SlideShare a Scribd company logo
JARINGAN SARAF
Disusun Oleh :
1. Ajat Sudrajat
2. Safitri Dewi
3. Rizki Noorfian Maesti
4. Rachmawati K
5. Yahya Syaiful Rizal
6. Ahmad Faqih Fawaid
7. SitiMarfungah
8. Luciana Rahmawati
S1 KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES)
AL-IRSYAD AL-ISLAMIYYAH CILACAP
TAHUN AKADEMIK 2015/2016
BAB I
ISI
A. Struktur Jaringan Saraf
1. Berdasarkan Bentuknya
Sebuah sel saraf (neuron) terdiri dari beberapa bagian yaitu:
1.1 Dendrit
Dendrit adalah salah satu cabang badan sel saraf yang berfungsi untuk
meneruskan rangsangan (impuls) dari sel-sel saraf lainnya ke badan sel saraf
(soma). Neuron memiliki beberapa dendrit.
Kata dendrit berasal dari bahasa Yunani (dendron) yang berarti “pohon”. Impuls
diteruskan ke dendrit oleh neurit pada sel saraf lain melalui sinapsis yang terletak
di setiap ujung dendrit. Dendrit dapat menghasilkan neurotransmitter.
Neurotransmiter adalah salah satu dari kelas zat kimia yang membawa pesan antar
neuron.
a. Struktur Dendrit
Sebuah dendrit berukuran sangat pendek dan bercabang. Dendrit dapat tumbuh
dan tercabut dari soma (badan sel saraf). Sebagian besar neuron (sel saraf)
memiliki banyak dendrit.
Dendrit berbeda dengan neurit (akson). Dendrit berfungsi mengirimkan impuls
ke badan sel saraf, sedangkan akson berfungsi mengirimkan impuls dari badan
sel ke jaringan lain. Akson biasanya sangat panjang. Sebaliknya, dendrit
pendek.
b. Sifat Impuls pada Dendrit
Struktur dan percabangan pada dendrit sangat mempengaruhi bagaimana
menerima impuls dari neuron lain termasuk impuls yang lemah. Teori kabel
pasif menjelaskan bagaimana perubahan tegangan pada lokasi tertentu pada
dendrit dapat menyebabkan tegangan pada membran sel berubah. Hal tersebut
dapat mempengaruhi karakteristik impuls.
Protein dapat memperkuat atau melemahkan sinapsis untuk menerima impuls
(rangsangan) dari neuron lain. Selain protein, sodium, kalsium, dan kalium
juga mempengaruhinya. Zat-zat tersebut dapat mempengaruhi tegangan dan
durasi impuls.
1.2 Badan sel
Badan sel saraf adalah bagian yang terbesar dari sel saraf. Badan sel dapat
berfungsi sebagai penerima rangsangan dari dendrit dan kemudian diteruskannya
menuju ke akson. Pada badan sel saraf terdapar inti sel, sitoplasma, mitokondria,
sentrosom, badan golgi, lisosom, dan badan nisel.
1.3 Akson
Akson adalah perpanjangan dari sel saraf atau neuron yang berfungsi untuk
mengirimkan impuls dari badan sel ke sel saraf yang lain. Akson adalah jalur
transmisi utama dari sistem saraf pada manusia. Akson juga disebut neurit. Akson
merupakan salah satu dari dua jenis protoplasma setelah dendrit yang menonjol
dari badan sel. Setiap sel saraf hanya terdapat satu akson.
a. Struktur Akson
Akson memanjang dari badan sel sampai ke ujung terminal (sinapsis).
Akson tampak seperti ekor yang melekat pada sel neuron. Semakin besar
akson, maka proses pengiriman impuls akan semakin cepat. Beberapa
akson ditutupi dengan substansi lemak yang disebut selubung mielin.
Akson yang diselubungi ini lebih cepat dalam pengiriman impuls daripada
yang tidak diselubungi.
Panjang akson dapat mencapai satu meter. Akson terpanjang di dalam
tubuh manusia adalah pada saraf sciatic yang memanjang dari pangkal
tulang belakang sampai ibu jari kaki. Namun ada beberapa akson yang
memiliki panjang satu milimeter. Diameternya 1-20 mikrometer pada
mamalia.
Akson berbeda dengan dendrit. Akson berbentuk seperti silinder,
sedangkan dendrit bentuknya bercabang dan meruncing. Dendrit berfungsi
sebagai penerima impuls sedangkan akson mengirimkannya. Akson jauh
lebih tebal dan lebih panjang daripada dendrit.
b. Fungsi Akson
Fungsi utama akson adalah untuk mengirimkan sinyal listrik
(impuls/rangsangan) dari badan sel saraf ke sel saraf yang lain. Di dalam
otak, fungsi akson adalah untuk mengirimkan impuls dalam jumlah besar.
Fungsi lain yang penting dari suatu akson adalah untuk meningkatkan
transmisi sinyal melalui selubung mielin.
1.4 Selubung mielin
Berfungsi supaya lebih cepat menghantarkan impuls serta untuk memelihara
akson. Selubung mielin adalah materi isolator yang membentuk lapisan pada
akson dan hasil dari perkembangan sel glial. Proses pembentukan selubung mielin
disebut mielinasi. Pada manusia, pembentukan selubung mielin dimulai sejak
minggu ke-14 perkembangan janin, meskipun hanya terdapat sedikit selubung
mielin pada otak saat baru lahir.
a. Struktur Selubung Mielin
Selubung mielin tampak seperti rangkaian sosis yang menyelubungi
akson. Terdapat celah diantara selubung mielin yang berjarak sekitar 1
milimeter. Celah tersebut disebut nodus ranvier. Pada selubung mielin
terdapat sel schwann. Lemak pada selubung mielin berfungsi untuk
melindungi akson dari atom dan molekul bermuatan listrik. Maka dari itu,
selubung mielin bersifat isolator. Selubung mielin membuat materi putih
pada otak menjadi berwarna keputihan. Invertebrata tidak memiliki
selubung mielin. Akson yang termielinasi jarang terdapat di sistem saraf
otonom.
b. Fungsi Selubung Mielin
Fungsi utama selubung mielin adalah untuk meningkatkan kecepatan
impuls. Tanpa selubung mielin, impuls akan bergerak seperti gelombang.
Namun, impuls akan bergerak melompat ketika melewati selubung mielin
dengan kecepatan 120 meter/detik. Selubung mielin meningkatkan
hambatan listrik. Dengan demikian, mielinasi membantu mencegah impuls
yang merupakan gelombang elektromagnetik keluar meninggalkan akson.
1.5 Sel schwann
Sel schwann atau neurolemmocytes adalah salah satu sel glia pada sistem saraf
perifer. Sel schwann dinamakan sesuai dengan penemunya Theodor Schwann,
seorang ahli fisiologi dari Jerman. Dia menemukan sel schwann pada tahun 1838.
Sel glial berfungsi untuk mendukung neuron. Ada dua jenis sel schwann yaitu
yang termielinasi dan yang belum termielinasi. Sel schwann termielinasi
membungkus akson dan kemudian membentuk selubung mielin. Sel schwann
berperan penting dalam proses regenerasi pada sistem saraf tepi yang rusak.
a. Struktur Sel Schwann
Dalam akson termielinasi, sel schwann membentuk selubung mielin
dengan ketebalan 0,15-1,5 mm. Sebuah sel schwann yang termielinasi
dapat mencapai panjang 100 mikrometer. Sehingga dalam satu meter
akson terdiri dari 10.000 sel schwann. Akson dapat memanjang hingga
lebih dari satu meter. Celah antara sel schwann satu dengan yang lainnya
disebut nodus ranvier. Pada sistem saraf pusat, selubung mielin terbentuk
oleh oligodendrosit.
1.6 Nodus ranvier
Adalah bagian akson yang tidak terdapat selubung mielin. Nodus ranvier
adalah celah kecil yang terbentuk diantara selubung mielin yang membungkus dan
melindungi akson. Akson tidak terbungkus pada celah ini, yang memungkinkan
untuk menghasilkan aktivitas listrik. Fungsi dari nodus ranvier adalah untuk
memungkinkan nutrisi serta zat buangan untuk masuk dan keluar dari neuron (sel
saraf).
a. Struktur Nodus Ranvier
Selubung mielin membungkus akson, namun tidak seluruh bagian
akson dibungkus olehnya. Bagian yang tidak terbungkus inilah yang
disebut nodus ranvier. Panjang nodus ranvier hanya sekitar 1 sampai 2
milimeter. Terdapat natrium, kalium, ATP, dan kalsium yang
memungkinkan untuk menghasilkan potensial aksi. Nodus ranvier terletak
di antara kedua selubung mielin. Adanya nodus ranvier menyebabkan
rendahnya kapasitas isolator listrik dan meningkatkan suatu resistensi
tinggi, namun dapat mengganggu isolasi pada selubung mielin sehinga
memungkinkan impuls untuk melompat-lompat. Impuls yang melompat-
lompat ini membuat pengiriman impuls sepanjang akson menjadi lebih
cepat.
2. Berdasarkan struktur dan fungsinya
Berdasarkan struktur dan fungsinya, sel saraf dapat dibagi menjadi 3 macam,
yaitu sel saraf sensori, sel saraf motor, dan sel saraf intermediet (asosiasi atau
penghubung).
1. Sel saraf sensori
Sel saraf sensori merupakan neuron yang badan selnya bergerombol membentuk
ganglia, aksonnya pendek tetapi dendritnya panjang. Neuron sensorik
berhubungan dengan alat indra untuk menerima rangsangan. Fungsi sel saraf
sensori sebagai penghantar impuls dari reseptor ke sistem saraf pusat, yaitu otak
(ensefalon) dan sumsum belakang (medula spinalis). Ujung akson dari saraf
sensori berhubungan dengan saraf asosiasi (intermediet).
2. Sel saraf motor
Sel saraf motorik merupakan neuron yang memiliki dendrit yang pendek dan
akson yang panjang. Dendrit berhubungan dengan akson lain, sedangkan akson
berhubungan dengan efektor yang berupa otot atau kelenjar. Fungsi sel saraf
motor sebagai pengirim impuls dari sistem saraf pusat ke otot atau kelenjar yang
hasilnya berupa tanggapan dari tubuh terhadap rangsangan. Badan sel saraf motor
berada di sistem saraf pusat. Dendritnya sangat pendek berhubungan dengan
akson saraf asosiasi, sedangkan aksonnya dapat sangat panjang.
3. Sel saraf intermediet (Neuron konektor)
Sel saraf intermediet disebut juga sel saraf asosiasi. Sel ini dapat ditemukan di
dalam sistem saraf pusat dan berfungsi menghubungkan sel saraf motor dengan
sel saraf sensori atau berhubungan dengan sel saraf lainnya yang ada di dalam
sistem saraf pusat. Sel saraf intermediet menerima impuls dari reseptor sensori
atau sel saraf asosiasi lainnya.
Penghubung antara neuron satu dengan neuron lain adalah sinapsis yang
terdapat neurotransmiter. Pengiriman impuls ke neuron lain melibatkan asetat dan
kolin yang membentuk asetilkolin dengan bantuan enzim asetilkolinesterase.
Iritabilitas adalah kemampuan sel saraf untuk bereaksi terhadap perubahan
lingkungan. Konduktivitas adalah kemampuan sel saraf untuk membawa impuls-
impuls saraf.
B. Pengertian Sistem Saraf
Sistem saraf terdiri dari berjuta-juta sel saraf yang bentuknya bervariasi.Sistem ini
terdiri dari sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi. Sistem saraf adalah salah satu sistem
koordinasi yang berfungsi untuk menyampaikan rangsangan dari reseptor yang akan
dideteksi dan direspon oleh tubuh. Sistem saraf memungkinkan makhluk hidup dapat
menanggapi perubahan-perubahan yang terjadi di lingkungan luar maupun dalam secara
cepat.
Sistem saraf terdiri dari jutaan sel saraf yang sering disebut dengan neuron yang
berfungsi dalam mengirimkan pesan (impuls) yang berupa rangsangan ataupun
tanggapan. Untuk menanggapi rangsangan tersebut, ada 3 komponen yang harus
dimiliki oleh sistem saraf, antara lain:
1.1 Reseptor
Reseptor adalah sel yang memberikan respon terhadap ransangan terhadap
lingkungan eksternal maupun internal kemudian reseptor akan mengubah
rangsangan yang diterima menjadi suatu impuls saraf yang akan di teruskan
