SlideShare a Scribd company logo
1 of 29
Seri Manajemen Keuangan Islam-4Seri Manajemen Keuangan Islam-4
AKADAKAD SALAMSALAM DANDAN
ISTISHNA’ISTISHNA’
Oleh:
D.Agus Harjito
Pengertian SalamPengertian Salam
 Terminologi : Para fuqaha
menamainya al mahawi’ij (barang
barang mendesak) karena ia
sejenis jual beli yang dilakukan
mendesak walaupun barang yang
diperjualbelikan tidak ada
ditempat. Dilihat dari sisi pembeli
ia sangat membutuhkan barang
tersebut di kemudian hari
sementara si penjual sangat
membutuhkan uang tersebut.
Bahasa: dari kata “As salaf” :
pendahuluan karena pemesan barang
menyerahkan uangnya di muka.
Definisi Akad SalamDefinisi Akad Salam
Salam adalah akad jual beli barang
pesanan (muslam fiih) dengan
pengiriman di kemudian hari oleh
penjual (muslam illaihi) dan
pelunasannya dilakukan oleh pembeli
(al muslam) pada saat akad
disepakati sesuai dengan syarat-
syarat tertentu.
Karakteristik Akad SalamKarakteristik Akad Salam
harga, spesifikasi, karakteristik,
kualitas, kuantitas dan waktu
penyerahan aset yang dipesan sudah
ditentukan dan disepakati ketika akad
terjadi.
Karakteristik Akad SalamKarakteristik Akad Salam
Dalam akad salam, harga barang
pesanan yang sudah disepakati tidak
dapat berubah selama jangka waktu
akad. Apabila barang yang dikirim
tidak sesuai dengan ketentuan yang
telah disepakati sebelumnya, maka
pembeli boleh melakukan khiar yaitu
memilih apakah transaksi dilanjutkan
atau dibatalkan.
Hikmah Akad SalamHikmah Akad Salam
Bagi pembeli: adanya jaminan memperoleh
barang dalam jumlah dan kualitas tertentu
pada saat ia membutuhkan dengan harga
yang disepakatinya di awal.
Bagi penjual adalah diperolehnya dana
untuk melakukan aktivitas produksi dan
memenuhi sebagian kebutuhan hidupnya.
Jenis SalamJenis Salam
 Salam, merupakan transaksi jual beli dimana barang yang
diperjualbelikan belum ada ketika transaksi dilakukan,
pembeli melakukan pembayaran dimuka sedangkan
penyerahan barang baru dilakukan di kemudian hari.
 Salam paralel, artinya melaksanakan dua transaksi bai’
salam yaitu antara pemesan dan penjual dan antara penjual
dengan pemasok (supplier) atau pihak ketiga lainnya
secara simultan.
 Beberapa ulama kontemporer melarang transaksi salam paralel
terutama jika perdagangan dan transaksi semacam itu dilakukan
secara terus menerus.
 Hal demikian dapat menjurus kepada riba. Paralel salam
dibolehkan asalkan eksekusi kontrak salam kedua tidak tergantung
pada eksekusi kontrak yang pertama.
Skema Salam
Skema Salam
Paralel
Dasar SyariahDasar Syariah
 Al Qur’an
(QS:al-Baqarah:282): “hai orang-orang yang beriman,
apabila kamu bermu’amalah tidak secara tunai untuk
waktu yang ditentukan, hendaknya kamu menuliskannya
dengan benar ....”
”Hai orang orang yang beriman penuhilah akad akad
itu...” (QS 5:1)
 Al Hadits
“Barang siapa melakukan salam, hendaknya ia
melakukannya dengan takaran yang jelas dan timbangan
yang jelas pula, untuk jangka waktu yang diketahui.”
(HR.Bukhari Muslim).
Tiga hal yang didalamnya terdapat keberkahan: jual beli
secara tangguh muqaradhah (mudharabah), dan
mencampur gandum dengan tepung untuk keperluan
rumah, bukan untuk dijual.” (HR. Ibnu Majah)
RRukunukun SSalamalam
Pelaku (pembeli dan penjual)
Obyek akad (barang yang akan
diserahkan dan modal salam yang
berbentuk harga)
Ijab kabul
Ketentuan SyariahKetentuan Syariah
1. Pelaku
a. ada penjual dan pembeli
b. Cakap hukum (Berakal dan dapat membedakan),
2. Obyek akad
 modal salam :
◦ modal harus diketahui jenis dan jumlahnya
◦ Berbentuk uang tunai. Para ulama berbeda
pendapat masalah bolehnya pembayaran dalam
bentuk aset perdagangan. Beberapa ulama
menganggapnya boleh.
◦ Modal salam diserahkan ketika akad berlangsung,
tidak boleh utang atau merupakan pelunasan
utang. Hal ini adalah untuk mencegah praktek riba
melalui mekanisme salam.
Ketentuan SyariahKetentuan Syariah
 Barang Salam:
◦ Barang tersebut harus dapat dibedakan/
diidentifikasi mempunyai spesifikasi dan
karakteristik yang jelas seperti kualitas, jenis,
ukuran dan lain sebagainya sehingga tidak ada
gharar.
◦ Barang tersebut harus dapat dikuantifikasi
/ditakar/ ditimbang.
◦ Waktu penyerahan barang harus jelas, tidak
harus tanggal tertentu boleh juga dalam kurun
waktu tertentu. Hal tersebut diperlukan untuk
mencegah gharar atau ketidakpastiahan yaitu
harus ada pada waktu yang ditentukan.
Ketentuan SyariahKetentuan Syariah
 Barang tidak harus ada ditangan penjual tetapi
harus ada pada waktu yang ditentukan
 Apabila barang yang dipesan tidak ada pada
waktu yang ditentukan, akad menjadi fasid/rusak
 pembeli dapat memilih apakah menunggu sampai
dengan barang yang dipesan tersedia
 atau membatalkan akad sehingga penjual harus
mengembalikan dana yang telah diterima
 Apabila barang yang dikirim cacat atau tidak
sesuai dengan yang disepakati dalam akad, maka
pembeli boleh melakukan khiar atau memilih
untuk menerima atau menolak.
 Kalau pilihannya menolak maka si penjual memiliki
utang yang dapat diselesaikan dengan
pengembalian dana atau menyerahkan produk yang
sesuai dengan akad.
Ketentuan SyariahKetentuan Syariah
◦ Apabila barang yang dikirim memiliki kualitas yang
lebih baik, maka penjual tidak boleh meminta
tambahan pembayaran dan hal ini dianggap sebagai
pelayanan kepuasan pelanggan
◦ Apabila barang yang dikirim kualitasnya lebih rendah,
pembeli boleh memilih menolaknya atau menerima.
Apabila pembeli menerima maka pembeli tidak boleh
meminta kembali sebagian uangnya atau (diskon),
◦ Barang boleh dikirim sebelum jatuh tempo asalkan
disetujui oleh kedua pihak dan dengan syarat kualitas
