Dokumen tersebut membahas tentang obat tetes hidung atau guttae nasales, termasuk definisi, komposisi, dan evaluasi sediaannya. Obat tetes hidung bekerja dengan melakukan penyempitan pembuluh darah kapiler di hidung untuk mengurangi pembengkakan dan membantu mengeringkan sekresi. Sediaan umumnya terdiri atas efhedrin, natrium klorida, klorobutanol, propilenglikol, dan air suling. Evaluasi sediaan meliputi pen
Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Proses Pelepasan, Pelarutan dan Abso...Surya Amal
Absorpsi obat adaah peran yang terpenting untuk akhirnya menentukan efektifitas obat. Sebelum obat diabsorpsi,terlebih dahulu obat itu larut dalam cairan biologis. Kelarutan (serta cepat lambatnya melarut) menentukan banyaknya obat terabsorpsi.
Laporan praktikum membuat suspensi kering menggunakan metode granulasi. Tujuannya adalah membuat dan mengevaluasi suspensi kering serta mengetahui pengaruh penambahan bahan eksipien terhadap karakteristik sediaan. Paracetamol dan laktosa digunakan sebagai bahan aktif dan bahan tambahan.
Dokumen tersebut membahas tentang obat tetes hidung atau guttae nasales, termasuk definisi, komposisi, dan evaluasi sediaannya. Obat tetes hidung bekerja dengan melakukan penyempitan pembuluh darah kapiler di hidung untuk mengurangi pembengkakan dan membantu mengeringkan sekresi. Sediaan umumnya terdiri atas efhedrin, natrium klorida, klorobutanol, propilenglikol, dan air suling. Evaluasi sediaan meliputi pen
Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Proses Pelepasan, Pelarutan dan Abso...Surya Amal
Absorpsi obat adaah peran yang terpenting untuk akhirnya menentukan efektifitas obat. Sebelum obat diabsorpsi,terlebih dahulu obat itu larut dalam cairan biologis. Kelarutan (serta cepat lambatnya melarut) menentukan banyaknya obat terabsorpsi.
Laporan praktikum membuat suspensi kering menggunakan metode granulasi. Tujuannya adalah membuat dan mengevaluasi suspensi kering serta mengetahui pengaruh penambahan bahan eksipien terhadap karakteristik sediaan. Paracetamol dan laktosa digunakan sebagai bahan aktif dan bahan tambahan.
Bioavailabilitas (ketersediaan hayati) ialah jumlah relatif (persentase) dari obat yang masuk ke sirkulasi sistemik sesudah pemberian obat dalam sediaan tertentu, serta kecepatan peningkatan kadar obat dalam sirkulasi sistemik. Sedangkan studi bioekivalensi dilakukan karena banyak produk obat yang dianggap ekivalen farmasetik tidak memberi efek terapetik yang sebanding pada penderita.
Dokumen tersebut membahas tentang rheologi, ilmu yang mempelajari sifat aliran bahan cair dan padat. Terdapat dua jenis aliran, yaitu sistem Newton dan non-Newton. Viskositas dan fluiditas merupakan ukuran sifat aliran bahan. Suhu berpengaruh terhadap viskositas cairan, di mana viskositas cairan akan berkurang dengan peningkatan suhu.
Dokumen tersebut membahas tentang larutan dan kelarutan. Secara singkat, dibahas mengenai definisi kelarutan secara kuantitatif dan kualitatif, faktor-faktor yang mempengaruhi kelarutan seperti sifat zat terlarut dan pelarut, suhu, tekanan, serta contoh perhitungan kelarutan pada suhu tertentu.
BIOFARMASI SEDIAAN YANG DIBERIKAN MELALUI KULITSurya Amal
Transdermal drug delivery system includes all topically administered drug formulations intended to deliver the active ingredients into the circulation. They provide controlled continuous delivery of drugs through the skin to the systemic circulation. The drug is mainly delivered through the skin with the aid of transdermal patch.
Dokumen tersebut membahas tentang pil, termasuk definisi pil, syarat sediaan pil yang baik, macam-macam sediaan pil, tujuan pemberian sediaan pil, kerugian pil, formula pil, tahapan peracikan pil, dan beberapa contoh resep pil.