melalui neuron. Pada tubuh kita yang bertindak sebagai reseptor adalah
alat indera.
1.2 Penghantar impuls
Penghantar impuls dikerjakan oleh saraf itu sendiri tanpa bantuan organ –
organ lain. Saraf tersusun dari berkas serabut penghubung (akson). Pada
serabut penghubung terdapat sel-sel khusus yang memanjang dan meluas.
1.3 Efektor
Efektor adalah sel atau organ yang di gunakan untuk beraksi terhadap
rangsangan baik dari dalam maupun dari luar tubuh dapat diartikan sebagai
bagian yang menanggapi rangsangan yang telah diantarkan oleh penghantar
impuls. Bagian utama efektor pada manusia adalah otot dan kelenjar.
C. Fungsi Sisten Saraf
Sistem saraf mempunyai beberapa fungsi, diantaranya yaitu sebagai berikut.
1. Menerima berbagai sensasi dari dalam dan luar tubuh.
2. Bereaksi pada sensasi tersebut, menghadapinya secara otomatis atau merasakan dan
memikirkannya
3. Menyimpan memori dan melepaskannya bila dibutuhkan.
4. Mengekspresikan emosi.
5. Mengirimkan pesan untuk bagian sistem saraf lain, untuk otot, kelenjar endokrin dan
organ lain.
6. Mengontrol tubuh dengan mempertahankan kesehatan, menghindari atau
menghadapi bahaya, dan meningkatkan aktivitas yang menyenangkan.
D. Klasifikasi Sistem Saraf
Susunan sistem saraf manusia tersusun dari sistem saraf pusat dan sistem saraf
tepi. Sistem saraf pusat terdiri atas otak dan sumsum tulang belakang. Sedangkan sistem
saraf tepi terdiri atas sistem saraf somatis dan sistem saraf otonom.
1. Sistem Saraf Pusat
Sistem saraf pusat meliputi otak (ensefalon) dan sumsum tulang belakang (Medula
spinalis). Keduanya merupakan organ yang sangat lunak, dengan fungsi yang sangat
penting maka perlu perlindungan dari rangka.
1.1 Otak
Otak terdiri dari dua belahan, belahan kiri mengendalikan tubuh bagian kanan,
belahan kanan mengendalikan belahan kiri.Mempunyai permukaan yang
berlipat-lipat untuk memperluas permukaan sehingga dapat ditempati oleh
banyak saraf.Otak juga sebagai pusat penglihatan, pendengaran, kecerdasan,
ingatan, kesadaran, dan kemauan.Bagian dalamnya berwarna putih berisi
serabut saraf, bagian luarnya berwarna kelabu berisi banyak badan sel saraf.
Otak terdiri dari 3 bagian, yaitu
a. Otak depan (Prosoncephalon)
Otak depan berkembang menjadi telencephalon dan diencephalon.
Telencephalon berkembang menjadi otak besar (Cerebrum).Diencephalon
berkembang menjadi thalamus, hipotamus.
b. Otak besar (Cerebrum)
Otak besar mempunyai fungsi dalam pengaturan semua aktivitas
mental, yaitu yang berkaitan dengan kepandaian (intelegensi), ingatan
(memori), kesadaran, dan pertimbangan.Otak besar merupakan sumber dari
semua kegiatan/gerakan sadar atau sesuai dengan kehendak, walaupun ada
juga beberapa gerakan refleks otak. Pada bagian korteks otak besar yang
berwarna kelabu terdapat bagian penerima rangsang (area sensor) yang
terletak di sebelah belakang area motor yang berfungsi mengatur gerakan
sadar atau merespon rangsangan. Selain itu terdapat area asosiasi yang
menghubungkan area motor dan sensorik. Area ini berperan dalam proses
belajar, menyimpan ingatan, membuat kesimpulan, dan belajar berbagai
bahasa. Di sekitar kedua area tersebut dalah bagian yang mengatur kegiatan
psikologi yang lebih tinggi. Misalnya bagian depan merupakan pusat proses
berfikir (yaitu mengingat, analisis, berbicara, kreativitas) dan emosi. Pusat
penglihatan terdapat di bagian belakang.
c. Otak tengah (Mesencephalon)
Otak tengah terletak di depan otak kecil dan jembatan varol. Di depan
otak tengah terdapat talamus dan kelenjar hipofisis yang mengatur kerja
kelenjar-kelenjar endokrin. Bagian atas (dorsal) otak tengah merupakan lobus
optikus yang mengatur refleks mata seperti penyempitan pupil mata, dan juga
merupakan pusat pendengaran.Otak tengah tidak berkembang dan tetap
menjadi otak tengah.
d. Otak belakang (Rhombencephalon)
Otak belakang berkembang menjadi metencephalon dan
mielencephalon.Metencephalon berkembang menjadi cerebellum dan pons
varolli.Sedangkan mielencephalon berkembang menjadi medulla oblongata.
e. Otak kecil (serebelum)
Serebelum mempunyai fungsi utama dalam koordinasi gerakan otot
yang terjadi secara sadar, keseimbangan, dan posisi tubuh.Bila ada
rangsangan yang merugikan atau berbahaya maka gerakan sadar yang normal
tidak mungkin dilaksanakan.
f. Sumsum sambung (medulla oblongata)
Sumsum sambung berfungsi menghantar impuls yang datang dari
medula spinalis menuju ke otak.Sumsum sambung juga memengaruhi
jembatan, refleks fisiologi seperti detak jantung, tekanan darah, volume dan
kecepatan respirasi, gerak alat pencernaan, dan sekresi kelenjar pencernaan.
Selain itu, sumsum sambung juga mengatur gerak refleks yang lain seperti
bersin, batuk, dan berkedip.
g. Jembatan varol (pons varoli)
Jembatan varol berisi serabut saraf yang menghubungkan otak kecil
bagian kiri dan kanan, juga menghubungkan otak besar dan sumsum tulang
belakang.
1.2 Sumsum tulang belakang (medula spinalis)
Pada penampang melintang sumsum tulang belakang tampak bagian luar
berwarna putih, sedangkan bagian dalam berbentuk kupu-kupu dan berwarna
kelabu.Pada penampang melintang sumsum tulang belakang ada bagian seperti
sayap yang terbagi atas sayap atas disebut tanduk dorsal dan sayap bawah
disebut tanduk ventral. Impuls sensori dari reseptor dihantar masuk ke sumsum
tulang belakang melalui tanduk dorsal dan impuls motor keluar dari sumsum
tulang belakang melalui tanduk ventral menuju efektor. Pada tanduk dorsal
terdapat badan sel saraf penghubung (asosiasi konektor) yang akan menerima
impuls dari sel saraf sensori dan akan menghantarkannya ke saraf motor.
2. Sistem Saraf Perifer
Sistem saraf perifer adalah saraf-saraf yang berada di luar sistem saraf pusat
(otak dan sumsum ulang belakang). Sistem saraf perifer merupakan saraf yang
menyebar pada seluruh bagian tubuh yang melayani organ-organ tubuh
tertentu,seperti kulit, persendian, otot, kelenjar, saluran darah dan lain-lain. Tidak
seperti sistem saraf pusat, sistem saraf perifer tidak dilindungi tulang.Sistem saraf
perifer disusun oleh saraf otak (saraf kranial), yaitu saraf-saraf yang keluar dari otak,
dan saraf sumsum tulang belakang (saraf spinal), yaitu saraf-saraf yang keluar dari
sumsum tulang belakang.
2.1 Saraf sensoris (saraf aferen) disebut juga sel saraf indera, karena berfungsi
membawa rangsangan (impuls) dari indera ke saraf pusat (otak dan
sumsum tulang belakang)
2.2 Saraf motoris (saraf eferen) berfungsi membawa rangsangan (impuls) dari
pusat saraf ke otot atau kelenjar berupa respon.
2.3 Saraf Volunter/Somatik (disadari)
Yaitu sistem saraf yang mengatur segala gerakan yang dilakukan secara
sadar atau dibawah koordinasi saraf pusat atau otak. Berdasarkan asalnya
sistem saraf sadar dibedakan menjadi dua yaitu: sistem saraf kepala
(cranial) dan sistem saraf tulang belakang (spinal).
2.4 Sistem Saraf Involunter/Otonom (Tidak Disadari)
Sistem saraf otonom mempunyai peran dalam mengendalikan tubuh
yang tidak kita sadari, seperti denyut jantung, gerakan-gerakan pada
saluran pencernaan, sekresi enzim dan keringat.
Sistem saraf otonom disusun oleh serabut saraf yang berasal dari otak
maupun dari sumsum tulang belakang dan menuju organ yang
bersangkutan.Dalam sistem ini terdapat beberapa jalur dan masing-masing
jalur membentuk sinapsis yang kompleks dan juga membentuk ganglion.
Urat saraf yang terdapat pada pangkal ganglion disebut urat saraf pra
ganglion dan yang berada pada ujung ganglion disebut urat saraf post
ganglion.
Sistem saraf otonom dapat dibagi atas sistem saraf simpatik dan sistem
saraf parasimpatik.Perbedaan struktur antara saraf simpatik dan
parasimpatik terletak pada posisi ganglion.Saraf simpatik mempunyai
ganglion yang terletak di sepanjang tulang belakang menempel pada
sumsum tulang belakang sehingga mempunyai urat pra ganglion pendek,
sedangkan saraf parasimpatik mempunyai urat pra ganglion yang panjang
karena ganglion menempel pada organ yang dibantu.Sistem saraf
simpatetik dan parasimpatetik mempunyai efek yang berlawanan .
(antagonis). Sistem saraf parasimpatetik : memperlambat denyut jantung,
menurunkan tekanan darah mempercepat gerakan-gerakan usus serta
sekresi kelenjar. Sementara sistem saraf simpatetik kebalikannya.
a. Parasimpatik
1. mengecilkan pupil
2. menstimulasi aliran ludah
3. memperlambat denyut jantung
4. membesarkan bronkus
5. menstimulasi sekresi kelenjar pencernaan
6. mengerutkan kantung kemih
b. Simpatik
1. memperbesar pupil
2. menghambat aliran ludah
3. mempercepat denyut jantung
4. mengecilkan bronkus
5. menghambat sekresi kelenjar pencernaan
6. menghambat kontraksi kandung kemih
E. Mekanisme Penghantar Implus
Impuls adalah rangsangan atau pesan yang diterima oleh reseptor dari
lingkungan luar, kemudian dibawa oleh neuron.Impuls dapat juga dikatakan sebagai
serangkaian pulsa elektrik yang menjalari serabut saraf.
Impuls yang diterima oleh reseptor dan disampaikan ke efektor akan menyebabkan
terjadinya gerakan atau perubahan pada efektor. Gerakan tersebut adalah sebagai
berikut :
1. Gerak sadar
Gerak sadar atau gerak biasa adalah gerak yang terjadi karena disengaja atau
disadari. Impuls yang menyebabkan gerakan ini disampaikan melalui jalan yang
panjang, yaitu dari reseptor, ke saraf sensori, dibawa ke otak, untuk selanjutnya
diolah oleh otak, kemudian hasil olahan oleh otak, berupa tanggapan, dibawa oleh
saraf motor sebagai perintah yang harus dilaksanakan oleh efektor.
2. Gerak refleks
Gerak refleks adalah gerak yang tidak disengaja atau tidak disadari. Gerak
refleks berjalan sangat cepat dan tanggapan terjadi secara otomatis terhadap
rangsangan, tanpa memerlukan kontrol dari otak. Pada gerak refleks, impuls melalui
jalan pendek atau jalan pintas, yaitu dimulai dari reseptor penerima rangsang,
kemudian diteruskan oleh saraf sensori ke pusat saraf, diterima oleh set saraf
penghubung (asosiasi) tanpa diolah di dalam otak langsung dikirim tanggapan ke
saraf motor untuk disampaikan ke efektor, yaitu otot atau kelenjar. Jalan pintas ini
disebut lengkung refleks. Contoh gerak refleks, misalnya berkedip, bersin, atau
batuk.
DAFTAR PUSTAKA
http://Sraff.uny.ac.id/../jaringan_saraf
http://www.sridianti.com/fungsi-sistem-saraf-tubuh-manusia.html
http://www.slideshare.net/nidyamilano1/jaringan-saraf-29468619
http://hedisasrawan.blogspot.com/2014/02/jaringan-saraf-materi-lengkap-sma-xi.html
https://biofarmasiumi.wordpress.com/2010/11/26/sistem-saraf/
http://www.scibd.com/doc/193787647/Makalah-Sistem-Saraf-Pada-Manusia-Terbaru-
Lengkap#scibd

