Dokumen tersebut membahas tentang akuntansi perpajakan untuk aktiva tetap. Aktiva tetap didefinisikan sebagai kekayaan perusahaan yang berwujud, memiliki manfaat ekonomi lebih dari satu tahun, dan diperoleh untuk kegiatan perusahaan bukan untuk dijual. Aktiva tetap dapat diperoleh melalui pembelian, sewa guna usaha, pertukaran, pembangunan sendiri, atau hibah. Ada beberapa metode peny
PPT Pendapatan Teori Akuntansi - Kelompok 8.pptxSuciHati8
Dokumen tersebut memberikan definisi pendapatan menurut FASB dan karakteristik-karakteristiknya. Juga dijelaskan kriteria pengakuan pendapatan yaitu terbentuk dan terealisasi, serta saat-saat pengakuan pendapatan untuk berbagai jenis transaksi seperti penjualan barang dan jasa. Pedoman umum pengakuan pendapatan dan prosedur pengakuannya juga diuraikan.
Dokumen tersebut membahas tentang pengakuan, pengukuran, dan penyajian aset tetap sesuai dengan PSAK 16. Termasuk didalamnya adalah pengertian aset tetap, pengakuan awal dan setelahnya, model pengukuran biaya dan revaluasi, serta penyusutan dan penurunan nilai aset tetap.
Dokumen tersebut membahas tentang depresiasi dan penurunan nilai aset. Secara ringkas, depresiasi adalah metode pengalokasian biaya aset tetap secara sistematis selama masa manfaat aset, sedangkan penurunan nilai terjadi jika nilai tercatat aset melebihi nilai yang dapat dipulihkan. Dokumen juga menjelaskan berbagai metode depresiasi dan cara mengukur serta mengakui penurunan nilai aset.
Dokumen tersebut membahas tentang pengakuan pendapatan, termasuk:
1. Prinsip-prinsip pengakuan pendapatan yaitu manfaat ekonomi akan mengalir ke perusahaan dan manfaat tersebut dapat diukur secara andal.
2. Pengakuan pendapatan pada saat penjualan, penyimpangan dari dasar penjualan, dan pengakuan pendapatan kontrak jangka panjang.
3. Metode pengukuran pendapatan seperti metoda angs
PPT Pendapatan Teori Akuntansi - Kelompok 8.pptxSuciHati8
Dokumen tersebut memberikan definisi pendapatan menurut FASB dan karakteristik-karakteristiknya. Juga dijelaskan kriteria pengakuan pendapatan yaitu terbentuk dan terealisasi, serta saat-saat pengakuan pendapatan untuk berbagai jenis transaksi seperti penjualan barang dan jasa. Pedoman umum pengakuan pendapatan dan prosedur pengakuannya juga diuraikan.
Dokumen tersebut membahas tentang pengakuan, pengukuran, dan penyajian aset tetap sesuai dengan PSAK 16. Termasuk didalamnya adalah pengertian aset tetap, pengakuan awal dan setelahnya, model pengukuran biaya dan revaluasi, serta penyusutan dan penurunan nilai aset tetap.
Dokumen tersebut membahas tentang depresiasi dan penurunan nilai aset. Secara ringkas, depresiasi adalah metode pengalokasian biaya aset tetap secara sistematis selama masa manfaat aset, sedangkan penurunan nilai terjadi jika nilai tercatat aset melebihi nilai yang dapat dipulihkan. Dokumen juga menjelaskan berbagai metode depresiasi dan cara mengukur serta mengakui penurunan nilai aset.
Dokumen tersebut membahas tentang pengakuan pendapatan, termasuk:
1. Prinsip-prinsip pengakuan pendapatan yaitu manfaat ekonomi akan mengalir ke perusahaan dan manfaat tersebut dapat diukur secara andal.
2. Pengakuan pendapatan pada saat penjualan, penyimpangan dari dasar penjualan, dan pengakuan pendapatan kontrak jangka panjang.
3. Metode pengukuran pendapatan seperti metoda angs
Manajemen Berdasarkan Aktivitas (ABM) adalah pendekatan yang berfokus pada aktivitas perusahaan dengan tujuan meningkatkan nilai bagi pelanggan dan laba. ABM meliputi identifikasi aktivitas, pengukuran kinerja aktivitas, dan pengurangan biaya melalui eliminasi aktivitas tidak bernilai tambah. Benchmarking digunakan untuk men
Dokumen tersebut memberikan penjelasan mengenai aktiva tetap, termasuk pengertian, karakteristik transaksi, penggolongan, transaksi yang melibatkan aktiva tetap, dokumen terkait, manajemen aktiva tetap, dan sistem akuntansi aktiva tetap.
