SlideShare a Scribd company logo
1 of 56
METODA PELAKSANAAN DAN KRETERIA PENERIMAAN
PEMBANGUNAN JALAN AKSES DARI TERMINAL EKSEKUTIF BAKAUHENI KE JALAN LINTAS TIMUR SUMATERA SERTA AREA PARKIR
KAWASAN SIGER CULTURAL PARK BAKAUHENI HARBOUR CITY
Rencana kegiatan pemeriksaan untuk menjamin bahwa setiap input yang digunakan adalah memadai/sesuai persyaratan , setiap proses yang
dilakukan adalah sesuai dengan rencana/sesuai persyaratan dan produk kegiatan sesuai dengan rencana/peryaratan beserta metode pemeriksaan
dan kriteria penerimaannya.
No. Pemeriksaan Metode Kriteria Penerimaan Waktu
A. PEKERJAAN PERSIAPAN
1 Mobilisasi dan
Demobilisasi
- Mobilisasi personil
- Mobilisasi peralatan
- Mobilisasi fasilitas kantor
- Mobilisasi fasilitas laboratorium
- Demobilisasi
- 50% dibayarkan bila mobilisasi
mencapai 50%
- 20% Mobilisasi dibayarkan bila
semua peralatan sudah ada
dilokasi pekerjaan
- Mobilisasi fasilitas kantor
- 30% pembayaran mobilisasi
setelah demobilisasi.
2 Pengukuran dan
Positioning
Pengukuran & Perhitungan
Alat :
 Theodolite T2 & T0,
 Waterpass,
 bak,
 geodeticmeter dari pita dan rantai
 Total Station
Pengukuran Lapangan:
Survey topografi detail/mengukur ulang kondisi eksisting Pelaksana pekerjaan
wajib melakukan survey topografi/mengukur ulang kondisi eksisting yang ada
dan melaporkan kepada pihak Konsultan Perencana dan Konsultan Pengawas.
Ukuran-ukuran patokan dan ukuran yang telah ditetapkan dalam gambar-
gambar menjadi acuan dilapangan. Jika terdapat perbedaan ukuran antara
gambar-gambar utama dengan gambar-gambar perincian, maka yang
mengikat adalahukuran-ukuran pada gambar utama.Namun demikian hal-hal
tersebut harus dilaporkan segera kepada Konsultan Perencana dan Konsultan
Pengawas. Pengambilan dan pemakaian ukuran ukuran yang keliru selama
Pengukuran dan perhitungan
dilakukan secara bersama-sama
pelaksanaan pekerjaan adalah menjadi tanggung jawab dan resiko Kontraktor
sepenuhnya. Ketidak cocokan yang mungkin ada mengenai perbedaan-
perbedaan antara gambar dan kenyataan harus segera dilaporkan kepada
Konsultan Perencana dan Konsultan Pengawas, untuk diproses keputusannya
ke Pemberi Tugas dan . Sebagai ukuran pokok kurang lebih 0,00 (titik duga
pokok = titik nol) ditentukan kemudian oleh tanda-tanda tersebut dari patok-
patok beton yang permanen di atas halaman pembangunan. Oleh Kontraktor
tanda tanda tetap ini harus dijaga dan dipelihara selama pembangunan.
Penetapan ukuran dan sudut sudut siku tetap dijaga dan diperhatikan dengan
ketelitian yang sebesar-besarnya antara lain dengan mempergunakan alat-alat
waterpas dan theodolit. Piket-piket untuk mengadakan sumbu sumbu (as)
dan tinggi tidak boleh lebih kecil dari 10 x 10 cm yang terbuat dari balok kayu
kualitas kelas 1.
Pelaksanaan pengukuran agar memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
- Garis sempadan dan patok patok yang sah dikerjakan oleh Kontraktor dan
disyahkan oleh Dinas Tata Kota Pemda Setempat dinyatakan dalam
sebuah Berita Acara.
- Pelaksanaan ini jika terdapat kelambatan, tidak akan dapat dipakai alasan
untuk penundaan waktu pembangunan; semua biaya adalah tanggung
jawab Kontraktor.
- Level Lantai dasar bangunan ini adalah setinggi kurang lebih +0.900 m
dari permukaan jalan Asia dan jalan Australia. Peil lantai ini kita sebut
kurang lebih ±0.000 m, selanjutnya peil ini yang dijadikan pegangan pada
waktu pelaksanaan.
- Pengukuran siku hanya dilakukan dengan alat teropong Waterpas atau
Theodolit.
- Pengukuran siku dengan benang secara azas segitiga Phytagoras tidak
diperkenankan.
- Kebenaran pengukuran-pengukuran horizontal maupun vertical
sepenuhnya adalah tanggung jawab Kontraktor.
3 Pekerjaan
Pembersihan
Lapangan dan
Perataan
a. Lingkup
Lingkup pekerjaan ini meliputi pekerjaan penyediaan peralataan untuk
clearing, tenaga dan termasuk pembuangan hasil clearing yang tidak
digunakan ke luar lokasi proyek serta pemindahan dan pemasangan kembali
utiltas yang terkena bongkaran.
b. Pelakasanaan Pekerjaan:
1) Pada umumnya, tempat-tempat untuk bangunan dibersihkan.
Penebasan/pembabatan harus dilaksanakan terhadap semua belukar,
Satuan Mata Pembayaran dan
pengukuran untuk pelaksanaan
pekerjaan ini adalah :
meterpersegi (m2) dan
dibayarkan Ketika pekerjaan
telah selesai dilaksanakan
sampah yang tertanam dan material lain yang tidak diinginkan berada dalam
daerah yang akan dikerjakan, harus dihilangkan, ditimbun kemudian dibakar
atau dibuang dengan cara-cara yang disetujui oleh pengawas. Semua sisa-
sisa tanaman seperti akar-akar, rumput-rumput dan sebagainya, harus
dihilangkan sampai kedalaman 0,5 m di bawah tanah dasar/permukaan.
2) Semua daerah urugan, harus dipadatkan, baik urugan yang telah ada
maupun terhadap urugan yang baru. Tanah urugan harus bersih dari sisa-
sisa tumbuhan atau bahan-bahan yang dapat menimbulkan pelapukan
dikemudian hari.
3) Pembuatan dan pemasangan papan dasar pelaksanaan (bouwplank)
termasuk pekerjaan Kontraktor dan harus dibuat dari kayu jenis Meranti atau
setara setebal 3 cm dengan tiang dari kaso 5/7 atau dolken berdiameter 8-
10 cm dengan jarak 2 meter satu sama lain. Pemasangan harus kuat dan
permukaan atasnya rata dan sipat datar (waterpas). Segala pekerjaan
pengukuran, persiapan termasuk tanggungan Kontraktor.
4) Kontraktor harus menyediakan alat-alat ukur sepanjang masa pelaksanaan
berikut ahli ukur yang berpengalaman dan setiap kali apabila dianggap perlu
siap untuk mengadakan pengukuran ulang.
5) Padapapan dasar pelaksanaan (bouwplank) harus dibuat tanda-tanda yang
menyatakan as-as dan atau level/peil-peil dengan warna yang jelas dan tidak
mudah hilang jika terkena air/hujan.
6) Sebelum melaksanaan clearing kontraktor haru menginventarisasi utilitas
yang ada dibawah area yang akan diclearing.
7) Pemindahan dan pemasangan kembali utilitas yang terkena bongkaran
menjadi tanggung jawab kontraktor dan harus sudah diperhitungkan dalam
biaya clearing.
4 Sewa Direksi Keet 1).Kontraktor harus menyediakan tempat selama berlangsungnya pekerjaan
yang mendapat persetujuan Direksi berupa kantor direksi lengkap dengan
perlengkapannya yang terdiri dari:
- Meja dengan kursinya
- 1 (satu) set meja dan kursi tamu
- Lemari/rak untuk menyimpan dokumen-dokumen
- Papan tulis beserta pelengkapannya
- Panel untuk gambar
- Obat-obatan dan
- Perlengkapan K3
2). Kantor Direksi dibuat dengan ukuran panjang 10 m dan lebar 4 m dengan
jenis dan mutu bahan dipakai adala sebagai berikut:
- Atap : Seng gelombang
Satuan mata pembayaran dan
pengukuran adalah m2.
- Dinding : papan triplek
- Rangka : kayu tipe IV
- Lantai : beton dengan tebal 6 cm ad. 1 pc : 3 pasir : 5 split
- Jendela : biasa
- Pintu : rangka kayu
- Peralatan : disesuaikan dengan kebutuhan kantor proyek Material yang
digunakan Kontraktor harus produk dalam negeri dan sesuai SNI (Standart
Nasional indonesia).
3).Kontraktor harus mengadakan penjagaan keamanan, personil maupun
material selama proyek berlangsung.
5 Los Kerja dan
Gudang (2 lokasi)
- Kontraktor harus menyediakan gudang untuk penyimpanan material yang
cukup memenuhi syarat agar material-material yang tersimpan tidak lekas
rusak dan dilengkapi alat-alat pemadam kebakaran.
- Kontraktor harus menyediakan los-los kerja untuk para pekerja yang
dilengkapi obat-obatan serta memenuhi syarat kesehatan.
- Kontraktor harus mengadakan penjagaan keamanan, personil maupun
material selama proyek berlangsung.
Satuan mata pembayaran dan
pengukuran adalah m2.
6 Papan Nama
Proyek (2 lokasi)
a).Lingkup Pekerjaan
Penyedia diwajibkan membuat papan nama proyek. Papan nama tersebut
dipasang pada tempat yang dapat di ketahui atau pada lokasi yang terbuka
serta berdiri sendiri (tidak dipasang pada tumpangan lain seperti pohon,
dinding rumah, dan lain – lain). Adapun ukuran papan nama proyek
berukuran 1,20 m x 1,80 m dibuat sebanyak 1 buah.
b). Syarat Peralatan
Peralatan yang digunakan adalah peralatan tukang kayu atau menggunakan
alat bantu lainnya.
c). Syarat Bahan
- Multiplek tebal 6 mm
- Kayu 5/7 Kelas IV tinggi 3 m
- Printing Banner Plastik uk. 1,2 m x 1,8 m
- Paku berbagai ukuran
- Cat Kayu
d). Syarat Tenaga Kerja
- Pekerja
- Tukang
- Kepala Tukang
- Mandor
Satuan mata pembayaran dan
pengukuran papan nama
pekerjaan/Papan Proyek satuan
buah (Bh). Papan nama proyek
dibayar setelah terpasang di
lokasi pekerjaan.
Dalam melaksanakan pekerjaan dilengkapi Alat Pelindung Diri yang telah
arahkan oleh petugas K3.
e). Syarat Metode Pelaksanaan
Pekerjaan ini secara garis besar dilakukan:
- Printing Banner Plastik uk. 1,2 m x 1,8 sebanyak 1 lembar di cetak oleh
percetakan yang jelas baik dari warna maupun informasi yang tertera
dalam papan nama pekerjaan/papan proyek.
- Informasi yang tercantum dalam papan nama pekerjaan/papan proyek
diantaranya adalah :
• Papan nama pekerjaan/papan proyek direkatkan pada 21 Spesifikasi
Teknis Pekerjaan Pembangunan Pengaman Pantai Penyak –
Terentang multiflek tebal 6 mm dengan ukuran yang sama dengan
Printing Banner, dipasang secara rapih tidak bergelombang.
• Papan nama pekerjaan/papan proyek dipaku pada tiang penyanggah
dari kayu ukuran 5/7 Kelas IV.
• Papan nama pekerjaan/papan proyek di pasang atau didirikan
menggunakan kayu ukuran 5/7 Kelas IV setinggi 3 m.
• Semua permukaan kayu dicat dengan warna yang cerah untuk mudah
dilihat.
f).Satuan mata pembayaran dan pengukuran papan nama pekerjaan/Papan
Proyek satuan buah (Bh). Papan nama proyek dibayar setelah terpasang di
lokasi pekerjaan.
7 Pagar Pengaman
Proyek (2 lokasi)
Pagar pengaman proyek dibutuhkan selama pelaksanaan pekerjaan
berlangsung. Sebelum pagar pengaman proyek dibuat, telebih dahulu
dilakukan pengukuran untuk batas-batas area pekerjaan. Pagar pengaman
proyek dibuat dengan menggunakan penutup seng gelombang dan tiang kaso.
Pagar sementara didirikan mengelilingi batas area lokasi pekerjaan. Untuk
sirkulasi keluar masuk, pada bagian depan pagar pengaman proyek dibuat
pintu lengkap dengan pengunci. Pagar pengaman proyek dapat dibongkar
setelah pelaksanaan pekerjaan proyek selesai.
-
8 Listrik Listrik kerja diharapkan untuk membantu pekerjaan pemotongan besi, pompa
air, penerangan kerja serta power untuk mengoperasikan alat bantu kerja
lainnya. Pengadaan listrik kerja dengan menciptakan meteran listrik gres
dengan pengajuan ke PLN atau dari Genset tergantung dari efisiensinya
terhadap pelaksanaan pekerjaan.
-
9 Air Kerja Air kerja sangat diharapkan dalam menunjang pelaksanaan pekerjaan, dimana
air kerja berfungsi untuk pekerjaan testing comissioning dan gabungan
adukan pekerjaan lainnya. Untuk pengadaan air kerja diharapkan satu buah
mesin pompa untuk distribusi air kerja. Pemasangan pompa air dilakukan
dengan terlebih dahulu melaksanakan pemantekan untuk mendapat sumber
-Untuk seluruh pelaksanaan agar
menggunakan air yang tidak
mengandung minyak, asam
alkali, garam, bahan-bahan
organis atau bahan-bahan lain
air, lalu dilakukan pemasangan pipa dan kran air. Air untuk keperluan kerja
ditampung dalam toren air atau drum air. Air kerja sanggup juga diperoleh
dari sumber existing yang ada dengan penyambungan dan membayar
sejumlah biaya yang telah ditentukan.
yang merusak bangunan,
memenuhi syarat-syarat yang
ditentukan dalam PUBI-1970/NI-
3. Dalam hal ini harus
dinyatakan dengan hasil test
dari laboratorium yang
berkompeten. Khusus untuk
beton jumlah air yang digunakan
untuk membuat adukan
disesuaikan dengan jenis
pekerjaan beton, dapat
ditentukan dengan ukuran isi
atau ukuran berat serta harus
dilakukan dengan tepat.
10 Dokumentasi dan
Administrasi
Foto proyek dibuat 3 (tiga) tahap, sebelum pelaksanaan pekerjaan (kondisi
eksisting), saat pelaksanaan pekerjaan dan selesai pelaksanaan pekerjaan.
Pemotretan dilakukan dengan latar belakang yang sama yang dilaksanakan
pada kondisi 0% (kondisi eksisting), 20%, 50%, 75% dan 100% (selesai
pelaksanaan) sesuai dengan pengajuan termijn, kemudian
disusun/dimasukkan ke dalam laporan pengajuan termijn/progress dan ke
dalam album sebagai dokumentasi. Pengambilan foto proyek dilakukan secara
terus menerus sampai proyek selesai, terutama apabila ada momen-momen
tertentu yang dianggap penting
-
-
B. PEKERJAAN SMKK
Kontraktor berkewajiban:
a. Menyediakan segala alat penolong untuk menghindari bahaya dan memberikan pertolongan jika terjadi kecelakaan di tempat
pekerjaan, biaya perawatan menjadi tanggungjawab Kontraktor.
b. Segera memberitahukan secara tertulis kepada Direksi mengenai terjadinya kecelakaan dengan disertai keterangan seperlunya.
c. Menyediakan peralatan yang sesuai dengan peraturan kesehatan di tempat pekerjaan.
d. Kontraktor harus membuat pengaturan dengan rumah sakit terdekat dan dengan dokter setempat sehingga bagi para
pegawai/pekerjanya yang sakit atau mengalami kecelakaan segera dapat menerima pengobatan yang baik, pada setiap saat baik
siang maupun malam.
e. Menyediakan air minum yang cukup dan memenuhi syarat-syarat kesehatan bagi para pekerja, yang semuanya menjadi beban
Kontraktor
Lingkup Pekerjaan Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi yang selanjutnya disebut SMKK adalah bagian dari sistem manajemen
pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi dalam rangka penerapan keamanan, keselamatan, kesehatan, dan keberlanjutan pada setiap
Pekerjaan Konstruksi.
1).Kegiatan penyelenggaraan Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi, mencakup. Kegiatan Penyelenggaraan Sistem Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum mengacu Peraturan Menteri Pekerjaan Umum
Nomor : 21/PRT/M/2019.
2). Satuan pekerjaan ini secara garis besar yang terdapat pada perincian kegiatan penyelenggaraan Sistem Manajemen Keselamatan
Konstruksi sebagaimana tercantum dalam lampiran adalah satuan habis pakai;
3). Dalam hal terdapat perbaikan pekerjaan pada masa pemeliharaan, tanggung jawab Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi
tetap menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa;
4).Bukti penerapan kegiatan penyelenggaraan Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi harus didokumentasikan dan menjadi
bagian dari laporan hasil pelaksanaan pekerjaan;
5). Penyelenggaraan Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi sesuai dengan tingkat resiko, kebutuhan tenaga kerja dan tamu.
6). Setiap tenaga kerja diberikan KIP;
7). Sebelum tamu melaksanakan tinjauan terhadap pelaksanaan pekerjaan petugas K3 memberikan induksi pengarahan K3.
1 Penyiapan RK3K
terdiri atas:
Syarat Bahan Terdapat bahan yang digunakan dalam penyelenggaran SMKK
berupa dokumen, arahan, sosialisasi, pelatihan serta himbauan diantaranya
adalah:
- Pembuatan Manual, Prosedur, Instruksi Kerja, Izin Kerja
- Pembuatan Kartu Identitas Pekerja (KIP)
Satuan Mata Pembayaran untuk
penyelenggaran SMKK adalah :
Kegiatan (Keg)
2 Sosialisai dan
Promosi K3 terdiri
atas:
Syarat Bahan Terdapat bahan yang digunakan dalam penyelenggaran SMKK
berupa dokumen, arahan, sosialisasi, pelatihan serta himbauan diantaranya
adalah:
- Induksi K3 (Safety induction)
- Pengarahan K3 (Safety breafing) : Pertemuan keselamatan (Safety talk
dan/atau tool box meeting)
- Pelatihan K3
- K3 Peralatan Konstruksi & Penggunaan Bahan Kimia (MSDS)
- Analisis Keselamatan Pekerjaan
- Perilaku Berbasis Keselamatan (Budaya K3)
- P3K
- Pencegahan Covid-19
- Simulasi K3
- Spanduk (Banner)
- Poster
- Papan Informasi K3
Satuan Mata Pembayaran untuk
penyelenggaran SMKK adalah :
Kegiatan (Keg)
3 Alat Pelindung Diri
terdiri atas:
Syarat Peralatan Peralatan yang digunakan dalam penyelenggaran SMKK
sesuai kebutuhan serta memperhatikan jenis pekerjaan dan risiko k3
pekerjaan, adapun peralatannya adalah :
- Topi Pelindung (safety helmet)
- Sepatu Keselamatan (safety shoes) untuk Staff
- Sepatu Keselamatan (rubber safety shoes and toe cap)
- Rompi Keselamatan (safety vest)
Satuan Mata Pembayaran untuk
penyelenggaran SMKK adalah :
Kegiatan (Keg)
4 Asuransi dan - BPJS Ketenagakerjaan dan Kesehatan Kerja; Satuan Mata Pembayaran untuk
Perijinan terdiri
atas:
(Berdasarkan KEPMENAKER Nomor : KEP-
196/MEN/1999).
- Surat Izin Kelaikan Alat
- Surat Izin Operator
- Surat Izin Pengesahan Panitia Pembina Keselamatan
dan Kesehatan Kerja (P2K3)
penyelenggaran SMKK adalah :
Kegiatan (Keg)
5 Personil K3 Syarat Tenaga Kerja Tenaga kerja dalam pelaksanaan SMKK terdiri
- Ahli K3
- Petugas P3K
- Asisten Petugas K3/safety man/pengatur
lalu lintas (flagman)
Satuan Mata Pembayaran untuk
penyelenggaran SMKK adalah :
Kegiatan (Keg)
6 Fasilitas, Sarana
dan Prasarana
Kesehatan:
- Peralatan P3K (kotak P3K, tandu, tabung oksigen, obat luka, perban,dll)
- Ruang P3K (tempat tidur pasien, stetoskop, timbangan berat badan, tensi
meter, dll)
- Penyediaan Fasilitas Kesehatan Pencegahan Covid-19 (thermoscan,
handsanitizer, dll)
Satuan Mata Pembayaran untuk
penyelenggaran SMKK adalah :
Kegiatan (Keg)
7 Rambu-rambu
yang Diperlukan:
- Rambu Petunjuk
- Rambu Larangan
- Rambu Peringatan
- Rambu Kewajiban
- Rambu Informasi
- Rambu Pekerjaan Sementara
Satuan Mata Pembayaran untuk
penyelenggaran SMKK adalah :
Kegiatan (Keg)
8 Lain-lain terkait
Pengendalian
Risiko K3:
- Alat Pemadam Api Ringan (APAR) 10kg
- Bendera K3
- Sirine
- Jalur Evakuasi (escape route)
- Lampu Darurat (emergency lamp)
- Program Inspeksi dan Audit Internal
Satuan Mata Pembayaran untuk
penyelenggaran SMKK adalah :
Kegiatan (Keg)
- Pelaporan & Penyelidikan Insiden
C. PEKERJAAN JALAN AKSES
C1 PEKERJAAN TANAH
1 Pekerjaan Galian
Tanah Biasa
Pelaksanaan Pekerjaan :
1) Pengajuan Kesiapan Kerja dan Pencatatan
- Untuk setiap pekerjaan galian yang dibayar menurut Seksi ini, sebelum
memulai pekerjaan, Penyedia Jasa harus menyerahkan kepada Direksi,
gambar detil penampang melintang yang menunjukkan atau
penggalian paling lambat 6 hari sebelum pekerjaan dimulai. elevasi
tanah asli sebelum operasi pembersihan dan pembongkaran,
- Penyedia Jasa harus memasang patok-patok batas galian paling lambat
3 hari sebelum pekerjaan dimulai.
- Penyedia Jasa harus menyerahkan kepada Direksi Teknik metode kerja
dan gambar detil seluruh struktur baik pekerjaan permanen maupun
pekerjaan sementara yang diusulkan atau yang diperintahkan untuk
digunakan, seperti penyokong (shoring), pengaku (bracing), cofferdam,
dan dinding penahan rembesan (cut-off wall), dan gambar-gambar
tersebut harus memperoleh persetujuan dari Direksi Pekerjaan sebelum
melaksanakan pekerjaan galian yang akan dilindungi oleh struktur
sementara yang diusulkan.
- Penyedia Jasa harus memberitahu Direksi untuk setiap galian yang
telah mencapai elevasi dasar lapisan perkerasan.
- Arsip tentang rencana peledakan dan semua bahan peledak yang
digunakan, yang menunjukkan lokasi serta jumlahnya, harus
disampaikan oleh Penyedia Jasa untuk diperiksa oleh Direksi.
- Penyedia Jasa harus menyerahkan kepada Direksi Pekerjaan suatu
catatan tertulis tentang lokasi, kondisi dan kuantitas perkerasan jalan
yang akan dikupas atau digali. Pencatatan pengukuran harus dilakukan
setelah seluruh bahan perkerasan jalan telah dikupas atau digali.
2) Pengamanan Pekerjaan Galian
- Penyedia Jasa harus memikul semua tanggung jawab dalam menjamin
keselamatan pekerja, yang melaksanakan pekerjaan galian, penduduk
dan bangunan yang ada di sekitar lokasi galian.
- Selama pelaksanaan pekerjaan galian, Penyedia Jasa harus menjaga
stabilitas lereng, struktur, penyokong (shoring) dan pengaku (bracing)
yang jika tidak dilaksanakan dapat menjadi tidak stabil atau rusak oleh
pekerjaan galian tersebut.
- Peralatan berat untuk pemindahan tanah, pemadatan atau keperluan
lainnya tidak diijinkan berada atau beroperasi lebih dekat 1,5 m dari
- Penggalian Harus Sesuai
dengan Gambar rencana,
Spesifikasi teknis, serta elevasi
yg di bentuk memenuhi
design.
tepi galian drainase, gorong- gorong pipa atau galian pondasi untuk
struktur yang terbuka.
- Cofferdam, dinding penahan rembesan (cut-off wall) atau cara lainnya
untuk mengalihkan air di daerah galian harus dirancang sebagaimana
mestinya dan cukup kuat untuk menjamin tidak terjadi keruntuhan
yang dapat membanjiri tempat kerja.
- Dalam setiap saat, bilamana pekerja atau orang lain berada dalam
lokasi galian yang membahayakan keselamatan, maka Penyedia Jasa
harus menempatkan seorang pengawas keamanan di lokasi kerja yang
tugasnya hanya memantau keamanan dan kemajuan. Sepanjang waktu
penggalian, peralatan galian cadangan (yang belum dipakai) serta
perlengkapan P3K harus tersedia pada tempat kerja galian.
- Bahan peledak yang diperlukan untuk galian batu harus disimpan,
ditangani, dan digunakan dengan hati-hati dan di bawah pengendalian
yang ekstra ketat sesuai dengan Peraturan dan Perundang undangan
yang berlaku. Penyedia Jasa harus bertanggung jawab dalam
mencegah pengeluaran atau penggunaan yang tidak sesuai atas setiap
bahan peledak dan harus menjamin bahwa penanganan peledakan
hanya dipercayakan kepada orang yang berpengalaman dan
bertanggung jawab.
- Semua galian terbuka harus diberi rambu peringatan dan penghalang
(barikade) yang cukup untuk mencegah pekerja atau orang lain
terjatuh ke dalamnya, dan setiap galian terbuka pada lokasi jalur lalu
lintas maupun lokasi bahu jalan harus diberi rambu tambahan pada
malam hari berupa drum yang dicat putih (atau yang sejenis) beserta
lampu merah atau kuning guna menjamin keselamatan para pengguna
jalan, sesuai dengan yang diperintahkan Direksi.
3) Pengamanan Hasil Kerja
- Pada setiap tahap penggalian terbuka, permukaan galian harus tetap
dalam kondisi yang mulus (sound), untuk mencegah gangguan operasi
dan perendaman akibat hujan.
- Galian saluran atau galian lainnya yang memotong jalan harus
dilakukan dengan tatacara pelaksanaan sedemikian rupa sehingga jalan
tetap terbuka untuk lalu lintas pada setiap saat.
- Bilamana lalu lintas pada jalan terganggu karena peledakan atau
operasi-operasi pekerjaan lainnya, Penyedia Jasa harus mendapatkan
persetujuan terlebih dahulu atas jadwal gangguan tersebut dari pihak
yang berwenang dan juga dari Direksi Pekerjaan.
- Kecuali diperintahkan lain oleh Direksi Pekerjaan maka setiap galian
perkerasan harus ditutup kembali dengan bahan yang lebih baik/kuat
dari aslinya pada hari yang sama sehingga dapat dibuka untuk lalu
lintas.
- Kecuali diperintahkan lain oleh Direksi maka setiap pekerjaan beton
harus ditutup kembali dengan bahan beton pada hari yang sama
sehingga dapat dibuka untuk lalu lintas setelah beton berumur 14 hari.
4) Kondisi Tempat Kerja
- Seluruh galian harus dijaga agar bebas dari air dan Penyedia Jasa harus
menyediakan semua bahan, perlengkapan dan pekerja yang diperlukan
untuk pengeringan (pemompaan), pengalihan saluran air dan
pembuatan drainase sementara, dinding penahan rembesan (cut off
wall) dan cofferdam. Pompa siap pakai di lapangan harus senantiasa
dipelihara sepanjang waktu untuk menjamin bahwa tak akan terjadi
gangguan dalam pengeringan dengan pompa.
- Bilamana Pekerjaan sedang dilaksanakan pada drainase lama atau
tempat lain dimana air atau tanah rembesan (seepage) mungkin sudah
tercemari, maka Penyedia Jasa harus senantiasa memelihara tempat
kerja dengan memasok air bersih yang akan digunakan oleh pekerja
untuk kebutuhan mandi dan cuci, berikut dengan sabun dan
desinfektan yang memadai.
5) Perbaikan terhadap Pekerjaan Galian yang Tidak Memenuhi Ketentuan.
Pekerjaan galian yang tidak memenuhi toleransi dalam spesifikasi ini
sepenuhnya menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa dan harus
diperbaiki oleh Penyedia Jasa sebagai berikut:
- Lokasi galian dengan garis dan ketinggian akhir yang melebihi garis
dan ketinggian yang ditunjukkan dalam Gambar atau sebagaimana
yang diperintahkan Direksi harus digali lebih lanjut sampai
memenuhi toleransi yang disyaratkan.
- Lokasi dengan penggalian yang melebihi garis dan ketinggian yang
ditunjukkan dalam Gambar atau sebagaimana yang diperintahkan
oleh Direksi, atau dasar galian yang mengalami kerusakan atau
menjadi lembek, maka material yang telah rusak dibuang dan
ditimbun kembali dengan material yang lebih baik sebagaimana
yang diperintahkan Direksi, dipadatkan dan dibentuk sesuai
ketentuan dalam spesifikasi ini.
- Lokasi galian perkerasan beraspal dengan dimensi dan kedalaman
yang melebihi yang telah ditetapkan oleh Direksi, harus diperbaiki
dengan menggunakan bahan-bahan yang sesuai dengan kondisi
perkerasan lama sampai mencapai elevasi rancangan.dan
persyaratan persyaratan yang seharusnya.
6) Utilitas Bawah Tanah
Penyedia Jasa harus bertanggungjawab untuk memperoleh informasi
tentang keberadaan dan lokasi utilitas bawah tanah dan membayar
setiap ijin atau kewenangan lainnya yang diperlukan dalam
melaksanakan galian yang diperlukan dalam Kontrak. Penyedia Jasa
harus bertanggungjawab untuk menjaga dan melindungi setiap utilitas
bawah tanah yang masih berfungsi seperti pipa, kabel, atau saluran
bawah tanah lainnya atau struktur yang mungkin dijumpai dan harus
memperbaiki setiap kerusakan yang timbul akibat operasi kegiatannya.
7) Prosedur Umum Pelakasanaan Pekerjaan
- Penggalian harus dilaksanakan menurut kelandaian, garis, dan elevasi
yang ditentukan dalam Gambar yang disetujui oleh Direksi dan harus
mencakup pembuangan semua bahan dalam bentuk apapun yang
dijumpai, termasuk tanah, batu, batu bata, beton, pasangan batu dan
bahan perkerasan lama, yang tidak digunakan untuk pekerjaan
permanen
- Pekerjaan galian harus dilaksanakan dengan gangguan yang seminimal
mungkin terhadap bahan di bawah dan di luar batas galian.
- Bilamana bahan yang terekspos pada garis formasi atau tanah dasar
atau pondasi dalam keadaan lepas atau lunak atau kotor atau menurut
pendapat Direksi tidak memenuhi syarat, maka bahan tersebut harus
seluruhnya atau sebagian dibuang dan diganti dengan bahan timbunan
sesuai persyartan tanah sebagai bahan timbunan. Bilamana bahan
yang terekspos memenuhi syarat maka perlu dilakukan penanganan
sesuai dengan spesifikasi ini.
- Bilamana pada garis formasi dijumpai batu, lapisan keras atau bahan
yang sukar dibongkar untuk selokan, pada tanah dasar untuk
perkerasan maupun bahu jalan, atau pada dasar galian pipa atau
pondasi struktur, maka bahan tersebut harus digali 15 cm lebih dalam
dari permukaan rencana. Tonjolan-tonjolan batu yang runcing pada
permukaan yang terekspos tidak boleh tertinggal dan semua pecahan
batu yang diameternya lebih besar dari 5 cm harus dibuang. Profil
galian yang disyaratkan harus diperoleh dengan cara menimbun
kembali dengan bahan yang disetujui Direksi dan dipadatkan.
- Peledakan sebagai cara pembongkaran batu hanya boleh digunakan
jika, menurut pendapat Direksi Pekerjaan, tidak praktis menggunakan
alat bertekanan udara atau suatu penggaru (ripper) hidrolis berkuku
tunggal. Direksi Pekerjaan dapat melarang peledakan dan
memerintahkan untuk menggali batu dengan cara lain, jika, menurut
pendapatnya, peledakan tersebut berbahaya bagi manusia atau
struktur di sekitarnya, atau bilamana dirasa kurang cermat dalam
pelaksanaannya.
- Bilamana diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan, Penyedia Jasa harus
menyediakan anyaman pelindung ledakan (heavy mesh blasting) untuk
melindungi orang, bangunan dan pekerjaan selama penggalian. Jika
dipandang perlu, peledakan harus dibatasi waktunya sebagai yang
ditetapkan oleh Direksi.
- Penggalian batu harus dilakukan sedemikian, apakah dengan peledakan
atau cara lainnya, sehingga permukaan galian harus dibiarkan pada
kondisi yang aman dan serata mungkin. Batu 20 yang lepas atau
bergantungan dapat menjadi tidak stabil atau menimbulkan bahaya
terhadap pekerjaan atau orang harus dibuang atau diperkuat dengan
angker, baik pada pemotongan batu yang baru maupun yang lama.
8) Galian pada Tanah Dasar
Perkerasan dan Bahu Jalan, Pembentukan Berm, Selokan dan Talud.
Ketentuan dalam Spesifikasi ini, Penyiapan Tanah Dasar, harus berlaku
seperti juga ketentuan dalam Seksi ini.
9) Galian untuk Struktur dan Pipa
- Galian untuk pipa, gorong-gorong atau drainase beton dan galian untuk
pondasi jembatan atau struktur lain, harus cukup ukurannya sehingga
memungkinkan pemasangan bahan konstruksi sesuai gambar rencana,
sehingga pengawasan dan pemadatan penimbunan kembali di bawah
dan di sekeliling pekerjaan.dapat dilakukan dengan cermat.
- Cofferdam, penyokong (shoring) dan pengaku (bracing) atau tindakan
lain untuk mengeluarkan air harus dipasang untuk pembuatan dan
pemeriksaan acuan dan untuk memungkinkan pemompaan dari luar
acuan.
- Cofferdam atau penyokong atau pengaku yang tergeser selama
pekerjaan galian harus diperbaiki, dikembalikan posisinya dan diperkuat
untuk menjamin kebebasan ruang gerak yang diperlukan selama
pelaksanaan.
- Cofferdam, penyokong dan pengaku (bracing) yang dibuat untuk
pondasi jembatan atau struktur lainnya harus diletakkan sedemikian
hingga tidak menyebabkan terjadinya penggerusan dasar, tebing atau
bantaran sungai.
- Bila galian parit untuk gorong-gorong atau lainnya dilakukan pada
timbunan baru, maka timbunan harus dikerjakan sampai ketinggian
yang diperlukan dengan jarak masing-masing lokasi galian parit tidak
kurang dari 5 kali lebar galian parit tersebut, dilaksanakan dengan sisi-
sisi yang setegak mungkin sebagaimana kondisi tanahnya mengijinkan.
- Setiap pemompaan pada galian harus dilaksanakan sedemikian,
sehingga dapat dihindari kemungkinan terbawanya bagian bahan yang
baru terpasang. Setiap pemompaan yang diperlukan selama
pengecoran beton, atau untuk suatu periode paling sedikit 24 jam
sesudahnya, harus dilaksanakan dengan pompa yang diletakkan di luar
acuan beton tersebut.
- Galian sampai elevasi akhir pondasi untuk telapak pondasi struktur tidak
boleh dilaksanakan sampai sesaat sebelum pondasi akan dicor.
10) Galian pada Sumber Bahan
- Sumber bahan (borrow pits), apakah di dalam Daerah Milik Jalan
atau di tempat lain, harus digali sesuai dengan ketentuan dari
Spesifikasi ini.
- Persetujuan untuk membuka sumber galian baru atau
mengoperasikan sumber galian lama harus memperoleh persetujuan
secara tertulis dari Direksi sebelum setiap operasi penggalian
dimulai.
- Sumber bahan (borrow pits) di atas tanah yang mungkin digunakan
untuk pelebaran jalan mendatang atau keperluan pemerintah
lainnya, tidak diperkenankan.
- Penggalian sumber bahan harus dilarang atau dibatasi bilamana
penggalian ini dapat mengganggu drainase alam atau drainase yang
dirancang.
- Pada daerah yang lebih tinggi dari permukaan jalan, harus diratakan
sedemikian rupa sehingga seluruh air permukaan dapat mengalir ke
gorong-gorong berikutnya tanpa genangan.
- Setiap aktifitas galian di area sumber bahan harus memperhatikan
stabilitas lereng.
11) Permukaan Galian Permukaan galian tanah maupun batu yang telah
selesai dan terbuka terhadap aliran air permukaan harus cukup rata dan
memiliki cukup kemiringan untuk menjamin pengaliran air yang bebas
dari permukaan itu tanpa terjadi genangan.
2 Pekerjaan
Pemadatan Tanah
Pelaksanaan Pekerjaan:
1).Kesiapan Kerja
Paling lambat 3 hari sebelum pekerjaan dimulai untuk setiap timbunan
awal yang akan dilaksanakan, Penyedia Jasa harus: - Menyerahkan
gambar detil penampang melintang dasar timbunan yang menunjukkan
permukaan yang telah dipersiapkan untuk penghamparan timbunan
kepada Direksi - Menyerahkan hasil pengujian kepadatan dasar
timbunan yang membuktikan bahwa pemadatan pada permukaan yang
telah disiapkan telah memenuhi persyaratan di dalam spesifikasi ini
kepada Direksi.
2) Penyedia Jasa harus menyerahkan hal-hal berikut ini kepada Direksi
Pekerjaan paling lambat 14 hari sebelum tanggal yang diusulkan untuk
penggunaan pertama kalinya sebagai bahan timbunan.
- Timbunan pilihan harus bila
diuji sesuai dengan SNI 03-
1744-1989, memiliki CBR
paling sedikit 10% setelah 4
hari perendaman bila
dipadatkan sampai 100%
kepadatan kering maksimum
sesuai dengan SNI 1742:2008
- Dua contoh masing-masing 50 kg untuk setiap jenis bahan, satu contoh
harus disimpan oleh Direksi Pekerjaan untuk rujukan selama Periode
Kontrak
- Pernyataan tentang asal dan komposisi setiap bahan yang diusulkan untuk
bahan timbunan, bersama-sama dengan hasil pengujian laboratorium
yang menunjukkan bahwa sifat-sifat bahan tersebut memenuhi ketentuan
yang disyaratkan.
3) Penyedia Jasa harus menyerahkan laporan tertulis kepada Direksi segera
setelah selesainya setiap lapis hamparan pekerjaan, dan sebelum dimulainya
penghamparan lapis berikutnya berupa Hasil pengujian kepadatan seperti
yang disyaratkan
- Untuk lapis timbunan teratas hasil pengukuran kerataan permukaan dan
data survei elevasi yang menunjukkan bahwa toleransi permukaan yang
disyaratkan dalam spesifikasi ini yang harus dipenuhi.
- Sebelum mendapat persetujuan dari Direksi, tidak diperkenankan
menghampar bahan lain di atas pekerjaan timbunan.
4) Metoda Kerja
- Untuk menghasilkan hamparan dengan tebal padat 20 cm Penyedia Jasa
harus menyampaikan metoda kerja yang akan dilakukan.
- Pelaksanaan Timbunan badan jalan di atas jalan lama harus dikerjakan
setengah lebar jalan sehingga setiap saat jalan tetap terbuka untuk lalu
lintas.
- Untuk mencegah gangguan terhadap pelaksanaan abutment dan tembok
sayap jembatan, Penyedia Jasa harus menunda sebagian pekerjaan
timbunan pada oprit setiap jembatan di lokasi-lokasi yang ditentukan
oleh Direksi, sampai waktu yang cukup untuk mendahulukan pelaksanaan
abutment dan tembok sayap. Selanjutnya timbunan dapat dilanjutkan
untuk menyelesaikan pekerjaan timbunan setelah abutment, tembok.
5) Kondisi Tempat Kerja
- Penyedia Jasa harus menjamin bahwa pekerjaan harus dijaga tetap kering
segera sebelum dan selama pekerjaan penghamparan dan pemadatan,
dan selama pelaksanaan timbunan harus memiliki lereng melintang yang
