SlideShare a Scribd company logo
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Kasus aborsi di Indonesia diperkirakan semakin meningkat tiap tahunnya. Berdasarkan
data yang dikeluarkan Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), diperkirakan
setiap tahun jumlah aborsi di Indonesia mencapai 2,5 juta jiwa dari 5 juta kelahiran pertahun.
Bahkan, 1-1,5 juta diantaranya adalah kalangan remaja. Data yang dihimpun Komnas
Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) menemukan dalam kurun waktu tiga tahun (2008-2010)
kasus aborsi terus meningkat. Tahun 2008 ditemukan 2 juta jiwa anak korban Aborsi, tahun
berikutnya (2009) naik 300.000 menjadi 2,3 juta janin yang dibuang paksa. Sementara itu, pada
tahun 2010 naik dari 200.000 menjadi 2,5 juta jiwa. 62,6 persen pelaku diantaranya adalah anak
berusia dibawah 18 tahun.
Sementara itu, kendati dilarang, baik oleh KUHP, UU, maupun fatwa MUI atau majelis
tarjih Muhammadiyah, praktik aborsi (pengguguran kandungan) di Indonesia tetap tinggi dan
mencapai 2,5 juta kasus setiap tahunnya dan sebagian besar dilakukan oleh para remaja. Aborsi
bukan sekedar masalah medis atau kesehatan masyarakat, namun juga problem sosial yang
muncul karena manusia mengekor pada peradaban Barat. Maka pemecahannya haruslah
dilakukan secara komprehensif-fundamental-radikal, yang intinya adalah dengan mencabut sikap
taqlid kepada peradaban Barat dengan menghancurkan segala nilai dan institusi peradaban Barat
yang bertentangan dengan Islam, untuk kemudian digantikan dengan peradaban Islam yang
manusiawi dan adil. Mengingat banyak sekali kalangan yang remaja yang melakukan aborsi
dalam hal ini penulis akan membahas secara detail mengenai pandangan Islam dan Kesehatan
terhadap aborsi.

1
B. Rumusan masalah
1. Bagaimana aborsi menurut pandangan kesehatan?
2. Bagaimana aborsi menurut pandangan Islam?
3. Bagaimana hukum aborsi di Indonesia?
C. Tujuan masalah
1. Mengetahui aborsi menurut pandangan kesehatan
2. Memahami aborsi menurut pandangan Islam
3. Mengetahui hukum aborsi di Indonesia
D. Metode penulisan
Dalam penyusunan makalah ini, kami menggunakan metode kepustakaan (library
research), dan pemanfaatan media elektronik masa seperti internet.

2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Aborsi
Dalam bahasa Inggris abortus disebut abortion, berasal dari bahasa Latin yang berarti
gugur kandungan atau keguguran. Menurut Sardikin Ginaputra (Fakultas Kedokteran UI),
abortus adalah pengakhiran kehamilan atau hasil konsepsi sebelum janin dapat hidup di luar
kandungan. Sedangkan menurut Maryono Reksodipuro ( Fakultas Hukum UI), abortus ialah
pengeluaran hasil konsepsi dari rahim sebelum waktunya ( sebelum dapat lahir secara alamiah ).
Aborsi menurut pengertian medis adalah mengeluarkan hasil konsepsi atau pembuahan, sebelum
janin dapat hidup di luar tubuh ibunya.
Secara lebih spesifik, Ensiklopedia Indonesia memberikan pengertian aborsi sebagai
berikut: ―Pengakhiran kehamilan sebelum masa gestasi 28 minggu atau sebelum janin mencapai
berat 1.000 gram.‖ Definisi lain menyatakan, aborsi adalah pengeluaran hasil konsepsi pada usia
kehamilan kurang dari 20 minggu atau berat janin kurang dari 500 gram. Aborsi merupakan
suatu proses pengakhiran hidup dari janin sebelum diberi kesempatan untuk bertumbuh (Kapita
Seleksi Kedokteran, Edisi 3, halaman 260). Dan pada UU kesehatan, pengertian aborsi dibahas
secara tersirat pada pasal 15 (1) UU Kesehatan Nomor 23/1992 disebutkan bahwa dalam
keadaan darurat sebagai upaya untuk menyelamatkan jiwa ibu hamil atau janinnya, dapat
dilakukan tindakan medis tertentu. Maksud dari ‗tindakan medis tertentu, yaitu aborsi.
Sedang menurut bahasa Arab disebut dengan al-Ijhadh yang berasal dari kata ― ajhadha yajhidhu ― yang berarti wanita yang melahirkan anaknya secara paksa dalam keadaan belum
sempurna penciptaannya. Atau juga bisa berarti bayi yang lahir karena dipaksa atau bayi yang
lahir dengan sendirinya. Aborsi di dalam istilah fikih juga sering disebut dengan ― isqhoth ― (
menggugurkan ) atau ― ilqaa’ ―( melempar ) atau ― tharhu ― ( membuang ) ( al Misbah al
Munir , hlm : 72 ). Dari beberapa pengertian di atas dapat dikatakan bahwa abortus adalah suatu
perbuatan untuk

mengakhiri masa kehamilan dengan mengeluarkan janin dari kandungan

sebelum tiba masa kelahiran secara alami.

3
2.2 Klasifikasi Aborsi
Aborsi tidak terbatas pada satu bentuk, tetapi aborsi mempunyai banyak macam dan
bentuk, sehingga untuk menghukuminya tidak bisa disamakan dan dipukul rata. Diantara
pembagiaan Aborsi adalah sebagai berikut :
1. Abortus spontanea
Merupakan abortus yang berlangsung tanpa tindakan, dan terjadi secara tidak sengaja.
Abortus spontan bisa terjadi karena penyakit sifilis, kecelakaan, dan sebagainya.
2. Abortus provokatus
Merupakan jenis abortus yang sengaja dibuat/dilakukan, yaitu dengan cara menghentikan
kehamilan sebelum janin dapat hidup di luar tubuh ibu. Pada umumnya bayi dianggap
belum dapat hidup diluar kandungan apabila usia kehamilan belum mencapai 28 minggu,
atau berat badan bayi kurang dari 1000 gram, walaupun terdapat beberapa kasus bayi
dengan berat dibawah 1000 gram dapat terus hidup. Pengelompokan Abortus provokatus
secara lebih spesifik:
a. Abortus

Provokatus

Medisinalis/Artificialis/Therapeuticus,

abortus

yang

dilakukan dengan disertai indikasi medik. MIsalnya jika kehamilan diteruskan
bisa membahayakan jiwa si calon ibu, karena misalnya penyakit-penyakit yang
berat, antara lain TBC yang berat dan penyakit ginjal yang berat. Di Indonesia
yang dimaksud dengan indikasi medik adalah demi menyelamatkan nyawa ibu.
Syarat-syaratnya:
1) Dilakukan oleh tenaga kesehatan yang memiliki keahlian dan kewenangan
untuk melakukannya (yaitu seorang dokter ahli kebidanan dan
penyakit kandungan) sesuai dengan tanggung jawab profesi.
2) Harus

meminta

pertimbangan

tim

ahli

(ahli

medis

lain, agama, hukum, psikologi).
3) Harus ada persetujuan tertulis dari penderita atau suaminya atau keluarga
terdekat.

4
4) Dilakukan di sarana kesehatan yang memiliki tenaga/peralatan yang
memadai, yang ditunjuk oleh pemerintah.
5) Prosedur tidak dirahasiakan.
6) Dokumen medik harus lengkap.

b. Abortus

Provokatus

adanya indikasi

Kriminalis,

medik (ilegal).

aborsi

Biasanya

yang

sengaja

pengguguran

dilakukan
dilakukan

tanpa
dengan

menggunakan alat-alat atau obat-obat tertentu. Abortus provokatus kriminalis
sering terjadi pada kehamilan yang tidak dikehendaki.
Ada beberapa alasan wanita tidak menginginkan kehamilannya :
1. Faktor pribadi, yaitu datang dari manusia atau dari wanita sendiri, misalnya
karena miskin, tidak ingin punya banyak anak, menjaga kecantikan, untuk
kepentingan karier wanita, tidak ingin punya keturunan, dan sebagainya.
2. Faktor keindahan, yaitu ingin terbebas dari kemungkinan bayi yang dilahirkan
mengalami cacat fisik atau adanya gangguan pada otak dan mentalnya, misalnya
karena si ibu punya penyakit yang dikhawatirkan menular pada janin seperti gila
dan pengaruh obat-obatan.
3. Faktor moral, yaitu karena kehamilan di luar nikah, hasil pergaulan bebas
antarlawan jenis. Faktor ini yang banyak menggejala di dunia internasional.
2.3 Cara pelaksanaan aborsi
Untuk melakukan pengguguran (abortus) banyak cara yang bisa ditempuh, diantaranya
dengan cara menggunakan jasa ahli medis di rumah-rumah sakit. Cara seperti ini biasanya
dilakukan oleh wanita-wanita yang hidup di Negara-negara tempat pengguguran dilegalkan.
Tetapi di Negara-negara yang melarang abortus, atau tidak dapat memperoleh bantuan ahli
medis untuk menggugurkan kandungan, dijumpai jutaan wanita yang harus menyerahkan diri di
tangan dukun-dukun, atau karna putus asa mereka mencoba menggugurkan sendiri
kandungannya dengan memakai alat-alat yang kasar.
Pengguguran yang dilakukan oleh dukun-dukun yang tidak memiliki keahlian medis,
biasanya menggunakan cara yang kasar dank eras, seperti memijat bagian-bagian tertentu (perut
5
dan pinggul misalnya), dari tububh wanita yang akan digugurkan kandungannya. Pemijatan
seperti ini dimaksudkan untuk mengeluarkan janin dari kandungannya.
Sedangkan pengguguran yang dilakukan rumah-rumah sakit, biasanya menggunakan cara
sebagai berikut :
1. Currayage and Dilatage ( C & D )
2. Mempergunakan alat khusus untuk meperlebar mulut rahim kemudian janin dikiret
(dicuret) dengan alat seperti sendok kecil.
3. Aspirasi, yaitu penyedotan isi rahim dengan pompa kecil
4. Hysterotomi (operasi)
5. Disamping keempat cara diatas, pengguguran sering dilakukan dengan menggunakan
obat-obatan. Pemanfaatan obat-obatan itu terkadang dengan ditelan melalui mulut, atau
diletakkan ke dalam vagina (alat kelamin) wanita.

2.4 Akibat pelaksanaan Aborsi
Aborsi memiliki resiko yang tinggi terhadap kesehatan maupun keselamatan seorang
wanita. Tidak benar jika dikatakan bahwa jika seseorang melakukan aborsi ia ―tidak merasakan
apa-apa dan langsung boleh pulang‖. Ini adalah informasi yang sangat menyesatkan bagi setiap
wanita, terutama mereka yang sedang kebingungan karena tidak menginginkan kehamilan yang
sudah terjadi.
Ada

2

macam

resiko

kesehatan

terhadap

wanita

yang

melakukan

aborsi:

1. Resiko kesehatan dan keselamatan secara fisik
2. Resiko gangguan psikologis
1. Resiko kesehatan dan keselamatan fisik
Pada saat melakukan aborsi dan setelah melakukan aborsi ada beberapa resiko yang akan
dihadapi seorang wanita, seperti yang dijelaskan dalam buku ―Facts of Life‖ yang ditulis oleh
Brian Clowes, Phd yaitu:

6
1. Kematian mendadak karena pendarahan hebat
2. Kematian mendadak karena pembiusan yang gagal
3. Kematian secara lambat akibat infeksi serius disekitar kandungan
4. Rahim yang sobek (Uterine Perforation)
5. Kerusakan leher rahim (Cervical Lacerations) yang akan menyebabkan cacat pada anak
berikutnya.
6. Kanker payudara (karena ketidakseimbangan hormon estrogen pada wanita)
7. Kanker indung telur (Ovarian Cancer)
8. Kanker leher rahim (Cervical Cancer)
9. Kanker hati (Liver Cancer)
10. Kelainan pada placenta/ari-ari (Placenta Previa) yang akan menyebabkan cacat pada anak
berikutnya dan pendarahan hebat pada saat kehamilan berikutnya.
11. Menjadi mandul/tidak mampu memiliki keturunan lagi (Ectopic Pregnancy)
12. Infeksi rongga panggul (Pelvic Inflammatory Disease)
13. Infeksi pada lapisan rahim (Endometriosis)
2. Resiko kesehatan mental
Proses aborsi bukan saja suatu proses yang memiliki resiko tinggi dari segi kesehatan dan
keselamatan seorang wanita secara fisik, tetapi juga memiliki dampak yang sangat hebat
terhadap keadaan mental seorang wanita. Gejala ini dikenal dalam dunia psikologi sebagai ―PostAbortion Syndrome‖ (Sindrom Paska-Aborsi) atau PAS. Gejala-gejala ini dicatat dalam
―Psychological Reactions Reported After Abortion‖ di dalam penerbitan The Post-Abortion
Review (1994).

