Shock dan Resusitasi Cairan
Akan mendiskusikan tentang
1. Konsep cairan dan elektrolit
2. Terapi cairan
3. Macam-macam shock, penyebab, penanganan dan resusitasi cairan
4. Initial assessment pada kasus shock
5. Contoh kasus
Untuk diskusi tentang slide ini atau ingin komunikasi bisa ke eri_yanuar2004@yahoo.com
Dokumen tersebut membahas tentang cairan tubuh, elektrolit, dan kebutuhan cairan pada berbagai kondisi seperti dehidrasi, luka bakar, dan trauma. Secara singkat, dokumen tersebut menjelaskan komposisi dan jumlah cairan tubuh yang berbeda pada bayi, anak, dan dewasa, serta pedoman penggantian cairan dan elektrolit untuk mengatasi dehidrasi, luka bakar, dan pendarahan.
Ny. F mengalami stroke iskemik yang menyebabkan berbagai defisit neurologis seperti gangguan komunikasi, mobilitas, dan eliminasi. Pasien juga mengalami luka dekubitus dan hipertermi. Berdasarkan pemeriksaan, diduga terjadi penumpukan asam laktat akibat gangguan sirkulasi darah ke otak dan metabolisme anaerobik yang meningkat.
Dokumen tersebut membahas tentang sistem triase dalam penanganan korban bencana. Sistem triase digunakan untuk menentukan prioritas perawatan korban berdasarkan tingkat keparahannya dengan mempertimbangkan sumber daya yang tersedia. Dibahas pula pengertian kegawatdaruratan, kasus yang dapat terjadi, prinsip triase, dan penanganan prioritas berdasarkan pengkajian primer ABC (Airway, Breathing, Circulation).
1. Dokumen membahas penggolongan dan tingkat keparahan luka bakar berdasarkan sumber panas, luas permukaan tubuh yang terkena, serta penanganan awal luka bakar termal, kimia, dan listrik.
Shock dan Resusitasi Cairan
Akan mendiskusikan tentang
1. Konsep cairan dan elektrolit
2. Terapi cairan
3. Macam-macam shock, penyebab, penanganan dan resusitasi cairan
4. Initial assessment pada kasus shock
5. Contoh kasus
Untuk diskusi tentang slide ini atau ingin komunikasi bisa ke eri_yanuar2004@yahoo.com
Dokumen tersebut membahas tentang cairan tubuh, elektrolit, dan kebutuhan cairan pada berbagai kondisi seperti dehidrasi, luka bakar, dan trauma. Secara singkat, dokumen tersebut menjelaskan komposisi dan jumlah cairan tubuh yang berbeda pada bayi, anak, dan dewasa, serta pedoman penggantian cairan dan elektrolit untuk mengatasi dehidrasi, luka bakar, dan pendarahan.
Ny. F mengalami stroke iskemik yang menyebabkan berbagai defisit neurologis seperti gangguan komunikasi, mobilitas, dan eliminasi. Pasien juga mengalami luka dekubitus dan hipertermi. Berdasarkan pemeriksaan, diduga terjadi penumpukan asam laktat akibat gangguan sirkulasi darah ke otak dan metabolisme anaerobik yang meningkat.
Dokumen tersebut membahas tentang sistem triase dalam penanganan korban bencana. Sistem triase digunakan untuk menentukan prioritas perawatan korban berdasarkan tingkat keparahannya dengan mempertimbangkan sumber daya yang tersedia. Dibahas pula pengertian kegawatdaruratan, kasus yang dapat terjadi, prinsip triase, dan penanganan prioritas berdasarkan pengkajian primer ABC (Airway, Breathing, Circulation).
1. Dokumen membahas penggolongan dan tingkat keparahan luka bakar berdasarkan sumber panas, luas permukaan tubuh yang terkena, serta penanganan awal luka bakar termal, kimia, dan listrik.