cukup untuk membantu drainase badan jalan dari setiap curahan air
hujan dan juga harus menjamin bahwa pekerjaan akhir mempunyai
drainase yang baik. Bilamana memungkinkan, air yang berasal dari
tempat kerja harus dibuang ke dalam sistem drainase permanen.
- Penyedia Jasa harus selalu menyediakan pasokan air yang cukup untuk
pengendalian kadar air timbunan selama operasi penghamparan dan
pemadatan.
6) Perbaikan Terhadap Timbunan yang Tidak Memenuhi Ketentuan atau Tidak
Stabil
- Toleransi permukaan yang disyaratkan dalam spesifikas ini harus
diperbaiki dengan menggemburkan permukaannya dan membuang atau
menambah bahan sebagaimana yang diperlukan dan dilanjutkan dengan
pembentukan kembali dan pemadatan kembali.
- Lapisan hamparan timbunan yang terlalu kering untuk pemadatan, dalam
hal batas- batas kadar airnya yang disyaratkan dalam spesifikasi ini atau
seperti yang diperintahkan Direksi Pekerjaan, harus diperbaiki dengan
menggaru bahan tersebut, dilanjutkan dengan penyemprotan air
secukupnya dan dicampur seluruhnya dengan menggunakan "motor
grader" atau peralatan lain yang disetujui.
- Lapisan hamparan timbunan yang terlalu basah untuk pemadatan, seperti
dinyatakan dalam batas-batas kadar air yang disyaratkan dalam
spesifikasi ini atau seperti yang diperintahkan Direksi Pekerjaan, harus
diperbaiki dengan menggaru bahan tersebut dengan penggunaan motor
grader atau alat lainnya secara berulang-ulang dengan selang waktu
istirahat selama penanganan, dalam cuaca cerah. Alternatif lain,
bilamana pengeringan yang memadai tidak dapat dicapai dengan
menggaru dan membiarkan bahan gembur tersebut, Direksi Pekerjaan
dapat memerintahkan agar bahan tersebut dikeluarkan dari pekerjaan
dan diganti dengan bahan kering yang lebih cocok.
- Timbunan yang telah padat dan memenuhi ketentuan yang disyaratkan
dalam Spesifikasi ini, menjadi jenuh akibat hujan atau banjir atau karena
hal lain, biasanya tidak memerlukan pekerjaan perbaikan asalkan sifat-
sifat bahan dan kerataan permukaan masih memenuhi ketentuan dalam
Spesifikasi ini.
- Perbaikan timbunan yang tidak memenuhi kepadatan atau ketentuan
sifat-sifat bahan dari Spesifikasi ini haruslah seperti yang diperintahkan
oleh Direksi Pekerjaan dan dapat meliputi pemadatan tambahan,
penggemburan yang diikuti dengan penyesuaian kadar air dan
pemadatan kembali, atau pembuangan dan penggantian bahan.
- Penyedia Jasa harus melakukan perbaikan timbunan yang rusak akibat
gerusan banjir atau menjadi lembek setelah pekerjaan tersebut selesai
dikerjakan dan diterima oleh Direksi Pekerjaan. ek setelah pekerjaan
tersebut selesai dikerjakan dan diterima oleh Direksi Pekerjaan.
7) Pengembalian Bentuk Pekerjaan setelah Pengujian
Semua lubang pada pekerjaan akhir yang timbul akibat pengujian kepadatan
atau lainnya harus secepatnya ditutup kembali oleh Penyedia Jasa dan
dipadatkan sampai mencapai kepadatan dan toleransi permukaan yang
disyaratkan oleh Spesifikasi ini.
8) Cuaca yang Dijinkan Untuk Bekerja
Timbunan tanah tidak boleh ditempatkan, dihampar atau dipadatkan
sewaktu hujan dan pemadatan tidak boleh dilaksanakan setelah hujan atau
bilamana kadar air bahan berada di luar rentang yang disyaratkan dalam
spesifkasi ini.
9) Penyiapan Tempat Kerja
- Sebelum penghamparan timbunan pada setiap tempat, semua bahan
yang tidak diperlukan harus dibuang sebagaimana diperintahkan oleh
Direksi Pekerjaan sesuai dengan kriteria didalam Spesifikasi ini.
- Penyedia Jasa harus memasang patok batas dasar timbunan 3 hari
sebelum pekerjaan dimulai.
- Dasar pondasi timbunan harus dipadatkan (termasuk penggemburan dan
pengeringan atau pembasahan bila diperlukan) setebal 20 cm dan harus
memenuhi kepadatan sebagai disyaratkan.
- Bilamana timbunan akan ditempatkan pada lereng bukit atau ditempatkan
di atas timbunan lama atau yang baru dikerjakan, maka lereng lama
harus dipotong bertangga dengan lebar yang cukup sehingga
memungkinkan peralatan berat dapat beroperasi. Sebelum timbunan
dihampar dasar timbunan harus digaru dan dipadatkan sehingga
mencapai kepadatan 95 % kepadatan kering maksimum sesuai SNI 03-
1742-1989.
10) Penghamparan Timbunan
- Timbunan harus ditempatkan ke permukaan yang telah disiapkan dan
disebar dalam lapisan yang merata yang setelah dipadatkan akan
memenuhi toleransi tebal lapisan yang disyaratkan dalam spesifikasi ini -
Bilamana timbunan terakhir yang akan dihampar lebih 20 cm dan kurang
dari 40 cm maka dibagi 2 sama tebalnya.
- Tanah timbunan diangkut langsung dari lokasi sumber bahan ke
permukaan yang telah disiapkan pada saat cuaca cerah. Penumpukan
tanah di lokasi sumber ataupun di lokasi timbunan untuk persediaan tidak
diperkenankan, terutama selama musim hujan kecuali dengan
perlindungan sehingga air hujan tidak membasahi tumpukan tanah.
- Penimbunan dalam suatu lokasi (lot) dan pada satu lapis hanya boleh
digunakan bahan tanah yang berasal dari satusumber bahan dan yang
seragam.
- Timbunan di atas selimut pasir atau bahan drainase porous, harus
diperhatikan agar kedua bahan tersebut tidak tercampur
- Penimbunan kembali di atas pipa dan di belakang struktur harus
dilaksanakan dengan sistematis dan secepat mungkin segera setelah
pemasangan pipa atau struktur. Akan tetapi, sebelum penimbunan
kembali, diperlukan waktu perawatan tidak kurang dari 8 jam setelah
pemberian adukan pada sambungan pipa atau pengecoran struktur
beton, pemasangan pasangan batu gravity atau pasangan batu dengan
mortar. Sebelum penimbunan kembali di sekitar struktur penahan tanah
dari beton, pasangan batu atau pasangan batu dengan mortar struktur
harus sudah berumur tidak kurang dari 14 hari.
- Bilamana timbunan badan jalan akan diperlebar, lereng timbunan lama
harus disiapkan dengan membuang seluruh tumbuh-tumbuhan yang
terdapat pada permukaan lereng dan dibuat bertangga sehingga
timbunan baru akan terkunci pada timbunan lama sedemikian sampai
diterima oleh Direksi. Selanjutnya pelebaran timbunan harus dihampar
horizontal lapis demi lapis sampai dengan elevasi tanah dasar jalan lama,
yang kemudian harus ditutup secepat mungkin dengan lapis pondasi
bawah dan atas sampai elevasi permukaan jalan lama sehingga bagian
yang diperlebar dapat dimanfaatkan oleh lalu lintas secepat mungkin,
dengan demikian pembangunan dapat dilanjutkan ke sisi jalan lainnya
bilamana diperlukan.
11) Pemadatan Timbunan
- Segera setelah penempatan dan penghamparan timbunan, setiap lapis
harus dipadatkan dengan peralatan pemadat yang memadai dan disetujui
Direksi Pekerjaan sampai mencapai kepadatan yang disyaratkan dalam
spesifikasi ini.
- Pemadatan timbunan tanah harus dilaksanakan hanya bilamana kadar air
bahan berada dalam rentang 3% di bawah kadar air optimum sampai 1%
di atas kadar air optimum. Kadar air optimum harus didefinisikan sebagai
kadar air pada kepadatan kering maksimum yang diperoleh bilamana
tanah dipadatkan sesuai dengan SNI 03-1742-1989.
- Seluruh timbunan batu harus ditutup dengan satu lapisan atau lebih
setebal 20 cm dari bahan bergradasi menerus dan tidak mengandung
batu yang lebih besar dari 7,5 cm serta mampu mengisi rongga-rongga
batu pada bagian atas timbunan batu tersebut. Lapis penutup ini harus
dilaksanakan sampai mencapai kepadatan sesuai persyaratan yang
disyaratkan dalam speifikasi ini.
- Setiap lapisan timbunan yang dihampar harus dipadatkan seperti yang
disyaratkan, diuji kepadatannya dan harus diterima oleh Direksi sebelum
lapisan berikutnya dihampar.
- Timbunan harus dipadatkan mulai dari tepi terendah dan bergerak
menuju ke arah elevasi tertinggi sumbu jalan sehingga setiap titik akan
menerima jumlah energi pemadatan yang sama.
- Bilamana bahan timbunan dihampar pada kedua sisi pipa atau drainase
beton atau struktur, maka pelaksanaan harus dilakukan sedemikian rupa
agar timbunan pada kedua sisi selalu mempunyai elevasi yang hampir
sama
- Penimbunan pada satu sisi abutmen, tembok sayap, tembok penahan
atau tembok kepala gorong-gorong, pemadatannya tidak boleh
menggunakan peralatan dengan berat yang berlebihan karena dapat
menyebabkan bergesernya struktur.
- Terkecuali disetujui oleh Direksi, timbunan pada ujung jembatan tidak
boleh ditempatkan lebih tinggi dari dasar dinding belakang abutmen
sampai struktur bangunan atas telah terpasang.
- Timbunan pada lokasi yang tidak dapat dicapai dengan peralatan
pemadat mesin gilas, harus dihampar dalam lapisan horizontal dengan
tebal gembur tidak lebih dari 10 cm dan dipadatkan dengan penumbuk
loncat mekanis dengan berat kurang lebih 70 kg atau timbris (tamper)
manual dengan berat minimum 10 kg. Pemadatan di bawah maupun di
tepi pipa harus mendapat perhatian khusus untuk mencegah timbulnya
rongga-rongga dan untuk menjamin bahwa pipa terdukung sepenuhnya.
- Timbunan Pilihan di atas Tanah Rawa mulai dipadatkan pada batas 20 cm
di atas permukaan air, dengan alat pemadat yang tepat yang disetujui
oleh Direksi. Kehilangan elevasi akibat penurunan harus diprediksi sejak
awal yakni dengan menambah timbunan agar elevasi rencana dapat
tercapai. Kepadatan bahan diatas permukaan air diukur sesuai dalam
seksi ini.
3 Pekerjaan
Pembuangan
Tanah
Pengangkutan material (tanah) oleh alat angkut dilakukan dengan
menggunakan drump truck, motor scraper atau wheel loader (load and carry)
atau bisa juga dengan bulldozer.
-
4 Pekerjaan
Pemasangan
Geotekstil Woven
Bahan:
Woven Geotextile Speravi VT 100/50 atau yang setara.
Standar mutu SNI
Tahapan Pemasangan:
a). Pemasangan Subgrade/Tanah Dasar
1. Membersihkan lokasi dari benda-benda tajam dan benda lainnya yang
dapat menghambat proses subgrade.
2. Singkirkan atau ganti tanah yang lunak dengan material yang lebih
baik. Hal ini disesuikan dengan perencanaan
3. Padatkan tanah dasar dengan alat pemadatan yang memadai.
b). Penggelaran Geotextile dan Penyambungan
1. Di tahap penggelaran, geotextile harus digelar di atas tanah dalam
keadaan terhampar tanpa gelombang atau kerutan. Dan pada lahan yang
luas pemasangan geotextile dapat dilalukan secara fleksibel (melintang
atau memanjang).
2. Geotextile dapat dipotang terlebih dahulu di tempat yang
memungkinkan. Hal ini bertujuan untuk lokasi yang sulit untuk dilakukan
pemotongan dan penyambungan.
c). Penyambungan Geotextile
1. Penyambungan Geotextile yang satu ke yang lainnya dapat dilakukan
dengan cara saling melewati (over lap) atau dengan cara di jahit (sewn)
2. Dengan metode overlap, jarak minimal overlapnya adalah 30cm-
100cm, langkah ini tergantung dengan kondisi subgrade dan teknik
pelaksanaan.
3. Penjaitan panel Geotextile dapat dilakukan dilapangan menggunakan
mesin jahit portable atau menggunakan tenaga generator
4. Penjaitan di lapangan biasanya memerlukan tiga sampai empat
pekerja. Panel yang belum dijahit dapat disiapkan digudang dalam
berbagai macam panjang dan lebar yang diperlukan.
5. Penyebaran dan penempatan agregat
6. Sesudah Geotextile selesai di sambung dan rapih, langkah selanjutnya
adalah menebar dan menempatkan agregat yang sudah dipilih untuk
diletakan diatas Geotextile
7. Pempatan agregat dilakukan dengan cara mendorong maju tumpukan
agregat, sehingga lapisan Geotextile tidak tergilas langsung oleh roda
truk pengangkut agregat maupun alat berat yang kita gunakan untuk
meratakan karena dapat merusak lapisan Geotextile
8. Ketebalan agregat disesuaikan dengan perencanaan yang kita buat
sebelumnya
9. Material agregat kemudian diratakan, dapat menggunakan alat berat,
dozer, dll. Jika lapisan agregat tipis, sebaiknya alat berat jangan
berlalulalang diatasnya, khawatir dapat merusak lapisan Geotextile
10. Pemadatan agregat.
Setelah agregat diratakan, agregat tersebut di padatkan dapat
menggunakan alat berat, mesin giling, vibrator roller,dll.
C2 PEKERJAAN BADAN JALAN
1 Pek. Lapis Pondasi
Agregat Kelas B, t
= 15 cm
- Aggregat dicampur dengan menggunakan Blending Equipment, Wheel
Loader memuat agregat kedalam Dump Truck ke lokasi pekerjaan
- Hamparan Aggregat dibasahi dengan air menggunakan Water Tank Truck
sebelum dipadatkan dengan Tandem Roller
- Bahan Lapis pondasi Aggregat
harus dipilih dari sumber yang
disetujui sesuai dengan
spesifikasi teknik
- Permukaan akhir bahu jalan
tidak boleh lebih tinggi
maupun lebih rendah 1,0 cm
terhadap tepi jalur lalulintas
yang bersebelahan
2 Pek. Lantai Kerja
Beton f'c 10
1. Persiapan Standar mutu SNI
Mpa/K125
menggunakan
Ready Mix, t = 5
cm
 Setelah request disetujui, maka Siapkan peralatan bantu pengaduk : molen,
roskam, jidar, dll
 Terlebih dahulu juru ukur (surveyor) melaksanakan pengukuran dengan
theodolith untuk menentukan leveling lantai kerja.
 Siapkan material-material yang akan digunakan sesuai kebutuhan.
 Pastikan kondisi permukaan tanah sudah dalam keadaan siap untuk lantai
kerja (tidak ada lagi pekerjaan ME atau bila kondisi tanah masih perlu
perbaikan).
 Siapkan alat ukur untuk memonitor elevasi dari top lantai kerja.
2. Pelaksanaan
 Siapkan gambar kerja untuk memastikan lokasi dan ketebalan lantai kerja
yang akan di laksanakan.
 Permukaan tanah yang telah rata diurug terlebih dahulu dengan pasir urug,
sesuai dengan spesifikasi.
 Membuat bekisting di sekitar batas lantai kerja rencana.
 Bila dengan tenaga manusia dalam pengadukan maka buat adukan untuk
lantai kerja dengan mutu campuran minimal 1:pc 2:ps 3:kr atau bila dengan
pemesanan ready mix, pemesanan beton di kisaran kekuatan setara K125
atau sesuai spesifikasi teknis.
 Setelah kepalaan selesai, maka di antara kepalaan satu dengan yang lain
dituangkan mortar/beton B0 dan dibantu dengan jidar untuk meratakannya.
 Agar mortar tersebut hasilnya lebih rata lagi maka elevasi harus di-cek
kembali dengan salah satunya melaksanakan tarikan benang dari patok level
satu dengan yang lainnya
 Jangan lupa meski hanya lantai kerja tapi selalu di uji slump test di pastikan
pengambilan sampel untuk pengujian laboraturium untuk
pertanggungjawaban ke owner
3 Pek. Perkerasan
Jalan Beton K400
+ Dowel +
Bekisting , t = 30
cm
- Agregat yang digunakan harus bersih, keras, kuat yang diperoleh
daripemecahan batu atau koral, atau dari penyaringan dan pencucian
(jikaperlu) kerikil dan pasir sungai.
- Seluruhbeton yangdigunakan dalampekerjaan harus memenuhikelecakan
(workabilitydinyatakandenganslump),kekuatan (dinyatakandengankuat tekan,
strength),dankeawetan (durability,dinyatakan dengan ketahanan terhadap
cuaca, abrasi,kekedapan dankimia )yang dibutuhkan sebagaimana
- Pengawas Pekerjaan harus
memeriksa permukaan beton
segera setelah pembongkaran
acuan dan dapat
memerintahkan penambalan
atas kekurang sempurnaan
minor yang tidak akan
disyaratkan.Untuk beton Beton Memadat Sendiri(Self Compacting Concrete,
SCC),penilaian mengenai kelecakan (workability) harus dilakukan melalui uji
slump flow, kecuali ditentukan untuk umur umur yang lain oleh Pengawas
Pekerjaan. Kecuali ditentukan lain, rancangan campuran harus memiliki
deviasi standar rencana (Sr)sesuaidengan Tabel 4.3dan 4.4dari ACI 214R 11
yang ditunjukkan dalam Tabel 7.1.3.1) danTabel 7.1.3.2), baik pengendalian
mutu beton pada waktu pelaksanaan secara umum dan percobaan campuran
yang dilaksanakan dilaboratorium.
- Penyedia Jasa harus memberitahukan Pengawas Pekerjaan secara tertulis
paling Sedikit 24jam sebelum memulai pengecoran beton,atau meneruskan
pengecoran beton bilamana pengecoran beton telah ditunda lebih dari24jam.
Pemberitahuan harus meliputi lokasi,kondisi pekerjaan,mutu beton dan
tanggal serta waktu pencampuran beton.
mempengaruhi struktur atau
fungsi lain dari pekerjaan
beton.Penambalan harus
meliputi pengisian lubang
lubang kecil dan lekukan
dengan mortar semen.
- Untuk keperluan pengujian
kuat tekan beton, Penyedia
Jasa harus menyediakan
benda uji beton berupa silinder
dengan diameter 150mm dan
tinggi 300mm, dan harus
dirawat sesuai dengan SNI
4810:2013. Pengambilan
bahan untuk pembuatan
benda ujiharus diambil dari
beton yang akan dicor dicetak
bersamaan, kemudian dirawat
sesuai dengan perawatan yang
di lakukan di laboratorium.
- Kuantitas yang diterima dari
berbagai mutu beton yang
ditentukan sebagaimana yang
disyaratkan Spesifikasi ,akan
dibayar pada harga kontrak
untuk mata pembayaran dan
menggunakan satuan
pengukuran yang ditunjukkan
dalam daftar kuantitas.
C3 - PEKERJAAN TROTOAR DAN PEDESTRIAN
1. Pek. Pemasangan
Kansteen
 Tahap awal yang harus anda kerjakan sebelum memulai peletakan
kantin pada sebidang tanah adalah pembuatan alasnya terlebih dahulu
menggunakan rabat beton. Dibutuhkan kurang lebih 150 mm sebagai
tingkat ketebalan alas. Penggunaan dari rabat beton ini tak lain sebagai
bahan struktural yang mampu menunjang tingkat stabilitas kanstin. Oleh
karena itu anda sudah tidak perlu lagi ragu apabila kanstin
permukaannya tenggelam atau turun ke dalam tanah. Apabila
dipadukan dengan rabat beton tentu saja akan menimbulkan susunan
Standar mutu SNI
yang lebih kokoh antara kanstin yang satu dengan kanstin berikutnya.
 Benang digunakan untuk meluruskan posisi kantin yang akan diletakkan.
Jika untuk lebih mudahnya anda bisa menggunakan waterpass atau
kayu berbentuk lurus guna mengetahui apakah kanstin telah diletakkan
lurus atau tidak.
 Proses berikutnya yang tak kalah penting adalah membuat haunching.
Proses ini dikenal dengan metode mengunci kanstin yang biasanya
mudah bergeser atau berpindah tempat jika terkena hantaman
kendaraan. Apabila kanstin sedikit saja bergeser maka hampir dipastikan
proses pembangunan penutup Jalan akan menjadi lebih rusak. Apabila
proses haunching telah selesai, maka bisa diletakkan pada sisi luar atau
belakang kanstin. Seperti halnya pada jalan-jalan jadi Perumahan
ukuran yang digunakan adalah setebal minimal 75 mm sementara untuk
jalan-jalan ketebalannya mencapai 100 mm. Terakhir, jalan raya
membutuhkan 150 mm.
 Proses ini merupakan proses terakhir pada pemasangan kanstin, yakni
dengan cara mengandalkan mortar guna melapisi kanstin yang
berikutnya akan digunakan sebagai perekat.
 Mortar sendiri memiliki tingkat ketebalan yang kurang lebih 12 sampai
20 mm.
 Instalasi kanstin yang berbekal mortar sendiri hanya dapat berjalan
apabila kanstin memiliki dimensi yang lebih besar dengan pembangunan
penutup jalan yang juga lebih besar.
 Tidak hanya mengandalkan mortar saja namun proses terakhir ini juga
memerlukan sebuah besi dowel yang nantinya akan berfungsi sebagai
pengait plat beton.
2. Pek. Lantai Kerja
Beton f'c 10
Mpa/K125
menggunakan
Ready Mix, t = 5
cm
1. Persiapan
 Setelah request disetujui, maka Siapkan peralatan bantu pengaduk : molen,
roskam, jidar, dll
 Terlebih dahulu juru ukur (surveyor) melaksanakan pengukuran dengan
theodolith untuk menentukan leveling lantai kerja.
 Siapkan material-material yang akan digunakan sesuai kebutuhan.
 Pastikan kondisi permukaan tanah sudah dalam keadaan siap untuk lantai
kerja (tidak ada lagi pekerjaan ME atau bila kondisi tanah masih perlu
perbaikan).
 Siapkan alat ukur untuk memonitor elevasi dari top lantai kerja.
- Standar mutu SNI
2. Pelaksanaan
 Siapkan gambar kerja untuk memastikan lokasi dan ketebalan lantai kerja
yang akan di laksanakan.
 Permukaan tanah yang telah rata diurug terlebih dahulu dengan pasir urug,
sesuai dengan spesifikasi.
 Membuat bekisting di sekitar batas lantai kerja rencana.
 Bila dengan tenaga manusia dalam pengadukan maka buat adukan untuk
lantai kerja dengan mutu campuran minimal 1:pc 2:ps 3:kr atau bila dengan
pemesanan ready mix, pemesanan beton di kisaran kekuatan setara K125
atau sesuai spesifikasi teknis.
 Setelah kepalaan selesai, maka di antara kepalaan satu dengan yang lain
dituangkan mortar/beton B0 dan dibantu dengan jidar untuk meratakannya.
 Agar mortar tersebut hasilnya lebih rata lagi maka elevasi harus di-cek
kembali dengan salah satunya melaksanakan tarikan benang dari patok level
satu dengan yang lainnya
 Jangan lupa meski hanya lantai kerja tapi selalu di uji slump test di pastikan
pengambilan sampel untuk pengujian laboraturium untuk
pertanggungjawaban ke owner.
3. Pek. Pemasangan
Pipa Drain Ø3",
per 5m
Proses pengerjaan sambungan pipa PVC sebagai berikut.
 Pilih lem yang berbahan dasar sama dengan pipa yang akan disambung.
Biasanya setiap produsen pipa menyediakan lem khusus untuk
penyambungan pipa.
 Bersihkan kedua permukaan yang akan disambung baik dari kotoran,
minyak atau air. Ada baiknya menggunakan cairan pembersih (cleaner).
 Oleskan lem PVC secara merata secukupnya dengan menggunakan kuas
yang lembut dan bersih.
 Sambungkan segera sebelum lem mengering. Biarkan sambungan
mengering. Sambungan akan sempurna setelah 24 jam.
 Penggunaan seal tape penting agar kedua pipa dapat terikat kuat. Seal
tape dipakai pada valve socket yang telah dipasang pada kedua ujung pipa
Pipa Drain Ø3".
 Penyambungan bisa juga menggunakan valve. Namun yang perlu diingat
adalah tidak boleh terlalu kencang karena bisa merusakkan pipa.
Pengencangan valve menggunakan kunci inggris sehingga potensi untuk
- Standar mutu SNI
mengencangkan valve menjadi berlebihan.
4 Pek. Pemasangan
Inlet Drain Beton
+ Tutup Cast Iron
Finish zinkromat &
Duco
 Inlet Drain Beton + Tutup Cast Iron digunakan pada saluran drainase di
area outdoor atau area terbuka, misalnya di jalan raya dan trotoar.
Pemasangan inlet Drain Beton + Tutup Cast Iron di jalan raya biasanya
pada bagian tepi jalan ( diantara jalan dan trotoar) sehingga jarang
terlindas kendaraan.
 Inlet Drain Beton + Tutup Cast Iron juga bisa digunakan di tempat parkir
dan taman.
 Pemasangan inlet Drain Beton + Tutup Cast Iron ini harus rata dengan
beton (jalan) untuk menghindari terjadinya goncangan atau tersandung
mengingat penggunaannya di area publik dengan visibilitas tinggi.
- Standar mutu SNI
5 Pek. Pengurugan
dengan Pasir Urug
Metode Urugan Pasir Padat
1. Pada pekerjaan urugan pasir padat setebal 5 cm padat.
2. Pasir diratakan dengan menggunakan tarikan kayu dan selalu
dikontrol ketebalan dari pasir tersebut
3. Pasir dibasahi dengan air agar pasir benar-benar padat dan rata
4. Pengurugan pasir ini pekerjakan berbarengan dengan pasang paving
square.
- Standar mutu SNI
6 Pek. Pemasangan
Paving Square,
uk. 30x30x8 cm
natural
Persyaratan Pek. Pemasangan Paving Square, uk. 30x30x8 cm
natural :
- Memberikan Sample Paving 30x30x8 cm natural dan harus di-acc/disetujui
oleh pihak User/PPK/PPTK/Tim Teknis/Konsultan Pengawas.
- Kontraktor harus mendapat surat perjanjian kerjasasama dari supplier
dengan salah satu klausalnya adalah ketersediaan material sebagai
kelengkapan tender.
- System Penyimpanan Paving 30x30x8 cm natural di gudang adalah
menggunakan Pallet dengan ketinggian penyusunan pallet adalah 3 susun
atau dapat disusun menggunakan system staple atau susun tidur setinggi
maksimal 1 m
- Pemasangan Paving 30x30x8 cm natural harus menunggu sampai semua
pekerjaan drainase, pemipaan air bersih/air kotor atau pekerjaan lainnya
yang terletak di belakang atau di bawah pasangan Granite Tactile ini telah
diselesaikan terlebih dahulu.
- Pekerjaan pemasangan 30x30x8 cm natural baru boleh dilakukan setelah
pekerjaan lainnya benar-benar selesai.
- Peralatan dan perlengkapan pasang adalah sendok semen, Kape, Palu
- Standar mutu SNI
Karet, tile specer, benang marking, trowel, alat potong dorong paving,
wet-cut circular saw, waterpass, kuas dan spon untuk membersihkan sisa
nat pada waktu pemasangan nat.
Tahapan Pemasangan Paving meliputi 6 tahap sebagai berikut:
1. Menyiapkan peralatan dan Bahan Material, yaitu:
Alat: Stemper kuda, cangkul, benang, patok, waterpas, sekop,
gerobak,palu karet, kayu kaso, stemper kodok, alat potong paving, sapu
lidi.
Bahan: Paving block Square, uk. 30x30x8 cm natural, Abu batu, Kastin
beton, dan Pasir.
2. Persiapan area kerya yang bertujuan untuk meratakan dan
membersihkan area kerja dari benda benda yang dapat mengganggu
proses pemasangan paving block. Gunakan cangkul untuk
membersihkan area kerja tersebut seperti rumput liar, bebatuan, puing
dan benda benda asing lainnya.
3. Pemadatan area kerja yang berguna tingginya tingkat kekuatan dan
keawetan paving yang telah dikerjakan. Sebagus apapun kualitas
paving tidak akan kuat jika kurang memperhatikan proses pengerasan
dan pemadatan lahan dasar. Dalam pemadatan area kerja perlu
memperhatikan aspek berapa besar beban yang ditopang oleh pasangan
paving tersebut. Apakah paving trsebut nantinya akan dilalui pejalan
kaki, sepeda motor, mobil, atau truk muatan berat.
4. Lveling tanah dan pemasangan kastin beton.
5. Gelar abu batu dan pemasangan paving
Tahap Pasang Abu batu:
- Tebarkan abu batu pada area lahan yang sudah rata dan sudah
dipadatkan.
- Ratakan abu natu tersebut dengan menggunakan kayu kaso sembari
memperhatikan ketinggian leveling dan kemiringan area yang telah
ditentukan sebelumnya.
Tahap Pasang Paving:
- Tentukan bentuk, model. Desain serta ketebalan ukuran paving block
yang akan dipasang (Paving Square, uk. 30x30x8 cm natural).
- Pasang dan susun paving block dengan cara maju kedepan sembari
rapatkan susunannya menggunakan palu karet / plastik.
- Pasang paving block untuk area pinggir yang tidak dapat dijangkau
dengan paving block utuh, dapat dipotong dengan menggunakan alat
pemotong paving block dengan menyesuaikan ukuran lebar celahnya,
agar paving block yang terpasang nantinya dapat terkunci dengan
sempurna terhadap kastin.
6. Finishing.
- Setelah kita pastikan susunan paving block terpasang secara baik,
langkah terakhir yaitu proses pengisian celah naat paving block dan
pemadatan akhir dengan stemper kodok/baby roller.
- Pengisian celah naat/filter paving block dapat dilaksanakan dengan
alat bantu berupa sapu lidi dan material pasir / abu batu. Caranya
dengan melakukan sapuan ke celah-celah (rongga) naat antar
susunan paving.
- Agar paving block dapat terkunci atau terpasang dengan baik dan
tidak goyang, lakukan dengan seksama hingga tidak ditemukan lagi
rongga yang tersisa.
- Langkah terakhir adalah pemadatan akhir paving block terpasang
menggunakan alat stemper kodok agar susunan paving block yang
telah terpasang menjadi lebih padat dan lebih rata daripada sebelum
dipadatkan. Lakukan 2 sampai 3 kali putaran adar didapatkan hasil
yang sempurna.
7 Pek. Pemasangan
Paving Square,
uk. 30x30x8 cm
warna merah
Sama dengan item nomor 6 di atas. - Standar mutu SNI
8 Pek. Pemasangan
VID Tactile uk.
30x30x1,05 cm
Ketentuan Pek. Pemasangan VID Tactile uk. 30x30x1,05 cm:
- Sebelum pemasangan Granite Tactile dan Granite Tile pada media kerja
dalam hal ini lantai kerja, screed harus dalam keadaan padat, rata dan
bersih serta sudah mendapat persetujuan dari konsultan pengawas.
- Granite Tactile dan Granite tile tidak perlu di rendam, karena daya serap
airnya ± 0,05%
- Lembabkan permukaan lantai kerja sebelum pemasangan Granite Tactile
dan Granite Tile
- Pemasangan Granite Tactile dan Granite Tile untun pedestrian
menggunakan Mortar Instan tile adesive 1 komponen untuk granite tile
dan untuk aplikasi granite tick tile 20 mm menggunakan Mortar Instan 2
komponen high load traffic area dengan aplikasi sesuai ketentuan
pabrikan mortar instam.
- Gunakan 30x30x1,05 cm Granite Tactile sebagai starting point
pemasangan (Kepalaan) dan leveling di karenakan tebal granite tactile
adalah 1,05 cm dan aplikasi kode disbilitas terhadap kondisi lokasi
pekerjaan.
- Body belakang Granite Tactile dan Granite Tile harus diberi acian mortat
insntan/back butter ± 3 mm sebelum di letakan di atas spesi untuk
Jenis Produk adalah VID Tactile
dengan spesifikasi teknis SNI
adalah
Penyerapan Air: ≤ 0,05%
Kuat Patah: 1.865,07 N
Modulus Lentur: 39,49 N/mm2
Ketahanan Ubin Tak berglasir:
142,2 mm3
mendapatkan daya rekat yang lebih baik.
- Pemasangan Granite Tactile dan Granite Tile di area inrit atau in gang atau
perlin (jalan masuk mobil) menggunakan tile adesive yang tahan terhadap
getaran pada lalu lintas tinggi (high traffic area).
- Lantai kerja pada area inrit atau in gang atau perlin rata sehingga
pemakaian tile adesive menjadi lebih efisien dan efektif.
- Waktu siap grouting (nat) adalah 24 jam setelah Granite Tactile dan
Granite Tile terpasang dan disesuaikan jenis aplikasinya.
- Jarak nat Granite Tactile adalah 1 mm dan Granite Tile 3 mm dam untuk
Granite tick tile 20 mm untuk aplikasi jalan di sarankan +/- 3 – 5 mm
- Bersihkan seketika nat setelah diaplikasikan menggunakan kuas dan spon
lembab. Disarankan menggunakan 2 pekerja di mana 1 orang mengisi nat
dan lainnya membersihkan.
- Pemotongan Tactile, Granite Tile dan keramik dapat di potong
menggunakan alat potong granite tile atau wet-cut circular saw dan harus
dikerjakan dengan keahlian dan dilakukan hanya pada satu sisi. Pada
pemasangan khusus seperti pada sudut sudut pertemuan, pengakhiran
dan bentuk-bentuk yang lainnya harus dikerjakan serapi dan sesempurna
mungkin.
- Waktu siap lalu litas terhadap aplikasi Granite Tactile dan Granite Tile yang
terpasang adalah 2x24 jam untuk menghidari kerusakakan produk yang
terpasang.
- Desain dan lokasi pemasangan sesuai desain konsultan perencana dengan
mengikuti ketentuan Mentri PUPR No. 14/PRT/M/2017.
9 Pek. Lampu
Pedestrian, tinggi
5 m, @10 m
Sistem penempatan
Sistem penempatan lampu adalah teknik susunan penempatan/ penataan
lampu yang satu terhadap lampu yang lain sesuai dengan kondisi jalan.
Sistem ini sendiri dibedakan menjadi 2 jenis. Yaitu pertama sistem menerus,
yang berarti penempatan tiang lampu secara menerus/ kontinyu di sepanjang
jalan maupun jembatan.
Kemudian sistem penempatan setempat atau yang biasa disebut dengan
sistem parsial. Penempatan tiang lampu jenis ini hanya pada suatu daerah-
daerah tertentu dan pada suatu panjang jarak tertentu sesuai dengan
keperluan.
Tinggi dan jarak tiang lampu
Ukuran/ tinggi tiang lampu jalan yang dipasang adalah 5 meter sedangkan
untuk jarak antar tiangnya (interval) adalah 10 meter.
Penataan/ pengaturan letak
Pada jalan satu arah tiang lampu ditempatkan di sebelah kiri/ kanan jalan,
- Standar mutu SNI
atau di kiri dan kanan berselang seling, serta di kiri dan kanan berhadapan.
Untuk jalan 2 arah bisa ditempatkan di bagian tengah median jalan, atau
dengan mengombinasikan antara kiri dan kanan berhadapan sekaligus di
bagian tengah median jalan.
10 Pek. Marka
Termoplastik,
lebar 12 cm
- Pengecatan tidak boleh dilaksanakan pada suatu permukaan yang baru di
aspal kurang dari 1 bulan setelah pelaksanaan lapis permukaan, kecuali
diperintahkan lain oleh Direksi Pekerjaan.
- Pengecatan marka jalan dilaksanakan pada garis sumbu, garis lajur, garis
tepid an zebra cross dengan bantuan sebuah mesin mekanis yang disetujui.
- Semua marka jalan harus dilindungi dari lalulintas sampai cat marka jalan
kering.
- Kuantitas marka jalan yang
dibayar haruslah luas dalam
meter persegi pengecatan
marka jalan yang dilaksanakan
pada permukaan jalan sesuai
gambar dan diterima oleh
Direksi Pekerjaan.
- Tidak ada pembayaran
terpisah untuk pembayaran
marka jalan sementara (pre-
marking) yang harus
dilaksanakan sebaagaimana
yang disyaratkan dalam
spesifikasi ini sebelum
pengecatan marka jalan
C.4 PEKERJAAN LANDSCAPE -
C.4.1 PEKERJAAN LANDSCAPE JALAN -
1 Pek. Timbunan
Tanah Media
Tanam
Bahan dan Cara Membuat Media Tanam:
Bahan Utama (Tanah) Lapisan tanah yang baik utk dijadikan adalah bagian
atas/top soil. Tanah lempung memiliki drainase kurang baik & tanah berpasir
tidak bisa menyimpan air, namun memiliki aerasi yang baik. Metan yang baik
harus bersifat gembur tidak terlalu lempung & tidak terlalu berpasir. Humus
atau Kompos Kompos adalah bahan organik yang berasal dari sisa bahan
organik yang mengurai. Bagi tanaman, kompos penyedia unsur hara. Selain
itu, dengan menambahkan kompos maka fisik tanah & KTK (kapasitas tukar
kation) akan diperbaiki.
Kompos yang belum matang, berpotensi menyebarkan penyakit, untuk itu
gunakanlah kompos yang sudah matang. Selain kompos, kita juga dapat
menggunakan humus sebagai media tanam karena memiliki unsur hara yang
- Standar mutu SNI
tinggi.
Arang Sekam Arang Sekam dapat meningkatkan kapasitas porosit tanah. Juga
dapat mempengaruhi partikel dalam tanah yang mempengaruhi pergerakan
udara dan air sehingga berpengaruh pada kelembaban tanah.
Arang sekam juga dapat meningkatkan daya ikat air, menetralisir keasaman
tanah, menetralisir racun, menjadikan tanah gembur dan kesuburan tanah
yang baik karena dapat merangsang mikroba untuk tumbuh.
Cara Membuat Media Tanam.
Bahan :
1. Top soil atau lapisan tanah bagian atas
2. Kompos / humus / pupuk kandang / tepung cacing tanah
3. Arang sekam - Tanah harus dalam keadaan kering (hindari gumpalan),
subur dan gembur, diayak menjadi butiran-butiran halus.
Pek. Timbunan Tanah Media Tanam Tanam Rumput dengan pilihan
komposisi:
1. Tanah ringan + pupuk kandang + sekam mentah (1:1:1)
2. Tanah ringan + pupuk kandang + sekam bakar (1:1:2)
3. Tanah ringan + pupuk kandang (1:1)
Pek. Timbunan Tanah Media Tanam Pohon dengan pilihan komposisi:
1. Tanah berat + pupuk kandang + sekam mentah + pasir (1:1:2:1)
2. Tanah berat + pupuk kandang + sekam bakar + pasir (1:1:3:1)
3. Tanah berat + pupuk kandang + sekam mentah (1:1:3)
4. Tanah berat + pupuk kandang + sekam bakar (1:1:4)
5. Tanah berat + pupuk kandang + pasir (1:1:1).
2 Pek. Penanaman
Rumput Gajah
mini
Langkah-langkah:
1) Siapkan kompos / humus / pupuk kandang / tepung cacing
2) Siapkan juga arang sekam.
3) Campurkan ketiga bahan tersebut sempai benar-benar merata.
4) Perbandingan 2 : 1 : 1 atau 1: 1 : 1
5) Setelah tercampur merata, masukan ke dalam karung dan diikat rapat
selama 24 jam.
6) Selanjutnya sudah bisa dimasukkan ke media tanam untuk menanam
Rumput Gajah mini.
- Standar mutu SNI
3 Pek. Penanaman
Pohon Pengarah
Palm Raja, tinggi
3 m
Langkah-langkah:
1) Siapkan kompos / humus / pupuk kandang / tepung cacing
2) Siapkan juga arang sekam.