7
Pada dasarnya seorang wanita yang melakukan aborsi akan mengalami hal-hal seperti berikut ini:
1.

Kehilangan harga diri (82%)

2.

Berteriak-teriak histeris (51%)

3.

Mimpi buruk berkali-kali mengenai bayi (63%)

4.

Ingin melakukan bunuh diri (28%)

5.

Mulai mencoba menggunakan obat-obat terlarang (41%)

6.

Tidak bisa menikmati lagi hubungan seksual (59%)
Diluar hal-hal tersebut diatas para wanita yang melakukan aborsi akan dipenuhi perasaan

bersalah yang tidak hilang selama bertahun-tahun dalam hidupnya. Rasa bersalah tersebut dapat
menyebabkan stres psikis atau emosional, yaitustres yang disebabkan karena gangguan situasi
psikologis (Hidayat, 2007).
2.5 Kasus Aborsi
MAHASISWI ABORSI PAKAI PIL SAKIT KEPALA
TERNATE, KOMPAS.com — Warga Kota Ternate Utara, Kamis (3/5/2012), dibuat
heboh dengan kasus aborsi yang dilakukan seorang mahasiswi di salah satu universitas ternama
di Ternate berinisial IK. IK diketahui merupakan anak seorang pegawai di Kementerian Agama
Kabupaten Pulau Morotai.
IK diketahui hamil bersama kekasihnya J yang juga sebagai salah satu mahasiswa di
universitas berbeda di Ternate. Keduanya langsung dibekuk polisi ke Mapolres Ternate, Kamis.
Di hadapan penyidik, J mengisahkan, awalnya dia mengajak IK untuk menikah lantaran
mengetahui kekasihnya hamil dua bulan.
Namun, IK yang mengaku takut kepada keluarganya memilih menggugurkan kandungan
dengan meminum pil sakit kepala yang dicampur dengan minuman bersoda. Namun, diduga IK
tidak hanya mengaborsi sendiri dengan cara meminum obat sakit kepala dicampur minuman
bersoda. ―Waktu saya datang ke rumahnya, semua sudah bersih (sudah diaborsi),‖ ungkap J.
8
Karena takut, J lantas menguburkan ari-ari janinnya di belakang rumah IK di Akehuda,
Ternate Utara. Sepulang dari kampus, J lantas mengambil janin yang masih di rumah IK, lalu
dibawa ke Bula, Ternate Utara, untuk dibuang ke pantai. Warga sekitar baru mengetahuinya pada
Selasa (1/5/2012), meski hanya segelintir orang.
Warga makin heboh saat aroma tindakan tak terpuji itu mulai terungkap. J dan IK bahkan
sempat menjadi amukan beberapa anggota keluarganya. Petugas polisi baru mengetahuinya pada
Kamis ini, dan langsung membekuk keduanya ke Mapolres Ternate.
―Kita belum bisa berikan keterangan karena masih dalam penyelidikan,‖ ucap seorang
penyidik. Untuk kepentingan penyelidikan, sang mahasiswi ini dibawa ke rumah sakit guna
menjalani visum. ―Agar bisa dipastikan apakah yang digugurkan itu janin atau ari-ari,‖ tambah
petugas penyidik tersebut.
Editor :
Aloysius Gonsaga Angi E
RUU KUHP
Aborsi Demi Kesehatan, Dokter Tak Dipidana
Andi Saputra - detikNews
Jakarta - Pemerintah dengan tegas mengusulkan dokter tidak bisa dipidana karena
mengaborsi jika alasannya untuk menyelamatkan bayi atau ibu hamil. Hal ini sebelumnya tidak
diatur dalam KUHP warisan kolonial Belanda yang berlaku sejak tahun 1918 hingga sekarang.
Usulan ini dituangkan dalam Rancangan KUHP yang diserahkan pemerintah ke DPR. Dalam
Pasal 589 ayat 2 tertulis 'Tidak dipidana dokter yang melakukan tindakan medis tertentu dalam
keadaan darurat sebagai upaya untuk menyelamatkan jiwa ibu hamil dan/atau janinnya'.
"Dokter yang melakukan pengguguran kandungan karena alasan medis 'abortus
provocatus' sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku tidak
dikenakan pidana," demikian penjelasan pasal tersebut seperti dikutip detikcom, Kamis
(14/3/2013). Namun jika seorang dokter, bidan atau juru obat membantu melakukan kejahatan

9
aborsi maka pidananya ditambah dengan sepertiga dibanding orang biasa dan izinnya dapat
dicabut.
"Ketentuan ini secara khusus mengancam pidana yang lebih berat kepada pembuat yang
mempunyai profesi sebagai dokter, bidan atau juru obat. Hal ini mengingat profesi mereka
sedemikian mulia bagi kemanusiaan yang seharusnya tetap dijaga untuk tidak melakukan
perbuatan tersebut," lanjutnya. Adapun hukuman bagi perempuan yang menggugurkan ancaman
maksimal pidananya 4 tahun penjara.
2.6 Solusi
Aborsi bukan sekedar masalah medis atau kesehatan masyarakat, namun juga problem
sosial yang muncul karena manusia mengekor pada peradaban Barat. Maka pemecahannya
haruslah dilakukan secara komprehensif-fundamental-radikal, yang intinya adalah dengan
mencabut sikap taqlid kepada peradaban Barat dengan menghancurkan segala nilai dan institusi
peradaban Barat yang bertentangan dengan Islam, untuk kemudian digantikan dengan peradaban
Islam yang manusiawi dan adil. Mengingat banyak sekali kalangan yang remaja yang melakukan
aborsi dalam hal ini perawat islam bisa mencegah aborsi dengan cara melakukan :
1. Memberikan penyuluhan tentang seks yang benar.
2. Melakukan pendekatan
3. Memperdalam pemahaman akan agama pada klien
4. Memperkuat pendidikan agama agar moral mereka tinggi dan sadar bahwa free seks tidak
sesuai dengan agama dan berbahaya.
5. Sebelum bertindak, orang harus mulai berpikir : nanti bagaimana bukannya bagaimana
nanti.
6. Mendampingi memberikan support, agar tidak jadi mengaborsi.
7. Memberi tahu bahwa keputusan untuk aborsi, kemungkinan bisa menghantui seumur
hidupnya, mengaborsi anaknya, dan selama beberapa minggu dia masih menyesali dan
menangisi kejadian itu, seperti kematian seorang anak.
10
8. Selanjutnya tenaga kesehatan bisa memberikan pengertian tentang akibat-akibat yang
akan terjadi. Misalnya, aborsi seringkali mendatangkan maut. Adanya kasus kematian
paska aborsi juga perlu diwaspadai.Komplikasi-komplikasi jangka pendek lain yang
mungkin dihadapi adalah:
a) Infeksi.
b) Pembekuan darah dalam kandungan.
c) Aborsi yang tidak tuntas.
d) Aborsi yang gagal.
e) Trauma rahim. Karena adanya perobekan rahim dan leher

rahim, rahim

mengalami trauma.
f) Pendarahan.
2.7 Aborsi menurut pandangan Islam

― Dan janganlah kamu membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya), melainkan
dengan suatu (alasan) yang benar. ― ( Q.S. Al Israa‘: 33 )
Yang dimaksud dengan Aborsi dalam pembahasan ini adalah menggugurkan secara paksa
janin yang belum sempurna penciptaannya atas permintaan atau kerelaan ibu yang
mengandungnya. Sebelum menjelaskan secara mendetail tentang hukum Aborsi, lebih dahulu
perlu dijelaskan tentang pandangan umum ajaran Islam tentang nyawa, janin dan pembunuhan,
yaitu sebagai berikut :
Pertama, manusia adalah ciptaan Allah yang mulia, tidak boleh dihinakan baik dengan merubah
ciptaan tersebut, maupun menguranginya dengan cara memotong sebagian anggota tubuhnya,
maupun dengan cara memperjual belikannya, maupun dengan cara menghilangkannya sama
sekali yaitu dengan membunuhnya, sebagaiman firman Allah swt :

‫ﺀ‬
―Dan sesungguhnya Kami telah memuliakan umat manusia ― ( Qs. al-Isra‘:70)
11
Kedua, membunuh satu nyawa sama artinya dengan membunuh semua orang. Menyelamatkan
satu nyawa sama artinya dengan menyelamatkan semua orang.

―Barang siapa yang membunuh seorang manusia, maka seakan-akan dia telah membunuh
manusia seluruhnya. Dan barang siapa yang memelihara keselamatan nyawa seorang manusia,
maka seolah-olah dia telah memelihara keselamatan nyawa manusia semuanya.‖ (Qs. Al
Maidah:32)
Ketiga, dilarang membunuh anak ( termasuk di dalamnya janin yang masih dalam kandungan ) ,
hanya karena takut miskin. Sebagaimana firman Allah swt :

‖Dan janganlah kamu membunuh anak-anakmu karena takut melarat. Kamilah yang memberi
rezeki kepada mereka dan kepadamu juga. Sesungguhnya membunuh mereka adalah dosa yang
besar.‖ (Qs al Isra‘ : 31)
Keempat, Setiap janin yang terbentuk adalah merupakan kehendak Allah swt, sebagaimana
firman Allah swt

―...Selanjutnya Kami dudukan janin itu dalam rahim menurut kehendak Kami selama umur
kandungan. Kemudian kami keluarkan kamu dari rahim ibumu sebagai bayi...‖ (QS al Hajj : 5)

12
Kelima, larangan membunuh jiwa tanpa hak, sebagaimana firman Allah swt :

―Dan janganlah kamu membunuh jiwa yang diharamkan Allah melainkan dengan alasan yang
benar ―
2.8 Hukum Aborsi Dalam Islam.
Di dalam teks-teks al Qur‘an dan Hadist tidak didapati secara khusus hukum aborsi,
tetapi yang ada adalah larangan untuk membunuh jiwa orang tanpa hak, sebagaimana firman
Allah swt :

― Dan barang siapa yang membunuh seorang mukmin dengan sengaja, maka balasannya
adalah neraka Jahanam, dan dia kekal di dalamnya,dan Allah murka kepadanya dan
melaknatnya serta menyediakan baginya adzab yang besar ( Qs An Nisa‘ : 93 )
Begitu juga hadist yang diriwayatkan oleh Ibnu Mas‘ud bahwasanya Rosulullah sa
bersabda :― Sesungguhnya seseorang dari kamu dikumpulkan penciptaannya di dalam perut
ibunya selama empat puluh hari. Setelah genap empat puluh hari kedua, terbentuklah segumlah
darah beku. Ketika genap empat puluh hari ketiga , berubahlah menjadi segumpal daging.
Kemudian Allah mengutus malaikat untuk meniupkan roh, serta memerintahkan untuk menulis
empat perkara, yaitu penentuan rizki, waktu kematian, amal, serta nasibnya, baik yang celaka,
maupun yang bahagia. ― ( Bukhari dan Muslim )
Maka, untuk mempermudah pemahaman, pembahasan ini bisa dibagi menjadi dua bagian
sebagai berikut :

13
1.

