Jaringan tegangan menengah atau sering disebut jaringan distribusi primer merupakan bagian dari sistem tenaga listrik antar gardu induk dan gardu distribusi. Pada jaringan
distribusi primer umumnya terdiri dari jaringan tiga - fasa denganmenggunakan tiga atau empat kawatsebagai penghantar. Sistem tegangan menengah yang digunakan di Indonesia pada umumnya adalah 20 kV
Jaringan tegangan menengah atau sering disebut jaringan distribusi primer merupakan bagian dari sistem tenaga listrik antar gardu induk dan gardu distribusi. Pada jaringan
distribusi primer umumnya terdiri dari jaringan tiga - fasa denganmenggunakan tiga atau empat kawatsebagai penghantar. Sistem tegangan menengah yang digunakan di Indonesia pada umumnya adalah 20 kV
GAS DETECTOR
Gas Detector : alat yang digunakan untuk mendeteksi (mengetahui) keberadaan gas-gas di udara dan mengukur konsentrasi/kadar gas-gas di udara.
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pelabuhan Bondan Winarno
Masalah keselamatan dan kesehatan kerja (K3) khususnya di wilayah pelabuhan memerlukan perhatian yang lebih intensif guna meminimalisir terjadinya kecelekaan kerja yang terjadi.
Tujuan jangka panjang dari penerapan K3 agar karyawan tetap tenang dalam melakukan pekerjaannya sekaligus mampu meningkatkan produktivitas. Sehingga tercipta lingkungan kerja yang aman, sehat, sejahtera, dan bebas dari kecelakaan kerja menuju peningkatan produktivitas.
Gas Insulated Switchgear atauGas Insulated Substation biasa disebut dengan istilah GIS, merupakan sebuah sistem penghubung dan pemutus jaringan listrik yang dikemas dalam sebuah enclosure dengan menggunakan gas SF6 bertekanan sebagai material isolasi elektrik. Enclosure adalah selubung pelindung yang berfungsi untuk menjaga bagian bertegangan terhadap lingkungan luar
SMK3 - sistem manajemen keselamatan & kesehatan kerja PP No 50 tahun 2012Ekhsan Hari Nuryanto
Penjelasan mengenai SMK3 - sistem manajemen keselamatan & kesehatan kerja PP No 50 tahun 2012:
1. Dasar Keselamatan & Kesehatan Kerja
2. Dasar hukum penerapan SMK3
3. 5 Prinsip dasar & 12 Elemen SMK3
Ingin pelatihan dan konsultasi demi mendapatkan sertifikat SMK3 berdasarkan PP No 50 Tahun 2012 dan OHSAS? silahkan hubungi ekhsan@solusimadani.com atau 081261725676.
modul pelatihan desain sarana transportasi vertikal gedung bertingkat,
disusun oleh Ir. Sarwono Kusasi (Alm)
silahkah di donlod , free, semoga menjadi amal jariah beliau
GAS DETECTOR
Gas Detector : alat yang digunakan untuk mendeteksi (mengetahui) keberadaan gas-gas di udara dan mengukur konsentrasi/kadar gas-gas di udara.
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pelabuhan Bondan Winarno
Masalah keselamatan dan kesehatan kerja (K3) khususnya di wilayah pelabuhan memerlukan perhatian yang lebih intensif guna meminimalisir terjadinya kecelekaan kerja yang terjadi.
Tujuan jangka panjang dari penerapan K3 agar karyawan tetap tenang dalam melakukan pekerjaannya sekaligus mampu meningkatkan produktivitas. Sehingga tercipta lingkungan kerja yang aman, sehat, sejahtera, dan bebas dari kecelakaan kerja menuju peningkatan produktivitas.
Gas Insulated Switchgear atauGas Insulated Substation biasa disebut dengan istilah GIS, merupakan sebuah sistem penghubung dan pemutus jaringan listrik yang dikemas dalam sebuah enclosure dengan menggunakan gas SF6 bertekanan sebagai material isolasi elektrik. Enclosure adalah selubung pelindung yang berfungsi untuk menjaga bagian bertegangan terhadap lingkungan luar
SMK3 - sistem manajemen keselamatan & kesehatan kerja PP No 50 tahun 2012Ekhsan Hari Nuryanto
Penjelasan mengenai SMK3 - sistem manajemen keselamatan & kesehatan kerja PP No 50 tahun 2012:
1. Dasar Keselamatan & Kesehatan Kerja
2. Dasar hukum penerapan SMK3
3. 5 Prinsip dasar & 12 Elemen SMK3
Ingin pelatihan dan konsultasi demi mendapatkan sertifikat SMK3 berdasarkan PP No 50 Tahun 2012 dan OHSAS? silahkan hubungi ekhsan@solusimadani.com atau 081261725676.