Ekstraksi merupakan proses pemisahan suatu zat dari campurannya dengan cara membagi zat terlarut antara dua pelarut yang tidak dapat tercampur. Terdapat beberapa jenis ekstraksi seperti ekstraksi dingin, panas, cair-cair, dan padat-cair yang bergantung pada faktor seperti ukuran partikel, jenis pelarut, suhu, dan pengadukan. Ekstraksi memiliki berbagai penerapan seperti pemurnian asam benzo
1. Tonisitas adalah kemampuan suatu larutan dalam memvariasikan ukuran dan bentuk sel dengan mengubah jumlah air dalam sel tersebut.
2. Ada tiga jenis larutan berdasarkan tonisitasnya: isotonik, hipertonik, dan hipotonik.
3. Metode perhitungan tonisitas meliputi penurunan titik beku, ekivalensi NaCl, dan White Vincent.
Dokumen tersebut membahas tentang sifat koligatif larutan, termasuk penjelasan tentang penurunan tekanan uap, kenaikan titik didih, penurunan titik beku, dan tekanan osmosis larutan.
Bioavailabilitas (ketersediaan hayati) ialah jumlah relatif (persentase) dari obat yang masuk ke sirkulasi sistemik sesudah pemberian obat dalam sediaan tertentu, serta kecepatan peningkatan kadar obat dalam sirkulasi sistemik. Sedangkan studi bioekivalensi dilakukan karena banyak produk obat yang dianggap ekivalen farmasetik tidak memberi efek terapetik yang sebanding pada penderita.
Dokumen tersebut membahas tentang rheologi, ilmu yang mempelajari sifat aliran bahan cair dan padat. Terdapat dua jenis aliran, yaitu sistem Newton dan non-Newton. Viskositas dan fluiditas merupakan ukuran sifat aliran bahan. Suhu berpengaruh terhadap viskositas cairan, di mana viskositas cairan akan berkurang dengan peningkatan suhu.
Dokumen tersebut membahas tentang larutan dan kelarutan. Secara singkat, dibahas mengenai definisi kelarutan secara kuantitatif dan kualitatif, faktor-faktor yang mempengaruhi kelarutan seperti sifat zat terlarut dan pelarut, suhu, tekanan, serta contoh perhitungan kelarutan pada suhu tertentu.
BIOFARMASI SEDIAAN YANG DIBERIKAN MELALUI KULITSurya Amal
Transdermal drug delivery system includes all topically administered drug formulations intended to deliver the active ingredients into the circulation. They provide controlled continuous delivery of drugs through the skin to the systemic circulation. The drug is mainly delivered through the skin with the aid of transdermal patch.
Dokumen tersebut membahas tentang pil, termasuk definisi pil, syarat sediaan pil yang baik, macam-macam sediaan pil, tujuan pemberian sediaan pil, kerugian pil, formula pil, tahapan peracikan pil, dan beberapa contoh resep pil.
Ekstraksi merupakan proses pemisahan suatu zat dari campurannya dengan cara membagi zat terlarut antara dua pelarut yang tidak dapat tercampur. Terdapat beberapa jenis ekstraksi seperti ekstraksi dingin, panas, cair-cair, dan padat-cair yang bergantung pada faktor seperti ukuran partikel, jenis pelarut, suhu, dan pengadukan. Ekstraksi memiliki berbagai penerapan seperti pemurnian asam benzo
1. Tonisitas adalah kemampuan suatu larutan dalam memvariasikan ukuran dan bentuk sel dengan mengubah jumlah air dalam sel tersebut.
2. Ada tiga jenis larutan berdasarkan tonisitasnya: isotonik, hipertonik, dan hipotonik.
3. Metode perhitungan tonisitas meliputi penurunan titik beku, ekivalensi NaCl, dan White Vincent.
Dokumen tersebut membahas tentang sifat koligatif larutan, termasuk penjelasan tentang penurunan tekanan uap, kenaikan titik didih, penurunan titik beku, dan tekanan osmosis larutan.
