SlideShare a Scribd company logo
Kesehatan dan Psikososial

Air, Sanitasi, dan Promkes
Dr Lilis Wijaya
Kesehatan dan Psikososial

• Mengapa penting dalam situasi bencana?
• Infrastruktur lokal/setempat rusak/hancur
• Bisa mengakibatkan kurang gizi, sakit, stress yang
tinggi, mudah terjangkit penyakit.
• Kondisi tempat tinggal yang buruk, berpotensi
sebagai sarana perkembangbiakan hama penyakit
(vektor)
• Lingkungan hidup terganggu
Penyebab kematian
di situasi darurat (di Dunia)
Pnykt. Diare
Trauma (Luka)
Campak

Gizi buruk
Malaria

ISPA
Perlunya WatSan & PromKes dalam Bencana
Air





Air tidak aman; 6,000 anak setiap hari meninggal (1/15 detik)
1 Juta orang kekurangan suplai air ; kebutuhan dasar
Hanya bisa hidup 3 hari tanpa minum air
Kurang suplai air ; menghabiskan waktu & energi serta
merendahkan martabat manusia

Sanitasi & PHBS
 2.4 Juta orang atau 2/5 penduduk dunia
 Aksi yang mudah ; Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) mengurangi 1/3
penyakit diare
 PHBS Buruk; angka kesakitan di negara berkembang meningkat
Ruang Lingkup “Watsan”
•
•
•
•
•
•

Ketersediaan Air
Promosi kesehatan
Pengendalian vektor
Pengelolaan limbah padat
Pembuangan tinja
Drainase

Sources:
The Sphere Project (2004) Humanitarian Charter and Minimum Standards in Disaster Response
WEDC (2002) Emergency Sanitation: Assessment and Programme Design, Loughborough University, UK
Ketersediaan Air
1. Akses dan Jumlah air
 Penggunaan air minum, masak, kebersihan pribadi min
15L/org/hari (2,5 - 3L utk air minum & makan /orang/hari )
 Praktek kebersihan dasar 2-6 L/org/hari
 Jarak terjauh dari RT ke sumber air 500 m
 di “Rumah Sakit” 5L pasien rawat jalan dan 40-60 liter
pasien rawat inap/hr
 Pusat penanganan kolera 60 L/pasien/hr
 Sekolah 3 L/siswa/hr, utk minum, cuci tangan
 Jamban umum 1-2 L/orang/hr untuk cuci tangan, 2-8
L/jamban/ hr untuk pembersihan jamban , cebok 1-2
L/orang/hr
 Ambil air tidak lebih dari 30menit untuk mengisi 20L
tempat air/jeriken. ( antrian)
Ketersediaan Air
 Jumlah maksimal penggunaan di tiap sumber air
tergantung pada keluaran dan ketersediaan air
masing masing sbb:
- 250 orang/keran berdasarkan atas aliran 7,5
liter/menit
- 500 orang tiap pompa tangan berdasarkan aliran 17
liter/menit
- 400 orang tiap sumur berdasarkan aliran 12,5
liter/menit
Ketersediaan air
2. Kualitas Air
 0 faecal coliforms/100ml air
 0.5mg/L chlorine bebas dalam kran dengan
tingkat kekeruhan di bawah 5 NTU (
nephelololetric turbidity units), wabah 1 mg/L
 Tidak tercemar bahan kimia, dan sumber
sumber radiasi
 Pengelolahan air yang baik dengan
merebus, klorinasi, solar desinfektan dll
Ketersediaan Air
Analisa Kualitas Air
• Pemeriksaan Fisik (Warna, Rasa, Bau)
• Pemeriksaan Kimia (
PH, Chlor,Ni,Na, Fe, dll)
• Pemeriksaan Bakteriologis
• Kepercayaan masyarakat (Air direbus)
Masalah Utama Air terkontaminasi oleh bakteri E- Colli (tercemar oleh Tinja)
Ketersediaan air
3. Sarana Air
 2 jeriken ( pengambilan dan penyimpanan ) uk
10-20L per KK
 Tempat penyimpanan mempunyai leher sempit
atau penutup, aman
 Ada 1 tempat cuci untuk 100 orang dan tempat
mencuci perorangan dan tempat mandi
perempuan
Kegiatan WatSan dalam situasi Darurat
WatSan in Emergency Activities
Promosi kesehatan







Masyarakat terlibat dalam upaya dan pencegahan
menurunnya kondisi hygienis dan memelihara sarana
sarana yang ada
Tersedianya 2 tenaga penyuluh kebersihan/penggerak
masyarakat tiap 1000 penduduk
Masyarakat mendapatkan akses dan terlibat dalam
identifikasi dan promosi penggunaan barang barang
kebersihan , kesehatan yang bermartabat
Gunakan strategi komunikasi dengan pendekatan
faktor sosial, budaya dan keagamaan.
Semua perempuan & anak perempuan mendapatkan
perlengkapan kebersihan pada saat menstruasi
Promosi kesehatan

-

-

Barang barang kebersihan dasar :
Wadah air untuk pengangkutan , kapasitas 10-20 L 1
orang/keluarga
Wadah air untuk penampungan, kapasitas 10-20 L = 1
orang//bln keluarga
250 gram sabun mandi =1 orang/bln
200 gram sabun cuci =1 orang/bln
Pengendalian vektor








Masyarakat memiliki pengetahuan dan senjata untuk
melindungi diri sendiri ( kelambu
berinsektisida, tudung saji dll)
Perhatian lebih kepada kelompok resiko tinggi
Perlindungan lingkungan masyarakat dari paparan
vektor secara fisik, alami, kimiawi
Menjauhi exposure nyamuk di waktu kritis
Yang terkena malaria untuk segera di periksa dan dirawat
Personil yang melakukan vektor kontrol dilengkapi APD
Illustration: Courtesy of PMI