Dokumen tersebut membahas berbagai metode akuntansi untuk hutang jangka panjang seperti obligasi, wesel bayar, dan transaksi terkait lainnya. Termasuk pencatatan penerbitan, amortisasi premi atau diskonto, konversi menjadi saham, dan penghentian pengakuan.
Kelompok 2 Akuntansi Keuangan Menengah 2, BAB 12 "Liabilitas Jangka Panjang"risangaji febriyanto
Dokumen tersebut membahas tentang liabilitas jangka panjang yang mencakup definisi, karakteristik, perbedaan antara liabilitas jangka pendek dan panjang, pengakuan awal, pengukuran setelah pengakuan awal, penghentian pengakuan, dan penyajian serta pengungkapan."
Kebijakan akuntansi, perubahan estimasi akuntansi & kesalahanGendro Budi Purnomo
PSAK 25 mengatur tentang perubahan kebijakan akuntansi, perubahan estimasi akuntansi, dan koreksi kesalahan. Standar ini mewajibkan pengungkapan yang lebih rinci terkait perubahan kebijakan akuntansi dan dampaknya. Perubahan estimasi akuntansi diakui secara prospektif jika akibat informasi baru, sedangkan koreksi kesalahan diakui secara retrospektif.
Bab 8 membahas penilaian persediaan dengan pendekatan biaya dasar, meliputi klasifikasi persediaan, sistem perpetual dan periodik, biaya yang dimasukkan ke persediaan, dan asumsi arus biaya seperti FIFO, rata-rata, dan identifikasi khusus. "
SEQUEL MODUL PPN ::: Ditambah Pertanyaan-Pertanyaan Singkat Pajak Pertambahan...Roko Subagya
SEQUEL MODUL PPN ::: Ditambah Pertanyaan-Pertanyaan Singkat Pajak Pertambahan Nilai
SEQUEL MODUL PPN ::: Ditambah Pertanyaan-Pertanyaan Singkat Pajak Pertambahan Nilai
SEQUEL MODUL PPN ::: Ditambah Pertanyaan-Pertanyaan Singkat Pajak Pertambahan Nilai
SEQUEL MODUL PPN ::: Ditambah Pertanyaan-Pertanyaan Singkat Pajak Pertambahan Nilai
Dokumen tersebut membahas tentang asersi dalam laporan keuangan yang merupakan pernyataan manajemen secara eksplisit atau implisit mengenai informasi keuangan. Terdapat beberapa jenis asersi seperti untuk jenis transaksi, saldo akun, dan penyajian serta pengungkapan laporan keuangan. Risiko salah saji yang signifikan pada laporan keuangan umumnya bersifat luas karena dapat melibatkan berbagai aspe
Dokumen tersebut membahas tentang pengakuan pendapatan untuk kontrak konstruksi jangka panjang dengan dua metode, yaitu metode persentase penyelesaian dan metode kontrak selesai. Metode persentase penyelesaian mengakui pendapatan secara proporsional selama proses produksi berdasarkan tingkat penyelesaian fisik atau biaya. Sedangkan metode kontrak selesai hanya mengakui pendapatan pada saat penyelesaian kontrak. Dokumen ini jug
Dokumen tersebut memberikan contoh soal tentang penerbitan obligasi oleh dua perusahaan beserta jawabannya yang mencakup jurnal akuntansi untuk mencatat transaksi penerbitan, pembayaran bunga, dan pelunasan obligasi. Jawaban juga menghitung amortisasi diskonto dan premium obligasi dengan metode garis lurus beserta tabelnya.
Manajemen Berdasarkan Aktivitas (ABM) adalah pendekatan yang berfokus pada aktivitas perusahaan dengan tujuan meningkatkan nilai bagi pelanggan dan laba. ABM meliputi identifikasi aktivitas, pengukuran kinerja aktivitas, dan pengurangan biaya melalui eliminasi aktivitas tidak bernilai tambah. Benchmarking digunakan untuk men
Dokumen tersebut memberikan penjelasan mengenai aktiva tetap, termasuk pengertian, karakteristik transaksi, penggolongan, transaksi yang melibatkan aktiva tetap, dokumen terkait, manajemen aktiva tetap, dan sistem akuntansi aktiva tetap.