Menggugurkan Janin Sebelum Peniupan Roh
Dalam hal ini, para ulama berselisih tentang hukumnya dan terbagi menjadi tiga

pendapat, yaitu :
a.

Pendapat Pertama :
Menggugurkan janin sebelum peniupan roh hukumnya boleh. Bahkan sebagian dari

ulama membolehkan menggugurkan janin tersebut dengan obat. ( Hasyiat Al Qalyubi : 3/159).
Pendapat ini dianut oleh para ulama dari madzhab Hanafi, Syafi‘I, dan Hambali. Tetapi
kebolehan ini disyaratkan adanya ijin dari kedua orang tuanya,( Syareh Fathul Qadir : 2/495 ).
Mereka berdalil dengan hadist Ibnu Mas‘ud di atas yang menunjukkan bahwa sebelum empat
bulan, roh belum ditiup ke janin dan penciptaan belum sempurna, serta dianggap benda mati,
sehingga boleh digugurkan.
b.

Pendapat kedua :
Menggugurkan janin sebelum peniupan roh hukumnya makruh. Dan jika sampai pada

waktu peniupan ruh, maka hukumnya menjadi haram. Dalilnya bahwa waktu peniupan ruh tidak
diketahui secara pasti, maka tidak boleh menggugurkan janin jika telah mendekati waktu
peniupan ruh , demi untuk kehati-hatian . Pendapat ini dianut oleh sebagian ulama madzhab
Hanafi dan Imam Romli salah seorang ulama dari madzhab Syafi‘I . ( Hasyiyah Ibnu Abidin :
6/591, Nihayatul Muhtaj : 7/416 )
c.

Pendapat ketiga :
Menggugurkan janin sebelum peniupan roh hukumnya haram. Dalilnya bahwa air mani

sudah tertanam dalam rahim dan telah bercampur dengan ovum wanita sehingga siap menerima
kehidupan, maka merusak wujud ini adalah tindakan kejahatan . Pendapat ini dianut oleh Ahmad
Dardir , Imam Ghozali dan Ibnu Jauzi ( Syareh Kabir : 2/ 267, Ihya Ulumuddin : 2/53, Inshof :
1/386). Adapun status janin yang gugur sebelum ditiup rohnya (empat bulan) , telah dianggap
benda mati, maka tidak perlu dimandikan, dikafani ataupun disholati. Sehingga bisa dikatakan
bahwa menggugurkan kandungan dalam fase ini tidak dikatagorikan pembunuhan, tapi hanya
dianggap merusak sesuatu yang bermanfaat.

14
Ketiga pendapat ulama di atas tentunya dalam batas-batas tertentu, yaitu jika di dalamnya
ada kemaslahatan, atau dalam istilah medis adalah salah satu bentuk Abortus Profocatus
Therapeuticum, yaitu jika bertujuan untuk kepentingan medis dan terapi serta pengobatan. Dan
bukan dalam katagori Abortus Profocatus Criminalis, yaitu yang dilakukan karena alasan yang
bukan medis dan melanggar hukum yang berlaku, sebagaimana yang telah dijelaskan di atas.
2.

Menggugurkan Janin Setelah Peniupan Roh
Secara umum, para ulama telah sepakat bahwa menggugurkan janin setelah peniupan roh

hukumnya haram. Peniupan roh terjadi ketika janin sudah berumur empat bulan dalam perut ibu,
Ketentuan ini berdasarkan hadist Ibnu Mas‘ud di atas. Janin yang sudah ditiupkan roh dalam
dirinya, secara otomatis pada saat itu, dia telah menjadi seorang manusia, sehingga haram untuk
dibunuh. Hukum ini berlaku jika pengguguran tersebut dilakukan tanpa ada sebab yang darurat.
Namun jika disana ada sebab-sebab darurat, seperti jika sang janin nantinya akan membahayakan
ibunya jika lahir nanti, maka dalam hal ini, para ulama berbeda pendapat, yaitu:
a.

Pendapat Pertama :
Menyatakan bahwa menggugurkan janin setelah peniupan roh hukumnya tetap haram,

walaupun diperkirakan bahwa janin tersebut akan membahayakan keselamatan ibu yang
mengandungnya. Pendapat ini dianut oleh Mayoritas Ulama.
Dalilnya adalah firman Allah swt :

― Dan janganlah kamu membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya), melainkan
dengan suatu (alasan) yang benar. ― ( Q.S. Al Israa‘: 33 )
Kelompok ini juga mengatakan bahwa kematian ibu masih diragukan, sedang keberadaan
janin merupakan sesuatu yang pasti dan yakin, maka sesuai dengan kaidah fiqhiyah : ― Bahwa
sesuatu yang yakin tidak boleh dihilangkan dengan sesuatu yang masih ragu.‖, yaitu tidak boleh
membunuh janin yang sudah ditiup rohnya yang merupakan sesuatu yang pasti , hanya karena
kawatir dengan kematian ibunya yang merupakan sesuatu yang masih diragukan. ( Hasyiyah
Ibnu Abidin : 1/602 ). Selain itu, mereka memberikan permisalan bahwa jika sebuah perahu akan
15
tenggelam, sedangkan keselamatan semua perahu tersebut bisa terjadi jika sebagian
penumpangnya dilempar ke laut, maka hal itu juga tidak dibolehkan.
b.

Pendapat Kedua :
Dibolehkan menggugurkan janin walaupun sudah ditiupkan roh kepadanya, jika hal itu

merupakan satu-satunya jalan untuk menyelamatkan ibu dari kematian. Karena menjaga
kehidupan ibu lebih diutamakan dari pada menjaga kehidupan janin, karena kehidupan ibu lebih
dahulu dan ada secara yakin, sedangkan kehidupan janin belum yakin dan keberadaannya
terakhir.( Mausu‘ah Fiqhiyah : 2/57 ). Prediksi tentang keselamatan Ibu dan janin bisa
dikembalikan kepada ilmu kedokteran, walaupun hal itu tidak mutlak benarnya. Wallahu A‘lam.
Dari keterangan di atas, bisa diambil kesimpulan bahwa para ulama sepakat bahwa
Abortus Profocatus Criminalis, yaitu aborsi kriminal yang menggugurkan kandungan setelah
ditiupkan roh ke dalam janin tanpa suatu alasan syar‘i hukumnya adalah haram dan termasuk
katagori membunuh jiwa yang diharamkan Allah swt.
Hadist tentang Aborsi
Nabi Muhammad SAW tidak pernah menganjurkan aborsi. Bahkan dalam kasus hamil
diluar nikah sekalipun, Nabi sangat menjunjung tinggi kehidupan. Hamil diluar nikah berarti
hasil perbuatan zinah. Hukum Islam sangat tegas terhadap para pelaku zinah. Akan tetapi Nabi
Muhammad SAW – seperti dikisahkan dalam Kitab Al-Hudud – tidak memerintahkan seorang
wanita yang hamil diluar nikah untuk menggugurkan kandungannya: Datanglah kepadanya (Nabi
yang suci) seorang wanita dari Ghamid dan berkata,‖Utusan Allah, aku telah berzina, sucikanlah
aku.‖. Dia (Nabi yang suci) menampiknya. Esok harinya dia berkata,‖Utusan Allah, mengapa
engkau menampikku? Mungkin engkau menampikku seperti engkau menampik Ma‘is. Demi
Allah, aku telah hamil.‖ Nabi berkata,‖Baiklah jika kamu bersikeras, maka pergilah sampai anak
itu lahir.‖ Ketika wanita itu melahirkan datang bersama anaknya (terbungkus) kain buruk dan
berkata,‖Inilah anak yang kulahirkan.‖ Jadi, hadis ini menceritakan bahwa walaupun kehamilan
itu terjadi karena zina (diluar nikah) tetap janin itu harus dipertahankan sampai waktunya tiba.
Bukan dibunuh secara keji.

16
Fatwa MUI tentang Aborsi berikut ini :
Menetapkan : FATWA TENTANG ABORSI
Pertama : Ketentuan Umum
1. Darurat adalah suatu keadaan di mana seseorang apabila tidak melakukan sesuatu yang
diharamkan maka ia akan mati atau hampir mati.
2. Hajat adalah suatu keadaan di mana seseorang apabila tidak melakukan sesuatu yang
diharamkan maka ia akan mengalami kesulitan besar.
Kedua : Ketentuan Hukum
1. Aborsi haram hukumnya sejak terjadinya implantasi blastosis pada dinding rahim ibu (nidasi).
2. Aborsi dibolehkan karena adanya uzur, baik yang bersifat darurat ataupun hajat.
a. Keadaan darurat yang berkaitan dengan kehamilan yang membolehkan aborsi
adalah:
1) Perempuan hamil menderita sakit fisik berat seperti kanker stadium lanjut,
TBC dengan caverna dan penyakit-penyakit fisik berat lainnya yang harus
ditetapkan oleh Tim Dokter.
2) Dalam keadaan di mana kehamilan mengancam nyawa si ibu.
b. Keadaan hajat yang berkaitan dengan kehamilan yang dapat membolehkan aborsi
adalah:
1) Janin yang dikandung dideteksi menderita cacat genetic yang kalau lahir
kelak sulit disembuhkan.
2) Kehamilan akibat perkosaan yang ditetapkan oleh Tim yang berwenang
yang didalamnya terdapat antara lain keluarga korban, dokter, dan ulama.
3) Kebolehan aborsi sebagaimana dimaksud huruf b harus dilakukan sebelum
janin berusia 40 hari.
4. Aborsi haram hukumnya dilakukan pada kehamilan yang terjadi akibat zina

17
2.8 Hukum Aborsi Menurut Kitab Undang-Undang Hukum Pidana ( KUHP )
Menurut hukum - hukum yang berlaku di Indonesia, aborsi atau pengguguran janin
termasuk kejahatan, yang dikenal dengan istilah ― Abortus Provocatus Criminalis ‖ Yang
menerima hukuman adalah:
1. Ibu yang melakukan aborsi
2. Dokter atau bidan atau dukun yang membantu melakukan aborsi
3. Orang - orang yang mendukung terlaksananya aborsi
Beberapa pasal yang terkait adalah:
Pasal 229
1. Barang siapa dengan sengaja mengobati seorang wanita atau menyuruhnya supaya diobati,
dengan diberitahukan atau ditimbulkan harapan, bahwa karena pengobatan itu hamilnya dapat
digugurkan, diancam dengan pidana penjara paling lama empat tahun atau denda paling banyak
tiga ribu rupiah.
2. Jika yang bersalah, berbuat demikian untuk mencari keuntungan, atau menjadikan perbuatan
tersebut sebagai pencarian atau kebiasaan, atau jika dia seorang tabib, bidan atau juru obat,
pidananya dapat ditambah sepertiga.
3. Jika yang bersalah, melakukan kejahatan tersebut, dalam menjalani pencarian maka dapat
dicabut haknya untuk melakukan pencarian itu.
Pasal 314
Seorang ibu yang, karena takut akan ketahuan melahirkan anak, pada saat anak dilahirkan atau
tidak lama kemudian, dengan sengaja merampas nyawa anaknya, diancam, karena membunuh
anak sendiri, dengan pidana penjara paling lama tujuh tahun.