Kegiatan Vektor Kontrol
Pembuangan tinja










Lingkungan bebas tinja
Jarak jamban dan sumber resapan terpisah 30 m dari
sumber air tanah, tidak mencemari
Jarak jamban 50 meter dari pemukiman
Dasar jamban /lubang resapan berada 1,5 m diatas
permukaan air tanah
Perhatian khusus bagi tinja anak anak
Sarana jamban memadai, cocok, dekat dengan tempat
pemukiman , aman dan terlindungi, tersedia air, tidak
membawa bahaya kesehatan bagi lingkungan, terpisah 3:1
20 penduduk untuk 1 jamban
Menggunakan bahan bangunan dan peralatan lokal
Pembuangan tinja
Lokasi

Jangka pendek

Jangka panjang

Pasar

1 jamban/50 kios

1 jamban/20 kios

Pusat kesehatan /
masyarakat

1 jamban/20 TT atau 50
pasien rawat jalan

1 jamban/10 TT atau 20
pasien rawat jalan

Pusat pemberian
makanan tambahan

1 jamban/50 orang
dewasa
1 jamban untuk 20 anak
anak

1 jamban/50 orang
dewasa
1 jamban untuk 10 anak
anak

Sekolah

1 jamban untuk 30
perempuan
1 jamban untuk 60 laki
laki

1 jamban untuk 30
perempuan
1 jamban untuk 60 laki
laki

kantor

1 jamban untuk 20 staf
Diagram “F’s”:
• Faeces (tinja) dapat ditularkan melalui media:
• Fluids (air) – Minum Air
• Fields(Lapangan) – Air permukaan/air tanah
terkontaminasi
• Flies (lalat)
• Fingers (jari Tangan)
Mekanisme Penularan Penyakit:
Flies

Food

fluids

fingers
feces

fields
Penghalang Penyebaran penyakit “Tinja-Mulut” melalui penularan
diagram “F”

Source: Almedon, A., Blumenthal, U., Manderson, L. (1997) Hygiene Evaluation Procedures:
Approaches and Methods for Assessing Hygiene Practices
Waktu Bakteri Pathogen Mati dalam Tinja
Pathogen

Masa Tenggang

E coli
Salmonella
Shigella
Vibrio Colerae
Enteric Viruses
Hookworms
Ascaris

1 Bulan
+
+
+
+
+
+
+

2 Bulan
+
+
+
+
+
+

3 Bulan
+

4 Bulan
+

5 Bulan
+

6 Bulan
+

10 Bulan
+

21
Open Defecation fields
WHEREVER POSSIBLE AVOID DEFECATION FIELDS AND INSTALL TRENCH LATRINES
AS FIRST OPTION

22
Shallow trench latrine

23
Deep trench latrine

24
Plastik Slabs

Dome Slabs
Pengelolahan limbah padat









Masyarakat dilibatkan dalam rancangan pelaksanaan
program pembuangan sampah padat
Minimalkan berkembang nya vektor
Memisahkan limbah medis yang berbahaya
pendauran ulang sampah
Menyediakan tempat penampungan sampah sementara dan
pembuangan akhir, pastikan adanya sistem pengumpulan
sampah berkala , pengosongan 2 kali/minggu
Jarak Rt dengan tempat pembuangan warga ± 100 m
Tersedia 1 tempat sampahvolume 100 Luntuk setiap 10 RT
Saluran limbah




Lingkungan tempat tinggal, sarana titik air terhindar
dari genangan air buangan
Air saluran limbah tidak mencemari sumber air
Diperlukan perawatan khusus untuk mencegah jamban
dan pembuangan dari banjir dapat menghindari
kerusakan stuktural , tersedianya lubang resapan
Air, sanitasi, dan promkes baru

More Related Content

What's hot

Analisis Situasi Masalah Kesehatan
Analisis Situasi Masalah KesehatanAnalisis Situasi Masalah Kesehatan
Analisis Situasi Masalah Kesehatan
Mimi S Munadi
 
Kesehatan lingkungan pemukiman
Kesehatan lingkungan pemukimanKesehatan lingkungan pemukiman
Kesehatan lingkungan pemukiman
dwidiah
 
KUMPULAN FORM PROMOSI KESEHATAN PROMKES
KUMPULAN FORM PROMOSI KESEHATAN PROMKESKUMPULAN FORM PROMOSI KESEHATAN PROMKES
KUMPULAN FORM PROMOSI KESEHATAN PROMKES
uning wikandari
 
Phbs umum
Phbs umumPhbs umum
Phbs umum
agus raharjo
 
Buku verifikasi Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM)
Buku verifikasi Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM)Buku verifikasi Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM)
Buku verifikasi Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM)
Oswar Mungkasa
 
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat (SPAL) – Kamus, Istilah dan Def...
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat (SPAL) – Kamus, Istilah dan Def...Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat (SPAL) – Kamus, Istilah dan Def...
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat (SPAL) – Kamus, Istilah dan Def...
Joy Irman
 
Gerakan Masyarakat Sehat (GERMAS)
Gerakan Masyarakat Sehat (GERMAS)Gerakan Masyarakat Sehat (GERMAS)
Gerakan Masyarakat Sehat (GERMAS)
sehatnegeriku
 
Indeks Lalat - Indeks Tungau/Pinjal - Kepadatan Nyamuk
Indeks Lalat - Indeks Tungau/Pinjal - Kepadatan NyamukIndeks Lalat - Indeks Tungau/Pinjal - Kepadatan Nyamuk
Indeks Lalat - Indeks Tungau/Pinjal - Kepadatan Nyamuk
Nindya Harum Solicha
 
Pemberantasan Sarang Nyamuk
Pemberantasan Sarang NyamukPemberantasan Sarang Nyamuk
Pemberantasan Sarang NyamukJoni Iswanto
 
Materi Stunting 2023.pptx
Materi Stunting 2023.pptxMateri Stunting 2023.pptx
Materi Stunting 2023.pptx
IlhamMaulana690923
 
