Dokumen tersebut membahas tentang interpolasi polinom Newton dan Lagrange. Interpolasi polinom digunakan untuk menentukan fungsi yang melalui sejumlah titik data, dengan cara membentuk polinom yang melalui semua titik tersebut. Dokumen tersebut menjelaskan cara kerja interpolasi polinom Newton dan Lagrange beserta contoh penerapannya.
Metode numerik interpolasi digunakan untuk memperkirakan nilai tengah antara titik data yang diketahui dengan tepat. Terdapat beberapa jenis interpolasi seperti interpolasi beda terbagi Newton, interpolasi Lagrange, dan interpolasi Spline. Interpolasi beda terbagi Newton melibatkan pembentukan polinom derajat tinggi untuk memperkirakan nilai fungsi, sementara interpolasi Lagrange menggunakan fungsi basis Lagrange."
Teks tersebut membahas tiga metode untuk menemukan akar persamaan tak linier, yaitu metode setengah interval, interpolasi linier, dan Newton Raphson. Metode setengah interval melibatkan penentuan interval yang mengandung akar dan penyempitan interval secara berulang. Metode interpolasi linier memanfaatkan garis lurus antara dua nilai fungsi. Sedangkan metode Newton Raphson mengandalkan turunan fungsi untuk memperkirakan akar berikutnya.
Interpolasi polinomial Newton menggunakan persamaan rekursif untuk menghitung koefisien polinomial berdasarkan beda terbagi hingga dari data titik. Metode ini diterapkan untuk memperkirakan nilai fungsi di luar data titik yang diketahui dengan menggunakan polinomial hasil interpolasi.
Dokumen tersebut membahas tentang metode interpolasi linear untuk menentukan nilai fungsi pada titik yang tidak diketahui berdasarkan dua titik yang diketahui. Metode ini menghubungkan dua titik yang mengapit wilayah yang akan diinterpolasi secara garis lurus. Langkah-langkahnya meliputi menghitung nilai fungsi pada interval antara dua titik, menggambar garis lurus, dan mengulang proses tersebut hingga nilai fungsi mendekati
Metode numerik interpolasi digunakan untuk memperkirakan nilai tengah antara titik data yang diketahui dengan tepat. Terdapat beberapa jenis interpolasi seperti interpolasi beda terbagi Newton, interpolasi Lagrange, dan interpolasi Spline. Interpolasi beda terbagi Newton melibatkan pembentukan polinom derajat tinggi untuk memperkirakan nilai fungsi, sementara interpolasi Lagrange menggunakan fungsi basis Lagrange."
Teks tersebut membahas tiga metode untuk menemukan akar persamaan tak linier, yaitu metode setengah interval, interpolasi linier, dan Newton Raphson. Metode setengah interval melibatkan penentuan interval yang mengandung akar dan penyempitan interval secara berulang. Metode interpolasi linier memanfaatkan garis lurus antara dua nilai fungsi. Sedangkan metode Newton Raphson mengandalkan turunan fungsi untuk memperkirakan akar berikutnya.
Interpolasi polinomial Newton menggunakan persamaan rekursif untuk menghitung koefisien polinomial berdasarkan beda terbagi hingga dari data titik. Metode ini diterapkan untuk memperkirakan nilai fungsi di luar data titik yang diketahui dengan menggunakan polinomial hasil interpolasi.
Dokumen tersebut membahas tentang metode interpolasi linear untuk menentukan nilai fungsi pada titik yang tidak diketahui berdasarkan dua titik yang diketahui. Metode ini menghubungkan dua titik yang mengapit wilayah yang akan diinterpolasi secara garis lurus. Langkah-langkahnya meliputi menghitung nilai fungsi pada interval antara dua titik, menggambar garis lurus, dan mengulang proses tersebut hingga nilai fungsi mendekati
Dokumen tersebut membahas tentang interpolasi, yaitu proses menentukan nilai fungsi berdasarkan beberapa titik yang diketahui. Secara khusus membahas interpolasi polinomial di mana fungsi rumit digantikan oleh fungsi sederhana berdasarkan beberapa titik data. Metode yang dijelaskan adalah polinom Lagrange, Newton, dan perbedaan antara keduanya.
Dokumen tersebut membahas mengenai pengertian dan metode-metode interpolasi dan regresi, termasuk interpolasi linier, kuadratik, polinomial, Lagrange, serta regresi linier dan polinomial. Metode yang paling sering digunakan untuk interpolasi adalah interpolasi polinomial yang melibatkan penentuan koefisien polinom melalui beda terbagi Newton atau sistem persamaan linier.
