SlideShare a Scribd company logo
Rahmawati : Evaluasi Mutu Benih Jagung Tingkat Petani Di Provinsi Sulawesi Selatan



                     EVALUASI MUTU BENIH JAGUNG TINGKAT PETANI
                           DI PROVINSI SULAWESI SELATAN
                                           
                                           

                                                          Rahmawati
                                        Balai Penelitian Tanaman Serealia Maros


                                                           ABSTRAK

       Pada umumnya petani di beberapa daerah cukup sulit mendapatkan benih dengan tepat waktu dan
       harga benih yang cukup mahal sehingga petani tidak mampu untuk membelinya. Berdasarkan hal
       tersebut petani terkadang menggunakan hasil panen sebelumnya untuk dijadikan benih pada musim
       berikutnya. Penelitian dilakukan pada tahun 2003 dengan melakukan survey di beberapa lokasi
       penanaman jagung yang ada di Kabupaten Jeneponto dan Bulukumba. Pengambilan sampel dilakukan di
       beberapa lokasi penanaman jagung yang ada di kabupaten tersebut. Pengamatan dilakukan terhadap
       kadar air, daya berkecambah, biji utuh, biji rusak akibat jamur, pecah, berlubang dan biji lain. Hasil
       pengamatan menunjukkan tingkat kerusakan biji yang cukup tinggi baik di kabupaten Jeneponto
       maupun Bulukumba. Kerusakan biji akibat jamur berkisar 45.45-80%, biji berlubang 40-54,55%, biji
       pecah 0-18,18% dan adanya biji warna lain 0-63,64%. Kerusakan biji sebagian besar disebabkan oleh
       kadar air yang tinggi berkisar 14.85-15,2% untuk kabupaten Jeneponto dan Bulukumba berkisar
       14,92-17,65%. Penyimpanan dengan kadar air tinggi menyebabkan rendahnya kualitas benih dengan
       daya berkecambah berkisar 84,64-88,60%. Kualitas benih yang rendah berpengaruh terhadap
       rendahnya hasil

       Kata kunci : Evaluasi, mutu benih, jagung, petani dan Sulawesi Selatan



                                                           ABSTRACT

       In general , farmers in several areas were quite difficult to obtain a good quality seed that
       could be accessed on time, moreover the price of seed at farmers level were also quite expensive
       which could not afford for farmers to buy it. Base on these reason, sometimes farmers used
       their own seed that being harvested in their own plantation and kept it for planted for the
       following season. The research was done in 2003 using survey at different site of maize growing
       areas, i.e., in Jeneponto and Bulukumba Districts. Several seed samples were collected          at
       different sites of maize growing areas in these districts. Observation in terms of moisture
       content of the seed, germination capacity, intact seed, infected seed doe to fungi, broken seed,
       bored seed, and off type of seed which classified as number of different colors. The results
       showed that the rate of seed damages in both sites were very high i.e., ranging from 45.45 to 80%
       were infected by fungi, bored seed 40 to 54.55%, broken seed from 0 to 18.18%, and others color
       from 0 to 63.64%. Seeds damage were mostly doe to a high moisture content ranging 14,85 to
       15.2% at Jeneponto, 14.92 to 17.65% in Bulukumba districts respectively. These high moisture
       content of the seeds prior to be stored caused low seed quality which ranging from 84.64 to
       88.60% of germination percentage. Therefore, when farmers grow the lower seed quality, grain
       yield obtained will be also low.

       Key words : Evaluation, seed quality, corn, farmer and Sulawesi Selatan




                                                                27
Superman : Suara Perlindungan Tanaman, Vol.1.,No.1.,2011



                                                           PENDAHULUAN
        Benih bermutu merupakan kunci keberhasilan pertanaman di lapangan. Penampilan tanaman yang
baik juga akan berpengaruh terhadap hasil panen. Benih bermutu dapat diperoleh dengan melakukan
penanganan pasca panen yang tepat seperti : panen pada saat masak fisiologis, pengeringan hingga kadar
air yang aman disimpan, melakukan sortasi tongkol dan biji, penyimpanan dengan kemasan yang kedap
udara dan bebas dari hama gudang.
        Biji jagung termasuk dalam golongan biji ortodoks yang dalam penyimpanannya dibutuhkan kadar
air yang rendah untuk mempertahankan masa simpannya sehingga vaibilitas dan vigornya tidak cepat
menurun. Untuk itu diperlukan proses pengeringan dan penyimpanan yang baik, agar benih dapat
disimpan dengan kadar air yang rendah. Pada umumnya semakin lama benih disimpan maka viabilitasnya
akan semakin menurun. Mundurnya viabilitas benih merupakan proses yang berjalan bertingkat dan
kumulatif akibat perubahan yang diberikan kepada benih (Widodo, 1991).
        Pemahaman petani terhadap benih bermutu masih sangat kurang, selain itu fasilitas untuk
melakukan prosesing benih tidak memenuhi standar yang diharapkan sehingga pada umumnya petani
hanya melakukannya dengan fasilitas yang sederhana. Tingkat pengetahuan yang masih rendah juga
menyebabkan penanganan panen dan pasca panen pada jagung dilakukan dengan tidak maksimal.
        Permintaan akan benih jagung semakin meningkat dari tahun ke tahun, sehingga pengadaan benih
jagung pun perlu ditingkatkan. Di beberapa daerah pada lokasi pertanaman jagung di Provinsi Sulawesi
Selatan, seperti Kabupaten Jeneponto dan Bulukumba sebagian petani mengalami kesulitan untuk
mendapatkan benih jagung sesuai waktu tanam. Pada saat akan menanam, benih yang diperlukan belum
tersedia selain itu harganya pun dianggap mahal sehingga petani tidak mampu untuk membelinya. Tidak
tersedianya sarana transportasi yang cukup baik juga merupakan faktor utama benih tidak terdistribusi
dengan baik.
        Sulitnya benih diperoleh dan harga yang cukup mahal merupakan faktor penyebab sebagian
besar petani melakukan regenerasi benih bertahun-tahun dari varietas jagung bersari bebas dan tidak
disertai dengan cara yang tepat. Untuk itu penelitian ini bertujuan mengevaluasi mutu biji jagung yang
berada di lokasi pertanaman yang biasanya dijadikan benih pada musim tanam berikutnya.
                                                         
                                     METODOLOGI PENELITIAN
        Penelitian dilaksanakan pada tahun 2003 dengan melakukan survey pada beberapa lokasi
pertanaman jagung yang ada di Kabupaten Jeneponto dan Bulukumba. Pengambilan sampel jagung
dilakukan dengan menggunakan metode acak sederhana/simple random sampling.
        Pengamatan terhadap sampel jagung dilakukan dengan mengukur kadar air biji jagung pada tiap-
tiap sampel, mengamati biji utuh, biji rusak akibat biji berjamur, berlubang, pecah dan biji lain.
Pengujian mutu benih dilakukan dengan cara menguji daya berkecambahnya untuk mengetahui
kemampuan tumbuhnya.
Kadar Air
       Pengukuran kadar air dilakukan dengan menggunakan alat ukur kadar air model Kett PM-400.
Masing-masing sampel dilakukan pengukuran sebanyak tiga kali kemudian diambil nilai rata-ratanya.
Daya Berkecambah
       Sebanyak 100 butir biji jagung yang diambil secara acak, diletakkan di atas permukaan kertas
yang sudah dilembabkan dengan menggunakan air.dan digulung serta disimpan selama 5 hari. Kertas yang
digunakan adalah kertas merang dan pengujian dilakukan sebanyak empat ulangan.
Pengamatan Mutu Fisik



                                                               28
Rahmawati : Evaluasi Mutu Benih Jagung Tingkat Petani Di Provinsi Sulawesi Selatan



        Pengamatan mutu fisik dilakukan dengan memisahkan biji jagung yang mengalami kerusakan
seperti biji berjamur, berlubang, pecah, biji lain dan biji utuh. Biji tersebut kemudian ditimbang dan
dihitung persentase kerusakannya.
         
                                    HASIL DAN PEMBAHASAN
          Hasil pengamatan yang dilakukan terhadap sampel jagung milik petani Kabupaten Jeneponto
menunjukkan tingkat kerusakan jagung yang cukup besar (dapat dilihat pada Gambar 1). Tingkat
kerusakan biji jagung yang diakibatkan jamur sebesar 80% dan biji berlubang sebesar 40%, sedangkan
biji pecah dan biji lain masing-masing sebesar 0%. Untuk Kabupaten Bulukumba tingkat kerusakan biji
jagung akibat jamur sebesar 45,45%; biji berlubang sebesar 54,55%; biji pecah sebesar 18,18%; dan
biji lain sebesar 63,64% (dapat dilihat pada Gambar 2).
          Kerusakan benih yang terjadi akibat biji berjamur, berlubang, pecah dan biji lain baik pada
Kabupaten Jeneponto maupun Bulukumba menunjukkan kurangnya penanganan pasca panen jagung
dengan baik. Cara yang tepat melakukan prosesing benih jagung adalah (1) menentukan waktu panen yang
tepat yaitu pada saat biji jagung sudah mengalami masak fisiologis ditandai dengan terbentuknya
blacklayer pada biji jagung, (2) melakukan pengeringan tongkol jagung hingga kadar air mencapai sekitar
17-18%, (3) melakukan seleksi tongkol dengan cara memisahkan tongkol kecil/inferior dan besar, (4)
melakukan pengeringan biji hingga kadar air mencapai 10-11%, (5) melakukan sortasi biji dengan
memisahkan biji besar dan kecil (6) melakukan penyimpanan benih dengan menggunakan wadah yang
kedap udara. Dari pengamatan di lapangan diketahui bahwa pada umumnya petani jagung baik di
Kabupaten Jeneponto maupun Bulukumba tidak melakukan pengeringan jagung dengan baik. Penanganan
jagung setelah panen dilakukan dengan cara mengangkut langsung hasil panen ke rumah dan hanya
diangin-anginkan di teras rumah atau pekarangan rumah.




