SlideShare a Scribd company logo
Bondan Winarno
23 juni 2016
PT. TERMINAL PETIKEMAS SURABAYA
2016
1. K3 masih belum mendapatkan perhatian yang memadai semua pihak
2. Kecelakaan kerja yang terjadi relative masih tinggi
3. Pelaksanaan pengawasan K3 masih bersifat parsial dan belum menyentuh
aspek manajemen
4. Relatif rendahnya komitment pimpinan perusahaan dalam hal K3
5. Kualitas tenaga kerja berkorelasi dengan kesadaran atas K3
6. Tuntutan global dalam perlindungan tenaga kerja yang diterapkan oleh
komunitas perlindungan hak buruh internasional
7. Desakan LSM internasional dalam hal hak tenaga kerja untuk mendapatkan
perlindungan
8. Masalah K3 masih belum menjadi prioritas program
9. Tidak ada yang mengangkat masalah K3 menjadi issue nasional baik secara politis maupun
sosial
10. Masalah kecelakaan kerja masih dilihat dari aspek ekonomi, dan tidak pernah dilihat dari
pendekatan moral
11. Tenaga kerja masih ditempatkan sebagai faktor produksi dalam perusahaan, belum
dirtempatkan sebagai mitra usaha
12. Alokasi anggaran perusahaan untuk masalah K3 relatif kecil
LATAR BELAKANG
Kita bekerja dalam industri dengan resiko tinggi dan insiden terus terjadi…
Stena Spirit crashes into crane, Port on
Poland’s Baltic Sea, 2012
Toppled containers aboard Svendborg Maersk
upon arrival in Malaga.
A stack of containers come undone at the South
Harbor in Manila
5
MENGAPA KITA PERLU K3 ?
Manusia/Te
naga Kerja
Harta
Benda
Lingkung
an Hidup
Kita tidak ingin
Terjadi kecelakaan
kerja atau PAK ->
kehilangan saudara
Kita tidak ingin
terjadi Kerusakan
Lingkungan
Kita tidak ingin
kehilangan harta
Benda
C
I
T
R
A
P
E
R
U
S
A
H
A
A
N
K
3
PERATURAN TENTANG K3
U U Permenaker KepmenakerP P
7
Perusahaan
Lokasi
Orang/Tenaga Kerja
Kegiatan
- ZERO ACCIDENT
- EFESIEN
- SUSTAINABLE
UU. PP. PERMENAKERTRAN,KEPMEN DLL
PELAKSANAAN & PENGAWASAN K3  P2K3
H
A
Z
A
R
D
PENGENALAN TENTANG K3
 Setiap orang/TK
yang berada di
tempat kerja selalu
dalam keadaan
selamat, sehat dan
sejahtera
 Sumber2
produksi/kegiatan
aman, lancar
mendorong
produktivitas tinggi
dan efisiensi dapat
tercapai
 Pembangunan
sustainable sehingga
dapat menjaga
Kelestarian
lingkungan hidup
ORANG
KEGIATAN
TEMPAT
TUJUAN PENERAPAN K3
Pasal 27 (2)
UUD 1945
Undang-undang
13 Thn 2003
Pasal 86 Pasal 87
• UU No.1/1970 PP 50 Tahun 2012
ttg Penerapan
SMK3
Sanksi
DASAR HUKUM PENERAPAN SMK3
(2) Ketentuan mengenai penerapan sistem
manajemen keselamatan dan kesehatan
kerja sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) diatur dengan Peraturan Pemerintah
(1) Setiap perusahaan wajib
menerapkan sistem manajemen
keselamatan dan kesehatan kerja
yang terintegrasi dengan sistem
manajemen perusahaan
Pasal 87
UU No.13/2003
 Pelaksanaan K3 sesuai UU 1/1970 secara eksplisit
merupakan pelaksanaan K3 secara sistem
 SMK3 dikeluarkan sejak 1996 melalui Permenaker No.
05/Men/1996
 Di Internasional perkembangan sistem manajemen K3
mulai berkembang melalui ILO Guidline Tahun 2001
 OHSAS dikembangkan pada tahun 2001
 SMK3 ditegaskan kembali dalam UU 13 tahun 2003
pasal 87
 Dan mengamanatkan pedoman penerapan melalui
Peraturan Pemerintah No. 50 Tahun 2012 tentang
Penerapan SMK3 (12 April 2012)
 Wajib bagi perusahaan:
◦ mempekerjakan pekerja/buruh paling sedikit
100 (seratus) orang; atau
◦ mempunyai tingkat potensi bahaya tinggi (high
risk).
 Ketentuan mengenai tingkat potensi bahaya tinggi
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan
 Dalam menerapkan SMK3 memperhatikan
peraturan perUU, konvensi atau standar
internasional
PENERAPAN SMK3
Pasal 5
IMPLEMENTASI K3 DI PELABUHAN
UNSAFE
CONDITION
2 FATOR UTAMA
PENYEBAB TERJADINYA
BAHAYA
UNSAFE
ACTION
 KURANG PENGETAHUAN
 KURANG TERAMPIL/ PENGALAMAN
 TIDAK ADA KEMAUAN
 FAKTOR KELELAHAN
 JENIS PEKERJAAN YG TIDAK SESUAI
 GANGGUAN MENTAL
 KESALAHAN DALAM SIFAT DAN TINGKAH
LAKU MANUSIA
 Menjalankan Mesin/
Peralatan tanpa
wewenang
 Menjalankan Mesin/
Peralatan dgn kecepatan
yg tidak semestinya
 Membuat Alat Pengaman
tidak berfungsi
 Lalai menggunakan APD
 Mengangkat barang
dengan cara yg salah
 Mengambil posisi pada tempat
yang berbahaya
 Membetulkan mesin dalam
keadaan jalan
 Lalai memberikan peringatan atau
lupa mengamankan tempat kerja
 Bersenda gurau tidak pada
tempatnya
 Memaksakan diri untuk bekerja
walaupun sakit
 Merancang /memasang peralatan
tanpa pengaman
 Pelindung atau
pembatas/pengaman yang
tidak memadai
 Peralatan/ perkakas dan
bahan yang rusak tetap
digunakan
 Penempatan barang yang
salah
 Sistem peringatan yang
tidak memadai
 Pengabaian terhadap
perkiraan bahaya
kebakaran/peledakan
 Kebersihan lingkungan kerja
yang jelek
 Polusi udara di ruangan kerja
(gas, uap, asap, debu, dsb.)
 Kebisingan yang berlebihan
 Pemaparan Radiasi
 Ventilasi yang tidak memadai
 Penerangan yang tidak
memadai
Alat Pelindung Diri
Wajib digunakan di area Pelabuhan / Terminal
Alat Pelindung Diri wajib dikenakan
selama berada di area kerja
Helm Pelindung
(Safety Helmet)
Sepatu Pelindung
(Safety Shoes)
Rompi Pelindung
(Safety Vest)
1. Keselamatan Pejalan Kaki
Secara umum kecelakaan fatal yang paling banyak terjadi di Pelabuhan adalah
pejalan kaki, sehingga kita perlu mengidentifikasi dan mengendalikan risiko-risiko
yang berkaitan dengan peralatan bergerak dan pejalan kaki :
a) Kenakan Rompi, Helm dan Sepatu Pelindung.
b) Jaga jarak dengan kendaraan bergerak.
