2. A. LATAR BELAKANG
Budaya positip adalah kayakinan dan nilai yang disepakati yang menjadi kebiasaan
bersama yang akan dilakukan secara terus menerus sehingga menjadi suatu pembiasaan.
Selama ini kesadaran akan penerapan disiplin masih berdasarkan motivasi ekstrinsik, dimana
pembiasaan positif yang diterapkan bukan disiplin positif, namun masih menganut hadiah dan
hukuman. Tanpa adanya budaya positif maka akan sulit melakukan pendidikan karakter bagi
peserta didik. Pembiasaan yang positif diawali dari diri sendiri dan lingkungan rumah.
Bagaimana membangun budaya positif di sekolah? Pembiasaan kata kuncinya. Sekolah
sebagai institusi pendidikan wajib hukumnya menyemai bibit-bibit kebudayaan ini. Sekolah
bertanggungjawab penuh mewujudkan apa yang dimaksud dengan pendidikan oleh Ki Hajar
Dewantara. Pendidikan adalah menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak,
agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan setinggi-tingginya baik sebagai
manusia maupun anggota masyarakat.
Budaya positif di sekolah tentu saja akan mendukung terbentuknya budaya belajar di
sekolah. Norma-norma baik yang disuntikkan guru kepada murid akan semakin menguatkan,
mengokohkan kepribadian murid sehingga murid tidak saja cerdas secara akademik tetapi
juga santun secara moral. Dengan demikian, Profil Pelajar Pancasila (PPP) yang diidam-
idamkan bisa diwujudkan. Pelajar yang beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
dan berakhlak mulia, berkebhinekaan global, bergotong royong, mandiri, bernalar kritis dan
kreatif.
Upaya mewujudkan budaya positif menjadi bagian dari visi guru penggerak, semua peran
itu dibutuhkan kolaborasi dengan berbagai pihak. Sama dengan membangun dan
mengembangkan budaya positif sekolah. Tidak bisa ditempuh secara individu, perlu
berkolaborasi. Siswa, guru, manajemen sekolah, karyawan, orang tua semua harus terlibat. Guru-
guru sebagai pemegang posisi penting dalam membangun budaya positif bisa memulainya
dari ruang kelas mereka. Membangun kesepakatan kelas, keyakinan kelas akan hal-hal positif
yang bisa ditumbuhkan sehingga pembelajaran yang mereka dapatkan benar- benar
memerdekakan. Sekolah sebagai ekosistem pendidikan yang ramah anak dan ramah lingkungan
benar-benar dapat diwujudkan.
B. DISKRIPSI AKSI NYATA
1. Tujuan
Mewujudkan pembelajaran yang berpihak pada siswa
Menumbuhkan budaya positif di kelas dan di sekolah melalui kesepakatan kelas.
Menumbuhkan karakter profil pelajar Pancasila (beriman, bertakwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia, berkebhinekaan global, bergotong
royong, mandiri, bernalar kritis dan kreatif).
2. Tolak Ukur
Terwujudkan pembelajaran yang berpihak pada siswa
Terwujudkan keyakinan kelas melalui kesepakatan kelas
Tumbuhnya karakter beriman, bertakwa kepada TuhanYang Maha Esa dan
berakhlak mulia, berkebhinekaan global, bergotong royong, mandiri, bernalar
kritis dan kreatif.
3. Lini Masa Tindakan
Kegiatan Waktu
Membuat perencanaan sosialisasi budaya positif Januari 2022
Melaksanakan sosialisasi modul 1,1 dan 1.4 (
Pemikiran Ki Hajar Dewantara dan Budaya
Positif )
Januari 2022
3. Melaksanakan kolaborasi dengan siswa membuat
kesepakatan kelas
Januari 2022
Melaksanakan kesepakatan kelas Januari 2022
Refleksi Januari 2022
4. Dukungan yang di butuhkan
Kepala Sekolah dan rekan sejawat
Siswa
Orang tua siswa
Sarana dan prasarana
C. PELAKSANAAN AKSI NYATA
Membuat perencanaan dan koordinasi dengan Kepala Sekolah dan Waka Kurikulum
tentang sosialisasi modul 1.1 tentang pemikiran Ki Hajar Dewantara dan modul 1.4
tentang Budaya Positif.
Melaksanakan sosialisasi di ruang guru SMPN 1 Wonogiri diikuti oleh semua guru
SMPN 1 Wonogiri.
Melaksanakan aksi nyata membuat kesepakatan kelas di kelas VII H, siswa menulis
kesepakatan dan di komunikasikan dengan guru, selanjutnya didiskusikan bersama
di kelas. Kesepakatan yang di tulis di tempelkan pada kertas yang sudah disediakan
guru. Kesepakatan kelas di jadikan keyakinan kelas.
