SlideShare a Scribd company logo
MANAJEMEN KEDARURATAN KESEHATAN
LINGKUNGAN DALAM KEJADIAN BENCANA
OLEH:
ISA MA’RUFI
MATERI
• PERAN AIR BERSIH DAN AIR MINUM KETIKA
BENCANA
• MASALAH SANITASI DAN HIGIENE MAKANAN
KETIKA BENCANA
• PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN KETIKA
BENCANA
• PENGELOLAAN EKSKRETA DAN AIR LIMBAH
KETIKA BENCANA
• PENGENDALIAN VEKTOR KETIKA BENCANA
• PENGELOLAAN SAMPAH PADAT KETIKA BENCANA
PERAN AIR BERSIH
DAN AIR MINUM KETIKA BENCANA
Masalah penyediaan air bersih:
• Minum air tercemar ( kolera, disentri)
• Kebersihan perseorangan menurun krn kekurangan air bersih
(dermatistis, skabies)
• Adanya badan air alami menjadi hospes perantara
(schistosomiasis)
• Peran badan air untuk siklus perkembangan vektor penyakit
(malarian, demam dengue)
Manajemen penyediaan air
• Air hujan: menampung
• Air permukaan: danau, sungai, rawa.
• Air tanah: sumur gali, mata air, sumur artesis.
Air tersebut harus dilindungi dari kontaminasi
baik fisik, kimia maupun biologi.
• Jika kualitas air yg tersedia kurang baik, maka
perlu dilakukan pengolahan terhadap air
tersebut, bisa melalui model filtrasi
sederhana.
• Peran air bersih: minum, mandi, cuci, masak,
kebutuhan yang lain.
Perlindungan sumber air:
• jangan membuang sampah, menimbun atau
mengelolah sampah dekat dengan sumber air.
• Jangan membuat air kecil ke dalam atau di dekat
sumber air.
• Jangan mandi dan cuci (pakaian, alat dapur dan
pakaian) pada sumber air.
• Lndungi jangkauan air dari sumber binatang
(termasuk hewan peliharaan dan binatang liar).
MASALAH SANITASI
DAN HIGIENE MAKANAN KETIKA BENCANA
Tahap Masalah Penyelesaiaan
Pasokan bahan
makanan
Kontaminasi bahan
pangan (tanah, air,
udara, hewan)
Pastikan dari pemasok yg andal
Penerimaan
Penyimpanan
Kontaminasi kuan
patogen pd makanan
beriko, kemungkinan
kontaminasi berulang
Kendalikan keadaan ketika transport
(suhu, waktu), u dalam wadah simpan
makanan terbungkus atau dalam
wadahtertutup, kendalikan hewan &
vektor.
Penyiapan Kontaminasi melalui
tangan, pertumbuhan
bakteri
Mencucui tangan sblm mengolah, cegah
kontaminasi dari alat masak, pisahkan
makanan matang dari yg mentah
memasak Bakteri patigen masih
ada
Pastikan makanan dimasak sempurna
(minimal 70 derajat)
MASALAH SANITASI
DAN HIGIENE MAKANAN KETIKA BENCANA
Tahap Masalah Penyelesaiaan
Pendinginan dan
penyinpanan
Pertumbuhan bakteri,
spora, produk toksin
Disajikan dalam keadaan hangat sampai
suhu dibawah 5 derajat
Makanan
tersimpan sll
dalam keadaan
panas
Pertumbuhan bakteri,
spora, produk toksin
Jaga agar ketika tersaji tetap dlm keadaa
panas
Menghangati
ulang makanan
Bakteri tidak mati Pastikan makanan dipanaskan dg benar
Penyajian/pembag
ian makanan
Pertumbuhan bakteri,
spora, produk toksin
Pastikan makanan tdk kontak dg bahan
makanan mentah, air mentah, jangan
menyentuh makanan langsung dg
tangan, sajikan dlm keadaan panas.
Perencanaan Distribusi Makanan:
• Segera memberikan pasokan makanan kpd kelompok2 yg
amat memerlukan, populasi yg terisolasi, institusi,
petugas bantuan sosial.
• Segera membuat perkiraan awal kebutuhan, shg bisa
menentukan stok makanan, transpostasi, penyimpanan,
dan pembagian makanan.
• Segera menetukan lokasi tempat memperolah
stomakanan dan lakukan penilaiana kelayakan makanan.
• Memantau informasi perkembangan kebutuha makanan.
PERUMAHAN
DAN PERMUKIMAN KETIKA BENCANA
Kualitas Permukiman & Kesehatan
• Faali: istirahat, kebebasan pribadi (privacy).
• Psikologi: membina hubungan antar penghuni.
• Kesehatan: tdk mjd tempat menimbulkan
penyakit.
• Tdak menimbulkan kecelakaan.
Tempat bernaung jangka pendek
