SlideShare a Scribd company logo
Jurnal Saintech Vol. 06 - No.04-Desember 2014 ISSN No. 2086-9681
35
STRATEGI HEURISTIK DALAM PEMECAHAN MASALAH
MATEMATIKA SEKOLAH
Oleh :
Drs. Hardi Tambunan, M.Pd*)
*)
Universitas Quality, Medan
Email: tambunhardi@gmail.com
Abstract
Development of scientific and technology is’t apart of mathematics development. In this cases
mathematics learning must be efforts making the best so that achieved learning objective. In school
mathematics learning, student always gave on problems, i.e mathematics problem in which not given
how solved it. Problem solving is important in school mathematics learning to increasing mathematics
capability and student reasoning. One of effort to increasing student capability for problem solving on
school mathematics with heuristic strategy. This strategy can be used for learning mathematics to
increasing student capability in mathematics problem solving.
Key words: Mathematics, heuristic strategy, problem solving
I. Pendahuluan
Dalam kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi, matematika dapat dipandang
memberikan kontribusi yang sangat besar.
Menyadari hal ini, maka pembelajaran
matematika sekolah (matematika yang
diajarkan mulai tingkat sekolah dasar sampai
tingkat sekolah menengah) hingga Perguruan
Tinggi harus diupayakan sebaik mungkin
sehingga efektifitas pembelajaran dapat
tercapai. Keberhasilan pembelajaran tidak
terlepas dari kemampuan guru memilih strategi
atau metode yang digunakan dalam
membelajarkan materi tertentu. Karena
bagaimanapun baiknya sarana, media
pembelajaran dan materi yang ditetapkan akan
tidak mungkin mencapai tujuan pembelajaran
yang maksimal apabila tidak melalui proses
belajar yang cocok .
Memecahkan masalah adalah pekerjaan
rutin manusia, sebab dalam kehidupan selalu
dihadapkan kepada masalah. Demikian halnya
dalam mempelajari matematika, siswa tidak
terlepas dari berbagai masalah, baik masalah
dalam matematika itu sendiri maupun masalah
yang disebabkan siswa tidak berhasil
menyelesaikannya. Pemecahan masalah
matematika penting bagi siswa dan salah satu
cara yang terbaik untuk meningkatkan
kemampuan matematika seseorang. Oleh
karena itu, para guru-guru yang tergabung
dalam national council of teachers of
mathematics (NCTM) sejak tahun 80-an
merekomendasikan problem solving
(pemecahan masalah) matematika menjadi
fokus bagi matematika sekolah (Sobel dan
Maletsky, 1988).
Dalam pembelajaran matematika di
Indonesia, secara nyata pemecahan masalah
matematika mulai diadaptasi di sekolah
dimulai kurikulum tahun 2004 dan tahun 2006.
Salah satu tujuan pembelajaran matematika
sekolah adalah memecahkan masalah yang
meliputi kemampuan memahami masalah,
merancang model matematika, menyelesai kan
model dan menafsirkan solusi yang diperoleh
(BSNP, 2006). Selanjutnya dalam kurikulum
matematika tahun 2013 lebih diutamakan
pembelajaran dimulai dari masalah untuk
memperoleh sifat atau rumus dari materi ajar.
Sehingga pelaksanaan pembelajaran
ditekankan melalui scientific approach
(Pendekatan secara ilmiah).
Jurnal Saintech Vol. 06 - No.04-Desember 2014 ISSN No. 2086-9681
36
Pentingnya pembelajaran pemecahan
masalah di sekolah, antara lain untuk
meningkatkan nalar dan kreativitas siswa.
Karena melalui kegiatan pemecahan masalah,
diharapkan penguasaan materi matematika
lebih baik dan kreativitas siswa lebih mudah
berkembang. Pembelajaran pemecahan
masalah, siswa dapat lebih kritis dan analitis
terhadap masalah yang mereka hadapi, baik
dalam pemecahan masalah matematika
maupun dalam kehihupan sehari-hari.
Heuristik adalah suatu petunjuk yang
dapat mengarahkan pemecah masalah untuk
menemukan solusi dari masalah.
Menggunakan heuristik dalam setiap tahapan
pemecahan masalah disebut dengan strategi
heuristik. Strategi ini suatu pendekatan secara
ilmiah dalam menemukan suatu solusi dari
masalah matematika. Demikian pentingnya isu
pemecahan masalah matematika, sehingga
dalam makalah ini dibahas strategi heuristik
dalam konteks pembelajaran pemecahan
masalah matematika dengan tujuan untuk
memaparkan tahapan strategi heuristik yang
dapat diimplementasikan dalam pemecahan
masalah matematika di sekolah maupun
Perguruan Tinggi.
Selanjutnya, isi makalah ini diuraikan
secara singkat pengertian masalah matematika
dalam bagian kedua. Bagian ketiga dibahas
pengertiaan pemecahan masalah matematika.
Pengertian strategi heuristik diuraikan dalam
bagian keempat, dan pada bagian kelima
dibahas strategi heuristik dalam konteks
kembelajaran matematika sekolah, makalah ini
diakhiri dengan kesimpulan.
II. Pengertian Masalah Matematika
Jika seseorang dihadapkan kepada suatu
soal matematika, maka ada beberapa hal yang
mungkin terjadi, yaitu: (1) mempunyai
gambaran tentang penyelesaiannya dan
berkeinginan (berminat) untuk
menyelesaikannya, (2) langsung mengetahui
atau mempunyai gambaran tentang
penyelesaiannya tetapi tidak berkeinginan
untuk menyelesaikan soal itu, (3) tidak
mempunyai gambaran tentang penyelesaiannya
akan tetapi berkeinginan untuk
menyelesaikannya, dan (4) tidak mempunyai
gambaran tentang penyelesaiannya dan tidak
berkeinginan untuk menyelesaikannya.
Apabila seseorang itu berada pada
kemungkinan (3), maka dikatakan bahwa soal
itu adalah masalah baginya. Jadi, agar suatu
soal matematika merupakan masalah bagi
seseorang siswa diperlukan dua syarat, yaitu
(1) tidak mengetahui gambaran tentang
penyelesaiannya, dan (2) berkeinginan untuk
menyelesaikannya. Hal ini berarti, suatu soal
menjadi masalah bagi seseorang bersifat
relatif. Karena suatu soal dapat menjadi
masalah bagi seseorang tetapi tidak masalah
bagi orang lain.
Pengertian masalah dalam matermatika,
Polya (1973) mendefinisikan”Suatu soal yang
tidak jelas aturan penyelesaiannya. James
(1976) mendefinisikan ”Suatu pertanyaan yang
diajukan untuk diselesaikan”. Sedangkan
suatu pertanyaan menjadi suatu masalah
Horne Marj (1984) menyatakan bahwa ”
Apabila awal penyelidikan tidak dapat
menuntun secara langsung untuk
penyelesaian”. Herman Hudoyo (1988)
menyatakan ”Sesuatu disebut masalah bila
sesuatu itu mengandung pertanyaan yang
harus dijawab. Athur J. Baroody (1993)
menyatakan ”Suatu masalah adalah suatu
pertanyaan”. Krulik dan Rudnik (1995)
mendefinisikan ”Masalah adalah suatu situasi
yang dihadapi oleh seseorang atau kelompok
yang memerlukan suatu pemecahan tetapi