Dokumen tersebut memberikan penjelasan tentang turunan fungsi dan rumus-rumus dasar turunan untuk berbagai fungsi trigonometri, logaritma, eksponensial dan hiperbolik. Diberikan contoh soal untuk menentukan turunan pertama dan kedua dari suatu fungsi serta penyelesaiannya.
Dokumen tersebut membahas tentang turunan (diferensial) dan penggunaannya. Secara singkat, dijelaskan rumus-rumus dasar turunan fungsi tunggal dan majemuk beserta contoh soalnya. Diuraikan pula penggunaan turunan untuk menentukan garis singgung, titik stasioner, kecepatan dan percepatan, serta contoh soalnya.
1) Dokumen tersebut membahas tentang materi Matematika II khususnya tentang limit fungsi. Dijelaskan definisi dan cara menyelesaikan limit fungsi aljabar dan ketika mendekati tak hingga serta beberapa teorema terkait limit fungsi.
2) Terdapat contoh soal dan penyelesaian mengenai penentuan nilai limit fungsi trigonometri, aljabar, dan ketika mendekati tak hingga.
3) Dibahas pula definisi kontinuitas dan diskontinuit
Dokumen tersebut membahas tentang turunan-turunan dari fungsi eksponensial dan logaritmik dengan basis selain e. Disebutkan rumus turunan fungsi eksponensial yaitu f'(x) = bx dan turunan fungsi logaritmik yaitu f'(x) = 1/x. Kemudian diberikan contoh perhitungan turunan beberapa fungsi eksponensial dan logaritmik.
Dokumen tersebut membahas tentang polinomial, termasuk definisi polinomial, nilai polinomial, pembagian polinomial dengan cara bersusun dan cara Horner, serta teorema sisa. Secara ringkas, polinomial adalah ekspresi matematika yang berisi variabel dan pangkat, dan dokumen menjelaskan berbagai cara untuk menentukan nilai dan membagi polinomial.
Dokumen tersebut membahas tentang metode interpolasi, yaitu teknik untuk memperkirakan nilai tengah antara titik data yang diketahui. Metode yang dijelaskan antara lain interpolasi beda terbagi Newton, Lagrange, dan Spline."
Turunan fungsi dan grafik fungsi
1. Rumus turunan fungsi aljabar dan trigonometri serta contoh penyelesaiannya;
2. Aturan dalil rantai untuk mencari turunan fungsi komposisi;
3. Menentukan interval naik turun fungsi dan titik stasioner berdasarkan nilai turunan.
Turunan fungsi trigonometri memiliki aturan khusus. Turunan sin(x) adalah cos(x), turunan cos(x) adalah -sin(x). Turunan fungsi trigonometri lainnya dapat ditentukan dengan menggunakan rumus turunan bentuk u/v.
Kalkulus modul 3b turunan fungsi transendentPrayudi MT
Modul ini membahas tentang turunan fungsi transenden seperti logaritma dan eksponensial. Pembahasan mencakup rumus-rumus dasar seperti diferensial logaritma dan eksponensial serta contoh-contoh penyelesaian soal turunan logaritma dan eksponensial. Modul ini juga menjelaskan cara menghitung turunan fungsi campuran yang menggunakan logaritma dan eksponensial dengan menggunakan aturan rantai.
Metode numerik untuk menentukan akar fungsi terbagi menjadi tiga yaitu metode grafik, metode tertutup, dan metode terbuka. Metode tertutup meliputi metode bagi dua dan metode posisi palsu yang mencari akar dengan membagi interval secara iteratif. Metode terbuka meliputi metode Newton-Raphson dan metode secant yang menggunakan garis segitiga untuk memperkirakan akar berikutnya.
Dokumen tersebut membahas tentang interpolasi, yaitu proses menentukan nilai fungsi berdasarkan beberapa titik yang diketahui. Secara khusus membahas interpolasi polinomial di mana fungsi rumit digantikan oleh fungsi sederhana berdasarkan beberapa titik data. Metode yang dijelaskan adalah polinom Lagrange, Newton, dan perbedaan antara keduanya.