• Sekolah, bangunan umum, kantor, ruang olahraga,
tempat ibadah, & tempat2 umum lain dijadikan tempat
bernauang.
• Gedung2 yg akan dipakai hrus diperiksa oleh petugas
mengenai kelayanakan, lokasi dg marabahaya, kalau bisa
punyai sumber air bersih, jamban dan dapur.
• Kadang muncul ggg kesehatan ktika tinggal & sembuh
ktka meninggalkan tempat bernaung.
• Pemukiman pengungsian jangka panjang
• Beberapa pergeseran masalah sosial, lingkungan dan kesehatan
harus diantisipasi.
• Masalah psikososial, pengucilan, kesesakan penghuni, dan
ketidaktentuan masa depan memerlukan penaganan yg bijaksana.
• Permukiman jangka panjang memerlukan sarana air bersih, sistem
pembuangan air limbah, sarana mencuci, sarana pembuangans
ampah.
• Sarana2 tersebut hrs dibangun sedemikian rupa shg memenuhi
standar dan kualitas sesuai dg fungsinya.
• Tempat2 penyimpanan bahan2 berbahaya harus diberi pagar,
terutama jangan sampai terjau oleh yg tidak berwenang.
• Tempat pengunsian sebaiknya dipilah2 ke dalam zona pemukiman.
PENGELOLAAN EKSKRETA
DAN AIR LIMBAH KETIKA BENCANA
• Ekskreta adalah buangan sisa2 biologik dan kimia dari tubuh
manusia (misal kotoran dan urin.
• Air limbah adalah pencemaran fisik, kimia, biologi buangan
kegiatan manusia shg membentuk air buangan.
• Pembuangan secara terbuka kedalam lingkungan
menyebabkan terbentuknya fokus2 sumber penularan
penyakit yg tersebar.
• Alternatif mengelola ekskreta dan air limbah sblm dibuang ke
lingkungan.
Pembungan air limbah
• Lubang resapan: lubang berdiamater 1-2,5 m digali di tanah,
kapasitas terbatas, tanah bisa meresap air.
• Parit infiltrasi: pipa berpori yg dikuburkan horizontal
berbaris@ yg berisi parit kerisikil kasar lebar parit 30-60 cm dg
kedalaman 1 m, hanya cocok untuk tanah yg menyerap air.
• Kolam evaporasi: kolam dangkal tempat penampungan
ditutup, daerah tandus dan kering, berpotensi mejd
perindukan lalat.
• Dibuat drainase dan dibuang ke badan air: cocok air limbah yg
banyak, berpotensi mencemari lingkungan.
Pembuangan Eksreta
• Pembuatan jamban: diamater 1 -2 m, kedalaan 1,5-2 m,
dibuat penutup dan pelindung, jauh dr sumber air.
• Pada hari2 pertma jamban mgkn tdk tersedia: dibuat parit,
disekat2 di daerah terbuka jauh dr sumber air.
PENGENDALIAN VEKTOR KETIKA
BENCANA
Vektor & Rodent Penyakit
Nyamuk Anopheles Malaria, Filariasis
Nyamuk culex Filariasis Japanese encephalitis
Nyamuk aedes Dengue, filiriasis, yellow fever
lalat Diare, disentri
Kecoa Diare, disentri
Pinjal Thypus, Pes bubo
Rodent Thypus, Rickettsial pax
Pengendalian vektor
• Pengelolaan lingkungan: lingkungan bersih, vektor tdk datang.
• Pemakaian pestisida: pemakaian pestisida tdk boleh jangka
panjang.
• Modifikasi lingkungan: nyamuk (meguras genangan air,
mmeperbaiki desain bendungan, infratutuktur keairan
diperbaiki).
• Manipulasi lingkungan: Nyamuk (membuang ganggang scr
periodik, memangkas vegetasi di tepi badan air,
mengembangkan predator biologik). Tikus ( menyediaakan
perangkap tikus).
• Mengurangi kontak manusia-vektor: pemukiman jauh dr
perindukan vektor.
PENGELOLAAN SAMPAH PADAT
KETIKA BENCANA
• Membuat tong sampah, tempat pembuangan
sampah, di setiap barak.
• Membuat lubang pembuangan sampah.
• Mengkonversih sampah sampah menjadi sumber
energi: dekomposisi oleh mikroba, pembakaran
terkendali, komposting.
• Memendam sampah dg tujuan mengubah
struktur dan fungsi lahan.
• Memakai kembali dari sampah@ yg masih bisa
dipakai.
Personal Higiene
• Mandi 2 kali
• Tidak gonta ganti pakaian scr bersamaan
• Memakai handuk, sikat gigi bergantian.
• Cuci tangan sblm dan sudag makan
• Rambut, kukuh dipotong rapi
• Mandi dengan air bersih
TERIMA KASIH