3) Campurkan ketiga bahan tersebut sempai benar-benar merata.
4) Perbandingan 2 : 1 : 1 atau 1: 1 : 1
5) Setelah tercampur merata, masukan ke dalam karung dan diikat rapat
selama 24 jam.
6) Selanjutnya sudah bisa dimasukkan ke media tanam untuk menanam
Pohon Pengarah Palm Raja, tinggi 3 m.
- Standar mutu SNI
C.4.2 PEKERJAAN LANDSCAPE JALAN -
1 Pek. Timbunan
Tanah Media
Tanam
Sama dengan nomr C.4.1.1 - Standar mutu SNI
2 Pek. Penanaman
Rumput Gajah
Langkah-langkah:
1) Siapkan kompos / humus / pupuk kandang / tepung cacing
2) Siapkan juga arang sekam.
3) Campurkan ketiga bahan tersebut sempai benar-benar merata.
4) Perbandingan 2 : 1 : 1 atau 1: 1 : 1
5) Setelah tercampur merata, masukan ke dalam karung dan diikat rapat
selama 24 jam.
6) Selanjutnya sudah bisa dimasukkan ke media tanam untuk menanam
- Standar mutu SNI
Rumput Gajah.
3 Pek. Penanaman
Pohon Ketapang
Kencana, tinggi 3
m
Langkah-langkah:
1) Siapkan kompos / humus / pupuk kandang / tepung cacing
2) Siapkan juga arang sekam.
3) Campurkan ketiga bahan tersebut sempai benar-benar merata.
4) Perbandingan 2 : 1 : 1 atau 1: 1 : 1
5) Setelah tercampur merata, masukan ke dalam karung dan diikat rapat
selama 24 jam.
6) Selanjutnya sudah bisa dimasukkan ke media tanam untuk menanam
Pohon Ketapang Kencana, tinggi 3 m.
- Standar mutu SNI
C.5 PEKERJAAN PENERANGAN JALAN -
1 Tiang lampu PJU
Single Arm, tinggi
9 m, @ 20 m
Sistem penempatan
Sistem penempatan lampu adalah teknik susunan penempatan/ penataan
lampu yang satu terhadap lampu yang lain sesuai dengan kondisi jalan.
Sistem ini sendiri dibedakan menjadi 2 jenis. Yaitu pertama sistem menerus,
yang berarti penempatan tiang lampu secara menerus/ kontinyu di sepanjang
jalan maupun jembatan.
Kemudian sistem penempatan setempat atau yang biasa disebut dengan
sistem parsial. Penempatan tiang lampu jenis ini hanya pada suatu daerah-
daerah tertentu dan pada suatu panjang jarak tertentu sesuai dengan
keperluan.
Tinggi dan jarak tiang lampu
Ukuran/ tinggi tiang lampu jalan yang dipasang adalah 9 meter sedangkan
untuk jarak antar tiangnya (interval) adalah 20 meter.
Penataan/ pengaturan letak
Pada jalan satu arah tiang lampu ditempatkan di sebelah kiri/ kanan jalan,
atau di kiri dan kanan berselang seling, serta di kiri dan kanan berhadapan.
Untuk jalan 2 arah bisa ditempatkan di bagian tengah median jalan, atau
dengan mengombinasikan antara kiri dan kanan berhadapan sekaligus di
bagian tengah median jalan.
Tahapan Pemasangan:
- Pek. Galian Tanah Biasa;
- Pek. Pengurugan dengan Pasir Urug, t = 5 cm
- Pek. Beton K-250, uk. 0,5 x 0,5 x 1 m, dengan Ready Mix
- Standar mutu SNI
- Pek. Pembesian dengan Besi Ulir BJ 37
- Pek. Pemasangan Baseplate, uk. 30x30x1 cm
- Pek. Pemasangan Angkur Ø12 mm
- Pek. Pemasangan Tiang lampu PJU Single Arm, tinggi 9 m, @ 20 m.
2 Tiang lampu PJU
Double Arm,
tinggi 9 m, @ 18
m
Sistem penempatan
Sistem penempatan lampu adalah teknik susunan penempatan/ penataan
lampu yang satu terhadap lampu yang lain sesuai dengan kondisi jalan.
Sistem ini sendiri dibedakan menjadi 2 jenis. Yaitu pertama sistem menerus,
yang berarti penempatan tiang lampu secara menerus/ kontinyu di sepanjang
jalan maupun jembatan.
Kemudian sistem penempatan setempat atau yang biasa disebut dengan
sistem parsial. Penempatan tiang lampu jenis ini hanya pada suatu daerah-
daerah tertentu dan pada suatu panjang jarak tertentu sesuai dengan
keperluan.
Tinggi dan jarak tiang lampu
Ukuran/ tinggi tiang lampu jalan yang dipasang adalah 9 meter sedangkan
untuk jarak antar tiangnya (interval) adalah 18 meter.
Penataan/ pengaturan letak
Pada jalan satu arah tiang lampu ditempatkan di sebelah kiri/ kanan jalan,
atau di kiri dan kanan berselang seling, serta di kiri dan kanan berhadapan.
Untuk jalan 2 arah bisa ditempatkan di bagian tengah median jalan, atau
dengan mengombinasikan antara kiri dan kanan berhadapan sekaligus di
bagian tengah median jalan.
Tahapan Pemasangan:
- Pek. Galian Tanah Biasa;
- Pek. Pengurugan dengan Pasir Urug, t = 5 cm
- Pek. Beton K-250, uk. 0,5 x 0,5 x 1 m, dengan Ready Mix
- Pek. Pembesian dengan Besi Ulir BJ 37
- Pek. Pemasangan Baseplate, uk. 30x30x1 cm
- Pek. Pemasangan Angkur Ø12 mm
- Pek. Pemasangan Tiang lampu PJU Double Arm, tinggi 9 m, @ 18 m.
- Standar mutu SNI
C.6 PEKERJAAN PENERANGAN JALAN
1 Pek. Pemasangan
Box Utilitas
(elektrikal,
plumbing)
Tahapan Pemasangan:
Pek. Galian Tanah Biasa
Pek. Pengurugan dengan Pasir Urug, t = 5 cm
Pek. Pemasangan Saluran Uditch 60x60 cm
- Standar mutu SNI
2 Pek. Pemasangan
Saluran Drainase
Sisi Jalan
Tahapan Pemasangan:
Pek. Galian Tanah Biasa
Pek. Pengurugan dengan Pasir Urug, t = 5 cm
Pek. Pemasangan Saluran Uditch 70x70 cm
- Standar mutu SNI
3 Pek. Pemasangan
Box Culvert
Gorong-gorong
uk. 0,8 x 0,8 m
Tahapan Pemasangan:
1) Pek. Galian Tanah Biasa
2) Pek. Pengurugan dengan Pasir Urug, t = 5 cm
3) Pek. Pemasangan Box Culvert Gorong-Gorong uk. 0,8 x 0,8 m
- Standar mutu SNI
4 Pek. Box Culvert
Gorong-Gorong
uk. 3,25 x 2,5 m
Tahapan Pemasangan:
Pek. Galian Tanah Biasa
Pek. Pengurugan dengan Pasir Urug, t = 5 cm
Pek. Lantai Kerja K125, t = 10 cm
Pek. Beton fc 30 Mpa / K-350 menggunakan Ready Mix
Pek. Pembesian dengan Besi Ulir BJ 37
Pek. Pemasangan Bekisting untuk Dinding
Pek. Galian Tanah Biasa
Pek. Pemasangan Buis Beton Diameter 60 cm
Pek. Pemasangan Kerikil
Pek. Pemasanngan Ijuk
Pek. Pemasangan Cover Buis Beton Diameter 60 cm
- Standar mutu SNI
5 Pek. Sumur
Resapan / Biopori
Tahapan Pemasangan:
Pek. Galian Tanah Biasa
Pek. Pemasangan Buis Beton Diameter 60 cm
Pek. Pemasangan Kerikil
Pek. Pemasanngan Ijuk
Pek. Pemasangan Cover Buis Beton Diameter 60 cm
- Standar mutu SNI
6 Pek. Pipa Drainase
Pulau Jalan dan
Trotoar
Tahapan Pemasangan:
Pek. Galian Tanah Biasa
Pek. Pemasangan Pipa Drain Ø4"
- Standar mutu SNI
7 Manhole Tahapan Pemasangan:
Pek. Manhole Box Utilitas, Beton fc 30 Mpa / K-350
Pek. Manhole Saluran Drainase Sisi Jalan, Beton fc 30 Mpa / K-350
Pek. Manhole Box Culvert Gorong-gorong , Beton fc 30 Mpa / K-350
- Standar mutu SNI
C.7 PEKERJAAN PULAU JALAN (LANDMARK)
Pek. Landmark 1 Pek. Timbunan Tanah Media Tanam
Pek. Penanaman Rumput Gajah Mini
- Standar mutu SNI
Pek. Landmark 2 Pek. Timbunan Tanah Media Tanam
Pek. Penanaman Rumput Gajah Mini
- Standar mutu SNI
Pek. Landmark 3 Pek. Timbunan Tanah Media Tanam
Pek. Penanaman Rumput Gajah Mini
- Standar mutu SNI
C.8 PEKERJAAN ME(MEKANIKAL ELEKTRIKAL) -
1 Pek.
Pembongkaran
Tiang Listrik
Pek. Pembongkaran Tiang Listrik:
1). Pekerjaan Pembongkaran harus mengajukan persetujuan ke PLN terlebih
dahulu.
2). Melibatkan petugas PLN dalam Pembongkaran.
- Standar mutu SNI
2 Pek. Penarikan
Kabel NYY 3x10
Pemasangan instalasi Mekanikal Elektrikal ini pada dasarnya harus
memenuhi peraturan peraturan sebagai berikut:
1) PUIL (Peraturan Umum Instalasi Listrik) yang berlaku.
2) PERDA (Peraturan Daerah) yang berlaku dan yang berkaitan dengan
instalasi Mekanikal.
3) Standar Nasional Indonesia (SNI) yang berlaku dan yang berkaitan dengan
instalasi listrik.
4) SLI (Standard Listrik Indonesia) yang berlaku.
5) PUIPP (Peraturan Umum Instalasi Penangkal Petir) untuk bangunan yang
berlaku.
6) Standard penerangan buatan dalam gedung.
7) Standard penerangan dekorasi dan pencahayaan sisi luar bangunan.
8) Standar IEC dan Standar Internasional lainnya bagi hal-hal yang belum
diatur dalam standar/peraturan diatas.
9) Standar Nasional Indonesia (SNI) tentang Tata cara Perencanaan Teknis
Konversi Energi pada Bangunan Gedung.
10) Peraturan bangunan dan instalasi bangunan yang dinyatakan berlaku
secara nasional.
11) Standard Nasional Indonesia, pedoman teknik dan rekomendasi dari
instansi yang berwenang mengenai jenis instalasi yang dirancang. 12)
Pedoman Plumbing Indonesia tahun 1979 atau edisi terakhir.
13) Standar dan peraturan internasional lain yang diijinkan oleh instansi yang
berwenang.
14) Standar Nasional Indonesia, Tentang Tata cara perencanaan dan
pemasangan sistem sprinkler otomatik untuk pencegahan bahaya
kebakaran pada bangunan gedung, Nomor SNI 03-3989- 2000.
15) Standar Nasional Indonesia, Tentang Tata cara perencanaan dan
- Standar mutu SNI
pemasangan sistem pipa tegak dan slang untuk pencegahan bahaya
kebakaran pada bangunan gedung, Nomor SNI 03-1745- 2000.
16) Standar Nasional Indonesia, Tentang Instalasi pompa yang di pasang
tetap untuk proteksi kebakaran, Nomor SNI 03-6570-2001.
17) Standar Nasional Indonesia, Tentang Tata cara perencanaan akses
bangunan dan lingkungan untuk pencegahan bahaya kebakaran pada
bangunan gedung, Nomor SNI 03- 1735-2000.
3 Pek. Penarikan
Kabel NYY 3x6
Sama dengan pelaksanaan nomor C8.2 - Standar mutu SNI
4 Pek. Pemasangan
Panel Listrik
Pelaksanaan Pemasangan
1) Sebelum pelaksanaan pemasangan instalasi ini dimulai, Pemborong harus
menyerahkan gambar kerja dan detailnya kepada Direksi/Konsultan
Pengawas dalam rangkap 3 (tiga) untuk disetujui.
2) Pemborong harus mengadakan pemeriksaan ulang atas segala ukuran
dan kapasitas peralatan yang akan dipasang. Apabila ada sesuatu yang
diragukan, Pemborong harus segera menghubungi Direksi/Konsultan
Pengawas. Pengambilan ukuran dan/atau pemilihan kapasitas peralatan
yang salah akan menjadi tanggung jawab Pemborong.
- Standar mutu SNI
C.9 PEKERJAAN PERGESERAN PAGAR -
1 Pekerjaan Pondasi
Batu Kali
Tahapan Pekerjaan Pondasi Batu Kali:
1) Galian tanah biasa sedalam 1 m
2) Pasir urug
3) Pondasi footplat beton K350
4) Sloof Beton uk. 20/30 K350
- Standar mutu SNI
D PEKERJAAN AREA PARKIR SIGER
D1 PEKERJAAN PARKIRAN
1 Pekerjaan Cutting
Tanah Inc. Galian
Dinding Penahan
Tanah
-Gali tanah sedalam 1 meter sepanjang dinding penahan yang akan dibangun.
-Tutup area galian dengan kain agar kotoran tidak masuk ke dalamnya.
-Tandai titik pasti dinding penahan dengan tiang dan tali.
- Standar mutu SNI
2 Buang Tanah
Keluar Area
Tahapan Buang Tanah Keluar Area :
1) Material sisa galian yang tidak bisa dipergunakan untuk timbunan akan -
dibuang disuatu tempat didalam dan/atau diluar daerah lokasi Bendung
yang disetujui oleh pemilik sesuai yang ditunjukan dalam gambar atau
Direksi.
2) Penyedia Jasa akan merapihkan dan mengatur ketinggian serta
meratakannya dengan rapi dan tinggi maksimum 3.00 m.
Penyedia Jasa akan memelihara tanpa mengganggu aliran air disaluran
dan jalan masuk serta yang berhubungan dengan hal tersebut.
- Standar mutu SNI
3) Sisa galian dari pekerjaan galian di bendung, mata air dan pompa akan
dibuang pada lokasi sekitar lokasi pekerjaan tersebut diratakan dan
dirapihkan dengan tingginya penimbunan sesuai dengan persetujuan
Direksi.
4) Sedangkan sisa galian dari pekerjaan bisa dibuang disekitar lokasi asalkan
tidak mengganggu.
3 Dinding Penahan
Tanah dan
Pondasi Batu Kali
1:4
Tahapan Pemasangan Dinding Penahan Tanah dan Pondasi Batu Kali
1:4:
1) Sebelum pekerjaan pemasangan pasangan batu kali dimulai, terlebih
dahulu dilakukan pengukuran dengan menggunakan theodolith untuk
mendapatkan level pasangan batu kali
2) Tukang Dan Pelaksana Lapangan memastikan galian tanah untuk
pasangan batu kali, ukuran lebar dan kedalaman sudah sesuai gambar
kerja.
3) Tukang memasang patok kayu dan benang sebagai acuan leveling
pasangan batu kali.
4) Tukang membuat adukan cor beton 1pc:4 ps untuk pasangan pondasi
batu kali.
5) Tukang dan Pekerjan membasahi batu kali dengan air telebih dahulu
sebelum dipasang.
6) Tukang Batu memasang batu kali dengan menggunakan adukan cor
beton yang merata mengisi rongga-rongga antar batu kali dan menyusun
membentuk seperti Gambar Kerja.
7) Tukang memasukkan besi stik kolom pada susunan pasangan batu kali
sebagai angker pada titik-titik penempatan stik
8) Tukang Batu memasang batu kali yaitu disusun sedemikian rupa
sehingga pasangan batu kali tidak mudah retak/patah dan berongga
besar
9) Juru Ukur mengecek elevasi pekerjaan pasangan batu kali apakah sudah
sesuai gambar kerja
10) Pekerjaan akhir adalah finish pasangan batu kali dengan plesteran siar.
- Standar mutu SNI
4 Sloof 15 x 20
K350 Bawah
Pasangan Bata
Tatacara Pelaksanan Pekerjaan Sloof 15 x 20 K350:
1. Lingkup pekerjaan
Melakukan Perakitan besi, Pengurukan Pasir, Pembuatan Lantai Kerja (LC),
Pemasangan bekisting dan Pengecoran Beton.
- Standar mutu SNI
2. Pekerjaan persiapan
a. Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing pekerjaan lantai kerja
sloof.
b. Approval material yang akan digunakan.
c. Persiapan material kerja, antara lain : semen PC, pasir, split dan air.
d. Persiapan alat bantu kerja, antara lain : concrete mixer, meteran,
waterpass, cangkul, talang cor, ember, sendok semen, raskam, benang,
selang air, dll.
2. Pengukuran
a. Terlebih dahulu juru ukur (surveyor) melakukan pengukuran dengan
theodolith untuk menentukan leveling lantai kerja.
b. Tandai hasil pengukuran dengan menggunakan patok kayu yang diberi
warna cat.
3. Pelaksanaan pekerjaan lantai kerja
a. Untuk lantai kerja sloof dibuat dengan ketebalan 5 cm.
b. Buat adukan untuk lantai kerja dengan campuran adukan sesuai dengan
yang disyaratkan.
c. Pastikan bahwa lokasi yang akan dipasang lantai kerja sudah terdapat
urugan pasir dengan ketebalan yang sesuai rencana dan telah diratakan.
d. Bersihkan lokasi yang akan dipasang lantai kerja dari sampah atau kotoran.
e. Pasang patok dan leveling lantai kerja yang diperlukan sebagai acuan untuk
menentukan ketebalan. Bisa juga dengan terlebih dahulu dibuat kepalaan
dengan jarak per 1 m untuk leveling lantai kerja.
f. Tuangkan adukan lantai kerja ke area melalui talang cor atau ember.
g. Adukan lantai kerja diratakan dengan menggunakan cangkul maupun
sendok adukan/raskam sampai ketinggian yang telah ditentukan dengan
cara melakukan tarikan benang dari patok level satu dengan yang lainnya.
4. Metode pelaksanaan pekerjaan
a. Menyiapkan Papan Bekisting, Besi Beton, dan Job Mix Design dan Job Mix
Formula untuk pekerjaan sloof beton.
b. Menyiapkan sepatu kolom. Fungsinya agar bekisting tepat berada pada titik
koordinatnya sesuai dengan gambar perencanaan. Sepatu kolom biasanya
menggunakan besi stek yang dibor pada lantai.
c. Melakukan perakitan besi sesuai dengan soft drawing.
d. Memasang bekisting sloof seperti pada gambar di samping. Jangan lupa
beton decking atau tahu beton penyangga besi tulangan. Tujuan beton
decking ini untuk menjaga jarak selimut beton agar tidak berubah selama
proses pengecoran.
e. Memasang sabuk sloof pada bekisting kolom untuk memperkuat. Ukuran
sloof yang digunakan relative sesuai dengan Soft Drawing. Untuk mengunci
sloof tersebut harus menggunakan tie rod. Tie rod bisa buat sendiri atau
membeli jadi. Jika ingin membuat sendiri menggunakan as drat ukuran 10
mm, besi ulir 10 mm dan plat besi tebal 3-5mm. Jarak sloof sangat
tergantung dari jarak pasangan kolom. Apabila jarak kolom sekitar 3-4 m
maka jumlah sabuk sloof 2 dengan jarak dibagi rata. Namun jika jarak
kolom lebih dari 4 m maka menyesuaikan dengan prinsip semakin ke
bawah jarak sabuk semakin pendek karena bebannya lebih besar di bawah.
f. Memasang pipa support Untuk menjaga horizontal dari sloof terhadap
kolom. Untuk mendapatkan sloof struktur yang sempurna, bekisting tidak
boleh miring ataupun goyang saat pengecoran Oleh karena itu
pemasangan pipa support dinilai sangat penting.
5 Dinding Pasangan
Bata 1/2 Batu
Parapet Jalan Atas
Tatacara Pelaksanan Pekerjaan Pasangan Bata ½ Batu:
1. Persiapan
 Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing pekerjaan pasang
dinding ½ bata.
 Approval material yang akan digunakan.
 Persiapan lahan kerja.
 Persiapan material kerja, antara lain : bata, semen PC, pasir pasang
dan air..
 Persiapan alat bantu kerja, antara lain : theodolith, water pass,
meteran, benang, unting-unting, profil, selang air, sendok semen, dll.
2. Pengukuran
 Pengukuran dengan menggunakan alat ukur theodolith dan
waterpass.
 Juru ukur (surveyor) menentukan dan menandai (marking) lokasi
yang akan dipasang batu bata termasuk titik-titik kolom praktis, as
dinding, ketinggian pasangan, siku ruangan dan ketebalan dinding.
3. Pelaksanaan pekerjaan pasang bata ½ Batu :
 Pasangan bata biasa dengan menggunakan adukan 1PC : 5Psr dan
pasangan bata transram menggunakan adukan 1PC : 3Psr.
 Sebelum bata dipasang terlebih dahulu direndam dalam air jenuh,
agar air semen adukan tidak terserap dalam bata yang mana akan
mengakibatkan adukan mudah rontok dan dan pasangan batu bata
- Standar mutu SNI
cukup kuat.
 Buat adukan untuk pasangan dinding bata.
 Pasang profil dan benang serta unting-unting untuk acuan pasangan
dinding bata.
 Pasang dan susun bata pada area yang telah diberi tanda marking
dengan menggunakan perekat adukan.
 Pemasangan bata diikuti dengan pengecoran kolom praktis.
 Cek dan periksa kesikuan/kerataan pasangan bata pada setiap
ketinggian 1 m.
 Pekerjaan pasangan bata dihentikan pada ketinggian 1 m, setelah
kolom praktis dicor dan pasangan bata /kuat baru pekerjaan
pemasangan bata dapat dilanjutkan kembali.
6 Dinding Pasangan
Bata 1/2 Batu
Depan Batu Kali
Sama dengan D.D1.5 di atas - Standar mutu SNI
7 Kolom Praktis dan
Ring Praktis
Kegunaan Kolom Praktis dan Ring Praktis:
Sebuah komponen yang biasanya berbentuk tiang pembentuk struktur
bangunan yang berfungsi membantu kolom utama menopang beban
bangunan.
Jika Anda tidak menggunakan kolom jenis praktis pada proses
pembangunan, resiko bangunan retak hingga runtuh bisa saja terjadi. Kolom
jenis praktis biasanya dipasang pada jarak 3-4 meter antara dinding
bangunan.
Hal ini dimaksudkan untuk memperkokoh dan menghindari keretakan pada
dinding.
Secara prinsip, terdapat dua metode yang dapat dilakukan untuk
membuat kolom praktis, yaitu :
1. Memasang kolom praktis menggunakan bekisting di keempat sisinya.
Kemudian kolom ini dicor terlebih dahulu. Pada badan kolom ini lantas
ditanami dengan angkur yang terbuat dari tulangan besi berdiameter 8
mm pada setiap jarak 1 m. Tunggu beberapa saat agar beton ini
mengeras. Barulah kemudian dapat dilakukan pemasangan dinding.
2. Memasang kolom praktis setelah dinding telah selesai dibangun. Barulah
kemudian dipasang bekisting pada kedua sisi yang menempel ke dinding.
Setelah itu, dilanjutkan dengan pekerjaan pengecoran. Dibandingkan
metode pertama di atas, metode kedua ini lebih banyak digunakan di
lapangan karena jauh lebih praktis.
- Standar mutu SNI
Panduan Memasang Kolom Praktis
1. Pasangalah rangkaian tulangan secara vertikal terlebih dulu. Anda bisa
menggunakan tulangan 4D10 dengan sengkangan P8-150.
2. Pasang bekisting di masaing-masing sisi rangkaian tulangan, di mana
jarak tulangan terluar dan bekisting minimal 2 cm.
3. Buatlah adukan beton sebagai bahan pengisi dari kolom praktis ini.
Adukan beton terbuat dari campuran agregat kasar, agregat halus, dan
bahan pengikat.
4. Masukkan adukan beton sedikit demi sedikit. Bila perlu, Anda bisa
menggunakan tongkat untuk mendorong adukan beton ini agar dapat
mengisi dengan padat.
5. Pekerjaan pembuatan kolom praktis ini bisa dilakukan setiap tinggi 90-
120 cm supaya hasilnya lebih padat dan tidak ada bagian yang keropos.
8 Finishing Plester
Aci MU Semprot
Tahapan Pemasangan:
1) Tembok yang akan diplester dibagi dalam beberapa bagian (petakpetak).
2) Pada keempat sudut petak tembok dipasang paku dengan kepala
menonjol .± 3 cm dari bidang tembok, untuk merentangkan benang.
3) Jarak benang dari sisi tembok 1,5 cm dan bila ada tembok yang
menempel pada benang, maka temboknya harus dipahat dulu supaya
didapat plester sama tebal dan rata.
4) Di tempat-tempat tertentu yaitu pada paku dan rentangan benang dibuat
plester utama yang berhimpit dengan benang-benang tadi, sebagai
standar tebal plester.
5) Plester utama yang vertikal ini dibuat tiap-tiap jarak 1,00 meter. Setelah
ini selesai, benang dapat dilepas.
6) Diantara 2 lajur plester utama di isi penuh dengan adukan, kemudian
digores dengan penggaris besar dan lurus mulai dari bawah ke atas
untuk memperoleh bidang yang rata.
7) Kemudian bidang yang paling luar dilapisi dengan lapisan encer Finishing
Plester Aci MU sambil disemprot lalu digosok dengan papan gosok supaya
permukaan standar yang rata, ini disebut mengaci.
8) Rusuk-rusuk dan sudut pertemuan plester tembok harus merupakan
sudut siku ( = 90°) dan ini harus diplester dengan adukan 1 semen : 3
pasir supaya tahan benturan-benturan ringan.
9) Setelah lapis ini betul-betul kering, bidang permukaannya disapu dengan
kapur tohor sebanyak 3 kali, dan agar terlihat indah kapur ini dicampur
- Standar mutu SNI
dengan zat pewarna yang sesuai dengan selera pemilik bangunan.
9 Sub Base
Course/Lime
Stone 30 cm
Lapis Pondasi Bawah (sub base course)
Lapis Pondasi Bawah adalah bagian perkerasan yang terletak antara lapis
pondasi dan tanah dasar.
Fungsi lapis pondasi bawah antara lain:
a. Sebagai bagian dari konstruksi perkerasan untuk mendukung dan
menyebarkan beban roda.
b. Mencapai efisiensi penggunaan material yang relatif murah agar lapisan-
lapisan selebihnya dapat dikurangi tebalnya (penghematan biaya
konstruksi).
c. Untuk mencegah tanah dasar masuk ke dalam lapis pondasi.
d. Sebagai lapis pertama agar pelaksanaan dapat berjalan lancar.
Hal ini sehubungan dengan terlalu lemahnya daya dukung tanah dasar
terhadap roda-roda alat-alat besar atau karena kondisi lapangan yang
memaksa harus segera menutup tanah dasar dari pengaruh cuaca.
Bermacam-macam tipe tanah setempat (CBR > 20%, PI < 10%) yang relatif
lebih baik dari tanah dasar dapat digunakan sebagai bahan pondasi bawah.
Campuran-campuran tanah setempat dengan kapur atau semen portland
dalam beberapa hal sangat dianjurkan, agar dapat bantuan yang efektif
terhadap kestabilan konstruksi perkerasan.
Bahan:
1. Pasir urug Pasir urug yang digunakan dapat berupa pasir sungai/pasir
gunung yang bersih bebas dari lumpur, akar, rumput, atau sampah dan
“kotoran” lainnya.
2. Batu belah Batu belah berukuran 30 cm. Batu belah harus mempunyai
tebal, minimum sepertiga dari panjang.
3. Batu tepi Batu tepi berupa batu belah berukuran 35 cm. Batu tepi harus
mempunyai tebal, minimum sepertiga dari panjang.
4. Batu pengisi Batu pengisi terdiri atas batu pecah dan keras serta
berukuran 5-7 cm.
- Standar mutu SNI
Alat:
1. Alat angkut batu dan pasir urug:
 Truk Engkel
 Kereta dorong
2. Alat Pemadat:
 Mesin Gilas
 Stamper
 Timbris
3. Mistar pelurus 3 meter untuk memeriksa kerataan dan kemiringan
4. Alat bantu lainnya:
 Sekop
 Belincong
 Pengki
Tahapan Pemasangan:
1. Tanah dasar jalan harus bersih dari akar, rumput, atau sampah dan
“kotoran” lainnya. Kalau masih gembur harus dipadatkan dalam keadaan
lembab (tidak basah).
2. Batu tepi dipasang dengan dasar lebih rendah dari tanah dasar.
3. Hamparan pasir urug setebal 10 – 15 cm secara merata di atas tanah
dasar.
4. Batu belah 30 cm disusun di atas dengan tangan satu per satu, berdiri
tegak dan rapat satu dengan yang lainnya serta cukup rata sesuai dengan
kemiringan melintang dan memanjang.
5. Batu pengisi ditaburkan mengisi seluruh celah permukaan batu belah.
Dipadatkan/di gilas 6- 8 ton sampai batu pengisi mulai pecah, mengunci
batu belah, dan susah dicabut.
6. Jika mesin gilas mekanis tidak tersedia, maka pemadatan dapat dilakukan
dengan alat timbris manual. Pemadatan dengan timbris mencakup
serentak selebar jalan (berbaris). Untuk itu diperlukan sekitar 6 – 10
pekerja, disesuaikan dengan lebar jalan rencana
10 Base
Course/Makadam
25 cm
Lapis Pondasi (base course)
Lapis Pondasi adalah bagian perkerasan yang terletak antara lapis permukaan
dengan lapis pondasi bawah (atau dengan tanah dasar bila tidak
menggunakan lapis pondasi bawah).
Fungsi lapis pondasi antara lain:
a. Sebagai bagian perkerasan yang menahan beban roda,
b. Sebagai perletakan terhadap lapis permukaan.
Bahan-bahan untuk lapis pondasi umumnya harus cukup kuat dan awet
sehingga dapat menahan beban-beban roda. Sebelum menentukan suatu
bahan untuk digunakan sebagai bahan pondasi, hendaknya dilakukan
penyelidikan dan pertimbangan sebaik-baiknya sehubungan dengan
persyaratan teknik.
Bermacam-macam bahan alam / bahan setempat (CBR > 50%, PI < 4%)
dapat digunakan sebagai bahan lapis pondasi, antara lain : batu pecah, kerikil
pecah dan stabilisasi tanah dengan semen atau kapur.
Bahan:
1. Pasir urug Pasir urug yang digunakan dapat berupa pasir sungai/pasir
gunung yang bersih bebas dari lumpur, akar, rumput, atau sampah dan
“kotoran” lainnya.
2. Batu belah Batu belah berukuran 25 cm. Batu belah harus mempunyai
tebal, minimum sepertiga dari panjang.
3. Batu tepi Batu tepi berupa batu belah berukuran 30 cm. Batu tepi harus
mempunyai tebal, minimum sepertiga dari panjang.
4. Batu pengisi Batu pengisi terdiri atas batu pecah dan keras serta
berukuran 5-7 cm.
Alat:
1. Alat angkut batu dan pasir urug:
 Truk Engkel
 Kereta dorong
- Standar mutu SNI
2. Alat Pemadat:
 Mesin Gilas
 Stamper
 Timbris
3. Mistar pelurus 3 meter untuk memeriksa kerataan dan kemiringan
4. Alat bantu lainnya:
 Sekop
 Belincong
 Pengki
Tahapan Pemasangan:
1. Batu belah 25 cm disusun Sub Base Course/Lime Stone 30 cm dengan
tangan satu per satu, berdiri tegak dan rapat satu dengan yang lainnya
serta cukup rata sesuai dengan kemiringan melintang dan memanjang.
2. Batu pengisi ditaburkan mengisi seluruh celah permukaan batu belah.
Dipadatkan/di gilas 6- 8 ton sampai batu pengisi mulai pecah, mengunci
batu belah, dan susah dicabut.
3. Jika mesin gilas mekanis tidak tersedia, maka pemadatan dapat dilakukan
dengan alat timbris manual. Pemadatan dengan timbris mencakup
serentak selebar jalan (berbaris). Untuk itu diperlukan sekitar 6 – 10
pekerja, disesuaikan dengan lebar jalan rencana.
11 Lapis Penetrasi 5
cm Lapis Permukaan (surface course)
Lapis Permukaan adalah bagian perkerasan yang paling atas. Fungsi lapis
permukaan antara lain:
a. Sebagai bahan perkerasan untuk menahan beban roda
b. Sebagai lapisan rapat air untuk melindungi badan jalan kerusakan akibat
cuaca.
c. Sebagai lapisan aus (wearing course).
Bahan untuk lapis permukaan umumnya adalah sama dengan bahan untuk
lapis pondasi, dengan persyaratan yang lebih tinggi. Penggunaan bahan aspal
diperlukan agar lapisan dapat bersifat kedap air, disamping itu bahan aspal
- Standar mutu SNI
sendiri memberikan bantuan tegangan tarik, yang berarti mempertinggi daya
dukung lapisan terhadap beban roda lalu lintas.
Pemilihan bahan untuk lapis permukaan perlu dipertimbangkan kegunaan,
umur rencana serta pentahapan konstruksi, agar dicapai manfaat yang
sebesar-besarnya dari biaya yang dikeluarkan.
Lapis Penetrasi Makadam (LAPEN)
Lapis Penetrasi Macadam (LAPEN) adalah merupakan suatu lapis perkerasan
yang terdiri dari agregat pokok dengan agregat pengunci bergradasi terbuka
dan seragam yang diikat oleh aspal keras dengan cara disemprotkan diatasnya
dan dipadatkan lapis demi lapis dan apabila akan digunakan sebagai lapis
permukaan perlu diberi laburan aspal dengan batu penutup.
Bahan:
1. Batu pokok Batu pokok berupa batu pecah yang mempunyai bentuk butir
mendekati kubus berukuran 3 – 5 cm.
2. Batu pengunci Batu pengunci berupa batu pecah yang mempunyai bentuk
butir mendekati kubus berukuran 1 – 2 cm.
3. Batu penutup Batu penutup berupa batu pecah atau pasir kasar yang bersih
dan berukuran 0,3 – 1 cm.
4. Aspal keras Aspal keras berupa aspal curah atau aspal dalam drum dengan
kelas penetrasi 60/70.
Alat:
 Truk Engkel
 Pemanas Aspal
 Penyiram Aspal
 Penyebar Batu
 Sekop
 Penggaruk
 Alat Perata
 Kaso Kaso
 Mistra pelurus untuk melihat kerataan hamparan
 Pengukur kemiringan untuk melihat kemiringan hamparan
 Mesin Gilas
 Tamper
 Timbris
Tahapan Pemasangan:
5. Membersihkan permukaan
Permukaan yang kotor menyebabkan lapisan lapen yang dipasang tidak
dapat menempel dengan kuat. Pekerjaan pembersihan dapat dilakukan
dengan sapu atau sikat.
6. Mempersiapkan batu pokok, batu pengunci serta batu penutup
Batu-batu tersebut dipersiapkan di sepanjang tepi jalan yang akan diberi
lapisan lapen. Keperluan batu dan aspal dapat diperkirakan seperti pada
Tabel 1 untuk tebal lapen 5 cm.
7. Tempatkan kaso-kaso di semua tepi bagian permukaan yang akan dilapisi
lapen.
a. Ukuran kaso-kaso sama dengan tebal rencana penghamparan.
b. Bila tebal lapen yang akan dipasang 5 cm maka tebal kaso-kaso juga 5
cm.
c. Panjang kaso-kaso tergantung yang ada dalam persediaan
8. Sebarkan batu pokok sampai rata di permukaan jalan.
a. Tebal penyebaran batu pokok ini sama dengan tebal kaso-kaso yang
telah dipasang.
b. Banyaknya batu pokok yang disebar kira-kira 0,075 m3 tiap m2. .
9. Berikan kemiringan melintang jalan sekitar 3 %.
10. Padatkan dengan alat yang tersedia.
Pemadatan terbaik dengan mesin gilas, minimum 6 lintasan. Namun bila
mesin gilas tidak tersedia dapat juga dilakukan dengan alat tumbuk
bermesin atau alat tumbuk tangan. Pemadatan manual dapat dihentikan
apabila batu terlihat stabil/kokoh.
11. Penyiraman aspal.
Pemanasan aspal dapat dilakukan dengan 2 (dua) cara, di bagian badan
atau penutup drum.
a. Panaskan aspal yang ada di dalam drum. Pemanasan tidak boleh
terlalu tinggi, sekitar 160 derajat Celcius. Jika pemanasan terlalu tinggi
dapat menyebabkan:
o kebakaran;
o sifat kelengketan serta kelenturan aspal rusak.
b. Sebelum disiram aspal, permukaan harus kering dan bersih.
c. Siramkan aspal yang sudah dipanaskan ke permukaan batu pokok.
Banyaknya aspal yang disiramkan kira-kira 3,7 liter setiap m2 .
12. Sebarkan batu pengunci
Sebarkan batu pengunci sebanyak seperti dalam Tabel 1 yaitu 0,017 m3
setiap m2 , dapat dilakukan dengan dolak.
13. Padatkan sebaran batu pengunci
Lakukan pemadatan seperti dalam butir 6.
14. Siramkan aspal pada lapisan batu pengunci
Banyaknya aspal yang diberikan dapat dilihat dalam Tabel 1 yaitu
sebanyak 1,5 liter setiap m2 .
15. Sebarkan batu penutup
Banyaknya batu penutup yang disebarkan sesuai Tabel 1 yaitu 0,01 m3
setiap m2
16. Padatkan batu penutup tersebut
Lakukan pemadatan seperti dalam butir 6.
17. Pemeliharaan
Selama beberapa waktu, batu penutup akan terdorong ke tepi jalan
akibat lalu lintas yang lewat. Agar lapen tidak cepat aus, maka batu
penutup yang tersebar di pinggir jalan tersebut harus dikembalikan
ketengah lagi
12 Sandsheet 2 cm Bahan:
 Pasir.
Alat:
 Sekop
 Mistar
 Mesin Gilas
Tahapan:
1. Hamparkan pasir setebal 2 cm setelah dilakukannya pekerjaan Lapen.
2. Rtakan dengan mesin gilas sampai merata.
- Standar mutu SNI
13 Pipa PVC 2,5"
untuk Drainase
Pemasangan Pipa PVC 2,5" untuk Drainase dilakukan bersamaan dengan
pembuatan Saluran drainase.
- Standar mutu SNI
14 Kanstin K250
30x15x50
Tahapan Pemasangan:
 Tahap awal yang harus anda kerjakan sebelum memulai peletakan
kantin pada sebidang tanah adalah pembuatan alasnya terlebih dahulu
menggunakan rabat beton. Dibutuhkan kurang lebih 150 mm sebagai
tingkat ketebalan alas. Penggunaan dari rabat beton ini tak lain sebagai
bahan struktural yang mampu menunjang tingkat stabilitas kanstin. Oleh
karena itu anda sudah tidak perlu lagi ragu apabila kanstin
permukaannya tenggelam atau turun ke dalam tanah. Apabila
dipadukan dengan rabat beton tentu saja akan menimbulkan susunan
yang lebih kokoh antara kanstin yang satu dengan kanstin berikutnya.
 Benang digunakan untuk meluruskan posisi kantin yang akan diletakkan.
Jika untuk lebih mudahnya anda bisa menggunakan waterpass atau
kayu berbentuk lurus guna mengetahui apakah kanstin telah diletakkan
- Standar mutu SNI
lurus atau tidak.
 Proses berikutnya yang tak kalah penting adalah membuat haunching.
Proses ini dikenal dengan metode mengunci kanstin yang biasanya
mudah bergeser atau berpindah tempat jika terkena hantaman
kendaraan. Apabila kanstin sedikit saja bergeser maka hampir dipastikan
proses pembangunan penutup Jalan akan menjadi lebih rusak. Apabila
proses haunching telah selesai, maka bisa diletakkan pada sisi luar atau
belakang kanstin. Seperti halnya pada jalan-jalan jadi Perumahan
ukuran yang digunakan adalah setebal minimal 75 mm sementara untuk
jalan-jalan ketebalannya mencapai 100 mm. Terakhir, jalan raya
membutuhkan 150 mm.
 Proses ini merupakan proses terakhir pada pemasangan kanstin, yakni
dengan cara mengandalkan mortar guna melapisi kanstin yang
berikutnya akan digunakan sebagai perekat.
 Mortar sendiri memiliki tingkat ketebalan yang kurang lebih 12 sampai
20 mm.
 Instalasi kanstin yang berbekal mortar sendiri hanya dapat berjalan
apabila kanstin memiliki dimensi yang lebih besar dengan pembangunan
penutup jalan yang juga lebih besar.
 Tidak hanya mengandalkan mortar saja namun proses terakhir ini juga
memerlukan sebuah besi dowel yang nantinya akan berfungsi sebagai
pengait plat beton.
15 Saluran Terbuka
Beton Cetak
50x50x50
1. Tahap Persiapan:
Tahap yang pertama di lakukan ialah persiapan pemasangan uditch, dalam
tahap ini kita melakukan perencanaan gambar pemasangan u ditch dan survey
lokasi pemasangan u ditch.
Perencanaan gambar pemasangan u ditch di perlukan untuk mengetahui
kebutuhan pasti yang akan di gunakan dalam sebuah proyek pemasangan
saluran air. proses perencanaan yang tepat juga meliputi tata letak material,
mempersiapkan bagian jalan yang akan di pasangkan cone untuk keamanan
pekerja, area kerja, area terminasi serta area ter stabilisasi. pada area
terstabilisasi biasanya di gunakan untuk menyimpan material dan peletakan
alat berat.
Pada proses persiapan ini juga harus memastikan area jalan tidak tertutup
sepenuhnya sehingga pengguna jalan masih bisa melintasi jalan di area yang
steril dari pekerjaan.
- Standar mutu SNI
0. Metode Kerja Perkerasan Jalan Beton Rev 3.doc
0. Metode Kerja Perkerasan Jalan Beton Rev 3.doc
0. Metode Kerja Perkerasan Jalan Beton Rev 3.doc
0. Metode Kerja Perkerasan Jalan Beton Rev 3.doc
0. Metode Kerja Perkerasan Jalan Beton Rev 3.doc

