SlideShare a Scribd company logo
Perhitungan
Industri
#1 a glimpse of
@TemanBelajarFarmasi_id
Sebuah Industri farmasi produk steril memiliki produk infus Dektrosa
dengan kekuatan sediaan 5% (b/v);
Berapakah jumlah Dextrosa yang terkandung dalam kemasan infus 1.000
mL?
a. 500 mg
b. 5000 mL
c. 50.000 mg
d. 500 mL
e. 0,05 gram
%b/v → gram/100 mL
%b/b → gram/100 gram
%v/v → mL/100 mL
5 % → 5 gram/100 mL
5 gram = 100 mL
X gram = 1000 mL
X = 50 gram
Departemen QC melakukan penetapan kadar trans-atenol bahan baku simplisia
buah adas dengan KLT-densitometri menggunakan larutan baku trans-atenol 0,1%
b/v. Berikut hasil nilai AUC setiap spot setelah dianalisis dengan densitometer
(tanpa pengenceran). Berapa ppm kadar trans-atenol dalam simplisia tersebut?
AUC
Larutan Uji/ Sampe 1987
Larutan
Baku/Standar/Pembanding
1319
Kadar larutan sampel (x) = AUC sampel (1987)
Kadar larutan baku (0,1%)=AUC Baku (1319)
X = 0,15%
0,15% = 0,15 gram/100 mL → 1.500 ppm
Ppm = mg/1000 mL atau µg/mL atau 1 gram/1.000.000 mL
A. 0,15 ppm
B. 15 ppm
C. 1,5 ppm
D. 150 ppm
E. 1.500 ppm
Kadar sampel =
𝐴𝑈𝐶 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙
𝐴𝑈𝐶 𝐵𝑎𝑘𝑢
x Kadar baku
Kadar larutan sampel = AUC sampel
Kadar larutan baku =AUC Baku
1 %b/v = 1 gram/100 mL → 1000 mg/100 mL →
10.000 mg/1000 mL → 10.000 ppm
%b/v ke ppm = dikali 10.000
ppm ke %b/v = dibagi 10.000
Bagian kontrol kualitas industri farmasi melakukan uji disolusi tablet Hidroklortiazid
dengan nilai Q 60%, memperoleh data disolusi selama 60 menit seperti pada gambar
berikut. Apakah yang perlu dilakukan oleh bagian control kualitas terhadap hasil
pengujian tersebut?
A. Menyatakan hasil memenuhi syarat
B. Menyatakan hasil tidak memenuhi syarat dan tidak melanjutkan
ketahap pengujian berikutnya
C. Menyatakan hasil tidak memenuhi syarat dan melanjutkan
ketahap pengujian level 2 dengan 6 tablet
D. Menyatakan hasil tidak memenuhi syarat dan melanjutkan
ketahap pengujian level 2 dengan 12 tablet
E. Menyatakan hasil tidak memenuhi syarat dan melanjutkan
ketahap pengujian level 2 dengan 2 tablet
Tahap Jumlah
yang
diuji
Kriteria penerimaan
S1 6 Tiap unit sediaan tidak kurang dari
Q + 5 %
S2 6 Rata - rata dari 12 unit (S1 + S2
adalah sama dengan atau lebih
besar dari Q, dan tidak satu unit pun
lebih kecil dari Q-15%.
S3 12 Rata- rata dari 24 unit (S1+S2+S3)
adalah sama atau lebih besar dari Q
tidak lebih dari 2 unit sediaan yang
lebih kecil dan Q-15% dan tidak
satu unit pun yang lebih kecil dari
Q-25%.
UJI DISOLUSI
900 mL HCl 0,01 N.
Alat tipe 2: 50 rpm.
Waktu: 30 menit.
24 tablet
6 TABLET
(FI edisi VI, 2020)
Berdasarkan penelitian dan monografi, didapatkan senyawa aktif asetosal memiliki
stabilitas yang rendah terhadap air maupun kelembaban. Asetosal akan
mengalami proses hidrolisis. Berdasarkan data dari R&D industry farmasi reaksi
hidrolisis mengikuti orde nol dengan kecepatan degradasinya adalah 1 mg/bulan.
Berapakah waktu kadaluarsa sediaan asetosal jika memiliki kekuatan sediaan 80
mg per tablet?
a. 40 bulan
b. 8 bulan
c. 4 bulan
d. 0,4 bulan
e. 0,4 bulan
Jika tidak dinyatakan lain, obat dinyatakan kadaluarsa ketika kadarnya mencapai 90%
dari kadar awalnya.
ORDE
NOL
10% x 80 mg = 8 mg → ketika kadarnya sudah turun 8 mg, Maka obat kadaluarsa
Jika degradasinya 1mg/bulan → Maka butuh 8 bulan untuk obat kadaluarsa.
0,1 𝑥 80 𝑚𝑔
1 𝑚𝑔/𝑏𝑢𝑙𝑎𝑛
= 8 bulan
Suatu industri farmasi akan memproduksi krim dengan komposisi :
Vaselin 30%
Asetilsalisilat 20 gram
Emulgator 2 gram
aqua ad 100 gram