More Related Content

What's hot

Epidemiologi kesehatan-lingkungan1
Epidemiologi kesehatan-lingkungan1Epidemiologi kesehatan-lingkungan1
Epidemiologi kesehatan-lingkungan1
Thonce Thesia
 
5. unit koagulasi flokulasi
5. unit koagulasi flokulasi5. unit koagulasi flokulasi
5. unit koagulasi flokulasi
Kurnia Zuliana
 
Survey vektor malaria
Survey vektor malariaSurvey vektor malaria
Survey vektor malaria
virgananda
 

What's hot (20)

Penyediaan air minum pasca bencana
Penyediaan air minum pasca bencana Penyediaan air minum pasca bencana
Penyediaan air minum pasca bencana
 
baku mutu air dan parameter kualitas air
baku mutu air dan parameter kualitas airbaku mutu air dan parameter kualitas air
baku mutu air dan parameter kualitas air
 
Air, sanitasi, dan promkes baru
Air, sanitasi, dan promkes baruAir, sanitasi, dan promkes baru
Air, sanitasi, dan promkes baru
 
Jamban
JambanJamban
Jamban
 
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat -Biofilter - Perencanaan Teknis
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat -Biofilter - Perencanaan TeknisSistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat -Biofilter - Perencanaan Teknis
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat -Biofilter - Perencanaan Teknis
 
Sanitasi tempat
Sanitasi tempatSanitasi tempat
Sanitasi tempat
 
Pola Penanganan Air Limbah Permukiman
Pola Penanganan Air Limbah PermukimanPola Penanganan Air Limbah Permukiman
Pola Penanganan Air Limbah Permukiman
 
sanitasi lingkungan pariwisata
sanitasi lingkungan pariwisatasanitasi lingkungan pariwisata
sanitasi lingkungan pariwisata
 
Kriteria Pengelolaan Air Limbah
Kriteria Pengelolaan Air LimbahKriteria Pengelolaan Air Limbah
Kriteria Pengelolaan Air Limbah
 
Biomarker dalam epidemiologi lingkungan
Biomarker dalam epidemiologi lingkunganBiomarker dalam epidemiologi lingkungan
Biomarker dalam epidemiologi lingkungan
 
Epidemiologi kesehatan-lingkungan1
Epidemiologi kesehatan-lingkungan1Epidemiologi kesehatan-lingkungan1
Epidemiologi kesehatan-lingkungan1
 
Parameter kualitas dan analisis udara
Parameter kualitas dan analisis udaraParameter kualitas dan analisis udara
Parameter kualitas dan analisis udara
 
Perencanaan Teknis IPLT - Teknologi Pengolahan Air Limbah dan Lumpur
Perencanaan Teknis IPLT - Teknologi Pengolahan Air Limbah dan LumpurPerencanaan Teknis IPLT - Teknologi Pengolahan Air Limbah dan Lumpur
Perencanaan Teknis IPLT - Teknologi Pengolahan Air Limbah dan Lumpur
 
Sanitasi industri
Sanitasi industriSanitasi industri
Sanitasi industri
 
5. unit koagulasi flokulasi
5. unit koagulasi flokulasi5. unit koagulasi flokulasi
5. unit koagulasi flokulasi
 
Bangunan Pengolah Air Limbah secara Aerobik
Bangunan Pengolah Air Limbah secara AerobikBangunan Pengolah Air Limbah secara Aerobik
Bangunan Pengolah Air Limbah secara Aerobik
 