dan jumlah barang sesuai dengan kesepakatan, dan
tidak boleh menuntut penambahan harga.
Ketentuan SyariahKetentuan Syariah
◦ Penjualan kembali barang yang dipesan sebelum
barang tersebut diterima tidak dibolehkan secara
syari’ah.
◦ Penggantian barang yang dipesan dengan barang
lain. Para ulama melarang penggantian barang
yang dipesan dengan barang lainnya. Bila barang
tersebut diganti dengan barang yang memiliki
spesifikasi dan kualitas yang sama, meskipun
sumbernya berbeda, para ulama
membolehkannya,
◦ Apabila tempat penyerahan barang tidak
disebutkan, akad tetap sah. Namun sebaiknya
dijelaskan dalam akad, apabila tidak disebutkan
maka harus dikirim ke tempat yang menjadi
kebiasaan.
HHal yangal yang MMembatalkanembatalkan KKontrakontrak
Barang yang dipesan tidak ada pada waktu yang
ditentukan
Barang yang dikirim cacat atau tidak sesuai
dengan yang disepakati dalam akad, dan
pembeli membatalkan.
Barang yang dikirim kualitasnya lebih rendah
dan pembeli membatalkan.
AKADAKAD ISTISHNA’ISTISHNA’
Pengertian Istishna’Pengertian Istishna’
 akad jual beli dalam bentuk pemesanan
pembuatan barang tertentu dengan kriteria
dan persyaratan tertentu yang disepakati
antara pemesan (pembeli/mustashni’) dan
penjual (pembuat, shani’).
 Shani’ akan menyiapkan barang yang
dipesan sesuai dengan spesifikasi yang telah
disepakati dimana ia dapat menyiapkan
sendiri atau melalui pihak lain (istishna’
parallel).
KarakteristikKarakteristik
AkadAkad Istishna’Istishna’
Barang pesanan harus memenuhi
kriteria:
a. memerlukan proses pembuatan ;
b. sesuai dengan spesifikasi
pemesan (customized), bukan
produk massal; dan
c. diketahui karakteristiknya secara
umum yang meliputi jenis,
spesifikasi teknis, kualitas, dan
kuantitasnya.
subyek salam Istishna’’ Aturan dan keterangan
Pokok
kontrak
Muslam fihi
(barang
pesanan)
Mashnu’
(barang yang
diproduksi)
Barang ditangguhkan, dengan
spesifikasi
Harga Dibayar saat
kontrak
Boleh saat
kontrak, boleh
diangsur, boleh
kemudian hari
Cara penyelesaian pembayaran
merupakan perbedaan utama
antara salam dan istishna’
Sifat
kontrak
Mengikat
secara asli
(thabi’i)
Mengikat
secara ikutan
(thaba’i)
Salam mengikat semua pihak
sejak semula, sementara
istishna’ dianggap mengikat
berdasarkan pandangan para
fuqaha demi kemashlahatan,
serta tidak bertentangan dengan
aturan syariah
Kontrak
paralel
Salam paralel Istishna’ paralel Baik salam paralel maupun
istishna’ paralel sah asalkan:
kedua kontrak secara hukum
adalah terpisah.
Perbandingan salam dengan istishna’
Jenis Akad IstishnaJenis Akad Istishna’’
 Istishna’ adalah akad jual beli dalam bentuk pemesanan
pembuatan barang tertentu dengan kriteria dan
persyaratan tertentu yang disepakati antara pemesan
(pembeli/mustashni) dan penjual (pembuat, shani’).
 Istishna’ Paralel adalah suatu bentuk akad istishna’’
antara penjual dan pemesan, dimana untuk memenuhi
kewajibannya kepada pemesan, penjual melakukan akad
istishna’ dengan pihak lain (sub kontraktor) yang dapat
memenuhi aset yang dipesan pembeli. Syaratnya akad
istishna’ pertama tidak bergantung pada istishna’ kedua.
Selain itu penjual tidak boleh mengakui adanya
keuntungan selama konstruksi.
Skema istishna’
Skema istishna’ Paralel
Dasar SyariahDasar Syariah
◦ Masyarakat telah mempraktekkan istishna’ secara luas
dan terus menerus tanpa ada keberatan sama sekali. Hal
demikian menjadikan istishna’ sebagai kasus ijma’ atau
konsensus umum.
◦ Keberadaan istishna’ didasarkan atas kebutuhan
masyarakat. Banyak orang memerlukan barang yang
tidak tersedia di pasar, sehingga mereka cenderung
melakukan kontrak agar orang lain membuatkan barang
untuk mereka.
◦ Istishna’ sah sesuai dengan aturan umum mengenai
kebolehan kontrak selama tidak bertentangan dengan
nash atau aturan syariah.
Rukun & Ketentuan SyariahRukun & Ketentuan Syariah
◦ Pelaku terdiri dari pemesan (pembeli/
mustashni’) dan penjual (pembuat, shani’).
Harus Cakap Hukum dan Baligh
◦ Obyek akad berupa barang yang akan
diserahkan dan modal istishna’ yang
berbentuk harga
◦ ijab kabul/serah terima
Ketentuan syariah untuk akad salam juga
berlaku untuk akad istisna
Ketentuan tentang PembayaranKetentuan tentang Pembayaran
Alat bayar harus diketahui jumlah dan bentuknya,
baik berupa uang, barang, atau manfaat;
demikian juga dengan cara pembayarannya
Harga yang telah ditetapkan dalam akad tidak
boleh berubah.
◦ Akan tetapi apabila setelah akad ditandatangani,
pembeli mengubah spesifikasi dalam akad maka
penambahan biaya akibat perubahan ini menjadi
tanggung jawab pembeli.
Pembayaran dilakukan sesuai kesepakatan
Pembayaran tidak boleh berupa pembebasan
utang
Ketentuan tentang barangKetentuan tentang barang
 Harus jelas spesifikasinya (jenis, ukuran, mutu),
 Penyerahannya dilakukan kemudian
 Waktu dan penyerahan barang harus ditetapkan berdasarkan
kesepakatan.
 Pembeli tidak boleh menjual barang sebelum menerimanya
 Tidak boleh menukar barang kecuali dengan barang sejenis sesuai
kesepakatan
 Dalam hal terdapat cacat atau barang tidak sesuai dengan
kesepakatan, pemesan memiliki hak khiyar (hak memilih) untuk
melanjutkan atau membatalkan akad.
 Dalam hal pesanan sudah dikerjakan sesuai dengan kesepakatan
hukumnya mengikat, tidak boleh dibatalkan sehingga penjual tidak
dirugikan karena ia telah menjalankan kewajibannya sesuai
kesepakatan.
Berakhirnya istishna’Berakhirnya istishna’
kondisi-kondisi berikut:
dipenuhinya kewajiban secara normal oleh
kedua belah pihak
persetujuan bersama kedua belah pihak
untuk menghentikan kontrak
pembatalan hukum kontrak.
Terima KasihTerima Kasih