Meningitis adalah radang selaput otak yang disebabkan oleh bakteri atau virus. Gejala klinisnya antara lain demam, sakit kepala, dan tanda-tanda iritasi meningeal seperti kaku leher. Komplikasinya dapat berupa gangguan neurologis seperti kejang dan gangguan kesadaran. Diagnosanya didukung dengan pemeriksaan cairan serebrospinal dan kultur bakteri.
Dokumen tersebut memberikan panduan dasar tentang bantuan hidup dasar (BLS) menurut pedoman 2015 American Heart Association (AHA) untuk tenaga kesehatan. BLS meliputi usaha mengembalikan fungsi pernapasan dan sirkulasi pada orang yang mengalami henti jantung atau henti napas. Urutan tindakan BLS yang disarankan adalah C-A-B, yaitu kompresi dada, pembukaan saluran napas, dan pemberian nafas buatan. Tindak
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
Laporan pendahuluan keperawatan dasar tentang kebutuhan cairan dan elektrolit yang mencakup definisi, etiologi, tanda dan gejala, fisiologi, klasifikasi, pathway, faktor yang mempengaruhinya, pemeriksaan diagnostik, penatalaksanaan klinis, pengkajian, diagnosis keperawatan, dan intervensi keperawatan untuk mengelola ketidakseimbangan elektrolit.
Dokumen tersebut membahas tentang defisiensi insulin yang menyebabkan peningkatan glukagon yang menurunkan penggunaan glukosa oleh sel, meningkatkan glukoneogenesis dan glikemia serta menyebabkan berbagai komplikasi metabolik dan vaskuler seperti ketonemia, asidosis, trombosis, aterosklerosis, komplikasi mikrovaskuler seperti retinopati dan nefropati serta komplikasi makrovaskuler seperti infark miokard dan stroke.
Konsep pasien terminal & menjelang ajalMitha Khair
Dokumen tersebut membahas konsep pasien terminal dan menjelang ajal. Ia menjelaskan pengertian kondisi terminal, tanda-tanda klinis menjelang kematian, serta tahapan yang dijalani pasien dalam menerima kenyataan menjelang kematian seperti penyangkalan, marah, depresi, hingga penerimaan."
Penghitungan tenaga berdasar tingkat ketergantungan pasienpjj_kemenkes
Dokumen tersebut membahas tentang perencanaan kebutuhan tenaga keperawatan di rumah sakit/puskesmas. Terdapat penjelasan mengenai tujuan pembelajaran umum dan khusus, langkah-langkah perencanaan tenaga keperawatan, dan beberapa rumus untuk menghitung kebutuhan tenaga perawat berdasarkan jam perawatan, jumlah pasien, dan tingkat ketergantungan pasien.
Oksigen (O2) adalah satu komponen gas dan unsur vital dalam proses metabolisme untuk mempertahankan kelangsungan hidup seluruh sel-sel tubuh. Oksigenasi adalah peristiwa menghirup udara dari luar yang mengandung Oksigen (O2) kedalam tubuh serta menghembuskan Karbondioksida (CO2) sebagai hasil sisa oksidasi. Penyampaian oksigen ke jaringan tubuh ditentukan oleh sistem respirasi (pernafasan), kardiovaskuler dan hematology.
Sistem pernafasan terdiri dari organ pertukaran gas yaitu paru-paru dan sebuah pompa ventilasi yang terdiri atas dinding dada, otot-otot pernafasan, diagfragma, isi abdomen, dinding abdomen dan pusat pernafasan di otak. Pada keadaan istirahat frekuensi pernafasan 12-15 kali per menit. Ada 3 langkah dalam proses oksigenasi yaitu ventilasi, perfusi paru dan difusi.