Survey vektor malaria
Survey vektor malariaSurvey vektor malaria
Survey vektor malaria
 
Permenkes no. 13 tahun 2015 ttg pelayanan kesling di puskesmas
Permenkes  no. 13 tahun  2015  ttg pelayanan kesling di puskesmasPermenkes  no. 13 tahun  2015  ttg pelayanan kesling di puskesmas
Permenkes no. 13 tahun 2015 ttg pelayanan kesling di puskesmas
 
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat (SPAL) – Perencanaan SPAL (Renc...
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat (SPAL) – Perencanaan SPAL (Renc...Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat (SPAL) – Perencanaan SPAL (Renc...
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat (SPAL) – Perencanaan SPAL (Renc...
 
form-inspeksi-sanitasii
form-inspeksi-sanitasiiform-inspeksi-sanitasii
form-inspeksi-sanitasii
 

Similar to Manajemen Kedaruratan Kesehatan Lingkungan

TM_2-AIR_BERSIH_AIR_MINUM_SAAT_BENCANA.pptx
TM_2-AIR_BERSIH_AIR_MINUM_SAAT_BENCANA.pptxTM_2-AIR_BERSIH_AIR_MINUM_SAAT_BENCANA.pptx
TM_2-AIR_BERSIH_AIR_MINUM_SAAT_BENCANA.pptx
SilviaNengcy
 
Lingkungan air (hidrosphere)
Lingkungan air (hidrosphere) Lingkungan air (hidrosphere)
Lingkungan air (hidrosphere)
Dickdick Maulana
 
Kader kesehatan lingkungan
Kader kesehatan lingkunganKader kesehatan lingkungan
Kader kesehatan lingkungan
Zakiah dr
 
PELATIHAN KADER KESEHATAN LINGKUNGAN
PELATIHAN KADER KESEHATAN LINGKUNGANPELATIHAN KADER KESEHATAN LINGKUNGAN
PELATIHAN KADER KESEHATAN LINGKUNGAN
Zakiah dr
 

Similar to Manajemen Kedaruratan Kesehatan Lingkungan (20)

Konsep kesling editan
Konsep kesling editanKonsep kesling editan
Konsep kesling editan
 
TM_2-AIR_BERSIH_AIR_MINUM_SAAT_BENCANA.pptx
TM_2-AIR_BERSIH_AIR_MINUM_SAAT_BENCANA.pptxTM_2-AIR_BERSIH_AIR_MINUM_SAAT_BENCANA.pptx
TM_2-AIR_BERSIH_AIR_MINUM_SAAT_BENCANA.pptx
 
Lingkungan air (hidrosphere)
Lingkungan air (hidrosphere) Lingkungan air (hidrosphere)
Lingkungan air (hidrosphere)
 
Upaya kesling dalam bencana
Upaya kesling dalam bencanaUpaya kesling dalam bencana
Upaya kesling dalam bencana
 
Kader kesehatan lingkungan
Kader kesehatan lingkunganKader kesehatan lingkungan
Kader kesehatan lingkungan
 
Pengendalian Vektor Lalat
Pengendalian Vektor LalatPengendalian Vektor Lalat
Pengendalian Vektor Lalat
 
kaderkesehatan lingkungan dlm upaya penyehatan
kaderkesehatan lingkungan dlm upaya penyehatankaderkesehatan lingkungan dlm upaya penyehatan
kaderkesehatan lingkungan dlm upaya penyehatan
 
PELATIHAN KADER KESEHATAN LINGKUNGAN
PELATIHAN KADER KESEHATAN LINGKUNGANPELATIHAN KADER KESEHATAN LINGKUNGAN
PELATIHAN KADER KESEHATAN LINGKUNGAN
 
Peningkatan higyene dan sanitasi ttupm
Peningkatan higyene dan sanitasi ttupmPeningkatan higyene dan sanitasi ttupm
Peningkatan higyene dan sanitasi ttupm
 
Leaftlet waspada banjir
Leaftlet waspada banjirLeaftlet waspada banjir
Leaftlet waspada banjir
 
Sanitasi dan Kesehatan lingkungan
Sanitasi dan Kesehatan lingkunganSanitasi dan Kesehatan lingkungan
Sanitasi dan Kesehatan lingkungan
 
Standard minimum-penanganan-pasca-bencana
Standard minimum-penanganan-pasca-bencanaStandard minimum-penanganan-pasca-bencana
Standard minimum-penanganan-pasca-bencana
 