18
Pasal 342
Seorang ibu yang, untuk melaksanakan niat yang ditentukan karena takut akan ketahuan bahwa
akan melahirkan anak, pada saat anak dilahirkan atau tidak lama kemudian merampas nyawa
anaknya, diancam, karena melakukan pembunuhan anak sendiri dengan rencana, dengan pidana
penjara paling lama sembilan tahun.
Pasal 343
Kejahatan yang diterangkan dalam pasal 341 dan 342 dipandang, bagi orang lain yang turut serta
melakukan, sebagai pembunuhan atau pembunuhan dengan rencana.
Pasal 346
Seorang wanita yang sengaja menggugurkan atau mematikan kandungannya atau menyuruh
orang lain untuk itu, diancam dengan pidana penjara paling lama empat tahun.
Pasal 347
1. Barangsiapa dengan sengaja menggugurkan atau mematikan kandungan seorang wanita tanpa
persetujuannya, diancam dengan pidana penjara paling lama dua belas tahun.
2. Jika perbuatan itu mengakibatkan matinya wanita tersebut, dikenakan pidana penjara paling
lama lima belas tahun.
Pasal 348
1. Barangsiapa dengan sengaja menggugurkan atau mematikan kandungan seorang wanita
dengan persetujuannya, diancam dengan pidana penjara paling lama lima tahun enam bulan.
2. Jika perbuatan itu mengakibatkan matinya wanita tersebut, dikenakan pidana penjara paling
lama tujuh tahun.

19
Pasal 349
Jika seorang tabib, bidan atau juru obat membantu melakukan kejahatan yang tersebut pasal 346,
ataupun melakukan atau membantu melakukan salah satu kejahatan yang diterangkan dalam
pasal 347 dan 348, maka pidana yang ditentukan dalam pasal itu dapat ditambah dengan
sepertiga dan dapat dicabut hak untuk menjalankan pencarian dalam mana kejahatan dilakukan
PASAL 535
Barang siapa secara terang-terangan mempertunjukkan suatu sarana untuk menggugurkan
kandungan, maupun secara terang-terangan atau tanpa diminta menawarkan, ataupun secara
terang-terangn atau dengan menyiarkan tulisan tanpa diminta, menunjuk sebagai bisa didapat,
sarana atau perantaraan yang demikian itu, diancam dengan kurungan paling lama tiga bulan atau
denda paling banyak empat ribu lima ratus rupiah.
Dari rumusan pasal-pasal tersebut diatas dapat ditarik kesimpulan:
1. Seorang wanita hamil yang sengaja melakukan abortus atau ia menyuruh orang lain,
diancam hukuman empat tahun.
2. Seseorang yang sengaja melakukan abortus terhadap ibu hamil, dengan tanpa persetujuan
ibu hamil tersebut diancam hukuman 12 tahun, dan jika ibu hamil itu mati diancam 15
tahun
3. Jika dengan persetujuan ibu hamil, maka diancam hukuman 5,5 tahun penjara dan bila
ibu hamil tersebut mati diancam hukuman 7 tahun penjara.
4. Jika yang melakukan dan atau membantu melakukan abortus tersebut seorang dokter,
bidan atau juru obat (tenaga kesehatan) ancaman hukumannya ditambah sepertiganya dan
hak untuk praktek dapat dicabut.

20
Meskipun dalam KUHP tidak terdapat satu pasal pun yang memperbolehkan seorang
dokter melakukan abortus atas indikasi medik, sekalipun untuk menyelamatkan jiwa ibu, dalam
prakteknya dokter yang melakukannya tidak dihukum bila ia dapat mengemukakan alasan yang
kuat dan alasan tersebut diterima oleh hakim (Pasal 48). Selain KUHP, abortus buatan yang
ilegal juga diatur dalam Undang Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 1992 tentang
Kesehatan:
PASAL 80
Barang siapa dengan sengaja melakukan tindakan medis tertentu terhadap ibu hamil yang tidak
memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud dalam pasal 15 ayat (1) dan ayat (2), dipidana
dengan penjara paling lama 15 (lima belas) tahun dan pidana denda paling banyak Rp.
500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah)

21
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Aborsi menurut pengertian medis adalah mengeluarkan hasil konsepsi atau pembuahan,
sebelum janin dapat hidup di luar tubuh ibunya. Sedang menurut bahasa Arab disebut dengan alIjhadh yang berasal dari kata ― ajhadha - yajhidhu ― yang berarti wanita yang melahirkan
anaknya secara paksa dalam keadaan belum sempurna penciptaannya. Atau juga bisa berarti bayi
yang lahir karena dipaksa atau bayi yang lahir dengan sendirinya. Abortus Provokatus
Kriminalis, aborsi yang sengaja dilakukan tanpa adanya indikasi medik (ilegal). Biasanya
pengguguran dilakukan dengan menggunakan alat-alat atau obat-obat tertentu. Abortus
provokatus kriminalis sering terjadi pada kehamilan yang tidak dikehendaki.
Aborsi boleh dilakukan apabila dipandang dari segi kesehatan dan yang di anjurkan oleh
dokter demi kesehatan dan keselamatan pasien akan tetapi aborsi yang dilakukan secara kriminal
itu adalah tindakan pidana yang akan ada hukumannya dan dalam sudut agama pun apabila
melakukan tindakan aborsi yang dilakukan secara sengaja tanpa ada yang benar itu hukumnya
haram.
3.2 Saran
Untuk mencegah maraknya tejadi suatu tidak pidana kasus aborsi di masyarakat
dikalangan remaja,sebaiknya dilakukan dari lingkungan keluarga dahulu,sehingga sang anak
mendapatkan pengawasan, agar tidak melakukan suatu penyimpangan dalam pergaulan nantinya
baik di lingkungan sekolah ataupun di masyarakat.
Pemerintah perlu melakukan pengawasan yang ketat terkait aborsi kriminal ini,
melakukan penghukuman yang telah ditetapkan agar masyarakat jera dan tidak ada niatan untuk
melakukan tindakan aborsi kriminal tersebut. Dan adanya peran dari tenaga kesehatan untuk
memberikan penyuluhan dan edukasi kepada masyarakat terkait bahaya kesehatan akibat
melakukan aborsi.

22
DAFTAR PUSTAKA

Al-Hafidz Ahsin W. 2007. Fikih Kesehatan. Jakarta. AMZAH.
Aborsi.org. 2004. Resiko Aborsi. Alamat : http://www.aborsi.org/resiko.htm.
Kompas.com.2012. Mahasiswa

Aborsi

Pakai

Pil

Sakit

Kepala. Alamat:

http://megapolitan.kompas.com/read/2012/05/03/15561555/Mahasiswi.Aborsi.Pakai.Pil.
Sakit.Kepala.
4syamm.

2010. Etika

Keperawatan.

Alamat:

http://4syamm.wordpress.com/2010/12/01/etika-keperawatan.
http://keperawatanreligiondiianpalupi.wordpress.com/
http://id.wikipedia.org/wiki/Gugur_kandungan
http://sahabatsejatimayah.blogspot.com/2012/07/aborsi-menurut-pandanganislam_08.html
http://digilib.uin-suka.ac.id/4846/
http://id.wikipedia.org/wiki/Gugur_kandungan
http://rifkaanisa.blogdetik.com/2013/01/21/problematika-aborsi-di-indonesia/
http://news.detik.com/read/2013/03/14/155859/2194088/10/aborsi-demi-kesehatandokter-tak-dipidana

23
24

More Related Content

What's hot

Pandangan Agama terhadap Aborsi
Pandangan Agama terhadap AborsiPandangan Agama terhadap Aborsi
Pandangan Agama terhadap AborsiSamuel Sitorus
 
Bab ii kehamilan risiko tinggi
Bab ii kehamilan risiko tinggiBab ii kehamilan risiko tinggi
Bab ii kehamilan risiko tinggi
Rahma Agustin
 
Aborsi
AborsiAborsi
ABORSI
ABORSIABORSI
Pendekatan etika kristen tentang aborsi
Pendekatan etika kristen tentang aborsiPendekatan etika kristen tentang aborsi
Pendekatan etika kristen tentang aborsi
liehaning
 
Presentasi aborsi
Presentasi aborsiPresentasi aborsi
Presentasi aborsi
Bayu aji
 
Aborsi dari berbagai perspektif
Aborsi  dari berbagai perspektifAborsi  dari berbagai perspektif
Aborsi dari berbagai perspektif
rakkas
 
Makalah aborsi dan menstrual regulation
Makalah aborsi dan menstrual regulationMakalah aborsi dan menstrual regulation
Makalah aborsi dan menstrual regulation
Sentra Komputer dan Foto Copy
 
Abortus illahhhhhh
Abortus illahhhhhhAbortus illahhhhhh
Abortus illahhhhhh
fhradillah
 
aborsi (kesadaran wanita)
aborsi (kesadaran wanita)aborsi (kesadaran wanita)
aborsi (kesadaran wanita)
Disty Sagita
 
Aborsi
AborsiAborsi
Makalah aborsi menurut pandangan islam
Makalah aborsi menurut pandangan islamMakalah aborsi menurut pandangan islam
Makalah aborsi menurut pandangan islam
Sentra Komputer dan Foto Copy
 
PPT Abortus
PPT AbortusPPT Abortus
PPT Abortus
SandraNuradella
 
Masail Fiqhiyyah - Makalah Pandangan Hukum Islam Terhadap Aborsi
Masail Fiqhiyyah - Makalah Pandangan Hukum Islam Terhadap AborsiMasail Fiqhiyyah - Makalah Pandangan Hukum Islam Terhadap Aborsi
Masail Fiqhiyyah - Makalah Pandangan Hukum Islam Terhadap Aborsi
Haristian Sahroni Putra
 
Aborsi
AborsiAborsi
Aborsi
guest0790ea
 
Islam dan kesehatan
Islam dan kesehatanIslam dan kesehatan
Islam dan kesehatan
Anis Solihah
 
Abortus
AbortusAbortus

What's hot (19)

Pandangan Agama terhadap Aborsi
Pandangan Agama terhadap AborsiPandangan Agama terhadap Aborsi
Pandangan Agama terhadap Aborsi
 
Bab ii kehamilan risiko tinggi
Bab ii kehamilan risiko tinggiBab ii kehamilan risiko tinggi
Bab ii kehamilan risiko tinggi
 
Aborsi
AborsiAborsi
Aborsi
 
ABORSI
ABORSIABORSI
ABORSI
 
Pendekatan etika kristen tentang aborsi
Pendekatan etika kristen tentang aborsiPendekatan etika kristen tentang aborsi
Pendekatan etika kristen tentang aborsi
 
Presentasi aborsi
Presentasi aborsiPresentasi aborsi
Presentasi aborsi
 
Makalah aborsi dalam pandangan islam maryani
Makalah aborsi dalam pandangan islam maryaniMakalah aborsi dalam pandangan islam maryani
Makalah aborsi dalam pandangan islam maryani
 
Dampak aborsi dan kesehatan
Dampak aborsi dan kesehatanDampak aborsi dan kesehatan
Dampak aborsi dan kesehatan
 
Aborsi dari berbagai perspektif
Aborsi  dari berbagai perspektifAborsi  dari berbagai perspektif
Aborsi dari berbagai perspektif
 
Makalah aborsi dan menstrual regulation
Makalah aborsi dan menstrual regulationMakalah aborsi dan menstrual regulation
Makalah aborsi dan menstrual regulation
 
Abortus illahhhhhh
Abortus illahhhhhhAbortus illahhhhhh
Abortus illahhhhhh
 
aborsi (kesadaran wanita)
aborsi (kesadaran wanita)aborsi (kesadaran wanita)
aborsi (kesadaran wanita)
 
Aborsi
AborsiAborsi
Aborsi
 
Makalah aborsi menurut pandangan islam
Makalah aborsi menurut pandangan islamMakalah aborsi menurut pandangan islam
Makalah aborsi menurut pandangan islam
 