More Related Content

Similar to 0. Metode Kerja Perkerasan Jalan Beton Rev 3.doc

toaz.info-rks-interior-ptsp-pr_34cbc1a8fc7a980669edc03a421c8657.docx
toaz.info-rks-interior-ptsp-pr_34cbc1a8fc7a980669edc03a421c8657.docxtoaz.info-rks-interior-ptsp-pr_34cbc1a8fc7a980669edc03a421c8657.docx
toaz.info-rks-interior-ptsp-pr_34cbc1a8fc7a980669edc03a421c8657.docx
JalMorgana1
 
Spek teknis tpa mamasa
Spek teknis tpa mamasaSpek teknis tpa mamasa
Spek teknis tpa mamasa
SonyDede
 
E. pendekatan, metodologi dan program kerja1
E. pendekatan, metodologi dan program kerja1E. pendekatan, metodologi dan program kerja1
E. pendekatan, metodologi dan program kerja1
yudiarimbawa
 
Sartek agregat base c
Sartek agregat base cSartek agregat base c
Sartek agregat base c
Kashmir Brown
 

Similar to 0. Metode Kerja Perkerasan Jalan Beton Rev 3.doc (20)

toaz.info-rks-interior-ptsp-pr_34cbc1a8fc7a980669edc03a421c8657.docx
toaz.info-rks-interior-ptsp-pr_34cbc1a8fc7a980669edc03a421c8657.docxtoaz.info-rks-interior-ptsp-pr_34cbc1a8fc7a980669edc03a421c8657.docx
toaz.info-rks-interior-ptsp-pr_34cbc1a8fc7a980669edc03a421c8657.docx
 
Spektek garukgak boq
Spektek garukgak  boqSpektek garukgak  boq
Spektek garukgak boq
 
Spek teknis tpa mamasa
Spek teknis tpa mamasaSpek teknis tpa mamasa
Spek teknis tpa mamasa
 
Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) - Tahap Konstruksi Unit Pengolahan
Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) - Tahap Konstruksi Unit PengolahanInstalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) - Tahap Konstruksi Unit Pengolahan
Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) - Tahap Konstruksi Unit Pengolahan
 
E. pendekatan, metodologi dan program kerja1
E. pendekatan, metodologi dan program kerja1E. pendekatan, metodologi dan program kerja1
E. pendekatan, metodologi dan program kerja1
 
Makalah tentang metode pelaksanaan gedung
Makalah tentang metode pelaksanaan gedungMakalah tentang metode pelaksanaan gedung
Makalah tentang metode pelaksanaan gedung
 
Metode pelaksanaan jaringan irigasi
Metode pelaksanaan jaringan irigasiMetode pelaksanaan jaringan irigasi
Metode pelaksanaan jaringan irigasi
 
SOP Pekerjaan Konstruksi
SOP Pekerjaan KonstruksiSOP Pekerjaan Konstruksi
SOP Pekerjaan Konstruksi
 
master metode kerja_GEDUNG WORKSHOP ROBOTIKA.pdf
master metode kerja_GEDUNG WORKSHOP ROBOTIKA.pdfmaster metode kerja_GEDUNG WORKSHOP ROBOTIKA.pdf
master metode kerja_GEDUNG WORKSHOP ROBOTIKA.pdf
 
master metode kerja_GEDUNG WORKSHOP ROBOTIKA_02.ppt
master metode kerja_GEDUNG WORKSHOP ROBOTIKA_02.pptmaster metode kerja_GEDUNG WORKSHOP ROBOTIKA_02.ppt
master metode kerja_GEDUNG WORKSHOP ROBOTIKA_02.ppt
 