Dokumen tersebut membahas berbagai metode akuntansi untuk hutang jangka panjang seperti obligasi, wesel bayar, dan transaksi terkait lainnya. Termasuk pencatatan penerbitan, amortisasi premi atau diskonto, konversi menjadi saham, dan penghentian pengakuan.
Kelompok 2 Akuntansi Keuangan Menengah 2, BAB 12 "Liabilitas Jangka Panjang"risangaji febriyanto
Dokumen tersebut membahas tentang liabilitas jangka panjang yang mencakup definisi, karakteristik, perbedaan antara liabilitas jangka pendek dan panjang, pengakuan awal, pengukuran setelah pengakuan awal, penghentian pengakuan, dan penyajian serta pengungkapan."
Kebijakan akuntansi, perubahan estimasi akuntansi & kesalahanGendro Budi Purnomo
PSAK 25 mengatur tentang perubahan kebijakan akuntansi, perubahan estimasi akuntansi, dan koreksi kesalahan. Standar ini mewajibkan pengungkapan yang lebih rinci terkait perubahan kebijakan akuntansi dan dampaknya. Perubahan estimasi akuntansi diakui secara prospektif jika akibat informasi baru, sedangkan koreksi kesalahan diakui secara retrospektif.
Bab 8 membahas penilaian persediaan dengan pendekatan biaya dasar, meliputi klasifikasi persediaan, sistem perpetual dan periodik, biaya yang dimasukkan ke persediaan, dan asumsi arus biaya seperti FIFO, rata-rata, dan identifikasi khusus. "
SEQUEL MODUL PPN ::: Ditambah Pertanyaan-Pertanyaan Singkat Pajak Pertambahan...Roko Subagya
SEQUEL MODUL PPN ::: Ditambah Pertanyaan-Pertanyaan Singkat Pajak Pertambahan Nilai
SEQUEL MODUL PPN ::: Ditambah Pertanyaan-Pertanyaan Singkat Pajak Pertambahan Nilai
SEQUEL MODUL PPN ::: Ditambah Pertanyaan-Pertanyaan Singkat Pajak Pertambahan Nilai
SEQUEL MODUL PPN ::: Ditambah Pertanyaan-Pertanyaan Singkat Pajak Pertambahan Nilai
Dokumen tersebut membahas tentang asersi dalam laporan keuangan yang merupakan pernyataan manajemen secara eksplisit atau implisit mengenai informasi keuangan. Terdapat beberapa jenis asersi seperti untuk jenis transaksi, saldo akun, dan penyajian serta pengungkapan laporan keuangan. Risiko salah saji yang signifikan pada laporan keuangan umumnya bersifat luas karena dapat melibatkan berbagai aspe
Dokumen tersebut membahas tentang pengakuan pendapatan untuk kontrak konstruksi jangka panjang dengan dua metode, yaitu metode persentase penyelesaian dan metode kontrak selesai. Metode persentase penyelesaian mengakui pendapatan secara proporsional selama proses produksi berdasarkan tingkat penyelesaian fisik atau biaya. Sedangkan metode kontrak selesai hanya mengakui pendapatan pada saat penyelesaian kontrak. Dokumen ini jug
Dokumen tersebut memberikan contoh soal tentang penerbitan obligasi oleh dua perusahaan beserta jawabannya yang mencakup jurnal akuntansi untuk mencatat transaksi penerbitan, pembayaran bunga, dan pelunasan obligasi. Jawaban juga menghitung amortisasi diskonto dan premium obligasi dengan metode garis lurus beserta tabelnya.
Bab 5 membahas aktiva tetap berwujud yang memiliki bentuk fisik dan digunakan dalam operasi perusahaan secara permanen. Aktiva tetap didepresiasi untuk mengalokasikan harga perolehan menjadi biaya selama masa manfaatnya dengan metode garis lurus, saldo menurun, atau satuan produksi.