PPT Abortus
PPT AbortusPPT Abortus
PPT Abortus
 
Masail Fiqhiyyah - Makalah Pandangan Hukum Islam Terhadap Aborsi
Masail Fiqhiyyah - Makalah Pandangan Hukum Islam Terhadap AborsiMasail Fiqhiyyah - Makalah Pandangan Hukum Islam Terhadap Aborsi
Masail Fiqhiyyah - Makalah Pandangan Hukum Islam Terhadap Aborsi
 
Aborsi
AborsiAborsi
Aborsi
 
Islam dan kesehatan
Islam dan kesehatanIslam dan kesehatan
Islam dan kesehatan
 
Abortus
AbortusAbortus
Abortus
 

Similar to Makalah iskes

Aborsi
AborsiAborsi
Makalah Pandangan Agama Terhadap Kasus Aborsi
Makalah Pandangan Agama Terhadap Kasus AborsiMakalah Pandangan Agama Terhadap Kasus Aborsi
Makalah Pandangan Agama Terhadap Kasus Aborsi
Warung Bidan
 
ABORSI-pertemuan-4.docx
ABORSI-pertemuan-4.docxABORSI-pertemuan-4.docx
ABORSI-pertemuan-4.docx
NurmaYanti40
 
Isu etik (aborsi)
Isu etik (aborsi)Isu etik (aborsi)
Isu etik (aborsi)
Aji Wisnu Wardhana
 
Aborsi
AborsiAborsi
Aborsi
tiyo noiss
 
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN ABORTUSABORTUS
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN ABORTUSABORTUSASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN ABORTUSABORTUS
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN ABORTUSABORTUS
maya746072
 
Makalah aborsi dalam islam wa ode minartin
Makalah aborsi dalam islam wa ode minartinMakalah aborsi dalam islam wa ode minartin
Makalah aborsi dalam islam wa ode minartin
Septian Muna Barakati
 
Persentase aborsi
Persentase aborsiPersentase aborsi
Persentase aborsievie_tobeli
 
Slide-LSE-LSE-Slide-10.pptx
Slide-LSE-LSE-Slide-10.pptxSlide-LSE-LSE-Slide-10.pptx
Slide-LSE-LSE-Slide-10.pptx
IlhamKholik3
 
PPT Aborsi.pptx
PPT Aborsi.pptxPPT Aborsi.pptx
PPT Aborsi.pptx
yuni517187
 
PPT Aborsi.pptx
PPT Aborsi.pptxPPT Aborsi.pptx
PPT Aborsi.pptx
yuni517187
 
Bioetika dan abortus
Bioetika dan abortusBioetika dan abortus
Bioetika dan abortus
Iqbal Tambunan
 
Garuda956500
Garuda956500Garuda956500
Garuda956500
SATIYOSATIYO
 
Unsafe abortion
Unsafe abortionUnsafe abortion
Unsafe abortion
Amalinna Muuah
 
makalah abortus
makalah abortusmakalah abortus
makalah abortus
TeguhUcok
 

Similar to Makalah iskes (20)

Aborsi
AborsiAborsi
Aborsi
 
Aborsi
AborsiAborsi
Aborsi
 
Makalah Pandangan Agama Terhadap Kasus Aborsi
Makalah Pandangan Agama Terhadap Kasus AborsiMakalah Pandangan Agama Terhadap Kasus Aborsi
Makalah Pandangan Agama Terhadap Kasus Aborsi
 
ABORSI-pertemuan-4.docx
ABORSI-pertemuan-4.docxABORSI-pertemuan-4.docx
ABORSI-pertemuan-4.docx
 
Isu etik (aborsi)
Isu etik (aborsi)Isu etik (aborsi)
Isu etik (aborsi)
 
Aborsi
AborsiAborsi
Aborsi
 
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN ABORTUSABORTUS
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN ABORTUSABORTUSASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN ABORTUSABORTUS
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN ABORTUSABORTUS
 
Makalah aborsi dalam islam wa ode minartin
Makalah aborsi dalam islam wa ode minartinMakalah aborsi dalam islam wa ode minartin
Makalah aborsi dalam islam wa ode minartin
 
Persentase aborsi
Persentase aborsiPersentase aborsi
Persentase aborsi
 
Slide-LSE-LSE-Slide-10.pptx
Slide-LSE-LSE-Slide-10.pptxSlide-LSE-LSE-Slide-10.pptx
Slide-LSE-LSE-Slide-10.pptx
 
PPT Aborsi.pptx
PPT Aborsi.pptxPPT Aborsi.pptx
PPT Aborsi.pptx
 
PPT Aborsi.pptx
PPT Aborsi.pptxPPT Aborsi.pptx
PPT Aborsi.pptx
 
Bioetika dan abortus
Bioetika dan abortusBioetika dan abortus
Bioetika dan abortus
 
