SlideShare a Scribd company logo
AKUNTANSI ASET TETAP (PSAK 16) DAN
PSAK TERKAIT
Agenda
Pengakuan1
Penilaian2
Depresiasi3
Pengapusan4
2
Pengungkapan5
Sifat Aset Tetap
Aset tetap mempunyai umur yang
panjang atau permanen.
Aset tetap berwujud karena
mempunyai bentuk fisik.
Dimiliki dan digunakan oleh
perusahaan dan tidak untuk dijual
sebagai bagian dari operasional.
Ya
Tidak
Aset Tetap
Beban / Biaya
Ya
Tidak
Aset Tetap
Aset tak berwujud
Ya
Tidak
Aset Tetap
Persediaan
Investasi
Pengaturan Aset Tetap dalam PSAK
PSAK
16
PSAK
26
PSAK
48
PSAK
58
PSAK
30
ISAK 8
PSAK – Terkait
Aset tetap
PSAK
13 & 19
ISAK 25
Penurunan
Nilai Aset
Aset Tidak Lancar Dimiliki
untuk Dijual dan Operasi
yang Dihentikan
Investasi Properti
Aset tidak berwujud
Tanah
Sewa
Aset Tetap
Bunga
Pinjaman
4
Ikhtisar Perubahan PSAK 16 (Revisi 2011)
No Perihal PSAK 16 Revisi PSAK 16 Lama
1 Istilah Aset Aktiva
2 Penyusutan Digabung di PSAK 16.
Bagian yg signifikan disusutkan
terpisah.
Diatur di PSAK lain
3 Komponen biaya
perolehan
Termasuk:
• biaya imbalan kerja
• biaya pengujian aset – hasil
penjualan dari pengujian
Tidak mengatur 2 hal tsb
secara spesifik.
4 Bukan komponen
biaya perolehan
Kegiatan insidental ini mungkin
terjadi sebelum atau selama
konstruksi atau aktivitas
pengembangan (misal : parkir)
Tidak mengatur hal tsb
secara spesifik.
5 Pertukaran aset Membedakan antara ada
substansi komersial atau tidak.
Membedakan pertukaran
sejenis dan tidak sejenis
5
Ikhtisar Perubahan PSAK 16 (Revisi 2011)
No Perihal PSAK 16 Revisi PSAK 16 Lama
6 Pengukuran setelah
pengakuan Awal
Cost Model atau Revaluation
Model
Hanya Cost Model,
revaluasi boleh dilakukan
jika sesuai ketentuan
pemerintah
7 Telaah ulang nilai
residu, umur
manfaat & metode
penyusutan
Harus dilakukan minimum tiap
akhir tahun dan perubahannya
diperlakukan sebagai perubahan
estimasi (prospektif).
Telaah nilai residu tidak
diatur, perubahan umur
manfaat diperlakukan
prospektif, perubahan
metode penyusutan
retrospektif.
8 Aktiva Lain-lain Diatur di PSAK lain Mengatur Aktiva Lain-lain
9 Dismantling cost Diakui sebagai biaya perolehan
dan kewajiban
Tidak diatur
6
Pengertian Aset Tetap
• Definisi  Aset tetap adalah aset berwujud yang: (par 6)
1. Dimiliki untuk digunakan dalam produksi atau penyediaan
barang atau jasa, untuk direntalkan kepada pihak lain, atau untuk
tujuan administratif; dan
2. Diharapkan digunakan selama lebih dari satu periode.
7
 Tidak berlaku untuk
Hak penambangan
Reservasi tambang
 Ciri
► “Used in operations” and not
for resale.
► Long-term in nature and
usually depreciated.
► Possess physical substance.
Harga Perolehan Aset Tetap - Dikapitalisasi
Kapitalisasi — proses menangguhkan biaya perolehan
yang terjadi pada periode sekarang ke periode masa depan
di mana aset tersebut diharapkan memberikan manfaat
Biaya dikapitalisasi jika memenuhi kriteria :
• Terjadi dari transaksi masa lalu
• Dapat diidentifikasi dan memiliki manfaat
di masa mendatang
• Pemilik memiliki kendali atas manfaat di masa
depan dari aset tersebut
control over future benefits
Harga Perolehan Aset Tetap
Dialokasikan  Beban Depresiasi
Alokasi — proses membebankan biaya yang
dikapitalisasi pada periode di mana aset tersebut
memberikan manfaat.
Ditentukan oleh masa manfaat, nilai sisi dan metode
alokasi
Proses alokasi dikenal sebagai:
• Depreciation untuk aset tetap
Pengakuan Aset Tetap
Biaya perolehan aset tetap harus diakui sebagai aset
jika dan hanya jika : (par 7)
a) Besar kemungkinan manfaat ekonomis di
masa depan berkenaan dengan aset tersebut
akan mengalir ke entitas; dan
b) Biaya perolehan aset dapat diukur secara
andal.
10
 Kriteria pengakuan berlaku pada saat pengakuan
awal dan untuk biaya setelah perolehan awal.
Pengakuan Aset Tetap
11
 Suku cadang utama dan peralatan siap pakai termasuk
aset tetap jika
 digunakan lebih dari satu periode
 hanya digunakan untuk aset tertentu
 komponen yang diganti tidak diakui lagi.
 Contoh: Entitas membeli suatu komponen suku cadang dari
suatu mesin. Suku cadang tersebut spesifik dan harganya
material dibandingkan dengan nilai aset tersebut. Jangka
waktu pemakaian suku cadang tersebut lebih satu tahun.
 Suku cadang dikategorikan sebagai aset pada saat pembelian,
dengan syarat komponen yang akan diganti dihapuskan dari
pembukuan.
Pengakuan Aset Tetap - materialitas
12
 Unit ukuran dalam pengakuan sesuai kondisi entitas.
Kriteria agregasi atau invidual.
 Mempengaruhi nilai aset
 Mempengaruhi biaya depresiasi atau biaya operasi  Laba
(potensi earning management)
 Materialitas digunakan sebagai tambahan kriteria untuk menentukan, apakah
pengeluaran akan dicatat sebagai aset tetap
 Pengeluaran yang memenuhi kriteria aset tetap namun tidak material dari sisi
jumlah seringkali tidak dikapitalisasi dan dicatat sebagai beban pada periode
berjalan.
 Suatu aset secara individu tidak material, namun pembelian dalam jumlah banyak
 material sehingga dikapitalisasi
Pengakuan Aset Tetap - materialitas
13
 Agregasi
 Entitas membeli satu buah kursi seharga
Rp1.000.000
 Entitas membeli 100 buah kursi dengan harga
satuan Rp1.000.000 total Rp100.000.000
 Materialitas
 Entitas membeli mesin hitung elektrik seharga Rp
1.500.000
 Entitas membeli dinding seharga Rp1.250.000
 ?
 ?
 ?
 ?
Pertimbangan - Materialitas
14
Pertimbangan penentuan batas suatu pengeluaran dikapitalisasi
sebagai aset tetap:
 Ukuran entitas
 Relevansi informasi bagi pengguna
 Biaya dan manfaat, biaya untuk menyelenggarakan pencatatan
aset tetap dan manfaat dari informasi yang dihasilkan dari
pencatatan aset tetap tersebut.
 Konsekuensi ekonomis
 Semakin tinggi batas materialitas  pengeluaran akan cenderung
dicatat sebagai beban
 laba akan kecil
 administrasi pencatatan aset lebih mudah
 Entitas dapat menetapkan 1 jt, 5 jt, 10jt, 25jt, 50jt
 Jika tidak dicatat sebagai aset biasanya tidak diinventarisasi 
sehingga aset tidak dipelihara.
Pengukuran Awal
Suatu aset tetap yang memenuhi kualifikasi diakui sebagai
aset tetap pada awalnya harus diukur sebesar biaya
perolehan. (par 15)
15
Biaya Perolehan
Biaya yang dapat
diatribusikan secara
langsung
Biaya pembongkaran dan
pemindahan aset tetap dan
restorasi lokasi aset
Biaya Perolehan awal
 Seluruh biaya terkait aset yang memiliki
manfaat di masa mendatang.
 Aset lain yang berfungsi agar suatu aset dapat
memiliki manfaat di masa mendatang.
 Alat yang dipasang agar pabrik dapat
berjalan sesuai dengan ketentuan
pengolahan limbah industri.
16
Biaya Setelah Perolehan Awal
 Biaya pemeliharaan dan perbaikan  diakui beban di laporan
laba rugi komprehensif periode berjalan
 Perawatan
 Suku cadang kecil
 Penggantian aset akan menambah aset jika:
 Memenuhi kriteria aset (memiliki masa manfaat lebih dari satu
periode dan diukur dengan andal)
 Komponen yang diganti tidak lagi dicatat sebagai aset
 Inspeksi yang signifikan dapat diakui sebagai aset jika:
 Memenuhi kriteria aset
 Nilai inspeksi terdahulu (dibedakan dari fisik) dihentikan
pencatatanya
17
Komponen biaya Perolehan
a) Harga perolehan, termasuk bea impor dan pajak pembelian yang tidak
dapat dikreditkan setelah dikurangi diskon pembelian dan potongan lain;
b) Biaya-biaya yang dapat diatribusikan secara langsung untuk membawa
aset ke lokasi dan kondisi yang diinginkan agar aset siap digunakan sesuai
dengan keinginan dan maksud manajemen
c) Estimasi awal biaya pembongkaran dan pemindahan aset tetap dan
restorasi lokasi aset. Kewajiban atas biaya tersebut timbul
– ketika aset tersebut diperoleh, atau
– karena entitas menggunakan aset tersebut selama periode tertentu untuk
tujuan selain untuk menghasilkan persediaan.
18
Biaya Diatribusikan Langsung
a) Biaya imbalan kerja yang timbul dari pembangunan atau
akuisisi aset tetap.
b) Biaya penyiapan lahan untuk pabrik;
c) Biaya handling dan penyerahan awal;
d) Biaya perakitan dan instalasi
e) Biaya pengujian aset apakah aset berfungsi dengan baik
(setelah dikurangi hasil penjualan produk tersebut)
f) Komisi profesional
19
Bukan Komponen Biaya Perolehan
a) Biaya pembukaan fasilitas baru
b) Biaya pengenalan produk baru
c) Biaya penyelenggaraan bisnis di lokasi baru termasuk
biaya pelatihan staf
d) Administrasi dan overhead umum
e) Biaya saat alat belum beroperasi penuh
f) Kerugian awal operasi
g) Biaya relokasi dan reorganisasi operasi entitas.
h) Hasil dari aset sebelum dimanfaatkan (hasil parkir dari
lahan yang belum digunakan).
i) Laba internal jika aset tersebut merupakan persediaan
perusahaan.
20
Ilustrasi Biaya Perolehan
• Entitas membeli peralatan tambang, diimport dari
luar neger. Harga peralatan 200.000 USD.
• Cost insurance and freight sebesar 10.000 USD.
• Peralatan tersebut dikenakan bea masuk dan bea
masuk tambahan sebesar 15% dari nilai CIF.
• PPN 10%, PPnBM 10% dan PPh 22 sebesar 2,5%.
• Kurs spot atas atas pembelian peralatan tersebut
sebesar 11.000 dan kurs KMK yang berlaku pada saat
transaksi sebesar 11.100.
Contoh
21
Ilustrasi Biaya Perolehan Contoh
22
• Nilai peralatan : 200.000 + 10.000 = 210.000 USD
• 210.000 x 11.000 = 2.310.000.000 pencatatan perusahaan
• Bea masuk 210.000 x 15% x 11.100 = 349.650.000
• Total CIF + bea masuk (kurs pajak) = 210.000 x 115% x 11.100 = 2.680.650.000
• PPN = 10% x 2.680.650.000 = 268.065.000
• PPnBM = 20% x 2.680.650.000 = 536.130.000
• PPh 22 = 2,5% x 2.680.650.000 = 67.016.250
• Nilai peralatan 2.310.000.000 + 349.650.000 + 536.130.000 = 3.195.780.000
Peralatan 2.310.000.000
Utang Dagang 2.310.000.000
Peralatan (bea masuk) 349.650.000
Peralatan (PPnBM) 536.130.000
Kas 885.780.000
PPN Masukan 268.065.000
Pajak dby dmk PPh22 67.016.250
Kas 604.800.000
3.195.780.000
Ilustrasi Biaya Perolehan
Berikut ini biaya yang dikeluarkan PT. Kelana dalam rangka
perolehan mesin baru untuk produk barunya:
1. 20 milyar untuk pembelian mesin
2. 1.300 juta biaya tenaga kerja untuk memodifikasi dan
instalasi mesin sesuai layout pabrik.
3. 200 juta untuk penyiapan lokasi pabrik
4. 300 juta untuk pengiriman mesin
5. 1.000 juta PPN dan 1.500 juta bea masuk.
6. Biaya promosi produk baru 700 juta
7. Biaya pengetesan awal 250 juta
8. Biaya grand opening 350 juta
9. Biaya tenaga enginering yang melakukan pengetesan dan
instalasi 150 juta
10.Biaya administrasi yang dimasukkan dalam biaya overhead
120 juta
Contoh
23
Diskusikan
mana yang
merupakan
biaya
perolehan??
Pengukuran Awal
• Biaya dari pembukaan pabrik tersebut sebesar
20.000+1.300+200+300+1.500+250+250+150 =
23.700 milyar
• Biaya yang tidak berhubungan langsung dengan
perolehan dan pemasangan mesin pabrik tersebut
tidak boleh diakui.
1. Biaya grand opening 350 juta
2. Biaya promosi produk baru 800 juta
3. Biaya administrasi yang dimasukkan dalam biaya overhead
120 juta
Example
24
Dismantling Cost
Perusahaan menyewa sebuah bangunan selama 8 tahun untuk dijadikan kantor senilai
2.000juta. Perusahaan mengeluarkan biaya untuk modifikasi interior ruangan sebesar
1.000juta.
Menurut perjanjian bangunan tersebut harus kembali dalam keadaan kosong di akhir
masa sewa. Estimasi biaya pembongkaran interior tersebut 100 juta. Harga perolehan
peralatan interior perolehan interior adalah 1.000 juta ditambah estimasi biaya
pembongkaran. 100 juta : (1 + 6%)8 = 62.741jt) asumsi tingkat suku bunga 6%
Contoh
25
Biaya partisi diakui dalam neraca dengan jurnal berikut:
DrAset Tetap 1.062,741 jt
Cr Kas 1.000 jt
Kewajiban diestimasi 63,741jt
Jurnal penyesuaian kewajiban tahun 1
CrBeban bunga 3,764 jt
Kewajiban diestimasi 3,764jt
Dismantling Cost
PT. ABC membangun instalasi minyak lepas pantai. Biaya yang dikeluarkan
sebesar 500 milyar. Peraturan pemerintah mengharuskan entitas
memindahkan instalasi tersebut di akhir konsesi (20 tahun yang akan
datang). Estimasi biaya untuk melakukan pemindahan dan restorasi
sebesar 80 milyar. Tingkat bunga yang berlaku 6%. PV dari biaya restorasi
24,94.
Example
26
Instalasi minyak diakui dalam neraca dengan jurnal berikut:
Dr Aset Tetap 524,94 milyar
Cr Kas 500 milyar
Kewajiban diestimasi 24,94 milyar
Jurnal penyesuaian kewajiban tahun 1
CrBeban bunga 1,497 milyar
Kewajiban diestimasi 1,497 milyar
Diskusi - Pengukuran Awal
• Entitas membeli peralatan dengan harga 2,4 milyar. Biaya instalasi
dan pemasangan 200 juta. Biaya komisi / perantara sebesar 600
juta, biaya pengadaan dan perjalanan dinas terkait pengadaan
peralatan tersebut 400 juta?
• Biaya lain-lain tersebut apakah dapat dikategorikan sebagai biaya
perolehan aset ?
Example
27
• Berdasarkan konsep perolehan semua biaya yang terkait dengan
pengadaan dapat ditambahkan dalam penilaian aset.
• Namun jika nilai biaya ini material, akan membuat nilai tercatat
aset tidak mencerminkan manfaat yang akan diperoleh di masa
mendatang.
• Aset dapat dicatat mengalami penurunan nilai pada periode
berikutnya
Diskusi - Pengukuran Awal
• Bagaimana pencatatan nilai aset dan biaya-biaya lain terkait
dengan aset tersebut?
• Apakah perlu dipisahkan atau dicatat menjadi satu?
• Praktik yang sering dilakukan, semua biaya tersebut dicatat
menjadi satu sebagai nilai aset.
• Dokumen transaksi yang menjelaskan secara rinci komponen
biaya perolehan.
• Tanggal pengeluaran biaya seringkali berbeda-beda, dapat terjadi
sebelum atau sesudah aset utama diperoleh.
– Untuk sebelum aset utama diperoleh jika dapat diidentifikasi berhubungan
langsung dengan aset dapat diakui sebagai beban tangguhan sebelum dicatat
sebagai aset.
– Untuk beban setelah aset utama diakui sebagai penambah nilai aset tetap 
ditentukan titik pengakuan saat aset mulai digunakan.
Example
28
Diskusi - Pengukuran Awal
• Apakah pencatatan aset dilakukan secara global sebagai satu
kesatuan atau pencatatan harus dilakukan untuk masing-masing
komponen.
• Pertimbangan pencatatan sebagai aset terpisah
– Manfaat dan biaya dari pencatatan aset secara terpisah
– Aset dapat diidentifikasi secara terpisah
– Entitas dapat secara ekonomis memisahkan biaya aset per komponen.
– Masing-masing komponen aset memiliki masa manfaat yang berbeda
contoh rangka pesawat dan asesoris dalam pesawat; bangunan dan lift;
tanah dan bangunan.
– Perolehan aset dilakukan secara terpisah sehingga dapat diidentifikasi
dengan mudah.
Example
29
Semua biaya terkait dengan akuisisi atau konstruksi :
 Material, tenaga kerja, overhead selama proses
konstruksi , biaya bunga  jika membangun sendiri
 Harga beli bangunan dan pengurusan hak
perolehan bangunan.
 Fee profesional
 Ijin pendirian bangunan
30
Perolehan Bangunan
Semua biaya terkait dengan akuisisi dan penyiapan
tanah sesuai dengan tujuan penggunaan :
(1) Harga Beli
(2) Biaya pengurusan hak tanah (sertifikat,
pajak/BPHTB, biaya notaris, dll.
(3) Biaya untuk perataan tanah, penghancuran
bangunan yang tidak diperlukan.
31
Perolehan Tanah
Pengeluaran dan penerimaan berikut terkait dengan tanah, land
improvement dan pembelian gedung. Tentukan bagaimana
perusahaan mengklasifikasikan pengeluaran tersebut?
32
1. Biaya arsitek membangun gedung
2. Biaya untuk membeli pabrik, 2.000juta untuk
tanah dan 5.000 bangunan
3. Biaya komisi pembelian pabrik
4. Biaya untuk membangun pagar di sekeliling
tanah dan bangunan
5. Biaya untuk menghancurkan bangunan yang ada
di atas tanah sebelum gedung dibangun
6. Hasil dari penjualan sisa bangunan yang
dihancurkan
7. Biaya untuk membangun lahan parkir
8. Biaya untuk membeli pohon ditanam sekitar
bangunan
1. Bangunan
2. Tanah
3. Tanah
4. Land Improvement
5. Tanah
6. (Tanah)
7. Land Improvement
8. Land
Ilustrasi : Perolehan
PSAK 13
Tanah dan Bangunan  Investasi Properti
• Properti Investasi menurut PSAK 13 adalah:
– properti (tanah atau bangunan—atau bagian
dari bangunan—atau keduanya) yang dikuasai
(oleh pemilik atau lessee melalui sewa
pembiayaan) untuk menghasilkan rental atau
untuk kenaikan nilai, atau kedua-duanya, dan
tidak untuk:
1. Digunakan dalam produksi atau penyediaan barang
atau jasa atau untuk tujuan administratif; atau
2. Dijual dalam kegiatan usaha sehari-hari.
• Sebagian aset digunakan sebagian yang
lain disewakan  prorata
33
PSAK 13
Pengakuan Investasi Properti
• Kriteria Pengakuan Sama dengan PSAK 16
– Memiliki manfaat ekonomi di masa mendatang
– Dapat diukur dengan andal
• Properti investasi pada awalnya diukur sebesar biaya perolehan.
– Biaya transaksi termasuk dalam pengukuran awal
– Biaya pengurusan surat-surat
• Setelah pengukuran awal perusahaan dapat memilih
menggunakan :
– Metode biaya  harga perolehan dikurangi akumulasi depresiasi
– Metode nilai wajar  nilai properti pada tanggal pelaporan, selisih
perubahan nilai diakui dalam laporan laba rugi komprehensif, aset
properti investasi tidak disusutkan.
34
PSAK 13
Pengukuran setelah Pengakuan Awal
Fair value model (PSAK 13)
• Menggunakan nilai wajar • Menggunakan nilai wajar
Revaluation model (PSAK 16)
• Perubahan nilai wajar diakui dalam
laporan laba rugi pada periode
terjadinya.
• Perubahan nilai wajar diakui dalam
ekuitas (laba komprehensif atau laba
rugi untuk penurunan nilai.
• Tidak ada penyusutan. • Penyusutan.
• Mencerminkan kondisi pasar pada
tanggal neraca.
• Tidak spesifik, hanya mengharuskan
secara reguler.
35
Ilustrasi - Investasi Properti
• Entitas memiliki gedung 20 lantai. 10 lantai
digunakan untuk kegiatan entitas, sedangkan
sisanya disewakan. Aktivitas utama entitas
bukan menyewakan gedung.
• Bagian gedung yang digunakan sebagai aset tetap,
bagian gedung yang disewakan disajikan sebagai
properti investasi
• Alokasi dapat dilakukan berdasarkan jumlah lantai
Ilustrasi - Investasi Properti
• PT, Melati membeli tanah dan bangunan pada 1 Januari 2012 senilai 4.500juta.
Berdasarkan informasi, harga beli tanah saja 2.000 dan bangunan saja 3.000.
Perusahaan menggunakan metode fair value untuk penilaian properti investasi
tersebut. Nilai wajar tanah dan bangunan dapat dilihat dalam tabel berikut:
• Properti Investasi 4.500
Kas 4.500
• Properti Investasi 500
Keuntungan peningkatan nilai 500
• Kerugian penurunan nilai 100
Properti investasi 100
31/12/2012 31/12/2013
Tanah 2.000 2.100
Bangunan 3.000 2.800
 Peralatan dapat meliputi mesin, kendaraan, peralatan
kantor, peralatan pabrik, peralatan tambang, mesin
dan peralatan lain.
 Biaya perolehan meliputi
(1) Harga beli,
(2) Pajak atau Bea yang tidak dapat dikreditkan
(3) Biaya transportasi
(4) Biaya asuransi selama pengiriman barang
(5) Biaya instalasi dan biaya penyiapan tempat untuk
melakukan instalasi
(6) Biaya untuk pengetesan peralatan
38
Perolehan Peralatan
Aset Dibangun Sendiri
• Biaya yang dikeluarkan sampai aset tersebut siap
digunakan:
– Material dan tenaga kerja
– Overhead  biaya variabel dan porsi dari fixed
overhead yang terkait langsung dengan pembangunan
aset.
– Biaya bunga selama proses pembangunan
39
Bunga selama Proses Konstruksi
• Alternatif pembebanan biaya bungan yang muncul
selama proses konstruksi
40
Biaya bunga
tidak
dikapitalisasi
selama
konstruksi
Kapitalisasi biaya
bunga aktual
selama konstruksi
(dengan modifikasi)
Kapitalisasi
semua biaya
bunga
IFRS/PSAK
Rp 0 Rp ?Menambah Nilai Aset
 PSAK 26 (IFRS 23) mengkapitalisasi biaya bunga aktual (dengan modifikasi)
 SAK ETAP dan IFRS SME, bunga pinjaman tidak dikapitalisasi
 Konsisten dengan prinsip harga perolehan
 Dalam kapitalisasi ada tiga pertimbangan
1. Qualifying assets
2. Periode kapitalisasi
3. Jumlah yang dikapitalisasi
Bunga Pinjaman (PSAK 26)
41
Qualifying Assets / Aset kualifikasi
 Memerlukan periode yang cukup lama untuk membangun atau
menyiapkan aset tujuan penggunaannya:
 Ada dua jenis aset : aset yang dibangun sendiri maupun aset
yang akan dijual / disewakan.
Bunga Pinjaman (PSAK 26)
Periode Kapitalisasi
 Dimulai :
1. terjadinya pengeluaran untuk aset;
2. terjadinya biaya pinjaman; dan
3. entitas telah melakukan aktivitas yang diperlukan untuk
menyiapkan aset untuk digunakan atau dijual sesuai dengan
maksudnya.
• Berakhir
1. Aset telah selesai dibangun dan siap digunakan
2. Jika aset dihentikan pembangunannya karena kondisi force
major maka kapitalisasi dihentikan sementara.
42
Jumlah yang dikapitalisasi
 Jumlah yang lebih kecil antara
 Biaya bunga aktual
 Avoidable interest – bunga yang dapat dihindarkan yaitu
biaya bunga yang tidak akan muncul jika kegiatan
pembangunan tersebut tidak dilaksanakan.
Bunga Pinjaman (PSAK 26)
43
Bunga Pinjaman (PSAK 26)
 Pinjaman dapat meliputi
1. Pinjaman khusus yang dikeluarkan untuk untuk mendanai aset
tersebut
2. Pinjaman umum yang ada saat proses pembangunan aset tersebut
terjadi
• Pinjaman khusus  menggunakan aktual biaya bunga yang terjadi
dikurangi pendapatan bunga yang dihasilkan dari pinjaman khusus
sebelum digunakan.
• Pinjaman umum  menggunakan rata-rata tertimbang dana yang
terpakai dikalikan dengan bunga rata-rata.
• Dana yang digunakan gabungan ??
• PSAK / IFRS tidak ada penjelasan khusus
• US GAAP  sampai dengan jumlah sebesar pinjaman khusus
menggunakan rate bunga pinjaman khusus, sisanya menggunakan
