SlideShare a Scribd company logo
1 of 5
Download to read offline
Andi Muhammad Amir Dan Joko Hartono : Skrining Beberapa Aksesi Jarak Pagar (Jatropha Curcas L.) Terhadap Hama Daun



               SKRINING BEBERAPA AKSESI JARAK PAGAR HIBRIDA (Jatropha curcas L.)
                                  TERHADAP HAMA DAUN



                                      Andi Muhammad Amir dan Joko Hartono
                                 Balai Penelitian Tanaman Pemanis dan Serat Malang
                                          E-mail: andimohamir@yahoo.co.id




                                                           ABSTRAK
Penelitian skrining beberapa aksesi jarak pagar hibrida (jatropha curcas l.) hasil persilangan produksi tinggi dengan
kadar minyak tinggi terhadap hama daun dilakukan di kebun percobaan Pasirian, Lumajang, Jawa Timur mulai bulan
Maret sampai dengan Agustus 2010, bertujuan untuk mendapatkan aksesi tanaman jarak pagar yang tahan terhadap
hama daun (Tungau/P. latus, Thrips dan kutu putih Ferisia virgata dari hasil persilangan antara aksesi produksi tinggi
dengan kadar minyak tinggi. Perlakuan terdiri atas 16 hibrida hasil persilangan aksesi jarak pagar hibrida berproduksi
tinggi dengan kadar minyak tinggi dan tetua betina dan jantan yaitu 1) IP-3A x Jatim-45, 2) IP-3A x Jatim-55, 3) IP-3A x
SP-67, 4) IP-3A x SM-111, 5) HS-49 x Jatim-45, 6) HS-49 x Jatim-55, 7) HS-49 x SP-67, 8) HS-49 x SM-111, 9) SP-88 x
Jatim-45, 10) SP-88 x Jatim-55, 11) SP-88 x SP-67, 12) SP-88 x SM-111, 13) SP-65 x Jatim-45, 14) SP-65 x Jatim-55, 15)
SP-65 x SP-67, 16) SP-65 x SM-111, 17) IP-3A dan 18) Jatim-45 disusun dalam rancangan acak kelompok (RAK) dan
diulang 3 kali. Parameter pengamatan adalah persentase intensitas kerusakan tanaman akibat ketiga hama daun
tersebut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa aksesi jarak pagar persilangan produksi tinggi dan kadar minyak tinggi,
yaitu SP-65 x Jatim-45 cenderung tahan terhadap hama tungau (Polyphagotarsonemus latus), SP-65 x SP-67
cenderung tahan terhadap hama Thrips dan IP-3A x Jatim 45 cenderung tahan terhadap kutu putih Ferisia virgata
dengan persentase intensitas kerusakan tanaman masing-masing 2,22%, 3,06% dan 3,89%.

Kata kunci: Jarak pagar (Jatropha curcas L. ) . Hama daun Tungau/P. latus, Thrips dan Kutu putih Ferisia. Virgata


                                                           ABSTRACT
Screening several hybrid accession Physic nut (jatropha curcas l.) from crosses of high production with high oil
content of leaf pests in the garden experiment Pasirian, Lumajang, East Java, from March until August 2010, aims to
obtain plant physic nut accessions that are resistant against leaf pests (mites/P. latus, Thrips and white lice Ferisia
virgata of the off spring of high production accessions with high oil content. The treatment consists of 16 hybrids from
crosses of accession with high production of physic nut with high oil content and elder females and males: 1) IP-3A x
Jatim-45, 2) IP -3A x Jatim-55, 3) IP-3A x SP-67, 4) IP-3A x SM-111, 5) HS-49 x x Jatim-45, 6) HS-49 x Jatim-55, 7) HS-49 x
SP-67, 8) HS-49 x SM-111, 9) SP-88 x jatim-45, 10) SP-88 x Jatim-55, 11) SP-88 x SP-67, 12) SP-88 x SM-111, 13) SP-65 x
Jatim-45, 14) SP-65 x-55 East Java, 15) SP-65 x SP-67, 16) SP-65 x SM111, 17) IP-3A and 18) Jatim-45 arranged in a
randomized block design (RAK ) and repeated 3 times. Parameters of observation is the intensity of plant damage
caused by pests third leaf. The results showed that the cross accessions of physic nut high production and high oil
content, the SP-65 x Jatim-45 tends resistant to pest mites (Polyphagotarsonemus latus), SP-65 x SP-67 Thrips tend to
be resistant to pests and IP-3A x Jatim 45 tend to be resistant to white lice Ferisia virgata with the percentage of the
intensity of crop damage respectively 2.22%, 3.06% and 3.89%.

Key words: Physic Nut (Jatropha curcas L. ), Polyphagutarsonemus latus Banks, Thrips and Ferisia virgata