c) Berjalan hanya di area pejalan kaki yang telah disediakan .
d) Pastikan pengemudi mengetahui keberadaan Anda.
e) Dilarang menggunakan HP saat berjalan di lokasi kerja.
f) Dilarang berjalan di lokasi-okasi yang ditandai rambu “Dilarang Berjalan”.
g) Dilarang turun/meninggalkan kabin kendaraan saat berada di area kerja.
h) Dilarang menumpang di atas kendaraan bak terbuka.
i) Menyeberanglah menggunakan “Zebra Cross” dan dilarang menyeberang di
sembarang tempat.
Potensi bahaya dan resiko fatal kedua di area pelabuhan adalah
banyaknya penggunaan alat berat bergerak di lingkungan pelabuhan.
Sehingga kita perlu mengidentifikasi dan mengendalikan risiko-risiko
yang berkaitan dengan pengoperasian dan pemeliharaan alat bergerak :
a. Pastikan Anda telah memiliki kecakapan mengemudi/memiliki SIM
yang masih berlaku.
b. Kecepatan maksimum di area kerja adalah 30 km/jam.
c. Pastikan fitur-fitur keselamatan (lampu rotari dan lain-lain) dan rem
dalam kondisi baik.
d. Perhatikan posisi pejalan kaki yang berada di lapangan.
e. Dilarang berhenti di bawah lintasan spreader, jalur RTG crane atau
berhenti di sembarang tempat.
f. Dilarang memutar musik dan menggunakan HP di saat mengemudi
g. Gunakan selalu sabuk keselamatan (Safety belt).
h. Jika kendaraan RUSAK, dilarang melakukan perbaikan tanpa ijin dari
Pihak Pelabuhan / Terminal
2. Alat Bergerak
i. Pastikan rem tangan (hand brake) diaktifkan saat meninggalkan
kendaraan.
j. Dilarang meninggalkan kendaraan dalam kondisi mesin hidup.
k. Pasang pengganjal ban (wheel chock) pada saat kendaraan diperbaiki.
l. Khusus kendaraan trailer, dilarang mendahului.
m. Patuhilah rambu-rambu lalulintas dan penandaan jalan.
n. Berlalulintaslah secara bergantian, jangan berkerumun dengan
kendaraan lain dan dilarang menyalip di dalam area kerja Pelabuhan /
terminal.
o. Untuk kendaraan trailer, tidak seorangpun diperkenankan menumpang
di dalam kabin.
p. Apabila anda mengalami atau mengetahui adanya kecelakaan segera
laporkan ke Supervisor Keselamatan (Safety Supervisor), Petugas
Keamanan (Security Personnel) atau Manajer Shift (Shift Manager).
2. Alat Bergerak
q. Dilarang mengkonsumsi obat-obatan terlarang dan / atau
mengkonsumsi minuman beralkohol selama berada di lokasi kerja.
Penggunaan obat terlarang/narkoba akan dilaporkan ke pihak
berwajib.
r. Dilarang menumpang di atas bak kendaraan yang terbuka.
s. Dilarang merokok saat mengemudi dan selama berada di area kerja.
t. Pastikan jumlah penumpang sesuai kapasitas kendaraan.
2. Alat Bergerak
Potensi bahaya dan resiko fatal ketiga di Pelabuhan / Terminal adalah
menangani muatan. Sehingga kita perlu menggunakan alat yang sesuai
dengan prosedur kerja aman untuk meminimumkan kemungkinan
seseorang mengalami cedera karena terhantam oleh muatan yang sedang
berayun, diangkat, atau terjatuh selama kegiatan bongkar muat.
a. Hanya petugas yang ditunjuk/memiliki ijin diperkenankan
mengoperasikan peralatan.
b. Pastikan jalur spreader aman dari kendaraan bergerak.
c. Tangani petikemas sesuai dengan Muatan Kerja Aman (Safe Working
Load/SWL) alat.
d. Lakukan pemeriksaan sebelum mengoperasikan alat.
e. Penanganan muatan mutlak dilakukan oleh petugas yang terlatih.
f. Dilarang berada di bawah muatan yang menggantung.
g. Pastikan alat angkat dipelihara/dirawat secara berkala dan
bersertifikat.
3. Menangani Muatan
Jatuh dari ketinggian sangat sering terjadi di Pelabuhan .
Terminal. Sehingga kita perlu melindungi setiap pegawai dan
kontraktor dengan cara mengendalikan risiko terkait dengan
bekerja di ketinggian (Working at Height).
a. Kenakan Alat Pelindung Diri (SPD) untuk bekerja di ketinggian
secara tepat
b. Ketahui peraturan dan syarat untuk bekerja di ketinggian
c. Patuhi peraturan 2 x 2 yaitu :
Bekerja dalam jarak dua (2) meter pada
daerah yang tidak terlindungi yang lebih lebar
dari 300 mm yang memungkinkan untuk
jatuh dari ketinggian dua (2) meter atau lebih.
4. Bekerja di Ketinggian
Kapal-kapal yang berkunjung diklasifikasikan sebagai area sementara
karena berbagai macam desain, kondisi, dan cara penyajian
barang/kargo yang mungkin menimbulkan kerusakan atau cedera pada
seseorang.
Sebelum melakukan pekerjaan di atas kapal, maka harus diuji dulu
kondisi kapal termasuk jalur masuk ke setiap titik/lokasi pekerjaan
(Point of Work = POW) dan setiap peralatan pengangkatan.
Apabila ditemukan adanya ketidaksesuaian/ kekurangan, maka harus
dilakukan tindakan perbaikan dengan pengawasan memadai yang
teridentifikasi, terpasang, dan terkomunikasikan sebelum
dilaksanakannya pekerjaan.
5. Keselamatan Kapal
Dalam penerapan SMK3 yang baik, perusahaan wajib
menyediakan Workshop (Bengkel) dan peralatan yang didesain,
dibangun, dibeli, dan dipelihara sesuai dengan standar industri
untuk memastikan kesehatan dan keselamatan para pegawainya
serta keefisienan pengoperasiannya.
6. Teknik/Engineering
7. Pengisolasian
Perusahaan harus mengendalikan risiko yang timbul dari pelepasan
energi tersimpan yang tidak terkendali.
Untuk pekerjaan berkaitan dengan kelistrikan, pekerjaan di ruang sempit
(confined space), pekerjaan menggali, pekerjaan di ketinggian,
pekerjaan berhubungan dengan panas dan pekerjaan penanganan
mekanis serta pekerjaan yang berkaitan dengan zat/barang berbahaya
harus mendapat ijin dari Petugas Keselamatan atau Departemen K3
Perusahaan terkait.
TERIMA KASIH