PEMBINAAN KADER POSYANDU LENGKAP
PEMBINAAN KADER POSYANDU LENGKAPPEMBINAAN KADER POSYANDU LENGKAP
PEMBINAAN KADER POSYANDU LENGKAPZakiah dr
 
Langkah langkah investigasi klb wabah
Langkah langkah investigasi klb wabahLangkah langkah investigasi klb wabah
Langkah langkah investigasi klb wabah
rickygunawan84
 
Buku bumil kek (1 52)
Buku bumil kek (1 52)Buku bumil kek (1 52)
Buku bumil kek (1 52)
Dokter Tekno
 
SOP KLINIK SANITASI.docx
SOP KLINIK SANITASI.docxSOP KLINIK SANITASI.docx
SOP KLINIK SANITASI.docx
dayatali1
 
Survey vektor malaria
Survey vektor malariaSurvey vektor malaria
Survey vektor malariavirgananda
 
Analisa bivariat adalah untuk menguji ada atau tidaknya pengaruh antara varia...
Analisa bivariat adalah untuk menguji ada atau tidaknya pengaruh antara varia...Analisa bivariat adalah untuk menguji ada atau tidaknya pengaruh antara varia...
Analisa bivariat adalah untuk menguji ada atau tidaknya pengaruh antara varia...
Restu Sulistiyo
 
05. konsep dasar epidemiologi penyakit
05. konsep dasar epidemiologi penyakit05. konsep dasar epidemiologi penyakit
05. konsep dasar epidemiologi penyakit
Syahrum Syuib
 
Buku pedoman perencanaan tingkat puskesmas
Buku pedoman perencanaan tingkat puskesmasBuku pedoman perencanaan tingkat puskesmas
Buku pedoman perencanaan tingkat puskesmas
Fendy dc
 
Rapid Health Assesment In Disaster
Rapid Health Assesment In DisasterRapid Health Assesment In Disaster
Rapid Health Assesment In Disaster
Bambang Fadhil
 

What's hot (20)

Analisis Situasi Masalah Kesehatan
Analisis Situasi Masalah KesehatanAnalisis Situasi Masalah Kesehatan
Analisis Situasi Masalah Kesehatan
 
Kesehatan lingkungan pemukiman
Kesehatan lingkungan pemukimanKesehatan lingkungan pemukiman
Kesehatan lingkungan pemukiman
 
KUMPULAN FORM PROMOSI KESEHATAN PROMKES
KUMPULAN FORM PROMOSI KESEHATAN PROMKESKUMPULAN FORM PROMOSI KESEHATAN PROMKES
KUMPULAN FORM PROMOSI KESEHATAN PROMKES
 
Phbs umum
Phbs umumPhbs umum
Phbs umum
 
Buku verifikasi Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM)
Buku verifikasi Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM)Buku verifikasi Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM)
Buku verifikasi Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM)
 
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat (SPAL) – Kamus, Istilah dan Def...
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat (SPAL) – Kamus, Istilah dan Def...Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat (SPAL) – Kamus, Istilah dan Def...
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat (SPAL) – Kamus, Istilah dan Def...
 
Gerakan Masyarakat Sehat (GERMAS)
Gerakan Masyarakat Sehat (GERMAS)Gerakan Masyarakat Sehat (GERMAS)
Gerakan Masyarakat Sehat (GERMAS)
 
Indeks Lalat - Indeks Tungau/Pinjal - Kepadatan Nyamuk
Indeks Lalat - Indeks Tungau/Pinjal - Kepadatan NyamukIndeks Lalat - Indeks Tungau/Pinjal - Kepadatan Nyamuk
Indeks Lalat - Indeks Tungau/Pinjal - Kepadatan Nyamuk
 
Jamban
JambanJamban
Jamban
 
Pemberantasan Sarang Nyamuk
Pemberantasan Sarang NyamukPemberantasan Sarang Nyamuk
Pemberantasan Sarang Nyamuk
 
Materi Stunting 2023.pptx
Materi Stunting 2023.pptxMateri Stunting 2023.pptx
Materi Stunting 2023.pptx
 
PEMBINAAN KADER POSYANDU LENGKAP
PEMBINAAN KADER POSYANDU LENGKAPPEMBINAAN KADER POSYANDU LENGKAP
PEMBINAAN KADER POSYANDU LENGKAP
 
Langkah langkah investigasi klb wabah
Langkah langkah investigasi klb wabahLangkah langkah investigasi klb wabah
Langkah langkah investigasi klb wabah
 
Buku bumil kek (1 52)
Buku bumil kek (1 52)Buku bumil kek (1 52)
Buku bumil kek (1 52)
 
SOP KLINIK SANITASI.docx
SOP KLINIK SANITASI.docxSOP KLINIK SANITASI.docx
SOP KLINIK SANITASI.docx
 
Survey vektor malaria
Survey vektor malariaSurvey vektor malaria
Survey vektor malaria
 
Analisa bivariat adalah untuk menguji ada atau tidaknya pengaruh antara varia...
Analisa bivariat adalah untuk menguji ada atau tidaknya pengaruh antara varia...Analisa bivariat adalah untuk menguji ada atau tidaknya pengaruh antara varia...
Analisa bivariat adalah untuk menguji ada atau tidaknya pengaruh antara varia...
 