More Related Content

What's hot

Jaringan Ikat
Jaringan IkatJaringan Ikat
Jaringan Ikat
Sulistia Rini
 
6. laporan praktikum biologi uji golongan darah dengan system ABO
6. laporan praktikum biologi uji golongan darah dengan system ABO6. laporan praktikum biologi uji golongan darah dengan system ABO
6. laporan praktikum biologi uji golongan darah dengan system ABO
Sofyan Dwi Nugroho
 
Laporan praktikum biologi
Laporan praktikum biologiLaporan praktikum biologi
Laporan praktikum biologi
Budi Triyanto
 
Laporan Praktikum Respirasi
Laporan Praktikum Respirasi Laporan Praktikum Respirasi
Laporan Praktikum Respirasi
Ade Irma Suryani
 
Laporan praktikum gerak bandul sederhana
Laporan praktikum gerak bandul sederhanaLaporan praktikum gerak bandul sederhana
Laporan praktikum gerak bandul sederhanaDian Agatha
 
Sistem Otot pada Manusia
Sistem Otot pada ManusiaSistem Otot pada Manusia
Sistem Otot pada Manusia
Michu OH
 
REGULASI GEN
REGULASI GENREGULASI GEN
REGULASI GEN
ikhsan saputra
 
Laporan Resmi Praktikum Biologi Tahapan Mitosis dan Meiosis Tumbuhan
Laporan Resmi Praktikum Biologi Tahapan Mitosis dan Meiosis TumbuhanLaporan Resmi Praktikum Biologi Tahapan Mitosis dan Meiosis Tumbuhan
Laporan Resmi Praktikum Biologi Tahapan Mitosis dan Meiosis Tumbuhan
Dhiarrafii Bintang Matahari
 
Reproduksi sel (amitosis, mitosis, dan meiosis)
Reproduksi sel (amitosis, mitosis, dan meiosis)Reproduksi sel (amitosis, mitosis, dan meiosis)
Reproduksi sel (amitosis, mitosis, dan meiosis)
Sofyan Sauri
 
Materi Siklus sel
Materi Siklus sel Materi Siklus sel
Materi Siklus sel ahmaddzul
 
