Dokumen tersebut membahas tentang aborsi di Indonesia, termasuk data kasus aborsi, pengertian aborsi secara medis dan hukum, klasifikasi, cara pelaksanaan, serta akibat aborsi dari sudut pandang kesehatan dan hukum Islam. Secara ringkas, dokumen tersebut menjelaskan bahwa kasus aborsi di Indonesia sangat tinggi dan dilakukan terutama oleh remaja, serta mendefinisikan aborsi sebagai pengakhiran keham
Dokumen tersebut membahas tentang isu etika dalam pelayanan keperawatan khususnya mengenai aborsi. Aborsi didefinisikan sebagai penghentian kehamilan sebelum janin mampu hidup di luar rahim, yang dibedakan menjadi aborsi spontan dan aborsi buatan. Dalam pandangan Islam, aborsi dianggap sebagai dosa besar dan dapat dikenai sanksi hukum.
Aborsi merupakan pengakhiran kehamilan sebelum usia 20 minggu atau janin belum mampu hidup di luar rahim. Aborsi dibolehkan untuk alasan medis jika kehamilan membahayakan ibu, namun secara umum dilarang karena dianggap membunuh. Aborsi memiliki risiko kesehatan dan dampak psikologis bagi ibu.
Dokumen tersebut membahas tentang isu etika dalam pelayanan keperawatan khususnya mengenai aborsi. Aborsi didefinisikan sebagai penghentian kehamilan sebelum janin mampu hidup di luar rahim, yang dibedakan menjadi aborsi spontan dan aborsi buatan. Dalam pandangan Islam, aborsi dianggap sebagai dosa besar dan dapat dikenai sanksi hukum.
Aborsi merupakan pengakhiran kehamilan sebelum usia 20 minggu atau janin belum mampu hidup di luar rahim. Aborsi dibolehkan untuk alasan medis jika kehamilan membahayakan ibu, namun secara umum dilarang karena dianggap membunuh. Aborsi memiliki risiko kesehatan dan dampak psikologis bagi ibu.
Dokumen tersebut membahas tentang definisi kehamilan risiko tinggi dan berbagai macam faktor risiko kehamilan seperti umur ibu muda atau tua, jarak kelahiran pendek, riwayat obstetrik buruk, penyakit seperti anemia dan diabetes, serta kondisi medis seperti penyakit jantung. Faktor-faktor risiko tersebut dapat menyebabkan komplikasi bagi ibu dan janin seperti keguguran, kelahiran prematur, at
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian aborsi, sebab-sebab terjadinya aborsi, pandangan agama Buddha terhadap aborsi, dan akibat dari tindakan pembunuhan janin menurut ajaran Buddha. Dokumen tersebut juga berharap agar kasus aborsi dapat menjadi pelajaran bagi semua pihak.
Aborsi adalah pengguguran kandungan yang merupakan tindakan kriminal karena mengakhiri hidup janin sebelum diberi kesempatan untuk tumbuh. Ada beberapa metode aborsi yang beresiko tinggi bagi kesehatan dan kesejahteraan mental ibu, seperti dilatasi dan kuret, penggunaan racun garam, atau histerotomi. Wanita sering melakukan aborsi karena tekanan, ketidaksiapan, atau masalah ekonomi
1. Makalah ini membahas pendekatan etika Kristen tentang aborsi dengan meninjau konsep awal kehidupan manusia dari sisi medis dan teologis.
2. Secara medis, kehidupan dimulai sejak terjadinya pembuahan dan perkembangan sel telur menjadi janin.
3. Dari sisi teologi, Alkitab menunjukkan janin memiliki hak hidup sejak dalam kandungan dan kehidupan adalah karunia Allah.
Dokumen tersebut merangkum pengertian aborsi dan jenis-jenis aborsi seperti abortus provokatus, abortus spontaneus, abortus therapeuticus, dan elective abortion. Dokumen tersebut juga membahas efek dan resiko aborsi dari segi medis, agama Islam yang melarang aborsi karena dianggap membunuh, dan hukum pidana Indonesia terkait aborsi.
Dokumen tersebut membahas tentang aborsi dari berbagai perspektif kesehatan, hukum, dan moral. Secara kedokteran, aborsi dibedakan menjadi spontan dan dilakukan. Di Indonesia, aborsi masih dianggap tindakan kriminal meski bisa dilakukan dengan aman, namun UU No. 23/1992 mengizinkan aborsi atas indikasi medis. Dari sisi moral, aborsi awal kehamilan dianggap haram, kecuali unt
Berdasarkan dokumen tersebut, ada 3 kalimat ringkasan:
Aborsi dibahas dari berbagai perspektif keagamaan, hukum, dan medik. Dokumen juga menjelaskan proses pembentukan janin secara rinci dari konsepsi hingga kelahiran serta dampak negatif aborsi bagi janin dan ibu.
Kehidupan manusia dimulai setelah pembuahan dan mengakhiri hidup manusia tak berdosa dianggap tidak bermoral. KUHP Indonesia melarang aborsi kecuali atas dasar medis, namun memberikan sanksi hingga 7 tahun penjara bagi pelaku dan dokter yang melakukan aborsi.
Aborsi adalah penghentian kehamilan sebelum janin dapat hidup di luar rahim, yang dapat terjadi secara spontan atau disengaja. Terdapat berbagai jenis aborsi seperti aborsi spontan, yang disengaja, tidak aman, dan septik. Aborsi dapat dilakukan atas alasan medis maupun non medis seperti belum siap mengandung, namun beresiko terhadap kondisi fisik, psikis, ekonomi, dan sosial
MAKALAH PANDANGAN HUKUM ISLAM TERHADAP ABRSI
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hubungan seksual berlainan jenis tidak dapat dihindarkan, karena ini merupakan tuntutan biologis untuk mengembangkan keturunannya dan juga merupakan rahmat Allah yang tidak ternilai. Bagi makhluk selain manusia dalam melakukan hubungan seks, akibatnya kurang dan tidak diperhitungkan. Akan tetapi bagi manusia hal ini akan berakibat fatal apabila tidak melalui saluran yang semestinya dan tidak memikirkan akibat sampingnya.
Hubungan seks sangat erat kaitannya dengan aborsi, karena dengan hubungan inilah awal terjadinya perubahan antara sel-sel dari kedua jenis makhluk itu, baik yang dikehendaki atau tidak. Bagi yang menghendaki terjadinya pembuahan tersebut menilainya sebagai anugerah Allah, tetapi bagi yang tidak menghendakinya ada yang menganggapnya sebagai malapetaka yang harus dihindari walaupun bertentangan dengan hukum dan moral. Cara menghindari setelah terjadinya pembuahan inilah yang disebut aborsi yang menjadi pokok bahasan dalam makalah ini.
B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi aborsi?
2. Bagaimana tinjauan hukum aborsi menurut Islam?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi aborsi
2. Untuk memahami tinjauan hukum aborsi menurut Islam
Dokumen tersebut membahas tentang aborsi dari berbagai perspektif, termasuk definisi, jenis, usia janin, pelaku, dampak kesehatan, hukum di Indonesia, dan pandangan Islam. Secara ringkas, dokumen menjelaskan bahwa aborsi adalah pengakhiran kehamilan sebelum usia janin 28 minggu, dan dapat terjadi secara alami maupun buatan, dengan berbagai resiko bagi kesehatan fisik dan mental ibu. Huk
Dokumen tersebut membahas tentang pandangan Islam dan kesehatan terhadap aborsi. Secara ringkas, aborsi dilarang dalam pandangan Islam kecuali dalam kondisi darurat untuk menyelamatkan nyawa ibu atau janin. Dari perspektif kesehatan, aborsi dapat dilakukan atas indikasi medis tetapi memiliki risiko kesehatan fisik dan mental. Aborsi kriminal diatur dalam hukum Indonesia dan dapat dikenai sanksi pidana berat.