Emulgator yg digunakan tween 60 dan span 60. Tween 60 (HLB=15) dan span ( HLB=5) serta
HLB campuran 12. Berapa emulgator yg di butuhkan masing-masing?
a. 1,0 : 1,0
b. 1,1:0,9
c. 1,2:0,8
d. 1,3:0,7
e. 1,4:0,6
Span 60 5 3
12
Twen 60 15 7
10
+
Span 60 =
3
10
x 2 gram = 0,6 gram
Twen 60 =
7
10
x 2 gram = 1,4 gram
Industri farmasi membuat sediaan krim hidrokortison dengan
bobot 5 g. Sediaan tersebut mengandung 100 mg bahan aktif.
Nilai serapan yang diperoleh adalah 0,4123. Nilai slope dan
intersep adalah 0,0284 dan 0,0013 dengan pengenceran 20 kali
dan volume awal 10 ml.
Berapa % kandungan hidrokortison?
a. 2,49
b. 2,59
c. 2,69
d. 2,79
e. 2,89
Step 1 → cari kadar dengan persamaan
Y = bx +a
0,4123 = 0,0284 x + 0,0013
X = (0,4123-0,0013)/ 0,0284
X = 14,47 ppm
Step 2 → kalikan kadar dengan factor pengenceran
14,47 ppm x 20 = 289,44 ppm → 289,44 mg/1000 ml
Step 3 → kembalikan ke volume awal 10 ml
289,44 mg/1000 ml x 10 ml = 2,8944 mg
Step 4 → cari persentase kadar
2,8944 mg/ 100 mg x 100 % = 2,8944%
Dokter anestesi membutuhkan 30 ml larutan lidokain 1% (BM
234). Apoteker menyiapkan obat dengan menggunakan
lidokain HCl degan BM 288. Berapa mg lidokain HCl yang
dibutuhkan?
A. 243.75 mg
B. 300.00 mg
C. 369.23 mg
D. 812.23 mg
E. 1230.30 mg
GUNAKAN PERBANDINGAN BM
● Lidokain HCl =
BM Lidokain HCl
BM Lidokain
x Kadar Lidokain
288
234
x 1% = 1.2308 % (b/v) → 1.2308 g dalam 100 ml
● Volume larutan yang dibutuhkan 30 ml
● Lidokain HCl yang dibutuhkan =
30 𝑚𝐿
100 𝑚𝐿
x 1.2308 g = 0.36924 g =
369.24 mg
Sebuah industri farmasi mau melakukan penetapan kadar ibuprofen
800mg dengan menggunakan spektrofotometri UV-Vis. Tablet
digerus dan dilarutkan dalam 250 ml air. Dipipet 1 ml dan ditambah
air hingga 50 ml. Absorbansi yang diperoleh 0.6 dengan persamaan
regresi y= 0.1x - 1. Berapa persen kadar yang diperoleh?
a. 25%
b. 97.5%
c. 100 %
d. 102.5%
e. 105%
Step 1 → cari kadar dengan persamaan
Y = bx +a
Y = 0.1x – 1
Y = 0.6 (Dari soal)
X = (0.6+1)/0.1
X = 16 ppm
Step 2 → kalikan kadar dengan factor pengenceran
FP = 50 ml/1 ml = 50 kali
X = 16 ppm x 50 = 800 ppm → 800 mg/1000 ml
Step 3 → kembalikan ke volume awal 250 mL
sehingga X perlu dijadikan per 250 ml
x = 250 ml/1000 ml x 800 mg = 200 mg
Step 4 → cari persentase kadar
% Kadar = 200 mg/800 mg x 100% = 25%
Seorang apoteker sedang merancang prosedur analisis epinefrin
dengan spektrofotometer. Ia membuat larutan baku 200 ppm dan
akan diukur pada 280 nm. Diketahui nilai absorptivitas molar
epinefrin adalah 2700 lebar kuvet 1 cm. Berapa nilai serapan larutan
baku tersebut?
A. 54
B. 756
C. 193
D. 135
E. 207
Jawab
A = E. b . C
E = 2700
b = 1 cm
● C = 200 ppm → 200 mg/ 1000 ml→ harus dijadikan % b/v dulu
● C = 0.02 % b/v
● A = 2700 x 1 cm x 0.02 % = 54
Sebuah Industri Farmasi akan membuat 1 batch sediaan injeksi dengan
komposisi sebagai berikut Fenilefrin HCL 1% (ptb=0,18). Na EDTA 0.1%
(ptb=0,13). Volume 1 ampul adalah 1 mL dan 1 batch terdiri dari 100 ampul.
Berapa jumlah NaCl (mg) yang harus ditambahkan agar tercapai larutan
isotonis dalam pembuatan 1 batch sediaan injeksi?
a. 567,7
b. 597,7
c. 617,7
d. 647,7
e. 677,7
Gunakan rumus tonisitas penurunan titik beku
1. Hitung ptb Total
Ptb total = (0,18 x 1%) + (0,13x 0,1%) = 0.193
2. Hitung % NaCl yang dibutuhkan dengan rumus
𝒙 =
𝟎.𝟓𝟐−𝟎.𝟏𝟗𝟑
𝟎.𝟓𝟕𝟔
= 0,5677 % → 0,5677 g/100 ml.
Jadi NaCl yang dibutuhkan untuk membuat 100 ampul adalah 0,5677
g atau 567,7 mg
Note : b adalah penurunan titik beku 1% NaCl. Di Farmakope
Indonesia VI diketahui ptb NaCl 1% adalah 0,576
Rumus = 𝒙 =
𝟎.𝟓𝟐−(𝒂.𝒄)
𝒃
5_6111660195018966480.pdf