More Related Content

What's hot

Akad Bay' Salam dan Bau' Istisna'
Akad Bay' Salam dan Bau' Istisna'Akad Bay' Salam dan Bau' Istisna'
Akad Bay' Salam dan Bau' Istisna'salmy1001
 
Makalah Akuntansi Syariah Salam Mudharabah
Makalah Akuntansi Syariah Salam Mudharabah Makalah Akuntansi Syariah Salam Mudharabah
Makalah Akuntansi Syariah Salam Mudharabah Renny Nadianti
 
Muamalat, pengertian.
Muamalat, pengertian.Muamalat, pengertian.
Muamalat, pengertian.jimoh370
 
Produk Perbankan Syariah Dalam Perspektf Ekonomi Makro Syariah
Produk Perbankan Syariah Dalam Perspektf Ekonomi Makro SyariahProduk Perbankan Syariah Dalam Perspektf Ekonomi Makro Syariah
Produk Perbankan Syariah Dalam Perspektf Ekonomi Makro SyariahAsikin Aja
 
Tugas ppt transaksi dan akad ps
Tugas ppt transaksi dan akad psTugas ppt transaksi dan akad ps
Tugas ppt transaksi dan akad psindahlestari157
 
Undang undang muamalat dan perlaksanaan
Undang undang muamalat dan perlaksanaanUndang undang muamalat dan perlaksanaan
Undang undang muamalat dan perlaksanaanZainudin Ismail
 
Akad rukun dan syarat jual beli
Akad  rukun dan syarat jual beliAkad  rukun dan syarat jual beli
Akad rukun dan syarat jual belisyariah umi
 
Sengketa ekonomi-syariah-papbg
Sengketa ekonomi-syariah-papbgSengketa ekonomi-syariah-papbg
Sengketa ekonomi-syariah-papbgsutarman006
 
wakalah kafalah hawalah
wakalah kafalah hawalahwakalah kafalah hawalah
wakalah kafalah hawalahMarhamah Saleh
 

What's hot (20)

Akad Bay' Salam dan Bau' Istisna'
Akad Bay' Salam dan Bau' Istisna'Akad Bay' Salam dan Bau' Istisna'
Akad Bay' Salam dan Bau' Istisna'
 
Jual beli salam
Jual beli salamJual beli salam
Jual beli salam
 
2.2.3 syariah muamalat
2.2.3 syariah muamalat2.2.3 syariah muamalat
2.2.3 syariah muamalat
 
Makalah Akuntansi Syariah Salam Mudharabah
Makalah Akuntansi Syariah Salam Mudharabah Makalah Akuntansi Syariah Salam Mudharabah
Makalah Akuntansi Syariah Salam Mudharabah
 
Bab 5- Akad, Rukun dan Syarat Jual Beli.
Bab 5- Akad, Rukun dan Syarat Jual Beli.Bab 5- Akad, Rukun dan Syarat Jual Beli.
Bab 5- Akad, Rukun dan Syarat Jual Beli.
 
Muamalat, pengertian.
Muamalat, pengertian.Muamalat, pengertian.
Muamalat, pengertian.
 