individu atau kelompok tersebut tidak
memiliki cara yang langsung dapat
menentukan solusinya”. Jadi suatu soal akan
menjadi masalah apabila soal tersebut tidak
memberikan petunjuk yang jelas untuk
menyelesaikannya.
III. Pemecahan Masalah Matematika
Pemecahan masalah dapat dipandang
sebagai proses, sebab dalam pemecahan
masalah akan menemukan dan menggunakan
kombinasi aturan-aturan yang telah diketahui
untuk digunakan memecahkan masalahnya.
Polya (1973) menyatakan ”Pemecahan
masalah sebagai usaha mencari jalan keluar
dari suatu kesulitan, mencapai suatu tujuan
yang tidak segera dapat dicapai. Krulik dan
Rudnik (1995) mendefinisikan pemecahan
masalah adalah “Suatu usaha individu
menggunakan pengetahuan, keterampilan dan
pemahamannya untuk menemukan solusi dari
suatu masalah”.
Jurnal Saintech Vol. 06 - No.04-Desember 2014 ISSN No. 2086-9681
37
Secara umum, sebagai rujukan pemecahan
masalah matematika mengacu kepada buku
How to Solve it (Polya, 1973) yang terdiri
dari empat tahap, yaitu (1) memahami
masalah, (2) merencanakan pemecahan
masalah, (3) melaksanakan rencana
pemecahan, dan (4) memeriksa kembali.
IV. Strategi Heuristik
Mengembangkan konsep heuristik yang
kurang lebih satu abad dikaji para pakar
dengan tujuan untuk mempelajari metode atau
aturan bagi pemecahan masalah dan
penemuan. How to Solve it adalah tulisan
George Polya (1973) yang berisi perbaikan
heuristik dalam bentuk yang modern, yang
menawarkan suatu petunjuk yang berguna bagi
teknik pemecahan masalah. Polya (1973)
menyatakan ”Heuristik (kata sifat) berarti
penuntun untuk menemukan. Heuristik adalah
suatu penuntun yang diperlukan dalam
pemecahan suatu masalah, dan yang dapat
mengarahkan pemecah masalah untuk
menemukan penyelesaian masalah yang ada”.
Dalam Webster’s (1985) tertulis bahwa
”Heuristik adalah penuntun untuk menemukan,
untuk menemukan pemecahan atau jawaban”.
Demikian juga Alan H. Shoenfeld (1985)
menyatakan bahwa ”Heuristik adalah saran-
saran (petunjuk-petunjuk) umum yang dapat
membantu individu untuk mengerti lebih baik
suatu masalah atau membuat kemajuan ke
arah pemecahan masalahnya”.
Pemberian heuristik dalam setiap langkah-
langkah pemecahan masalah matematika
adalah suatu strategi (taktik) yang digunakan
dalam pemecahan masalah matematika,
sehingga pemecah masalah dapat
menyelesaikan masalah dengan baik. Hal ini
disebut sebagai pemecahan masalah dengan
strategi heuristik. Jadi strategi heuristik
adalah suatu prosedur khusus untuk
memecahkan masalah matematika, dengan
memberikan penuntun/petunjuk dalam bentuk
pertanyaan atau perintah pada setiap
tahap/langkah-langkah pemecahan masalah.
V. Strategi Heuristik dalam Konteks
Pembelajaran Matematika Sekolah
Implementasi pembelajaran dengan
strategi heuristik secara operasional pada
setiap tahap dari pemecahan masalah
matematika adalah sebagai berikut:
Tahap I. Memahami Masalah
Suatu pemahaman yang jelas dari suatu
masalah adalah penting untuk memutuskan
bagaimana penyelesaian yang sesuai, dan
bagaimana jawaban dari masalah tersebut.
Pada tahap ini pemberian heuristik bertujuan
untuk mengarahkan siswa dapat memahami
masalah. Untuk tahap ini, dilakukan beberapa
langkah seperti berikut.
1. Menyatakan masalah.
Kemampuan siswa menyatakan suatu
masalah dengan kata-kata sendiri sangat
diperlukan dalam memahami suatu masalah.
Sebab, bila siswa sudah dapat menyatakan
masalah dengan kata-kata sendiri, maka akan
lebih mudah merencanakan bagaimana
menyelesaikan masalah tersebut. Dengan
menyatakan kembali masalah tersebut, siswa
dapat memfokuskan masalah apa, informasi
apa yang ada dan apa yang dibutuhkan untuk
memperoleh jawabannya. Hal ini juga
memperkenankan guru untuk mencek apakah
siswa-siswa mempunyai interpretasi yang
sama terhadap masalah tersebut. Dalam hal ini
guru dapat mengarahkan siswa dengan suatu
perintah seperti; Coba nyatakan (ungkapkan)
masalah tersebut dengan kata-katamu sendiri
atau nyatakanlah masalah dengan kata-katamu
sendiri. Bila siswa kurang mampu, guru perlu
memberikan heuristik lagi, misalnya coba baca
soal, masalah apa yang terdapat dalam soal ?,
Coba tulis soal tersebut sesuai dengan
bahasamu sendiri, dan sebagainya.
2. Membuat sketsa gambar atau lainnya
Merupakan hal penting dalam tahap ini
adalah untuk menunjukkan masalah dengan
sketsa gambar (bila materi geometri) . Hal ini
penting, karena dari sketsa gambar siswa akan
lebih mudah memahami masalah sebenarnya,
sehingga siswa akan dapat merencanakan suatu
pemecahan masalah yang ada. Untuk itu
heuristik penting yang diberikan guru adalah
sebagai berikut.
Buatlah sketsa gambar dari soal (bagaimana
membuat sketsa gambarnya) ?, apakah data
cukup untuk membuat sketsa gambar ?, objek
mana pertama digambar ?, kenapa ?,
selanjutnya objek mana yang digambar ?. Bila
siswa kurang mampu, guru perlu memberikan
Jurnal Saintech Vol. 06 - No.04-Desember 2014 ISSN No. 2086-9681
38
heuristik lagi, misalnya coba baca soalnya,
objek yang mana merupakan data kunci?,
kenapa ?, dan sebagainya. Dipihak lain,
membuat pola (bila tentang bilangan), tabel
(bila pemodelan) atau lainnya.
3. Menentukan apa yang ditanya
Pertanyaan penting untuk mengarahkan
siswa memahami suatu masalah adalah; Apa
yang ditanyakan di dalam soal (apa yang akan
dicari) ?. Pertanyaan ini membantu siswa
secara khusus memfokuskan untuk
memutuskan apa yang akan dicari.
4. Memahami informasi yang ada
Dengan beberapa informasi yang ada di
dalam suatu masalah, siswa perlu memahami,
mempertimbangkan informasi apa yang ada
dan informasi tambahan apa yang diperlukan
(bila ada) untuk memecahkan masalah
tersebut, karena itu pertanyaan yang
diperlukan dalam hal ini, seperti; Informasi
apa yang diberikan ? (apa yang diketahui ?),
apakah informasi itu sudah cukup untuk
menyelesaikan yang ditanya ?, apakah syarat-
syarat bisa dipenuhi ?, apa alasanmu ?,
informasi tambahan apa yang diperlukan ?,
(bila ada).
Bila siswa kurang mampu memahami
informasi, guru perlu memberikan heuristik
lagi, misalnya coba baca soalnya, perhatikan
sketsa gambar, bila yang diketahui itu
dipandang sebagai titik sudut suatu segitiga
ada berapa sisi atau sudut yang diketahui ?,
apa syaratnya supaya unsur-unsur segitiga itu
dapat dicari ?, apakah yang diketahui itu telah
memenuhi syarat ?, kalau begitu apa
kesimpulannya ?, dan sebagainya.
Tahap II. Merencanakan Pemecahan