1. Dokumen tersebut membahas tentang asuhan keperawatan pada pasien abortus. Abortus adalah proses berakhirnya kehamilan sebelum janin dapat hidup di luar rahim dengan kriteria usia kehamilan kurang dari 20 minggu.
2. Terdapat beberapa klasifikasi abortus yaitu abortus spontan, provokatus, dan komplikasinya seperti perdarahan dan infeksi. Pemeriksaan yang dapat dilakukan adalah tes kehamilan
Aborsi dalam pandangan Islam dijelaskan sebagai dosa besar dan tindakan kriminal apabila dilakukan dengan sengaja untuk membunuh janin (imlash). Pelakunya dapat dihukum dengan diyat yang sama dengan membunuh manusia sempurna."
Makalah Pandangan Agama Terhadap Kasus AborsiWarung Bidan
Makalah ini membahas pandangan agama terhadap kasus aborsi, termasuk definisi aborsi dari perspektif kedokteran, statistik aborsi di Indonesia dan dunia, alasan-alasan dilakukannya aborsi, serta pandangan Islam dan Kristen terhadap aborsi."
Dokumen tersebut membahas tentang definisi kehamilan risiko tinggi dan berbagai macam faktor risiko kehamilan seperti umur ibu muda atau tua, jarak kelahiran pendek, riwayat obstetrik buruk, penyakit seperti anemia dan diabetes, serta kondisi medis seperti penyakit jantung. Faktor-faktor risiko tersebut dapat menyebabkan komplikasi bagi ibu dan janin seperti keguguran, kelahiran prematur, at
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian aborsi, sebab-sebab terjadinya aborsi, pandangan agama Buddha terhadap aborsi, dan akibat dari tindakan pembunuhan janin menurut ajaran Buddha. Dokumen tersebut juga berharap agar kasus aborsi dapat menjadi pelajaran bagi semua pihak.
Aborsi adalah pengguguran kandungan yang merupakan tindakan kriminal karena mengakhiri hidup janin sebelum diberi kesempatan untuk tumbuh. Ada beberapa metode aborsi yang beresiko tinggi bagi kesehatan dan kesejahteraan mental ibu, seperti dilatasi dan kuret, penggunaan racun garam, atau histerotomi. Wanita sering melakukan aborsi karena tekanan, ketidaksiapan, atau masalah ekonomi
1. Makalah ini membahas pendekatan etika Kristen tentang aborsi dengan meninjau konsep awal kehidupan manusia dari sisi medis dan teologis.
2. Secara medis, kehidupan dimulai sejak terjadinya pembuahan dan perkembangan sel telur menjadi janin.
3. Dari sisi teologi, Alkitab menunjukkan janin memiliki hak hidup sejak dalam kandungan dan kehidupan adalah karunia Allah.
Dokumen tersebut merangkum pengertian aborsi dan jenis-jenis aborsi seperti abortus provokatus, abortus spontaneus, abortus therapeuticus, dan elective abortion. Dokumen tersebut juga membahas efek dan resiko aborsi dari segi medis, agama Islam yang melarang aborsi karena dianggap membunuh, dan hukum pidana Indonesia terkait aborsi.
Dokumen tersebut membahas tentang aborsi dari berbagai perspektif kesehatan, hukum, dan moral. Secara kedokteran, aborsi dibedakan menjadi spontan dan dilakukan. Di Indonesia, aborsi masih dianggap tindakan kriminal meski bisa dilakukan dengan aman, namun UU No. 23/1992 mengizinkan aborsi atas indikasi medis. Dari sisi moral, aborsi awal kehamilan dianggap haram, kecuali unt
Berdasarkan dokumen tersebut, ada 3 kalimat ringkasan:
Aborsi dibahas dari berbagai perspektif keagamaan, hukum, dan medik. Dokumen juga menjelaskan proses pembentukan janin secara rinci dari konsepsi hingga kelahiran serta dampak negatif aborsi bagi janin dan ibu.
Kehidupan manusia dimulai setelah pembuahan dan mengakhiri hidup manusia tak berdosa dianggap tidak bermoral. KUHP Indonesia melarang aborsi kecuali atas dasar medis, namun memberikan sanksi hingga 7 tahun penjara bagi pelaku dan dokter yang melakukan aborsi.
Aborsi adalah penghentian kehamilan sebelum janin dapat hidup di luar rahim, yang dapat terjadi secara spontan atau disengaja. Terdapat berbagai jenis aborsi seperti aborsi spontan, yang disengaja, tidak aman, dan septik. Aborsi dapat dilakukan atas alasan medis maupun non medis seperti belum siap mengandung, namun beresiko terhadap kondisi fisik, psikis, ekonomi, dan sosial
MAKALAH PANDANGAN HUKUM ISLAM TERHADAP ABRSI
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hubungan seksual berlainan jenis tidak dapat dihindarkan, karena ini merupakan tuntutan biologis untuk mengembangkan keturunannya dan juga merupakan rahmat Allah yang tidak ternilai. Bagi makhluk selain manusia dalam melakukan hubungan seks, akibatnya kurang dan tidak diperhitungkan. Akan tetapi bagi manusia hal ini akan berakibat fatal apabila tidak melalui saluran yang semestinya dan tidak memikirkan akibat sampingnya.
Hubungan seks sangat erat kaitannya dengan aborsi, karena dengan hubungan inilah awal terjadinya perubahan antara sel-sel dari kedua jenis makhluk itu, baik yang dikehendaki atau tidak. Bagi yang menghendaki terjadinya pembuahan tersebut menilainya sebagai anugerah Allah, tetapi bagi yang tidak menghendakinya ada yang menganggapnya sebagai malapetaka yang harus dihindari walaupun bertentangan dengan hukum dan moral. Cara menghindari setelah terjadinya pembuahan inilah yang disebut aborsi yang menjadi pokok bahasan dalam makalah ini.
B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi aborsi?
2. Bagaimana tinjauan hukum aborsi menurut Islam?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi aborsi
2. Untuk memahami tinjauan hukum aborsi menurut Islam
Dokumen tersebut membahas tentang aborsi dari berbagai perspektif, termasuk definisi, jenis, usia janin, pelaku, dampak kesehatan, hukum di Indonesia, dan pandangan Islam. Secara ringkas, dokumen menjelaskan bahwa aborsi adalah pengakhiran kehamilan sebelum usia janin 28 minggu, dan dapat terjadi secara alami maupun buatan, dengan berbagai resiko bagi kesehatan fisik dan mental ibu. Huk
Dokumen tersebut membahas tentang pandangan Islam dan kesehatan terhadap aborsi. Secara ringkas, aborsi dilarang dalam pandangan Islam kecuali dalam kondisi darurat untuk menyelamatkan nyawa ibu atau janin. Dari perspektif kesehatan, aborsi dapat dilakukan atas indikasi medis tetapi memiliki risiko kesehatan fisik dan mental. Aborsi kriminal diatur dalam hukum Indonesia dan dapat dikenai sanksi pidana berat.
1. Dokumen tersebut membahas tentang asuhan keperawatan pada pasien abortus. Abortus adalah proses berakhirnya kehamilan sebelum janin dapat hidup di luar rahim dengan kriteria usia kehamilan kurang dari 20 minggu.