Tinja dan Kesehatan.ppt
Tinja dan Kesehatan.pptTinja dan Kesehatan.ppt
Tinja dan Kesehatan.ppt
 
Kesling
KeslingKesling
Kesling
 
Materi Kesehatan Lingkungan untuk Dokter Kecil
Materi Kesehatan Lingkungan untuk Dokter KecilMateri Kesehatan Lingkungan untuk Dokter Kecil
Materi Kesehatan Lingkungan untuk Dokter Kecil
 
Leaflet waspada banjir final
Leaflet waspada banjir finalLeaflet waspada banjir final
Leaflet waspada banjir final
 
Sanitasi
SanitasiSanitasi
Sanitasi
 
PEMBUANGAN SAMPAH SARAP, SISA TOKSIK DAN PEPEJAL SERTA SISTEM KUMBAHAN
PEMBUANGAN SAMPAH SARAP, SISA TOKSIK DAN PEPEJAL SERTA SISTEM KUMBAHANPEMBUANGAN SAMPAH SARAP, SISA TOKSIK DAN PEPEJAL SERTA SISTEM KUMBAHAN
PEMBUANGAN SAMPAH SARAP, SISA TOKSIK DAN PEPEJAL SERTA SISTEM KUMBAHAN
 
Selamat datang calon dokter kecil
Selamat datang calon dokter kecilSelamat datang calon dokter kecil
Selamat datang calon dokter kecil
 
Hygine Sanitasi Ponpes.pptx
Hygine Sanitasi Ponpes.pptxHygine Sanitasi Ponpes.pptx
Hygine Sanitasi Ponpes.pptx
 

More from Safira Sahida

More from Safira Sahida (9)

Asuransi Kesehatan
Asuransi KesehatanAsuransi Kesehatan
Asuransi Kesehatan
 
International Health Regulation (IHR)
International Health Regulation (IHR)International Health Regulation (IHR)
International Health Regulation (IHR)
 
Aanalisis Jurnal Obesitas dan kemiskinan
Aanalisis Jurnal Obesitas dan kemiskinanAanalisis Jurnal Obesitas dan kemiskinan
Aanalisis Jurnal Obesitas dan kemiskinan
 
Introduction to Global Health as an overview
Introduction to Global Health as an overviewIntroduction to Global Health as an overview
Introduction to Global Health as an overview
 
Manajemen Bencana Alam
Manajemen Bencana Alam Manajemen Bencana Alam
Manajemen Bencana Alam
 
KAJIAN STRATEGIS KESEHATAN MASYARAKAT GLOBAL_Current issues in undernutrition
KAJIAN STRATEGIS KESEHATAN MASYARAKAT GLOBAL_Current issues in undernutritionKAJIAN STRATEGIS KESEHATAN MASYARAKAT GLOBAL_Current issues in undernutrition
KAJIAN STRATEGIS KESEHATAN MASYARAKAT GLOBAL_Current issues in undernutrition
 
Kelompok 4 Diabetes Melitus_Kajian Startegis Kesehatan Masyarakat Global
Kelompok 4 Diabetes Melitus_Kajian Startegis Kesehatan Masyarakat GlobalKelompok 4 Diabetes Melitus_Kajian Startegis Kesehatan Masyarakat Global
Kelompok 4 Diabetes Melitus_Kajian Startegis Kesehatan Masyarakat Global
 
Pengantar Biostatistik Inferensial
Pengantar Biostatistik InferensialPengantar Biostatistik Inferensial
Pengantar Biostatistik Inferensial
 
Konsep Pengorganisasian Pengembangan Masyarakat
Konsep Pengorganisasian Pengembangan MasyarakatKonsep Pengorganisasian Pengembangan Masyarakat
Konsep Pengorganisasian Pengembangan Masyarakat
 