Bila suatu masalah sudah dipahami, maka
langkah selanjutnya adalah memikirkan
bagaimana mencari jawaban dari masalah
tersebut. Pada tahap ini guru menuntun siswa
agar dapat merencanakan suatu pemecahan
yang sesuai untuk menyelesaikan masalah, dan
membantu siswa memikirkan bagaimana untuk
menyelesaikan suatu masalah atau
mengembangkan suatu cara dalam
memecahkan suatu masalah. Langkah-langkah
yang dapat dilakukan adalah seperti berikut.
1. Membuat Pemisalan
Membuat pemisalan dengan suatu
perubah dari yang ditanyakan dan diketahui
maupun hal lain yang dianggap perlu. Hal iu
akan mempermudah dalam merencanakan
model matematika yang akan digunakan untuk
memecahkan suatu masalah. Karena itu guru
dapat mengarahkan siswa seperti; Buatlah
pemisalan dengan suatu perubah untuk yang
diketahui, ditanyakan dan hal lain yang
dianggap perlu. Bila siswa kurang mampu,
guru perlu memberikan heuristik lagi,
misalnya untuk apa membuat pemisalan ?,
mana yang perlu dimisalkan ?, kenapa ?, dan
sebagainya.
2. Membuat Model Matematika
Tujuan utama dalam merencanakan
pemecahan suatu masalah adalah menentukan
model matematika yang sesuai dengan
masalah yang akan diselesaikan. Karena itu
guru dalam hal ini mengarahkan siswa untuk
dapat membuat model matematika dari
masalah. Arahan yang dapat dilakukan guru
untuk mengarahkan siswa menentukan model
matematika, misalnya seperti; Perhatikan
sketsa gambar, pikirkan hubungan yang
diketahui dengan yang ditanya (perhatikan
yang diketahui dengan yang ditanya),
bagaimana mencari yang ditanya ?, rumus apa
yang dapat digunakan untuk menjawab yang
ditanya ?, bagaimana model matematika untuk
mencari yang ditanya tersebut ?, (dengan
pertanyaan yang sama untuk mencari hal-hal
yang diperlukan). Bila siswa kurang mampu,
guru perlu memberikan heuristik lagi,
misalnya perhatikan sketsa gambar, apa yang
ditanya (pemisalan) ?, rumus apa yang terkait
dengan yang ditanya?, apakah ada rumus,
dalil, teorema yang mungkin berguna ?,
apakah itu model matematika untuk mencari
yang ditanya ?, apakah ada model lain yang
diperlukan?, kenapa? (bila ada), bagaimana
model matematikanya ?, dan sebagainya.
Tahap III. Melaksanakan Rencana
Penyelesaian
Pada tahap ini adalah tujuan utama dari
pemecahan suatu masalah, dan tahap ini
merupakan tahap pelaksanaan dari
penyelesaian masalah yang direncanakan.
Heuristik yang dapat diberikan, misalnya;
Selesaikanlah model matematikanya,
Jurnal Saintech Vol. 06 - No.04-Desember 2014 ISSN No. 2086-9681
39
bagaimana mencari (variabel yang
diperlukan)?. Bila siswa kurang mampu, guru
perlu memberikan heuristik lagi, misalnya
bagaimana model matematikanya ?, variabel
mana yang sudah diketahui ?, variabel mana
yang belum diketahui ?, apakah variabel
tersebut yang akan dicari ?, bila ya, gantilah
variabel-variabel itu ke model matematikanya
dan selesaikan !, dan sebagainya.
Tahap IV. Memeriksa Kembali
Suatu penyelesaian penting diperiksa
kembali, hal ini untuk mengetahui apakah
langlah-langkah dalam penyelesaian itu sudah
benar, apakah hasil yang diperoleh itu sesuai
dengan yang diminta dalam soal. Pemberian
heuristik pada tahap ini untuk mengarahkan
siswa memeriksa kembali hasil yang
diperoleh. Heuristik tersebut adalah seperti;
Periksa, apakah sudah benar langkah-langkah
penyelesaian yang dilakukan, yaitu; model
matematikanya?, langkah-langkah menyelesai
kan model matematikanya?, perhitungannya ?,
dapatkah anda mencari hasil itu dengan cara
lain ?, dapatkah anda membuktikan langkah
tersebut benar ?, ujilah hasil yang diperoleh,
bagaimana cara menguji hasilnya ? , apakah
hasilnya sudah benar ?, apakah ada hasil lain ?.
Untuk menguji apakah hasil yang
diperoleh telah benar dapat dilakukan dengan
mensubstitusi hasil yang diperoleh ke model
matematika yang dibuat. Bila siswa kurang
mampu, guru memberikan heuristik, misalnya;
Berapa hasil yang sudah diperoleh ?, tulis
model matematikanya ?, gantikan
(subsitusikan) hasil yang diperoleh tersebut
dan nilai-nilai variabel yang sudah diketahui
ke model matematikanya, apakah kedua ruas
sama ?, apa kesimpulannya ?, dan sebagainya.
Untuk mempermudah pelaksanaan strategi
heuristik dalam pemecahan masalah
matematika, penggunaan lembar aktivitas
siswa sangat membantu mempermudah
pemaham dan efisiensi waktu. Melalui diskusi
antara guru dan siswa atau diskusi sesama
siswa dalam kelompok diskusi, masalah dapat
dipecahkan dengan menggunakan strategi
heuristik yang sudah disusun sebelum
pelaksanaan pembelajaran di kelas.
VI. Kesimpulan
Berdasarkan uraian di atas dapat
disimpulkan bahwa tidak setiap soal
matematika menjadi masalah. Masalah bersifat
relatif terhadap pemecahnya. Meningkatkan
kemampu an siswa dalam memecahkan
masalah matematika adalah penting, selain
bermanfaat untuk mempelajari matematika,
juga bermanfaat untuk pembentukan sikap
kritis, kreatif dan inovatif sebagai sarana
pengembangan kemajuan ilmu pengetahuan
dan teknologi, serta sarana untuk
meningkatkan kemampuan memecahkan
masalah dalam kehidupan sehari-hari. Strategi
heuristik salah satu strategi pembelajaran
pemecahan masalah matematika, secara
realistik strategi ini teruji dapat meningkatkan
kemampuan siswa dalam memecahkan
masalah matematika.
Daftar Pustaka
Baroody, Arthur J. (1993). Problem Solving,
Reasoning, And Communicating, K-8
(Helping Children Think
Mathematically). New York: Macmillan
Publising Company.
Krulik, Stephen dan Rudnick, Jesse A. (1995).
The New Sourcebook for Teaching
Reasoning and Problem Solving in
Elementary School. Boston : Temple
University.
Marj, Horne. (1984). Some Problem Solving.
Mauren Ann (Eds), Complict in
Mathematics Education. Mathematical
2st Association of Virginia 2. Anual
Conference. Victoria: The Mathematics
Association.
Perry, B, Conroy, J. (1994). Early Childhood
and Primary Mathematics, Sydney:
Harcourt Brace.
Polya, George. (1973). How To Solve It. New
Jersey: Princeton.
Scoenfeld, Alan H. (1980). Heuristik in the
Classroom, dalam Krulik, S. and Reys,
Robert E. (Eds). Problem Solving in
School Mathematic. Virginia : NCTM.
Jurnal Saintech Vol. 06 - No.04-Desember 2014 ISSN No. 2086-9681
40
Schoenfeld, Alan, H. (1985). Mathematical
Problem Solving. USA:Academic Press,
Inc.
Sobel, Max, A dan Maletsky, Evan, M.
(1988). Teaching Mathematics: A
Sourcebook of Aids. Activities And
Strategies. New Jersey: Englewood
Cliffs.

