Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
PANTUN
1. TUGAS INDIVIDU
“MENYUNTING TEKS PANTUN”
D
I
S
U
S
U
N
OLEH :
NAMA : RICKY SUADMA
KELAS : XI TKJ 1
NISN : 9980658138
SMKN 4 PEKANBARU
TP. 2014/2015
2. KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan
pertolonganNya saya dapat menyelesaiakan makalah yang berjudul ‘Menyunting teks
pantun’. Meskipun banyak rintangan dan hambatan yang saya alami dalam proses
pengerjaannya, tapi kami berhasil menyelesaikannya dengan baik.
Tak lupa saya mengucapkan terimakasih kepada guru pembimbing yang telah membantu
saya dalam mengerjakan makalah ini. Saya juga mengucapkan terimakasih kepada
teman-teman yang juga sudah memberi kontribusi baik langsung maupun tidak langsung
dalam pembuatan makalah ini.
Tentunya ada hal-hal yang ingin saya berikan kepada masyarakat dari hasil makalah ini.
Karena itu saya berharap semoga makalah ini dapat menjadi sesuatu yang berguna bagi
kita bersama.
Pada bagian akhir, saya akan mengulas tentang berbagai masukan dan pendapat dari
orang-orang yang ahli di bidangnya, karena itu kami harapkan hal ini juga dapat berguna
bagi kita bersama.
Semoga makalah yang saya buat ini dapat membuat kita mencapai kehidupan yang lebih
baik lagi.
Ricky Suadma
3. DAFTAR ISI
Kata Pengantar
Daftar isi
Pembahasan :
1.1 Membandingkan teks pantun dengan sejenisnya
1.2 Mengabstarksi teks pantun
1.3 Menyunting teks pantun
1.4 Memproduksi teks pantun
4. 1.1 Bandingkan teks pantun dengan teks sejenisnya kalian tentu sudah tau bahwa pantun
berbentuk saak ada beberapa bentuk sajak yaitu puisi, gurindam, dan syair. Perhatikan
masing-masing sajak tersebut dengan pantun.
HUJAN BULAN JUNI
Puisi :
Ciri-ciri Puisi Lama:
1. Anonim (pengarangnya tidak diketahui)
2. Terikat jumlah baris, rima, dan irama
3. Merupakan kesusastraan lisan
4. Gaya bahasanya statis (tetap) dan klise
5. Isinya fantastis dan istanasentris
Ciri-ciri Puisi Baru:
1. Pengarangnya diketahui
2. Tidak terikat jumlah baris, rima, dan irama
3. Berkembang secara lisan dan tertulis
4. Gaya bahasanya dinamis (berubah-ubah)
5. Isinya tentang kehidupan pada umumnya
GURINDAM DUA BELAS
Gurindam:
a. Sajak akhir berirama a – a ; b – b; c – c dst.
b. Berasal dari Tamil (India)
c. Isinya merupakan nasihat yang cukup jelas yakni menjelaskan atau menampilkan suatui sebab
akibat.
SYAIR NYANYIAN ANAK
Ciri-ciri Syair Nyanyian Anak
1).Terdiri atas 4 baris tiap bait
2).Setiap bait memberi arti sebagai satu kesatuan
3).Tiap baris terdiri dari 4 kata (8-16) suku kata 4).Bersajak aa-aa
5).Berirama 2-2 (../..)
6).Jumlah suku kata tiap baris 8-12 kata
7).Isi syair berupa nasihat,petuah,dongeng/cerita
SYAIR BURUNG NURI
Ciri-ciri Syair Burung Nuri:
1).Terdiri atas 4 baris tiap bait
2).Setiap bait memberi arti sebagai satu kesatuan
3).Tiap baris terdiri dari 4 kata (8-16) suku kata 4).Bersajak aa-aa
5).Jumlah suku kata tiap baris 8-12 kata
5. 1.2 Kalian sudah memahami Syair Nyanyian Anak, Syair Burung Nuri, Gurindam dua belas,
dan Puisi Hujan Bulan Juni baik struktur maupun makna masing-masing sajak tersebut.
Kerjakan tugas ini kalian diminta membuat inti sari beberapa teks sajak.