2. Terdapat beberapa klasifikasi abortus yaitu abortus spontan, provokatus, dan komplikasinya seperti perdarahan dan infeksi. Pemeriksaan yang dapat dilakukan adalah tes kehamilan
Aborsi dalam pandangan Islam dijelaskan sebagai dosa besar dan tindakan kriminal apabila dilakukan dengan sengaja untuk membunuh janin (imlash). Pelakunya dapat dihukum dengan diyat yang sama dengan membunuh manusia sempurna."
Makalah Pandangan Agama Terhadap Kasus AborsiWarung Bidan
Makalah ini membahas pandangan agama terhadap kasus aborsi, termasuk definisi aborsi dari perspektif kedokteran, statistik aborsi di Indonesia dan dunia, alasan-alasan dilakukannya aborsi, serta pandangan Islam dan Kristen terhadap aborsi."
Dokumen tersebut membahas tentang aborsi dari perspektif agama Buddha. Aborsi dianggap sebagai pembunuhan karena memenuhi lima syarat kehidupan, yaitu adanya makhluk hidup, mengetahui keberadaannya, kehendak membunuh, usaha membunuh, dan kematian akibat tindakan tersebut. Oleh karena itu, aborsi dilarang dalam ajaran Buddha.
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian aborsi menurut berbagai sumber hukum dan agama. Secara ringkas, aborsi didefinisikan sebagai pengeluaran janin sebelum usia kehamilan yang matang, dan dibedakan menjadi tiga jenis yaitu spontan, buatan, dan terapeutik. Dokumen juga membahas pandangan-pandangan etika mengenai aborsi.
Aborsi adalah tindakan mengakhiri kehamilan yang memiliki berbagai penyebab dan metode pelaksanaannya, namun juga berisiko menimbulkan komplikasi kesehatan seperti perdarahan berat, infeksi, dan kerusakan organ reproduksi jika tidak dilakukan dengan tepat dan aman."
Dokumen tersebut membahas tentang bioetika khususnya topik aborsi. Ringkasannya adalah:
1. Aborsi adalah berakhirnya kehamilan sebelum janin mampu hidup diluar rahim, biasanya karena intervensi medis.
2. Ada sekitar 2 juta kasus aborsi ilegal setiap tahun di Indonesia, yang dapat menyebabkan kematian ibu dan janin.
3. Aborsi hanya boleh dilakukan dalam kondisi tertentu se
Dokumen tersebut membahas payung hukum pelaksanaan abortus provokatus pada kehamilan akibat perkosaan menurut hukum Indonesia. Secara ringkas, dokumen menjelaskan bahwa sebelum UU Kesehatan 2009, abortus pada korban perkosaan tidak diatur secara hukum, namun UU Kesehatan 2009 kini telah melegalkan tindakan aborsi pada kehamilan yang diakibatkan oleh perkosaan.
Dokumen tersebut membahas tentang aborsi yang tidak aman (unsafe abortion) yang dilakukan oleh tenaga kesehatan tidak terlatih dengan sarana yang tidak memadai sehingga menimbulkan berbagai komplikasi kesehatan bahkan kematian. Dokumen ini juga menjelaskan angka kejadian unsafe abortion di Indonesia, penyebab, komplikasi, pencegahan, dan penatalaksanaannya sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Aborsi adalah penghentian kehamilan sebelum janin dapat hidup di luar rahim, yang dapat terjadi secara spontan atau diinduksi. Terdapat berbagai jenis aborsi seperti aborsi spontan, aborsi yang diinduksi, aborsi tidak aman, dan aborsi septik. Aborsi dapat dilakukan atas alasan medis maupun non medis, namun dapat menimbulkan resiko fisik, psikis, dan sosial bagi wan
1. BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Kasus aborsi di Indonesia diperkirakan semakin meningkat tiap tahunnya. Berdasarkan
data yang dikeluarkan Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), diperkirakan
setiap tahun jumlah aborsi di Indonesia mencapai 2,5 juta jiwa dari 5 juta kelahiran pertahun.
Bahkan, 1-1,5 juta diantaranya adalah kalangan remaja. Data yang dihimpun Komnas
Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) menemukan dalam kurun waktu tiga tahun (2008-2010)
kasus aborsi terus meningkat. Tahun 2008 ditemukan 2 juta jiwa anak korban Aborsi, tahun
berikutnya (2009) naik 300.000 menjadi 2,3 juta janin yang dibuang paksa. Sementara itu, pada
tahun 2010 naik dari 200.000 menjadi 2,5 juta jiwa. 62,6 persen pelaku diantaranya adalah anak
berusia dibawah 18 tahun.
Sementara itu, kendati dilarang, baik oleh KUHP, UU, maupun fatwa MUI atau majelis
tarjih Muhammadiyah, praktik aborsi (pengguguran kandungan) di Indonesia tetap tinggi dan
mencapai 2,5 juta kasus setiap tahunnya dan sebagian besar dilakukan oleh para remaja. Aborsi
bukan sekedar masalah medis atau kesehatan masyarakat, namun juga problem sosial yang
muncul karena manusia mengekor pada peradaban Barat. Maka pemecahannya haruslah
dilakukan secara komprehensif-fundamental-radikal, yang intinya adalah dengan mencabut sikap
taqlid kepada peradaban Barat dengan menghancurkan segala nilai dan institusi peradaban Barat
yang bertentangan dengan Islam, untuk kemudian digantikan dengan peradaban Islam yang
manusiawi dan adil. Mengingat banyak sekali kalangan yang remaja yang melakukan aborsi
dalam hal ini penulis akan membahas secara detail mengenai pandangan Islam dan Kesehatan
terhadap aborsi.
1
2. B. Rumusan masalah
1. Bagaimana aborsi menurut pandangan kesehatan?
2. Bagaimana aborsi menurut pandangan Islam?
3. Bagaimana hukum aborsi di Indonesia?
C. Tujuan masalah
1. Mengetahui aborsi menurut pandangan kesehatan
2. Memahami aborsi menurut pandangan Islam
3. Mengetahui hukum aborsi di Indonesia
D. Metode penulisan
Dalam penyusunan makalah ini, kami menggunakan metode kepustakaan (library
research), dan pemanfaatan media elektronik masa seperti internet.
2
3. BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Aborsi
Dalam bahasa Inggris abortus disebut abortion, berasal dari bahasa Latin yang berarti
gugur kandungan atau keguguran. Menurut Sardikin Ginaputra (Fakultas Kedokteran UI),
abortus adalah pengakhiran kehamilan atau hasil konsepsi sebelum janin dapat hidup di luar
kandungan. Sedangkan menurut Maryono Reksodipuro ( Fakultas Hukum UI), abortus ialah
pengeluaran hasil konsepsi dari rahim sebelum waktunya ( sebelum dapat lahir secara alamiah ).
Aborsi menurut pengertian medis adalah mengeluarkan hasil konsepsi atau pembuahan, sebelum
janin dapat hidup di luar tubuh ibunya.
Secara lebih spesifik, Ensiklopedia Indonesia memberikan pengertian aborsi sebagai
berikut: ―Pengakhiran kehamilan sebelum masa gestasi 28 minggu atau sebelum janin mencapai
berat 1.000 gram.‖ Definisi lain menyatakan, aborsi adalah pengeluaran hasil konsepsi pada usia
kehamilan kurang dari 20 minggu atau berat janin kurang dari 500 gram. Aborsi merupakan
suatu proses pengakhiran hidup dari janin sebelum diberi kesempatan untuk bertumbuh (Kapita
Seleksi Kedokteran, Edisi 3, halaman 260). Dan pada UU kesehatan, pengertian aborsi dibahas
secara tersirat pada pasal 15 (1) UU Kesehatan Nomor 23/1992 disebutkan bahwa dalam
keadaan darurat sebagai upaya untuk menyelamatkan jiwa ibu hamil atau janinnya, dapat
dilakukan tindakan medis tertentu. Maksud dari ‗tindakan medis tertentu, yaitu aborsi.