                                                                1
Superman : Suara Perlindungan Tanaman, Vol.2.,No.2.,2012


                                                      PENDAHULUAN
         Krisis energi yang sedang melanda dunia saat ini memaksa untuk mencari sumber energi alaternatif yang
terbarukan. Jarak pagar (Jatropha curcas L.) termasuk famili Euphorbiaceae, yang berasal dari Amerika bagian tropis,
dengan sinonim J. acerifolia Salisb atau Curcas purgens Medik (Heyne, 1987) merupakan salah satu komoditas
pertanian yang ditetapkan sebagai salah satu sumber energi alternatif. Pengembangan tanaman jarak pagar masih
belum mencapai target meski telah diperoleh bahan tanaman yang berproduksi tinggi beserta teknologinya.
         Pengembangan tanaman jarak pagar oleh Direktorat Jenderal Perkebunan dilakukan di 21 provinsi, terutama
Nusa Tenggara Barat (NTB), Nusa Tenggara Timur (NTT), Sulawesi Tenggara, Gorontalo, Maluku dan Papua (Ditjenbun,
2006). Usaha tani jarak pagar dapat dianggap menguntungkan apabila produksi tanaman mencapai >10
ton/ha/tahun. Untuk mencapai hasil tersebut dibutuhkan varietas unggul. Dalam upaya pengembangan varietas
unggul diperlukan bahan tanaman yang bermutu tinggi dalam jumlah yang banyak. Bermutu tinggi artinya bahan
tanaman yang akan digunakan harus memenuhi persyaratan mutu yang meliputi a) mutu genetik, b) mutu fisiologik,
c) mutu fisik, dan d) mutu patologik (Luntungan dkk., 2009). Memiliki mutu genetik tinggi artinya bahan tanaman
tersebut memiliki tingkat kemurnian genetik yang tinggi, sifat-sifat yang dimunculkan sesuai dengan deskripsi varietas.
Mutu fisiologik tinggi artinya bahan tanaman yang digunakan memiliki viabilitas (daya berkecambah) yang tinggi dan
memenuhi standar yang ditetapkan. Memiliki mutu fisik tinggi artinya penampilan fisik baik, bersih dan tidak cacat.
Memiliki mutu patologik tinggi artinya bebas dari hama dan patogen yang terbawa benih/bibit seperti, hama pengisap
daun, buah dan jamur.
         Tanaman jarak pagar hidup berasosiasi dengan beberapa jenis organisme pengganggu tanaman (OPT) berupa
hama yang umumnya dapat mengakibatkan terhambatnya pertumbuhan vegetatif dan generatif sehingga berakibat
menurunkan produksi. Hasil penelitian Karmawati dkk. (2009), beberapa jenis hama utama dan potensial yang dapat
menyebabkan kerusakan pada daun adalah Selenothrips rubrocinctus Giard, Kutu putih Ferrisa virgata Coekerel,
Planococcus minor Haskell, Paracoccus marginatus Williams & Granara de Wiling, Megapulvinaria maxima Green,
Tungau Polyphagotarsonemus latus Banks., tungau Eriophydae (Prostigmata), tungau merah (Prostigmata;
Tetranychidae) dan Acrocercops sp. Hama-hama tersebut diatas banyak ditemukan pada daun-daun muda di pucuk
tanaman yang menyebabkan daun keriting, kaku dan kering.
         Secara ekonomis hama-hama tersebut sangat merugikan untuk pengembangan tanaman jarak pagar. Dalam
pengembangan tanaman tersebut diperlukan ketersediaan benih/bibit yang telah terseleksi dalam jumlah yang
banyak. Hingga saat telah ditemukan 4 (empat) aksesi jarak pagar yang berproduksi tinggi, yaitu IP-3A, HS-49, SP-88
dan SP-65, namun belum ditemukan aksesi-aksesi jarak pagar yang tahan terhadap hama-hama daun tersebut diatas.
Untuk meminimalkan kerugian akibat serangan hama, perlu diusahakan perlindungan yang efektif dengan
mengimplemetasikan sistem pengendalian hama terpadu (PHT) yaitu penggunaan aksesi/varietas yang tahan hama
maupun yang tahan penyakit.
         Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan aksesi tanaman jarak pagar yang tahan terhadap hama daun dari
hasil persilangan aksesi produksi tinggi dengan kadar minyak tinggi.

                                                  BAHAN DAN METODA
          Penelitian dilakukan di kebun percobaan Pasirian, Lumajang, Jawa Timur mulai bulan Maret sampai dengan
Agustus 2010. Perlakuan terdiri atas 16 hibrida hasil persilangan aksesi jarak pagar berproduksi tinggi dengan kadar
minyak tinggi dan tetua betina dan jantan yaitu 1) IP-3A x Jatim-45, 2) IP-3A x Jatim-55, 3) IP-3A x SP-67, 4) IP-3A x
SM-111, 5) HS-49 x Jatim-45, 6) HS-49 x Jatim-55, 7) HS-49 x SP-67, 8) HS-49 x SM-111, 9) SP-88 x Jatim-45, 10) SP-88 x
Jatim-55, 11) SP-88 x SP-67, 12) SP-88 x SM-111, 13) SP-65 x Jatim-45, 14) SP-65 x Jatim-55, 15) SP-65 x SP-67, 16) SP-
65 x SM-111, 17) IP-3A dan 18) Jatim-45 disusun dalam rancangan acak kelompok (RAK) dan diulang 3 kali.
          Perlakuan yang berupa stek ditanam dengan jarak tanam 2 x 2 m. Pengolahan tanah, pemeliharaan yang
terdiri atas pengairan, pemupukan dan penyiangan dilakukan sesuai dengan baku teknis agronomi tanaman jarak.
          Parameter pengamatan adalah persentase intensitas kerusakan tanaman akibat ketiga hama daun yaitu
Tungau/P. latus, Thrips dan kutu putih F. virgata.
          Intensitas kerusakan tanaman diamati sepertiga bagian atas tanaman sebanyak 3 tanaman sampel yang
ditentukan secara acak sistematis dengan menggunakan nilai skor. Intensitas kerusakan daun dihitung dengan
menggunakan persamaan dari Hunter et al. (1998):
          Nilai skor terdiri atas:
                    Skor 0= sehat
                    Skor 1 = 1-25% terserang sebagian

                                                           2
Andi Muhammad Amir Dan Joko Hartono : Skrining Beberapa Aksesi Jarak Pagar (Jatropha Curcas L.) Terhadap Hama Daun



                  Skor 2 = 26-50% keriting sebagian hingga setengah
                  Skor 3 = 51-75% keriting hampir semua
                  Skor 4 = 76-100% keriting hingga daun melengkung

        Intensitas kerusakan daun dihitung dengan menggunakan persamaan dari Hunter et al. (1998):

                             (n x V)
                       I = -------------- x 100%
                               NxZ

        dimana,
                  I = Persentase intensitas kerusakan;
                  n = Jumlah daun yang mempunyai nilai skor yang sama;
                  V = Nilai skor dari setiap kategori kerusakan;
                  N = Jumlah daun yang diamati
                  Z = Nilai skala kategori serangan tertinggi.

                                                 HASIL DAN PEMBAHASAN
Intensitas kerusakan tanaman akibat serangan hama kutu daun Tungau/P. latus, Thrips dan kutu putih Ferisia
virgata.
         Hasil pengamatan persentase intensitas kerusakan pada tanaman jarak pagar yang terserang hama kutu daun
(Tungau/P. latus, Thrips dan kutu putih Ferisia virgata) pada 16 aksesi hibrida hasil persilangan antara aksesi jarak
pagar (J. curcas) produksi tinggi dan kadar minyak tinggi disajikan pada Gambar 1, 2 dan 3. Pada Gambar 1, terlihat
bahwa persentae intensitas serangan dari 16 aksesi hibrida cukup bervariasi, persentase intensitas kerusakan
tanaman berkisar antara 2,22 – 20,78%. Hibrida hasil persilangan yang menunjukkan persentase intensitas kerusakan
yang terendah adalah hibrida SP-65 x Jatim-45 yaitu 2,22%, kemudian berturut-turut adalah SP-88 x Jatim 55 dan HS-
49 x SM-111, yaitu 5,28%.dan 5,78%.




                         Gambar 1. Rata-rata persentase intensitas kerusakan tanaman
                                   akibat serangan tungau P. latus) pada 16 aksesi hibrida
                                    jarak pagar hasil persilangan.

        Pada Gambar 2, persentase intensitas kerusakan tanaman jarak pagar pada 16 aksesi hibrida hasil persilangan
antara aksesi jarak pagar (J. curcas) produksi tinggi dan kadar minyak tinggi akibat serangan Thrips juga bervariasi dan
tidak menunjukkan perbedaan yang nyata. Hibrida hasil persilangan yang menunjukkan persentase intensitas
kerusakan yang terendah adalah hibrida SP-65 x SP-67 yaitu 3,06%, kemudian berturut-turut adalah IP-3A x Jatim 55
dan SP-88 x Jatim-55 yaitu 5,00% dan 5,89%.


