Konseling obat sangat berpengaruh pada tingkat kepatuhan pasien. Penerapan konseling obat sebagai salah satu bentuk komunikasi dalam praktek kefarmasian pada pasien dapat meningkatkan kepatuhan pasien dalam penggunaan obat karena pasien mendapatkan penjelasan mengenai manfaat penggunaan obat yang sesuai dengan aturan pakai yang sangat berpengaruh dalam meningkatkan kualitas hidup pasien.
Mechanical separation engineering on bio-diesel, with creaming process.
Created by: Student of Agricultural Engineering Stiper Agricultural University Yogyakarta.
Konseling obat sangat berpengaruh pada tingkat kepatuhan pasien. Penerapan konseling obat sebagai salah satu bentuk komunikasi dalam praktek kefarmasian pada pasien dapat meningkatkan kepatuhan pasien dalam penggunaan obat karena pasien mendapatkan penjelasan mengenai manfaat penggunaan obat yang sesuai dengan aturan pakai yang sangat berpengaruh dalam meningkatkan kualitas hidup pasien.
Mechanical separation engineering on bio-diesel, with creaming process.
Created by: Student of Agricultural Engineering Stiper Agricultural University Yogyakarta.
Bahan presentasi tugas mata kuliah Farmasi Industri tentang Praregistrasi Sediaan Farmasi, Program Studi Profesi Apoteker, Fakultas Farmasi, Universitas Sumatera Utara.
Pedoman Diet untuk memerangi penyakit kronis, termasuk kanker dan penyakit arteri koroner, merekomendasikan peningkatan asupan makanan dari tumbuhan, termasuk buah-buahan dan sayur-sayuran sebagai sumber kaya antioksidan.
Tomat sebagai salah satu tanaman pangan yang paling serbaguna dan digunakan secara luas bisa memainkan peran penting dalam pangan manusia.
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondelferrydmn1999
Indonesia, negara kepulauan yang kaya akan keragaman budaya, suku, dan tradisi, memiliki Jakarta sebagai pusat kebudayaan yang dinamis dan unik. Salah satu kesenian tradisional yang ikonik dan identik dengan Jakarta adalah ondel-ondel, boneka raksasa yang biasanya tampil berpasangan, terdiri dari laki-laki dan perempuan. Ondel-ondel awalnya dianggap sebagai simbol budaya sakral dan memainkan peran penting dalam ritual budaya masyarakat Betawi untuk menolak bala atau nasib buruk. Namun, seiring dengan bergulirnya waktu dan perubahan zaman, makna sakral ondel-ondel perlahan memudar dan berubah menjadi sesuatu yang kurang bernilai. Kini, ondel-ondel lebih sering digunakan sebagai hiasan atau sebagai sarana untuk mencari penghasilan. Buku foto Lensa Kampung Ondel-Ondel berfokus pada Keluarga Mulyadi, yang menghadapi tantangan untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel warisan leluhur di tengah keterbatasan ekonomi yang ada. Melalui foto cerita, foto feature dan foto jurnalistik buku ini menggambarkan usaha Keluarga Mulyadi untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel sambil menghadapi dilema dalam mempertahankan makna budaya di tengah perubahan makna dan keterbatasan ekonomi keluarganya. Buku foto ini dapat menggambarkan tentang bagaimana keluarga tersebut berjuang untuk menjaga warisan budaya mereka di tengah arus modernisasi.
2. Sebuah Industri farmasi produk steril memiliki produk infus Dektrosa
dengan kekuatan sediaan 5% (b/v);
Berapakah jumlah Dextrosa yang terkandung dalam kemasan infus 1.000
mL?
a. 500 mg
b. 5000 mL
c. 50.000 mg
d. 500 mL
e. 0,05 gram
%b/v → gram/100 mL
%b/b → gram/100 gram
%v/v → mL/100 mL
5 % → 5 gram/100 mL
5 gram = 100 mL
X gram = 1000 mL
X = 50 gram
3. Departemen QC melakukan penetapan kadar trans-atenol bahan baku simplisia
buah adas dengan KLT-densitometri menggunakan larutan baku trans-atenol 0,1%
b/v. Berikut hasil nilai AUC setiap spot setelah dianalisis dengan densitometer
(tanpa pengenceran). Berapa ppm kadar trans-atenol dalam simplisia tersebut?