More Related Content

What's hot

22 depi a. nugraha(a) t8_10_april2013.v2
22 depi a. nugraha(a) t8_10_april2013.v222 depi a. nugraha(a) t8_10_april2013.v2
22 depi a. nugraha(a) t8_10_april2013.v2Diandra Devikha
 
Resume problematika pendidikan matematika 1dari jurnal internasional
Resume problematika pendidikan matematika 1dari jurnal internasionalResume problematika pendidikan matematika 1dari jurnal internasional
Resume problematika pendidikan matematika 1dari jurnal internasionalMas Becak
 
Contoh laporan kbt in house
Contoh laporan kbt in houseContoh laporan kbt in house
Contoh laporan kbt in house
Jaiho Jambari
 
A5e15e3ebcd1aa7403c240be25f253e4 maklah problm-solving
A5e15e3ebcd1aa7403c240be25f253e4 maklah problm-solvingA5e15e3ebcd1aa7403c240be25f253e4 maklah problm-solving
A5e15e3ebcd1aa7403c240be25f253e4 maklah problm-solving
Achmad Abror
 
Metode creative problem solving
Metode creative problem solvingMetode creative problem solving
Metode creative problem solving
ST ZULAIHA NURHAJARURAHMAH
 
Masalah Pembelajaran Matematika
Masalah Pembelajaran MatematikaMasalah Pembelajaran Matematika
Masalah Pembelajaran Matematika
Hariyatunnisa Ahmad
 
Volume 1 nomor 3 tahun 2011
Volume 1 nomor 3 tahun 2011Volume 1 nomor 3 tahun 2011
Volume 1 nomor 3 tahun 2011MTs MUTULINGGA
 
Pengaruh Open-Ended terhadap Peningkatan Kreativitas Matematik
Pengaruh Open-Ended terhadap Peningkatan Kreativitas MatematikPengaruh Open-Ended terhadap Peningkatan Kreativitas Matematik
Pengaruh Open-Ended terhadap Peningkatan Kreativitas MatematikMuhammad Natsir Maulana
 
Problem solving dan problem posing
Problem solving dan problem posingProblem solving dan problem posing
Problem solving dan problem posing
Muhammad Alfiansyah Alfi
 
PROBLEM SOLVING
PROBLEM SOLVINGPROBLEM SOLVING
PROBLEM SOLVING
REVINA SRI UTAMI,S.Pd
 
problem solving 1
problem solving 1problem solving 1
problem solving 1
chryst tina
 
Analisis proses berpikir reflektif siswa
Analisis proses berpikir reflektif siswaAnalisis proses berpikir reflektif siswa
Analisis proses berpikir reflektif siswa
Muhammad Alfiansyah Alfi
 
Makalah Problematika Matematika
Makalah Problematika MatematikaMakalah Problematika Matematika
Makalah Problematika Matematikahidayanti2013
 
Proposal riko
Proposal rikoProposal riko
Proposal riko
rikoa agustiawan
 
Makalah Penuh Penelitian Berbasis ICT
Makalah Penuh Penelitian Berbasis ICTMakalah Penuh Penelitian Berbasis ICT
Makalah Penuh Penelitian Berbasis ICT
State University of Medan
 
3. Pendekatan dan Model Pembelajaran Matematika
3. Pendekatan dan Model Pembelajaran Matematika3. Pendekatan dan Model Pembelajaran Matematika
3. Pendekatan dan Model Pembelajaran Matematika
matematikauntirta
 
20140414111144 topik 4 perkembangan dalam penyelesaian masalah
20140414111144 topik 4 perkembangan dalam penyelesaian masalah20140414111144 topik 4 perkembangan dalam penyelesaian masalah
20140414111144 topik 4 perkembangan dalam penyelesaian masalah
Semut Hitam
 
1.10 bab2 (1)
1.10 bab2 (1)1.10 bab2 (1)
1.10 bab2 (1)
AIC
 
HOTS
HOTSHOTS
Peningkatan kemampuan pemecahan masalah
Peningkatan kemampuan pemecahan masalahPeningkatan kemampuan pemecahan masalah
Peningkatan kemampuan pemecahan masalah
Lukman
 

What's hot (20)

22 depi a. nugraha(a) t8_10_april2013.v2
22 depi a. nugraha(a) t8_10_april2013.v222 depi a. nugraha(a) t8_10_april2013.v2
22 depi a. nugraha(a) t8_10_april2013.v2
 
Resume problematika pendidikan matematika 1dari jurnal internasional
Resume problematika pendidikan matematika 1dari jurnal internasionalResume problematika pendidikan matematika 1dari jurnal internasional
Resume problematika pendidikan matematika 1dari jurnal internasional
 
Contoh laporan kbt in house
Contoh laporan kbt in houseContoh laporan kbt in house
Contoh laporan kbt in house
 
A5e15e3ebcd1aa7403c240be25f253e4 maklah problm-solving
A5e15e3ebcd1aa7403c240be25f253e4 maklah problm-solvingA5e15e3ebcd1aa7403c240be25f253e4 maklah problm-solving
A5e15e3ebcd1aa7403c240be25f253e4 maklah problm-solving
 
Metode creative problem solving
Metode creative problem solvingMetode creative problem solving
Metode creative problem solving
 
Masalah Pembelajaran Matematika
Masalah Pembelajaran MatematikaMasalah Pembelajaran Matematika
Masalah Pembelajaran Matematika
 
Volume 1 nomor 3 tahun 2011
Volume 1 nomor 3 tahun 2011Volume 1 nomor 3 tahun 2011
Volume 1 nomor 3 tahun 2011
 
Pengaruh Open-Ended terhadap Peningkatan Kreativitas Matematik
Pengaruh Open-Ended terhadap Peningkatan Kreativitas MatematikPengaruh Open-Ended terhadap Peningkatan Kreativitas Matematik
Pengaruh Open-Ended terhadap Peningkatan Kreativitas Matematik
 
Problem solving dan problem posing
Problem solving dan problem posingProblem solving dan problem posing
Problem solving dan problem posing
 
PROBLEM SOLVING
PROBLEM SOLVINGPROBLEM SOLVING
PROBLEM SOLVING
 
problem solving 1
problem solving 1problem solving 1
problem solving 1
 
Analisis proses berpikir reflektif siswa
Analisis proses berpikir reflektif siswaAnalisis proses berpikir reflektif siswa
Analisis proses berpikir reflektif siswa
 
Makalah Problematika Matematika
Makalah Problematika MatematikaMakalah Problematika Matematika
Makalah Problematika Matematika
 
Proposal riko
Proposal rikoProposal riko
Proposal riko
 
Makalah Penuh Penelitian Berbasis ICT
Makalah Penuh Penelitian Berbasis ICTMakalah Penuh Penelitian Berbasis ICT
Makalah Penuh Penelitian Berbasis ICT
 
3. Pendekatan dan Model Pembelajaran Matematika
3. Pendekatan dan Model Pembelajaran Matematika3. Pendekatan dan Model Pembelajaran Matematika
3. Pendekatan dan Model Pembelajaran Matematika
 
20140414111144 topik 4 perkembangan dalam penyelesaian masalah
20140414111144 topik 4 perkembangan dalam penyelesaian masalah20140414111144 topik 4 perkembangan dalam penyelesaian masalah
20140414111144 topik 4 perkembangan dalam penyelesaian masalah
 