Tempahan
TempahanTempahan
Tempahan
 
Produk Perbankan Syariah Dalam Perspektf Ekonomi Makro Syariah
Produk Perbankan Syariah Dalam Perspektf Ekonomi Makro SyariahProduk Perbankan Syariah Dalam Perspektf Ekonomi Makro Syariah
Produk Perbankan Syariah Dalam Perspektf Ekonomi Makro Syariah
 
SISTEM KEUANGAN AKUNTANSI SYARIAH
SISTEM KEUANGAN AKUNTANSI SYARIAHSISTEM KEUANGAN AKUNTANSI SYARIAH
SISTEM KEUANGAN AKUNTANSI SYARIAH
 
Tugas ppt transaksi dan akad ps
Tugas ppt transaksi dan akad psTugas ppt transaksi dan akad ps
Tugas ppt transaksi dan akad ps
 
Khiyar (Pilihan)
Khiyar (Pilihan)Khiyar (Pilihan)
Khiyar (Pilihan)
 
Ppt jual beli syariah
Ppt jual beli syariahPpt jual beli syariah
Ppt jual beli syariah
 
Jual beli
Jual beliJual beli
Jual beli
 
Undang undang muamalat dan perlaksanaan
Undang undang muamalat dan perlaksanaanUndang undang muamalat dan perlaksanaan
Undang undang muamalat dan perlaksanaan
 
Akad rukun dan syarat jual beli
Akad  rukun dan syarat jual beliAkad  rukun dan syarat jual beli
Akad rukun dan syarat jual beli
 
Perdamain (sulh)
Perdamain (sulh)Perdamain (sulh)
Perdamain (sulh)
 
Fiqih khiyar
Fiqih khiyarFiqih khiyar
Fiqih khiyar
 
Sengketa ekonomi-syariah-papbg
Sengketa ekonomi-syariah-papbgSengketa ekonomi-syariah-papbg
Sengketa ekonomi-syariah-papbg
 
Presentasi Fiqh 8
Presentasi Fiqh 8Presentasi Fiqh 8
Presentasi Fiqh 8
 
wakalah kafalah hawalah
wakalah kafalah hawalahwakalah kafalah hawalah
wakalah kafalah hawalah
 

Similar to AKAD SALAM DAN ISTISHNA

Akad salam syariah akad alam syariah syariah
Akad salam syariah akad alam syariah syariahAkad salam syariah akad alam syariah syariah
Akad salam syariah akad alam syariah syariahAsrul_04
 
Sesi 7 - Akuntansi Salam.pdf
Sesi 7 - Akuntansi Salam.pdfSesi 7 - Akuntansi Salam.pdf
Sesi 7 - Akuntansi Salam.pdfpadlah1984
 
Sesi 7 - Akuntansi Salam.ppt
Sesi 7 - Akuntansi Salam.pptSesi 7 - Akuntansi Salam.ppt
Sesi 7 - Akuntansi Salam.pptpadlah1984
 
TUGAS PERBANKAN SYARIAH RAPEM 9 SAMPAI DENGAN 15 - UNIVERSITAS MERCUBUANA REG...
TUGAS PERBANKAN SYARIAH RAPEM 9 SAMPAI DENGAN 15 - UNIVERSITAS MERCUBUANA REG...TUGAS PERBANKAN SYARIAH RAPEM 9 SAMPAI DENGAN 15 - UNIVERSITAS MERCUBUANA REG...
TUGAS PERBANKAN SYARIAH RAPEM 9 SAMPAI DENGAN 15 - UNIVERSITAS MERCUBUANA REG...nishannisa
 
konsep akad dan akad bank syariah.ppt
konsep akad dan akad bank syariah.pptkonsep akad dan akad bank syariah.ppt
konsep akad dan akad bank syariah.pptMohAbdulAziz4
 
Pembiayaan Murabahah
Pembiayaan MurabahahPembiayaan Murabahah
Pembiayaan Murabahahdwi_rahmamosa
 
Tugas kelompok akuntansi perbankan syariah
Tugas kelompok akuntansi perbankan syariahTugas kelompok akuntansi perbankan syariah
Tugas kelompok akuntansi perbankan syariahBernard Anjas
 
Bab_7_AKUNTANSI_MURABAHAH akuntansi syaria
Bab_7_AKUNTANSI_MURABAHAH akuntansi syariaBab_7_AKUNTANSI_MURABAHAH akuntansi syaria
Bab_7_AKUNTANSI_MURABAHAH akuntansi syariaIkaAlini
 
perikatan dan perjanjian (al-akad)
perikatan dan perjanjian (al-akad)perikatan dan perjanjian (al-akad)
perikatan dan perjanjian (al-akad)nurul agustina
 
ruang lingkup syariah islamiah
ruang lingkup syariah islamiahruang lingkup syariah islamiah
ruang lingkup syariah islamiahFauziah azzahra
 
Ba'i Al -Isthisna.pptx
Ba'i Al -Isthisna.pptxBa'i Al -Isthisna.pptx
Ba'i Al -Isthisna.pptxokfiresti1
 
Tugas AGAMA ISLAM KELAS XI Semester 1
Tugas AGAMA ISLAM KELAS XI Semester 1Tugas AGAMA ISLAM KELAS XI Semester 1
Tugas AGAMA ISLAM KELAS XI Semester 1Rahmita Rmdhnty
 
Perbankan syariah tugas sebelum uts (1)
Perbankan syariah tugas sebelum uts (1)Perbankan syariah tugas sebelum uts (1)
Perbankan syariah tugas sebelum uts (1)Nurhidayati170
 
16 April - Hukum Kontrak dalam Bisnis Syariah Bapak Abdul Rasyid, S.H.I., MC...
16 April - Hukum Kontrak dalam  Bisnis Syariah Bapak Abdul Rasyid, S.H.I., MC...16 April - Hukum Kontrak dalam  Bisnis Syariah Bapak Abdul Rasyid, S.H.I., MC...
16 April - Hukum Kontrak dalam Bisnis Syariah Bapak Abdul Rasyid, S.H.I., MC...RullyMarlanEliezerSi
 

Similar to AKAD SALAM DAN ISTISHNA (20)

Akad salam
Akad salamAkad salam
Akad salam
 
Akad salam syariah akad alam syariah syariah
Akad salam syariah akad alam syariah syariahAkad salam syariah akad alam syariah syariah
Akad salam syariah akad alam syariah syariah
 
2550074.ppt
2550074.ppt2550074.ppt
2550074.ppt
 
Sesi 7 - Akuntansi Salam.pdf
Sesi 7 - Akuntansi Salam.pdfSesi 7 - Akuntansi Salam.pdf
Sesi 7 - Akuntansi Salam.pdf
 