More Related Content

What's hot

K3 PADA PENGGALIAN
K3 PADA PENGGALIANK3 PADA PENGGALIAN
K3 PADA PENGGALIAN
Maria Lopulalan
 
Syarat pembentukan P2K3
Syarat pembentukan  P2K3Syarat pembentukan  P2K3
Syarat pembentukan P2K3Herry Prakoso
 
Ik ert-01 penggunaan apar-do not copy
Ik ert-01 penggunaan apar-do not copyIk ert-01 penggunaan apar-do not copy
Ik ert-01 penggunaan apar-do not copy
Rifki_Gunpla
 
SOP Pekerjaan Konstruksi
SOP Pekerjaan KonstruksiSOP Pekerjaan Konstruksi
SOP Pekerjaan Konstruksi
Jocky Nahor
 
Keselamatan Kerja Lepas Pantai
Keselamatan Kerja Lepas PantaiKeselamatan Kerja Lepas Pantai
Keselamatan Kerja Lepas Pantai
Syamsul Arifin
 
PPT APD - K3
PPT APD - K3PPT APD - K3
PPT APD - K3
Qoimah Adielah
 
Rambu rambu k3
Rambu rambu k3Rambu rambu k3
Rambu rambu k3
Jessie Normansyah
 
power point Alat pelindung diri
power point Alat pelindung diripower point Alat pelindung diri
power point Alat pelindung diri
gabrielirfan
 
Sni 13 6351-2000 rambu-rambu jalan di area pertambangan
Sni 13 6351-2000   rambu-rambu jalan di area pertambanganSni 13 6351-2000   rambu-rambu jalan di area pertambangan
Sni 13 6351-2000 rambu-rambu jalan di area pertambangan
Darmawan Saputra Setiawan
 
Job Desc HSE Staff
Job Desc HSE StaffJob Desc HSE Staff
Job Desc HSE Staff
ibadil haqqi
 
Materi Training Safety
Materi Training SafetyMateri Training Safety
Materi Training Safety
Afrian Hasendra
 
K3 Pesawat Tenaga dan Produksi
K3 Pesawat Tenaga dan ProduksiK3 Pesawat Tenaga dan Produksi
K3 Pesawat Tenaga dan Produksi
Al Marson
 
K3 Konstruksi Bangungan
K3 Konstruksi BangunganK3 Konstruksi Bangungan
K3 Konstruksi Bangungan
Al Marson
 
Laporan k3
Laporan k3Laporan k3
Laporan k3
Syieh Archivil
 
Pengantar k3
Pengantar k3 Pengantar k3
Pengantar k3
Rossa Rossa
 
CONTOH JSA (JOB SAFETY ANALYSIS) K3
CONTOH JSA (JOB SAFETY ANALYSIS) K3CONTOH JSA (JOB SAFETY ANALYSIS) K3
CONTOH JSA (JOB SAFETY ANALYSIS) K3
aji indras
 

What's hot (20)

K3 PADA PENGGALIAN
K3 PADA PENGGALIANK3 PADA PENGGALIAN
K3 PADA PENGGALIAN
 
Syarat pembentukan P2K3
Syarat pembentukan  P2K3Syarat pembentukan  P2K3
Syarat pembentukan P2K3
 
Ik ert-01 penggunaan apar-do not copy
Ik ert-01 penggunaan apar-do not copyIk ert-01 penggunaan apar-do not copy
Ik ert-01 penggunaan apar-do not copy
 