More Related Content

What's hot

9. perhitungan isotonis.pptx
9. perhitungan isotonis.pptx9. perhitungan isotonis.pptx
9. perhitungan isotonis.pptx
adaptifakhlak
 
79188922 cara-perhitungan-waktu-daluarsa
79188922 cara-perhitungan-waktu-daluarsa79188922 cara-perhitungan-waktu-daluarsa
79188922 cara-perhitungan-waktu-daluarsa
Eka Selvina
 
Komunikasi dalam praktek farmasi
Komunikasi dalam praktek farmasiKomunikasi dalam praktek farmasi
Komunikasi dalam praktek farmasi
Nur Fadillah
 
Konstanta dielektrik
Konstanta dielektrikKonstanta dielektrik
Konstanta dielektrikTrie Marcory
 
Bab iii laporan granul paracetamol
Bab iii  laporan granul paracetamolBab iii  laporan granul paracetamol
Bab iii laporan granul paracetamolYudia Susilowati
 
Biofarmasetika ( i ) new2
Biofarmasetika ( i ) new2Biofarmasetika ( i ) new2
Biofarmasetika ( i ) new2
husnul khotimah
 
Creaming Process, Agricultural Engineering Instiper Jogja
Creaming Process, Agricultural Engineering Instiper JogjaCreaming Process, Agricultural Engineering Instiper Jogja
Creaming Process, Agricultural Engineering Instiper Jogja
Rengga Renjani
 
persentase
persentase persentase
persentase
Irda Wiharti
 
Farmakologi (prinsip terapeutika) bagian ii
Farmakologi  (prinsip terapeutika) bagian iiFarmakologi  (prinsip terapeutika) bagian ii
Farmakologi (prinsip terapeutika) bagian ii
Surya Amal
 
Pembahasan UKAI Farmasi Industri Berdasarkan Aspek CPOB
Pembahasan UKAI Farmasi Industri Berdasarkan Aspek CPOBPembahasan UKAI Farmasi Industri Berdasarkan Aspek CPOB
Pembahasan UKAI Farmasi Industri Berdasarkan Aspek CPOB
Nesha Mutiara
 
Permenkes RI No. 34 th 2014 Tentang Pedagang Besar Farmasi
Permenkes RI No. 34 th 2014 Tentang Pedagang Besar FarmasiPermenkes RI No. 34 th 2014 Tentang Pedagang Besar Farmasi
Permenkes RI No. 34 th 2014 Tentang Pedagang Besar Farmasi
Ulfah Hanum
 
Uji Disolusi
Uji DisolusiUji Disolusi
Uji Disolusi
Ilma Nurhidayati
 
Salep mata (1)
Salep mata (1)Salep mata (1)
Salep mata (1)
nazmusafira
 
Laporan farmasi fisika kerapatan bobot jenis zat cair
Laporan farmasi fisika kerapatan bobot jenis zat cairLaporan farmasi fisika kerapatan bobot jenis zat cair
Laporan farmasi fisika kerapatan bobot jenis zat cair
Mina Audina
 
Parameter Nonspesifik Ekstrak (Fitokimia)
Parameter Nonspesifik Ekstrak (Fitokimia)Parameter Nonspesifik Ekstrak (Fitokimia)
Parameter Nonspesifik Ekstrak (Fitokimia)
Filania Kanja
 
Cpob produksi
Cpob   produksiCpob   produksi
Cpob produksi
TEGUH IMANTO
 

What's hot (20)

9. perhitungan isotonis.pptx
9. perhitungan isotonis.pptx9. perhitungan isotonis.pptx
9. perhitungan isotonis.pptx
 
79188922 cara-perhitungan-waktu-daluarsa
79188922 cara-perhitungan-waktu-daluarsa79188922 cara-perhitungan-waktu-daluarsa
79188922 cara-perhitungan-waktu-daluarsa
 
Komunikasi dalam praktek farmasi
Komunikasi dalam praktek farmasiKomunikasi dalam praktek farmasi
Komunikasi dalam praktek farmasi
 
Konstanta dielektrik
Konstanta dielektrikKonstanta dielektrik
Konstanta dielektrik
 
GRANULASI BASAH
GRANULASI BASAHGRANULASI BASAH
GRANULASI BASAH
 
Bab iii laporan granul paracetamol
Bab iii  laporan granul paracetamolBab iii  laporan granul paracetamol
Bab iii laporan granul paracetamol
 
