Kehidupan manusia dimulai setelah pembuahan dan mengakhiri hidup manusia tak berdosa dianggap tidak bermoral. KUHP Indonesia melarang aborsi kecuali atas dasar medis, namun memberikan sanksi hingga 7 tahun penjara bagi pelaku dan dokter yang melakukan aborsi.
PENGARUH PIJAT BAYI TERHADAP PENINGKATAN BERAT
BADAN BAYI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MALIGANO
KECAMATAN MALIGANO KABUPATEN MUNA
PERIODE JULI 2016
Karya Tulis
PENGARUH PIJAT BAYI TERHADAP PENINGKATAN BERAT
BADAN BAYI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MALIGANO
KECAMATAN MALIGANO KABUPATEN MUNA
PERIODE JULI 2016
Karya Tulis
Aborsi merupakan fenomena sosial yg hingga saat ini masih menjadi tema diskursus yg hangat. Tulisan ini mengeksplorasikan fenomena aborsi dari perspektif agama dan medis.
2. Kehidupan manusia dimulai
saat setelah pembuahan terjadi.
Jika dengan sadar dan dengan
segala cara kita mengakhiri hidup
manusia tak berdosa, berarti kita
melakukan suatu perbuatan tak
bermoral dan asosial. Tidak
semestinya kita membiarkan
penghentian nyawa siapapun
.........atau hidup kita
sebagai manusia menjadi
“TIDAK BERHARGA LAGI”
3. Kehidupan manusia dimulai
saat setelah pembuahan terjadi.
Jika dengan sadar dan dengan
segala cara kita mengakhiri hidup
manusia tak berdosa, berarti kita
melakukan suatu perbuatan tak
bermoral dan asosial. Tidak
semestinya kita membiarkan
penghentian nyawa siapapun
.........atau hidup kita
sebagai manusia menjadi
“TIDAK BERHARGA LAGI”
4. BIOETIKA : BIO dan ETIKA
BIO artinya hidup
ETIKA adalah Nilai-nilai dan norma-norma
moral yang diterima sebagai pegangan bagi
perilaku kita (moral atau moralitas).
Ilmu (studi tentang moralitas atau tentang
etika): etika filosofis/filsafat moral.
5. 1. Apa yang dimaksud dengan
aborsi?
2. Apa sajakah macam-macam
dan teknik aborsi?
3. Bagaimana pandangan aborsi
di Indonesia berdasarkan
kacamata hukum dan
kedokteran.
6. 1. Memberikan penjelasan tentang
ruang lingkup aborsi
2. Menjelaskan macam-macam dan
teknik aborsi
3. Menjelaskan pandangan aborsi
di Indonesia berdasarkan
kacamata agama, hukum, dan
kedokteran.
7. Aborsi adalah proses pengeluaran
hasil konsepsi (pertemuan sel telur
dan sperma) sebelum janin dapat
hidup di luar kandungan.
aborsi spontan atau alamiah
aborsi buatan atau sengaja
aborsi terapeutik atau medis
8. Aborsi spontan berlangsung tanpa tindakan apapun,
terjadi karena kurang baiknya kualitas sperma dan ovum
Aborsi buatan atau sengaja adalah pengakhiran
kehamilan sebelum usia kandungan 28 minggu sebagai
suatu akibat tindakan yang disengaja dan disadari oleh
calon ibu maupun si pelaksana aborsi
Sedangkan aborsi terapeutik adalah pengguguran
kandungan buatan yang dilakukan atas indikasi medik.
9. Adilatasi dan kuret (Dilatation & curettage)
Kuret dengan cara penyedotan (Sunction)
Peracunan dengan garam (Salt poisoned)
Histerotomi atau bedah ceasar
Pengguguran kimia (Prostaglandin)
Pil pembunuh
10. Ada 3 aturan aborsi di Indonesia yang berlaku hingga saat
ini yaitu:
•Undang-Undang RI No. 1 Tahun 1946 tentang Kitab
Undang-undang Hukum Pidana (KUHP) yang menjelaskan
dengan alasan apapun, aborsi adalah tindakan melanggar
hukum. Sampai saat ini masih diterapkan.
