Dalam Laporan Posisi Keuangan, Ekuitas (Modal) terdiri dari Modal Disetor, Tambahan Modal Disetor, dan Saldo Laba. Presentasi ini menjelaskan mengenai Modal Disetor, yaitu saham yang menjadi bukti kepemilikan atas suatu entitas.
Dalam Laporan Posisi Keuangan, Ekuitas (Modal) terdiri dari Modal Disetor, Tambahan Modal Disetor, dan Saldo Laba. Presentasi ini menjelaskan mengenai Modal Disetor, yaitu saham yang menjadi bukti kepemilikan atas suatu entitas.
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik DosenAdrianAgoes9
sosialisasi untuk dosen dalam mengisi dan memadankan sister akunnya, sehingga bisa memutakhirkan data di dalam sister tersebut. ini adalah untuk kepentingan jabatan akademik dan jabatan fungsional dosen. penting untuk karir dan jabatan dosen juga untuk kepentingan akademik perguruan tinggi terkait.
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondelferrydmn1999
Indonesia, negara kepulauan yang kaya akan keragaman budaya, suku, dan tradisi, memiliki Jakarta sebagai pusat kebudayaan yang dinamis dan unik. Salah satu kesenian tradisional yang ikonik dan identik dengan Jakarta adalah ondel-ondel, boneka raksasa yang biasanya tampil berpasangan, terdiri dari laki-laki dan perempuan. Ondel-ondel awalnya dianggap sebagai simbol budaya sakral dan memainkan peran penting dalam ritual budaya masyarakat Betawi untuk menolak bala atau nasib buruk. Namun, seiring dengan bergulirnya waktu dan perubahan zaman, makna sakral ondel-ondel perlahan memudar dan berubah menjadi sesuatu yang kurang bernilai. Kini, ondel-ondel lebih sering digunakan sebagai hiasan atau sebagai sarana untuk mencari penghasilan. Buku foto Lensa Kampung Ondel-Ondel berfokus pada Keluarga Mulyadi, yang menghadapi tantangan untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel warisan leluhur di tengah keterbatasan ekonomi yang ada. Melalui foto cerita, foto feature dan foto jurnalistik buku ini menggambarkan usaha Keluarga Mulyadi untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel sambil menghadapi dilema dalam mempertahankan makna budaya di tengah perubahan makna dan keterbatasan ekonomi keluarganya. Buku foto ini dapat menggambarkan tentang bagaimana keluarga tersebut berjuang untuk menjaga warisan budaya mereka di tengah arus modernisasi.
3. Sifat Aset Tetap
Aset tetap mempunyai umur yang
panjang atau permanen.
Aset tetap berwujud karena
mempunyai bentuk fisik.
Dimiliki dan digunakan oleh
perusahaan dan tidak untuk dijual
sebagai bagian dari operasional.
Ya
Tidak
Aset Tetap
Beban / Biaya
Ya
Tidak
Aset Tetap
Aset tak berwujud
Ya
Tidak
Aset Tetap
Persediaan
Investasi
4. Pengaturan Aset Tetap dalam PSAK
PSAK
16
PSAK
26
PSAK
48
PSAK
58
PSAK
30
ISAK 8
PSAK – Terkait
Aset tetap
PSAK
13 & 19
ISAK 25
Penurunan
Nilai Aset
Aset Tidak Lancar Dimiliki
untuk Dijual dan Operasi
yang Dihentikan
Investasi Properti
Aset tidak berwujud
Tanah
Sewa
Aset Tetap
Bunga
Pinjaman
4
5. Ikhtisar Perubahan PSAK 16 (Revisi 2011)
No Perihal PSAK 16 Revisi PSAK 16 Lama
1 Istilah Aset Aktiva
2 Penyusutan Digabung di PSAK 16.
Bagian yg signifikan disusutkan
terpisah.
Diatur di PSAK lain
3 Komponen biaya
perolehan
Termasuk:
• biaya imbalan kerja
• biaya pengujian aset – hasil
penjualan dari pengujian
Tidak mengatur 2 hal tsb
secara spesifik.
4 Bukan komponen
biaya perolehan
Kegiatan insidental ini mungkin
terjadi sebelum atau selama
konstruksi atau aktivitas
pengembangan (misal : parkir)
Tidak mengatur hal tsb
secara spesifik.
5 Pertukaran aset Membedakan antara ada
substansi komersial atau tidak.
Membedakan pertukaran
sejenis dan tidak sejenis
5
6. Ikhtisar Perubahan PSAK 16 (Revisi 2011)
No Perihal PSAK 16 Revisi PSAK 16 Lama
6 Pengukuran setelah
pengakuan Awal
Cost Model atau Revaluation
Model
Hanya Cost Model,
revaluasi boleh dilakukan
jika sesuai ketentuan
pemerintah
7 Telaah ulang nilai
residu, umur
manfaat & metode
penyusutan
Harus dilakukan minimum tiap
akhir tahun dan perubahannya
diperlakukan sebagai perubahan
estimasi (prospektif).
Telaah nilai residu tidak
diatur, perubahan umur
manfaat diperlakukan
prospektif, perubahan
metode penyusutan
retrospektif.
8 Aktiva Lain-lain Diatur di PSAK lain Mengatur Aktiva Lain-lain
9 Dismantling cost Diakui sebagai biaya perolehan
dan kewajiban
Tidak diatur
6
7. Pengertian Aset Tetap
• Definisi Aset tetap adalah aset berwujud yang: (par 6)
1. Dimiliki untuk digunakan dalam produksi atau penyediaan
barang atau jasa, untuk direntalkan kepada pihak lain, atau untuk
tujuan administratif; dan
2. Diharapkan digunakan selama lebih dari satu periode.
7
Tidak berlaku untuk
Hak penambangan
Reservasi tambang
Ciri
► “Used in operations” and not
for resale.
► Long-term in nature and
usually depreciated.
► Possess physical substance.
8. Harga Perolehan Aset Tetap - Dikapitalisasi
Kapitalisasi — proses menangguhkan biaya perolehan
yang terjadi pada periode sekarang ke periode masa depan
di mana aset tersebut diharapkan memberikan manfaat
Biaya dikapitalisasi jika memenuhi kriteria :
• Terjadi dari transaksi masa lalu
• Dapat diidentifikasi dan memiliki manfaat
di masa mendatang
• Pemilik memiliki kendali atas manfaat di masa
depan dari aset tersebut
control over future benefits
9. Harga Perolehan Aset Tetap
Dialokasikan Beban Depresiasi
Alokasi — proses membebankan biaya yang
dikapitalisasi pada periode di mana aset tersebut
memberikan manfaat.
Ditentukan oleh masa manfaat, nilai sisi dan metode
alokasi
Proses alokasi dikenal sebagai:
• Depreciation untuk aset tetap
10. Pengakuan Aset Tetap
Biaya perolehan aset tetap harus diakui sebagai aset
jika dan hanya jika : (par 7)
a) Besar kemungkinan manfaat ekonomis di
masa depan berkenaan dengan aset tersebut
akan mengalir ke entitas; dan
b) Biaya perolehan aset dapat diukur secara
andal.
10
Kriteria pengakuan berlaku pada saat pengakuan
awal dan untuk biaya setelah perolehan awal.
11. Pengakuan Aset Tetap
11
Suku cadang utama dan peralatan siap pakai termasuk
aset tetap jika
digunakan lebih dari satu periode
hanya digunakan untuk aset tertentu
komponen yang diganti tidak diakui lagi.
Contoh: Entitas membeli suatu komponen suku cadang dari
suatu mesin. Suku cadang tersebut spesifik dan harganya
material dibandingkan dengan nilai aset tersebut. Jangka
waktu pemakaian suku cadang tersebut lebih satu tahun.
Suku cadang dikategorikan sebagai aset pada saat pembelian,
dengan syarat komponen yang akan diganti dihapuskan dari
pembukuan.
12. Pengakuan Aset Tetap - materialitas
12
Unit ukuran dalam pengakuan sesuai kondisi entitas.
Kriteria agregasi atau invidual.
Mempengaruhi nilai aset
Mempengaruhi biaya depresiasi atau biaya operasi Laba
(potensi earning management)
Materialitas digunakan sebagai tambahan kriteria untuk menentukan, apakah
pengeluaran akan dicatat sebagai aset tetap
Pengeluaran yang memenuhi kriteria aset tetap namun tidak material dari sisi
jumlah seringkali tidak dikapitalisasi dan dicatat sebagai beban pada periode
berjalan.
Suatu aset secara individu tidak material, namun pembelian dalam jumlah banyak
material sehingga dikapitalisasi
13. Pengakuan Aset Tetap - materialitas
13
Agregasi
Entitas membeli satu buah kursi seharga
Rp1.000.000
Entitas membeli 100 buah kursi dengan harga
satuan Rp1.000.000 total Rp100.000.000
Materialitas
Entitas membeli mesin hitung elektrik seharga Rp
1.500.000
Entitas membeli dinding seharga Rp1.250.000
?
?
?
?
14. Pertimbangan - Materialitas
14
Pertimbangan penentuan batas suatu pengeluaran dikapitalisasi
sebagai aset tetap:
Ukuran entitas
Relevansi informasi bagi pengguna
Biaya dan manfaat, biaya untuk menyelenggarakan pencatatan
aset tetap dan manfaat dari informasi yang dihasilkan dari
pencatatan aset tetap tersebut.
Konsekuensi ekonomis
Semakin tinggi batas materialitas pengeluaran akan cenderung
dicatat sebagai beban
laba akan kecil
administrasi pencatatan aset lebih mudah
Entitas dapat menetapkan 1 jt, 5 jt, 10jt, 25jt, 50jt
Jika tidak dicatat sebagai aset biasanya tidak diinventarisasi
sehingga aset tidak dipelihara.
15. Pengukuran Awal
Suatu aset tetap yang memenuhi kualifikasi diakui sebagai
aset tetap pada awalnya harus diukur sebesar biaya
perolehan. (par 15)
15
Biaya Perolehan
Biaya yang dapat
diatribusikan secara
langsung
Biaya pembongkaran dan
pemindahan aset tetap dan
restorasi lokasi aset
16. Biaya Perolehan awal
Seluruh biaya terkait aset yang memiliki
manfaat di masa mendatang.