Uraian kesepakatan antara lain :
Kami saling menghormati
Kami saling menyayangi
Kami aktif dalam pembelajaran
Kami menyelesaikan tugas tepat waktu
Kami menjaga kebersihan kelas
Kami semangat dalam pembelajaran
Kami taat aturan sekolah
Menguatkan karakter saling menghormati dengan pembiasaan sapa pagi.
Menguatkan karakter beriman, bertakwa kepada TuhanYang Maha Esa dan
berakhlak mulia dari pembiasaan pagi kerohanian. Agama Islam membaca Al
Qur’an dan agama non islam pendalaman Al Kitab.
Menguatkan karakter mandiri dari pembiasaan literasi.
Menguatkan karakter gotong royong dan peduli dari kegiatan kebersihan kelas.
Menguatkan karakter tanggung jawab dengan mentaati aturan sekolah, datang tepat
waktu, berpakaian rapi, profil Whatsapp berseragam dan di beri nama
Menguatkan karakter bernalar kritis dan kreatif dalam pembelajaran IPA. Dalam
pembelajaran praktikum IPA siswa aktif berdiskusi dan mencari tahu informasi.
Beberapa siswa yang kurang aktif akan diingatkan oleh guru tentang kesepakatan
kelas sehingga siswa mau berdiskusi dengan kelompoknya.
Menguatkan karakter kreatif dan tanggung jawab dengan menuntun siswa dalam
membuat produk IPA dan menyelesaikan tugas tepat waktu.
D. PEMBELAJARAN YANG DI DAPAT DARI PELAKSANAAN
Kesepakatan kelas akan menjadi keyakinan kelas dan menjadi motivasi instrinsik
atau muncul dari diri siswa dalam menerapkan budaya positif.
Adanya dukungan dari sekolah dalam pembiasaan pembentukan karakter siswa.
Disiplin positif mulai tertanam pada diri siswa.
4. Melalui pembelajaran yang berpihak pada siswa, menumbuhkan budaya positif
bernalar kritis dan kreatif. Siswa berinovasi dalam pelajaran IPA dengan membuat
Bantal Sel Tumbuhan dan Sel Hewan
Adanya inovasi yang menjadi prestasi siswa
E. REFLEKSI
Memunculkan motivasi instrinsik membutuhkan proses yang berkelanjutan
Dengan kesepakatan kelas siswa lebih bertanggung jawab dalam pelaksanaan
budaya positif.
Pendidikan dan pengajaran yang berpihak pada anak melalui proses menuntun
segala kekuatan kodrat yang dimiliki anak agar mencapai keselamatan dan
kebahagiaan melalui budaya positif, pembelajaran yang menarik akan
menumbuhkan karakter positif bagi siswa.
Guru berusaha memiliki posisi kontrol sebagai manager
F. EVALUASI
Namun dalam praktek langsung ada sedikit hambatan karena masih terbawa konsep
lama dan kata-kata yang diungkapkan belum sepenuhnya bersikap seperti manager.
Harapan kedepan sebagai guru harus cepat tanggap dan berusaha menjadi manager
dalam menuntun anak dalam budaya positif.
Perlu peningkatan kolaborasi dengan rekan sejawat agar kesepakatan kelas benar-
benar dapat di laksanakan di semua kelas, sehingga budaya positif melalui
kesepakatan kelas dapat terwujud di sekolah.
Pembiasaan disiplin positif yang sudah ada di sekolah perlu dukungan berkelanjutan
agar terbentuk karakter positif dan visi impian mewujudkan siswa dengan profil
pelajar Pancasila tercapai.
G. DOKUMENTASI KEGIATAN
1. Koordinasi Budaya Positif di SMPN 1 Wonogiri
2. Sosialisasi Pemikiran Kihajar Dewantara dan Budaya Positif di SMPN 1 Wonogiri
7. 7. Budaya Positif Pembiasaan Pagi Literasi.
8. Budaya positif disiplin aturan sekolah, hp diletakkan dalam loker sebelum pembelajaran.
9. Budaya positif peduli kebersihan kelas
8. 10. Menumbuhkan karakter bernalar kritis dan kreatif melalui pembelajaran yang berpihak pada
murid.
9. 11. Karya Siswa
a. Bantal Sel Hewan dan Sel Tumbuhan
b. Diorama Klasifikasi 5 Kingdom
c. Proyek Perubahan Energi
10. d. Karya Ilmiah Pembuatan Eco Enzyme
Link youtube prestasi Karya Ilmiah Pembuatan Eco Enzyme :
https://youtu.be/kyauJPaKpmY