SlideShare a Scribd company logo
DEFINISI ABORTUS :
• HUKUM :
KELUARNYA BAYI DARI RAHIM
IBUNYA SEBELUM SAATNYA
DILAHIRKAN (0 - 9 BULAN)
• MEDIS :
JANIN YANG BELUM LAIK HIDUP
DI LUAR RAHIM IBU
(< 20 MINGGU ATAU
< 1000 GRAM)
PEMBAGIAN ABORTUS :
• 1. SPONTAN : (10 - 15 %)
KEHAMILAN NORMAL
• 2. PROVOCATUS (DISENGAJA):
ABORTUS PROVOCATUS :
• MEDISINALIS (ATAS INDIKASIMEDISINALIS (ATAS INDIKASI
MEDIS IBU DAN ATAU JANINMEDIS IBU DAN ATAU JANIN)
– DISEBUT : TERMINASI KEHAMILAN
– JANIN : BISA HIDUP / BISA MATI
• KRIMINALIS (TAK ADA INDIKASIKRIMINALIS (TAK ADA INDIKASI
MEDIS)MEDIS)
– ALASAN PSIKOLOGIS (PERKOSAAN,
INCEST)
– ALASAN SOSIOLOGIS DLL
BATASAN USIA JANIN -
KELAIKHIDUPAN : (WHO)
• 1. ABORTUS : < 20 MINGGU
ATAU < 1000 GRAM
2. IMATUR : 20 - 28 MINGGU
ATAU 1000 - 2500 GRAM
3. PREMATUR : 28 - 32 MINGGU
(2500 - 3500 GRAM)
4. MATUR : 32 MINGGU
5. POSTMATUR : > 32 MINGGU
HUKUM POSITIF (1):HUKUM POSITIF (1):
• SEMUA ABORSI ADALAH ILEGAL
(KUHP) : LEX GENERALIS
– ps. 346 : ancaman bagi si ibu-PELAKU
• Ps 347 : ancaman bagi penggugur (awam)
tanpa ijin ibu
• Ps 348 : ancaman bagi penggugur (awam)
dengan ijin ibu
• Ps 349 : ancaman bagi penggugur tenaga
kesehatan dengan atau tanpa ijin ibu (DR
+ 1/3 SANKSI)
HUKUM POSITIF (2)HUKUM POSITIF (2)
• Ps 299 : ancaman bagi pemberitahu atau
pemberi harapan
• Ps 535 : ancaman bagi promotor
• KECUALI : ATAS INDIKASI MEDIS
(PS. 75 UU NO. 36/09) : LEX
SPESIALIS
– atas indikasi ibu : keselamatan jiwa !!!!!
+/-
– atas indikasi janin : keselamatan janin !!!
Pasal 75 UU Kes No, 36/2009
1. Setiap orang dilarang melakukan aborsi.
2. Larangan ayat (1) dikecualikan :
• a. indikasi kedaruratan medis yang
dideteksi sejak usia dini kehamilan, baik
yang mengancam nyawa ibu dan/atau
janin, yang menderita penyakit genetik
berat dan/atau cacat bawaan, maupun yang
tidak dapat diperbaiki sehingga
menyulitkan bayi tersebut hidup di luar
Pasal 75 ayat 2(b) dst
b. kehamilan akibat perkosaan yang dapat
menyebabkan trauma psikologis bagi korban
perkosaan.
(3) Tindakan pada ayat (2) hanya dapat dilakukan
setelah melalui konseling dan/atau penasehatan
pra tindakan dan diakhiri dengan konseling
pasca tindakan yang dilakukan oleh konselor
yang kompeten dan berwenang.
(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai indikasi
kedaruratan medis dan perkosaan  RPP
Pasal 76
a. < kehamilan 6 minggu dihitung dari hari pertama
haid terakhir, kecuali dalam hal kedaruratan medis;
b. oleh tenaga kesehatan berketerampilan &
kewenangan bersertifikat yg ditetapkan oleh
menteri;
c. persetujuan ibu hamil yang bersangkutan;
d. izin suami, kecuali korban perkosaan; dan
e. penyedia layanan kesehatan yang
memenuhi syarat yang ditetapkan oleh
Menteri.
Pasal 77
• Pemerintah wajib melindungi dan
mencegah perempuan dari aborsi
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 75 ayat
(2) dan ayat (3) yang tidak bermutu, tidak
aman, dan tidak bertanggung jawab serta
bertentangan dengan norma agama dan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
Penjelasan ps 77
Aborsi tdk aman + bermutu + bertanggung
jawab : dengan paksaan dan tanpa
persetujuan perempuan yang bersangkutan,
yang dilakukan oleh tenaga kesehatan yang
tidak profesional, tanpa mengikuti standar
profesi dan pelayanan yang berlaku,
diskriminatif, atau lebih mengutamakan
imbalan materi dari pada indikasi medis.
Pasal 194
• Setiap orang yang dengan sengaja
melakukan aborsi tidak sesuai dengan
ketentuan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 75 ayat (2) dipidana dengan pidana
penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun dan
denda paling banyak Rp1.000.000.000,00
(satu miliar rupiah).
PENJAHAT ABORSI (1)PENJAHAT ABORSI (1)
• Ibu kandung (penggugur langsung +
korban) : sanksi < = 4 thn
• Orang awam penggugur langsung - ijin
korban : < = 12 thn (hidup)/ < = 15 thn
(mati)
• Orang awam penggugur langsung + ijin
korban : < = 7 tahun (hidup)/ < = 9 thn
(mati)
PENJAHAT ABORSI (2)PENJAHAT ABORSI (2)
• Nakes (DR/SpOG, bidan, tukang obat) :
idem + 1/3 maks & cabut SIP
• Penggugur tdk langsung (awam) : calo,
pemilik klinik dll : < = 4 thn atau denda
3000 rph; (nakes) : + 1/3nya & cabut
SIP
• Promotor : kurungan < = 3 bln atau
denda < = 300 rph
• Semua : penjara < = 15 thn + denda < =
ALASAN ABORSIALASAN ABORSI
• Darurat/gawat (penyelamatan nyawa)
• Sejarah
• Kejiwaan
• Sosial
• Eksistensial
TAZAHUM :TAZAHUM :
MENDAHULUKAN
• hukum menyempitkan > memberikan
keluasan.
• yg tdk ada penggantinya > ada
penggantinya.
• sesuatu yg sdh ditentukan > sesuatu yg
berikan pilihan.
• yg lebih penting/pokok/ushul > yg
penting/cabang/furu’.
• yg lebih berbahaya > yg berbahaya.
A.F. Mohsen Ibrahim. 1997
Jenis sanksi :
• Etis
• Hukum
• Administratif
• Sosial
Sanksi Etis :
• oleh MKEK IDI
– teguran lisan
– penasehatan
– pengucilan dari kelompok
– teguran tertulis/peringatan
– penyekolahan kembali (reschooling)
– usulan pencabutan ijin praktek
(Permenkes 916/97)
Sanksi Hukum :
• oleh Pengadilan Negeri/Tinggi/MA
– pidana penjara : + 1/3nya (karena
profesional) : s/d 12 - 15 tahun
– penjara s/d 15 th + pidana denda (s/d Rp.
500 juta) : ps. 80 UU Kesehatan
– perdata : bila si ibu/keluarga merasa
dirugikan
Sanksi Administratif :
• oleh MDTK/Depkes  MKDKI
– penundaan perpanjangan ijin praktek
– pencabutan ijin praktek (oleh Depkes)
– pemindahan tempat kerja
Sanksi Sosial
• oleh masyarakat
• pemberitaan pers
• pemboikotan
• penyebarluasan aib
• pemerasan (oleh oknum)
• kerja bakti/sosial : sabbatical life
• dll
Pasal 194
Setiap orang yang dengan sengaja melakukan aborsi
tidak sesuai dengan ketentuan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 75 ayat (2) dipidana dengan
pidana penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun dan
denda paling banyak Rp1.000.000.000,00 (satu
miliar rupiah).
UU 36/2009 ttg Kesehatan
PEMBUKTIAN (KUMULATIF)
• Pengakuan penggugur langsung/tidak.
• Pengakuan perempuan pelaku/korban.
• Janin/orok yg msh hidup dlm
kandungannya
• Sebab kematian janin “bukan akibat
penyakit”/abortus spontan
• Janin = anak kandung perempuan
penggugur.
• Janin dikeluarkan/dihentikan
kehamilannya oleh pelaku secara paksa
(sengaja)
• Saksi mata yg memperkuat.
BUKTI janin (Forensik)
• Janin/orok bukan IUFD, namun belum
bernafas.
• Usia janin = usia kehamilan ibu
• Sebab kematian janin : trauma
fisik/kimiawi, keracunan.
• Gol darah, DNA janin sesuai dgn ibu-
penggugur.
• intervensi ketuban/plasenta + partus
buatan : zat & alat sesuai (kehamilan
trimester terakhir).
BUKTI ibu (Forensik)
• Tanda pernah hamil/melahirkan ibu
(tersangka)
• Tanda trauma fisik ibu.
• Kadar obat penggugur darah ibu.
• Gol. Darah & DNA ibu cocok.
• alat pengguguran di tubuh
(kehamilan trimester terakhir).