Unsafe abortion 2
Unsafe abortion 2Unsafe abortion 2
Unsafe abortion 2
 
Campuran
CampuranCampuran
Campuran
 
Sap abortus
Sap abortusSap abortus
Sap abortus
 
Garuda956500
Garuda956500Garuda956500
Garuda956500
 
Unsafe abortion
Unsafe abortionUnsafe abortion
Unsafe abortion
 
Unsafe abortion
Unsafe abortionUnsafe abortion
Unsafe abortion
 
makalah abortus
makalah abortusmakalah abortus
makalah abortus
 

Makalah iskes

  • 1. BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Kasus aborsi di Indonesia diperkirakan semakin meningkat tiap tahunnya. Berdasarkan data yang dikeluarkan Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), diperkirakan setiap tahun jumlah aborsi di Indonesia mencapai 2,5 juta jiwa dari 5 juta kelahiran pertahun. Bahkan, 1-1,5 juta diantaranya adalah kalangan remaja. Data yang dihimpun Komnas Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) menemukan dalam kurun waktu tiga tahun (2008-2010) kasus aborsi terus meningkat. Tahun 2008 ditemukan 2 juta jiwa anak korban Aborsi, tahun berikutnya (2009) naik 300.000 menjadi 2,3 juta janin yang dibuang paksa. Sementara itu, pada tahun 2010 naik dari 200.000 menjadi 2,5 juta jiwa. 62,6 persen pelaku diantaranya adalah anak berusia dibawah 18 tahun. Sementara itu, kendati dilarang, baik oleh KUHP, UU, maupun fatwa MUI atau majelis tarjih Muhammadiyah, praktik aborsi (pengguguran kandungan) di Indonesia tetap tinggi dan mencapai 2,5 juta kasus setiap tahunnya dan sebagian besar dilakukan oleh para remaja. Aborsi bukan sekedar masalah medis atau kesehatan masyarakat, namun juga problem sosial yang muncul karena manusia mengekor pada peradaban Barat. Maka pemecahannya haruslah dilakukan secara komprehensif-fundamental-radikal, yang intinya adalah dengan mencabut sikap taqlid kepada peradaban Barat dengan menghancurkan segala nilai dan institusi peradaban Barat yang bertentangan dengan Islam, untuk kemudian digantikan dengan peradaban Islam yang manusiawi dan adil. Mengingat banyak sekali kalangan yang remaja yang melakukan aborsi dalam hal ini penulis akan membahas secara detail mengenai pandangan Islam dan Kesehatan terhadap aborsi. 1
  • 2. B. Rumusan masalah 1. Bagaimana aborsi menurut pandangan kesehatan? 2. Bagaimana aborsi menurut pandangan Islam? 3. Bagaimana hukum aborsi di Indonesia? C. Tujuan masalah 1. Mengetahui aborsi menurut pandangan kesehatan 2. Memahami aborsi menurut pandangan Islam 3. Mengetahui hukum aborsi di Indonesia D. Metode penulisan Dalam penyusunan makalah ini, kami menggunakan metode kepustakaan (library research), dan pemanfaatan media elektronik masa seperti internet. 2
  • 3. BAB II PEMBAHASAN 2.1 Pengertian Aborsi Dalam bahasa Inggris abortus disebut abortion, berasal dari bahasa Latin yang berarti gugur kandungan atau keguguran. Menurut Sardikin Ginaputra (Fakultas Kedokteran UI), abortus adalah pengakhiran kehamilan atau hasil konsepsi sebelum janin dapat hidup di luar kandungan. Sedangkan menurut Maryono Reksodipuro ( Fakultas Hukum UI), abortus ialah pengeluaran hasil konsepsi dari rahim sebelum waktunya ( sebelum dapat lahir secara alamiah ). Aborsi menurut pengertian medis adalah mengeluarkan hasil konsepsi atau pembuahan, sebelum janin dapat hidup di luar tubuh ibunya. Secara lebih spesifik, Ensiklopedia Indonesia memberikan pengertian aborsi sebagai berikut: ―Pengakhiran kehamilan sebelum masa gestasi 28 minggu atau sebelum janin mencapai berat 1.000 gram.‖ Definisi lain menyatakan, aborsi adalah pengeluaran hasil konsepsi pada usia kehamilan kurang dari 20 minggu atau berat janin kurang dari 500 gram. Aborsi merupakan suatu proses pengakhiran hidup dari janin sebelum diberi kesempatan untuk bertumbuh (Kapita Seleksi Kedokteran, Edisi 3, halaman 260). Dan pada UU kesehatan, pengertian aborsi dibahas secara tersirat pada pasal 15 (1) UU Kesehatan Nomor 23/1992 disebutkan bahwa dalam keadaan darurat sebagai upaya untuk menyelamatkan jiwa ibu hamil atau janinnya, dapat dilakukan tindakan medis tertentu. Maksud dari ‗tindakan medis tertentu, yaitu aborsi. Sedang menurut bahasa Arab disebut dengan al-Ijhadh yang berasal dari kata ― ajhadha yajhidhu ― yang berarti wanita yang melahirkan anaknya secara paksa dalam keadaan belum sempurna penciptaannya. Atau juga bisa berarti bayi yang lahir karena dipaksa atau bayi yang lahir dengan sendirinya. Aborsi di dalam istilah fikih juga sering disebut dengan ― isqhoth ― ( menggugurkan ) atau ― ilqaa’ ―( melempar ) atau ― tharhu ― ( membuang ) ( al Misbah al Munir , hlm : 72 ). Dari beberapa pengertian di atas dapat dikatakan bahwa abortus adalah suatu perbuatan untuk mengakhiri masa kehamilan dengan mengeluarkan janin dari kandungan sebelum tiba masa kelahiran secara alami. 3
  • 4. 2.2 Klasifikasi Aborsi Aborsi tidak terbatas pada satu bentuk, tetapi aborsi mempunyai banyak macam dan bentuk, sehingga untuk menghukuminya tidak bisa disamakan dan dipukul rata. Diantara pembagiaan Aborsi adalah sebagai berikut : 1. Abortus spontanea Merupakan abortus yang berlangsung tanpa tindakan, dan terjadi secara tidak sengaja. Abortus spontan bisa terjadi karena penyakit sifilis, kecelakaan, dan sebagainya. 2. Abortus provokatus Merupakan jenis abortus yang sengaja dibuat/dilakukan, yaitu dengan cara menghentikan kehamilan sebelum janin dapat hidup di luar tubuh ibu. Pada umumnya bayi dianggap belum dapat hidup diluar kandungan apabila usia kehamilan belum mencapai 28 minggu, atau berat badan bayi kurang dari 1000 gram, walaupun terdapat beberapa kasus bayi dengan berat dibawah 1000 gram dapat terus hidup. Pengelompokan Abortus provokatus secara lebih spesifik: a. Abortus Provokatus Medisinalis/Artificialis/Therapeuticus, abortus yang dilakukan dengan disertai indikasi medik. MIsalnya jika kehamilan diteruskan bisa membahayakan jiwa si calon ibu, karena misalnya penyakit-penyakit yang berat, antara lain TBC yang berat dan penyakit ginjal yang berat. Di Indonesia yang dimaksud dengan indikasi medik adalah demi menyelamatkan nyawa ibu. Syarat-syaratnya: 1) Dilakukan oleh tenaga kesehatan yang memiliki keahlian dan kewenangan untuk melakukannya (yaitu seorang dokter ahli kebidanan dan penyakit kandungan) sesuai dengan tanggung jawab profesi. 2) Harus meminta pertimbangan tim ahli (ahli medis lain, agama, hukum, psikologi). 3) Harus ada persetujuan tertulis dari penderita atau suaminya atau keluarga terdekat. 4
  • 5. 4) Dilakukan di sarana kesehatan yang memiliki tenaga/peralatan yang memadai, yang ditunjuk oleh pemerintah. 5) Prosedur tidak dirahasiakan. 6) Dokumen medik harus lengkap. b. Abortus Provokatus adanya indikasi Kriminalis, medik (ilegal). aborsi Biasanya yang sengaja pengguguran dilakukan dilakukan tanpa dengan menggunakan alat-alat atau obat-obat tertentu. Abortus provokatus kriminalis sering terjadi pada kehamilan yang tidak dikehendaki. Ada beberapa alasan wanita tidak menginginkan kehamilannya : 1. Faktor pribadi, yaitu datang dari manusia atau dari wanita sendiri, misalnya karena miskin, tidak ingin punya banyak anak, menjaga kecantikan, untuk kepentingan karier wanita, tidak ingin punya keturunan, dan sebagainya. 2. Faktor keindahan, yaitu ingin terbebas dari kemungkinan bayi yang dilahirkan mengalami cacat fisik atau adanya gangguan pada otak dan mentalnya, misalnya karena si ibu punya penyakit yang dikhawatirkan menular pada janin seperti gila dan pengaruh obat-obatan. 3. Faktor moral, yaitu karena kehamilan di luar nikah, hasil pergaulan bebas antarlawan jenis. Faktor ini yang banyak menggejala di dunia internasional. 2.3 Cara pelaksanaan aborsi Untuk melakukan pengguguran (abortus) banyak cara yang bisa ditempuh, diantaranya dengan cara menggunakan jasa ahli medis di rumah-rumah sakit. Cara seperti ini biasanya dilakukan oleh wanita-wanita yang hidup di Negara-negara tempat pengguguran dilegalkan. Tetapi di Negara-negara yang melarang abortus, atau tidak dapat memperoleh bantuan ahli medis untuk menggugurkan kandungan, dijumpai jutaan wanita yang harus menyerahkan diri di tangan dukun-dukun, atau karna putus asa mereka mencoba menggugurkan sendiri kandungannya dengan memakai alat-alat yang kasar. Pengguguran yang dilakukan oleh dukun-dukun yang tidak memiliki keahlian medis, biasanya menggunakan cara yang kasar dank eras, seperti memijat bagian-bagian tertentu (perut 5
  • 6. dan pinggul misalnya), dari tububh wanita yang akan digugurkan kandungannya. Pemijatan seperti ini dimaksudkan untuk mengeluarkan janin dari kandungannya. Sedangkan pengguguran yang dilakukan rumah-rumah sakit, biasanya menggunakan cara sebagai berikut : 1. Currayage and Dilatage ( C & D ) 2. Mempergunakan alat khusus untuk meperlebar mulut rahim kemudian janin dikiret (dicuret) dengan alat seperti sendok kecil. 3. Aspirasi, yaitu penyedotan isi rahim dengan pompa kecil 4. Hysterotomi (operasi) 5. Disamping keempat cara diatas, pengguguran sering dilakukan dengan menggunakan obat-obatan. Pemanfaatan obat-obatan itu terkadang dengan ditelan melalui mulut, atau diletakkan ke dalam vagina (alat kelamin) wanita. 2.4 Akibat pelaksanaan Aborsi Aborsi memiliki resiko yang tinggi terhadap kesehatan maupun keselamatan seorang wanita. Tidak benar jika dikatakan bahwa jika seseorang melakukan aborsi ia ―tidak merasakan apa-apa dan langsung boleh pulang‖. Ini adalah informasi yang sangat menyesatkan bagi setiap wanita, terutama mereka yang sedang kebingungan karena tidak menginginkan kehamilan yang sudah terjadi. Ada 2 macam resiko kesehatan terhadap wanita yang melakukan aborsi: 1. Resiko kesehatan dan keselamatan secara fisik 2. Resiko gangguan psikologis 1. Resiko kesehatan dan keselamatan fisik Pada saat melakukan aborsi dan setelah melakukan aborsi ada beberapa resiko yang akan dihadapi seorang wanita, seperti yang dijelaskan dalam buku ―Facts of Life‖ yang ditulis oleh Brian Clowes, Phd yaitu: 6
  • 7. 1. Kematian mendadak karena pendarahan hebat 2. Kematian mendadak karena pembiusan yang gagal 3. Kematian secara lambat akibat infeksi serius disekitar kandungan 4. Rahim yang sobek (Uterine Perforation) 5. Kerusakan leher rahim (Cervical Lacerations) yang akan menyebabkan cacat pada anak berikutnya. 6. Kanker payudara (karena ketidakseimbangan hormon estrogen pada wanita) 7. Kanker indung telur (Ovarian Cancer) 8. Kanker leher rahim (Cervical Cancer) 9. Kanker hati (Liver Cancer) 10. Kelainan pada placenta/ari-ari (Placenta Previa) yang akan menyebabkan cacat pada anak berikutnya dan pendarahan hebat pada saat kehamilan berikutnya. 11. Menjadi mandul/tidak mampu memiliki keturunan lagi (Ectopic Pregnancy) 12. Infeksi rongga panggul (Pelvic Inflammatory Disease) 13. Infeksi pada lapisan rahim (Endometriosis) 2. Resiko kesehatan mental Proses aborsi bukan saja suatu proses yang memiliki resiko tinggi dari segi kesehatan dan keselamatan seorang wanita secara fisik, tetapi juga memiliki dampak yang sangat hebat terhadap keadaan mental seorang wanita. Gejala ini dikenal dalam dunia psikologi sebagai ―PostAbortion Syndrome‖ (Sindrom Paska-Aborsi) atau PAS. Gejala-gejala ini dicatat dalam ―Psychological Reactions Reported After Abortion‖ di dalam penerbitan The Post-Abortion Review (1994). 7