1.10 bab2 (1)
1.10 bab2 (1)1.10 bab2 (1)
1.10 bab2 (1)
 
HOTS
HOTSHOTS
HOTS
 
Peningkatan kemampuan pemecahan masalah
Peningkatan kemampuan pemecahan masalahPeningkatan kemampuan pemecahan masalah
Peningkatan kemampuan pemecahan masalah
 

Similar to 5 161920 06_strategi_heuristik_dalam_pemecahan_(hardi_tambunan)

Pemecahan masalah matematika
Pemecahan masalah matematikaPemecahan masalah matematika
Pemecahan masalah matematika
Tree Myutz
 
15. bab ii
15. bab ii15. bab ii
15. bab ii
Teguh Panji
 
KajianTindakan Matematik 2012
KajianTindakan Matematik 2012KajianTindakan Matematik 2012
KajianTindakan Matematik 2012
marshiza
 
Artikel Strategi Pembelajaran Matematika
Artikel Strategi Pembelajaran MatematikaArtikel Strategi Pembelajaran Matematika
Artikel Strategi Pembelajaran Matematika
rianti aprilia
 
Kesimpulan
KesimpulanKesimpulan
Kesimpulan
CekGu Safwan
 
bab20200015708.pdf
bab20200015708.pdfbab20200015708.pdf
bab20200015708.pdf
YusmaYenti
 
Arvar mades
Arvar madesArvar mades
Analisis Proses Berpikir Reflektif Siswa dalam Memecahkan masalah Nonrutin pa...
Analisis Proses Berpikir Reflektif Siswa dalam Memecahkan masalah Nonrutin pa...Analisis Proses Berpikir Reflektif Siswa dalam Memecahkan masalah Nonrutin pa...
Analisis Proses Berpikir Reflektif Siswa dalam Memecahkan masalah Nonrutin pa...
asmaun4
 
ProblemSolvingPPTKelompok Dasar Pembelajaran
ProblemSolvingPPTKelompok Dasar PembelajaranProblemSolvingPPTKelompok Dasar Pembelajaran
ProblemSolvingPPTKelompok Dasar Pembelajaran
InggritII
 
Pengertian model pembelajaran problem solving.docx
Pengertian model pembelajaran problem solving.docxPengertian model pembelajaran problem solving.docx
Pengertian model pembelajaran problem solving.docx
deriastuti3
 
Strategi pemecahan masalah problem solving dalam pembelajaran matematika
Strategi pemecahan masalah problem solving dalam pembelajaran matematikaStrategi pemecahan masalah problem solving dalam pembelajaran matematika
Strategi pemecahan masalah problem solving dalam pembelajaran matematika
www.didiarsandi.com
 
Makalah rme
Makalah rmeMakalah rme
Makalah rme
absorin riri
 
Tinjauan Pustaka
Tinjauan PustakaTinjauan Pustaka
Tinjauan Pustaka
Diah Octavianty
 
MEMBANGUN METAKOGNISI SISWA DALAM MEMECAHKAN MASALAH MATEMATIKA
MEMBANGUN METAKOGNISI SISWA DALAM MEMECAHKAN MASALAH MATEMATIKAMEMBANGUN METAKOGNISI SISWA DALAM MEMECAHKAN MASALAH MATEMATIKA
MEMBANGUN METAKOGNISI SISWA DALAM MEMECAHKAN MASALAH MATEMATIKA
Ta'allum: Jurnal Pendidikan Islam
 
profil berpikir kritis siswa dalam pemecahan masalah matematika open-ended di...
profil berpikir kritis siswa dalam pemecahan masalah matematika open-ended di...profil berpikir kritis siswa dalam pemecahan masalah matematika open-ended di...
profil berpikir kritis siswa dalam pemecahan masalah matematika open-ended di...
renatanurlaily77
 
Artikel14
Artikel14Artikel14
Artikel14
Cha Aisyah
 
SEMPRO_Sindy Sentika Vidiamevia_2084202011 .docx
SEMPRO_Sindy Sentika Vidiamevia_2084202011 .docxSEMPRO_Sindy Sentika Vidiamevia_2084202011 .docx
SEMPRO_Sindy Sentika Vidiamevia_2084202011 .docx
anapadhawy
 

Similar to 5 161920 06_strategi_heuristik_dalam_pemecahan_(hardi_tambunan) (20)

Pemecahan masalah matematika
Pemecahan masalah matematikaPemecahan masalah matematika
Pemecahan masalah matematika
 
15. bab ii
15. bab ii15. bab ii
15. bab ii
 
KajianTindakan Matematik 2012
KajianTindakan Matematik 2012KajianTindakan Matematik 2012
KajianTindakan Matematik 2012
 
Artikel
ArtikelArtikel
Artikel
 
Artikel Strategi Pembelajaran Matematika
Artikel Strategi Pembelajaran MatematikaArtikel Strategi Pembelajaran Matematika
Artikel Strategi Pembelajaran Matematika
 
Kesimpulan
KesimpulanKesimpulan
Kesimpulan
 
bab20200015708.pdf
bab20200015708.pdfbab20200015708.pdf
bab20200015708.pdf
 
Arvar mades
Arvar madesArvar mades
Arvar mades
 
Arvar mades
Arvar madesArvar mades
Arvar mades
 
Analisis Proses Berpikir Reflektif Siswa dalam Memecahkan masalah Nonrutin pa...
Analisis Proses Berpikir Reflektif Siswa dalam Memecahkan masalah Nonrutin pa...Analisis Proses Berpikir Reflektif Siswa dalam Memecahkan masalah Nonrutin pa...
Analisis Proses Berpikir Reflektif Siswa dalam Memecahkan masalah Nonrutin pa...
 
ProblemSolvingPPTKelompok Dasar Pembelajaran
ProblemSolvingPPTKelompok Dasar PembelajaranProblemSolvingPPTKelompok Dasar Pembelajaran
ProblemSolvingPPTKelompok Dasar Pembelajaran
 
Pengertian model pembelajaran problem solving.docx
Pengertian model pembelajaran problem solving.docxPengertian model pembelajaran problem solving.docx
Pengertian model pembelajaran problem solving.docx
 
Strategi pemecahan masalah problem solving dalam pembelajaran matematika
Strategi pemecahan masalah problem solving dalam pembelajaran matematikaStrategi pemecahan masalah problem solving dalam pembelajaran matematika
Strategi pemecahan masalah problem solving dalam pembelajaran matematika
 
Makalah rme
Makalah rmeMakalah rme
Makalah rme
 
Tinjauan Pustaka
Tinjauan PustakaTinjauan Pustaka
Tinjauan Pustaka
 
Bab i (edit inty)
Bab i (edit inty)Bab i (edit inty)
Bab i (edit inty)
 
MEMBANGUN METAKOGNISI SISWA DALAM MEMECAHKAN MASALAH MATEMATIKA
MEMBANGUN METAKOGNISI SISWA DALAM MEMECAHKAN MASALAH MATEMATIKAMEMBANGUN METAKOGNISI SISWA DALAM MEMECAHKAN MASALAH MATEMATIKA
MEMBANGUN METAKOGNISI SISWA DALAM MEMECAHKAN MASALAH MATEMATIKA
 
profil berpikir kritis siswa dalam pemecahan masalah matematika open-ended di...
profil berpikir kritis siswa dalam pemecahan masalah matematika open-ended di...profil berpikir kritis siswa dalam pemecahan masalah matematika open-ended di...
profil berpikir kritis siswa dalam pemecahan masalah matematika open-ended di...
 