Bab iv pelaksanaan konstruksi%1
Bab iv pelaksanaan konstruksi%1Bab iv pelaksanaan konstruksi%1
Bab iv pelaksanaan konstruksi%1
 
Sartek agregat base c
Sartek agregat base cSartek agregat base c
Sartek agregat base c
 
1556525498persiapan_dan_pelaksanaan_pondasi.pdf
1556525498persiapan_dan_pelaksanaan_pondasi.pdf1556525498persiapan_dan_pelaksanaan_pondasi.pdf
1556525498persiapan_dan_pelaksanaan_pondasi.pdf
 
Tahap Pra Konstruksi - Pekerjaan Pengecekan dan Pengujian
Tahap Pra Konstruksi - Pekerjaan Pengecekan dan PengujianTahap Pra Konstruksi - Pekerjaan Pengecekan dan Pengujian
Tahap Pra Konstruksi - Pekerjaan Pengecekan dan Pengujian
 
Metode pelaksanaan pekerjaan
Metode pelaksanaan pekerjaanMetode pelaksanaan pekerjaan
Metode pelaksanaan pekerjaan
 
Metode pelaksanaan
Metode pelaksanaanMetode pelaksanaan
Metode pelaksanaan
 
Metode pelaksanaan saluran seunebok bacee
Metode pelaksanaan saluran seunebok baceeMetode pelaksanaan saluran seunebok bacee
Metode pelaksanaan saluran seunebok bacee
 
metode pancangan pipa
metode pancangan pipa metode pancangan pipa
metode pancangan pipa
 
Metode teknis dan flow chart of work
Metode teknis dan  flow chart of workMetode teknis dan  flow chart of work
Metode teknis dan flow chart of work
 
RKS infrastruktur perbaikan jalan lingkungan
RKS infrastruktur perbaikan jalan lingkunganRKS infrastruktur perbaikan jalan lingkungan
RKS infrastruktur perbaikan jalan lingkungan
 

More from Baehaqi10

09. Dokumen Kualifikasi pt. cipta usaha nusa gede.pdf
09. Dokumen Kualifikasi pt. cipta usaha nusa gede.pdf09. Dokumen Kualifikasi pt. cipta usaha nusa gede.pdf
09. Dokumen Kualifikasi pt. cipta usaha nusa gede.pdf
Baehaqi10
 
2. Formulir Isian PQ JASA BORONG.docx
2. Formulir Isian PQ JASA BORONG.docx2. Formulir Isian PQ JASA BORONG.docx
2. Formulir Isian PQ JASA BORONG.docx
Baehaqi10
 
1. MDP Tender PK - JALAN Sidamukti leuwigede.pdf
1. MDP Tender PK - JALAN Sidamukti leuwigede.pdf1. MDP Tender PK - JALAN Sidamukti leuwigede.pdf
1. MDP Tender PK - JALAN Sidamukti leuwigede.pdf
Baehaqi10
 
Surat_Pernyataan_Rekanan_VMS.docx
Surat_Pernyataan_Rekanan_VMS.docxSurat_Pernyataan_Rekanan_VMS.docx
Surat_Pernyataan_Rekanan_VMS.docx
Baehaqi10
 
01c.Lampiran RKS.doc
01c.Lampiran RKS.doc01c.Lampiran RKS.doc
01c.Lampiran RKS.doc
Baehaqi10
 
01b.Formulir Penilaian Kualifikasi Rekanan PT.ASDP Indonesia Ferry(Persero)...
01b.Formulir Penilaian Kualifikasi Rekanan  PT.ASDP  Indonesia Ferry(Persero)...01b.Formulir Penilaian Kualifikasi Rekanan  PT.ASDP  Indonesia Ferry(Persero)...
01b.Formulir Penilaian Kualifikasi Rekanan PT.ASDP Indonesia Ferry(Persero)...
Baehaqi10
 

More from Baehaqi10 (7)

09. Dokumen Kualifikasi pt. cipta usaha nusa gede.pdf
09. Dokumen Kualifikasi pt. cipta usaha nusa gede.pdf09. Dokumen Kualifikasi pt. cipta usaha nusa gede.pdf
09. Dokumen Kualifikasi pt. cipta usaha nusa gede.pdf
 
2. Formulir Isian PQ JASA BORONG.docx
2. Formulir Isian PQ JASA BORONG.docx2. Formulir Isian PQ JASA BORONG.docx
2. Formulir Isian PQ JASA BORONG.docx
 
1. MDP Tender PK - JALAN Sidamukti leuwigede.pdf
1. MDP Tender PK - JALAN Sidamukti leuwigede.pdf1. MDP Tender PK - JALAN Sidamukti leuwigede.pdf
1. MDP Tender PK - JALAN Sidamukti leuwigede.pdf
 
Surat_Pernyataan_Rekanan_VMS.docx
Surat_Pernyataan_Rekanan_VMS.docxSurat_Pernyataan_Rekanan_VMS.docx
Surat_Pernyataan_Rekanan_VMS.docx
 
01c.Lampiran RKS.doc
01c.Lampiran RKS.doc01c.Lampiran RKS.doc
01c.Lampiran RKS.doc
 
01b.Formulir Penilaian Kualifikasi Rekanan PT.ASDP Indonesia Ferry(Persero)...
01b.Formulir Penilaian Kualifikasi Rekanan  PT.ASDP  Indonesia Ferry(Persero)...01b.Formulir Penilaian Kualifikasi Rekanan  PT.ASDP  Indonesia Ferry(Persero)...
01b.Formulir Penilaian Kualifikasi Rekanan PT.ASDP Indonesia Ferry(Persero)...
 
Kebijakan Katalog Elektronik Lokal Probis Baru - Penyedia.pdf
Kebijakan Katalog Elektronik Lokal Probis Baru - Penyedia.pdfKebijakan Katalog Elektronik Lokal Probis Baru - Penyedia.pdf
Kebijakan Katalog Elektronik Lokal Probis Baru - Penyedia.pdf
 

Recently uploaded (9)

Materi Asesi SKK Manajer Pelaksana SPAM- jenjang 6.pptx
Materi Asesi SKK Manajer Pelaksana SPAM- jenjang 6.pptxMateri Asesi SKK Manajer Pelaksana SPAM- jenjang 6.pptx
Materi Asesi SKK Manajer Pelaksana SPAM- jenjang 6.pptx
 
10.-Programable-Logic-Controller (1).ppt
10.-Programable-Logic-Controller (1).ppt10.-Programable-Logic-Controller (1).ppt
10.-Programable-Logic-Controller (1).ppt
 
4. GWTJWRYJJJJJJJJJJJJJJJJJJWJSNJYSRR.pdf
4. GWTJWRYJJJJJJJJJJJJJJJJJJWJSNJYSRR.pdf4. GWTJWRYJJJJJJJJJJJJJJJJJJWJSNJYSRR.pdf
4. GWTJWRYJJJJJJJJJJJJJJJJJJWJSNJYSRR.pdf
 
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaStrategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
 
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
 
Metode numerik Bidang Teknik Sipil perencanaan.pdf
Metode numerik Bidang Teknik Sipil perencanaan.pdfMetode numerik Bidang Teknik Sipil perencanaan.pdf
Metode numerik Bidang Teknik Sipil perencanaan.pdf
 
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdfTEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
 
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptx
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptxManual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptx
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptx
 
MODUL AJAR PENGANTAR SURVEY PEMETAAN.pdf
MODUL AJAR PENGANTAR SURVEY PEMETAAN.pdfMODUL AJAR PENGANTAR SURVEY PEMETAAN.pdf
MODUL AJAR PENGANTAR SURVEY PEMETAAN.pdf
 