Sesi 7 - Akuntansi Salam.ppt
Sesi 7 - Akuntansi Salam.pptSesi 7 - Akuntansi Salam.ppt
Sesi 7 - Akuntansi Salam.ppt
 
salam.ppt
salam.pptsalam.ppt
salam.ppt
 
TUGAS PERBANKAN SYARIAH RAPEM 9 SAMPAI DENGAN 15 - UNIVERSITAS MERCUBUANA REG...
TUGAS PERBANKAN SYARIAH RAPEM 9 SAMPAI DENGAN 15 - UNIVERSITAS MERCUBUANA REG...TUGAS PERBANKAN SYARIAH RAPEM 9 SAMPAI DENGAN 15 - UNIVERSITAS MERCUBUANA REG...
TUGAS PERBANKAN SYARIAH RAPEM 9 SAMPAI DENGAN 15 - UNIVERSITAS MERCUBUANA REG...
 
konsep akad dan akad bank syariah.ppt
konsep akad dan akad bank syariah.pptkonsep akad dan akad bank syariah.ppt
konsep akad dan akad bank syariah.ppt
 
AKAD SALAM.pptx
AKAD SALAM.pptxAKAD SALAM.pptx
AKAD SALAM.pptx
 
Pembiayaan Murabahah
Pembiayaan MurabahahPembiayaan Murabahah
Pembiayaan Murabahah
 
Tugas kelompok akuntansi perbankan syariah
Tugas kelompok akuntansi perbankan syariahTugas kelompok akuntansi perbankan syariah
Tugas kelompok akuntansi perbankan syariah
 
Ppt akad murabahah
Ppt akad murabahahPpt akad murabahah
Ppt akad murabahah
 
Bab_7_AKUNTANSI_MURABAHAH akuntansi syaria
Bab_7_AKUNTANSI_MURABAHAH akuntansi syariaBab_7_AKUNTANSI_MURABAHAH akuntansi syaria
Bab_7_AKUNTANSI_MURABAHAH akuntansi syaria
 
Praktik ekonomi dalam islam
Praktik ekonomi dalam islamPraktik ekonomi dalam islam
Praktik ekonomi dalam islam
 
perikatan dan perjanjian (al-akad)
perikatan dan perjanjian (al-akad)perikatan dan perjanjian (al-akad)
perikatan dan perjanjian (al-akad)
 
ruang lingkup syariah islamiah
ruang lingkup syariah islamiahruang lingkup syariah islamiah
ruang lingkup syariah islamiah
 
Ba'i Al -Isthisna.pptx
Ba'i Al -Isthisna.pptxBa'i Al -Isthisna.pptx
Ba'i Al -Isthisna.pptx
 
Tugas AGAMA ISLAM KELAS XI Semester 1
Tugas AGAMA ISLAM KELAS XI Semester 1Tugas AGAMA ISLAM KELAS XI Semester 1
Tugas AGAMA ISLAM KELAS XI Semester 1
 
Perbankan syariah tugas sebelum uts (1)
Perbankan syariah tugas sebelum uts (1)Perbankan syariah tugas sebelum uts (1)
Perbankan syariah tugas sebelum uts (1)
 
16 April - Hukum Kontrak dalam Bisnis Syariah Bapak Abdul Rasyid, S.H.I., MC...
16 April - Hukum Kontrak dalam  Bisnis Syariah Bapak Abdul Rasyid, S.H.I., MC...16 April - Hukum Kontrak dalam  Bisnis Syariah Bapak Abdul Rasyid, S.H.I., MC...
16 April - Hukum Kontrak dalam Bisnis Syariah Bapak Abdul Rasyid, S.H.I., MC...
 

More from Al-Islami Caligrafi

Penciptaan makhluk hidup dari tanah liat
Penciptaan makhluk hidup dari tanah liatPenciptaan makhluk hidup dari tanah liat
Penciptaan makhluk hidup dari tanah liatAl-Islami Caligrafi
 
KEHANCURAN BUMI DAN ALAM (KIAMAT); Ngobar, 28 jan 2018
KEHANCURAN BUMI DAN ALAM (KIAMAT); Ngobar, 28 jan 2018KEHANCURAN BUMI DAN ALAM (KIAMAT); Ngobar, 28 jan 2018
KEHANCURAN BUMI DAN ALAM (KIAMAT); Ngobar, 28 jan 2018Al-Islami Caligrafi
 
PUNDAMEN IMAN KEPADA ALAAH SWT; Ngobar assalam 31 desember 2017
PUNDAMEN IMAN KEPADA ALAAH SWT; Ngobar assalam 31 desember 2017PUNDAMEN IMAN KEPADA ALAAH SWT; Ngobar assalam 31 desember 2017
PUNDAMEN IMAN KEPADA ALAAH SWT; Ngobar assalam 31 desember 2017Al-Islami Caligrafi
 
Venomena alam dengan menjemput gbt 31 januari 2018
Venomena alam dengan menjemput gbt 31 januari 2018Venomena alam dengan menjemput gbt 31 januari 2018
Venomena alam dengan menjemput gbt 31 januari 2018Al-Islami Caligrafi
 
Makna berkah (barokah) Ngobar 25
Makna berkah (barokah) Ngobar 25   Makna berkah (barokah) Ngobar 25
Makna berkah (barokah) Ngobar 25 Al-Islami Caligrafi
 
Peran agama dlm mencegah penyakit aids
Peran agama dlm mencegah penyakit aidsPeran agama dlm mencegah penyakit aids
Peran agama dlm mencegah penyakit aidsAl-Islami Caligrafi
 
Titik kritis kehalalan kosmetik & obat
Titik kritis kehalalan kosmetik & obatTitik kritis kehalalan kosmetik & obat
Titik kritis kehalalan kosmetik & obatAl-Islami Caligrafi
 