Makalah ini membahas tentang asuhan keperawatan kolitis ulseratif dan appendisitis. Kolitis ulseratif adalah penyakit inflamasi usus yang ditandai dengan peradangan dan luka pada usus besar, sedangkan appendisitis adalah radang pada apendiks yang disebabkan oleh infeksi. Makalah ini menjelaskan konsep medis, etiologi, patofisiologi, manifestasi klinis, dan penatalaksanaan dari kedua kondisi tersebut.
Etika merupakan pertimbangan keputusan antara yang baik dan buruk yang dilakukan seseorang terhadap orang lain yang berdasar atas nilai moral dan kesusilaan. Kode etik perawat berfungsi sebagai pedoman perilaku dan menjalin hubungan profesional serta sarana pengaturan diri sebagai profesi. Prinsip-prinsip etika keperawatan meliputi autonomy, beneficience, justice, non-maleficience, veracity, fidelity, confidentiality, akuntabilitas, nilai m
Presentasi ini saya bawakan di muka seminar Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang diselenggarakan oleh Dinas Sosial, Tenaga Kerja, dan Transmigrasi Kota Yogyakarta, 29 Januari 2013. Semoga bermanfaat....!
Promosi adalah kegiatan untuk meningkatkan kemampuan masyarakat dalam memelihara dan meningkatkan kesehatan melalui program, layanan, dan kebijakan yang efektif. Psikoedukasi merupakan salah satu contoh promosi kesehatan yang memberikan edukasi psikologis kepada individu atau kelompok untuk menambah pengetahuan tentang gangguan kesehatan tertentu dan mengembangkan keterampilan untuk mengelola gangguan tersebut.
Karya tulis ilmiah ini membahas asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan asfiksia. Angka kematian bayi di Indonesia masih tinggi, salah satu penyebab utamanya adalah asfiksia neonatorum. Tujuan penelitian ini adalah untuk melakukan asuhan kebidanan pada Bayi Ny. H yang mengalami asfiksia setelah persalinan di BPS Ketut Dani, S.ST Bandar Lampung tahun 2015.
Meningitis adalah radang selaput otak yang disebabkan oleh bakteri atau virus. Gejala klinisnya antara lain demam, sakit kepala, dan tanda-tanda iritasi meningeal seperti kaku leher. Komplikasinya dapat berupa gangguan neurologis seperti kejang dan gangguan kesadaran. Diagnosanya didukung dengan pemeriksaan cairan serebrospinal dan kultur bakteri.
Dokumen tersebut memberikan panduan dasar tentang bantuan hidup dasar (BLS) menurut pedoman 2015 American Heart Association (AHA) untuk tenaga kesehatan. BLS meliputi usaha mengembalikan fungsi pernapasan dan sirkulasi pada orang yang mengalami henti jantung atau henti napas. Urutan tindakan BLS yang disarankan adalah C-A-B, yaitu kompresi dada, pembukaan saluran napas, dan pemberian nafas buatan. Tindak
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
Laporan pendahuluan keperawatan dasar tentang kebutuhan cairan dan elektrolit yang mencakup definisi, etiologi, tanda dan gejala, fisiologi, klasifikasi, pathway, faktor yang mempengaruhinya, pemeriksaan diagnostik, penatalaksanaan klinis, pengkajian, diagnosis keperawatan, dan intervensi keperawatan untuk mengelola ketidakseimbangan elektrolit.
Dokumen tersebut membahas tentang defisiensi insulin yang menyebabkan peningkatan glukagon yang menurunkan penggunaan glukosa oleh sel, meningkatkan glukoneogenesis dan glikemia serta menyebabkan berbagai komplikasi metabolik dan vaskuler seperti ketonemia, asidosis, trombosis, aterosklerosis, komplikasi mikrovaskuler seperti retinopati dan nefropati serta komplikasi makrovaskuler seperti infark miokard dan stroke.