                                                               3
Superman : Suara Perlindungan Tanaman, Vol.2.,No.2.,2012




                         Gambar 2. Rata-rata persentase intensitas kerusakan tanaman
                                   akibat serangan Thrips pada 16 aksesi hibrida jarak
                                   pagar hasil persilangan

         Persentase intensitas kerusakan jarak pagar pada 16 aksesi hibrida hasil persilangan antara aksesi jarak pagar
(J. curcas) produksi tinggi dan kadar minyak tinggi akibat serangan kutu putih F. virgata disajikan pada Gambar 3.
Pada gambar tersebut rata-rata, persentase intensitas kerusakan tanaman jarak pagar pada 16 aksesi hibrida hasil
persilangan antara aksesi jarak pagar (J. curcas) produksi tinggi dan kadar minyak tinggi akibat serangan kutu putih F.
virgata juga bervariasi dan tidak menunjukkan perbedaan yang nyata. Hibrida hasil persilangan yang menunjukkan
persentase intensitas kerusakan yang terendah adalah IP-3A x Jatim 45 yaitu 3,89% kemudian berturut-turut adalah
SP-88 x Jatim 45 dan SP-65 x SP-67 yaitu 4,77% dan 8,43%.




                            Gambar 3. Rata-rata persentase intensitas kerusakan tanaman
                                      akibat serangan kutu putih Ferisia virgata pada 16
                                      aksesi hibrida jarak pagar hasil persilangan.

         Intensitas kerusakan tanaman pada 16 aksesi hibrida hasil persilangan jarak pagar produksi tinggi dan kadar
minyak tinggi sangat bervariasi. Hal tersebut kemungkinan dipengaruhi oleh faktor pengendali sifat ketahanan yang
belum diketahui, namun diduga dipengaruhi oleh faktor fisik, kimiawi, anatomis, fisiologis dan genetis. Painter (1968),
mengemukakan bahwa ketahanan tanaman dikelompokkan atas tiga dasar, yaitu preferensi/non preferensi, antibiosis
dan toleransi.
         Hubungan serangga dengan tanaman inang, selain dilihat dari segi fisiologi serangga, juga dilihat dari sifat
morfologis dan fisiologis tanaman sebagai sumber rangsangan utama. Ciri morfologi tertentu dapat menghasilkan
rangsangan fisik untuk kegiatan makan serangga atau kegiatan peletakan telur. Variasi dalam ukuran daun, bentuk
warna, kekerasan jaringan tanaman, adanya rambit dan tonjolan dapat menentukan seberapa jauh derajat
penerimaan serangga terhadap tanaman tertentu. Pada ciri fisiologi yang mempengaruhi serangga biasanya berupa
zat kimia yang dihasilkan oleh metabolisme tanaman baik metabolisme primer maupun sekunder. Hasil metabolisme
                                                         4
Andi Muhammad Amir Dan Joko Hartono : Skrining Beberapa Aksesi Jarak Pagar (Jatropha Curcas L.) Terhadap Hama Daun



primer adalah karbohidrat, protein, lipid, hormon dan enzym senyawa organik. Beberapa metabolit primer dapat
menjadi rangsangan makan, bagian dari nutrisi serangga dan mungkin sebagai racun (Kasumbogo, 1993).
         Ketahanan tanaman terhadap gangguan serangga dapat diukur dari pengaruhnya terhadap bagian tanaman,
antara lain terhambatnya pertumbuhan, kerusakan bagian tanaman, penurunan atau kehilangan hasil, sedang dari
serangganya adalah keperidian serangga betina dan persentase telur yang menetas (Kogan, 1975).

                                                         KESIMPULAN
         Hasil penelitian menunjukkan bahwa persilangan aksesi jarak pagar persilangan produksi tinggi dan kadar
minyak tinggi, yaitu SP-65 x Jatim-45 cenderung tahan terhadap hama tungau (Polyphagotarsonemus latus), SP-65 x
SP-67 cenderung tahan terhadap hama Thrips dan IP-3A x Jatim 45 cenderung tahan terhadap kutu putih Ferisia
virgata dengan persentase intensitas kerusakan tanaman masing-masing 2,22%, 3,06% dan 3,89%.

                                                      DAFTAR PUSTAKA
Ditjenbun. 2006. Perkembangan Aksi Energi Alternatif: Pengembangan jarak pagar. Senin, 18 Desember 2006.
        URL.:http://ditjenbun.deptan.go.id/
Heyne. K. 1987. Tumbuhan Berguna Indonesia. Diterjemahkan oleh badan Litbang Kehutanan. 2521 hal..
Hunter, WB., E. Hiebert, SE. Webb, J.H. Tsai, JE. Polston. 1988. ocation of eminivirus In The Whitefly Bemisia tabaci
        (Homoptera : Aleyrodidae). Plant Disease . 82: 1147-151. The American Phytopathological Society.
Luntungan H. T. dan Rr. Sri Hartati, R.D. Purwati, H. Sudarmo, Hasnam, Maftuchah dan Moch. Cholik. 2009 Bahan
        Tanaman. Menjawab Tantangan Krisis Energi. Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan Pertanian.
        Deptan. 2009. Hal. 21-40.
Karmawati E., W. Rumini, Sri Yuni Astuti, T. Yulianti dan Nur Asbani. 2009. Hama dan Penyakit. Teknologi Jarak pagar
       Menjawab Tantangan Krisis Energi. Pusat Penelitian Perkebunan. Badan Penelitian dan Pengembangan
       Pertanian. Departemen pertanian. 2009. Hal.55-69.
Kasumbogo, U. 1993. Pengantar Pengelolaan Hama Terpadu. Gadjah Mada press. Jogjakarta. Hal. 132-151.
Kogan, M. 1975. Plant Resistences in Pest management in Metcalf, R. L., and W. Luckmann (ed) Introduction to Pest
        Management. A Wiley Inter Science. Canada. P. 103-146.
Painter, R.H. 1968. Insect Resistance in Crops plants. The University of kansas. 520 p.