0. Metode Kerja Perkerasan Jalan Beton Rev 3.doc

  • 1. METODA PELAKSANAAN DAN KRETERIA PENERIMAAN PEMBANGUNAN JALAN AKSES DARI TERMINAL EKSEKUTIF BAKAUHENI KE JALAN LINTAS TIMUR SUMATERA SERTA AREA PARKIR KAWASAN SIGER CULTURAL PARK BAKAUHENI HARBOUR CITY Rencana kegiatan pemeriksaan untuk menjamin bahwa setiap input yang digunakan adalah memadai/sesuai persyaratan , setiap proses yang dilakukan adalah sesuai dengan rencana/sesuai persyaratan dan produk kegiatan sesuai dengan rencana/peryaratan beserta metode pemeriksaan dan kriteria penerimaannya. No. Pemeriksaan Metode Kriteria Penerimaan Waktu A. PEKERJAAN PERSIAPAN 1 Mobilisasi dan Demobilisasi - Mobilisasi personil - Mobilisasi peralatan - Mobilisasi fasilitas kantor - Mobilisasi fasilitas laboratorium - Demobilisasi - 50% dibayarkan bila mobilisasi mencapai 50% - 20% Mobilisasi dibayarkan bila semua peralatan sudah ada dilokasi pekerjaan - Mobilisasi fasilitas kantor - 30% pembayaran mobilisasi setelah demobilisasi. 2 Pengukuran dan Positioning Pengukuran & Perhitungan Alat :  Theodolite T2 & T0,  Waterpass,  bak,  geodeticmeter dari pita dan rantai  Total Station Pengukuran Lapangan: Survey topografi detail/mengukur ulang kondisi eksisting Pelaksana pekerjaan wajib melakukan survey topografi/mengukur ulang kondisi eksisting yang ada dan melaporkan kepada pihak Konsultan Perencana dan Konsultan Pengawas. Ukuran-ukuran patokan dan ukuran yang telah ditetapkan dalam gambar- gambar menjadi acuan dilapangan. Jika terdapat perbedaan ukuran antara gambar-gambar utama dengan gambar-gambar perincian, maka yang mengikat adalahukuran-ukuran pada gambar utama.Namun demikian hal-hal tersebut harus dilaporkan segera kepada Konsultan Perencana dan Konsultan Pengawas. Pengambilan dan pemakaian ukuran ukuran yang keliru selama Pengukuran dan perhitungan dilakukan secara bersama-sama
  • 2. pelaksanaan pekerjaan adalah menjadi tanggung jawab dan resiko Kontraktor sepenuhnya. Ketidak cocokan yang mungkin ada mengenai perbedaan- perbedaan antara gambar dan kenyataan harus segera dilaporkan kepada Konsultan Perencana dan Konsultan Pengawas, untuk diproses keputusannya ke Pemberi Tugas dan . Sebagai ukuran pokok kurang lebih 0,00 (titik duga pokok = titik nol) ditentukan kemudian oleh tanda-tanda tersebut dari patok- patok beton yang permanen di atas halaman pembangunan. Oleh Kontraktor tanda tanda tetap ini harus dijaga dan dipelihara selama pembangunan. Penetapan ukuran dan sudut sudut siku tetap dijaga dan diperhatikan dengan ketelitian yang sebesar-besarnya antara lain dengan mempergunakan alat-alat waterpas dan theodolit. Piket-piket untuk mengadakan sumbu sumbu (as) dan tinggi tidak boleh lebih kecil dari 10 x 10 cm yang terbuat dari balok kayu kualitas kelas 1. Pelaksanaan pengukuran agar memperhatikan hal-hal sebagai berikut: - Garis sempadan dan patok patok yang sah dikerjakan oleh Kontraktor dan disyahkan oleh Dinas Tata Kota Pemda Setempat dinyatakan dalam sebuah Berita Acara. - Pelaksanaan ini jika terdapat kelambatan, tidak akan dapat dipakai alasan untuk penundaan waktu pembangunan; semua biaya adalah tanggung jawab Kontraktor. - Level Lantai dasar bangunan ini adalah setinggi kurang lebih +0.900 m dari permukaan jalan Asia dan jalan Australia. Peil lantai ini kita sebut kurang lebih ±0.000 m, selanjutnya peil ini yang dijadikan pegangan pada waktu pelaksanaan. - Pengukuran siku hanya dilakukan dengan alat teropong Waterpas atau Theodolit. - Pengukuran siku dengan benang secara azas segitiga Phytagoras tidak diperkenankan. - Kebenaran pengukuran-pengukuran horizontal maupun vertical sepenuhnya adalah tanggung jawab Kontraktor. 3 Pekerjaan Pembersihan Lapangan dan Perataan a. Lingkup Lingkup pekerjaan ini meliputi pekerjaan penyediaan peralataan untuk clearing, tenaga dan termasuk pembuangan hasil clearing yang tidak digunakan ke luar lokasi proyek serta pemindahan dan pemasangan kembali utiltas yang terkena bongkaran. b. Pelakasanaan Pekerjaan: 1) Pada umumnya, tempat-tempat untuk bangunan dibersihkan. Penebasan/pembabatan harus dilaksanakan terhadap semua belukar, Satuan Mata Pembayaran dan pengukuran untuk pelaksanaan pekerjaan ini adalah : meterpersegi (m2) dan dibayarkan Ketika pekerjaan telah selesai dilaksanakan
  • 3. sampah yang tertanam dan material lain yang tidak diinginkan berada dalam daerah yang akan dikerjakan, harus dihilangkan, ditimbun kemudian dibakar atau dibuang dengan cara-cara yang disetujui oleh pengawas. Semua sisa- sisa tanaman seperti akar-akar, rumput-rumput dan sebagainya, harus dihilangkan sampai kedalaman 0,5 m di bawah tanah dasar/permukaan. 2) Semua daerah urugan, harus dipadatkan, baik urugan yang telah ada maupun terhadap urugan yang baru. Tanah urugan harus bersih dari sisa- sisa tumbuhan atau bahan-bahan yang dapat menimbulkan pelapukan dikemudian hari. 3) Pembuatan dan pemasangan papan dasar pelaksanaan (bouwplank) termasuk pekerjaan Kontraktor dan harus dibuat dari kayu jenis Meranti atau setara setebal 3 cm dengan tiang dari kaso 5/7 atau dolken berdiameter 8- 10 cm dengan jarak 2 meter satu sama lain. Pemasangan harus kuat dan permukaan atasnya rata dan sipat datar (waterpas). Segala pekerjaan pengukuran, persiapan termasuk tanggungan Kontraktor. 4) Kontraktor harus menyediakan alat-alat ukur sepanjang masa pelaksanaan berikut ahli ukur yang berpengalaman dan setiap kali apabila dianggap perlu siap untuk mengadakan pengukuran ulang. 5) Padapapan dasar pelaksanaan (bouwplank) harus dibuat tanda-tanda yang menyatakan as-as dan atau level/peil-peil dengan warna yang jelas dan tidak mudah hilang jika terkena air/hujan. 6) Sebelum melaksanaan clearing kontraktor haru menginventarisasi utilitas yang ada dibawah area yang akan diclearing. 7) Pemindahan dan pemasangan kembali utilitas yang terkena bongkaran menjadi tanggung jawab kontraktor dan harus sudah diperhitungkan dalam biaya clearing. 4 Sewa Direksi Keet 1).Kontraktor harus menyediakan tempat selama berlangsungnya pekerjaan yang mendapat persetujuan Direksi berupa kantor direksi lengkap dengan perlengkapannya yang terdiri dari: - Meja dengan kursinya - 1 (satu) set meja dan kursi tamu - Lemari/rak untuk menyimpan dokumen-dokumen - Papan tulis beserta pelengkapannya - Panel untuk gambar - Obat-obatan dan - Perlengkapan K3 2). Kantor Direksi dibuat dengan ukuran panjang 10 m dan lebar 4 m dengan jenis dan mutu bahan dipakai adala sebagai berikut: - Atap : Seng gelombang Satuan mata pembayaran dan pengukuran adalah m2.
  • 4. - Dinding : papan triplek - Rangka : kayu tipe IV - Lantai : beton dengan tebal 6 cm ad. 1 pc : 3 pasir : 5 split - Jendela : biasa - Pintu : rangka kayu - Peralatan : disesuaikan dengan kebutuhan kantor proyek Material yang digunakan Kontraktor harus produk dalam negeri dan sesuai SNI (Standart Nasional indonesia). 3).Kontraktor harus mengadakan penjagaan keamanan, personil maupun material selama proyek berlangsung. 5 Los Kerja dan Gudang (2 lokasi) - Kontraktor harus menyediakan gudang untuk penyimpanan material yang cukup memenuhi syarat agar material-material yang tersimpan tidak lekas rusak dan dilengkapi alat-alat pemadam kebakaran. - Kontraktor harus menyediakan los-los kerja untuk para pekerja yang dilengkapi obat-obatan serta memenuhi syarat kesehatan. - Kontraktor harus mengadakan penjagaan keamanan, personil maupun material selama proyek berlangsung. Satuan mata pembayaran dan pengukuran adalah m2. 6 Papan Nama Proyek (2 lokasi) a).Lingkup Pekerjaan Penyedia diwajibkan membuat papan nama proyek. Papan nama tersebut dipasang pada tempat yang dapat di ketahui atau pada lokasi yang terbuka serta berdiri sendiri (tidak dipasang pada tumpangan lain seperti pohon, dinding rumah, dan lain – lain). Adapun ukuran papan nama proyek berukuran 1,20 m x 1,80 m dibuat sebanyak 1 buah. b). Syarat Peralatan Peralatan yang digunakan adalah peralatan tukang kayu atau menggunakan alat bantu lainnya. c). Syarat Bahan - Multiplek tebal 6 mm - Kayu 5/7 Kelas IV tinggi 3 m - Printing Banner Plastik uk. 1,2 m x 1,8 m - Paku berbagai ukuran - Cat Kayu d). Syarat Tenaga Kerja - Pekerja - Tukang - Kepala Tukang - Mandor Satuan mata pembayaran dan pengukuran papan nama pekerjaan/Papan Proyek satuan buah (Bh). Papan nama proyek dibayar setelah terpasang di lokasi pekerjaan.
  • 5. Dalam melaksanakan pekerjaan dilengkapi Alat Pelindung Diri yang telah arahkan oleh petugas K3. e). Syarat Metode Pelaksanaan Pekerjaan ini secara garis besar dilakukan: - Printing Banner Plastik uk. 1,2 m x 1,8 sebanyak 1 lembar di cetak oleh percetakan yang jelas baik dari warna maupun informasi yang tertera dalam papan nama pekerjaan/papan proyek. - Informasi yang tercantum dalam papan nama pekerjaan/papan proyek diantaranya adalah : • Papan nama pekerjaan/papan proyek direkatkan pada 21 Spesifikasi Teknis Pekerjaan Pembangunan Pengaman Pantai Penyak – Terentang multiflek tebal 6 mm dengan ukuran yang sama dengan Printing Banner, dipasang secara rapih tidak bergelombang. • Papan nama pekerjaan/papan proyek dipaku pada tiang penyanggah dari kayu ukuran 5/7 Kelas IV. • Papan nama pekerjaan/papan proyek di pasang atau didirikan menggunakan kayu ukuran 5/7 Kelas IV setinggi 3 m. • Semua permukaan kayu dicat dengan warna yang cerah untuk mudah dilihat. f).Satuan mata pembayaran dan pengukuran papan nama pekerjaan/Papan Proyek satuan buah (Bh). Papan nama proyek dibayar setelah terpasang di lokasi pekerjaan. 7 Pagar Pengaman Proyek (2 lokasi) Pagar pengaman proyek dibutuhkan selama pelaksanaan pekerjaan berlangsung. Sebelum pagar pengaman proyek dibuat, telebih dahulu dilakukan pengukuran untuk batas-batas area pekerjaan. Pagar pengaman proyek dibuat dengan menggunakan penutup seng gelombang dan tiang kaso. Pagar sementara didirikan mengelilingi batas area lokasi pekerjaan. Untuk sirkulasi keluar masuk, pada bagian depan pagar pengaman proyek dibuat pintu lengkap dengan pengunci. Pagar pengaman proyek dapat dibongkar setelah pelaksanaan pekerjaan proyek selesai. - 8 Listrik Listrik kerja diharapkan untuk membantu pekerjaan pemotongan besi, pompa air, penerangan kerja serta power untuk mengoperasikan alat bantu kerja lainnya. Pengadaan listrik kerja dengan menciptakan meteran listrik gres dengan pengajuan ke PLN atau dari Genset tergantung dari efisiensinya terhadap pelaksanaan pekerjaan. - 9 Air Kerja Air kerja sangat diharapkan dalam menunjang pelaksanaan pekerjaan, dimana air kerja berfungsi untuk pekerjaan testing comissioning dan gabungan adukan pekerjaan lainnya. Untuk pengadaan air kerja diharapkan satu buah mesin pompa untuk distribusi air kerja. Pemasangan pompa air dilakukan dengan terlebih dahulu melaksanakan pemantekan untuk mendapat sumber -Untuk seluruh pelaksanaan agar menggunakan air yang tidak mengandung minyak, asam alkali, garam, bahan-bahan organis atau bahan-bahan lain
  • 6. air, lalu dilakukan pemasangan pipa dan kran air. Air untuk keperluan kerja ditampung dalam toren air atau drum air. Air kerja sanggup juga diperoleh dari sumber existing yang ada dengan penyambungan dan membayar sejumlah biaya yang telah ditentukan. yang merusak bangunan, memenuhi syarat-syarat yang ditentukan dalam PUBI-1970/NI- 3. Dalam hal ini harus dinyatakan dengan hasil test dari laboratorium yang berkompeten. Khusus untuk beton jumlah air yang digunakan untuk membuat adukan disesuaikan dengan jenis pekerjaan beton, dapat ditentukan dengan ukuran isi atau ukuran berat serta harus dilakukan dengan tepat. 10 Dokumentasi dan Administrasi Foto proyek dibuat 3 (tiga) tahap, sebelum pelaksanaan pekerjaan (kondisi eksisting), saat pelaksanaan pekerjaan dan selesai pelaksanaan pekerjaan. Pemotretan dilakukan dengan latar belakang yang sama yang dilaksanakan pada kondisi 0% (kondisi eksisting), 20%, 50%, 75% dan 100% (selesai pelaksanaan) sesuai dengan pengajuan termijn, kemudian disusun/dimasukkan ke dalam laporan pengajuan termijn/progress dan ke dalam album sebagai dokumentasi. Pengambilan foto proyek dilakukan secara terus menerus sampai proyek selesai, terutama apabila ada momen-momen tertentu yang dianggap penting - - B. PEKERJAAN SMKK Kontraktor berkewajiban: a. Menyediakan segala alat penolong untuk menghindari bahaya dan memberikan pertolongan jika terjadi kecelakaan di tempat pekerjaan, biaya perawatan menjadi tanggungjawab Kontraktor. b. Segera memberitahukan secara tertulis kepada Direksi mengenai terjadinya kecelakaan dengan disertai keterangan seperlunya. c. Menyediakan peralatan yang sesuai dengan peraturan kesehatan di tempat pekerjaan. d. Kontraktor harus membuat pengaturan dengan rumah sakit terdekat dan dengan dokter setempat sehingga bagi para pegawai/pekerjanya yang sakit atau mengalami kecelakaan segera dapat menerima pengobatan yang baik, pada setiap saat baik siang maupun malam. e. Menyediakan air minum yang cukup dan memenuhi syarat-syarat kesehatan bagi para pekerja, yang semuanya menjadi beban Kontraktor Lingkup Pekerjaan Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi yang selanjutnya disebut SMKK adalah bagian dari sistem manajemen pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi dalam rangka penerapan keamanan, keselamatan, kesehatan, dan keberlanjutan pada setiap Pekerjaan Konstruksi. 1).Kegiatan penyelenggaraan Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi, mencakup. Kegiatan Penyelenggaraan Sistem Manajemen
  • 7. Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum mengacu Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 21/PRT/M/2019. 2). Satuan pekerjaan ini secara garis besar yang terdapat pada perincian kegiatan penyelenggaraan Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi sebagaimana tercantum dalam lampiran adalah satuan habis pakai; 3). Dalam hal terdapat perbaikan pekerjaan pada masa pemeliharaan, tanggung jawab Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi tetap menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa; 4).Bukti penerapan kegiatan penyelenggaraan Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi harus didokumentasikan dan menjadi bagian dari laporan hasil pelaksanaan pekerjaan; 5). Penyelenggaraan Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi sesuai dengan tingkat resiko, kebutuhan tenaga kerja dan tamu. 6). Setiap tenaga kerja diberikan KIP; 7). Sebelum tamu melaksanakan tinjauan terhadap pelaksanaan pekerjaan petugas K3 memberikan induksi pengarahan K3. 1 Penyiapan RK3K terdiri atas: Syarat Bahan Terdapat bahan yang digunakan dalam penyelenggaran SMKK berupa dokumen, arahan, sosialisasi, pelatihan serta himbauan diantaranya adalah: - Pembuatan Manual, Prosedur, Instruksi Kerja, Izin Kerja - Pembuatan Kartu Identitas Pekerja (KIP) Satuan Mata Pembayaran untuk penyelenggaran SMKK adalah : Kegiatan (Keg) 2 Sosialisai dan Promosi K3 terdiri atas: Syarat Bahan Terdapat bahan yang digunakan dalam penyelenggaran SMKK berupa dokumen, arahan, sosialisasi, pelatihan serta himbauan diantaranya adalah: - Induksi K3 (Safety induction) - Pengarahan K3 (Safety breafing) : Pertemuan keselamatan (Safety talk dan/atau tool box meeting) - Pelatihan K3 - K3 Peralatan Konstruksi & Penggunaan Bahan Kimia (MSDS) - Analisis Keselamatan Pekerjaan - Perilaku Berbasis Keselamatan (Budaya K3) - P3K - Pencegahan Covid-19 - Simulasi K3 - Spanduk (Banner) - Poster - Papan Informasi K3 Satuan Mata Pembayaran untuk penyelenggaran SMKK adalah : Kegiatan (Keg) 3 Alat Pelindung Diri terdiri atas: Syarat Peralatan Peralatan yang digunakan dalam penyelenggaran SMKK sesuai kebutuhan serta memperhatikan jenis pekerjaan dan risiko k3 pekerjaan, adapun peralatannya adalah : - Topi Pelindung (safety helmet) - Sepatu Keselamatan (safety shoes) untuk Staff - Sepatu Keselamatan (rubber safety shoes and toe cap) - Rompi Keselamatan (safety vest) Satuan Mata Pembayaran untuk penyelenggaran SMKK adalah : Kegiatan (Keg) 4 Asuransi dan - BPJS Ketenagakerjaan dan Kesehatan Kerja; Satuan Mata Pembayaran untuk
  • 8. Perijinan terdiri atas: (Berdasarkan KEPMENAKER Nomor : KEP- 196/MEN/1999). - Surat Izin Kelaikan Alat - Surat Izin Operator - Surat Izin Pengesahan Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja (P2K3) penyelenggaran SMKK adalah : Kegiatan (Keg) 5 Personil K3 Syarat Tenaga Kerja Tenaga kerja dalam pelaksanaan SMKK terdiri - Ahli K3 - Petugas P3K - Asisten Petugas K3/safety man/pengatur lalu lintas (flagman) Satuan Mata Pembayaran untuk penyelenggaran SMKK adalah : Kegiatan (Keg) 6 Fasilitas, Sarana dan Prasarana Kesehatan: - Peralatan P3K (kotak P3K, tandu, tabung oksigen, obat luka, perban,dll) - Ruang P3K (tempat tidur pasien, stetoskop, timbangan berat badan, tensi meter, dll) - Penyediaan Fasilitas Kesehatan Pencegahan Covid-19 (thermoscan, handsanitizer, dll) Satuan Mata Pembayaran untuk penyelenggaran SMKK adalah : Kegiatan (Keg) 7 Rambu-rambu yang Diperlukan: - Rambu Petunjuk - Rambu Larangan - Rambu Peringatan - Rambu Kewajiban - Rambu Informasi - Rambu Pekerjaan Sementara Satuan Mata Pembayaran untuk penyelenggaran SMKK adalah : Kegiatan (Keg) 8 Lain-lain terkait Pengendalian Risiko K3: - Alat Pemadam Api Ringan (APAR) 10kg - Bendera K3 - Sirine - Jalur Evakuasi (escape route) - Lampu Darurat (emergency lamp) - Program Inspeksi dan Audit Internal Satuan Mata Pembayaran untuk penyelenggaran SMKK adalah : Kegiatan (Keg)
  • 9. - Pelaporan & Penyelidikan Insiden C. PEKERJAAN JALAN AKSES C1 PEKERJAAN TANAH 1 Pekerjaan Galian Tanah Biasa Pelaksanaan Pekerjaan : 1) Pengajuan Kesiapan Kerja dan Pencatatan - Untuk setiap pekerjaan galian yang dibayar menurut Seksi ini, sebelum memulai pekerjaan, Penyedia Jasa harus menyerahkan kepada Direksi, gambar detil penampang melintang yang menunjukkan atau penggalian paling lambat 6 hari sebelum pekerjaan dimulai. elevasi tanah asli sebelum operasi pembersihan dan pembongkaran, - Penyedia Jasa harus memasang patok-patok batas galian paling lambat 3 hari sebelum pekerjaan dimulai. - Penyedia Jasa harus menyerahkan kepada Direksi Teknik metode kerja dan gambar detil seluruh struktur baik pekerjaan permanen maupun pekerjaan sementara yang diusulkan atau yang diperintahkan untuk digunakan, seperti penyokong (shoring), pengaku (bracing), cofferdam, dan dinding penahan rembesan (cut-off wall), dan gambar-gambar tersebut harus memperoleh persetujuan dari Direksi Pekerjaan sebelum melaksanakan pekerjaan galian yang akan dilindungi oleh struktur sementara yang diusulkan. - Penyedia Jasa harus memberitahu Direksi untuk setiap galian yang telah mencapai elevasi dasar lapisan perkerasan. - Arsip tentang rencana peledakan dan semua bahan peledak yang digunakan, yang menunjukkan lokasi serta jumlahnya, harus disampaikan oleh Penyedia Jasa untuk diperiksa oleh Direksi. - Penyedia Jasa harus menyerahkan kepada Direksi Pekerjaan suatu catatan tertulis tentang lokasi, kondisi dan kuantitas perkerasan jalan yang akan dikupas atau digali. Pencatatan pengukuran harus dilakukan setelah seluruh bahan perkerasan jalan telah dikupas atau digali. 2) Pengamanan Pekerjaan Galian - Penyedia Jasa harus memikul semua tanggung jawab dalam menjamin keselamatan pekerja, yang melaksanakan pekerjaan galian, penduduk dan bangunan yang ada di sekitar lokasi galian. - Selama pelaksanaan pekerjaan galian, Penyedia Jasa harus menjaga stabilitas lereng, struktur, penyokong (shoring) dan pengaku (bracing) yang jika tidak dilaksanakan dapat menjadi tidak stabil atau rusak oleh pekerjaan galian tersebut. - Peralatan berat untuk pemindahan tanah, pemadatan atau keperluan lainnya tidak diijinkan berada atau beroperasi lebih dekat 1,5 m dari - Penggalian Harus Sesuai dengan Gambar rencana, Spesifikasi teknis, serta elevasi yg di bentuk memenuhi design.
  • 10. tepi galian drainase, gorong- gorong pipa atau galian pondasi untuk struktur yang terbuka. - Cofferdam, dinding penahan rembesan (cut-off wall) atau cara lainnya untuk mengalihkan air di daerah galian harus dirancang sebagaimana mestinya dan cukup kuat untuk menjamin tidak terjadi keruntuhan yang dapat membanjiri tempat kerja. - Dalam setiap saat, bilamana pekerja atau orang lain berada dalam lokasi galian yang membahayakan keselamatan, maka Penyedia Jasa harus menempatkan seorang pengawas keamanan di lokasi kerja yang tugasnya hanya memantau keamanan dan kemajuan. Sepanjang waktu penggalian, peralatan galian cadangan (yang belum dipakai) serta perlengkapan P3K harus tersedia pada tempat kerja galian. - Bahan peledak yang diperlukan untuk galian batu harus disimpan, ditangani, dan digunakan dengan hati-hati dan di bawah pengendalian yang ekstra ketat sesuai dengan Peraturan dan Perundang undangan yang berlaku. Penyedia Jasa harus bertanggung jawab dalam mencegah pengeluaran atau penggunaan yang tidak sesuai atas setiap bahan peledak dan harus menjamin bahwa penanganan peledakan hanya dipercayakan kepada orang yang berpengalaman dan bertanggung jawab. - Semua galian terbuka harus diberi rambu peringatan dan penghalang (barikade) yang cukup untuk mencegah pekerja atau orang lain terjatuh ke dalamnya, dan setiap galian terbuka pada lokasi jalur lalu lintas maupun lokasi bahu jalan harus diberi rambu tambahan pada malam hari berupa drum yang dicat putih (atau yang sejenis) beserta lampu merah atau kuning guna menjamin keselamatan para pengguna jalan, sesuai dengan yang diperintahkan Direksi. 3) Pengamanan Hasil Kerja - Pada setiap tahap penggalian terbuka, permukaan galian harus tetap dalam kondisi yang mulus (sound), untuk mencegah gangguan operasi dan perendaman akibat hujan. - Galian saluran atau galian lainnya yang memotong jalan harus dilakukan dengan tatacara pelaksanaan sedemikian rupa sehingga jalan tetap terbuka untuk lalu lintas pada setiap saat. - Bilamana lalu lintas pada jalan terganggu karena peledakan atau operasi-operasi pekerjaan lainnya, Penyedia Jasa harus mendapatkan persetujuan terlebih dahulu atas jadwal gangguan tersebut dari pihak yang berwenang dan juga dari Direksi Pekerjaan. - Kecuali diperintahkan lain oleh Direksi Pekerjaan maka setiap galian perkerasan harus ditutup kembali dengan bahan yang lebih baik/kuat dari aslinya pada hari yang sama sehingga dapat dibuka untuk lalu
  • 11. lintas. - Kecuali diperintahkan lain oleh Direksi maka setiap pekerjaan beton harus ditutup kembali dengan bahan beton pada hari yang sama sehingga dapat dibuka untuk lalu lintas setelah beton berumur 14 hari. 4) Kondisi Tempat Kerja - Seluruh galian harus dijaga agar bebas dari air dan Penyedia Jasa harus menyediakan semua bahan, perlengkapan dan pekerja yang diperlukan untuk pengeringan (pemompaan), pengalihan saluran air dan pembuatan drainase sementara, dinding penahan rembesan (cut off wall) dan cofferdam. Pompa siap pakai di lapangan harus senantiasa dipelihara sepanjang waktu untuk menjamin bahwa tak akan terjadi gangguan dalam pengeringan dengan pompa. - Bilamana Pekerjaan sedang dilaksanakan pada drainase lama atau tempat lain dimana air atau tanah rembesan (seepage) mungkin sudah tercemari, maka Penyedia Jasa harus senantiasa memelihara tempat kerja dengan memasok air bersih yang akan digunakan oleh pekerja untuk kebutuhan mandi dan cuci, berikut dengan sabun dan desinfektan yang memadai. 5) Perbaikan terhadap Pekerjaan Galian yang Tidak Memenuhi Ketentuan. Pekerjaan galian yang tidak memenuhi toleransi dalam spesifikasi ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa dan harus diperbaiki oleh Penyedia Jasa sebagai berikut: - Lokasi galian dengan garis dan ketinggian akhir yang melebihi garis dan ketinggian yang ditunjukkan dalam Gambar atau sebagaimana yang diperintahkan Direksi harus digali lebih lanjut sampai memenuhi toleransi yang disyaratkan. - Lokasi dengan penggalian yang melebihi garis dan ketinggian yang ditunjukkan dalam Gambar atau sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi, atau dasar galian yang mengalami kerusakan atau menjadi lembek, maka material yang telah rusak dibuang dan ditimbun kembali dengan material yang lebih baik sebagaimana yang diperintahkan Direksi, dipadatkan dan dibentuk sesuai ketentuan dalam spesifikasi ini. - Lokasi galian perkerasan beraspal dengan dimensi dan kedalaman yang melebihi yang telah ditetapkan oleh Direksi, harus diperbaiki dengan menggunakan bahan-bahan yang sesuai dengan kondisi perkerasan lama sampai mencapai elevasi rancangan.dan persyaratan persyaratan yang seharusnya. 6) Utilitas Bawah Tanah Penyedia Jasa harus bertanggungjawab untuk memperoleh informasi tentang keberadaan dan lokasi utilitas bawah tanah dan membayar
  • 12. setiap ijin atau kewenangan lainnya yang diperlukan dalam melaksanakan galian yang diperlukan dalam Kontrak. Penyedia Jasa harus bertanggungjawab untuk menjaga dan melindungi setiap utilitas bawah tanah yang masih berfungsi seperti pipa, kabel, atau saluran bawah tanah lainnya atau struktur yang mungkin dijumpai dan harus memperbaiki setiap kerusakan yang timbul akibat operasi kegiatannya. 7) Prosedur Umum Pelakasanaan Pekerjaan - Penggalian harus dilaksanakan menurut kelandaian, garis, dan elevasi yang ditentukan dalam Gambar yang disetujui oleh Direksi dan harus mencakup pembuangan semua bahan dalam bentuk apapun yang dijumpai, termasuk tanah, batu, batu bata, beton, pasangan batu dan bahan perkerasan lama, yang tidak digunakan untuk pekerjaan permanen - Pekerjaan galian harus dilaksanakan dengan gangguan yang seminimal mungkin terhadap bahan di bawah dan di luar batas galian. - Bilamana bahan yang terekspos pada garis formasi atau tanah dasar atau pondasi dalam keadaan lepas atau lunak atau kotor atau menurut pendapat Direksi tidak memenuhi syarat, maka bahan tersebut harus seluruhnya atau sebagian dibuang dan diganti dengan bahan timbunan sesuai persyartan tanah sebagai bahan timbunan. Bilamana bahan yang terekspos memenuhi syarat maka perlu dilakukan penanganan sesuai dengan spesifikasi ini. - Bilamana pada garis formasi dijumpai batu, lapisan keras atau bahan yang sukar dibongkar untuk selokan, pada tanah dasar untuk perkerasan maupun bahu jalan, atau pada dasar galian pipa atau pondasi struktur, maka bahan tersebut harus digali 15 cm lebih dalam dari permukaan rencana. Tonjolan-tonjolan batu yang runcing pada permukaan yang terekspos tidak boleh tertinggal dan semua pecahan batu yang diameternya lebih besar dari 5 cm harus dibuang. Profil galian yang disyaratkan harus diperoleh dengan cara menimbun kembali dengan bahan yang disetujui Direksi dan dipadatkan. - Peledakan sebagai cara pembongkaran batu hanya boleh digunakan jika, menurut pendapat Direksi Pekerjaan, tidak praktis menggunakan alat bertekanan udara atau suatu penggaru (ripper) hidrolis berkuku tunggal. Direksi Pekerjaan dapat melarang peledakan dan memerintahkan untuk menggali batu dengan cara lain, jika, menurut pendapatnya, peledakan tersebut berbahaya bagi manusia atau struktur di sekitarnya, atau bilamana dirasa kurang cermat dalam pelaksanaannya. - Bilamana diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan, Penyedia Jasa harus
  • 13. menyediakan anyaman pelindung ledakan (heavy mesh blasting) untuk melindungi orang, bangunan dan pekerjaan selama penggalian. Jika dipandang perlu, peledakan harus dibatasi waktunya sebagai yang ditetapkan oleh Direksi. - Penggalian batu harus dilakukan sedemikian, apakah dengan peledakan atau cara lainnya, sehingga permukaan galian harus dibiarkan pada kondisi yang aman dan serata mungkin. Batu 20 yang lepas atau bergantungan dapat menjadi tidak stabil atau menimbulkan bahaya terhadap pekerjaan atau orang harus dibuang atau diperkuat dengan angker, baik pada pemotongan batu yang baru maupun yang lama. 8) Galian pada Tanah Dasar Perkerasan dan Bahu Jalan, Pembentukan Berm, Selokan dan Talud. Ketentuan dalam Spesifikasi ini, Penyiapan Tanah Dasar, harus berlaku seperti juga ketentuan dalam Seksi ini. 9) Galian untuk Struktur dan Pipa - Galian untuk pipa, gorong-gorong atau drainase beton dan galian untuk pondasi jembatan atau struktur lain, harus cukup ukurannya sehingga memungkinkan pemasangan bahan konstruksi sesuai gambar rencana, sehingga pengawasan dan pemadatan penimbunan kembali di bawah dan di sekeliling pekerjaan.dapat dilakukan dengan cermat. - Cofferdam, penyokong (shoring) dan pengaku (bracing) atau tindakan lain untuk mengeluarkan air harus dipasang untuk pembuatan dan pemeriksaan acuan dan untuk memungkinkan pemompaan dari luar acuan. - Cofferdam atau penyokong atau pengaku yang tergeser selama pekerjaan galian harus diperbaiki, dikembalikan posisinya dan diperkuat untuk menjamin kebebasan ruang gerak yang diperlukan selama pelaksanaan. - Cofferdam, penyokong dan pengaku (bracing) yang dibuat untuk pondasi jembatan atau struktur lainnya harus diletakkan sedemikian hingga tidak menyebabkan terjadinya penggerusan dasar, tebing atau bantaran sungai. - Bila galian parit untuk gorong-gorong atau lainnya dilakukan pada timbunan baru, maka timbunan harus dikerjakan sampai ketinggian yang diperlukan dengan jarak masing-masing lokasi galian parit tidak kurang dari 5 kali lebar galian parit tersebut, dilaksanakan dengan sisi- sisi yang setegak mungkin sebagaimana kondisi tanahnya mengijinkan. - Setiap pemompaan pada galian harus dilaksanakan sedemikian, sehingga dapat dihindari kemungkinan terbawanya bagian bahan yang baru terpasang. Setiap pemompaan yang diperlukan selama pengecoran beton, atau untuk suatu periode paling sedikit 24 jam
  • 14. sesudahnya, harus dilaksanakan dengan pompa yang diletakkan di luar acuan beton tersebut. - Galian sampai elevasi akhir pondasi untuk telapak pondasi struktur tidak boleh dilaksanakan sampai sesaat sebelum pondasi akan dicor. 10) Galian pada Sumber Bahan - Sumber bahan (borrow pits), apakah di dalam Daerah Milik Jalan atau di tempat lain, harus digali sesuai dengan ketentuan dari Spesifikasi ini. - Persetujuan untuk membuka sumber galian baru atau mengoperasikan sumber galian lama harus memperoleh persetujuan secara tertulis dari Direksi sebelum setiap operasi penggalian dimulai. - Sumber bahan (borrow pits) di atas tanah yang mungkin digunakan untuk pelebaran jalan mendatang atau keperluan pemerintah lainnya, tidak diperkenankan. - Penggalian sumber bahan harus dilarang atau dibatasi bilamana penggalian ini dapat mengganggu drainase alam atau drainase yang dirancang. - Pada daerah yang lebih tinggi dari permukaan jalan, harus diratakan sedemikian rupa sehingga seluruh air permukaan dapat mengalir ke gorong-gorong berikutnya tanpa genangan. - Setiap aktifitas galian di area sumber bahan harus memperhatikan stabilitas lereng. 11) Permukaan Galian Permukaan galian tanah maupun batu yang telah selesai dan terbuka terhadap aliran air permukaan harus cukup rata dan memiliki cukup kemiringan untuk menjamin pengaliran air yang bebas dari permukaan itu tanpa terjadi genangan. 2 Pekerjaan Pemadatan Tanah Pelaksanaan Pekerjaan: 1).Kesiapan Kerja Paling lambat 3 hari sebelum pekerjaan dimulai untuk setiap timbunan awal yang akan dilaksanakan, Penyedia Jasa harus: - Menyerahkan gambar detil penampang melintang dasar timbunan yang menunjukkan permukaan yang telah dipersiapkan untuk penghamparan timbunan kepada Direksi - Menyerahkan hasil pengujian kepadatan dasar timbunan yang membuktikan bahwa pemadatan pada permukaan yang telah disiapkan telah memenuhi persyaratan di dalam spesifikasi ini kepada Direksi. 2) Penyedia Jasa harus menyerahkan hal-hal berikut ini kepada Direksi Pekerjaan paling lambat 14 hari sebelum tanggal yang diusulkan untuk penggunaan pertama kalinya sebagai bahan timbunan. - Timbunan pilihan harus bila diuji sesuai dengan SNI 03- 1744-1989, memiliki CBR paling sedikit 10% setelah 4 hari perendaman bila dipadatkan sampai 100% kepadatan kering maksimum sesuai dengan SNI 1742:2008
  • 15. - Dua contoh masing-masing 50 kg untuk setiap jenis bahan, satu contoh harus disimpan oleh Direksi Pekerjaan untuk rujukan selama Periode Kontrak - Pernyataan tentang asal dan komposisi setiap bahan yang diusulkan untuk bahan timbunan, bersama-sama dengan hasil pengujian laboratorium yang menunjukkan bahwa sifat-sifat bahan tersebut memenuhi ketentuan yang disyaratkan. 3) Penyedia Jasa harus menyerahkan laporan tertulis kepada Direksi segera setelah selesainya setiap lapis hamparan pekerjaan, dan sebelum dimulainya penghamparan lapis berikutnya berupa Hasil pengujian kepadatan seperti yang disyaratkan - Untuk lapis timbunan teratas hasil pengukuran kerataan permukaan dan data survei elevasi yang menunjukkan bahwa toleransi permukaan yang disyaratkan dalam spesifikasi ini yang harus dipenuhi. - Sebelum mendapat persetujuan dari Direksi, tidak diperkenankan menghampar bahan lain di atas pekerjaan timbunan. 4) Metoda Kerja - Untuk menghasilkan hamparan dengan tebal padat 20 cm Penyedia Jasa harus menyampaikan metoda kerja yang akan dilakukan. - Pelaksanaan Timbunan badan jalan di atas jalan lama harus dikerjakan setengah lebar jalan sehingga setiap saat jalan tetap terbuka untuk lalu lintas. - Untuk mencegah gangguan terhadap pelaksanaan abutment dan tembok sayap jembatan, Penyedia Jasa harus menunda sebagian pekerjaan timbunan pada oprit setiap jembatan di lokasi-lokasi yang ditentukan oleh Direksi, sampai waktu yang cukup untuk mendahulukan pelaksanaan abutment dan tembok sayap. Selanjutnya timbunan dapat dilanjutkan untuk menyelesaikan pekerjaan timbunan setelah abutment, tembok. 5) Kondisi Tempat Kerja - Penyedia Jasa harus menjamin bahwa pekerjaan harus dijaga tetap kering segera sebelum dan selama pekerjaan penghamparan dan pemadatan, dan selama pelaksanaan timbunan harus memiliki lereng melintang yang cukup untuk membantu drainase badan jalan dari setiap curahan air hujan dan juga harus menjamin bahwa pekerjaan akhir mempunyai drainase yang baik. Bilamana memungkinkan, air yang berasal dari tempat kerja harus dibuang ke dalam sistem drainase permanen. - Penyedia Jasa harus selalu menyediakan pasokan air yang cukup untuk pengendalian kadar air timbunan selama operasi penghamparan dan pemadatan. 6) Perbaikan Terhadap Timbunan yang Tidak Memenuhi Ketentuan atau Tidak Stabil