Bab 5 membahas aktiva tetap berwujud yang memiliki bentuk fisik dan digunakan dalam operasi perusahaan secara permanen. Aktiva tetap didepresiasi untuk mengalokasikan harga perolehan menjadi biaya selama masa manfaatnya dengan metode garis lurus, saldo menurun, atau satuan produksi. Perhitungan depresiasi mempertimbangkan harga perolehan, nilai residu, dan masa manfaat aktiva.
Dokumen tersebut memberikan definisi dan penjelasan mengenai aset tetap, termasuk pengakuan, pengukuran awal dan selanjutnya, penyusutan, penurunan nilai, dan penyajian aset tetap dalam laporan keuangan.
Dokumen tersebut memberikan definisi properti investasi sebagai properti yang dikuasai untuk menghasilkan pendapatan sewa atau kenaikan nilai. Properti investasi harus diakui sebagai aset jika manfaat ekonomis masa depan akan mengalir dan biaya perolehannya dapat diukur secara andal. Properti investasi diukur menggunakan model biaya atau nilai wajar.
Aktiva tetap dapat diperoleh melalui pertukaran dengan aktiva nonmoneter (baik sejenis
atau bukan) atau sekuritas (obligasi atau saham sendiri atau emisi badan lain). Perolehan
aktiva melalui pertukaran harus dinilai menurut nilai wajar aktiva yang diterima atau
diserahkan mana yang diketahui dengan pasti dan andal (PSAK No. 16 Buku Sak 1994).
Selisih nilai (nilai buku aktiva lama dengan perolehan aktiva baru) dari pertukaran aktiva
bukan sejenis harus diakui sebagai laba atau rugi.
Dokumen tersebut membahas tentang akuntansi pajak terhadap aktiva tetap dan aktiva tidak berwujud, termasuk klasifikasi, perolehan, penyusutan, dan amortisasi aktiva tetap dan tidak berwujud sesuai dengan peraturan perpajakan di Indonesia.
Dokumen tersebut membahas tentang akuntansi perpajakan untuk aktiva tetap. Menguraikan klasifikasi aktiva tetap dan bagaimana aktiva tetap dapat diperoleh. Juga menjelaskan tentang penyusutan dan amortisasi aktiva tetap sesuai dengan peraturan perpajakan.
Dokumen tersebut membahas tentang perlakuan akuntansi aktiva tetap pada PT. Berdasarkan dokumen tersebut, perusahaan tidak melakukan penyusutan atas aktiva tetap sehingga nilai aktiva tetap dilaporkan sebesar harga perolehan. Hal ini berdampak pada laporan keuangan perusahaan yang menunjukkan laba lebih besar."
Aktiva tetap dan aktiva tak berwujud presentationitafathul
Aktiva tetap dan aktiva tetap tidak berwujud merupakan aset perusahaan yang memiliki masa manfaat lebih dari satu tahun. Aktiva tetap berwujud meliputi mesin, kendaraan, dan bangunan sedangkan aktiva tetap tidak berwujud meliputi hak paten dan merek dagang. Dokumen ini menjelaskan pengertian, jenis perolehan, dan pencatatan akuntansi terkait aktiva tetap dan aktiva tetap tidak berwujud.
Aset tetap adalah aset berwujud yang digunakan dalam operasi perusahaan lebih dari satu tahun. Aset tetap harus memenuhi karakteristik tertentu seperti digunakan untuk operasi dan memiliki bentuk fisik. Transaksi aset tetap melibatkan jumlah besar dan perlu pengendalian ketat. Aset tetap diukur menggunakan harga perolehan dan disusutkan secara sistematis sepanjang masa manfaatnya.
Dokumen tersebut membahas tentang Pajak Penghasilan Pasal 23 dan Pajak Penghasilan Pasal 4(2) Final. PPh Pasal 23 dikenakan pada penghasilan dari modal, jasa, hadiah, dan penghargaan dengan tarif 15% dan 2% tergantung jenisnya. Sedangkan PPh Pasal 4(2) bersifat final untuk beberapa penghasilan seperti sewa tanah dan bangunan, bunga deposito, dan dividen.
Dokumen tersebut membahas tentang Pajak Penghasilan Pasal 23 dan Pajak Penghasilan Pasal 4(2) Final. PPh Pasal 23 dikenakan pada penghasilan dari modal, jasa, hadiah, dan penghargaan dengan tarif 15% dan 2% tergantung jenis penghasilannya. Sedangkan PPh Pasal 4(2) bersifat final untuk beberapa penghasilan seperti sewa tanah dan bangunan, bunga deposito, dan dividen.