Konsep pasien terminal & menjelang ajalMitha Khair
Dokumen tersebut membahas konsep pasien terminal dan menjelang ajal. Ia menjelaskan pengertian kondisi terminal, tanda-tanda klinis menjelang kematian, serta tahapan yang dijalani pasien dalam menerima kenyataan menjelang kematian seperti penyangkalan, marah, depresi, hingga penerimaan."
Penghitungan tenaga berdasar tingkat ketergantungan pasienpjj_kemenkes
Dokumen tersebut membahas tentang perencanaan kebutuhan tenaga keperawatan di rumah sakit/puskesmas. Terdapat penjelasan mengenai tujuan pembelajaran umum dan khusus, langkah-langkah perencanaan tenaga keperawatan, dan beberapa rumus untuk menghitung kebutuhan tenaga perawat berdasarkan jam perawatan, jumlah pasien, dan tingkat ketergantungan pasien.
Oksigen (O2) adalah satu komponen gas dan unsur vital dalam proses metabolisme untuk mempertahankan kelangsungan hidup seluruh sel-sel tubuh. Oksigenasi adalah peristiwa menghirup udara dari luar yang mengandung Oksigen (O2) kedalam tubuh serta menghembuskan Karbondioksida (CO2) sebagai hasil sisa oksidasi. Penyampaian oksigen ke jaringan tubuh ditentukan oleh sistem respirasi (pernafasan), kardiovaskuler dan hematology.
Sistem pernafasan terdiri dari organ pertukaran gas yaitu paru-paru dan sebuah pompa ventilasi yang terdiri atas dinding dada, otot-otot pernafasan, diagfragma, isi abdomen, dinding abdomen dan pusat pernafasan di otak. Pada keadaan istirahat frekuensi pernafasan 12-15 kali per menit. Ada 3 langkah dalam proses oksigenasi yaitu ventilasi, perfusi paru dan difusi.
Makalah ini membahas tentang asuhan keperawatan kolitis ulseratif dan appendisitis. Kolitis ulseratif adalah penyakit inflamasi usus yang ditandai dengan peradangan dan luka pada usus besar, sedangkan appendisitis adalah radang pada apendiks yang disebabkan oleh infeksi. Makalah ini menjelaskan konsep medis, etiologi, patofisiologi, manifestasi klinis, dan penatalaksanaan dari kedua kondisi tersebut.
Etika merupakan pertimbangan keputusan antara yang baik dan buruk yang dilakukan seseorang terhadap orang lain yang berdasar atas nilai moral dan kesusilaan. Kode etik perawat berfungsi sebagai pedoman perilaku dan menjalin hubungan profesional serta sarana pengaturan diri sebagai profesi. Prinsip-prinsip etika keperawatan meliputi autonomy, beneficience, justice, non-maleficience, veracity, fidelity, confidentiality, akuntabilitas, nilai m
Presentasi ini saya bawakan di muka seminar Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang diselenggarakan oleh Dinas Sosial, Tenaga Kerja, dan Transmigrasi Kota Yogyakarta, 29 Januari 2013. Semoga bermanfaat....!
Promosi adalah kegiatan untuk meningkatkan kemampuan masyarakat dalam memelihara dan meningkatkan kesehatan melalui program, layanan, dan kebijakan yang efektif. Psikoedukasi merupakan salah satu contoh promosi kesehatan yang memberikan edukasi psikologis kepada individu atau kelompok untuk menambah pengetahuan tentang gangguan kesehatan tertentu dan mengembangkan keterampilan untuk mengelola gangguan tersebut.
Karya tulis ilmiah ini membahas asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan asfiksia. Angka kematian bayi di Indonesia masih tinggi, salah satu penyebab utamanya adalah asfiksia neonatorum. Tujuan penelitian ini adalah untuk melakukan asuhan kebidanan pada Bayi Ny. H yang mengalami asfiksia setelah persalinan di BPS Ketut Dani, S.ST Bandar Lampung tahun 2015.