         Akibat pengeringan yang dilakukan petani tidak maksimal menyebabkan kadar air jagung masih
sangat tinggi sehingga memicu timbulnya serangan jamur. Menurut Barton dalam Justice dan Bass
(1979), kadar air merupakan faktor yang paling mempengaruhi kemunduran benih. Lebih lanjut dikatakan
bahwa kemunduran benih meningkat sejalan dengan meningkatnya kadar air benih, sedangkan menurut
Harrington (1972) dan Delouche (1990), ketahanan simpan benih dipengaruhi oleh dua faktor yaitu
kadar air dan suhu. Namun faktor suhu hanya berperan nyata pada kondisi kadar air dimana sel-sel pada
benih dapat bermetabolisme (dalam kondisi air aktif yang memungkinkan proses metabolisme dapat
berjalan).
                                                                29
Superman : Suara Perlindungan Tanaman, Vol.1.,No.1.,2011



        Penyimpanan jagung di tingkat petani baik di Kabupaten Jeneponto maupun Bulukumba umumnya
dilakukan dengan meletakkan jagung di atas para-para dalam bentuk kelobot dan sebagian




dalam bentuk jagung pipilan.     Beberapa petani melakukan penyimpanan jagung dengan cara
menghamparkan pada teras rumah yang berlantai papan, disimpan dengan menggunakan jerigen, karung,
baskom dan ada pula yang menggantungnya di bawah kolong rumah.
        




        Penyimpanan benih pada ruang terbuka akan mempercepat terjadinya kemunduran mutu benih.
Hal ini dikatakan pula oleh Robi’in (2007), bahwa penyimpanan benih jagung pada ruang terbuka akan
mengakibatkan benih cepat mengalami kemunduran atau daya simpannya menjadi singkat akibat
fluktuasi suhu dan kelembaban, oleh karena ruang simpan terbuka berhubungan langsung dengan
lingkungan di luar ruangan atau melalui jendela dan ventilasi. Benih yang disimpan dalam ruang terbuka
perlu dikemas dengan bahan kemasan yang tepat agar viabilitas dan vigor benih dapat dipertahankan.
Kegiatan penyimpanan benih tidak terlepas dari penggunaan wadah simpan atau kemasan. Menurut
Siregar (2000), terdapat beberapa sifat khusus yang harus diperhatikan dari wadah simpan adalah : (1)
Permeabilitas, yaitu kemampuan wadah untuk dapat menahan
        kelembaban dan gas pada level tertentu, (2) Insulasi, yaitu kemampuan wadah untuk
mempertahankan suhu, (3) Ukuran lubang, yaitu kemampuan wadah untuk bertahan dari serangan
                                                           30
Rahmawati : Evaluasi Mutu Benih Jagung Tingkat Petani Di Provinsi Sulawesi Selatan



serangga dan mikroorganisme yang dapat masuk melalui celah-celah kemasan, (4) Kemudahan dalam hal
penanganan seperti tidak licin, mudah ditumpuk, mudah dibuka, ditutup, disegel dan mudah dibersihkan,
(5) Biaya, harus diperhitungkan dengan nilai nominal dari benih sendiri.
        Penanganan pasca panen jagung tidak dilakukan dengan baik, oleh karena pada umumnya petani
tidak mempunyai fasilitas yang mendukung pekerjaannya seperti lantai jemur, peralatan untuk memipil,
menyortir biji, pengemasan dan ruang penyimpanan yang baik. Rata-rata petani baik di Kabupaten
Jeneponto maupun Bulukumba tidak menyimpan benih dalam jangka waktu yang lama. Sampel jagung
yang diperoleh dari petani mempunyai masa simpan antara 2 – 3 bulan.
        Tingkat kerusakan biji jagung petani di Kabupaten Jeneponto lebih utama disebabkan oleh
serangan jamur sedangkan pada Kabupaten Bulukumba disebabkan oleh banyaknya campuran biji lain
(varietas lain), biji berjamur dan berlubang tidak jauh berbeda.
        Pada Gambar 3 dan 4 menunjukkan persentase besarnya kerusakan biji baik oleh biji berjamur,
berlubang, pecah dan adanya biji lain. Rata-rata biji berjamur pada Kabupaten Jeneponto berkisar
2,11%; biji berlubang berkisar 1,75%, biji pecah dan adanya biji lain tidak ditemukan (0%). Pada
Kabupaten Bulukumba biji berjamur berkisar 4,53%; biji berlubang berkisar 5,78%; biji pecah berkisar
0,6% dan biji lain berkisar 1,56%. Dari data yang diperoleh terhadap kerusakan biji menunjukkan
bahwa kerusakan biji pada jagung di tingkat petani Kabupaten Jeneponto lebih rendah dibanding
Kabupaten Bulukumba.




        Penyimpanan benih jagung dengan kadar air yang rendah dan menggunakan kemasan yang kedap
udara akan mempertahankan kualitas benih tersebut selama periode penyimpanan. Bahan kemasan yang
baik adalah yang memiliki kekuatan tekanan, tahan terhadap kerusakan serta tidak mudah sobek
(Anonim, 1986). Hasil yang ditunjukkan oleh Gambar 5 memperlihatkan pada Kabupaten Jeneponto
jagung yang disimpan mempunyai kadar air yang lebih rendah sehingga kerusakan biji yang terjadi pun
lebih rendah dibanding Kabupaten Bulukumba.          Kadar air biji jagung pada Kabupaten Jeneponto
berkisar 15,2 % untuk jagung berkelobot dan jagung tanpa kelobot berkisar 14,85 %, sedangkan pada
Kabupaten Bulukumba untuk jagung berkelobot berkisar 17,65%; jagung tanpa kelobot berkisar 14,92%
dan jagung pipilan berkisar 16,16%. Tingginya kadar air jagung yang disimpan menjadi faktor penyebab
utama terjadinya kerusakan biji pada jagung. Oleh karena makin tinggi kadar air biji, makin cepat
respirasi dan makin banyak CO2, air dan panas yang dihasilkan selama penyimpanan. Panas, kadar air dan
kelembaban tinggi merupakan faktor-faktor yang dapat mempercepat kerusakan (Thahir et al., 1988).
        Hasil penelitian Saenong et al., (1999) mengatakan bahwa pada kadar air awal 10-11% benih yang
disimpan dalam wadah kedap udara pada suhu kamar (28-32oC) masih memiliki daya berkecambah di

                                                                31
Superman : Suara Perlindungan Tanaman, Vol.1.,No.1.,2011



atas 80% setelah disimpan selama 1 tahun. Demikian pula hasil penelitian Rahmawati et al., (2004),
menunjukkan pada kadar air simpan 13,5%, baik biji besar maupun kecil mempunyai daya berkecambah di
bawah 90% pada periode simpan 6 bulan, sedangkan pada kadar air 11,6% daya berkecambah masih di
atas 90%.
        Hasil pengujian daya berkecambah pada sampel jagung yang berasal dari Kabupaten Jeneponto
sebesar 88,6% dan Bulukumba mempunyai daya berkecambah sebesar 84,64% (dapat dilihat pada
Gambar 6), sedangkan rata-rata biji utuh pada Kabupaten Jeneponto sebesar 96,64% dan Bulukumba
sebesar 93,69%. Nilai daya berkecambah yang diperoleh menunjukkan terjadinya kemunduran benih
yang cepat, oleh karena sampel jagung yang diamati tersebut mempunyai masa simpan sekitar 2-3
bulan.




                                                           KESIMPULAN
       Tingkat kerusakan biji jagung petani di Kabupaten Jeneponto pada umumnya disebabkan oleh
biji berjamur dan berlubang, sedangkan pada daerah Kabupaten Bulukumba disebabkan oleh biji
berjamur, berlubang, adanya biji pecah dan biji varietas lain. Kadar air yang tinggi pada saat
penyimpanan menjadi penyebab utama terjadinya penurunan mutu dengan cepat. Hal ini ditunjukkan
dengan daya berkecambah yang rendah (<90%) sedangkan masa simpan berkisar 2 – 3 bulan.



                                                                     
                                                               32
Rahmawati : Evaluasi Mutu Benih Jagung Tingkat Petani Di Provinsi Sulawesi Selatan



                                                     DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 1986. Teknologi Benih. Pengolahan Benih dan Tuntunan Praktikum. Rineka Cipta. Hlm. 120-122.
Delouche, J.C. 1990. Research on seed aging techniques for predicting the relative storability of seeds
       lots. Seed Science and Technol. 1 : 427 – 452.
Harrington, J.F. 1972. Seed storage and longevity. In. T.T. Kozlowski (ed). p.145-245. Seed Biology. Vol.
       III. Academic Press. Newyork London.
Justice, O.L dan L.N. Bass. 1979. Prinsip dan Praktek Penyimpanan Benih (Terjemahan). PT. Raja
       Grafindo Persada, Jakarta. Hlm. 219 – 273.
Rahmawati, Yamin Sinuseng dan Sania Saenong. 2006. Pengaruh Ukuran Biji pada Berbagai Tingkat
      Kadar Air Terhadap Viabilitas Benih. Prosiding Seminar dan Lokakarya Nasional Jagung. Pusat
      Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian.
Robi’in. 2007. Perbedaan Bahan Kemasan dan Periode Simpan dan Pengaruhnya Terhadap Kadar Air
         Benih Jagung Dalam Ruang Simpan Terbuka. Buletin Teknik Pertanian Vol. 12. No. 1.
Saenong., Syafruddin, N. Widiyati dan R. Arief. 1999. Penetapan Cara Pendugaan Daya Simpan Benih
       Jagung. Teknologi Unggulan, Pemacu Pembangunan Pertanian. Badan Litbang Pertanian. Jakarta.
Siregar, S.T. 2000. Penyimpanan Benih (Pengemasan dan Penyimpanan Benih).              Balai Perbenihan
       Tanaman Hutan Palembang. Palembang.
Thahir, R. Sudaryono, Soemardi dan Soeharmadi. 1988. . Teknologi pasca panen jagung dalam Subandi,
        M. Syam dan Adi Widjono (Eds.). Jagung. Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan.
        Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Bogor.
Widodo, W. 1991. Pemilihan Wadah Simpan dan Bahan Pencampur pada Penyimpanan Benih Mahoni. Balai
      Teknologi Perbenihan. Bogor.