bunga pinjaman umum
44
Pengakuan PSAK 26
• Sepanjang entitas meminjam dana secara spesifik
untuk tujuan memperoleh aset kualifikasian, entitas
harus menentukan jumlah biaya pinjaman yang dapat
dikapitalisasi sebesar:
– biaya pinjaman aktual yang terjadi atas pinjaman tersebut
selama periode berjalan dikurangi
– penghasilan investasi dari investasi temporer pinjaman
tersebut.
45
Pengakuan bunga pinjaman
• Menggunakan dana secara umum  tingkat kapitalisasi untuk
pengeluaran atas aset tersebut.
• Tingkat kapitalisasi adalah rata-rata tertimbang biaya pinjaman
yang dapat diterapkan atas saldo pinjaman selama periode
berjalan, selain pinjaman yang secara spesifik untuk tujuan
memperoleh aset kualifikasian.
• Jumlah biaya pinjaman yang dikapitalisasi  tidak boleh melebihi
jumlah biaya pinjaman yang terjadi.
• Gabungan dana  dipisahkan sumber dana dari pinjaman khusus
dan pinjaman umum
– Pinjaman khusus = bunga aktual dikurangi hasil investasi
– Pinjaman umum = rata tertimbang biaya pinjaman x pinjaman
umum yang digunakan untuk pembangunan aset
46
Ilustrasi Kapitalisasi Bunga Pinjaman
• PT. Melati meminjam ke Bank sejumlah 10.000 juta untuk
membangun gedung dengan tingkat bunga 8%.
Pengeluaran dilakukan selama proses pembangunan
sehingga sebagian dana diinvestasikan.
• Hasil investasi yang terjadi selama proses pembangunan
gedung dari pinjaman yang belum dipakai sebesar 300juta.
47
• Total biaya bunga yang terjadi adalah:
10.000 x 8% = 800 juta
• Bunga yang dapat dikapiltalisasi adalah
800 juta – 300 juta = 500 juta
Ilustrasi Kapitalisasi Bunga Pinjaman
• PT. Mutiara memiliki beberapa utang pada 1/1/2010
– Utang 1 sebesar 1.600 juta bunga 9%
– Utang 2 sebesar 4.000 juta bunga 8%
– Utang 3 sebesar 800 juta bunga 7,5%
• Perusahaan membangun pabrik baru dengan total biaya 1.600 juta.
Waktu untuk membangunnya 6 bulan. Tidak ada utang khusus yang
ditarik untuk mendanai pembangunan pabrik tersebut.
• Bunga rata-rata pinjaman (1.600 x 0.09) + (4.000 x 0.08) + (800 x 0.075)
/ (1.600 + 4.000 + 800) = 8%
• Bunga yang dikapitalisasi adalah : 1.600 x 8% x 6/12 = 64 juta
48
Dana yang tidak dipakai diinvestasikan dengan bunga 6%. Perusahaan
sebelumnya memiliki utang outstanding utang dalam bentuk notes. Sumber
pendanaan pembangunan tersebut adalah sbb:
1. 10%, utang bang 2 tahun untuk proyek tersebut : 500.000 juta
2. 8%, utang bank 5 untuk keperluan modal kerja 400.000 juta
Berapa bunga yang dikapitalisasi ??
Ilustrasi Kapitalisasi Bunga Pinjaman
PT. Melati membangun sendiri gedung dengan melakukan
pengeluaran selama tahun 2011:
Jan 31: 480.000juta Juli 31: 360.000 juta.
Ilustrasi Kapitalisasi Bunga Pinjaman
45.833
avoidable
Expenditure
840.000
Up to
specific loan,
500.000 at
10% x 11/12
Excess
(840,000 less
500.000 = 340.000)
At 8% x 5/12
+
56.567
11.333
avoidable
-600
Revenue
Bunga yang dapat dihindari : 56.567
Bunga aktual :
• 500,000 @ 10% = 50.000
• 400,000 @ 8% = 32.000
82.000
• Bunga yang dihindari lebih kecil dari bunga
aktual sehingga bunga yang dapat
dikapitalisasi 56.567.
• Beban bunga 25.433 (82.000-56.567).
Ilustrasi Kapitalisasi Bunga Pinjaman
Pengukuran Biaya Perolehan
52
• Diskon — Diskon harus dikurangkan dari harga
perolehan aset  aset dicatat setelah diskon
• Pembayaran ditangguhkan— Aset yang dibeli dengan
pembayaran ditangguhkan dinilai setara nilai tunainya.
Perbedan nilai tunai dengan pembayaran diakui sebagai
beban bunga.
• Pertukaran aset — menggunakan nilai wajar kecuali
tidak ada substansi ekonomi atau tidak ada nilai wajar
yang andal.
• Pembelian dengan lumpsum — dialokasikan nilai total
biaya perolehan ke masing-masing aset dengan dasar
nilai wajar aset. (jika asetnya diklasikan atau memiliki
masa manfaat berbeda).
Pengukuran Biaya Perolehan
53
• Penerbitan saham — menggunakan dasar nilai
wajar dari saham sebagai indikator nilai wajar aset,
jika nilai saham dapat diandalkan.
– Mana yang lebih andal antara nilai wajar saham atau aset.
– Jika keduanya andal maka nilai wajar aset yang
diserahkan digunakan untuk mengukur aset yang diterima.
• Hibah pemerintah — tidak boleh diakui sampai
diperoleh keyakinan bahwa entitas memenuhi
persyaratan dan hibah akan diperoleh.
Pertukaran Aset
 Biaya perolehannya diukur dengan jumlah tercatat dari
aset yang diserahkan.
Substansi Komersial
Nilai wajar
Aset dipertukarkan
Biaya perolehan aset tetap dari suatu pertukaran diukur sebesar
nilai wajar
kecuali:
– Tidak memiliki substansi komersial, atau
– Nilai wajar aset yang diterima dan
diserahkan tidak dapat diukur secara
andal
54
Ilustrasi Pembayaran Tangguhan
• PT. Kencana membeli kendaraan melalui angsuran. Uang muka yang
dibayarkan sebesar 500 juta dan angsuran selama 5 tahun yang dibayarkan
200juta per tahun.
• Tingkat bunga yang berlaku 12%
• Nilai tunai mesin tersebut adalah PVA i=12%, n=5. Nilai tunai angsuran =
720,95
• Nilai mesin 730,95+500 = 1.230,95
55
Jurnal perolehan
 Kendaraan 1.230,95
Kas 500
Utang 720,95
Pembayaran angsuran 1
 Utang 113,49
Beban bunga 86,51
Kas 200
Pengeluaran setelah Perolehan
Aset
• Pengeluaran yang dilakukan untuk mengakuisisi aset tetap
baru atau menambah aset tetap baru belanja modal =
capital expenditure.
• Pengeluaran akan dicatat menambah nilai aset jika sesuai
dengan definisi aset tetap yaitu memiliki manfaat ekonomi
di masa depan dan nilainya dapat diukur dengan andal
Pengeluaran setelah Perolehan
Aset
• Pengeluaran untuk memperbaiki atau
memelihara aset tetap yang tidak
memberikan manfaat di masa mendatang
disebut belanja pendapatan = revenue
expenditure.
• Pengeluaran akan diklasifikasikan sebagai
beban pemerliharaan
Pengeluaran setelah Perolehan Aset
KEWAJIBAN
EKUITAS
PEMILIK
PENDAPATAN
ASET
BEBAN
CAPITAL
EXPENDITURE
1. Biaya awal
2. Penambahan
3. Peningkatan
4. Perbaikan luar biasa
Laba bersih
Perbaikan dan
pemeliharaan
normal dan rutin
REVENUE
EXPENDITURE
Pengukuran setelah Pengakuan
Awal
Entitas harus memilih antara:
Cost Model
Revaluation Model
 Sebagai kebijakan
akuntansinya, dan
 Menerapkan kebijakan
tersebut terhadap seluruh
aset tetap dalam kelompok
yang sama.
59
Pengukuran setelah Pengakuan
Awal
Cost Model
Revaluation Model
Setelah diakui sebagai aset, aset tetap dicatat
sebesar :
 Biaya perolehan dikurangi
 Akumulasi penyusutan dan Akumulasi rugi
penurunan nilai aset
Setelah diakui sebagai aset, aset tetap dicatat
sebesar :
– Jumlah revaluasian, yaitu nilai wajar pada
tanggal revaluasi, dikurangi
– Akumulasi penyusutan dan Akumulasi rugi
penurunan nilai aset
yang terjadi setelah tanggal revaluasi.
60
Nilai Wajar
Nilai wajar adalah jumlah yang dipakai untuk
mempertukarkan suatu aset antara pihak-
pihak yang berkeinginan dan memiliki
pengetahuan memadai dalam suatu
transaksi dengan wajar.
Bukan nilai yang akan diterima atau dibayarkan
entitas dalam suatu transaksi yang dipaksakan,
likuidasi yang dipaksakan, atau penjualan akibat
kesulitan keuangan.
61
Hirarki Penentuan Nilai Wajar
• Kuotasi harga di pasar aktif;
• Jika pasar tidak aktif, maka menggunakan teknik
penilaian yang meliputi:
– penggunaan transaksi-transaksi pasar wajar yang terkini
antara pihak-pihak yang mengerti, berkeinginan, jika
tersedia;
– referensi atas nilai wajar terkini dari instrumen lain yang
secara substansial sama;
– analisis arus kas yang didiskonto (discounted cash flow
analysis); dan
– model penetapan harga opsi (option pricing model)
62
Definisi Nilai Wajar – PSAK 68
• harga yang akan diterima untuk menjual suatu aset atau
harga yang akan dibayar untuk mengalihkan suatu liabilitas
dalam transaksi teratur antara pelaku pasar pada tanggal
pengukuran.
• “...the price that would be received to sell an asset or transfer
a liability in an orderly transaction between market
participants at the measurement date.”
IFRS 13 par 9
63
Hirarki Fair Value – PSAK 68
64
Apakah ada harga kuotasian
dalam pasar aktif untuk aset
atau liabilitas yang identik
(Level 1)
Apakah ada input selain
harga kuotasioan yang
dapat diobservasi*
Gunakan nilai wajar
pengukuran dengan Level 1
Gunakan input selain
Harga kuotasian yang
dapat diobservasi baik
secara langsung atau tidak
langsung, pengukuan ‡
Level 2
Gunakan input yang
bukan berdasarkan
harga pasar yang
dapat diobservasi.
Level 3
NoYes
Yes
No
Harus digunakan tanpa
penyesuaian
* Maksimumkan input yang dapat
diobservasi, termasuk informasi pasar
dan informasi publik lainnya
‡ Input yang tidak dapat diobservasi
diantaranya data entitas (anggaran,
proyeksi), harus disesuaikan jika
pelaku pasar menggunakan asumsi
berbeda
64
Penentuan Nilai Wajar
65
• Nilai wajar tanah dan bangunan biasanya
ditentukan melalui penilaian yang dilakukan
oleh penilai yang memiliki kualifikasi
professional berdasarkan bukti pasar.
• Nilai wajar pabrik dan peralatan biasanya
menggunakan nilai pasar yang ditentukan oleh
penilai.
Pengukuran setelah Pengakuan Awal
• Jika tidak ada pasar yang dapat dijadikan dasar penentuan nilai
karena sifat aset yang khusus dan jarang diperjualbelikan,
kecuali sebagai bagian dari bisnis yang berkelanjutan, maka
 Entitas mengestimasi nilai wajar menggunakan pendekatan
 penghasilan atau
 biaya pengganti yang telah disusutkan (depreciated
replacement cost).
66
Frekuensi Penilaian
67
• Frekuensi revaluasi tergantung perubahan
nilai wajar dari suatu asset tetap.
• Jika nilai wajar dari asset yang direvaluasi berbeda secara
material dari jumlah tercatatnya, maka revaluasi lanjutan perlu
dilakukan.
• Beberapa asset tetap mengalami perubahan nilai wajar secara
signifikan dan fluktuatif, sehingga perlu direvaluasi secara
tahunan.
• Revaluasi tahunan tidak perlu, apabila perubahan nilai wajar
tidak signifikan, asset dapat direvaluasi setiap tiga atau lima
tahun sekali.
Revaluation Model
Revaluation Model Revaluasi harus dilakukan secara
reguler Untuk memastikan jumlah
tercatat tidak berbeda secara
material dengan nilai wajar pada
tanggal neraca.
Akumulasi penyusutan pada tanggal
revaluasi diperlakukan dengan metode:
proporsional, atau eliminasi.
68
Akumulasi Penyusutan – Revalution Model
Revaluation Model Akumulasi penyusutan pada tanggal
revaluasi diperlakukan dengan
metode:
• proporsional
Nilai akumulasi depresiasi dan harga
perolehan dinaikkan secara
proporsional sehingga nilai bersih
aset sama dengan nilai revaluasi.
• eliminasi.
Nilai akumulasi depresiai ditutup
mengurangi nilai aset. Kemudian aset
dinaikkan menjadi nilai revaluasi
69
Revaluation Model
Metode Proporsional Peralatan senilai 100.000.000 diperoleh tanggal 1
Januari 2012 dengan masa manfaat ekonomis 5
tahun tanpa nilai sisa. tanggal 31 Desember 2012
nilai wajar aset adalah 90.000.000.
1/1/2012 Aset tetap 100.000.000
Kas 100.000.000
31/12/2012 Beban Penyusutan 20.000.000
Akumulasi Penyusutan 20.000.000
31/12/ 2012 Aset Tetap 12.500.000
Akumulasi Penyusutan 2.500.000*
Surplus Revaluasi 10.000.000
*(90.000.000 - 80.000.000) / 80.000.000) x 20.000.000 = 2.500.000
Example
70
Revaluation Model
Metode Eliminasi Peralatan senilai 100.000.000 diperoleh tanggal 1
Januari 2012 dengan masa manfaat ekonomis 5
tahun tanpa nilai sisa. tanggal 31 Desember 2012
nilai wajar aset adalah 90.000.000.
1/1/2012 Aset tetap 100.000.000
Kas 100.000.000
31/12/2012 Beban Penyusutan 20.000.000
Akumulasi Penyusutan 20.000.000
31/12/ 2012 Akumulasi Penyusutan 20.000.000
Aset Tetap 20.000.000
Aset Tetap 10.000,000
Surplus Revaluasi 10.000.000
Example
71
Pengukuran setelah Pengakuan Awal
Revaluation Model
• Jika suatu aset tetap direvaluasi, maka
– seluruh aset tetap dalam kelompok yang sama harus
direvaluasi
• Jika jumlah tercatat aset meningkat akibat revaluasi,
kenaikan tersebut langsung dikreditkan ke ekuitas pada
bagian surplus revaluasi.
– Dikredit ke saldo laba jika sebelumnya ada penurunan
akibat revaluasi terdahulu / impairment.
• Jika jumlah tercatat aset menurun akibat revaluasi,
penurunan tersebut diakui dalam laporn laba rugi.
– Didebit ke surplus revaluasi (ekuitas) – sejumlah saldo
kredit surplus revaluasi (jika ada) sebelum debit ke saldo
laba.
Entire class
To Equity
directly
Negative to
P/L
72
Revaluation Model
Revaluation Model
• Surplus revaluasi di ekuitas dapat dipindahkan langsung ke sado laba
pada saat aset tersebut dihentikan penggunaannya.
• Namun, pemindahan ke saldo laba dapat dilakukan seiring dengan
penggunaan aset oleh entitas. (partially realized)  saat penyusutan
– Dipindahkan sebesar perbedaan penyusutan dengan revaluasian
dan penyusutan dengan biaya perolehan (atau nilai surplus
revaluasi dibagi sisa manfaat ekonomis)
• Pemindahan surplus revaluasi tidak dilakukan melalui Laporan
Laba Rugi.
Dr Surplus Revaluasi
Cr Saldo Laba
73
Revaluation Model
Example
• Aset tetap dengan biaya perolehan Rp 6.000.000 dan akumulasi
penyusutan Rp 3.300.000 dilakukan revaluasi dan menghasilkan
nilai Rp 3.900.000.
Dr - Akumulasi Penyusutan 3.300.000
Cr – Aset Tetap 3.300.000
Dr – Aset Tetap 1.200.000
Cr – Surplus Revaluasi 1.200.000
74
Revaluation Model
Example
Aset tetap dengan biaya perolehan Rp 6.000.000 dan akumulasi
penyusutan Rp 3.300.000 dilakukan revaluasi dan menghasilkan nilai Rp
3.900.000. Sebelumnya pernah direvaluasi dengan penurunan Rp
400.000.
Dr - Akumulasi Penyusutan 3.300.000
Cr – Aset Tetap 3.300.000
Dr – Aset Tetap 1.200.000
Cr – Keuntungan Revaluasi 400.000
Cr - Surplus Revaluasi 800.000
75
Revaluation Model Example
• Aset tetap dengan biaya perolehan Rp 6.000.000 dan akumulasi
penyusutan Rp3.300.000 dilakukan revaluasi dan menghasilkan
nilai Rp 2.000.000.
Dr - Akumulasi Penyusutan 3.300.000
Cr – Aset Tetap 3.300.000
Dr – Rugi Revaluasi 700.000
Cr – Aset Tetap 700.000.
76
Revaluation Model Example
• Aset tetap dengan biaya perolehan Rp 6.000.000 dan akumulasi
penyusutan Rp 3.300.000 dilakukan revaluasi dan menghasilkan
nilai Rp 2.000.000. Sebelumnya pernah direvaluasi dengan
surplus Rp 400.000.
Dr - Akumulasi Penyusutan 3.300.000
Cr – Aset Tetap 3.300.000
Dr – Rugi Revaluasi 300.000
Dr – Surplus Revaluasi 400.000
Cr – Aset Tetap 700.000
77
Revaluation Model
• PT. Kenanga membeli
mesin dengan harga 50.000
pada 1 Jan 2010 dan
menggunakan metode
revaluasi
• Mesin tersebut disusutkan
dengan metode garis lurus
5thn.
• Pada 31 Desember 2010
direvaluasi sebesar 48.000
• Buat jurnal untuk tahun
2010 dan 2011.
Contoh
Dr Aset tetap 50,000
Cr Kas 50,000
Dr Beban Penyusutan 10,000
Cr Akumulasi Penyusutan 10,000
Dr Akumulasi Penyusutan 10,000
Cr Aset tetap 2,000
Cr Surplus Revaluasi 8,000
Revaluation Model
Dr Beban Penyusutan ($48K/4) 12,000
Cr Akumulasi Penyusutan 12,000
Dr Surplus Revaluasi 2,000
Cr Saldo Laba 2,000
1.1.2010
31.12.2011
78
31.12.2010
Penyusutan
Penyusutan adalah alokasi sistematis jumlah yang dapat
disusutkan (depreciable amount) dari suatu aset selama umur
manfaatnya (useful life).
Penyusutan
Cost Model
Revaluation Model
79
Sifat Penyusutan
Semua aset tetap kecuali
tanah kehilangan kapasitasnya
saat digunakan.
Kehilangan kapasitas produksi
ini diakui sebagai Beban
Depresiasi.
Depresiasi  alokasi biaya
perolehan
Depresiasi fisik terjadi dari
pengausan atau perusakan
saat digunakan atau karena
cuaca.
Depresasi fungsional terjadi
saat aset tetap tidak lagi
dapat digunakan pada tingkat
yang diharapkan.
Sifat Penyusutan
Biaya Perolehan Nilai Sisa- = Biaya didepresiasi
Masa Manfaat
Beban Depresiasi
Periodik
Faktor yang Mempengaruhi
Beban Depresiasi
Penyusutan
• Setiap bagian aset tetap yang
memiliki biaya perolehan cukup
signifikan terhadap total biaya
perolehan seluruh aset harus
disusutkan secara terpisah.
– Contoh : rangka dan mesin
pesawat
• Beban penyusutan untuk setiap
periode harus diakui dalam
laporan laba rugi kecuali jika
beban tersebut dimasukkan dalam
jumlah tercatat aset lain.
Penyusutan
82
Penyusutan
 Penyusutan aset dimulai pada saat aset
tersebut siap digunakan
– Pada saat aset berada di lokasi dan
kondisi yang diinginkan agar aset siap
digunakan sesuai dengan keinginan dan
maksud manajemen.
 Penyusutan aset dihentikan lebih awal
ketika:
– Diklasifikasikan sebagai aset dimiliki
untuk dijual; dan
– Aset dihentikan pengakuannya.
 Tanah dan bangunan diperlakukan
sebagai aset terpisah walaupun
diperoleh sekaligus.
Implikasinya,
penyusutan tidak
dihentikan sekalipun
aset:
– tidak digunakan
atau
– dihentikan
penggunaannya
Penyusutan
83
Penyusutan
•Nilai residu dan umur manfaat suatu aset
harus di-review minimum setiap akhir
tahun buku
– Jika hasil review berbeda dengan estimasi
sebelumnya maka perbedaan tersebut harus
diperlakukan sebagai perubahan estimasi
akuntansi.
84
Penyusutan
Faktor yang harus diperhitungkan dalam menentukan
umur manfaat.
• Prakiraan daya pakai aset;
• Prakiraan tingkat keausan fisik;
• Keusangan teknis dan keusangan komersil;
• Pembatasan penggunaan aset karena aspek hukum (misal :
sewa).
Umur Manfaat
85
Penyusutan
•Metode penyusutan yang
digunakan:
– Harus mencerminkan ekspektasi pola
konsumsi manfaat ekonomis masa
depan atas aset oleh entitas.
– Harus di-review minimum setiap
akhir tahun buku, dan
– Perubahan metode diperlakukan
sebagai perubahan estimasi.
Metode Penyusutan
86
Penyusutan
Garis Lurus
Saldo Menurun
Jumlah Unit
Menghasilkan pembebanan yang tetap sepanjang
umur manfaat selagi nilai residu tidak berubah
Menghasilkan pembebanan yang menurun
sepanjang umur manfaat
Menghasilkan pembebanan berdasarkan
penggunaan
Metode Penyusutan
87
Penyusutan
Sebagian besar perusahaan
di USA menggunakan
metode garis lurus /
straight line
83%
4%
8% 5%
Garis Lurus
Saldo Menurun
Lainnya
Unit Produksi
Sumber: Accounting Trends & Techniques, edisi 56, American Institute of
Certified Public Accountants, New York, 2002.
Data
Biaya Awal.....………….. ... 2.400.000
Masa manfaat dalam tahun.. 5 tahun
Masa manfaat dalam jam…... 10.000
Nilai sisa............................ 200.000
Metode Penyusutan Garis Lurus
Biaya – Nilai Sisa
Masa Manfaat
= depresiasi tahunan
2.400.000 – 200.000
5 tahun
= 440.000 depresiasi tahunan
440.000
2.400.000
= 18.3%Tingkat depresiasi
garis lurus
91
Akum. Depr. Nilai Buku Nilai buku
pada awal pada awal Beban pada akhir
Tahun Biaya tahun tahun Depr. tahun
1 2.400.000 2.400.000 440.000 1.960.000
2 2.400.000 440.000 1.960.000 440.000 1.520.000
3 2.400.000 880.000 1.520.000 440.000 1.080.000
4 2.400.000 1.320.000 1.080.000 440.000 640.000
5 2.400.000 1.760.000 640.000 440.000 200.000
Biaya (2.400.000) – Nilai Sisa (200.000)
Estimasi Masa Manfaat 5 thn)
=
Beban
Depresiasi
tahunan (440.000)
Metode Garis Lurus
Metode Unit Produksi
Biaya – Estimasi nilai sisa
Estimasi masa manfaat dalam unit, jam,
dsb.
= Depresiasi per unit, jam,
dsb.
2.400.000 – 200.000
10,000 jam
= 220 per jam.
Metode unit produksi lebih sesuai
dibandingkan dengan metode garis lurus saat
jumlah penggunaan aset tetap bervariasi dari
tahun ke tahun.
Metode Saldo Menurun
93
= 480.000
2.400.000 – 200.000
5 tahun
480.000
2.400.000
= 20%
Mengabaikan nilai sisa,
menghitung tingkat
garis lurus
Tahap 1
Cara mudahnya dengan
membagi satu dengan
jumlah tahun (1 ÷ 5 = .20).
Tingkat garis lurus dikali dua.
Tahap 2
0.20 x 2 = .40
Untuk tahun pertama, biaya dari aset dikalikan dengan 0.40. Setelah tahun
pertama, nilai buku yang menurun dari aset dikalikan dengan 0.40.
Tabel Perhitungan Saldo Menurun
Tahap 3
311.040 – 200.000 Nilai Buku akhir
yang diinginkan
Tahun
Nilai Buku
Awal Tahun Tingkat
Depresiasi
Tahunan
Akumulasi
Depresiasi
Akhir Tahun
Nilai Buku
Akhir Tahun
1 2.400.000 40% 960.000 960.000 1.440.000
2 1.440.000 40% 576.000 1.536.000 864.000
3 864.000 40% 345.600 345.600 518.400
4 518.400 40% 207.360 207.360 311.040
5 311.040 111.040 111.040 200.000
Penurunan Nilai – PSAK 48
• PSAK 48 tentang Penurunan Nilai Aset, yang membahas:
1. Bagaimana entitas melakukan review atas nilai tercatat aset,
2. Bagaimana menentukan recoverable amount suatu aset, dan
3. Kapan mengakui atau membalik rugi penurunan nilai.
• Penurunan nilai terjadi jika nilai tercatat aset lebih tinggi dibandingkan
nilai terpulihkan (recoverable amount)
• Recoverable amount adalah nilai tertinggi antara nilai wajar dikurangi
biaya penjualan dengan nilai kini penggunaan aset.
• Penurunan nilai diakui di laporan laba rugi
• Revew penurunan nilai dilakukan setiap pelaporan
• Penurunan boleh dapat dibalikkan sebesar yang telah terjadi
95
Terlepas apakah terdapat indikasi penurunan nilai entitas harus:
– Minimal setahun sekali, melakukan pengujian penurunan nilai
(impairment test).
• Aset tidak berwujud dengan masa manfaat tidak terbatas
• Aset tidak berwujud yang belum digunakan
• Goodwill yang diperoleh dalam kombinasi bisnis
Identifikasi Aset yang Mungkin Mengalami Penurunan
Nilai Aset
96
Akhir periode
Entitas menilai apakah
terdapat indikasi suatu
aset mengalami
penurunan nilai
Jika ada indikasi
Entitas mengestimasi
jumlah terpulihkan aset.
Identifikasi Aset yang Mungkin Mengalami Penurunan Nilai
Aset
PSAK 48 par 12
97