                                                                5

More Related Content

Viewers also liked

Cleantech - Solving Legal Challenges of Finnish Cleantech-sector Companies Gr...
Cleantech - Solving Legal Challenges of Finnish Cleantech-sector Companies Gr...Cleantech - Solving Legal Challenges of Finnish Cleantech-sector Companies Gr...
Cleantech - Solving Legal Challenges of Finnish Cleantech-sector Companies Gr...Jan Lindberg
 
Bibliotheek van de toekomst! (Vincent Ariëns)
Bibliotheek van de toekomst! (Vincent Ariëns)Bibliotheek van de toekomst! (Vincent Ariëns)
Bibliotheek van de toekomst! (Vincent Ariëns)Seats2meetcom
 
Rhino
RhinoRhino
Rhinod_chu
 
Leadership strategy dcp
Leadership strategy dcpLeadership strategy dcp
Leadership strategy dcptmd55
 
Droles Tendres Et Insolites 33 Gj
Droles Tendres Et Insolites 33 GjDroles Tendres Et Insolites 33 Gj
Droles Tendres Et Insolites 33 GjRenny
 
Presentatie Bovag (Vincent Ariëns)
Presentatie Bovag  (Vincent Ariëns)Presentatie Bovag  (Vincent Ariëns)
Presentatie Bovag (Vincent Ariëns)Seats2meetcom
 
9 ramlan-kajian artropoda
9 ramlan-kajian artropoda9 ramlan-kajian artropoda
9 ramlan-kajian artropodaxie_yeuw_jack
 

Viewers also liked (8)

Cleantech - Solving Legal Challenges of Finnish Cleantech-sector Companies Gr...
Cleantech - Solving Legal Challenges of Finnish Cleantech-sector Companies Gr...Cleantech - Solving Legal Challenges of Finnish Cleantech-sector Companies Gr...
Cleantech - Solving Legal Challenges of Finnish Cleantech-sector Companies Gr...
 
Bibliotheek van de toekomst! (Vincent Ariëns)
Bibliotheek van de toekomst! (Vincent Ariëns)Bibliotheek van de toekomst! (Vincent Ariëns)
Bibliotheek van de toekomst! (Vincent Ariëns)
 
Rhino
RhinoRhino
Rhino
 
Leadership strategy dcp
Leadership strategy dcpLeadership strategy dcp
Leadership strategy dcp
 
Droles Tendres Et Insolites 33 Gj
Droles Tendres Et Insolites 33 GjDroles Tendres Et Insolites 33 Gj
Droles Tendres Et Insolites 33 Gj
 
Muguri de tei (4)
Muguri de tei (4)Muguri de tei (4)
Muguri de tei (4)
 
Presentatie Bovag (Vincent Ariëns)
Presentatie Bovag  (Vincent Ariëns)Presentatie Bovag  (Vincent Ariëns)
Presentatie Bovag (Vincent Ariëns)
 
9 ramlan-kajian artropoda
9 ramlan-kajian artropoda9 ramlan-kajian artropoda
9 ramlan-kajian artropoda
 

Similar to JATROPHASCREEN

6 andi m amir - tungau kuning teh
6 andi m amir - tungau kuning teh6 andi m amir - tungau kuning teh
6 andi m amir - tungau kuning tehxie_yeuw_jack
 
Jurnal DDPT Hemiptera
Jurnal DDPT HemipteraJurnal DDPT Hemiptera
Jurnal DDPT HemipteraSurya Agus
 
Jurnal penelitian yusnawan
Jurnal penelitian yusnawanJurnal penelitian yusnawan
Jurnal penelitian yusnawanAbd Wahid
 
Pengendalian hama terpadu (PHT) Kacang Hijau (Vigna radiata)
Pengendalian hama terpadu (PHT) Kacang Hijau (Vigna radiata)Pengendalian hama terpadu (PHT) Kacang Hijau (Vigna radiata)
Pengendalian hama terpadu (PHT) Kacang Hijau (Vigna radiata)Novayanti Simamora
 
Keanekaragaman serangga
Keanekaragaman seranggaKeanekaragaman serangga
Keanekaragaman seranggaJun Mahardika
 
Journal irvandra
Journal irvandraJournal irvandra
Journal irvandrairvandr
 
Aktivitas tanaman sebagai antibakteri
Aktivitas tanaman sebagai antibakteriAktivitas tanaman sebagai antibakteri
Aktivitas tanaman sebagai antibakteriUnny Ru
 
TEKNOLOGI BUDIDAYA REFUGIA.pdf
TEKNOLOGI BUDIDAYA REFUGIA.pdfTEKNOLOGI BUDIDAYA REFUGIA.pdf
TEKNOLOGI BUDIDAYA REFUGIA.pdfAchmadMawardi4
 
112-181-2-PB.Pdf
112-181-2-PB.Pdf112-181-2-PB.Pdf
112-181-2-PB.Pdffebjoki
 
8 ayyub-varietas tahan
8 ayyub-varietas tahan8 ayyub-varietas tahan
8 ayyub-varietas tahanxie_yeuw_jack
 
Integrated pesticide management in agriculture and implementation strategy
Integrated pesticide management in agriculture and implementation strategyIntegrated pesticide management in agriculture and implementation strategy
Integrated pesticide management in agriculture and implementation strategySri T
 
PENGENALAN GEJALA KERUSAKAN TANAMAN dede
PENGENALAN GEJALA KERUSAKAN TANAMAN dedePENGENALAN GEJALA KERUSAKAN TANAMAN dede
PENGENALAN GEJALA KERUSAKAN TANAMAN dedediana novitasari
 

Similar to JATROPHASCREEN (20)

6 andi m amir - tungau kuning teh
6 andi m amir - tungau kuning teh6 andi m amir - tungau kuning teh
6 andi m amir - tungau kuning teh
 
Jurnal DDPT Hemiptera
Jurnal DDPT HemipteraJurnal DDPT Hemiptera
Jurnal DDPT Hemiptera
 
Kuliah Perlintan.pdf
Kuliah Perlintan.pdfKuliah Perlintan.pdf
Kuliah Perlintan.pdf
 
Jurnal penelitian yusnawan
Jurnal penelitian yusnawanJurnal penelitian yusnawan
Jurnal penelitian yusnawan
 
Pengendalian hama terpadu (PHT) Kacang Hijau (Vigna radiata)
Pengendalian hama terpadu (PHT) Kacang Hijau (Vigna radiata)Pengendalian hama terpadu (PHT) Kacang Hijau (Vigna radiata)
Pengendalian hama terpadu (PHT) Kacang Hijau (Vigna radiata)
 
Acara 8 LALAT BUAH
Acara 8 LALAT BUAHAcara 8 LALAT BUAH
Acara 8 LALAT BUAH
 
Rayap
RayapRayap
Rayap
 
Keanekaragaman serangga
Keanekaragaman seranggaKeanekaragaman serangga
Keanekaragaman serangga
 
6 ayyub-hama tikus
6 ayyub-hama tikus6 ayyub-hama tikus
6 ayyub-hama tikus
 
3 daftar isi-4
3 daftar isi-43 daftar isi-4
3 daftar isi-4
 
Journal irvandra
Journal irvandraJournal irvandra
Journal irvandra
 
Fix selesai
Fix selesaiFix selesai
Fix selesai
 
Tugas Materi Penyuluhan.pptx
Tugas Materi Penyuluhan.pptxTugas Materi Penyuluhan.pptx
Tugas Materi Penyuluhan.pptx
 