Makna Gurindam Dua Belas
Pasal Pertama (1) Gurindam 12 Makna yang terkandung dalam Pasal Pertama
“ Memberi nasihat tentang agama (religius) ”
Barang siapa tiada memegang agama
Sekali-kali tiada boleh dibilang nama
Maksudnya adalah setiap manusia harus memiliki agama karena agama sangat penting
bagi kehidupan manusia, orang yang tidak mempunyai agama akan buta arah
menjalankan hidupnya.
Barang siapa mengenal yang empat
Maka yaitulah orang yang ma’rifat
Untuk mencapai kesempurnaan didalam menjalani hidup, manusia harus mengenal
empat zat yang menjadikan manusia mula-mula. 4 tersebut adalah syari’at, tarikat,
hakikat dan makrifat.
Barang siapa mengenal Allah SWT
Suruh dan tegaknya tiada ia menyalah
Orang yang mengenal Allah SWT, harus melakukan perintah-Nya dan menjauhi
larangan-Nya, tidak akan melanggar aturannya
Barang siapa mengenal diri
Maka telah mengenal akan Tuhan yang bahri
Orang yang tidak beragama tidak akan memiliki identitas diri dan tidak akan dekat
dengan Allah SWT.
Barang siapa mengenal dunia
Tahulah ia barang yang terpedaya
Kita dapat mengetahui kebesaran Allah lewat manusia, makhluk ciptaan-Nya yang
paling sempurna. Manusia yang berorientasi pada kebahagiaan atau hanya mencari
kebahagiaan di dunia saja, sebenarnya ia akan tertipu dan menyadarinya bahwa di dunia
itu hanya sesaat
6. Barang siapa mengenal akhirat
Tahulah ia dunia mudharat
Di dunia ini kita hanya hidup sesaat, setelah kita wafat setiap manusia akan dimintakan
pertanggung jawabannya di akhirat nanti.
Pasal Kedua (2) Gurindam 12 Makna Yang Terkandung dalam PasaL Kedua
“ menceritakan tentang orang – orang yang meninggalkan Sembahyang, Puasa, Zakat, dan Haji
beserta akibatnya
Barang siapa mengenal yang tersebut
Tahulah ia makna takut
Semakin seorang dekat dan mengetahui tentang agamanya pasti manusia tersebut akan
takut dan orang tersebut harus menjalani Perintah-perintah-Nya dan wajib kita
laksanakan
Barang siapa meninggalkan sembahyang
Seperti rumah tiada bertiang
Orang yang tidak sembahyang bagaikan rumah yang tidak mempunyai tiang, shalat
merupakan pegangan hidup.
Barang siapa meninggalkan puasa
Tidaklah mendapat dua termasa
Orang yang meninggalkan ibadah puasa akan kehilangan dunia dan akhirat, berarti
Allah tidak akan menjaga orang itu.
Barang siapa meninggalkan zakat
Tiadalah hartanya beroleh berkat
Harta dari orang yang tidak membayar zakat tidak diridhai oleh Allah. Itupun jika di
dunia hidupnya senang apabila tidak memberikan sebagian harta nya maka, hidupnya
tidak akan terasa senang.
Barang siapa meninggalkan haji
Tiadalah ia menyempurnakan janji
Orang yang tidak naik haji (apalagi jika ia mampu) tidak menyempurnakan janjinya
sebagai orang Islam.
7. Pasal Ketiga (3) Gurindam 12 Makna yang terkandung dalam Pasal Ketiga
“ tentang budi pekerti, yaitu menahan kata-kata yang tidak perlu dan makan seperlunya ”
Apabila terpelihara mata
Sedikitlah cita-cita
Mata harus di pergunakan sebaik-baiknya jangan sampai kita meliahat apa yang
dilarang oleh allah swt
Apabila terpelihara kuping
Khabar yang jahat tiadalah damping
Telinga harus dijauhkan dari segala macam bentuk gunjingan dan hasutan
Apabila terpelihara lidah
Niscaya dapat daripadanya faedah
Orang yang menjaga omongannya akan mendapatkan manfaat.