Informasi minimum yang dipertimbangkan
Informasi dari sumber-sumber
eksternal
• Perubahan signifikan nilai pasar
• Perubahan signifikan teknologi,
pasar, ekonomi dan lingkup
hukum
• Perubahan suku bunga
• Jumlah tercatat aset neto
enttitas melebihi kapitalisasi
pasarnya
Informasi dari sumber-sumber
internal
• Bukti keusangan atau kerusakan
fisik aset
• Perubahan signifikan atas
penggunaan, penghentian dan
masa manfaat aset
• Bukti internal mengindikasikan
bahwa kinerja ekonomi aset lebih
buruk dari yang diharapkan.
Pendekatan Umum dari Pengukuran Penurunan Nilai
Carrying
Amount
Nilai Aset
Akumulasi
Penyusutan
dan Akumulasi
Rugi
Penurunan
Nilai
Nilai Wajar dikurangi
Biaya Penjualan
Nilai Pakai
Recoverable
Amount 
Nilai tertinggi
Recovered through
sale
Recovered through
use
98
• PSAK 48 mendefinisikan jumlah terpulihkan suatu aset sebagai jumlah
yang lebih tinggi antara:
Pengukuran Jumlah Terpulihkan
Fair Value Less Costs to Sell Nilai pakai (Value in Use)dan
adalah jumlah yang dapat dihasilkan
dari penjualan suatu aset atau unit
penghasil kas dalam transaksi antara
pihak-pihak yang mengerti dan
berkehendak bebas tanpa tekanan,
dikurangi biaya pelepasan aset.
adalah nilai sekarang dari
taksiran arus kas yang
diharapkan akan diterima atau
unit penghasil kas.
99
Pengakuan Rugi Penurunan Nilai
PSAK 48
Par 59-60-61
100
nilai terpulihkan aset < dari nilai tercatatnya
– nilai tecatat aset diturunkan menjadi sebesar nilai
terpulihkan.
– Penurunan tersebut adalah rugi penurunan nilai
Rugi penurunan nilai segera diakui dalam laporan laba rugi,
• Kecuali aset disajikan pada jumlah direvaluasi sesuai dengan standar lain
(Contoh PSAK 16: Aset Tetap)
Pengakuan Rugi Penurunan Nilai
101
• Setiap rugi penurunan nilai aset revalusian diperlakukan
sebagai penurunan revaluasi.
diakui dalam pendapatan komprehensif lain,
sepanjang kerugian penurunan nilai tidak melebihi
jumlah surplus revaluasi untuk aset yang sama
rugi penurunan nilai atas aset revaluasian
mengurangi surplus revaluasi untuk aset tersebut
Contoh: Misalkan PT Anggrek melakukan uji penurunan nilai terhadap
peralatan yang dimilikinya. Nilai tercatat dari peralatan sebesar Rp 200
juta, nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual Rp180 juta dan nilai
pakainyaRp 205 juta.
Rp 200 juta Rp 205 juta
Rp 180 juta Rp 205 juta
Tidak ada
penurunan
nilai
Ilustrasi Penurunan Nilai 1
102
Contoh: Misalkan infromasi PT Mawar yang tersedia sama kecuali nilai
pakai dari peralatan sebesar Rp 175 juta.
Illustration 11-15
Rp 200 juta Rp 180 juta
Rp 175 juta
Rp20 juta Rugi Penurunan Nilai
103
Ilustrasi Penurunan Nilai 2
Rp 180 juta
PT Mawar membuat jurnal berikut ini untuk mencatat kerugian
penurunan nilai:.
Dr. Kerugian Penurunan Nilai Rp 20 juta
Cr. Akulumasi Depresiasi - Peralatan Rp 20 juta
104
Ilustrasi Penurunan Nilai 2 (Cont’d)
Penghentian Pengakuan
• Jumlah tercatat aset tetap dihentikan
pengakuannya pada saat:
a) dilepaskan; atau
b) Tidak ada manfaat ekonomis masa depan yang
diharapkan dari penggunaan atau pelepasannya.
• Laba atau rugi yang timbul dari penghentian
pengakuan aset tetap harus dimasukkan dalam
laporan laba rugi pada saat aset tersebut
dihentikan pengakuannya (kecuali transaksi jual-
sewa balik).
• Laba tidak boleh diklasifikasikan sebagai
pendapatan.
105
Penghentian Pengakuan
• Penghentin pengakuan pada saat penggantian sebagian aset tetap
– Entitas mengakui biaya perolehan dari penggantian dalam jumlah tercatat
aset,
– Kemudian menghentikan pengakuan jumlah tercatat bagian yang
digantikan tanpa memperhatikan bagian yang digantikan telah disusutkan
secara terpisah. Jika tidak praktis, biaya perolehan penggantian = biaya
perolehan yang digantikan .
• Laba atau rugi yang timbul dari penghentian pengakuan suatu aset
tetap harus ditentukan sebesar perbedaan antara :
– Jumlah neto hasil pelepasan, jika ada, dan
– Jumlah tercatat dari aset.
106
Penghentian pengakuan aset dapat dilakukan dengan beberapa
cara :
1. dibuang,
2. dijual, atau
3. ditukar tambah dengan aset serupa.
Jurnal yang diperlukan tergantung pelepasan dan kondisi,
namun secara umum terdiri dari:
• Akun aset dikredit untuk mengeluarkan aset dari pembukuan
• Akun Akumulasi Penyusutan terkait harus didebit untuk mengeluarkan
saldonya dari buku besar.
• Tambahkan aset yang diterima dari proses penghentian jika ada
• Selisih akan diperhitungkan dalam keuntungan atau kerugian
Penghentian Pengakuan
Penghentian aset
Suatu peralatan dibeli dengan harga 2.50.000
telah sepenuhnya disusutkan. Pada tanggal 14
Februari, peralatan tersebut dibuang.
Feb. 14 Akumulasi Peny.—Peralatan 2.500.000
Menghapus peralatan yang
sudah sepenuhnya disusutkan.
Peralatan 2.500.000
Penjualan Aset
• Ketika aset tetap dijual, dapat timbul kerugian atau
keuntungan.
 Jika harga jual sama dengan dengan nilai buku, tidak ada untung atau
rugi.
 Jika harga jual lebih kecil dari nilai buku, ada kerugian sebesar selisih
tersebut.
 Jika harga jual lebih besar dari nilai buku, ada keuntungan sebesar
selisih tersebut.
• Keuntungan atau kerugian akan dilaporkan di laporan laba
rugi sebagai Pendapatan Lain-lain atau Kerugian Lain-lain.
Penjualan Aset
Peralatan seharga 1.000.000 didepresiasikan dengan metode
tahunan garis lurus 10 tahun. Peralatan tersebut dijual secara
tunai pada tanggal 1 Oktober. Akumulasi Penyusutan
(terakhir disesuaikan tanggal 31 Des.) memiliki saldo sebesar
700.000.
Okt. 1 Beban Penyusutan—Peralatan 75.000
Mencatat beban penyusutan
tahun berjalan atas peralatan
yang dijual.
Ak. Penyusutan—Peralatan 75.000
1.000.000 × ¾
×10%
Penjualan Aset
Asumsi 1: Peralatan tersebut dijual
seharga 225.000, jadi tidak
untung maupun rugi.
Okt. 1 Kas 225.000
Menjual peralatan.
Ak. Penyusutan—Peralatan 775.000
Peralatan 1.000.000
Penjualan Aset
Asumsi 1: Peralatan tersebut dijual
seharga 100.000, jadi
terjadi kerugian.125.000
Okt. 1 Kas 100.000
Menjual peralatan.
Ak. Penyusutan—Peralatan 775.000
Peralatan 1.000.000
Kerugian atas Pelepasan Aset Tetap 125.000
Penjualan Aset
Asumsi 1: Peralatan tersebut dijual
seharga 300.000, jadi
terjadi keuntungan.75.000
Okt. 1 Kas 300.000
Menjual peralatan.
Ak. Penyusutan—Peralatan 775.000
Peralatan 1.000.000
Keuntunganatas Pelepasan Aset 75.000
Penjualan Aset
PT. Kelud memilik mesin yang dibeli 1 Juli 2X07 dengan harga 20.000.000.
Depresiasi sebesar 2.400.000 per tahun, jurnal depresiasi dilakukan setiap
akhir tahun. Pada 1 September 2X11 mesin dijual dengan harga 10.000.000.
Buatlah jurnal untuk mencatat penjualan tersebut.
Mencatat depresiasi 3 bulan
Beban depresiasi 1.600.000
Akumulasi depresiasi 1.600.000
Jurnal penjualan
Akumulasi depresiasi 10.000.000
Kas 10.500.000
Mesin 20.000.000
Akumulasi depresiasi 5.000.000
Nilai akumulasi depresiasi 1 September 2X11
4.167 tahun x 2.400.000 = 10.000.000
Ilustrasi Penjualan Aset
114
PSAK 58 - Aset tidak lancar dimiliki untuk dijual dan operasi dihentikan
• Aset tidak lancar dimiliki untuk dijual dan operasi dihentikan
• Kriteria :
• aset (atau kelompok lepasan) harus berada dalam keadaan yang dapat
dijual dengan segera
• penjualan tersebut dapat dikatakan sangat mungkin terjadi, manajemen
pada hirarki yang memadai harus mempunyai komitmen terhadap
rencana penjualan aset.
– Diukur pada nilai yang lebih rendah antara jumlah
tercatat dan nilai wajar setelah dikurangi biaya untuk
menjual, dan penyusutan atas aset tersebut dihentikan
– Aset Yang Dimiliki Untuk Dijual disajikan sebagai aset lancar
dan terpisah dari pos lainnya.
115
Klasifikasi Aset Tidak Lancar Dimiliki untuk Dijual
• Syarat yang harus terpenuhi:
– Berada dalam keadaan dapat/tersedia dijual
– Penjualannya harus sangat mungkin terjadi (highly probable)
Aset tidak lancar dimiliki untuk dijual
Jumlah tercatatnya akan dipulihkan melalui transaksi
penjualan daripada melalui pemakaian berlanjut
JIKA
Penyajian Menurut PSAK 58
117
2005 Annual Report:
Contoh 1
118
• PT XYZ mempunyai aset tetap yang diperoleh 1 Desember
2004 pada biaya perolehan Rp100juta.
• Nilai residu aset diestimasikan sebesar Rp10juta dan masa
manfaat 10 tahun. Pada 1 Desember 2007, aset tsb
diklasifikasikan sebagai “aset dimiliki untuk dijual”.
• Nilai wajar diestimasikan Rp80juta dan biaya untuk menjual
adalah Rp3juta.
• Aset tersebut terjual pada 30 Juni 2008 pada harga Rp77juta.
Contoh 1
119
a. Pada saat reklasifikasi aset tgl 1 Desember 2007:
a. Aset dipindahkan dari kelompok Aset Tetap ke kelompok Aset dimiliki
untuk dijual
b. Nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual aset tsb adalah Rp77juta
(Rp80 – Rp3juta). Jumlah ini lebih tinggi dari nilai tercatat aset
sebesar Rp73juta (Rp100 – ((Rp100-Rp10)/10 X 3). Jadi Aset tetap
diukur sebesar Rp73juta.
b. Pada saat dijual tgl 30 Juni 2008, mengakui laba dari
penjualan sebesar Rp4juta (perolehan Rp77juta – nilai
tercatat kini Rp73juta)
Contoh 1
120
• Jurnal:
• 1 Desember 2007
Dr. Aset dimiliki untuk dijual Rp73juta
Dr. Akumulasi depresiasi Rp27juta
Cr. Aset tetap Rp100juta
• 30 Juni 2008
Dr. Kas Rp77juta
Cr. Aset dimiliki utk dijual Rp73juta
Cr. Keuntungan penjualan aset Rp4juta
Pengungkapan
121
 Dasar penilaian yang digunakan untuk menentukan jumlah
tercatat bruto
 Metode penyusutan yang digunakan
 Masa manfaat atau tarif penyusutan yang digunakan
 Jumlah tercatat bruto dan akumulasi penyusutan awal dan akhir
periode.
 Rekonsiliasi jumlah tercatat pada awal dan akhir periode
 Keberadaan dan jumlah restriksi atas hak milik karena
penjaminan utang
 Jumlah pengeluaran yang diakui dalam pembangunan
 Jumlah komitmen kontraktual dalam perolehan
 Jumlah kompensasi pihak ketiga untuk aset yang mengalami
penurunan nilai, hilang / dihentikan.
 Pemilihan metode akuntansi
 Perubahan estimasi
• Dasar yang digunakan untuk menilai kembali aktiva
• Tanggal efektif penilaian
• Nama penilai independen, bila ada
• Hakekat setiap petunjuk yang digunakan untuk
menentukan biaya pengganti
• Jumlah tercatat setiap jenis aktiva tetap
• Surplus penilaian kembali neraca
Pengungkapan Revaluasi
122
Mengukur kemampuan
perusahaan untuk
menghasilkan penjualan yang
dihasilkan dari aset yang
diinvertsasikan
Illustration 11-24
Analisis Aset Tetap
Asset Turnover Ratio
Penyajian dan Analisis
123
Mengukur kemampuan
perusahaan untuk
menghasilkan laba dari setiap
penjualan yang dilakukan
Illustration 11-25
Analisis Aset Tetap
Profit Margin on Sales
Penyajian dan Analisis
124
Mengukur keberhasilan
perusahaan menggunakan
asetnya untuk menghasilkan
laba
Illustration 11-26
LO 8
Analisis Aset Tetap
Rate of Return on Assets
Penyajian dan Analisis
125
ROA dapat diagregasi menjadi komponen profit margin dan turnover
yang merupakan perpaduan antara efisiensi dan profitabilitas
Net Income
Average Total Assets
Rate of Return
on Assets
=
Net Income
Net Sales
Profit Margin on
Sales
=
Net Sales
Asset Turnover
x
x
Average Total Assets
Penyajian dan Analisis
126
€644
(€9,533 €8,325) / 2
Rate of Return
on Assets
=
€644
€10,799
Profit Margin on
Sales
=
€10,799
Asset Turnover
x
x
7.2% 5.96%= x 1.21
(€9,533 €8,325) / 2
Penyajian dan Analisis
127
Agregasi ROA menjadi komponen profitabilitas dan efisiensi
Profitabilitas Efisiensi
Ilustrasi kapitalisasi bunga: Blue Corporation meminjam dana senilai $200,000 dengan suku
bunga 12% dari Bank Negara pada tanggal 1 Januari 2011. Pinjaman tersebut khusus
digunakan untuk membuat peralatan yang akan digunakan untuk kegiatan operasinya.
Pembuatan peralatan tersebut dimulai pada tanggal 1 Januari 2011. Dana yang tidak terpakai
diinvestasikan dengan bunga 10%. Berikut ini pengeluaran yang terjadi untuk pembuatan
peralatan sebelum pembuatan selesai pada tanggal 31 Desember 2011:
Pinjaman umum yang ada
pada 1 Januari 2011:
Obligasi $500,000, 14%,
10 tahun
Wesel bayar $300,000,
10%, 5 tahun
128
Pengeluaran Aktual 2011:
1 Januari $100,000
30 April 150,000
1 November 300,000
31 Desember 100,000
Total pengeluaran $650,000
Ilustrasi Kapitalisasi Bunga
Menghitung Avoidable Interest Rate
129
$18,333.33
avoidable
Expenditure
$650,000
Up to
specific loan,
$200,000 at
10% x 11/12
Excess
($650,000 less
$200,000 = $450,000)
At 12.5% x 8/12
+
$22,500
$37,500
avoidable
-
$3,333.33
Revenue
Membandingkan Bunga Aktual dan Avoidable:
Avoidable interest: $22,500
Actual interest:
 $500,000 @ 14% = 70,000
 $300,000 @ 10% = 30,000
$100,000
 Capitalize avoidable interest of $22,500
(the lesser of avoidable and actual interest).
 Expense $77,500 ($100,000 less $22,500).
Santana Company exchanged equipment used in its
manufacturing operations plus $2,000 in cash for similar
equipment used in the operations of Delaware Company. The
following information pertains to the exchange.
Santana Delaware
Equipment (cost) $28,000 $28,000
Accumulated Depreciation 19,000 10,000
Fair value of equipment 13,500 15,500
Cash given up 2,000
Instructions: Prepare the journal entries to record the
exchange on the books of both companies.
Kasus Pertukaran Aset
131
Calculation of Gain or Loss
Santana Delaware
Fair value of equipment received $15,500 $13,500
Cash received / paid (2,000) 2,000
Less: Bookvalue of equipment
($28,000-19,000) (9,000)
($28,000-10,000) (18,000)
Gain or (Loss) on Exchange $4,500 ($2,500)
Kasus Pertukaran Aset
132
Has Commercial Substance
Santana:
Equipment 15,500
Accumulated depreciation 19,000
Cash 2,000
Equipment 28,000
Gain on exchange 4,500
Delaware:
Cash 2,000
Equipment 13,500
Accumulated depreciation 10,000
Loss on exchange 2,500
Equipment 28,000
Kasus Pertukaran Aset
133
Santana (Has Commercial Substance):
Equipment 15,500
Accumulated depreciation 19,000
Cash 2,000
Equipment 28,000
Gain on disposal of equipment 4,500
Santana (LACKS Commercial Substance):
Equipment (15,500 – 4,500) 11,000
Accumulated depreciation 19,000
Cash 2,000
Equipment 28,000
Kasus Pertukaran Aset
134
Delaware (Has Commercial Substance):
Delaware (LACKS Commercial Substance):
Cash 2,000
Equipment 13,500
Accumulated depreciation 10,000
Loss on disposal of equipment 2,500
Equipment 28,000
Cash 2,000
Equipment 13,500
Accumulated depreciation 10,000
Loss on disposal of equipment 2,500
Equipment 28,000
Kasus Pertukaran Aset
135
Revaluation—Land
Illustration: Siemens Group (DEU) purchased land for
€1,000,000 on January 5, 2010. The company elects to use
revaluation accounting for the land in subsequent periods. At
December 31, 2010, the land’s fair value is €1,200,000. The
entry to record the land at fair value is as follows.
Land 200,000
Unrealized Gain on Revaluation - Land 200,000
Unrealized Gain on Revaluation—Land increases other comprehensive
income in the statement of comprehensive income.
Kasus Revaluasi
136
Revaluation—Depreciable Assets
Illustration: Lenovo Group (CHN) purchases equipment for
¥500,000 on January 2, 2010. The equipment has a useful life
of five years, is depreciated using the straight-line method of
depreciation, and its residual value is zero. Lenovo chooses to
revalue its equipment to fair value over the life of the
equipment. Lenovo records depreciation expense of ¥100,000
(¥500,000 5) at December 31, 2010, as follows.
Depreciation Expense 100,000
Accumulated Depreciation—Equipment 100,000
Kasus Revaluasi
137
Revaluation—Depreciable Assets
After this entry, Lenovo’s equipment has a carrying amount of
¥400,000 (¥500,000 - ¥100,000). Lenovo receives an
independent appraisal for the fair value of equipment at
December 31, 2010, which is ¥460,000.
Accumulated Depreciation—Equipment 100,000
Equipment 40,000
Unrealized Gain on Revaluation—Equipment 60,000
Kasus Revaluasi
138
Revaluation—Depreciable Assets
Illustration 11-22
Financial Statement
Presentation—Revaluations
Lenovo reports depreciation expense of ¥100,000. The Accumulated Other
Comprehensive Income account related to revaluations cannot have a negative
balance.
Kasus Revaluasi
139
Kasus – Model Revaluasi & Cost
An asset was acquired January 1, 2006, for 1.000.000 and is expected to have a
5-year life without any salvage value. Straight-line depreciation is used.
• On January 1, 2007 the asset is appraised at a sound value (depreciated
replacement cost) of 1.200.000
• On January 1, 2008 the asset is appraised at a sound value (depreciated
replacement cost) of 450.000
• On January 1, 2009 the asset is appraised at a sound value (depreciated
replacement cost) of 500.000
Required:
a. Prepare all necessary journal based on revaluation model!
b.Prepare all necessary journal based on cost model! Assume that the condition
of January 1, 2008 fulfills the criteria for impairment!
140
Arcadia HS, purchased equipment for $510,000 which was estimated
to have a useful life of 10 years with a residual value of $10,000 at the
end of that time. Depreciation has been recorded for 7 years on a
straight-line basis. In 2010 (year 8), it is determined that the total
estimated life should be 15 years with a residual value of $5,000 at
the end of that time.
Questions:
– What is the journal entry to correct the prior
years’ depreciation?
– Calculate the depreciation expense for
2010.
Ilustrasi Perubahan Estimasi
141
At December 31, 2011, Hanoi Company has equipment with a cost of
VND26,000,000, and accumulated depreciation of VND12,000,000. The
equipment has a total useful life of four years with a residual value of
VND2,000,000. The following information relates to this equipment.
1. The equipment’s carrying amount at December 31, 2011, is
VND14,000,000 (VND26,000,000 VND12,000,000).
2. Hanoi uses straight-line depreciation. Depreciation was VND6,000,000
for 2011 and is recorded.
3. Hanoi has determined that the recoverable amount for this asset at
December 31, 2011, is VND11,000,000.
4. The remaining useful life after December 31, 2011, is two years.
Impairments Illustrations Case 1
Kasus Penurunan Nilai
142
Case 1: Hanoi records the impairment on its equipment at
December 31, 2011, as follows.
VND14,000,000 VND11,000,000
VND3,000,000 Impairment Loss
Loss on Impairment 3,000,000
Accumulated Depreciation—
Equipment 3,000,000
Kasus Penurunan Nilai
143
Depreciation Expense 5,500,000
Accumulated Depreciation—Equipment 5,500,000
Equipment VND 26,000,000
Less: Accumulated Depreciation-Equipment 15,000,000
Carrying value (Dec. 31, 2011) VND 11,000,000
Hanoi Company determines that the equipment’s total useful life has
not changed (remaining useful life is still two years). However, the
estimated residual value of the equipment is now zero. Hanoi
continues to use straight-line depreciation and makes the following
journal entry to record depreciation for 2012.
Kasus Penurunan Nilai
144
At the end of 2010, Verma Company tests a machine for impairment. The
machine has a carrying amount of $200,000. It has an estimated remaining
useful life of five years. Because there is little market-related information on
which to base a recoverable amount based on fair value, Verma determines
the machine’s recoverable amount should be based on value-in-use. Verma
uses a discount rate of 8 percent. Verma’s analysis indicates that its future
cash flows will be $40,000 each year for five years, and it will receive a
residual value of $10,000 at the end of the five years. It is assumed that all
cash flows occur at the end of the year.
Impairments Illustrations Case 2
Illustration 11-16
Kasus Penurunan Nilai
145
Case 2: Computation of the impairment loss on the machine at
the end of 2010.
Illustration 11-15
$200,000 $166,514
Unknown $166,514
$33,486 Impairment Loss
Kasus Penurunan Nilai
146
Case 2: Computation of the impairment loss on the machine at
the end of 2010.
Illustration 11-15
$200,000 $166,514
Unknown $166,514
$33,486 Impairment Loss
Loss on Impairment 33,486
Accumulated Depreciation—
machine 33,486
Kasus Penurunan Nilai
147
Tan Company purchases equipment on January 1, 2010, for
$300,000, useful life of three years, and no residual value.
Reversal of Impairment Loss
At December 31, 2010, Tan records an impairment loss of $20,000.
Loss on Impairment 20,000
Accumulated Depreciation—Equipment 20,000
Kasus Penurunan Nilai
148
Depreciation expense and related carrying amount after the
impairment.
Reversal of Impairment Loss
At the end of 2011, Tan determines that the recoverable amount of the
equipment is $96,000. Tan reverses the impairment loss.
Accumulated Depreciation—Equipment 6,000
Recovery of Impairment Loss 6,000
Kasus Penurunan Nilai
149
Main References
• Intermediate Accounting
Kieso, Weygandt, Walfield, 13th edition, John Wiley
• Standar Akuntansi Keuangan
Dewan Standar Akuntansi Keuangan, IAI
• International Financial Reporting Standards – Certificate Learning
Material
The Institute of Chartered Accountants, England and Wales
150
TERIMA KASIH
Profesi untuk
Mengabdi padamu
Negeri
Dwi Martani
081318227080
martani@ui.ac.id atau dwimartani@yahoo.com
http://staff.blog.ui.ac.id/martani/