KESULITAN BUKTI (Forensik)
• Pencampuran > 1 janin dlm 1
tempat yg sama
• DD/ Blighted ovum
• Sulit memilah (DD/) abortus
spontan dgn abortus imminens
disengaja
ETIKA DEONTOLOGISETIKA DEONTOLOGIS
• SEMUA ABORSI ADALAH MELANGGAR
SUMPAH DOKTER
“saya akan menghormati setiap hak hidup
insani mulai dari saat pembuahan”
• SEMUA ABORSI ADALAH MELANGGAR
KODE ETIK KEDOKTERAN
(PS. 10 KODEKI-IDI)
“setiap dokter senantiasa mengingat
kewajibannya menghormati kehidupan
manusia sejak saat pembuahan”
ETIKA TELEOLOGIS (1)ETIKA TELEOLOGIS (1)
• Pengalaman Empirik
“ibu hamil yg sakit/kondisi tertentu
akan mati bila kehamilannya
diteruskan”
• SEMUA IBU HAMIL tersebut yg
darurat (bahaya fisik &/ jiwa) setelah
dilakukan terminasi
kehamilan/ABORSI akan selamat
• dokter wajib menolong ibu yg
demikian dengan terminasi
kehamilannya
ETIKA TELEOLOGIS (2)ETIKA TELEOLOGIS (2)
• Pengalaman empirik :
• janin cacat berat dpt terdeteksi pra-
lahir yg takkan hidup berkualitas sbg
manusia kelak
• penghentian kelanjutan hidup janin
(terminasi kehamilan ibu) pasti
meringankan beban/jiwa orangtua tsb
• dokter sebaiknya melakukan aborsi
bayi tsb
Etika
deontologis
Pertentangan Abadi Aborsi
Pro-
life
= Hk positif RI
Etika
Teleologis
Pertentangan Abadi Aborsi
Pro-
choice
Kenyataan Sos
Pro Life
Pro
Choice
Pertentangan Abadi Aborsi
Dilema
Etik
Hak Janin
Hak Ibu
ABORSI
Eksistensial = ilegal
Sejarah/
nekrofilia/
agresi
Gov’t
Will (-)
Kelemahan Pro Life
Sosial :
Masyarakat
Permisif
Ekses
Medikalisasi
Profesional
Dikte Kekuasaan
Pok Pro Choice
Faktor-faktor penyebab Kejahatan Aborsi
Kelemahan
Suara Hati
Resolusi Konflik Hukum Aborsi
Dewan
Sensor
Dewan
Sensor
Fuqaha
Sosiolog/
Feminist
Ahli Lainnya
Tokoh
Ulama
Budayawan/
Ethicist
Psikolog/
Psikiater
Komposisi Dewan Sensor Aborsi
Dokter Non SpOG
Pelaksana
Wakil
Pemerintah
Pasien
/Klien
Dewan
Sensor
Dr =
Pelaksana
Keputusan Dewan Sensor
OK
No !
Panti
Asuhan
Analisis SosioyuridisAnalisis Sosioyuridis
Legalisasi AborsiLegalisasi Aborsi
• Perhatikan disinsentif & insentif sosial
dan yuridis
• Kompromikan antara pro choice & pro
life (seimbang)
Disinsentif yuridisDisinsentif yuridis
• Semua penggugur & promotor kena
sanksi (KUHP) : korban = pelaku
(peremp)
• Sulit/tak mungkin ada pelaporan delik :
hidden/semi-organized crime
• Tak ada sanksi bagi laki-laki penyebab
hamil nirkehendaki
• Sulitnya pembuktian (kumulatif)
Disinsentif sosialDisinsentif sosial
• Pilihan terlogis perempuan korban
(sekaligus pelaku)
• Struktur budaya masyarakat : aib/malu
keluarga
• Pengaruh NKKBS / gagal KB
• Abuse OKNUM medis
Insentif sosialInsentif sosial
• Penghasilan amat besar & MUDAH bagi
pelaku non ibu
• Berlindung dibalik otonomi keluhuran
profesi = WCC
• Menunjang program KB
• Sikap permisif-modern thd free sex
• Kehendak politik pem (-)
• Kebijakan kriminal hulu - hilir (-)
Insentif yuridisInsentif yuridis
• PERLUASAN INDIKASI MEDIK
MENJADI INDIKASI SOSIAL
• KETIDAKJELASAN HUKUM =
KESEPAKATAN PROFESI A/D
KESULITAN PEMBUKTIAN HUKUM
White Collar Crime
Hidden Crime
Fraud,orang terhormat
Ilegal-kolektif, need banyak, mahal
Spektrum Kejahatan Aborsi
Semi-Organized Crime
Calo, pemilik/pemodal, keamanan, perijinan
• Professional-Occupational Crime
DR, berlindung kemuliaan/jabatan profesi
Aspek hukum Public PolicyAspek hukum Public Policy
(Pro life) :(Pro life) :
• Perlu yurisprudensi substantif-material ttg
kepastian indikasi medik sebagai lex specialis
(sebelum PP jo ps 15 UU No. 23/1992)
• Kriminalisasi/cegah legalisasi sepihak
• Standar profesi& SOP bagi SpOG &
jajarannya a.i. medik
• Sumpah dr jangan diubah
• SpOG/DR sbg hakim ad-hoc PN
Public Policy (Pro life)Public Policy (Pro life)
• Pelaku = amoral, bukan “pelindung kepent
umum” (mala prohibita).
• Peran MDTK +/ MKEK >>> & transparan
• Sanksi @ ijin praktek baru/perpanjangan
• Standarisasi kualitas FK
• Lindungi PPDS/mhsw-FK /nakes hrs aborsi
sbg syarat kompetensi.
• Sanksi pidana laki kausa hamil nirkehendaki
teraborsi
Aspek karir kriminal pelakuAspek karir kriminal pelaku
• Penyadaran terus menerus etika deontologis
• Cegah paparan DR/bidan/SpOG ke abortus
kriminalis (mis pemanfaatan materi kasus
aborsi spontan sbg syarat kompetensi)
• Cegah stigmatisasi dini pelaku/penyimpang
• Klub DR/nakes anti aborsi
• Klub mantan pelaku aborsi yg sudah insyaf +
siraman rohani
Aspek Dukungan KelompokAspek Dukungan Kelompok
• Ubah sikap permisif masyarakat di free sex
• Program pendidikan seks terkontrol
• Perlindungan perempuan korban : OSCC,
panti calon ibu & bayi
• Menerima norma kegagalan KB
• Reward dokter yang bersusila & insyaf/taubat
• Reintegrative shaming bagi pelaku
“membandel”
Aspek Hubungan Kejahatan &Aspek Hubungan Kejahatan &
Perilaku Yang Tidak JahatPerilaku Yang Tidak Jahat
• Visi altruisme klinik/RB/RS
• Penetapan “daerah kelabu” sbg “ cenderung
“hitam”
• Permudah& permurah biaya persalinan
• Audit RB dkk agar tidak SC minded
• Rekrut nakes integritas tinggi
• Rohaniawan/etikus anggota Komite Medik
• Hindari KKN
RX Masy & Proses Hukum (1)RX Masy & Proses Hukum (1)
• social marketing aborsi non indikasi
medik = amoral.
• Opini massa memelihara kehamilan
janin tak berdosa= mulia/fardhu kifayah
• Santuni anak-anak hasil hubungan gelap
• Galakkan program adopsi dan orangtua
asuh.
RX Masy & Proses Hukum (2)RX Masy & Proses Hukum (2)
• Penjarakan DR abortur (efek umum dan
khusus penjeraan).
• Cabut ijin klinik/RS/RB terbukti melanggar.
• Persulit perpanjangan ijin klinik / dokter yang
“nakal”.
• Galakkan konseling calon ibu-ibu ingin aborsi.
• Dewan sensor aborsi tiap kota, kriteria ketat
RX Masy & Proses Hukum (3)RX Masy & Proses Hukum (3)
• Sebar fasilitas terminasi kehamilan di banyak
tempat (de-satelit-isasi)
• Penyuluhan hukum bagi ibu/remaja
perempuan.
• Penyuluhan berkala etika bagi dokter,
paramedis & nakes.
• Kampanye konsisten etika deontologis
• Kriminalisasi bagi penggugur kandungan &
laki2 penyebab
Penanggulangan AborsiPenanggulangan Aborsi
(legal)(legal)
• PP TMT segera dibentuk
• Sementara blm : Hak diskresi Menkes/Kadinkes
setempat menjabarkan TMT dgn catatan :
– Dilema etis : Dewan Sensor Aborsi (cegah
medikalisasi berlebihan/White C. Crime
profesional medis)
– Etika Sosial : Tarif murah/gratis.
– Dokter pelaksana terpisah & diberi kebebasan
memilih/menolak setiap saat.
RX Masy & Proses Hukum (ProRX Masy & Proses Hukum (Pro
choice)choice)
• Legalisasi aborsi dgn kriteria ketat
• Bentuk >>> pusat pelayanan aborsi bermutu,
hanya oleh pemerintah, tarif murah, terkendali
(bebas calo), tidak eksploitatif dan tidak
viktimisasi ganda.
• Pemberdayaan perempuan
• Pemanfaatan teknologi reproduksi
• Cegah monopoli teknologi reproduksi
• Sanksi tegas & kriminalisasi bagi pelanggar