Sedang menurut bahasa Arab disebut dengan al-Ijhadh yang berasal dari kata ― ajhadha yajhidhu ― yang berarti wanita yang melahirkan anaknya secara paksa dalam keadaan belum
sempurna penciptaannya. Atau juga bisa berarti bayi yang lahir karena dipaksa atau bayi yang
lahir dengan sendirinya. Aborsi di dalam istilah fikih juga sering disebut dengan ― isqhoth ― (
menggugurkan ) atau ― ilqaa’ ―( melempar ) atau ― tharhu ― ( membuang ) ( al Misbah al
Munir , hlm : 72 ). Dari beberapa pengertian di atas dapat dikatakan bahwa abortus adalah suatu
perbuatan untuk
mengakhiri masa kehamilan dengan mengeluarkan janin dari kandungan
sebelum tiba masa kelahiran secara alami.
3
4. 2.2 Klasifikasi Aborsi
Aborsi tidak terbatas pada satu bentuk, tetapi aborsi mempunyai banyak macam dan
bentuk, sehingga untuk menghukuminya tidak bisa disamakan dan dipukul rata. Diantara
pembagiaan Aborsi adalah sebagai berikut :
1. Abortus spontanea
Merupakan abortus yang berlangsung tanpa tindakan, dan terjadi secara tidak sengaja.
Abortus spontan bisa terjadi karena penyakit sifilis, kecelakaan, dan sebagainya.
2. Abortus provokatus
Merupakan jenis abortus yang sengaja dibuat/dilakukan, yaitu dengan cara menghentikan
kehamilan sebelum janin dapat hidup di luar tubuh ibu. Pada umumnya bayi dianggap
belum dapat hidup diluar kandungan apabila usia kehamilan belum mencapai 28 minggu,
atau berat badan bayi kurang dari 1000 gram, walaupun terdapat beberapa kasus bayi
dengan berat dibawah 1000 gram dapat terus hidup. Pengelompokan Abortus provokatus
secara lebih spesifik:
a. Abortus
Provokatus
Medisinalis/Artificialis/Therapeuticus,
abortus
yang
dilakukan dengan disertai indikasi medik. MIsalnya jika kehamilan diteruskan
bisa membahayakan jiwa si calon ibu, karena misalnya penyakit-penyakit yang
berat, antara lain TBC yang berat dan penyakit ginjal yang berat. Di Indonesia
yang dimaksud dengan indikasi medik adalah demi menyelamatkan nyawa ibu.
Syarat-syaratnya:
1) Dilakukan oleh tenaga kesehatan yang memiliki keahlian dan kewenangan
untuk melakukannya (yaitu seorang dokter ahli kebidanan dan
penyakit kandungan) sesuai dengan tanggung jawab profesi.
2) Harus
meminta
pertimbangan
tim
ahli
(ahli
medis
lain, agama, hukum, psikologi).
3) Harus ada persetujuan tertulis dari penderita atau suaminya atau keluarga
terdekat.
4
5. 4) Dilakukan di sarana kesehatan yang memiliki tenaga/peralatan yang
memadai, yang ditunjuk oleh pemerintah.
5) Prosedur tidak dirahasiakan.
6) Dokumen medik harus lengkap.
b. Abortus
Provokatus
adanya indikasi
Kriminalis,
medik (ilegal).
aborsi
Biasanya
yang
sengaja
pengguguran
dilakukan
dilakukan
tanpa
dengan
menggunakan alat-alat atau obat-obat tertentu. Abortus provokatus kriminalis
sering terjadi pada kehamilan yang tidak dikehendaki.
Ada beberapa alasan wanita tidak menginginkan kehamilannya :
1. Faktor pribadi, yaitu datang dari manusia atau dari wanita sendiri, misalnya
karena miskin, tidak ingin punya banyak anak, menjaga kecantikan, untuk
kepentingan karier wanita, tidak ingin punya keturunan, dan sebagainya.
2. Faktor keindahan, yaitu ingin terbebas dari kemungkinan bayi yang dilahirkan
mengalami cacat fisik atau adanya gangguan pada otak dan mentalnya, misalnya
karena si ibu punya penyakit yang dikhawatirkan menular pada janin seperti gila
dan pengaruh obat-obatan.
3. Faktor moral, yaitu karena kehamilan di luar nikah, hasil pergaulan bebas
antarlawan jenis. Faktor ini yang banyak menggejala di dunia internasional.
2.3 Cara pelaksanaan aborsi
Untuk melakukan pengguguran (abortus) banyak cara yang bisa ditempuh, diantaranya
dengan cara menggunakan jasa ahli medis di rumah-rumah sakit. Cara seperti ini biasanya
dilakukan oleh wanita-wanita yang hidup di Negara-negara tempat pengguguran dilegalkan.
Tetapi di Negara-negara yang melarang abortus, atau tidak dapat memperoleh bantuan ahli
medis untuk menggugurkan kandungan, dijumpai jutaan wanita yang harus menyerahkan diri di
tangan dukun-dukun, atau karna putus asa mereka mencoba menggugurkan sendiri
kandungannya dengan memakai alat-alat yang kasar.
Pengguguran yang dilakukan oleh dukun-dukun yang tidak memiliki keahlian medis,
biasanya menggunakan cara yang kasar dank eras, seperti memijat bagian-bagian tertentu (perut
5
6. dan pinggul misalnya), dari tububh wanita yang akan digugurkan kandungannya. Pemijatan
seperti ini dimaksudkan untuk mengeluarkan janin dari kandungannya.
Sedangkan pengguguran yang dilakukan rumah-rumah sakit, biasanya menggunakan cara
sebagai berikut :
1. Currayage and Dilatage ( C & D )
2. Mempergunakan alat khusus untuk meperlebar mulut rahim kemudian janin dikiret
(dicuret) dengan alat seperti sendok kecil.
3. Aspirasi, yaitu penyedotan isi rahim dengan pompa kecil
4. Hysterotomi (operasi)
5. Disamping keempat cara diatas, pengguguran sering dilakukan dengan menggunakan
obat-obatan. Pemanfaatan obat-obatan itu terkadang dengan ditelan melalui mulut, atau
diletakkan ke dalam vagina (alat kelamin) wanita.
2.4 Akibat pelaksanaan Aborsi
Aborsi memiliki resiko yang tinggi terhadap kesehatan maupun keselamatan seorang
wanita. Tidak benar jika dikatakan bahwa jika seseorang melakukan aborsi ia ―tidak merasakan
apa-apa dan langsung boleh pulang‖. Ini adalah informasi yang sangat menyesatkan bagi setiap
wanita, terutama mereka yang sedang kebingungan karena tidak menginginkan kehamilan yang
sudah terjadi.
Ada
2
macam
resiko
kesehatan
terhadap
wanita
yang
melakukan
aborsi:
1. Resiko kesehatan dan keselamatan secara fisik
2. Resiko gangguan psikologis
1. Resiko kesehatan dan keselamatan fisik
Pada saat melakukan aborsi dan setelah melakukan aborsi ada beberapa resiko yang akan
dihadapi seorang wanita, seperti yang dijelaskan dalam buku ―Facts of Life‖ yang ditulis oleh
Brian Clowes, Phd yaitu:
6
7. 1. Kematian mendadak karena pendarahan hebat
2. Kematian mendadak karena pembiusan yang gagal
3. Kematian secara lambat akibat infeksi serius disekitar kandungan
4. Rahim yang sobek (Uterine Perforation)
5. Kerusakan leher rahim (Cervical Lacerations) yang akan menyebabkan cacat pada anak
berikutnya.