More Related Content

What's hot

Bahan lengkap
Bahan lengkapBahan lengkap
Bahan lengkap
Sri Rahayu
 
Transaksi mata uang asing pertemuan ke 7
Transaksi mata uang asing pertemuan ke 7Transaksi mata uang asing pertemuan ke 7
Transaksi mata uang asing pertemuan ke 7Manik Ryad
 
Quiz 6 pengendalian internal dan evaluasinya
Quiz 6   pengendalian internal dan evaluasinyaQuiz 6   pengendalian internal dan evaluasinya
Quiz 6 pengendalian internal dan evaluasinya
Hutria Angelina Mamentu
 
Kunci jawaban bab 8 teori akuntansi suwardjono
Kunci jawaban bab 8 teori akuntansi suwardjonoKunci jawaban bab 8 teori akuntansi suwardjono
Kunci jawaban bab 8 teori akuntansi suwardjonoHerna Ferari
 
Ppt akl 2 kel 8 ( konsolidasi perubahan kepemilikan ) fix
Ppt akl 2 kel 8 ( konsolidasi perubahan kepemilikan ) fixPpt akl 2 kel 8 ( konsolidasi perubahan kepemilikan ) fix
Ppt akl 2 kel 8 ( konsolidasi perubahan kepemilikan ) fix
Perum Perumnas
 
Kelompok 2 Akuntansi Keuangan Menengah 2, BAB 12 "Liabilitas Jangka Panjang"
Kelompok 2 Akuntansi Keuangan Menengah 2, BAB 12 "Liabilitas Jangka Panjang"Kelompok 2 Akuntansi Keuangan Menengah 2, BAB 12 "Liabilitas Jangka Panjang"
Kelompok 2 Akuntansi Keuangan Menengah 2, BAB 12 "Liabilitas Jangka Panjang"
risangaji febriyanto
 
Bahan kuliah pengantar akuntansi ii utang obligasi
Bahan kuliah pengantar akuntansi ii  utang obligasiBahan kuliah pengantar akuntansi ii  utang obligasi
Bahan kuliah pengantar akuntansi ii utang obligasi
Magdalena - Nommensen university
 
Akuntansi Aset Tetap dan KDP
Akuntansi Aset Tetap dan KDPAkuntansi Aset Tetap dan KDP
Akuntansi Aset Tetap dan KDP
Sujatmiko Wibowo
 
Materi AKM 2 Utang Jangka Panjang
Materi AKM 2 Utang Jangka PanjangMateri AKM 2 Utang Jangka Panjang
Materi AKM 2 Utang Jangka Panjang
Ryan Gamof
 
Laporan Keuangan Konsolidasi
Laporan Keuangan KonsolidasiLaporan Keuangan Konsolidasi
Laporan Keuangan Konsolidasi
ahmad aniq azharoni
 
Hubungan antara materialitas, risiko audit dan bukti audit
Hubungan antara  materialitas, risiko audit dan  bukti auditHubungan antara  materialitas, risiko audit dan  bukti audit
Hubungan antara materialitas, risiko audit dan bukti auditSyafdinal Ncap
 
Akuntansi positif dan akuntansi normatif
Akuntansi positif dan akuntansi normatifAkuntansi positif dan akuntansi normatif
Akuntansi positif dan akuntansi normatifneeaem
 
Contoh perhitungan deviden saham
Contoh perhitungan deviden saham Contoh perhitungan deviden saham
Contoh perhitungan deviden saham Livi Pungus
 
Akm ch 17 obligasi
Akm ch 17 obligasi Akm ch 17 obligasi
Akm ch 17 obligasi
MAYAN SATRIA WICAKSANA
 
review PSAK 57 Kewajiban Diestimasi, Kewajiban Kontijensi, dan Aktiva Kontije...
review PSAK 57 Kewajiban Diestimasi, Kewajiban Kontijensi, dan Aktiva Kontije...review PSAK 57 Kewajiban Diestimasi, Kewajiban Kontijensi, dan Aktiva Kontije...
review PSAK 57 Kewajiban Diestimasi, Kewajiban Kontijensi, dan Aktiva Kontije...yufendriansyah auriga
 
Wesel bayar jangka panjang
Wesel bayar jangka panjangWesel bayar jangka panjang
Wesel bayar jangka panjang
Firdha Aryati
 
Ekuitas modal disetor
Ekuitas modal disetorEkuitas modal disetor
Kunci jawaban bab 9 teori akuntansi suwardjono
Kunci jawaban bab 9 teori akuntansi suwardjonoKunci jawaban bab 9 teori akuntansi suwardjono
Kunci jawaban bab 9 teori akuntansi suwardjonoHerna Ferari
 
Anggaranperusahaan 101214094831-phpapp01
Anggaranperusahaan 101214094831-phpapp01Anggaranperusahaan 101214094831-phpapp01
Anggaranperusahaan 101214094831-phpapp01arwianthy
 
aset tetap & properti investasi
aset tetap & properti investasiaset tetap & properti investasi
aset tetap & properti investasi
Trisna Wahyuni
 

What's hot (20)

Bahan lengkap
Bahan lengkapBahan lengkap
Bahan lengkap
 
Transaksi mata uang asing pertemuan ke 7
Transaksi mata uang asing pertemuan ke 7Transaksi mata uang asing pertemuan ke 7
Transaksi mata uang asing pertemuan ke 7
 
Quiz 6 pengendalian internal dan evaluasinya
Quiz 6   pengendalian internal dan evaluasinyaQuiz 6   pengendalian internal dan evaluasinya
Quiz 6 pengendalian internal dan evaluasinya
 
Kunci jawaban bab 8 teori akuntansi suwardjono
Kunci jawaban bab 8 teori akuntansi suwardjonoKunci jawaban bab 8 teori akuntansi suwardjono
Kunci jawaban bab 8 teori akuntansi suwardjono
 
Ppt akl 2 kel 8 ( konsolidasi perubahan kepemilikan ) fix
Ppt akl 2 kel 8 ( konsolidasi perubahan kepemilikan ) fixPpt akl 2 kel 8 ( konsolidasi perubahan kepemilikan ) fix
Ppt akl 2 kel 8 ( konsolidasi perubahan kepemilikan ) fix
 
Kelompok 2 Akuntansi Keuangan Menengah 2, BAB 12 "Liabilitas Jangka Panjang"
Kelompok 2 Akuntansi Keuangan Menengah 2, BAB 12 "Liabilitas Jangka Panjang"Kelompok 2 Akuntansi Keuangan Menengah 2, BAB 12 "Liabilitas Jangka Panjang"
Kelompok 2 Akuntansi Keuangan Menengah 2, BAB 12 "Liabilitas Jangka Panjang"
 
Bahan kuliah pengantar akuntansi ii utang obligasi
Bahan kuliah pengantar akuntansi ii  utang obligasiBahan kuliah pengantar akuntansi ii  utang obligasi
Bahan kuliah pengantar akuntansi ii utang obligasi
 
Akuntansi Aset Tetap dan KDP
Akuntansi Aset Tetap dan KDPAkuntansi Aset Tetap dan KDP
Akuntansi Aset Tetap dan KDP
 
Materi AKM 2 Utang Jangka Panjang
Materi AKM 2 Utang Jangka PanjangMateri AKM 2 Utang Jangka Panjang
Materi AKM 2 Utang Jangka Panjang
 
Laporan Keuangan Konsolidasi
Laporan Keuangan KonsolidasiLaporan Keuangan Konsolidasi
Laporan Keuangan Konsolidasi
 
Hubungan antara materialitas, risiko audit dan bukti audit
Hubungan antara  materialitas, risiko audit dan  bukti auditHubungan antara  materialitas, risiko audit dan  bukti audit
Hubungan antara materialitas, risiko audit dan bukti audit
 
Akuntansi positif dan akuntansi normatif
Akuntansi positif dan akuntansi normatifAkuntansi positif dan akuntansi normatif
Akuntansi positif dan akuntansi normatif
 
Contoh perhitungan deviden saham
Contoh perhitungan deviden saham Contoh perhitungan deviden saham
Contoh perhitungan deviden saham
 
Akm ch 17 obligasi
Akm ch 17 obligasi Akm ch 17 obligasi
Akm ch 17 obligasi
 
review PSAK 57 Kewajiban Diestimasi, Kewajiban Kontijensi, dan Aktiva Kontije...
review PSAK 57 Kewajiban Diestimasi, Kewajiban Kontijensi, dan Aktiva Kontije...review PSAK 57 Kewajiban Diestimasi, Kewajiban Kontijensi, dan Aktiva Kontije...
review PSAK 57 Kewajiban Diestimasi, Kewajiban Kontijensi, dan Aktiva Kontije...
 