modul pelatihan desain sarana transportasi vertikal gedung bertingkat,
disusun oleh Ir. Sarwono Kusasi (Alm)
silahkah di donlod , free, semoga menjadi amal jariah beliau
117 mark s. thompson - 7883634 - elevator load bearing member having a jack...Mello_Patent_Registry
Mark S. Thompson, John P. Wesson, William A. Veronesi, Hugh J. O’Donnell, John Pitts, William C. Perron, Ary O. Mello, Kathryn Rauss - Elevator Load Bearing Member Having a Jacket with at Least One Traction-Enhancing Exterior Surface
Hi Guys! So this used to be a group project me and my classmates made during our 4th quarter last school year (the design was mostly my idea though). It solely revolves around the activities of Quarter 4: Aralin 1 in the Grade 10 AP module. I hope you enjoy and make use of it! It somewhat posh in a way so when studying it; sit tight, relax and have a cup of tea!
Analisis Kebutuhan Ruang Terbuka Hijau Berdasarkan Penyediaan Oksigen dan Air...Bos Ariadi Muis
Ruang terbuka hijau (RTH) merupakan areal berupa ruang terbuka yang bervegetasi berada di kawasan perkotaan yang mempunyai fungsi perlindungan, pemanfaatan dan pelestarian lingkungan hidup. Fungsi RTH dapat berbentuk hutan kota, taman kota, taman pemakaman umum, lapangan olahraga, jalur hijau jalan raya, bantaran rel kereta api, bantaran sungai dan kawasan pertanian. RTH disebut sebagai paru-paru kota karena merupakan produsen oksigen (O2) yang belum tergantikan fungsinya.
Mengetahui prinsip-prinsip Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3).
Memperagakan cara merakit komputer dengan baik dan benar.
Mendemonstrasikan cara merakit komputer dengan memperhatikan Keselamatan Kerja.menjelaskan diagram blok komputer dan fungsi masing-masing;
Difinisi :
filosofi:àK3
Suatu pemikiran dan upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmaniah maupun rohaniah tenaga kerja pada khususnya dan manusia pada umumnya, hasil karya dan budayanya menuju masyarakat adil dan makmur.
Keilmuan:àK3
Ilmu pengetahuan dan penerapannya dalam usaha mencegah kemungkinan terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja.
Praktis:àK3
Upaya perlindungan agar tenaga kerja selalu dalam keadaan selamat dan sehat selama melakukan pekerjaan ditempa kerja, serta melakukan pekerjaan di tempat kerja maupun sumber dan proses produksi dapat secara aman dan efisien dalam pemakaiannya.
Menjamin kesempurnaan jasmani dan rohani tenaga kerja serta hasil karya dan budayanya.
Mencegah dan mengurangi terjadinya kecelakaan dan PAK (Penyakit Akibat Kerja)
Menjamin:
1) Setiap tenaga kerja dan orang lainnya yang berada di tempat kerja mendapat perlindungan
atas keselamatannya
2) Setiap sumber produksi dapat dipakai dan dipergunakan secara aman dan efisien
3) Proses produksi berjalan lancer
Persiapan dan Keselamatan kerja dalam Merakit PC
Obeng, tang, AVO meter (bila ada), solder, timah solder, isolasi, tali pengikat kabel dan buki catatan. Solder maupun AVO meter jarang dipakai apabila mempergunakan komponen yang masih baik.
Pengukuran arus dan tegangan listrik hanya dilakukan apabila komponen yang dipergunakan adalah komponen bekas yang belum diketahui apakah masih baik atau tidak.
Sebaiknya tidak menggunakan AVO meter apabila motherboard masih baik, karena anda tidak tahu titik-titik mana yang merupakan titik ukur. Kecerobohan dalam hal ini bisa menimbulkan akibat fatal.
Persiapan dan Keselamatan kerja dalam Merakit PC
Apabila anda mempergunakan komponen baru, anda tidak perlu melakukan pengukuran arus dan tegangan dengan AVO meter.