Makalah pembelahan sel
Makalah pembelahan selMakalah pembelahan sel
Makalah pembelahan sel
Sentra Komputer dan Foto Copy
 
Laporan praktikum mitosis akar Allium cepa
Laporan praktikum mitosis akar Allium cepaLaporan praktikum mitosis akar Allium cepa
Laporan praktikum mitosis akar Allium cepa
Nor Hidayati
 
Retikulum endoplasma
Retikulum endoplasmaRetikulum endoplasma
Retikulum endoplasma
Abulkhair Abdullah
 
Materi Enzim dan Metabolisme Kelas XII SMA & SMK
Materi Enzim dan Metabolisme Kelas XII SMA & SMKMateri Enzim dan Metabolisme Kelas XII SMA & SMK
Materi Enzim dan Metabolisme Kelas XII SMA & SMK
Wulung Gono
 
1. laporan praktikum biologi tekanan darah
1. laporan praktikum biologi tekanan darah1. laporan praktikum biologi tekanan darah
1. laporan praktikum biologi tekanan darah
Sofyan Dwi Nugroho
 
Ekspresi Gen Pada Sel Prokariotik (1).pptx
Ekspresi Gen Pada Sel Prokariotik (1).pptxEkspresi Gen Pada Sel Prokariotik (1).pptx
Ekspresi Gen Pada Sel Prokariotik (1).pptx
AzkaAzaliaAzzam
 
Sintesis protein
Sintesis proteinSintesis protein
Sintesis protein
Ananda Istiqomah
 
Makalah..biologi sel ( struktur sel, fungsi organel sel dan komunikasi antars...
Makalah..biologi sel ( struktur sel, fungsi organel sel dan komunikasi antars...Makalah..biologi sel ( struktur sel, fungsi organel sel dan komunikasi antars...
Makalah..biologi sel ( struktur sel, fungsi organel sel dan komunikasi antars...
SMPN 4 Kerinci
 

What's hot (20)

Jaringan Ikat
Jaringan IkatJaringan Ikat
Jaringan Ikat
 
6. laporan praktikum biologi uji golongan darah dengan system ABO
6. laporan praktikum biologi uji golongan darah dengan system ABO6. laporan praktikum biologi uji golongan darah dengan system ABO
6. laporan praktikum biologi uji golongan darah dengan system ABO
 
Laporan praktikum biologi
Laporan praktikum biologiLaporan praktikum biologi
Laporan praktikum biologi
 
Laporan Praktikum Respirasi
Laporan Praktikum Respirasi Laporan Praktikum Respirasi
Laporan Praktikum Respirasi
 
Laporan jaringan otot
Laporan jaringan ototLaporan jaringan otot
Laporan jaringan otot
 
Laporan praktikum gerak bandul sederhana
Laporan praktikum gerak bandul sederhanaLaporan praktikum gerak bandul sederhana
Laporan praktikum gerak bandul sederhana
 
Sistem Otot pada Manusia
Sistem Otot pada ManusiaSistem Otot pada Manusia
Sistem Otot pada Manusia
 
REGULASI GEN
REGULASI GENREGULASI GEN
REGULASI GEN
 
Laporan Resmi Praktikum Biologi Tahapan Mitosis dan Meiosis Tumbuhan
Laporan Resmi Praktikum Biologi Tahapan Mitosis dan Meiosis TumbuhanLaporan Resmi Praktikum Biologi Tahapan Mitosis dan Meiosis Tumbuhan
Laporan Resmi Praktikum Biologi Tahapan Mitosis dan Meiosis Tumbuhan
 
Aves
AvesAves
Aves
 
Reproduksi sel (amitosis, mitosis, dan meiosis)
Reproduksi sel (amitosis, mitosis, dan meiosis)Reproduksi sel (amitosis, mitosis, dan meiosis)
Reproduksi sel (amitosis, mitosis, dan meiosis)
 
Materi Siklus sel
Materi Siklus sel Materi Siklus sel
Materi Siklus sel
 
Makalah pembelahan sel
Makalah pembelahan selMakalah pembelahan sel
Makalah pembelahan sel
 
Laporan praktikum mitosis akar Allium cepa
Laporan praktikum mitosis akar Allium cepaLaporan praktikum mitosis akar Allium cepa
Laporan praktikum mitosis akar Allium cepa
 
Retikulum endoplasma
Retikulum endoplasmaRetikulum endoplasma
Retikulum endoplasma
 
Materi Enzim dan Metabolisme Kelas XII SMA & SMK
Materi Enzim dan Metabolisme Kelas XII SMA & SMKMateri Enzim dan Metabolisme Kelas XII SMA & SMK
Materi Enzim dan Metabolisme Kelas XII SMA & SMK
 
1. laporan praktikum biologi tekanan darah
1. laporan praktikum biologi tekanan darah1. laporan praktikum biologi tekanan darah
1. laporan praktikum biologi tekanan darah
 
Ekspresi Gen Pada Sel Prokariotik (1).pptx
Ekspresi Gen Pada Sel Prokariotik (1).pptxEkspresi Gen Pada Sel Prokariotik (1).pptx
Ekspresi Gen Pada Sel Prokariotik (1).pptx
 
Sintesis protein
Sintesis proteinSintesis protein
Sintesis protein
 
Makalah..biologi sel ( struktur sel, fungsi organel sel dan komunikasi antars...
Makalah..biologi sel ( struktur sel, fungsi organel sel dan komunikasi antars...Makalah..biologi sel ( struktur sel, fungsi organel sel dan komunikasi antars...
Makalah..biologi sel ( struktur sel, fungsi organel sel dan komunikasi antars...
 

Similar to Jaringan Saraf

SEL DALAM SISTEM SARAF DAN HUBUNGAN ANTAR NEURON
SEL DALAM SISTEM SARAF DAN HUBUNGAN ANTAR NEURONSEL DALAM SISTEM SARAF DAN HUBUNGAN ANTAR NEURON
SEL DALAM SISTEM SARAF DAN HUBUNGAN ANTAR NEURONMaharani517
 
SISTEM SARAF (NURHALIZA-105441101421).pptx
SISTEM SARAF (NURHALIZA-105441101421).pptxSISTEM SARAF (NURHALIZA-105441101421).pptx
SISTEM SARAF (NURHALIZA-105441101421).pptx
NavantryRosyida
 
Tujuan dan pengertian sistem ekskresi biologi
Tujuan dan pengertian sistem ekskresi biologiTujuan dan pengertian sistem ekskresi biologi
Tujuan dan pengertian sistem ekskresi biologi
DokterHandphone1
 
Modul pertemuan psy faal pkk ke 4 materi sel sarap
Modul pertemuan psy faal pkk ke 4 materi sel sarapModul pertemuan psy faal pkk ke 4 materi sel sarap
Modul pertemuan psy faal pkk ke 4 materi sel sarapsuher lambang
 
Sel saraf (neuron)
Sel saraf (neuron)Sel saraf (neuron)
Sel saraf (neuron)
auliarahmah_18
 
BIOLOGI - JARINGAN SARAF
BIOLOGI - JARINGAN SARAFBIOLOGI - JARINGAN SARAF
BIOLOGI - JARINGAN SARAF12aihana
 
Akson adalah serat atau serabut
Akson adalah serat atau serabutAkson adalah serat atau serabut
Akson adalah serat atau serabutheri damanik
 
Makalah saraf
Makalah sarafMakalah saraf
Makalah saraf
Septian Muna Barakati
 
PPT Sistem Saraf 1.ppt
PPT Sistem Saraf 1.pptPPT Sistem Saraf 1.ppt
PPT Sistem Saraf 1.ppt
shelvianazhar1
 
Pertemuan 1
Pertemuan 1 Pertemuan 1
Pertemuan 1
Cendikia As'ari
 
Jaringan Saraf
Jaringan SarafJaringan Saraf
Jaringan Saraf
Sulistia Rini
 
Anatomi dan Fisiologi Sistem Saraf
Anatomi dan Fisiologi Sistem Saraf Anatomi dan Fisiologi Sistem Saraf
Anatomi dan Fisiologi Sistem Saraf
pjj_kemenkes
 
Jaringan saraf pada hewan
Jaringan saraf pada hewanJaringan saraf pada hewan
Jaringan saraf pada hewan
ghea ayups
 
Sistem koordinasi
Sistem koordinasiSistem koordinasi
Sistem koordinasi
Fizziilmi Dhahila
 
SISTEM SARAF
SISTEM SARAFSISTEM SARAF
Sistem saraf pada manusia
Sistem saraf pada manusiaSistem saraf pada manusia
Sistem saraf pada manusia
yustinus victor
 
SISTEM SARAF.pdf
SISTEM SARAF.pdfSISTEM SARAF.pdf
SISTEM SARAF.pdf
NanangCahyana1
 

Similar to Jaringan Saraf (20)

SEL DALAM SISTEM SARAF DAN HUBUNGAN ANTAR NEURON
SEL DALAM SISTEM SARAF DAN HUBUNGAN ANTAR NEURONSEL DALAM SISTEM SARAF DAN HUBUNGAN ANTAR NEURON
SEL DALAM SISTEM SARAF DAN HUBUNGAN ANTAR NEURON
 