Aktivitas tanaman sebagai antibakteri
Aktivitas tanaman sebagai antibakteriAktivitas tanaman sebagai antibakteri
Aktivitas tanaman sebagai antibakteri
 
TEKNOLOGI BUDIDAYA REFUGIA.pdf
TEKNOLOGI BUDIDAYA REFUGIA.pdfTEKNOLOGI BUDIDAYA REFUGIA.pdf
TEKNOLOGI BUDIDAYA REFUGIA.pdf
 
112-181-2-PB.Pdf
112-181-2-PB.Pdf112-181-2-PB.Pdf
112-181-2-PB.Pdf
 
1 sampul depan
1 sampul depan1 sampul depan
1 sampul depan
 
8 ayyub-varietas tahan
8 ayyub-varietas tahan8 ayyub-varietas tahan
8 ayyub-varietas tahan
 
Integrated pesticide management in agriculture and implementation strategy
Integrated pesticide management in agriculture and implementation strategyIntegrated pesticide management in agriculture and implementation strategy
Integrated pesticide management in agriculture and implementation strategy
 
PENGENALAN GEJALA KERUSAKAN TANAMAN dede
PENGENALAN GEJALA KERUSAKAN TANAMAN dedePENGENALAN GEJALA KERUSAKAN TANAMAN dede
PENGENALAN GEJALA KERUSAKAN TANAMAN dede
 

More from xie_yeuw_jack

Dukungan litbang menuju bioindustri ed nw
Dukungan litbang menuju bioindustri ed nwDukungan litbang menuju bioindustri ed nw
Dukungan litbang menuju bioindustri ed nwxie_yeuw_jack
 
11 pedoman penulisan
11 pedoman penulisan11 pedoman penulisan
11 pedoman penulisanxie_yeuw_jack
 
10 indiati - pengendalian tungau puru
10 indiati - pengendalian tungau puru10 indiati - pengendalian tungau puru
10 indiati - pengendalian tungau puruxie_yeuw_jack
 
9 yusmani - karakter p.leccani
9 yusmani - karakter p.leccani9 yusmani - karakter p.leccani
9 yusmani - karakter p.leccanixie_yeuw_jack
 
7 nurasiah dj - reaksi bibit pisang barangan
7 nurasiah dj - reaksi bibit pisang barangan7 nurasiah dj - reaksi bibit pisang barangan
7 nurasiah dj - reaksi bibit pisang baranganxie_yeuw_jack
 
5 bedjo-helicoverpa 2011
5 bedjo-helicoverpa 20115 bedjo-helicoverpa 2011
5 bedjo-helicoverpa 2011xie_yeuw_jack
 
10 pedoman penulisan
10 pedoman penulisan10 pedoman penulisan
10 pedoman penulisanxie_yeuw_jack
 
9 surtikanti - penyakit bulai 2
9 surtikanti - penyakit bulai 29 surtikanti - penyakit bulai 2
9 surtikanti - penyakit bulai 2xie_yeuw_jack
 
7 hardaningsih - penyakit kacang-kacangan---ok
7 hardaningsih - penyakit kacang-kacangan---ok7 hardaningsih - penyakit kacang-kacangan---ok
7 hardaningsih - penyakit kacang-kacangan---okxie_yeuw_jack
 
7 hardaningsih - penyakit kacang-kacangan
7 hardaningsih - penyakit kacang-kacangan7 hardaningsih - penyakit kacang-kacangan
7 hardaningsih - penyakit kacang-kacanganxie_yeuw_jack
 
6 yusmni - lecanicillium lecanii bemisia tabaci
6 yusmni - lecanicillium lecanii bemisia tabaci6 yusmni - lecanicillium lecanii bemisia tabaci
6 yusmni - lecanicillium lecanii bemisia tabacixie_yeuw_jack
 
5 hardaningsih - evaluasi ketahanan beberapa k.tanah
5 hardaningsih - evaluasi ketahanan beberapa k.tanah5 hardaningsih - evaluasi ketahanan beberapa k.tanah
5 hardaningsih - evaluasi ketahanan beberapa k.tanahxie_yeuw_jack
 
8 yusmani - efikasi cendawan entomopatogens
8 yusmani - efikasi cendawan entomopatogens8 yusmani - efikasi cendawan entomopatogens
8 yusmani - efikasi cendawan entomopatogensxie_yeuw_jack
 
6 nurjanani-identifikasi-bawang merah
6 nurjanani-identifikasi-bawang merah6 nurjanani-identifikasi-bawang merah
6 nurjanani-identifikasi-bawang merahxie_yeuw_jack
 

More from xie_yeuw_jack (20)

Dukungan litbang menuju bioindustri ed nw
Dukungan litbang menuju bioindustri ed nwDukungan litbang menuju bioindustri ed nw
Dukungan litbang menuju bioindustri ed nw
 
11 pedoman penulisan
11 pedoman penulisan11 pedoman penulisan
11 pedoman penulisan
 
10 indiati - pengendalian tungau puru
10 indiati - pengendalian tungau puru10 indiati - pengendalian tungau puru
10 indiati - pengendalian tungau puru
 
9 yusmani - karakter p.leccani
9 yusmani - karakter p.leccani9 yusmani - karakter p.leccani
9 yusmani - karakter p.leccani
 
7 nurasiah dj - reaksi bibit pisang barangan
7 nurasiah dj - reaksi bibit pisang barangan7 nurasiah dj - reaksi bibit pisang barangan
7 nurasiah dj - reaksi bibit pisang barangan
 
2 dewan penyunting
2 dewan penyunting2 dewan penyunting
2 dewan penyunting
 
12 sampul belakang
12 sampul belakang12 sampul belakang
12 sampul belakang
 
5 bedjo-helicoverpa 2011
5 bedjo-helicoverpa 20115 bedjo-helicoverpa 2011
5 bedjo-helicoverpa 2011
 
10 pedoman penulisan
10 pedoman penulisan10 pedoman penulisan
10 pedoman penulisan
 
9 surtikanti - penyakit bulai 2
9 surtikanti - penyakit bulai 29 surtikanti - penyakit bulai 2
9 surtikanti - penyakit bulai 2
 
7 hardaningsih - penyakit kacang-kacangan---ok
7 hardaningsih - penyakit kacang-kacangan---ok7 hardaningsih - penyakit kacang-kacangan---ok
7 hardaningsih - penyakit kacang-kacangan---ok
 
7 hardaningsih - penyakit kacang-kacangan
7 hardaningsih - penyakit kacang-kacangan7 hardaningsih - penyakit kacang-kacangan
7 hardaningsih - penyakit kacang-kacangan
 