                                                                33

More Related Content

What's hot

konservasi plasma nutfah
konservasi plasma nutfahkonservasi plasma nutfah
konservasi plasma nutfah
agronomy
 
Persemaian tanaman
Persemaian tanamanPersemaian tanaman
Persemaian tanaman
Ali Babang
 
Produksi dan penyimpanan benih cabai rawit (capsicum frutescens)
Produksi dan penyimpanan benih cabai rawit (capsicum frutescens)Produksi dan penyimpanan benih cabai rawit (capsicum frutescens)
Produksi dan penyimpanan benih cabai rawit (capsicum frutescens)Eka Phe
 
Pedoman Teknis Budidaya Jambu biji
Pedoman Teknis Budidaya Jambu bijiPedoman Teknis Budidaya Jambu biji
Pedoman Teknis Budidaya Jambu biji
Warta Wirausaha
 
Tanaman pangan
Tanaman panganTanaman pangan
Tanaman pangan
Muhammad Danial Machbubi
 
Laporan praktikum produksi benih
Laporan praktikum produksi benihLaporan praktikum produksi benih
Laporan praktikum produksi benih
arzaka
 
Ferli dasgron
Ferli dasgronFerli dasgron
Ferli dasgron
Ferli Dian SAputra
 
Budidaya padi dengan metode sri
Budidaya padi dengan metode sriBudidaya padi dengan metode sri
Budidaya padi dengan metode sri
Nanda Saragih
 
Budidaya & Usaha Tanaman Pangan : Gandum
Budidaya & Usaha Tanaman Pangan : GandumBudidaya & Usaha Tanaman Pangan : Gandum
Budidaya & Usaha Tanaman Pangan : Gandum
Rizky Nurcahyati
 
Laporan praktikum pengujian daya tumbuh benih
Laporan praktikum pengujian daya tumbuh benihLaporan praktikum pengujian daya tumbuh benih
Laporan praktikum pengujian daya tumbuh benih
Tidar University
 
OPLAKAR (Optimalisasi Lahan Pekarangan) dengan Budidaya Tanaman Pisang
OPLAKAR (Optimalisasi Lahan Pekarangan) dengan Budidaya Tanaman PisangOPLAKAR (Optimalisasi Lahan Pekarangan) dengan Budidaya Tanaman Pisang
OPLAKAR (Optimalisasi Lahan Pekarangan) dengan Budidaya Tanaman Pisang
KKNBerbahSleman
 
Manggis
ManggisManggis
225366239 laporan-praktiku-uji-vigor-asli
225366239 laporan-praktiku-uji-vigor-asli225366239 laporan-praktiku-uji-vigor-asli
225366239 laporan-praktiku-uji-vigor-asli
VanyWardani
 
Makalah ubi jalar
Makalah ubi jalarMakalah ubi jalar
Makalah ubi jalar
ryuzakiwhym3
 
LAPORAN RESMI TANAMAN PAKAN (ISI)
LAPORAN RESMI TANAMAN PAKAN (ISI)LAPORAN RESMI TANAMAN PAKAN (ISI)
LAPORAN RESMI TANAMAN PAKAN (ISI)
Dewi Purwati
 

What's hot (20)

konservasi plasma nutfah
konservasi plasma nutfahkonservasi plasma nutfah
konservasi plasma nutfah
 
Pengkajian sistem usahatani berbasis pisang
Pengkajian sistem usahatani berbasis pisangPengkajian sistem usahatani berbasis pisang
Pengkajian sistem usahatani berbasis pisang
 
Persemaian tanaman
Persemaian tanamanPersemaian tanaman
Persemaian tanaman
 
Produksi dan penyimpanan benih cabai rawit (capsicum frutescens)
Produksi dan penyimpanan benih cabai rawit (capsicum frutescens)Produksi dan penyimpanan benih cabai rawit (capsicum frutescens)
Produksi dan penyimpanan benih cabai rawit (capsicum frutescens)
 
Pedoman Teknis Budidaya Jambu biji
Pedoman Teknis Budidaya Jambu bijiPedoman Teknis Budidaya Jambu biji
Pedoman Teknis Budidaya Jambu biji
 
Tanaman pangan
Tanaman panganTanaman pangan
Tanaman pangan
 
Laporan praktikum produksi benih
Laporan praktikum produksi benihLaporan praktikum produksi benih
Laporan praktikum produksi benih
 
Ferli dasgron
Ferli dasgronFerli dasgron
Ferli dasgron
 
Acara vii
Acara viiAcara vii
Acara vii
 
Salak
SalakSalak
Salak
 
Metode SRI 2
Metode SRI 2Metode SRI 2
Metode SRI 2
 
Budidaya padi dengan metode sri
Budidaya padi dengan metode sriBudidaya padi dengan metode sri
Budidaya padi dengan metode sri
 
Budidaya & Usaha Tanaman Pangan : Gandum
Budidaya & Usaha Tanaman Pangan : GandumBudidaya & Usaha Tanaman Pangan : Gandum
Budidaya & Usaha Tanaman Pangan : Gandum
 
Laporan praktikum pengujian daya tumbuh benih
Laporan praktikum pengujian daya tumbuh benihLaporan praktikum pengujian daya tumbuh benih
Laporan praktikum pengujian daya tumbuh benih
 
OPLAKAR (Optimalisasi Lahan Pekarangan) dengan Budidaya Tanaman Pisang
OPLAKAR (Optimalisasi Lahan Pekarangan) dengan Budidaya Tanaman PisangOPLAKAR (Optimalisasi Lahan Pekarangan) dengan Budidaya Tanaman Pisang
OPLAKAR (Optimalisasi Lahan Pekarangan) dengan Budidaya Tanaman Pisang
 
Manggis
ManggisManggis
Manggis
 
Manggis
ManggisManggis
Manggis
 
225366239 laporan-praktiku-uji-vigor-asli
225366239 laporan-praktiku-uji-vigor-asli225366239 laporan-praktiku-uji-vigor-asli
225366239 laporan-praktiku-uji-vigor-asli
 
Makalah ubi jalar
Makalah ubi jalarMakalah ubi jalar
Makalah ubi jalar
 
LAPORAN RESMI TANAMAN PAKAN (ISI)
LAPORAN RESMI TANAMAN PAKAN (ISI)LAPORAN RESMI TANAMAN PAKAN (ISI)
LAPORAN RESMI TANAMAN PAKAN (ISI)
 

Viewers also liked

6 yusmni - lecanicillium lecanii bemisia tabaci
6 yusmni - lecanicillium lecanii bemisia tabaci6 yusmni - lecanicillium lecanii bemisia tabaci
6 yusmni - lecanicillium lecanii bemisia tabacixie_yeuw_jack
 
7 hardiningsih-patogenitas phytoptora
7 hardiningsih-patogenitas phytoptora7 hardiningsih-patogenitas phytoptora
7 hardiningsih-patogenitas phytoptoraxie_yeuw_jack
 
4 amir-tembakau kesturi
4 amir-tembakau kesturi4 amir-tembakau kesturi
4 amir-tembakau kesturixie_yeuw_jack
 
5 bedjo-helicoverpa 2011
5 bedjo-helicoverpa 20115 bedjo-helicoverpa 2011
5 bedjo-helicoverpa 2011xie_yeuw_jack
 
álbuM de FoThos
álbuM de FoThosálbuM de FoThos
álbuM de FoThos
JeankyRodriquez
 
Patagonia Ppt
Patagonia PptPatagonia Ppt
Patagonia Ppt
JohnMroczek
 
Bagan laporan dan system
Bagan laporan dan systemBagan laporan dan system
Bagan laporan dan systemYoeniar Yus
 
4 nurjanani-agens biokontrol
4 nurjanani-agens biokontrol4 nurjanani-agens biokontrol
4 nurjanani-agens biokontrolxie_yeuw_jack
 
8 m assad - kajian pestisida nabati
8 m assad - kajian pestisida nabati8 m assad - kajian pestisida nabati
8 m assad - kajian pestisida nabatixie_yeuw_jack
 
9 surtikanti - penyakit bulai 2
9 surtikanti - penyakit bulai 29 surtikanti - penyakit bulai 2
9 surtikanti - penyakit bulai 2xie_yeuw_jack
 
7 hardaningsih - penyakit kacang-kacangan---ok
7 hardaningsih - penyakit kacang-kacangan---ok7 hardaningsih - penyakit kacang-kacangan---ok
7 hardaningsih - penyakit kacang-kacangan---okxie_yeuw_jack
 
8 ely korlina-pht b.putih
8 ely korlina-pht b.putih8 ely korlina-pht b.putih
8 ely korlina-pht b.putihxie_yeuw_jack
 
6 andi m amir - tungau kuning teh
6 andi m amir - tungau kuning teh6 andi m amir - tungau kuning teh
6 andi m amir - tungau kuning tehxie_yeuw_jack
 
6 suharsono-kepakaan galur kedelai
6 suharsono-kepakaan galur kedelai6 suharsono-kepakaan galur kedelai
6 suharsono-kepakaan galur kedelaixie_yeuw_jack
 
10 indiati - pengendalian tungau puru
10 indiati - pengendalian tungau puru10 indiati - pengendalian tungau puru
10 indiati - pengendalian tungau puruxie_yeuw_jack
 
7 nurasiah dj - reaksi bibit pisang barangan
7 nurasiah dj - reaksi bibit pisang barangan7 nurasiah dj - reaksi bibit pisang barangan
7 nurasiah dj - reaksi bibit pisang baranganxie_yeuw_jack
 
7 taufik-medode aplikasi psps
7 taufik-medode aplikasi psps7 taufik-medode aplikasi psps
7 taufik-medode aplikasi pspsxie_yeuw_jack
 
Social Media and Commercial Real Estate | Savage Brands
Social Media and Commercial Real Estate | Savage BrandsSocial Media and Commercial Real Estate | Savage Brands
Social Media and Commercial Real Estate | Savage Brands
Savage Brands
 
AIGA Voices: How to Think Like a Savage – Creating Purposeful Design and Real...
AIGA Voices: How to Think Like a Savage – Creating Purposeful Design and Real...AIGA Voices: How to Think Like a Savage – Creating Purposeful Design and Real...
AIGA Voices: How to Think Like a Savage – Creating Purposeful Design and Real...
Savage Brands
 

Viewers also liked (19)