More Related Content

Viewers also liked

Perkembangan teori hukum revisi
Perkembangan teori hukum revisiPerkembangan teori hukum revisi
Perkembangan teori hukum revisijuniska efendi
 
Komunikasi massa
Komunikasi massaKomunikasi massa
Komunikasi massaahvansa
 
Etika bisnis dan informasi teori etika
Etika bisnis dan informasi  teori etikaEtika bisnis dan informasi  teori etika
Etika bisnis dan informasi teori etika
Harisno Al-anshori
 
Teori teori perkembangan moral (piaget & kohlberg)
Teori teori perkembangan moral (piaget & kohlberg)Teori teori perkembangan moral (piaget & kohlberg)
Teori teori perkembangan moral (piaget & kohlberg)
Rima Trianingsih
 
Manual de Protocolos y Actuación en Urgencias
Manual de Protocolos y Actuación en UrgenciasManual de Protocolos y Actuación en Urgencias
Manual de Protocolos y Actuación en Urgencias
littmman
 
Cómo hacer una carta y modelos de cartas.
Cómo hacer una carta y modelos de cartas.Cómo hacer una carta y modelos de cartas.
Cómo hacer una carta y modelos de cartas.
Lina Bernal
 

Viewers also liked (7)

Perkembangan teori hukum revisi
Perkembangan teori hukum revisiPerkembangan teori hukum revisi
Perkembangan teori hukum revisi
 
Komunikasi massa
Komunikasi massaKomunikasi massa
Komunikasi massa
 
Etika bisnis dan informasi teori etika
Etika bisnis dan informasi  teori etikaEtika bisnis dan informasi  teori etika
Etika bisnis dan informasi teori etika
 
Teori teori perkembangan moral (piaget & kohlberg)
Teori teori perkembangan moral (piaget & kohlberg)Teori teori perkembangan moral (piaget & kohlberg)
Teori teori perkembangan moral (piaget & kohlberg)
 
Manual de Protocolos y Actuación en Urgencias
Manual de Protocolos y Actuación en UrgenciasManual de Protocolos y Actuación en Urgencias
Manual de Protocolos y Actuación en Urgencias
 
Cómo hacer una carta y modelos de cartas.
Cómo hacer una carta y modelos de cartas.Cómo hacer una carta y modelos de cartas.
Cómo hacer una carta y modelos de cartas.
 