Wesel bayar jangka panjang
Wesel bayar jangka panjangWesel bayar jangka panjang
Wesel bayar jangka panjang
 
Ekuitas modal disetor
Ekuitas modal disetorEkuitas modal disetor
Ekuitas modal disetor
 
Kunci jawaban bab 9 teori akuntansi suwardjono
Kunci jawaban bab 9 teori akuntansi suwardjonoKunci jawaban bab 9 teori akuntansi suwardjono
Kunci jawaban bab 9 teori akuntansi suwardjono
 
Anggaranperusahaan 101214094831-phpapp01
Anggaranperusahaan 101214094831-phpapp01Anggaranperusahaan 101214094831-phpapp01
Anggaranperusahaan 101214094831-phpapp01
 
aset tetap & properti investasi
aset tetap & properti investasiaset tetap & properti investasi
aset tetap & properti investasi
 

Similar to Psak 16-aset-tetap-dan-psak-terkait-25032015

DM-PSAK-16-ASET-TETAP-06022017-1.pptx
DM-PSAK-16-ASET-TETAP-06022017-1.pptxDM-PSAK-16-ASET-TETAP-06022017-1.pptx
DM-PSAK-16-ASET-TETAP-06022017-1.pptx
ajimaulana33
 
Psak 16-aset tetap-ias-16-30052012
Psak 16-aset tetap-ias-16-30052012Psak 16-aset tetap-ias-16-30052012
Psak 16-aset tetap-ias-16-30052012
Sri Apriyanti Husain
 
Psak 16-aset tetap-ias-16-30052012
Psak 16-aset tetap-ias-16-30052012Psak 16-aset tetap-ias-16-30052012
Psak 16-aset tetap-ias-16-30052012Sri Apriyanti Husain
 
psak-16-aset-tetap.pptx
psak-16-aset-tetap.pptxpsak-16-aset-tetap.pptx
psak-16-aset-tetap.pptx
Supardi56
 
PSAK-16-ASET-TETAP-07032016.pptx
PSAK-16-ASET-TETAP-07032016.pptxPSAK-16-ASET-TETAP-07032016.pptx
PSAK-16-ASET-TETAP-07032016.pptx
melaniernawati1
 
Aset tetap psak 16
Aset tetap psak 16 Aset tetap psak 16
Aset tetap psak 16 Nita Putri
 
Aset tetap psak 16 (r2011) iai.oke
Aset tetap psak 16 (r2011) iai.okeAset tetap psak 16 (r2011) iai.oke
Aset tetap psak 16 (r2011) iai.okeNita Putri
 
Soal etap
Soal etapSoal etap
Soal etap
anisa_13
 
Aset vs akrual
Aset vs akrualAset vs akrual
Aset vs akrual
Mohammad Ramadhan
 
aset-tetap-dan-properti-investasi
aset-tetap-dan-properti-investasiaset-tetap-dan-properti-investasi
aset-tetap-dan-properti-investasi
Novi Lestara
 
Pengukuran dan Evaluasi Aset_Materi Training "ASSET MANAGEMENT"
Pengukuran dan Evaluasi Aset_Materi Training "ASSET MANAGEMENT"Pengukuran dan Evaluasi Aset_Materi Training "ASSET MANAGEMENT"
Pengukuran dan Evaluasi Aset_Materi Training "ASSET MANAGEMENT"
Kanaidi ken
 
Rangkuman aset tetap
Rangkuman aset tetapRangkuman aset tetap
Rangkuman aset tetap
Intan Diliyana
 
Pengukuran dan Evaluasi Aset_Materi Pelatihan "ASSET MANAGEMENT"
Pengukuran dan Evaluasi Aset_Materi Pelatihan "ASSET MANAGEMENT"Pengukuran dan Evaluasi Aset_Materi Pelatihan "ASSET MANAGEMENT"
Pengukuran dan Evaluasi Aset_Materi Pelatihan "ASSET MANAGEMENT"
Kanaidi ken
 
Aset-tetap.pptx
Aset-tetap.pptxAset-tetap.pptx
Aset-tetap.pptx
SyafiraNidaIsyarani
 
aktiva tetap.ppt
 aktiva tetap.ppt aktiva tetap.ppt
aktiva tetap.ppt
Tulus Surachman
 
Pengukuran dan Evaluasi Aset _ Materi Training "BUILDING & ASSETS MANAGEMENT"...
Pengukuran dan Evaluasi Aset _ Materi Training "BUILDING & ASSETS MANAGEMENT"...Pengukuran dan Evaluasi Aset _ Materi Training "BUILDING & ASSETS MANAGEMENT"...
Pengukuran dan Evaluasi Aset _ Materi Training "BUILDING & ASSETS MANAGEMENT"...
Kanaidi ken
 
PRESENTASI ASET TETAP PTPN V (REV).pptx
PRESENTASI ASET TETAP PTPN V (REV).pptxPRESENTASI ASET TETAP PTPN V (REV).pptx
PRESENTASI ASET TETAP PTPN V (REV).pptx
AIdilHelbet
 
PSAK terkait Aset tetap
PSAK terkait Aset tetapPSAK terkait Aset tetap
PSAK terkait Aset tetap
Indra Yu
 
Akuntansi Pajak atas Aktiva Tetap Berwujud
Akuntansi Pajak atas Aktiva Tetap BerwujudAkuntansi Pajak atas Aktiva Tetap Berwujud
Akuntansi Pajak atas Aktiva Tetap Berwujud
Wawan Dwi Hadisaputro
 
Perolehan aset tetap berdasar psak
Perolehan aset tetap berdasar psakPerolehan aset tetap berdasar psak
Perolehan aset tetap berdasar psakrantong
 

Similar to Psak 16-aset-tetap-dan-psak-terkait-25032015 (20)

DM-PSAK-16-ASET-TETAP-06022017-1.pptx
DM-PSAK-16-ASET-TETAP-06022017-1.pptxDM-PSAK-16-ASET-TETAP-06022017-1.pptx
DM-PSAK-16-ASET-TETAP-06022017-1.pptx
 
Psak 16-aset tetap-ias-16-30052012
Psak 16-aset tetap-ias-16-30052012Psak 16-aset tetap-ias-16-30052012
Psak 16-aset tetap-ias-16-30052012
 
Psak 16-aset tetap-ias-16-30052012
Psak 16-aset tetap-ias-16-30052012Psak 16-aset tetap-ias-16-30052012
Psak 16-aset tetap-ias-16-30052012
 
psak-16-aset-tetap.pptx
psak-16-aset-tetap.pptxpsak-16-aset-tetap.pptx
psak-16-aset-tetap.pptx
 
PSAK-16-ASET-TETAP-07032016.pptx
PSAK-16-ASET-TETAP-07032016.pptxPSAK-16-ASET-TETAP-07032016.pptx
PSAK-16-ASET-TETAP-07032016.pptx
 
Aset tetap psak 16
Aset tetap psak 16 Aset tetap psak 16
Aset tetap psak 16
 
Aset tetap psak 16 (r2011) iai.oke
Aset tetap psak 16 (r2011) iai.okeAset tetap psak 16 (r2011) iai.oke
Aset tetap psak 16 (r2011) iai.oke
 
Soal etap
Soal etapSoal etap
Soal etap
 
Aset vs akrual
Aset vs akrualAset vs akrual
Aset vs akrual
 
aset-tetap-dan-properti-investasi
aset-tetap-dan-properti-investasiaset-tetap-dan-properti-investasi
aset-tetap-dan-properti-investasi
 
Pengukuran dan Evaluasi Aset_Materi Training "ASSET MANAGEMENT"
Pengukuran dan Evaluasi Aset_Materi Training "ASSET MANAGEMENT"Pengukuran dan Evaluasi Aset_Materi Training "ASSET MANAGEMENT"
Pengukuran dan Evaluasi Aset_Materi Training "ASSET MANAGEMENT"
 
Rangkuman aset tetap
Rangkuman aset tetapRangkuman aset tetap
Rangkuman aset tetap
 
Pengukuran dan Evaluasi Aset_Materi Pelatihan "ASSET MANAGEMENT"
Pengukuran dan Evaluasi Aset_Materi Pelatihan "ASSET MANAGEMENT"Pengukuran dan Evaluasi Aset_Materi Pelatihan "ASSET MANAGEMENT"
Pengukuran dan Evaluasi Aset_Materi Pelatihan "ASSET MANAGEMENT"
 
Aset-tetap.pptx
Aset-tetap.pptxAset-tetap.pptx
Aset-tetap.pptx
 
aktiva tetap.ppt
 aktiva tetap.ppt aktiva tetap.ppt
aktiva tetap.ppt
 
Pengukuran dan Evaluasi Aset _ Materi Training "BUILDING & ASSETS MANAGEMENT"...
Pengukuran dan Evaluasi Aset _ Materi Training "BUILDING & ASSETS MANAGEMENT"...Pengukuran dan Evaluasi Aset _ Materi Training "BUILDING & ASSETS MANAGEMENT"...
Pengukuran dan Evaluasi Aset _ Materi Training "BUILDING & ASSETS MANAGEMENT"...
 
PRESENTASI ASET TETAP PTPN V (REV).pptx
PRESENTASI ASET TETAP PTPN V (REV).pptxPRESENTASI ASET TETAP PTPN V (REV).pptx
PRESENTASI ASET TETAP PTPN V (REV).pptx
 
PSAK terkait Aset tetap
PSAK terkait Aset tetapPSAK terkait Aset tetap
PSAK terkait Aset tetap
 
Akuntansi Pajak atas Aktiva Tetap Berwujud
Akuntansi Pajak atas Aktiva Tetap BerwujudAkuntansi Pajak atas Aktiva Tetap Berwujud
Akuntansi Pajak atas Aktiva Tetap Berwujud
 
Perolehan aset tetap berdasar psak
Perolehan aset tetap berdasar psakPerolehan aset tetap berdasar psak
Perolehan aset tetap berdasar psak
 

Recently uploaded

LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
widyakusuma99
 
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdfProgram Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
erlita3
 
Karakteristik Manusia Komunikan dalam Bingkai Psikologi Komunikasi
Karakteristik Manusia Komunikan dalam Bingkai Psikologi KomunikasiKarakteristik Manusia Komunikan dalam Bingkai Psikologi Komunikasi
Karakteristik Manusia Komunikan dalam Bingkai Psikologi Komunikasi
AdePutraTunggali
 
SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024
SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024
SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024
ozijaya
 
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptxJuknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
mattaja008
 
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docxRUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
kinayaptr30
 
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik Dosen
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik DosenUNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik Dosen
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik Dosen
AdrianAgoes9
 
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagjaPi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
agusmulyadi08
 
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptxRANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
SurosoSuroso19
 
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docxINSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
lindaagina84
 
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdfLaporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
UmyHasna1
 
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptxBab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
nawasenamerta
 
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docxForm B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
EkoPutuKromo
 
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdfRHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
asyi1
 
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docxForm B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
EkoPutuKromo
 
tugas modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
tugas  modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptxtugas  modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
tugas modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
d2spdpnd9185
 
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptxSOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
astridamalia20
 
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdfPaparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
SEMUELSAMBOKARAENG
 
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-OndelSebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
ferrydmn1999
 
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaanPermainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
DEVI390643
 

Recently uploaded (20)

LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
 
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdfProgram Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
 
Karakteristik Manusia Komunikan dalam Bingkai Psikologi Komunikasi
Karakteristik Manusia Komunikan dalam Bingkai Psikologi KomunikasiKarakteristik Manusia Komunikan dalam Bingkai Psikologi Komunikasi
Karakteristik Manusia Komunikan dalam Bingkai Psikologi Komunikasi
 
SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024
SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024
SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024
 
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptxJuknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
 
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docxRUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
 
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik Dosen
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik DosenUNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik Dosen
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik Dosen
 
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagjaPi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
 
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptxRANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
 
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docxINSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
 
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdfLaporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
 
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptxBab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
 
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docxForm B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
 
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdfRHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
 
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docxForm B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
 
tugas modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
tugas  modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptxtugas  modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
tugas modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
 
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptxSOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
 
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdfPaparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
 
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-OndelSebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
 
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaanPermainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
 

