Dokumen tersebut membahas upaya menerapkan budaya positif di sekolah melalui pembuatan keyakinan kelas yang disepakati bersama antara guru dan siswa. Keyakinan kelas bertujuan untuk membentuk disiplin positif dan menanamkan nilai-nilai kebajikan serta budi pekerti mulia pada siswa. Penerapan budaya positif diharapkan dapat menciptakan lingkungan sekolah yang aman dan kondusif bagi perkembangan siswa.
menceritakan tentang guru penggerak, kontribusi guru penggerak. Guru Penggerak adalah pemimpin pembelajaran yang mendorong tumbuh kembang murid secara holistik; aktif dan proaktif dalam mengembangkan pendidik lainnya untuk mengimplementasikan pembelajaran yang berpusat kepada murid; serta menjadi teladan dan agen transformasi ekosistem pendidikan untuk mewujudkan profil Pelajar. Guru Penggerak adalah pemimpin pembelajaran yang mendorong tumbuh kembang murid secara holistik; aktif dan proaktif dalam mengembangkan pendidik lainnya untuk mengimplementasikan pembelajaran yang berpusat kepada murid; serta menjadi teladan dan agen transformasi ekosistem pendidikan untuk mewujudkan profil Pelajar
Ketarunaan adalah system pendidikan di beberapa perguruan tinggi dan SMK. Ketarunaan memiliki arti sebagai system pendidikan yang enerapkan prinsip – prinsip militer yang bertujuan untuk membentuk karakter. Tentu saja prinsip militer yang diterapkan bukanlah militer murni, karena sebagian besar lulusan perguruan tinggi dan SMK ditujukan untuk pegawai dilingkugan sipil, perusahaan, militer, dan dunia wirausaha. Namun untuk sebagian besar yang berorientasi militer seperti Akmil, AAU, AAL, prinsip yang diterapkan murni militer, karena lulusannya akan berkecimpung di dunia tersebut.
Membangun karakter, merupakan proses yang berlangsung seumur hidup. Anak – anak akan tumbuh menjadi pribadi yang berkarakter jika ia tumbuh pada lingkungan yang berkarakter pula.
Dengan begitu, fitrah setiap anak yang diahirkan suci bisa berkembang optimal. Oleh karenanya ada tiga pihak yang empunyai peran penting yaitu, keluarga, sekolah, dan komunitas.
Sebagai salah satu pertanggungjawab pembangunan manusia di Jawa Timur, dalam bentuk layanan pendidikan yang bermutu dan berkeadilan, Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur terus berupaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan masyarakat. Untuk mempercepat pencapaian sasaran pembangunan pendidikan, Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur telah melakukan banyak terobosan yang dilaksanakan secara menyeluruh dan berkesinambungan. Salah satunya adalah Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) jenjang Sekolah Menengah Atas, Sekolah Menengah Kejuruan, dan Sekolah Luar Biasa Provinsi Jawa Timur tahun ajaran 2024/2025 yang dilaksanakan secara objektif, transparan, akuntabel, dan tanpa diskriminasi.
Pelaksanaan PPDB Jawa Timur tahun 2024 berpedoman pada Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 1 Tahun 2021 tentang Penerimaan Peserta Didik Baru, Keputusan Sekretaris Jenderal Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi nomor 47/M/2023 tentang Pedoman Pelaksanaan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 1 Tahun 2021 tentang Penerimaan Peserta Didik Baru pada Taman Kanak-Kanak, Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, Sekolah Menengah Atas, dan Sekolah Menengah Kejuruan, dan Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 15 Tahun 2022 tentang Pedoman Pelaksanaan Penerimaan Peserta Didik Baru pada Sekolah Menengah Atas, Sekolah Menengah Kejuruan dan Sekolah Luar Biasa. Secara umum PPDB dilaksanakan secara online dan beberapa satuan pendidikan secara offline. Hal ini bertujuan untuk mempermudah peserta didik, orang tua, masyarakat untuk mendaftar dan memantau hasil PPDB.