6 yusmni - lecanicillium lecanii bemisia tabaci
6 yusmni - lecanicillium lecanii bemisia tabaci6 yusmni - lecanicillium lecanii bemisia tabaci
6 yusmni - lecanicillium lecanii bemisia tabaci
 
7 hardiningsih-patogenitas phytoptora
7 hardiningsih-patogenitas phytoptora7 hardiningsih-patogenitas phytoptora
7 hardiningsih-patogenitas phytoptora
 
4 amir-tembakau kesturi
4 amir-tembakau kesturi4 amir-tembakau kesturi
4 amir-tembakau kesturi
 
5 bedjo-helicoverpa 2011
5 bedjo-helicoverpa 20115 bedjo-helicoverpa 2011
5 bedjo-helicoverpa 2011
 
álbuM de FoThos
álbuM de FoThosálbuM de FoThos
álbuM de FoThos
 
Patagonia Ppt
Patagonia PptPatagonia Ppt
Patagonia Ppt
 
Bagan laporan dan system
Bagan laporan dan systemBagan laporan dan system
Bagan laporan dan system
 
4 nurjanani-agens biokontrol
4 nurjanani-agens biokontrol4 nurjanani-agens biokontrol
4 nurjanani-agens biokontrol
 
8 m assad - kajian pestisida nabati
8 m assad - kajian pestisida nabati8 m assad - kajian pestisida nabati
8 m assad - kajian pestisida nabati
 
9 surtikanti - penyakit bulai 2
9 surtikanti - penyakit bulai 29 surtikanti - penyakit bulai 2
9 surtikanti - penyakit bulai 2
 
7 hardaningsih - penyakit kacang-kacangan---ok
7 hardaningsih - penyakit kacang-kacangan---ok7 hardaningsih - penyakit kacang-kacangan---ok
7 hardaningsih - penyakit kacang-kacangan---ok
 
8 ely korlina-pht b.putih
8 ely korlina-pht b.putih8 ely korlina-pht b.putih
8 ely korlina-pht b.putih
 
6 andi m amir - tungau kuning teh
6 andi m amir - tungau kuning teh6 andi m amir - tungau kuning teh
6 andi m amir - tungau kuning teh
 
6 suharsono-kepakaan galur kedelai
6 suharsono-kepakaan galur kedelai6 suharsono-kepakaan galur kedelai
6 suharsono-kepakaan galur kedelai
 
10 indiati - pengendalian tungau puru
10 indiati - pengendalian tungau puru10 indiati - pengendalian tungau puru
10 indiati - pengendalian tungau puru
 
7 nurasiah dj - reaksi bibit pisang barangan
7 nurasiah dj - reaksi bibit pisang barangan7 nurasiah dj - reaksi bibit pisang barangan
7 nurasiah dj - reaksi bibit pisang barangan
 
7 taufik-medode aplikasi psps
7 taufik-medode aplikasi psps7 taufik-medode aplikasi psps
7 taufik-medode aplikasi psps
 
Social Media and Commercial Real Estate | Savage Brands
Social Media and Commercial Real Estate | Savage BrandsSocial Media and Commercial Real Estate | Savage Brands
Social Media and Commercial Real Estate | Savage Brands
 
AIGA Voices: How to Think Like a Savage – Creating Purposeful Design and Real...
AIGA Voices: How to Think Like a Savage – Creating Purposeful Design and Real...AIGA Voices: How to Think Like a Savage – Creating Purposeful Design and Real...
AIGA Voices: How to Think Like a Savage – Creating Purposeful Design and Real...
 

Similar to 7 wati-evaluasi mutu benih

9088 16554-2-pb
9088 16554-2-pb9088 16554-2-pb
9088 16554-2-pb
Andrew Hutabarat
 
Laporan Akhir Dasar-dasar Agronomi
Laporan Akhir Dasar-dasar AgronomiLaporan Akhir Dasar-dasar Agronomi
Laporan Akhir Dasar-dasar AgronomiPutrimian Hairani
 
Teknik persilangan tanaman tebu
Teknik persilangan tanaman tebuTeknik persilangan tanaman tebu
Teknik persilangan tanaman tebu
Taufiq Hidayat
 
Makalah kacang hijau1
Makalah kacang hijau1Makalah kacang hijau1
Makalah kacang hijau1Yadhi Muqsith
 
Laporan produksi tanaman jagung
Laporan produksi tanaman jagung Laporan produksi tanaman jagung
Laporan produksi tanaman jagung
AGROTEKNOLOGI
 
Laporan produksi tanaman jagung
Laporan produksi tanaman jagung Laporan produksi tanaman jagung
Laporan produksi tanaman jagung AGROTEKNOLOGI
 
PENYIAPAN-BAHAN-TANAM.pptx
PENYIAPAN-BAHAN-TANAM.pptxPENYIAPAN-BAHAN-TANAM.pptx
PENYIAPAN-BAHAN-TANAM.pptx
FadliTambue2
 
Laporan identifikasi benih dan kecambah
Laporan identifikasi benih dan kecambahLaporan identifikasi benih dan kecambah
Laporan identifikasi benih dan kecambah
Tidar University
 
PENERAPAN TEKNOLOGI BUDIDAYA JENUH AIR PADA TANAMAN PADI DAN KEDELAI UNTUK ME...
PENERAPAN TEKNOLOGI BUDIDAYA JENUH AIR PADA TANAMAN PADI DAN KEDELAI UNTUK ME...PENERAPAN TEKNOLOGI BUDIDAYA JENUH AIR PADA TANAMAN PADI DAN KEDELAI UNTUK ME...
PENERAPAN TEKNOLOGI BUDIDAYA JENUH AIR PADA TANAMAN PADI DAN KEDELAI UNTUK ME...
Repository Ipb
 
27 brosur jagung1
27 brosur jagung127 brosur jagung1
27 brosur jagung1
Andrew Hutabarat
 
Budidaya kacang merah
Budidaya kacang merahBudidaya kacang merah
Budidaya kacang merah
Siti Salamah Fauziah
 
Jurnal acara 5
Jurnal acara 5Jurnal acara 5
Jurnal acara 5yoga budi
 
Jurnal kultur jaringan
Jurnal kultur jaringanJurnal kultur jaringan
Jurnal kultur jaringan
Tidar University
 
Acara 6 fix tekben
Acara 6 fix tekbenAcara 6 fix tekben
Acara 6 fix tekben
Alfian Nopara Saifudin
 
7.1 43 53 rizqiani. pengaruh dosis
7.1 43 53 rizqiani. pengaruh dosis7.1 43 53 rizqiani. pengaruh dosis
7.1 43 53 rizqiani. pengaruh dosisIr. Zakaria, M.M
 
Informasi Paket TEKNOLOGI-BUDIDAYA-KEDELAI.pdf
Informasi Paket TEKNOLOGI-BUDIDAYA-KEDELAI.pdfInformasi Paket TEKNOLOGI-BUDIDAYA-KEDELAI.pdf
Informasi Paket TEKNOLOGI-BUDIDAYA-KEDELAI.pdf
Danar72
 
Teknik Seleksi Benih dan Bibit Cengkeh (Syzygium aromaticum L) di Kebun Benih...
Teknik Seleksi Benih dan Bibit Cengkeh (Syzygium aromaticum L) di Kebun Benih...Teknik Seleksi Benih dan Bibit Cengkeh (Syzygium aromaticum L) di Kebun Benih...
Teknik Seleksi Benih dan Bibit Cengkeh (Syzygium aromaticum L) di Kebun Benih...
Yos F. da-Lopes
 
POTENSI PRODUKSI POHON INDUK KELAPA DALAM KOPYOR ASAL KALIANDA, LAMPUNG SELATAN
POTENSI PRODUKSI POHON INDUK KELAPA DALAM KOPYOR ASAL KALIANDA, LAMPUNG SELATANPOTENSI PRODUKSI POHON INDUK KELAPA DALAM KOPYOR ASAL KALIANDA, LAMPUNG SELATAN
POTENSI PRODUKSI POHON INDUK KELAPA DALAM KOPYOR ASAL KALIANDA, LAMPUNG SELATAN
Repository Ipb
 

Similar to 7 wati-evaluasi mutu benih (20)

630 1400-1-sm
630 1400-1-sm630 1400-1-sm
630 1400-1-sm
 
9088 16554-2-pb
9088 16554-2-pb9088 16554-2-pb
9088 16554-2-pb
 
Laporan Akhir Dasar-dasar Agronomi
Laporan Akhir Dasar-dasar AgronomiLaporan Akhir Dasar-dasar Agronomi
Laporan Akhir Dasar-dasar Agronomi
 
Teknik persilangan tanaman tebu
Teknik persilangan tanaman tebuTeknik persilangan tanaman tebu
Teknik persilangan tanaman tebu
 
Makalah_61 Laporan praktikum benih rekalsitran
Makalah_61 Laporan praktikum benih rekalsitranMakalah_61 Laporan praktikum benih rekalsitran
Makalah_61 Laporan praktikum benih rekalsitran
 
Makalah kacang hijau1
Makalah kacang hijau1Makalah kacang hijau1
Makalah kacang hijau1
 
Laporan produksi tanaman jagung
Laporan produksi tanaman jagung Laporan produksi tanaman jagung
Laporan produksi tanaman jagung
 
Laporan produksi tanaman jagung
Laporan produksi tanaman jagung Laporan produksi tanaman jagung
Laporan produksi tanaman jagung
 
PENYIAPAN-BAHAN-TANAM.pptx
PENYIAPAN-BAHAN-TANAM.pptxPENYIAPAN-BAHAN-TANAM.pptx
PENYIAPAN-BAHAN-TANAM.pptx
 
Laporan identifikasi benih dan kecambah
Laporan identifikasi benih dan kecambahLaporan identifikasi benih dan kecambah
Laporan identifikasi benih dan kecambah
 
PENERAPAN TEKNOLOGI BUDIDAYA JENUH AIR PADA TANAMAN PADI DAN KEDELAI UNTUK ME...
PENERAPAN TEKNOLOGI BUDIDAYA JENUH AIR PADA TANAMAN PADI DAN KEDELAI UNTUK ME...PENERAPAN TEKNOLOGI BUDIDAYA JENUH AIR PADA TANAMAN PADI DAN KEDELAI UNTUK ME...
PENERAPAN TEKNOLOGI BUDIDAYA JENUH AIR PADA TANAMAN PADI DAN KEDELAI UNTUK ME...
 