Psak 16-aset-tetap-dan-psak-terkait-25032015

  • 1. AKUNTANSI ASET TETAP (PSAK 16) DAN PSAK TERKAIT
  • 3. Sifat Aset Tetap Aset tetap mempunyai umur yang panjang atau permanen. Aset tetap berwujud karena mempunyai bentuk fisik. Dimiliki dan digunakan oleh perusahaan dan tidak untuk dijual sebagai bagian dari operasional. Ya Tidak Aset Tetap Beban / Biaya Ya Tidak Aset Tetap Aset tak berwujud Ya Tidak Aset Tetap Persediaan Investasi
  • 4. Pengaturan Aset Tetap dalam PSAK PSAK 16 PSAK 26 PSAK 48 PSAK 58 PSAK 30 ISAK 8 PSAK – Terkait Aset tetap PSAK 13 & 19 ISAK 25 Penurunan Nilai Aset Aset Tidak Lancar Dimiliki untuk Dijual dan Operasi yang Dihentikan Investasi Properti Aset tidak berwujud Tanah Sewa Aset Tetap Bunga Pinjaman 4
  • 5. Ikhtisar Perubahan PSAK 16 (Revisi 2011) No Perihal PSAK 16 Revisi PSAK 16 Lama 1 Istilah Aset Aktiva 2 Penyusutan Digabung di PSAK 16. Bagian yg signifikan disusutkan terpisah. Diatur di PSAK lain 3 Komponen biaya perolehan Termasuk: • biaya imbalan kerja • biaya pengujian aset – hasil penjualan dari pengujian Tidak mengatur 2 hal tsb secara spesifik. 4 Bukan komponen biaya perolehan Kegiatan insidental ini mungkin terjadi sebelum atau selama konstruksi atau aktivitas pengembangan (misal : parkir) Tidak mengatur hal tsb secara spesifik. 5 Pertukaran aset Membedakan antara ada substansi komersial atau tidak. Membedakan pertukaran sejenis dan tidak sejenis 5
  • 6. Ikhtisar Perubahan PSAK 16 (Revisi 2011) No Perihal PSAK 16 Revisi PSAK 16 Lama 6 Pengukuran setelah pengakuan Awal Cost Model atau Revaluation Model Hanya Cost Model, revaluasi boleh dilakukan jika sesuai ketentuan pemerintah 7 Telaah ulang nilai residu, umur manfaat & metode penyusutan Harus dilakukan minimum tiap akhir tahun dan perubahannya diperlakukan sebagai perubahan estimasi (prospektif). Telaah nilai residu tidak diatur, perubahan umur manfaat diperlakukan prospektif, perubahan metode penyusutan retrospektif. 8 Aktiva Lain-lain Diatur di PSAK lain Mengatur Aktiva Lain-lain 9 Dismantling cost Diakui sebagai biaya perolehan dan kewajiban Tidak diatur 6
  • 7. Pengertian Aset Tetap • Definisi  Aset tetap adalah aset berwujud yang: (par 6) 1. Dimiliki untuk digunakan dalam produksi atau penyediaan barang atau jasa, untuk direntalkan kepada pihak lain, atau untuk tujuan administratif; dan 2. Diharapkan digunakan selama lebih dari satu periode. 7  Tidak berlaku untuk Hak penambangan Reservasi tambang  Ciri ► “Used in operations” and not for resale. ► Long-term in nature and usually depreciated. ► Possess physical substance.
  • 8. Harga Perolehan Aset Tetap - Dikapitalisasi Kapitalisasi — proses menangguhkan biaya perolehan yang terjadi pada periode sekarang ke periode masa depan di mana aset tersebut diharapkan memberikan manfaat Biaya dikapitalisasi jika memenuhi kriteria : • Terjadi dari transaksi masa lalu • Dapat diidentifikasi dan memiliki manfaat di masa mendatang • Pemilik memiliki kendali atas manfaat di masa depan dari aset tersebut control over future benefits
  • 9. Harga Perolehan Aset Tetap Dialokasikan  Beban Depresiasi Alokasi — proses membebankan biaya yang dikapitalisasi pada periode di mana aset tersebut memberikan manfaat. Ditentukan oleh masa manfaat, nilai sisi dan metode alokasi Proses alokasi dikenal sebagai: • Depreciation untuk aset tetap
  • 10. Pengakuan Aset Tetap Biaya perolehan aset tetap harus diakui sebagai aset jika dan hanya jika : (par 7) a) Besar kemungkinan manfaat ekonomis di masa depan berkenaan dengan aset tersebut akan mengalir ke entitas; dan b) Biaya perolehan aset dapat diukur secara andal. 10  Kriteria pengakuan berlaku pada saat pengakuan awal dan untuk biaya setelah perolehan awal.
  • 11. Pengakuan Aset Tetap 11  Suku cadang utama dan peralatan siap pakai termasuk aset tetap jika  digunakan lebih dari satu periode  hanya digunakan untuk aset tertentu  komponen yang diganti tidak diakui lagi.  Contoh: Entitas membeli suatu komponen suku cadang dari suatu mesin. Suku cadang tersebut spesifik dan harganya material dibandingkan dengan nilai aset tersebut. Jangka waktu pemakaian suku cadang tersebut lebih satu tahun.  Suku cadang dikategorikan sebagai aset pada saat pembelian, dengan syarat komponen yang akan diganti dihapuskan dari pembukuan.
  • 12. Pengakuan Aset Tetap - materialitas 12  Unit ukuran dalam pengakuan sesuai kondisi entitas. Kriteria agregasi atau invidual.  Mempengaruhi nilai aset  Mempengaruhi biaya depresiasi atau biaya operasi  Laba (potensi earning management)  Materialitas digunakan sebagai tambahan kriteria untuk menentukan, apakah pengeluaran akan dicatat sebagai aset tetap  Pengeluaran yang memenuhi kriteria aset tetap namun tidak material dari sisi jumlah seringkali tidak dikapitalisasi dan dicatat sebagai beban pada periode berjalan.  Suatu aset secara individu tidak material, namun pembelian dalam jumlah banyak  material sehingga dikapitalisasi
  • 13. Pengakuan Aset Tetap - materialitas 13  Agregasi  Entitas membeli satu buah kursi seharga Rp1.000.000  Entitas membeli 100 buah kursi dengan harga satuan Rp1.000.000 total Rp100.000.000  Materialitas  Entitas membeli mesin hitung elektrik seharga Rp 1.500.000  Entitas membeli dinding seharga Rp1.250.000  ?  ?  ?  ?
  • 14. Pertimbangan - Materialitas 14 Pertimbangan penentuan batas suatu pengeluaran dikapitalisasi sebagai aset tetap:  Ukuran entitas  Relevansi informasi bagi pengguna  Biaya dan manfaat, biaya untuk menyelenggarakan pencatatan aset tetap dan manfaat dari informasi yang dihasilkan dari pencatatan aset tetap tersebut.  Konsekuensi ekonomis  Semakin tinggi batas materialitas  pengeluaran akan cenderung dicatat sebagai beban  laba akan kecil  administrasi pencatatan aset lebih mudah  Entitas dapat menetapkan 1 jt, 5 jt, 10jt, 25jt, 50jt  Jika tidak dicatat sebagai aset biasanya tidak diinventarisasi  sehingga aset tidak dipelihara.
  • 15. Pengukuran Awal Suatu aset tetap yang memenuhi kualifikasi diakui sebagai aset tetap pada awalnya harus diukur sebesar biaya perolehan. (par 15) 15 Biaya Perolehan Biaya yang dapat diatribusikan secara langsung Biaya pembongkaran dan pemindahan aset tetap dan restorasi lokasi aset
  • 16. Biaya Perolehan awal  Seluruh biaya terkait aset yang memiliki manfaat di masa mendatang.  Aset lain yang berfungsi agar suatu aset dapat memiliki manfaat di masa mendatang.  Alat yang dipasang agar pabrik dapat berjalan sesuai dengan ketentuan pengolahan limbah industri. 16
  • 17. Biaya Setelah Perolehan Awal  Biaya pemeliharaan dan perbaikan  diakui beban di laporan laba rugi komprehensif periode berjalan  Perawatan  Suku cadang kecil  Penggantian aset akan menambah aset jika:  Memenuhi kriteria aset (memiliki masa manfaat lebih dari satu periode dan diukur dengan andal)  Komponen yang diganti tidak lagi dicatat sebagai aset  Inspeksi yang signifikan dapat diakui sebagai aset jika:  Memenuhi kriteria aset  Nilai inspeksi terdahulu (dibedakan dari fisik) dihentikan pencatatanya 17
  • 18. Komponen biaya Perolehan a) Harga perolehan, termasuk bea impor dan pajak pembelian yang tidak dapat dikreditkan setelah dikurangi diskon pembelian dan potongan lain; b) Biaya-biaya yang dapat diatribusikan secara langsung untuk membawa aset ke lokasi dan kondisi yang diinginkan agar aset siap digunakan sesuai dengan keinginan dan maksud manajemen c) Estimasi awal biaya pembongkaran dan pemindahan aset tetap dan restorasi lokasi aset. Kewajiban atas biaya tersebut timbul – ketika aset tersebut diperoleh, atau – karena entitas menggunakan aset tersebut selama periode tertentu untuk tujuan selain untuk menghasilkan persediaan. 18
  • 19. Biaya Diatribusikan Langsung a) Biaya imbalan kerja yang timbul dari pembangunan atau akuisisi aset tetap. b) Biaya penyiapan lahan untuk pabrik; c) Biaya handling dan penyerahan awal; d) Biaya perakitan dan instalasi e) Biaya pengujian aset apakah aset berfungsi dengan baik (setelah dikurangi hasil penjualan produk tersebut) f) Komisi profesional 19
  • 20. Bukan Komponen Biaya Perolehan a) Biaya pembukaan fasilitas baru b) Biaya pengenalan produk baru c) Biaya penyelenggaraan bisnis di lokasi baru termasuk biaya pelatihan staf d) Administrasi dan overhead umum e) Biaya saat alat belum beroperasi penuh f) Kerugian awal operasi g) Biaya relokasi dan reorganisasi operasi entitas. h) Hasil dari aset sebelum dimanfaatkan (hasil parkir dari lahan yang belum digunakan). i) Laba internal jika aset tersebut merupakan persediaan perusahaan. 20
  • 21. Ilustrasi Biaya Perolehan • Entitas membeli peralatan tambang, diimport dari luar neger. Harga peralatan 200.000 USD. • Cost insurance and freight sebesar 10.000 USD. • Peralatan tersebut dikenakan bea masuk dan bea masuk tambahan sebesar 15% dari nilai CIF. • PPN 10%, PPnBM 10% dan PPh 22 sebesar 2,5%. • Kurs spot atas atas pembelian peralatan tersebut sebesar 11.000 dan kurs KMK yang berlaku pada saat transaksi sebesar 11.100. Contoh 21
  • 22. Ilustrasi Biaya Perolehan Contoh 22 • Nilai peralatan : 200.000 + 10.000 = 210.000 USD • 210.000 x 11.000 = 2.310.000.000 pencatatan perusahaan • Bea masuk 210.000 x 15% x 11.100 = 349.650.000 • Total CIF + bea masuk (kurs pajak) = 210.000 x 115% x 11.100 = 2.680.650.000 • PPN = 10% x 2.680.650.000 = 268.065.000 • PPnBM = 20% x 2.680.650.000 = 536.130.000 • PPh 22 = 2,5% x 2.680.650.000 = 67.016.250 • Nilai peralatan 2.310.000.000 + 349.650.000 + 536.130.000 = 3.195.780.000 Peralatan 2.310.000.000 Utang Dagang 2.310.000.000 Peralatan (bea masuk) 349.650.000 Peralatan (PPnBM) 536.130.000 Kas 885.780.000 PPN Masukan 268.065.000 Pajak dby dmk PPh22 67.016.250 Kas 604.800.000 3.195.780.000
  • 23. Ilustrasi Biaya Perolehan Berikut ini biaya yang dikeluarkan PT. Kelana dalam rangka perolehan mesin baru untuk produk barunya: 1. 20 milyar untuk pembelian mesin 2. 1.300 juta biaya tenaga kerja untuk memodifikasi dan instalasi mesin sesuai layout pabrik. 3. 200 juta untuk penyiapan lokasi pabrik 4. 300 juta untuk pengiriman mesin 5. 1.000 juta PPN dan 1.500 juta bea masuk. 6. Biaya promosi produk baru 700 juta 7. Biaya pengetesan awal 250 juta 8. Biaya grand opening 350 juta 9. Biaya tenaga enginering yang melakukan pengetesan dan instalasi 150 juta 10.Biaya administrasi yang dimasukkan dalam biaya overhead 120 juta Contoh 23 Diskusikan mana yang merupakan biaya perolehan??
  • 24. Pengukuran Awal • Biaya dari pembukaan pabrik tersebut sebesar 20.000+1.300+200+300+1.500+250+250+150 = 23.700 milyar • Biaya yang tidak berhubungan langsung dengan perolehan dan pemasangan mesin pabrik tersebut tidak boleh diakui. 1. Biaya grand opening 350 juta 2. Biaya promosi produk baru 800 juta 3. Biaya administrasi yang dimasukkan dalam biaya overhead 120 juta Example 24
  • 25. Dismantling Cost Perusahaan menyewa sebuah bangunan selama 8 tahun untuk dijadikan kantor senilai 2.000juta. Perusahaan mengeluarkan biaya untuk modifikasi interior ruangan sebesar 1.000juta. Menurut perjanjian bangunan tersebut harus kembali dalam keadaan kosong di akhir masa sewa. Estimasi biaya pembongkaran interior tersebut 100 juta. Harga perolehan peralatan interior perolehan interior adalah 1.000 juta ditambah estimasi biaya pembongkaran. 100 juta : (1 + 6%)8 = 62.741jt) asumsi tingkat suku bunga 6% Contoh 25 Biaya partisi diakui dalam neraca dengan jurnal berikut: DrAset Tetap 1.062,741 jt Cr Kas 1.000 jt Kewajiban diestimasi 63,741jt Jurnal penyesuaian kewajiban tahun 1 CrBeban bunga 3,764 jt Kewajiban diestimasi 3,764jt
  • 26. Dismantling Cost PT. ABC membangun instalasi minyak lepas pantai. Biaya yang dikeluarkan sebesar 500 milyar. Peraturan pemerintah mengharuskan entitas memindahkan instalasi tersebut di akhir konsesi (20 tahun yang akan datang). Estimasi biaya untuk melakukan pemindahan dan restorasi sebesar 80 milyar. Tingkat bunga yang berlaku 6%. PV dari biaya restorasi 24,94. Example 26 Instalasi minyak diakui dalam neraca dengan jurnal berikut: Dr Aset Tetap 524,94 milyar Cr Kas 500 milyar Kewajiban diestimasi 24,94 milyar Jurnal penyesuaian kewajiban tahun 1 CrBeban bunga 1,497 milyar Kewajiban diestimasi 1,497 milyar
  • 27. Diskusi - Pengukuran Awal • Entitas membeli peralatan dengan harga 2,4 milyar. Biaya instalasi dan pemasangan 200 juta. Biaya komisi / perantara sebesar 600 juta, biaya pengadaan dan perjalanan dinas terkait pengadaan peralatan tersebut 400 juta? • Biaya lain-lain tersebut apakah dapat dikategorikan sebagai biaya perolehan aset ? Example 27 • Berdasarkan konsep perolehan semua biaya yang terkait dengan pengadaan dapat ditambahkan dalam penilaian aset. • Namun jika nilai biaya ini material, akan membuat nilai tercatat aset tidak mencerminkan manfaat yang akan diperoleh di masa mendatang. • Aset dapat dicatat mengalami penurunan nilai pada periode berikutnya
  • 28. Diskusi - Pengukuran Awal • Bagaimana pencatatan nilai aset dan biaya-biaya lain terkait dengan aset tersebut? • Apakah perlu dipisahkan atau dicatat menjadi satu? • Praktik yang sering dilakukan, semua biaya tersebut dicatat menjadi satu sebagai nilai aset. • Dokumen transaksi yang menjelaskan secara rinci komponen biaya perolehan. • Tanggal pengeluaran biaya seringkali berbeda-beda, dapat terjadi sebelum atau sesudah aset utama diperoleh. – Untuk sebelum aset utama diperoleh jika dapat diidentifikasi berhubungan langsung dengan aset dapat diakui sebagai beban tangguhan sebelum dicatat sebagai aset. – Untuk beban setelah aset utama diakui sebagai penambah nilai aset tetap  ditentukan titik pengakuan saat aset mulai digunakan. Example 28
  • 29. Diskusi - Pengukuran Awal • Apakah pencatatan aset dilakukan secara global sebagai satu kesatuan atau pencatatan harus dilakukan untuk masing-masing komponen. • Pertimbangan pencatatan sebagai aset terpisah – Manfaat dan biaya dari pencatatan aset secara terpisah – Aset dapat diidentifikasi secara terpisah – Entitas dapat secara ekonomis memisahkan biaya aset per komponen. – Masing-masing komponen aset memiliki masa manfaat yang berbeda contoh rangka pesawat dan asesoris dalam pesawat; bangunan dan lift; tanah dan bangunan. – Perolehan aset dilakukan secara terpisah sehingga dapat diidentifikasi dengan mudah. Example 29
  • 30. Semua biaya terkait dengan akuisisi atau konstruksi :  Material, tenaga kerja, overhead selama proses konstruksi , biaya bunga  jika membangun sendiri  Harga beli bangunan dan pengurusan hak perolehan bangunan.  Fee profesional  Ijin pendirian bangunan 30 Perolehan Bangunan
  • 31. Semua biaya terkait dengan akuisisi dan penyiapan tanah sesuai dengan tujuan penggunaan : (1) Harga Beli (2) Biaya pengurusan hak tanah (sertifikat, pajak/BPHTB, biaya notaris, dll. (3) Biaya untuk perataan tanah, penghancuran bangunan yang tidak diperlukan. 31 Perolehan Tanah
  • 32. Pengeluaran dan penerimaan berikut terkait dengan tanah, land improvement dan pembelian gedung. Tentukan bagaimana perusahaan mengklasifikasikan pengeluaran tersebut? 32 1. Biaya arsitek membangun gedung 2. Biaya untuk membeli pabrik, 2.000juta untuk tanah dan 5.000 bangunan 3. Biaya komisi pembelian pabrik 4. Biaya untuk membangun pagar di sekeliling tanah dan bangunan 5. Biaya untuk menghancurkan bangunan yang ada di atas tanah sebelum gedung dibangun 6. Hasil dari penjualan sisa bangunan yang dihancurkan 7. Biaya untuk membangun lahan parkir 8. Biaya untuk membeli pohon ditanam sekitar bangunan 1. Bangunan 2. Tanah 3. Tanah 4. Land Improvement 5. Tanah 6. (Tanah) 7. Land Improvement 8. Land Ilustrasi : Perolehan
  • 33. PSAK 13 Tanah dan Bangunan  Investasi Properti • Properti Investasi menurut PSAK 13 adalah: – properti (tanah atau bangunan—atau bagian dari bangunan—atau keduanya) yang dikuasai (oleh pemilik atau lessee melalui sewa pembiayaan) untuk menghasilkan rental atau untuk kenaikan nilai, atau kedua-duanya, dan tidak untuk: 1. Digunakan dalam produksi atau penyediaan barang atau jasa atau untuk tujuan administratif; atau 2. Dijual dalam kegiatan usaha sehari-hari. • Sebagian aset digunakan sebagian yang lain disewakan  prorata 33
  • 34. PSAK 13 Pengakuan Investasi Properti • Kriteria Pengakuan Sama dengan PSAK 16 – Memiliki manfaat ekonomi di masa mendatang – Dapat diukur dengan andal • Properti investasi pada awalnya diukur sebesar biaya perolehan. – Biaya transaksi termasuk dalam pengukuran awal – Biaya pengurusan surat-surat • Setelah pengukuran awal perusahaan dapat memilih menggunakan : – Metode biaya  harga perolehan dikurangi akumulasi depresiasi – Metode nilai wajar  nilai properti pada tanggal pelaporan, selisih perubahan nilai diakui dalam laporan laba rugi komprehensif, aset properti investasi tidak disusutkan. 34
  • 35. PSAK 13 Pengukuran setelah Pengakuan Awal Fair value model (PSAK 13) • Menggunakan nilai wajar • Menggunakan nilai wajar Revaluation model (PSAK 16) • Perubahan nilai wajar diakui dalam laporan laba rugi pada periode terjadinya. • Perubahan nilai wajar diakui dalam ekuitas (laba komprehensif atau laba rugi untuk penurunan nilai. • Tidak ada penyusutan. • Penyusutan. • Mencerminkan kondisi pasar pada tanggal neraca. • Tidak spesifik, hanya mengharuskan secara reguler. 35
  • 36. Ilustrasi - Investasi Properti • Entitas memiliki gedung 20 lantai. 10 lantai digunakan untuk kegiatan entitas, sedangkan sisanya disewakan. Aktivitas utama entitas bukan menyewakan gedung. • Bagian gedung yang digunakan sebagai aset tetap, bagian gedung yang disewakan disajikan sebagai properti investasi • Alokasi dapat dilakukan berdasarkan jumlah lantai
  • 37. Ilustrasi - Investasi Properti • PT, Melati membeli tanah dan bangunan pada 1 Januari 2012 senilai 4.500juta. Berdasarkan informasi, harga beli tanah saja 2.000 dan bangunan saja 3.000. Perusahaan menggunakan metode fair value untuk penilaian properti investasi tersebut. Nilai wajar tanah dan bangunan dapat dilihat dalam tabel berikut: • Properti Investasi 4.500 Kas 4.500 • Properti Investasi 500 Keuntungan peningkatan nilai 500 • Kerugian penurunan nilai 100 Properti investasi 100 31/12/2012 31/12/2013 Tanah 2.000 2.100 Bangunan 3.000 2.800
  • 38.  Peralatan dapat meliputi mesin, kendaraan, peralatan kantor, peralatan pabrik, peralatan tambang, mesin dan peralatan lain.  Biaya perolehan meliputi (1) Harga beli, (2) Pajak atau Bea yang tidak dapat dikreditkan (3) Biaya transportasi (4) Biaya asuransi selama pengiriman barang (5) Biaya instalasi dan biaya penyiapan tempat untuk melakukan instalasi (6) Biaya untuk pengetesan peralatan 38 Perolehan Peralatan
  • 39. Aset Dibangun Sendiri • Biaya yang dikeluarkan sampai aset tersebut siap digunakan: – Material dan tenaga kerja – Overhead  biaya variabel dan porsi dari fixed overhead yang terkait langsung dengan pembangunan aset. – Biaya bunga selama proses pembangunan 39
  • 40. Bunga selama Proses Konstruksi • Alternatif pembebanan biaya bungan yang muncul selama proses konstruksi 40 Biaya bunga tidak dikapitalisasi selama konstruksi Kapitalisasi biaya bunga aktual selama konstruksi (dengan modifikasi) Kapitalisasi semua biaya bunga IFRS/PSAK Rp 0 Rp ?Menambah Nilai Aset
  • 41.  PSAK 26 (IFRS 23) mengkapitalisasi biaya bunga aktual (dengan modifikasi)  SAK ETAP dan IFRS SME, bunga pinjaman tidak dikapitalisasi  Konsisten dengan prinsip harga perolehan  Dalam kapitalisasi ada tiga pertimbangan 1. Qualifying assets 2. Periode kapitalisasi 3. Jumlah yang dikapitalisasi Bunga Pinjaman (PSAK 26) 41 Qualifying Assets / Aset kualifikasi  Memerlukan periode yang cukup lama untuk membangun atau menyiapkan aset tujuan penggunaannya:  Ada dua jenis aset : aset yang dibangun sendiri maupun aset yang akan dijual / disewakan.
  • 42. Bunga Pinjaman (PSAK 26) Periode Kapitalisasi  Dimulai : 1. terjadinya pengeluaran untuk aset; 2. terjadinya biaya pinjaman; dan 3. entitas telah melakukan aktivitas yang diperlukan untuk menyiapkan aset untuk digunakan atau dijual sesuai dengan maksudnya. • Berakhir 1. Aset telah selesai dibangun dan siap digunakan 2. Jika aset dihentikan pembangunannya karena kondisi force major maka kapitalisasi dihentikan sementara. 42
  • 43. Jumlah yang dikapitalisasi  Jumlah yang lebih kecil antara  Biaya bunga aktual  Avoidable interest – bunga yang dapat dihindarkan yaitu biaya bunga yang tidak akan muncul jika kegiatan pembangunan tersebut tidak dilaksanakan. Bunga Pinjaman (PSAK 26) 43
  • 44. Bunga Pinjaman (PSAK 26)  Pinjaman dapat meliputi 1. Pinjaman khusus yang dikeluarkan untuk untuk mendanai aset tersebut 2. Pinjaman umum yang ada saat proses pembangunan aset tersebut terjadi • Pinjaman khusus  menggunakan aktual biaya bunga yang terjadi dikurangi pendapatan bunga yang dihasilkan dari pinjaman khusus sebelum digunakan. • Pinjaman umum  menggunakan rata-rata tertimbang dana yang terpakai dikalikan dengan bunga rata-rata. • Dana yang digunakan gabungan ?? • PSAK / IFRS tidak ada penjelasan khusus • US GAAP  sampai dengan jumlah sebesar pinjaman khusus menggunakan rate bunga pinjaman khusus, sisanya menggunakan bunga pinjaman umum 44
