Undang-undang dan peraturan terkait keselamatan kerja rigging dan peralatan angkat mengatur tentang perlengkapan keselamatan, bahaya umum, dan prinsip-prinsip pengamanan beban serta pencegahan kecelakaan dalam pekerjaan terkait. Dokumen tersebut membahas berbagai bab dan pasal tentang ruang lingkup, definisi, dan ketentuan terkait peralatan angkat, pita transport, alat angkut, serta persyaratan pengesahan dan pengujian per
Lifting slings made from nylon are the most common and versatile styles of slings. Since they can be used in many lifting applications there are several types of damage that can occur.
Our inspection and check list will not only describe the types of damage but will give tips to prevent damage.
Project Information
Project Name: Tiara Hotel Auxiliary Crane No: 4/3.06/1
Location: Level 3 Date :
3rd Party Inspection of Auxiliary crane valid till: 26 August 2018 3rd Party certificate of operator valid till:
Shift: (This checklist to be completed for both Shifts)
Sr. Description S
(Satisfactory) D
(Deficiency) N/A Comments
1. Availability of Operators Manual and load chart
2. Maintenance Records
3. Operator Competency
4. Rigger Competency
5. Auxiliary Crane Section Condition
6. Structural Welds Physical Condition
7. Tie Bars and Pins
8. Foundation/Ballast
9. Earthing Condition
10. Hoist limits and breaks functioning
11. Slewing Gear
12. Drum and Wire Rope
13. Hook and Safety Latches
14. Main/luffing boom
15. Counter Jib
16. Counter weight secured
17. Pin and Bolts
18. Rope Sheaves
19. Safe Load Indicator
20. Radius Angle Indicator
21. Overload Cut-off device
22. Limit switches
23. Foundation bolts/ anchors
24. Effective means of communication
25. Fire extinguisher
26. Anti-collision system working
27. Valid Third Party Test and Inspection Certificates
28. Others ( Specify)
Remarks:
This checklist to be completed for both Shifts
Operator Name: Signature:
Reviewed By HSE Manager / In charge : Signature:
Noted by Project Leader Signature:
Lifting slings made from nylon are the most common and versatile styles of slings. Since they can be used in many lifting applications there are several types of damage that can occur.
Our inspection and check list will not only describe the types of damage but will give tips to prevent damage.
Project Information
Project Name: Tiara Hotel Auxiliary Crane No: 4/3.06/1
Location: Level 3 Date :
3rd Party Inspection of Auxiliary crane valid till: 26 August 2018 3rd Party certificate of operator valid till:
Shift: (This checklist to be completed for both Shifts)
Sr. Description S
(Satisfactory) D
(Deficiency) N/A Comments
1. Availability of Operators Manual and load chart
2. Maintenance Records
3. Operator Competency
4. Rigger Competency
5. Auxiliary Crane Section Condition
6. Structural Welds Physical Condition
7. Tie Bars and Pins
8. Foundation/Ballast
9. Earthing Condition
10. Hoist limits and breaks functioning
11. Slewing Gear
12. Drum and Wire Rope
13. Hook and Safety Latches
14. Main/luffing boom
15. Counter Jib
16. Counter weight secured
17. Pin and Bolts
18. Rope Sheaves
19. Safe Load Indicator
20. Radius Angle Indicator
21. Overload Cut-off device
22. Limit switches
23. Foundation bolts/ anchors
24. Effective means of communication
25. Fire extinguisher
26. Anti-collision system working
27. Valid Third Party Test and Inspection Certificates
28. Others ( Specify)
Remarks:
This checklist to be completed for both Shifts
Operator Name: Signature:
Reviewed By HSE Manager / In charge : Signature:
Noted by Project Leader Signature:
Operator DT wajib melakukan P2H sebelum & sesudah mengoperasikan Unit. P2H dilakukan agar operator dan unit selalu dalam keadaan siap dan aman untuk bekerja. Semoga bermanfaat, terima kasih.
Project Information
Project Name: Tower Crane No:
Location: Date :
3rd Party Inspection of Tower crane valid till: 3rd Party certificate of operator valid till:
Shift: (This checklist to be completed for both Shifts)
Sr. Description Yes No N/A Comments
1. Foundation bolts/ anchors
2. Main power disconnect switch
3. Hook sheaves/ swivel
4. Access ladders/ platforms
5. Section connecting bolts/ pins
6. Communication device (walkie talkie available/ working)
7. Hydraulic hoses for leaks
8. Gear boxes for oil level/ leaks
9. Slewing ring bolts
10. Counter weights secured
11. Wire rope condition
12. Control function
13. Hoist limits and breaks functioning
14. Booms lights working
15. Load chart
16. Fire extinguisher
17. Aircraft warning lights working
18. Sign boards secured
19. Radius mark signs secured
20. Anti-collision system working
21. Swivel Brakes removed before end of shift/ high wind
22. Riggers available
23. Condition of lifting tools ensured through riggers
24. Others ( Specify)
Remarks:
This checklist to be completed for both Shifts
Operator Name: Signature:
Reviewed By HSE Manager / In charge : Signature:
Operator DT wajib melakukan P2H sebelum & sesudah mengoperasikan Unit. P2H dilakukan agar operator dan unit selalu dalam keadaan siap dan aman untuk bekerja. Semoga bermanfaat, terima kasih.
