2. MATERI
• PERAN AIR BERSIH DAN AIR MINUM KETIKA
BENCANA
• MASALAH SANITASI DAN HIGIENE MAKANAN
KETIKA BENCANA
• PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN KETIKA
BENCANA
• PENGELOLAAN EKSKRETA DAN AIR LIMBAH
KETIKA BENCANA
• PENGENDALIAN VEKTOR KETIKA BENCANA
• PENGELOLAAN SAMPAH PADAT KETIKA BENCANA
3. PERAN AIR BERSIH
DAN AIR MINUM KETIKA BENCANA
Masalah penyediaan air bersih:
• Minum air tercemar ( kolera, disentri)
• Kebersihan perseorangan menurun krn kekurangan air bersih
(dermatistis, skabies)
• Adanya badan air alami menjadi hospes perantara
(schistosomiasis)
• Peran badan air untuk siklus perkembangan vektor penyakit
(malarian, demam dengue)
4. Manajemen penyediaan air
• Air hujan: menampung
• Air permukaan: danau, sungai, rawa.
• Air tanah: sumur gali, mata air, sumur artesis.
Air tersebut harus dilindungi dari kontaminasi
baik fisik, kimia maupun biologi.
5. • Jika kualitas air yg tersedia kurang baik, maka
perlu dilakukan pengolahan terhadap air
tersebut, bisa melalui model filtrasi
sederhana.
• Peran air bersih: minum, mandi, cuci, masak,
kebutuhan yang lain.
6. Perlindungan sumber air:
• jangan membuang sampah, menimbun atau
mengelolah sampah dekat dengan sumber air.
• Jangan membuat air kecil ke dalam atau di dekat
sumber air.
• Jangan mandi dan cuci (pakaian, alat dapur dan
pakaian) pada sumber air.
• Lndungi jangkauan air dari sumber binatang
(termasuk hewan peliharaan dan binatang liar).
7. MASALAH SANITASI
DAN HIGIENE MAKANAN KETIKA BENCANA
Tahap Masalah Penyelesaiaan
Pasokan bahan
makanan
Kontaminasi bahan
pangan (tanah, air,
udara, hewan)
Pastikan dari pemasok yg andal
Penerimaan
Penyimpanan
Kontaminasi kuan
patogen pd makanan
beriko, kemungkinan
kontaminasi berulang
Kendalikan keadaan ketika transport
(suhu, waktu), u dalam wadah simpan
makanan terbungkus atau dalam
wadahtertutup, kendalikan hewan &
vektor.
Penyiapan Kontaminasi melalui
tangan, pertumbuhan
bakteri
Mencucui tangan sblm mengolah, cegah
kontaminasi dari alat masak, pisahkan
makanan matang dari yg mentah
memasak Bakteri patigen masih
ada
Pastikan makanan dimasak sempurna
(minimal 70 derajat)
8. MASALAH SANITASI
DAN HIGIENE MAKANAN KETIKA BENCANA
Tahap Masalah Penyelesaiaan
Pendinginan dan
penyinpanan
Pertumbuhan bakteri,
spora, produk toksin
Disajikan dalam keadaan hangat sampai
suhu dibawah 5 derajat
Makanan
tersimpan sll
dalam keadaan
panas
Pertumbuhan bakteri,
spora, produk toksin
Jaga agar ketika tersaji tetap dlm keadaa
panas
Menghangati
ulang makanan
Bakteri tidak mati Pastikan makanan dipanaskan dg benar
Penyajian/pembag
ian makanan
Pertumbuhan bakteri,
spora, produk toksin
Pastikan makanan tdk kontak dg bahan
makanan mentah, air mentah, jangan
menyentuh makanan langsung dg
tangan, sajikan dlm keadaan panas.
9. Perencanaan Distribusi Makanan:
• Segera memberikan pasokan makanan kpd kelompok2 yg
amat memerlukan, populasi yg terisolasi, institusi,
petugas bantuan sosial.
• Segera membuat perkiraan awal kebutuhan, shg bisa
menentukan stok makanan, transpostasi, penyimpanan,
dan pembagian makanan.
• Segera menetukan lokasi tempat memperolah
stomakanan dan lakukan penilaiana kelayakan makanan.
• Memantau informasi perkembangan kebutuha makanan.
10. PERUMAHAN
DAN PERMUKIMAN KETIKA BENCANA
Kualitas Permukiman & Kesehatan
• Faali: istirahat, kebebasan pribadi (privacy).
• Psikologi: membina hubungan antar penghuni.
• Kesehatan: tdk mjd tempat menimbulkan
penyakit.
• Tdak menimbulkan kecelakaan.
11. Tempat bernaung jangka pendek
• Sekolah, bangunan umum, kantor, ruang olahraga,
tempat ibadah, & tempat2 umum lain dijadikan tempat
bernauang.