Dokumen tersebut membahas mengenai pengertian dan metode-metode interpolasi dan regresi, termasuk interpolasi linier, kuadratik, polinomial, Lagrange, serta regresi linier dan polinomial. Metode yang paling sering digunakan untuk interpolasi adalah interpolasi polinomial yang melibatkan penentuan koefisien polinom melalui beda terbagi Newton atau sistem persamaan linier.
Dokumen tersebut memberikan penjelasan tentang turunan fungsi dan rumus-rumus dasar turunan untuk berbagai fungsi trigonometri, logaritma, eksponensial dan hiperbolik. Diberikan contoh soal untuk menentukan turunan pertama dan kedua dari suatu fungsi serta penyelesaiannya.
Dokumen tersebut membahas tentang turunan (diferensial) dan penggunaannya. Secara singkat, dijelaskan rumus-rumus dasar turunan fungsi tunggal dan majemuk beserta contoh soalnya. Diuraikan pula penggunaan turunan untuk menentukan garis singgung, titik stasioner, kecepatan dan percepatan, serta contoh soalnya.
1) Dokumen tersebut membahas tentang materi Matematika II khususnya tentang limit fungsi. Dijelaskan definisi dan cara menyelesaikan limit fungsi aljabar dan ketika mendekati tak hingga serta beberapa teorema terkait limit fungsi.
2) Terdapat contoh soal dan penyelesaian mengenai penentuan nilai limit fungsi trigonometri, aljabar, dan ketika mendekati tak hingga.
3) Dibahas pula definisi kontinuitas dan diskontinuit
Dokumen tersebut membahas tentang turunan-turunan dari fungsi eksponensial dan logaritmik dengan basis selain e. Disebutkan rumus turunan fungsi eksponensial yaitu f'(x) = bx dan turunan fungsi logaritmik yaitu f'(x) = 1/x. Kemudian diberikan contoh perhitungan turunan beberapa fungsi eksponensial dan logaritmik.
Dokumen tersebut membahas tentang polinomial, termasuk definisi polinomial, nilai polinomial, pembagian polinomial dengan cara bersusun dan cara Horner, serta teorema sisa. Secara ringkas, polinomial adalah ekspresi matematika yang berisi variabel dan pangkat, dan dokumen menjelaskan berbagai cara untuk menentukan nilai dan membagi polinomial.
Dokumen tersebut membahas tentang metode interpolasi, yaitu teknik untuk memperkirakan nilai tengah antara titik data yang diketahui. Metode yang dijelaskan antara lain interpolasi beda terbagi Newton, Lagrange, dan Spline."
Turunan fungsi dan grafik fungsi
1. Rumus turunan fungsi aljabar dan trigonometri serta contoh penyelesaiannya;
2. Aturan dalil rantai untuk mencari turunan fungsi komposisi;
3. Menentukan interval naik turun fungsi dan titik stasioner berdasarkan nilai turunan.
Turunan fungsi trigonometri memiliki aturan khusus. Turunan sin(x) adalah cos(x), turunan cos(x) adalah -sin(x). Turunan fungsi trigonometri lainnya dapat ditentukan dengan menggunakan rumus turunan bentuk u/v.
Kalkulus modul 3b turunan fungsi transendentPrayudi MT
Modul ini membahas tentang turunan fungsi transenden seperti logaritma dan eksponensial. Pembahasan mencakup rumus-rumus dasar seperti diferensial logaritma dan eksponensial serta contoh-contoh penyelesaian soal turunan logaritma dan eksponensial. Modul ini juga menjelaskan cara menghitung turunan fungsi campuran yang menggunakan logaritma dan eksponensial dengan menggunakan aturan rantai.
Metode numerik untuk menentukan akar fungsi terbagi menjadi tiga yaitu metode grafik, metode tertutup, dan metode terbuka. Metode tertutup meliputi metode bagi dua dan metode posisi palsu yang mencari akar dengan membagi interval secara iteratif. Metode terbuka meliputi metode Newton-Raphson dan metode secant yang menggunakan garis segitiga untuk memperkirakan akar berikutnya.
Dokumen tersebut membahas tentang polinomial dan operasi-operasi dasarnya, termasuk pembagian sukubanyak, teorema sisa, dan teorema faktor. Secara khusus, dibahas tentang algoritma pembagian sukubanyak, penentuan derajat hasil bagi dan sisa, serta penggunaan teorema untuk menentukan hasil bagi, sisa, dan akar-akar suatu persamaan polinomial.