AVOmeter mungkin perlu dipergunakan hanya untuk mengetahui tegangan listrik di jala-jala listrik rumah anda saja.
Bila anda sudah mengetahui lihatlah di bagian power suply komputer (terdapat di dalam cashing/kotak komputernya) apakah sudah diatur pada skala tegangan yang sesuai dengan tegangan listrik di tempat anda atau belum.
Persiapan dan Keselamatan kerja dalam Merakit PC
Bila type power suply-nya tergolong type otomatik anda tidak perlu khawatir. Apabila power suplynya tergolong semi otomatik, kemungkinan anda harus memindahkan posisi saklar pengatur 24 tegangan ke posisi tegangan yang sesuai dengan tegangan listrik di tempat anda.
Menerapkan Keselamatan, Kesehatan, dan Lingkungan Hidup (K3LH)
Mendeskripsikan Kesehatan
Pengertian sehat senantiasa digambarkan sebagai suatu kondisi fisik, mental dan sosial se
Laporan hasil studi sertifikasi LRU sabuk pengaman yang dilaksanakan untuk memenuhi tugas besar mata kuliah AE3140 Sertifikasi Kelaikudaraan pada program studi Teknik Dirgantara ITB di tahun 2019.
Pengertian dan Problematika Keselamatan. Materi Meliputi: Pengertian Keselamatan, Jenis Keselamatan, Risiko dan Respons, Sistem Keselamatan, Pengukuran Keselamatan, Keselamatan Lalu Lintas, Program Keselamatan, Mempengaruhi Pengguna Jalan, Peningkatan Keselamatan Kendaraan, Peningkatan Jalan, Lalu Lintas, Penanganan Korban, Asuransi, Kecelakaan Lalu Lintas, Faktor Kelalaian Pengguna Jalan, Faktor Kendaraan, Faktor Jalan, Faktor Kondisi Lingkungan, Kesehatan dan Keselamatan Kerja, K3, Bahaya di Tempat Kerja, Bahaya Fisik dan Mekanik, Bahaya Kimiawi dan Biologis, K3 Berdasarkan Industri,
ISMCode ( International safety management code ) merupakan suatu standar internasional yang mengatur sistem manajemen keselamatan ( Safety ) dalam pengoperasian kapal termasuk SDM yang menanganinya serta upaya pencegahan dan pengendalian pencemaran lingkungan. ISMCode merupakan produk IMO (International Maritime Organization) yang akhirnya diadopsi oleh SOLAS (Safety of Life at Sea ) pada tahun 1994. ISMCode merupakan persyaratan wajib bagi perusahaan pelayaran dan perkapalan karna sebelum suatu perusahaan dan kapalnya beroperasi maka harus mempunyai sertifikasi ISMcode terlebih dahulu, tanpa sertifikasi ISMcode maka tidak bisa untuk beroperasi, karna memang ISMCode merupakan license untuk menjadi Ship operator.
Untuk konsultasi Sistem manajemen keselamatan – ISMCode, dapat menghubungi kami :
SIEN Consultants ( PT. SIEN Corpora )
Jl. Kyai Caringin no. 20 A – Jakarta pusat
Up. YOYO SUBAGYO / 08159767636, 021-70619908
Studi Sertifikasi Tali Penahan Kargo (Cargo Restraint Straps)Destya Maharani
Tujuan dari studi akademik ini adalah untuk mempelajari bagaimana proses pengembangan (desain dan produksi) cargo restraint straps dengan merujuk pada regulasi-regulasi terkait seperti FAR part 25 Cargo or Baggage Compartment part (d), (e), dan (f), TSO C172A Cargo Restraint Strap Assemblies, SAE AS 5385C Cargo Restraint Straps - Design Criteria and Testing Methods, dan lain sebagainya.
1. PELATIHAN PENGAWAS LAPANGAN
INSTALASI LIFT & ESKALATOR
Judul Modul :
Peraturan dan Standard Nasional
Medan, tanggal 23 April 2012
Paparan oleh : Ir. SAWONO KUSASI
A2K3 Nakertrans
SELAMAT DATANG
SALAM SEJAHTERA
2. URAIAN MATERI
Pelatihan ini membahas
Pengetahuan peraturan umum
Peraturan khusus, dan
Standar nasional
untuk para pengawas lapangan (site
supervisor) pemasangan instalasi lift
dan eskalator.