Bersungguh-sungguh engkau memeliharakan tangan
Daripada segala berat dan ringan
Jangan mengambil barang yang bukan hak kita
Apabila perut terlalu penuh
Keluarlah fi’il yang tidak senonoh
Nafsu harus dijaga supaya tidak melakukan perbuatan yang dilarang
Anggota tengah hendaklah ingat
Di situlah banyak orang yang hilang semangat
Hidup harus dijalani penuh semangat
Hendaklah peliharakan kaki
Daripada berjalan yang membawa rugi
Jangan merugikan diri dengan melakukan hal-hal yang mubajir dan maksiat.
Melangkahlah dijalan yang benar dan di ridhoi
8. Pasal keempat (4) Gurindam 12 Makna yang terkandung dalam Pasal Keempat
“tentang tabiat yang mulia, yang muncul dari hati (nurani) dan akal pikiran (budi) ”
Hati itu kerajaan di dalam tubuh
Jikalau zalim segala anggota tubuh pun rubuh
Jagalah hati dari perbuatan yang di larang oleh agama
Apabila dengki sudah bertanah
Datanglah daripadanya beberapa anak panah
Hati yang dengki hanya akan merugikan diri sendiri
Mengumpat dam memuji hendaklah pikir
Di situlah banyak orang yang tergelincir
Berbicara harus dipikir supaya tidak celaka karenanya
Pekerjaan marah jangan dibela
Nanti hilang akal di kepala
Amarah adalah perbuatan sia-sia, jaga lah amarah kita
Jika sedikitpun berbuat bohong
Boleh diumpamakan mulutnya itu pekung
Orang yang pernah berbohong, sedikit apa pun dustanya, akan terus tampak di mata
orang lain
Tanda orang yang amat celaka
Aib dirinya tiada ia sangka
Orang yang paling celaka adalah orang yang tidak menyadari kesalahannya sendiri
sampai harus dikatakan oleh orang lain
Bakhil jangan diberi singgah
Itulah perompak yang amat gagah
Sifat pelit akan menguras hartanya sendiri, berarti dengan menjadi dermawan justru harta
kita akan bertambah
Barang siapa yang sudah besar
Janganlah kelakuannya membuat kasar
Jagalah setiap perbuatan kita
9. Barang siapa perkataan kotor
Mulutnya itu umpama ketor
Kelakuan dan kata-kata hendaklah selalu halus dan bersih.
Di manakah salah diri
Jika tidak orang lain yang berperi
Jika kita berbuat kesalahan kita harus minta maaf
Pekerjaan takbur jangan direpih
Sebelum mati didapat juga sepih
Jangan mengambil pekerjaan yang haram
Pasal Kelima (5) Gurindam 12 Makna yang Terkandung dalam Pasak Kelima
“ tentang pentingnya pendidikan dan memperluas pergaulan dengan kaum terpelajar ”
Jika hendak mengenal orang berbangsa
Lihat kepada budi dan bahasa
Orang yang mulia dan berbangsa dapat kita lihat dari perilaku dan tutur katanya
Jika hendak mengenal orang yang berbahagia
Sangat memeliharakan yang sia-sia
Orang yang bahagia adalah orang yang berhemat dan tidak melakukan perbuatan yang
sia-sia
Jika hendak mengenal orang mulia
Lihatlah kepada kelakuan dia
Untuk mengetahui apakah orang itu mulia maka lihatlah sikapnya
Jika hendak mengenal orang yang berilmu
Bertanya dan belajar tiadalah jemu
Orang yang pandai tidak pernah jemu untuk belajar dan memetik pelajaran dari hidupnya
di dunia
Jika hendak mengenal orang yang berakal
Di dalam dunia mengambil bekal
Orang yang berakal adalah orang yang teleh mempersipkan bekal waktu hidp di dunia ini
10. Jika hendak mengenal orang yang baik perangai
Lihat pada ketika bercampur dengan orang ramai
Jika ingin mengetahui sift baik dari seseorang maka lihatlah saat di bergaul dengan
masyarakat
Pasal Keenam (6) Gurindam 12 Makna Yang Terkandung dalam Pasal Keenam
“ tentang pergaulan, yang menyarankan untuk mencari sahabat yang baik, demikian pula guru
sejati yang dapat mengajarkan mana yang baik dan buruk ”
Cahari olehmu akan sahabat
Yang boleh dijadikan obat
sahabat yang setia dan dapat membantu kita
Cahari olehmu akan guru
Yang boleh tahukan tiap seteru
Carilah guru yang serba tahu dan tidak menyembunyikan hal-hal buruk
Cahari olehmu akan isteri
Yang boleh menyerahkan diri
Istri yang patut diambil adalah istri yang berbakti
Cahari olehmu akan kawan
Pilih segala orang yang setiawan
Carilah teman yang setia diasaat kita senang maupun susah
Cahari olehmu akan abdi
Yang ada baik sedikit budi
Pengikut, pembantu, budak yang baik untuk diambil adalah abdi yang berbudi.