Dokumen tersebut membahas tentang metode numerik untuk menyelesaikan persamaan polinomial, khususnya metode setengah interval dan metode interpolasi linier. Metode setengah interval bekerja dengan membagi interval menjadi setengah sampai didapat nilai yang mendekati akar persamaan, sedangkan metode interpolasi linier menggunakan interpolasi garis lurus antara dua nilai fungsi yang berlawanan tanda untuk mempersempit interval pencarian akar.
Dokumen tersebut membahas tentang teorema faktor dan akar-akar rasional dari persamaan sukubanyak. Teorema faktor menyatakan hubungan antara faktor sukubanyak dengan nilai nol persamaannya, sedangkan akar-akar rasional adalah faktor-faktor bulat dari koefisien paling besar. Dokumen ini juga menjelaskan cara menentukan jumlah dan hasil kali akar-akar suatu persamaan.
Dokumen tersebut berisi penjelasan tentang persamaan kuadrat, termasuk definisi, bentuk-bentuk, dan metode penyelesaian persamaan kuadrat seperti pemfaktoran, pelengkapan kuadrat, rumus kuadratik, dan grafik. Juga dijelaskan cara menyusun persamaan kuadrat berdasarkan akar-akarnya.
1. Dokumen membahas beberapa metode numerik untuk menyelesaikan persamaan non-linear, yaitu metode biseksi, regula falsi, Newton-Raphson, secant, dan iterasi tetap.
2. Metode biseksi dan regula falsi menentukan akar dengan membagi interval secara berulang sampai error mencapai nilai toleransi, sedangkan Newton-Raphson menggunakan turunan fungsi untuk memprediksi akar berikutnya.
Dokumen ini membahas tentang polinomial, termasuk pengertian polinomial, operasi aljabar pada polinomial seperti contoh soal, pembagian polinomial menggunakan bagan Horner dan teorema sisa, serta persamaan suku banyak dan cara menentukan akar-akar persamaan berderajat tertentu.
Dokumen tersebut membahas tentang persamaan kuadrat dan cara-cara penyelesaiannya, termasuk menggunakan rumus, diskriminan, dan jenis-jenis akar. Juga dibahas tentang menyusun persamaan kuadrat dan fungsi kuadrat.
Dokumen tersebut membahas metode deret pangkat untuk menyelesaikan persamaan diferensial, yang menyatakan solusi dalam bentuk deret tak hingga. Metode ini memungkinkan penyelesaian untuk fungsi-fungsi analitik dengan mengembangkannya menjadi deret pangkat konvergen di sekitar titik tertentu.
Fungsi kuadrat adalah fungsi yang memiliki bentuk umum f(x) = ax^2 + bx + c dimana a tidak sama dengan nol. Grafik fungsi kuadrat berbentuk parabola dengan titik-titik penting seperti titik potong sumbu x dan y, titik balik, serta persamaan sumbu simetri.
Dokumen tersebut menjelaskan teorema faktor dan cara menentukan faktor-faktor suatu suku banyak. Teorema faktor menyatakan bahwa (x-k) merupakan faktor suku banyak f(x) jika dan hanya jika f(k)=0. Dokumen ini juga menjelaskan cara menentukan akar-akar rasional dan irasional dari persamaan suku banyak.
1. 3 Interpolasi Polinom
Pencarian data titik - titik dalam suatu koordinat kartesius akan mudah dilakukan apabila
kita telah memiliki bentuk aturan fungsinya. Sebagai contoh, jika aturan fungsinya adalah
f(x) = x2
+ 1, maka titik - titik yang berada pada koordinat kartesius adalah titik - titik
yang memenuhi aturan (x, f(x)), sebagai contoh adalah (−1, 2), (0, 1), (1, 2), dan seterus-
nya. Kita dapat pula menentukan ordinat bagi absis x = 10 dengan mensubstitusikan
titik tersebut ke dalam fungsi. Sebaliknya, jika diberikan sekumpulan berhingga pasan-
gan titik - titik (x1, y1), (x2, y2), . . . , (xn, yn) tanpa diketahui bentuk aturan fungsinya,
bagaimana menentukan pasangan titik xn+1, yn+1 dan seterusnya? Interpolasi polinom
adalah salah satu caranya. Ada dua jenis interpolasi yang akan dibahas di sini, yaitu
interpolasi polinom Newton dan interpolasi Lagrange.