  • 16. - Toleransi permukaan yang disyaratkan dalam spesifikas ini harus diperbaiki dengan menggemburkan permukaannya dan membuang atau menambah bahan sebagaimana yang diperlukan dan dilanjutkan dengan pembentukan kembali dan pemadatan kembali. - Lapisan hamparan timbunan yang terlalu kering untuk pemadatan, dalam hal batas- batas kadar airnya yang disyaratkan dalam spesifikasi ini atau seperti yang diperintahkan Direksi Pekerjaan, harus diperbaiki dengan menggaru bahan tersebut, dilanjutkan dengan penyemprotan air secukupnya dan dicampur seluruhnya dengan menggunakan "motor grader" atau peralatan lain yang disetujui. - Lapisan hamparan timbunan yang terlalu basah untuk pemadatan, seperti dinyatakan dalam batas-batas kadar air yang disyaratkan dalam spesifikasi ini atau seperti yang diperintahkan Direksi Pekerjaan, harus diperbaiki dengan menggaru bahan tersebut dengan penggunaan motor grader atau alat lainnya secara berulang-ulang dengan selang waktu istirahat selama penanganan, dalam cuaca cerah. Alternatif lain, bilamana pengeringan yang memadai tidak dapat dicapai dengan menggaru dan membiarkan bahan gembur tersebut, Direksi Pekerjaan dapat memerintahkan agar bahan tersebut dikeluarkan dari pekerjaan dan diganti dengan bahan kering yang lebih cocok. - Timbunan yang telah padat dan memenuhi ketentuan yang disyaratkan dalam Spesifikasi ini, menjadi jenuh akibat hujan atau banjir atau karena hal lain, biasanya tidak memerlukan pekerjaan perbaikan asalkan sifat- sifat bahan dan kerataan permukaan masih memenuhi ketentuan dalam Spesifikasi ini. - Perbaikan timbunan yang tidak memenuhi kepadatan atau ketentuan sifat-sifat bahan dari Spesifikasi ini haruslah seperti yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan dan dapat meliputi pemadatan tambahan, penggemburan yang diikuti dengan penyesuaian kadar air dan pemadatan kembali, atau pembuangan dan penggantian bahan. - Penyedia Jasa harus melakukan perbaikan timbunan yang rusak akibat gerusan banjir atau menjadi lembek setelah pekerjaan tersebut selesai dikerjakan dan diterima oleh Direksi Pekerjaan. ek setelah pekerjaan tersebut selesai dikerjakan dan diterima oleh Direksi Pekerjaan. 7) Pengembalian Bentuk Pekerjaan setelah Pengujian Semua lubang pada pekerjaan akhir yang timbul akibat pengujian kepadatan atau lainnya harus secepatnya ditutup kembali oleh Penyedia Jasa dan dipadatkan sampai mencapai kepadatan dan toleransi permukaan yang disyaratkan oleh Spesifikasi ini. 8) Cuaca yang Dijinkan Untuk Bekerja Timbunan tanah tidak boleh ditempatkan, dihampar atau dipadatkan
  • 17. sewaktu hujan dan pemadatan tidak boleh dilaksanakan setelah hujan atau bilamana kadar air bahan berada di luar rentang yang disyaratkan dalam spesifkasi ini. 9) Penyiapan Tempat Kerja - Sebelum penghamparan timbunan pada setiap tempat, semua bahan yang tidak diperlukan harus dibuang sebagaimana diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan sesuai dengan kriteria didalam Spesifikasi ini. - Penyedia Jasa harus memasang patok batas dasar timbunan 3 hari sebelum pekerjaan dimulai. - Dasar pondasi timbunan harus dipadatkan (termasuk penggemburan dan pengeringan atau pembasahan bila diperlukan) setebal 20 cm dan harus memenuhi kepadatan sebagai disyaratkan. - Bilamana timbunan akan ditempatkan pada lereng bukit atau ditempatkan di atas timbunan lama atau yang baru dikerjakan, maka lereng lama harus dipotong bertangga dengan lebar yang cukup sehingga memungkinkan peralatan berat dapat beroperasi. Sebelum timbunan dihampar dasar timbunan harus digaru dan dipadatkan sehingga mencapai kepadatan 95 % kepadatan kering maksimum sesuai SNI 03- 1742-1989. 10) Penghamparan Timbunan - Timbunan harus ditempatkan ke permukaan yang telah disiapkan dan disebar dalam lapisan yang merata yang setelah dipadatkan akan memenuhi toleransi tebal lapisan yang disyaratkan dalam spesifikasi ini - Bilamana timbunan terakhir yang akan dihampar lebih 20 cm dan kurang dari 40 cm maka dibagi 2 sama tebalnya. - Tanah timbunan diangkut langsung dari lokasi sumber bahan ke permukaan yang telah disiapkan pada saat cuaca cerah. Penumpukan tanah di lokasi sumber ataupun di lokasi timbunan untuk persediaan tidak diperkenankan, terutama selama musim hujan kecuali dengan perlindungan sehingga air hujan tidak membasahi tumpukan tanah. - Penimbunan dalam suatu lokasi (lot) dan pada satu lapis hanya boleh digunakan bahan tanah yang berasal dari satusumber bahan dan yang seragam. - Timbunan di atas selimut pasir atau bahan drainase porous, harus diperhatikan agar kedua bahan tersebut tidak tercampur - Penimbunan kembali di atas pipa dan di belakang struktur harus dilaksanakan dengan sistematis dan secepat mungkin segera setelah pemasangan pipa atau struktur. Akan tetapi, sebelum penimbunan kembali, diperlukan waktu perawatan tidak kurang dari 8 jam setelah pemberian adukan pada sambungan pipa atau pengecoran struktur beton, pemasangan pasangan batu gravity atau pasangan batu dengan
  • 18. mortar. Sebelum penimbunan kembali di sekitar struktur penahan tanah dari beton, pasangan batu atau pasangan batu dengan mortar struktur harus sudah berumur tidak kurang dari 14 hari. - Bilamana timbunan badan jalan akan diperlebar, lereng timbunan lama harus disiapkan dengan membuang seluruh tumbuh-tumbuhan yang terdapat pada permukaan lereng dan dibuat bertangga sehingga timbunan baru akan terkunci pada timbunan lama sedemikian sampai diterima oleh Direksi. Selanjutnya pelebaran timbunan harus dihampar horizontal lapis demi lapis sampai dengan elevasi tanah dasar jalan lama, yang kemudian harus ditutup secepat mungkin dengan lapis pondasi bawah dan atas sampai elevasi permukaan jalan lama sehingga bagian yang diperlebar dapat dimanfaatkan oleh lalu lintas secepat mungkin, dengan demikian pembangunan dapat dilanjutkan ke sisi jalan lainnya bilamana diperlukan. 11) Pemadatan Timbunan - Segera setelah penempatan dan penghamparan timbunan, setiap lapis harus dipadatkan dengan peralatan pemadat yang memadai dan disetujui Direksi Pekerjaan sampai mencapai kepadatan yang disyaratkan dalam spesifikasi ini. - Pemadatan timbunan tanah harus dilaksanakan hanya bilamana kadar air bahan berada dalam rentang 3% di bawah kadar air optimum sampai 1% di atas kadar air optimum. Kadar air optimum harus didefinisikan sebagai kadar air pada kepadatan kering maksimum yang diperoleh bilamana tanah dipadatkan sesuai dengan SNI 03-1742-1989. - Seluruh timbunan batu harus ditutup dengan satu lapisan atau lebih setebal 20 cm dari bahan bergradasi menerus dan tidak mengandung batu yang lebih besar dari 7,5 cm serta mampu mengisi rongga-rongga batu pada bagian atas timbunan batu tersebut. Lapis penutup ini harus dilaksanakan sampai mencapai kepadatan sesuai persyaratan yang disyaratkan dalam speifikasi ini. - Setiap lapisan timbunan yang dihampar harus dipadatkan seperti yang disyaratkan, diuji kepadatannya dan harus diterima oleh Direksi sebelum lapisan berikutnya dihampar. - Timbunan harus dipadatkan mulai dari tepi terendah dan bergerak menuju ke arah elevasi tertinggi sumbu jalan sehingga setiap titik akan menerima jumlah energi pemadatan yang sama. - Bilamana bahan timbunan dihampar pada kedua sisi pipa atau drainase beton atau struktur, maka pelaksanaan harus dilakukan sedemikian rupa agar timbunan pada kedua sisi selalu mempunyai elevasi yang hampir sama - Penimbunan pada satu sisi abutmen, tembok sayap, tembok penahan
  • 19. atau tembok kepala gorong-gorong, pemadatannya tidak boleh menggunakan peralatan dengan berat yang berlebihan karena dapat menyebabkan bergesernya struktur. - Terkecuali disetujui oleh Direksi, timbunan pada ujung jembatan tidak boleh ditempatkan lebih tinggi dari dasar dinding belakang abutmen sampai struktur bangunan atas telah terpasang. - Timbunan pada lokasi yang tidak dapat dicapai dengan peralatan pemadat mesin gilas, harus dihampar dalam lapisan horizontal dengan tebal gembur tidak lebih dari 10 cm dan dipadatkan dengan penumbuk loncat mekanis dengan berat kurang lebih 70 kg atau timbris (tamper) manual dengan berat minimum 10 kg. Pemadatan di bawah maupun di tepi pipa harus mendapat perhatian khusus untuk mencegah timbulnya rongga-rongga dan untuk menjamin bahwa pipa terdukung sepenuhnya. - Timbunan Pilihan di atas Tanah Rawa mulai dipadatkan pada batas 20 cm di atas permukaan air, dengan alat pemadat yang tepat yang disetujui oleh Direksi. Kehilangan elevasi akibat penurunan harus diprediksi sejak awal yakni dengan menambah timbunan agar elevasi rencana dapat tercapai. Kepadatan bahan diatas permukaan air diukur sesuai dalam seksi ini. 3 Pekerjaan Pembuangan Tanah Pengangkutan material (tanah) oleh alat angkut dilakukan dengan menggunakan drump truck, motor scraper atau wheel loader (load and carry) atau bisa juga dengan bulldozer. - 4 Pekerjaan Pemasangan Geotekstil Woven Bahan: Woven Geotextile Speravi VT 100/50 atau yang setara. Standar mutu SNI
  • 20. Tahapan Pemasangan: a). Pemasangan Subgrade/Tanah Dasar 1. Membersihkan lokasi dari benda-benda tajam dan benda lainnya yang dapat menghambat proses subgrade. 2. Singkirkan atau ganti tanah yang lunak dengan material yang lebih baik. Hal ini disesuikan dengan perencanaan 3. Padatkan tanah dasar dengan alat pemadatan yang memadai. b). Penggelaran Geotextile dan Penyambungan 1. Di tahap penggelaran, geotextile harus digelar di atas tanah dalam keadaan terhampar tanpa gelombang atau kerutan. Dan pada lahan yang luas pemasangan geotextile dapat dilalukan secara fleksibel (melintang atau memanjang). 2. Geotextile dapat dipotang terlebih dahulu di tempat yang memungkinkan. Hal ini bertujuan untuk lokasi yang sulit untuk dilakukan pemotongan dan penyambungan. c). Penyambungan Geotextile
  • 21. 1. Penyambungan Geotextile yang satu ke yang lainnya dapat dilakukan dengan cara saling melewati (over lap) atau dengan cara di jahit (sewn) 2. Dengan metode overlap, jarak minimal overlapnya adalah 30cm- 100cm, langkah ini tergantung dengan kondisi subgrade dan teknik pelaksanaan. 3. Penjaitan panel Geotextile dapat dilakukan dilapangan menggunakan mesin jahit portable atau menggunakan tenaga generator 4. Penjaitan di lapangan biasanya memerlukan tiga sampai empat pekerja. Panel yang belum dijahit dapat disiapkan digudang dalam berbagai macam panjang dan lebar yang diperlukan. 5. Penyebaran dan penempatan agregat 6. Sesudah Geotextile selesai di sambung dan rapih, langkah selanjutnya adalah menebar dan menempatkan agregat yang sudah dipilih untuk diletakan diatas Geotextile 7. Pempatan agregat dilakukan dengan cara mendorong maju tumpukan agregat, sehingga lapisan Geotextile tidak tergilas langsung oleh roda truk pengangkut agregat maupun alat berat yang kita gunakan untuk meratakan karena dapat merusak lapisan Geotextile 8. Ketebalan agregat disesuaikan dengan perencanaan yang kita buat sebelumnya 9. Material agregat kemudian diratakan, dapat menggunakan alat berat, dozer, dll. Jika lapisan agregat tipis, sebaiknya alat berat jangan berlalulalang diatasnya, khawatir dapat merusak lapisan Geotextile 10. Pemadatan agregat. Setelah agregat diratakan, agregat tersebut di padatkan dapat menggunakan alat berat, mesin giling, vibrator roller,dll. C2 PEKERJAAN BADAN JALAN 1 Pek. Lapis Pondasi Agregat Kelas B, t = 15 cm - Aggregat dicampur dengan menggunakan Blending Equipment, Wheel Loader memuat agregat kedalam Dump Truck ke lokasi pekerjaan - Hamparan Aggregat dibasahi dengan air menggunakan Water Tank Truck sebelum dipadatkan dengan Tandem Roller - Bahan Lapis pondasi Aggregat harus dipilih dari sumber yang disetujui sesuai dengan spesifikasi teknik - Permukaan akhir bahu jalan tidak boleh lebih tinggi maupun lebih rendah 1,0 cm terhadap tepi jalur lalulintas yang bersebelahan 2 Pek. Lantai Kerja Beton f'c 10 1. Persiapan Standar mutu SNI
  • 22. Mpa/K125 menggunakan Ready Mix, t = 5 cm  Setelah request disetujui, maka Siapkan peralatan bantu pengaduk : molen, roskam, jidar, dll  Terlebih dahulu juru ukur (surveyor) melaksanakan pengukuran dengan theodolith untuk menentukan leveling lantai kerja.  Siapkan material-material yang akan digunakan sesuai kebutuhan.  Pastikan kondisi permukaan tanah sudah dalam keadaan siap untuk lantai kerja (tidak ada lagi pekerjaan ME atau bila kondisi tanah masih perlu perbaikan).  Siapkan alat ukur untuk memonitor elevasi dari top lantai kerja. 2. Pelaksanaan  Siapkan gambar kerja untuk memastikan lokasi dan ketebalan lantai kerja yang akan di laksanakan.  Permukaan tanah yang telah rata diurug terlebih dahulu dengan pasir urug, sesuai dengan spesifikasi.  Membuat bekisting di sekitar batas lantai kerja rencana.  Bila dengan tenaga manusia dalam pengadukan maka buat adukan untuk lantai kerja dengan mutu campuran minimal 1:pc 2:ps 3:kr atau bila dengan pemesanan ready mix, pemesanan beton di kisaran kekuatan setara K125 atau sesuai spesifikasi teknis.  Setelah kepalaan selesai, maka di antara kepalaan satu dengan yang lain dituangkan mortar/beton B0 dan dibantu dengan jidar untuk meratakannya.  Agar mortar tersebut hasilnya lebih rata lagi maka elevasi harus di-cek kembali dengan salah satunya melaksanakan tarikan benang dari patok level satu dengan yang lainnya  Jangan lupa meski hanya lantai kerja tapi selalu di uji slump test di pastikan pengambilan sampel untuk pengujian laboraturium untuk pertanggungjawaban ke owner 3 Pek. Perkerasan Jalan Beton K400 + Dowel + Bekisting , t = 30 cm - Agregat yang digunakan harus bersih, keras, kuat yang diperoleh daripemecahan batu atau koral, atau dari penyaringan dan pencucian (jikaperlu) kerikil dan pasir sungai. - Seluruhbeton yangdigunakan dalampekerjaan harus memenuhikelecakan (workabilitydinyatakandenganslump),kekuatan (dinyatakandengankuat tekan, strength),dankeawetan (durability,dinyatakan dengan ketahanan terhadap cuaca, abrasi,kekedapan dankimia )yang dibutuhkan sebagaimana - Pengawas Pekerjaan harus memeriksa permukaan beton segera setelah pembongkaran acuan dan dapat memerintahkan penambalan atas kekurang sempurnaan minor yang tidak akan
  • 23. disyaratkan.Untuk beton Beton Memadat Sendiri(Self Compacting Concrete, SCC),penilaian mengenai kelecakan (workability) harus dilakukan melalui uji slump flow, kecuali ditentukan untuk umur umur yang lain oleh Pengawas Pekerjaan. Kecuali ditentukan lain, rancangan campuran harus memiliki deviasi standar rencana (Sr)sesuaidengan Tabel 4.3dan 4.4dari ACI 214R 11 yang ditunjukkan dalam Tabel 7.1.3.1) danTabel 7.1.3.2), baik pengendalian mutu beton pada waktu pelaksanaan secara umum dan percobaan campuran yang dilaksanakan dilaboratorium. - Penyedia Jasa harus memberitahukan Pengawas Pekerjaan secara tertulis paling Sedikit 24jam sebelum memulai pengecoran beton,atau meneruskan pengecoran beton bilamana pengecoran beton telah ditunda lebih dari24jam. Pemberitahuan harus meliputi lokasi,kondisi pekerjaan,mutu beton dan tanggal serta waktu pencampuran beton. mempengaruhi struktur atau fungsi lain dari pekerjaan beton.Penambalan harus meliputi pengisian lubang lubang kecil dan lekukan dengan mortar semen. - Untuk keperluan pengujian kuat tekan beton, Penyedia Jasa harus menyediakan benda uji beton berupa silinder dengan diameter 150mm dan tinggi 300mm, dan harus dirawat sesuai dengan SNI 4810:2013. Pengambilan bahan untuk pembuatan benda ujiharus diambil dari beton yang akan dicor dicetak bersamaan, kemudian dirawat sesuai dengan perawatan yang di lakukan di laboratorium. - Kuantitas yang diterima dari berbagai mutu beton yang ditentukan sebagaimana yang disyaratkan Spesifikasi ,akan dibayar pada harga kontrak untuk mata pembayaran dan menggunakan satuan pengukuran yang ditunjukkan dalam daftar kuantitas. C3 - PEKERJAAN TROTOAR DAN PEDESTRIAN 1. Pek. Pemasangan Kansteen  Tahap awal yang harus anda kerjakan sebelum memulai peletakan kantin pada sebidang tanah adalah pembuatan alasnya terlebih dahulu menggunakan rabat beton. Dibutuhkan kurang lebih 150 mm sebagai tingkat ketebalan alas. Penggunaan dari rabat beton ini tak lain sebagai bahan struktural yang mampu menunjang tingkat stabilitas kanstin. Oleh karena itu anda sudah tidak perlu lagi ragu apabila kanstin permukaannya tenggelam atau turun ke dalam tanah. Apabila dipadukan dengan rabat beton tentu saja akan menimbulkan susunan Standar mutu SNI
  • 24. yang lebih kokoh antara kanstin yang satu dengan kanstin berikutnya.  Benang digunakan untuk meluruskan posisi kantin yang akan diletakkan. Jika untuk lebih mudahnya anda bisa menggunakan waterpass atau kayu berbentuk lurus guna mengetahui apakah kanstin telah diletakkan lurus atau tidak.  Proses berikutnya yang tak kalah penting adalah membuat haunching. Proses ini dikenal dengan metode mengunci kanstin yang biasanya mudah bergeser atau berpindah tempat jika terkena hantaman kendaraan. Apabila kanstin sedikit saja bergeser maka hampir dipastikan proses pembangunan penutup Jalan akan menjadi lebih rusak. Apabila proses haunching telah selesai, maka bisa diletakkan pada sisi luar atau belakang kanstin. Seperti halnya pada jalan-jalan jadi Perumahan ukuran yang digunakan adalah setebal minimal 75 mm sementara untuk jalan-jalan ketebalannya mencapai 100 mm. Terakhir, jalan raya membutuhkan 150 mm.  Proses ini merupakan proses terakhir pada pemasangan kanstin, yakni dengan cara mengandalkan mortar guna melapisi kanstin yang berikutnya akan digunakan sebagai perekat.  Mortar sendiri memiliki tingkat ketebalan yang kurang lebih 12 sampai 20 mm.  Instalasi kanstin yang berbekal mortar sendiri hanya dapat berjalan apabila kanstin memiliki dimensi yang lebih besar dengan pembangunan penutup jalan yang juga lebih besar.  Tidak hanya mengandalkan mortar saja namun proses terakhir ini juga memerlukan sebuah besi dowel yang nantinya akan berfungsi sebagai pengait plat beton. 2. Pek. Lantai Kerja Beton f'c 10 Mpa/K125 menggunakan Ready Mix, t = 5 cm 1. Persiapan  Setelah request disetujui, maka Siapkan peralatan bantu pengaduk : molen, roskam, jidar, dll  Terlebih dahulu juru ukur (surveyor) melaksanakan pengukuran dengan theodolith untuk menentukan leveling lantai kerja.  Siapkan material-material yang akan digunakan sesuai kebutuhan.  Pastikan kondisi permukaan tanah sudah dalam keadaan siap untuk lantai kerja (tidak ada lagi pekerjaan ME atau bila kondisi tanah masih perlu perbaikan).  Siapkan alat ukur untuk memonitor elevasi dari top lantai kerja. - Standar mutu SNI
  • 25. 2. Pelaksanaan  Siapkan gambar kerja untuk memastikan lokasi dan ketebalan lantai kerja yang akan di laksanakan.  Permukaan tanah yang telah rata diurug terlebih dahulu dengan pasir urug, sesuai dengan spesifikasi.  Membuat bekisting di sekitar batas lantai kerja rencana.  Bila dengan tenaga manusia dalam pengadukan maka buat adukan untuk lantai kerja dengan mutu campuran minimal 1:pc 2:ps 3:kr atau bila dengan pemesanan ready mix, pemesanan beton di kisaran kekuatan setara K125 atau sesuai spesifikasi teknis.  Setelah kepalaan selesai, maka di antara kepalaan satu dengan yang lain dituangkan mortar/beton B0 dan dibantu dengan jidar untuk meratakannya.  Agar mortar tersebut hasilnya lebih rata lagi maka elevasi harus di-cek kembali dengan salah satunya melaksanakan tarikan benang dari patok level satu dengan yang lainnya  Jangan lupa meski hanya lantai kerja tapi selalu di uji slump test di pastikan pengambilan sampel untuk pengujian laboraturium untuk pertanggungjawaban ke owner. 3. Pek. Pemasangan Pipa Drain Ø3", per 5m Proses pengerjaan sambungan pipa PVC sebagai berikut.  Pilih lem yang berbahan dasar sama dengan pipa yang akan disambung. Biasanya setiap produsen pipa menyediakan lem khusus untuk penyambungan pipa.  Bersihkan kedua permukaan yang akan disambung baik dari kotoran, minyak atau air. Ada baiknya menggunakan cairan pembersih (cleaner).  Oleskan lem PVC secara merata secukupnya dengan menggunakan kuas yang lembut dan bersih.  Sambungkan segera sebelum lem mengering. Biarkan sambungan mengering. Sambungan akan sempurna setelah 24 jam.  Penggunaan seal tape penting agar kedua pipa dapat terikat kuat. Seal tape dipakai pada valve socket yang telah dipasang pada kedua ujung pipa Pipa Drain Ø3".  Penyambungan bisa juga menggunakan valve. Namun yang perlu diingat adalah tidak boleh terlalu kencang karena bisa merusakkan pipa. Pengencangan valve menggunakan kunci inggris sehingga potensi untuk - Standar mutu SNI
  • 26. mengencangkan valve menjadi berlebihan. 4 Pek. Pemasangan Inlet Drain Beton + Tutup Cast Iron Finish zinkromat & Duco  Inlet Drain Beton + Tutup Cast Iron digunakan pada saluran drainase di area outdoor atau area terbuka, misalnya di jalan raya dan trotoar. Pemasangan inlet Drain Beton + Tutup Cast Iron di jalan raya biasanya pada bagian tepi jalan ( diantara jalan dan trotoar) sehingga jarang terlindas kendaraan.  Inlet Drain Beton + Tutup Cast Iron juga bisa digunakan di tempat parkir dan taman.  Pemasangan inlet Drain Beton + Tutup Cast Iron ini harus rata dengan beton (jalan) untuk menghindari terjadinya goncangan atau tersandung mengingat penggunaannya di area publik dengan visibilitas tinggi. - Standar mutu SNI 5 Pek. Pengurugan dengan Pasir Urug Metode Urugan Pasir Padat 1. Pada pekerjaan urugan pasir padat setebal 5 cm padat. 2. Pasir diratakan dengan menggunakan tarikan kayu dan selalu dikontrol ketebalan dari pasir tersebut 3. Pasir dibasahi dengan air agar pasir benar-benar padat dan rata 4. Pengurugan pasir ini pekerjakan berbarengan dengan pasang paving square. - Standar mutu SNI 6 Pek. Pemasangan Paving Square, uk. 30x30x8 cm natural Persyaratan Pek. Pemasangan Paving Square, uk. 30x30x8 cm natural : - Memberikan Sample Paving 30x30x8 cm natural dan harus di-acc/disetujui oleh pihak User/PPK/PPTK/Tim Teknis/Konsultan Pengawas. - Kontraktor harus mendapat surat perjanjian kerjasasama dari supplier dengan salah satu klausalnya adalah ketersediaan material sebagai kelengkapan tender. - System Penyimpanan Paving 30x30x8 cm natural di gudang adalah menggunakan Pallet dengan ketinggian penyusunan pallet adalah 3 susun atau dapat disusun menggunakan system staple atau susun tidur setinggi maksimal 1 m - Pemasangan Paving 30x30x8 cm natural harus menunggu sampai semua pekerjaan drainase, pemipaan air bersih/air kotor atau pekerjaan lainnya yang terletak di belakang atau di bawah pasangan Granite Tactile ini telah diselesaikan terlebih dahulu. - Pekerjaan pemasangan 30x30x8 cm natural baru boleh dilakukan setelah pekerjaan lainnya benar-benar selesai. - Peralatan dan perlengkapan pasang adalah sendok semen, Kape, Palu - Standar mutu SNI
  • 27. Karet, tile specer, benang marking, trowel, alat potong dorong paving, wet-cut circular saw, waterpass, kuas dan spon untuk membersihkan sisa nat pada waktu pemasangan nat. Tahapan Pemasangan Paving meliputi 6 tahap sebagai berikut: 1. Menyiapkan peralatan dan Bahan Material, yaitu: Alat: Stemper kuda, cangkul, benang, patok, waterpas, sekop, gerobak,palu karet, kayu kaso, stemper kodok, alat potong paving, sapu lidi. Bahan: Paving block Square, uk. 30x30x8 cm natural, Abu batu, Kastin beton, dan Pasir. 2. Persiapan area kerya yang bertujuan untuk meratakan dan membersihkan area kerja dari benda benda yang dapat mengganggu proses pemasangan paving block. Gunakan cangkul untuk membersihkan area kerja tersebut seperti rumput liar, bebatuan, puing dan benda benda asing lainnya. 3. Pemadatan area kerja yang berguna tingginya tingkat kekuatan dan keawetan paving yang telah dikerjakan. Sebagus apapun kualitas paving tidak akan kuat jika kurang memperhatikan proses pengerasan dan pemadatan lahan dasar. Dalam pemadatan area kerja perlu memperhatikan aspek berapa besar beban yang ditopang oleh pasangan paving tersebut. Apakah paving trsebut nantinya akan dilalui pejalan kaki, sepeda motor, mobil, atau truk muatan berat. 4. Lveling tanah dan pemasangan kastin beton. 5. Gelar abu batu dan pemasangan paving Tahap Pasang Abu batu: - Tebarkan abu batu pada area lahan yang sudah rata dan sudah dipadatkan. - Ratakan abu natu tersebut dengan menggunakan kayu kaso sembari memperhatikan ketinggian leveling dan kemiringan area yang telah ditentukan sebelumnya. Tahap Pasang Paving: - Tentukan bentuk, model. Desain serta ketebalan ukuran paving block yang akan dipasang (Paving Square, uk. 30x30x8 cm natural). - Pasang dan susun paving block dengan cara maju kedepan sembari rapatkan susunannya menggunakan palu karet / plastik. - Pasang paving block untuk area pinggir yang tidak dapat dijangkau dengan paving block utuh, dapat dipotong dengan menggunakan alat pemotong paving block dengan menyesuaikan ukuran lebar celahnya, agar paving block yang terpasang nantinya dapat terkunci dengan sempurna terhadap kastin.
  • 28. 6. Finishing. - Setelah kita pastikan susunan paving block terpasang secara baik, langkah terakhir yaitu proses pengisian celah naat paving block dan pemadatan akhir dengan stemper kodok/baby roller. - Pengisian celah naat/filter paving block dapat dilaksanakan dengan alat bantu berupa sapu lidi dan material pasir / abu batu. Caranya dengan melakukan sapuan ke celah-celah (rongga) naat antar susunan paving. - Agar paving block dapat terkunci atau terpasang dengan baik dan tidak goyang, lakukan dengan seksama hingga tidak ditemukan lagi rongga yang tersisa. - Langkah terakhir adalah pemadatan akhir paving block terpasang menggunakan alat stemper kodok agar susunan paving block yang telah terpasang menjadi lebih padat dan lebih rata daripada sebelum dipadatkan. Lakukan 2 sampai 3 kali putaran adar didapatkan hasil yang sempurna. 7 Pek. Pemasangan Paving Square, uk. 30x30x8 cm warna merah Sama dengan item nomor 6 di atas. - Standar mutu SNI 8 Pek. Pemasangan VID Tactile uk. 30x30x1,05 cm Ketentuan Pek. Pemasangan VID Tactile uk. 30x30x1,05 cm: - Sebelum pemasangan Granite Tactile dan Granite Tile pada media kerja dalam hal ini lantai kerja, screed harus dalam keadaan padat, rata dan bersih serta sudah mendapat persetujuan dari konsultan pengawas. - Granite Tactile dan Granite tile tidak perlu di rendam, karena daya serap airnya ± 0,05% - Lembabkan permukaan lantai kerja sebelum pemasangan Granite Tactile dan Granite Tile - Pemasangan Granite Tactile dan Granite Tile untun pedestrian menggunakan Mortar Instan tile adesive 1 komponen untuk granite tile dan untuk aplikasi granite tick tile 20 mm menggunakan Mortar Instan 2 komponen high load traffic area dengan aplikasi sesuai ketentuan pabrikan mortar instam. - Gunakan 30x30x1,05 cm Granite Tactile sebagai starting point pemasangan (Kepalaan) dan leveling di karenakan tebal granite tactile adalah 1,05 cm dan aplikasi kode disbilitas terhadap kondisi lokasi pekerjaan. - Body belakang Granite Tactile dan Granite Tile harus diberi acian mortat insntan/back butter ± 3 mm sebelum di letakan di atas spesi untuk Jenis Produk adalah VID Tactile dengan spesifikasi teknis SNI adalah Penyerapan Air: ≤ 0,05% Kuat Patah: 1.865,07 N Modulus Lentur: 39,49 N/mm2 Ketahanan Ubin Tak berglasir: 142,2 mm3
  • 29. mendapatkan daya rekat yang lebih baik. - Pemasangan Granite Tactile dan Granite Tile di area inrit atau in gang atau perlin (jalan masuk mobil) menggunakan tile adesive yang tahan terhadap getaran pada lalu lintas tinggi (high traffic area). - Lantai kerja pada area inrit atau in gang atau perlin rata sehingga pemakaian tile adesive menjadi lebih efisien dan efektif. - Waktu siap grouting (nat) adalah 24 jam setelah Granite Tactile dan Granite Tile terpasang dan disesuaikan jenis aplikasinya. - Jarak nat Granite Tactile adalah 1 mm dan Granite Tile 3 mm dam untuk Granite tick tile 20 mm untuk aplikasi jalan di sarankan +/- 3 – 5 mm - Bersihkan seketika nat setelah diaplikasikan menggunakan kuas dan spon lembab. Disarankan menggunakan 2 pekerja di mana 1 orang mengisi nat dan lainnya membersihkan. - Pemotongan Tactile, Granite Tile dan keramik dapat di potong menggunakan alat potong granite tile atau wet-cut circular saw dan harus dikerjakan dengan keahlian dan dilakukan hanya pada satu sisi. Pada pemasangan khusus seperti pada sudut sudut pertemuan, pengakhiran dan bentuk-bentuk yang lainnya harus dikerjakan serapi dan sesempurna mungkin. - Waktu siap lalu litas terhadap aplikasi Granite Tactile dan Granite Tile yang terpasang adalah 2x24 jam untuk menghidari kerusakakan produk yang terpasang. - Desain dan lokasi pemasangan sesuai desain konsultan perencana dengan mengikuti ketentuan Mentri PUPR No. 14/PRT/M/2017. 9 Pek. Lampu Pedestrian, tinggi 5 m, @10 m Sistem penempatan Sistem penempatan lampu adalah teknik susunan penempatan/ penataan lampu yang satu terhadap lampu yang lain sesuai dengan kondisi jalan. Sistem ini sendiri dibedakan menjadi 2 jenis. Yaitu pertama sistem menerus, yang berarti penempatan tiang lampu secara menerus/ kontinyu di sepanjang jalan maupun jembatan. Kemudian sistem penempatan setempat atau yang biasa disebut dengan sistem parsial. Penempatan tiang lampu jenis ini hanya pada suatu daerah- daerah tertentu dan pada suatu panjang jarak tertentu sesuai dengan keperluan. Tinggi dan jarak tiang lampu Ukuran/ tinggi tiang lampu jalan yang dipasang adalah 5 meter sedangkan untuk jarak antar tiangnya (interval) adalah 10 meter. Penataan/ pengaturan letak Pada jalan satu arah tiang lampu ditempatkan di sebelah kiri/ kanan jalan, - Standar mutu SNI
  • 30. atau di kiri dan kanan berselang seling, serta di kiri dan kanan berhadapan. Untuk jalan 2 arah bisa ditempatkan di bagian tengah median jalan, atau dengan mengombinasikan antara kiri dan kanan berhadapan sekaligus di bagian tengah median jalan. 10 Pek. Marka Termoplastik, lebar 12 cm - Pengecatan tidak boleh dilaksanakan pada suatu permukaan yang baru di aspal kurang dari 1 bulan setelah pelaksanaan lapis permukaan, kecuali diperintahkan lain oleh Direksi Pekerjaan. - Pengecatan marka jalan dilaksanakan pada garis sumbu, garis lajur, garis tepid an zebra cross dengan bantuan sebuah mesin mekanis yang disetujui. - Semua marka jalan harus dilindungi dari lalulintas sampai cat marka jalan kering. - Kuantitas marka jalan yang dibayar haruslah luas dalam meter persegi pengecatan marka jalan yang dilaksanakan pada permukaan jalan sesuai gambar dan diterima oleh Direksi Pekerjaan. - Tidak ada pembayaran terpisah untuk pembayaran marka jalan sementara (pre- marking) yang harus dilaksanakan sebaagaimana yang disyaratkan dalam spesifikasi ini sebelum pengecatan marka jalan C.4 PEKERJAAN LANDSCAPE - C.4.1 PEKERJAAN LANDSCAPE JALAN - 1 Pek. Timbunan Tanah Media Tanam Bahan dan Cara Membuat Media Tanam: Bahan Utama (Tanah) Lapisan tanah yang baik utk dijadikan adalah bagian atas/top soil. Tanah lempung memiliki drainase kurang baik & tanah berpasir tidak bisa menyimpan air, namun memiliki aerasi yang baik. Metan yang baik harus bersifat gembur tidak terlalu lempung & tidak terlalu berpasir. Humus atau Kompos Kompos adalah bahan organik yang berasal dari sisa bahan organik yang mengurai. Bagi tanaman, kompos penyedia unsur hara. Selain itu, dengan menambahkan kompos maka fisik tanah & KTK (kapasitas tukar kation) akan diperbaiki. Kompos yang belum matang, berpotensi menyebarkan penyakit, untuk itu gunakanlah kompos yang sudah matang. Selain kompos, kita juga dapat menggunakan humus sebagai media tanam karena memiliki unsur hara yang - Standar mutu SNI
  • 31. tinggi. Arang Sekam Arang Sekam dapat meningkatkan kapasitas porosit tanah. Juga dapat mempengaruhi partikel dalam tanah yang mempengaruhi pergerakan udara dan air sehingga berpengaruh pada kelembaban tanah. Arang sekam juga dapat meningkatkan daya ikat air, menetralisir keasaman tanah, menetralisir racun, menjadikan tanah gembur dan kesuburan tanah yang baik karena dapat merangsang mikroba untuk tumbuh. Cara Membuat Media Tanam. Bahan : 1. Top soil atau lapisan tanah bagian atas 2. Kompos / humus / pupuk kandang / tepung cacing tanah 3. Arang sekam - Tanah harus dalam keadaan kering (hindari gumpalan), subur dan gembur, diayak menjadi butiran-butiran halus. Pek. Timbunan Tanah Media Tanam Tanam Rumput dengan pilihan komposisi: 1. Tanah ringan + pupuk kandang + sekam mentah (1:1:1) 2. Tanah ringan + pupuk kandang + sekam bakar (1:1:2) 3. Tanah ringan + pupuk kandang (1:1) Pek. Timbunan Tanah Media Tanam Pohon dengan pilihan komposisi: 1. Tanah berat + pupuk kandang + sekam mentah + pasir (1:1:2:1) 2. Tanah berat + pupuk kandang + sekam bakar + pasir (1:1:3:1) 3. Tanah berat + pupuk kandang + sekam mentah (1:1:3)