Project Information
Project Name: Tower Crane No:
Location: Date :
3rd Party Inspection of Tower crane valid till: 3rd Party certificate of operator valid till:
Shift: (This checklist to be completed for both Shifts)
Sr. Description Yes No N/A Comments
1. Foundation bolts/ anchors
2. Main power disconnect switch
3. Hook sheaves/ swivel
4. Access ladders/ platforms
5. Section connecting bolts/ pins
6. Communication device (walkie talkie available/ working)
7. Hydraulic hoses for leaks
8. Gear boxes for oil level/ leaks
9. Slewing ring bolts
10. Counter weights secured
11. Wire rope condition
12. Control function
13. Hoist limits and breaks functioning
14. Booms lights working
15. Load chart
16. Fire extinguisher
17. Aircraft warning lights working
18. Sign boards secured
19. Radius mark signs secured
20. Anti-collision system working
21. Swivel Brakes removed before end of shift/ high wind
22. Riggers available
23. Condition of lifting tools ensured through riggers
24. Others ( Specify)
Remarks:
This checklist to be completed for both Shifts
Operator Name: Signature:
Reviewed By HSE Manager / In charge : Signature:
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pelabuhan Bondan Winarno
Masalah keselamatan dan kesehatan kerja (K3) khususnya di wilayah pelabuhan memerlukan perhatian yang lebih intensif guna meminimalisir terjadinya kecelekaan kerja yang terjadi.
Tujuan jangka panjang dari penerapan K3 agar karyawan tetap tenang dalam melakukan pekerjaannya sekaligus mampu meningkatkan produktivitas. Sehingga tercipta lingkungan kerja yang aman, sehat, sejahtera, dan bebas dari kecelakaan kerja menuju peningkatan produktivitas.
1. UNDANG-UNDANG
NOMER : I TAHUN 1970
TENTANG
KESELAMATAN KERJA
Bab dan pasal yang terkait dengan
perlengkapan rigging, antara lain :
Terdiri dari 11 BAB
dan 18 PASAL
2. BAB II
RUANG LINGKUP
PASAL 2
ayat (1)
Yang diatur oleh undang undang ini ialah
KESELAMATAN KERJA DALAM
SEGALA TEMPAT KERJA,
baik didarat, didalam tanah, dipermukaan
air, didalam air maupun diudara, yang berada
didalam wilayah kekuasaan hukum Republik
Indonesia
3. ayat (2)
Ketentuan ketentuan dalam ayat (1)
tersebut berlaku dalam TEMPAT
KERJA dimana :
a. Dibuat, dicoba, dipakai atau
dipergunakan mesin, pesawat, alat,
perkakas, peralatan atau instalasi yang
berbahaya atau dapat menimbulkan
kecelakaan, kebakaran atau peledakan,
4. f. Dilakukan pengangkutan barang,
binatang atau manusia, baik didaratan,
melalui terowongan, dipermukaan air,
didalam air maupun diudara,
g. Dikerjakan bongkar muat barang
muatan dikapal, perahu, dermaga, dok,
stasiun atau gudang.
6. BAB I
KETENTUAN UMUM
PASAL 1
ayat (10)
Pesawat Angkat dan Angkut ialah suatu pesawat
atau alat yang digunakan untuk memindahkan,
mengangkat muatan baik bahan atau barang atau
orang secara vertikal dan atau horisontal dalam
jarak yang ditentukan
ayat (11)
Peralatan angkat ialah alat angkat yang
dikonstruksi atau dibuat khusus untuk mengangkat
naik dan menurunkan muatan
7. ayat (12)
Pita transport ialah suatu pesawat atau alat yang
digunakan untuk memindahkan muatan secara
continu dengan menggunakan bantuan pita
ayat (13)
Pesawat angkutan diatas landasan dan diatas
permukaan ialah suatu pesawat atau alat yang
digunakan untuk memindahkan muatan atau
orang dengan menggunakan kemudi baik didalam
atau diluar pesawat dan bergerak diatas suatu
landasan maupun permukaan
8. ayat (14)
Alat angkutan jalan rel ialah suatu alat angkutan
yang bergerak diatas jalan rel
PASAL 4
Setiap pesawat angkat dan angkut harus dilayani
oleh operator yang mempunyai kemampuan dan
telah memiliki ketrampilan khusus tentang
Pesawat Angkat dan Angkut
9. BAB II
RUANG LINGKUP
PASAL 5
ayat (1)
Peraturan ini berlaku untuk perencanaan,
pembuatan, pemasangan, peredaran, pemakaian,
percobaan dan atau perbaikan teknis serta
pemeliharaan Pesawat Angkat dan Angkut
ayat (2)
Pesawat Angkat dan Angkut dimaksud ayat (1):
a. Peralatan angkat,
b. Pita transport,
c. Pesawat angkutan diatas landasan
dan diatas permukaan,
d. Alat angkutan jalan rel.