27 brosur jagung1
27 brosur jagung127 brosur jagung1
27 brosur jagung1
 
Budidaya kacang merah
Budidaya kacang merahBudidaya kacang merah
Budidaya kacang merah
 
Jurnal acara 5
Jurnal acara 5Jurnal acara 5
Jurnal acara 5
 
Jurnal kultur jaringan
Jurnal kultur jaringanJurnal kultur jaringan
Jurnal kultur jaringan
 
Acara 6 fix tekben
Acara 6 fix tekbenAcara 6 fix tekben
Acara 6 fix tekben
 
7.1 43 53 rizqiani. pengaruh dosis
7.1 43 53 rizqiani. pengaruh dosis7.1 43 53 rizqiani. pengaruh dosis
7.1 43 53 rizqiani. pengaruh dosis
 
Informasi Paket TEKNOLOGI-BUDIDAYA-KEDELAI.pdf
Informasi Paket TEKNOLOGI-BUDIDAYA-KEDELAI.pdfInformasi Paket TEKNOLOGI-BUDIDAYA-KEDELAI.pdf
Informasi Paket TEKNOLOGI-BUDIDAYA-KEDELAI.pdf
 
Teknik Seleksi Benih dan Bibit Cengkeh (Syzygium aromaticum L) di Kebun Benih...
Teknik Seleksi Benih dan Bibit Cengkeh (Syzygium aromaticum L) di Kebun Benih...Teknik Seleksi Benih dan Bibit Cengkeh (Syzygium aromaticum L) di Kebun Benih...
Teknik Seleksi Benih dan Bibit Cengkeh (Syzygium aromaticum L) di Kebun Benih...
 
POTENSI PRODUKSI POHON INDUK KELAPA DALAM KOPYOR ASAL KALIANDA, LAMPUNG SELATAN
POTENSI PRODUKSI POHON INDUK KELAPA DALAM KOPYOR ASAL KALIANDA, LAMPUNG SELATANPOTENSI PRODUKSI POHON INDUK KELAPA DALAM KOPYOR ASAL KALIANDA, LAMPUNG SELATAN
POTENSI PRODUKSI POHON INDUK KELAPA DALAM KOPYOR ASAL KALIANDA, LAMPUNG SELATAN
 

More from xie_yeuw_jack

Dukungan litbang menuju bioindustri ed nw
Dukungan litbang menuju bioindustri ed nwDukungan litbang menuju bioindustri ed nw
Dukungan litbang menuju bioindustri ed nw
xie_yeuw_jack
 
4 andi m amir - skrining f1 jarak pagar
4 andi m amir - skrining f1 jarak pagar4 andi m amir - skrining f1 jarak pagar
4 andi m amir - skrining f1 jarak pagarxie_yeuw_jack
 
11 pedoman penulisan
11 pedoman penulisan11 pedoman penulisan
11 pedoman penulisanxie_yeuw_jack
 
9 yusmani - karakter p.leccani
9 yusmani - karakter p.leccani9 yusmani - karakter p.leccani
9 yusmani - karakter p.leccanixie_yeuw_jack
 
10 pedoman penulisan
10 pedoman penulisan10 pedoman penulisan
10 pedoman penulisanxie_yeuw_jack
 
7 hardaningsih - penyakit kacang-kacangan
7 hardaningsih - penyakit kacang-kacangan7 hardaningsih - penyakit kacang-kacangan
7 hardaningsih - penyakit kacang-kacanganxie_yeuw_jack
 
5 hardaningsih - evaluasi ketahanan beberapa k.tanah
5 hardaningsih - evaluasi ketahanan beberapa k.tanah5 hardaningsih - evaluasi ketahanan beberapa k.tanah
5 hardaningsih - evaluasi ketahanan beberapa k.tanahxie_yeuw_jack
 
4 bedjo- evaluasi isolat h. armigera
4 bedjo- evaluasi isolat h. armigera4 bedjo- evaluasi isolat h. armigera
4 bedjo- evaluasi isolat h. armigeraxie_yeuw_jack
 
8 yusmani - efikasi cendawan entomopatogens
8 yusmani - efikasi cendawan entomopatogens8 yusmani - efikasi cendawan entomopatogens
8 yusmani - efikasi cendawan entomopatogensxie_yeuw_jack
 
6 nurjanani-identifikasi-bawang merah
6 nurjanani-identifikasi-bawang merah6 nurjanani-identifikasi-bawang merah
6 nurjanani-identifikasi-bawang merahxie_yeuw_jack
 
5 ramlan-pengendalian karat kedelai
5 ramlan-pengendalian karat kedelai5 ramlan-pengendalian karat kedelai
5 ramlan-pengendalian karat kedelaixie_yeuw_jack
 
8 cicu-pengel. peny. tular tanah, cicu
8 cicu-pengel. peny. tular tanah, cicu8 cicu-pengel. peny. tular tanah, cicu
8 cicu-pengel. peny. tular tanah, cicuxie_yeuw_jack
 

More from xie_yeuw_jack (20)

Dukungan litbang menuju bioindustri ed nw
Dukungan litbang menuju bioindustri ed nwDukungan litbang menuju bioindustri ed nw
Dukungan litbang menuju bioindustri ed nw
 
4 andi m amir - skrining f1 jarak pagar
4 andi m amir - skrining f1 jarak pagar4 andi m amir - skrining f1 jarak pagar
4 andi m amir - skrining f1 jarak pagar
 
11 pedoman penulisan
11 pedoman penulisan11 pedoman penulisan
11 pedoman penulisan
 
9 yusmani - karakter p.leccani
9 yusmani - karakter p.leccani9 yusmani - karakter p.leccani
9 yusmani - karakter p.leccani
 
3 daftar isi-4
3 daftar isi-43 daftar isi-4
3 daftar isi-4
 
2 dewan penyunting
2 dewan penyunting2 dewan penyunting
2 dewan penyunting
 
1 sampul depan
1 sampul depan1 sampul depan
1 sampul depan
 
12 sampul belakang
12 sampul belakang12 sampul belakang
12 sampul belakang
 
10 pedoman penulisan
10 pedoman penulisan10 pedoman penulisan
10 pedoman penulisan
 
7 hardaningsih - penyakit kacang-kacangan
7 hardaningsih - penyakit kacang-kacangan7 hardaningsih - penyakit kacang-kacangan
7 hardaningsih - penyakit kacang-kacangan
 
5 hardaningsih - evaluasi ketahanan beberapa k.tanah
5 hardaningsih - evaluasi ketahanan beberapa k.tanah5 hardaningsih - evaluasi ketahanan beberapa k.tanah
5 hardaningsih - evaluasi ketahanan beberapa k.tanah
 
4 bedjo- evaluasi isolat h. armigera
4 bedjo- evaluasi isolat h. armigera4 bedjo- evaluasi isolat h. armigera
4 bedjo- evaluasi isolat h. armigera
 
3 daftar isi-4
3 daftar isi-43 daftar isi-4
3 daftar isi-4
 
2 dewan penyunting
2 dewan penyunting2 dewan penyunting
2 dewan penyunting
 
1 sampul depan
1 sampul depan1 sampul depan
1 sampul depan
 
11 sampul belakang
11 sampul belakang11 sampul belakang
11 sampul belakang
 
8 yusmani - efikasi cendawan entomopatogens
8 yusmani - efikasi cendawan entomopatogens8 yusmani - efikasi cendawan entomopatogens
8 yusmani - efikasi cendawan entomopatogens
 
6 nurjanani-identifikasi-bawang merah
6 nurjanani-identifikasi-bawang merah6 nurjanani-identifikasi-bawang merah
6 nurjanani-identifikasi-bawang merah
 
5 ramlan-pengendalian karat kedelai
5 ramlan-pengendalian karat kedelai5 ramlan-pengendalian karat kedelai
5 ramlan-pengendalian karat kedelai
 
8 cicu-pengel. peny. tular tanah, cicu
8 cicu-pengel. peny. tular tanah, cicu8 cicu-pengel. peny. tular tanah, cicu
8 cicu-pengel. peny. tular tanah, cicu
 

Recently uploaded

Strategi pemasaran dalam bisnis ritel diperusahaan
Strategi pemasaran dalam bisnis ritel diperusahaanStrategi pemasaran dalam bisnis ritel diperusahaan
Strategi pemasaran dalam bisnis ritel diperusahaan
fatamorganareborn88
 
AUDIT II KELOMPOK 9_indrioktuvianii.pptx
AUDIT II KELOMPOK 9_indrioktuvianii.pptxAUDIT II KELOMPOK 9_indrioktuvianii.pptx
AUDIT II KELOMPOK 9_indrioktuvianii.pptx
indrioktuviani10
 
pph pasal 4 ayat 2 belajar ( pph Final ).ppt
pph pasal 4 ayat 2  belajar ( pph Final ).pptpph pasal 4 ayat 2  belajar ( pph Final ).ppt
pph pasal 4 ayat 2 belajar ( pph Final ).ppt
mediamandirinusantar
 
PPT METODOLOGI PENELITIAN MUHAMMAD IQBAL.pdf
PPT METODOLOGI PENELITIAN MUHAMMAD IQBAL.pdfPPT METODOLOGI PENELITIAN MUHAMMAD IQBAL.pdf
PPT METODOLOGI PENELITIAN MUHAMMAD IQBAL.pdf
MuhammadIqbal24956
 
PPT BIMTEK STRATEGI PEMBELAJARAN EFEKTIF.pptx
PPT BIMTEK STRATEGI PEMBELAJARAN EFEKTIF.pptxPPT BIMTEK STRATEGI PEMBELAJARAN EFEKTIF.pptx
PPT BIMTEK STRATEGI PEMBELAJARAN EFEKTIF.pptx
MiscoTamaela1
 