3.1 Interpolasi Polinom Newton
Misalkan terdapat pasangan dua buah titik (x0, f(x0)) dan (x1, f(x1)), maka secara seder-
hana dari kedua titik tersebut dapat dibentuk sebuah garis dengan persamaan
f(x) − f(x0)
f(x1) − f(x0)
=
x − x0
x1 − x0
atau dapat ditulis sebagai berikut
f(x) = f(x0) +
f(x1) − f(x0)
x1 − x0
(x − x0) (7)
Ini adalah rumus interpolasi linear.
Contoh: Tentukan interpolasi linear jika diberikan data sebagai berikut
x 1.4 1.25
y 3.7 3.9
Solusi: Gunakan persamaan (7) untuk memperoleh
p (x) = 3.7 +
3.9 − 3.7
1.25 − 1.4
(x − 1.4)
= 3.7 −
4
3
(x − 1.4)
Dari sini dapat dihitung nilai y apabila x = 1.3, yaitu
p (1.3) = 3.7 −
4
3
(1.3 − 1.4)
= 3.8333333
Dapat dilihat bahwa polinom yang terbentuk oleh dua buah titik ini berderajat satu.
Persamaan (7) dapat ditulis sebagai
f(x) = f(x0) + c(x − x0) dengan c =
f(x1) − f(x0)
x1 − x0
12
2. Nilai c diperoleh dari data. Lebih lanjut, jika terdapat 3 pasangan titik, secara intuisi
fungsi yang terbentuk tidak lagi berbentuk garis. Bentuk ini akan diperumum untuk dera-
jat yang lebih tinggi sehingga untuk data sebanyak 3 pasangan titik (x0, f(x0)), (x1, f(x1))
dan (x2, f(x2)) polinomnya akan berbentuk
f(x) = b0 + b1(x − x0) + b2(x − x0)(x − x1) (8)
Akan tetapi seperti apakah b0, b1 dan b2? Perhatikan bahwa f(x) melalui titik - titik
(x1, f(x1)), (x2, f(x2)), (x3, f(x3)). Substitusikan nilai - nilai ini ke persamaan (8) sebagai
berikut
f(x0) = b0 + b1(x0 − x0) + b2(x0 − x0)(x0 − x1) = b0
→ b0 = f(x0)
f(x1) = f(x0) + b1(x1 − x0) + b2(x1 − x0)(x1 − x0) = f(x0) + b1(x1 − x0)
→ b1 =
f(x1) − f(x0)
x1 − x0
f(x2) = f(x0) +
f(x1) − f(x0)
x1 − x0
(x2 − x0) + b2(x2 − x0)(x2 − x1)
→ b2 =
f(x2)−f(x0)
x2−x0
− f(x1)−f(x0)
x1−x0
x2 − x1
Untuk kemudahan komputasi, bentuk b2 di atas diubah menjadi bentuk ekivalennya (tun-
jukkan caranya!)
b2 =
f(x2)−f(x1)
x2−x1
− f(x1)−f(x0)
x1−x0
x2 − x0
Pembilang pada b2 ini adalah pengurangan antara bentuk - bentuk beda terbagi derajat
pertama. Selanjutnya akan diperkenalkan definisi beda terbagi untuk mempermudah
penulisan dalam interpolasi Newton ini.
Definisi: Beda terbagi untuk fungsi f(x) didefinisikan sebagai berikut.
f[xk] = f(xk)
f[xk−1, xk] =
f[xk−1] − f[xk]
xk − xk−1
f[xk−2, xk−1, xk] =
f[xk−1, xk] − f[xk−2, xk−1]
xk − xk−2
f[xk−3, xk−2, xk−1, xk] =
f[xk−2, xk1 , xk] − f[xk−3, xk−2, xk−1]
xk − xk−3
...
f[xk−j, xk−j+1, . . . , xk] =
f[xk−j+1...,xk
] − f[xk−j, . . . , xk−1]
xk − xk−j
Koefisien - koefisien bk dalam interpolasi polinom Newton dapat ditulis sebagai
bk = f[x0, x1, . . . , xk]
13
3. Dalam perhitungan, akan lebih mudah jika kita mengkonstruksi tabel beda terbagi ter-
lebih dahulu sebagai berikut.
x f [ ] f [ , ] f [ , , ] f [ , , , ]
x0 f [x0]
f [x0, x1]
x1 f [x1] f [x0, x1, x2]
f [x1, x2] f [x0, x1, x2, x3]
x2 f [x2] f [x1, x2, x3]
f [x2, x3]
x3 f [x3]
Contoh: Konstruksilah diagram beda terbagi dari fungsi f yang tabelnya diberikan
berikut ini
x 1 3/2 0 2
f (x) 3 13/4 3 5/3
Kemudian tulislah interpolasi polinom Newton dari fungsi f tersebut.