SISTEM SARAF (NURHALIZA-105441101421).pptx
SISTEM SARAF (NURHALIZA-105441101421).pptxSISTEM SARAF (NURHALIZA-105441101421).pptx
SISTEM SARAF (NURHALIZA-105441101421).pptx
 
Tujuan dan pengertian sistem ekskresi biologi
Tujuan dan pengertian sistem ekskresi biologiTujuan dan pengertian sistem ekskresi biologi
Tujuan dan pengertian sistem ekskresi biologi
 
Modul pertemuan psy faal pkk ke 4 materi sel sarap
Modul pertemuan psy faal pkk ke 4 materi sel sarapModul pertemuan psy faal pkk ke 4 materi sel sarap
Modul pertemuan psy faal pkk ke 4 materi sel sarap
 
Sel saraf (neuron)
Sel saraf (neuron)Sel saraf (neuron)
Sel saraf (neuron)
 
BIOLOGI - JARINGAN SARAF
BIOLOGI - JARINGAN SARAFBIOLOGI - JARINGAN SARAF
BIOLOGI - JARINGAN SARAF
 
sistem saraf
sistem sarafsistem saraf
sistem saraf
 
Akson adalah serat atau serabut
Akson adalah serat atau serabutAkson adalah serat atau serabut
Akson adalah serat atau serabut
 
Makalah saraf
Makalah sarafMakalah saraf
Makalah saraf
 
Makalah saraf
Makalah sarafMakalah saraf
Makalah saraf
 
PPT Sistem Saraf 1.ppt
PPT Sistem Saraf 1.pptPPT Sistem Saraf 1.ppt
PPT Sistem Saraf 1.ppt
 
Sistem saraf
Sistem sarafSistem saraf
Sistem saraf
 
Pertemuan 1
Pertemuan 1 Pertemuan 1
Pertemuan 1
 
Jaringan Saraf
Jaringan SarafJaringan Saraf
Jaringan Saraf
 
Anatomi dan Fisiologi Sistem Saraf
Anatomi dan Fisiologi Sistem Saraf Anatomi dan Fisiologi Sistem Saraf
Anatomi dan Fisiologi Sistem Saraf
 
Jaringan saraf pada hewan
Jaringan saraf pada hewanJaringan saraf pada hewan
Jaringan saraf pada hewan
 
Sistem koordinasi
Sistem koordinasiSistem koordinasi
Sistem koordinasi
 
SISTEM SARAF
SISTEM SARAFSISTEM SARAF
SISTEM SARAF
 
Sistem saraf pada manusia
Sistem saraf pada manusiaSistem saraf pada manusia
Sistem saraf pada manusia
 
SISTEM SARAF.pdf
SISTEM SARAF.pdfSISTEM SARAF.pdf
SISTEM SARAF.pdf
 

More from Sulistia Rini

Tindakan Kolaborasi pada Pneumotoraks
Tindakan Kolaborasi pada PneumotoraksTindakan Kolaborasi pada Pneumotoraks
Tindakan Kolaborasi pada Pneumotoraks
Sulistia Rini
 
Tindakan Kolaborasi pada Empiema
Tindakan Kolaborasi pada EmpiemaTindakan Kolaborasi pada Empiema
Tindakan Kolaborasi pada Empiema
Sulistia Rini
 
Tindakan Kolaborasi pada Efuisi pleura
Tindakan Kolaborasi pada Efuisi pleuraTindakan Kolaborasi pada Efuisi pleura
Tindakan Kolaborasi pada Efuisi pleura
Sulistia Rini
 
Tindakan Kolaborasi pada Pneumothoraks
Tindakan Kolaborasi pada PneumothoraksTindakan Kolaborasi pada Pneumothoraks
Tindakan Kolaborasi pada Pneumothoraks
Sulistia Rini
 
Tindakan Kolaborasi pada Efusi Pleura
Tindakan Kolaborasi pada Efusi PleuraTindakan Kolaborasi pada Efusi Pleura
Tindakan Kolaborasi pada Efusi Pleura
Sulistia Rini
 
Tindakan Kolaborasi pada Ca Paru
Tindakan Kolaborasi pada Ca ParuTindakan Kolaborasi pada Ca Paru
Tindakan Kolaborasi pada Ca Paru
Sulistia Rini
 
Tindakan Kolaborasi pada Ca Paru
Tindakan Kolaborasi pada Ca ParuTindakan Kolaborasi pada Ca Paru
Tindakan Kolaborasi pada Ca Paru
Sulistia Rini
 
Efusi pleura
Efusi pleuraEfusi pleura
Efusi pleura
Sulistia Rini
 
Pneumonia
PneumoniaPneumonia
Pneumonia
Sulistia Rini
 
Pneumonia
PneumoniaPneumonia
Pneumonia
Sulistia Rini
 
Efusi pleura
Efusi pleuraEfusi pleura
Efusi pleura
Sulistia Rini
 
Asuhan Keperawatan pneumuthorax
Asuhan Keperawatan pneumuthoraxAsuhan Keperawatan pneumuthorax
Asuhan Keperawatan pneumuthorax
Sulistia Rini
 
Asuhan Keperawatan pneumuthorax
 Asuhan Keperawatan pneumuthorax Asuhan Keperawatan pneumuthorax
Asuhan Keperawatan pneumuthorax
Sulistia Rini
 
Terapi komplementer pada pasien bronchitis
Terapi komplementer pada pasien bronchitisTerapi komplementer pada pasien bronchitis
Terapi komplementer pada pasien bronchitis
Sulistia Rini
 
Terapi komplementer pada anak pertusis
Terapi komplementer pada anak pertusisTerapi komplementer pada anak pertusis
Terapi komplementer pada anak pertusis
Sulistia Rini
 
Terapi komplementer pada anak asma bronkhial
Terapi komplementer pada anak asma bronkhialTerapi komplementer pada anak asma bronkhial
Terapi komplementer pada anak asma bronkhial
Sulistia Rini
 
Terapi komplementer pada anak asma bronkhial
Terapi komplementer pada anak asma bronkhialTerapi komplementer pada anak asma bronkhial
Terapi komplementer pada anak asma bronkhial
Sulistia Rini
 
Terapi komplementer pada anak pneumonia
Terapi komplementer pada anak pneumoniaTerapi komplementer pada anak pneumonia
Terapi komplementer pada anak pneumonia
Sulistia Rini
 
Terapi komplementer pada anak TBC
Terapi komplementer pada anak TBCTerapi komplementer pada anak TBC
Terapi komplementer pada anak TBC
Sulistia Rini
 

More from Sulistia Rini (20)

Tindakan Kolaborasi pada Pneumotoraks
Tindakan Kolaborasi pada PneumotoraksTindakan Kolaborasi pada Pneumotoraks
Tindakan Kolaborasi pada Pneumotoraks
 
Tindakan Kolaborasi pada Empiema
Tindakan Kolaborasi pada EmpiemaTindakan Kolaborasi pada Empiema
Tindakan Kolaborasi pada Empiema
 
Tindakan Kolaborasi pada Efuisi pleura
Tindakan Kolaborasi pada Efuisi pleuraTindakan Kolaborasi pada Efuisi pleura
Tindakan Kolaborasi pada Efuisi pleura
 
Tindakan Kolaborasi pada Pneumothoraks
Tindakan Kolaborasi pada PneumothoraksTindakan Kolaborasi pada Pneumothoraks
Tindakan Kolaborasi pada Pneumothoraks
 
Tindakan Kolaborasi pada Efusi Pleura
Tindakan Kolaborasi pada Efusi PleuraTindakan Kolaborasi pada Efusi Pleura
Tindakan Kolaborasi pada Efusi Pleura
 
Tindakan Kolaborasi pada Ca Paru
Tindakan Kolaborasi pada Ca ParuTindakan Kolaborasi pada Ca Paru
Tindakan Kolaborasi pada Ca Paru
 
Tindakan Kolaborasi pada Ca Paru
Tindakan Kolaborasi pada Ca ParuTindakan Kolaborasi pada Ca Paru
Tindakan Kolaborasi pada Ca Paru
 
Asma
AsmaAsma
Asma
 
Efusi pleura
Efusi pleuraEfusi pleura
Efusi pleura
 
Pneumonia
PneumoniaPneumonia
Pneumonia
 
Pneumonia
PneumoniaPneumonia
Pneumonia
 
Efusi pleura
Efusi pleuraEfusi pleura
Efusi pleura
 
Asuhan Keperawatan pneumuthorax
Asuhan Keperawatan pneumuthoraxAsuhan Keperawatan pneumuthorax
Asuhan Keperawatan pneumuthorax
 
Asuhan Keperawatan pneumuthorax
 Asuhan Keperawatan pneumuthorax Asuhan Keperawatan pneumuthorax
Asuhan Keperawatan pneumuthorax
 
Terapi komplementer pada pasien bronchitis
Terapi komplementer pada pasien bronchitisTerapi komplementer pada pasien bronchitis
Terapi komplementer pada pasien bronchitis
 