Aset lain yang berfungsi agar suatu aset dapat
memiliki manfaat di masa mendatang.
Alat yang dipasang agar pabrik dapat
berjalan sesuai dengan ketentuan
pengolahan limbah industri.
16
17. Biaya Setelah Perolehan Awal
Biaya pemeliharaan dan perbaikan diakui beban di laporan
laba rugi komprehensif periode berjalan
Perawatan
Suku cadang kecil
Penggantian aset akan menambah aset jika:
Memenuhi kriteria aset (memiliki masa manfaat lebih dari satu
periode dan diukur dengan andal)
Komponen yang diganti tidak lagi dicatat sebagai aset
Inspeksi yang signifikan dapat diakui sebagai aset jika:
Memenuhi kriteria aset
Nilai inspeksi terdahulu (dibedakan dari fisik) dihentikan
pencatatanya
17
18. Komponen biaya Perolehan
a) Harga perolehan, termasuk bea impor dan pajak pembelian yang tidak
dapat dikreditkan setelah dikurangi diskon pembelian dan potongan lain;
b) Biaya-biaya yang dapat diatribusikan secara langsung untuk membawa
aset ke lokasi dan kondisi yang diinginkan agar aset siap digunakan sesuai
dengan keinginan dan maksud manajemen
c) Estimasi awal biaya pembongkaran dan pemindahan aset tetap dan
restorasi lokasi aset. Kewajiban atas biaya tersebut timbul
– ketika aset tersebut diperoleh, atau
– karena entitas menggunakan aset tersebut selama periode tertentu untuk
tujuan selain untuk menghasilkan persediaan.
18
19. Biaya Diatribusikan Langsung
a) Biaya imbalan kerja yang timbul dari pembangunan atau
akuisisi aset tetap.
b) Biaya penyiapan lahan untuk pabrik;
c) Biaya handling dan penyerahan awal;
d) Biaya perakitan dan instalasi
e) Biaya pengujian aset apakah aset berfungsi dengan baik
(setelah dikurangi hasil penjualan produk tersebut)
f) Komisi profesional
19
20. Bukan Komponen Biaya Perolehan
a) Biaya pembukaan fasilitas baru
b) Biaya pengenalan produk baru
c) Biaya penyelenggaraan bisnis di lokasi baru termasuk
biaya pelatihan staf
d) Administrasi dan overhead umum
e) Biaya saat alat belum beroperasi penuh
f) Kerugian awal operasi
g) Biaya relokasi dan reorganisasi operasi entitas.
h) Hasil dari aset sebelum dimanfaatkan (hasil parkir dari
lahan yang belum digunakan).
i) Laba internal jika aset tersebut merupakan persediaan
perusahaan.
20
21. Ilustrasi Biaya Perolehan
• Entitas membeli peralatan tambang, diimport dari
luar neger. Harga peralatan 200.000 USD.
• Cost insurance and freight sebesar 10.000 USD.
• Peralatan tersebut dikenakan bea masuk dan bea
masuk tambahan sebesar 15% dari nilai CIF.
• PPN 10%, PPnBM 10% dan PPh 22 sebesar 2,5%.
• Kurs spot atas atas pembelian peralatan tersebut
sebesar 11.000 dan kurs KMK yang berlaku pada saat
transaksi sebesar 11.100.
Contoh
21
22. Ilustrasi Biaya Perolehan Contoh
22
• Nilai peralatan : 200.000 + 10.000 = 210.000 USD
• 210.000 x 11.000 = 2.310.000.000 pencatatan perusahaan
• Bea masuk 210.000 x 15% x 11.100 = 349.650.000
• Total CIF + bea masuk (kurs pajak) = 210.000 x 115% x 11.100 = 2.680.650.000
• PPN = 10% x 2.680.650.000 = 268.065.000
• PPnBM = 20% x 2.680.650.000 = 536.130.000
• PPh 22 = 2,5% x 2.680.650.000 = 67.016.250
• Nilai peralatan 2.310.000.000 + 349.650.000 + 536.130.000 = 3.195.780.000
Peralatan 2.310.000.000
Utang Dagang 2.310.000.000
Peralatan (bea masuk) 349.650.000
Peralatan (PPnBM) 536.130.000
Kas 885.780.000
PPN Masukan 268.065.000
Pajak dby dmk PPh22 67.016.250
Kas 604.800.000
3.195.780.000
23. Ilustrasi Biaya Perolehan
Berikut ini biaya yang dikeluarkan PT. Kelana dalam rangka
perolehan mesin baru untuk produk barunya:
1. 20 milyar untuk pembelian mesin
2. 1.300 juta biaya tenaga kerja untuk memodifikasi dan
instalasi mesin sesuai layout pabrik.
3. 200 juta untuk penyiapan lokasi pabrik
4. 300 juta untuk pengiriman mesin
5. 1.000 juta PPN dan 1.500 juta bea masuk.
6. Biaya promosi produk baru 700 juta
7. Biaya pengetesan awal 250 juta
8. Biaya grand opening 350 juta
9. Biaya tenaga enginering yang melakukan pengetesan dan
instalasi 150 juta
10.Biaya administrasi yang dimasukkan dalam biaya overhead
120 juta
Contoh
23
Diskusikan
mana yang
merupakan
biaya
perolehan??
24. Pengukuran Awal
• Biaya dari pembukaan pabrik tersebut sebesar
20.000+1.300+200+300+1.500+250+250+150 =
23.700 milyar
• Biaya yang tidak berhubungan langsung dengan
perolehan dan pemasangan mesin pabrik tersebut
tidak boleh diakui.
1. Biaya grand opening 350 juta
2. Biaya promosi produk baru 800 juta
3. Biaya administrasi yang dimasukkan dalam biaya overhead
120 juta
Example
24
25. Dismantling Cost
Perusahaan menyewa sebuah bangunan selama 8 tahun untuk dijadikan kantor senilai
2.000juta. Perusahaan mengeluarkan biaya untuk modifikasi interior ruangan sebesar
1.000juta.
Menurut perjanjian bangunan tersebut harus kembali dalam keadaan kosong di akhir
masa sewa. Estimasi biaya pembongkaran interior tersebut 100 juta. Harga perolehan
peralatan interior perolehan interior adalah 1.000 juta ditambah estimasi biaya
pembongkaran. 100 juta : (1 + 6%)8 = 62.741jt) asumsi tingkat suku bunga 6%
Contoh
25
Biaya partisi diakui dalam neraca dengan jurnal berikut:
DrAset Tetap 1.062,741 jt
Cr Kas 1.000 jt
Kewajiban diestimasi 63,741jt
Jurnal penyesuaian kewajiban tahun 1
CrBeban bunga 3,764 jt
Kewajiban diestimasi 3,764jt
26. Dismantling Cost
PT. ABC membangun instalasi minyak lepas pantai. Biaya yang dikeluarkan
sebesar 500 milyar. Peraturan pemerintah mengharuskan entitas
memindahkan instalasi tersebut di akhir konsesi (20 tahun yang akan
datang). Estimasi biaya untuk melakukan pemindahan dan restorasi
sebesar 80 milyar. Tingkat bunga yang berlaku 6%. PV dari biaya restorasi
24,94.
Example
26
Instalasi minyak diakui dalam neraca dengan jurnal berikut:
Dr Aset Tetap 524,94 milyar
Cr Kas 500 milyar
Kewajiban diestimasi 24,94 milyar
Jurnal penyesuaian kewajiban tahun 1
CrBeban bunga 1,497 milyar
Kewajiban diestimasi 1,497 milyar
27. Diskusi - Pengukuran Awal
• Entitas membeli peralatan dengan harga 2,4 milyar. Biaya instalasi
dan pemasangan 200 juta. Biaya komisi / perantara sebesar 600
juta, biaya pengadaan dan perjalanan dinas terkait pengadaan
peralatan tersebut 400 juta?
• Biaya lain-lain tersebut apakah dapat dikategorikan sebagai biaya
perolehan aset ?
Example
27
• Berdasarkan konsep perolehan semua biaya yang terkait dengan
pengadaan dapat ditambahkan dalam penilaian aset.
• Namun jika nilai biaya ini material, akan membuat nilai tercatat
aset tidak mencerminkan manfaat yang akan diperoleh di masa
mendatang.
• Aset dapat dicatat mengalami penurunan nilai pada periode
berikutnya
28. Diskusi - Pengukuran Awal
• Bagaimana pencatatan nilai aset dan biaya-biaya lain terkait
dengan aset tersebut?
• Apakah perlu dipisahkan atau dicatat menjadi satu?
• Praktik yang sering dilakukan, semua biaya tersebut dicatat
menjadi satu sebagai nilai aset.
• Dokumen transaksi yang menjelaskan secara rinci komponen
biaya perolehan.
• Tanggal pengeluaran biaya seringkali berbeda-beda, dapat terjadi
sebelum atau sesudah aset utama diperoleh.
– Untuk sebelum aset utama diperoleh jika dapat diidentifikasi berhubungan
langsung dengan aset dapat diakui sebagai beban tangguhan sebelum dicatat
sebagai aset.
– Untuk beban setelah aset utama diakui sebagai penambah nilai aset tetap
ditentukan titik pengakuan saat aset mulai digunakan.
Example
28
29. Diskusi - Pengukuran Awal
• Apakah pencatatan aset dilakukan secara global sebagai satu
kesatuan atau pencatatan harus dilakukan untuk masing-masing
komponen.
• Pertimbangan pencatatan sebagai aset terpisah
– Manfaat dan biaya dari pencatatan aset secara terpisah
– Aset dapat diidentifikasi secara terpisah
– Entitas dapat secara ekonomis memisahkan biaya aset per komponen.
– Masing-masing komponen aset memiliki masa manfaat yang berbeda
contoh rangka pesawat dan asesoris dalam pesawat; bangunan dan lift;
tanah dan bangunan.