3. TUJUAN INSTRUKSIONAL
UMUM (TIU)
Setelah mempelajari modul, peserta mampu
memahami peraturan dan SNI,
Guna pelaksanaan pengawasan
pemasangan instalasi lift dan eskalator,
Sesuai ketentuan dokumen kontrak,
Dan sebagai acuan dalam pelaksanaan
pekerjaan agar hasilnya layak difungsikan.
4. TUJUAN INSTRUKSIONAL
KHUSUS (TIK)
Pada akhir pelatihan ini peserta mampu :
1. Mengenali sumber-sumber bahaya
2. Menerapkan sistem manajemen K3
3. Menerapkan organisasi perencanaan dan
pelaksanaan
4. Melaksanakan tugas-tugas P2K3 dan
tanggung jawab managerial.
5. LANDASAN HUKUM
1. Undang-undang No.01 tahun 1970
tentang keselamatan kerja dan usaha
mencegah kecelakaan maupun bahaya.
2. Peraturan menteri Nakertrans
No.01/MEN/1980 K3, Konstruksi
Bangunan.
3. Peraturan menteri Nakertrans
No.03/MEN/1999, Syarat-syarat K3 lift.
4. Peraturan menteri Nakertrans
No.05/MEN/1996, Sistem manajemen K3.
6. Pasal-3 :
Kapasitas lift sesuai SNI : 68 kg per orang.
Pasal-5 :
Mesin traksi harus sesuai dengan SNI :
Rem adalah bagian dari mesin.
Pasal-6 :
Kamar mesin dan pintu harus tahan api 1 jam.
Pintu masuk KM min.0.7 m x 2.0 m membuka
arah keluar.
Permen no.03/MEN/1999 K3 Lift
7. FAKTOR KEAMANAN
Pasal-7 :
Kecepatan tali Faktor
keamanan
20 m/m – 59 m/m 8.0
59 m/m – 90 m/m 9.5
105 m/m – 180 m/m 10.5
210 m/m – 300 m/m 11.5
300 m/m – keatas 12.0
Diameter tali minimal = 10 mm
Jumlah lembar minimal = 3
8. RUANG LUNCUR (hoistway)
Pasal-9 :
Ruang luncur express (lift non-stop) minimal
satu pintu darurat setiap 3 lantai (setiap 11.0
meter).
Dimensi pintu darurat min 70 cm x 140 cm
Tahan api (sesuai peraturan bangunan)
Overhead : Ruang bebas aman minimal 50 cm
(SNI 60 cm)
Pit (lekuk dasar) : Ruang bebas aman minimal
50 cm
9. LEKUK DASAR ATAU PIT
Pasal 10 :
Lantai dasar pit kekuatannya 5000 N/m2.
Jika pit tidak langsung disangga tanah
(pondasi), maka:
Bobot imbang harus dilengkapi alat
pengaman (safety device).
Ruangan bagian bawah pit dilarang untuk
kegiatan (demi keselamatan).
10. KERETA
Pasal-11 :
Pintu darurat pada atap kereta minimal
0.35 x 0.45 m (membuka arah keatas).
Pintu darurat dinding samping kereta, dilengkapi
saklar pengaman, kunci dan handel pada sisi
luar.
Luas kereta sesuai dengan jumlah maximum
penumpang (lihat lampiran).
Luas 1.6 x 1.5 = 2.4 m2 = 1000kg (= 15P)
Rata-rata IP = 2.4/15 = 0.16 m2.
11. KECEPATAN LEBIH
(overspeed)
Pasal-13 :
Kecepatan lebih (%) saat governor bekerja
s/d 42 m/m = 150%
s/d 90 m/m = 140%
s/d 120 m/m = 135%
> 120 m/m = 130 %
Saklar pengaman (stop switch) pada governor
untuk lift-lift berkecepatan 60 m/m dan lebih.
12. KINERJA PESAWAT
PENGAMAN
Pasal-15 :
Jarak kemerosotan kereta saat rem (alat)
pengaman bekerja.
Kecepatan kereta Jarak min dan max
s/d 105 m/m 0.25 m,
1.10 m
s/d 150 m/m 0.59 m,
1.80 m
s/d 210 m/m 1.00 m,
3.00 m
s/d 300 m/m 2.00 m,
5.60 m
13. REL PEMANDU
Pasal-20 :
Rel pemandu harus kuat atas tekanan kereta
saat rem pesawat pengaman bekerja dengan
beban penuh didalam kereta.