6. Kanker payudara (karena ketidakseimbangan hormon estrogen pada wanita)
7. Kanker indung telur (Ovarian Cancer)
8. Kanker leher rahim (Cervical Cancer)
9. Kanker hati (Liver Cancer)
10. Kelainan pada placenta/ari-ari (Placenta Previa) yang akan menyebabkan cacat pada anak
berikutnya dan pendarahan hebat pada saat kehamilan berikutnya.
11. Menjadi mandul/tidak mampu memiliki keturunan lagi (Ectopic Pregnancy)
12. Infeksi rongga panggul (Pelvic Inflammatory Disease)
13. Infeksi pada lapisan rahim (Endometriosis)
2. Resiko kesehatan mental
Proses aborsi bukan saja suatu proses yang memiliki resiko tinggi dari segi kesehatan dan
keselamatan seorang wanita secara fisik, tetapi juga memiliki dampak yang sangat hebat
terhadap keadaan mental seorang wanita. Gejala ini dikenal dalam dunia psikologi sebagai ―PostAbortion Syndrome‖ (Sindrom Paska-Aborsi) atau PAS. Gejala-gejala ini dicatat dalam
―Psychological Reactions Reported After Abortion‖ di dalam penerbitan The Post-Abortion
Review (1994).
7
8. Pada dasarnya seorang wanita yang melakukan aborsi akan mengalami hal-hal seperti berikut ini:
1.
Kehilangan harga diri (82%)
2.
Berteriak-teriak histeris (51%)
3.
Mimpi buruk berkali-kali mengenai bayi (63%)
4.
Ingin melakukan bunuh diri (28%)
5.
Mulai mencoba menggunakan obat-obat terlarang (41%)
6.
Tidak bisa menikmati lagi hubungan seksual (59%)
Diluar hal-hal tersebut diatas para wanita yang melakukan aborsi akan dipenuhi perasaan
bersalah yang tidak hilang selama bertahun-tahun dalam hidupnya. Rasa bersalah tersebut dapat
menyebabkan stres psikis atau emosional, yaitustres yang disebabkan karena gangguan situasi
psikologis (Hidayat, 2007).
2.5 Kasus Aborsi
MAHASISWI ABORSI PAKAI PIL SAKIT KEPALA
TERNATE, KOMPAS.com — Warga Kota Ternate Utara, Kamis (3/5/2012), dibuat
heboh dengan kasus aborsi yang dilakukan seorang mahasiswi di salah satu universitas ternama
di Ternate berinisial IK. IK diketahui merupakan anak seorang pegawai di Kementerian Agama
Kabupaten Pulau Morotai.
IK diketahui hamil bersama kekasihnya J yang juga sebagai salah satu mahasiswa di
universitas berbeda di Ternate. Keduanya langsung dibekuk polisi ke Mapolres Ternate, Kamis.
Di hadapan penyidik, J mengisahkan, awalnya dia mengajak IK untuk menikah lantaran
mengetahui kekasihnya hamil dua bulan.
Namun, IK yang mengaku takut kepada keluarganya memilih menggugurkan kandungan
dengan meminum pil sakit kepala yang dicampur dengan minuman bersoda. Namun, diduga IK
tidak hanya mengaborsi sendiri dengan cara meminum obat sakit kepala dicampur minuman
bersoda. ―Waktu saya datang ke rumahnya, semua sudah bersih (sudah diaborsi),‖ ungkap J.
8
9. Karena takut, J lantas menguburkan ari-ari janinnya di belakang rumah IK di Akehuda,
Ternate Utara. Sepulang dari kampus, J lantas mengambil janin yang masih di rumah IK, lalu
dibawa ke Bula, Ternate Utara, untuk dibuang ke pantai. Warga sekitar baru mengetahuinya pada
Selasa (1/5/2012), meski hanya segelintir orang.
Warga makin heboh saat aroma tindakan tak terpuji itu mulai terungkap. J dan IK bahkan
sempat menjadi amukan beberapa anggota keluarganya. Petugas polisi baru mengetahuinya pada
Kamis ini, dan langsung membekuk keduanya ke Mapolres Ternate.
―Kita belum bisa berikan keterangan karena masih dalam penyelidikan,‖ ucap seorang
penyidik. Untuk kepentingan penyelidikan, sang mahasiswi ini dibawa ke rumah sakit guna
menjalani visum. ―Agar bisa dipastikan apakah yang digugurkan itu janin atau ari-ari,‖ tambah
petugas penyidik tersebut.
Editor :
Aloysius Gonsaga Angi E
RUU KUHP
Aborsi Demi Kesehatan, Dokter Tak Dipidana
Andi Saputra - detikNews
Jakarta - Pemerintah dengan tegas mengusulkan dokter tidak bisa dipidana karena
mengaborsi jika alasannya untuk menyelamatkan bayi atau ibu hamil. Hal ini sebelumnya tidak
diatur dalam KUHP warisan kolonial Belanda yang berlaku sejak tahun 1918 hingga sekarang.
Usulan ini dituangkan dalam Rancangan KUHP yang diserahkan pemerintah ke DPR. Dalam
Pasal 589 ayat 2 tertulis 'Tidak dipidana dokter yang melakukan tindakan medis tertentu dalam
keadaan darurat sebagai upaya untuk menyelamatkan jiwa ibu hamil dan/atau janinnya'.
"Dokter yang melakukan pengguguran kandungan karena alasan medis 'abortus
provocatus' sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku tidak
dikenakan pidana," demikian penjelasan pasal tersebut seperti dikutip detikcom, Kamis
(14/3/2013). Namun jika seorang dokter, bidan atau juru obat membantu melakukan kejahatan
9
10. aborsi maka pidananya ditambah dengan sepertiga dibanding orang biasa dan izinnya dapat
dicabut.
"Ketentuan ini secara khusus mengancam pidana yang lebih berat kepada pembuat yang
mempunyai profesi sebagai dokter, bidan atau juru obat. Hal ini mengingat profesi mereka
sedemikian mulia bagi kemanusiaan yang seharusnya tetap dijaga untuk tidak melakukan
perbuatan tersebut," lanjutnya. Adapun hukuman bagi perempuan yang menggugurkan ancaman
maksimal pidananya 4 tahun penjara.
2.6 Solusi
Aborsi bukan sekedar masalah medis atau kesehatan masyarakat, namun juga problem
sosial yang muncul karena manusia mengekor pada peradaban Barat. Maka pemecahannya
haruslah dilakukan secara komprehensif-fundamental-radikal, yang intinya adalah dengan
mencabut sikap taqlid kepada peradaban Barat dengan menghancurkan segala nilai dan institusi
peradaban Barat yang bertentangan dengan Islam, untuk kemudian digantikan dengan peradaban
Islam yang manusiawi dan adil. Mengingat banyak sekali kalangan yang remaja yang melakukan
aborsi dalam hal ini perawat islam bisa mencegah aborsi dengan cara melakukan :
1. Memberikan penyuluhan tentang seks yang benar.
2. Melakukan pendekatan
3. Memperdalam pemahaman akan agama pada klien
4. Memperkuat pendidikan agama agar moral mereka tinggi dan sadar bahwa free seks tidak
sesuai dengan agama dan berbahaya.