Dokumen tersebut membahas sifat-sifat koligatif larutan non-elektrolit dan elektrolit, termasuk penurunan tekanan uap, kenaikan titik didih, dan penurunan titik beku larutan serta tekanan osmosis. Dokumen ini juga membandingkan perbedaan sifat koligatif antara larutan non-elektrolit dan elektrolit berdasarkan jumlah partikel dalam larutan.
Dokumen tersebut membahas sifat koligatif larutan non-elektrolit dan elektrolit, termasuk penurunan tekanan uap, kenaikan titik didih, dan penurunan titik beku larutan serta tekanan osmosis. Dokumen ini juga membandingkan perbedaan sifat koligatif antara larutan non-elektrolit dan elektrolit.
Dokumen tersebut membahas sifat koligatif larutan non-elektrolit dan elektrolit, termasuk penurunan tekanan uap, kenaikan titik didih, dan penurunan titik beku larutan serta tekanan osmosis. Dokumen ini juga membandingkan perbedaan sifat koligatif antara larutan non-elektrolit dan elektrolit.
Dokumen tersebut membahas tentang isotonic dan pengatur pH. Isotonic merupakan larutan yang memiliki tekanan osmosis sama dengan cairan tubuh. Larutan obat suntik harus isotonic agar tidak merusak jaringan. Pengatur pH digunakan untuk menstabilkan obat dan mengurangi iritasi. Dapar seperti asam asetat dan sitrat dapat digunakan sebagai pengatur pH.
Dokumen tersebut membahas tentang sifat koligatif larutan, yaitu sifat yang ditentukan oleh konsentrasi zat terlarut tanpa memperhatikan jenis zat terlarutnya. Sifat koligatif meliputi penurunan tekanan uap, kenaikan titik didih dan penurunan titik beku, serta tekanan osmosis. Sifat-sifat koligatif pada larutan elektrolit dipengaruhi oleh ionisasi zat terlarut menjadi
Kumpulan soal ini membahas sifat-sifat koligatif larutan seperti penurunan tekanan uap, kenaikan titik didih dan beku, serta tekanan osmotik. Soal-soal tersebut meliputi pengertian sifat koligatif, pengaruh konsentrasi dan jenis zat terlarut, serta perhitungan besaran sifat koligatif berdasarkan data yang diberikan.
Sifat Koligatif Larutan (Kimia Kelas XII)dasi anto
File ini berisi materi sifat koligatif larutan beserta latihan soalnya. Disusun untuk mengaktifkan siswa di dlaam kegiatan belajar. Silahkan dimanfaatkan untuk kemajuan pendidikan di Indonesia
1. Air merupakan sumber daya penting bagi kehidupan. Sumber air berasal dari siklus air dimana air diuapkan oleh matahari dan jatuh sebagai hujan.
2. Masyarakat pesisir kadang kekurangan air saat kemarau karena air hujan tidak cukup. Namun air laut melimpah namun asin sehingga perlu diolah menjadi air tawar.
3. Teknologi membran semipermeabel seperti osmosis balik (RO)
Similar to 83267961-Perhitungan-Tonisitas.ppt (20)
2. Tonisitas Larutan Obat Suntik
Isotonis
Jika suatu larutan konsentrasinya sama besar
dengan konsentrasi dalam sel darah merah,
sehingga tidak terjadi pertukaran cairan di
antara keduanya, maka larutan dikatakan
isotoni(ekivalen dengan larutan 0,9% NaCl).
3. Isoosmotik
Jika suatu larutan memiliki tekanan osmosa
sama dengan tekanan osmosa serum darah,
maka dikatakan isoosmotik (0,9 % NaCl, 154
mmol Cl perliter)
4. Hipotonis
Turunnya titik beku kecil, yaitu tekanan
osmosanya lebih rendah dari serum darah,
sehingga menyebabkan air akan melintasi
membran sel darah merah yang semipermiabel
memperbesar volume sel darah dan
menyebabkan peningkatan tekanan dalam sel.