Contoh gaya reaksi : g = gravitasi bumi
F = g x (P+Q) x P = berat kereta kosong
Q = beban kapasitas
= faktor tekuk
A = luas penampang rel
(mm2)
T = F/A < 140 N/mm2
14. PEREDAM (penyangga)
Pasal-21 :
Peredam (penyangga) dan jarak langkah
(stroke)
Kecepatan lift Jarak langkah (stroke)
s/d 45 m/m 4 cm, (karet masif
kenyal)
s/d 60 m/m 6 cm, jenis pegas
s/d 90 m/m 15 cm, jenis hidrolik
s/d 150 m/m 43 cm, jenis hidrolik
s/d 180 m/m 63 cm, jenis hidrolik
s/d 210 m/m 84 cm, jenis hidrolik
s/d 300 m/m 74 cm, jenis hidrolik
s/d 360 m/m 250 cm, jenis hidrolik
15. DOKUMEN
Pasal-24 :
Gambar rencana pemasangan harus
sesuai dengan SNI dan disahkan oleh
pejabat yang ditunjuk, meliputi:
Kamar mesin
Ruang luncur
Pintu-pintu
Rel pemandu, dan
penguatnya (separator beam)
Perhitungan tali baja, dan sertifikat tali.
16. IZIN PEMASANGAN
Pasal-25 :
Pengurus (kontraktor) lift harus mendapat
Izin memasang atau merubah
Izin menggunakan operasi lift (layak fungsi)
Perusahaan Jasa K3 :
a) harus mendapat izin operasi
b) keputusan penunjukan oleh menteri
17. SERTIFIKAT TEKNISI
Pasal-27 :
SIO bagi teknisi setelah lulus dari
bimbingan teknis (teknis lapangan dan
teori).
SIO berlaku untuk 5 tahun.
Penjelasan SIO = Surat Izin Operasi
18. DAFTAR ISTILAH
1. bahaya (hazards)
suatu kondisi dan atau sikap yang berlaku
ditempat kerja yang berpotensi terhadap
terjadinya suatu kecelakaan.
2. kecelakaan (accident)
suatu peristiwa yang tidak dikehendaki
datangnya secara tiba-tiba, yang dapat
mengakibatkan kerusakan harta benda
gangguan lingkungan dan atau mengakibatkan
cedera, bahkan kehilangan nyawa.
19. DAFTAR ISTILAH
3. kejadian (Incident)
suatu peristiwa yang nyaris dapat menyebabkan
atau menimbulkan terjadinya suatu kecelakaan.
4. sumber bahaya
segala faktor yang dapat menimbulkan atau
membantu adanya suatu bahaya.
5. resiko
suatu kemungkinan terjadinya kerugian yang
diperkirakan dapat terjadi, akibat adanya bahaya,
dalam suatu kegiatan atau dalam satuan waktu
20. DAFTAR ISTILAH
6. keselamatan kerja (occupational safety)
tindakan sesuai prosedur baku, untuk
menghindari diri dari bahaya kecelakaan kerja
dan resiko.
7. kesalahan manusiawi (human error)
suatu gejala akibat dari beberapa faktor yang
mempengaruhi unjuk kerja seseorang pada
situasi tertentu.
21. DAFTAR ISTILAH
8. faktor manusia (human factor)
faktor badaniah atau rohaniah pada diri
siapapun dapat mempengaruhi langsung atau
tidak langsung suatu unjuk kerja. Hal ini
penyebab kesalahan “menilai” dan atau
bertindak, dan mengakibatkan kecelakaan.
Menilai disini berarti membuat keputusan.
9. ceroboh (negligent act)
suatu tindakan direncanakan ataupun tidak,
yang tidak semestinya, dan mengandung
bahaya.
22. DAFTAR ISTILAH
10. derita (severity)
suatu ukuran derajat kemalangan akibat
kecelakaan, seperti kehilangan jumlah jam
kerja akibat kecelakaan.
11. domino effect
suatu istilah yang dipakai untuk
menggambarkan hubungan sebab dan
akibat suatu peristiwa terhadap peristiwa
lain. Suatu peristiwa kegagalan (atau
kecelakaan) dapat mengakibatkan tambahan
kegagalan (kecelakaan) yang lain dan
seterusnya.
23. DAFTAR ISTILAH
12. audit
pemeriksaan secara sistimatis dan
independent untuk mencari fakta hasil
kegiatan, apakah sesuai dengan rencana, dan
apakah kebijakan/tujuan perusahaan tercapai.