Artikel14
Artikel14Artikel14
Artikel14
 
SEMPRO_Sindy Sentika Vidiamevia_2084202011 .docx
SEMPRO_Sindy Sentika Vidiamevia_2084202011 .docxSEMPRO_Sindy Sentika Vidiamevia_2084202011 .docx
SEMPRO_Sindy Sentika Vidiamevia_2084202011 .docx
 

Recently uploaded

Aksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamii
Aksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamiiAksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamii
Aksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamii
esmaducoklat
 
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdfKisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
indraayurestuw
 
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?
SABDA
 
Novel - PERISTIWA YANG MEMBERIKAN TELADAN.pptx
Novel - PERISTIWA YANG MEMBERIKAN TELADAN.pptxNovel - PERISTIWA YANG MEMBERIKAN TELADAN.pptx
Novel - PERISTIWA YANG MEMBERIKAN TELADAN.pptx
NirmalaJane
 
materi penyuluhan kesehatan reproduksi remaja
materi penyuluhan kesehatan reproduksi remajamateri penyuluhan kesehatan reproduksi remaja
materi penyuluhan kesehatan reproduksi remaja
DewiInekePuteri
 
ANALISIS PENCEMARAN UDARA AKIBAT PABRIK ASPAL
ANALISIS PENCEMARAN UDARA AKIBAT PABRIK ASPALANALISIS PENCEMARAN UDARA AKIBAT PABRIK ASPAL
ANALISIS PENCEMARAN UDARA AKIBAT PABRIK ASPAL
Annisa Syahfitri
 
Tokoh Pendidikan Universitas Negeri Jakarta.pdf
Tokoh Pendidikan Universitas Negeri Jakarta.pdfTokoh Pendidikan Universitas Negeri Jakarta.pdf
Tokoh Pendidikan Universitas Negeri Jakarta.pdf
Mutia Rini Siregar
 
MODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdf
MODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdfMODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdf
MODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdf
YuristaAndriyani1
 
PPT PENGELOLAAN KINERJA PADA PMM SEKOLAH.pptx
PPT PENGELOLAAN KINERJA PADA PMM SEKOLAH.pptxPPT PENGELOLAAN KINERJA PADA PMM SEKOLAH.pptx
PPT PENGELOLAAN KINERJA PADA PMM SEKOLAH.pptx
AqlanHaritsAlfarisi
 
Laporan Pembina Pramuka sd format doc.docx
Laporan Pembina Pramuka sd format doc.docxLaporan Pembina Pramuka sd format doc.docx
Laporan Pembina Pramuka sd format doc.docx
RUBEN Mbiliyora
 
SAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKAN
SAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKANSAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKAN
SAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKAN
NURULNAHARIAHBINTIAH
 
Kelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdf
Kelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdfKelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdf
Kelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdf
JALANJALANKENYANG
 
RPH BAHASA MELAYU TAHUN 6 SJKC 2024.pptx
RPH BAHASA MELAYU TAHUN 6 SJKC 2024.pptxRPH BAHASA MELAYU TAHUN 6 SJKC 2024.pptx
RPH BAHASA MELAYU TAHUN 6 SJKC 2024.pptx
YongYongYong1
 
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum MerdekaModul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
KKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdeka
KKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdekaKKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdeka
KKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdeka
irvansupriadi44
 
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdfRANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
junarpudin36
 
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdf
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdfPpt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdf
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdf
fadlurrahman260903
 
Pembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptx
Pembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptxPembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptx
Pembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptx
Sosdiklihparmassdm
 
SOAL ASAS SENI MUSIK kelas 2 semester 2 kurikulum merdeka
SOAL ASAS SENI MUSIK kelas 2 semester 2 kurikulum merdekaSOAL ASAS SENI MUSIK kelas 2 semester 2 kurikulum merdeka
SOAL ASAS SENI MUSIK kelas 2 semester 2 kurikulum merdeka
NiaTazmia2
 
SINOPSIS, TEMA DAN PERSOALAN NOVEL MENITI IMPIAN
SINOPSIS, TEMA DAN PERSOALAN NOVEL MENITI IMPIANSINOPSIS, TEMA DAN PERSOALAN NOVEL MENITI IMPIAN
SINOPSIS, TEMA DAN PERSOALAN NOVEL MENITI IMPIAN
NanieIbrahim
 

Recently uploaded (20)

Aksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamii
Aksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamiiAksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamii
Aksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamii
 
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdfKisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
 
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?
 
Novel - PERISTIWA YANG MEMBERIKAN TELADAN.pptx
Novel - PERISTIWA YANG MEMBERIKAN TELADAN.pptxNovel - PERISTIWA YANG MEMBERIKAN TELADAN.pptx
Novel - PERISTIWA YANG MEMBERIKAN TELADAN.pptx
 
materi penyuluhan kesehatan reproduksi remaja
materi penyuluhan kesehatan reproduksi remajamateri penyuluhan kesehatan reproduksi remaja
materi penyuluhan kesehatan reproduksi remaja
 
ANALISIS PENCEMARAN UDARA AKIBAT PABRIK ASPAL
ANALISIS PENCEMARAN UDARA AKIBAT PABRIK ASPALANALISIS PENCEMARAN UDARA AKIBAT PABRIK ASPAL
ANALISIS PENCEMARAN UDARA AKIBAT PABRIK ASPAL
 
Tokoh Pendidikan Universitas Negeri Jakarta.pdf
Tokoh Pendidikan Universitas Negeri Jakarta.pdfTokoh Pendidikan Universitas Negeri Jakarta.pdf
Tokoh Pendidikan Universitas Negeri Jakarta.pdf
 
MODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdf
MODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdfMODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdf
MODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdf
 
PPT PENGELOLAAN KINERJA PADA PMM SEKOLAH.pptx
PPT PENGELOLAAN KINERJA PADA PMM SEKOLAH.pptxPPT PENGELOLAAN KINERJA PADA PMM SEKOLAH.pptx
PPT PENGELOLAAN KINERJA PADA PMM SEKOLAH.pptx
 
Laporan Pembina Pramuka sd format doc.docx
Laporan Pembina Pramuka sd format doc.docxLaporan Pembina Pramuka sd format doc.docx
Laporan Pembina Pramuka sd format doc.docx
 
SAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKAN
SAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKANSAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKAN
SAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKAN
 
Kelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdf
Kelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdfKelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdf
Kelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdf
 
RPH BAHASA MELAYU TAHUN 6 SJKC 2024.pptx
RPH BAHASA MELAYU TAHUN 6 SJKC 2024.pptxRPH BAHASA MELAYU TAHUN 6 SJKC 2024.pptx
RPH BAHASA MELAYU TAHUN 6 SJKC 2024.pptx
 
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum MerdekaModul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka
 
KKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdeka
KKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdekaKKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdeka
KKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdeka
 
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdfRANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
 
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdf
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdfPpt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdf
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdf
 
Pembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptx
Pembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptxPembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptx
Pembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptx
 
SOAL ASAS SENI MUSIK kelas 2 semester 2 kurikulum merdeka
SOAL ASAS SENI MUSIK kelas 2 semester 2 kurikulum merdekaSOAL ASAS SENI MUSIK kelas 2 semester 2 kurikulum merdeka
SOAL ASAS SENI MUSIK kelas 2 semester 2 kurikulum merdeka
 
SINOPSIS, TEMA DAN PERSOALAN NOVEL MENITI IMPIAN
SINOPSIS, TEMA DAN PERSOALAN NOVEL MENITI IMPIANSINOPSIS, TEMA DAN PERSOALAN NOVEL MENITI IMPIAN
SINOPSIS, TEMA DAN PERSOALAN NOVEL MENITI IMPIAN
 