Khutbah Jum'at, RASULULLAH BERANGKAT BERUMRAH DAN BERHAJI MULAI BULAN DZULQA'...
Khutbah Jum'at, RASULULLAH BERANGKAT BERUMRAH DAN BERHAJI MULAI BULAN DZULQA'...Khutbah Jum'at, RASULULLAH BERANGKAT BERUMRAH DAN BERHAJI MULAI BULAN DZULQA'...
Khutbah Jum'at, RASULULLAH BERANGKAT BERUMRAH DAN BERHAJI MULAI BULAN DZULQA'...
GalihHardiansyah2
 
hubungan-perusahaan-dengan-stakeholder-lintas-budaya-dan-pola-hidup-audit-sos...
hubungan-perusahaan-dengan-stakeholder-lintas-budaya-dan-pola-hidup-audit-sos...hubungan-perusahaan-dengan-stakeholder-lintas-budaya-dan-pola-hidup-audit-sos...
hubungan-perusahaan-dengan-stakeholder-lintas-budaya-dan-pola-hidup-audit-sos...
hanhan140379
 
PENGARUH PERCEIVED USEFULNESS, PERCEIVED EASE OF USE, DAN PERCEIVED RISK TERH...
PENGARUH PERCEIVED USEFULNESS, PERCEIVED EASE OF USE, DAN PERCEIVED RISK TERH...PENGARUH PERCEIVED USEFULNESS, PERCEIVED EASE OF USE, DAN PERCEIVED RISK TERH...
PENGARUH PERCEIVED USEFULNESS, PERCEIVED EASE OF USE, DAN PERCEIVED RISK TERH...
helenenolaloren
 
SUNDABET DAFTAR SLOT ONLINE GACOR MAXWIN
SUNDABET DAFTAR SLOT ONLINE GACOR MAXWINSUNDABET DAFTAR SLOT ONLINE GACOR MAXWIN
SUNDABET DAFTAR SLOT ONLINE GACOR MAXWIN
SUNDABET
 
ppt metodologi penelitian bisnis digital Al faiz
ppt metodologi penelitian bisnis digital Al faizppt metodologi penelitian bisnis digital Al faiz
ppt metodologi penelitian bisnis digital Al faiz
Alfaiz21
 
BAB 8 Teori Akuntansi dan Konsekuensi Ekonomi.pptx
BAB 8 Teori Akuntansi dan Konsekuensi Ekonomi.pptxBAB 8 Teori Akuntansi dan Konsekuensi Ekonomi.pptx
BAB 8 Teori Akuntansi dan Konsekuensi Ekonomi.pptx
arda89
 
17837355 pemantauan dan pengendalian.ppt
17837355 pemantauan dan pengendalian.ppt17837355 pemantauan dan pengendalian.ppt
17837355 pemantauan dan pengendalian.ppt
aciambarwati
 
kinerja penyusunan anggaran organisasi yang baik
kinerja penyusunan anggaran organisasi yang baikkinerja penyusunan anggaran organisasi yang baik
kinerja penyusunan anggaran organisasi yang baik
HalomoanHutajulu3
 
studi kelayakan bisnis (desaian studi kelayakan).ppt
studi kelayakan bisnis (desaian studi kelayakan).pptstudi kelayakan bisnis (desaian studi kelayakan).ppt
studi kelayakan bisnis (desaian studi kelayakan).ppt
SendowoResiden
 
Grass Block Untuk Carport Pengiriman ke Klojen
Grass Block Untuk Carport Pengiriman ke KlojenGrass Block Untuk Carport Pengiriman ke Klojen
Grass Block Untuk Carport Pengiriman ke Klojen
PavingBlockBolong
 
Materi Pemasaran Kelas 11 kurikulum merdeka
Materi Pemasaran Kelas 11 kurikulum merdekaMateri Pemasaran Kelas 11 kurikulum merdeka
Materi Pemasaran Kelas 11 kurikulum merdeka
13FitriDwi
 
bauran pemasaran- STP-segmen pasar-positioning
bauran pemasaran- STP-segmen pasar-positioningbauran pemasaran- STP-segmen pasar-positioning
bauran pemasaran- STP-segmen pasar-positioning
wear7
 
10. Bab tentang Anuitas - Matematika ekonomi.pptx
10. Bab tentang Anuitas - Matematika ekonomi.pptx10. Bab tentang Anuitas - Matematika ekonomi.pptx
10. Bab tentang Anuitas - Matematika ekonomi.pptx
RahmanAnshari3
 
Jasa Cuci Sofa Terdekat Bogor Barat Bogor.PDF
Jasa Cuci Sofa Terdekat Bogor Barat Bogor.PDFJasa Cuci Sofa Terdekat Bogor Barat Bogor.PDF
Jasa Cuci Sofa Terdekat Bogor Barat Bogor.PDF
Rajaclean
 
POWER POIN MATERI KELAS XI BAB IV (3).pptx
POWER POIN MATERI KELAS XI BAB IV (3).pptxPOWER POIN MATERI KELAS XI BAB IV (3).pptx
POWER POIN MATERI KELAS XI BAB IV (3).pptx
EchaNox
 

Recently uploaded (20)

Strategi pemasaran dalam bisnis ritel diperusahaan
Strategi pemasaran dalam bisnis ritel diperusahaanStrategi pemasaran dalam bisnis ritel diperusahaan
Strategi pemasaran dalam bisnis ritel diperusahaan
 
AUDIT II KELOMPOK 9_indrioktuvianii.pptx
AUDIT II KELOMPOK 9_indrioktuvianii.pptxAUDIT II KELOMPOK 9_indrioktuvianii.pptx
AUDIT II KELOMPOK 9_indrioktuvianii.pptx
 
pph pasal 4 ayat 2 belajar ( pph Final ).ppt
pph pasal 4 ayat 2  belajar ( pph Final ).pptpph pasal 4 ayat 2  belajar ( pph Final ).ppt
pph pasal 4 ayat 2 belajar ( pph Final ).ppt
 
PPT METODOLOGI PENELITIAN MUHAMMAD IQBAL.pdf
PPT METODOLOGI PENELITIAN MUHAMMAD IQBAL.pdfPPT METODOLOGI PENELITIAN MUHAMMAD IQBAL.pdf
PPT METODOLOGI PENELITIAN MUHAMMAD IQBAL.pdf
 
PPT BIMTEK STRATEGI PEMBELAJARAN EFEKTIF.pptx
PPT BIMTEK STRATEGI PEMBELAJARAN EFEKTIF.pptxPPT BIMTEK STRATEGI PEMBELAJARAN EFEKTIF.pptx
PPT BIMTEK STRATEGI PEMBELAJARAN EFEKTIF.pptx
 
Khutbah Jum'at, RASULULLAH BERANGKAT BERUMRAH DAN BERHAJI MULAI BULAN DZULQA'...
Khutbah Jum'at, RASULULLAH BERANGKAT BERUMRAH DAN BERHAJI MULAI BULAN DZULQA'...Khutbah Jum'at, RASULULLAH BERANGKAT BERUMRAH DAN BERHAJI MULAI BULAN DZULQA'...
Khutbah Jum'at, RASULULLAH BERANGKAT BERUMRAH DAN BERHAJI MULAI BULAN DZULQA'...
 
hubungan-perusahaan-dengan-stakeholder-lintas-budaya-dan-pola-hidup-audit-sos...
hubungan-perusahaan-dengan-stakeholder-lintas-budaya-dan-pola-hidup-audit-sos...hubungan-perusahaan-dengan-stakeholder-lintas-budaya-dan-pola-hidup-audit-sos...
hubungan-perusahaan-dengan-stakeholder-lintas-budaya-dan-pola-hidup-audit-sos...
 
PENGARUH PERCEIVED USEFULNESS, PERCEIVED EASE OF USE, DAN PERCEIVED RISK TERH...
PENGARUH PERCEIVED USEFULNESS, PERCEIVED EASE OF USE, DAN PERCEIVED RISK TERH...PENGARUH PERCEIVED USEFULNESS, PERCEIVED EASE OF USE, DAN PERCEIVED RISK TERH...
PENGARUH PERCEIVED USEFULNESS, PERCEIVED EASE OF USE, DAN PERCEIVED RISK TERH...
 
SUNDABET DAFTAR SLOT ONLINE GACOR MAXWIN
SUNDABET DAFTAR SLOT ONLINE GACOR MAXWINSUNDABET DAFTAR SLOT ONLINE GACOR MAXWIN
SUNDABET DAFTAR SLOT ONLINE GACOR MAXWIN
 
ppt metodologi penelitian bisnis digital Al faiz
ppt metodologi penelitian bisnis digital Al faizppt metodologi penelitian bisnis digital Al faiz
ppt metodologi penelitian bisnis digital Al faiz
 
BAB 8 Teori Akuntansi dan Konsekuensi Ekonomi.pptx
BAB 8 Teori Akuntansi dan Konsekuensi Ekonomi.pptxBAB 8 Teori Akuntansi dan Konsekuensi Ekonomi.pptx
BAB 8 Teori Akuntansi dan Konsekuensi Ekonomi.pptx
 
17837355 pemantauan dan pengendalian.ppt
17837355 pemantauan dan pengendalian.ppt17837355 pemantauan dan pengendalian.ppt
17837355 pemantauan dan pengendalian.ppt
 
kinerja penyusunan anggaran organisasi yang baik
kinerja penyusunan anggaran organisasi yang baikkinerja penyusunan anggaran organisasi yang baik
kinerja penyusunan anggaran organisasi yang baik
 
studi kelayakan bisnis (desaian studi kelayakan).ppt
studi kelayakan bisnis (desaian studi kelayakan).pptstudi kelayakan bisnis (desaian studi kelayakan).ppt
studi kelayakan bisnis (desaian studi kelayakan).ppt
 
Grass Block Untuk Carport Pengiriman ke Klojen
Grass Block Untuk Carport Pengiriman ke KlojenGrass Block Untuk Carport Pengiriman ke Klojen
Grass Block Untuk Carport Pengiriman ke Klojen
 
Materi Pemasaran Kelas 11 kurikulum merdeka
Materi Pemasaran Kelas 11 kurikulum merdekaMateri Pemasaran Kelas 11 kurikulum merdeka
Materi Pemasaran Kelas 11 kurikulum merdeka
 
bauran pemasaran- STP-segmen pasar-positioning
bauran pemasaran- STP-segmen pasar-positioningbauran pemasaran- STP-segmen pasar-positioning
bauran pemasaran- STP-segmen pasar-positioning
 