  • 8. Pada dasarnya seorang wanita yang melakukan aborsi akan mengalami hal-hal seperti berikut ini: 1. Kehilangan harga diri (82%) 2. Berteriak-teriak histeris (51%) 3. Mimpi buruk berkali-kali mengenai bayi (63%) 4. Ingin melakukan bunuh diri (28%) 5. Mulai mencoba menggunakan obat-obat terlarang (41%) 6. Tidak bisa menikmati lagi hubungan seksual (59%) Diluar hal-hal tersebut diatas para wanita yang melakukan aborsi akan dipenuhi perasaan bersalah yang tidak hilang selama bertahun-tahun dalam hidupnya. Rasa bersalah tersebut dapat menyebabkan stres psikis atau emosional, yaitustres yang disebabkan karena gangguan situasi psikologis (Hidayat, 2007). 2.5 Kasus Aborsi MAHASISWI ABORSI PAKAI PIL SAKIT KEPALA TERNATE, KOMPAS.com — Warga Kota Ternate Utara, Kamis (3/5/2012), dibuat heboh dengan kasus aborsi yang dilakukan seorang mahasiswi di salah satu universitas ternama di Ternate berinisial IK. IK diketahui merupakan anak seorang pegawai di Kementerian Agama Kabupaten Pulau Morotai. IK diketahui hamil bersama kekasihnya J yang juga sebagai salah satu mahasiswa di universitas berbeda di Ternate. Keduanya langsung dibekuk polisi ke Mapolres Ternate, Kamis. Di hadapan penyidik, J mengisahkan, awalnya dia mengajak IK untuk menikah lantaran mengetahui kekasihnya hamil dua bulan. Namun, IK yang mengaku takut kepada keluarganya memilih menggugurkan kandungan dengan meminum pil sakit kepala yang dicampur dengan minuman bersoda. Namun, diduga IK tidak hanya mengaborsi sendiri dengan cara meminum obat sakit kepala dicampur minuman bersoda. ―Waktu saya datang ke rumahnya, semua sudah bersih (sudah diaborsi),‖ ungkap J. 8
  • 9. Karena takut, J lantas menguburkan ari-ari janinnya di belakang rumah IK di Akehuda, Ternate Utara. Sepulang dari kampus, J lantas mengambil janin yang masih di rumah IK, lalu dibawa ke Bula, Ternate Utara, untuk dibuang ke pantai. Warga sekitar baru mengetahuinya pada Selasa (1/5/2012), meski hanya segelintir orang. Warga makin heboh saat aroma tindakan tak terpuji itu mulai terungkap. J dan IK bahkan sempat menjadi amukan beberapa anggota keluarganya. Petugas polisi baru mengetahuinya pada Kamis ini, dan langsung membekuk keduanya ke Mapolres Ternate. ―Kita belum bisa berikan keterangan karena masih dalam penyelidikan,‖ ucap seorang penyidik. Untuk kepentingan penyelidikan, sang mahasiswi ini dibawa ke rumah sakit guna menjalani visum. ―Agar bisa dipastikan apakah yang digugurkan itu janin atau ari-ari,‖ tambah petugas penyidik tersebut. Editor : Aloysius Gonsaga Angi E RUU KUHP Aborsi Demi Kesehatan, Dokter Tak Dipidana Andi Saputra - detikNews Jakarta - Pemerintah dengan tegas mengusulkan dokter tidak bisa dipidana karena mengaborsi jika alasannya untuk menyelamatkan bayi atau ibu hamil. Hal ini sebelumnya tidak diatur dalam KUHP warisan kolonial Belanda yang berlaku sejak tahun 1918 hingga sekarang. Usulan ini dituangkan dalam Rancangan KUHP yang diserahkan pemerintah ke DPR. Dalam Pasal 589 ayat 2 tertulis 'Tidak dipidana dokter yang melakukan tindakan medis tertentu dalam keadaan darurat sebagai upaya untuk menyelamatkan jiwa ibu hamil dan/atau janinnya'. "Dokter yang melakukan pengguguran kandungan karena alasan medis 'abortus provocatus' sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku tidak dikenakan pidana," demikian penjelasan pasal tersebut seperti dikutip detikcom, Kamis (14/3/2013). Namun jika seorang dokter, bidan atau juru obat membantu melakukan kejahatan 9
  • 10. aborsi maka pidananya ditambah dengan sepertiga dibanding orang biasa dan izinnya dapat dicabut. "Ketentuan ini secara khusus mengancam pidana yang lebih berat kepada pembuat yang mempunyai profesi sebagai dokter, bidan atau juru obat. Hal ini mengingat profesi mereka sedemikian mulia bagi kemanusiaan yang seharusnya tetap dijaga untuk tidak melakukan perbuatan tersebut," lanjutnya. Adapun hukuman bagi perempuan yang menggugurkan ancaman maksimal pidananya 4 tahun penjara. 2.6 Solusi Aborsi bukan sekedar masalah medis atau kesehatan masyarakat, namun juga problem sosial yang muncul karena manusia mengekor pada peradaban Barat. Maka pemecahannya haruslah dilakukan secara komprehensif-fundamental-radikal, yang intinya adalah dengan mencabut sikap taqlid kepada peradaban Barat dengan menghancurkan segala nilai dan institusi peradaban Barat yang bertentangan dengan Islam, untuk kemudian digantikan dengan peradaban Islam yang manusiawi dan adil. Mengingat banyak sekali kalangan yang remaja yang melakukan aborsi dalam hal ini perawat islam bisa mencegah aborsi dengan cara melakukan : 1. Memberikan penyuluhan tentang seks yang benar. 2. Melakukan pendekatan 3. Memperdalam pemahaman akan agama pada klien 4. Memperkuat pendidikan agama agar moral mereka tinggi dan sadar bahwa free seks tidak sesuai dengan agama dan berbahaya. 5. Sebelum bertindak, orang harus mulai berpikir : nanti bagaimana bukannya bagaimana nanti. 6. Mendampingi memberikan support, agar tidak jadi mengaborsi. 7. Memberi tahu bahwa keputusan untuk aborsi, kemungkinan bisa menghantui seumur hidupnya, mengaborsi anaknya, dan selama beberapa minggu dia masih menyesali dan menangisi kejadian itu, seperti kematian seorang anak. 10
  • 11. 8. Selanjutnya tenaga kesehatan bisa memberikan pengertian tentang akibat-akibat yang akan terjadi. Misalnya, aborsi seringkali mendatangkan maut. Adanya kasus kematian paska aborsi juga perlu diwaspadai.Komplikasi-komplikasi jangka pendek lain yang mungkin dihadapi adalah: a) Infeksi. b) Pembekuan darah dalam kandungan. c) Aborsi yang tidak tuntas. d) Aborsi yang gagal. e) Trauma rahim. Karena adanya perobekan rahim dan leher rahim, rahim mengalami trauma. f) Pendarahan. 2.7 Aborsi menurut pandangan Islam ― Dan janganlah kamu membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya), melainkan dengan suatu (alasan) yang benar. ― ( Q.S. Al Israa‘: 33 ) Yang dimaksud dengan Aborsi dalam pembahasan ini adalah menggugurkan secara paksa janin yang belum sempurna penciptaannya atas permintaan atau kerelaan ibu yang mengandungnya. Sebelum menjelaskan secara mendetail tentang hukum Aborsi, lebih dahulu perlu dijelaskan tentang pandangan umum ajaran Islam tentang nyawa, janin dan pembunuhan, yaitu sebagai berikut : Pertama, manusia adalah ciptaan Allah yang mulia, tidak boleh dihinakan baik dengan merubah ciptaan tersebut, maupun menguranginya dengan cara memotong sebagian anggota tubuhnya, maupun dengan cara memperjual belikannya, maupun dengan cara menghilangkannya sama sekali yaitu dengan membunuhnya, sebagaiman firman Allah swt : ‫ﺀ‬ ―Dan sesungguhnya Kami telah memuliakan umat manusia ― ( Qs. al-Isra‘:70) 11
  • 12. Kedua, membunuh satu nyawa sama artinya dengan membunuh semua orang. Menyelamatkan satu nyawa sama artinya dengan menyelamatkan semua orang. ―Barang siapa yang membunuh seorang manusia, maka seakan-akan dia telah membunuh manusia seluruhnya. Dan barang siapa yang memelihara keselamatan nyawa seorang manusia, maka seolah-olah dia telah memelihara keselamatan nyawa manusia semuanya.‖ (Qs. Al Maidah:32) Ketiga, dilarang membunuh anak ( termasuk di dalamnya janin yang masih dalam kandungan ) , hanya karena takut miskin. Sebagaimana firman Allah swt : ‖Dan janganlah kamu membunuh anak-anakmu karena takut melarat. Kamilah yang memberi rezeki kepada mereka dan kepadamu juga. Sesungguhnya membunuh mereka adalah dosa yang besar.‖ (Qs al Isra‘ : 31) Keempat, Setiap janin yang terbentuk adalah merupakan kehendak Allah swt, sebagaimana firman Allah swt ―...Selanjutnya Kami dudukan janin itu dalam rahim menurut kehendak Kami selama umur kandungan. Kemudian kami keluarkan kamu dari rahim ibumu sebagai bayi...‖ (QS al Hajj : 5) 12
  • 13. Kelima, larangan membunuh jiwa tanpa hak, sebagaimana firman Allah swt : ―Dan janganlah kamu membunuh jiwa yang diharamkan Allah melainkan dengan alasan yang benar ― 2.8 Hukum Aborsi Dalam Islam. Di dalam teks-teks al Qur‘an dan Hadist tidak didapati secara khusus hukum aborsi, tetapi yang ada adalah larangan untuk membunuh jiwa orang tanpa hak, sebagaimana firman Allah swt : ― Dan barang siapa yang membunuh seorang mukmin dengan sengaja, maka balasannya adalah neraka Jahanam, dan dia kekal di dalamnya,dan Allah murka kepadanya dan melaknatnya serta menyediakan baginya adzab yang besar ( Qs An Nisa‘ : 93 ) Begitu juga hadist yang diriwayatkan oleh Ibnu Mas‘ud bahwasanya Rosulullah sa bersabda :― Sesungguhnya seseorang dari kamu dikumpulkan penciptaannya di dalam perut ibunya selama empat puluh hari. Setelah genap empat puluh hari kedua, terbentuklah segumlah darah beku. Ketika genap empat puluh hari ketiga , berubahlah menjadi segumpal daging. Kemudian Allah mengutus malaikat untuk meniupkan roh, serta memerintahkan untuk menulis empat perkara, yaitu penentuan rizki, waktu kematian, amal, serta nasibnya, baik yang celaka, maupun yang bahagia. ― ( Bukhari dan Muslim ) Maka, untuk mempermudah pemahaman, pembahasan ini bisa dibagi menjadi dua bagian sebagai berikut : 13
  • 14. 1. Menggugurkan Janin Sebelum Peniupan Roh Dalam hal ini, para ulama berselisih tentang hukumnya dan terbagi menjadi tiga pendapat, yaitu : a. Pendapat Pertama : Menggugurkan janin sebelum peniupan roh hukumnya boleh. Bahkan sebagian dari ulama membolehkan menggugurkan janin tersebut dengan obat. ( Hasyiat Al Qalyubi : 3/159). Pendapat ini dianut oleh para ulama dari madzhab Hanafi, Syafi‘I, dan Hambali. Tetapi kebolehan ini disyaratkan adanya ijin dari kedua orang tuanya,( Syareh Fathul Qadir : 2/495 ). Mereka berdalil dengan hadist Ibnu Mas‘ud di atas yang menunjukkan bahwa sebelum empat bulan, roh belum ditiup ke janin dan penciptaan belum sempurna, serta dianggap benda mati, sehingga boleh digugurkan. b. Pendapat kedua : Menggugurkan janin sebelum peniupan roh hukumnya makruh. Dan jika sampai pada waktu peniupan ruh, maka hukumnya menjadi haram. Dalilnya bahwa waktu peniupan ruh tidak diketahui secara pasti, maka tidak boleh menggugurkan janin jika telah mendekati waktu peniupan ruh , demi untuk kehati-hatian . Pendapat ini dianut oleh sebagian ulama madzhab Hanafi dan Imam Romli salah seorang ulama dari madzhab Syafi‘I . ( Hasyiyah Ibnu Abidin : 6/591, Nihayatul Muhtaj : 7/416 ) c. Pendapat ketiga : Menggugurkan janin sebelum peniupan roh hukumnya haram. Dalilnya bahwa air mani sudah tertanam dalam rahim dan telah bercampur dengan ovum wanita sehingga siap menerima kehidupan, maka merusak wujud ini adalah tindakan kejahatan . Pendapat ini dianut oleh Ahmad Dardir , Imam Ghozali dan Ibnu Jauzi ( Syareh Kabir : 2/ 267, Ihya Ulumuddin : 2/53, Inshof : 1/386). Adapun status janin yang gugur sebelum ditiup rohnya (empat bulan) , telah dianggap benda mati, maka tidak perlu dimandikan, dikafani ataupun disholati. Sehingga bisa dikatakan bahwa menggugurkan kandungan dalam fase ini tidak dikatagorikan pembunuhan, tapi hanya dianggap merusak sesuatu yang bermanfaat. 14
  • 15. Ketiga pendapat ulama di atas tentunya dalam batas-batas tertentu, yaitu jika di dalamnya ada kemaslahatan, atau dalam istilah medis adalah salah satu bentuk Abortus Profocatus Therapeuticum, yaitu jika bertujuan untuk kepentingan medis dan terapi serta pengobatan. Dan bukan dalam katagori Abortus Profocatus Criminalis, yaitu yang dilakukan karena alasan yang bukan medis dan melanggar hukum yang berlaku, sebagaimana yang telah dijelaskan di atas. 2. Menggugurkan Janin Setelah Peniupan Roh Secara umum, para ulama telah sepakat bahwa menggugurkan janin setelah peniupan roh hukumnya haram. Peniupan roh terjadi ketika janin sudah berumur empat bulan dalam perut ibu, Ketentuan ini berdasarkan hadist Ibnu Mas‘ud di atas. Janin yang sudah ditiupkan roh dalam dirinya, secara otomatis pada saat itu, dia telah menjadi seorang manusia, sehingga haram untuk dibunuh. Hukum ini berlaku jika pengguguran tersebut dilakukan tanpa ada sebab yang darurat. Namun jika disana ada sebab-sebab darurat, seperti jika sang janin nantinya akan membahayakan ibunya jika lahir nanti, maka dalam hal ini, para ulama berbeda pendapat, yaitu: a. Pendapat Pertama : Menyatakan bahwa menggugurkan janin setelah peniupan roh hukumnya tetap haram, walaupun diperkirakan bahwa janin tersebut akan membahayakan keselamatan ibu yang mengandungnya. Pendapat ini dianut oleh Mayoritas Ulama. Dalilnya adalah firman Allah swt : ― Dan janganlah kamu membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya), melainkan dengan suatu (alasan) yang benar. ― ( Q.S. Al Israa‘: 33 ) Kelompok ini juga mengatakan bahwa kematian ibu masih diragukan, sedang keberadaan janin merupakan sesuatu yang pasti dan yakin, maka sesuai dengan kaidah fiqhiyah : ― Bahwa sesuatu yang yakin tidak boleh dihilangkan dengan sesuatu yang masih ragu.‖, yaitu tidak boleh membunuh janin yang sudah ditiup rohnya yang merupakan sesuatu yang pasti , hanya karena kawatir dengan kematian ibunya yang merupakan sesuatu yang masih diragukan. ( Hasyiyah Ibnu Abidin : 1/602 ). Selain itu, mereka memberikan permisalan bahwa jika sebuah perahu akan 15