5 161920 06_strategi_heuristik_dalam_pemecahan_(hardi_tambunan)

  • 1. Jurnal Saintech Vol. 06 - No.04-Desember 2014 ISSN No. 2086-9681 35 STRATEGI HEURISTIK DALAM PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SEKOLAH Oleh : Drs. Hardi Tambunan, M.Pd*) *) Universitas Quality, Medan Email: tambunhardi@gmail.com Abstract Development of scientific and technology is’t apart of mathematics development. In this cases mathematics learning must be efforts making the best so that achieved learning objective. In school mathematics learning, student always gave on problems, i.e mathematics problem in which not given how solved it. Problem solving is important in school mathematics learning to increasing mathematics capability and student reasoning. One of effort to increasing student capability for problem solving on school mathematics with heuristic strategy. This strategy can be used for learning mathematics to increasing student capability in mathematics problem solving. Key words: Mathematics, heuristic strategy, problem solving I. Pendahuluan Dalam kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, matematika dapat dipandang memberikan kontribusi yang sangat besar. Menyadari hal ini, maka pembelajaran matematika sekolah (matematika yang diajarkan mulai tingkat sekolah dasar sampai tingkat sekolah menengah) hingga Perguruan Tinggi harus diupayakan sebaik mungkin sehingga efektifitas pembelajaran dapat tercapai. Keberhasilan pembelajaran tidak terlepas dari kemampuan guru memilih strategi atau metode yang digunakan dalam membelajarkan materi tertentu. Karena bagaimanapun baiknya sarana, media pembelajaran dan materi yang ditetapkan akan tidak mungkin mencapai tujuan pembelajaran yang maksimal apabila tidak melalui proses belajar yang cocok . Memecahkan masalah adalah pekerjaan rutin manusia, sebab dalam kehidupan selalu dihadapkan kepada masalah. Demikian halnya dalam mempelajari matematika, siswa tidak terlepas dari berbagai masalah, baik masalah dalam matematika itu sendiri maupun masalah yang disebabkan siswa tidak berhasil menyelesaikannya. Pemecahan masalah matematika penting bagi siswa dan salah satu cara yang terbaik untuk meningkatkan kemampuan matematika seseorang. Oleh karena itu, para guru-guru yang tergabung dalam national council of teachers of mathematics (NCTM) sejak tahun 80-an merekomendasikan problem solving (pemecahan masalah) matematika menjadi fokus bagi matematika sekolah (Sobel dan Maletsky, 1988). Dalam pembelajaran matematika di Indonesia, secara nyata pemecahan masalah matematika mulai diadaptasi di sekolah dimulai kurikulum tahun 2004 dan tahun 2006. Salah satu tujuan pembelajaran matematika sekolah adalah memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model matematika, menyelesai kan model dan menafsirkan solusi yang diperoleh (BSNP, 2006). Selanjutnya dalam kurikulum matematika tahun 2013 lebih diutamakan pembelajaran dimulai dari masalah untuk memperoleh sifat atau rumus dari materi ajar. Sehingga pelaksanaan pembelajaran ditekankan melalui scientific approach (Pendekatan secara ilmiah).
  • 2. Jurnal Saintech Vol. 06 - No.04-Desember 2014 ISSN No. 2086-9681 36 Pentingnya pembelajaran pemecahan masalah di sekolah, antara lain untuk meningkatkan nalar dan kreativitas siswa. Karena melalui kegiatan pemecahan masalah, diharapkan penguasaan materi matematika lebih baik dan kreativitas siswa lebih mudah berkembang. Pembelajaran pemecahan masalah, siswa dapat lebih kritis dan analitis terhadap masalah yang mereka hadapi, baik dalam pemecahan masalah matematika maupun dalam kehihupan sehari-hari. Heuristik adalah suatu petunjuk yang dapat mengarahkan pemecah masalah untuk menemukan solusi dari masalah. Menggunakan heuristik dalam setiap tahapan pemecahan masalah disebut dengan strategi heuristik. Strategi ini suatu pendekatan secara ilmiah dalam menemukan suatu solusi dari masalah matematika. Demikian pentingnya isu pemecahan masalah matematika, sehingga dalam makalah ini dibahas strategi heuristik dalam konteks pembelajaran pemecahan masalah matematika dengan tujuan untuk memaparkan tahapan strategi heuristik yang dapat diimplementasikan dalam pemecahan masalah matematika di sekolah maupun Perguruan Tinggi. Selanjutnya, isi makalah ini diuraikan secara singkat pengertian masalah matematika dalam bagian kedua. Bagian ketiga dibahas pengertiaan pemecahan masalah matematika. Pengertian strategi heuristik diuraikan dalam bagian keempat, dan pada bagian kelima dibahas strategi heuristik dalam konteks kembelajaran matematika sekolah, makalah ini diakhiri dengan kesimpulan. II. Pengertian Masalah Matematika Jika seseorang dihadapkan kepada suatu soal matematika, maka ada beberapa hal yang mungkin terjadi, yaitu: (1) mempunyai gambaran tentang penyelesaiannya dan berkeinginan (berminat) untuk menyelesaikannya, (2) langsung mengetahui atau mempunyai gambaran tentang penyelesaiannya tetapi tidak berkeinginan untuk menyelesaikan soal itu, (3) tidak mempunyai gambaran tentang penyelesaiannya akan tetapi berkeinginan untuk menyelesaikannya, dan (4) tidak mempunyai gambaran tentang penyelesaiannya dan tidak berkeinginan untuk menyelesaikannya. Apabila seseorang itu berada pada kemungkinan (3), maka dikatakan bahwa soal itu adalah masalah baginya. Jadi, agar suatu soal matematika merupakan masalah bagi seseorang siswa diperlukan dua syarat, yaitu (1) tidak mengetahui gambaran tentang penyelesaiannya, dan (2) berkeinginan untuk menyelesaikannya. Hal ini berarti, suatu soal menjadi masalah bagi seseorang bersifat relatif. Karena suatu soal dapat menjadi masalah bagi seseorang tetapi tidak masalah bagi orang lain. Pengertian masalah dalam matermatika, Polya (1973) mendefinisikan”Suatu soal yang tidak jelas aturan penyelesaiannya. James (1976) mendefinisikan ”Suatu pertanyaan yang diajukan untuk diselesaikan”. Sedangkan suatu pertanyaan menjadi suatu masalah Horne Marj (1984) menyatakan bahwa ” Apabila awal penyelidikan tidak dapat menuntun secara langsung untuk penyelesaian”. Herman Hudoyo (1988) menyatakan ”Sesuatu disebut masalah bila sesuatu itu mengandung pertanyaan yang harus dijawab. Athur J. Baroody (1993) menyatakan ”Suatu masalah adalah suatu pertanyaan”. Krulik dan Rudnik (1995) mendefinisikan ”Masalah adalah suatu situasi yang dihadapi oleh seseorang atau kelompok yang memerlukan suatu pemecahan tetapi individu atau kelompok tersebut tidak memiliki cara yang langsung dapat menentukan solusinya”. Jadi suatu soal akan menjadi masalah apabila soal tersebut tidak memberikan petunjuk yang jelas untuk menyelesaikannya. III. Pemecahan Masalah Matematika Pemecahan masalah dapat dipandang sebagai proses, sebab dalam pemecahan masalah akan menemukan dan menggunakan kombinasi aturan-aturan yang telah diketahui untuk digunakan memecahkan masalahnya. Polya (1973) menyatakan ”Pemecahan masalah sebagai usaha mencari jalan keluar dari suatu kesulitan, mencapai suatu tujuan yang tidak segera dapat dicapai. Krulik dan Rudnik (1995) mendefinisikan pemecahan masalah adalah “Suatu usaha individu menggunakan pengetahuan, keterampilan dan pemahamannya untuk menemukan solusi dari suatu masalah”.