05. konsep dasar epidemiologi penyakit
05. konsep dasar epidemiologi penyakit05. konsep dasar epidemiologi penyakit
05. konsep dasar epidemiologi penyakit
 
Buku pedoman perencanaan tingkat puskesmas
Buku pedoman perencanaan tingkat puskesmasBuku pedoman perencanaan tingkat puskesmas
Buku pedoman perencanaan tingkat puskesmas
 
Rapid Health Assesment In Disaster
Rapid Health Assesment In DisasterRapid Health Assesment In Disaster
Rapid Health Assesment In Disaster
 

Similar to Air, sanitasi, dan promkes baru

Standard minimum-penanganan-pasca-bencana
Standard minimum-penanganan-pasca-bencanaStandard minimum-penanganan-pasca-bencana
Standard minimum-penanganan-pasca-bencana
Fahlevi Qalbi
 
TM_2-AIR_BERSIH_AIR_MINUM_SAAT_BENCANA.pptx
TM_2-AIR_BERSIH_AIR_MINUM_SAAT_BENCANA.pptxTM_2-AIR_BERSIH_AIR_MINUM_SAAT_BENCANA.pptx
TM_2-AIR_BERSIH_AIR_MINUM_SAAT_BENCANA.pptx
SilviaNengcy
 
Air dan kesehatan
Air dan kesehatanAir dan kesehatan
Air dan kesehatan
Hendra Santoso
 
Upaya kesling dalam bencana
Upaya kesling dalam bencanaUpaya kesling dalam bencana
Upaya kesling dalam bencana
SriMalemIndirawati
 
Pengelolaan limbah cair rumah tangga
Pengelolaan limbah cair rumah tanggaPengelolaan limbah cair rumah tangga
Pengelolaan limbah cair rumah tangga
Suci Nur Hidayah
 
1. PENYAKIT BERBASIS AIR DAN LINGKUNGAN.pptx
1. PENYAKIT BERBASIS AIR DAN LINGKUNGAN.pptx1. PENYAKIT BERBASIS AIR DAN LINGKUNGAN.pptx
1. PENYAKIT BERBASIS AIR DAN LINGKUNGAN.pptx
WahidahNorhasanah2
 
Dasar Kesling dan Sejarah Kesling-Safirina Aulia Rahmi
Dasar Kesling dan Sejarah Kesling-Safirina Aulia RahmiDasar Kesling dan Sejarah Kesling-Safirina Aulia Rahmi
Dasar Kesling dan Sejarah Kesling-Safirina Aulia Rahmi
safirinaauliarahmi1
 
Materi KESLING SEKOLAH Juli 2017.pptx
Materi KESLING SEKOLAH Juli 2017.pptxMateri KESLING SEKOLAH Juli 2017.pptx
Materi KESLING SEKOLAH Juli 2017.pptx
AbdulR22
 
Ppt air & kesehatan
Ppt air & kesehatanPpt air & kesehatan
Ppt air & kesehatan
FKMAP13
 
Sanitasi dan Kesehatan lingkungan
Sanitasi dan Kesehatan lingkunganSanitasi dan Kesehatan lingkungan
Sanitasi dan Kesehatan lingkungan
Septi Ratnasari
 
Tinja dan Kesehatan.ppt
Tinja dan Kesehatan.pptTinja dan Kesehatan.ppt
Tinja dan Kesehatan.ppt
FKMAP13
 
manfaat dan pentingnya mencuci tangan
manfaat dan pentingnya mencuci tanganmanfaat dan pentingnya mencuci tangan
manfaat dan pentingnya mencuci tangan
eberevendi
 
Materi Bapak Wahyu PMI.pdf
Materi Bapak Wahyu PMI.pdfMateri Bapak Wahyu PMI.pdf
Materi Bapak Wahyu PMI.pdf
fairel1
 
Manfaat dan pentingnya cuci tangan pakai sabun di
Manfaat dan pentingnya cuci tangan pakai sabun diManfaat dan pentingnya cuci tangan pakai sabun di
Manfaat dan pentingnya cuci tangan pakai sabun di
juniar44
 
Manfaat dan pentingnya cuci tangan pakai sabun di
Manfaat dan pentingnya cuci tangan pakai sabun diManfaat dan pentingnya cuci tangan pakai sabun di
Manfaat dan pentingnya cuci tangan pakai sabun di
josephcac
 
Manajemen Kedaruratan Kesehatan Lingkungan
Manajemen Kedaruratan Kesehatan LingkunganManajemen Kedaruratan Kesehatan Lingkungan
Manajemen Kedaruratan Kesehatan Lingkungan
Safira Sahida
 
Materi PHBS (CTPS & STOP BABS).pptx
Materi PHBS (CTPS & STOP BABS).pptxMateri PHBS (CTPS & STOP BABS).pptx
Materi PHBS (CTPS & STOP BABS).pptx
StevenYos1
 
Week 14 penerapan keslingk pada bencana
Week 14    penerapan keslingk pada bencanaWeek 14    penerapan keslingk pada bencana
Week 14 penerapan keslingk pada bencana
sunarto bin sudi
 
kaderkesehatan lingkungan dlm upaya penyehatan
kaderkesehatan lingkungan dlm upaya penyehatankaderkesehatan lingkungan dlm upaya penyehatan
kaderkesehatan lingkungan dlm upaya penyehatan
GusmanArsyad1
 
Lingkungan air (hidrosphere)
Lingkungan air (hidrosphere) Lingkungan air (hidrosphere)
Lingkungan air (hidrosphere) Dickdick Maulana
 

Similar to Air, sanitasi, dan promkes baru (20)

Standard minimum-penanganan-pasca-bencana
Standard minimum-penanganan-pasca-bencanaStandard minimum-penanganan-pasca-bencana
Standard minimum-penanganan-pasca-bencana
 
TM_2-AIR_BERSIH_AIR_MINUM_SAAT_BENCANA.pptx
TM_2-AIR_BERSIH_AIR_MINUM_SAAT_BENCANA.pptxTM_2-AIR_BERSIH_AIR_MINUM_SAAT_BENCANA.pptx
TM_2-AIR_BERSIH_AIR_MINUM_SAAT_BENCANA.pptx
 
Air dan kesehatan
Air dan kesehatanAir dan kesehatan
Air dan kesehatan
 
Upaya kesling dalam bencana
Upaya kesling dalam bencanaUpaya kesling dalam bencana
Upaya kesling dalam bencana
 
Pengelolaan limbah cair rumah tangga
Pengelolaan limbah cair rumah tanggaPengelolaan limbah cair rumah tangga
Pengelolaan limbah cair rumah tangga
 