Pasal Ketujuh (7) Gurindam 12 Makna yang terkandung dalam Pasal Ketujuh
“ berisi nasihat agar orang tua membangun akhlak dan budi pekerti anak-anaknya sejak kecil
dengan sebaik mungkin. Jika tidak, kelak orang tua yang akan repot sendiri”
Apabila banyak berkata-kata
Di situlah jalan masuk dusta
Orang yang banyak bicara memperbesar kemungkinan berdusta
11. Apabila banyak berlebih-lebihan suka
Itu tanda hampirkan duka
Terlalu mengharapkan sesuatu akan menimbulkan kekecewaan yang mendalam saat
sesuatu itu tidak seperti yang diharapkan
Apabila kita kurang siasat
Itulah tanda pekerjaan hendak sesat
Setiap pekerjaan harus ada persiapannya
Apabila anak tidak dilatih
Jika besar bapanya letih
Anak yang tidak di didik semasa kecilnya akan menyebabkan saat anak itu sudah tumbuh
dewasa akan membangkan orang tua
Apabila banyak mencacat orang
Itulah tanda dirinya kurang
Jangan suka menghina orang lain
Apabila orang yang banyak tidur
Sia-sia sajalah umur
Pergunakan lah waktu sebaik-baiknya
Apabila mendengar akan kabar
Menerimanya itu hendaklah sabar
Jika menerima kabar duka atau kabar yang kurang menyenangkan maka kita harus sabar
dan menerima dengan lapang dada
Apabila mendengar akan aduan
Membicarakannya itu hendaklah cemburuan
Jangan mudah terpengaruh akan omongan orang lain
Apabila perkataan yang lemah lembut
Lekaslah segala orang mengikut
Perkataan yang lemah-lembut akan lebih didengar orang daripada perkataan yang kasar
Apabila perkataan yang amat kasar
Lekaslah orang sekalian gusar
Perkataan orang yang kasar membuat orang yang berada didekatnya resah
12. Apabila pekerjaan yang amat benar
Tidak boleh orang berbuat onar
Orang yang benar jangan disalahkan (difitnah atau dikambinghitamkan).