– Perolehan aset dilakukan secara terpisah sehingga dapat diidentifikasi
dengan mudah.
Example
29
30. Semua biaya terkait dengan akuisisi atau konstruksi :
Material, tenaga kerja, overhead selama proses
konstruksi , biaya bunga jika membangun sendiri
Harga beli bangunan dan pengurusan hak
perolehan bangunan.
Fee profesional
Ijin pendirian bangunan
30
Perolehan Bangunan
31. Semua biaya terkait dengan akuisisi dan penyiapan
tanah sesuai dengan tujuan penggunaan :
(1) Harga Beli
(2) Biaya pengurusan hak tanah (sertifikat,
pajak/BPHTB, biaya notaris, dll.
(3) Biaya untuk perataan tanah, penghancuran
bangunan yang tidak diperlukan.
31
Perolehan Tanah
32. Pengeluaran dan penerimaan berikut terkait dengan tanah, land
improvement dan pembelian gedung. Tentukan bagaimana
perusahaan mengklasifikasikan pengeluaran tersebut?
32
1. Biaya arsitek membangun gedung
2. Biaya untuk membeli pabrik, 2.000juta untuk
tanah dan 5.000 bangunan
3. Biaya komisi pembelian pabrik
4. Biaya untuk membangun pagar di sekeliling
tanah dan bangunan
5. Biaya untuk menghancurkan bangunan yang ada
di atas tanah sebelum gedung dibangun
6. Hasil dari penjualan sisa bangunan yang
dihancurkan
7. Biaya untuk membangun lahan parkir
8. Biaya untuk membeli pohon ditanam sekitar
bangunan
1. Bangunan
2. Tanah
3. Tanah
4. Land Improvement
5. Tanah
6. (Tanah)
7. Land Improvement
8. Land
Ilustrasi : Perolehan
33. PSAK 13
Tanah dan Bangunan Investasi Properti
• Properti Investasi menurut PSAK 13 adalah:
– properti (tanah atau bangunan—atau bagian
dari bangunan—atau keduanya) yang dikuasai
(oleh pemilik atau lessee melalui sewa
pembiayaan) untuk menghasilkan rental atau
untuk kenaikan nilai, atau kedua-duanya, dan
tidak untuk:
1. Digunakan dalam produksi atau penyediaan barang
atau jasa atau untuk tujuan administratif; atau
2. Dijual dalam kegiatan usaha sehari-hari.
• Sebagian aset digunakan sebagian yang
lain disewakan prorata
33
34. PSAK 13
Pengakuan Investasi Properti
• Kriteria Pengakuan Sama dengan PSAK 16
– Memiliki manfaat ekonomi di masa mendatang
– Dapat diukur dengan andal
• Properti investasi pada awalnya diukur sebesar biaya perolehan.
– Biaya transaksi termasuk dalam pengukuran awal
– Biaya pengurusan surat-surat
• Setelah pengukuran awal perusahaan dapat memilih
menggunakan :
– Metode biaya harga perolehan dikurangi akumulasi depresiasi
– Metode nilai wajar nilai properti pada tanggal pelaporan, selisih
perubahan nilai diakui dalam laporan laba rugi komprehensif, aset
properti investasi tidak disusutkan.
34
35. PSAK 13
Pengukuran setelah Pengakuan Awal
Fair value model (PSAK 13)
• Menggunakan nilai wajar • Menggunakan nilai wajar
Revaluation model (PSAK 16)
• Perubahan nilai wajar diakui dalam
laporan laba rugi pada periode
terjadinya.
• Perubahan nilai wajar diakui dalam
ekuitas (laba komprehensif atau laba
rugi untuk penurunan nilai.
• Tidak ada penyusutan. • Penyusutan.
• Mencerminkan kondisi pasar pada
tanggal neraca.
• Tidak spesifik, hanya mengharuskan
secara reguler.
35
36. Ilustrasi - Investasi Properti
• Entitas memiliki gedung 20 lantai. 10 lantai
digunakan untuk kegiatan entitas, sedangkan
sisanya disewakan. Aktivitas utama entitas
bukan menyewakan gedung.
• Bagian gedung yang digunakan sebagai aset tetap,
bagian gedung yang disewakan disajikan sebagai
properti investasi
• Alokasi dapat dilakukan berdasarkan jumlah lantai
37. Ilustrasi - Investasi Properti
• PT, Melati membeli tanah dan bangunan pada 1 Januari 2012 senilai 4.500juta.
Berdasarkan informasi, harga beli tanah saja 2.000 dan bangunan saja 3.000.
Perusahaan menggunakan metode fair value untuk penilaian properti investasi
tersebut. Nilai wajar tanah dan bangunan dapat dilihat dalam tabel berikut:
• Properti Investasi 4.500
Kas 4.500
• Properti Investasi 500
Keuntungan peningkatan nilai 500
• Kerugian penurunan nilai 100
Properti investasi 100
31/12/2012 31/12/2013
Tanah 2.000 2.100
Bangunan 3.000 2.800
38. Peralatan dapat meliputi mesin, kendaraan, peralatan
kantor, peralatan pabrik, peralatan tambang, mesin
dan peralatan lain.
Biaya perolehan meliputi
(1) Harga beli,
(2) Pajak atau Bea yang tidak dapat dikreditkan
(3) Biaya transportasi
(4) Biaya asuransi selama pengiriman barang
(5) Biaya instalasi dan biaya penyiapan tempat untuk
melakukan instalasi
(6) Biaya untuk pengetesan peralatan
38
Perolehan Peralatan
39. Aset Dibangun Sendiri
• Biaya yang dikeluarkan sampai aset tersebut siap
digunakan:
– Material dan tenaga kerja
– Overhead biaya variabel dan porsi dari fixed
overhead yang terkait langsung dengan pembangunan
aset.
– Biaya bunga selama proses pembangunan
39
40. Bunga selama Proses Konstruksi
• Alternatif pembebanan biaya bungan yang muncul
selama proses konstruksi
40
Biaya bunga
tidak
dikapitalisasi
selama
konstruksi
Kapitalisasi biaya
bunga aktual
selama konstruksi
(dengan modifikasi)
Kapitalisasi
semua biaya
bunga
IFRS/PSAK
Rp 0 Rp ?Menambah Nilai Aset
41. PSAK 26 (IFRS 23) mengkapitalisasi biaya bunga aktual (dengan modifikasi)
SAK ETAP dan IFRS SME, bunga pinjaman tidak dikapitalisasi
Konsisten dengan prinsip harga perolehan
Dalam kapitalisasi ada tiga pertimbangan
1. Qualifying assets
2. Periode kapitalisasi
3. Jumlah yang dikapitalisasi
Bunga Pinjaman (PSAK 26)
41
Qualifying Assets / Aset kualifikasi
Memerlukan periode yang cukup lama untuk membangun atau
menyiapkan aset tujuan penggunaannya:
Ada dua jenis aset : aset yang dibangun sendiri maupun aset
yang akan dijual / disewakan.
42. Bunga Pinjaman (PSAK 26)
Periode Kapitalisasi
Dimulai :
1. terjadinya pengeluaran untuk aset;
2. terjadinya biaya pinjaman; dan
3. entitas telah melakukan aktivitas yang diperlukan untuk
menyiapkan aset untuk digunakan atau dijual sesuai dengan
maksudnya.
• Berakhir
1. Aset telah selesai dibangun dan siap digunakan
2. Jika aset dihentikan pembangunannya karena kondisi force
major maka kapitalisasi dihentikan sementara.
42
43. Jumlah yang dikapitalisasi
Jumlah yang lebih kecil antara
Biaya bunga aktual
Avoidable interest – bunga yang dapat dihindarkan yaitu
biaya bunga yang tidak akan muncul jika kegiatan
pembangunan tersebut tidak dilaksanakan.
Bunga Pinjaman (PSAK 26)
43
44. Bunga Pinjaman (PSAK 26)
Pinjaman dapat meliputi
1. Pinjaman khusus yang dikeluarkan untuk untuk mendanai aset
tersebut
2. Pinjaman umum yang ada saat proses pembangunan aset tersebut
terjadi
• Pinjaman khusus menggunakan aktual biaya bunga yang terjadi
dikurangi pendapatan bunga yang dihasilkan dari pinjaman khusus
sebelum digunakan.
• Pinjaman umum menggunakan rata-rata tertimbang dana yang
terpakai dikalikan dengan bunga rata-rata.
• Dana yang digunakan gabungan ??
• PSAK / IFRS tidak ada penjelasan khusus
• US GAAP sampai dengan jumlah sebesar pinjaman khusus
menggunakan rate bunga pinjaman khusus, sisanya menggunakan
bunga pinjaman umum
44
45. Pengakuan PSAK 26
• Sepanjang entitas meminjam dana secara spesifik
untuk tujuan memperoleh aset kualifikasian, entitas
harus menentukan jumlah biaya pinjaman yang dapat
dikapitalisasi sebesar:
– biaya pinjaman aktual yang terjadi atas pinjaman tersebut
selama periode berjalan dikurangi
– penghasilan investasi dari investasi temporer pinjaman
tersebut.
45
46. Pengakuan bunga pinjaman
• Menggunakan dana secara umum tingkat kapitalisasi untuk
pengeluaran atas aset tersebut.
• Tingkat kapitalisasi adalah rata-rata tertimbang biaya pinjaman
yang dapat diterapkan atas saldo pinjaman selama periode
berjalan, selain pinjaman yang secara spesifik untuk tujuan
memperoleh aset kualifikasian.
• Jumlah biaya pinjaman yang dikapitalisasi tidak boleh melebihi
jumlah biaya pinjaman yang terjadi.
• Gabungan dana dipisahkan sumber dana dari pinjaman khusus
dan pinjaman umum
– Pinjaman khusus = bunga aktual dikurangi hasil investasi
– Pinjaman umum = rata tertimbang biaya pinjaman x pinjaman
umum yang digunakan untuk pembangunan aset
46
47. Ilustrasi Kapitalisasi Bunga Pinjaman
• PT. Melati meminjam ke Bank sejumlah 10.000 juta untuk
membangun gedung dengan tingkat bunga 8%.