10. BAB III
PERALATAN ANGKAT
PASAL 6
Peralatan angkat antara lain adalah lier, takel,
peralatan angkat listrik, pesawat pneumatik,
gondola, keran angkat, keran magnit, keran
lokomotip, keran dinding dan keran sumbu putar
PASAL 8
Uraian tentang tromol (drum)
PASAL 9
Uraian tentang tali kawat baja (steel wire rope)
11. PASAL 10
Uraian tentang tali serat (fiber rope)
PASAL 11
Uraian tentang rantai (chain)
PASAL 12
Uraian tentang sling
PASAL 14
Uraian tentang kait (hook)
PASAL 15
Uraian tentang klem pengikat (clamp)
PASAL 18 s/d 54
Uraian tentang aba aba dan pengoperasian yang aman
12. BAB IV
PITA TRANSPORT
PASAL 75
Pita transport antara lain adalah eskalator,
ban berjalan dan rantai berjalan :
BAB VI
ALAT ANGKUTAN JALAN REL
PASAL 116
Alat angkutan jalan rel antara lain adalah lokomotip,
gerbong dan lori :
13. BAB V
PESAWAT ANGKUTAN
DIATAS LANDASAN DAN
DIATAS PERMUKAAN
PASAL 98
Pesawat angkutan diatas landasan dan diatas
permukaan antara lain adalah : truk, truk derek,
traktor, gerobak, forklift dan kereta gantung
14. BAB VII
P E N G E S A H A N
PASAL 135
ayat (1)
Setiap pembuatan, peredaran, pemasangan,
pemakaian, perobahan dan atau perbaikan
teknis Pesawat Angkat dan Angkut harus
mendapat pengesahan dari Direktur atau
Pejabat yang ditunjuk
15. BAB VIII
P E N U T U P
PASAL 138
ayat (1)
Setiap Pesawat Angkat dan Angkut sebelum dipakai
harus diperiksa dan diuji terlebih dahulu dengan
standard uji yang telah ditentukan,
ayat (2)
Untuk pengujian beban lebih, harus dilaksanakan
sebesar 125% dari jumlah beban maksimum
yang diujikan,
16. ayat (4)
Pemeriksaan dan pengujian ulang Pesawat Angkat
dan Angkut dilaksanakan selambat lambatnya 2
(dua) tahun setelah pengujian pertama dan
pemeriksaan dan pengujian ulang selanjutnya
dilaksanakan 1 (satu) tahun sekali,
ayat (5)
Pemeriksaan dan pengujian dimaksud dalam pasal
ini dilakukan oleh Pegawai Pengawas dan atau Ahli
Keselamatan Kerja kecuali ditentukan lain
.
17. KESELAMATAN KERJA
RIGGING
PEMBAHASAN MATERI
Perlengkapan Pengaman
Bahaya Umum
Pengamanan Beban
Menghindari Kecelakaan
Prinsip Keselamtan Kerja Rigging
Keelamatan Kerja Pengikatan
dan Pengangkatan
19. KESELAMATAN KERJA
RIGGING
BAHAYA SECARA UMUM
¶ Beban jatuh lepas dari pancing
¶ Perkakas atau peralatan bantu jatuh dari ketinggian
¶ Kegagalan perlengkapan rigging
¶ Tingkah laku orang atau pihak lain
KERUGIAN FINANSIAL
¶ Nilai beban atau barang
¶ Pesawat dan peralatan angkat yang terlibat
¶ Nilai gedung atau bangunan yang terlibat dalam kecelakaan
¶ Citra pelaksana akan rusak
¶ Waktu yang hilang
¶ Jiwa manusia yang tidak ternilai harganya
20. KESELAMATAN KERJA
RIGGING
MENGURANGI BAHAYA KECELAKAAN RIGGING
¶ Berfikir dan bertindak wajar dalam bekerja
¶ Mengikuti instruksi sesuai ketentuan
PERSIAPAN PEKERJAAN
Pengamanan situasi lapangan
Pengamanan terhadap pekerjaan yang akan dilaksanakan
Pemakaian peralatan standar sesuai anjuran keselamatan
Ikat dan kencangkan perlengkapan dan penguat
Pengangkatan dan pemindahan dilakukan sehalus mungkin
24. KESELAMATAN KERJA
RIGGING
MENGHINDARI KECELAKAAN PEKERJAAN RIGGING
¶ Mengikuti pelatihan kompetensi rigger atau slinger
¶ Membina kerja sama dengan rekan sekerja
¶ Perhatian penuh pada pekerjaan
¶ Ketahui berat beban sebelum diangkat
¶ Tentukan perlengkapan rigging yang akan dipergunakan
¶ Tentukan pesawat angkat yang akan dipergunakan
¶ Tentukan titik berat beban dengan benar
¶ Perkirakan faktor yang berpengaruh terhadap pekerjaan
Lakukan beberapa hal berikut :
25. KESELAMATAN KERJA
RIGGING