Pasal Kedelapan (8) Gurindam 12 Makna yang Terkandung dalam Pasal Kedelapan
“ berisi nasihat agar orang tidak percaya pada orang yang culas dan tidak berprasangka buruk
terhadap seseorang ”
Barang siapa khianat akan dirinya
Apalagi kepada lainnya
Orang yang ingkar dan aniaya terhadap dirinya sendiri tidak dapat dipercaya
Kepada dirinya ia aniaya
Orang itu jangan engkau percaya
jangan percaya terhadap orang yang suka menganiyaya orang lain
Lidah suka membenarkan dirinya
Daripada yang lain dapat kesalahannya
Jangan suka menyalahkan orang lain, dan mengganggpa bahwa diri kita paling benar
Daripada memuji diri hendaklah sabar
Biar daripada orang datangnya kabar
Pujian tidak usah dibuat sendiri tapi tunggulah datangnya dari orang lain
Orang yang suka menampakkan jasa
Setengah daripadanya syirik mengaku kuasa
Jangan menginginkan imbalan dari setiap jasa yang telah kita perbuat
Kejahatan diri disembunyikan
Kebajikan diri diamkan
Sifat-sifat jelek dalam diri kita jangan ditampakkan, begitu pula kebaikan-kebaikan yang
telah kita perbuat
Ke’aiban orang jangan dibuka
Ke’aiban diri hendaklah sangka
Jangan membuka aib atau keburukan dari orang lain, kesalahan diri sendiri harus disadar
13. Pasal ke Sembilan (9) Gurindam 12 Makna Yang Terkandung dalam Pasal Kesembilan
“ berisi nasihat tentang moral pergaulan pria wanita dan tentang pendidikan. Hendaknya dalam
pergaulan antara pria wanita ada pengendalian diri dan setiap orang selalu rajin beribadah agar
kuat imannya ”
Tahu pekerjaan tak baik tetapi dikerjakan
Bukannya manusia yaitulah syaitan
Manusia yang sudah mengetahui bahwa pekerjaan yang di larang oleh allah swt, maka
manusia tersebut tidak dapat di katakan manusia
Kejahatan seorang perempuan tua
Itulah iblis punya penggawa
Kejahatan seorang perempuan tua bagaikan pimpinan setan
Kepada segala hamba-hamba raja
Di situlah syaitan tempatnya manja
Jangan engkau tergoda akan kekayaan pada raja
Kebanyakan orang yang muda-muda
Di situlah syaitan tempat bergoda
Semasa muda jagalah iman kita jangan sampai tergoda oleh rayuan setan
Perkumpulan laki-laki dengan perempuan
Di situlah syaitan punya jamuan
Jika terdapat seorang lelaki dan seorang perempuan maka disitu pulalah setan berada
untuk menggangu iman orang tersebut
Adapun orang tua yang hemat
Syaitan tak suka membuat sahabat
Orang yang semasa mudanya tidak menyia-nyiakan waktu dan selalu melangkah di jalan
allah swt, maka setan akan menjauhi orang tersebut
Jika orang muda kuat berguru
Dengan syaitan jadi berseteru
orang muda yang gemar belajar dijauhi oleh setan.
14. Pasal ke Sepuluh (10) Gurindam 12 Makna yang Terkandung dalam Pasal Kesepuluh
“ berisi nasihat keagamaan dan budi pekerti, yaitu kewajiban anak untuk menghormati orang
tuanya ”
Dengan bapak jangan durhaka
Supaya Allah tidak murka
Jangan durharka terhadap bapak
Dengan ibu hendaklah hormat
Supaya badan dapat selamat
Setiap anak harus hormat dan patuh terhadap ibunya karena surga di telapak kaki ibu dan
ibu mempertaruhkan nyawanya untuk melahirkan anaknya
Dengan anak janganlah lalai
Supaya boleh naik ke tengah balai
Jagalah anak karena anak merupakan titipan tuhan
Dengan kawan hendaklah adil
Supaya tangannya jadi kapil
Bersikap adilah sesama teman
Makna Hujan Bulan Juni
Puisi tersebut dapat ditafsirkan sebagai sebuah kerinduan yang ditahan, yang dirahasiakan, yang
sengaja untuk tidak diucapkan. Dalam puisi di atas, ‘hujan’ tidaklah sekedar butir air yang jatuh.
Oleh Sapardi ‘hujan’ seolah diberi sebuah jiwa yang memiliki sifat-sifat tertentu (tabah, bijak,
arif), dan kemudian dapat pula dilihat perilakunya (dirahasikannya, dihapusnya,
dibiarkannya).Hal ini diperkuat dengan penggunaan majas personifikasi yang begitu dominan
dalam larik-larik puisi tersebut.
‘Hujan’ dalam puisi tersebut seolah menjadi tokoh yang begitu dekat dengan kita.Bahkan
barangkali dapat pula menjadi wakil/representasi diri kita (pembaca). Sebab bukan tidak mungkin,
pembaca memiliki rasa yang sama dengan yang dirasakan hujan tersebut, yaitu rindu yang ditahan,
dirahasiakan, dan sengaja tidak diucapkan.