Pengeluaran dilakukan selama proses pembangunan
sehingga sebagian dana diinvestasikan.
• Hasil investasi yang terjadi selama proses pembangunan
gedung dari pinjaman yang belum dipakai sebesar 300juta.
47
• Total biaya bunga yang terjadi adalah:
10.000 x 8% = 800 juta
• Bunga yang dapat dikapiltalisasi adalah
800 juta – 300 juta = 500 juta
48. Ilustrasi Kapitalisasi Bunga Pinjaman
• PT. Mutiara memiliki beberapa utang pada 1/1/2010
– Utang 1 sebesar 1.600 juta bunga 9%
– Utang 2 sebesar 4.000 juta bunga 8%
– Utang 3 sebesar 800 juta bunga 7,5%
• Perusahaan membangun pabrik baru dengan total biaya 1.600 juta.
Waktu untuk membangunnya 6 bulan. Tidak ada utang khusus yang
ditarik untuk mendanai pembangunan pabrik tersebut.
• Bunga rata-rata pinjaman (1.600 x 0.09) + (4.000 x 0.08) + (800 x 0.075)
/ (1.600 + 4.000 + 800) = 8%
• Bunga yang dikapitalisasi adalah : 1.600 x 8% x 6/12 = 64 juta
48
49. Dana yang tidak dipakai diinvestasikan dengan bunga 6%. Perusahaan
sebelumnya memiliki utang outstanding utang dalam bentuk notes. Sumber
pendanaan pembangunan tersebut adalah sbb:
1. 10%, utang bang 2 tahun untuk proyek tersebut : 500.000 juta
2. 8%, utang bank 5 untuk keperluan modal kerja 400.000 juta
Berapa bunga yang dikapitalisasi ??
Ilustrasi Kapitalisasi Bunga Pinjaman
PT. Melati membangun sendiri gedung dengan melakukan
pengeluaran selama tahun 2011:
Jan 31: 480.000juta Juli 31: 360.000 juta.
50. Ilustrasi Kapitalisasi Bunga Pinjaman
45.833
avoidable
Expenditure
840.000
Up to
specific loan,
500.000 at
10% x 11/12
Excess
(840,000 less
500.000 = 340.000)
At 8% x 5/12
+
56.567
11.333
avoidable
-600
Revenue
51. Bunga yang dapat dihindari : 56.567
Bunga aktual :
• 500,000 @ 10% = 50.000
• 400,000 @ 8% = 32.000
82.000
• Bunga yang dihindari lebih kecil dari bunga
aktual sehingga bunga yang dapat
dikapitalisasi 56.567.
• Beban bunga 25.433 (82.000-56.567).
Ilustrasi Kapitalisasi Bunga Pinjaman
52. Pengukuran Biaya Perolehan
52
• Diskon — Diskon harus dikurangkan dari harga
perolehan aset aset dicatat setelah diskon
• Pembayaran ditangguhkan— Aset yang dibeli dengan
pembayaran ditangguhkan dinilai setara nilai tunainya.
Perbedan nilai tunai dengan pembayaran diakui sebagai
beban bunga.
• Pertukaran aset — menggunakan nilai wajar kecuali
tidak ada substansi ekonomi atau tidak ada nilai wajar
yang andal.
• Pembelian dengan lumpsum — dialokasikan nilai total
biaya perolehan ke masing-masing aset dengan dasar
nilai wajar aset. (jika asetnya diklasikan atau memiliki
masa manfaat berbeda).
53. Pengukuran Biaya Perolehan
53
• Penerbitan saham — menggunakan dasar nilai
wajar dari saham sebagai indikator nilai wajar aset,
jika nilai saham dapat diandalkan.
– Mana yang lebih andal antara nilai wajar saham atau aset.
– Jika keduanya andal maka nilai wajar aset yang
diserahkan digunakan untuk mengukur aset yang diterima.
• Hibah pemerintah — tidak boleh diakui sampai
diperoleh keyakinan bahwa entitas memenuhi
persyaratan dan hibah akan diperoleh.
54. Pertukaran Aset
Biaya perolehannya diukur dengan jumlah tercatat dari
aset yang diserahkan.
Substansi Komersial
Nilai wajar
Aset dipertukarkan
Biaya perolehan aset tetap dari suatu pertukaran diukur sebesar
nilai wajar
kecuali:
– Tidak memiliki substansi komersial, atau
– Nilai wajar aset yang diterima dan
diserahkan tidak dapat diukur secara
andal
54
55. Ilustrasi Pembayaran Tangguhan
• PT. Kencana membeli kendaraan melalui angsuran. Uang muka yang
dibayarkan sebesar 500 juta dan angsuran selama 5 tahun yang dibayarkan
200juta per tahun.
• Tingkat bunga yang berlaku 12%
• Nilai tunai mesin tersebut adalah PVA i=12%, n=5. Nilai tunai angsuran =
720,95
• Nilai mesin 730,95+500 = 1.230,95
55
Jurnal perolehan
Kendaraan 1.230,95
Kas 500
Utang 720,95
Pembayaran angsuran 1
Utang 113,49
Beban bunga 86,51
Kas 200
56. Pengeluaran setelah Perolehan
Aset
• Pengeluaran yang dilakukan untuk mengakuisisi aset tetap
baru atau menambah aset tetap baru belanja modal =
capital expenditure.
• Pengeluaran akan dicatat menambah nilai aset jika sesuai
dengan definisi aset tetap yaitu memiliki manfaat ekonomi
di masa depan dan nilainya dapat diukur dengan andal
57. Pengeluaran setelah Perolehan
Aset
• Pengeluaran untuk memperbaiki atau
memelihara aset tetap yang tidak
memberikan manfaat di masa mendatang
disebut belanja pendapatan = revenue
expenditure.
• Pengeluaran akan diklasifikasikan sebagai
beban pemerliharaan
58. Pengeluaran setelah Perolehan Aset
KEWAJIBAN
EKUITAS
PEMILIK
PENDAPATAN
ASET
BEBAN
CAPITAL
EXPENDITURE
1. Biaya awal
2. Penambahan
3. Peningkatan
4. Perbaikan luar biasa
Laba bersih
Perbaikan dan
pemeliharaan
normal dan rutin
REVENUE
EXPENDITURE
59. Pengukuran setelah Pengakuan
Awal
Entitas harus memilih antara:
Cost Model
Revaluation Model
Sebagai kebijakan
akuntansinya, dan
Menerapkan kebijakan
tersebut terhadap seluruh
aset tetap dalam kelompok
yang sama.
59
60. Pengukuran setelah Pengakuan
Awal
Cost Model
Revaluation Model
Setelah diakui sebagai aset, aset tetap dicatat
sebesar :
Biaya perolehan dikurangi
Akumulasi penyusutan dan Akumulasi rugi
penurunan nilai aset
Setelah diakui sebagai aset, aset tetap dicatat
sebesar :
– Jumlah revaluasian, yaitu nilai wajar pada
tanggal revaluasi, dikurangi
– Akumulasi penyusutan dan Akumulasi rugi
penurunan nilai aset
yang terjadi setelah tanggal revaluasi.
60
61. Nilai Wajar
Nilai wajar adalah jumlah yang dipakai untuk
mempertukarkan suatu aset antara pihak-
pihak yang berkeinginan dan memiliki
pengetahuan memadai dalam suatu
transaksi dengan wajar.
Bukan nilai yang akan diterima atau dibayarkan
entitas dalam suatu transaksi yang dipaksakan,
likuidasi yang dipaksakan, atau penjualan akibat
kesulitan keuangan.
61
62. Hirarki Penentuan Nilai Wajar
• Kuotasi harga di pasar aktif;
• Jika pasar tidak aktif, maka menggunakan teknik
penilaian yang meliputi:
– penggunaan transaksi-transaksi pasar wajar yang terkini
antara pihak-pihak yang mengerti, berkeinginan, jika
tersedia;
– referensi atas nilai wajar terkini dari instrumen lain yang
secara substansial sama;
– analisis arus kas yang didiskonto (discounted cash flow
analysis); dan
– model penetapan harga opsi (option pricing model)
62
63. Definisi Nilai Wajar – PSAK 68
• harga yang akan diterima untuk menjual suatu aset atau
harga yang akan dibayar untuk mengalihkan suatu liabilitas
dalam transaksi teratur antara pelaku pasar pada tanggal
pengukuran.
• “...the price that would be received to sell an asset or transfer
a liability in an orderly transaction between market
participants at the measurement date.”
IFRS 13 par 9
63
64. Hirarki Fair Value – PSAK 68
64
Apakah ada harga kuotasian
dalam pasar aktif untuk aset
atau liabilitas yang identik
(Level 1)
Apakah ada input selain
harga kuotasioan yang
dapat diobservasi*
Gunakan nilai wajar
pengukuran dengan Level 1
Gunakan input selain
Harga kuotasian yang
dapat diobservasi baik
secara langsung atau tidak
langsung, pengukuan ‡
Level 2
Gunakan input yang
bukan berdasarkan
harga pasar yang
dapat diobservasi.
Level 3
NoYes
Yes
No
Harus digunakan tanpa
penyesuaian
* Maksimumkan input yang dapat
diobservasi, termasuk informasi pasar
dan informasi publik lainnya
‡ Input yang tidak dapat diobservasi
diantaranya data entitas (anggaran,
proyeksi), harus disesuaikan jika
pelaku pasar menggunakan asumsi
berbeda
64
65. Penentuan Nilai Wajar
65
• Nilai wajar tanah dan bangunan biasanya
ditentukan melalui penilaian yang dilakukan
oleh penilai yang memiliki kualifikasi
professional berdasarkan bukti pasar.
• Nilai wajar pabrik dan peralatan biasanya
menggunakan nilai pasar yang ditentukan oleh
penilai.