Dasar k3
Dasar k3Dasar k3
Dasar k3
 
SOP Pekerjaan Konstruksi
SOP Pekerjaan KonstruksiSOP Pekerjaan Konstruksi
SOP Pekerjaan Konstruksi
 
Safety Culture
Safety CultureSafety Culture
Safety Culture
 
Keselamatan Kerja Lepas Pantai
Keselamatan Kerja Lepas PantaiKeselamatan Kerja Lepas Pantai
Keselamatan Kerja Lepas Pantai
 
PPT APD - K3
PPT APD - K3PPT APD - K3
PPT APD - K3
 
Rambu rambu k3
Rambu rambu k3Rambu rambu k3
Rambu rambu k3
 
power point Alat pelindung diri
power point Alat pelindung diripower point Alat pelindung diri
power point Alat pelindung diri
 
Sni 13 6351-2000 rambu-rambu jalan di area pertambangan
Sni 13 6351-2000   rambu-rambu jalan di area pertambanganSni 13 6351-2000   rambu-rambu jalan di area pertambangan
Sni 13 6351-2000 rambu-rambu jalan di area pertambangan
 
Job Desc HSE Staff
Job Desc HSE StaffJob Desc HSE Staff
Job Desc HSE Staff
 
Materi Training Safety
Materi Training SafetyMateri Training Safety
Materi Training Safety
 
K3 Pesawat Tenaga dan Produksi
K3 Pesawat Tenaga dan ProduksiK3 Pesawat Tenaga dan Produksi
K3 Pesawat Tenaga dan Produksi
 
K3 l forklift
K3 l forkliftK3 l forklift
K3 l forklift
 
K3 Konstruksi Bangungan
K3 Konstruksi BangunganK3 Konstruksi Bangungan
K3 Konstruksi Bangungan
 
Laporan k3
Laporan k3Laporan k3
Laporan k3
 
Pengantar k3
Pengantar k3 Pengantar k3
Pengantar k3
 
CONTOH JSA (JOB SAFETY ANALYSIS) K3
CONTOH JSA (JOB SAFETY ANALYSIS) K3CONTOH JSA (JOB SAFETY ANALYSIS) K3
CONTOH JSA (JOB SAFETY ANALYSIS) K3
 
Lingkungan kerja
Lingkungan kerjaLingkungan kerja
Lingkungan kerja
 

Similar to Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pelabuhan

PENGENALAN K3 PERTAMBANGAN Safety Induction.PPTX
PENGENALAN K3 PERTAMBANGAN Safety Induction.PPTXPENGENALAN K3 PERTAMBANGAN Safety Induction.PPTX
PENGENALAN K3 PERTAMBANGAN Safety Induction.PPTX
TimothyTekniko
 
Permen 9 tahun 2016.ppt
Permen 9 tahun 2016.pptPermen 9 tahun 2016.ppt
Permen 9 tahun 2016.ppt
pubgbokisSSM
 
Peraturan Menteri Ketenagakerjaan No. 09 tahun 2016.ppt
Peraturan Menteri Ketenagakerjaan  No. 09 tahun 2016.pptPeraturan Menteri Ketenagakerjaan  No. 09 tahun 2016.ppt
Peraturan Menteri Ketenagakerjaan No. 09 tahun 2016.ppt
MikuSan3
 
materi induksi.pptx
materi induksi.pptxmateri induksi.pptx
materi induksi.pptx
RoniIrpannsyah
 
Rakord SG 20092019.pptx
Rakord SG 20092019.pptxRakord SG 20092019.pptx
Rakord SG 20092019.pptx
ssuserf11fb3
 
EHS General Induction PT. Hyundai Elevator Indonesia rev.ppt
EHS General Induction PT. Hyundai Elevator Indonesia rev.pptEHS General Induction PT. Hyundai Elevator Indonesia rev.ppt
EHS General Induction PT. Hyundai Elevator Indonesia rev.ppt
hsegrogol
 
manual-handling04-140115201-phpapp01.ppt
manual-handling04-140115201-phpapp01.pptmanual-handling04-140115201-phpapp01.ppt
manual-handling04-140115201-phpapp01.ppt
safetymatralestariba
 
SLIDE .pptx
SLIDE .pptxSLIDE .pptx
SLIDE .pptx
suhailamatnayan1
 
Studikasus merah
Studikasus merahStudikasus merah
Studikasus merah
Cecep khoer Affandi
 
3. 3.3 Tata cara prosedur keselamatan kerja diatas kapal GAS TANKER CADET.pptx
3. 3.3 Tata cara prosedur keselamatan kerja diatas kapal GAS TANKER CADET.pptx3. 3.3 Tata cara prosedur keselamatan kerja diatas kapal GAS TANKER CADET.pptx
3. 3.3 Tata cara prosedur keselamatan kerja diatas kapal GAS TANKER CADET.pptx
ssuserb5d70c
 
01.01b gune
01.01b gune01.01b gune
01.01b guneainkamis
 
Materi Safety Induction.pdf
Materi Safety Induction.pdfMateri Safety Induction.pdf
Materi Safety Induction.pdf
HeryFransisca
 
Pengantar K3.ppt
Pengantar K3.pptPengantar K3.ppt
Pengantar K3.ppt
azwararsyad
 
Modul mesin bubut 7 (4)
Modul mesin bubut 7 (4)Modul mesin bubut 7 (4)
Modul mesin bubut 7 (4)Eko Supriyadi
 
Modul keselamatan-dan-kesehatan-kerja
Modul keselamatan-dan-kesehatan-kerjaModul keselamatan-dan-kesehatan-kerja
Modul keselamatan-dan-kesehatan-kerja
Syaifi Al-Mahfudzi
 