Akt_Pajak,PPH Pasal 23 dan PPH Pasal 4 (2),Romi,Suryanih,Stiamiromi romi
Dokumen tersebut membahas tentang Pajak Penghasilan Pasal 23 dan Pajak Penghasilan Pasal 4(2) Final. PPh Pasal 23 dikenakan pada penghasilan dari modal, jasa, hadiah, dan penghargaan dengan tarif 15% dan 2% tergantung jenis penghasilannya. Sedangkan PPh Pasal 4(2) bersifat final untuk beberapa penghasilan seperti sewa tanah dan bangunan, bunga deposito, dan dividen.
CERITA REMEH TEMEH DESA ANKOR JAWA TENGAH.pdfZainul Ulum
Sekelumit cerita tentang ekspresi kegelisahan kaum muda desa atas kondisi negara, yang memilih menyalakan lilin-lilin kecil sebisanya daripada mengutuk kegelapan yang memiskinkannya selama beberapa generasi
Keberadaan Nganjuk sebagai kabupaten yang memiliki resiko bencana berskala sedang menjadi fokus pembahasan dalam FGD Lingkungan yang di gelar di Dinas Lingkungan Hidup Kab. Nganjuk.
Dalam kegiatan FGD yang di hadiri seluruh Komunitas, Pemangku Kebijakan (Dinas Kehutanan Jawa Timur, FPRB Nganjuk, BPBD Nganjuk) tersebut menyoroti pentingnya kolaborasi antar pihak untuk melakukan aksi mitigasi pengurangan resiko bencana.
Dalam Paparan ini, Pelestari Kawasan Wilis memaparkan konsep mitigasi yang bertumpu pada perlindungan sumber mata Air. Hal ini selaras dengan aksi & kegiatan yang telah dilakukan sejak 2020, dimana Perkawis mengambil peran konservasi di sekitar lereng Wilis
2. AKTIVA TETAP
I. Pengertian
Adalah Kekayaan perusahaan yang memiliki wujud, mempunyai manfaat ekonomis
lebih dari satu tahun, dan diperoleh perusahaan untuk melaksanakan kegiatan
perusahaan, bukan untuk dijual kembal (Mulyadi dalam bukunya Sistem Akutansi
2001:591).
II.Jenis Aktiva Tetap
1. Tanah
Prinsip akuntansi tidak berbeda dalam ketentuan yang berlaku dalam ketentuan
untuk perpajakan dalam perlakua aktiva tetap tanah. Nilai tanah harus dipisahkan
dari bangunan. Untuk keperluan perpajakan harga tanah meliputi biaya
pembelian dan pemotonagn tanah. Biaya pengurusan izin, pemindahan atau
perpanjangan hak dikelompokan kedalam harta berwujud. Apabila biaya
pembelian tanah tidak dapat dipisahkan dari biaya pengurusan perizinan hak,
seluruh biaya tersebut dibukukan sebagai harga tanah.
2. Gedung atau Bangunan
Gedung adalah golongan aktiva yang umurnya terbatas sehingga harus
disusutkan. Nilai gedung dalam neraca dicatat sesuai dengan harga perolehanya
3. Mesin dan Peralatan
Mesin dan peralatan disajikan dalam neraca sesuai dengan harga perolehanya.
Yang termasuk dalam harga perolehan aktiva tetap adalah ialah biaya-biaya yang
digolongkan kedalam belanja modal.
III. Klasifikasi Aktiva Tetap
Aktiva tetap di kelompokkan atau di klasifikasikan menjadi :
a. Aktiva tetap yang dapat disusutkan (depreciable assets)
Contohnya : bangunan, mesin dan peralatan yang lain
b. Aktiva yang tidak dapat disusutkan (nondepreciable assets)
Contohnya: Tanah kecuali tanah yang dipakai dalam proses pembuatan produk
seperti pada industri keramik, gerabah, batu bata atau genteng. Nilai tanah
disajikan dalam neraca adalah sebesar harga perolehan (Harga beli, biaya balik
nama, notaris, biaya pematangan tanah, biaya pengurusan surat ijin).