1. PENYAKIT BERBASIS AIR DAN LINGKUNGAN.pptx
1. PENYAKIT BERBASIS AIR DAN LINGKUNGAN.pptx1. PENYAKIT BERBASIS AIR DAN LINGKUNGAN.pptx
1. PENYAKIT BERBASIS AIR DAN LINGKUNGAN.pptx
 
Dasar Kesling dan Sejarah Kesling-Safirina Aulia Rahmi
Dasar Kesling dan Sejarah Kesling-Safirina Aulia RahmiDasar Kesling dan Sejarah Kesling-Safirina Aulia Rahmi
Dasar Kesling dan Sejarah Kesling-Safirina Aulia Rahmi
 
Materi KESLING SEKOLAH Juli 2017.pptx
Materi KESLING SEKOLAH Juli 2017.pptxMateri KESLING SEKOLAH Juli 2017.pptx
Materi KESLING SEKOLAH Juli 2017.pptx
 
Ppt air & kesehatan
Ppt air & kesehatanPpt air & kesehatan
Ppt air & kesehatan
 
Sanitasi dan Kesehatan lingkungan
Sanitasi dan Kesehatan lingkunganSanitasi dan Kesehatan lingkungan
Sanitasi dan Kesehatan lingkungan
 
Tinja dan Kesehatan.ppt
Tinja dan Kesehatan.pptTinja dan Kesehatan.ppt
Tinja dan Kesehatan.ppt
 
manfaat dan pentingnya mencuci tangan
manfaat dan pentingnya mencuci tanganmanfaat dan pentingnya mencuci tangan
manfaat dan pentingnya mencuci tangan
 
Materi Bapak Wahyu PMI.pdf
Materi Bapak Wahyu PMI.pdfMateri Bapak Wahyu PMI.pdf
Materi Bapak Wahyu PMI.pdf
 
Manfaat dan pentingnya cuci tangan pakai sabun di
Manfaat dan pentingnya cuci tangan pakai sabun diManfaat dan pentingnya cuci tangan pakai sabun di
Manfaat dan pentingnya cuci tangan pakai sabun di
 
Manfaat dan pentingnya cuci tangan pakai sabun di
Manfaat dan pentingnya cuci tangan pakai sabun diManfaat dan pentingnya cuci tangan pakai sabun di
Manfaat dan pentingnya cuci tangan pakai sabun di
 
Manajemen Kedaruratan Kesehatan Lingkungan
Manajemen Kedaruratan Kesehatan LingkunganManajemen Kedaruratan Kesehatan Lingkungan
Manajemen Kedaruratan Kesehatan Lingkungan
 
Materi PHBS (CTPS & STOP BABS).pptx
Materi PHBS (CTPS & STOP BABS).pptxMateri PHBS (CTPS & STOP BABS).pptx
Materi PHBS (CTPS & STOP BABS).pptx
 
Week 14 penerapan keslingk pada bencana
Week 14    penerapan keslingk pada bencanaWeek 14    penerapan keslingk pada bencana
Week 14 penerapan keslingk pada bencana
 
kaderkesehatan lingkungan dlm upaya penyehatan
kaderkesehatan lingkungan dlm upaya penyehatankaderkesehatan lingkungan dlm upaya penyehatan
kaderkesehatan lingkungan dlm upaya penyehatan
 
Lingkungan air (hidrosphere)
Lingkungan air (hidrosphere) Lingkungan air (hidrosphere)
Lingkungan air (hidrosphere)
 

More from Bambang Fadhil

Standar prasarana dan sarana pendukung pelayanan kesehatan
Standar prasarana dan sarana pendukung pelayanan kesehatanStandar prasarana dan sarana pendukung pelayanan kesehatan
Standar prasarana dan sarana pendukung pelayanan kesehatan
Bambang Fadhil
 
Standar Pelayanan Kesehatan
Standar Pelayanan Kesehatan Standar Pelayanan Kesehatan
Standar Pelayanan Kesehatan
Bambang Fadhil
 
Manajemen Kesehatan pada Penanggulangan Bencana
Manajemen Kesehatan pada Penanggulangan BencanaManajemen Kesehatan pada Penanggulangan Bencana
Manajemen Kesehatan pada Penanggulangan Bencana
Bambang Fadhil
 
Pemeriksaan Darah
Pemeriksaan DarahPemeriksaan Darah
Pemeriksaan Darah
Bambang Fadhil
 
Pemeriksaan bga
Pemeriksaan bgaPemeriksaan bga
Pemeriksaan bga
Bambang Fadhil
 
Ruu keperawatan revisi tim ahli baleg
Ruu keperawatan revisi tim ahli balegRuu keperawatan revisi tim ahli baleg
Ruu keperawatan revisi tim ahli balegBambang Fadhil
 
Prosedur pengambilan spesimen kultur sputum
Prosedur pengambilan spesimen kultur sputumProsedur pengambilan spesimen kultur sputum
Prosedur pengambilan spesimen kultur sputumBambang Fadhil
 
Mencegah VAP ( Ventilator Associated Pneumonia )
Mencegah VAP ( Ventilator Associated Pneumonia )Mencegah VAP ( Ventilator Associated Pneumonia )
Mencegah VAP ( Ventilator Associated Pneumonia )
Bambang Fadhil
 

More from Bambang Fadhil (9)

Standar prasarana dan sarana pendukung pelayanan kesehatan
Standar prasarana dan sarana pendukung pelayanan kesehatanStandar prasarana dan sarana pendukung pelayanan kesehatan
Standar prasarana dan sarana pendukung pelayanan kesehatan
 
Standar Pelayanan Kesehatan
Standar Pelayanan Kesehatan Standar Pelayanan Kesehatan
Standar Pelayanan Kesehatan
 
Manajemen Kesehatan pada Penanggulangan Bencana
Manajemen Kesehatan pada Penanggulangan BencanaManajemen Kesehatan pada Penanggulangan Bencana
Manajemen Kesehatan pada Penanggulangan Bencana
 