02.pengawasan instalasi lift
02.pengawasan instalasi lift02.pengawasan instalasi lift
02.pengawasan instalasi lift
Firmansyah Kusasi
 
366712124-Norma-k3-Mekanik - belajar k3 mudah
366712124-Norma-k3-Mekanik - belajar k3 mudah366712124-Norma-k3-Mekanik - belajar k3 mudah
366712124-Norma-k3-Mekanik - belajar k3 mudah
AhmadMuhtadi11
 
Rk3 k embung kemirigede blitar
Rk3 k embung kemirigede blitarRk3 k embung kemirigede blitar
Rk3 k embung kemirigede blitar
Cratos27
 

Similar to Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pelabuhan (20)

K3
K3K3
K3
 
PENGENALAN K3 PERTAMBANGAN Safety Induction.PPTX
PENGENALAN K3 PERTAMBANGAN Safety Induction.PPTXPENGENALAN K3 PERTAMBANGAN Safety Induction.PPTX
PENGENALAN K3 PERTAMBANGAN Safety Induction.PPTX
 
Permen 9 tahun 2016.ppt
Permen 9 tahun 2016.pptPermen 9 tahun 2016.ppt
Permen 9 tahun 2016.ppt
 
Peraturan Menteri Ketenagakerjaan No. 09 tahun 2016.ppt
Peraturan Menteri Ketenagakerjaan  No. 09 tahun 2016.pptPeraturan Menteri Ketenagakerjaan  No. 09 tahun 2016.ppt
Peraturan Menteri Ketenagakerjaan No. 09 tahun 2016.ppt
 
materi induksi.pptx
materi induksi.pptxmateri induksi.pptx
materi induksi.pptx
 
Rakord SG 20092019.pptx
Rakord SG 20092019.pptxRakord SG 20092019.pptx
Rakord SG 20092019.pptx
 
EHS General Induction PT. Hyundai Elevator Indonesia rev.ppt
EHS General Induction PT. Hyundai Elevator Indonesia rev.pptEHS General Induction PT. Hyundai Elevator Indonesia rev.ppt
EHS General Induction PT. Hyundai Elevator Indonesia rev.ppt
 
manual-handling04-140115201-phpapp01.ppt
manual-handling04-140115201-phpapp01.pptmanual-handling04-140115201-phpapp01.ppt
manual-handling04-140115201-phpapp01.ppt
 
SLIDE .pptx
SLIDE .pptxSLIDE .pptx
SLIDE .pptx
 
Studikasus merah
Studikasus merahStudikasus merah
Studikasus merah
 
3. 3.3 Tata cara prosedur keselamatan kerja diatas kapal GAS TANKER CADET.pptx
3. 3.3 Tata cara prosedur keselamatan kerja diatas kapal GAS TANKER CADET.pptx3. 3.3 Tata cara prosedur keselamatan kerja diatas kapal GAS TANKER CADET.pptx
3. 3.3 Tata cara prosedur keselamatan kerja diatas kapal GAS TANKER CADET.pptx
 
01.01b gune
01.01b gune01.01b gune
01.01b gune
 
Materi Safety Induction.pdf
Materi Safety Induction.pdfMateri Safety Induction.pdf
Materi Safety Induction.pdf
 
Pengantar K3.ppt
Pengantar K3.pptPengantar K3.ppt
Pengantar K3.ppt
 
Modul mesin bubut 7 (4)
Modul mesin bubut 7 (4)Modul mesin bubut 7 (4)
Modul mesin bubut 7 (4)
 
Modul keselamatan-dan-kesehatan-kerja
Modul keselamatan-dan-kesehatan-kerjaModul keselamatan-dan-kesehatan-kerja
Modul keselamatan-dan-kesehatan-kerja
 
02.pengawasan instalasi lift
02.pengawasan instalasi lift02.pengawasan instalasi lift
02.pengawasan instalasi lift
 
Sopianda k4
Sopianda k4Sopianda k4
Sopianda k4
 
366712124-Norma-k3-Mekanik - belajar k3 mudah
366712124-Norma-k3-Mekanik - belajar k3 mudah366712124-Norma-k3-Mekanik - belajar k3 mudah
366712124-Norma-k3-Mekanik - belajar k3 mudah
 
Rk3 k embung kemirigede blitar
Rk3 k embung kemirigede blitarRk3 k embung kemirigede blitar
Rk3 k embung kemirigede blitar
 

More from Bondan Winarno

Bimbingan Teknis Optimalisasi Tugas dan Fungsi P2K3.pdf
Bimbingan Teknis Optimalisasi Tugas dan Fungsi P2K3.pdfBimbingan Teknis Optimalisasi Tugas dan Fungsi P2K3.pdf
Bimbingan Teknis Optimalisasi Tugas dan Fungsi P2K3.pdf
Bondan Winarno
 
Risk Awareness Program: Building on Excellent Foundation for Workplace Safety...
Risk Awareness Program: Building on Excellent Foundation for Workplace Safety...Risk Awareness Program: Building on Excellent Foundation for Workplace Safety...
Risk Awareness Program: Building on Excellent Foundation for Workplace Safety...
Bondan Winarno
 
Bab 5 Penerapan Risk Based Behavioral Safety (RBBS)
Bab 5 Penerapan Risk Based Behavioral Safety (RBBS)Bab 5 Penerapan Risk Based Behavioral Safety (RBBS)
Bab 5 Penerapan Risk Based Behavioral Safety (RBBS)
Bondan Winarno
 
Bab 4 Prinsip RBBS (Risk Based Behavioral Safety)
Bab 4 Prinsip RBBS (Risk Based Behavioral Safety)Bab 4 Prinsip RBBS (Risk Based Behavioral Safety)
Bab 4 Prinsip RBBS (Risk Based Behavioral Safety)
Bondan Winarno
 