Tekanan yang lebih besar menyebabkan
pecahnya sel sel darah merah. Peristiwa
demikian disebut hemolisa
5. Hipertonis
Turunnya titik beku besar, yaitu tekanan
osmosanya lebih tinggi dari serum darah,
sehingga menyebabkan alr keluar dari sel
darah merah melintasi membran
semipermeabel dan mengakibatkan terjadinya
penciutan sel-sel darah merah. Peristiwa
demikian disebut plasmolisa
7. Beberapa cara menjadikan larutan
Isotonis
1. Penurunan Titik Beku
2. Kesetaraan dengan garam natrium
klorida
3. Kesetaraan Volume Isotonik
4. Perhitungan dengan tetapan L iso
8. Penurunan Titik Beku
Metode paling teliti dan mudah
Penurunan titik beku darah – 0,52 C
Penurunan titik beku suatu larutan tergantung
dari jumlah bagian dalam larutan tsb, untuk
larutan encer penurunan titik beku sebanding
dengan tekanan osmosa.
9. Jadi penurunan titik beku larutan dapat
digunakan untuk mengukur kepekatan larutan,
makin pekat larutan makin rendah titik bekunya.
Maka penurunan titik beku yang digunakan
untuk perhitungan isotonis berdasarkan
anggapan bahwa larutan isotonis mempunyai
titik beku yang sama dengan titik beku cairan
tubuh
10. Untuk zat zat bukan elektrolit larutan yang sama
molaritasnya adalah isotonis, misalnya larutan
glukosa 1 molar isotonis dengan larutan
fruktosa 1 molar
Akan tetapi tidak isotonis dengan larutan
natrium klorida 1 molar , karena dalam air
terionisasi menjadi 2 ion
Jadi tekanan osmosa dan penurunan titik beku
adalah fungsi jumlah bagian zat dalam larutan
11. Cara menghitung isotonis
berdasarkan penurunan titik beku
1) 1 grmol zat dilarutkan dalam 100 g pelarut,
menunjukkan penurunan titik beku yang tetap
disebut penurunan titik beku molar. Untuk
air (pembawa obat suntik) tetapannya 18,6 C.
Jadi untuk larutan yang mgd 1 grl zat/liter
adalah 1,86 C
12. Misal :
glukosa ( BM 180) dilarutkan , maka larutan
glukosa isotonis mengandung : 0,52/1,86 X
180 gr = 50,3 g/liter atau 5 g/100 ml = 5 %
Glukosa dalam air tidak terionisasi
13. Untuk NaCl (larutan elektrolit) yang terionisasi
dalam air . Penurunan titik beku selain
ditetntukan oleh jumlah molekul juga
tergantung dari jumlah ion dalam larutan
14. 1 grmol NaCl( BM 58,5) Derajat ionisasi 0,67
dalam 1 liter air. Jadi 100 mol NaCl ada 67 mol
terionisasi menjadi 67 ion Na dan 67 ion Cl
ditambah 33 mol NaCl, total 167 ion dan
molekul
sehingga penurunan titik beku = 1,67 x 1,86 =
3,1 C. Jadi larutan isotonis NaCl = 0,52/3,1 X
58,5 = 9,8 gr/liter = 0,9 %. Dianggap larutan
NaCl terionisasi 100%
15. l
Contoh soal :
Pilikarpin nitrat 100 mg
Mf sol. Isot.c.Natrii.Chlorida qs
Aq ad 10 ml ,
Diketahui :
penurunan titik beku molar 18,6 C ,
BM 271, terionisasi dalam 2 ion
16. Perhitungan :
1 gr pilokarpin nitrat menyebabkan
penurunan titik beku 1/271/2 X 18,6
C = 0,14 C/100 ml
NaCl yg hrs ditambahkan memp
penurunan titik beku 0,52-0,14 = 0,38
C BM NaCl 58,5, terionisasi jadi 2
ion, penurunan titik beku molar 18,6
C
17. Jadi juml NaCl yg hrs ditambahkan agar
memperoleh larutan isotonis 0,38/18,6 X
58,5/2 = 0,585 untuk 100 ml. untuk 10 ml