Bila judul puisi tersebut (Hujan Bulan Juni) dikaitkan dengan kenyataan sehari-hari, sepertinya
memang merupakan sesuatu yang hampir mustahil.Sebab, bulan Juni merupakan bulan yang
masuk dalam rentang musim kemarau.Sehingga, hujan tidak mungkin turun di bulan Juni.Terlebih
bila kita melihat angka tahun penciptaan puisi tersebut (1989).Nah, karena itulah, hujan harus
menahan diri karena tidak mungkin turun di bulan Juni.Jadi, dapat ditafsirkan bahwa hujan bulan
Juni merupakan metafor dari kerinduan yang tertahan.
15. Makna Syair Nyanyian Anak
Hakekat atau isi dari Syair Nyanyian Anak adalah tunjuk ajar yang di dalamnya terdapat nilai-nilai
luhur agama, budaya, dan norma-norma yang dianut masyarakat. Penyampaian nilai-nilai tersebut
melalui suatu pentas sastra lokal yang hadir dalam upacara akikah. Syair harus dipahami dan
dimengerti dalam konteks sosio-kultural masyarakat, bukan semata-mata pada pilihan katanya.
Untuk tujuan tersebut, ada sekian perangkat yang harus dipersiapkan agar pemahaman yang
dicapai tidak menimbulkan kesesatan, di antaranya adalah melalui bentuk penyampaiannya yang
dalam hal ini bersifat pentas sastra.
Berdasarkan kondisi pentas sastra lokal, keberadaan penuturnya sudah sangat mengkuatirkan.
Oleh sebab itu, diperlukan upaya pelestariannya. Sudah tidak banyak lagi dijumpai kelompok
marhaban yang mampu membawakan atau melantunkan Syair Nyanyian Anak ini.
Penelitian ini berguna bagi para peneliti selanjutnya untuk mengkaji Syair Nyanyian Anak dari
kajian yang berbeda seperti kajian sosiologi, sejarah, maupun psikologi.Hal ini memungkinkan
sebab syair ini adalah berbentuk anonim, dan menyangkut sejarah Islam masuk ke Indonesia,
kemudian sarat dengan nilai-nilai moral yang ingin diajarkan oleh orang tua kepada anaknya.
Makna Syair Burung Nuri
"Syair Si Burung Nuri Satu" ialah sebahagian petikan cerita (fragmen) dari pada teks "Sayir Si
Burung Nuri", sebuah syair yang berbentuk cerita (naratif). Tergolong dalam jenis cerita unggas
(binatang) yang bersifat alogari (perbandingan,kiasan). Meskipun cerita tentang unggas atau
binatang, cerita ini boleh dibawa dalam konteks kehidupan, sikap, dan sifat manusia.
Fragmen ini memaparkan kisah tentang seekor burung Nuri yang pandai berkata-kata. Kononnya,
burung Nuri tersebut tinggal di Gunung Puteri dan berasal dari kayangan. Nuri sangat cantik; tubuh
badannya berbau wangi, rupanya menarik, tutr katanya sopan, akal pemikirannya bijak, cahaya
wajahnya bersinar, bulunya bersih bersinar, kukunya putih bersih, jari-jarinya cantik berbagai-bagai
warna, dan tiada tandingan mana-mana raja di istana. Oleh sebab kecantikan dan budi bahasa
yang baik, burung Nuri diangkat menjadi Penghulu atau Raja di udara(kayangan). Semua burung
tunduk hormat dan mematuhi segala hukum-hakam yang dilaksanakan olehnya.
Dikisahkan, pada suatu hari ketika Nuri berada di atas takhta, Nuri mengadu kepada Burung
Punai bahawa badannya berasa tidak sedap. Nuri lalu masuk beradu.Semasa tidur, Nuri bermimpi
bertemu dengan Bunga Cempaka Dadu yang sangat cantik. Nuri terkejut dan terjaga. Bayangan
Cempaka Dadu yang hadir dalam mimpinya menimbulkan rasa asyik berahi dan rindu di hati Nuri
dan menggangu fikirannya. Burung Nuri kemudian bertitah kepada Si Burung Murai agar
memanggil semua burung datang berkumpul di istana dengan segera. Murai berasa hairan dan
bimbang memikirkan sebabnya Nuri bersikap demikian, iaitu tujuan semua burung diarah
berkumpul dengan segera. Murai berasa hairan dan bimbang memikirkan sebabnya Nuri bersikap
demikian, iaitu tujuan semua burung diarah berkumpul dengan segera. Setelah Murai bertemu
dengan semua burung, Murai pun menjelaskan bahawa Nuri menitahkan semua burung berkumpul
di istana dengan segera kerana ada perkara atau tugas penting hendak dikhabar atau dilaksanankan.