Risk Based Behavior Safety (RBBS) Bab 3 Sebab Insiden dan Pengendalian Risiko
Risk Based Behavior Safety (RBBS) Bab 3 Sebab Insiden dan Pengendalian RisikoRisk Based Behavior Safety (RBBS) Bab 3 Sebab Insiden dan Pengendalian Risiko
Risk Based Behavior Safety (RBBS) Bab 3 Sebab Insiden dan Pengendalian Risiko
Bondan Winarno
 
Risk Based Behavior Safety (RBBS) Bab 2 Budaya Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Risk Based Behavior Safety (RBBS) Bab 2 Budaya Keselamatan dan Kesehatan KerjaRisk Based Behavior Safety (RBBS) Bab 2 Budaya Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Risk Based Behavior Safety (RBBS) Bab 2 Budaya Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Bondan Winarno
 
Risk Based Behaviour Safety (RBBS) Bab 1 Landasan Keselamatan Kerja
Risk Based Behaviour Safety (RBBS) Bab 1 Landasan Keselamatan KerjaRisk Based Behaviour Safety (RBBS) Bab 1 Landasan Keselamatan Kerja
Risk Based Behaviour Safety (RBBS) Bab 1 Landasan Keselamatan Kerja
Bondan Winarno
 

More from Bondan Winarno (7)

Bimbingan Teknis Optimalisasi Tugas dan Fungsi P2K3.pdf
Bimbingan Teknis Optimalisasi Tugas dan Fungsi P2K3.pdfBimbingan Teknis Optimalisasi Tugas dan Fungsi P2K3.pdf
Bimbingan Teknis Optimalisasi Tugas dan Fungsi P2K3.pdf
 
Risk Awareness Program: Building on Excellent Foundation for Workplace Safety...
Risk Awareness Program: Building on Excellent Foundation for Workplace Safety...Risk Awareness Program: Building on Excellent Foundation for Workplace Safety...
Risk Awareness Program: Building on Excellent Foundation for Workplace Safety...
 
Bab 5 Penerapan Risk Based Behavioral Safety (RBBS)
Bab 5 Penerapan Risk Based Behavioral Safety (RBBS)Bab 5 Penerapan Risk Based Behavioral Safety (RBBS)
Bab 5 Penerapan Risk Based Behavioral Safety (RBBS)
 
Bab 4 Prinsip RBBS (Risk Based Behavioral Safety)
Bab 4 Prinsip RBBS (Risk Based Behavioral Safety)Bab 4 Prinsip RBBS (Risk Based Behavioral Safety)
Bab 4 Prinsip RBBS (Risk Based Behavioral Safety)
 
Risk Based Behavior Safety (RBBS) Bab 3 Sebab Insiden dan Pengendalian Risiko
Risk Based Behavior Safety (RBBS) Bab 3 Sebab Insiden dan Pengendalian RisikoRisk Based Behavior Safety (RBBS) Bab 3 Sebab Insiden dan Pengendalian Risiko
Risk Based Behavior Safety (RBBS) Bab 3 Sebab Insiden dan Pengendalian Risiko
 
Risk Based Behavior Safety (RBBS) Bab 2 Budaya Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Risk Based Behavior Safety (RBBS) Bab 2 Budaya Keselamatan dan Kesehatan KerjaRisk Based Behavior Safety (RBBS) Bab 2 Budaya Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Risk Based Behavior Safety (RBBS) Bab 2 Budaya Keselamatan dan Kesehatan Kerja
 
Risk Based Behaviour Safety (RBBS) Bab 1 Landasan Keselamatan Kerja
Risk Based Behaviour Safety (RBBS) Bab 1 Landasan Keselamatan KerjaRisk Based Behaviour Safety (RBBS) Bab 1 Landasan Keselamatan Kerja
Risk Based Behaviour Safety (RBBS) Bab 1 Landasan Keselamatan Kerja
 

Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pelabuhan

  • 1. Bondan Winarno 23 juni 2016 PT. TERMINAL PETIKEMAS SURABAYA 2016
  • 2. 1. K3 masih belum mendapatkan perhatian yang memadai semua pihak 2. Kecelakaan kerja yang terjadi relative masih tinggi 3. Pelaksanaan pengawasan K3 masih bersifat parsial dan belum menyentuh aspek manajemen 4. Relatif rendahnya komitment pimpinan perusahaan dalam hal K3 5. Kualitas tenaga kerja berkorelasi dengan kesadaran atas K3 6. Tuntutan global dalam perlindungan tenaga kerja yang diterapkan oleh komunitas perlindungan hak buruh internasional 7. Desakan LSM internasional dalam hal hak tenaga kerja untuk mendapatkan perlindungan
  • 3. 8. Masalah K3 masih belum menjadi prioritas program 9. Tidak ada yang mengangkat masalah K3 menjadi issue nasional baik secara politis maupun sosial 10. Masalah kecelakaan kerja masih dilihat dari aspek ekonomi, dan tidak pernah dilihat dari pendekatan moral 11. Tenaga kerja masih ditempatkan sebagai faktor produksi dalam perusahaan, belum dirtempatkan sebagai mitra usaha 12. Alokasi anggaran perusahaan untuk masalah K3 relatif kecil
  • 4. LATAR BELAKANG Kita bekerja dalam industri dengan resiko tinggi dan insiden terus terjadi… Stena Spirit crashes into crane, Port on Poland’s Baltic Sea, 2012 Toppled containers aboard Svendborg Maersk upon arrival in Malaga. A stack of containers come undone at the South Harbor in Manila
  • 5. 5 MENGAPA KITA PERLU K3 ? Manusia/Te naga Kerja Harta Benda Lingkung an Hidup Kita tidak ingin Terjadi kecelakaan kerja atau PAK -> kehilangan saudara Kita tidak ingin terjadi Kerusakan Lingkungan Kita tidak ingin kehilangan harta Benda C I T R A P E R U S A H A A N K 3
  • 6. PERATURAN TENTANG K3 U U Permenaker KepmenakerP P
  • 7. 7 Perusahaan Lokasi Orang/Tenaga Kerja Kegiatan - ZERO ACCIDENT - EFESIEN - SUSTAINABLE UU. PP. PERMENAKERTRAN,KEPMEN DLL PELAKSANAAN & PENGAWASAN K3  P2K3 H A Z A R D PENGENALAN TENTANG K3
  • 8.  Setiap orang/TK yang berada di tempat kerja selalu dalam keadaan selamat, sehat dan sejahtera  Sumber2 produksi/kegiatan aman, lancar mendorong produktivitas tinggi dan efisiensi dapat tercapai  Pembangunan sustainable sehingga dapat menjaga Kelestarian lingkungan hidup ORANG KEGIATAN TEMPAT TUJUAN PENERAPAN K3
  • 9. Pasal 27 (2) UUD 1945 Undang-undang 13 Thn 2003 Pasal 86 Pasal 87 • UU No.1/1970 PP 50 Tahun 2012 ttg Penerapan SMK3 Sanksi DASAR HUKUM PENERAPAN SMK3
  • 10. (2) Ketentuan mengenai penerapan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dengan Peraturan Pemerintah (1) Setiap perusahaan wajib menerapkan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja yang terintegrasi dengan sistem manajemen perusahaan Pasal 87 UU No.13/2003
  • 11.  Pelaksanaan K3 sesuai UU 1/1970 secara eksplisit merupakan pelaksanaan K3 secara sistem  SMK3 dikeluarkan sejak 1996 melalui Permenaker No. 05/Men/1996  Di Internasional perkembangan sistem manajemen K3 mulai berkembang melalui ILO Guidline Tahun 2001  OHSAS dikembangkan pada tahun 2001  SMK3 ditegaskan kembali dalam UU 13 tahun 2003 pasal 87  Dan mengamanatkan pedoman penerapan melalui Peraturan Pemerintah No. 50 Tahun 2012 tentang Penerapan SMK3 (12 April 2012)
  • 12.  Wajib bagi perusahaan: ◦ mempekerjakan pekerja/buruh paling sedikit 100 (seratus) orang; atau ◦ mempunyai tingkat potensi bahaya tinggi (high risk).  Ketentuan mengenai tingkat potensi bahaya tinggi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan  Dalam menerapkan SMK3 memperhatikan peraturan perUU, konvensi atau standar internasional PENERAPAN SMK3 Pasal 5
  • 13. IMPLEMENTASI K3 DI PELABUHAN
  • 14. UNSAFE CONDITION 2 FATOR UTAMA PENYEBAB TERJADINYA BAHAYA UNSAFE ACTION
  • 15.  KURANG PENGETAHUAN  KURANG TERAMPIL/ PENGALAMAN  TIDAK ADA KEMAUAN  FAKTOR KELELAHAN  JENIS PEKERJAAN YG TIDAK SESUAI  GANGGUAN MENTAL  KESALAHAN DALAM SIFAT DAN TINGKAH LAKU MANUSIA
  • 16.  Menjalankan Mesin/ Peralatan tanpa wewenang  Menjalankan Mesin/ Peralatan dgn kecepatan yg tidak semestinya  Membuat Alat Pengaman tidak berfungsi  Lalai menggunakan APD  Mengangkat barang dengan cara yg salah  Mengambil posisi pada tempat yang berbahaya  Membetulkan mesin dalam keadaan jalan  Lalai memberikan peringatan atau lupa mengamankan tempat kerja  Bersenda gurau tidak pada tempatnya  Memaksakan diri untuk bekerja walaupun sakit  Merancang /memasang peralatan tanpa pengaman
  • 17.  Pelindung atau pembatas/pengaman yang tidak memadai  Peralatan/ perkakas dan bahan yang rusak tetap digunakan  Penempatan barang yang salah  Sistem peringatan yang tidak memadai  Pengabaian terhadap perkiraan bahaya kebakaran/peledakan  Kebersihan lingkungan kerja yang jelek  Polusi udara di ruangan kerja (gas, uap, asap, debu, dsb.)  Kebisingan yang berlebihan  Pemaparan Radiasi  Ventilasi yang tidak memadai  Penerangan yang tidak memadai
  • 18. Alat Pelindung Diri Wajib digunakan di area Pelabuhan / Terminal Alat Pelindung Diri wajib dikenakan selama berada di area kerja Helm Pelindung (Safety Helmet) Sepatu Pelindung (Safety Shoes) Rompi Pelindung (Safety Vest)