AUC
Larutan Uji/ Sampe 1987
Larutan
Baku/Standar/Pembanding
1319
Kadar larutan sampel (x) = AUC sampel (1987)
Kadar larutan baku (0,1%)=AUC Baku (1319)
X = 0,15%
0,15% = 0,15 gram/100 mL → 1.500 ppm
Ppm = mg/1000 mL atau µg/mL atau 1 gram/1.000.000 mL
A. 0,15 ppm
B. 15 ppm
C. 1,5 ppm
D. 150 ppm
E. 1.500 ppm
4. Kadar sampel =
𝐴𝑈𝐶 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙
𝐴𝑈𝐶 𝐵𝑎𝑘𝑢
x Kadar baku
Kadar larutan sampel = AUC sampel
Kadar larutan baku =AUC Baku
1 %b/v = 1 gram/100 mL → 1000 mg/100 mL →
10.000 mg/1000 mL → 10.000 ppm
%b/v ke ppm = dikali 10.000
ppm ke %b/v = dibagi 10.000
5. Bagian kontrol kualitas industri farmasi melakukan uji disolusi tablet Hidroklortiazid
dengan nilai Q 60%, memperoleh data disolusi selama 60 menit seperti pada gambar
berikut. Apakah yang perlu dilakukan oleh bagian control kualitas terhadap hasil
pengujian tersebut?
A. Menyatakan hasil memenuhi syarat
B. Menyatakan hasil tidak memenuhi syarat dan tidak melanjutkan
ketahap pengujian berikutnya
C. Menyatakan hasil tidak memenuhi syarat dan melanjutkan
ketahap pengujian level 2 dengan 6 tablet
D. Menyatakan hasil tidak memenuhi syarat dan melanjutkan
ketahap pengujian level 2 dengan 12 tablet
E. Menyatakan hasil tidak memenuhi syarat dan melanjutkan
ketahap pengujian level 2 dengan 2 tablet
6. Tahap Jumlah
yang
diuji
Kriteria penerimaan
S1 6 Tiap unit sediaan tidak kurang dari
Q + 5 %
S2 6 Rata - rata dari 12 unit (S1 + S2
adalah sama dengan atau lebih
besar dari Q, dan tidak satu unit pun
lebih kecil dari Q-15%.
S3 12 Rata- rata dari 24 unit (S1+S2+S3)
adalah sama atau lebih besar dari Q
tidak lebih dari 2 unit sediaan yang
lebih kecil dan Q-15% dan tidak
satu unit pun yang lebih kecil dari
Q-25%.
UJI DISOLUSI
900 mL HCl 0,01 N.
Alat tipe 2: 50 rpm.
Waktu: 30 menit.
24 tablet
6 TABLET
(FI edisi VI, 2020)
7. Berdasarkan penelitian dan monografi, didapatkan senyawa aktif asetosal memiliki
stabilitas yang rendah terhadap air maupun kelembaban. Asetosal akan
mengalami proses hidrolisis. Berdasarkan data dari R&D industry farmasi reaksi
hidrolisis mengikuti orde nol dengan kecepatan degradasinya adalah 1 mg/bulan.
Berapakah waktu kadaluarsa sediaan asetosal jika memiliki kekuatan sediaan 80
mg per tablet?
a. 40 bulan
b. 8 bulan
c. 4 bulan
d. 0,4 bulan
e. 0,4 bulan
Jika tidak dinyatakan lain, obat dinyatakan kadaluarsa ketika kadarnya mencapai 90%
dari kadar awalnya.
ORDE
NOL
10% x 80 mg = 8 mg → ketika kadarnya sudah turun 8 mg, Maka obat kadaluarsa
Jika degradasinya 1mg/bulan → Maka butuh 8 bulan untuk obat kadaluarsa.
9. Suatu industri farmasi akan memproduksi krim dengan komposisi :
Vaselin 30%
Asetilsalisilat 20 gram
Emulgator 2 gram
aqua ad 100 gram
Emulgator yg digunakan tween 60 dan span 60. Tween 60 (HLB=15) dan span ( HLB=5) serta
HLB campuran 12. Berapa emulgator yg di butuhkan masing-masing?
a. 1,0 : 1,0
b. 1,1:0,9
c. 1,2:0,8
d. 1,3:0,7
e. 1,4:0,6
11. Industri farmasi membuat sediaan krim hidrokortison dengan
bobot 5 g. Sediaan tersebut mengandung 100 mg bahan aktif.
Nilai serapan yang diperoleh adalah 0,4123. Nilai slope dan
intersep adalah 0,0284 dan 0,0013 dengan pengenceran 20 kali
dan volume awal 10 ml.
