Hujan adalah peristiwa turunnya butir-butir air dari langit ke permukaan bumi. Hujan juga merupakan siklus air di bumi. , samudra, sungai, danau, dan sumber - sumber air lainnya. - Uap - uap air yang naik ini pada ketinggian tertentu akan mengalami kondensasi.
Hujan adalah peristiwa turunnya butir-butir air dari langit ke permukaan bumi. Hujan juga merupakan siklus air di bumi. , samudra, sungai, danau, dan sumber - sumber air lainnya. - Uap - uap air yang naik ini pada ketinggian tertentu akan mengalami kondensasi.
Konsep kerpasan
Jenis-jenis kerpasan
Proses kejadian hujan di kawasan tropika lembap
Pengaruh hujan terhadap alam sekitar manusia
******************************************************************
Jenis kerpasan, hujan , salji, hujan beku, hujan batu, embun beku, hujan perolakan, hujan bukit
Materi Geografi peminatan kelas x tengah semester 2. di download ya kawan, insyallah lengkap. buat belajar ya, jangan buat di kumpulin ke guru terus ngakunya hasil kerja kamu.
Konsep kerpasan
Jenis-jenis kerpasan
Proses kejadian hujan di kawasan tropika lembap
Pengaruh hujan terhadap alam sekitar manusia
******************************************************************
Jenis kerpasan, hujan , salji, hujan beku, hujan batu, embun beku, hujan perolakan, hujan bukit
Materi Geografi peminatan kelas x tengah semester 2. di download ya kawan, insyallah lengkap. buat belajar ya, jangan buat di kumpulin ke guru terus ngakunya hasil kerja kamu.
Analisa Koefisien Limpasan pada Persamaan Rasional untuk Menghitung Debit Ban...Dian Werokila
Â
Dalam perencanaan dan pelaksanaan proyek-proyek teknik sipil yang berkaitan dengan pengaturan dan pemanfaatan air, dibutuhkan suatu analisis hidrologi, sehingga dalam mendesain serta menganalisis faktor-faktor utama dalam pelaksanaan suatu proyek seperti keamanan dan nilai ekonomis, aspek hidrologi tidak dapat diabaikan.
Seorang perencana harus dapat merencanakan bangunan air yang secara optimal mampu untuk mempertahankan kekuatan dan umur bangunan itu sendiri, sehingga dalam periode penggunaannya, bangunan tersebut diharapkan dapat dilalui dengan aman oleh banjir yang terjadi sampai ketinggian debit maksimum tanpa adanya kerusakan pada bangunan tersebut. Permasalahan yang terjadi adalah berapa besar debit yang harus disalurkan melalui bangunan yang besarnya tidak tentu dan berubah-ubah karena adanya banjir. Untuk mengatasi masalah tersebut diperlukan suatu perhitungan hidrologi khususnya analisis banjir rancangan.
Analisis hidrologi digunakan untuk memperkirakan debit banjir rencana, ada beberapa metode yang digunakan untuk memperkirakan besarnya debit banjir rencana mulai dari metode Rasional yang cukup sederhana sampai dengan metode yang sangat kompleks yang kemudian telah dikembangkan untuk disesuaikan dengan kondisi setempat, dikarenakan dari beberapa metode yang ada belum tentu sesuai dengan karakteristik daerah aliran sungai (DAS) yang ditinjau. Sehingga dalam memilih metode yang tepat untuk suatu DAS diperlukan kajian yang mendalam agar suatu proyek tersebut aman namun tetap bernilai ekonomis.
Persamaan Rasional merupakan salah satu cara untuk menganalisis debit banjir rencana, namun hasilnya seringkali menghasilkan penyimpangan yang cukup besar sehingga persamaan Rasional dibatasi untuk daerah dengan luas daerah aliran sungai yang kecil, yaitu kurang dari 300 ha (Goldman et.al.,1986).
Metode Rasional dikembangkan berdasarkan asumsi dalam penerapannya bahwa koefisien limpasan (C) dianggap sama untuk berbagai frekuensi hujan dan hanya dapat dihitung nilai debit puncaknya saja, volume dan waktu lamanya hidrograf banjir naik dan turun tidak dapat ditentukan.
Salah satu variabel dalam persamaan Rasional adalah koefisien limpasan (C) , faktor ini merupakan variabel yang paling menentukan hasil perhitungan debit banjir. Koefisien limpasan (C) didefinisikan sebagai perbandingan antara debit puncak aktual dengan debit puncak yang mungkin terjadi. Harga C berubah dari waktu ke waktu sesuai dengan perubahan pada faktor-faktor yang bersangkutan dengan aliran permukaan di dalam sungai, terutama kelembaban tanah, sehingga pemilihan harga koefisien limpasan (C) yang tepat memerlukan pengalaman hidrologi yang luas.