Makalah ini membahas hipersensitivitas atau alergi, yang terjadi ketika tubuh bereaksi berlebihan terhadap bahan-bahan yang biasanya tidak berbahaya. Mekanisme utamanya melibatkan produksi berlebihan antibodi IgE yang mengaktifkan sel mast dan basofil untuk melepaskan mediator seperti histamin, menyebabkan gejala alergi. Alergi dapat diklasifikasikan menjadi 4 tipe utama berdasarkan mekanisme patofisiologis
Este documento resume información sobre hipospadias y fimosis. Respecto a hipospadias, se presenta su clasificación, etiología, incidencia, evaluación inicial, tratamiento quirúrgico y posibles complicaciones. En cuanto a fimosis, se define, distingue la fisiológica de la patológica, clasifica, describe posibles complicaciones como balanitis e infección urinaria, y explica tratamientos como esteroides tópicos, circuncisión y prepucioplastia. Finalmente, se explica parafimosis, su
Pertolongan pertama pada keracunan, luka bakar danDessy Adeliana
Pertolongan pertama pada berbagai keadaan darurat seperti keracunan, luka bakar, kecelakaan, tenggelam, dan gigitan binatang berbisa meliputi mengamankan saluran nafas, memantau pernafas dan sirkulasi, membersihkan luka, mencegah penyerapan racun lebih lanjut, serta memanggil bantuan medis secepatnya.
[Ringkasan]
Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013 mengumpulkan data kesehatan nasional, provinsi, dan kabupaten/kota untuk menganalisis status kesehatan dan faktor penentunya. Laporan ini menunjukkan pencapaian indikator kesehatan seperti gizi balita, imunisasi, dan pelayanan kesehatan ibu dan anak serta perubahannya dari tahun sebelumnya. Analisis lebih lanjut diperlukan untuk memahami hubungan ant
Dokumen tersebut membahas tentang kecelakaan tenggelam dan hampir tenggelam, termasuk epidemiologi, etiologi, patofisiologi, dan pengelolaan kasus. Secara ringkas, dokumen tersebut menjelaskan bahaya tenggelam, penyebab dan dampaknya terhadap tubuh, serta tindakan pertolongan pertama untuk korban tenggelam dan hampir tenggelam.
Tenggelam adalah penyebab kematian ke-3 terbanyak di dunia yang mengakibatkan 388.000 kematian per tahun. Anak-anak dan laki-laki memiliki risiko lebih tinggi untuk tenggelam. Hipoksemia dan asidosis akibat gangguan pernapasan saat terendam adalah faktor utama yang menyebabkan morbiditas dan mortalitas. Pencegahan dan penanganan cepat sangat penting untuk mengurangi komplikasi.
1. Dokumen tersebut membahas tentang definisi, proses, gejala, dan pemeriksaan post mortem tenggelam. Termasuk perbedaan antara tenggelam di air tawar dan air laut.
2. Ada beberapa tanda khas tenggelam seperti busa di paru-paru dan distensi paru-paru berlebihan.
3. Pemeriksaan khusus seperti pemeriksaan getah paru dan destruction test dapat membantu diagnosis pasti tenggelam.
1. Tenggelam dapat terjadi dengan atau tanpa aspirasi cairan ke dalam paru-paru. Kematian dapat disebabkan oleh hipoksia otak akibat spasme laring atau gangguan sirkulasi.
2. Tanda-tanda klasik tenggelam meliputi kehadiran busa di saluran pernafasan dan distensi paru-paru yang berlebihan. Namun, tanda-tanda ini tidak selalu ditemukan.
3. Mekanisme kematian ten
Dokumen tersebut membahas tentang tenggelam yang merupakan suatu kematian akibat sesak napas karena air yang masuk ke saluran pernapasan, dengan adanya dua jenis tenggelam berdasarkan posisi mayat dan penyebabnya. Dokumen ini juga menjelaskan tanda-tanda pada mayat korban tenggelam, penanganan darurat korban tenggelam, serta pedoman pertolongan pertama pada kasus tenggelam.