SWAMEDIKASI
SWAMEDIKASISWAMEDIKASI
SWAMEDIKASI
 
Biofarmasetika ( i ) new2
Biofarmasetika ( i ) new2Biofarmasetika ( i ) new2
Biofarmasetika ( i ) new2
 
Creaming Process, Agricultural Engineering Instiper Jogja
Creaming Process, Agricultural Engineering Instiper JogjaCreaming Process, Agricultural Engineering Instiper Jogja
Creaming Process, Agricultural Engineering Instiper Jogja
 
persentase
persentase persentase
persentase
 
Farmakologi (prinsip terapeutika) bagian ii
Farmakologi  (prinsip terapeutika) bagian iiFarmakologi  (prinsip terapeutika) bagian ii
Farmakologi (prinsip terapeutika) bagian ii
 
Pembahasan UKAI Farmasi Industri Berdasarkan Aspek CPOB
Pembahasan UKAI Farmasi Industri Berdasarkan Aspek CPOBPembahasan UKAI Farmasi Industri Berdasarkan Aspek CPOB
Pembahasan UKAI Farmasi Industri Berdasarkan Aspek CPOB
 
Permenkes RI No. 34 th 2014 Tentang Pedagang Besar Farmasi
Permenkes RI No. 34 th 2014 Tentang Pedagang Besar FarmasiPermenkes RI No. 34 th 2014 Tentang Pedagang Besar Farmasi
Permenkes RI No. 34 th 2014 Tentang Pedagang Besar Farmasi
 
Uji Disolusi
Uji DisolusiUji Disolusi
Uji Disolusi
 
Ppt bu anggun
Ppt bu anggunPpt bu anggun
Ppt bu anggun
 
Sediaan krim
Sediaan krimSediaan krim
Sediaan krim
 
Salep mata (1)
Salep mata (1)Salep mata (1)
Salep mata (1)
 
Laporan farmasi fisika kerapatan bobot jenis zat cair
Laporan farmasi fisika kerapatan bobot jenis zat cairLaporan farmasi fisika kerapatan bobot jenis zat cair
Laporan farmasi fisika kerapatan bobot jenis zat cair
 
Parameter Nonspesifik Ekstrak (Fitokimia)
Parameter Nonspesifik Ekstrak (Fitokimia)Parameter Nonspesifik Ekstrak (Fitokimia)
Parameter Nonspesifik Ekstrak (Fitokimia)
 
Cpob produksi
Cpob   produksiCpob   produksi
Cpob produksi
 

Similar to 5_6111660195018966480.pdf

P1 Persen Kadar dan tetes infus.pptx
P1 Persen Kadar dan tetes infus.pptxP1 Persen Kadar dan tetes infus.pptx
P1 Persen Kadar dan tetes infus.pptx
AhmadSofyanAtsauri
 
P1(Perhitungan 1).pptx
P1(Perhitungan 1).pptxP1(Perhitungan 1).pptx
P1(Perhitungan 1).pptx
AhmadSofyanAtsauri
 
Kelarutan Semu / Total
Kelarutan Semu / TotalKelarutan Semu / Total
Kelarutan Semu / Total
Ridwan
 
Latihan Soal Farmasetika dan Bahan Alam.pptx
Latihan Soal Farmasetika dan Bahan Alam.pptxLatihan Soal Farmasetika dan Bahan Alam.pptx
Latihan Soal Farmasetika dan Bahan Alam.pptx
AhmadSofyanAtsauri
 
Jurnal praktikum fitofarmasi 2
Jurnal praktikum fitofarmasi 2Jurnal praktikum fitofarmasi 2
Jurnal praktikum fitofarmasi 2Caesalpinia Swartz
 
Rumus tetesan infus
Rumus tetesan infusRumus tetesan infus
Rumus tetesan infus
Faisal Fnatic
 
P3(Perhitungan 3).pptx
P3(Perhitungan 3).pptxP3(Perhitungan 3).pptx
P3(Perhitungan 3).pptx
AhmadSofyanAtsauri
 
P3(Perhitungan 3) HLB.pptx
P3(Perhitungan 3) HLB.pptxP3(Perhitungan 3) HLB.pptx
P3(Perhitungan 3) HLB.pptx
AhmadSofyanAtsauri
 
Praregistrasi Suspensi Oral Ampisilin
Praregistrasi Suspensi Oral AmpisilinPraregistrasi Suspensi Oral Ampisilin
Praregistrasi Suspensi Oral Ampisilin
Maulana Sakti
 
Fix pemanfaatan perbandingan visual copy
Fix pemanfaatan perbandingan visual   copyFix pemanfaatan perbandingan visual   copy
Fix pemanfaatan perbandingan visual copy
Aullyha
 
Komposisi nutrisi dan aktivitas antioksidan dari tomat
Komposisi nutrisi dan aktivitas antioksidan dari tomatKomposisi nutrisi dan aktivitas antioksidan dari tomat
Komposisi nutrisi dan aktivitas antioksidan dari tomat
Rolina Zahhara Tambunan
 