66. Pengukuran setelah Pengakuan Awal
• Jika tidak ada pasar yang dapat dijadikan dasar penentuan nilai
karena sifat aset yang khusus dan jarang diperjualbelikan,
kecuali sebagai bagian dari bisnis yang berkelanjutan, maka
Entitas mengestimasi nilai wajar menggunakan pendekatan
penghasilan atau
biaya pengganti yang telah disusutkan (depreciated
replacement cost).
66
67. Frekuensi Penilaian
67
• Frekuensi revaluasi tergantung perubahan
nilai wajar dari suatu asset tetap.
• Jika nilai wajar dari asset yang direvaluasi berbeda secara
material dari jumlah tercatatnya, maka revaluasi lanjutan perlu
dilakukan.
• Beberapa asset tetap mengalami perubahan nilai wajar secara
signifikan dan fluktuatif, sehingga perlu direvaluasi secara
tahunan.
• Revaluasi tahunan tidak perlu, apabila perubahan nilai wajar
tidak signifikan, asset dapat direvaluasi setiap tiga atau lima
tahun sekali.
68. Revaluation Model
Revaluation Model Revaluasi harus dilakukan secara
reguler Untuk memastikan jumlah
tercatat tidak berbeda secara
material dengan nilai wajar pada
tanggal neraca.
Akumulasi penyusutan pada tanggal
revaluasi diperlakukan dengan metode:
proporsional, atau eliminasi.
68
69. Akumulasi Penyusutan – Revalution Model
Revaluation Model Akumulasi penyusutan pada tanggal
revaluasi diperlakukan dengan
metode:
• proporsional
Nilai akumulasi depresiasi dan harga
perolehan dinaikkan secara
proporsional sehingga nilai bersih
aset sama dengan nilai revaluasi.
• eliminasi.
Nilai akumulasi depresiai ditutup
mengurangi nilai aset. Kemudian aset
dinaikkan menjadi nilai revaluasi
69
70. Revaluation Model
Metode Proporsional Peralatan senilai 100.000.000 diperoleh tanggal 1
Januari 2012 dengan masa manfaat ekonomis 5
tahun tanpa nilai sisa. tanggal 31 Desember 2012
nilai wajar aset adalah 90.000.000.
1/1/2012 Aset tetap 100.000.000
Kas 100.000.000
31/12/2012 Beban Penyusutan 20.000.000
Akumulasi Penyusutan 20.000.000
31/12/ 2012 Aset Tetap 12.500.000
Akumulasi Penyusutan 2.500.000*
Surplus Revaluasi 10.000.000
*(90.000.000 - 80.000.000) / 80.000.000) x 20.000.000 = 2.500.000
Example
70
71. Revaluation Model
Metode Eliminasi Peralatan senilai 100.000.000 diperoleh tanggal 1
Januari 2012 dengan masa manfaat ekonomis 5
tahun tanpa nilai sisa. tanggal 31 Desember 2012
nilai wajar aset adalah 90.000.000.
1/1/2012 Aset tetap 100.000.000
Kas 100.000.000
31/12/2012 Beban Penyusutan 20.000.000
Akumulasi Penyusutan 20.000.000
31/12/ 2012 Akumulasi Penyusutan 20.000.000
Aset Tetap 20.000.000
Aset Tetap 10.000,000
Surplus Revaluasi 10.000.000
Example
71
72. Pengukuran setelah Pengakuan Awal
Revaluation Model
• Jika suatu aset tetap direvaluasi, maka
– seluruh aset tetap dalam kelompok yang sama harus
direvaluasi
• Jika jumlah tercatat aset meningkat akibat revaluasi,
kenaikan tersebut langsung dikreditkan ke ekuitas pada
bagian surplus revaluasi.
– Dikredit ke saldo laba jika sebelumnya ada penurunan
akibat revaluasi terdahulu / impairment.
• Jika jumlah tercatat aset menurun akibat revaluasi,
penurunan tersebut diakui dalam laporn laba rugi.
– Didebit ke surplus revaluasi (ekuitas) – sejumlah saldo
kredit surplus revaluasi (jika ada) sebelum debit ke saldo
laba.
Entire class
To Equity
directly
Negative to
P/L
72
73. Revaluation Model
Revaluation Model
• Surplus revaluasi di ekuitas dapat dipindahkan langsung ke sado laba
pada saat aset tersebut dihentikan penggunaannya.
• Namun, pemindahan ke saldo laba dapat dilakukan seiring dengan
penggunaan aset oleh entitas. (partially realized) saat penyusutan
– Dipindahkan sebesar perbedaan penyusutan dengan revaluasian
dan penyusutan dengan biaya perolehan (atau nilai surplus
revaluasi dibagi sisa manfaat ekonomis)
• Pemindahan surplus revaluasi tidak dilakukan melalui Laporan
Laba Rugi.
Dr Surplus Revaluasi
Cr Saldo Laba
73
74. Revaluation Model
Example
• Aset tetap dengan biaya perolehan Rp 6.000.000 dan akumulasi
penyusutan Rp 3.300.000 dilakukan revaluasi dan menghasilkan
nilai Rp 3.900.000.
Dr - Akumulasi Penyusutan 3.300.000
Cr – Aset Tetap 3.300.000
Dr – Aset Tetap 1.200.000
Cr – Surplus Revaluasi 1.200.000
74
75. Revaluation Model
Example
Aset tetap dengan biaya perolehan Rp 6.000.000 dan akumulasi
penyusutan Rp 3.300.000 dilakukan revaluasi dan menghasilkan nilai Rp
3.900.000. Sebelumnya pernah direvaluasi dengan penurunan Rp
400.000.
Dr - Akumulasi Penyusutan 3.300.000
Cr – Aset Tetap 3.300.000
Dr – Aset Tetap 1.200.000
Cr – Keuntungan Revaluasi 400.000
Cr - Surplus Revaluasi 800.000
75
76. Revaluation Model Example
• Aset tetap dengan biaya perolehan Rp 6.000.000 dan akumulasi
penyusutan Rp3.300.000 dilakukan revaluasi dan menghasilkan
nilai Rp 2.000.000.
Dr - Akumulasi Penyusutan 3.300.000
Cr – Aset Tetap 3.300.000
Dr – Rugi Revaluasi 700.000
Cr – Aset Tetap 700.000.
76
77. Revaluation Model Example
• Aset tetap dengan biaya perolehan Rp 6.000.000 dan akumulasi
penyusutan Rp 3.300.000 dilakukan revaluasi dan menghasilkan
nilai Rp 2.000.000. Sebelumnya pernah direvaluasi dengan
surplus Rp 400.000.
Dr - Akumulasi Penyusutan 3.300.000
Cr – Aset Tetap 3.300.000
Dr – Rugi Revaluasi 300.000
Dr – Surplus Revaluasi 400.000
Cr – Aset Tetap 700.000
77
78. Revaluation Model
• PT. Kenanga membeli
mesin dengan harga 50.000
pada 1 Jan 2010 dan
menggunakan metode
revaluasi
• Mesin tersebut disusutkan
dengan metode garis lurus
5thn.
• Pada 31 Desember 2010
direvaluasi sebesar 48.000
• Buat jurnal untuk tahun
2010 dan 2011.
Contoh
Dr Aset tetap 50,000
Cr Kas 50,000
Dr Beban Penyusutan 10,000
Cr Akumulasi Penyusutan 10,000
Dr Akumulasi Penyusutan 10,000
Cr Aset tetap 2,000
Cr Surplus Revaluasi 8,000
Revaluation Model
Dr Beban Penyusutan ($48K/4) 12,000
Cr Akumulasi Penyusutan 12,000
Dr Surplus Revaluasi 2,000
Cr Saldo Laba 2,000
1.1.2010
31.12.2011
78
31.12.2010
79. Penyusutan
Penyusutan adalah alokasi sistematis jumlah yang dapat
disusutkan (depreciable amount) dari suatu aset selama umur
manfaatnya (useful life).
Penyusutan
Cost Model
Revaluation Model
79
80. Sifat Penyusutan
Semua aset tetap kecuali
tanah kehilangan kapasitasnya
saat digunakan.
Kehilangan kapasitas produksi
ini diakui sebagai Beban
Depresiasi.
Depresiasi alokasi biaya
perolehan
Depresiasi fisik terjadi dari
pengausan atau perusakan
saat digunakan atau karena
cuaca.
Depresasi fungsional terjadi
saat aset tetap tidak lagi
dapat digunakan pada tingkat
yang diharapkan.
81. Sifat Penyusutan
Biaya Perolehan Nilai Sisa- = Biaya didepresiasi
Masa Manfaat
Beban Depresiasi
Periodik
Faktor yang Mempengaruhi
Beban Depresiasi
82. Penyusutan
• Setiap bagian aset tetap yang
memiliki biaya perolehan cukup
signifikan terhadap total biaya
perolehan seluruh aset harus
disusutkan secara terpisah.
– Contoh : rangka dan mesin
pesawat
• Beban penyusutan untuk setiap
periode harus diakui dalam
laporan laba rugi kecuali jika
beban tersebut dimasukkan dalam
jumlah tercatat aset lain.
Penyusutan
82
83. Penyusutan
Penyusutan aset dimulai pada saat aset
tersebut siap digunakan
– Pada saat aset berada di lokasi dan
kondisi yang diinginkan agar aset siap
digunakan sesuai dengan keinginan dan
maksud manajemen.
Penyusutan aset dihentikan lebih awal
ketika:
– Diklasifikasikan sebagai aset dimiliki
untuk dijual; dan
– Aset dihentikan pengakuannya.
Tanah dan bangunan diperlakukan
sebagai aset terpisah walaupun
diperoleh sekaligus.
Implikasinya,
penyusutan tidak
dihentikan sekalipun
aset:
– tidak digunakan
atau
– dihentikan
penggunaannya
Penyusutan
83
84. Penyusutan
•Nilai residu dan umur manfaat suatu aset
harus di-review minimum setiap akhir
tahun buku
– Jika hasil review berbeda dengan estimasi
sebelumnya maka perbedaan tersebut harus
diperlakukan sebagai perubahan estimasi
akuntansi.
84
85. Penyusutan
Faktor yang harus diperhitungkan dalam menentukan
umur manfaat.
