1. LAPORAN
PRAKTIKUM FARMASI RUMAH SAKIT
PERENCANAAN PENGADAAN DAN EVALUASI PERENCANAAN DI RS
NAMA : AJI PANGESTU
NIM : 16 01 01 057
PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI
SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI BHAKTI PERTIWI
PALEMBANG
2019/2020
2. BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Pelayanan kefarmasian di rumah sakit merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
sistem pelayanan kesehatan rumah sakit yang berorientasi kepada pelayanan pasien,
penyediaan sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai yang bermutu dan
terjangkau bagi semua lapisan masyarakat termasuk pelayanan farmasi klinik (Permenkes,
2016). Farmasi rumah sakit bertanggung jawab terhadap semua barang farmasi yang beredar
di rumah sakit tersebut, salah satunya adalah pengelolaan obat. Sistem pengelolaan obat
merupakan bagian dari sistem pelayanan rumah sakit yang memberikan pelayanan
berdasarkan aspek keamanan, efektif, dan ekonomis dalam penggunaan obat sehingga dapat
dicapai efektivitas dan efisiensi pengelolaan obat. Pengelolaan obat berhubungan erat dengan
anggaran dan belanja rumah sakit. Pengadaan obat merupakan bagian terbesar dari anggaran
kesehatan. Anggaran obat di rumah sakit untuk obat dan alat kesehatan yang dikelola
instalasi farmasi mencapai 50-60% dari seluruh anggaran rumah sakit
Perencanaan dan pengadaan obat merupakan satu tahap awal yang penting dalam
menentukan keberhasilan tahap selanjutnya, sebab tahap perencanaan berguna untuk
menyesuaikan antara kebutuhan pengadaan dengan dana yang tersedia untuk menunjang
pelayanan kesehatan di rumah sakit (Krisnangtyas et al., 2013). Perencanaan dan pengadaan
obat yang baik memiliki peran yang sangat penting untuk menentukan stok obat yang sesuai
dengan kebutuhan pelayanan kesehatan dengan mutu terjamin serta dapat diperoleh pada saat
yang diperlukan. Apabila perencanaaan dan pengadaan obat dikelola dengan sistem yang
kurang baik, akan menyebakan terjadinya penumpukan obat dan kekosongan stok obat.
B. Tujuan praktikum
1. Mahasiswa mampu melakukan perencanaan pengadaan obat dengan metode konsumsi,
epidemiologi dan kombinasi
2. Mahasiswa mampu melakukan evaluasi perencanaan
3. BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Metode Konsumsi
Perhitungan kebutuhan dengan metode konsumsi didasarkan pada data rlkonsumsi
sediaan farmasi, alat kesehatan dan Bahan Medis Habis Pakai periode yang lalu dengan
berbagai penyesuian dan koreksi. Rumus perencanaan sediaan farmasi dan BMHP dengan
metode konsumsi adalah sebagai berikut :
CT = (CA x T) + SS-Sisa Stock
CT : Kebutuhan per periode waktu
CA : Kebutuhan rata - rata waktu (bulan)
T : kebutuhan (bulan atau tahun)
SS : Safety Stock
𝑆𝑆 =
lead time
jumlah hari perbulan
x CA
B. Metode Epidemiologi
Metode epidemiologi didasarkan pada pola penyakit, data jumlah
kunjungan,frekuensi penyakit dan standar pengobatan yang ada.
Rumus epidemiologi
CT = (CEx T) + SS - Sisa stock
Keterangan
CT : Kebutuhan per periode waktu
CE : Perhitungan standar pengobatan
T : Lama kebutuhan (bulan/tahun)
SS : Safety stock
4. C. Metode Kombinasi
Metode kombinasi merupakan kombinasi metode konsumsi dan metode
epidemiologi. Metode kombinasi berupa perhitungan kebutuhan sediaan farmasi atau BMHP
yang telah mempunyai data konsumsi yang jelas namun kasus penyakit cenderung berubah
(naik atau turun). Gabungan perhitungan metode konsumsi dengan koreksi epidemiologi
yang sudah dihitung dengan suatu prediksi (boleh persentase kenaikan kasus atau analisa
trend). Metode kombinasi digunakan untuk obat dan alat kesehatan yang terkadangfluktuatif,
maka dapat menggunakan metode konsumsi dengan koreksi - koreksi pola penyakit,
perubahan jenis/jumlah tindakan, perubahan pola peresepan, perubahan kebijakan pelayanan
dan lain - lain.