Pemeriksaan Darah
Pemeriksaan DarahPemeriksaan Darah
Pemeriksaan Darah
 
Pemeriksaan bga
Pemeriksaan bgaPemeriksaan bga
Pemeriksaan bga
 
Ruu keperawatan revisi tim ahli baleg
Ruu keperawatan revisi tim ahli balegRuu keperawatan revisi tim ahli baleg
Ruu keperawatan revisi tim ahli baleg
 
Daftar cairan Otsuka
Daftar cairan OtsukaDaftar cairan Otsuka
Daftar cairan Otsuka
 
Prosedur pengambilan spesimen kultur sputum
Prosedur pengambilan spesimen kultur sputumProsedur pengambilan spesimen kultur sputum
Prosedur pengambilan spesimen kultur sputum
 
Mencegah VAP ( Ventilator Associated Pneumonia )
Mencegah VAP ( Ventilator Associated Pneumonia )Mencegah VAP ( Ventilator Associated Pneumonia )
Mencegah VAP ( Ventilator Associated Pneumonia )
 

Recently uploaded

graves’ disease etiology, pathofisiology
graves’ disease etiology, pathofisiologygraves’ disease etiology, pathofisiology
graves’ disease etiology, pathofisiology
RheginaSalsabila
 
1.Kebutuhan Dasar Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Pra Sekolah.pptx
1.Kebutuhan Dasar Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Pra Sekolah.pptx1.Kebutuhan Dasar Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Pra Sekolah.pptx
1.Kebutuhan Dasar Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Pra Sekolah.pptx
LisnaKhairaniNasutio
 
Gambaran Umum asuhan persalinan normal.ppt
Gambaran Umum asuhan persalinan normal.pptGambaran Umum asuhan persalinan normal.ppt
Gambaran Umum asuhan persalinan normal.ppt
ssusera85899
 
Materi 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptx
Materi 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptxMateri 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptx
Materi 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptx
syam586213
 
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIFPRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF
ratnawulokt
 
Pengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratorium
Pengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratoriumPengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratorium
Pengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratorium
SyailaNandaSofiaWell
 
Hiv DAN AIDS dalam kehamilan-------------
Hiv DAN AIDS dalam kehamilan-------------Hiv DAN AIDS dalam kehamilan-------------
Hiv DAN AIDS dalam kehamilan-------------
nurulkarunia4
 
PPT RAKOR POKJANAL POSYANDU DALAM PENGUATAN INTEGRASI LAYANAN PRIMER
PPT  RAKOR POKJANAL POSYANDU DALAM PENGUATAN INTEGRASI LAYANAN PRIMERPPT  RAKOR POKJANAL POSYANDU DALAM PENGUATAN INTEGRASI LAYANAN PRIMER
PPT RAKOR POKJANAL POSYANDU DALAM PENGUATAN INTEGRASI LAYANAN PRIMER
sulastri822782
 
Supracondyler humerus fracture modul.pdf
Supracondyler humerus fracture modul.pdfSupracondyler humerus fracture modul.pdf
Supracondyler humerus fracture modul.pdf
ortopedifk
 
v2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdf
v2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdfv2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdf
v2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdf
fritshenukh
 
441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt
441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt
441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt
Datalablokakalianda
 
Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.ppt
Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.pptCara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.ppt
Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.ppt
andiulfahmagefirahra1
 
Pengertian dan jenis obat antiparasit.pdf
Pengertian dan jenis obat antiparasit.pdfPengertian dan jenis obat antiparasit.pdf
Pengertian dan jenis obat antiparasit.pdf
ryskilahmudin
 
farmakologi antikoagulan presentasi.pptx
farmakologi antikoagulan presentasi.pptxfarmakologi antikoagulan presentasi.pptx
farmakologi antikoagulan presentasi.pptx
MuhammadAuliaKurniaw1
 
DEFENISI OPERASIONAL (SINDROM) PENYAKIT SKDR.pptx
DEFENISI OPERASIONAL (SINDROM) PENYAKIT SKDR.pptxDEFENISI OPERASIONAL (SINDROM) PENYAKIT SKDR.pptx
DEFENISI OPERASIONAL (SINDROM) PENYAKIT SKDR.pptx
DamianLoveChannel
 
Desain Deskriptif Desain studi pada epidemiology bencana .pdf
Desain Deskriptif Desain studi pada epidemiology bencana .pdfDesain Deskriptif Desain studi pada epidemiology bencana .pdf
Desain Deskriptif Desain studi pada epidemiology bencana .pdf
arikiskandar
 
farmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskular
farmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskularfarmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskular
farmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskular
MuhammadAuliaKurniaw1
 
pengukuran dan intervensi Serentak stunting.pdf
pengukuran dan intervensi Serentak stunting.pdfpengukuran dan intervensi Serentak stunting.pdf
pengukuran dan intervensi Serentak stunting.pdf
adwinhadipurnadi
 
pemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteran
pemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteranpemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteran
pemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteran
hadijaul
 
jejaring dan jaringan pkm 2019 presentasi
jejaring dan jaringan pkm 2019 presentasijejaring dan jaringan pkm 2019 presentasi
jejaring dan jaringan pkm 2019 presentasi
lala263132
 

Recently uploaded (20)

graves’ disease etiology, pathofisiology
graves’ disease etiology, pathofisiologygraves’ disease etiology, pathofisiology
graves’ disease etiology, pathofisiology
 
1.Kebutuhan Dasar Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Pra Sekolah.pptx
1.Kebutuhan Dasar Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Pra Sekolah.pptx1.Kebutuhan Dasar Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Pra Sekolah.pptx
1.Kebutuhan Dasar Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Pra Sekolah.pptx
 
Gambaran Umum asuhan persalinan normal.ppt
Gambaran Umum asuhan persalinan normal.pptGambaran Umum asuhan persalinan normal.ppt
Gambaran Umum asuhan persalinan normal.ppt
 
Materi 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptx
Materi 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptxMateri 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptx
Materi 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptx
 
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIFPRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF
 
Pengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratorium
Pengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratoriumPengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratorium
Pengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratorium
 