  • 45. Pengakuan PSAK 26 • Sepanjang entitas meminjam dana secara spesifik untuk tujuan memperoleh aset kualifikasian, entitas harus menentukan jumlah biaya pinjaman yang dapat dikapitalisasi sebesar: – biaya pinjaman aktual yang terjadi atas pinjaman tersebut selama periode berjalan dikurangi – penghasilan investasi dari investasi temporer pinjaman tersebut. 45
  • 46. Pengakuan bunga pinjaman • Menggunakan dana secara umum  tingkat kapitalisasi untuk pengeluaran atas aset tersebut. • Tingkat kapitalisasi adalah rata-rata tertimbang biaya pinjaman yang dapat diterapkan atas saldo pinjaman selama periode berjalan, selain pinjaman yang secara spesifik untuk tujuan memperoleh aset kualifikasian. • Jumlah biaya pinjaman yang dikapitalisasi  tidak boleh melebihi jumlah biaya pinjaman yang terjadi. • Gabungan dana  dipisahkan sumber dana dari pinjaman khusus dan pinjaman umum – Pinjaman khusus = bunga aktual dikurangi hasil investasi – Pinjaman umum = rata tertimbang biaya pinjaman x pinjaman umum yang digunakan untuk pembangunan aset 46
  • 47. Ilustrasi Kapitalisasi Bunga Pinjaman • PT. Melati meminjam ke Bank sejumlah 10.000 juta untuk membangun gedung dengan tingkat bunga 8%. Pengeluaran dilakukan selama proses pembangunan sehingga sebagian dana diinvestasikan. • Hasil investasi yang terjadi selama proses pembangunan gedung dari pinjaman yang belum dipakai sebesar 300juta. 47 • Total biaya bunga yang terjadi adalah: 10.000 x 8% = 800 juta • Bunga yang dapat dikapiltalisasi adalah 800 juta – 300 juta = 500 juta
  • 48. Ilustrasi Kapitalisasi Bunga Pinjaman • PT. Mutiara memiliki beberapa utang pada 1/1/2010 – Utang 1 sebesar 1.600 juta bunga 9% – Utang 2 sebesar 4.000 juta bunga 8% – Utang 3 sebesar 800 juta bunga 7,5% • Perusahaan membangun pabrik baru dengan total biaya 1.600 juta. Waktu untuk membangunnya 6 bulan. Tidak ada utang khusus yang ditarik untuk mendanai pembangunan pabrik tersebut. • Bunga rata-rata pinjaman (1.600 x 0.09) + (4.000 x 0.08) + (800 x 0.075) / (1.600 + 4.000 + 800) = 8% • Bunga yang dikapitalisasi adalah : 1.600 x 8% x 6/12 = 64 juta 48
  • 49. Dana yang tidak dipakai diinvestasikan dengan bunga 6%. Perusahaan sebelumnya memiliki utang outstanding utang dalam bentuk notes. Sumber pendanaan pembangunan tersebut adalah sbb: 1. 10%, utang bang 2 tahun untuk proyek tersebut : 500.000 juta 2. 8%, utang bank 5 untuk keperluan modal kerja 400.000 juta Berapa bunga yang dikapitalisasi ?? Ilustrasi Kapitalisasi Bunga Pinjaman PT. Melati membangun sendiri gedung dengan melakukan pengeluaran selama tahun 2011: Jan 31: 480.000juta Juli 31: 360.000 juta.
  • 50. Ilustrasi Kapitalisasi Bunga Pinjaman 45.833 avoidable Expenditure 840.000 Up to specific loan, 500.000 at 10% x 11/12 Excess (840,000 less 500.000 = 340.000) At 8% x 5/12 + 56.567 11.333 avoidable -600 Revenue
  • 51. Bunga yang dapat dihindari : 56.567 Bunga aktual : • 500,000 @ 10% = 50.000 • 400,000 @ 8% = 32.000 82.000 • Bunga yang dihindari lebih kecil dari bunga aktual sehingga bunga yang dapat dikapitalisasi 56.567. • Beban bunga 25.433 (82.000-56.567). Ilustrasi Kapitalisasi Bunga Pinjaman
  • 52. Pengukuran Biaya Perolehan 52 • Diskon — Diskon harus dikurangkan dari harga perolehan aset  aset dicatat setelah diskon • Pembayaran ditangguhkan— Aset yang dibeli dengan pembayaran ditangguhkan dinilai setara nilai tunainya. Perbedan nilai tunai dengan pembayaran diakui sebagai beban bunga. • Pertukaran aset — menggunakan nilai wajar kecuali tidak ada substansi ekonomi atau tidak ada nilai wajar yang andal. • Pembelian dengan lumpsum — dialokasikan nilai total biaya perolehan ke masing-masing aset dengan dasar nilai wajar aset. (jika asetnya diklasikan atau memiliki masa manfaat berbeda).
  • 53. Pengukuran Biaya Perolehan 53 • Penerbitan saham — menggunakan dasar nilai wajar dari saham sebagai indikator nilai wajar aset, jika nilai saham dapat diandalkan. – Mana yang lebih andal antara nilai wajar saham atau aset. – Jika keduanya andal maka nilai wajar aset yang diserahkan digunakan untuk mengukur aset yang diterima. • Hibah pemerintah — tidak boleh diakui sampai diperoleh keyakinan bahwa entitas memenuhi persyaratan dan hibah akan diperoleh.
  • 54. Pertukaran Aset  Biaya perolehannya diukur dengan jumlah tercatat dari aset yang diserahkan. Substansi Komersial Nilai wajar Aset dipertukarkan Biaya perolehan aset tetap dari suatu pertukaran diukur sebesar nilai wajar kecuali: – Tidak memiliki substansi komersial, atau – Nilai wajar aset yang diterima dan diserahkan tidak dapat diukur secara andal 54
  • 55. Ilustrasi Pembayaran Tangguhan • PT. Kencana membeli kendaraan melalui angsuran. Uang muka yang dibayarkan sebesar 500 juta dan angsuran selama 5 tahun yang dibayarkan 200juta per tahun. • Tingkat bunga yang berlaku 12% • Nilai tunai mesin tersebut adalah PVA i=12%, n=5. Nilai tunai angsuran = 720,95 • Nilai mesin 730,95+500 = 1.230,95 55 Jurnal perolehan  Kendaraan 1.230,95 Kas 500 Utang 720,95 Pembayaran angsuran 1  Utang 113,49 Beban bunga 86,51 Kas 200
  • 56. Pengeluaran setelah Perolehan Aset • Pengeluaran yang dilakukan untuk mengakuisisi aset tetap baru atau menambah aset tetap baru belanja modal = capital expenditure. • Pengeluaran akan dicatat menambah nilai aset jika sesuai dengan definisi aset tetap yaitu memiliki manfaat ekonomi di masa depan dan nilainya dapat diukur dengan andal
  • 57. Pengeluaran setelah Perolehan Aset • Pengeluaran untuk memperbaiki atau memelihara aset tetap yang tidak memberikan manfaat di masa mendatang disebut belanja pendapatan = revenue expenditure. • Pengeluaran akan diklasifikasikan sebagai beban pemerliharaan
  • 58. Pengeluaran setelah Perolehan Aset KEWAJIBAN EKUITAS PEMILIK PENDAPATAN ASET BEBAN CAPITAL EXPENDITURE 1. Biaya awal 2. Penambahan 3. Peningkatan 4. Perbaikan luar biasa Laba bersih Perbaikan dan pemeliharaan normal dan rutin REVENUE EXPENDITURE
  • 59. Pengukuran setelah Pengakuan Awal Entitas harus memilih antara: Cost Model Revaluation Model  Sebagai kebijakan akuntansinya, dan  Menerapkan kebijakan tersebut terhadap seluruh aset tetap dalam kelompok yang sama. 59
  • 60. Pengukuran setelah Pengakuan Awal Cost Model Revaluation Model Setelah diakui sebagai aset, aset tetap dicatat sebesar :  Biaya perolehan dikurangi  Akumulasi penyusutan dan Akumulasi rugi penurunan nilai aset Setelah diakui sebagai aset, aset tetap dicatat sebesar : – Jumlah revaluasian, yaitu nilai wajar pada tanggal revaluasi, dikurangi – Akumulasi penyusutan dan Akumulasi rugi penurunan nilai aset yang terjadi setelah tanggal revaluasi. 60
  • 61. Nilai Wajar Nilai wajar adalah jumlah yang dipakai untuk mempertukarkan suatu aset antara pihak- pihak yang berkeinginan dan memiliki pengetahuan memadai dalam suatu transaksi dengan wajar. Bukan nilai yang akan diterima atau dibayarkan entitas dalam suatu transaksi yang dipaksakan, likuidasi yang dipaksakan, atau penjualan akibat kesulitan keuangan. 61
  • 62. Hirarki Penentuan Nilai Wajar • Kuotasi harga di pasar aktif; • Jika pasar tidak aktif, maka menggunakan teknik penilaian yang meliputi: – penggunaan transaksi-transaksi pasar wajar yang terkini antara pihak-pihak yang mengerti, berkeinginan, jika tersedia; – referensi atas nilai wajar terkini dari instrumen lain yang secara substansial sama; – analisis arus kas yang didiskonto (discounted cash flow analysis); dan – model penetapan harga opsi (option pricing model) 62
  • 63. Definisi Nilai Wajar – PSAK 68 • harga yang akan diterima untuk menjual suatu aset atau harga yang akan dibayar untuk mengalihkan suatu liabilitas dalam transaksi teratur antara pelaku pasar pada tanggal pengukuran. • “...the price that would be received to sell an asset or transfer a liability in an orderly transaction between market participants at the measurement date.” IFRS 13 par 9 63
  • 64. Hirarki Fair Value – PSAK 68 64 Apakah ada harga kuotasian dalam pasar aktif untuk aset atau liabilitas yang identik (Level 1) Apakah ada input selain harga kuotasioan yang dapat diobservasi* Gunakan nilai wajar pengukuran dengan Level 1 Gunakan input selain Harga kuotasian yang dapat diobservasi baik secara langsung atau tidak langsung, pengukuan ‡ Level 2 Gunakan input yang bukan berdasarkan harga pasar yang dapat diobservasi. Level 3 NoYes Yes No Harus digunakan tanpa penyesuaian * Maksimumkan input yang dapat diobservasi, termasuk informasi pasar dan informasi publik lainnya ‡ Input yang tidak dapat diobservasi diantaranya data entitas (anggaran, proyeksi), harus disesuaikan jika pelaku pasar menggunakan asumsi berbeda 64
  • 65. Penentuan Nilai Wajar 65 • Nilai wajar tanah dan bangunan biasanya ditentukan melalui penilaian yang dilakukan oleh penilai yang memiliki kualifikasi professional berdasarkan bukti pasar. • Nilai wajar pabrik dan peralatan biasanya menggunakan nilai pasar yang ditentukan oleh penilai.
  • 66. Pengukuran setelah Pengakuan Awal • Jika tidak ada pasar yang dapat dijadikan dasar penentuan nilai karena sifat aset yang khusus dan jarang diperjualbelikan, kecuali sebagai bagian dari bisnis yang berkelanjutan, maka  Entitas mengestimasi nilai wajar menggunakan pendekatan  penghasilan atau  biaya pengganti yang telah disusutkan (depreciated replacement cost). 66
  • 67. Frekuensi Penilaian 67 • Frekuensi revaluasi tergantung perubahan nilai wajar dari suatu asset tetap. • Jika nilai wajar dari asset yang direvaluasi berbeda secara material dari jumlah tercatatnya, maka revaluasi lanjutan perlu dilakukan. • Beberapa asset tetap mengalami perubahan nilai wajar secara signifikan dan fluktuatif, sehingga perlu direvaluasi secara tahunan. • Revaluasi tahunan tidak perlu, apabila perubahan nilai wajar tidak signifikan, asset dapat direvaluasi setiap tiga atau lima tahun sekali.
  • 68. Revaluation Model Revaluation Model Revaluasi harus dilakukan secara reguler Untuk memastikan jumlah tercatat tidak berbeda secara material dengan nilai wajar pada tanggal neraca. Akumulasi penyusutan pada tanggal revaluasi diperlakukan dengan metode: proporsional, atau eliminasi. 68
  • 69. Akumulasi Penyusutan – Revalution Model Revaluation Model Akumulasi penyusutan pada tanggal revaluasi diperlakukan dengan metode: • proporsional Nilai akumulasi depresiasi dan harga perolehan dinaikkan secara proporsional sehingga nilai bersih aset sama dengan nilai revaluasi. • eliminasi. Nilai akumulasi depresiai ditutup mengurangi nilai aset. Kemudian aset dinaikkan menjadi nilai revaluasi 69
  • 70. Revaluation Model Metode Proporsional Peralatan senilai 100.000.000 diperoleh tanggal 1 Januari 2012 dengan masa manfaat ekonomis 5 tahun tanpa nilai sisa. tanggal 31 Desember 2012 nilai wajar aset adalah 90.000.000. 1/1/2012 Aset tetap 100.000.000 Kas 100.000.000 31/12/2012 Beban Penyusutan 20.000.000 Akumulasi Penyusutan 20.000.000 31/12/ 2012 Aset Tetap 12.500.000 Akumulasi Penyusutan 2.500.000* Surplus Revaluasi 10.000.000 *(90.000.000 - 80.000.000) / 80.000.000) x 20.000.000 = 2.500.000 Example 70
  • 71. Revaluation Model Metode Eliminasi Peralatan senilai 100.000.000 diperoleh tanggal 1 Januari 2012 dengan masa manfaat ekonomis 5 tahun tanpa nilai sisa. tanggal 31 Desember 2012 nilai wajar aset adalah 90.000.000. 1/1/2012 Aset tetap 100.000.000 Kas 100.000.000 31/12/2012 Beban Penyusutan 20.000.000 Akumulasi Penyusutan 20.000.000 31/12/ 2012 Akumulasi Penyusutan 20.000.000 Aset Tetap 20.000.000 Aset Tetap 10.000,000 Surplus Revaluasi 10.000.000 Example 71
  • 72. Pengukuran setelah Pengakuan Awal Revaluation Model • Jika suatu aset tetap direvaluasi, maka – seluruh aset tetap dalam kelompok yang sama harus direvaluasi • Jika jumlah tercatat aset meningkat akibat revaluasi, kenaikan tersebut langsung dikreditkan ke ekuitas pada bagian surplus revaluasi. – Dikredit ke saldo laba jika sebelumnya ada penurunan akibat revaluasi terdahulu / impairment. • Jika jumlah tercatat aset menurun akibat revaluasi, penurunan tersebut diakui dalam laporn laba rugi. – Didebit ke surplus revaluasi (ekuitas) – sejumlah saldo kredit surplus revaluasi (jika ada) sebelum debit ke saldo laba. Entire class To Equity directly Negative to P/L 72
  • 73. Revaluation Model Revaluation Model • Surplus revaluasi di ekuitas dapat dipindahkan langsung ke sado laba pada saat aset tersebut dihentikan penggunaannya. • Namun, pemindahan ke saldo laba dapat dilakukan seiring dengan penggunaan aset oleh entitas. (partially realized)  saat penyusutan – Dipindahkan sebesar perbedaan penyusutan dengan revaluasian dan penyusutan dengan biaya perolehan (atau nilai surplus revaluasi dibagi sisa manfaat ekonomis) • Pemindahan surplus revaluasi tidak dilakukan melalui Laporan Laba Rugi. Dr Surplus Revaluasi Cr Saldo Laba 73
  • 74. Revaluation Model Example • Aset tetap dengan biaya perolehan Rp 6.000.000 dan akumulasi penyusutan Rp 3.300.000 dilakukan revaluasi dan menghasilkan nilai Rp 3.900.000. Dr - Akumulasi Penyusutan 3.300.000 Cr – Aset Tetap 3.300.000 Dr – Aset Tetap 1.200.000 Cr – Surplus Revaluasi 1.200.000 74
  • 75. Revaluation Model Example Aset tetap dengan biaya perolehan Rp 6.000.000 dan akumulasi penyusutan Rp 3.300.000 dilakukan revaluasi dan menghasilkan nilai Rp 3.900.000. Sebelumnya pernah direvaluasi dengan penurunan Rp 400.000. Dr - Akumulasi Penyusutan 3.300.000 Cr – Aset Tetap 3.300.000 Dr – Aset Tetap 1.200.000 Cr – Keuntungan Revaluasi 400.000 Cr - Surplus Revaluasi 800.000 75
  • 76. Revaluation Model Example • Aset tetap dengan biaya perolehan Rp 6.000.000 dan akumulasi penyusutan Rp3.300.000 dilakukan revaluasi dan menghasilkan nilai Rp 2.000.000. Dr - Akumulasi Penyusutan 3.300.000 Cr – Aset Tetap 3.300.000 Dr – Rugi Revaluasi 700.000 Cr – Aset Tetap 700.000. 76
  • 77. Revaluation Model Example • Aset tetap dengan biaya perolehan Rp 6.000.000 dan akumulasi penyusutan Rp 3.300.000 dilakukan revaluasi dan menghasilkan nilai Rp 2.000.000. Sebelumnya pernah direvaluasi dengan surplus Rp 400.000. Dr - Akumulasi Penyusutan 3.300.000 Cr – Aset Tetap 3.300.000 Dr – Rugi Revaluasi 300.000 Dr – Surplus Revaluasi 400.000 Cr – Aset Tetap 700.000 77
  • 78. Revaluation Model • PT. Kenanga membeli mesin dengan harga 50.000 pada 1 Jan 2010 dan menggunakan metode revaluasi • Mesin tersebut disusutkan dengan metode garis lurus 5thn. • Pada 31 Desember 2010 direvaluasi sebesar 48.000 • Buat jurnal untuk tahun 2010 dan 2011. Contoh Dr Aset tetap 50,000 Cr Kas 50,000 Dr Beban Penyusutan 10,000 Cr Akumulasi Penyusutan 10,000 Dr Akumulasi Penyusutan 10,000 Cr Aset tetap 2,000 Cr Surplus Revaluasi 8,000 Revaluation Model Dr Beban Penyusutan ($48K/4) 12,000 Cr Akumulasi Penyusutan 12,000 Dr Surplus Revaluasi 2,000 Cr Saldo Laba 2,000 1.1.2010 31.12.2011 78 31.12.2010
  • 79. Penyusutan Penyusutan adalah alokasi sistematis jumlah yang dapat disusutkan (depreciable amount) dari suatu aset selama umur manfaatnya (useful life). Penyusutan Cost Model Revaluation Model 79
  • 80. Sifat Penyusutan Semua aset tetap kecuali tanah kehilangan kapasitasnya saat digunakan. Kehilangan kapasitas produksi ini diakui sebagai Beban Depresiasi. Depresiasi  alokasi biaya perolehan Depresiasi fisik terjadi dari pengausan atau perusakan saat digunakan atau karena cuaca. Depresasi fungsional terjadi saat aset tetap tidak lagi dapat digunakan pada tingkat yang diharapkan.
  • 81. Sifat Penyusutan Biaya Perolehan Nilai Sisa- = Biaya didepresiasi Masa Manfaat Beban Depresiasi Periodik Faktor yang Mempengaruhi Beban Depresiasi
  • 82. Penyusutan • Setiap bagian aset tetap yang memiliki biaya perolehan cukup signifikan terhadap total biaya perolehan seluruh aset harus disusutkan secara terpisah. – Contoh : rangka dan mesin pesawat • Beban penyusutan untuk setiap periode harus diakui dalam laporan laba rugi kecuali jika beban tersebut dimasukkan dalam jumlah tercatat aset lain. Penyusutan 82
  • 83. Penyusutan  Penyusutan aset dimulai pada saat aset tersebut siap digunakan – Pada saat aset berada di lokasi dan kondisi yang diinginkan agar aset siap digunakan sesuai dengan keinginan dan maksud manajemen.  Penyusutan aset dihentikan lebih awal ketika: – Diklasifikasikan sebagai aset dimiliki untuk dijual; dan – Aset dihentikan pengakuannya.  Tanah dan bangunan diperlakukan sebagai aset terpisah walaupun diperoleh sekaligus. Implikasinya, penyusutan tidak dihentikan sekalipun aset: – tidak digunakan atau – dihentikan penggunaannya Penyusutan 83
  • 84. Penyusutan •Nilai residu dan umur manfaat suatu aset harus di-review minimum setiap akhir tahun buku – Jika hasil review berbeda dengan estimasi sebelumnya maka perbedaan tersebut harus diperlakukan sebagai perubahan estimasi akuntansi. 84
  • 85. Penyusutan Faktor yang harus diperhitungkan dalam menentukan umur manfaat. • Prakiraan daya pakai aset; • Prakiraan tingkat keausan fisik; • Keusangan teknis dan keusangan komersil; • Pembatasan penggunaan aset karena aspek hukum (misal : sewa). Umur Manfaat 85
  • 86. Penyusutan •Metode penyusutan yang digunakan: – Harus mencerminkan ekspektasi pola konsumsi manfaat ekonomis masa depan atas aset oleh entitas. – Harus di-review minimum setiap akhir tahun buku, dan – Perubahan metode diperlakukan sebagai perubahan estimasi. Metode Penyusutan 86
  • 87. Penyusutan Garis Lurus Saldo Menurun Jumlah Unit Menghasilkan pembebanan yang tetap sepanjang umur manfaat selagi nilai residu tidak berubah Menghasilkan pembebanan yang menurun sepanjang umur manfaat Menghasilkan pembebanan berdasarkan penggunaan Metode Penyusutan 87
  • 88. Penyusutan Sebagian besar perusahaan di USA menggunakan metode garis lurus / straight line 83% 4% 8% 5% Garis Lurus Saldo Menurun Lainnya Unit Produksi Sumber: Accounting Trends & Techniques, edisi 56, American Institute of Certified Public Accountants, New York, 2002.
  • 89. Data Biaya Awal.....………….. ... 2.400.000 Masa manfaat dalam tahun.. 5 tahun Masa manfaat dalam jam…... 10.000 Nilai sisa............................ 200.000
  • 90. Metode Penyusutan Garis Lurus Biaya – Nilai Sisa Masa Manfaat = depresiasi tahunan 2.400.000 – 200.000 5 tahun = 440.000 depresiasi tahunan 440.000 2.400.000 = 18.3%Tingkat depresiasi garis lurus
  • 91. 91 Akum. Depr. Nilai Buku Nilai buku pada awal pada awal Beban pada akhir Tahun Biaya tahun tahun Depr. tahun 1 2.400.000 2.400.000 440.000 1.960.000 2 2.400.000 440.000 1.960.000 440.000 1.520.000 3 2.400.000 880.000 1.520.000 440.000 1.080.000 4 2.400.000 1.320.000 1.080.000 440.000 640.000 5 2.400.000 1.760.000 640.000 440.000 200.000 Biaya (2.400.000) – Nilai Sisa (200.000) Estimasi Masa Manfaat 5 thn) = Beban Depresiasi tahunan (440.000) Metode Garis Lurus
  • 92. Metode Unit Produksi Biaya – Estimasi nilai sisa Estimasi masa manfaat dalam unit, jam, dsb. = Depresiasi per unit, jam, dsb. 2.400.000 – 200.000 10,000 jam = 220 per jam. Metode unit produksi lebih sesuai dibandingkan dengan metode garis lurus saat jumlah penggunaan aset tetap bervariasi dari tahun ke tahun.
  • 93. Metode Saldo Menurun 93 = 480.000 2.400.000 – 200.000 5 tahun 480.000 2.400.000 = 20% Mengabaikan nilai sisa, menghitung tingkat garis lurus Tahap 1 Cara mudahnya dengan membagi satu dengan jumlah tahun (1 ÷ 5 = .20). Tingkat garis lurus dikali dua. Tahap 2 0.20 x 2 = .40 Untuk tahun pertama, biaya dari aset dikalikan dengan 0.40. Setelah tahun pertama, nilai buku yang menurun dari aset dikalikan dengan 0.40.
  • 94. Tabel Perhitungan Saldo Menurun Tahap 3 311.040 – 200.000 Nilai Buku akhir yang diinginkan Tahun Nilai Buku Awal Tahun Tingkat Depresiasi Tahunan Akumulasi Depresiasi Akhir Tahun Nilai Buku Akhir Tahun 1 2.400.000 40% 960.000 960.000 1.440.000 2 1.440.000 40% 576.000 1.536.000 864.000 3 864.000 40% 345.600 345.600 518.400 4 518.400 40% 207.360 207.360 311.040 5 311.040 111.040 111.040 200.000
  • 95. Penurunan Nilai – PSAK 48 • PSAK 48 tentang Penurunan Nilai Aset, yang membahas: 1. Bagaimana entitas melakukan review atas nilai tercatat aset, 2. Bagaimana menentukan recoverable amount suatu aset, dan 3. Kapan mengakui atau membalik rugi penurunan nilai. • Penurunan nilai terjadi jika nilai tercatat aset lebih tinggi dibandingkan nilai terpulihkan (recoverable amount) • Recoverable amount adalah nilai tertinggi antara nilai wajar dikurangi biaya penjualan dengan nilai kini penggunaan aset. • Penurunan nilai diakui di laporan laba rugi • Revew penurunan nilai dilakukan setiap pelaporan • Penurunan boleh dapat dibalikkan sebesar yang telah terjadi 95
  • 96. Terlepas apakah terdapat indikasi penurunan nilai entitas harus: – Minimal setahun sekali, melakukan pengujian penurunan nilai (impairment test). • Aset tidak berwujud dengan masa manfaat tidak terbatas • Aset tidak berwujud yang belum digunakan • Goodwill yang diperoleh dalam kombinasi bisnis Identifikasi Aset yang Mungkin Mengalami Penurunan Nilai Aset 96 Akhir periode Entitas menilai apakah terdapat indikasi suatu aset mengalami penurunan nilai Jika ada indikasi Entitas mengestimasi jumlah terpulihkan aset.