16. 1.3 Setelah membuat abstraksi beberapa sajak diatas kalian bisa menuangkan ide masing-masing
sajak Syair Nyanyian anak, Gurindam 12, Puisi Hujan Bulan Juni dan Syair Butung
Nuri menjadi bait pantun yang indah, buatlah sebait pantun untuk setiap sajak yang
diabstraksikan dari Syair Nyanyian Anak menjadi Pantun nasehat , dari Syair Burung Nuri
bisa membuat pantun berkasih-kasihan / pantun perpisahan sebab syair ini memiliki kisah
kasih di samarkan akan tetapi syair tersebut ditutup dengan lupakan nuri dengan warnanya
hal ini bermakna bahwa kisah kasih tersebut kandas ditengah jalan dan Gurindam 12 bisa
buat pantun agama sebab berisikan nasehat agama yang berguna bagi masyarakat dan pada
Puisi Hujan Bulan Juni karya Supardijoko Darmono ingin menyampaikan pesan rindu yang
tertahan dengan bahasa yang sederhana tetapi syarat akan makna. Pantun berhiba hati
dapat dibuat dengan ide puisi ini. Hal ini disebabkan sebuah kemustahilan untuk
menyampaikan rindu yang terpendam sama dengan kemustakhiran hujan di bulan Juni.
Gurindam Dua Belas
Hidup manusia hanyalah sekali
Waktu tak terasa dijemput mati
Kerakusan insan tak kan pernah berhenti
Kecuali kubur telah mengunci diri hingga nanti
Hujan Di Bulan Juni
Daun manggis bertali-tali
Capa dikarang dengan ijuk
Meskipun menangis berhari hari
Tidak siapapun dating membujuk
Syair Nyanyian Anak
Kapal anjiman dari cina
Singga bermuat papan jati
Amal dan iman biar sempurna
Tidaklah jadi sesal dihati
Syair Burung Nuri
Ambil getah dikampung duri
Selaguri tumbuh digirat
Besar cinta didalam diri
Dari dunia sampai akhirat
17. 1.4 Pantun memiliik beberapa peran antara lain memelihara bahasa, menjaga fungsi kata,
menjaga alur berfikir, melatih seseorang berfikir secara logis tentang makna kata, serta
menunjukkan seseorang berfikir secara logis tentang makna kata, serta menunjukkan
seseorang dalam berfikir dalam memainkan kata. Setelah mengabstraksi beberapa bentuk
sajak diatas sebaiknya kalian memperhatikan kepiawaian bermain kata dalam menciptakan
teks pantun
1. Setelah teks informasi terkumpul dan terkelompokkan dengan baik, cobalah kalian
memilih kata yang cocok untuk teks pantun yang akan di bangun. Dengan memenuhi kaidah
kebahasaan yang berlaku dalam teks pantun ini kalian bisa menggunakan tema alam dan
kehidupan masyarakat sekitar
2. Suntinglah terus kata yang telah kalian kumpulkan jika belum mendapat rima yang bagus
dan memberi makna sesuai dengan kalian maksudkan
3. Setelah mendapat kata yang sesuai dengan maksud pembuatan teks pantun yang kalian
inginkan tentukanlah kalimat yang cocok untuk sampiran da nisi pada teks pantun kalian
bangun.
4. Setelah itu sesuaikan rima yang digunakan kemudian kalian diharapkan bisa membangun
teks pantun secara mandiri dengan demikian melalui berpantun akan menambah cita sara
bahasa kalian
Pinang muda di belah dua
Anak burung mati di ranggah
Dari muda sampai ke tua
Ajaran baik jangan di ubah
Rambut di kucir sambil memakai pita
Pita yang bagus merah muda warnanya
Begitu banyak nikmat yang diberikan kepada kita
Janganlah lupa untuk mensyukurinya