Solusi: Tabel beda terbagi dari fungsi f diberikan sebagai berikut
x f [ ] f [ , ] f [ , , ] f [ , , , ]
1 3
1/2
3/2 13/4 1/3
1/6 −2
0 3 −5/3
−2/3
2 5/3
Jadi,
p3 (x) = 3 +
1
2
(x − 1) +
1
3
(x − 1)
�
x −
3
2
�
− 2 (x − 1)
�
x −
3
2
�
x
3.2 Interpolasi Polinom Lagrange
Perhatikan lagi persamaan (7). Bentuk tersebut dapat diubah menjadi berikut
f(x) = f(x0) +
f(x1) − f(x0)
x1 − x0
(x − x0) → P1(x) = y0
x − x1
x0 − x1
� �� �
L1,0
+y1
x − x0
x1 − x0
� �� �
L1,1
(9)
Bentuk linear ini diperumum untuk n buah titik sebagai berikut
Pn(x) =
n�
k=0
Ln,k(x)yk
Ln,k(x) =
(x − x0) . . . (x − xk−1)(x − xk+1) . . . (x − xn)
(xk − x0) . . . (x − xk−1)(x − xk+1) . . . (x − xn)
(10)
Contoh: Tuliskan interpolasi polinom Lagrange apabila diberikan data sebagai berikut
x 1
3
1
4
1
f (x) 2 −1 7
14
4. Solusi: Gunakan persamaan ( 10) untuk memperoleh
L2,0 (x) =
�
x − 1
4
�
(x − 1)
�1
3
− 1
4
� �1
3
− 1
� = −18
�
x −
1
4
�
(x − 1)
L2,1 (x) =
�
x − 1
3
�
(x − 1)
�1
4
− 1
3
� �1
4
− 1
� = 16
�
x −
1
3
�
(x − 1)
L2,2 (x) =
�
x − 1
3
� �
x − 1
4
�
�
1 − 1
3
� �
1 − 1
4
� = 2
�
x −
1
3
� �
x −
1
4
�
Jadi, diperoleh polinom Lagrange sebagai berikut
P2 (x) = −36
�
x −
1
4
�
(x − 1) − 16
�
x −
1
3
�
(x − 1) + 14
�
x −
1
3
� �
x −
1
4
�
Tugas Mandiri Gunakan Interpolasi Newton dan Lagrange untuk mencari solusi dari
tiap permasalahan berikut
1. Tentukan aproksimasi polinom yang menginterpolasi data berikut
x 1.2 2.1 3.0 3.6
y 0.7 8.1 27.7 45.1
2. Tentukan polinom berderajat dua yang menginterpolasi data - data berikut
x 0.2 0.4 0.6
y -0.95 -0.82 -0.65
3. Tentukan polinom yang menginterpolasi tabel
x 1.0 2.0 3.0 4.0 5.0 6.0
f(x) 14.5 19.5 30.5 53.5 94.5 159.5
Gunakan polinom hasil interpolasi tersebut untuk menghitung f(4.5)! Bandingkan
dengan nilai eksak f(4.5) = 71.375.
4. Tentukan polinom yang menginterpolasi fungsi f(x) = cos x pada titik - titik�
0,
1
3
,
2
3
, 1
�
5. Tentukan polinom yang menginterpolasi f(x) = 2x2
− x + 2 pada x = 0, 1, 2, 3.
Berapakah derajat polinom tersebut?
6. Untuk menyeldiki hubungan antar hasil panen kentang, y dengan tingkat pem-
berian pupuk, x, seorang peneliti membagi suatu ladang menjadi 5 baian yang
sama dan mengaplikasikan sejumlah pupuk dengan kuantitas yang berbeda pada
setiap bagian. Datanya diberikan sebagai berikut (dalam pon).
x 1 2 3 4 5
y 22 23 25 30 28
(a) Tentukan interpolasi polinomnya
(b) Gunakan (a) untuk menghitung hasil panen yang diharapkan dari suatu bagian
dimana pupuk diberikan sebesar 2.5 pon.
15