PRINSIP KESELAMATAN KERJA RIGGING
Beberapa hal yang perlu diperhatikan
dalam pekerjaan rigging, antara lain :
Ketahui
berat beban
Musnahkan
perlengkapan
rigging yang
rusak
33. KESELAMATAN KERJA
RIGGING
Salah, tali bergerak
pada pasak sakel
Benar, mata sling
pada pasak sakel
Benar, mata sling
mempergunakan timbel
Salah, mata sling
tanpa timbel
37. KESELAMATAN KERJA
RIGGING
Beberapa tambahan yang memerlukan perhatian :
¶ Jangan menarik atau menyeret sling yang terjepit
¶ Hindari menjatuhkan sling atau lainnya dari ketinggian
¶ Simpan perlengkapan rigging pada tempatnya
¶ Pergunakan diameter sling yang lebih besar, bilamana :
berat beban tidak pasti
kemungkinan adanya beban kejut
keadaan tidak normal dan beban berat
pengangkatan beban membahayakan orang lain
49. Suatu cara didalam menyelesaikan suatu
pekerjaan dengan sistematis dan
terencana didalam memindahkan suatu
obyek dari satu tempat ketempat yang lain
dengan bantuan peralatan khusus
Definisi Rigging
Fungsi Rigging
50. Fungsi Rigging
Menggantikan sejumlah tenaga manusia
didalam menyelesaikan suatu pekerjaan dengan
didasari faktor keuntungan mekanis
Definisi Rigging
51. P. Kerja Tuas
P. Roda & Poros
P. Papan Miring
P. Papan Miring Ganda
P. Kerja Sekrup
P. Pulli Majemuk
MA =
Lengan Gaya (a)
Lengan Beban (b)
Lengan Gaya = Jarak dari gaya ke axis
MA = Keuntungan Mekanis
Lengan Beban = Jarak dari beban ke axis
Bersambung …….
52. Prinsip Tuas Golongan Pertama
a
b
Beban Gaya
Axis
W F
Keseimbangan (balance) terjadi bila :
W x a = b x F
P. Kerja Tuas
P. Roda & Poros
P. Papan Miring
P. Papan Miring Ganda
P. Kerja Sekrup
P. Pulli Majemuk
Bersambung ...
Sambungan …..
Kembali...
53. Aplikasi Prinsip Kerja Golongan Pertama
P. Kerja Tuas
P. Roda & Poros
P. Papan Miring
P. Papan Miring Ganda
P. Kerja Sekrup
P. Pulli Majemuk
Sambungan ….
Bersambung ….
Kembali...
54. Prinsip Tuas Golongan Kedua
a
b
Beban
Gaya
Axis
W
F
P. Kerja Tuas
P. Roda & Poros
P. Papan Miring
P. Papan Miring Ganda
P. Kerja Sekrup
P. Pulli Majemuk
Bersambung …...
Sambungan ….
Kembali...
55. P. Kerja Tuas
P. Roda & Poros
P. Papan Miring
P. Papan Miring Ganda
P. Kerja Sekrup
P. Pulli Majemuk
Aplikasi Prinsip Kerja Golongan Kedua
Bersambung …..
Sambungan ….
Kembali...
56. Prinsip Tuas Golongan Ketiga
a
b
Beban
Gaya
Axis
W
F
P. Kerja Tuas
P. Roda & Poros
P. Papan Miring
P. Papan Miring Ganda
P. Kerja Sekrup
P. Pulli Majemuk
Bersambung …..
Sambungan ….
Kembali...
57. Aplikasi Prinsip Kerja Golongan Ketiga
P. Kerja Tuas
P. Roda & Poros
P. Papan Miring
P. Papan Miring Ganda
P. Kerja Sekrup
P. Pulli Majemuk
Sambungan ….
Kembali...
58. P. Kerja Tuas
P. Roda & Poros
P. Papan Miring
P. Papan Miring Ganda
P. Kerja Sekrup
P. Pulli Majemuk
MA =
Jari- jari Roda Besar (R)
Jari- jari Roda Kecil (r)
Semakin besar rasio roda
Semakin besar pula keuntungan mekanis yang dihasilkan
Kembali...
Bersambung …..
59. Aplikasi Prinsip Kerja Roda dan Poros
(Wheel and Axle Principles)
P. Kerja Tuas
P. Roda & Poros
P. Papan Miring
P. Papan Miring Ganda
P. Kerja Sekrup
P. Pulli Majemuk
Kembali...
60. Semakin besar rasio papan miring
Semakin besar pula keuntungan mekanis yang dihasilkan
P. Kerja Tuas
P. Roda & Poros
P. Papan Miring
P. Papan Miring Ganda
P. Kerja Sekrup
P. Pulli Majemuk
MA =
Panjang Papan (L)
Tinggi Papan dari Lantai (h)
Kembali...
Bersambung …..
61. Aplikasi Prinsip Kerja Papan Miring
(In- Claned Plane Principles)
P. Kerja Tuas
P. Roda & Poros
P. Papan Miring
P. Papan Miring Ganda
P. Kerja Sekrup
P. Pulli Majemuk
h
L
Kembali...