IV. Perolehan Aktiva
Aktiva tetap dapat diperoleh dengan cara :
1. Pembelian Aktiva
Aktiva yang diperoleh dengan pembelian di catat sejumlah : Harga beli + biaya-
biaya (PPN yg tidak dapat dikreditkan, biaya transportasi, biaya pemasangan, jasa
3. professional). Harga beli aktiva antar pihak yg mempunyai hub istimewa dapat di
hitung kembali sesuai dengan harga pasar (wajar).
2. Capital lease (SGU Modal)
Yang di maksud dengan leasehold : hak dari penyewa untuk menggunakan aktiva
tetap dalam suatu perjanjian sewa menyewa. Cara ini tidak menambah aktiva
pemakai, karena hak pemilikan tetap berada ditangan pemiliknya.
Penyusutan barang modal yang pengadaannya melalui perjanjian SGU dengan hak
opsi (financial leasing) dilakukan oleh lesse, meski menurut menurut hukum masih
milik lessor.
Apabila sewa di bayar setiap periode maka biaya sewa dibebankan dalam periode
terjadinya.
Jika sewa di bayar di muka untuk beberapa tahun ada 2 perlakuan :
Diperlakukan sebagai sewa di bayar di muka yg termasuk dlm aktiva lancar,
perlakuan ini apabila biaya sewa dibayar untuk beberapa periode yang relatif
tidak lama.
Diperlakukan sebagai aktiva tetap tidak berwujud jika sewa yang di bayar
dimuka untuk beberapa periode yang relatif lama.
3. Perolehan dengan pertukaran
Aktiva tetap dapat diperoleh melalui pertukaran dengan :
Aktiva non moneter (baik sejenis / bukan)
Sekuritas (obligasi / saham sendiri / emisi badan lain)
Selisih N.B aktiva lama dengan harga perolehan aktiva baru dari pertukaran
aktiva bukan sejenis harus di akui sebagai rugi / laba. Untuk aktiva sejenis
pengakuan itu ditangguhkan sampai saat aktiva baru di lepas kembali.
Pertukaran dengan sekuritas emisi sendiri (obl / saham) menimbulkan agio /
disagio.
Pertukaran dalam hal ada hubungan istimewa
Pada pasal 10 ayat (1) UU PPh jika terjadi penjualan harta antara 2 pihak yang
mempunyai hubungan istimewa harga perolehannya adalah jumlah yang
seharusnya dikeluarkan. Selisih Harga pasar dengan Nilai buku harta yang
dipertukarkan merupakan PKP. Pertukaran aktiva dengan saham (emisi)
perusahaan sendiri sebagai penyertaan modal.
4. Perolehan dengan membangun sendiri
Praktek akuntansi komersial menyatakan harga perolehan aktiva tetap yang di
bangun sendiri meliputi : seluruh biaya yang dikeluarkan sehubungan dengan
pembangunan aktiva tersebut hingga siap dipergunakan. Dalam hal ini akuntansi
menghadapi masalah mengenai beban overhead (listrik, asuransi, pajak,
penyusutan, adm) ke dalam biaya proyek.
Cara untuk menyelesaian masalah tersebut adalah sebagai berikut :
a) Semua biaya overhead dibebankan kedalam biaya proyek, hal ini tidak realistis
karena hanya sebagian biaya overhead yang digunakan untuk proyek.
4. b) Sebagian saja biaya overhead yang dibebankan ke proyek, dengan
pembebanan proporsional
c) Yang dibebankan biaya tambahan saja, biaya overhead yang bersifat biaya
tetap tidak dibebankan. Jika pekerjaan proyek tidak ada bagaimanapun biaya
tetap akan terjadi.
5. Perolehan dengan hibah / pemberian
Aktiva tetap yang diperoleh karena hibah / pemberian di catat sebesar harga
taksiran / harga pasar, dengan mengkredit “Modal Donasi”
Jika terjadi penyerahan harta karena hibah, bantuan, sumbangan yang memenuhi
syarat (tidak ada hubungan usaha) nilai perolehan bagi pihak yang menerima
harta adalah sisa buku harta dari pihak yang melakukan penyerahan. Jika terjadi
penyerahan harta karena hibah, bantuan, sumbangan antara pihak yang
mempunyai hubungan usaha, maka nilai perolehan bagi pihak yang menerima
harta adalah harga pasar.