6 yusmni - lecanicillium lecanii bemisia tabaci
6 yusmni - lecanicillium lecanii bemisia tabaci6 yusmni - lecanicillium lecanii bemisia tabaci
6 yusmni - lecanicillium lecanii bemisia tabaci
 
5 hardaningsih - evaluasi ketahanan beberapa k.tanah
5 hardaningsih - evaluasi ketahanan beberapa k.tanah5 hardaningsih - evaluasi ketahanan beberapa k.tanah
5 hardaningsih - evaluasi ketahanan beberapa k.tanah
 
3 daftar isi-4
3 daftar isi-43 daftar isi-4
3 daftar isi-4
 
2 dewan penyunting
2 dewan penyunting2 dewan penyunting
2 dewan penyunting
 
1 sampul depan
1 sampul depan1 sampul depan
1 sampul depan
 
11 sampul belakang
11 sampul belakang11 sampul belakang
11 sampul belakang
 
8 yusmani - efikasi cendawan entomopatogens
8 yusmani - efikasi cendawan entomopatogens8 yusmani - efikasi cendawan entomopatogens
8 yusmani - efikasi cendawan entomopatogens
 
6 nurjanani-identifikasi-bawang merah
6 nurjanani-identifikasi-bawang merah6 nurjanani-identifikasi-bawang merah
6 nurjanani-identifikasi-bawang merah
 

