3. Salam berasal dari kata As-salaf
yang artinya pendahuluan karena
pemesan barang menyerahkan
uangnya dimuka. Para fuqiha
menamainya al-muhawi`ij
(barang-barang mendesak) karena
ia sejenis jual beli yang dilakukan
mendesak walaupun barang yang
diperjual belikan tidak ada di
tempat.
Salam dapat didefinisikan sebagai akad
jual beli barang pesanan (muslam fiih)
dengan pengiriman dikemudian hari
oleh penjual (muslam illaihi) dan
pelunasannya dilakukan oleh pembeli
(al muslam) pada saat akad disepakati
sesuai dengan syarat-syarat tertentu.
Pengertian Akad Salam
4. Jenis-Jenis Akad Salam
Salam Salam Paralel
Salam dapat didefinisikan sebagai transaksi
atau akad jual beli dimana barang yang
diperjualbelikan belum ada ketika transaksi
dilakukan, dan pembeli melakukan
pembayaran dimuka sedangkan penyerahan
barang baru dilakukan di kemudian hari.
Salam paralel artinya melaksanakan dua
transaksi salam yaitu antara pemesanan
pembeli dan penjual serta antara penjual
dengan pemasok (supplier) atau pihak ketiga
lainnya (melaksanakan transaksi Bai’ As-
Salam antara bank dan nasabah dan antara
bank dan suplier atau pihak ketiga lainnya
secara simultan).
5. Dasar Syariah Akad Salam
001
“Hai orang-orang yang beriman, apabila
kamu bermu'amalah tidak secara tunai untuk
waktu yang ditentukan, hendaklah kamu
menuliskannya. (Q.S Al-Baqarah:282)
002
Ibnu Abbas meriwayatkan bahwa Rassulullaah
ssaw. Datang ke madinah dimana penduduknya
melakukan salaf (salam) dalam buah-buahan
(untuk jangka waktu) satu, dua, dan tiga tahun.
Beliau berkata: “Barang siapa melakukan salam,
hendaknya ia melakukannya dengan takaran yang
jelas dan timbangan yang jelas pula, untuk jangka
waktu yang diketahui.” (HR. Bukhari Muslim)
Al-Quran Hadist
6. Akuntansi untuk Pembeli
Hal-hal yang harus dicatat oleh pembeli dalam transaksi secara akuntansi:
1. Pengakuan piutang salam, piutang salam diakui pada saat modal usaha salam
dibayarkan atau dialihkan kepada penjual. Modal usaha salam disajikan sebagai
piutang salam.
2. Pengukuran modal usaha salam
3. Penerimaan barang pesanan
4. Denda yang diterima dan diberlakukan oleh pembeli diakui sebagai bagian dana
kebajikan
5. Penyajian
a. Pembeli menyajikan modal usaha salam yang diberikan sebagai piutang salam
b. Piutang yang harus dilunasi oleh penjual karena tidak dapat memenuhi kewajibannya
dalam transaksi salam disajikan secara terpisah dari piuang salam
Perlakuan Akuntansi PSAK 103
7. c. Persediaan yang diperoleh melalui transaksi salam diukur sebesar nilai terendah biaya
perolehan atau nilai bersih yang dapat direalisasi. Apabila nilai bersih yang dapat
direalisasi lebih rendah dari biaya perolehan, maka selisihnya diakui sebagai kerugian.
6. Pengungkapan
a. Besarnya modal usaha salam, baik yang dibiayai sendiri maupun yang dibiayai
secara bersama-sama dengan pihak lain:
b. Jenis dan kuantitas barang pesanan; dan
c. Pengungkapan lain sesuai dengan PSAK NO. 101 tentang penyajian laporan
keuangan syariah.
Perlakuan Akuntansi PSAK 103
8. Akuntansi Untuk Penjual
1. Pengakuan kewajiban salam, kewajiban salam diakui pada saat penjual menerima
modal usaha salam. Modal usaha salam yang diterima disajikan sebagai kewajiban
salam.
2. Pengukuran kewajiban salam Jika modal usaha salam dalam bentuk kas diukur
sebesar jumlah yang diterima
3. Kewajiban salam dihentikan pengakuannya (derecognation) pada saat penyerahan
barang kepada pembeli
4. Jika penjual melakukan transaksi salam paralel, selisih antara jumlah yang dibayar
oleh pembeli akhir dan biaya perolehan barang pesanan diakui sebagai keuntungan
atau kerugian pada saat penyerahan barang pesanan oleh penjual ke pembeli akhir.
Perlakuan Akuntansi PSAK 103
9. 5. Pada akhir periode pelaporan keuangan, persediaan yang diperoleh melalui transaksi
salam diukur sebesra nilai terendah biaya perolehan atau nilai bersih yang dapat
direalisasi. Apabila nilai bersih yang dapat direalisasi lebih rendah dari biaya perolehan,
maka selisihnya diakui sebagai kerugian
6. Penyajian, penjual menyajikan modal usaha salam yang diterima sebagai kewajiban
salam
7. Pengungkapan
a. Piutang salam kepada produsen (dalam salam paralel) yang memiliki hubungan
istimewa
b. Jenis dan kuantitas barang pesanan dan
c. Pengungkapan lain sesuai dengan PSAK No. 101 tentang Laporan Keuangan Syariah
Perlakuan Akuntansi PSAK 103