Terapi komplementer pada anak pertusis
Terapi komplementer pada anak pertusisTerapi komplementer pada anak pertusis
Terapi komplementer pada anak pertusis
 
Terapi komplementer pada anak asma bronkhial
Terapi komplementer pada anak asma bronkhialTerapi komplementer pada anak asma bronkhial
Terapi komplementer pada anak asma bronkhial
 
Terapi komplementer pada anak asma bronkhial
Terapi komplementer pada anak asma bronkhialTerapi komplementer pada anak asma bronkhial
Terapi komplementer pada anak asma bronkhial
 
Terapi komplementer pada anak pneumonia
Terapi komplementer pada anak pneumoniaTerapi komplementer pada anak pneumonia
Terapi komplementer pada anak pneumonia
 
Terapi komplementer pada anak TBC
Terapi komplementer pada anak TBCTerapi komplementer pada anak TBC
Terapi komplementer pada anak TBC
 

Recently uploaded

Koneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt x
Koneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt           xKoneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt           x
Koneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt x
johan199969
 
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaModul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERILAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
PURWANTOSDNWATES2
 
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdfLaporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
gloriosaesy
 
PPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptx
PPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptxPPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptx
PPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptx
Kurnia Fajar
 
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docxRUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
lastri261
 
PETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdf
PETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdfPETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdf
PETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdf
Hernowo Subiantoro
 
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
widyakusuma99
 
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docxForm B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
EkoPutuKromo
 
tugas modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
tugas  modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptxtugas  modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
tugas modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
d2spdpnd9185
 
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdfPaparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
SEMUELSAMBOKARAENG
 
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBIVISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
gloriosaesy
 
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
agusmulyadi08
 
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docxSOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
MuhammadBagusAprilia1
 
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdfPPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
safitriana935
 
ppt-menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebe...
ppt-menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebe...ppt-menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebe...
ppt-menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebe...
AgusRahmat39
 
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptxJuknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
mattaja008
 
Seminar: Sekolah Alkitab Liburan (SAL) 2024
Seminar: Sekolah Alkitab Liburan (SAL) 2024Seminar: Sekolah Alkitab Liburan (SAL) 2024
Seminar: Sekolah Alkitab Liburan (SAL) 2024
SABDA
 
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdfLK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
UditGheozi2
 
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.pptKOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
Dedi Dwitagama
 

Recently uploaded (20)

Koneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt x
Koneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt           xKoneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt           x
Koneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt x
 
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaModul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
 
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERILAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
 
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdfLaporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
 
PPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptx
PPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptxPPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptx
PPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptx
 
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docxRUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
 
PETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdf
PETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdfPETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdf
PETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdf
 
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
 
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docxForm B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
 
tugas modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
tugas  modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptxtugas  modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
tugas modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
 
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdfPaparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
 
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBIVISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
 
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
 
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docxSOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
 
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdfPPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
 
ppt-menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebe...
ppt-menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebe...ppt-menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebe...
ppt-menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebe...
 
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptxJuknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
 
Seminar: Sekolah Alkitab Liburan (SAL) 2024
Seminar: Sekolah Alkitab Liburan (SAL) 2024Seminar: Sekolah Alkitab Liburan (SAL) 2024
Seminar: Sekolah Alkitab Liburan (SAL) 2024
 
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdfLK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
 
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.pptKOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
 