Manajemen Kedaruratan Kesehatan Lingkungan

  • 1. MANAJEMEN KEDARURATAN KESEHATAN LINGKUNGAN DALAM KEJADIAN BENCANA OLEH: ISA MA’RUFI
  • 2. MATERI • PERAN AIR BERSIH DAN AIR MINUM KETIKA BENCANA • MASALAH SANITASI DAN HIGIENE MAKANAN KETIKA BENCANA • PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN KETIKA BENCANA • PENGELOLAAN EKSKRETA DAN AIR LIMBAH KETIKA BENCANA • PENGENDALIAN VEKTOR KETIKA BENCANA • PENGELOLAAN SAMPAH PADAT KETIKA BENCANA
  • 3. PERAN AIR BERSIH DAN AIR MINUM KETIKA BENCANA Masalah penyediaan air bersih: • Minum air tercemar ( kolera, disentri) • Kebersihan perseorangan menurun krn kekurangan air bersih (dermatistis, skabies) • Adanya badan air alami menjadi hospes perantara (schistosomiasis) • Peran badan air untuk siklus perkembangan vektor penyakit (malarian, demam dengue)
  • 4. Manajemen penyediaan air • Air hujan: menampung • Air permukaan: danau, sungai, rawa. • Air tanah: sumur gali, mata air, sumur artesis. Air tersebut harus dilindungi dari kontaminasi baik fisik, kimia maupun biologi.
  • 5. • Jika kualitas air yg tersedia kurang baik, maka perlu dilakukan pengolahan terhadap air tersebut, bisa melalui model filtrasi sederhana. • Peran air bersih: minum, mandi, cuci, masak, kebutuhan yang lain.
  • 6. Perlindungan sumber air: • jangan membuang sampah, menimbun atau mengelolah sampah dekat dengan sumber air. • Jangan membuat air kecil ke dalam atau di dekat sumber air. • Jangan mandi dan cuci (pakaian, alat dapur dan pakaian) pada sumber air. • Lndungi jangkauan air dari sumber binatang (termasuk hewan peliharaan dan binatang liar).
  • 7. MASALAH SANITASI DAN HIGIENE MAKANAN KETIKA BENCANA Tahap Masalah Penyelesaiaan Pasokan bahan makanan Kontaminasi bahan pangan (tanah, air, udara, hewan) Pastikan dari pemasok yg andal Penerimaan Penyimpanan Kontaminasi kuan patogen pd makanan beriko, kemungkinan kontaminasi berulang Kendalikan keadaan ketika transport (suhu, waktu), u dalam wadah simpan makanan terbungkus atau dalam wadahtertutup, kendalikan hewan & vektor. Penyiapan Kontaminasi melalui tangan, pertumbuhan bakteri Mencucui tangan sblm mengolah, cegah kontaminasi dari alat masak, pisahkan makanan matang dari yg mentah memasak Bakteri patigen masih ada Pastikan makanan dimasak sempurna (minimal 70 derajat)
  • 8. MASALAH SANITASI DAN HIGIENE MAKANAN KETIKA BENCANA Tahap Masalah Penyelesaiaan Pendinginan dan penyinpanan Pertumbuhan bakteri, spora, produk toksin Disajikan dalam keadaan hangat sampai suhu dibawah 5 derajat Makanan tersimpan sll dalam keadaan panas Pertumbuhan bakteri, spora, produk toksin Jaga agar ketika tersaji tetap dlm keadaa panas Menghangati ulang makanan Bakteri tidak mati Pastikan makanan dipanaskan dg benar Penyajian/pembag ian makanan Pertumbuhan bakteri, spora, produk toksin Pastikan makanan tdk kontak dg bahan makanan mentah, air mentah, jangan menyentuh makanan langsung dg tangan, sajikan dlm keadaan panas.
  • 9. Perencanaan Distribusi Makanan: • Segera memberikan pasokan makanan kpd kelompok2 yg amat memerlukan, populasi yg terisolasi, institusi, petugas bantuan sosial. • Segera membuat perkiraan awal kebutuhan, shg bisa menentukan stok makanan, transpostasi, penyimpanan, dan pembagian makanan. • Segera menetukan lokasi tempat memperolah stomakanan dan lakukan penilaiana kelayakan makanan. • Memantau informasi perkembangan kebutuha makanan.
  • 10. PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN KETIKA BENCANA Kualitas Permukiman & Kesehatan • Faali: istirahat, kebebasan pribadi (privacy). • Psikologi: membina hubungan antar penghuni. • Kesehatan: tdk mjd tempat menimbulkan penyakit. • Tdak menimbulkan kecelakaan.