VALIDASI METODE ANALISIS VITAMIN B1 DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI VISIBEL
VALIDASI METODE ANALISIS VITAMIN B1 DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI VISIBELVALIDASI METODE ANALISIS VITAMIN B1 DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI VISIBEL
VALIDASI METODE ANALISIS VITAMIN B1 DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI VISIBEL
Tri Setyo Ningsih
 
Formulasi Sediaan Steril Vial Anestesi Lokal (Lidokain HCl)
Formulasi Sediaan Steril Vial Anestesi Lokal (Lidokain HCl)Formulasi Sediaan Steril Vial Anestesi Lokal (Lidokain HCl)
Formulasi Sediaan Steril Vial Anestesi Lokal (Lidokain HCl)
Nesha Mutiara
 
Foto Metri Praktek AI 1
Foto Metri Praktek AI 1Foto Metri Praktek AI 1
Foto Metri Praktek AI 1Uda TrooPer
 
Penentuan kadar air cara pengeringan
Penentuan kadar air cara pengeringanPenentuan kadar air cara pengeringan
Penentuan kadar air cara pengeringan
Septa Septy
 
Farmakologi 6
Farmakologi 6Farmakologi 6
Farmakologi 6
cynthiaanggipradita
 
P4 (Biofarmasi, Kimia Farmasi, Kimia Bahan Alam).pptx
P4 (Biofarmasi, Kimia Farmasi, Kimia Bahan Alam).pptxP4 (Biofarmasi, Kimia Farmasi, Kimia Bahan Alam).pptx
P4 (Biofarmasi, Kimia Farmasi, Kimia Bahan Alam).pptx
AhmadSofyanAtsauri
 

Similar to 5_6111660195018966480.pdf (20)

P1 Persen Kadar dan tetes infus.pptx
P1 Persen Kadar dan tetes infus.pptxP1 Persen Kadar dan tetes infus.pptx
P1 Persen Kadar dan tetes infus.pptx
 
P1(Perhitungan 1).pptx
P1(Perhitungan 1).pptxP1(Perhitungan 1).pptx
P1(Perhitungan 1).pptx
 
P1.pptx
P1.pptxP1.pptx
P1.pptx
 
Kelarutan Semu / Total
Kelarutan Semu / TotalKelarutan Semu / Total
Kelarutan Semu / Total
 
Latihan Soal Farmasetika dan Bahan Alam.pptx
Latihan Soal Farmasetika dan Bahan Alam.pptxLatihan Soal Farmasetika dan Bahan Alam.pptx
Latihan Soal Farmasetika dan Bahan Alam.pptx
 
Jurnal praktikum fitofarmasi 2
Jurnal praktikum fitofarmasi 2Jurnal praktikum fitofarmasi 2
Jurnal praktikum fitofarmasi 2
 
Dosis obat
Dosis obatDosis obat
Dosis obat
 
Rumus tetesan infus
Rumus tetesan infusRumus tetesan infus
Rumus tetesan infus
 
P3(Perhitungan 3).pptx
P3(Perhitungan 3).pptxP3(Perhitungan 3).pptx
P3(Perhitungan 3).pptx
 
P3(Perhitungan 3) HLB.pptx
P3(Perhitungan 3) HLB.pptxP3(Perhitungan 3) HLB.pptx
P3(Perhitungan 3) HLB.pptx
 
Praregistrasi Suspensi Oral Ampisilin
Praregistrasi Suspensi Oral AmpisilinPraregistrasi Suspensi Oral Ampisilin
Praregistrasi Suspensi Oral Ampisilin
 
Fix pemanfaatan perbandingan visual copy
Fix pemanfaatan perbandingan visual   copyFix pemanfaatan perbandingan visual   copy
Fix pemanfaatan perbandingan visual copy
 
Komposisi nutrisi dan aktivitas antioksidan dari tomat
Komposisi nutrisi dan aktivitas antioksidan dari tomatKomposisi nutrisi dan aktivitas antioksidan dari tomat
Komposisi nutrisi dan aktivitas antioksidan dari tomat
 
VALIDASI METODE ANALISIS VITAMIN B1 DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI VISIBEL
VALIDASI METODE ANALISIS VITAMIN B1 DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI VISIBELVALIDASI METODE ANALISIS VITAMIN B1 DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI VISIBEL
VALIDASI METODE ANALISIS VITAMIN B1 DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI VISIBEL
 
Formulasi Sediaan Steril Vial Anestesi Lokal (Lidokain HCl)
Formulasi Sediaan Steril Vial Anestesi Lokal (Lidokain HCl)Formulasi Sediaan Steril Vial Anestesi Lokal (Lidokain HCl)
Formulasi Sediaan Steril Vial Anestesi Lokal (Lidokain HCl)
 
Foto Metri Praktek AI 1
Foto Metri Praktek AI 1Foto Metri Praktek AI 1
Foto Metri Praktek AI 1
 
Penentuan kadar air cara pengeringan
Penentuan kadar air cara pengeringanPenentuan kadar air cara pengeringan
Penentuan kadar air cara pengeringan
 