Dokumen tersebut membahas tentang hipoksia dan tenggelam. Hipoksia adalah kondisi kekurangan oksigen pada jaringan tubuh yang terjadi akibat perbedaan ketinggian, sementara tenggelam adalah kematian akibat kekurangan udara ketika cairan menghalangi oksigen masuk ke paru-paru. Kedua kondisi ini dapat menyebabkan komplikasi serius bahkan kematian jika tidak ditangani dengan tepat.
Dokumen tersebut membahas tentang askep atelektasis dan ARDS. Atelektasis adalah penyakit restriktif akut yang disebabkan oleh kolaps alveoli, sedangkan ARDS merupakan gagal pernafasan akut yang disebabkan oleh edema paru akibat peningkatan permeabilitas membran kapiler paru. Tatalaksana keduanya meliputi pemberian oksigen, ventilasi mekanik, manajemen cairan, serta pencegahan dan penurunan ansietas.
1. Dokumen tersebut membahas tentang berbagai faktor yang mempengaruhi fungsi pernapasan dan penyakit sistem pernapasan, seperti hipoksia, hiperkapnia, hipokapnia, asfiksia, dan berbagai jenis peradangan pada saluran pernapasan.
2. Juga dibahas mengenai efek oksigen tinggi dan rendah, serta alat-alat oksigen yang digunakan untuk meningkatkan kadar oksigen dalam darah.
3. Secara ke
Dokumen tersebut membahas tentang definisi, etiologi, manifestasi klinis, patofisiologi, komplikasi, pemeriksaan penunjang, dan penatalaksanaan gagal napas. Gagal napas adalah ketidakmampuan tubuh untuk menjaga pertukaran gas seimbang yang dapat disebabkan oleh berbagai kelainan paru-paru dan non-paru. Manifestasinya bervariasi mulai dari gejala umum hingga gangguan pernapasan dan sirkulasi. Diagnosa did
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 10 Fase E Kurikulum MerdekaFathan Emran
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka - abdiera.com, Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka, Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka, Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka, Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka, Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka
Materi ini membahas tentang defenisi dan Usia Anak di Indonesia serta hubungannya dengan risiko terpapar kekerasan. Dalam modul ini, akan diuraikan berbagai bentuk kekerasan yang dapat dialami anak-anak, seperti kekerasan fisik, emosional, seksual, dan penelantaran.
2. Drawning ( Tenggelam )
Tenggelam ( Drawning )
adalah kematian yang disebabkan oleh aspirasi
cairan ke dalam pernapasan akibat terbenamnya
seluruh atau sebagian tubuh ke dalam cairan.
3. ETIOLOGI
a. Terganggunya kemampuan fisik akibat pengaruh
obat-obatan
b. Ketidakmampuan akibat hipotermia, syok,
cedera, atau kelelahan
c. Ketidakmampuan akibat penyakit akut ketika
berenang
4. MANIFESTASI KLINIK
a. Koma
b. Peningkatan edema paru
c. Kolaps sirkulasi
d. Hipoksemia
e. Asidosis
f. Timbulnya hiperkapnia
5. Kondisi Umum dan Faktor Resiko Pada Kejadian
Korban Tenggelam
a. Pria lebih beresiko untuk mengalami kejadian
tenggelam terutama dengan usia 18-24 tahun
b. Kurang pengawasan terhadap anak terutama yang
berusia 5 tahun ke bawah
c. Tidak memakai pelampung ketika menjadi
penumpang angkutan air
d. Kondisi air melebihi kemampuan perenang, arus
kuat dan air yang sangat dalam
e. Ditenggelamkan dengan paksa oleh orang lain
dengan tujuan membunuh,kekerasan atau permainan di
luar batas.