•Undang-Undang RI No. 7 Tahun 1984 tentang Pengesahan
Konvensi Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi
Terhadap Perempuan.
•Undang-undang RI No. 23 Tahun 1992 tentang kesehatan
yang menuliskan dalam kondisi tertentu, bisa dilakukan
tindakan medis tertentu.
11.
12. •Aborsi adalah tindakan penghentian kehamilan
sebelum janin dapat hidup di luar kandungan.
•Macam aborsi meliputi aborsi spontan/alamiah, aborsi
buatan/sengaja dan aborsi terapeutik/medis sedangkan
teknik aborsi meliputi adilatasi dan kuret, kuret dengan
cara penyedotan, peracunan dengan garam,
histerotomi atau bedah Caesar, pengguguran kimia, pil
pembunuh.
•Pandangan aborsi di Indonesia berdasarkan
kacamata hukum, kedokteran adalah melarang
adanya praktik aborsi, tetapi diperbolehkan bila
atas dasar indikasi kesehatan.
13.
14.
15.
16. Pasal 229
1. Barang siapa dengan sengaja mengobati seorang wanita atau
menyuruhnya supaya diobati, dengan diberitahukan atau
ditimbulkan harapan, bahwa karena pengobatan itu amilnya
dapat digugurkan, diancam dengan pidana penjara
paling lama empat tahun atau denda paling banyak tiga ribu
rupiah. (?)
2. Jika yang bersalah, berbuat demikian untuk mencari
keuntungan, atau menjadikan perbuatan tersebut sebagai
pencarian atau kebiasaan, atau jika dia seorang tabib, bidan
atau juru obat, pidananya dapat ditambah sepertiga.
3. Jika yang bersalah, melakukan kejahatan tersebut, dalam
menjalani pencarian maka dapat dicabut haknya untuk
melakukan pencarian itu.
17. Pasal 341
Seorang ibu yang, karena takut akan ketahuan
melahirkan anak, pada saat anak dilahirkan atau tidak
lama kemudian, dengan sengaja merampas nyawa
anaknya, diancam, karena membunuh anak sendiri,
dengan pidana penjara paling lama tujuh tahun.
Pasal 342
Seorang ibu yang, untuk melaksanakan niat yang
ditentukan karena takut akan ketahuan bahwa akan
melahirkan anak, pada saat anak dilahirkan atau tidak
lama kemudian merampas nyawa anaknya, diancam,
karena melakukan pembunuhan anak sendiri dengan
rencana, dengan pidana penjara paling lama sembilan
tahun.
18. Pasal 343
Kejahatan yang diterangkan dalam pasal 341 dan 342
dipandang, bagi orang lain yang turut serta melakukan, sebagai
pembunuhan atau pembunuhan dengan rencana.
Pasal 346
Seorang wanita yang sengaja menggugurkan atau mematikan
kandungannya atau menyuruh orang lain untuk itu, diancam
dengan pidana penjara paling lama empat tahun.
Pasal 347
1. Barangsiapa dengan sengaja menggugurkan atau mematikan
kandungan seorang wanita tanpa persetujuannya,
diancam
dengan pidana penjara paling lama dua belas tahun.
2. Jika perbuatan itu mengakibatkan matinya wanita
tersebut,
dikenakan pidana penjara paling lama lima belas tahun.
19. Pasal 348
1. Barangsiapa dengan sengaja menggugurkan atau mematikan
kandungan seorang wanita dengan persetujuannya, diancam
dengan pidana penjara paling lama lima tahun enam bulan.
2. Jika perbuatan itu mengakibatkan matinya wanita tersebut,
dikenakan pidana penjara paling lama tujuh tahun.
Pasal 349
Jika seorang tabib, bidan atau juru obat membantu melakukan
kejahatan yang tersebut pasal 346, ataupun melakukan atau
membantu melakukan salah satu kejahatan yang diterangkan
dalam pasal 347 dan 348, maka pidana yang ditentukan dalam
pasal itu dapat ditambah dengan sepertiga dan dapat dicabut
hak untuk menjalankan pencarian dalam mana kejahatan
dilakukan.