Jaringan Saraf

  • 1. JARINGAN SARAF Disusun Oleh : 1. Ajat Sudrajat 2. Safitri Dewi 3. Rizki Noorfian Maesti 4. Rachmawati K 5. Yahya Syaiful Rizal 6. Ahmad Faqih Fawaid 7. SitiMarfungah 8. Luciana Rahmawati S1 KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES) AL-IRSYAD AL-ISLAMIYYAH CILACAP TAHUN AKADEMIK 2015/2016
  • 2. BAB I ISI A. Struktur Jaringan Saraf 1. Berdasarkan Bentuknya Sebuah sel saraf (neuron) terdiri dari beberapa bagian yaitu: 1.1 Dendrit Dendrit adalah salah satu cabang badan sel saraf yang berfungsi untuk meneruskan rangsangan (impuls) dari sel-sel saraf lainnya ke badan sel saraf (soma). Neuron memiliki beberapa dendrit. Kata dendrit berasal dari bahasa Yunani (dendron) yang berarti “pohon”. Impuls diteruskan ke dendrit oleh neurit pada sel saraf lain melalui sinapsis yang terletak di setiap ujung dendrit. Dendrit dapat menghasilkan neurotransmitter. Neurotransmiter adalah salah satu dari kelas zat kimia yang membawa pesan antar neuron. a. Struktur Dendrit Sebuah dendrit berukuran sangat pendek dan bercabang. Dendrit dapat tumbuh dan tercabut dari soma (badan sel saraf). Sebagian besar neuron (sel saraf) memiliki banyak dendrit. Dendrit berbeda dengan neurit (akson). Dendrit berfungsi mengirimkan impuls ke badan sel saraf, sedangkan akson berfungsi mengirimkan impuls dari badan sel ke jaringan lain. Akson biasanya sangat panjang. Sebaliknya, dendrit pendek. b. Sifat Impuls pada Dendrit Struktur dan percabangan pada dendrit sangat mempengaruhi bagaimana menerima impuls dari neuron lain termasuk impuls yang lemah. Teori kabel pasif menjelaskan bagaimana perubahan tegangan pada lokasi tertentu pada
  • 3. dendrit dapat menyebabkan tegangan pada membran sel berubah. Hal tersebut dapat mempengaruhi karakteristik impuls. Protein dapat memperkuat atau melemahkan sinapsis untuk menerima impuls (rangsangan) dari neuron lain. Selain protein, sodium, kalsium, dan kalium juga mempengaruhinya. Zat-zat tersebut dapat mempengaruhi tegangan dan durasi impuls. 1.2 Badan sel Badan sel saraf adalah bagian yang terbesar dari sel saraf. Badan sel dapat berfungsi sebagai penerima rangsangan dari dendrit dan kemudian diteruskannya menuju ke akson. Pada badan sel saraf terdapar inti sel, sitoplasma, mitokondria, sentrosom, badan golgi, lisosom, dan badan nisel. 1.3 Akson Akson adalah perpanjangan dari sel saraf atau neuron yang berfungsi untuk mengirimkan impuls dari badan sel ke sel saraf yang lain. Akson adalah jalur transmisi utama dari sistem saraf pada manusia. Akson juga disebut neurit. Akson merupakan salah satu dari dua jenis protoplasma setelah dendrit yang menonjol dari badan sel. Setiap sel saraf hanya terdapat satu akson. a. Struktur Akson Akson memanjang dari badan sel sampai ke ujung terminal (sinapsis). Akson tampak seperti ekor yang melekat pada sel neuron. Semakin besar akson, maka proses pengiriman impuls akan semakin cepat. Beberapa akson ditutupi dengan substansi lemak yang disebut selubung mielin. Akson yang diselubungi ini lebih cepat dalam pengiriman impuls daripada yang tidak diselubungi. Panjang akson dapat mencapai satu meter. Akson terpanjang di dalam tubuh manusia adalah pada saraf sciatic yang memanjang dari pangkal tulang belakang sampai ibu jari kaki. Namun ada beberapa akson yang memiliki panjang satu milimeter. Diameternya 1-20 mikrometer pada mamalia. Akson berbeda dengan dendrit. Akson berbentuk seperti silinder, sedangkan dendrit bentuknya bercabang dan meruncing. Dendrit berfungsi sebagai penerima impuls sedangkan akson mengirimkannya. Akson jauh lebih tebal dan lebih panjang daripada dendrit. b. Fungsi Akson Fungsi utama akson adalah untuk mengirimkan sinyal listrik (impuls/rangsangan) dari badan sel saraf ke sel saraf yang lain. Di dalam otak, fungsi akson adalah untuk mengirimkan impuls dalam jumlah besar. Fungsi lain yang penting dari suatu akson adalah untuk meningkatkan transmisi sinyal melalui selubung mielin. 1.4 Selubung mielin Berfungsi supaya lebih cepat menghantarkan impuls serta untuk memelihara akson. Selubung mielin adalah materi isolator yang membentuk lapisan pada akson dan hasil dari perkembangan sel glial. Proses pembentukan selubung mielin disebut mielinasi. Pada manusia, pembentukan selubung mielin dimulai sejak minggu ke-14 perkembangan janin, meskipun hanya terdapat sedikit selubung mielin pada otak saat baru lahir. a. Struktur Selubung Mielin
  • 4. Selubung mielin tampak seperti rangkaian sosis yang menyelubungi akson. Terdapat celah diantara selubung mielin yang berjarak sekitar 1 milimeter. Celah tersebut disebut nodus ranvier. Pada selubung mielin terdapat sel schwann. Lemak pada selubung mielin berfungsi untuk melindungi akson dari atom dan molekul bermuatan listrik. Maka dari itu, selubung mielin bersifat isolator. Selubung mielin membuat materi putih pada otak menjadi berwarna keputihan. Invertebrata tidak memiliki selubung mielin. Akson yang termielinasi jarang terdapat di sistem saraf otonom. b. Fungsi Selubung Mielin Fungsi utama selubung mielin adalah untuk meningkatkan kecepatan impuls. Tanpa selubung mielin, impuls akan bergerak seperti gelombang. Namun, impuls akan bergerak melompat ketika melewati selubung mielin dengan kecepatan 120 meter/detik. Selubung mielin meningkatkan hambatan listrik. Dengan demikian, mielinasi membantu mencegah impuls yang merupakan gelombang elektromagnetik keluar meninggalkan akson. 1.5 Sel schwann Sel schwann atau neurolemmocytes adalah salah satu sel glia pada sistem saraf perifer. Sel schwann dinamakan sesuai dengan penemunya Theodor Schwann, seorang ahli fisiologi dari Jerman. Dia menemukan sel schwann pada tahun 1838. Sel glial berfungsi untuk mendukung neuron. Ada dua jenis sel schwann yaitu yang termielinasi dan yang belum termielinasi. Sel schwann termielinasi membungkus akson dan kemudian membentuk selubung mielin. Sel schwann berperan penting dalam proses regenerasi pada sistem saraf tepi yang rusak. a. Struktur Sel Schwann Dalam akson termielinasi, sel schwann membentuk selubung mielin dengan ketebalan 0,15-1,5 mm. Sebuah sel schwann yang termielinasi dapat mencapai panjang 100 mikrometer. Sehingga dalam satu meter
  • 5. akson terdiri dari 10.000 sel schwann. Akson dapat memanjang hingga lebih dari satu meter. Celah antara sel schwann satu dengan yang lainnya disebut nodus ranvier. Pada sistem saraf pusat, selubung mielin terbentuk oleh oligodendrosit. 1.6 Nodus ranvier Adalah bagian akson yang tidak terdapat selubung mielin. Nodus ranvier adalah celah kecil yang terbentuk diantara selubung mielin yang membungkus dan melindungi akson. Akson tidak terbungkus pada celah ini, yang memungkinkan untuk menghasilkan aktivitas listrik. Fungsi dari nodus ranvier adalah untuk memungkinkan nutrisi serta zat buangan untuk masuk dan keluar dari neuron (sel saraf). a. Struktur Nodus Ranvier Selubung mielin membungkus akson, namun tidak seluruh bagian akson dibungkus olehnya. Bagian yang tidak terbungkus inilah yang disebut nodus ranvier. Panjang nodus ranvier hanya sekitar 1 sampai 2 milimeter. Terdapat natrium, kalium, ATP, dan kalsium yang memungkinkan untuk menghasilkan potensial aksi. Nodus ranvier terletak di antara kedua selubung mielin. Adanya nodus ranvier menyebabkan rendahnya kapasitas isolator listrik dan meningkatkan suatu resistensi tinggi, namun dapat mengganggu isolasi pada selubung mielin sehinga memungkinkan impuls untuk melompat-lompat. Impuls yang melompat- lompat ini membuat pengiriman impuls sepanjang akson menjadi lebih cepat. 2. Berdasarkan struktur dan fungsinya Berdasarkan struktur dan fungsinya, sel saraf dapat dibagi menjadi 3 macam, yaitu sel saraf sensori, sel saraf motor, dan sel saraf intermediet (asosiasi atau penghubung). 1. Sel saraf sensori Sel saraf sensori merupakan neuron yang badan selnya bergerombol membentuk ganglia, aksonnya pendek tetapi dendritnya panjang. Neuron sensorik berhubungan dengan alat indra untuk menerima rangsangan. Fungsi sel saraf sensori sebagai penghantar impuls dari reseptor ke sistem saraf pusat, yaitu otak (ensefalon) dan sumsum belakang (medula spinalis). Ujung akson dari saraf sensori berhubungan dengan saraf asosiasi (intermediet).
  • 6. 2. Sel saraf motor Sel saraf motorik merupakan neuron yang memiliki dendrit yang pendek dan akson yang panjang. Dendrit berhubungan dengan akson lain, sedangkan akson berhubungan dengan efektor yang berupa otot atau kelenjar. Fungsi sel saraf motor sebagai pengirim impuls dari sistem saraf pusat ke otot atau kelenjar yang hasilnya berupa tanggapan dari tubuh terhadap rangsangan. Badan sel saraf motor berada di sistem saraf pusat. Dendritnya sangat pendek berhubungan dengan akson saraf asosiasi, sedangkan aksonnya dapat sangat panjang. 3. Sel saraf intermediet (Neuron konektor) Sel saraf intermediet disebut juga sel saraf asosiasi. Sel ini dapat ditemukan di dalam sistem saraf pusat dan berfungsi menghubungkan sel saraf motor dengan sel saraf sensori atau berhubungan dengan sel saraf lainnya yang ada di dalam sistem saraf pusat. Sel saraf intermediet menerima impuls dari reseptor sensori atau sel saraf asosiasi lainnya. Penghubung antara neuron satu dengan neuron lain adalah sinapsis yang terdapat neurotransmiter. Pengiriman impuls ke neuron lain melibatkan asetat dan kolin yang membentuk asetilkolin dengan bantuan enzim asetilkolinesterase. Iritabilitas adalah kemampuan sel saraf untuk bereaksi terhadap perubahan lingkungan. Konduktivitas adalah kemampuan sel saraf untuk membawa impuls- impuls saraf. B. Pengertian Sistem Saraf Sistem saraf terdiri dari berjuta-juta sel saraf yang bentuknya bervariasi.Sistem ini terdiri dari sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi. Sistem saraf adalah salah satu sistem koordinasi yang berfungsi untuk menyampaikan rangsangan dari reseptor yang akan dideteksi dan direspon oleh tubuh. Sistem saraf memungkinkan makhluk hidup dapat menanggapi perubahan-perubahan yang terjadi di lingkungan luar maupun dalam secara cepat. Sistem saraf terdiri dari jutaan sel saraf yang sering disebut dengan neuron yang berfungsi dalam mengirimkan pesan (impuls) yang berupa rangsangan ataupun tanggapan. Untuk menanggapi rangsangan tersebut, ada 3 komponen yang harus dimiliki oleh sistem saraf, antara lain: 1.1 Reseptor Reseptor adalah sel yang memberikan respon terhadap ransangan terhadap lingkungan eksternal maupun internal kemudian reseptor akan mengubah rangsangan yang diterima menjadi suatu impuls saraf yang akan di teruskan melalui neuron. Pada tubuh kita yang bertindak sebagai reseptor adalah alat indera. 1.2 Penghantar impuls Penghantar impuls dikerjakan oleh saraf itu sendiri tanpa bantuan organ – organ lain. Saraf tersusun dari berkas serabut penghubung (akson). Pada serabut penghubung terdapat sel-sel khusus yang memanjang dan meluas. 1.3 Efektor Efektor adalah sel atau organ yang di gunakan untuk beraksi terhadap rangsangan baik dari dalam maupun dari luar tubuh dapat diartikan sebagai bagian yang menanggapi rangsangan yang telah diantarkan oleh penghantar impuls. Bagian utama efektor pada manusia adalah otot dan kelenjar.