Makalah_60 Makalah laporan praktikum ikan (autosaved)
Makalah_60 Makalah laporan praktikum ikan (autosaved)Makalah_60 Makalah laporan praktikum ikan (autosaved)
Makalah_60 Makalah laporan praktikum ikan (autosaved)
 
Farmakologi 6
Farmakologi 6Farmakologi 6
Farmakologi 6
 
P4 (Biofarmasi, Kimia Farmasi, Kimia Bahan Alam).pptx
P4 (Biofarmasi, Kimia Farmasi, Kimia Bahan Alam).pptxP4 (Biofarmasi, Kimia Farmasi, Kimia Bahan Alam).pptx
P4 (Biofarmasi, Kimia Farmasi, Kimia Bahan Alam).pptx
 

Recently uploaded

PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...
Kanaidi ken
 
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawasuntuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
TEDYHARTO1
 
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptxRANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
SurosoSuroso19
 
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdfNUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
DataSupriatna
 
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 BandungBahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Galang Adi Kuncoro
 
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagjaPi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
agusmulyadi08
 
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-OndelSebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
ferrydmn1999
 
Kisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docx
Kisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docxKisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docx
Kisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docx
irawan1978
 
Tabel 1. 7 Ruang Lingkup Terintegrasi dalam Mata Pelajaran dalam CASEL PSE.pdf
Tabel 1. 7 Ruang Lingkup Terintegrasi dalam Mata Pelajaran dalam CASEL PSE.pdfTabel 1. 7 Ruang Lingkup Terintegrasi dalam Mata Pelajaran dalam CASEL PSE.pdf
Tabel 1. 7 Ruang Lingkup Terintegrasi dalam Mata Pelajaran dalam CASEL PSE.pdf
ppgpriyosetiawan43
 
EVIDENCE BASED DALAM PELAYANAN KB DAN KONTRASEPSI.pdf
EVIDENCE BASED DALAM PELAYANAN KB DAN KONTRASEPSI.pdfEVIDENCE BASED DALAM PELAYANAN KB DAN KONTRASEPSI.pdf
EVIDENCE BASED DALAM PELAYANAN KB DAN KONTRASEPSI.pdf
Rismawati408268
 
Modul Ajar IPS Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar IPS Kelas 7 Fase D Kurikulum MerdekaModul Ajar IPS Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar IPS Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.pptKOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
Dedi Dwitagama
 
0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx
0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx
0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx
Indah106914
 
Diseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptx
Diseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptxDiseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptx
Diseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptx
LucyKristinaS
 
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdfPENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
smp4prg
 
Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Modul Projek  - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...Modul Projek  - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
MirnasariMutmainna1
 
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdfLK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
UditGheozi2
 
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdfTugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
muhammadRifai732845
 
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdfPPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
safitriana935
 
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptxJuknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
mattaja008
 

Recently uploaded (20)

PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...
 
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawasuntuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
 
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptxRANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
 
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdfNUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
 
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 BandungBahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
 
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagjaPi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
 
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-OndelSebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
 
Kisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docx
Kisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docxKisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docx
Kisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docx
 
Tabel 1. 7 Ruang Lingkup Terintegrasi dalam Mata Pelajaran dalam CASEL PSE.pdf
Tabel 1. 7 Ruang Lingkup Terintegrasi dalam Mata Pelajaran dalam CASEL PSE.pdfTabel 1. 7 Ruang Lingkup Terintegrasi dalam Mata Pelajaran dalam CASEL PSE.pdf
Tabel 1. 7 Ruang Lingkup Terintegrasi dalam Mata Pelajaran dalam CASEL PSE.pdf
 
EVIDENCE BASED DALAM PELAYANAN KB DAN KONTRASEPSI.pdf
EVIDENCE BASED DALAM PELAYANAN KB DAN KONTRASEPSI.pdfEVIDENCE BASED DALAM PELAYANAN KB DAN KONTRASEPSI.pdf
EVIDENCE BASED DALAM PELAYANAN KB DAN KONTRASEPSI.pdf
 
Modul Ajar IPS Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar IPS Kelas 7 Fase D Kurikulum MerdekaModul Ajar IPS Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar IPS Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
 
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.pptKOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
 
0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx
0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx
0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx
 
Diseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptx
Diseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptxDiseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptx
Diseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptx
 
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdfPENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
 
Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Modul Projek  - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...Modul Projek  - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
 
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdfLK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
 
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdfTugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
 
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdfPPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
 
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptxJuknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
 