  • 32. 4. Tanah berat + pupuk kandang + sekam bakar (1:1:4) 5. Tanah berat + pupuk kandang + pasir (1:1:1). 2 Pek. Penanaman Rumput Gajah mini Langkah-langkah: 1) Siapkan kompos / humus / pupuk kandang / tepung cacing 2) Siapkan juga arang sekam. 3) Campurkan ketiga bahan tersebut sempai benar-benar merata. 4) Perbandingan 2 : 1 : 1 atau 1: 1 : 1 5) Setelah tercampur merata, masukan ke dalam karung dan diikat rapat selama 24 jam. 6) Selanjutnya sudah bisa dimasukkan ke media tanam untuk menanam Rumput Gajah mini. - Standar mutu SNI 3 Pek. Penanaman Pohon Pengarah Palm Raja, tinggi 3 m Langkah-langkah: 1) Siapkan kompos / humus / pupuk kandang / tepung cacing 2) Siapkan juga arang sekam. 3) Campurkan ketiga bahan tersebut sempai benar-benar merata. 4) Perbandingan 2 : 1 : 1 atau 1: 1 : 1 5) Setelah tercampur merata, masukan ke dalam karung dan diikat rapat selama 24 jam. 6) Selanjutnya sudah bisa dimasukkan ke media tanam untuk menanam Pohon Pengarah Palm Raja, tinggi 3 m. - Standar mutu SNI C.4.2 PEKERJAAN LANDSCAPE JALAN - 1 Pek. Timbunan Tanah Media Tanam Sama dengan nomr C.4.1.1 - Standar mutu SNI 2 Pek. Penanaman Rumput Gajah Langkah-langkah: 1) Siapkan kompos / humus / pupuk kandang / tepung cacing 2) Siapkan juga arang sekam. 3) Campurkan ketiga bahan tersebut sempai benar-benar merata. 4) Perbandingan 2 : 1 : 1 atau 1: 1 : 1 5) Setelah tercampur merata, masukan ke dalam karung dan diikat rapat selama 24 jam. 6) Selanjutnya sudah bisa dimasukkan ke media tanam untuk menanam - Standar mutu SNI
  • 33. Rumput Gajah. 3 Pek. Penanaman Pohon Ketapang Kencana, tinggi 3 m Langkah-langkah: 1) Siapkan kompos / humus / pupuk kandang / tepung cacing 2) Siapkan juga arang sekam. 3) Campurkan ketiga bahan tersebut sempai benar-benar merata. 4) Perbandingan 2 : 1 : 1 atau 1: 1 : 1 5) Setelah tercampur merata, masukan ke dalam karung dan diikat rapat selama 24 jam. 6) Selanjutnya sudah bisa dimasukkan ke media tanam untuk menanam Pohon Ketapang Kencana, tinggi 3 m. - Standar mutu SNI C.5 PEKERJAAN PENERANGAN JALAN - 1 Tiang lampu PJU Single Arm, tinggi 9 m, @ 20 m Sistem penempatan Sistem penempatan lampu adalah teknik susunan penempatan/ penataan lampu yang satu terhadap lampu yang lain sesuai dengan kondisi jalan. Sistem ini sendiri dibedakan menjadi 2 jenis. Yaitu pertama sistem menerus, yang berarti penempatan tiang lampu secara menerus/ kontinyu di sepanjang jalan maupun jembatan. Kemudian sistem penempatan setempat atau yang biasa disebut dengan sistem parsial. Penempatan tiang lampu jenis ini hanya pada suatu daerah- daerah tertentu dan pada suatu panjang jarak tertentu sesuai dengan keperluan. Tinggi dan jarak tiang lampu Ukuran/ tinggi tiang lampu jalan yang dipasang adalah 9 meter sedangkan untuk jarak antar tiangnya (interval) adalah 20 meter. Penataan/ pengaturan letak Pada jalan satu arah tiang lampu ditempatkan di sebelah kiri/ kanan jalan, atau di kiri dan kanan berselang seling, serta di kiri dan kanan berhadapan. Untuk jalan 2 arah bisa ditempatkan di bagian tengah median jalan, atau dengan mengombinasikan antara kiri dan kanan berhadapan sekaligus di bagian tengah median jalan. Tahapan Pemasangan: - Pek. Galian Tanah Biasa; - Pek. Pengurugan dengan Pasir Urug, t = 5 cm - Pek. Beton K-250, uk. 0,5 x 0,5 x 1 m, dengan Ready Mix - Standar mutu SNI
  • 34. - Pek. Pembesian dengan Besi Ulir BJ 37 - Pek. Pemasangan Baseplate, uk. 30x30x1 cm - Pek. Pemasangan Angkur Ø12 mm - Pek. Pemasangan Tiang lampu PJU Single Arm, tinggi 9 m, @ 20 m. 2 Tiang lampu PJU Double Arm, tinggi 9 m, @ 18 m Sistem penempatan Sistem penempatan lampu adalah teknik susunan penempatan/ penataan lampu yang satu terhadap lampu yang lain sesuai dengan kondisi jalan. Sistem ini sendiri dibedakan menjadi 2 jenis. Yaitu pertama sistem menerus, yang berarti penempatan tiang lampu secara menerus/ kontinyu di sepanjang jalan maupun jembatan. Kemudian sistem penempatan setempat atau yang biasa disebut dengan sistem parsial. Penempatan tiang lampu jenis ini hanya pada suatu daerah- daerah tertentu dan pada suatu panjang jarak tertentu sesuai dengan keperluan. Tinggi dan jarak tiang lampu Ukuran/ tinggi tiang lampu jalan yang dipasang adalah 9 meter sedangkan untuk jarak antar tiangnya (interval) adalah 18 meter. Penataan/ pengaturan letak Pada jalan satu arah tiang lampu ditempatkan di sebelah kiri/ kanan jalan, atau di kiri dan kanan berselang seling, serta di kiri dan kanan berhadapan. Untuk jalan 2 arah bisa ditempatkan di bagian tengah median jalan, atau dengan mengombinasikan antara kiri dan kanan berhadapan sekaligus di bagian tengah median jalan. Tahapan Pemasangan: - Pek. Galian Tanah Biasa; - Pek. Pengurugan dengan Pasir Urug, t = 5 cm - Pek. Beton K-250, uk. 0,5 x 0,5 x 1 m, dengan Ready Mix - Pek. Pembesian dengan Besi Ulir BJ 37 - Pek. Pemasangan Baseplate, uk. 30x30x1 cm - Pek. Pemasangan Angkur Ø12 mm - Pek. Pemasangan Tiang lampu PJU Double Arm, tinggi 9 m, @ 18 m. - Standar mutu SNI C.6 PEKERJAAN PENERANGAN JALAN 1 Pek. Pemasangan Box Utilitas (elektrikal, plumbing) Tahapan Pemasangan: Pek. Galian Tanah Biasa Pek. Pengurugan dengan Pasir Urug, t = 5 cm Pek. Pemasangan Saluran Uditch 60x60 cm - Standar mutu SNI
  • 35. 2 Pek. Pemasangan Saluran Drainase Sisi Jalan Tahapan Pemasangan: Pek. Galian Tanah Biasa Pek. Pengurugan dengan Pasir Urug, t = 5 cm Pek. Pemasangan Saluran Uditch 70x70 cm - Standar mutu SNI 3 Pek. Pemasangan Box Culvert Gorong-gorong uk. 0,8 x 0,8 m Tahapan Pemasangan: 1) Pek. Galian Tanah Biasa 2) Pek. Pengurugan dengan Pasir Urug, t = 5 cm 3) Pek. Pemasangan Box Culvert Gorong-Gorong uk. 0,8 x 0,8 m - Standar mutu SNI 4 Pek. Box Culvert Gorong-Gorong uk. 3,25 x 2,5 m Tahapan Pemasangan: Pek. Galian Tanah Biasa Pek. Pengurugan dengan Pasir Urug, t = 5 cm Pek. Lantai Kerja K125, t = 10 cm Pek. Beton fc 30 Mpa / K-350 menggunakan Ready Mix Pek. Pembesian dengan Besi Ulir BJ 37 Pek. Pemasangan Bekisting untuk Dinding Pek. Galian Tanah Biasa Pek. Pemasangan Buis Beton Diameter 60 cm Pek. Pemasangan Kerikil Pek. Pemasanngan Ijuk Pek. Pemasangan Cover Buis Beton Diameter 60 cm - Standar mutu SNI 5 Pek. Sumur Resapan / Biopori Tahapan Pemasangan: Pek. Galian Tanah Biasa Pek. Pemasangan Buis Beton Diameter 60 cm Pek. Pemasangan Kerikil Pek. Pemasanngan Ijuk Pek. Pemasangan Cover Buis Beton Diameter 60 cm - Standar mutu SNI 6 Pek. Pipa Drainase Pulau Jalan dan Trotoar Tahapan Pemasangan: Pek. Galian Tanah Biasa Pek. Pemasangan Pipa Drain Ø4" - Standar mutu SNI 7 Manhole Tahapan Pemasangan: Pek. Manhole Box Utilitas, Beton fc 30 Mpa / K-350 Pek. Manhole Saluran Drainase Sisi Jalan, Beton fc 30 Mpa / K-350 Pek. Manhole Box Culvert Gorong-gorong , Beton fc 30 Mpa / K-350 - Standar mutu SNI
  • 36. C.7 PEKERJAAN PULAU JALAN (LANDMARK) Pek. Landmark 1 Pek. Timbunan Tanah Media Tanam Pek. Penanaman Rumput Gajah Mini - Standar mutu SNI Pek. Landmark 2 Pek. Timbunan Tanah Media Tanam Pek. Penanaman Rumput Gajah Mini - Standar mutu SNI Pek. Landmark 3 Pek. Timbunan Tanah Media Tanam Pek. Penanaman Rumput Gajah Mini - Standar mutu SNI C.8 PEKERJAAN ME(MEKANIKAL ELEKTRIKAL) - 1 Pek. Pembongkaran Tiang Listrik Pek. Pembongkaran Tiang Listrik: 1). Pekerjaan Pembongkaran harus mengajukan persetujuan ke PLN terlebih dahulu. 2). Melibatkan petugas PLN dalam Pembongkaran. - Standar mutu SNI 2 Pek. Penarikan Kabel NYY 3x10 Pemasangan instalasi Mekanikal Elektrikal ini pada dasarnya harus memenuhi peraturan peraturan sebagai berikut: 1) PUIL (Peraturan Umum Instalasi Listrik) yang berlaku. 2) PERDA (Peraturan Daerah) yang berlaku dan yang berkaitan dengan instalasi Mekanikal. 3) Standar Nasional Indonesia (SNI) yang berlaku dan yang berkaitan dengan instalasi listrik. 4) SLI (Standard Listrik Indonesia) yang berlaku. 5) PUIPP (Peraturan Umum Instalasi Penangkal Petir) untuk bangunan yang berlaku. 6) Standard penerangan buatan dalam gedung. 7) Standard penerangan dekorasi dan pencahayaan sisi luar bangunan. 8) Standar IEC dan Standar Internasional lainnya bagi hal-hal yang belum diatur dalam standar/peraturan diatas. 9) Standar Nasional Indonesia (SNI) tentang Tata cara Perencanaan Teknis Konversi Energi pada Bangunan Gedung. 10) Peraturan bangunan dan instalasi bangunan yang dinyatakan berlaku secara nasional. 11) Standard Nasional Indonesia, pedoman teknik dan rekomendasi dari instansi yang berwenang mengenai jenis instalasi yang dirancang. 12) Pedoman Plumbing Indonesia tahun 1979 atau edisi terakhir. 13) Standar dan peraturan internasional lain yang diijinkan oleh instansi yang berwenang. 14) Standar Nasional Indonesia, Tentang Tata cara perencanaan dan pemasangan sistem sprinkler otomatik untuk pencegahan bahaya kebakaran pada bangunan gedung, Nomor SNI 03-3989- 2000. 15) Standar Nasional Indonesia, Tentang Tata cara perencanaan dan - Standar mutu SNI
  • 37. pemasangan sistem pipa tegak dan slang untuk pencegahan bahaya kebakaran pada bangunan gedung, Nomor SNI 03-1745- 2000. 16) Standar Nasional Indonesia, Tentang Instalasi pompa yang di pasang tetap untuk proteksi kebakaran, Nomor SNI 03-6570-2001. 17) Standar Nasional Indonesia, Tentang Tata cara perencanaan akses bangunan dan lingkungan untuk pencegahan bahaya kebakaran pada bangunan gedung, Nomor SNI 03- 1735-2000. 3 Pek. Penarikan Kabel NYY 3x6 Sama dengan pelaksanaan nomor C8.2 - Standar mutu SNI 4 Pek. Pemasangan Panel Listrik Pelaksanaan Pemasangan 1) Sebelum pelaksanaan pemasangan instalasi ini dimulai, Pemborong harus menyerahkan gambar kerja dan detailnya kepada Direksi/Konsultan Pengawas dalam rangkap 3 (tiga) untuk disetujui. 2) Pemborong harus mengadakan pemeriksaan ulang atas segala ukuran dan kapasitas peralatan yang akan dipasang. Apabila ada sesuatu yang diragukan, Pemborong harus segera menghubungi Direksi/Konsultan Pengawas. Pengambilan ukuran dan/atau pemilihan kapasitas peralatan yang salah akan menjadi tanggung jawab Pemborong. - Standar mutu SNI C.9 PEKERJAAN PERGESERAN PAGAR - 1 Pekerjaan Pondasi Batu Kali Tahapan Pekerjaan Pondasi Batu Kali: 1) Galian tanah biasa sedalam 1 m 2) Pasir urug 3) Pondasi footplat beton K350 4) Sloof Beton uk. 20/30 K350 - Standar mutu SNI D PEKERJAAN AREA PARKIR SIGER D1 PEKERJAAN PARKIRAN 1 Pekerjaan Cutting Tanah Inc. Galian Dinding Penahan Tanah -Gali tanah sedalam 1 meter sepanjang dinding penahan yang akan dibangun. -Tutup area galian dengan kain agar kotoran tidak masuk ke dalamnya. -Tandai titik pasti dinding penahan dengan tiang dan tali. - Standar mutu SNI 2 Buang Tanah Keluar Area Tahapan Buang Tanah Keluar Area : 1) Material sisa galian yang tidak bisa dipergunakan untuk timbunan akan - dibuang disuatu tempat didalam dan/atau diluar daerah lokasi Bendung yang disetujui oleh pemilik sesuai yang ditunjukan dalam gambar atau Direksi. 2) Penyedia Jasa akan merapihkan dan mengatur ketinggian serta meratakannya dengan rapi dan tinggi maksimum 3.00 m. Penyedia Jasa akan memelihara tanpa mengganggu aliran air disaluran dan jalan masuk serta yang berhubungan dengan hal tersebut. - Standar mutu SNI
  • 38. 3) Sisa galian dari pekerjaan galian di bendung, mata air dan pompa akan dibuang pada lokasi sekitar lokasi pekerjaan tersebut diratakan dan dirapihkan dengan tingginya penimbunan sesuai dengan persetujuan Direksi. 4) Sedangkan sisa galian dari pekerjaan bisa dibuang disekitar lokasi asalkan tidak mengganggu. 3 Dinding Penahan Tanah dan Pondasi Batu Kali 1:4 Tahapan Pemasangan Dinding Penahan Tanah dan Pondasi Batu Kali 1:4: 1) Sebelum pekerjaan pemasangan pasangan batu kali dimulai, terlebih dahulu dilakukan pengukuran dengan menggunakan theodolith untuk mendapatkan level pasangan batu kali 2) Tukang Dan Pelaksana Lapangan memastikan galian tanah untuk pasangan batu kali, ukuran lebar dan kedalaman sudah sesuai gambar kerja. 3) Tukang memasang patok kayu dan benang sebagai acuan leveling pasangan batu kali. 4) Tukang membuat adukan cor beton 1pc:4 ps untuk pasangan pondasi batu kali. 5) Tukang dan Pekerjan membasahi batu kali dengan air telebih dahulu sebelum dipasang. 6) Tukang Batu memasang batu kali dengan menggunakan adukan cor beton yang merata mengisi rongga-rongga antar batu kali dan menyusun membentuk seperti Gambar Kerja. 7) Tukang memasukkan besi stik kolom pada susunan pasangan batu kali sebagai angker pada titik-titik penempatan stik 8) Tukang Batu memasang batu kali yaitu disusun sedemikian rupa sehingga pasangan batu kali tidak mudah retak/patah dan berongga besar 9) Juru Ukur mengecek elevasi pekerjaan pasangan batu kali apakah sudah sesuai gambar kerja 10) Pekerjaan akhir adalah finish pasangan batu kali dengan plesteran siar. - Standar mutu SNI 4 Sloof 15 x 20 K350 Bawah Pasangan Bata Tatacara Pelaksanan Pekerjaan Sloof 15 x 20 K350: 1. Lingkup pekerjaan Melakukan Perakitan besi, Pengurukan Pasir, Pembuatan Lantai Kerja (LC), Pemasangan bekisting dan Pengecoran Beton. - Standar mutu SNI
  • 39. 2. Pekerjaan persiapan a. Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing pekerjaan lantai kerja sloof. b. Approval material yang akan digunakan. c. Persiapan material kerja, antara lain : semen PC, pasir, split dan air. d. Persiapan alat bantu kerja, antara lain : concrete mixer, meteran, waterpass, cangkul, talang cor, ember, sendok semen, raskam, benang, selang air, dll. 2. Pengukuran a. Terlebih dahulu juru ukur (surveyor) melakukan pengukuran dengan theodolith untuk menentukan leveling lantai kerja. b. Tandai hasil pengukuran dengan menggunakan patok kayu yang diberi warna cat. 3. Pelaksanaan pekerjaan lantai kerja a. Untuk lantai kerja sloof dibuat dengan ketebalan 5 cm. b. Buat adukan untuk lantai kerja dengan campuran adukan sesuai dengan yang disyaratkan. c. Pastikan bahwa lokasi yang akan dipasang lantai kerja sudah terdapat urugan pasir dengan ketebalan yang sesuai rencana dan telah diratakan. d. Bersihkan lokasi yang akan dipasang lantai kerja dari sampah atau kotoran. e. Pasang patok dan leveling lantai kerja yang diperlukan sebagai acuan untuk menentukan ketebalan. Bisa juga dengan terlebih dahulu dibuat kepalaan dengan jarak per 1 m untuk leveling lantai kerja. f. Tuangkan adukan lantai kerja ke area melalui talang cor atau ember. g. Adukan lantai kerja diratakan dengan menggunakan cangkul maupun sendok adukan/raskam sampai ketinggian yang telah ditentukan dengan cara melakukan tarikan benang dari patok level satu dengan yang lainnya. 4. Metode pelaksanaan pekerjaan a. Menyiapkan Papan Bekisting, Besi Beton, dan Job Mix Design dan Job Mix Formula untuk pekerjaan sloof beton. b. Menyiapkan sepatu kolom. Fungsinya agar bekisting tepat berada pada titik koordinatnya sesuai dengan gambar perencanaan. Sepatu kolom biasanya menggunakan besi stek yang dibor pada lantai. c. Melakukan perakitan besi sesuai dengan soft drawing.
  • 40. d. Memasang bekisting sloof seperti pada gambar di samping. Jangan lupa beton decking atau tahu beton penyangga besi tulangan. Tujuan beton decking ini untuk menjaga jarak selimut beton agar tidak berubah selama proses pengecoran. e. Memasang sabuk sloof pada bekisting kolom untuk memperkuat. Ukuran sloof yang digunakan relative sesuai dengan Soft Drawing. Untuk mengunci sloof tersebut harus menggunakan tie rod. Tie rod bisa buat sendiri atau membeli jadi. Jika ingin membuat sendiri menggunakan as drat ukuran 10 mm, besi ulir 10 mm dan plat besi tebal 3-5mm. Jarak sloof sangat tergantung dari jarak pasangan kolom. Apabila jarak kolom sekitar 3-4 m maka jumlah sabuk sloof 2 dengan jarak dibagi rata. Namun jika jarak kolom lebih dari 4 m maka menyesuaikan dengan prinsip semakin ke bawah jarak sabuk semakin pendek karena bebannya lebih besar di bawah. f. Memasang pipa support Untuk menjaga horizontal dari sloof terhadap kolom. Untuk mendapatkan sloof struktur yang sempurna, bekisting tidak boleh miring ataupun goyang saat pengecoran Oleh karena itu pemasangan pipa support dinilai sangat penting. 5 Dinding Pasangan Bata 1/2 Batu Parapet Jalan Atas Tatacara Pelaksanan Pekerjaan Pasangan Bata ½ Batu: 1. Persiapan  Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing pekerjaan pasang dinding ½ bata.  Approval material yang akan digunakan.  Persiapan lahan kerja.  Persiapan material kerja, antara lain : bata, semen PC, pasir pasang dan air..  Persiapan alat bantu kerja, antara lain : theodolith, water pass, meteran, benang, unting-unting, profil, selang air, sendok semen, dll. 2. Pengukuran  Pengukuran dengan menggunakan alat ukur theodolith dan waterpass.  Juru ukur (surveyor) menentukan dan menandai (marking) lokasi yang akan dipasang batu bata termasuk titik-titik kolom praktis, as dinding, ketinggian pasangan, siku ruangan dan ketebalan dinding. 3. Pelaksanaan pekerjaan pasang bata ½ Batu :  Pasangan bata biasa dengan menggunakan adukan 1PC : 5Psr dan pasangan bata transram menggunakan adukan 1PC : 3Psr.  Sebelum bata dipasang terlebih dahulu direndam dalam air jenuh, agar air semen adukan tidak terserap dalam bata yang mana akan mengakibatkan adukan mudah rontok dan dan pasangan batu bata - Standar mutu SNI
  • 41. cukup kuat.  Buat adukan untuk pasangan dinding bata.  Pasang profil dan benang serta unting-unting untuk acuan pasangan dinding bata.  Pasang dan susun bata pada area yang telah diberi tanda marking dengan menggunakan perekat adukan.  Pemasangan bata diikuti dengan pengecoran kolom praktis.  Cek dan periksa kesikuan/kerataan pasangan bata pada setiap ketinggian 1 m.  Pekerjaan pasangan bata dihentikan pada ketinggian 1 m, setelah kolom praktis dicor dan pasangan bata /kuat baru pekerjaan pemasangan bata dapat dilanjutkan kembali. 6 Dinding Pasangan Bata 1/2 Batu Depan Batu Kali Sama dengan D.D1.5 di atas - Standar mutu SNI 7 Kolom Praktis dan Ring Praktis Kegunaan Kolom Praktis dan Ring Praktis: Sebuah komponen yang biasanya berbentuk tiang pembentuk struktur bangunan yang berfungsi membantu kolom utama menopang beban bangunan. Jika Anda tidak menggunakan kolom jenis praktis pada proses pembangunan, resiko bangunan retak hingga runtuh bisa saja terjadi. Kolom jenis praktis biasanya dipasang pada jarak 3-4 meter antara dinding bangunan. Hal ini dimaksudkan untuk memperkokoh dan menghindari keretakan pada dinding. Secara prinsip, terdapat dua metode yang dapat dilakukan untuk membuat kolom praktis, yaitu : 1. Memasang kolom praktis menggunakan bekisting di keempat sisinya. Kemudian kolom ini dicor terlebih dahulu. Pada badan kolom ini lantas ditanami dengan angkur yang terbuat dari tulangan besi berdiameter 8 mm pada setiap jarak 1 m. Tunggu beberapa saat agar beton ini mengeras. Barulah kemudian dapat dilakukan pemasangan dinding. 2. Memasang kolom praktis setelah dinding telah selesai dibangun. Barulah kemudian dipasang bekisting pada kedua sisi yang menempel ke dinding. Setelah itu, dilanjutkan dengan pekerjaan pengecoran. Dibandingkan metode pertama di atas, metode kedua ini lebih banyak digunakan di lapangan karena jauh lebih praktis. - Standar mutu SNI
  • 42. Panduan Memasang Kolom Praktis 1. Pasangalah rangkaian tulangan secara vertikal terlebih dulu. Anda bisa menggunakan tulangan 4D10 dengan sengkangan P8-150. 2. Pasang bekisting di masaing-masing sisi rangkaian tulangan, di mana jarak tulangan terluar dan bekisting minimal 2 cm. 3. Buatlah adukan beton sebagai bahan pengisi dari kolom praktis ini. Adukan beton terbuat dari campuran agregat kasar, agregat halus, dan bahan pengikat. 4. Masukkan adukan beton sedikit demi sedikit. Bila perlu, Anda bisa menggunakan tongkat untuk mendorong adukan beton ini agar dapat mengisi dengan padat. 5. Pekerjaan pembuatan kolom praktis ini bisa dilakukan setiap tinggi 90- 120 cm supaya hasilnya lebih padat dan tidak ada bagian yang keropos. 8 Finishing Plester Aci MU Semprot Tahapan Pemasangan: 1) Tembok yang akan diplester dibagi dalam beberapa bagian (petakpetak). 2) Pada keempat sudut petak tembok dipasang paku dengan kepala menonjol .± 3 cm dari bidang tembok, untuk merentangkan benang. 3) Jarak benang dari sisi tembok 1,5 cm dan bila ada tembok yang menempel pada benang, maka temboknya harus dipahat dulu supaya didapat plester sama tebal dan rata. 4) Di tempat-tempat tertentu yaitu pada paku dan rentangan benang dibuat plester utama yang berhimpit dengan benang-benang tadi, sebagai standar tebal plester. 5) Plester utama yang vertikal ini dibuat tiap-tiap jarak 1,00 meter. Setelah ini selesai, benang dapat dilepas. 6) Diantara 2 lajur plester utama di isi penuh dengan adukan, kemudian digores dengan penggaris besar dan lurus mulai dari bawah ke atas untuk memperoleh bidang yang rata. 7) Kemudian bidang yang paling luar dilapisi dengan lapisan encer Finishing Plester Aci MU sambil disemprot lalu digosok dengan papan gosok supaya permukaan standar yang rata, ini disebut mengaci. 8) Rusuk-rusuk dan sudut pertemuan plester tembok harus merupakan sudut siku ( = 90°) dan ini harus diplester dengan adukan 1 semen : 3 pasir supaya tahan benturan-benturan ringan. 9) Setelah lapis ini betul-betul kering, bidang permukaannya disapu dengan kapur tohor sebanyak 3 kali, dan agar terlihat indah kapur ini dicampur - Standar mutu SNI
  • 43. dengan zat pewarna yang sesuai dengan selera pemilik bangunan. 9 Sub Base Course/Lime Stone 30 cm Lapis Pondasi Bawah (sub base course) Lapis Pondasi Bawah adalah bagian perkerasan yang terletak antara lapis pondasi dan tanah dasar. Fungsi lapis pondasi bawah antara lain: a. Sebagai bagian dari konstruksi perkerasan untuk mendukung dan menyebarkan beban roda. b. Mencapai efisiensi penggunaan material yang relatif murah agar lapisan- lapisan selebihnya dapat dikurangi tebalnya (penghematan biaya konstruksi). c. Untuk mencegah tanah dasar masuk ke dalam lapis pondasi. d. Sebagai lapis pertama agar pelaksanaan dapat berjalan lancar. Hal ini sehubungan dengan terlalu lemahnya daya dukung tanah dasar terhadap roda-roda alat-alat besar atau karena kondisi lapangan yang memaksa harus segera menutup tanah dasar dari pengaruh cuaca. Bermacam-macam tipe tanah setempat (CBR > 20%, PI < 10%) yang relatif lebih baik dari tanah dasar dapat digunakan sebagai bahan pondasi bawah. Campuran-campuran tanah setempat dengan kapur atau semen portland dalam beberapa hal sangat dianjurkan, agar dapat bantuan yang efektif terhadap kestabilan konstruksi perkerasan. Bahan: 1. Pasir urug Pasir urug yang digunakan dapat berupa pasir sungai/pasir gunung yang bersih bebas dari lumpur, akar, rumput, atau sampah dan “kotoran” lainnya. 2. Batu belah Batu belah berukuran 30 cm. Batu belah harus mempunyai tebal, minimum sepertiga dari panjang. 3. Batu tepi Batu tepi berupa batu belah berukuran 35 cm. Batu tepi harus mempunyai tebal, minimum sepertiga dari panjang. 4. Batu pengisi Batu pengisi terdiri atas batu pecah dan keras serta berukuran 5-7 cm. - Standar mutu SNI
  • 44. Alat: 1. Alat angkut batu dan pasir urug:  Truk Engkel  Kereta dorong 2. Alat Pemadat:  Mesin Gilas  Stamper  Timbris 3. Mistar pelurus 3 meter untuk memeriksa kerataan dan kemiringan 4. Alat bantu lainnya:  Sekop  Belincong  Pengki Tahapan Pemasangan: 1. Tanah dasar jalan harus bersih dari akar, rumput, atau sampah dan “kotoran” lainnya. Kalau masih gembur harus dipadatkan dalam keadaan lembab (tidak basah). 2. Batu tepi dipasang dengan dasar lebih rendah dari tanah dasar. 3. Hamparan pasir urug setebal 10 – 15 cm secara merata di atas tanah dasar. 4. Batu belah 30 cm disusun di atas dengan tangan satu per satu, berdiri tegak dan rapat satu dengan yang lainnya serta cukup rata sesuai dengan kemiringan melintang dan memanjang. 5. Batu pengisi ditaburkan mengisi seluruh celah permukaan batu belah. Dipadatkan/di gilas 6- 8 ton sampai batu pengisi mulai pecah, mengunci batu belah, dan susah dicabut. 6. Jika mesin gilas mekanis tidak tersedia, maka pemadatan dapat dilakukan dengan alat timbris manual. Pemadatan dengan timbris mencakup serentak selebar jalan (berbaris). Untuk itu diperlukan sekitar 6 – 10 pekerja, disesuaikan dengan lebar jalan rencana
  • 45. 10 Base Course/Makadam 25 cm Lapis Pondasi (base course) Lapis Pondasi adalah bagian perkerasan yang terletak antara lapis permukaan dengan lapis pondasi bawah (atau dengan tanah dasar bila tidak menggunakan lapis pondasi bawah). Fungsi lapis pondasi antara lain: a. Sebagai bagian perkerasan yang menahan beban roda, b. Sebagai perletakan terhadap lapis permukaan. Bahan-bahan untuk lapis pondasi umumnya harus cukup kuat dan awet sehingga dapat menahan beban-beban roda. Sebelum menentukan suatu bahan untuk digunakan sebagai bahan pondasi, hendaknya dilakukan penyelidikan dan pertimbangan sebaik-baiknya sehubungan dengan persyaratan teknik. Bermacam-macam bahan alam / bahan setempat (CBR > 50%, PI < 4%) dapat digunakan sebagai bahan lapis pondasi, antara lain : batu pecah, kerikil pecah dan stabilisasi tanah dengan semen atau kapur. Bahan: 1. Pasir urug Pasir urug yang digunakan dapat berupa pasir sungai/pasir gunung yang bersih bebas dari lumpur, akar, rumput, atau sampah dan “kotoran” lainnya. 2. Batu belah Batu belah berukuran 25 cm. Batu belah harus mempunyai tebal, minimum sepertiga dari panjang. 3. Batu tepi Batu tepi berupa batu belah berukuran 30 cm. Batu tepi harus mempunyai tebal, minimum sepertiga dari panjang. 4. Batu pengisi Batu pengisi terdiri atas batu pecah dan keras serta berukuran 5-7 cm. Alat: 1. Alat angkut batu dan pasir urug:  Truk Engkel  Kereta dorong - Standar mutu SNI
  • 46. 2. Alat Pemadat:  Mesin Gilas  Stamper  Timbris 3. Mistar pelurus 3 meter untuk memeriksa kerataan dan kemiringan 4. Alat bantu lainnya:  Sekop  Belincong  Pengki Tahapan Pemasangan: 1. Batu belah 25 cm disusun Sub Base Course/Lime Stone 30 cm dengan tangan satu per satu, berdiri tegak dan rapat satu dengan yang lainnya serta cukup rata sesuai dengan kemiringan melintang dan memanjang. 2. Batu pengisi ditaburkan mengisi seluruh celah permukaan batu belah. Dipadatkan/di gilas 6- 8 ton sampai batu pengisi mulai pecah, mengunci batu belah, dan susah dicabut. 3. Jika mesin gilas mekanis tidak tersedia, maka pemadatan dapat dilakukan dengan alat timbris manual. Pemadatan dengan timbris mencakup serentak selebar jalan (berbaris). Untuk itu diperlukan sekitar 6 – 10 pekerja, disesuaikan dengan lebar jalan rencana. 11 Lapis Penetrasi 5 cm Lapis Permukaan (surface course) Lapis Permukaan adalah bagian perkerasan yang paling atas. Fungsi lapis permukaan antara lain: a. Sebagai bahan perkerasan untuk menahan beban roda b. Sebagai lapisan rapat air untuk melindungi badan jalan kerusakan akibat cuaca. c. Sebagai lapisan aus (wearing course). Bahan untuk lapis permukaan umumnya adalah sama dengan bahan untuk lapis pondasi, dengan persyaratan yang lebih tinggi. Penggunaan bahan aspal diperlukan agar lapisan dapat bersifat kedap air, disamping itu bahan aspal - Standar mutu SNI
  • 47. sendiri memberikan bantuan tegangan tarik, yang berarti mempertinggi daya dukung lapisan terhadap beban roda lalu lintas. Pemilihan bahan untuk lapis permukaan perlu dipertimbangkan kegunaan, umur rencana serta pentahapan konstruksi, agar dicapai manfaat yang sebesar-besarnya dari biaya yang dikeluarkan. Lapis Penetrasi Makadam (LAPEN) Lapis Penetrasi Macadam (LAPEN) adalah merupakan suatu lapis perkerasan yang terdiri dari agregat pokok dengan agregat pengunci bergradasi terbuka dan seragam yang diikat oleh aspal keras dengan cara disemprotkan diatasnya dan dipadatkan lapis demi lapis dan apabila akan digunakan sebagai lapis permukaan perlu diberi laburan aspal dengan batu penutup. Bahan: 1. Batu pokok Batu pokok berupa batu pecah yang mempunyai bentuk butir mendekati kubus berukuran 3 – 5 cm. 2. Batu pengunci Batu pengunci berupa batu pecah yang mempunyai bentuk butir mendekati kubus berukuran 1 – 2 cm. 3. Batu penutup Batu penutup berupa batu pecah atau pasir kasar yang bersih dan berukuran 0,3 – 1 cm. 4. Aspal keras Aspal keras berupa aspal curah atau aspal dalam drum dengan kelas penetrasi 60/70. Alat:  Truk Engkel  Pemanas Aspal  Penyiram Aspal  Penyebar Batu  Sekop  Penggaruk  Alat Perata
  • 48.  Kaso Kaso  Mistra pelurus untuk melihat kerataan hamparan  Pengukur kemiringan untuk melihat kemiringan hamparan  Mesin Gilas  Tamper  Timbris Tahapan Pemasangan: 5. Membersihkan permukaan Permukaan yang kotor menyebabkan lapisan lapen yang dipasang tidak dapat menempel dengan kuat. Pekerjaan pembersihan dapat dilakukan dengan sapu atau sikat. 6. Mempersiapkan batu pokok, batu pengunci serta batu penutup Batu-batu tersebut dipersiapkan di sepanjang tepi jalan yang akan diberi lapisan lapen. Keperluan batu dan aspal dapat diperkirakan seperti pada Tabel 1 untuk tebal lapen 5 cm. 7. Tempatkan kaso-kaso di semua tepi bagian permukaan yang akan dilapisi lapen. a. Ukuran kaso-kaso sama dengan tebal rencana penghamparan. b. Bila tebal lapen yang akan dipasang 5 cm maka tebal kaso-kaso juga 5 cm. c. Panjang kaso-kaso tergantung yang ada dalam persediaan
  • 49. 8. Sebarkan batu pokok sampai rata di permukaan jalan. a. Tebal penyebaran batu pokok ini sama dengan tebal kaso-kaso yang telah dipasang. b. Banyaknya batu pokok yang disebar kira-kira 0,075 m3 tiap m2. . 9. Berikan kemiringan melintang jalan sekitar 3 %. 10. Padatkan dengan alat yang tersedia. Pemadatan terbaik dengan mesin gilas, minimum 6 lintasan. Namun bila mesin gilas tidak tersedia dapat juga dilakukan dengan alat tumbuk bermesin atau alat tumbuk tangan. Pemadatan manual dapat dihentikan apabila batu terlihat stabil/kokoh. 11. Penyiraman aspal. Pemanasan aspal dapat dilakukan dengan 2 (dua) cara, di bagian badan atau penutup drum. a. Panaskan aspal yang ada di dalam drum. Pemanasan tidak boleh terlalu tinggi, sekitar 160 derajat Celcius. Jika pemanasan terlalu tinggi dapat menyebabkan: o kebakaran; o sifat kelengketan serta kelenturan aspal rusak. b. Sebelum disiram aspal, permukaan harus kering dan bersih. c. Siramkan aspal yang sudah dipanaskan ke permukaan batu pokok. Banyaknya aspal yang disiramkan kira-kira 3,7 liter setiap m2 . 12. Sebarkan batu pengunci Sebarkan batu pengunci sebanyak seperti dalam Tabel 1 yaitu 0,017 m3 setiap m2 , dapat dilakukan dengan dolak. 13. Padatkan sebaran batu pengunci Lakukan pemadatan seperti dalam butir 6. 14. Siramkan aspal pada lapisan batu pengunci Banyaknya aspal yang diberikan dapat dilihat dalam Tabel 1 yaitu sebanyak 1,5 liter setiap m2 .
  • 50. 15. Sebarkan batu penutup Banyaknya batu penutup yang disebarkan sesuai Tabel 1 yaitu 0,01 m3 setiap m2 16. Padatkan batu penutup tersebut Lakukan pemadatan seperti dalam butir 6. 17. Pemeliharaan Selama beberapa waktu, batu penutup akan terdorong ke tepi jalan akibat lalu lintas yang lewat. Agar lapen tidak cepat aus, maka batu penutup yang tersebar di pinggir jalan tersebut harus dikembalikan ketengah lagi 12 Sandsheet 2 cm Bahan:  Pasir. Alat:  Sekop  Mistar  Mesin Gilas Tahapan: 1. Hamparkan pasir setebal 2 cm setelah dilakukannya pekerjaan Lapen. 2. Rtakan dengan mesin gilas sampai merata. - Standar mutu SNI 13 Pipa PVC 2,5" untuk Drainase Pemasangan Pipa PVC 2,5" untuk Drainase dilakukan bersamaan dengan pembuatan Saluran drainase. - Standar mutu SNI 14 Kanstin K250 30x15x50 Tahapan Pemasangan:  Tahap awal yang harus anda kerjakan sebelum memulai peletakan kantin pada sebidang tanah adalah pembuatan alasnya terlebih dahulu menggunakan rabat beton. Dibutuhkan kurang lebih 150 mm sebagai tingkat ketebalan alas. Penggunaan dari rabat beton ini tak lain sebagai bahan struktural yang mampu menunjang tingkat stabilitas kanstin. Oleh karena itu anda sudah tidak perlu lagi ragu apabila kanstin permukaannya tenggelam atau turun ke dalam tanah. Apabila dipadukan dengan rabat beton tentu saja akan menimbulkan susunan yang lebih kokoh antara kanstin yang satu dengan kanstin berikutnya.  Benang digunakan untuk meluruskan posisi kantin yang akan diletakkan. Jika untuk lebih mudahnya anda bisa menggunakan waterpass atau kayu berbentuk lurus guna mengetahui apakah kanstin telah diletakkan - Standar mutu SNI
  • 51. lurus atau tidak.  Proses berikutnya yang tak kalah penting adalah membuat haunching. Proses ini dikenal dengan metode mengunci kanstin yang biasanya mudah bergeser atau berpindah tempat jika terkena hantaman kendaraan. Apabila kanstin sedikit saja bergeser maka hampir dipastikan proses pembangunan penutup Jalan akan menjadi lebih rusak. Apabila proses haunching telah selesai, maka bisa diletakkan pada sisi luar atau belakang kanstin. Seperti halnya pada jalan-jalan jadi Perumahan ukuran yang digunakan adalah setebal minimal 75 mm sementara untuk jalan-jalan ketebalannya mencapai 100 mm. Terakhir, jalan raya membutuhkan 150 mm.  Proses ini merupakan proses terakhir pada pemasangan kanstin, yakni dengan cara mengandalkan mortar guna melapisi kanstin yang berikutnya akan digunakan sebagai perekat.  Mortar sendiri memiliki tingkat ketebalan yang kurang lebih 12 sampai 20 mm.  Instalasi kanstin yang berbekal mortar sendiri hanya dapat berjalan apabila kanstin memiliki dimensi yang lebih besar dengan pembangunan penutup jalan yang juga lebih besar.  Tidak hanya mengandalkan mortar saja namun proses terakhir ini juga memerlukan sebuah besi dowel yang nantinya akan berfungsi sebagai pengait plat beton. 15 Saluran Terbuka Beton Cetak 50x50x50 1. Tahap Persiapan: Tahap yang pertama di lakukan ialah persiapan pemasangan uditch, dalam tahap ini kita melakukan perencanaan gambar pemasangan u ditch dan survey lokasi pemasangan u ditch. Perencanaan gambar pemasangan u ditch di perlukan untuk mengetahui kebutuhan pasti yang akan di gunakan dalam sebuah proyek pemasangan saluran air. proses perencanaan yang tepat juga meliputi tata letak material, mempersiapkan bagian jalan yang akan di pasangkan cone untuk keamanan pekerja, area kerja, area terminasi serta area ter stabilisasi. pada area terstabilisasi biasanya di gunakan untuk menyimpan material dan peletakan alat berat. Pada proses persiapan ini juga harus memastikan area jalan tidak tertutup sepenuhnya sehingga pengguna jalan masih bisa melintasi jalan di area yang steril dari pekerjaan. - Standar mutu SNI