  • 7. C. Fungsi Sisten Saraf Sistem saraf mempunyai beberapa fungsi, diantaranya yaitu sebagai berikut. 1. Menerima berbagai sensasi dari dalam dan luar tubuh. 2. Bereaksi pada sensasi tersebut, menghadapinya secara otomatis atau merasakan dan memikirkannya 3. Menyimpan memori dan melepaskannya bila dibutuhkan. 4. Mengekspresikan emosi. 5. Mengirimkan pesan untuk bagian sistem saraf lain, untuk otot, kelenjar endokrin dan organ lain. 6. Mengontrol tubuh dengan mempertahankan kesehatan, menghindari atau menghadapi bahaya, dan meningkatkan aktivitas yang menyenangkan. D. Klasifikasi Sistem Saraf Susunan sistem saraf manusia tersusun dari sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi. Sistem saraf pusat terdiri atas otak dan sumsum tulang belakang. Sedangkan sistem saraf tepi terdiri atas sistem saraf somatis dan sistem saraf otonom. 1. Sistem Saraf Pusat Sistem saraf pusat meliputi otak (ensefalon) dan sumsum tulang belakang (Medula spinalis). Keduanya merupakan organ yang sangat lunak, dengan fungsi yang sangat penting maka perlu perlindungan dari rangka. 1.1 Otak Otak terdiri dari dua belahan, belahan kiri mengendalikan tubuh bagian kanan, belahan kanan mengendalikan belahan kiri.Mempunyai permukaan yang berlipat-lipat untuk memperluas permukaan sehingga dapat ditempati oleh banyak saraf.Otak juga sebagai pusat penglihatan, pendengaran, kecerdasan, ingatan, kesadaran, dan kemauan.Bagian dalamnya berwarna putih berisi serabut saraf, bagian luarnya berwarna kelabu berisi banyak badan sel saraf. Otak terdiri dari 3 bagian, yaitu a. Otak depan (Prosoncephalon) Otak depan berkembang menjadi telencephalon dan diencephalon. Telencephalon berkembang menjadi otak besar (Cerebrum).Diencephalon berkembang menjadi thalamus, hipotamus. b. Otak besar (Cerebrum) Otak besar mempunyai fungsi dalam pengaturan semua aktivitas mental, yaitu yang berkaitan dengan kepandaian (intelegensi), ingatan (memori), kesadaran, dan pertimbangan.Otak besar merupakan sumber dari semua kegiatan/gerakan sadar atau sesuai dengan kehendak, walaupun ada juga beberapa gerakan refleks otak. Pada bagian korteks otak besar yang berwarna kelabu terdapat bagian penerima rangsang (area sensor) yang terletak di sebelah belakang area motor yang berfungsi mengatur gerakan sadar atau merespon rangsangan. Selain itu terdapat area asosiasi yang menghubungkan area motor dan sensorik. Area ini berperan dalam proses belajar, menyimpan ingatan, membuat kesimpulan, dan belajar berbagai bahasa. Di sekitar kedua area tersebut dalah bagian yang mengatur kegiatan
  • 8. psikologi yang lebih tinggi. Misalnya bagian depan merupakan pusat proses berfikir (yaitu mengingat, analisis, berbicara, kreativitas) dan emosi. Pusat penglihatan terdapat di bagian belakang. c. Otak tengah (Mesencephalon) Otak tengah terletak di depan otak kecil dan jembatan varol. Di depan otak tengah terdapat talamus dan kelenjar hipofisis yang mengatur kerja kelenjar-kelenjar endokrin. Bagian atas (dorsal) otak tengah merupakan lobus optikus yang mengatur refleks mata seperti penyempitan pupil mata, dan juga merupakan pusat pendengaran.Otak tengah tidak berkembang dan tetap menjadi otak tengah. d. Otak belakang (Rhombencephalon) Otak belakang berkembang menjadi metencephalon dan mielencephalon.Metencephalon berkembang menjadi cerebellum dan pons varolli.Sedangkan mielencephalon berkembang menjadi medulla oblongata. e. Otak kecil (serebelum) Serebelum mempunyai fungsi utama dalam koordinasi gerakan otot yang terjadi secara sadar, keseimbangan, dan posisi tubuh.Bila ada rangsangan yang merugikan atau berbahaya maka gerakan sadar yang normal tidak mungkin dilaksanakan. f. Sumsum sambung (medulla oblongata) Sumsum sambung berfungsi menghantar impuls yang datang dari medula spinalis menuju ke otak.Sumsum sambung juga memengaruhi jembatan, refleks fisiologi seperti detak jantung, tekanan darah, volume dan kecepatan respirasi, gerak alat pencernaan, dan sekresi kelenjar pencernaan. Selain itu, sumsum sambung juga mengatur gerak refleks yang lain seperti bersin, batuk, dan berkedip. g. Jembatan varol (pons varoli) Jembatan varol berisi serabut saraf yang menghubungkan otak kecil bagian kiri dan kanan, juga menghubungkan otak besar dan sumsum tulang belakang. 1.2 Sumsum tulang belakang (medula spinalis) Pada penampang melintang sumsum tulang belakang tampak bagian luar berwarna putih, sedangkan bagian dalam berbentuk kupu-kupu dan berwarna kelabu.Pada penampang melintang sumsum tulang belakang ada bagian seperti sayap yang terbagi atas sayap atas disebut tanduk dorsal dan sayap bawah disebut tanduk ventral. Impuls sensori dari reseptor dihantar masuk ke sumsum tulang belakang melalui tanduk dorsal dan impuls motor keluar dari sumsum tulang belakang melalui tanduk ventral menuju efektor. Pada tanduk dorsal terdapat badan sel saraf penghubung (asosiasi konektor) yang akan menerima impuls dari sel saraf sensori dan akan menghantarkannya ke saraf motor. 2. Sistem Saraf Perifer Sistem saraf perifer adalah saraf-saraf yang berada di luar sistem saraf pusat (otak dan sumsum ulang belakang). Sistem saraf perifer merupakan saraf yang menyebar pada seluruh bagian tubuh yang melayani organ-organ tubuh tertentu,seperti kulit, persendian, otot, kelenjar, saluran darah dan lain-lain. Tidak seperti sistem saraf pusat, sistem saraf perifer tidak dilindungi tulang.Sistem saraf perifer disusun oleh saraf otak (saraf kranial), yaitu saraf-saraf yang keluar dari otak, dan saraf sumsum tulang belakang (saraf spinal), yaitu saraf-saraf yang keluar dari sumsum tulang belakang.
  • 9. 2.1 Saraf sensoris (saraf aferen) disebut juga sel saraf indera, karena berfungsi membawa rangsangan (impuls) dari indera ke saraf pusat (otak dan sumsum tulang belakang) 2.2 Saraf motoris (saraf eferen) berfungsi membawa rangsangan (impuls) dari pusat saraf ke otot atau kelenjar berupa respon. 2.3 Saraf Volunter/Somatik (disadari) Yaitu sistem saraf yang mengatur segala gerakan yang dilakukan secara sadar atau dibawah koordinasi saraf pusat atau otak. Berdasarkan asalnya sistem saraf sadar dibedakan menjadi dua yaitu: sistem saraf kepala (cranial) dan sistem saraf tulang belakang (spinal). 2.4 Sistem Saraf Involunter/Otonom (Tidak Disadari) Sistem saraf otonom mempunyai peran dalam mengendalikan tubuh yang tidak kita sadari, seperti denyut jantung, gerakan-gerakan pada saluran pencernaan, sekresi enzim dan keringat. Sistem saraf otonom disusun oleh serabut saraf yang berasal dari otak maupun dari sumsum tulang belakang dan menuju organ yang bersangkutan.Dalam sistem ini terdapat beberapa jalur dan masing-masing jalur membentuk sinapsis yang kompleks dan juga membentuk ganglion. Urat saraf yang terdapat pada pangkal ganglion disebut urat saraf pra ganglion dan yang berada pada ujung ganglion disebut urat saraf post ganglion. Sistem saraf otonom dapat dibagi atas sistem saraf simpatik dan sistem saraf parasimpatik.Perbedaan struktur antara saraf simpatik dan parasimpatik terletak pada posisi ganglion.Saraf simpatik mempunyai ganglion yang terletak di sepanjang tulang belakang menempel pada sumsum tulang belakang sehingga mempunyai urat pra ganglion pendek, sedangkan saraf parasimpatik mempunyai urat pra ganglion yang panjang karena ganglion menempel pada organ yang dibantu.Sistem saraf simpatetik dan parasimpatetik mempunyai efek yang berlawanan . (antagonis). Sistem saraf parasimpatetik : memperlambat denyut jantung, menurunkan tekanan darah mempercepat gerakan-gerakan usus serta sekresi kelenjar. Sementara sistem saraf simpatetik kebalikannya. a. Parasimpatik 1. mengecilkan pupil 2. menstimulasi aliran ludah 3. memperlambat denyut jantung 4. membesarkan bronkus 5. menstimulasi sekresi kelenjar pencernaan 6. mengerutkan kantung kemih b. Simpatik 1. memperbesar pupil 2. menghambat aliran ludah 3. mempercepat denyut jantung 4. mengecilkan bronkus 5. menghambat sekresi kelenjar pencernaan 6. menghambat kontraksi kandung kemih
  • 10. E. Mekanisme Penghantar Implus Impuls adalah rangsangan atau pesan yang diterima oleh reseptor dari lingkungan luar, kemudian dibawa oleh neuron.Impuls dapat juga dikatakan sebagai serangkaian pulsa elektrik yang menjalari serabut saraf. Impuls yang diterima oleh reseptor dan disampaikan ke efektor akan menyebabkan terjadinya gerakan atau perubahan pada efektor. Gerakan tersebut adalah sebagai berikut : 1. Gerak sadar Gerak sadar atau gerak biasa adalah gerak yang terjadi karena disengaja atau disadari. Impuls yang menyebabkan gerakan ini disampaikan melalui jalan yang panjang, yaitu dari reseptor, ke saraf sensori, dibawa ke otak, untuk selanjutnya diolah oleh otak, kemudian hasil olahan oleh otak, berupa tanggapan, dibawa oleh saraf motor sebagai perintah yang harus dilaksanakan oleh efektor. 2. Gerak refleks Gerak refleks adalah gerak yang tidak disengaja atau tidak disadari. Gerak refleks berjalan sangat cepat dan tanggapan terjadi secara otomatis terhadap rangsangan, tanpa memerlukan kontrol dari otak. Pada gerak refleks, impuls melalui jalan pendek atau jalan pintas, yaitu dimulai dari reseptor penerima rangsang, kemudian diteruskan oleh saraf sensori ke pusat saraf, diterima oleh set saraf penghubung (asosiasi) tanpa diolah di dalam otak langsung dikirim tanggapan ke saraf motor untuk disampaikan ke efektor, yaitu otot atau kelenjar. Jalan pintas ini disebut lengkung refleks. Contoh gerak refleks, misalnya berkedip, bersin, atau batuk.