Mengambil pelajaran dari iman kepada malaikat
Mengambil pelajaran dari iman kepada malaikatMengambil pelajaran dari iman kepada malaikat
Mengambil pelajaran dari iman kepada malaikatAl-Islami Caligrafi
 
Dakwah dan pemetaan bisnis assalam
Dakwah dan pemetaan bisnis   assalamDakwah dan pemetaan bisnis   assalam
Dakwah dan pemetaan bisnis assalamAl-Islami Caligrafi
 
Murobahah Ngobar 29 november 2015-
Murobahah Ngobar 29 november 2015-Murobahah Ngobar 29 november 2015-
Murobahah Ngobar 29 november 2015-Al-Islami Caligrafi
 

More from Al-Islami Caligrafi (20)

Konde
KondeKonde
Konde
 
Penciptaan makhluk hidup dari tanah liat
Penciptaan makhluk hidup dari tanah liatPenciptaan makhluk hidup dari tanah liat
Penciptaan makhluk hidup dari tanah liat
 
KEHANCURAN BUMI DAN ALAM (KIAMAT); Ngobar, 28 jan 2018
KEHANCURAN BUMI DAN ALAM (KIAMAT); Ngobar, 28 jan 2018KEHANCURAN BUMI DAN ALAM (KIAMAT); Ngobar, 28 jan 2018
KEHANCURAN BUMI DAN ALAM (KIAMAT); Ngobar, 28 jan 2018
 
PUNDAMEN IMAN KEPADA ALAAH SWT; Ngobar assalam 31 desember 2017
PUNDAMEN IMAN KEPADA ALAAH SWT; Ngobar assalam 31 desember 2017PUNDAMEN IMAN KEPADA ALAAH SWT; Ngobar assalam 31 desember 2017
PUNDAMEN IMAN KEPADA ALAAH SWT; Ngobar assalam 31 desember 2017
 
Manasik haji & umroh
Manasik haji & umrohManasik haji & umroh
Manasik haji & umroh
 
Venomena alam dengan menjemput gbt 31 januari 2018
Venomena alam dengan menjemput gbt 31 januari 2018Venomena alam dengan menjemput gbt 31 januari 2018
Venomena alam dengan menjemput gbt 31 januari 2018
 
Makna berkah (barokah) Ngobar 25
Makna berkah (barokah) Ngobar 25   Makna berkah (barokah) Ngobar 25
Makna berkah (barokah) Ngobar 25
 
Peran agama dlm mencegah penyakit aids
Peran agama dlm mencegah penyakit aidsPeran agama dlm mencegah penyakit aids
Peran agama dlm mencegah penyakit aids
 
Titik kritis kehalalan kosmetik & obat
Titik kritis kehalalan kosmetik & obatTitik kritis kehalalan kosmetik & obat
Titik kritis kehalalan kosmetik & obat
 
Ridho
RidhoRidho
Ridho
 
Presentasi harfun
Presentasi harfunPresentasi harfun
Presentasi harfun
 
Hakekat berkah Ngobar 28
   Hakekat berkah Ngobar 28   Hakekat berkah Ngobar 28
Hakekat berkah Ngobar 28
 
Mengambil pelajaran dari iman kepada malaikat
Mengambil pelajaran dari iman kepada malaikatMengambil pelajaran dari iman kepada malaikat
Mengambil pelajaran dari iman kepada malaikat
 
Dakwah dan pemetaan bisnis assalam
Dakwah dan pemetaan bisnis   assalamDakwah dan pemetaan bisnis   assalam
Dakwah dan pemetaan bisnis assalam
 
Wa la dzikrullahi akbar
Wa la dzikrullahi akbarWa la dzikrullahi akbar
Wa la dzikrullahi akbar
 
Murobahah Ngobar 29 november 2015-
Murobahah Ngobar 29 november 2015-Murobahah Ngobar 29 november 2015-
Murobahah Ngobar 29 november 2015-
 
Introspeksi sholat
Introspeksi sholatIntrospeksi sholat
Introspeksi sholat
 
Gempa BUMI
Gempa BUMIGempa BUMI
Gempa BUMI
 
Romadhan membentuk sifat ihsan
Romadhan membentuk sifat ihsanRomadhan membentuk sifat ihsan
Romadhan membentuk sifat ihsan
 
Mengelola keuangan keluarga
Mengelola keuangan keluargaMengelola keuangan keluarga
Mengelola keuangan keluarga
 