V. PENYUSUTAN
Penyusutan adalah penurunan nilai aktiva yang disebabkan oleh berkurangnya
manfaat potensial dari aktiva ybs yang diperkirakan terjadi pada periode kegiatan
usaha yang berjalan, atau proses alokasi sebagian harga perolehan aktiva menjadi
biaya (cost allocation).
Umur aktiva adalah masa pemakaian aktiva dalam usaha.
Umur aktiva dapat dilihat dari umur teknis dan umur ekonomis
Umur teknis :umur aktiva sesuai dengan kreteria teknis aktiva
Umur Ekonomis:jangka waktu pemanfaatannya secara ekonomis.
PSAK membedakan antara penyusutan (depresiasi) dengan penghapusan (write off).
Depresiasi menunjuk kepada alokasi nilai (penurunan nilai secara gradual)
Penghapusan (write off) menunjuk kepada peniadaan (penghilangan) nilai
suatu aktiva tetap dari pembukuan. Penghapusan dilakukan apabila nilai buku
aktiva di anggap tidak lagi menggambarkan manfaat keekonomiannya.
Aktiva tetap perusahaan :
Aktiva tetap berwujud
Sumber alam (wasting assets)
A tetap tidak berwujud (intangible assets
Untuk mempertemukan penghasilan dan biaya harga perolehan aktiva perlu
ialokasikan pada periode yang mendapat manfaat dari assets tersebut.
Proses alokasi aktiva berwujud di sebut Depresiasi
Proses alokasi sumber daya alam di sebut Deplesi
Proses alokasi aktiva tidak berwujud di sebut Amortisasi
5. VI. METODE PENYUSUTAN
Penyusutan dapat dilakukan dengan berbagai metode yang dapat dikelompokkan
menurut kreteria sbb :
1. Berdasarkan waktu
a) Garis lurus (Straight-line method)
b) Pembebanan menurun
Jumlah angka tahun (sum of the years digits method)
Saldo menurun / saldo menurun ganda (declining / double declining method)
2. Berdasarkan penggunaan :
a) Jam jasa (service hours method)
b) Jumlah unit produksi (productive output method)
3. Berdasarkan kreteria lainnya
a) Berdasarkan jenis dan kelompok (group & composite method)
b) Anuitas (annuity method)
c) Sistem persediaan (inventory systems)
VII.METODE PENYUSUTAN MENURUT PAJAK
Metode penyusutan yg dibolehkan dalam ketentuan fiskal adalah :
1. Straight-line method
2. Declining balance method
Menurut Undang-undang Pajak Penghasilan, penyusutan atau deperesiasi
merupakan konsep alokasi harga perolehan harta tetap berwujud. Untuk
menghitung besarnya penyusutan harta tetap berwujud dibagi menjadi dua
golongan, yaitu:
1. Harta berwujud yang bukan berupa bangunan.
2. Harta berwujud yang berupa bangunan.
Harta berwujud yang bukan bangunan terdiri dari empat kelompok, yaitu:
1. Kelompok 1: kelompok harta berwujud bukan bangunan yang mempunyai masa
manfaat 4 tahun.
2. Kelompok 2: kelompok harta terwujud bukan bangunan yang mempunyai masa
manfaat 8 tahun.
3. Kelompok 3: kelompok harta terwujud bukan bangunan yang mempunyai masa
manfaat 16 tahun.
4. Kelompok 4: kelompok harta terwujud bukan bangunan yang mempunyai masa
manfaat 20 tahun.
6. Harta terwujud yang berupa bangunan dibagi menjadi dua, yaitu:
1. Permanen: masa manfaatnya 20 tahun.
2. Tidak permanen: bangunan yang bersifat sementara, terbuat dari bahan yang
tidak tahan lama, atau bangunan yang dapat dipindah-pindahkan. Masa
manfaatnya tidak lebih dari 10 tahun.
Metode penyusutan yang dipergunakan adalah metode garis lurus (straight line
method) dan metode saldo menurun (declining balance method). Wajib pajak
diperkenankan untuk memilih salah satu metode untuk melakukan penyusutan.
Metode garis lurus diperkenankan dipergunakan untuk semua kelompok harta tetap
terwujud. Sedangkan metode saldo menurun hanya diperkenankan digunakan untuk
kelompok harta berwujud bukan bangunan saja.