10. Bab tentang Anuitas - Matematika ekonomi.pptx
10. Bab tentang Anuitas - Matematika ekonomi.pptx10. Bab tentang Anuitas - Matematika ekonomi.pptx
10. Bab tentang Anuitas - Matematika ekonomi.pptx
 
Jasa Cuci Sofa Terdekat Bogor Barat Bogor.PDF
Jasa Cuci Sofa Terdekat Bogor Barat Bogor.PDFJasa Cuci Sofa Terdekat Bogor Barat Bogor.PDF
Jasa Cuci Sofa Terdekat Bogor Barat Bogor.PDF
 
POWER POIN MATERI KELAS XI BAB IV (3).pptx
POWER POIN MATERI KELAS XI BAB IV (3).pptxPOWER POIN MATERI KELAS XI BAB IV (3).pptx
POWER POIN MATERI KELAS XI BAB IV (3).pptx
 

7 wati-evaluasi mutu benih

  • 1. Rahmawati : Evaluasi Mutu Benih Jagung Tingkat Petani Di Provinsi Sulawesi Selatan EVALUASI MUTU BENIH JAGUNG TINGKAT PETANI DI PROVINSI SULAWESI SELATAN     Rahmawati Balai Penelitian Tanaman Serealia Maros ABSTRAK Pada umumnya petani di beberapa daerah cukup sulit mendapatkan benih dengan tepat waktu dan harga benih yang cukup mahal sehingga petani tidak mampu untuk membelinya. Berdasarkan hal tersebut petani terkadang menggunakan hasil panen sebelumnya untuk dijadikan benih pada musim berikutnya. Penelitian dilakukan pada tahun 2003 dengan melakukan survey di beberapa lokasi penanaman jagung yang ada di Kabupaten Jeneponto dan Bulukumba. Pengambilan sampel dilakukan di beberapa lokasi penanaman jagung yang ada di kabupaten tersebut. Pengamatan dilakukan terhadap kadar air, daya berkecambah, biji utuh, biji rusak akibat jamur, pecah, berlubang dan biji lain. Hasil pengamatan menunjukkan tingkat kerusakan biji yang cukup tinggi baik di kabupaten Jeneponto maupun Bulukumba. Kerusakan biji akibat jamur berkisar 45.45-80%, biji berlubang 40-54,55%, biji pecah 0-18,18% dan adanya biji warna lain 0-63,64%. Kerusakan biji sebagian besar disebabkan oleh kadar air yang tinggi berkisar 14.85-15,2% untuk kabupaten Jeneponto dan Bulukumba berkisar 14,92-17,65%. Penyimpanan dengan kadar air tinggi menyebabkan rendahnya kualitas benih dengan daya berkecambah berkisar 84,64-88,60%. Kualitas benih yang rendah berpengaruh terhadap rendahnya hasil Kata kunci : Evaluasi, mutu benih, jagung, petani dan Sulawesi Selatan ABSTRACT In general , farmers in several areas were quite difficult to obtain a good quality seed that could be accessed on time, moreover the price of seed at farmers level were also quite expensive which could not afford for farmers to buy it. Base on these reason, sometimes farmers used their own seed that being harvested in their own plantation and kept it for planted for the following season. The research was done in 2003 using survey at different site of maize growing areas, i.e., in Jeneponto and Bulukumba Districts. Several seed samples were collected at different sites of maize growing areas in these districts. Observation in terms of moisture content of the seed, germination capacity, intact seed, infected seed doe to fungi, broken seed, bored seed, and off type of seed which classified as number of different colors. The results showed that the rate of seed damages in both sites were very high i.e., ranging from 45.45 to 80% were infected by fungi, bored seed 40 to 54.55%, broken seed from 0 to 18.18%, and others color from 0 to 63.64%. Seeds damage were mostly doe to a high moisture content ranging 14,85 to 15.2% at Jeneponto, 14.92 to 17.65% in Bulukumba districts respectively. These high moisture content of the seeds prior to be stored caused low seed quality which ranging from 84.64 to 88.60% of germination percentage. Therefore, when farmers grow the lower seed quality, grain yield obtained will be also low. Key words : Evaluation, seed quality, corn, farmer and Sulawesi Selatan   27
  • 2. Superman : Suara Perlindungan Tanaman, Vol.1.,No.1.,2011 PENDAHULUAN Benih bermutu merupakan kunci keberhasilan pertanaman di lapangan. Penampilan tanaman yang baik juga akan berpengaruh terhadap hasil panen. Benih bermutu dapat diperoleh dengan melakukan penanganan pasca panen yang tepat seperti : panen pada saat masak fisiologis, pengeringan hingga kadar air yang aman disimpan, melakukan sortasi tongkol dan biji, penyimpanan dengan kemasan yang kedap udara dan bebas dari hama gudang. Biji jagung termasuk dalam golongan biji ortodoks yang dalam penyimpanannya dibutuhkan kadar air yang rendah untuk mempertahankan masa simpannya sehingga vaibilitas dan vigornya tidak cepat menurun. Untuk itu diperlukan proses pengeringan dan penyimpanan yang baik, agar benih dapat disimpan dengan kadar air yang rendah. Pada umumnya semakin lama benih disimpan maka viabilitasnya akan semakin menurun. Mundurnya viabilitas benih merupakan proses yang berjalan bertingkat dan kumulatif akibat perubahan yang diberikan kepada benih (Widodo, 1991). Pemahaman petani terhadap benih bermutu masih sangat kurang, selain itu fasilitas untuk melakukan prosesing benih tidak memenuhi standar yang diharapkan sehingga pada umumnya petani hanya melakukannya dengan fasilitas yang sederhana. Tingkat pengetahuan yang masih rendah juga menyebabkan penanganan panen dan pasca panen pada jagung dilakukan dengan tidak maksimal. Permintaan akan benih jagung semakin meningkat dari tahun ke tahun, sehingga pengadaan benih jagung pun perlu ditingkatkan. Di beberapa daerah pada lokasi pertanaman jagung di Provinsi Sulawesi Selatan, seperti Kabupaten Jeneponto dan Bulukumba sebagian petani mengalami kesulitan untuk mendapatkan benih jagung sesuai waktu tanam. Pada saat akan menanam, benih yang diperlukan belum tersedia selain itu harganya pun dianggap mahal sehingga petani tidak mampu untuk membelinya. Tidak tersedianya sarana transportasi yang cukup baik juga merupakan faktor utama benih tidak terdistribusi dengan baik. Sulitnya benih diperoleh dan harga yang cukup mahal merupakan faktor penyebab sebagian besar petani melakukan regenerasi benih bertahun-tahun dari varietas jagung bersari bebas dan tidak disertai dengan cara yang tepat. Untuk itu penelitian ini bertujuan mengevaluasi mutu biji jagung yang berada di lokasi pertanaman yang biasanya dijadikan benih pada musim tanam berikutnya.   METODOLOGI PENELITIAN Penelitian dilaksanakan pada tahun 2003 dengan melakukan survey pada beberapa lokasi pertanaman jagung yang ada di Kabupaten Jeneponto dan Bulukumba. Pengambilan sampel jagung dilakukan dengan menggunakan metode acak sederhana/simple random sampling. Pengamatan terhadap sampel jagung dilakukan dengan mengukur kadar air biji jagung pada tiap- tiap sampel, mengamati biji utuh, biji rusak akibat biji berjamur, berlubang, pecah dan biji lain. Pengujian mutu benih dilakukan dengan cara menguji daya berkecambahnya untuk mengetahui kemampuan tumbuhnya. Kadar Air Pengukuran kadar air dilakukan dengan menggunakan alat ukur kadar air model Kett PM-400. Masing-masing sampel dilakukan pengukuran sebanyak tiga kali kemudian diambil nilai rata-ratanya. Daya Berkecambah Sebanyak 100 butir biji jagung yang diambil secara acak, diletakkan di atas permukaan kertas yang sudah dilembabkan dengan menggunakan air.dan digulung serta disimpan selama 5 hari. Kertas yang digunakan adalah kertas merang dan pengujian dilakukan sebanyak empat ulangan. Pengamatan Mutu Fisik   28
  • 3. Rahmawati : Evaluasi Mutu Benih Jagung Tingkat Petani Di Provinsi Sulawesi Selatan Pengamatan mutu fisik dilakukan dengan memisahkan biji jagung yang mengalami kerusakan seperti biji berjamur, berlubang, pecah, biji lain dan biji utuh. Biji tersebut kemudian ditimbang dan dihitung persentase kerusakannya.   HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil pengamatan yang dilakukan terhadap sampel jagung milik petani Kabupaten Jeneponto menunjukkan tingkat kerusakan jagung yang cukup besar (dapat dilihat pada Gambar 1). Tingkat kerusakan biji jagung yang diakibatkan jamur sebesar 80% dan biji berlubang sebesar 40%, sedangkan biji pecah dan biji lain masing-masing sebesar 0%. Untuk Kabupaten Bulukumba tingkat kerusakan biji jagung akibat jamur sebesar 45,45%; biji berlubang sebesar 54,55%; biji pecah sebesar 18,18%; dan biji lain sebesar 63,64% (dapat dilihat pada Gambar 2). Kerusakan benih yang terjadi akibat biji berjamur, berlubang, pecah dan biji lain baik pada Kabupaten Jeneponto maupun Bulukumba menunjukkan kurangnya penanganan pasca panen jagung dengan baik. Cara yang tepat melakukan prosesing benih jagung adalah (1) menentukan waktu panen yang tepat yaitu pada saat biji jagung sudah mengalami masak fisiologis ditandai dengan terbentuknya blacklayer pada biji jagung, (2) melakukan pengeringan tongkol jagung hingga kadar air mencapai sekitar 17-18%, (3) melakukan seleksi tongkol dengan cara memisahkan tongkol kecil/inferior dan besar, (4) melakukan pengeringan biji hingga kadar air mencapai 10-11%, (5) melakukan sortasi biji dengan memisahkan biji besar dan kecil (6) melakukan penyimpanan benih dengan menggunakan wadah yang kedap udara. Dari pengamatan di lapangan diketahui bahwa pada umumnya petani jagung baik di Kabupaten Jeneponto maupun Bulukumba tidak melakukan pengeringan jagung dengan baik. Penanganan jagung setelah panen dilakukan dengan cara mengangkut langsung hasil panen ke rumah dan hanya diangin-anginkan di teras rumah atau pekarangan rumah. Akibat pengeringan yang dilakukan petani tidak maksimal menyebabkan kadar air jagung masih sangat tinggi sehingga memicu timbulnya serangan jamur. Menurut Barton dalam Justice dan Bass (1979), kadar air merupakan faktor yang paling mempengaruhi kemunduran benih. Lebih lanjut dikatakan bahwa kemunduran benih meningkat sejalan dengan meningkatnya kadar air benih, sedangkan menurut Harrington (1972) dan Delouche (1990), ketahanan simpan benih dipengaruhi oleh dua faktor yaitu kadar air dan suhu. Namun faktor suhu hanya berperan nyata pada kondisi kadar air dimana sel-sel pada benih dapat bermetabolisme (dalam kondisi air aktif yang memungkinkan proses metabolisme dapat berjalan).   29