5_6111660195018966480.pdf

  • 1. Perhitungan Industri #1 a glimpse of @TemanBelajarFarmasi_id
  • 2. Sebuah Industri farmasi produk steril memiliki produk infus Dektrosa dengan kekuatan sediaan 5% (b/v); Berapakah jumlah Dextrosa yang terkandung dalam kemasan infus 1.000 mL? a. 500 mg b. 5000 mL c. 50.000 mg d. 500 mL e. 0,05 gram %b/v → gram/100 mL %b/b → gram/100 gram %v/v → mL/100 mL 5 % → 5 gram/100 mL 5 gram = 100 mL X gram = 1000 mL X = 50 gram
  • 3. Departemen QC melakukan penetapan kadar trans-atenol bahan baku simplisia buah adas dengan KLT-densitometri menggunakan larutan baku trans-atenol 0,1% b/v. Berikut hasil nilai AUC setiap spot setelah dianalisis dengan densitometer (tanpa pengenceran). Berapa ppm kadar trans-atenol dalam simplisia tersebut? AUC Larutan Uji/ Sampe 1987 Larutan Baku/Standar/Pembanding 1319 Kadar larutan sampel (x) = AUC sampel (1987) Kadar larutan baku (0,1%)=AUC Baku (1319) X = 0,15% 0,15% = 0,15 gram/100 mL → 1.500 ppm Ppm = mg/1000 mL atau µg/mL atau 1 gram/1.000.000 mL A. 0,15 ppm B. 15 ppm C. 1,5 ppm D. 150 ppm E. 1.500 ppm
  • 4. Kadar sampel = 𝐴𝑈𝐶 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 𝐴𝑈𝐶 𝐵𝑎𝑘𝑢 x Kadar baku Kadar larutan sampel = AUC sampel Kadar larutan baku =AUC Baku 1 %b/v = 1 gram/100 mL → 1000 mg/100 mL → 10.000 mg/1000 mL → 10.000 ppm %b/v ke ppm = dikali 10.000 ppm ke %b/v = dibagi 10.000
  • 5. Bagian kontrol kualitas industri farmasi melakukan uji disolusi tablet Hidroklortiazid dengan nilai Q 60%, memperoleh data disolusi selama 60 menit seperti pada gambar berikut. Apakah yang perlu dilakukan oleh bagian control kualitas terhadap hasil pengujian tersebut? A. Menyatakan hasil memenuhi syarat B. Menyatakan hasil tidak memenuhi syarat dan tidak melanjutkan ketahap pengujian berikutnya C. Menyatakan hasil tidak memenuhi syarat dan melanjutkan ketahap pengujian level 2 dengan 6 tablet D. Menyatakan hasil tidak memenuhi syarat dan melanjutkan ketahap pengujian level 2 dengan 12 tablet E. Menyatakan hasil tidak memenuhi syarat dan melanjutkan ketahap pengujian level 2 dengan 2 tablet
  • 6. Tahap Jumlah yang diuji Kriteria penerimaan S1 6 Tiap unit sediaan tidak kurang dari Q + 5 % S2 6 Rata - rata dari 12 unit (S1 + S2 adalah sama dengan atau lebih besar dari Q, dan tidak satu unit pun lebih kecil dari Q-15%. S3 12 Rata- rata dari 24 unit (S1+S2+S3) adalah sama atau lebih besar dari Q tidak lebih dari 2 unit sediaan yang lebih kecil dan Q-15% dan tidak satu unit pun yang lebih kecil dari Q-25%. UJI DISOLUSI 900 mL HCl 0,01 N. Alat tipe 2: 50 rpm. Waktu: 30 menit. 24 tablet 6 TABLET (FI edisi VI, 2020)
  • 7. Berdasarkan penelitian dan monografi, didapatkan senyawa aktif asetosal memiliki stabilitas yang rendah terhadap air maupun kelembaban. Asetosal akan mengalami proses hidrolisis. Berdasarkan data dari R&D industry farmasi reaksi hidrolisis mengikuti orde nol dengan kecepatan degradasinya adalah 1 mg/bulan. Berapakah waktu kadaluarsa sediaan asetosal jika memiliki kekuatan sediaan 80 mg per tablet? a. 40 bulan b. 8 bulan c. 4 bulan d. 0,4 bulan e. 0,4 bulan Jika tidak dinyatakan lain, obat dinyatakan kadaluarsa ketika kadarnya mencapai 90% dari kadar awalnya. ORDE NOL 10% x 80 mg = 8 mg → ketika kadarnya sudah turun 8 mg, Maka obat kadaluarsa Jika degradasinya 1mg/bulan → Maka butuh 8 bulan untuk obat kadaluarsa.
  • 8. 0,1 𝑥 80 𝑚𝑔 1 𝑚𝑔/𝑏𝑢𝑙𝑎𝑛 = 8 bulan
  • 9. Suatu industri farmasi akan memproduksi krim dengan komposisi : Vaselin 30% Asetilsalisilat 20 gram Emulgator 2 gram aqua ad 100 gram Emulgator yg digunakan tween 60 dan span 60. Tween 60 (HLB=15) dan span ( HLB=5) serta HLB campuran 12. Berapa emulgator yg di butuhkan masing-masing? a. 1,0 : 1,0 b. 1,1:0,9 c. 1,2:0,8 d. 1,3:0,7 e. 1,4:0,6