  • 16. tenggelam, sedangkan keselamatan semua perahu tersebut bisa terjadi jika sebagian penumpangnya dilempar ke laut, maka hal itu juga tidak dibolehkan. b. Pendapat Kedua : Dibolehkan menggugurkan janin walaupun sudah ditiupkan roh kepadanya, jika hal itu merupakan satu-satunya jalan untuk menyelamatkan ibu dari kematian. Karena menjaga kehidupan ibu lebih diutamakan dari pada menjaga kehidupan janin, karena kehidupan ibu lebih dahulu dan ada secara yakin, sedangkan kehidupan janin belum yakin dan keberadaannya terakhir.( Mausu‘ah Fiqhiyah : 2/57 ). Prediksi tentang keselamatan Ibu dan janin bisa dikembalikan kepada ilmu kedokteran, walaupun hal itu tidak mutlak benarnya. Wallahu A‘lam. Dari keterangan di atas, bisa diambil kesimpulan bahwa para ulama sepakat bahwa Abortus Profocatus Criminalis, yaitu aborsi kriminal yang menggugurkan kandungan setelah ditiupkan roh ke dalam janin tanpa suatu alasan syar‘i hukumnya adalah haram dan termasuk katagori membunuh jiwa yang diharamkan Allah swt. Hadist tentang Aborsi Nabi Muhammad SAW tidak pernah menganjurkan aborsi. Bahkan dalam kasus hamil diluar nikah sekalipun, Nabi sangat menjunjung tinggi kehidupan. Hamil diluar nikah berarti hasil perbuatan zinah. Hukum Islam sangat tegas terhadap para pelaku zinah. Akan tetapi Nabi Muhammad SAW – seperti dikisahkan dalam Kitab Al-Hudud – tidak memerintahkan seorang wanita yang hamil diluar nikah untuk menggugurkan kandungannya: Datanglah kepadanya (Nabi yang suci) seorang wanita dari Ghamid dan berkata,‖Utusan Allah, aku telah berzina, sucikanlah aku.‖. Dia (Nabi yang suci) menampiknya. Esok harinya dia berkata,‖Utusan Allah, mengapa engkau menampikku? Mungkin engkau menampikku seperti engkau menampik Ma‘is. Demi Allah, aku telah hamil.‖ Nabi berkata,‖Baiklah jika kamu bersikeras, maka pergilah sampai anak itu lahir.‖ Ketika wanita itu melahirkan datang bersama anaknya (terbungkus) kain buruk dan berkata,‖Inilah anak yang kulahirkan.‖ Jadi, hadis ini menceritakan bahwa walaupun kehamilan itu terjadi karena zina (diluar nikah) tetap janin itu harus dipertahankan sampai waktunya tiba. Bukan dibunuh secara keji. 16
  • 17. Fatwa MUI tentang Aborsi berikut ini : Menetapkan : FATWA TENTANG ABORSI Pertama : Ketentuan Umum 1. Darurat adalah suatu keadaan di mana seseorang apabila tidak melakukan sesuatu yang diharamkan maka ia akan mati atau hampir mati. 2. Hajat adalah suatu keadaan di mana seseorang apabila tidak melakukan sesuatu yang diharamkan maka ia akan mengalami kesulitan besar. Kedua : Ketentuan Hukum 1. Aborsi haram hukumnya sejak terjadinya implantasi blastosis pada dinding rahim ibu (nidasi). 2. Aborsi dibolehkan karena adanya uzur, baik yang bersifat darurat ataupun hajat. a. Keadaan darurat yang berkaitan dengan kehamilan yang membolehkan aborsi adalah: 1) Perempuan hamil menderita sakit fisik berat seperti kanker stadium lanjut, TBC dengan caverna dan penyakit-penyakit fisik berat lainnya yang harus ditetapkan oleh Tim Dokter. 2) Dalam keadaan di mana kehamilan mengancam nyawa si ibu. b. Keadaan hajat yang berkaitan dengan kehamilan yang dapat membolehkan aborsi adalah: 1) Janin yang dikandung dideteksi menderita cacat genetic yang kalau lahir kelak sulit disembuhkan. 2) Kehamilan akibat perkosaan yang ditetapkan oleh Tim yang berwenang yang didalamnya terdapat antara lain keluarga korban, dokter, dan ulama. 3) Kebolehan aborsi sebagaimana dimaksud huruf b harus dilakukan sebelum janin berusia 40 hari. 4. Aborsi haram hukumnya dilakukan pada kehamilan yang terjadi akibat zina 17
  • 18. 2.8 Hukum Aborsi Menurut Kitab Undang-Undang Hukum Pidana ( KUHP ) Menurut hukum - hukum yang berlaku di Indonesia, aborsi atau pengguguran janin termasuk kejahatan, yang dikenal dengan istilah ― Abortus Provocatus Criminalis ‖ Yang menerima hukuman adalah: 1. Ibu yang melakukan aborsi 2. Dokter atau bidan atau dukun yang membantu melakukan aborsi 3. Orang - orang yang mendukung terlaksananya aborsi Beberapa pasal yang terkait adalah: Pasal 229 1. Barang siapa dengan sengaja mengobati seorang wanita atau menyuruhnya supaya diobati, dengan diberitahukan atau ditimbulkan harapan, bahwa karena pengobatan itu hamilnya dapat digugurkan, diancam dengan pidana penjara paling lama empat tahun atau denda paling banyak tiga ribu rupiah. 2. Jika yang bersalah, berbuat demikian untuk mencari keuntungan, atau menjadikan perbuatan tersebut sebagai pencarian atau kebiasaan, atau jika dia seorang tabib, bidan atau juru obat, pidananya dapat ditambah sepertiga. 3. Jika yang bersalah, melakukan kejahatan tersebut, dalam menjalani pencarian maka dapat dicabut haknya untuk melakukan pencarian itu. Pasal 314 Seorang ibu yang, karena takut akan ketahuan melahirkan anak, pada saat anak dilahirkan atau tidak lama kemudian, dengan sengaja merampas nyawa anaknya, diancam, karena membunuh anak sendiri, dengan pidana penjara paling lama tujuh tahun. 18
  • 19. Pasal 342 Seorang ibu yang, untuk melaksanakan niat yang ditentukan karena takut akan ketahuan bahwa akan melahirkan anak, pada saat anak dilahirkan atau tidak lama kemudian merampas nyawa anaknya, diancam, karena melakukan pembunuhan anak sendiri dengan rencana, dengan pidana penjara paling lama sembilan tahun. Pasal 343 Kejahatan yang diterangkan dalam pasal 341 dan 342 dipandang, bagi orang lain yang turut serta melakukan, sebagai pembunuhan atau pembunuhan dengan rencana. Pasal 346 Seorang wanita yang sengaja menggugurkan atau mematikan kandungannya atau menyuruh orang lain untuk itu, diancam dengan pidana penjara paling lama empat tahun. Pasal 347 1. Barangsiapa dengan sengaja menggugurkan atau mematikan kandungan seorang wanita tanpa persetujuannya, diancam dengan pidana penjara paling lama dua belas tahun. 2. Jika perbuatan itu mengakibatkan matinya wanita tersebut, dikenakan pidana penjara paling lama lima belas tahun. Pasal 348 1. Barangsiapa dengan sengaja menggugurkan atau mematikan kandungan seorang wanita dengan persetujuannya, diancam dengan pidana penjara paling lama lima tahun enam bulan. 2. Jika perbuatan itu mengakibatkan matinya wanita tersebut, dikenakan pidana penjara paling lama tujuh tahun. 19
  • 20. Pasal 349 Jika seorang tabib, bidan atau juru obat membantu melakukan kejahatan yang tersebut pasal 346, ataupun melakukan atau membantu melakukan salah satu kejahatan yang diterangkan dalam pasal 347 dan 348, maka pidana yang ditentukan dalam pasal itu dapat ditambah dengan sepertiga dan dapat dicabut hak untuk menjalankan pencarian dalam mana kejahatan dilakukan PASAL 535 Barang siapa secara terang-terangan mempertunjukkan suatu sarana untuk menggugurkan kandungan, maupun secara terang-terangan atau tanpa diminta menawarkan, ataupun secara terang-terangn atau dengan menyiarkan tulisan tanpa diminta, menunjuk sebagai bisa didapat, sarana atau perantaraan yang demikian itu, diancam dengan kurungan paling lama tiga bulan atau denda paling banyak empat ribu lima ratus rupiah. Dari rumusan pasal-pasal tersebut diatas dapat ditarik kesimpulan: 1. Seorang wanita hamil yang sengaja melakukan abortus atau ia menyuruh orang lain, diancam hukuman empat tahun. 2. Seseorang yang sengaja melakukan abortus terhadap ibu hamil, dengan tanpa persetujuan ibu hamil tersebut diancam hukuman 12 tahun, dan jika ibu hamil itu mati diancam 15 tahun 3. Jika dengan persetujuan ibu hamil, maka diancam hukuman 5,5 tahun penjara dan bila ibu hamil tersebut mati diancam hukuman 7 tahun penjara. 4. Jika yang melakukan dan atau membantu melakukan abortus tersebut seorang dokter, bidan atau juru obat (tenaga kesehatan) ancaman hukumannya ditambah sepertiganya dan hak untuk praktek dapat dicabut. 20
  • 21. Meskipun dalam KUHP tidak terdapat satu pasal pun yang memperbolehkan seorang dokter melakukan abortus atas indikasi medik, sekalipun untuk menyelamatkan jiwa ibu, dalam prakteknya dokter yang melakukannya tidak dihukum bila ia dapat mengemukakan alasan yang kuat dan alasan tersebut diterima oleh hakim (Pasal 48). Selain KUHP, abortus buatan yang ilegal juga diatur dalam Undang Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan: PASAL 80 Barang siapa dengan sengaja melakukan tindakan medis tertentu terhadap ibu hamil yang tidak memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud dalam pasal 15 ayat (1) dan ayat (2), dipidana dengan penjara paling lama 15 (lima belas) tahun dan pidana denda paling banyak Rp. 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) 21
  • 22. BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan Aborsi menurut pengertian medis adalah mengeluarkan hasil konsepsi atau pembuahan, sebelum janin dapat hidup di luar tubuh ibunya. Sedang menurut bahasa Arab disebut dengan alIjhadh yang berasal dari kata ― ajhadha - yajhidhu ― yang berarti wanita yang melahirkan anaknya secara paksa dalam keadaan belum sempurna penciptaannya. Atau juga bisa berarti bayi yang lahir karena dipaksa atau bayi yang lahir dengan sendirinya. Abortus Provokatus Kriminalis, aborsi yang sengaja dilakukan tanpa adanya indikasi medik (ilegal). Biasanya pengguguran dilakukan dengan menggunakan alat-alat atau obat-obat tertentu. Abortus provokatus kriminalis sering terjadi pada kehamilan yang tidak dikehendaki. Aborsi boleh dilakukan apabila dipandang dari segi kesehatan dan yang di anjurkan oleh dokter demi kesehatan dan keselamatan pasien akan tetapi aborsi yang dilakukan secara kriminal itu adalah tindakan pidana yang akan ada hukumannya dan dalam sudut agama pun apabila melakukan tindakan aborsi yang dilakukan secara sengaja tanpa ada yang benar itu hukumnya haram. 3.2 Saran Untuk mencegah maraknya tejadi suatu tidak pidana kasus aborsi di masyarakat dikalangan remaja,sebaiknya dilakukan dari lingkungan keluarga dahulu,sehingga sang anak mendapatkan pengawasan, agar tidak melakukan suatu penyimpangan dalam pergaulan nantinya baik di lingkungan sekolah ataupun di masyarakat. Pemerintah perlu melakukan pengawasan yang ketat terkait aborsi kriminal ini, melakukan penghukuman yang telah ditetapkan agar masyarakat jera dan tidak ada niatan untuk melakukan tindakan aborsi kriminal tersebut. Dan adanya peran dari tenaga kesehatan untuk memberikan penyuluhan dan edukasi kepada masyarakat terkait bahaya kesehatan akibat melakukan aborsi. 22
  • 23. DAFTAR PUSTAKA Al-Hafidz Ahsin W. 2007. Fikih Kesehatan. Jakarta. AMZAH. Aborsi.org. 2004. Resiko Aborsi. Alamat : http://www.aborsi.org/resiko.htm. Kompas.com.2012. Mahasiswa Aborsi Pakai Pil Sakit Kepala. Alamat: http://megapolitan.kompas.com/read/2012/05/03/15561555/Mahasiswi.Aborsi.Pakai.Pil. Sakit.Kepala. 4syamm. 2010. Etika Keperawatan. Alamat: http://4syamm.wordpress.com/2010/12/01/etika-keperawatan. http://keperawatanreligiondiianpalupi.wordpress.com/ http://id.wikipedia.org/wiki/Gugur_kandungan http://sahabatsejatimayah.blogspot.com/2012/07/aborsi-menurut-pandanganislam_08.html http://digilib.uin-suka.ac.id/4846/ http://id.wikipedia.org/wiki/Gugur_kandungan http://rifkaanisa.blogdetik.com/2013/01/21/problematika-aborsi-di-indonesia/ http://news.detik.com/read/2013/03/14/155859/2194088/10/aborsi-demi-kesehatandokter-tak-dipidana 23
  • 24. 24