6. KOMPLIKASI
a. Ensefalopati Hipoksik
b. Tenggelam sekunder
c. Pneumonia aspirasi
d. Fibrosis interstisial pulmoner
e. Disritmia ventricular
f. Gagal Ginjal
g. Nekrosis pancreas
h. Infeksi
7. KLASIFIKASI TENGGELAM
a. Berdasarkan Kondisi Paru-Paru Korban
1) Typical Drawning
Keadaan dimana cairan masuk ke dalam saluran
pernapasan korban saat korban tenggelam.
2) Atypical Drawning
a) Dry Drowning
Keadaan dimana hanya sedikit bahkan tidak ada cairan yang
masuk ke dalam saluran pernapasan.
b) Immersion Syndrom
Terjadi terutama pada anak-anak yang tiba-tiba terjun ke
dalam air dingin ( suhu < 20°C ) yang menyebabkan
terpicunya reflex vagal yang menyebabkan apneu,
bradikardia, dan vasokonstriksi dari pembuluh darah kapiler
dan menyebabkan terhentinya aliran darah koroner dan
sirkulasi serebaral.
8. c) Submersion of the Unconscious
Sering terjadi pada korban yang menderita epilepsy
atau penyakit jantung khususnya coronary
atheroma, hipertensi atau peminum yang mengalami
trauma kepala saat masuk ke air .
d) Delayed Dead
Keadaan dimana seorang korban masih hidup
setelah lebih dari 24 jam setelah diselamatkan dari
suatu episode tenggelam.
9. b. Berdasarkan Kondisi Kejadian
1) Tenggelam
Suatu keadaan dimana penderita akan meneguk air
dalam jumlah yang banyak sehingga air masuk ke
dalam saluran pernapasan dan saluran nafas atas
tepatnya bagian apiglotis akan mengalami spasme yang
mengakibatkan saluran nafas menjadi tertutup serta
hanya dapat dilalui oleh udara yang sangat sedikit.
2) Hampir Tenggelam
Suatu keadaan dimana penderita masih bernafas dan
membatukkan air keluar.
10. Kegawatdaruratan Pada Korban
Tenggelam
1. Perubahan Pada Paru-Paru
Aspirasi paru terjadi pada sekitar 90% korban
tenggelam dan 80 – 90% pada korban hamper
tenggelam.
Jumlah dan komposisi aspirat dapat
mempengaruhi perjalanan klinis penderita, isi
lambung, organism pathogen, bahan kimia toksisk
dan bahan asing lain dapat member cedera pada
paru dan atau menimbulkan obstruksi jalan nafas
11. 2. Perubahan Pada Kardiovaskuler
Pada korban hampir tenggelam kadang-kadang
menunjukkan bradikardi berat. Bradikardi dapat
timbul karena refleks fisiologis saat berenang di air
dingin atau karena hipoksia.
Perubahan pada fungsi kardiovaskuler yang terjadi
pada hampir tenggelam sebagian besar akibat
perubahan tekanan parsial oksigen arterial (PaO2)
dan gangguan keseimbangan asam-basa
12. 3. Perubahan Pada Susunan Saraf Pusat
Iskemia terjadi akibat tenggelam dapat mempengaruhi
semua organ tetapi penyebab kesakitan dan kematian
terutama terjadi karena iskemi otak.
Iskemi otak dapat berlanjut akibat hipotensi, hipoksia,
reperfusi dan peningkatan tekanan intra kranial akibat
edema serebral.Kesadaran korban yang tenggelam dapat
mengalami penurunan. Biasanya penurunan kesadaran
terjadi 2 – 3 menit setelah apnoe dan hipoksia.
Kerusakan otak irreversibel mulai terjadi 4 – 10 menit
setelah anoksia dan fungsi normotermik otak tidak akan
kembali setelah 8 – 10 menit anoksia. Penderita yang
tetap koma selama selang waktu tertentu tapi kemudian
bangun dalam
13. 4. Perubahan Pada Ginjal
Fungsi ginjal penderita tenggelam yang
telah mendapat resusitasi biasanya tidak
menunjukkan kelainan, tetapi dapat terjadi
albuminuria, hemoglobonuria, oliguria dan anuria.