  • 10. Span 60 5 3 12 Twen 60 15 7 10 + Span 60 = 3 10 x 2 gram = 0,6 gram Twen 60 = 7 10 x 2 gram = 1,4 gram
  • 11. Industri farmasi membuat sediaan krim hidrokortison dengan bobot 5 g. Sediaan tersebut mengandung 100 mg bahan aktif. Nilai serapan yang diperoleh adalah 0,4123. Nilai slope dan intersep adalah 0,0284 dan 0,0013 dengan pengenceran 20 kali dan volume awal 10 ml. Berapa % kandungan hidrokortison? a. 2,49 b. 2,59 c. 2,69 d. 2,79 e. 2,89
  • 12. Step 1 → cari kadar dengan persamaan Y = bx +a 0,4123 = 0,0284 x + 0,0013 X = (0,4123-0,0013)/ 0,0284 X = 14,47 ppm Step 2 → kalikan kadar dengan factor pengenceran 14,47 ppm x 20 = 289,44 ppm → 289,44 mg/1000 ml Step 3 → kembalikan ke volume awal 10 ml 289,44 mg/1000 ml x 10 ml = 2,8944 mg Step 4 → cari persentase kadar 2,8944 mg/ 100 mg x 100 % = 2,8944%
  • 13. Dokter anestesi membutuhkan 30 ml larutan lidokain 1% (BM 234). Apoteker menyiapkan obat dengan menggunakan lidokain HCl degan BM 288. Berapa mg lidokain HCl yang dibutuhkan? A. 243.75 mg B. 300.00 mg C. 369.23 mg D. 812.23 mg E. 1230.30 mg
  • 14. GUNAKAN PERBANDINGAN BM ● Lidokain HCl = BM Lidokain HCl BM Lidokain x Kadar Lidokain 288 234 x 1% = 1.2308 % (b/v) → 1.2308 g dalam 100 ml ● Volume larutan yang dibutuhkan 30 ml ● Lidokain HCl yang dibutuhkan = 30 𝑚𝐿 100 𝑚𝐿 x 1.2308 g = 0.36924 g = 369.24 mg
  • 15. Sebuah industri farmasi mau melakukan penetapan kadar ibuprofen 800mg dengan menggunakan spektrofotometri UV-Vis. Tablet digerus dan dilarutkan dalam 250 ml air. Dipipet 1 ml dan ditambah air hingga 50 ml. Absorbansi yang diperoleh 0.6 dengan persamaan regresi y= 0.1x - 1. Berapa persen kadar yang diperoleh? a. 25% b. 97.5% c. 100 % d. 102.5% e. 105%
  • 16. Step 1 → cari kadar dengan persamaan Y = bx +a Y = 0.1x – 1 Y = 0.6 (Dari soal) X = (0.6+1)/0.1 X = 16 ppm Step 2 → kalikan kadar dengan factor pengenceran FP = 50 ml/1 ml = 50 kali X = 16 ppm x 50 = 800 ppm → 800 mg/1000 ml Step 3 → kembalikan ke volume awal 250 mL sehingga X perlu dijadikan per 250 ml x = 250 ml/1000 ml x 800 mg = 200 mg Step 4 → cari persentase kadar % Kadar = 200 mg/800 mg x 100% = 25%
  • 17. Seorang apoteker sedang merancang prosedur analisis epinefrin dengan spektrofotometer. Ia membuat larutan baku 200 ppm dan akan diukur pada 280 nm. Diketahui nilai absorptivitas molar epinefrin adalah 2700 lebar kuvet 1 cm. Berapa nilai serapan larutan baku tersebut? A. 54 B. 756 C. 193 D. 135 E. 207
  • 18. Jawab A = E. b . C E = 2700 b = 1 cm ● C = 200 ppm → 200 mg/ 1000 ml→ harus dijadikan % b/v dulu ● C = 0.02 % b/v ● A = 2700 x 1 cm x 0.02 % = 54
  • 19. Sebuah Industri Farmasi akan membuat 1 batch sediaan injeksi dengan komposisi sebagai berikut Fenilefrin HCL 1% (ptb=0,18). Na EDTA 0.1% (ptb=0,13). Volume 1 ampul adalah 1 mL dan 1 batch terdiri dari 100 ampul. Berapa jumlah NaCl (mg) yang harus ditambahkan agar tercapai larutan isotonis dalam pembuatan 1 batch sediaan injeksi? a. 567,7 b. 597,7 c. 617,7 d. 647,7 e. 677,7
  • 20. Gunakan rumus tonisitas penurunan titik beku 1. Hitung ptb Total Ptb total = (0,18 x 1%) + (0,13x 0,1%) = 0.193 2. Hitung % NaCl yang dibutuhkan dengan rumus 𝒙 = 𝟎.𝟓𝟐−𝟎.𝟏𝟗𝟑 𝟎.𝟓𝟕𝟔 = 0,5677 % → 0,5677 g/100 ml. Jadi NaCl yang dibutuhkan untuk membuat 100 ampul adalah 0,5677 g atau 567,7 mg Note : b adalah penurunan titik beku 1% NaCl. Di Farmakope Indonesia VI diketahui ptb NaCl 1% adalah 0,576 Rumus = 𝒙 = 𝟎.𝟓𝟐−(𝒂.𝒄) 𝒃