13. penyelidikan kecelakaan
upaya terarah untuk mengumpulkan dan
menafsirkan serta menganalisa fakta meliputi
suatu pencarian secara sistimatis sifat dan
luasnya kejadian kecelakaan, termasuk resiko
yang (telah) diambil, dan jumlah kerugian
yang diambil.
24. DAFTAR ISTILAH
14. APD = alat pelindung diri
15. safety switches
sakelar-sakelar pengaman dipasang secara
serie (berderet), jika salah satu
terbuka/putus, lift akan berhenti bekerja.
16. proaktif
ikut melaksanakan suatu tugas karena
sesuai dengan kehendak
25. DAFTAR ISTILAH
17. disiplin (discipline)
status dimana seorang dapat menguasai
dirinya sendiri untuk bersikap sesuai aturan.
18. sikap (aptitude)
kesanggupan seseorang menghadapi atau
mempelajari masalah.
19. tanggap (respons)
reaksi positip terhadap suatu perubahan
(pekerjaan atau lingkungan).
26. KESELAMATAN KERJA
Undang-undang No.1 tahun 1970
Pasal 1 :
Definisi : 1. Tempat Kerja
2. Pengurus
3. Pengusaha
4. Direktur
5. Pegawai Pengawas
6. Ahli Keselamatan Kerja (A2K3)
Pasal 2 :
Ruang Lingkup
Segala tempat kerja : didarat, didalam tanah,
dipermukaan air, didalam air, dan diudara.
27. Pasal 3 :
Syarat-syarat Keselamatan :
1. Mencegah dan mengendalikan timbulnya
kecelakaan.
2. Mengurangi resiko kecelakaan.
3. Menanggulangi (memadamkan, dan
sebagainya).
4. Memberi pertolongan pada kecelakaan.
5. Memelihara lingkungan dan kesehatan.
6. dsb.
28. Pasal 4 :
Proses terjadinya kecelakaan, dalam :
1. Perencanaan (hubungan dengan SNI)
2. Pembuatan (proses) pengolahan material
dan limbah.
3. Transportasi (handling), pengangkutan
produk
4. Peredaran, perdagangan
5. Instalasi, proses pekerjaan
6. Pemakaian, oleh masyarakat umum
7. Pemeliharaan
8. Penyimpanan bahan, produk dan material
29. Pasal 5 :
Pengawasan
Tugas dan wewenang direktur
Pelaksanaan langsung oleh AK3
Pasal 6 :
Panitia banding
Diatur oleh kementerian Nakertrans
Pasal 7 :
Restribusi
30. Pasal 9 :
Pembinaan
Kewajiban pengurus menyelenggarakan latihan
Menyediakan APD (hal pekerja)
Pasal 10 :
Panitia Pembina K3
Wewenang menteri Nakertrans
Pasal 11 :
Laporan kecelakaan
Kewajiban pengurus, laporan dalam tempo 2 x 24
jam
31. Pasal 12, 13 :
Kewajiban & Hak tenaga kerja
Laporan dan Alat-alat Pelindungan Diri (APD)
Pasal 14 :
Kewajiban pengurus
Membuat syarat-syarat kerja (peraturan
perusahaan)
Memasang tanda peringatan, label, penerangan
Pasal 15 :
Pelaksanaan dan ancaman pidana
Pasal 16, 17, 18 : Mulai diundangkan
32. SNI
(Standard Nasional Indonesia)
SNI diterbitkan oleh :
BSN : Badan Standardisasi Nasional
Gedung Manggala Wana Bhakti Lt.4 Blok IV
Jl. Gatot Subroto No.1 Jakarta 10270
Telp : (021) 574.7043
SNI 03-2190-1999 : Syarat-syarat Umum Konstruksi Lift
Penumpang dengan Motor Traksi.
SNI 03-6573-2001 : Tata cara Perancangan Sistem
Transportasi Vertikal dalam Gedung.
SNI 03-7017-2004 : Pemeriksaan dan Pengujian Lift
Traksi
Listrik pada Bangunan Gedung.
33. Daftar Isi SNI 03-6573-2001
Bab-4. Ketentuan Teknik
Bab-5. Perancangan
Bab-6. Sistem Pelayanan
Bab-7. Konstruksi Lift
Bab-8. Pemasangan Lift Tali Baja 8.4.