AKAD SALAM DAN ISTISHNA

  • 1. Seri Manajemen Keuangan Islam-4Seri Manajemen Keuangan Islam-4 AKADAKAD SALAMSALAM DANDAN ISTISHNA’ISTISHNA’ Oleh: D.Agus Harjito
  • 2. Pengertian SalamPengertian Salam  Terminologi : Para fuqaha menamainya al mahawi’ij (barang barang mendesak) karena ia sejenis jual beli yang dilakukan mendesak walaupun barang yang diperjualbelikan tidak ada ditempat. Dilihat dari sisi pembeli ia sangat membutuhkan barang tersebut di kemudian hari sementara si penjual sangat membutuhkan uang tersebut. Bahasa: dari kata “As salaf” : pendahuluan karena pemesan barang menyerahkan uangnya di muka.
  • 3. Definisi Akad SalamDefinisi Akad Salam Salam adalah akad jual beli barang pesanan (muslam fiih) dengan pengiriman di kemudian hari oleh penjual (muslam illaihi) dan pelunasannya dilakukan oleh pembeli (al muslam) pada saat akad disepakati sesuai dengan syarat- syarat tertentu.
  • 4. Karakteristik Akad SalamKarakteristik Akad Salam harga, spesifikasi, karakteristik, kualitas, kuantitas dan waktu penyerahan aset yang dipesan sudah ditentukan dan disepakati ketika akad terjadi.
  • 5. Karakteristik Akad SalamKarakteristik Akad Salam Dalam akad salam, harga barang pesanan yang sudah disepakati tidak dapat berubah selama jangka waktu akad. Apabila barang yang dikirim tidak sesuai dengan ketentuan yang telah disepakati sebelumnya, maka pembeli boleh melakukan khiar yaitu memilih apakah transaksi dilanjutkan atau dibatalkan.
  • 6. Hikmah Akad SalamHikmah Akad Salam Bagi pembeli: adanya jaminan memperoleh barang dalam jumlah dan kualitas tertentu pada saat ia membutuhkan dengan harga yang disepakatinya di awal. Bagi penjual adalah diperolehnya dana untuk melakukan aktivitas produksi dan memenuhi sebagian kebutuhan hidupnya.
  • 7. Jenis SalamJenis Salam  Salam, merupakan transaksi jual beli dimana barang yang diperjualbelikan belum ada ketika transaksi dilakukan, pembeli melakukan pembayaran dimuka sedangkan penyerahan barang baru dilakukan di kemudian hari.  Salam paralel, artinya melaksanakan dua transaksi bai’ salam yaitu antara pemesan dan penjual dan antara penjual dengan pemasok (supplier) atau pihak ketiga lainnya secara simultan.  Beberapa ulama kontemporer melarang transaksi salam paralel terutama jika perdagangan dan transaksi semacam itu dilakukan secara terus menerus.  Hal demikian dapat menjurus kepada riba. Paralel salam dibolehkan asalkan eksekusi kontrak salam kedua tidak tergantung pada eksekusi kontrak yang pertama.
  • 9. Dasar SyariahDasar Syariah  Al Qur’an (QS:al-Baqarah:282): “hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bermu’amalah tidak secara tunai untuk waktu yang ditentukan, hendaknya kamu menuliskannya dengan benar ....” ”Hai orang orang yang beriman penuhilah akad akad itu...” (QS 5:1)  Al Hadits “Barang siapa melakukan salam, hendaknya ia melakukannya dengan takaran yang jelas dan timbangan yang jelas pula, untuk jangka waktu yang diketahui.” (HR.Bukhari Muslim). Tiga hal yang didalamnya terdapat keberkahan: jual beli secara tangguh muqaradhah (mudharabah), dan mencampur gandum dengan tepung untuk keperluan rumah, bukan untuk dijual.” (HR. Ibnu Majah)
  • 10. RRukunukun SSalamalam Pelaku (pembeli dan penjual) Obyek akad (barang yang akan diserahkan dan modal salam yang berbentuk harga) Ijab kabul
  • 11. Ketentuan SyariahKetentuan Syariah 1. Pelaku a. ada penjual dan pembeli b. Cakap hukum (Berakal dan dapat membedakan), 2. Obyek akad  modal salam : ◦ modal harus diketahui jenis dan jumlahnya ◦ Berbentuk uang tunai. Para ulama berbeda pendapat masalah bolehnya pembayaran dalam bentuk aset perdagangan. Beberapa ulama menganggapnya boleh. ◦ Modal salam diserahkan ketika akad berlangsung, tidak boleh utang atau merupakan pelunasan utang. Hal ini adalah untuk mencegah praktek riba melalui mekanisme salam.
  • 12. Ketentuan SyariahKetentuan Syariah  Barang Salam: ◦ Barang tersebut harus dapat dibedakan/ diidentifikasi mempunyai spesifikasi dan karakteristik yang jelas seperti kualitas, jenis, ukuran dan lain sebagainya sehingga tidak ada gharar. ◦ Barang tersebut harus dapat dikuantifikasi /ditakar/ ditimbang. ◦ Waktu penyerahan barang harus jelas, tidak harus tanggal tertentu boleh juga dalam kurun waktu tertentu. Hal tersebut diperlukan untuk mencegah gharar atau ketidakpastiahan yaitu harus ada pada waktu yang ditentukan.
  • 13. Ketentuan SyariahKetentuan Syariah  Barang tidak harus ada ditangan penjual tetapi harus ada pada waktu yang ditentukan  Apabila barang yang dipesan tidak ada pada waktu yang ditentukan, akad menjadi fasid/rusak  pembeli dapat memilih apakah menunggu sampai dengan barang yang dipesan tersedia  atau membatalkan akad sehingga penjual harus mengembalikan dana yang telah diterima  Apabila barang yang dikirim cacat atau tidak sesuai dengan yang disepakati dalam akad, maka pembeli boleh melakukan khiar atau memilih untuk menerima atau menolak.  Kalau pilihannya menolak maka si penjual memiliki utang yang dapat diselesaikan dengan pengembalian dana atau menyerahkan produk yang sesuai dengan akad.
  • 14. Ketentuan SyariahKetentuan Syariah ◦ Apabila barang yang dikirim memiliki kualitas yang lebih baik, maka penjual tidak boleh meminta tambahan pembayaran dan hal ini dianggap sebagai pelayanan kepuasan pelanggan ◦ Apabila barang yang dikirim kualitasnya lebih rendah, pembeli boleh memilih menolaknya atau menerima. Apabila pembeli menerima maka pembeli tidak boleh meminta kembali sebagian uangnya atau (diskon), ◦ Barang boleh dikirim sebelum jatuh tempo asalkan disetujui oleh kedua pihak dan dengan syarat kualitas dan jumlah barang sesuai dengan kesepakatan, dan tidak boleh menuntut penambahan harga.