5. Sebelum bertindak, orang harus mulai berpikir : nanti bagaimana bukannya bagaimana
nanti.
6. Mendampingi memberikan support, agar tidak jadi mengaborsi.
7. Memberi tahu bahwa keputusan untuk aborsi, kemungkinan bisa menghantui seumur
hidupnya, mengaborsi anaknya, dan selama beberapa minggu dia masih menyesali dan
menangisi kejadian itu, seperti kematian seorang anak.
10
11. 8. Selanjutnya tenaga kesehatan bisa memberikan pengertian tentang akibat-akibat yang
akan terjadi. Misalnya, aborsi seringkali mendatangkan maut. Adanya kasus kematian
paska aborsi juga perlu diwaspadai.Komplikasi-komplikasi jangka pendek lain yang
mungkin dihadapi adalah:
a) Infeksi.
b) Pembekuan darah dalam kandungan.
c) Aborsi yang tidak tuntas.
d) Aborsi yang gagal.
e) Trauma rahim. Karena adanya perobekan rahim dan leher
rahim, rahim
mengalami trauma.
f) Pendarahan.
2.7 Aborsi menurut pandangan Islam
― Dan janganlah kamu membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya), melainkan
dengan suatu (alasan) yang benar. ― ( Q.S. Al Israa‘: 33 )
Yang dimaksud dengan Aborsi dalam pembahasan ini adalah menggugurkan secara paksa
janin yang belum sempurna penciptaannya atas permintaan atau kerelaan ibu yang
mengandungnya. Sebelum menjelaskan secara mendetail tentang hukum Aborsi, lebih dahulu
perlu dijelaskan tentang pandangan umum ajaran Islam tentang nyawa, janin dan pembunuhan,
yaitu sebagai berikut :
Pertama, manusia adalah ciptaan Allah yang mulia, tidak boleh dihinakan baik dengan merubah
ciptaan tersebut, maupun menguranginya dengan cara memotong sebagian anggota tubuhnya,
maupun dengan cara memperjual belikannya, maupun dengan cara menghilangkannya sama
sekali yaitu dengan membunuhnya, sebagaiman firman Allah swt :
ﺀ
―Dan sesungguhnya Kami telah memuliakan umat manusia ― ( Qs. al-Isra‘:70)
11
12. Kedua, membunuh satu nyawa sama artinya dengan membunuh semua orang. Menyelamatkan
satu nyawa sama artinya dengan menyelamatkan semua orang.
―Barang siapa yang membunuh seorang manusia, maka seakan-akan dia telah membunuh
manusia seluruhnya. Dan barang siapa yang memelihara keselamatan nyawa seorang manusia,
maka seolah-olah dia telah memelihara keselamatan nyawa manusia semuanya.‖ (Qs. Al
Maidah:32)
Ketiga, dilarang membunuh anak ( termasuk di dalamnya janin yang masih dalam kandungan ) ,
hanya karena takut miskin. Sebagaimana firman Allah swt :
‖Dan janganlah kamu membunuh anak-anakmu karena takut melarat. Kamilah yang memberi
rezeki kepada mereka dan kepadamu juga. Sesungguhnya membunuh mereka adalah dosa yang
besar.‖ (Qs al Isra‘ : 31)
Keempat, Setiap janin yang terbentuk adalah merupakan kehendak Allah swt, sebagaimana
firman Allah swt
―...Selanjutnya Kami dudukan janin itu dalam rahim menurut kehendak Kami selama umur
kandungan. Kemudian kami keluarkan kamu dari rahim ibumu sebagai bayi...‖ (QS al Hajj : 5)
12
13. Kelima, larangan membunuh jiwa tanpa hak, sebagaimana firman Allah swt :
―Dan janganlah kamu membunuh jiwa yang diharamkan Allah melainkan dengan alasan yang
benar ―
2.8 Hukum Aborsi Dalam Islam.
Di dalam teks-teks al Qur‘an dan Hadist tidak didapati secara khusus hukum aborsi,
tetapi yang ada adalah larangan untuk membunuh jiwa orang tanpa hak, sebagaimana firman
Allah swt :
― Dan barang siapa yang membunuh seorang mukmin dengan sengaja, maka balasannya
adalah neraka Jahanam, dan dia kekal di dalamnya,dan Allah murka kepadanya dan
melaknatnya serta menyediakan baginya adzab yang besar ( Qs An Nisa‘ : 93 )
Begitu juga hadist yang diriwayatkan oleh Ibnu Mas‘ud bahwasanya Rosulullah sa
bersabda :― Sesungguhnya seseorang dari kamu dikumpulkan penciptaannya di dalam perut
ibunya selama empat puluh hari. Setelah genap empat puluh hari kedua, terbentuklah segumlah
darah beku. Ketika genap empat puluh hari ketiga , berubahlah menjadi segumpal daging.
Kemudian Allah mengutus malaikat untuk meniupkan roh, serta memerintahkan untuk menulis
empat perkara, yaitu penentuan rizki, waktu kematian, amal, serta nasibnya, baik yang celaka,
maupun yang bahagia. ― ( Bukhari dan Muslim )
Maka, untuk mempermudah pemahaman, pembahasan ini bisa dibagi menjadi dua bagian
sebagai berikut :
13
14. 1.
Menggugurkan Janin Sebelum Peniupan Roh
Dalam hal ini, para ulama berselisih tentang hukumnya dan terbagi menjadi tiga
pendapat, yaitu :
a.
Pendapat Pertama :
Menggugurkan janin sebelum peniupan roh hukumnya boleh. Bahkan sebagian dari
ulama membolehkan menggugurkan janin tersebut dengan obat. ( Hasyiat Al Qalyubi : 3/159).
Pendapat ini dianut oleh para ulama dari madzhab Hanafi, Syafi‘I, dan Hambali. Tetapi
kebolehan ini disyaratkan adanya ijin dari kedua orang tuanya,( Syareh Fathul Qadir : 2/495 ).
Mereka berdalil dengan hadist Ibnu Mas‘ud di atas yang menunjukkan bahwa sebelum empat
bulan, roh belum ditiup ke janin dan penciptaan belum sempurna, serta dianggap benda mati,
sehingga boleh digugurkan.
b.
Pendapat kedua :
Menggugurkan janin sebelum peniupan roh hukumnya makruh. Dan jika sampai pada
waktu peniupan ruh, maka hukumnya menjadi haram. Dalilnya bahwa waktu peniupan ruh tidak
diketahui secara pasti, maka tidak boleh menggugurkan janin jika telah mendekati waktu
peniupan ruh , demi untuk kehati-hatian . Pendapat ini dianut oleh sebagian ulama madzhab
Hanafi dan Imam Romli salah seorang ulama dari madzhab Syafi‘I . ( Hasyiyah Ibnu Abidin :
6/591, Nihayatul Muhtaj : 7/416 )
c.
Pendapat ketiga :
Menggugurkan janin sebelum peniupan roh hukumnya haram. Dalilnya bahwa air mani
sudah tertanam dalam rahim dan telah bercampur dengan ovum wanita sehingga siap menerima
kehidupan, maka merusak wujud ini adalah tindakan kejahatan . Pendapat ini dianut oleh Ahmad
Dardir , Imam Ghozali dan Ibnu Jauzi ( Syareh Kabir : 2/ 267, Ihya Ulumuddin : 2/53, Inshof :
1/386). Adapun status janin yang gugur sebelum ditiup rohnya (empat bulan) , telah dianggap
benda mati, maka tidak perlu dimandikan, dikafani ataupun disholati. Sehingga bisa dikatakan
bahwa menggugurkan kandungan dalam fase ini tidak dikatagorikan pembunuhan, tapi hanya
dianggap merusak sesuatu yang bermanfaat.