62. MA =
Panjang Papan (L)
Panjang Bidang Datar (l)
P. Kerja Tuas
P. Roda & Poros
P. Papan Miring
P. Papan Miring Ganda
P. Kerja Sekrup
P. Pulli Majemuk
Kembali...
Bersambung …..
63. Aplikasi Prinsip Kerja Papan Miring Ganda
(Baji atau Wedge)
P. Kerja Tuas
P. Roda & Poros
P. Papan Miring
P. Papan Miring Ganda
P. Kerja Sekrup
P. Pulli Majemuk
L
h
Kembali...
64. MA =
Keliling Sekrup (c)
Jarak Ulir (p)
Semakin besar diameter batang ulir
Semakin besar pula keuntungan mekanis yang dihasilkan
P. Kerja Tuas
P. Roda & Poros
P. Papan Miring
P. Papan Miring Ganda
P. Kerja Sekrup
P. Pulli Majemuk
Kembali...
Bersambung …..
65. Aplikasi Prinsip Kerja Ulir (Screw Principles)
Kellling sekrup = Panjang Lengan Dongkrak
P. Kerja Tuas
P. Roda & Poros
P. Papan Miring
P. Papan Miring Ganda
P. Kerja Sekrup
P. Pulli Majemuk
Kembali...
66. MA = Jumlah Pulli atau Pase Tali
Semakin banyak jumlah pulli
Semakin besar pula keuntungan mekanis
P. Kerja Tuas
P. Roda & Poros
P. Papan Miring
P. Papan Miring Ganda
P. Kerja Sekrup
P. Pulli Majemuk
Kembali...
Bersambung …..
67. Aplikasi Prinsip Kerja Pulli Majemuk
(Multiple Sheave Principles)
P. Kerja Tuas
P. Roda & Poros
P. Papan Miring
P. Papan Miring Ganda
P. Kerja Sekrup
P. Pulli Majemuk
Kembali...
68. KETAHUI BERAT BEBAN SEBELUM
DIANGKAT DAN DIPINDAHKAN
INFORMASI BERAT BEBAN
¶ Cargo Manifest
¶ O w n e r
¶ Name Plate
¶ Load Weight Estimate bersambung...
69. DASAR PERHITUNGAN
K O N V E R S I
RUMUS LUAS DAN KELILING
RUMUS ISI (VOLUME)
ASPEK TERKAIT DALAM
MEMPERKIRAKAN BERAT BEBAN
…sambungan
70. DASAR PERHITUNGAN
KETAHUI
Bentuk dan ukuran barang
Jenis bahan atau material barang
Volume barang bila bentuknya berongga
Tambahkan 10 % - 25 % dari hasil
perhitungan
71. K O N V E R S I
Satuan ukuran
1 inch = 25.4 mm
1 feet = 12.0 inch
1 m = 3.280 feet
1 yard = 3.0 feet
1 feet = 0.3048 m
1 mile = 5,280.0 feet
Ukuran Luas
1 inch2 = 645.0 mm2
1 feet2 = 0.0929 m2
1 yard2 = 0.836 m2
1 are = 43.561 feet2
1 are = 4,046.90 m2
1 rood = 11,011.68 m2
bersambung...
73. Ukuran Berat
1 ton (long) = 1,016.04 kg
1 ton (short) = 907.178 kg
1 ton (long) = 2,240.0 lbs
1 ton (short) = 2,000.0 lbs
1 ton (long) = 1.12 ton (short)
1 kg = 2.20462 lbs
1 lbs = 0.453592 kg
1 kg = 5,000.0 karat
1 kg = 35.2793 once
1 once = 0.028349 kg
1 kg = 1,000.0 g
1 g = 0.035279 once
1 lbs = 6.0 once bersambung...
…sambungan
74. Berat Material
air = 1.000 kg/m3
minyak = 800 kg/m3
kongkrit = 2.400 kg/m3
batu = 2.560 kg/m3
macadam (sirtu) = 2.100 kg/m3
pasir basah = 1.920 kg/m3
pasir kering = 1.760 kg/m3
plastik = 1.600 kg/m3
batu bara = 880 kg/m3
batu kerikil = 1.760 kg/m3
besi baja = 7.540 kg/m3
tanah liat = 2.160 kg/m3
kayu keras = 880 kg/m3
kayu lunak = 640 kg/m3 bersambung...
…sambungan
76. RUMUS LUAS DAN KELILING
L. PERSEGI PANJANG = P x L
L
P
L. BUJUR SANGKAR = S x S (sisi)
S
S
L. SEGI TIGA = 1/2 a x t
t
a L. LINGKARAN = 22/7 x r2 atau x 1/4 x D2
KEL. LINGKARAN = 2 x 22/7 x r
D
r
77. RUMUS ISI (VOLUME)
ISI (VOLUME) BALOK = P x L x t
L
t
P
VOLUME KUBUS = S x S x S (SISI)
S
S
S bersambung...
78. Prisma
Tabung
VOLUME PRISMA DAN TABUNG
= L. ALAS x t
t
t
VOLUME KERUCUT =
1/3 x L. ALAS x t atau 1/3 x 22/7 x r2 x t
t
Kerucut
bersambung...