Solicitudes
SolicitudesSolicitudes
Solicitudes
 

Similar to Dokfor aborsi-sosioyuridis

Slide-LSE-LSE-Slide-10.pptx
Slide-LSE-LSE-Slide-10.pptxSlide-LSE-LSE-Slide-10.pptx
Slide-LSE-LSE-Slide-10.pptx
IlhamKholik3
 
3. PERMASALAHAN ETIKA DLM PRAKTEK PELY.DI RS.pptx
3. PERMASALAHAN ETIKA DLM PRAKTEK PELY.DI RS.pptx3. PERMASALAHAN ETIKA DLM PRAKTEK PELY.DI RS.pptx
3. PERMASALAHAN ETIKA DLM PRAKTEK PELY.DI RS.pptx
TitaMkoagw
 
KESEHATAN REPRODUKSI SEKSUAL CATIN TERBARUpptx
KESEHATAN REPRODUKSI SEKSUAL CATIN TERBARUpptxKESEHATAN REPRODUKSI SEKSUAL CATIN TERBARUpptx
KESEHATAN REPRODUKSI SEKSUAL CATIN TERBARUpptx
KralitaIntan
 
Aborsi Etika.pptx
Aborsi Etika.pptxAborsi Etika.pptx
Aborsi Etika.pptx
ShohifatulMawaddah
 
materi penyuluhan kesehatan reproduksi bagi Catin.ppt
materi penyuluhan kesehatan reproduksi bagi Catin.pptmateri penyuluhan kesehatan reproduksi bagi Catin.ppt
materi penyuluhan kesehatan reproduksi bagi Catin.ppt
kuagempolpasuruan
 
Aborsi dari berbagai perspektif
Aborsi  dari berbagai perspektifAborsi  dari berbagai perspektif
Aborsi dari berbagai perspektifrakkas
 
Aborsi
AborsiAborsi
Aborsi
guest0790ea
 
KesPro Calon Pengantin.pptx
KesPro Calon Pengantin.pptxKesPro Calon Pengantin.pptx
KesPro Calon Pengantin.pptx
faridagushybana
 
Islam dan kesehatan
Islam dan kesehatanIslam dan kesehatan
Islam dan kesehatanAnis Solihah
 
Penerapan nilai nilai pancasila pada profesi dokter terkait Aborsi, Euthanasi...
Penerapan nilai nilai pancasila pada profesi dokter terkait Aborsi, Euthanasi...Penerapan nilai nilai pancasila pada profesi dokter terkait Aborsi, Euthanasi...
Penerapan nilai nilai pancasila pada profesi dokter terkait Aborsi, Euthanasi...
khusnulkhotimah203
 
REGULASI PELAYANAN KEBIDANAN.pptx
REGULASI PELAYANAN KEBIDANAN.pptxREGULASI PELAYANAN KEBIDANAN.pptx
REGULASI PELAYANAN KEBIDANAN.pptx
MuzdalifahKarinaDM
 
ilide.info-infanticide-ampamp-aborsi-biko-pr_35775a8caae77ecbd6b2ac17ada4ce15...
ilide.info-infanticide-ampamp-aborsi-biko-pr_35775a8caae77ecbd6b2ac17ada4ce15...ilide.info-infanticide-ampamp-aborsi-biko-pr_35775a8caae77ecbd6b2ac17ada4ce15...
ilide.info-infanticide-ampamp-aborsi-biko-pr_35775a8caae77ecbd6b2ac17ada4ce15...
WulanNovianti7
 
SERI 2 Kesehatan Reproduksi.pdf
SERI 2 Kesehatan Reproduksi.pdfSERI 2 Kesehatan Reproduksi.pdf
SERI 2 Kesehatan Reproduksi.pdf
ssuserc0f6811
 
Persentase aborsi
Persentase aborsiPersentase aborsi
Persentase aborsievie_tobeli
 
BAB III.pdf
BAB III.pdfBAB III.pdf
BAB III.pdf
IlhamKholik3
 
4. program kespro (2)
4. program kespro (2)4. program kespro (2)
4. program kespro (2)
BidangTFBBPKCiloto
 

Similar to Dokfor aborsi-sosioyuridis (20)

Slide-LSE-LSE-Slide-10.pptx
Slide-LSE-LSE-Slide-10.pptxSlide-LSE-LSE-Slide-10.pptx
Slide-LSE-LSE-Slide-10.pptx
 
3. PERMASALAHAN ETIKA DLM PRAKTEK PELY.DI RS.pptx
3. PERMASALAHAN ETIKA DLM PRAKTEK PELY.DI RS.pptx3. PERMASALAHAN ETIKA DLM PRAKTEK PELY.DI RS.pptx
3. PERMASALAHAN ETIKA DLM PRAKTEK PELY.DI RS.pptx
 
KESEHATAN REPRODUKSI SEKSUAL CATIN TERBARUpptx
KESEHATAN REPRODUKSI SEKSUAL CATIN TERBARUpptxKESEHATAN REPRODUKSI SEKSUAL CATIN TERBARUpptx
KESEHATAN REPRODUKSI SEKSUAL CATIN TERBARUpptx
 
Aborsi Etika.pptx
Aborsi Etika.pptxAborsi Etika.pptx
Aborsi Etika.pptx
 
Dampak aborsi dan kesehatan
Dampak aborsi dan kesehatanDampak aborsi dan kesehatan
Dampak aborsi dan kesehatan
 
materi penyuluhan kesehatan reproduksi bagi Catin.ppt
materi penyuluhan kesehatan reproduksi bagi Catin.pptmateri penyuluhan kesehatan reproduksi bagi Catin.ppt
materi penyuluhan kesehatan reproduksi bagi Catin.ppt
 
Aborsi dari berbagai perspektif
Aborsi  dari berbagai perspektifAborsi  dari berbagai perspektif
Aborsi dari berbagai perspektif
 
Aborsi
AborsiAborsi
Aborsi
 
Aborsi
AborsiAborsi
Aborsi
 
KesPro Calon Pengantin.pptx
KesPro Calon Pengantin.pptxKesPro Calon Pengantin.pptx
KesPro Calon Pengantin.pptx
 
Islam dan kesehatan
Islam dan kesehatanIslam dan kesehatan
Islam dan kesehatan
 
Penerapan nilai nilai pancasila pada profesi dokter terkait Aborsi, Euthanasi...
Penerapan nilai nilai pancasila pada profesi dokter terkait Aborsi, Euthanasi...Penerapan nilai nilai pancasila pada profesi dokter terkait Aborsi, Euthanasi...
Penerapan nilai nilai pancasila pada profesi dokter terkait Aborsi, Euthanasi...
 