• Prakiraan daya pakai aset;
• Prakiraan tingkat keausan fisik;
• Keusangan teknis dan keusangan komersil;
• Pembatasan penggunaan aset karena aspek hukum (misal :
sewa).
Umur Manfaat
85
86. Penyusutan
•Metode penyusutan yang
digunakan:
– Harus mencerminkan ekspektasi pola
konsumsi manfaat ekonomis masa
depan atas aset oleh entitas.
– Harus di-review minimum setiap
akhir tahun buku, dan
– Perubahan metode diperlakukan
sebagai perubahan estimasi.
Metode Penyusutan
86
87. Penyusutan
Garis Lurus
Saldo Menurun
Jumlah Unit
Menghasilkan pembebanan yang tetap sepanjang
umur manfaat selagi nilai residu tidak berubah
Menghasilkan pembebanan yang menurun
sepanjang umur manfaat
Menghasilkan pembebanan berdasarkan
penggunaan
Metode Penyusutan
87
88. Penyusutan
Sebagian besar perusahaan
di USA menggunakan
metode garis lurus /
straight line
83%
4%
8% 5%
Garis Lurus
Saldo Menurun
Lainnya
Unit Produksi
Sumber: Accounting Trends & Techniques, edisi 56, American Institute of
Certified Public Accountants, New York, 2002.
89. Data
Biaya Awal.....………….. ... 2.400.000
Masa manfaat dalam tahun.. 5 tahun
Masa manfaat dalam jam…... 10.000
Nilai sisa............................ 200.000
90. Metode Penyusutan Garis Lurus
Biaya – Nilai Sisa
Masa Manfaat
= depresiasi tahunan
2.400.000 – 200.000
5 tahun
= 440.000 depresiasi tahunan
440.000
2.400.000
= 18.3%Tingkat depresiasi
garis lurus
91. 91
Akum. Depr. Nilai Buku Nilai buku
pada awal pada awal Beban pada akhir
Tahun Biaya tahun tahun Depr. tahun
1 2.400.000 2.400.000 440.000 1.960.000
2 2.400.000 440.000 1.960.000 440.000 1.520.000
3 2.400.000 880.000 1.520.000 440.000 1.080.000
4 2.400.000 1.320.000 1.080.000 440.000 640.000
5 2.400.000 1.760.000 640.000 440.000 200.000
Biaya (2.400.000) – Nilai Sisa (200.000)
Estimasi Masa Manfaat 5 thn)
=
Beban
Depresiasi
tahunan (440.000)
Metode Garis Lurus
92. Metode Unit Produksi
Biaya – Estimasi nilai sisa
Estimasi masa manfaat dalam unit, jam,
dsb.
= Depresiasi per unit, jam,
dsb.
2.400.000 – 200.000
10,000 jam
= 220 per jam.
Metode unit produksi lebih sesuai
dibandingkan dengan metode garis lurus saat
jumlah penggunaan aset tetap bervariasi dari
tahun ke tahun.
93. Metode Saldo Menurun
93
= 480.000
2.400.000 – 200.000
5 tahun
480.000
2.400.000
= 20%
Mengabaikan nilai sisa,
menghitung tingkat
garis lurus
Tahap 1
Cara mudahnya dengan
membagi satu dengan
jumlah tahun (1 ÷ 5 = .20).
Tingkat garis lurus dikali dua.
Tahap 2
0.20 x 2 = .40
Untuk tahun pertama, biaya dari aset dikalikan dengan 0.40. Setelah tahun
pertama, nilai buku yang menurun dari aset dikalikan dengan 0.40.
94. Tabel Perhitungan Saldo Menurun
Tahap 3
311.040 – 200.000 Nilai Buku akhir
yang diinginkan
Tahun
Nilai Buku
Awal Tahun Tingkat
Depresiasi
Tahunan
Akumulasi
Depresiasi
Akhir Tahun
Nilai Buku
Akhir Tahun
1 2.400.000 40% 960.000 960.000 1.440.000
2 1.440.000 40% 576.000 1.536.000 864.000
3 864.000 40% 345.600 345.600 518.400
4 518.400 40% 207.360 207.360 311.040
5 311.040 111.040 111.040 200.000
95. Penurunan Nilai – PSAK 48
• PSAK 48 tentang Penurunan Nilai Aset, yang membahas:
1. Bagaimana entitas melakukan review atas nilai tercatat aset,
2. Bagaimana menentukan recoverable amount suatu aset, dan
3. Kapan mengakui atau membalik rugi penurunan nilai.
• Penurunan nilai terjadi jika nilai tercatat aset lebih tinggi dibandingkan
nilai terpulihkan (recoverable amount)
• Recoverable amount adalah nilai tertinggi antara nilai wajar dikurangi
biaya penjualan dengan nilai kini penggunaan aset.
• Penurunan nilai diakui di laporan laba rugi
• Revew penurunan nilai dilakukan setiap pelaporan
• Penurunan boleh dapat dibalikkan sebesar yang telah terjadi
95
96. Terlepas apakah terdapat indikasi penurunan nilai entitas harus:
– Minimal setahun sekali, melakukan pengujian penurunan nilai
(impairment test).
• Aset tidak berwujud dengan masa manfaat tidak terbatas
• Aset tidak berwujud yang belum digunakan
• Goodwill yang diperoleh dalam kombinasi bisnis
Identifikasi Aset yang Mungkin Mengalami Penurunan
Nilai Aset
96
Akhir periode
Entitas menilai apakah
terdapat indikasi suatu
aset mengalami
penurunan nilai
Jika ada indikasi
Entitas mengestimasi
jumlah terpulihkan aset.
97. Identifikasi Aset yang Mungkin Mengalami Penurunan Nilai
Aset
PSAK 48 par 12
97
Informasi minimum yang dipertimbangkan
Informasi dari sumber-sumber
eksternal
• Perubahan signifikan nilai pasar
• Perubahan signifikan teknologi,
pasar, ekonomi dan lingkup
hukum
• Perubahan suku bunga
• Jumlah tercatat aset neto
enttitas melebihi kapitalisasi
pasarnya
Informasi dari sumber-sumber
internal
• Bukti keusangan atau kerusakan
fisik aset
• Perubahan signifikan atas
penggunaan, penghentian dan
masa manfaat aset
• Bukti internal mengindikasikan
bahwa kinerja ekonomi aset lebih
buruk dari yang diharapkan.
98. Pendekatan Umum dari Pengukuran Penurunan Nilai
Carrying
Amount
Nilai Aset
Akumulasi
Penyusutan
dan Akumulasi
Rugi
Penurunan
Nilai
Nilai Wajar dikurangi
Biaya Penjualan
Nilai Pakai
Recoverable
Amount
Nilai tertinggi
Recovered through
sale
Recovered through
use
98
99. • PSAK 48 mendefinisikan jumlah terpulihkan suatu aset sebagai jumlah
yang lebih tinggi antara:
Pengukuran Jumlah Terpulihkan
Fair Value Less Costs to Sell Nilai pakai (Value in Use)dan
adalah jumlah yang dapat dihasilkan
dari penjualan suatu aset atau unit
penghasil kas dalam transaksi antara
pihak-pihak yang mengerti dan
berkehendak bebas tanpa tekanan,
dikurangi biaya pelepasan aset.
adalah nilai sekarang dari
taksiran arus kas yang
diharapkan akan diterima atau
unit penghasil kas.
99
100. Pengakuan Rugi Penurunan Nilai
PSAK 48
Par 59-60-61
100
nilai terpulihkan aset < dari nilai tercatatnya
– nilai tecatat aset diturunkan menjadi sebesar nilai
terpulihkan.
– Penurunan tersebut adalah rugi penurunan nilai
Rugi penurunan nilai segera diakui dalam laporan laba rugi,
• Kecuali aset disajikan pada jumlah direvaluasi sesuai dengan standar lain
(Contoh PSAK 16: Aset Tetap)
101. Pengakuan Rugi Penurunan Nilai
101
• Setiap rugi penurunan nilai aset revalusian diperlakukan
sebagai penurunan revaluasi.
diakui dalam pendapatan komprehensif lain,
sepanjang kerugian penurunan nilai tidak melebihi
jumlah surplus revaluasi untuk aset yang sama
rugi penurunan nilai atas aset revaluasian
mengurangi surplus revaluasi untuk aset tersebut
102. Contoh: Misalkan PT Anggrek melakukan uji penurunan nilai terhadap
peralatan yang dimilikinya. Nilai tercatat dari peralatan sebesar Rp 200
juta, nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual Rp180 juta dan nilai
pakainyaRp 205 juta.
Rp 200 juta Rp 205 juta
Rp 180 juta Rp 205 juta
Tidak ada
penurunan
nilai
Ilustrasi Penurunan Nilai 1
102
103. Contoh: Misalkan infromasi PT Mawar yang tersedia sama kecuali nilai
pakai dari peralatan sebesar Rp 175 juta.
Illustration 11-15
Rp 200 juta Rp 180 juta
Rp 175 juta
Rp20 juta Rugi Penurunan Nilai
103
Ilustrasi Penurunan Nilai 2
Rp 180 juta
104. PT Mawar membuat jurnal berikut ini untuk mencatat kerugian
penurunan nilai:.
Dr. Kerugian Penurunan Nilai Rp 20 juta
Cr. Akulumasi Depresiasi - Peralatan Rp 20 juta
104
Ilustrasi Penurunan Nilai 2 (Cont’d)
105. Penghentian Pengakuan
• Jumlah tercatat aset tetap dihentikan
pengakuannya pada saat:
a) dilepaskan; atau
b) Tidak ada manfaat ekonomis masa depan yang
diharapkan dari penggunaan atau pelepasannya.
• Laba atau rugi yang timbul dari penghentian
pengakuan aset tetap harus dimasukkan dalam
laporan laba rugi pada saat aset tersebut
dihentikan pengakuannya (kecuali transaksi jual-
sewa balik).
• Laba tidak boleh diklasifikasikan sebagai
pendapatan.
