Harga Perolehan %Penyusutan Biaya Penyusutan Nilai Sisa Buku 2009 Rp. 100.000.000 50% Rp. 25.000.000 Rp. 75.000.000 2010 50% Rp. 32.500.000 Rp. 32.500.000 2011 50% Rp. 16.250.000 Rp. 16.250.000 2012 50% Rp. 8.125.000 Rp. 8.125.000 2013 Disusutkan sekaligus 50% Rp. 8.125.000 Rp. 0 Keterangan : Untuk tahun 2009 biaya penyusutan dihitung berdasarkan 6/12 x 50% x biaya perolehan, karena pembelian dimulai pada bulan Juli 2009 sehingga biaya yang diperkenankan hanya dari bulan Juli 2009 sampai Desember 2009 yaitu selama 6 bulan.