Dengan didasari latar belakang tersebut di atas, maka penulis mencoba melakukan penelitian pada suatu daerah aliran sungai agar pemilihan harga koefisien limpasan (C) pada persamaan Rasional terhadap hidrograf satuan terukur suatu daerah aliran sungai tepat sesuai dengan kondisi DAS, penelitian ini dalam bentuk tugas ak
Mata Kuliah Hidrogeologi ini Kuliah ini membahas tentang genetik, proses, dan dinamika air di dalam litosfera baik secara kuantitatif maupun kualitatif agar mahasiswa dapat melakukan analisis hidrogeologi dengan baik dan benar.
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdfNur afiyah
Â
Pembelajaran landasan pendidikan yang membahas tentang profesionalisasi pendidikan. Semoga dengan adanya materi ini dapat memudahkan kita untuk memahami dengan baik serta menambah pengetahuan kita tentang profesionalisasi pendidikan.
1. HUJAN/PRESIPITASI
INDIKATOR KOMPETENSI
INDIKATOR KOMPETENSI
MAHASISWA MEMILIKI PENGUASAAN
MAHASISWA MEMILIKI PENGUASAAN
TENTANG PENENTU, FUNGSI, ZONASI, DAN
TENTANG PENENTU, FUNGSI, ZONASI, DAN
KEDUDUKAN HUJAN DALAM IKLIM SEBAGAI
KEDUDUKAN HUJAN DALAM IKLIM SEBAGAI
SISTEM DAN HUBUNGAN DENGAN SISTEM
SISTEM DAN HUBUNGAN DENGAN SISTEM
PERTANAMAN
PERTANAMAN
3. PENGERTIAN HUJAN
• Curah hujan: tinggi air hujan (mm) yang
diterima permukaan sebelum mengalami
aliran permukaan, evaporasi dan infiltrasi.
• Hari hujan: suatu hari dengan curah hujan
minimal 0,5 mm
• Intensitas hujan: jumlah curah hujan dibagi
selang waktu terjadinya hujan
• Alat pengukur curah hujan: ombrometer &
ombrograf
• Isohyet:
garis
yang
menghubungkan
tempat-tempat dengan curah hujan sama
4. MACAM HUJAN BERDASAR PROSES KEJADIAN
Hujan Siklonal: udara panas lembab naik,
Hujan Siklonal: udara panas lembab naik,
bersama dengan angin berputar kemudian
bersama dengan angin berputar kemudian
jatuh sbg hujan.
jatuh sbg hujan.
Hujan Zenital: hujan di equator, berasal
Hujan Zenital: hujan di equator, berasal
dari angin pasat dari barat laut (lembab)
dari angin pasat dari barat laut (lembab)
menuju tenggara, jatuh hujan, udara kering
menuju tenggara, jatuh hujan, udara kering
naik
naik
Hujan Orografi: angin horisontal, naik ke
Hujan Orografi: angin horisontal, naik ke
pegunungan, membawa uap air, jatuh hujan
pegunungan, membawa uap air, jatuh hujan
di pegunungan
di pegunungan
Hujan Frontal: massa udara panas bertemu
Hujan Frontal: massa udara panas bertemu
dengan udara dingin (bidang frontal), jatuh
dengan udara dingin (bidang frontal), jatuh
hujan
hujan
5. MACAM HUJAN BERDASAR UKURAN
Hujan Gerimis: butiran air hujan, Ø<0,5 mm
Hujan Gerimis: butiran air hujan, Ø<0,5 mm
Hujan Salju: hujan kristal es, suhu << 0° C
Hujan Salju: hujan kristal es, suhu 0° C
Hujan Es: hujan berupa butiran es
Hujan Es: hujan berupa butiran es
Hujan Deras: butiran air hujan, Ø << 7 mm
Hujan Deras: butiran air hujan, Ø 7 mm
MACAM HUJAN BERDASAR JUMLAH AIR
Hujan Sedang: hujan berjumlah 20-50 mm
Hujan Sedang: hujan berjumlah 20-50 mm
hari-1..
hari-1
Hujan Lebat: hujan berjumlah 50-100 mm
Hujan Lebat: hujan berjumlah 50-100 mm
hari-1..
hari-1
Hujan Sangat lebat: hujan berjumlah >> 100
Hujan Sangat lebat: hujan berjumlah 100
mm hari-1..
mm hari-1
6. Distribusi Zonal CH Musiman
Lintang 30o LU – 30o LS:
• Zona 1: dekat equator, zona pertemuan angin pasat
timur laut dan tenggara. Hampir sepanjang tahun
menerima hujan
• Zona 2: Lintang 5o – 20o LU dan LS, CH bersifat
musiman, jumlah CH < zona 1.