…sambungan
79. V. BOLA =
4/3 x 22/7 x r 3
L. BOLA =
4 x 22/7 x r2
r
t
VOLUME LIMAS =
1/3 x L. ALAS x t
atau 1/3 x P x L x t
…sambungan
81. FAKTOR PEMBATAS STRUKTURAL
TERKAIT DENGAN PEKERJAAN
PENGANGKATAN
¶ Pemakaian Crane khususnya multiple Lifts
¶ Pemakaian Sling khususnya multiple
legs
¶ Pengangkatan Beban penempatan lifting
points bersambung...
82. PENEMPATAN LIFTING POINT SEBAGAI
BAGIAN PENGANGKATAN
¶ Cara yang salah dan tidak aman
¶ Cara yang benar dan aman
...sambungan
83. TITIK BERAT BEBAN MELALUI MODEL
bersambung...
Letak titik
berat
Lubang
kecil
Garis titik
berat
84. APLIKASI TITIK BERAT BEBAN
bersambung...
Posisikan
pancing pada
sembarang
tempat
Angkat beban
dan tentukan
garis titik berat
beban
Posisikan
jarak antar
kaki sling
terhadap
titik berat
sama
...sambungan
85. GAMBARAN TITIK BERAT BEBAN
Bilamana titik
berat berada
ditengah tengah,
maka beban akan
seimbang, walau
hanya bertumpu
pada tiga roda
saja
Tarik
Roda b
Roda d
Roda c
Roda a
Daerah yang rusak
...sambungan
93. UMUM
Memindahkan beban atau barang dari
satu tempat ke tempat yang lain
KHUSUS
Mengangkat beban secara tegak lurus
Memindahkan beban secara mendatar
Meletakkan beban secara tegak lurus
Fungsi Crane
Konstruksi
Drive Power
Komponen
Jenis Crane
FUNGSI CRANE
Daftar Beban
98. DRIVE POWER
Penggerak Utama
Disel dan Gas
Uap (Steam)
Generator
Sistem Penggerak
Mekanis + Pnumatis
Hidrolis
Elektris
Fungsi Crane
Konstruksi
Drive Power
Komponen
Jenis Crane
Daftar Beban
99. KOMPONEN UTAMA DAN
GERAKAN CRANE
Next
KOMPONEN GERAKAN
Base Frame
Chasis
Lower Frame
TURN TABLE
Slewing Ring
Bearing
Cone Roller
Revolving Super
Structure
(Upper Structure)
Main Hoist Drum
Aux. Hoist Drum
Boom Hoist Drum
Travelling
Propelling
Swinging
Hoisting
Lowering
Derrecking
Fungsi Crane
Konstruksi
Drive Power
Komponen
Jenis Crane
Daftar Beban
110. BENTUK
JENIS
KONSTRUKSI
Susunan Kawat dalam Untaian
Bentuk Kawat dalam Untaian
¶ Equal Lay
¶ Cross Lay
¶ Preformed
¶ Non Preformed
_______________
_______________
_______________
_______________
_______________
_______________
_______________
_______________
_______________
_______________
_______________
_______________
111. GAMBARAN
BENTUK KAWAT
Preformed
¶ Mengurangi kerusakan kinks
¶ Tahan tekukan (dog leg)
¶ Beban merata pada setiap strand
¶ Mengurangi friksi pada alur
Keuntungan
Preformed Rope
Non
Preformed ¶ Dipotong tanpa seizing
¶ Ujung yang dipotong tidak
terurai
¶ Wire cut tidak menonjol keluar
¶ Bebas twist saat ditangani
114. JENIS STRAND
Alternate Lay
Herring Bone Lay
Arah Strand
¶ Right langs lay (RLL)
¶ Left langs lay (LLL)
¶ Right regular lay (RRL)
¶ Left regular lay (LRL)
127. MECHANICAL ADVANTAGES
W
P = (1 + f)n x
n
P single line
pull
f friction factor
n rope falls
W load weight
Catatan :
Winch capacity
min. 110% x P
128. Bearing friction factor (f)
Jenis Prosentase Faktor gesekan(f)
Bhusing 8%- 10% 0,08 - 0,1
Roll bearing 5% 0,05
Ball bearing 3% 0,03
JENIS BEARING PADA PULI
Bushing
Roller
Roller
129. n f = 3% (0,03) f = 5%(0,05) f = 10%(0,10)
1 1,03 1,05 1,10
2 1,06 1,10 1,21
3 1,09 1,16 1,33
4 1,13 1,22 1,46
5 1,16 1,28 1,61
6 1,20 1,34 1,77
7 1,23 1,41 1,94
8 1,27 1,48 2,14
9 1,31 1,55 2,36
10 1,35 1,63 2,60
Nilai f ditinjau dari jumlah n
n 10 gunakan rumus (1 + f) n
130. Beban pada Takel Blok
° f
0 2,00
10 1,99
20 1,97
30 1,93
40 1,87
45 1,84
50 1,81
60 1,73
70 1,64
80 1,53
90 1,41
Beban blok A
= 1000 lbs x
1,81 =
1810 lbs