REGULASI PELAYANAN KEBIDANAN.pptx
REGULASI PELAYANAN KEBIDANAN.pptxREGULASI PELAYANAN KEBIDANAN.pptx
REGULASI PELAYANAN KEBIDANAN.pptx
 
8
88
8
 
ilide.info-infanticide-ampamp-aborsi-biko-pr_35775a8caae77ecbd6b2ac17ada4ce15...
ilide.info-infanticide-ampamp-aborsi-biko-pr_35775a8caae77ecbd6b2ac17ada4ce15...ilide.info-infanticide-ampamp-aborsi-biko-pr_35775a8caae77ecbd6b2ac17ada4ce15...
ilide.info-infanticide-ampamp-aborsi-biko-pr_35775a8caae77ecbd6b2ac17ada4ce15...
 
SERI 2 Kesehatan Reproduksi.pdf
SERI 2 Kesehatan Reproduksi.pdfSERI 2 Kesehatan Reproduksi.pdf
SERI 2 Kesehatan Reproduksi.pdf
 
Persentase aborsi
Persentase aborsiPersentase aborsi
Persentase aborsi
 
Abortus
AbortusAbortus
Abortus
 
BAB III.pdf
BAB III.pdfBAB III.pdf
BAB III.pdf
 
4. program kespro (2)
4. program kespro (2)4. program kespro (2)
4. program kespro (2)
 

Recently uploaded

RUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptx
RUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptxRUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptx
RUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptx
nadyahermawan
 
FIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdf
FIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdfFIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdf
FIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdf
helixyap92
 
audit stunting Desa Bengkak Kecamatan wongsorejo
audit stunting Desa Bengkak Kecamatan wongsorejoaudit stunting Desa Bengkak Kecamatan wongsorejo
audit stunting Desa Bengkak Kecamatan wongsorejo
ReniAnjarwati
 
Presentasi Pleno Kelompok 5 Modul 4 Kejang.pdf
Presentasi Pleno Kelompok 5 Modul 4 Kejang.pdfPresentasi Pleno Kelompok 5 Modul 4 Kejang.pdf
Presentasi Pleno Kelompok 5 Modul 4 Kejang.pdf
AFMLS
 
Malpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptx
Malpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptxMalpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptx
Malpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptx
LyanNurse1
 
Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)
Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)
Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)
Cara Menggugurkan Kandungan 087776558899
 
Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...
Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...
Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...
Cara Menggugurkan Kandungan 087776558899
 
CBT BOARD INTERNAL Medicine chapter xxxx
CBT BOARD INTERNAL Medicine chapter xxxxCBT BOARD INTERNAL Medicine chapter xxxx
CBT BOARD INTERNAL Medicine chapter xxxx
MuhammadAlFarizi88
 
Volumetri Redoks, Iodometri, Iodimetri, reduksi Oksidasi, titrasi
Volumetri Redoks, Iodometri, Iodimetri, reduksi Oksidasi, titrasiVolumetri Redoks, Iodometri, Iodimetri, reduksi Oksidasi, titrasi
Volumetri Redoks, Iodometri, Iodimetri, reduksi Oksidasi, titrasi
hannanbmq1
 
Aplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan Keperawatan
Aplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan KeperawatanAplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan Keperawatan
Aplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan Keperawatan
BayuEkaKurniawan1
 
BAHAN AJAR 25 KETRAMPILAN KADER POSYANDU.pptx
BAHAN AJAR 25 KETRAMPILAN KADER POSYANDU.pptxBAHAN AJAR 25 KETRAMPILAN KADER POSYANDU.pptx
BAHAN AJAR 25 KETRAMPILAN KADER POSYANDU.pptx
lansiapola
 
tiroid penyakit pada tubuh yang harus di.ppt
tiroid penyakit pada tubuh yang harus di.ppttiroid penyakit pada tubuh yang harus di.ppt
tiroid penyakit pada tubuh yang harus di.ppt
HanifaYR
 
Askep-Anak-dengan-gangguan malnutris.ppt
Askep-Anak-dengan-gangguan malnutris.pptAskep-Anak-dengan-gangguan malnutris.ppt
Askep-Anak-dengan-gangguan malnutris.ppt
fitrianakartikasari5
 
PEMERIKSAAN KESEHATAN USIA DASAR DAN SEKOLAH.pdf
PEMERIKSAAN KESEHATAN USIA DASAR DAN SEKOLAH.pdfPEMERIKSAAN KESEHATAN USIA DASAR DAN SEKOLAH.pdf
PEMERIKSAAN KESEHATAN USIA DASAR DAN SEKOLAH.pdf
celli4
 
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli.pdf
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli.pdf0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli.pdf
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli.pdf
jualobat34
 
Bahan ajar - INTERAKSI ANTIGEN DAN ANTIBODI-.ppt
Bahan ajar - INTERAKSI ANTIGEN DAN ANTIBODI-.pptBahan ajar - INTERAKSI ANTIGEN DAN ANTIBODI-.ppt
Bahan ajar - INTERAKSI ANTIGEN DAN ANTIBODI-.ppt
UmmyKhairussyifa1
 
80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx
80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx
80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx
YernimaDaeli1
 
Manajemen Keperawatan pada pasien gangguan jiwa
Manajemen Keperawatan pada pasien gangguan jiwaManajemen Keperawatan pada pasien gangguan jiwa
Manajemen Keperawatan pada pasien gangguan jiwa
iskandar186656
 
Definisi dan Ruang Lingkup Farmakovigilans.pptx
Definisi dan Ruang Lingkup Farmakovigilans.pptxDefinisi dan Ruang Lingkup Farmakovigilans.pptx
Definisi dan Ruang Lingkup Farmakovigilans.pptx
meta emilia surya dharma
 
sudden death-akibat penyakit cardio vascular-forensik.pptx
sudden death-akibat penyakit cardio vascular-forensik.pptxsudden death-akibat penyakit cardio vascular-forensik.pptx
sudden death-akibat penyakit cardio vascular-forensik.pptx
muhammadrezkizanuars
 

Recently uploaded (20)

RUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptx
RUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptxRUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptx
RUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptx
 
FIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdf
FIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdfFIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdf
FIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdf
 
audit stunting Desa Bengkak Kecamatan wongsorejo
audit stunting Desa Bengkak Kecamatan wongsorejoaudit stunting Desa Bengkak Kecamatan wongsorejo
audit stunting Desa Bengkak Kecamatan wongsorejo
 
Presentasi Pleno Kelompok 5 Modul 4 Kejang.pdf
Presentasi Pleno Kelompok 5 Modul 4 Kejang.pdfPresentasi Pleno Kelompok 5 Modul 4 Kejang.pdf
Presentasi Pleno Kelompok 5 Modul 4 Kejang.pdf
 
Malpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptx
Malpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptxMalpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptx
Malpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptx
 
Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)
Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)
Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)
 
Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...
Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...
Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...
 