• Zona 3: CH rendah, terjadi pada musim dingin
• Zona 4: CH sangat sedikit
Lintang 30o – 40o LU/LS
• Zona 5 dan 6: di antara zona konvergensi lintang
menengah dan zona angin baratan antisiklon subtropis.
Hujan sangat sedikit di musim panas, cukup banyak di
musim dingin.
7. Lintang di atas 40o
• Zona 7: CH pada semua musim
tetapi lebih banyak pada musim
panas.
• Zona 8: CH jarang sepanjang
musim. CH maksimum terjadi pada
bulan terpanas karena uap air
lebih banyak.
8. HUJAN BUATAN (RAIN MAKING/CLOUD SEEDING)
Proses tumbukan dan penggabungan
(collision & coalescence) atau
pembekuan (pembentukan es/ice
nucleation).
Mekanisme:
Bahan semai (zat higroskopik) shg
menarik uap air, menjadi awan
(hanya awan kumulus yg potensial)
9. PENGAMATAN DAN PENGOLAHAN DATA
Untuk mengetahui rata-rata curah hujan wilayah:
1. Rata-rata aritmatik
2. Metode Isohyet
3. Metode Poligon Thiessen
EVAPOTRANSPIRASI
Neraca Air
P + I = D + Ro + ET +DS
P: Curah hujan (presipitasi), I: Irigasi, D: Drainase, Ro: Run
off (aliran permukaan), ET: Evapotranspirasi, DS:
Cadangan di dalam tanah
10. BATASAN
• Evapotranspirasi (ET): kehilangan air pada
suatu luasan lahan melalui evaporasi (dari
tanah) dan transpirasi (dari tumbuhan).
• ETpotensial (ETp): Laju maksimum kehilangan
air dari suatu lahan yang tertutup rapat oleh
tajuk tanaman pendek (rumput), dengan
penyediaan air yang cukup.
• ETaktual: ET pada lahan dimana penutupan
oleh tajuk tidak/belum penuh, permukaan
tanah kering (air tanah tersedia terbatas).
• ET pertanaman = kc x Etp
kc: koefisien tanaman
11. EVAPORASI
Ditinjau dari proses, prinsip evapotranspirasi sama
dengan evaporasi: merupakan proses perubahan air
dari bentuk cair menjadi gas (uap air) dan
perpindahan dari permukaan benda ke atmosfer.
SYARAT TERJADI
1.
Ada energi, untuk mengubah air dari bentuk cair
menjadi uap
2. Ada proses difusi, yaitu perpindahan uap air ke
atmosfer.
12. FAKTOR YANG BERPENGARUH
1.
2.
3.
4.
5.
Suhu udara: makin tinggi suhu evaporasi makin
besar
Angin: kecepatan angin bertambah ïƒ evaporasi
meningkat (sampai batas tertentu).
Tekanan uap air (kelembaban) atmosfer:
kelembaban udara rendah ïƒ laju evaporasi
tinggi
Sifat dan bentuk permukaan: tanah gundul,
tanah bervegetasi, dsb
Kualitas air: air asin ïƒ evaporasi lebih lambat
dibanding pada air air tawar
13. PENGUKURAN EVAPORASI
1) Kancah (Panci) klas A
2) Lisimeter
PENDUGAAN EVAPOTRANSPIRASI
• Metode Penman
• Metode Blaney-Criddle
• Metode Radiasi
14. TRANSPIRASI
as(Qs) + al(Ql) = QF + H + lE + G + P
as: koefisien penyerapan radiasi gelombang
pendek Qs
al: koefisien penyerapan radiasi gelombang
panjang Ql
QF: disipasi oleh daun (radiasi balik berupa
gelombang panjang)
H: energi untuk pemanasan udara
lE: energi untuk transpirasi
G: energi untuk pemanasan tajuk tanaman
P: energi untuk fotosintesis
• Proses transpirasi dipengaruhi oleh kesetimbangan
kehilangan air dari tanaman ke atmosfer dan
absorpsi air tanah oleh tanaman
15. Berdasarkan aliran massa
udara
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Tipe Iklim
Zona equatorial
Zona tropika
Zona subtropika kering
Zona hujan winter
subtropika
Zona ekstratropika
Zona sub-polar
Zona Boreal
Zona kutub
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Ciri sifat
Basah terus menerus
Hujan musim panas
Kering
Hujan musim dingin
Hujan sepanjang tahun
Hujan terbatas
Hujan musim panas, salju
musim dingin terbatas
Hujan musim panas, salju
musim dingin