Hiv DAN AIDS dalam kehamilan-------------
Hiv DAN AIDS dalam kehamilan-------------Hiv DAN AIDS dalam kehamilan-------------
Hiv DAN AIDS dalam kehamilan-------------
 
PPT RAKOR POKJANAL POSYANDU DALAM PENGUATAN INTEGRASI LAYANAN PRIMER
PPT  RAKOR POKJANAL POSYANDU DALAM PENGUATAN INTEGRASI LAYANAN PRIMERPPT  RAKOR POKJANAL POSYANDU DALAM PENGUATAN INTEGRASI LAYANAN PRIMER
PPT RAKOR POKJANAL POSYANDU DALAM PENGUATAN INTEGRASI LAYANAN PRIMER
 
Supracondyler humerus fracture modul.pdf
Supracondyler humerus fracture modul.pdfSupracondyler humerus fracture modul.pdf
Supracondyler humerus fracture modul.pdf
 
v2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdf
v2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdfv2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdf
v2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdf
 
441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt
441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt
441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt
 
Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.ppt
Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.pptCara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.ppt
Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.ppt
 
Pengertian dan jenis obat antiparasit.pdf
Pengertian dan jenis obat antiparasit.pdfPengertian dan jenis obat antiparasit.pdf
Pengertian dan jenis obat antiparasit.pdf
 
farmakologi antikoagulan presentasi.pptx
farmakologi antikoagulan presentasi.pptxfarmakologi antikoagulan presentasi.pptx
farmakologi antikoagulan presentasi.pptx
 
DEFENISI OPERASIONAL (SINDROM) PENYAKIT SKDR.pptx
DEFENISI OPERASIONAL (SINDROM) PENYAKIT SKDR.pptxDEFENISI OPERASIONAL (SINDROM) PENYAKIT SKDR.pptx
DEFENISI OPERASIONAL (SINDROM) PENYAKIT SKDR.pptx
 
Desain Deskriptif Desain studi pada epidemiology bencana .pdf
Desain Deskriptif Desain studi pada epidemiology bencana .pdfDesain Deskriptif Desain studi pada epidemiology bencana .pdf
Desain Deskriptif Desain studi pada epidemiology bencana .pdf
 
farmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskular
farmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskularfarmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskular
farmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskular
 
pengukuran dan intervensi Serentak stunting.pdf
pengukuran dan intervensi Serentak stunting.pdfpengukuran dan intervensi Serentak stunting.pdf
pengukuran dan intervensi Serentak stunting.pdf
 
pemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteran
pemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteranpemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteran
pemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteran
 
jejaring dan jaringan pkm 2019 presentasi
jejaring dan jaringan pkm 2019 presentasijejaring dan jaringan pkm 2019 presentasi
jejaring dan jaringan pkm 2019 presentasi
 