JATROPHASCREEN

  • 1. Andi Muhammad Amir Dan Joko Hartono : Skrining Beberapa Aksesi Jarak Pagar (Jatropha Curcas L.) Terhadap Hama Daun SKRINING BEBERAPA AKSESI JARAK PAGAR HIBRIDA (Jatropha curcas L.) TERHADAP HAMA DAUN Andi Muhammad Amir dan Joko Hartono Balai Penelitian Tanaman Pemanis dan Serat Malang E-mail: andimohamir@yahoo.co.id ABSTRAK Penelitian skrining beberapa aksesi jarak pagar hibrida (jatropha curcas l.) hasil persilangan produksi tinggi dengan kadar minyak tinggi terhadap hama daun dilakukan di kebun percobaan Pasirian, Lumajang, Jawa Timur mulai bulan Maret sampai dengan Agustus 2010, bertujuan untuk mendapatkan aksesi tanaman jarak pagar yang tahan terhadap hama daun (Tungau/P. latus, Thrips dan kutu putih Ferisia virgata dari hasil persilangan antara aksesi produksi tinggi dengan kadar minyak tinggi. Perlakuan terdiri atas 16 hibrida hasil persilangan aksesi jarak pagar hibrida berproduksi tinggi dengan kadar minyak tinggi dan tetua betina dan jantan yaitu 1) IP-3A x Jatim-45, 2) IP-3A x Jatim-55, 3) IP-3A x SP-67, 4) IP-3A x SM-111, 5) HS-49 x Jatim-45, 6) HS-49 x Jatim-55, 7) HS-49 x SP-67, 8) HS-49 x SM-111, 9) SP-88 x Jatim-45, 10) SP-88 x Jatim-55, 11) SP-88 x SP-67, 12) SP-88 x SM-111, 13) SP-65 x Jatim-45, 14) SP-65 x Jatim-55, 15) SP-65 x SP-67, 16) SP-65 x SM-111, 17) IP-3A dan 18) Jatim-45 disusun dalam rancangan acak kelompok (RAK) dan diulang 3 kali. Parameter pengamatan adalah persentase intensitas kerusakan tanaman akibat ketiga hama daun tersebut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa aksesi jarak pagar persilangan produksi tinggi dan kadar minyak tinggi, yaitu SP-65 x Jatim-45 cenderung tahan terhadap hama tungau (Polyphagotarsonemus latus), SP-65 x SP-67 cenderung tahan terhadap hama Thrips dan IP-3A x Jatim 45 cenderung tahan terhadap kutu putih Ferisia virgata dengan persentase intensitas kerusakan tanaman masing-masing 2,22%, 3,06% dan 3,89%. Kata kunci: Jarak pagar (Jatropha curcas L. ) . Hama daun Tungau/P. latus, Thrips dan Kutu putih Ferisia. Virgata ABSTRACT Screening several hybrid accession Physic nut (jatropha curcas l.) from crosses of high production with high oil content of leaf pests in the garden experiment Pasirian, Lumajang, East Java, from March until August 2010, aims to obtain plant physic nut accessions that are resistant against leaf pests (mites/P. latus, Thrips and white lice Ferisia virgata of the off spring of high production accessions with high oil content. The treatment consists of 16 hybrids from crosses of accession with high production of physic nut with high oil content and elder females and males: 1) IP-3A x Jatim-45, 2) IP -3A x Jatim-55, 3) IP-3A x SP-67, 4) IP-3A x SM-111, 5) HS-49 x x Jatim-45, 6) HS-49 x Jatim-55, 7) HS-49 x SP-67, 8) HS-49 x SM-111, 9) SP-88 x jatim-45, 10) SP-88 x Jatim-55, 11) SP-88 x SP-67, 12) SP-88 x SM-111, 13) SP-65 x Jatim-45, 14) SP-65 x-55 East Java, 15) SP-65 x SP-67, 16) SP-65 x SM111, 17) IP-3A and 18) Jatim-45 arranged in a randomized block design (RAK ) and repeated 3 times. Parameters of observation is the intensity of plant damage caused by pests third leaf. The results showed that the cross accessions of physic nut high production and high oil content, the SP-65 x Jatim-45 tends resistant to pest mites (Polyphagotarsonemus latus), SP-65 x SP-67 Thrips tend to be resistant to pests and IP-3A x Jatim 45 tend to be resistant to white lice Ferisia virgata with the percentage of the intensity of crop damage respectively 2.22%, 3.06% and 3.89%. Key words: Physic Nut (Jatropha curcas L. ), Polyphagutarsonemus latus Banks, Thrips and Ferisia virgata 1
  • 2. Superman : Suara Perlindungan Tanaman, Vol.2.,No.2.,2012 PENDAHULUAN Krisis energi yang sedang melanda dunia saat ini memaksa untuk mencari sumber energi alaternatif yang terbarukan. Jarak pagar (Jatropha curcas L.) termasuk famili Euphorbiaceae, yang berasal dari Amerika bagian tropis, dengan sinonim J. acerifolia Salisb atau Curcas purgens Medik (Heyne, 1987) merupakan salah satu komoditas pertanian yang ditetapkan sebagai salah satu sumber energi alternatif. Pengembangan tanaman jarak pagar masih belum mencapai target meski telah diperoleh bahan tanaman yang berproduksi tinggi beserta teknologinya. Pengembangan tanaman jarak pagar oleh Direktorat Jenderal Perkebunan dilakukan di 21 provinsi, terutama Nusa Tenggara Barat (NTB), Nusa Tenggara Timur (NTT), Sulawesi Tenggara, Gorontalo, Maluku dan Papua (Ditjenbun, 2006). Usaha tani jarak pagar dapat dianggap menguntungkan apabila produksi tanaman mencapai >10 ton/ha/tahun. Untuk mencapai hasil tersebut dibutuhkan varietas unggul. Dalam upaya pengembangan varietas unggul diperlukan bahan tanaman yang bermutu tinggi dalam jumlah yang banyak. Bermutu tinggi artinya bahan tanaman yang akan digunakan harus memenuhi persyaratan mutu yang meliputi a) mutu genetik, b) mutu fisiologik, c) mutu fisik, dan d) mutu patologik (Luntungan dkk., 2009). Memiliki mutu genetik tinggi artinya bahan tanaman tersebut memiliki tingkat kemurnian genetik yang tinggi, sifat-sifat yang dimunculkan sesuai dengan deskripsi varietas. Mutu fisiologik tinggi artinya bahan tanaman yang digunakan memiliki viabilitas (daya berkecambah) yang tinggi dan memenuhi standar yang ditetapkan. Memiliki mutu fisik tinggi artinya penampilan fisik baik, bersih dan tidak cacat. Memiliki mutu patologik tinggi artinya bebas dari hama dan patogen yang terbawa benih/bibit seperti, hama pengisap daun, buah dan jamur. Tanaman jarak pagar hidup berasosiasi dengan beberapa jenis organisme pengganggu tanaman (OPT) berupa hama yang umumnya dapat mengakibatkan terhambatnya pertumbuhan vegetatif dan generatif sehingga berakibat menurunkan produksi. Hasil penelitian Karmawati dkk. (2009), beberapa jenis hama utama dan potensial yang dapat menyebabkan kerusakan pada daun adalah Selenothrips rubrocinctus Giard, Kutu putih Ferrisa virgata Coekerel, Planococcus minor Haskell, Paracoccus marginatus Williams & Granara de Wiling, Megapulvinaria maxima Green, Tungau Polyphagotarsonemus latus Banks., tungau Eriophydae (Prostigmata), tungau merah (Prostigmata; Tetranychidae) dan Acrocercops sp. Hama-hama tersebut diatas banyak ditemukan pada daun-daun muda di pucuk tanaman yang menyebabkan daun keriting, kaku dan kering. Secara ekonomis hama-hama tersebut sangat merugikan untuk pengembangan tanaman jarak pagar. Dalam pengembangan tanaman tersebut diperlukan ketersediaan benih/bibit yang telah terseleksi dalam jumlah yang banyak. Hingga saat telah ditemukan 4 (empat) aksesi jarak pagar yang berproduksi tinggi, yaitu IP-3A, HS-49, SP-88 dan SP-65, namun belum ditemukan aksesi-aksesi jarak pagar yang tahan terhadap hama-hama daun tersebut diatas. Untuk meminimalkan kerugian akibat serangan hama, perlu diusahakan perlindungan yang efektif dengan mengimplemetasikan sistem pengendalian hama terpadu (PHT) yaitu penggunaan aksesi/varietas yang tahan hama maupun yang tahan penyakit. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan aksesi tanaman jarak pagar yang tahan terhadap hama daun dari hasil persilangan aksesi produksi tinggi dengan kadar minyak tinggi. BAHAN DAN METODA Penelitian dilakukan di kebun percobaan Pasirian, Lumajang, Jawa Timur mulai bulan Maret sampai dengan Agustus 2010. Perlakuan terdiri atas 16 hibrida hasil persilangan aksesi jarak pagar berproduksi tinggi dengan kadar minyak tinggi dan tetua betina dan jantan yaitu 1) IP-3A x Jatim-45, 2) IP-3A x Jatim-55, 3) IP-3A x SP-67, 4) IP-3A x SM-111, 5) HS-49 x Jatim-45, 6) HS-49 x Jatim-55, 7) HS-49 x SP-67, 8) HS-49 x SM-111, 9) SP-88 x Jatim-45, 10) SP-88 x Jatim-55, 11) SP-88 x SP-67, 12) SP-88 x SM-111, 13) SP-65 x Jatim-45, 14) SP-65 x Jatim-55, 15) SP-65 x SP-67, 16) SP- 65 x SM-111, 17) IP-3A dan 18) Jatim-45 disusun dalam rancangan acak kelompok (RAK) dan diulang 3 kali. Perlakuan yang berupa stek ditanam dengan jarak tanam 2 x 2 m. Pengolahan tanah, pemeliharaan yang terdiri atas pengairan, pemupukan dan penyiangan dilakukan sesuai dengan baku teknis agronomi tanaman jarak. Parameter pengamatan adalah persentase intensitas kerusakan tanaman akibat ketiga hama daun yaitu Tungau/P. latus, Thrips dan kutu putih F. virgata. Intensitas kerusakan tanaman diamati sepertiga bagian atas tanaman sebanyak 3 tanaman sampel yang ditentukan secara acak sistematis dengan menggunakan nilai skor. Intensitas kerusakan daun dihitung dengan menggunakan persamaan dari Hunter et al. (1998): Nilai skor terdiri atas: Skor 0= sehat Skor 1 = 1-25% terserang sebagian 2