0,585 g
18. 2) BPC
W = 0,52- a
---------
b
W = berat zat yang ditambahkan dlm
gr/100ml
a = penurunan titik beku air yang disebabkan oleh zat
terlarut , merupakan hasil kali penurunan titik beku
1% zat dan konsentrasinya
b = penurunan titik beku air yang disebabkan oleh 1 %
zat pengisotonis
19. Contoh soal ,
Efedrin HCl 0,5
Dextrosa anh q.s ad isotoni
Aq ad 100ml
Perhitungan :
a = 0,165 ( dTb efedrin HCl 1 %)X 0,5= 0,0825
b = 0,1 (dTB dextrosa 1%)
Maka dextrosa anhidrat yang hrs ditambahkan agar lar
isotonis = 0,52- 0,08 / 0,1 = 4,4 gr
20. 2. Kesetaraan dengan NaCl
Definisi : Ekivalensi dengan NaCl (E)
adalah sejumlah NaCl yang
memberikan efek osmosa yang sama
dengan 1 gram zat terlarut
Angka ini berlainan untuk setiap zat
21. E amfetamin SO4 0,2 artinya 1 gram
amfetaminsulfat dalam larutan memberikan
efek osmosa yang sama dengan 0,20 NaCl
Tetapan E diturunkan oleh Wells
22. Jika kadar zat diketahui dalam % maka harga E
dapat dihitung dengan rumus :
E = 1,7 DTb/W
W = kadar (%)
dtb = penurunan titik beku air oleh zat
23. Contoh perhitungan, harga E zat dilihat dari
buku (farmakope)
Atropin SO4 2 %
Buat isotonik dengan NaCl
Aquadest ad15 ml
24. Perhitungan :
1. Gram atropin 2 % X 15 ml = 0,3 gr
2. E atropin = 0,13 g NaCl
3. Jadi jumlah NaCl yg diperlukan 0,3 X 0,13 =
0,039 g
4. Larutan 15 ml memerlukan NaCl 0,9% X 15
ml = 0,135 g
5. Kekurangan NaCl 0,135 g- 0,039 g = 0,096
gr
25. 3). Kesetaraan dengan Volume
NaCl
Perhitungan berdasarkan pada kenyataan bahw
larutan isotonik ditambah larutan isotonik hasilnya
isotonik
Rumus V = w X Ex111,1
V= Volume larutan obat yang dicari
w= Masa bahan obat (g) dan larutan yang
dibuat
E= Ekivalensi NaCl
111,1 = Volume larutan isotonik (ml) yang mgd
1 gr NaCl = 111,1 ml
27. Cara penyelesaian :
1. Gram atropin 2 % = 2% X15 ml = 0,3 gr
2. Dari tabel diketahui 1 gr atropin isotonik
membutukan air sebanyak
14.3 ml
3. Air dibutuhkan membuat isotonis atropin =
0,3X 14,3 = 4,29 ml
4. Volume larutan isotonik yg dibutuhkan 15 –
4,3 = 11,7 ml
28. 4) Perhitungan dengan tetapan
L iso
D tf = L iso C
Berlaku bila tidak ada data pada tabel
penurunan titik beku
Tahapan perhitungan :
1. Berapa BM molekul obat
2. Tentukan jenis isotoniknya berdasarkan jenis
struktur kimia senyawa
3. Cari harga L iso dari tabel berdasarkan jenis
isotoniknya
29. 4. Hitung dengan rumus D Tf =
L iso. C penurunan titik beku
5. Hitung selisih penurunan titik
beku
6. Hitung kekurangan tonisitas
7. Dengan melihat tabel, hitung
kekurangan zat untuk
mencapai isotonis
30. Contoh:
Atropin SO4 2 %
Buat larutan isotonis dengan
Asam borat
Aquadest q.s. ad 15 ml
31. 1. BM atropin SO4 695,
molaritasnya
20 /695 = 0,0288 m
2. jenis isotonis univalen- univalen
3. Harga Liso = 4,3
4. Penurunan titik beku D Tf =
4,3 X 0,0288 = 0,12 C
32. 5. Selisih dengan penurunan titik beku =
0,52-0,12 = 0,4 C
6. Dari tabel penurunan asam borat 1 % =
0,29 C
7. Jadi asam borat yang ditambahkan
adalah (0,4 / 0,29) X 1 % = 1,4 %
8. Larutan 15 ml memerlukan asam borat
1,4% X 15 ml = 0,21 g