Beban blok B
= 1000 lbs x
0,76 =
760 lbs
132. SHEAVE (PULLEY)
Standard
¶ British
Min. 17 x
¶ American
Upper boom
Min. 18 x
Derrick ropes
Min. 15 x
Hook block
Min. 16 x
Cara
Mengukur
134. TROMOL (DRUM)
Standard
¶ British
Min. 14 x
¶ American
Load hoist drum
Min. 18 x
Derrick drum
Min. 15 x
Cara
Mengukur
135. Ketentuan Drum
Jenis Drum
¶ Catatan
Satuan ukuran inci
Satuan hasil feet
F = { 0,262 : ()2}
¶ Kapasitas Drum =
( A + B ) A x C x F
Grooved Smooth
Batas spooling 2” grooved
Batas spooling 2,5” smooth
Atau 2 x
Sisakan min. 3 spooling dalam drum
147. FIBER ROPE HANDLING
¶ Hindari bahan kimia, suhu tinggi, oli, cat, busa dan asap
¶ Jangan overload, safety factor 5 untuk tali baru
dan 10 untuk tali lama
¶ Jangan ditarik
¶ Perhatikan sudut kaki sling saat pemakaian
¶ Pemakaian blok takel, dia. puli = 6 x dia. tali
¶ Perhatikan hal berikut pada pemakaian
syntetic fiber rope :
Unsur pemanjangan lebih besar
Titik leleh lebih rendah
Lebih mudah meluncur karena licin
155. EFEK PANAS TERHADAP SWL
Temperature Penurunan SWL Pengurangan Permanen
500° F - -
600° F 10% -
700° F 20% -
800° F 30% -
900° F 40% 10%
1.000° F 50% 15%
SWL TIPE”A” TUNGGAL VERTIKAL
1/4 3.250 1 38.750
3/8 6.600 1 1/8 44.500
1/2 11.250 1 1/4 57.500
5/8 16.500 1 3/8 67.000
3/4 23.000 1 1/2 80.000
7/8 28.750 1 3/4 100.000
Dimensi (in) SWL (lbs) Dimensi (in) SWL (lbs)
156. CHAIN INSPECTION
¶ Bersihkan dengan cairan pembersih
¶ Letakkan pada permukaan yang bersih atau gantung,
pergunakan kaca agar pemeriksaan lebih akurat
¶ Perhatikan pemanjangan rantai
Periksa 10 - 20
link, pemanjangan
maks. 3% dari
panjang awal
Link
memanjang
159. CHAIN USE
Twist
Knot
¶ Lakukan pemeriksaan
¶ Ketahui berat beban
¶ Jangan lakukan perbaikan
¶ Jangan menjepit, menyeret dan harus bebas
¶ Hindari pemakaian bibir pancing
¶ Hindari suhu yang berlebihan
¶ Bahan alloy
¶ Hindari impact & shock
¶ Simpan pada tempatnya
¶ Gunakan ganjal pada sisi tajam
¶ Pergunakan perlengkapan sesuai dia. link
162. S I G N A L
Mengganti info
lisan antara
signalman
dengan
operator
¶ Hand Signal
¶ Sound Signal
¶ Light Signal
F u n g s i
J e n i s
Syarat syarat penggunaan signal
dapat dlihat pada hand out
174. ASPEK BARANG
Umum
¶ Berdiri sendiri
¶ Dikemas
¶ Curah
¶ Solid
¶ Liquid
¶ Gas
Karakteristik
Barang
Jenis Barang
Fisik
¶ Dimensi
¶ Berat
¶Bentuk
¶ Aspek lain
176. SIMBOL SIFAT BARANG
ILO (UNHC)
¶ Berbahaya
¶ Tidak berbahaya
Klasifikasi Barang
Berbahaya
Kelompok
Simbol
NFPA
177. KLASIFIKASI ILO (UNHC)
¶ E x p l o s i v e s
¶ G a s e s
¶ Flammable liquids ¶ Flammable solids
¶ Oxidazing subtances ¶ Poisonous (tonic subtances)
¶ Radio active poisons ¶ Corrosive substances
¶ Miscellaneous dangeraous substance
Klasifikasi 9 Kelas Lengkap dengan Simbol
183. T u j u a n
Klasifikasi Barang
Tidak Berbahaya
Mencegah kerusakan barang akibat
pengaruh kimia, fisika & mekanis
Petunjuk dalam menangani &
informasi barang
Memudahkan penempatan (stowage plan)
185. MEMASANG SIMBOL
Pasang stiker
Disablon pada kemasan
Penempatan
Simbol
Ditempelkan pada lokasi yang mudah terlihat
Boleh dipasang lebih dari satu simbol
188. S L I N G
Breaking Strenght (BS)
Kekuatan maks. putus tali atau
rantai dalam ton, tonne atau kN
TERMINOLOGY
Safe Working Load (SWL)
Beban maks. tali, rantai, sling
& aba lainnya dengan aman
Rule of Thumb (RoT)
Menghitung SWL
secara empiris tanpa BS
Safety Factor (SF)
Faktor keamanan dalam setiap
pemakaian tkb, ts, rantai, sling & aba