  • 3. Andi Muhammad Amir Dan Joko Hartono : Skrining Beberapa Aksesi Jarak Pagar (Jatropha Curcas L.) Terhadap Hama Daun Skor 2 = 26-50% keriting sebagian hingga setengah Skor 3 = 51-75% keriting hampir semua Skor 4 = 76-100% keriting hingga daun melengkung Intensitas kerusakan daun dihitung dengan menggunakan persamaan dari Hunter et al. (1998): (n x V) I = -------------- x 100% NxZ dimana, I = Persentase intensitas kerusakan; n = Jumlah daun yang mempunyai nilai skor yang sama; V = Nilai skor dari setiap kategori kerusakan; N = Jumlah daun yang diamati Z = Nilai skala kategori serangan tertinggi. HASIL DAN PEMBAHASAN Intensitas kerusakan tanaman akibat serangan hama kutu daun Tungau/P. latus, Thrips dan kutu putih Ferisia virgata. Hasil pengamatan persentase intensitas kerusakan pada tanaman jarak pagar yang terserang hama kutu daun (Tungau/P. latus, Thrips dan kutu putih Ferisia virgata) pada 16 aksesi hibrida hasil persilangan antara aksesi jarak pagar (J. curcas) produksi tinggi dan kadar minyak tinggi disajikan pada Gambar 1, 2 dan 3. Pada Gambar 1, terlihat bahwa persentae intensitas serangan dari 16 aksesi hibrida cukup bervariasi, persentase intensitas kerusakan tanaman berkisar antara 2,22 – 20,78%. Hibrida hasil persilangan yang menunjukkan persentase intensitas kerusakan yang terendah adalah hibrida SP-65 x Jatim-45 yaitu 2,22%, kemudian berturut-turut adalah SP-88 x Jatim 55 dan HS- 49 x SM-111, yaitu 5,28%.dan 5,78%. Gambar 1. Rata-rata persentase intensitas kerusakan tanaman akibat serangan tungau P. latus) pada 16 aksesi hibrida jarak pagar hasil persilangan. Pada Gambar 2, persentase intensitas kerusakan tanaman jarak pagar pada 16 aksesi hibrida hasil persilangan antara aksesi jarak pagar (J. curcas) produksi tinggi dan kadar minyak tinggi akibat serangan Thrips juga bervariasi dan tidak menunjukkan perbedaan yang nyata. Hibrida hasil persilangan yang menunjukkan persentase intensitas kerusakan yang terendah adalah hibrida SP-65 x SP-67 yaitu 3,06%, kemudian berturut-turut adalah IP-3A x Jatim 55 dan SP-88 x Jatim-55 yaitu 5,00% dan 5,89%. 3
  • 4. Superman : Suara Perlindungan Tanaman, Vol.2.,No.2.,2012 Gambar 2. Rata-rata persentase intensitas kerusakan tanaman akibat serangan Thrips pada 16 aksesi hibrida jarak pagar hasil persilangan Persentase intensitas kerusakan jarak pagar pada 16 aksesi hibrida hasil persilangan antara aksesi jarak pagar (J. curcas) produksi tinggi dan kadar minyak tinggi akibat serangan kutu putih F. virgata disajikan pada Gambar 3. Pada gambar tersebut rata-rata, persentase intensitas kerusakan tanaman jarak pagar pada 16 aksesi hibrida hasil persilangan antara aksesi jarak pagar (J. curcas) produksi tinggi dan kadar minyak tinggi akibat serangan kutu putih F. virgata juga bervariasi dan tidak menunjukkan perbedaan yang nyata. Hibrida hasil persilangan yang menunjukkan persentase intensitas kerusakan yang terendah adalah IP-3A x Jatim 45 yaitu 3,89% kemudian berturut-turut adalah SP-88 x Jatim 45 dan SP-65 x SP-67 yaitu 4,77% dan 8,43%. Gambar 3. Rata-rata persentase intensitas kerusakan tanaman akibat serangan kutu putih Ferisia virgata pada 16 aksesi hibrida jarak pagar hasil persilangan. Intensitas kerusakan tanaman pada 16 aksesi hibrida hasil persilangan jarak pagar produksi tinggi dan kadar minyak tinggi sangat bervariasi. Hal tersebut kemungkinan dipengaruhi oleh faktor pengendali sifat ketahanan yang belum diketahui, namun diduga dipengaruhi oleh faktor fisik, kimiawi, anatomis, fisiologis dan genetis. Painter (1968), mengemukakan bahwa ketahanan tanaman dikelompokkan atas tiga dasar, yaitu preferensi/non preferensi, antibiosis dan toleransi. Hubungan serangga dengan tanaman inang, selain dilihat dari segi fisiologi serangga, juga dilihat dari sifat morfologis dan fisiologis tanaman sebagai sumber rangsangan utama. Ciri morfologi tertentu dapat menghasilkan rangsangan fisik untuk kegiatan makan serangga atau kegiatan peletakan telur. Variasi dalam ukuran daun, bentuk warna, kekerasan jaringan tanaman, adanya rambit dan tonjolan dapat menentukan seberapa jauh derajat penerimaan serangga terhadap tanaman tertentu. Pada ciri fisiologi yang mempengaruhi serangga biasanya berupa zat kimia yang dihasilkan oleh metabolisme tanaman baik metabolisme primer maupun sekunder. Hasil metabolisme 4
  • 5. Andi Muhammad Amir Dan Joko Hartono : Skrining Beberapa Aksesi Jarak Pagar (Jatropha Curcas L.) Terhadap Hama Daun primer adalah karbohidrat, protein, lipid, hormon dan enzym senyawa organik. Beberapa metabolit primer dapat menjadi rangsangan makan, bagian dari nutrisi serangga dan mungkin sebagai racun (Kasumbogo, 1993). Ketahanan tanaman terhadap gangguan serangga dapat diukur dari pengaruhnya terhadap bagian tanaman, antara lain terhambatnya pertumbuhan, kerusakan bagian tanaman, penurunan atau kehilangan hasil, sedang dari serangganya adalah keperidian serangga betina dan persentase telur yang menetas (Kogan, 1975). KESIMPULAN Hasil penelitian menunjukkan bahwa persilangan aksesi jarak pagar persilangan produksi tinggi dan kadar minyak tinggi, yaitu SP-65 x Jatim-45 cenderung tahan terhadap hama tungau (Polyphagotarsonemus latus), SP-65 x SP-67 cenderung tahan terhadap hama Thrips dan IP-3A x Jatim 45 cenderung tahan terhadap kutu putih Ferisia virgata dengan persentase intensitas kerusakan tanaman masing-masing 2,22%, 3,06% dan 3,89%. DAFTAR PUSTAKA Ditjenbun. 2006. Perkembangan Aksi Energi Alternatif: Pengembangan jarak pagar. Senin, 18 Desember 2006. URL.:http://ditjenbun.deptan.go.id/ Heyne. K. 1987. Tumbuhan Berguna Indonesia. Diterjemahkan oleh badan Litbang Kehutanan. 2521 hal.. Hunter, WB., E. Hiebert, SE. Webb, J.H. Tsai, JE. Polston. 1988. ocation of eminivirus In The Whitefly Bemisia tabaci (Homoptera : Aleyrodidae). Plant Disease . 82: 1147-151. The American Phytopathological Society. Luntungan H. T. dan Rr. Sri Hartati, R.D. Purwati, H. Sudarmo, Hasnam, Maftuchah dan Moch. Cholik. 2009 Bahan Tanaman. Menjawab Tantangan Krisis Energi. Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan Pertanian. Deptan. 2009. Hal. 21-40. Karmawati E., W. Rumini, Sri Yuni Astuti, T. Yulianti dan Nur Asbani. 2009. Hama dan Penyakit. Teknologi Jarak pagar Menjawab Tantangan Krisis Energi. Pusat Penelitian Perkebunan. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Departemen pertanian. 2009. Hal.55-69. Kasumbogo, U. 1993. Pengantar Pengelolaan Hama Terpadu. Gadjah Mada press. Jogjakarta. Hal. 132-151. Kogan, M. 1975. Plant Resistences in Pest management in Metcalf, R. L., and W. Luckmann (ed) Introduction to Pest Management. A Wiley Inter Science. Canada. P. 103-146. Painter, R.H. 1968. Insect Resistance in Crops plants. The University of kansas. 520 p. 5