Tabel berikut menggambarkan kelompok harta berwujud, metode, serta tarif
penyusutannya:
Kelompok Harta
Berwujud
Masa Manfaat Tarif Depresiasi
Garis Lurus Saldo Menurun
I. Bukan Bangunan
Kelompok 1 4 tahun 25% 50%
Kelompok 2 8 tahun 12,5% 25%
Kelompok 3 16 tahun 6,25% 12,5%
Kelompok 4 20 tahun 5% 10%
II. Bangunan
Permanen 20 tahun 5% -
Tidak Permanen 10 tahun 10% -
Dengan ijin Direktur Jenderal pajak, penyusutan dapat dimulai pada bulan harta berwujud
mulai digunakan untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan atau pada
bulan harta tersebut mulai menghasilkan. Menurut akuntansi ada 4 faktor yang harus
dipertimbangkan dalam penghitungan besarnya biaya penyusutan suatu aktiva, yaitu:
1. Nilai Perolehan Aktiva
2. Nilai residu
3. Dasar penyusutan
4. Umur aktiva
7. Metode penyusutan yang diperbolehkan dalam ketentuan fiskal, yakni :
Metode garis lurus
Pada metode penyusutan garis lurus, biaya penyusutan aktiva dialokasikan ke tiap-tiap
tahun dengan jumlah yang sama. Tarif amortisasi : 25%, 12.5%, 6.25%, 5%.
Contoh:
PT. Jaya Abadi membeli sebuah aktiva yang termasuk dalam kelompok I harta berwujud
seharga Rp.100.000.000 pada tanggal 10 Juli 2009, maka pembebanan atas biaya
penyusutan aktiva tersebut berdasarkan metode garis lurus adalah sebagai berikut :
Tahun Harga Perolehan %Penyusutan Biaya Penyusutan Nilai Sisa Buku
2009 Rp. 100.000.000 25% Rp. 12.500.000 Rp. 87.500.000
2010 25% Rp. 25.000.000 Rp. 62.500.000
2011 25% Rp. 25.000.000 Rp. 37.500.000
2012 25% Rp. 25.000.000 Rp. 12.500.000
2013 25% Rp. 12.500.000 Rp. 0
Keterangan :
Untuk tahun 2009 biaya penyusutan dihitung berdasarkan 6/12 x 25% x biaya perolehan,
karena pembelian dimulai pada bulan Juli 2009 sehingga biaya yang diperkenankan hanya
dari bulan Juli 2009 sampai Desember 2009 yaitu selama 6 bulan.
Untuk tahun 2013 biaya penyusutan dihitung berdasarkan 6/12 x 25% x biaya perolehan,
karena sisa masa manfaat hanya untuk bulan Januari 2011 sampai Juni 2011 yaitu selama 6
bulan.
Metode saldo menurun (declining balance method)
Dasar penyusutan adalah nilai sisa buku fiskal. Penyusutan dengan metode saldo menurun
adalah penyusutan dalam bagian-bagian yang menurun dengan cara menerapkan tarif
penyusutan atas nilai sisa buku. Cara perlakuan nilai sisa buku suatu aktiva tetap pada akhir
masa manfaat yang disusutkan dengan metode saldo menurun adalah nilai sisa buku suatu
aktiva pada akhir masa manfaat yang disusutkan dengan metode saldo menurun harus
disusutkan sekaligus.
8. Contoh :
PT. Jaya Abadi membeli sebuah aktiva yang termasuk dalam kelompok I harta berwujud
seharga Rp.100.000.000 pada tanggal 10 Juli 2009, maka pembebanan atas biaya
penyusutan aktiva tersebut berdasarkan metode saldo menurun adalah sebagai berikut :
Tahun Harga Perolehan %Penyusutan Biaya Penyusutan Nilai Sisa Buku
2009 Rp. 100.000.000 50% Rp. 25.000.000 Rp. 75.000.000
2010 50% Rp. 32.500.000 Rp. 32.500.000
2011 50% Rp. 16.250.000 Rp. 16.250.000
2012 50% Rp. 8.125.000 Rp. 8.125.000
2013 Disusutkan sekaligus 50% Rp. 8.125.000 Rp. 0
Keterangan :
Untuk tahun 2009 biaya penyusutan dihitung berdasarkan 6/12 x 50% x biaya perolehan,
karena pembelian dimulai pada bulan Juli 2009 sehingga biaya yang diperkenankan hanya
dari bulan Juli 2009 sampai Desember 2009 yaitu selama 6 bulan.