194. Press Metal Sleave
& Super Sling
Efisiensi Sling
Jenis loop Efisiensi
Clamped 80% - 85%
Liverpool 70%
TOB 100%
Flemish 70%
Press Metal Sleave 100%
Super sling 100%
STEEL WIRE ROPE SLING
195. Safe Workng Load
SWL (BS)
BS
SF
BS ditentukan pabrik melalui tabel
Dimana :
SWL (RoT)
8 x d2
SF ditentukan sesuai standar
d diameter nominal tali dalam inci
8 nilai perkalian (tanpa satuan)
STEEL WIRE ROPE SLING
196. BENTUK DAN KERUSAKAN SLING
TALI KAWAT BAJA
Kawat putus dan
pemasangan talurit
Pemasangan
timbel
Mata timbel
Alur timbel
197. FIBER ROPE SLING
JENIS TALI SERAT
MAN MADE
(NATURAL)
¶ Manila grade 1 (f=20)
¶ S i s a l
¶ H e n e p
SYNTETHIC
¶ N y l o n (f = 60)
¶ Polyester / terrylene (f = 60)
¶ Polyprophelene (f = 40)
¶ Polythelene (f = 35)
198. Safe Workng Load
SWL (BS)
BS
SF
BS ditentukan pabrik melalui tabel
Dimana :
SF ditentukan sesuai standar
d diameter nominal tali dalam inci
64 nilai perkalian (tanpa satuan)
SWL (RoT)
Tali baru
64 x d2 x f
Tali baik
0,67 x 64 x d2 x f
Tali sedang
0,50 x 64 x d2 x f
f faktor jenis tali sesuai standar
FIBER ROPE SLING
199. BENTUK DAN KERUSAKAN
SLING TALI SERAT
Round strand
Timbel longgar
Anyaman longgar
Flat strand (web sling)
Jahitan lepas
Mata sling sobek
201. Safe Workng Load
CHAIN SLING
SWL (BS)
BS
SF
BS ditentukan pabrik melalui tabel
Dimana :
SWL (RoT)
0,3 x d2 x g
SF ditentukan sesuai standar (ms = 5 & as =
4)
d diameter nominal batangan dalam inci
0,3 nilai perkalian (tanpa satuan)
g grade material (lihat tabel pada H/O)
202. BENTUK DAN KERUSAKAN
SLING RANTAI
Sling rantai
Bengkok
Bengkok
Terpelintir
Batangan rantai
Identitas
Master
Link
203. PENGIKATAN
BEBAN
EFISIENSI & PENGARUH
SUDUT KAKI SLING
EFISIENSI SLING Bentuk mata sling
Jumlah kaki sling
Beban pada setiap kaki sling
Tekukan pada tepi beban
Titik tekuk
SWL = 1,5 x W
TEKUKAN TEPI
BEBAN
Titik tekuk
SWL = 2 x W
207. EFISIENSI
PENGIKATAN
Single leg sling
round load
2 t
SWL = ----- x 1,5
1
CARA
PENGIKATAN
Choker Hitches
Single leg sling
rectangular load
2 t
SWL = ----- x 2
1
210. PEMERIKSAAN SLING
STEEL WIRE ROPE SLINGS
Kondisi perlengkapan
penyambung
Identitas Sling
SWL, Kaki
sling, mata
sling dan cara
pengikatan
Kawat putus, aus, memamnjang,
karat, deformasi
back
211. FIBER ROPE SLINGS
Kondisi perlengkapan
penyambung
Identitas Sling
SWL, Kaki
sling, mata
sling dan cara
pengikatan
Serat putus, aus, memamnjang,
berjamur, terbakar, deformasi
bn
back
212. CHAIN SLINGS
Kondisi mata rantai
Identitas Sling
SWL, Kaki
sling, mata
sling dan cara
pengikatan
Pancing, master & link, connector,
joining & shortening clutch dll
Kondisi
Perlengkapan
back
213. PEMERIKSAAN ABA
HOOKS
Hook Identification
SWL, pabrik
pembuat, dimensi
dan material
Keausan, karat, bukaan &
pengaman mulut, putaran
leher, deformasi
Condition
Hook attachment
Swivel bearing
Hook neck
Hook cup
Safety
catch
Inspection
Object
back
221. Lifting Beam
Spreader Beam
B E A M
Shackle
Identification
SWL, pabrik
pembuat, dimensi
dan material
Keausan, karat, keretakan,
pengelasan, mata penggantung,
kelurusan & deformasi
Condition
Kind of Beam
back
222. PLATE CLAMP
Kind of
Plate Clamp
Horizontal
Vertical
back
Keausan, karat, keretakan,
gerigi pada mulut, pengunci
& deformasi
Condition
Clamp
Identification
SWL, pabrik
pembuat, dimensi
dan material
223. PLATE CLAMP COMPONENT
back
Plate clamp
Bolt clamp
1. Baut pengunci
2. Plat sebagai beban
3. Mata klam
1. Mulu klam
2. Mata klam