Apakah program Sekolah Alkitab Liburan ada di gereja Anda? Perlukah diprogramkan? Jika sudah ada, apa-apa saja yang perlu dipertimbangkan lagi? Pak Igrea Siswanto dari organisasi Life Kids Indonesia membagikannya untuk kita semua.
Informasi lebih lanjut: 0821-3313-3315 (MLC)
#SABDAYLSA #SABDAEvent #ylsa #yayasanlembagasabda #SABDAAlkitab #Alkitab #SABDAMLC #ministrylearningcenter #digital #sekolahAlkitabliburan #gereja #SAL
2. Sekolah seharusnya menjadi tempat yang ramah anak, aman, nyaman
dan menyenangkan, Maka untuk mewujudkan harapan tersebut perlu
menciptakan budaya positif di lingkungan sekolah.
Budaya positif di sekolah merupakan nilai-nilai, keyakinan-keyakinan, dan
kebiasaan-kebiasaan di sekolah yang berpihak pada siswa agar siswa
dapat tumbuh dan berkembang menjadi pribadi yang bertanggung jawab,
kritis, dan penuh hormat (Sumber: Modul PGP).
Budaya positif di sekolah merupakan salah satu wujud dari sekolah yang
menanamkan pendidikan akhlak. Sekolah memiliki peran penting dalam
pembentukan budi pekerti anak. Karakter kuat ini akan terbentuk dengan
pembiasaan yang diterapkan dan menjadi fondasi kuat bagi murid dalam
mengarungi kehidupan di masa mendatang.
Budaya positif dapat diwujudkan dimulai dari diri sendiri, lingkungan kelas
yaitu pembuatan keyakinan kelas yang disepakatai bersama oleh guru
dan siswa
MENERAPKAN BUDAYA POSITIF
MELALUI KEYAKINAN KELAS
Disusun Oleh:
DEDE SOLEHUDIN, S.Pd
SD Negeri Lindung Alam
Kementrian Pendidikan Kebudayaan
Riset dan Teknologi
3. Tujuan
Menumbuhan disiplin positif melalui nilai-
nilai kebajikan dan keyakinan kelas
Membangun budaya positif melalui
penumbuhan budi pekerti dan akhlak mulia
Mewujudkan pembelajaran yang berpihak
kepada murid dan profil pelajar pancasila
Dengan adanya keyakinan kelas yang telah disepakati
bersama diharapkan mampu membentuk ekosistem sekolah
yang dapat:
Kementrian Pendidikan Kebudayaan
Riset dan Teknologi
4. TOLAK UKUR
KEBERHASILAN
Siswa mampu menyampaikan keyakinan kelas
sesuai dengan nilai-nilai kebajikan
Kementrian Pendidikan Kebudayaan
Riset dan Teknologi
Tumbuh kesadaran dalam hati (motivasi intrinsik)
dalam mengaplikasikan keyakinan kelas
Rasa saling menghormati dan menghargai antar
warga sekolah
Memiliki kepedulian kepada warga sekolah dan cinta
kepada lingkungan
5. Linimasa Tindakan
Adapun langkah-langkah yang akan dilakukan:
Melaksanakan kordinasi dengan kepala
sekolah terkait aksi nyata budaya positif
Melaksanakan kegiatan diskusi dengan kepala
sekolah dan rekan sejawat tentang budaya positif
Sosialisasi kepada siswa tentang pembuatan
keyakinan kelas sebagai upaya penumbuhan disiplin
positif
Memfasilitasi kegiatan pembuatan keyakinan kelas,
dan mendokumentasi kegiatan tersebut
Melaksanakan refleksi dan evaluasi terhadap
penerapan keyakinan secara terprogram
Kementrian Pendidikan Kebudayaan
Riset dan Teknologi
6. Dukungan Yang Dibutuhkan
Kepala Sekolah,
dan Atasan
terkait
Kementrian Pendidikan Kebudayaan
Riset dan Teknologi
Dewan Guru dan
Tendik sebagai
role model
Orang Tua Wali
Murid dan
Masyarakat
Seluruh warga sekolah berkolaborasi, bergotong royong dan bergerak bersinergis
dalam menciptakan serta membiasakan budaya positif di sekolah.