• Gedung2 yg akan dipakai hrus diperiksa oleh petugas
mengenai kelayanakan, lokasi dg marabahaya, kalau bisa
punyai sumber air bersih, jamban dan dapur.
• Kadang muncul ggg kesehatan ktika tinggal & sembuh
ktka meninggalkan tempat bernaung.
12. • Pemukiman pengungsian jangka panjang
• Beberapa pergeseran masalah sosial, lingkungan dan kesehatan
harus diantisipasi.
• Masalah psikososial, pengucilan, kesesakan penghuni, dan
ketidaktentuan masa depan memerlukan penaganan yg bijaksana.
• Permukiman jangka panjang memerlukan sarana air bersih, sistem
pembuangan air limbah, sarana mencuci, sarana pembuangans
ampah.
• Sarana2 tersebut hrs dibangun sedemikian rupa shg memenuhi
standar dan kualitas sesuai dg fungsinya.
• Tempat2 penyimpanan bahan2 berbahaya harus diberi pagar,
terutama jangan sampai terjau oleh yg tidak berwenang.
• Tempat pengunsian sebaiknya dipilah2 ke dalam zona pemukiman.
13. PENGELOLAAN EKSKRETA
DAN AIR LIMBAH KETIKA BENCANA
• Ekskreta adalah buangan sisa2 biologik dan kimia dari tubuh
manusia (misal kotoran dan urin.
• Air limbah adalah pencemaran fisik, kimia, biologi buangan
kegiatan manusia shg membentuk air buangan.
• Pembuangan secara terbuka kedalam lingkungan
menyebabkan terbentuknya fokus2 sumber penularan
penyakit yg tersebar.
• Alternatif mengelola ekskreta dan air limbah sblm dibuang ke
lingkungan.
14. Pembungan air limbah
• Lubang resapan: lubang berdiamater 1-2,5 m digali di tanah,
kapasitas terbatas, tanah bisa meresap air.
• Parit infiltrasi: pipa berpori yg dikuburkan horizontal
berbaris@ yg berisi parit kerisikil kasar lebar parit 30-60 cm dg
kedalaman 1 m, hanya cocok untuk tanah yg menyerap air.
• Kolam evaporasi: kolam dangkal tempat penampungan
ditutup, daerah tandus dan kering, berpotensi mejd
perindukan lalat.
• Dibuat drainase dan dibuang ke badan air: cocok air limbah yg
banyak, berpotensi mencemari lingkungan.
15. Pembuangan Eksreta
• Pembuatan jamban: diamater 1 -2 m, kedalaan 1,5-2 m,
dibuat penutup dan pelindung, jauh dr sumber air.
• Pada hari2 pertma jamban mgkn tdk tersedia: dibuat parit,
disekat2 di daerah terbuka jauh dr sumber air.
16. PENGENDALIAN VEKTOR KETIKA
BENCANA
Vektor & Rodent Penyakit
Nyamuk Anopheles Malaria, Filariasis
Nyamuk culex Filariasis Japanese encephalitis
Nyamuk aedes Dengue, filiriasis, yellow fever
lalat Diare, disentri
Kecoa Diare, disentri
Pinjal Thypus, Pes bubo
Rodent Thypus, Rickettsial pax
17. Pengendalian vektor
• Pengelolaan lingkungan: lingkungan bersih, vektor tdk datang.
• Pemakaian pestisida: pemakaian pestisida tdk boleh jangka
panjang.
• Modifikasi lingkungan: nyamuk (meguras genangan air,
mmeperbaiki desain bendungan, infratutuktur keairan
diperbaiki).
• Manipulasi lingkungan: Nyamuk (membuang ganggang scr
periodik, memangkas vegetasi di tepi badan air,
mengembangkan predator biologik). Tikus ( menyediaakan
perangkap tikus).
• Mengurangi kontak manusia-vektor: pemukiman jauh dr
perindukan vektor.
18. PENGELOLAAN SAMPAH PADAT
KETIKA BENCANA
• Membuat tong sampah, tempat pembuangan
sampah, di setiap barak.
• Membuat lubang pembuangan sampah.
• Mengkonversih sampah sampah menjadi sumber
energi: dekomposisi oleh mikroba, pembakaran
terkendali, komposting.
• Memendam sampah dg tujuan mengubah
struktur dan fungsi lahan.
• Memakai kembali dari sampah@ yg masih bisa
dipakai.
19. Personal Higiene
• Mandi 2 kali
• Tidak gonta ganti pakaian scr bersamaan
• Memakai handuk, sikat gigi bergantian.
• Cuci tangan sblm dan sudag makan
• Rambut, kukuh dipotong rapi
• Mandi dengan air bersih