CBT BOARD INTERNAL Medicine chapter xxxx
CBT BOARD INTERNAL Medicine chapter xxxxCBT BOARD INTERNAL Medicine chapter xxxx
CBT BOARD INTERNAL Medicine chapter xxxx
 
Volumetri Redoks, Iodometri, Iodimetri, reduksi Oksidasi, titrasi
Volumetri Redoks, Iodometri, Iodimetri, reduksi Oksidasi, titrasiVolumetri Redoks, Iodometri, Iodimetri, reduksi Oksidasi, titrasi
Volumetri Redoks, Iodometri, Iodimetri, reduksi Oksidasi, titrasi
 
Aplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan Keperawatan
Aplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan KeperawatanAplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan Keperawatan
Aplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan Keperawatan
 
BAHAN AJAR 25 KETRAMPILAN KADER POSYANDU.pptx
BAHAN AJAR 25 KETRAMPILAN KADER POSYANDU.pptxBAHAN AJAR 25 KETRAMPILAN KADER POSYANDU.pptx
BAHAN AJAR 25 KETRAMPILAN KADER POSYANDU.pptx
 
tiroid penyakit pada tubuh yang harus di.ppt
tiroid penyakit pada tubuh yang harus di.ppttiroid penyakit pada tubuh yang harus di.ppt
tiroid penyakit pada tubuh yang harus di.ppt
 
Askep-Anak-dengan-gangguan malnutris.ppt
Askep-Anak-dengan-gangguan malnutris.pptAskep-Anak-dengan-gangguan malnutris.ppt
Askep-Anak-dengan-gangguan malnutris.ppt
 
PEMERIKSAAN KESEHATAN USIA DASAR DAN SEKOLAH.pdf
PEMERIKSAAN KESEHATAN USIA DASAR DAN SEKOLAH.pdfPEMERIKSAAN KESEHATAN USIA DASAR DAN SEKOLAH.pdf
PEMERIKSAAN KESEHATAN USIA DASAR DAN SEKOLAH.pdf
 
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli.pdf
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli.pdf0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli.pdf
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli.pdf
 
Bahan ajar - INTERAKSI ANTIGEN DAN ANTIBODI-.ppt
Bahan ajar - INTERAKSI ANTIGEN DAN ANTIBODI-.pptBahan ajar - INTERAKSI ANTIGEN DAN ANTIBODI-.ppt
Bahan ajar - INTERAKSI ANTIGEN DAN ANTIBODI-.ppt
 
80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx
80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx
80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx
 
Manajemen Keperawatan pada pasien gangguan jiwa
Manajemen Keperawatan pada pasien gangguan jiwaManajemen Keperawatan pada pasien gangguan jiwa
Manajemen Keperawatan pada pasien gangguan jiwa
 
Definisi dan Ruang Lingkup Farmakovigilans.pptx
Definisi dan Ruang Lingkup Farmakovigilans.pptxDefinisi dan Ruang Lingkup Farmakovigilans.pptx
Definisi dan Ruang Lingkup Farmakovigilans.pptx
 
sudden death-akibat penyakit cardio vascular-forensik.pptx
sudden death-akibat penyakit cardio vascular-forensik.pptxsudden death-akibat penyakit cardio vascular-forensik.pptx
sudden death-akibat penyakit cardio vascular-forensik.pptx
 