14
15. Ketiga pendapat ulama di atas tentunya dalam batas-batas tertentu, yaitu jika di dalamnya
ada kemaslahatan, atau dalam istilah medis adalah salah satu bentuk Abortus Profocatus
Therapeuticum, yaitu jika bertujuan untuk kepentingan medis dan terapi serta pengobatan. Dan
bukan dalam katagori Abortus Profocatus Criminalis, yaitu yang dilakukan karena alasan yang
bukan medis dan melanggar hukum yang berlaku, sebagaimana yang telah dijelaskan di atas.
2.
Menggugurkan Janin Setelah Peniupan Roh
Secara umum, para ulama telah sepakat bahwa menggugurkan janin setelah peniupan roh
hukumnya haram. Peniupan roh terjadi ketika janin sudah berumur empat bulan dalam perut ibu,
Ketentuan ini berdasarkan hadist Ibnu Mas‘ud di atas. Janin yang sudah ditiupkan roh dalam
dirinya, secara otomatis pada saat itu, dia telah menjadi seorang manusia, sehingga haram untuk
dibunuh. Hukum ini berlaku jika pengguguran tersebut dilakukan tanpa ada sebab yang darurat.
Namun jika disana ada sebab-sebab darurat, seperti jika sang janin nantinya akan membahayakan
ibunya jika lahir nanti, maka dalam hal ini, para ulama berbeda pendapat, yaitu:
a.
Pendapat Pertama :
Menyatakan bahwa menggugurkan janin setelah peniupan roh hukumnya tetap haram,
walaupun diperkirakan bahwa janin tersebut akan membahayakan keselamatan ibu yang
mengandungnya. Pendapat ini dianut oleh Mayoritas Ulama.
Dalilnya adalah firman Allah swt :
― Dan janganlah kamu membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya), melainkan
dengan suatu (alasan) yang benar. ― ( Q.S. Al Israa‘: 33 )
Kelompok ini juga mengatakan bahwa kematian ibu masih diragukan, sedang keberadaan
janin merupakan sesuatu yang pasti dan yakin, maka sesuai dengan kaidah fiqhiyah : ― Bahwa
sesuatu yang yakin tidak boleh dihilangkan dengan sesuatu yang masih ragu.‖, yaitu tidak boleh
membunuh janin yang sudah ditiup rohnya yang merupakan sesuatu yang pasti , hanya karena
kawatir dengan kematian ibunya yang merupakan sesuatu yang masih diragukan. ( Hasyiyah
Ibnu Abidin : 1/602 ). Selain itu, mereka memberikan permisalan bahwa jika sebuah perahu akan
15
16. tenggelam, sedangkan keselamatan semua perahu tersebut bisa terjadi jika sebagian
penumpangnya dilempar ke laut, maka hal itu juga tidak dibolehkan.
b.
Pendapat Kedua :
Dibolehkan menggugurkan janin walaupun sudah ditiupkan roh kepadanya, jika hal itu
merupakan satu-satunya jalan untuk menyelamatkan ibu dari kematian. Karena menjaga
kehidupan ibu lebih diutamakan dari pada menjaga kehidupan janin, karena kehidupan ibu lebih
dahulu dan ada secara yakin, sedangkan kehidupan janin belum yakin dan keberadaannya
terakhir.( Mausu‘ah Fiqhiyah : 2/57 ). Prediksi tentang keselamatan Ibu dan janin bisa
dikembalikan kepada ilmu kedokteran, walaupun hal itu tidak mutlak benarnya. Wallahu A‘lam.
Dari keterangan di atas, bisa diambil kesimpulan bahwa para ulama sepakat bahwa
Abortus Profocatus Criminalis, yaitu aborsi kriminal yang menggugurkan kandungan setelah
ditiupkan roh ke dalam janin tanpa suatu alasan syar‘i hukumnya adalah haram dan termasuk
katagori membunuh jiwa yang diharamkan Allah swt.
Hadist tentang Aborsi
Nabi Muhammad SAW tidak pernah menganjurkan aborsi. Bahkan dalam kasus hamil
diluar nikah sekalipun, Nabi sangat menjunjung tinggi kehidupan. Hamil diluar nikah berarti
hasil perbuatan zinah. Hukum Islam sangat tegas terhadap para pelaku zinah. Akan tetapi Nabi
Muhammad SAW – seperti dikisahkan dalam Kitab Al-Hudud – tidak memerintahkan seorang
wanita yang hamil diluar nikah untuk menggugurkan kandungannya: Datanglah kepadanya (Nabi
yang suci) seorang wanita dari Ghamid dan berkata,‖Utusan Allah, aku telah berzina, sucikanlah
aku.‖. Dia (Nabi yang suci) menampiknya. Esok harinya dia berkata,‖Utusan Allah, mengapa
engkau menampikku? Mungkin engkau menampikku seperti engkau menampik Ma‘is. Demi
Allah, aku telah hamil.‖ Nabi berkata,‖Baiklah jika kamu bersikeras, maka pergilah sampai anak
itu lahir.‖ Ketika wanita itu melahirkan datang bersama anaknya (terbungkus) kain buruk dan
berkata,‖Inilah anak yang kulahirkan.‖ Jadi, hadis ini menceritakan bahwa walaupun kehamilan
itu terjadi karena zina (diluar nikah) tetap janin itu harus dipertahankan sampai waktunya tiba.
Bukan dibunuh secara keji.
16
17. Fatwa MUI tentang Aborsi berikut ini :
Menetapkan : FATWA TENTANG ABORSI
Pertama : Ketentuan Umum
1. Darurat adalah suatu keadaan di mana seseorang apabila tidak melakukan sesuatu yang
diharamkan maka ia akan mati atau hampir mati.
2. Hajat adalah suatu keadaan di mana seseorang apabila tidak melakukan sesuatu yang
diharamkan maka ia akan mengalami kesulitan besar.
Kedua : Ketentuan Hukum
1. Aborsi haram hukumnya sejak terjadinya implantasi blastosis pada dinding rahim ibu (nidasi).
2. Aborsi dibolehkan karena adanya uzur, baik yang bersifat darurat ataupun hajat.
a. Keadaan darurat yang berkaitan dengan kehamilan yang membolehkan aborsi
adalah:
1) Perempuan hamil menderita sakit fisik berat seperti kanker stadium lanjut,
TBC dengan caverna dan penyakit-penyakit fisik berat lainnya yang harus
ditetapkan oleh Tim Dokter.
2) Dalam keadaan di mana kehamilan mengancam nyawa si ibu.
b. Keadaan hajat yang berkaitan dengan kehamilan yang dapat membolehkan aborsi
adalah:
1) Janin yang dikandung dideteksi menderita cacat genetic yang kalau lahir
kelak sulit disembuhkan.
2) Kehamilan akibat perkosaan yang ditetapkan oleh Tim yang berwenang
yang didalamnya terdapat antara lain keluarga korban, dokter, dan ulama.
3) Kebolehan aborsi sebagaimana dimaksud huruf b harus dilakukan sebelum
janin berusia 40 hari.