Berapa % kandungan hidrokortison?
a. 2,49
b. 2,59
c. 2,69
d. 2,79
e. 2,89
12. Step 1 → cari kadar dengan persamaan
Y = bx +a
0,4123 = 0,0284 x + 0,0013
X = (0,4123-0,0013)/ 0,0284
X = 14,47 ppm
Step 2 → kalikan kadar dengan factor pengenceran
14,47 ppm x 20 = 289,44 ppm → 289,44 mg/1000 ml
Step 3 → kembalikan ke volume awal 10 ml
289,44 mg/1000 ml x 10 ml = 2,8944 mg
Step 4 → cari persentase kadar
2,8944 mg/ 100 mg x 100 % = 2,8944%
13. Dokter anestesi membutuhkan 30 ml larutan lidokain 1% (BM
234). Apoteker menyiapkan obat dengan menggunakan
lidokain HCl degan BM 288. Berapa mg lidokain HCl yang
dibutuhkan?
A. 243.75 mg
B. 300.00 mg
C. 369.23 mg
D. 812.23 mg
E. 1230.30 mg
14. GUNAKAN PERBANDINGAN BM
● Lidokain HCl =
BM Lidokain HCl
BM Lidokain
x Kadar Lidokain
288
234
x 1% = 1.2308 % (b/v) → 1.2308 g dalam 100 ml
● Volume larutan yang dibutuhkan 30 ml
● Lidokain HCl yang dibutuhkan =
30 𝑚𝐿
100 𝑚𝐿
x 1.2308 g = 0.36924 g =
369.24 mg
15. Sebuah industri farmasi mau melakukan penetapan kadar ibuprofen
800mg dengan menggunakan spektrofotometri UV-Vis. Tablet
digerus dan dilarutkan dalam 250 ml air. Dipipet 1 ml dan ditambah
air hingga 50 ml. Absorbansi yang diperoleh 0.6 dengan persamaan
regresi y= 0.1x - 1. Berapa persen kadar yang diperoleh?
a. 25%
b. 97.5%
c. 100 %
d. 102.5%
e. 105%
16. Step 1 → cari kadar dengan persamaan
Y = bx +a
Y = 0.1x – 1
Y = 0.6 (Dari soal)
X = (0.6+1)/0.1
X = 16 ppm
Step 2 → kalikan kadar dengan factor pengenceran
FP = 50 ml/1 ml = 50 kali
X = 16 ppm x 50 = 800 ppm → 800 mg/1000 ml
Step 3 → kembalikan ke volume awal 250 mL
sehingga X perlu dijadikan per 250 ml
x = 250 ml/1000 ml x 800 mg = 200 mg
Step 4 → cari persentase kadar
% Kadar = 200 mg/800 mg x 100% = 25%
17. Seorang apoteker sedang merancang prosedur analisis epinefrin
dengan spektrofotometer. Ia membuat larutan baku 200 ppm dan
akan diukur pada 280 nm. Diketahui nilai absorptivitas molar
epinefrin adalah 2700 lebar kuvet 1 cm. Berapa nilai serapan larutan
baku tersebut?
A. 54
B. 756
C. 193
D. 135
E. 207
18. Jawab
A = E. b . C
E = 2700
b = 1 cm
● C = 200 ppm → 200 mg/ 1000 ml→ harus dijadikan % b/v dulu
● C = 0.02 % b/v
● A = 2700 x 1 cm x 0.02 % = 54
19. Sebuah Industri Farmasi akan membuat 1 batch sediaan injeksi dengan
komposisi sebagai berikut Fenilefrin HCL 1% (ptb=0,18). Na EDTA 0.1%
(ptb=0,13). Volume 1 ampul adalah 1 mL dan 1 batch terdiri dari 100 ampul.
Berapa jumlah NaCl (mg) yang harus ditambahkan agar tercapai larutan
isotonis dalam pembuatan 1 batch sediaan injeksi?
a. 567,7
b. 597,7
c. 617,7
d. 647,7
e. 677,7
20. Gunakan rumus tonisitas penurunan titik beku
1. Hitung ptb Total
Ptb total = (0,18 x 1%) + (0,13x 0,1%) = 0.193
2. Hitung % NaCl yang dibutuhkan dengan rumus
𝒙 =
𝟎.𝟓𝟐−𝟎.𝟏𝟗𝟑
𝟎.𝟓𝟕𝟔
= 0,5677 % → 0,5677 g/100 ml.
Jadi NaCl yang dibutuhkan untuk membuat 100 ampul adalah 0,5677
g atau 567,7 mg
Note : b adalah penurunan titik beku 1% NaCl. Di Farmakope
Indonesia VI diketahui ptb NaCl 1% adalah 0,576
Rumus = 𝒙 =
𝟎.𝟓𝟐−(𝒂.𝒄)
𝒃