105
106. Penghentian Pengakuan
• Penghentin pengakuan pada saat penggantian sebagian aset tetap
– Entitas mengakui biaya perolehan dari penggantian dalam jumlah tercatat
aset,
– Kemudian menghentikan pengakuan jumlah tercatat bagian yang
digantikan tanpa memperhatikan bagian yang digantikan telah disusutkan
secara terpisah. Jika tidak praktis, biaya perolehan penggantian = biaya
perolehan yang digantikan .
• Laba atau rugi yang timbul dari penghentian pengakuan suatu aset
tetap harus ditentukan sebesar perbedaan antara :
– Jumlah neto hasil pelepasan, jika ada, dan
– Jumlah tercatat dari aset.
106
107. Penghentian pengakuan aset dapat dilakukan dengan beberapa
cara :
1. dibuang,
2. dijual, atau
3. ditukar tambah dengan aset serupa.
Jurnal yang diperlukan tergantung pelepasan dan kondisi,
namun secara umum terdiri dari:
• Akun aset dikredit untuk mengeluarkan aset dari pembukuan
• Akun Akumulasi Penyusutan terkait harus didebit untuk mengeluarkan
saldonya dari buku besar.
• Tambahkan aset yang diterima dari proses penghentian jika ada
• Selisih akan diperhitungkan dalam keuntungan atau kerugian
Penghentian Pengakuan
108. Penghentian aset
Suatu peralatan dibeli dengan harga 2.50.000
telah sepenuhnya disusutkan. Pada tanggal 14
Februari, peralatan tersebut dibuang.
Feb. 14 Akumulasi Peny.—Peralatan 2.500.000
Menghapus peralatan yang
sudah sepenuhnya disusutkan.
Peralatan 2.500.000
109. Penjualan Aset
• Ketika aset tetap dijual, dapat timbul kerugian atau
keuntungan.
Jika harga jual sama dengan dengan nilai buku, tidak ada untung atau
rugi.
Jika harga jual lebih kecil dari nilai buku, ada kerugian sebesar selisih
tersebut.
Jika harga jual lebih besar dari nilai buku, ada keuntungan sebesar
selisih tersebut.
• Keuntungan atau kerugian akan dilaporkan di laporan laba
rugi sebagai Pendapatan Lain-lain atau Kerugian Lain-lain.
110. Penjualan Aset
Peralatan seharga 1.000.000 didepresiasikan dengan metode
tahunan garis lurus 10 tahun. Peralatan tersebut dijual secara
tunai pada tanggal 1 Oktober. Akumulasi Penyusutan
(terakhir disesuaikan tanggal 31 Des.) memiliki saldo sebesar
700.000.
Okt. 1 Beban Penyusutan—Peralatan 75.000
Mencatat beban penyusutan
tahun berjalan atas peralatan
yang dijual.
Ak. Penyusutan—Peralatan 75.000
1.000.000 × ¾
×10%
111. Penjualan Aset
Asumsi 1: Peralatan tersebut dijual
seharga 225.000, jadi tidak
untung maupun rugi.
Okt. 1 Kas 225.000
Menjual peralatan.
Ak. Penyusutan—Peralatan 775.000
Peralatan 1.000.000
112. Penjualan Aset
Asumsi 1: Peralatan tersebut dijual
seharga 100.000, jadi
terjadi kerugian.125.000
Okt. 1 Kas 100.000
Menjual peralatan.
Ak. Penyusutan—Peralatan 775.000
Peralatan 1.000.000
Kerugian atas Pelepasan Aset Tetap 125.000
113. Penjualan Aset
Asumsi 1: Peralatan tersebut dijual
seharga 300.000, jadi
terjadi keuntungan.75.000
Okt. 1 Kas 300.000
Menjual peralatan.
Ak. Penyusutan—Peralatan 775.000
Peralatan 1.000.000
Keuntunganatas Pelepasan Aset 75.000
114. Penjualan Aset
PT. Kelud memilik mesin yang dibeli 1 Juli 2X07 dengan harga 20.000.000.
Depresiasi sebesar 2.400.000 per tahun, jurnal depresiasi dilakukan setiap
akhir tahun. Pada 1 September 2X11 mesin dijual dengan harga 10.000.000.
Buatlah jurnal untuk mencatat penjualan tersebut.
Mencatat depresiasi 3 bulan
Beban depresiasi 1.600.000
Akumulasi depresiasi 1.600.000
Jurnal penjualan
Akumulasi depresiasi 10.000.000
Kas 10.500.000
Mesin 20.000.000
Akumulasi depresiasi 5.000.000
Nilai akumulasi depresiasi 1 September 2X11
4.167 tahun x 2.400.000 = 10.000.000
Ilustrasi Penjualan Aset
114
115. PSAK 58 - Aset tidak lancar dimiliki untuk dijual dan operasi dihentikan
• Aset tidak lancar dimiliki untuk dijual dan operasi dihentikan
• Kriteria :
• aset (atau kelompok lepasan) harus berada dalam keadaan yang dapat
dijual dengan segera
• penjualan tersebut dapat dikatakan sangat mungkin terjadi, manajemen
pada hirarki yang memadai harus mempunyai komitmen terhadap
rencana penjualan aset.
– Diukur pada nilai yang lebih rendah antara jumlah
tercatat dan nilai wajar setelah dikurangi biaya untuk
menjual, dan penyusutan atas aset tersebut dihentikan
– Aset Yang Dimiliki Untuk Dijual disajikan sebagai aset lancar
dan terpisah dari pos lainnya.
115
116. Klasifikasi Aset Tidak Lancar Dimiliki untuk Dijual
• Syarat yang harus terpenuhi:
– Berada dalam keadaan dapat/tersedia dijual
– Penjualannya harus sangat mungkin terjadi (highly probable)
Aset tidak lancar dimiliki untuk dijual
Jumlah tercatatnya akan dipulihkan melalui transaksi
penjualan daripada melalui pemakaian berlanjut
JIKA
118. Contoh 1
118
• PT XYZ mempunyai aset tetap yang diperoleh 1 Desember
2004 pada biaya perolehan Rp100juta.
• Nilai residu aset diestimasikan sebesar Rp10juta dan masa
manfaat 10 tahun. Pada 1 Desember 2007, aset tsb
diklasifikasikan sebagai “aset dimiliki untuk dijual”.
• Nilai wajar diestimasikan Rp80juta dan biaya untuk menjual
adalah Rp3juta.
• Aset tersebut terjual pada 30 Juni 2008 pada harga Rp77juta.
119. Contoh 1
119
a. Pada saat reklasifikasi aset tgl 1 Desember 2007:
a. Aset dipindahkan dari kelompok Aset Tetap ke kelompok Aset dimiliki
untuk dijual
b. Nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual aset tsb adalah Rp77juta
(Rp80 – Rp3juta). Jumlah ini lebih tinggi dari nilai tercatat aset
sebesar Rp73juta (Rp100 – ((Rp100-Rp10)/10 X 3). Jadi Aset tetap
diukur sebesar Rp73juta.
b. Pada saat dijual tgl 30 Juni 2008, mengakui laba dari
penjualan sebesar Rp4juta (perolehan Rp77juta – nilai
tercatat kini Rp73juta)
120. Contoh 1
120
• Jurnal:
• 1 Desember 2007
Dr. Aset dimiliki untuk dijual Rp73juta
Dr. Akumulasi depresiasi Rp27juta
Cr. Aset tetap Rp100juta
• 30 Juni 2008
Dr. Kas Rp77juta
Cr. Aset dimiliki utk dijual Rp73juta
Cr. Keuntungan penjualan aset Rp4juta
121. Pengungkapan
121
Dasar penilaian yang digunakan untuk menentukan jumlah
tercatat bruto
Metode penyusutan yang digunakan
Masa manfaat atau tarif penyusutan yang digunakan
Jumlah tercatat bruto dan akumulasi penyusutan awal dan akhir
periode.
Rekonsiliasi jumlah tercatat pada awal dan akhir periode
Keberadaan dan jumlah restriksi atas hak milik karena
penjaminan utang
Jumlah pengeluaran yang diakui dalam pembangunan
Jumlah komitmen kontraktual dalam perolehan
Jumlah kompensasi pihak ketiga untuk aset yang mengalami
penurunan nilai, hilang / dihentikan.
Pemilihan metode akuntansi
Perubahan estimasi
122. • Dasar yang digunakan untuk menilai kembali aktiva
• Tanggal efektif penilaian
• Nama penilai independen, bila ada
• Hakekat setiap petunjuk yang digunakan untuk
menentukan biaya pengganti
• Jumlah tercatat setiap jenis aktiva tetap
• Surplus penilaian kembali neraca
Pengungkapan Revaluasi
122
123. Mengukur kemampuan
perusahaan untuk
menghasilkan penjualan yang
dihasilkan dari aset yang
diinvertsasikan
Illustration 11-24
Analisis Aset Tetap
Asset Turnover Ratio
Penyajian dan Analisis
123
126. ROA dapat diagregasi menjadi komponen profit margin dan turnover
yang merupakan perpaduan antara efisiensi dan profitabilitas
Net Income
Average Total Assets
Rate of Return
on Assets
=
Net Income
Net Sales
Profit Margin on
Sales
=
Net Sales
Asset Turnover
x
x
Average Total Assets
Penyajian dan Analisis
126
127. €644
(€9,533 €8,325) / 2
Rate of Return
on Assets
=
€644
€10,799
Profit Margin on
Sales
=
€10,799
Asset Turnover
x
x
7.2% 5.96%= x 1.21
(€9,533 €8,325) / 2
Penyajian dan Analisis
127
Agregasi ROA menjadi komponen profitabilitas dan efisiensi
Profitabilitas Efisiensi
128. Ilustrasi kapitalisasi bunga: Blue Corporation meminjam dana senilai $200,000 dengan suku
bunga 12% dari Bank Negara pada tanggal 1 Januari 2011. Pinjaman tersebut khusus
digunakan untuk membuat peralatan yang akan digunakan untuk kegiatan operasinya.