  • 19. 1. Keselamatan Pejalan Kaki Secara umum kecelakaan fatal yang paling banyak terjadi di Pelabuhan adalah pejalan kaki, sehingga kita perlu mengidentifikasi dan mengendalikan risiko-risiko yang berkaitan dengan peralatan bergerak dan pejalan kaki : a) Kenakan Rompi, Helm dan Sepatu Pelindung. b) Jaga jarak dengan kendaraan bergerak. c) Berjalan hanya di area pejalan kaki yang telah disediakan . d) Pastikan pengemudi mengetahui keberadaan Anda. e) Dilarang menggunakan HP saat berjalan di lokasi kerja. f) Dilarang berjalan di lokasi-okasi yang ditandai rambu “Dilarang Berjalan”. g) Dilarang turun/meninggalkan kabin kendaraan saat berada di area kerja. h) Dilarang menumpang di atas kendaraan bak terbuka. i) Menyeberanglah menggunakan “Zebra Cross” dan dilarang menyeberang di sembarang tempat.
  • 20. Potensi bahaya dan resiko fatal kedua di area pelabuhan adalah banyaknya penggunaan alat berat bergerak di lingkungan pelabuhan. Sehingga kita perlu mengidentifikasi dan mengendalikan risiko-risiko yang berkaitan dengan pengoperasian dan pemeliharaan alat bergerak : a. Pastikan Anda telah memiliki kecakapan mengemudi/memiliki SIM yang masih berlaku. b. Kecepatan maksimum di area kerja adalah 30 km/jam. c. Pastikan fitur-fitur keselamatan (lampu rotari dan lain-lain) dan rem dalam kondisi baik. d. Perhatikan posisi pejalan kaki yang berada di lapangan. e. Dilarang berhenti di bawah lintasan spreader, jalur RTG crane atau berhenti di sembarang tempat. f. Dilarang memutar musik dan menggunakan HP di saat mengemudi g. Gunakan selalu sabuk keselamatan (Safety belt). h. Jika kendaraan RUSAK, dilarang melakukan perbaikan tanpa ijin dari Pihak Pelabuhan / Terminal 2. Alat Bergerak
  • 21. i. Pastikan rem tangan (hand brake) diaktifkan saat meninggalkan kendaraan. j. Dilarang meninggalkan kendaraan dalam kondisi mesin hidup. k. Pasang pengganjal ban (wheel chock) pada saat kendaraan diperbaiki. l. Khusus kendaraan trailer, dilarang mendahului. m. Patuhilah rambu-rambu lalulintas dan penandaan jalan. n. Berlalulintaslah secara bergantian, jangan berkerumun dengan kendaraan lain dan dilarang menyalip di dalam area kerja Pelabuhan / terminal. o. Untuk kendaraan trailer, tidak seorangpun diperkenankan menumpang di dalam kabin. p. Apabila anda mengalami atau mengetahui adanya kecelakaan segera laporkan ke Supervisor Keselamatan (Safety Supervisor), Petugas Keamanan (Security Personnel) atau Manajer Shift (Shift Manager). 2. Alat Bergerak
  • 22. q. Dilarang mengkonsumsi obat-obatan terlarang dan / atau mengkonsumsi minuman beralkohol selama berada di lokasi kerja. Penggunaan obat terlarang/narkoba akan dilaporkan ke pihak berwajib. r. Dilarang menumpang di atas bak kendaraan yang terbuka. s. Dilarang merokok saat mengemudi dan selama berada di area kerja. t. Pastikan jumlah penumpang sesuai kapasitas kendaraan. 2. Alat Bergerak
  • 23. Potensi bahaya dan resiko fatal ketiga di Pelabuhan / Terminal adalah menangani muatan. Sehingga kita perlu menggunakan alat yang sesuai dengan prosedur kerja aman untuk meminimumkan kemungkinan seseorang mengalami cedera karena terhantam oleh muatan yang sedang berayun, diangkat, atau terjatuh selama kegiatan bongkar muat. a. Hanya petugas yang ditunjuk/memiliki ijin diperkenankan mengoperasikan peralatan. b. Pastikan jalur spreader aman dari kendaraan bergerak. c. Tangani petikemas sesuai dengan Muatan Kerja Aman (Safe Working Load/SWL) alat. d. Lakukan pemeriksaan sebelum mengoperasikan alat. e. Penanganan muatan mutlak dilakukan oleh petugas yang terlatih. f. Dilarang berada di bawah muatan yang menggantung. g. Pastikan alat angkat dipelihara/dirawat secara berkala dan bersertifikat. 3. Menangani Muatan
  • 24. Jatuh dari ketinggian sangat sering terjadi di Pelabuhan . Terminal. Sehingga kita perlu melindungi setiap pegawai dan kontraktor dengan cara mengendalikan risiko terkait dengan bekerja di ketinggian (Working at Height). a. Kenakan Alat Pelindung Diri (SPD) untuk bekerja di ketinggian secara tepat b. Ketahui peraturan dan syarat untuk bekerja di ketinggian c. Patuhi peraturan 2 x 2 yaitu : Bekerja dalam jarak dua (2) meter pada daerah yang tidak terlindungi yang lebih lebar dari 300 mm yang memungkinkan untuk jatuh dari ketinggian dua (2) meter atau lebih. 4. Bekerja di Ketinggian
  • 25. Kapal-kapal yang berkunjung diklasifikasikan sebagai area sementara karena berbagai macam desain, kondisi, dan cara penyajian barang/kargo yang mungkin menimbulkan kerusakan atau cedera pada seseorang. Sebelum melakukan pekerjaan di atas kapal, maka harus diuji dulu kondisi kapal termasuk jalur masuk ke setiap titik/lokasi pekerjaan (Point of Work = POW) dan setiap peralatan pengangkatan. Apabila ditemukan adanya ketidaksesuaian/ kekurangan, maka harus dilakukan tindakan perbaikan dengan pengawasan memadai yang teridentifikasi, terpasang, dan terkomunikasikan sebelum dilaksanakannya pekerjaan. 5. Keselamatan Kapal
  • 26. Dalam penerapan SMK3 yang baik, perusahaan wajib menyediakan Workshop (Bengkel) dan peralatan yang didesain, dibangun, dibeli, dan dipelihara sesuai dengan standar industri untuk memastikan kesehatan dan keselamatan para pegawainya serta keefisienan pengoperasiannya. 6. Teknik/Engineering
  • 27. 7. Pengisolasian Perusahaan harus mengendalikan risiko yang timbul dari pelepasan energi tersimpan yang tidak terkendali. Untuk pekerjaan berkaitan dengan kelistrikan, pekerjaan di ruang sempit (confined space), pekerjaan menggali, pekerjaan di ketinggian, pekerjaan berhubungan dengan panas dan pekerjaan penanganan mekanis serta pekerjaan yang berkaitan dengan zat/barang berbahaya harus mendapat ijin dari Petugas Keselamatan atau Departemen K3 Perusahaan terkait.