4. Aborsi haram hukumnya dilakukan pada kehamilan yang terjadi akibat zina
17
18. 2.8 Hukum Aborsi Menurut Kitab Undang-Undang Hukum Pidana ( KUHP )
Menurut hukum - hukum yang berlaku di Indonesia, aborsi atau pengguguran janin
termasuk kejahatan, yang dikenal dengan istilah ― Abortus Provocatus Criminalis ‖ Yang
menerima hukuman adalah:
1. Ibu yang melakukan aborsi
2. Dokter atau bidan atau dukun yang membantu melakukan aborsi
3. Orang - orang yang mendukung terlaksananya aborsi
Beberapa pasal yang terkait adalah:
Pasal 229
1. Barang siapa dengan sengaja mengobati seorang wanita atau menyuruhnya supaya diobati,
dengan diberitahukan atau ditimbulkan harapan, bahwa karena pengobatan itu hamilnya dapat
digugurkan, diancam dengan pidana penjara paling lama empat tahun atau denda paling banyak
tiga ribu rupiah.
2. Jika yang bersalah, berbuat demikian untuk mencari keuntungan, atau menjadikan perbuatan
tersebut sebagai pencarian atau kebiasaan, atau jika dia seorang tabib, bidan atau juru obat,
pidananya dapat ditambah sepertiga.
3. Jika yang bersalah, melakukan kejahatan tersebut, dalam menjalani pencarian maka dapat
dicabut haknya untuk melakukan pencarian itu.
Pasal 314
Seorang ibu yang, karena takut akan ketahuan melahirkan anak, pada saat anak dilahirkan atau
tidak lama kemudian, dengan sengaja merampas nyawa anaknya, diancam, karena membunuh
anak sendiri, dengan pidana penjara paling lama tujuh tahun.
18
19. Pasal 342
Seorang ibu yang, untuk melaksanakan niat yang ditentukan karena takut akan ketahuan bahwa
akan melahirkan anak, pada saat anak dilahirkan atau tidak lama kemudian merampas nyawa
anaknya, diancam, karena melakukan pembunuhan anak sendiri dengan rencana, dengan pidana
penjara paling lama sembilan tahun.
Pasal 343
Kejahatan yang diterangkan dalam pasal 341 dan 342 dipandang, bagi orang lain yang turut serta
melakukan, sebagai pembunuhan atau pembunuhan dengan rencana.
Pasal 346
Seorang wanita yang sengaja menggugurkan atau mematikan kandungannya atau menyuruh
orang lain untuk itu, diancam dengan pidana penjara paling lama empat tahun.
Pasal 347
1. Barangsiapa dengan sengaja menggugurkan atau mematikan kandungan seorang wanita tanpa
persetujuannya, diancam dengan pidana penjara paling lama dua belas tahun.
2. Jika perbuatan itu mengakibatkan matinya wanita tersebut, dikenakan pidana penjara paling
lama lima belas tahun.
Pasal 348
1. Barangsiapa dengan sengaja menggugurkan atau mematikan kandungan seorang wanita
dengan persetujuannya, diancam dengan pidana penjara paling lama lima tahun enam bulan.
2. Jika perbuatan itu mengakibatkan matinya wanita tersebut, dikenakan pidana penjara paling
lama tujuh tahun.
19
20. Pasal 349
Jika seorang tabib, bidan atau juru obat membantu melakukan kejahatan yang tersebut pasal 346,
ataupun melakukan atau membantu melakukan salah satu kejahatan yang diterangkan dalam
pasal 347 dan 348, maka pidana yang ditentukan dalam pasal itu dapat ditambah dengan
sepertiga dan dapat dicabut hak untuk menjalankan pencarian dalam mana kejahatan dilakukan
PASAL 535
Barang siapa secara terang-terangan mempertunjukkan suatu sarana untuk menggugurkan
kandungan, maupun secara terang-terangan atau tanpa diminta menawarkan, ataupun secara
terang-terangn atau dengan menyiarkan tulisan tanpa diminta, menunjuk sebagai bisa didapat,
sarana atau perantaraan yang demikian itu, diancam dengan kurungan paling lama tiga bulan atau
denda paling banyak empat ribu lima ratus rupiah.
Dari rumusan pasal-pasal tersebut diatas dapat ditarik kesimpulan:
1. Seorang wanita hamil yang sengaja melakukan abortus atau ia menyuruh orang lain,
diancam hukuman empat tahun.
2. Seseorang yang sengaja melakukan abortus terhadap ibu hamil, dengan tanpa persetujuan
ibu hamil tersebut diancam hukuman 12 tahun, dan jika ibu hamil itu mati diancam 15
tahun
3. Jika dengan persetujuan ibu hamil, maka diancam hukuman 5,5 tahun penjara dan bila
ibu hamil tersebut mati diancam hukuman 7 tahun penjara.
4. Jika yang melakukan dan atau membantu melakukan abortus tersebut seorang dokter,
bidan atau juru obat (tenaga kesehatan) ancaman hukumannya ditambah sepertiganya dan
hak untuk praktek dapat dicabut.
20
21. Meskipun dalam KUHP tidak terdapat satu pasal pun yang memperbolehkan seorang
dokter melakukan abortus atas indikasi medik, sekalipun untuk menyelamatkan jiwa ibu, dalam
prakteknya dokter yang melakukannya tidak dihukum bila ia dapat mengemukakan alasan yang
kuat dan alasan tersebut diterima oleh hakim (Pasal 48). Selain KUHP, abortus buatan yang
ilegal juga diatur dalam Undang Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 1992 tentang
Kesehatan:
PASAL 80
Barang siapa dengan sengaja melakukan tindakan medis tertentu terhadap ibu hamil yang tidak
memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud dalam pasal 15 ayat (1) dan ayat (2), dipidana
dengan penjara paling lama 15 (lima belas) tahun dan pidana denda paling banyak Rp.
500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah)
21
22. BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Aborsi menurut pengertian medis adalah mengeluarkan hasil konsepsi atau pembuahan,
sebelum janin dapat hidup di luar tubuh ibunya. Sedang menurut bahasa Arab disebut dengan alIjhadh yang berasal dari kata ― ajhadha - yajhidhu ― yang berarti wanita yang melahirkan
anaknya secara paksa dalam keadaan belum sempurna penciptaannya. Atau juga bisa berarti bayi
yang lahir karena dipaksa atau bayi yang lahir dengan sendirinya. Abortus Provokatus
Kriminalis, aborsi yang sengaja dilakukan tanpa adanya indikasi medik (ilegal). Biasanya
pengguguran dilakukan dengan menggunakan alat-alat atau obat-obat tertentu. Abortus
provokatus kriminalis sering terjadi pada kehamilan yang tidak dikehendaki.
Aborsi boleh dilakukan apabila dipandang dari segi kesehatan dan yang di anjurkan oleh
dokter demi kesehatan dan keselamatan pasien akan tetapi aborsi yang dilakukan secara kriminal
itu adalah tindakan pidana yang akan ada hukumannya dan dalam sudut agama pun apabila
melakukan tindakan aborsi yang dilakukan secara sengaja tanpa ada yang benar itu hukumnya
haram.
3.2 Saran
Untuk mencegah maraknya tejadi suatu tidak pidana kasus aborsi di masyarakat
dikalangan remaja,sebaiknya dilakukan dari lingkungan keluarga dahulu,sehingga sang anak
mendapatkan pengawasan, agar tidak melakukan suatu penyimpangan dalam pergaulan nantinya
baik di lingkungan sekolah ataupun di masyarakat.
Pemerintah perlu melakukan pengawasan yang ketat terkait aborsi kriminal ini,
melakukan penghukuman yang telah ditetapkan agar masyarakat jera dan tidak ada niatan untuk
melakukan tindakan aborsi kriminal tersebut. Dan adanya peran dari tenaga kesehatan untuk
memberikan penyuluhan dan edukasi kepada masyarakat terkait bahaya kesehatan akibat
melakukan aborsi.
22