  • 15. Ketentuan SyariahKetentuan Syariah ◦ Penjualan kembali barang yang dipesan sebelum barang tersebut diterima tidak dibolehkan secara syari’ah. ◦ Penggantian barang yang dipesan dengan barang lain. Para ulama melarang penggantian barang yang dipesan dengan barang lainnya. Bila barang tersebut diganti dengan barang yang memiliki spesifikasi dan kualitas yang sama, meskipun sumbernya berbeda, para ulama membolehkannya, ◦ Apabila tempat penyerahan barang tidak disebutkan, akad tetap sah. Namun sebaiknya dijelaskan dalam akad, apabila tidak disebutkan maka harus dikirim ke tempat yang menjadi kebiasaan.
  • 16. HHal yangal yang MMembatalkanembatalkan KKontrakontrak Barang yang dipesan tidak ada pada waktu yang ditentukan Barang yang dikirim cacat atau tidak sesuai dengan yang disepakati dalam akad, dan pembeli membatalkan. Barang yang dikirim kualitasnya lebih rendah dan pembeli membatalkan.
  • 18. Pengertian Istishna’Pengertian Istishna’  akad jual beli dalam bentuk pemesanan pembuatan barang tertentu dengan kriteria dan persyaratan tertentu yang disepakati antara pemesan (pembeli/mustashni’) dan penjual (pembuat, shani’).  Shani’ akan menyiapkan barang yang dipesan sesuai dengan spesifikasi yang telah disepakati dimana ia dapat menyiapkan sendiri atau melalui pihak lain (istishna’ parallel).
  • 19. KarakteristikKarakteristik AkadAkad Istishna’Istishna’ Barang pesanan harus memenuhi kriteria: a. memerlukan proses pembuatan ; b. sesuai dengan spesifikasi pemesan (customized), bukan produk massal; dan c. diketahui karakteristiknya secara umum yang meliputi jenis, spesifikasi teknis, kualitas, dan kuantitasnya.
  • 20. subyek salam Istishna’’ Aturan dan keterangan Pokok kontrak Muslam fihi (barang pesanan) Mashnu’ (barang yang diproduksi) Barang ditangguhkan, dengan spesifikasi Harga Dibayar saat kontrak Boleh saat kontrak, boleh diangsur, boleh kemudian hari Cara penyelesaian pembayaran merupakan perbedaan utama antara salam dan istishna’ Sifat kontrak Mengikat secara asli (thabi’i) Mengikat secara ikutan (thaba’i) Salam mengikat semua pihak sejak semula, sementara istishna’ dianggap mengikat berdasarkan pandangan para fuqaha demi kemashlahatan, serta tidak bertentangan dengan aturan syariah Kontrak paralel Salam paralel Istishna’ paralel Baik salam paralel maupun istishna’ paralel sah asalkan: kedua kontrak secara hukum adalah terpisah. Perbandingan salam dengan istishna’
  • 21. Jenis Akad IstishnaJenis Akad Istishna’’  Istishna’ adalah akad jual beli dalam bentuk pemesanan pembuatan barang tertentu dengan kriteria dan persyaratan tertentu yang disepakati antara pemesan (pembeli/mustashni) dan penjual (pembuat, shani’).  Istishna’ Paralel adalah suatu bentuk akad istishna’’ antara penjual dan pemesan, dimana untuk memenuhi kewajibannya kepada pemesan, penjual melakukan akad istishna’ dengan pihak lain (sub kontraktor) yang dapat memenuhi aset yang dipesan pembeli. Syaratnya akad istishna’ pertama tidak bergantung pada istishna’ kedua. Selain itu penjual tidak boleh mengakui adanya keuntungan selama konstruksi.
  • 24. Dasar SyariahDasar Syariah ◦ Masyarakat telah mempraktekkan istishna’ secara luas dan terus menerus tanpa ada keberatan sama sekali. Hal demikian menjadikan istishna’ sebagai kasus ijma’ atau konsensus umum. ◦ Keberadaan istishna’ didasarkan atas kebutuhan masyarakat. Banyak orang memerlukan barang yang tidak tersedia di pasar, sehingga mereka cenderung melakukan kontrak agar orang lain membuatkan barang untuk mereka. ◦ Istishna’ sah sesuai dengan aturan umum mengenai kebolehan kontrak selama tidak bertentangan dengan nash atau aturan syariah.
  • 25. Rukun & Ketentuan SyariahRukun & Ketentuan Syariah ◦ Pelaku terdiri dari pemesan (pembeli/ mustashni’) dan penjual (pembuat, shani’). Harus Cakap Hukum dan Baligh ◦ Obyek akad berupa barang yang akan diserahkan dan modal istishna’ yang berbentuk harga ◦ ijab kabul/serah terima Ketentuan syariah untuk akad salam juga berlaku untuk akad istisna
  • 26. Ketentuan tentang PembayaranKetentuan tentang Pembayaran Alat bayar harus diketahui jumlah dan bentuknya, baik berupa uang, barang, atau manfaat; demikian juga dengan cara pembayarannya Harga yang telah ditetapkan dalam akad tidak boleh berubah. ◦ Akan tetapi apabila setelah akad ditandatangani, pembeli mengubah spesifikasi dalam akad maka penambahan biaya akibat perubahan ini menjadi tanggung jawab pembeli. Pembayaran dilakukan sesuai kesepakatan Pembayaran tidak boleh berupa pembebasan utang
  • 27. Ketentuan tentang barangKetentuan tentang barang  Harus jelas spesifikasinya (jenis, ukuran, mutu),  Penyerahannya dilakukan kemudian  Waktu dan penyerahan barang harus ditetapkan berdasarkan kesepakatan.  Pembeli tidak boleh menjual barang sebelum menerimanya  Tidak boleh menukar barang kecuali dengan barang sejenis sesuai kesepakatan  Dalam hal terdapat cacat atau barang tidak sesuai dengan kesepakatan, pemesan memiliki hak khiyar (hak memilih) untuk melanjutkan atau membatalkan akad.  Dalam hal pesanan sudah dikerjakan sesuai dengan kesepakatan hukumnya mengikat, tidak boleh dibatalkan sehingga penjual tidak dirugikan karena ia telah menjalankan kewajibannya sesuai kesepakatan.
  • 28. Berakhirnya istishna’Berakhirnya istishna’ kondisi-kondisi berikut: dipenuhinya kewajiban secara normal oleh kedua belah pihak persetujuan bersama kedua belah pihak untuk menghentikan kontrak pembatalan hukum kontrak.