Rumus metode kombinasi
C Kombinasi = (CA + CE) x T+ S - Sisa stock
Keterangan
CE : Perhitungan standar pengobatan
CA : Kebutuhan rata rata per bulan
T : Lama kebutuhan (bulan/tahun)
SS : Safety stock
D. Evaluasi Perencanaan
Setelah dilakukan perhitungan kebutuhan sediaan farmasi, alat kesehatan dan Bahan
Medis Habis Pakai idealnya diikuti dengan evaluasi. Metode analisa yang digunakan adalah
metode Kombinasi ABC dan VEN sebagai berikut:
1. Analisa nilai ABC untuk aspek ekonomi
Analisa ABC mengelompokkan item produk berdasarkan kebutuhan dananya yaitu:
a. Kelompok A adalah kelompok sediaan farmasi, alat kesehatan dan berdasarkan
kebutuhanBMHP yang jumlah nilai rencana pengadaannya menunjukkan penyerapan
dana sekitar 70 % dari jumlah dana keseluruhan
5. b. Kelompok B adalah kelompok sediaan farmasi, alat kesehatan dan BMHP yang jumlah
nilai rencana pengadaannya menunjukkan penyerapan dana sekitar 20 % dari jumlah
dana keseluruhan
c. Kelompok C adalah kelompok sediaan farmasi, alat kesehatan dan BMHP yang jumlah
nilai rencana pengadaannya menunjukkan penyerapan dana sekitar 10 % dari jumlah
dana keseluruhan
2. Analisa VEN untuk aspek medik atau terapi
VEN adalah singkatan dari V = Vital, E = Essensial dan N Non-Essensial Jadi
melakukan analisis VEN artinya menentukan kebutuhan prioritas kebutuhan suatu
sediaan farmasi dan BMHP, dengan kata lain menentukan suatu sediaan farmasi dan
BMHP termasuk vital (harus tersedia), essensial (perlu tersedia) ataunon-essensial (tidak
prioritas untuk disediakan)
Kriteria VEN :
1) Vital (V), bila sediaan farmasi tersebut diperlukan untuk menyelamatkan
kehidupan (life saving drugs) dan bila tidak tersedia akan meningkatkan
resiko kematian
2) Esensial (E), bila sediaan farmasi tersebut terbukti efektif untukmenyembuhkan
penyakit atau mengurangi penderitaan pasien
3) Non- Esensial (N). meliputi berbagai macam sediaan farmasi yang digunakan
untuk penyakit yang sembuh sendiri (self limiting disease), sediaan farmasi
yang diragukan manfaatnya, sediaan farmasi yang mahal namun tidak
memilikikelebihan manfaat dibanding sediaan farmasi sejenis lainnya, dll.
6. BAB III
METODE PRAKTIKUM
A. Prosedur praktikum
Kasus
Seorang tenaga farmasi ditugaskan untuk membuat perencanaan dengan menggunakan
metode komsumsi. Diketahui waktu tunggu pengiriman obat dari waktu pemesanan
adalah 15 hari. Data obat , data obat, isi, harga, jumlah, penggunaan obat setiap bulan dan
sisa stok pada tahun 2018.
B. Langka kerja
a. Hitunglah rata-rata penggunaan per bulan dengan memperhitungkan kejadian
kekosongan obat.
b. Tentukan data :
1. Lama kebutuhan (bulan atau tahun) yang di rencanakan
2. Ada atau tidaknya sisa stok (diperoleh dari hasil stok opname)
3. Lead time
c. Hitunglah safet stock
d. Hitunglah CT (kebutuhan per priode waktu) untuk 1 tahun
e. Hitunglah anggaran yang diperlukan
7. BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. HASIL
- Perhitungan anggaran 90 %
a. N x 90 %
Rp. 27.140.000 x 90 / 100 = Rp. 2.442.600.000 / 100 = Rp. 24.426.000,-
b. Uang yang terhitung 90 % dari anggran yang ada yaitu Rp. 24.426.000,-
c. Dari hasil rekap perencanaan pengadaan obat yaitu Rp. 27.140.000,-
d. Dari hasil jumlah data Jumlah dana(N) – Anggaran ( 90% ) Rp. 27.140.000-
Rp. 24.426.000 = Rp. 2.714.000,- Uang yang kurang dari hasil perencanaan
pengadaan obat yaitu Rp. 2.714.000,- maka akan dilakukan pengurangan obat.
- Obat yang dikurangi
Cefixime 100 mg (Rp. 1.120.000)
Eritromisin DS 200 mg/ 5 ml (585.000)
Kotrimoksazol susp 240 mg/ 5 ml (415.000)
Doksisiklin 100 mg (300.000)
Ketrimoksazole 480 mg (210.000)
Kalsium Laktat tab (84.000)
Total uang obat yang dikeluarkan Rp. 2.714.000,-
- Total pengeluaran
= Jumlah dana (N) - Dana obat yang dikeluarkan
Rp. 27.140.000- Rp. 2.714.000,- = Rp. 24.426.000,-
Dana yang dikeluarkan untuk pengadaan obat rumah sakit .
8. BAB V
KESIMPULAN
Di dapatkan kesimpulannya kita mampu menghitung dan melakukan perencanaan
pengadaan obat dengan metode konsumsi, epidemiologi dan kombinasi dan mampu
melakukan evaluasi perencanaan