  • 11. Tempat bernaung jangka pendek • Sekolah, bangunan umum, kantor, ruang olahraga, tempat ibadah, & tempat2 umum lain dijadikan tempat bernauang. • Gedung2 yg akan dipakai hrus diperiksa oleh petugas mengenai kelayanakan, lokasi dg marabahaya, kalau bisa punyai sumber air bersih, jamban dan dapur. • Kadang muncul ggg kesehatan ktika tinggal & sembuh ktka meninggalkan tempat bernaung.
  • 12. • Pemukiman pengungsian jangka panjang • Beberapa pergeseran masalah sosial, lingkungan dan kesehatan harus diantisipasi. • Masalah psikososial, pengucilan, kesesakan penghuni, dan ketidaktentuan masa depan memerlukan penaganan yg bijaksana. • Permukiman jangka panjang memerlukan sarana air bersih, sistem pembuangan air limbah, sarana mencuci, sarana pembuangans ampah. • Sarana2 tersebut hrs dibangun sedemikian rupa shg memenuhi standar dan kualitas sesuai dg fungsinya. • Tempat2 penyimpanan bahan2 berbahaya harus diberi pagar, terutama jangan sampai terjau oleh yg tidak berwenang. • Tempat pengunsian sebaiknya dipilah2 ke dalam zona pemukiman.
  • 13. PENGELOLAAN EKSKRETA DAN AIR LIMBAH KETIKA BENCANA • Ekskreta adalah buangan sisa2 biologik dan kimia dari tubuh manusia (misal kotoran dan urin. • Air limbah adalah pencemaran fisik, kimia, biologi buangan kegiatan manusia shg membentuk air buangan. • Pembuangan secara terbuka kedalam lingkungan menyebabkan terbentuknya fokus2 sumber penularan penyakit yg tersebar. • Alternatif mengelola ekskreta dan air limbah sblm dibuang ke lingkungan.
  • 14. Pembungan air limbah • Lubang resapan: lubang berdiamater 1-2,5 m digali di tanah, kapasitas terbatas, tanah bisa meresap air. • Parit infiltrasi: pipa berpori yg dikuburkan horizontal berbaris@ yg berisi parit kerisikil kasar lebar parit 30-60 cm dg kedalaman 1 m, hanya cocok untuk tanah yg menyerap air. • Kolam evaporasi: kolam dangkal tempat penampungan ditutup, daerah tandus dan kering, berpotensi mejd perindukan lalat. • Dibuat drainase dan dibuang ke badan air: cocok air limbah yg banyak, berpotensi mencemari lingkungan.
  • 15. Pembuangan Eksreta • Pembuatan jamban: diamater 1 -2 m, kedalaan 1,5-2 m, dibuat penutup dan pelindung, jauh dr sumber air. • Pada hari2 pertma jamban mgkn tdk tersedia: dibuat parit, disekat2 di daerah terbuka jauh dr sumber air.
  • 16. PENGENDALIAN VEKTOR KETIKA BENCANA Vektor & Rodent Penyakit Nyamuk Anopheles Malaria, Filariasis Nyamuk culex Filariasis Japanese encephalitis Nyamuk aedes Dengue, filiriasis, yellow fever lalat Diare, disentri Kecoa Diare, disentri Pinjal Thypus, Pes bubo Rodent Thypus, Rickettsial pax
  • 17. Pengendalian vektor • Pengelolaan lingkungan: lingkungan bersih, vektor tdk datang. • Pemakaian pestisida: pemakaian pestisida tdk boleh jangka panjang. • Modifikasi lingkungan: nyamuk (meguras genangan air, mmeperbaiki desain bendungan, infratutuktur keairan diperbaiki). • Manipulasi lingkungan: Nyamuk (membuang ganggang scr periodik, memangkas vegetasi di tepi badan air, mengembangkan predator biologik). Tikus ( menyediaakan perangkap tikus). • Mengurangi kontak manusia-vektor: pemukiman jauh dr perindukan vektor.
  • 18. PENGELOLAAN SAMPAH PADAT KETIKA BENCANA • Membuat tong sampah, tempat pembuangan sampah, di setiap barak. • Membuat lubang pembuangan sampah. • Mengkonversih sampah sampah menjadi sumber energi: dekomposisi oleh mikroba, pembakaran terkendali, komposting. • Memendam sampah dg tujuan mengubah struktur dan fungsi lahan. • Memakai kembali dari sampah@ yg masih bisa dipakai.
  • 19. Personal Higiene • Mandi 2 kali • Tidak gonta ganti pakaian scr bersamaan • Memakai handuk, sikat gigi bergantian. • Cuci tangan sblm dan sudag makan • Rambut, kukuh dipotong rapi • Mandi dengan air bersih