Dokfor aborsi-sosioyuridis

  • 1. DEFINISI ABORTUS : • HUKUM : KELUARNYA BAYI DARI RAHIM IBUNYA SEBELUM SAATNYA DILAHIRKAN (0 - 9 BULAN) • MEDIS : JANIN YANG BELUM LAIK HIDUP DI LUAR RAHIM IBU (< 20 MINGGU ATAU < 1000 GRAM)
  • 2. PEMBAGIAN ABORTUS : • 1. SPONTAN : (10 - 15 %) KEHAMILAN NORMAL • 2. PROVOCATUS (DISENGAJA):
  • 3. ABORTUS PROVOCATUS : • MEDISINALIS (ATAS INDIKASIMEDISINALIS (ATAS INDIKASI MEDIS IBU DAN ATAU JANINMEDIS IBU DAN ATAU JANIN) – DISEBUT : TERMINASI KEHAMILAN – JANIN : BISA HIDUP / BISA MATI • KRIMINALIS (TAK ADA INDIKASIKRIMINALIS (TAK ADA INDIKASI MEDIS)MEDIS) – ALASAN PSIKOLOGIS (PERKOSAAN, INCEST) – ALASAN SOSIOLOGIS DLL
  • 4. BATASAN USIA JANIN - KELAIKHIDUPAN : (WHO) • 1. ABORTUS : < 20 MINGGU ATAU < 1000 GRAM 2. IMATUR : 20 - 28 MINGGU ATAU 1000 - 2500 GRAM 3. PREMATUR : 28 - 32 MINGGU (2500 - 3500 GRAM) 4. MATUR : 32 MINGGU 5. POSTMATUR : > 32 MINGGU
  • 5. HUKUM POSITIF (1):HUKUM POSITIF (1): • SEMUA ABORSI ADALAH ILEGAL (KUHP) : LEX GENERALIS – ps. 346 : ancaman bagi si ibu-PELAKU • Ps 347 : ancaman bagi penggugur (awam) tanpa ijin ibu • Ps 348 : ancaman bagi penggugur (awam) dengan ijin ibu • Ps 349 : ancaman bagi penggugur tenaga kesehatan dengan atau tanpa ijin ibu (DR + 1/3 SANKSI)
  • 6. HUKUM POSITIF (2)HUKUM POSITIF (2) • Ps 299 : ancaman bagi pemberitahu atau pemberi harapan • Ps 535 : ancaman bagi promotor • KECUALI : ATAS INDIKASI MEDIS (PS. 75 UU NO. 36/09) : LEX SPESIALIS – atas indikasi ibu : keselamatan jiwa !!!!! +/- – atas indikasi janin : keselamatan janin !!!
  • 7. Pasal 75 UU Kes No, 36/2009 1. Setiap orang dilarang melakukan aborsi. 2. Larangan ayat (1) dikecualikan : • a. indikasi kedaruratan medis yang dideteksi sejak usia dini kehamilan, baik yang mengancam nyawa ibu dan/atau janin, yang menderita penyakit genetik berat dan/atau cacat bawaan, maupun yang tidak dapat diperbaiki sehingga menyulitkan bayi tersebut hidup di luar
  • 8. Pasal 75 ayat 2(b) dst b. kehamilan akibat perkosaan yang dapat menyebabkan trauma psikologis bagi korban perkosaan. (3) Tindakan pada ayat (2) hanya dapat dilakukan setelah melalui konseling dan/atau penasehatan pra tindakan dan diakhiri dengan konseling pasca tindakan yang dilakukan oleh konselor yang kompeten dan berwenang. (4) Ketentuan lebih lanjut mengenai indikasi kedaruratan medis dan perkosaan  RPP
  • 9. Pasal 76 a. < kehamilan 6 minggu dihitung dari hari pertama haid terakhir, kecuali dalam hal kedaruratan medis; b. oleh tenaga kesehatan berketerampilan & kewenangan bersertifikat yg ditetapkan oleh menteri; c. persetujuan ibu hamil yang bersangkutan; d. izin suami, kecuali korban perkosaan; dan e. penyedia layanan kesehatan yang memenuhi syarat yang ditetapkan oleh Menteri.
  • 10. Pasal 77 • Pemerintah wajib melindungi dan mencegah perempuan dari aborsi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 75 ayat (2) dan ayat (3) yang tidak bermutu, tidak aman, dan tidak bertanggung jawab serta bertentangan dengan norma agama dan ketentuan peraturan perundang-undangan.
  • 11. Penjelasan ps 77 Aborsi tdk aman + bermutu + bertanggung jawab : dengan paksaan dan tanpa persetujuan perempuan yang bersangkutan, yang dilakukan oleh tenaga kesehatan yang tidak profesional, tanpa mengikuti standar profesi dan pelayanan yang berlaku, diskriminatif, atau lebih mengutamakan imbalan materi dari pada indikasi medis.
  • 12. Pasal 194 • Setiap orang yang dengan sengaja melakukan aborsi tidak sesuai dengan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 75 ayat (2) dipidana dengan pidana penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun dan denda paling banyak Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah).
  • 13. PENJAHAT ABORSI (1)PENJAHAT ABORSI (1) • Ibu kandung (penggugur langsung + korban) : sanksi < = 4 thn • Orang awam penggugur langsung - ijin korban : < = 12 thn (hidup)/ < = 15 thn (mati) • Orang awam penggugur langsung + ijin korban : < = 7 tahun (hidup)/ < = 9 thn (mati)
  • 14. PENJAHAT ABORSI (2)PENJAHAT ABORSI (2) • Nakes (DR/SpOG, bidan, tukang obat) : idem + 1/3 maks & cabut SIP • Penggugur tdk langsung (awam) : calo, pemilik klinik dll : < = 4 thn atau denda 3000 rph; (nakes) : + 1/3nya & cabut SIP • Promotor : kurungan < = 3 bln atau denda < = 300 rph • Semua : penjara < = 15 thn + denda < =
  • 15. ALASAN ABORSIALASAN ABORSI • Darurat/gawat (penyelamatan nyawa) • Sejarah • Kejiwaan • Sosial • Eksistensial
  • 16. TAZAHUM :TAZAHUM : MENDAHULUKAN • hukum menyempitkan > memberikan keluasan. • yg tdk ada penggantinya > ada penggantinya. • sesuatu yg sdh ditentukan > sesuatu yg berikan pilihan. • yg lebih penting/pokok/ushul > yg penting/cabang/furu’. • yg lebih berbahaya > yg berbahaya. A.F. Mohsen Ibrahim. 1997
  • 17. Jenis sanksi : • Etis • Hukum • Administratif • Sosial
  • 18. Sanksi Etis : • oleh MKEK IDI – teguran lisan – penasehatan – pengucilan dari kelompok – teguran tertulis/peringatan – penyekolahan kembali (reschooling) – usulan pencabutan ijin praktek (Permenkes 916/97)
  • 19. Sanksi Hukum : • oleh Pengadilan Negeri/Tinggi/MA – pidana penjara : + 1/3nya (karena profesional) : s/d 12 - 15 tahun – penjara s/d 15 th + pidana denda (s/d Rp. 500 juta) : ps. 80 UU Kesehatan – perdata : bila si ibu/keluarga merasa dirugikan
  • 20. Sanksi Administratif : • oleh MDTK/Depkes  MKDKI – penundaan perpanjangan ijin praktek – pencabutan ijin praktek (oleh Depkes) – pemindahan tempat kerja
  • 21. Sanksi Sosial • oleh masyarakat • pemberitaan pers • pemboikotan • penyebarluasan aib • pemerasan (oleh oknum) • kerja bakti/sosial : sabbatical life • dll
  • 22. Pasal 194 Setiap orang yang dengan sengaja melakukan aborsi tidak sesuai dengan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 75 ayat (2) dipidana dengan pidana penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun dan denda paling banyak Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah). UU 36/2009 ttg Kesehatan
  • 23. PEMBUKTIAN (KUMULATIF) • Pengakuan penggugur langsung/tidak. • Pengakuan perempuan pelaku/korban. • Janin/orok yg msh hidup dlm kandungannya • Sebab kematian janin “bukan akibat penyakit”/abortus spontan • Janin = anak kandung perempuan penggugur. • Janin dikeluarkan/dihentikan kehamilannya oleh pelaku secara paksa (sengaja) • Saksi mata yg memperkuat.
  • 24. BUKTI janin (Forensik) • Janin/orok bukan IUFD, namun belum bernafas. • Usia janin = usia kehamilan ibu • Sebab kematian janin : trauma fisik/kimiawi, keracunan. • Gol darah, DNA janin sesuai dgn ibu- penggugur. • intervensi ketuban/plasenta + partus buatan : zat & alat sesuai (kehamilan trimester terakhir).