Pembuatan peralatan tersebut dimulai pada tanggal 1 Januari 2011. Dana yang tidak terpakai
diinvestasikan dengan bunga 10%. Berikut ini pengeluaran yang terjadi untuk pembuatan
peralatan sebelum pembuatan selesai pada tanggal 31 Desember 2011:
Pinjaman umum yang ada
pada 1 Januari 2011:
Obligasi $500,000, 14%,
10 tahun
Wesel bayar $300,000,
10%, 5 tahun
128
Pengeluaran Aktual 2011:
1 Januari $100,000
30 April 150,000
1 November 300,000
31 Desember 100,000
Total pengeluaran $650,000
Ilustrasi Kapitalisasi Bunga
129. Menghitung Avoidable Interest Rate
129
$18,333.33
avoidable
Expenditure
$650,000
Up to
specific loan,
$200,000 at
10% x 11/12
Excess
($650,000 less
$200,000 = $450,000)
At 12.5% x 8/12
+
$22,500
$37,500
avoidable
-
$3,333.33
Revenue
130. Membandingkan Bunga Aktual dan Avoidable:
Avoidable interest: $22,500
Actual interest:
$500,000 @ 14% = 70,000
$300,000 @ 10% = 30,000
$100,000
Capitalize avoidable interest of $22,500
(the lesser of avoidable and actual interest).
Expense $77,500 ($100,000 less $22,500).
131. Santana Company exchanged equipment used in its
manufacturing operations plus $2,000 in cash for similar
equipment used in the operations of Delaware Company. The
following information pertains to the exchange.
Santana Delaware
Equipment (cost) $28,000 $28,000
Accumulated Depreciation 19,000 10,000
Fair value of equipment 13,500 15,500
Cash given up 2,000
Instructions: Prepare the journal entries to record the
exchange on the books of both companies.
Kasus Pertukaran Aset
131
132. Calculation of Gain or Loss
Santana Delaware
Fair value of equipment received $15,500 $13,500
Cash received / paid (2,000) 2,000
Less: Bookvalue of equipment
($28,000-19,000) (9,000)
($28,000-10,000) (18,000)
Gain or (Loss) on Exchange $4,500 ($2,500)
Kasus Pertukaran Aset
132
133. Has Commercial Substance
Santana:
Equipment 15,500
Accumulated depreciation 19,000
Cash 2,000
Equipment 28,000
Gain on exchange 4,500
Delaware:
Cash 2,000
Equipment 13,500
Accumulated depreciation 10,000
Loss on exchange 2,500
Equipment 28,000
Kasus Pertukaran Aset
133
134. Santana (Has Commercial Substance):
Equipment 15,500
Accumulated depreciation 19,000
Cash 2,000
Equipment 28,000
Gain on disposal of equipment 4,500
Santana (LACKS Commercial Substance):
Equipment (15,500 – 4,500) 11,000
Accumulated depreciation 19,000
Cash 2,000
Equipment 28,000
Kasus Pertukaran Aset
134
135. Delaware (Has Commercial Substance):
Delaware (LACKS Commercial Substance):
Cash 2,000
Equipment 13,500
Accumulated depreciation 10,000
Loss on disposal of equipment 2,500
Equipment 28,000
Cash 2,000
Equipment 13,500
Accumulated depreciation 10,000
Loss on disposal of equipment 2,500
Equipment 28,000
Kasus Pertukaran Aset
135
136. Revaluation—Land
Illustration: Siemens Group (DEU) purchased land for
€1,000,000 on January 5, 2010. The company elects to use
revaluation accounting for the land in subsequent periods. At
December 31, 2010, the land’s fair value is €1,200,000. The
entry to record the land at fair value is as follows.
Land 200,000
Unrealized Gain on Revaluation - Land 200,000
Unrealized Gain on Revaluation—Land increases other comprehensive
income in the statement of comprehensive income.
Kasus Revaluasi
136
137. Revaluation—Depreciable Assets
Illustration: Lenovo Group (CHN) purchases equipment for
¥500,000 on January 2, 2010. The equipment has a useful life
of five years, is depreciated using the straight-line method of
depreciation, and its residual value is zero. Lenovo chooses to
revalue its equipment to fair value over the life of the
equipment. Lenovo records depreciation expense of ¥100,000
(¥500,000 5) at December 31, 2010, as follows.
Depreciation Expense 100,000
Accumulated Depreciation—Equipment 100,000
Kasus Revaluasi
137
138. Revaluation—Depreciable Assets
After this entry, Lenovo’s equipment has a carrying amount of
¥400,000 (¥500,000 - ¥100,000). Lenovo receives an
independent appraisal for the fair value of equipment at
December 31, 2010, which is ¥460,000.
Accumulated Depreciation—Equipment 100,000
Equipment 40,000
Unrealized Gain on Revaluation—Equipment 60,000
Kasus Revaluasi
138
139. Revaluation—Depreciable Assets
Illustration 11-22
Financial Statement
Presentation—Revaluations
Lenovo reports depreciation expense of ¥100,000. The Accumulated Other
Comprehensive Income account related to revaluations cannot have a negative
balance.
Kasus Revaluasi
139
140. Kasus – Model Revaluasi & Cost
An asset was acquired January 1, 2006, for 1.000.000 and is expected to have a
5-year life without any salvage value. Straight-line depreciation is used.
• On January 1, 2007 the asset is appraised at a sound value (depreciated
replacement cost) of 1.200.000
• On January 1, 2008 the asset is appraised at a sound value (depreciated
replacement cost) of 450.000
• On January 1, 2009 the asset is appraised at a sound value (depreciated
replacement cost) of 500.000
Required:
a. Prepare all necessary journal based on revaluation model!
b.Prepare all necessary journal based on cost model! Assume that the condition
of January 1, 2008 fulfills the criteria for impairment!
140
141. Arcadia HS, purchased equipment for $510,000 which was estimated
to have a useful life of 10 years with a residual value of $10,000 at the
end of that time. Depreciation has been recorded for 7 years on a
straight-line basis. In 2010 (year 8), it is determined that the total
estimated life should be 15 years with a residual value of $5,000 at
the end of that time.
Questions:
– What is the journal entry to correct the prior
years’ depreciation?
– Calculate the depreciation expense for
2010.
Ilustrasi Perubahan Estimasi
141
142. At December 31, 2011, Hanoi Company has equipment with a cost of
VND26,000,000, and accumulated depreciation of VND12,000,000. The
equipment has a total useful life of four years with a residual value of
VND2,000,000. The following information relates to this equipment.
1. The equipment’s carrying amount at December 31, 2011, is
VND14,000,000 (VND26,000,000 VND12,000,000).
2. Hanoi uses straight-line depreciation. Depreciation was VND6,000,000
for 2011 and is recorded.
3. Hanoi has determined that the recoverable amount for this asset at
December 31, 2011, is VND11,000,000.
4. The remaining useful life after December 31, 2011, is two years.
Impairments Illustrations Case 1
Kasus Penurunan Nilai
142
143. Case 1: Hanoi records the impairment on its equipment at
December 31, 2011, as follows.
VND14,000,000 VND11,000,000
VND3,000,000 Impairment Loss
Loss on Impairment 3,000,000
Accumulated Depreciation—
Equipment 3,000,000
Kasus Penurunan Nilai
143
144. Depreciation Expense 5,500,000
Accumulated Depreciation—Equipment 5,500,000
Equipment VND 26,000,000
Less: Accumulated Depreciation-Equipment 15,000,000
Carrying value (Dec. 31, 2011) VND 11,000,000
Hanoi Company determines that the equipment’s total useful life has
not changed (remaining useful life is still two years). However, the
estimated residual value of the equipment is now zero. Hanoi
continues to use straight-line depreciation and makes the following
journal entry to record depreciation for 2012.
Kasus Penurunan Nilai
144
145. At the end of 2010, Verma Company tests a machine for impairment. The
machine has a carrying amount of $200,000. It has an estimated remaining
useful life of five years. Because there is little market-related information on
which to base a recoverable amount based on fair value, Verma determines
the machine’s recoverable amount should be based on value-in-use. Verma
uses a discount rate of 8 percent. Verma’s analysis indicates that its future
cash flows will be $40,000 each year for five years, and it will receive a
residual value of $10,000 at the end of the five years. It is assumed that all
cash flows occur at the end of the year.
Impairments Illustrations Case 2
Illustration 11-16
Kasus Penurunan Nilai
145
146. Case 2: Computation of the impairment loss on the machine at
the end of 2010.
Illustration 11-15
$200,000 $166,514
Unknown $166,514
$33,486 Impairment Loss
Kasus Penurunan Nilai
146
147. Case 2: Computation of the impairment loss on the machine at
the end of 2010.
Illustration 11-15
$200,000 $166,514
Unknown $166,514
$33,486 Impairment Loss
Loss on Impairment 33,486
Accumulated Depreciation—
machine 33,486
Kasus Penurunan Nilai
147
148. Tan Company purchases equipment on January 1, 2010, for
$300,000, useful life of three years, and no residual value.
Reversal of Impairment Loss
At December 31, 2010, Tan records an impairment loss of $20,000.
Loss on Impairment 20,000
Accumulated Depreciation—Equipment 20,000
Kasus Penurunan Nilai
148
149. Depreciation expense and related carrying amount after the
impairment.
Reversal of Impairment Loss
At the end of 2011, Tan determines that the recoverable amount of the
equipment is $96,000. Tan reverses the impairment loss.
Accumulated Depreciation—Equipment 6,000
Recovery of Impairment Loss 6,000
Kasus Penurunan Nilai
149
150. Main References
• Intermediate Accounting
Kieso, Weygandt, Walfield, 13th edition, John Wiley
• Standar Akuntansi Keuangan
Dewan Standar Akuntansi Keuangan, IAI
• International Financial Reporting Standards – Certificate Learning
Material
The Institute of Chartered Accountants, England and Wales
150
151. TERIMA KASIH
Profesi untuk
Mengabdi padamu
Negeri
Dwi Martani
081318227080
martani@ui.ac.id atau dwimartani@yahoo.com
http://staff.blog.ui.ac.id/martani/