  • 97. Identifikasi Aset yang Mungkin Mengalami Penurunan Nilai Aset PSAK 48 par 12 97 Informasi minimum yang dipertimbangkan Informasi dari sumber-sumber eksternal • Perubahan signifikan nilai pasar • Perubahan signifikan teknologi, pasar, ekonomi dan lingkup hukum • Perubahan suku bunga • Jumlah tercatat aset neto enttitas melebihi kapitalisasi pasarnya Informasi dari sumber-sumber internal • Bukti keusangan atau kerusakan fisik aset • Perubahan signifikan atas penggunaan, penghentian dan masa manfaat aset • Bukti internal mengindikasikan bahwa kinerja ekonomi aset lebih buruk dari yang diharapkan.
  • 98. Pendekatan Umum dari Pengukuran Penurunan Nilai Carrying Amount Nilai Aset Akumulasi Penyusutan dan Akumulasi Rugi Penurunan Nilai Nilai Wajar dikurangi Biaya Penjualan Nilai Pakai Recoverable Amount  Nilai tertinggi Recovered through sale Recovered through use 98
  • 99. • PSAK 48 mendefinisikan jumlah terpulihkan suatu aset sebagai jumlah yang lebih tinggi antara: Pengukuran Jumlah Terpulihkan Fair Value Less Costs to Sell Nilai pakai (Value in Use)dan adalah jumlah yang dapat dihasilkan dari penjualan suatu aset atau unit penghasil kas dalam transaksi antara pihak-pihak yang mengerti dan berkehendak bebas tanpa tekanan, dikurangi biaya pelepasan aset. adalah nilai sekarang dari taksiran arus kas yang diharapkan akan diterima atau unit penghasil kas. 99
  • 100. Pengakuan Rugi Penurunan Nilai PSAK 48 Par 59-60-61 100 nilai terpulihkan aset < dari nilai tercatatnya – nilai tecatat aset diturunkan menjadi sebesar nilai terpulihkan. – Penurunan tersebut adalah rugi penurunan nilai Rugi penurunan nilai segera diakui dalam laporan laba rugi, • Kecuali aset disajikan pada jumlah direvaluasi sesuai dengan standar lain (Contoh PSAK 16: Aset Tetap)
  • 101. Pengakuan Rugi Penurunan Nilai 101 • Setiap rugi penurunan nilai aset revalusian diperlakukan sebagai penurunan revaluasi. diakui dalam pendapatan komprehensif lain, sepanjang kerugian penurunan nilai tidak melebihi jumlah surplus revaluasi untuk aset yang sama rugi penurunan nilai atas aset revaluasian mengurangi surplus revaluasi untuk aset tersebut
  • 102. Contoh: Misalkan PT Anggrek melakukan uji penurunan nilai terhadap peralatan yang dimilikinya. Nilai tercatat dari peralatan sebesar Rp 200 juta, nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual Rp180 juta dan nilai pakainyaRp 205 juta. Rp 200 juta Rp 205 juta Rp 180 juta Rp 205 juta Tidak ada penurunan nilai Ilustrasi Penurunan Nilai 1 102
  • 103. Contoh: Misalkan infromasi PT Mawar yang tersedia sama kecuali nilai pakai dari peralatan sebesar Rp 175 juta. Illustration 11-15 Rp 200 juta Rp 180 juta Rp 175 juta Rp20 juta Rugi Penurunan Nilai 103 Ilustrasi Penurunan Nilai 2 Rp 180 juta
  • 104. PT Mawar membuat jurnal berikut ini untuk mencatat kerugian penurunan nilai:. Dr. Kerugian Penurunan Nilai Rp 20 juta Cr. Akulumasi Depresiasi - Peralatan Rp 20 juta 104 Ilustrasi Penurunan Nilai 2 (Cont’d)
  • 105. Penghentian Pengakuan • Jumlah tercatat aset tetap dihentikan pengakuannya pada saat: a) dilepaskan; atau b) Tidak ada manfaat ekonomis masa depan yang diharapkan dari penggunaan atau pelepasannya. • Laba atau rugi yang timbul dari penghentian pengakuan aset tetap harus dimasukkan dalam laporan laba rugi pada saat aset tersebut dihentikan pengakuannya (kecuali transaksi jual- sewa balik). • Laba tidak boleh diklasifikasikan sebagai pendapatan. 105
  • 106. Penghentian Pengakuan • Penghentin pengakuan pada saat penggantian sebagian aset tetap – Entitas mengakui biaya perolehan dari penggantian dalam jumlah tercatat aset, – Kemudian menghentikan pengakuan jumlah tercatat bagian yang digantikan tanpa memperhatikan bagian yang digantikan telah disusutkan secara terpisah. Jika tidak praktis, biaya perolehan penggantian = biaya perolehan yang digantikan . • Laba atau rugi yang timbul dari penghentian pengakuan suatu aset tetap harus ditentukan sebesar perbedaan antara : – Jumlah neto hasil pelepasan, jika ada, dan – Jumlah tercatat dari aset. 106
  • 107. Penghentian pengakuan aset dapat dilakukan dengan beberapa cara : 1. dibuang, 2. dijual, atau 3. ditukar tambah dengan aset serupa. Jurnal yang diperlukan tergantung pelepasan dan kondisi, namun secara umum terdiri dari: • Akun aset dikredit untuk mengeluarkan aset dari pembukuan • Akun Akumulasi Penyusutan terkait harus didebit untuk mengeluarkan saldonya dari buku besar. • Tambahkan aset yang diterima dari proses penghentian jika ada • Selisih akan diperhitungkan dalam keuntungan atau kerugian Penghentian Pengakuan
  • 108. Penghentian aset Suatu peralatan dibeli dengan harga 2.50.000 telah sepenuhnya disusutkan. Pada tanggal 14 Februari, peralatan tersebut dibuang. Feb. 14 Akumulasi Peny.—Peralatan 2.500.000 Menghapus peralatan yang sudah sepenuhnya disusutkan. Peralatan 2.500.000
  • 109. Penjualan Aset • Ketika aset tetap dijual, dapat timbul kerugian atau keuntungan.  Jika harga jual sama dengan dengan nilai buku, tidak ada untung atau rugi.  Jika harga jual lebih kecil dari nilai buku, ada kerugian sebesar selisih tersebut.  Jika harga jual lebih besar dari nilai buku, ada keuntungan sebesar selisih tersebut. • Keuntungan atau kerugian akan dilaporkan di laporan laba rugi sebagai Pendapatan Lain-lain atau Kerugian Lain-lain.
  • 110. Penjualan Aset Peralatan seharga 1.000.000 didepresiasikan dengan metode tahunan garis lurus 10 tahun. Peralatan tersebut dijual secara tunai pada tanggal 1 Oktober. Akumulasi Penyusutan (terakhir disesuaikan tanggal 31 Des.) memiliki saldo sebesar 700.000. Okt. 1 Beban Penyusutan—Peralatan 75.000 Mencatat beban penyusutan tahun berjalan atas peralatan yang dijual. Ak. Penyusutan—Peralatan 75.000 1.000.000 × ¾ ×10%
  • 111. Penjualan Aset Asumsi 1: Peralatan tersebut dijual seharga 225.000, jadi tidak untung maupun rugi. Okt. 1 Kas 225.000 Menjual peralatan. Ak. Penyusutan—Peralatan 775.000 Peralatan 1.000.000
  • 112. Penjualan Aset Asumsi 1: Peralatan tersebut dijual seharga 100.000, jadi terjadi kerugian.125.000 Okt. 1 Kas 100.000 Menjual peralatan. Ak. Penyusutan—Peralatan 775.000 Peralatan 1.000.000 Kerugian atas Pelepasan Aset Tetap 125.000
  • 113. Penjualan Aset Asumsi 1: Peralatan tersebut dijual seharga 300.000, jadi terjadi keuntungan.75.000 Okt. 1 Kas 300.000 Menjual peralatan. Ak. Penyusutan—Peralatan 775.000 Peralatan 1.000.000 Keuntunganatas Pelepasan Aset 75.000
  • 114. Penjualan Aset PT. Kelud memilik mesin yang dibeli 1 Juli 2X07 dengan harga 20.000.000. Depresiasi sebesar 2.400.000 per tahun, jurnal depresiasi dilakukan setiap akhir tahun. Pada 1 September 2X11 mesin dijual dengan harga 10.000.000. Buatlah jurnal untuk mencatat penjualan tersebut. Mencatat depresiasi 3 bulan Beban depresiasi 1.600.000 Akumulasi depresiasi 1.600.000 Jurnal penjualan Akumulasi depresiasi 10.000.000 Kas 10.500.000 Mesin 20.000.000 Akumulasi depresiasi 5.000.000 Nilai akumulasi depresiasi 1 September 2X11 4.167 tahun x 2.400.000 = 10.000.000 Ilustrasi Penjualan Aset 114
  • 115. PSAK 58 - Aset tidak lancar dimiliki untuk dijual dan operasi dihentikan • Aset tidak lancar dimiliki untuk dijual dan operasi dihentikan • Kriteria : • aset (atau kelompok lepasan) harus berada dalam keadaan yang dapat dijual dengan segera • penjualan tersebut dapat dikatakan sangat mungkin terjadi, manajemen pada hirarki yang memadai harus mempunyai komitmen terhadap rencana penjualan aset. – Diukur pada nilai yang lebih rendah antara jumlah tercatat dan nilai wajar setelah dikurangi biaya untuk menjual, dan penyusutan atas aset tersebut dihentikan – Aset Yang Dimiliki Untuk Dijual disajikan sebagai aset lancar dan terpisah dari pos lainnya. 115
  • 116. Klasifikasi Aset Tidak Lancar Dimiliki untuk Dijual • Syarat yang harus terpenuhi: – Berada dalam keadaan dapat/tersedia dijual – Penjualannya harus sangat mungkin terjadi (highly probable) Aset tidak lancar dimiliki untuk dijual Jumlah tercatatnya akan dipulihkan melalui transaksi penjualan daripada melalui pemakaian berlanjut JIKA
  • 117. Penyajian Menurut PSAK 58 117 2005 Annual Report:
  • 118. Contoh 1 118 • PT XYZ mempunyai aset tetap yang diperoleh 1 Desember 2004 pada biaya perolehan Rp100juta. • Nilai residu aset diestimasikan sebesar Rp10juta dan masa manfaat 10 tahun. Pada 1 Desember 2007, aset tsb diklasifikasikan sebagai “aset dimiliki untuk dijual”. • Nilai wajar diestimasikan Rp80juta dan biaya untuk menjual adalah Rp3juta. • Aset tersebut terjual pada 30 Juni 2008 pada harga Rp77juta.
  • 119. Contoh 1 119 a. Pada saat reklasifikasi aset tgl 1 Desember 2007: a. Aset dipindahkan dari kelompok Aset Tetap ke kelompok Aset dimiliki untuk dijual b. Nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual aset tsb adalah Rp77juta (Rp80 – Rp3juta). Jumlah ini lebih tinggi dari nilai tercatat aset sebesar Rp73juta (Rp100 – ((Rp100-Rp10)/10 X 3). Jadi Aset tetap diukur sebesar Rp73juta. b. Pada saat dijual tgl 30 Juni 2008, mengakui laba dari penjualan sebesar Rp4juta (perolehan Rp77juta – nilai tercatat kini Rp73juta)
  • 120. Contoh 1 120 • Jurnal: • 1 Desember 2007 Dr. Aset dimiliki untuk dijual Rp73juta Dr. Akumulasi depresiasi Rp27juta Cr. Aset tetap Rp100juta • 30 Juni 2008 Dr. Kas Rp77juta Cr. Aset dimiliki utk dijual Rp73juta Cr. Keuntungan penjualan aset Rp4juta
  • 121. Pengungkapan 121  Dasar penilaian yang digunakan untuk menentukan jumlah tercatat bruto  Metode penyusutan yang digunakan  Masa manfaat atau tarif penyusutan yang digunakan  Jumlah tercatat bruto dan akumulasi penyusutan awal dan akhir periode.  Rekonsiliasi jumlah tercatat pada awal dan akhir periode  Keberadaan dan jumlah restriksi atas hak milik karena penjaminan utang  Jumlah pengeluaran yang diakui dalam pembangunan  Jumlah komitmen kontraktual dalam perolehan  Jumlah kompensasi pihak ketiga untuk aset yang mengalami penurunan nilai, hilang / dihentikan.  Pemilihan metode akuntansi  Perubahan estimasi
  • 122. • Dasar yang digunakan untuk menilai kembali aktiva • Tanggal efektif penilaian • Nama penilai independen, bila ada • Hakekat setiap petunjuk yang digunakan untuk menentukan biaya pengganti • Jumlah tercatat setiap jenis aktiva tetap • Surplus penilaian kembali neraca Pengungkapan Revaluasi 122
  • 123. Mengukur kemampuan perusahaan untuk menghasilkan penjualan yang dihasilkan dari aset yang diinvertsasikan Illustration 11-24 Analisis Aset Tetap Asset Turnover Ratio Penyajian dan Analisis 123
  • 124. Mengukur kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba dari setiap penjualan yang dilakukan Illustration 11-25 Analisis Aset Tetap Profit Margin on Sales Penyajian dan Analisis 124
  • 125. Mengukur keberhasilan perusahaan menggunakan asetnya untuk menghasilkan laba Illustration 11-26 LO 8 Analisis Aset Tetap Rate of Return on Assets Penyajian dan Analisis 125
  • 126. ROA dapat diagregasi menjadi komponen profit margin dan turnover yang merupakan perpaduan antara efisiensi dan profitabilitas Net Income Average Total Assets Rate of Return on Assets = Net Income Net Sales Profit Margin on Sales = Net Sales Asset Turnover x x Average Total Assets Penyajian dan Analisis 126
  • 127. €644 (€9,533 €8,325) / 2 Rate of Return on Assets = €644 €10,799 Profit Margin on Sales = €10,799 Asset Turnover x x 7.2% 5.96%= x 1.21 (€9,533 €8,325) / 2 Penyajian dan Analisis 127 Agregasi ROA menjadi komponen profitabilitas dan efisiensi Profitabilitas Efisiensi
  • 128. Ilustrasi kapitalisasi bunga: Blue Corporation meminjam dana senilai $200,000 dengan suku bunga 12% dari Bank Negara pada tanggal 1 Januari 2011. Pinjaman tersebut khusus digunakan untuk membuat peralatan yang akan digunakan untuk kegiatan operasinya. Pembuatan peralatan tersebut dimulai pada tanggal 1 Januari 2011. Dana yang tidak terpakai diinvestasikan dengan bunga 10%. Berikut ini pengeluaran yang terjadi untuk pembuatan peralatan sebelum pembuatan selesai pada tanggal 31 Desember 2011: Pinjaman umum yang ada pada 1 Januari 2011: Obligasi $500,000, 14%, 10 tahun Wesel bayar $300,000, 10%, 5 tahun 128 Pengeluaran Aktual 2011: 1 Januari $100,000 30 April 150,000 1 November 300,000 31 Desember 100,000 Total pengeluaran $650,000 Ilustrasi Kapitalisasi Bunga
  • 129. Menghitung Avoidable Interest Rate 129 $18,333.33 avoidable Expenditure $650,000 Up to specific loan, $200,000 at 10% x 11/12 Excess ($650,000 less $200,000 = $450,000) At 12.5% x 8/12 + $22,500 $37,500 avoidable - $3,333.33 Revenue
  • 130. Membandingkan Bunga Aktual dan Avoidable: Avoidable interest: $22,500 Actual interest:  $500,000 @ 14% = 70,000  $300,000 @ 10% = 30,000 $100,000  Capitalize avoidable interest of $22,500 (the lesser of avoidable and actual interest).  Expense $77,500 ($100,000 less $22,500).
  • 131. Santana Company exchanged equipment used in its manufacturing operations plus $2,000 in cash for similar equipment used in the operations of Delaware Company. The following information pertains to the exchange. Santana Delaware Equipment (cost) $28,000 $28,000 Accumulated Depreciation 19,000 10,000 Fair value of equipment 13,500 15,500 Cash given up 2,000 Instructions: Prepare the journal entries to record the exchange on the books of both companies. Kasus Pertukaran Aset 131
  • 132. Calculation of Gain or Loss Santana Delaware Fair value of equipment received $15,500 $13,500 Cash received / paid (2,000) 2,000 Less: Bookvalue of equipment ($28,000-19,000) (9,000) ($28,000-10,000) (18,000) Gain or (Loss) on Exchange $4,500 ($2,500) Kasus Pertukaran Aset 132
  • 133. Has Commercial Substance Santana: Equipment 15,500 Accumulated depreciation 19,000 Cash 2,000 Equipment 28,000 Gain on exchange 4,500 Delaware: Cash 2,000 Equipment 13,500 Accumulated depreciation 10,000 Loss on exchange 2,500 Equipment 28,000 Kasus Pertukaran Aset 133
  • 134. Santana (Has Commercial Substance): Equipment 15,500 Accumulated depreciation 19,000 Cash 2,000 Equipment 28,000 Gain on disposal of equipment 4,500 Santana (LACKS Commercial Substance): Equipment (15,500 – 4,500) 11,000 Accumulated depreciation 19,000 Cash 2,000 Equipment 28,000 Kasus Pertukaran Aset 134
  • 135. Delaware (Has Commercial Substance): Delaware (LACKS Commercial Substance): Cash 2,000 Equipment 13,500 Accumulated depreciation 10,000 Loss on disposal of equipment 2,500 Equipment 28,000 Cash 2,000 Equipment 13,500 Accumulated depreciation 10,000 Loss on disposal of equipment 2,500 Equipment 28,000 Kasus Pertukaran Aset 135
  • 136. Revaluation—Land Illustration: Siemens Group (DEU) purchased land for €1,000,000 on January 5, 2010. The company elects to use revaluation accounting for the land in subsequent periods. At December 31, 2010, the land’s fair value is €1,200,000. The entry to record the land at fair value is as follows. Land 200,000 Unrealized Gain on Revaluation - Land 200,000 Unrealized Gain on Revaluation—Land increases other comprehensive income in the statement of comprehensive income. Kasus Revaluasi 136
  • 137. Revaluation—Depreciable Assets Illustration: Lenovo Group (CHN) purchases equipment for ¥500,000 on January 2, 2010. The equipment has a useful life of five years, is depreciated using the straight-line method of depreciation, and its residual value is zero. Lenovo chooses to revalue its equipment to fair value over the life of the equipment. Lenovo records depreciation expense of ¥100,000 (¥500,000 5) at December 31, 2010, as follows. Depreciation Expense 100,000 Accumulated Depreciation—Equipment 100,000 Kasus Revaluasi 137
  • 138. Revaluation—Depreciable Assets After this entry, Lenovo’s equipment has a carrying amount of ¥400,000 (¥500,000 - ¥100,000). Lenovo receives an independent appraisal for the fair value of equipment at December 31, 2010, which is ¥460,000. Accumulated Depreciation—Equipment 100,000 Equipment 40,000 Unrealized Gain on Revaluation—Equipment 60,000 Kasus Revaluasi 138
  • 139. Revaluation—Depreciable Assets Illustration 11-22 Financial Statement Presentation—Revaluations Lenovo reports depreciation expense of ¥100,000. The Accumulated Other Comprehensive Income account related to revaluations cannot have a negative balance. Kasus Revaluasi 139
  • 140. Kasus – Model Revaluasi & Cost An asset was acquired January 1, 2006, for 1.000.000 and is expected to have a 5-year life without any salvage value. Straight-line depreciation is used. • On January 1, 2007 the asset is appraised at a sound value (depreciated replacement cost) of 1.200.000 • On January 1, 2008 the asset is appraised at a sound value (depreciated replacement cost) of 450.000 • On January 1, 2009 the asset is appraised at a sound value (depreciated replacement cost) of 500.000 Required: a. Prepare all necessary journal based on revaluation model! b.Prepare all necessary journal based on cost model! Assume that the condition of January 1, 2008 fulfills the criteria for impairment! 140
  • 141. Arcadia HS, purchased equipment for $510,000 which was estimated to have a useful life of 10 years with a residual value of $10,000 at the end of that time. Depreciation has been recorded for 7 years on a straight-line basis. In 2010 (year 8), it is determined that the total estimated life should be 15 years with a residual value of $5,000 at the end of that time. Questions: – What is the journal entry to correct the prior years’ depreciation? – Calculate the depreciation expense for 2010. Ilustrasi Perubahan Estimasi 141
  • 142. At December 31, 2011, Hanoi Company has equipment with a cost of VND26,000,000, and accumulated depreciation of VND12,000,000. The equipment has a total useful life of four years with a residual value of VND2,000,000. The following information relates to this equipment. 1. The equipment’s carrying amount at December 31, 2011, is VND14,000,000 (VND26,000,000 VND12,000,000). 2. Hanoi uses straight-line depreciation. Depreciation was VND6,000,000 for 2011 and is recorded. 3. Hanoi has determined that the recoverable amount for this asset at December 31, 2011, is VND11,000,000. 4. The remaining useful life after December 31, 2011, is two years. Impairments Illustrations Case 1 Kasus Penurunan Nilai 142
  • 143. Case 1: Hanoi records the impairment on its equipment at December 31, 2011, as follows. VND14,000,000 VND11,000,000 VND3,000,000 Impairment Loss Loss on Impairment 3,000,000 Accumulated Depreciation— Equipment 3,000,000 Kasus Penurunan Nilai 143
  • 144. Depreciation Expense 5,500,000 Accumulated Depreciation—Equipment 5,500,000 Equipment VND 26,000,000 Less: Accumulated Depreciation-Equipment 15,000,000 Carrying value (Dec. 31, 2011) VND 11,000,000 Hanoi Company determines that the equipment’s total useful life has not changed (remaining useful life is still two years). However, the estimated residual value of the equipment is now zero. Hanoi continues to use straight-line depreciation and makes the following journal entry to record depreciation for 2012. Kasus Penurunan Nilai 144
  • 145. At the end of 2010, Verma Company tests a machine for impairment. The machine has a carrying amount of $200,000. It has an estimated remaining useful life of five years. Because there is little market-related information on which to base a recoverable amount based on fair value, Verma determines the machine’s recoverable amount should be based on value-in-use. Verma uses a discount rate of 8 percent. Verma’s analysis indicates that its future cash flows will be $40,000 each year for five years, and it will receive a residual value of $10,000 at the end of the five years. It is assumed that all cash flows occur at the end of the year. Impairments Illustrations Case 2 Illustration 11-16 Kasus Penurunan Nilai 145
  • 146. Case 2: Computation of the impairment loss on the machine at the end of 2010. Illustration 11-15 $200,000 $166,514 Unknown $166,514 $33,486 Impairment Loss Kasus Penurunan Nilai 146
  • 147. Case 2: Computation of the impairment loss on the machine at the end of 2010. Illustration 11-15 $200,000 $166,514 Unknown $166,514 $33,486 Impairment Loss Loss on Impairment 33,486 Accumulated Depreciation— machine 33,486 Kasus Penurunan Nilai 147
  • 148. Tan Company purchases equipment on January 1, 2010, for $300,000, useful life of three years, and no residual value. Reversal of Impairment Loss At December 31, 2010, Tan records an impairment loss of $20,000. Loss on Impairment 20,000 Accumulated Depreciation—Equipment 20,000 Kasus Penurunan Nilai 148
  • 149. Depreciation expense and related carrying amount after the impairment. Reversal of Impairment Loss At the end of 2011, Tan determines that the recoverable amount of the equipment is $96,000. Tan reverses the impairment loss. Accumulated Depreciation—Equipment 6,000 Recovery of Impairment Loss 6,000 Kasus Penurunan Nilai 149
  • 150. Main References • Intermediate Accounting Kieso, Weygandt, Walfield, 13th edition, John Wiley • Standar Akuntansi Keuangan Dewan Standar Akuntansi Keuangan, IAI • International Financial Reporting Standards – Certificate Learning Material The Institute of Chartered Accountants, England and Wales 150
  • 151. TERIMA KASIH Profesi untuk Mengabdi padamu Negeri Dwi Martani 081318227080 martani@ui.ac.id atau dwimartani@yahoo.com http://staff.blog.ui.ac.id/martani/