Kerusakan ginjal progresif akan mengakibatkan
tubular nekrosis akut akibat terjadinya hipoksia
berat, asidosis laktat dan perubahan aliran darah
ke ginjal.
14. 5. Perubahan Cairan dan Elektrolit
Pada korban tenggelam tidak mengaspirasi sebagian
besar cairan tetapi selalu menelan banyak cairan. Air
yang tertelan, aspirasi paru, cairan intravena yang
diberikan selama resusitasi dapat menimbulkan
perubahan keadaan cairan dan elektrolit. Aspirasi air
laut dapat menimbulkan perubahan elektrolit
dan perubahancairan karena tingginya kadar Na dan
Osmolaritasnya. Hipernatremia dan hipovolemia
dapat terjadi setelah aspirasi air laut yang banyak.
Sedangkan aspirasi air tawar yang banyak dapat
mengakibatkan hipervolemia dan hipernatremia.
Hiperkalemia dapat terjadi karena kerusakan jaringan
akibat hipoksia yang luas.
15. PENANGANAN
PERTAMA PADA KORBAN TENGGELAM
1. Prinsip pertolongan di air :
1) Raih ( dengan atau tanpa alat ).
2) Lempar ( alat apung ).
3) Dayung ( atau menggunakan perahu
mendekati penderita ).
4) Renang ( upaya terakhir harus terlatih dan
menggunakan alat apung )
16. 2. Penanganan Korban
a. Pindahkan penderita secepat mungkin dari air
dengan cara teraman.
b. Bila ada kecurigaan cedera spinal satu penolong
mempertahankan posisi kepala, leher dan tulang
punggung dalam satu garis lurus. Pertimbangkan untuk
menggunakan papan spinal dalam air, atau bila tidak
memungkinkan pasanglah sebelum menaikan penderita
ke darat.
c. Buka jalan nafas penderita, periksa nafas. Bila tidak
ada maka upayakan untuk memberikan nafas awal
secepat mungkin dan berikan bantuan nafas sepanjang
perjalanan.
17. d. Upayakan wajah penderita menghadap ke atas.
e. Sampai di darat atau perahu lakukan penilaian
dini dan RJP bila perlu.
f. Berikan oksigen bila ada sesuai protokol.
g. Jagalah kehangatan tubuh penderita, ganti
pakaian basah dan selimuti.
h. Lakukan pemeriksaan fisik, rawat cedera yang
ada.
i. Segera bawa ke fasilitas kesehatan.
21. Penanganan Klinik dan Asuhan
Keperawatan Pada Korban Tenggelam
1. Penanganan Klinik
Pastikan keadekuatan jalan napas, pernapasan dan
Sirkulasi.
Cedera lain juga harus dipertimbangkan dan perlu
tidaknya hospitalisasi ditentukan berdasarkan
keparahan kejadian dan evaluasi klinis.
Pasien dengan gejala respiratori, penurunan saturasi
oksigen dan perubahan tingkat kesadaran perlu untuk
dihospitalisasi. perhatian harus difokuskan pada
oksigenasi, ventilasi, dan fungsi jantung.
Melindungi sistem saraf pusat dan mengurangi edema
serebri merupakan hal yang sangat penting dan
berhubungan langsung dengan hasil akhir
22. 2. Asuhan Keperawatan Pada Korban
Tenggelam
a. Pengkajian
Airway
Breathing
Circulation
Disability
Eksposure
23. b. Diagnosa Keperawatan
1) Gangguan pertukaran gas
2) Bersihan jalan nafas tidak efektif
3) Perubahan perfusi jaringan otak
4) Pola nafas tidak efektif
5) Penurunan curah jantung