Bab-9. Instalasi Listrik
Bab-10. Pemeriksaan dan Pengujian
Bab-11. Pemeliharaan
34. Daftar Isi SNI 03-6573-2001
Bab-7.
7.1. Umum
7.2. Tata Letak
7.3. Penerapan atas Bentuk Bangunan
7.4. Susunan kelompok lift
7.5. Ruang Luncur
7.6. Kereta Lift
7.7. Pintu
7.8. Motor dan Mesin
7.9. Pesawat Pengaman
7.10. Sinyal
7.11. Lift pelayanan khusus
39. PERATURAN KHUSUS
Peraturan Keselamatan Khusus yang
perlu diperhatikan bagi seorang
Pengawas Lapangan (Site Supervisor)
Pemasangan Instalasi Lift dan Eskalator
meliputi:
Bekerja di Kamar Mesin
Bekerja di Lekuk Dasar (pit)
Bekerja di Ruang Luncur (Hoistway)
Pintu-pintu Lantai (landing doors) dan
Bekerja di atas atap kereta
44. POLA PENGAWASAN K3 (1)
POLA PENGAWASAN DIBAGI 3 TAHAP
1. RENCANA K3 SEBELUM
KONSTRUKSI, MENCAKUP :
PERENCANAAN : METODE
KERJA, URUTAN KERJA, SARANA
K3, PELAYANAN KESEHATAN.
ORGANISASI : UNIT K3 DALAM
STRUKTUR ORGANISASI
POLA EVALUASI
45. POLA PENGAWASAN k3 (2)
POLA PENGAWASAN DIBAGI 3 TAHAP
2. K3 PAD AFASE KONSTRUKSI
KONTRAKTOR UTAMA PERLU MENGAMBIL
LANGKAH
PENGAMAN AREAL KERJA, SELAMATAN,
PENYULUHAN K3, PEMERIKSAAN KESEHATAN,
PEMBERSIHAN AREA/LINGKUNGAN KERJA,
PELAYANAN KESEHATAN, KERAPIAN,
EVALUASI MINGGUAN & BULANAN DAN
PENGGOLONGAN KECELAKAAN KERJA :
MENINGGAL DUNIA
CACAT PERMANEN TOTAL
CACATPERMANEN SEBAGIAN
TIDAK MAMPU BEKERJA SEMENTARA
46. POLA PENGAWASAN K3 (3)
POLA PENGAWASAN DIBAGI 3 TAHAP
3. FASE PENYERAHAN PROYEK
PROSEDUR PENYERAHAN BAIK &
MUDAH DIMENGERTI
DITENTUKAN BATAS PEKERJAAN
SECARA JELAS.
47. AUDIT INTERNAL K3
ADALAH PEMERIKSAAN BERKALA
SECARA TERENCANA YANG DILAKUKAN
TERHADAP PENERAPAN SISTEM
MANAJEMEN K3
DIPERLUKAN AGAR SEMANGAT K3
TERPELIHARA & BAHKAN PERBAIKAN
SECARA TERUS MENERUS
YANG MELAKUKAN AUDIT ADALAH
PETUGAS YANG BERSERTIFIKAT SPT :
SAFETY INSPECTOR (PEM), SAFETY
OFFICER (PEMILIK PEKERJAAN), SAFETY
ENGINEER (PELAKSANA PEKERJAAN)
48.
49. MASALAH PEMAKAIAN
ALAT PELINDUNG DIRI
PEKERJA TIDAK MAU MEMAKAI PERLENGKAPAN
KESELAMATAN KERJA
PERUSAHAAN TIDAK MENYEDIAKAN PERLENGKAPAN
KESELAMATAN KERJA
JENIS PERLENGKAPAN KESELAMATAN KERJA TIDAK
SESUAI DENGAN JENIS BAHAYA YANG DIHADAPI
PEKERJA
PERUSAHAAN MENGADAKAN PERLENGKAPAN
KESELAMATAN KERJA HANYA SEKEDAR MEMENUHI
PERSYARATAN FORMAL TANPA MEMPERTIMBANGKAN
KESESEUAIANNYA DENGAN MAKSUD PEMAKAIANNYA.
MASKER
ALAT PELINDUNG TELINGA
SARUNG TANGAN
KACA MATA KESELAMATAN
50. TERIMA KASIH atas PERHATIAN
PARA HADIRIN
Untuk Tanya Jawab,
hubungi :
Ir. Sarwono Kusasi
Hp.0818.0615.5187