  • 4. Superman : Suara Perlindungan Tanaman, Vol.1.,No.1.,2011 Penyimpanan jagung di tingkat petani baik di Kabupaten Jeneponto maupun Bulukumba umumnya dilakukan dengan meletakkan jagung di atas para-para dalam bentuk kelobot dan sebagian dalam bentuk jagung pipilan. Beberapa petani melakukan penyimpanan jagung dengan cara menghamparkan pada teras rumah yang berlantai papan, disimpan dengan menggunakan jerigen, karung, baskom dan ada pula yang menggantungnya di bawah kolong rumah.   Penyimpanan benih pada ruang terbuka akan mempercepat terjadinya kemunduran mutu benih. Hal ini dikatakan pula oleh Robi’in (2007), bahwa penyimpanan benih jagung pada ruang terbuka akan mengakibatkan benih cepat mengalami kemunduran atau daya simpannya menjadi singkat akibat fluktuasi suhu dan kelembaban, oleh karena ruang simpan terbuka berhubungan langsung dengan lingkungan di luar ruangan atau melalui jendela dan ventilasi. Benih yang disimpan dalam ruang terbuka perlu dikemas dengan bahan kemasan yang tepat agar viabilitas dan vigor benih dapat dipertahankan. Kegiatan penyimpanan benih tidak terlepas dari penggunaan wadah simpan atau kemasan. Menurut Siregar (2000), terdapat beberapa sifat khusus yang harus diperhatikan dari wadah simpan adalah : (1) Permeabilitas, yaitu kemampuan wadah untuk dapat menahan kelembaban dan gas pada level tertentu, (2) Insulasi, yaitu kemampuan wadah untuk mempertahankan suhu, (3) Ukuran lubang, yaitu kemampuan wadah untuk bertahan dari serangan   30
  • 5. Rahmawati : Evaluasi Mutu Benih Jagung Tingkat Petani Di Provinsi Sulawesi Selatan serangga dan mikroorganisme yang dapat masuk melalui celah-celah kemasan, (4) Kemudahan dalam hal penanganan seperti tidak licin, mudah ditumpuk, mudah dibuka, ditutup, disegel dan mudah dibersihkan, (5) Biaya, harus diperhitungkan dengan nilai nominal dari benih sendiri. Penanganan pasca panen jagung tidak dilakukan dengan baik, oleh karena pada umumnya petani tidak mempunyai fasilitas yang mendukung pekerjaannya seperti lantai jemur, peralatan untuk memipil, menyortir biji, pengemasan dan ruang penyimpanan yang baik. Rata-rata petani baik di Kabupaten Jeneponto maupun Bulukumba tidak menyimpan benih dalam jangka waktu yang lama. Sampel jagung yang diperoleh dari petani mempunyai masa simpan antara 2 – 3 bulan. Tingkat kerusakan biji jagung petani di Kabupaten Jeneponto lebih utama disebabkan oleh serangan jamur sedangkan pada Kabupaten Bulukumba disebabkan oleh banyaknya campuran biji lain (varietas lain), biji berjamur dan berlubang tidak jauh berbeda. Pada Gambar 3 dan 4 menunjukkan persentase besarnya kerusakan biji baik oleh biji berjamur, berlubang, pecah dan adanya biji lain. Rata-rata biji berjamur pada Kabupaten Jeneponto berkisar 2,11%; biji berlubang berkisar 1,75%, biji pecah dan adanya biji lain tidak ditemukan (0%). Pada Kabupaten Bulukumba biji berjamur berkisar 4,53%; biji berlubang berkisar 5,78%; biji pecah berkisar 0,6% dan biji lain berkisar 1,56%. Dari data yang diperoleh terhadap kerusakan biji menunjukkan bahwa kerusakan biji pada jagung di tingkat petani Kabupaten Jeneponto lebih rendah dibanding Kabupaten Bulukumba. Penyimpanan benih jagung dengan kadar air yang rendah dan menggunakan kemasan yang kedap udara akan mempertahankan kualitas benih tersebut selama periode penyimpanan. Bahan kemasan yang baik adalah yang memiliki kekuatan tekanan, tahan terhadap kerusakan serta tidak mudah sobek (Anonim, 1986). Hasil yang ditunjukkan oleh Gambar 5 memperlihatkan pada Kabupaten Jeneponto jagung yang disimpan mempunyai kadar air yang lebih rendah sehingga kerusakan biji yang terjadi pun lebih rendah dibanding Kabupaten Bulukumba. Kadar air biji jagung pada Kabupaten Jeneponto berkisar 15,2 % untuk jagung berkelobot dan jagung tanpa kelobot berkisar 14,85 %, sedangkan pada Kabupaten Bulukumba untuk jagung berkelobot berkisar 17,65%; jagung tanpa kelobot berkisar 14,92% dan jagung pipilan berkisar 16,16%. Tingginya kadar air jagung yang disimpan menjadi faktor penyebab utama terjadinya kerusakan biji pada jagung. Oleh karena makin tinggi kadar air biji, makin cepat respirasi dan makin banyak CO2, air dan panas yang dihasilkan selama penyimpanan. Panas, kadar air dan kelembaban tinggi merupakan faktor-faktor yang dapat mempercepat kerusakan (Thahir et al., 1988). Hasil penelitian Saenong et al., (1999) mengatakan bahwa pada kadar air awal 10-11% benih yang disimpan dalam wadah kedap udara pada suhu kamar (28-32oC) masih memiliki daya berkecambah di   31
  • 6. Superman : Suara Perlindungan Tanaman, Vol.1.,No.1.,2011 atas 80% setelah disimpan selama 1 tahun. Demikian pula hasil penelitian Rahmawati et al., (2004), menunjukkan pada kadar air simpan 13,5%, baik biji besar maupun kecil mempunyai daya berkecambah di bawah 90% pada periode simpan 6 bulan, sedangkan pada kadar air 11,6% daya berkecambah masih di atas 90%. Hasil pengujian daya berkecambah pada sampel jagung yang berasal dari Kabupaten Jeneponto sebesar 88,6% dan Bulukumba mempunyai daya berkecambah sebesar 84,64% (dapat dilihat pada Gambar 6), sedangkan rata-rata biji utuh pada Kabupaten Jeneponto sebesar 96,64% dan Bulukumba sebesar 93,69%. Nilai daya berkecambah yang diperoleh menunjukkan terjadinya kemunduran benih yang cepat, oleh karena sampel jagung yang diamati tersebut mempunyai masa simpan sekitar 2-3 bulan. KESIMPULAN Tingkat kerusakan biji jagung petani di Kabupaten Jeneponto pada umumnya disebabkan oleh biji berjamur dan berlubang, sedangkan pada daerah Kabupaten Bulukumba disebabkan oleh biji berjamur, berlubang, adanya biji pecah dan biji varietas lain. Kadar air yang tinggi pada saat penyimpanan menjadi penyebab utama terjadinya penurunan mutu dengan cepat. Hal ini ditunjukkan dengan daya berkecambah yang rendah (<90%) sedangkan masa simpan berkisar 2 – 3 bulan.     32
  • 7. Rahmawati : Evaluasi Mutu Benih Jagung Tingkat Petani Di Provinsi Sulawesi Selatan DAFTAR PUSTAKA Anonim. 1986. Teknologi Benih. Pengolahan Benih dan Tuntunan Praktikum. Rineka Cipta. Hlm. 120-122. Delouche, J.C. 1990. Research on seed aging techniques for predicting the relative storability of seeds lots. Seed Science and Technol. 1 : 427 – 452. Harrington, J.F. 1972. Seed storage and longevity. In. T.T. Kozlowski (ed). p.145-245. Seed Biology. Vol. III. Academic Press. Newyork London. Justice, O.L dan L.N. Bass. 1979. Prinsip dan Praktek Penyimpanan Benih (Terjemahan). PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta. Hlm. 219 – 273. Rahmawati, Yamin Sinuseng dan Sania Saenong. 2006. Pengaruh Ukuran Biji pada Berbagai Tingkat Kadar Air Terhadap Viabilitas Benih. Prosiding Seminar dan Lokakarya Nasional Jagung. Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Robi’in. 2007. Perbedaan Bahan Kemasan dan Periode Simpan dan Pengaruhnya Terhadap Kadar Air Benih Jagung Dalam Ruang Simpan Terbuka. Buletin Teknik Pertanian Vol. 12. No. 1. Saenong., Syafruddin, N. Widiyati dan R. Arief. 1999. Penetapan Cara Pendugaan Daya Simpan Benih Jagung. Teknologi Unggulan, Pemacu Pembangunan Pertanian. Badan Litbang Pertanian. Jakarta. Siregar, S.T. 2000. Penyimpanan Benih (Pengemasan dan Penyimpanan Benih). Balai Perbenihan Tanaman Hutan Palembang. Palembang. Thahir, R. Sudaryono, Soemardi dan Soeharmadi. 1988. . Teknologi pasca panen jagung dalam Subandi, M. Syam dan Adi Widjono (Eds.). Jagung. Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Bogor. Widodo, W. 1991. Pemilihan Wadah Simpan dan Bahan Pencampur pada Penyimpanan Benih Mahoni. Balai Teknologi Perbenihan. Bogor.   33