Air, sanitasi, dan promkes baru

  • 1. Kesehatan dan Psikososial Air, Sanitasi, dan Promkes Dr Lilis Wijaya
  • 2. Kesehatan dan Psikososial • Mengapa penting dalam situasi bencana? • Infrastruktur lokal/setempat rusak/hancur • Bisa mengakibatkan kurang gizi, sakit, stress yang tinggi, mudah terjangkit penyakit. • Kondisi tempat tinggal yang buruk, berpotensi sebagai sarana perkembangbiakan hama penyakit (vektor) • Lingkungan hidup terganggu
  • 3. Penyebab kematian di situasi darurat (di Dunia) Pnykt. Diare Trauma (Luka) Campak Gizi buruk Malaria ISPA
  • 4. Perlunya WatSan & PromKes dalam Bencana Air     Air tidak aman; 6,000 anak setiap hari meninggal (1/15 detik) 1 Juta orang kekurangan suplai air ; kebutuhan dasar Hanya bisa hidup 3 hari tanpa minum air Kurang suplai air ; menghabiskan waktu & energi serta merendahkan martabat manusia Sanitasi & PHBS  2.4 Juta orang atau 2/5 penduduk dunia  Aksi yang mudah ; Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) mengurangi 1/3 penyakit diare  PHBS Buruk; angka kesakitan di negara berkembang meningkat
  • 5. Ruang Lingkup “Watsan” • • • • • • Ketersediaan Air Promosi kesehatan Pengendalian vektor Pengelolaan limbah padat Pembuangan tinja Drainase Sources: The Sphere Project (2004) Humanitarian Charter and Minimum Standards in Disaster Response WEDC (2002) Emergency Sanitation: Assessment and Programme Design, Loughborough University, UK
  • 6. Ketersediaan Air 1. Akses dan Jumlah air  Penggunaan air minum, masak, kebersihan pribadi min 15L/org/hari (2,5 - 3L utk air minum & makan /orang/hari )  Praktek kebersihan dasar 2-6 L/org/hari  Jarak terjauh dari RT ke sumber air 500 m  di “Rumah Sakit” 5L pasien rawat jalan dan 40-60 liter pasien rawat inap/hr  Pusat penanganan kolera 60 L/pasien/hr  Sekolah 3 L/siswa/hr, utk minum, cuci tangan  Jamban umum 1-2 L/orang/hr untuk cuci tangan, 2-8 L/jamban/ hr untuk pembersihan jamban , cebok 1-2 L/orang/hr  Ambil air tidak lebih dari 30menit untuk mengisi 20L tempat air/jeriken. ( antrian)
  • 7. Ketersediaan Air  Jumlah maksimal penggunaan di tiap sumber air tergantung pada keluaran dan ketersediaan air masing masing sbb: - 250 orang/keran berdasarkan atas aliran 7,5 liter/menit - 500 orang tiap pompa tangan berdasarkan aliran 17 liter/menit - 400 orang tiap sumur berdasarkan aliran 12,5 liter/menit
  • 8. Ketersediaan air 2. Kualitas Air  0 faecal coliforms/100ml air  0.5mg/L chlorine bebas dalam kran dengan tingkat kekeruhan di bawah 5 NTU ( nephelololetric turbidity units), wabah 1 mg/L  Tidak tercemar bahan kimia, dan sumber sumber radiasi  Pengelolahan air yang baik dengan merebus, klorinasi, solar desinfektan dll
  • 9. Ketersediaan Air Analisa Kualitas Air • Pemeriksaan Fisik (Warna, Rasa, Bau) • Pemeriksaan Kimia ( PH, Chlor,Ni,Na, Fe, dll) • Pemeriksaan Bakteriologis • Kepercayaan masyarakat (Air direbus) Masalah Utama Air terkontaminasi oleh bakteri E- Colli (tercemar oleh Tinja)
  • 10. Ketersediaan air 3. Sarana Air  2 jeriken ( pengambilan dan penyimpanan ) uk 10-20L per KK  Tempat penyimpanan mempunyai leher sempit atau penutup, aman  Ada 1 tempat cuci untuk 100 orang dan tempat mencuci perorangan dan tempat mandi perempuan
  • 11. Kegiatan WatSan dalam situasi Darurat WatSan in Emergency Activities
  • 12. Promosi kesehatan      Masyarakat terlibat dalam upaya dan pencegahan menurunnya kondisi hygienis dan memelihara sarana sarana yang ada Tersedianya 2 tenaga penyuluh kebersihan/penggerak masyarakat tiap 1000 penduduk Masyarakat mendapatkan akses dan terlibat dalam identifikasi dan promosi penggunaan barang barang kebersihan , kesehatan yang bermartabat Gunakan strategi komunikasi dengan pendekatan faktor sosial, budaya dan keagamaan. Semua perempuan & anak perempuan mendapatkan perlengkapan kebersihan pada saat menstruasi
  • 13. Promosi kesehatan  - - Barang barang kebersihan dasar : Wadah air untuk pengangkutan , kapasitas 10-20 L 1 orang/keluarga Wadah air untuk penampungan, kapasitas 10-20 L = 1 orang//bln keluarga 250 gram sabun mandi =1 orang/bln 200 gram sabun cuci =1 orang/bln
  • 14. Pengendalian vektor       Masyarakat memiliki pengetahuan dan senjata untuk melindungi diri sendiri ( kelambu berinsektisida, tudung saji dll) Perhatian lebih kepada kelompok resiko tinggi Perlindungan lingkungan masyarakat dari paparan vektor secara fisik, alami, kimiawi Menjauhi exposure nyamuk di waktu kritis Yang terkena malaria untuk segera di periksa dan dirawat Personil yang melakukan vektor kontrol dilengkapi APD
  • 15. Illustration: Courtesy of PMI Kegiatan Vektor Kontrol
  • 16. Pembuangan tinja         Lingkungan bebas tinja Jarak jamban dan sumber resapan terpisah 30 m dari sumber air tanah, tidak mencemari Jarak jamban 50 meter dari pemukiman Dasar jamban /lubang resapan berada 1,5 m diatas permukaan air tanah Perhatian khusus bagi tinja anak anak Sarana jamban memadai, cocok, dekat dengan tempat pemukiman , aman dan terlindungi, tersedia air, tidak membawa bahaya kesehatan bagi lingkungan, terpisah 3:1 20 penduduk untuk 1 jamban Menggunakan bahan bangunan dan peralatan lokal
  • 17. Pembuangan tinja Lokasi Jangka pendek Jangka panjang Pasar 1 jamban/50 kios 1 jamban/20 kios Pusat kesehatan / masyarakat 1 jamban/20 TT atau 50 pasien rawat jalan 1 jamban/10 TT atau 20 pasien rawat jalan Pusat pemberian makanan tambahan 1 jamban/50 orang dewasa 1 jamban untuk 20 anak anak 1 jamban/50 orang dewasa 1 jamban untuk 10 anak anak Sekolah 1 jamban untuk 30 perempuan 1 jamban untuk 60 laki laki 1 jamban untuk 30 perempuan 1 jamban untuk 60 laki laki kantor 1 jamban untuk 20 staf
  • 18. Diagram “F’s”: • Faeces (tinja) dapat ditularkan melalui media: • Fluids (air) – Minum Air • Fields(Lapangan) – Air permukaan/air tanah terkontaminasi • Flies (lalat) • Fingers (jari Tangan)
  • 20. Penghalang Penyebaran penyakit “Tinja-Mulut” melalui penularan diagram “F” Source: Almedon, A., Blumenthal, U., Manderson, L. (1997) Hygiene Evaluation Procedures: Approaches and Methods for Assessing Hygiene Practices
  • 21. Waktu Bakteri Pathogen Mati dalam Tinja Pathogen Masa Tenggang E coli Salmonella Shigella Vibrio Colerae Enteric Viruses Hookworms Ascaris 1 Bulan + + + + + + + 2 Bulan + + + + + + 3 Bulan + 4 Bulan + 5 Bulan + 6 Bulan + 10 Bulan + 21
  • 22. Open Defecation fields WHEREVER POSSIBLE AVOID DEFECATION FIELDS AND INSTALL TRENCH LATRINES AS FIRST OPTION 22
  • 25.
  • 27. Pengelolahan limbah padat        Masyarakat dilibatkan dalam rancangan pelaksanaan program pembuangan sampah padat Minimalkan berkembang nya vektor Memisahkan limbah medis yang berbahaya pendauran ulang sampah Menyediakan tempat penampungan sampah sementara dan pembuangan akhir, pastikan adanya sistem pengumpulan sampah berkala , pengosongan 2 kali/minggu Jarak Rt dengan tempat pembuangan warga ± 100 m Tersedia 1 tempat sampahvolume 100 Luntuk setiap 10 RT
  • 28. Saluran limbah    Lingkungan tempat tinggal, sarana titik air terhindar dari genangan air buangan Air saluran limbah tidak mencemari sumber air Diperlukan perawatan khusus untuk mencegah jamban dan pembuangan dari banjir dapat menghindari kerusakan stuktural , tersedianya lubang resapan