  • 25. BUKTI ibu (Forensik) • Tanda pernah hamil/melahirkan ibu (tersangka) • Tanda trauma fisik ibu. • Kadar obat penggugur darah ibu. • Gol. Darah & DNA ibu cocok. • alat pengguguran di tubuh (kehamilan trimester terakhir).
  • 26. KESULITAN BUKTI (Forensik) • Pencampuran > 1 janin dlm 1 tempat yg sama • DD/ Blighted ovum • Sulit memilah (DD/) abortus spontan dgn abortus imminens disengaja
  • 27. ETIKA DEONTOLOGISETIKA DEONTOLOGIS • SEMUA ABORSI ADALAH MELANGGAR SUMPAH DOKTER “saya akan menghormati setiap hak hidup insani mulai dari saat pembuahan” • SEMUA ABORSI ADALAH MELANGGAR KODE ETIK KEDOKTERAN (PS. 10 KODEKI-IDI) “setiap dokter senantiasa mengingat kewajibannya menghormati kehidupan manusia sejak saat pembuahan”
  • 28. ETIKA TELEOLOGIS (1)ETIKA TELEOLOGIS (1) • Pengalaman Empirik “ibu hamil yg sakit/kondisi tertentu akan mati bila kehamilannya diteruskan” • SEMUA IBU HAMIL tersebut yg darurat (bahaya fisik &/ jiwa) setelah dilakukan terminasi kehamilan/ABORSI akan selamat • dokter wajib menolong ibu yg demikian dengan terminasi kehamilannya
  • 29. ETIKA TELEOLOGIS (2)ETIKA TELEOLOGIS (2) • Pengalaman empirik : • janin cacat berat dpt terdeteksi pra- lahir yg takkan hidup berkualitas sbg manusia kelak • penghentian kelanjutan hidup janin (terminasi kehamilan ibu) pasti meringankan beban/jiwa orangtua tsb • dokter sebaiknya melakukan aborsi bayi tsb
  • 32. Pro Life Pro Choice Pertentangan Abadi Aborsi Dilema Etik Hak Janin Hak Ibu
  • 33. ABORSI Eksistensial = ilegal Sejarah/ nekrofilia/ agresi Gov’t Will (-) Kelemahan Pro Life Sosial : Masyarakat Permisif Ekses Medikalisasi Profesional Dikte Kekuasaan Pok Pro Choice Faktor-faktor penyebab Kejahatan Aborsi Kelemahan Suara Hati
  • 34. Resolusi Konflik Hukum Aborsi Dewan Sensor
  • 37. Analisis SosioyuridisAnalisis Sosioyuridis Legalisasi AborsiLegalisasi Aborsi • Perhatikan disinsentif & insentif sosial dan yuridis • Kompromikan antara pro choice & pro life (seimbang)
  • 38. Disinsentif yuridisDisinsentif yuridis • Semua penggugur & promotor kena sanksi (KUHP) : korban = pelaku (peremp) • Sulit/tak mungkin ada pelaporan delik : hidden/semi-organized crime • Tak ada sanksi bagi laki-laki penyebab hamil nirkehendaki • Sulitnya pembuktian (kumulatif)
  • 39. Disinsentif sosialDisinsentif sosial • Pilihan terlogis perempuan korban (sekaligus pelaku) • Struktur budaya masyarakat : aib/malu keluarga • Pengaruh NKKBS / gagal KB • Abuse OKNUM medis
  • 40. Insentif sosialInsentif sosial • Penghasilan amat besar & MUDAH bagi pelaku non ibu • Berlindung dibalik otonomi keluhuran profesi = WCC • Menunjang program KB • Sikap permisif-modern thd free sex • Kehendak politik pem (-) • Kebijakan kriminal hulu - hilir (-)
  • 41. Insentif yuridisInsentif yuridis • PERLUASAN INDIKASI MEDIK MENJADI INDIKASI SOSIAL • KETIDAKJELASAN HUKUM = KESEPAKATAN PROFESI A/D KESULITAN PEMBUKTIAN HUKUM
  • 42.
  • 43.
  • 44. White Collar Crime Hidden Crime Fraud,orang terhormat Ilegal-kolektif, need banyak, mahal Spektrum Kejahatan Aborsi Semi-Organized Crime Calo, pemilik/pemodal, keamanan, perijinan • Professional-Occupational Crime DR, berlindung kemuliaan/jabatan profesi
  • 45.
  • 46.
  • 47. Aspek hukum Public PolicyAspek hukum Public Policy (Pro life) :(Pro life) : • Perlu yurisprudensi substantif-material ttg kepastian indikasi medik sebagai lex specialis (sebelum PP jo ps 15 UU No. 23/1992) • Kriminalisasi/cegah legalisasi sepihak • Standar profesi& SOP bagi SpOG & jajarannya a.i. medik • Sumpah dr jangan diubah • SpOG/DR sbg hakim ad-hoc PN
  • 48. Public Policy (Pro life)Public Policy (Pro life) • Pelaku = amoral, bukan “pelindung kepent umum” (mala prohibita). • Peran MDTK +/ MKEK >>> & transparan • Sanksi @ ijin praktek baru/perpanjangan • Standarisasi kualitas FK • Lindungi PPDS/mhsw-FK /nakes hrs aborsi sbg syarat kompetensi. • Sanksi pidana laki kausa hamil nirkehendaki teraborsi
  • 49. Aspek karir kriminal pelakuAspek karir kriminal pelaku • Penyadaran terus menerus etika deontologis • Cegah paparan DR/bidan/SpOG ke abortus kriminalis (mis pemanfaatan materi kasus aborsi spontan sbg syarat kompetensi) • Cegah stigmatisasi dini pelaku/penyimpang • Klub DR/nakes anti aborsi • Klub mantan pelaku aborsi yg sudah insyaf + siraman rohani
  • 50. Aspek Dukungan KelompokAspek Dukungan Kelompok • Ubah sikap permisif masyarakat di free sex • Program pendidikan seks terkontrol • Perlindungan perempuan korban : OSCC, panti calon ibu & bayi • Menerima norma kegagalan KB • Reward dokter yang bersusila & insyaf/taubat • Reintegrative shaming bagi pelaku “membandel”
  • 51. Aspek Hubungan Kejahatan &Aspek Hubungan Kejahatan & Perilaku Yang Tidak JahatPerilaku Yang Tidak Jahat • Visi altruisme klinik/RB/RS • Penetapan “daerah kelabu” sbg “ cenderung “hitam” • Permudah& permurah biaya persalinan • Audit RB dkk agar tidak SC minded • Rekrut nakes integritas tinggi • Rohaniawan/etikus anggota Komite Medik • Hindari KKN
  • 52. RX Masy & Proses Hukum (1)RX Masy & Proses Hukum (1) • social marketing aborsi non indikasi medik = amoral. • Opini massa memelihara kehamilan janin tak berdosa= mulia/fardhu kifayah • Santuni anak-anak hasil hubungan gelap • Galakkan program adopsi dan orangtua asuh.
  • 53. RX Masy & Proses Hukum (2)RX Masy & Proses Hukum (2) • Penjarakan DR abortur (efek umum dan khusus penjeraan). • Cabut ijin klinik/RS/RB terbukti melanggar. • Persulit perpanjangan ijin klinik / dokter yang “nakal”. • Galakkan konseling calon ibu-ibu ingin aborsi. • Dewan sensor aborsi tiap kota, kriteria ketat
  • 54. RX Masy & Proses Hukum (3)RX Masy & Proses Hukum (3) • Sebar fasilitas terminasi kehamilan di banyak tempat (de-satelit-isasi) • Penyuluhan hukum bagi ibu/remaja perempuan. • Penyuluhan berkala etika bagi dokter, paramedis & nakes. • Kampanye konsisten etika deontologis • Kriminalisasi bagi penggugur kandungan & laki2 penyebab
  • 55. Penanggulangan AborsiPenanggulangan Aborsi (legal)(legal) • PP TMT segera dibentuk • Sementara blm : Hak diskresi Menkes/Kadinkes setempat menjabarkan TMT dgn catatan : – Dilema etis : Dewan Sensor Aborsi (cegah medikalisasi berlebihan/White C. Crime profesional medis) – Etika Sosial : Tarif murah/gratis. – Dokter pelaksana terpisah & diberi kebebasan memilih/menolak setiap saat.
  • 56. RX Masy & Proses Hukum (ProRX Masy & Proses Hukum (Pro choice)choice) • Legalisasi aborsi dgn kriteria ketat • Bentuk >>> pusat pelayanan aborsi bermutu, hanya oleh pemerintah, tarif murah, terkendali (bebas calo), tidak eksploitatif dan tidak viktimisasi ganda. • Pemberdayaan perempuan • Pemanfaatan teknologi reproduksi • Cegah monopoli teknologi reproduksi • Sanksi tegas & kriminalisasi bagi pelanggar