  • 3. Jurnal Saintech Vol. 06 - No.04-Desember 2014 ISSN No. 2086-9681 37 Secara umum, sebagai rujukan pemecahan masalah matematika mengacu kepada buku How to Solve it (Polya, 1973) yang terdiri dari empat tahap, yaitu (1) memahami masalah, (2) merencanakan pemecahan masalah, (3) melaksanakan rencana pemecahan, dan (4) memeriksa kembali. IV. Strategi Heuristik Mengembangkan konsep heuristik yang kurang lebih satu abad dikaji para pakar dengan tujuan untuk mempelajari metode atau aturan bagi pemecahan masalah dan penemuan. How to Solve it adalah tulisan George Polya (1973) yang berisi perbaikan heuristik dalam bentuk yang modern, yang menawarkan suatu petunjuk yang berguna bagi teknik pemecahan masalah. Polya (1973) menyatakan ”Heuristik (kata sifat) berarti penuntun untuk menemukan. Heuristik adalah suatu penuntun yang diperlukan dalam pemecahan suatu masalah, dan yang dapat mengarahkan pemecah masalah untuk menemukan penyelesaian masalah yang ada”. Dalam Webster’s (1985) tertulis bahwa ”Heuristik adalah penuntun untuk menemukan, untuk menemukan pemecahan atau jawaban”. Demikian juga Alan H. Shoenfeld (1985) menyatakan bahwa ”Heuristik adalah saran- saran (petunjuk-petunjuk) umum yang dapat membantu individu untuk mengerti lebih baik suatu masalah atau membuat kemajuan ke arah pemecahan masalahnya”. Pemberian heuristik dalam setiap langkah- langkah pemecahan masalah matematika adalah suatu strategi (taktik) yang digunakan dalam pemecahan masalah matematika, sehingga pemecah masalah dapat menyelesaikan masalah dengan baik. Hal ini disebut sebagai pemecahan masalah dengan strategi heuristik. Jadi strategi heuristik adalah suatu prosedur khusus untuk memecahkan masalah matematika, dengan memberikan penuntun/petunjuk dalam bentuk pertanyaan atau perintah pada setiap tahap/langkah-langkah pemecahan masalah. V. Strategi Heuristik dalam Konteks Pembelajaran Matematika Sekolah Implementasi pembelajaran dengan strategi heuristik secara operasional pada setiap tahap dari pemecahan masalah matematika adalah sebagai berikut: Tahap I. Memahami Masalah Suatu pemahaman yang jelas dari suatu masalah adalah penting untuk memutuskan bagaimana penyelesaian yang sesuai, dan bagaimana jawaban dari masalah tersebut. Pada tahap ini pemberian heuristik bertujuan untuk mengarahkan siswa dapat memahami masalah. Untuk tahap ini, dilakukan beberapa langkah seperti berikut. 1. Menyatakan masalah. Kemampuan siswa menyatakan suatu masalah dengan kata-kata sendiri sangat diperlukan dalam memahami suatu masalah. Sebab, bila siswa sudah dapat menyatakan masalah dengan kata-kata sendiri, maka akan lebih mudah merencanakan bagaimana menyelesaikan masalah tersebut. Dengan menyatakan kembali masalah tersebut, siswa dapat memfokuskan masalah apa, informasi apa yang ada dan apa yang dibutuhkan untuk memperoleh jawabannya. Hal ini juga memperkenankan guru untuk mencek apakah siswa-siswa mempunyai interpretasi yang sama terhadap masalah tersebut. Dalam hal ini guru dapat mengarahkan siswa dengan suatu perintah seperti; Coba nyatakan (ungkapkan) masalah tersebut dengan kata-katamu sendiri atau nyatakanlah masalah dengan kata-katamu sendiri. Bila siswa kurang mampu, guru perlu memberikan heuristik lagi, misalnya coba baca soal, masalah apa yang terdapat dalam soal ?, Coba tulis soal tersebut sesuai dengan bahasamu sendiri, dan sebagainya. 2. Membuat sketsa gambar atau lainnya Merupakan hal penting dalam tahap ini adalah untuk menunjukkan masalah dengan sketsa gambar (bila materi geometri) . Hal ini penting, karena dari sketsa gambar siswa akan lebih mudah memahami masalah sebenarnya, sehingga siswa akan dapat merencanakan suatu pemecahan masalah yang ada. Untuk itu heuristik penting yang diberikan guru adalah sebagai berikut. Buatlah sketsa gambar dari soal (bagaimana membuat sketsa gambarnya) ?, apakah data cukup untuk membuat sketsa gambar ?, objek mana pertama digambar ?, kenapa ?, selanjutnya objek mana yang digambar ?. Bila siswa kurang mampu, guru perlu memberikan
  • 4. Jurnal Saintech Vol. 06 - No.04-Desember 2014 ISSN No. 2086-9681 38 heuristik lagi, misalnya coba baca soalnya, objek yang mana merupakan data kunci?, kenapa ?, dan sebagainya. Dipihak lain, membuat pola (bila tentang bilangan), tabel (bila pemodelan) atau lainnya. 3. Menentukan apa yang ditanya Pertanyaan penting untuk mengarahkan siswa memahami suatu masalah adalah; Apa yang ditanyakan di dalam soal (apa yang akan dicari) ?. Pertanyaan ini membantu siswa secara khusus memfokuskan untuk memutuskan apa yang akan dicari. 4. Memahami informasi yang ada Dengan beberapa informasi yang ada di dalam suatu masalah, siswa perlu memahami, mempertimbangkan informasi apa yang ada dan informasi tambahan apa yang diperlukan (bila ada) untuk memecahkan masalah tersebut, karena itu pertanyaan yang diperlukan dalam hal ini, seperti; Informasi apa yang diberikan ? (apa yang diketahui ?), apakah informasi itu sudah cukup untuk menyelesaikan yang ditanya ?, apakah syarat- syarat bisa dipenuhi ?, apa alasanmu ?, informasi tambahan apa yang diperlukan ?, (bila ada). Bila siswa kurang mampu memahami informasi, guru perlu memberikan heuristik lagi, misalnya coba baca soalnya, perhatikan sketsa gambar, bila yang diketahui itu dipandang sebagai titik sudut suatu segitiga ada berapa sisi atau sudut yang diketahui ?, apa syaratnya supaya unsur-unsur segitiga itu dapat dicari ?, apakah yang diketahui itu telah memenuhi syarat ?, kalau begitu apa kesimpulannya ?, dan sebagainya. Tahap II. Merencanakan Pemecahan Bila suatu masalah sudah dipahami, maka langkah selanjutnya adalah memikirkan bagaimana mencari jawaban dari masalah tersebut. Pada tahap ini guru menuntun siswa agar dapat merencanakan suatu pemecahan yang sesuai untuk menyelesaikan masalah, dan membantu siswa memikirkan bagaimana untuk menyelesaikan suatu masalah atau mengembangkan suatu cara dalam memecahkan suatu masalah. Langkah-langkah yang dapat dilakukan adalah seperti berikut. 1. Membuat Pemisalan Membuat pemisalan dengan suatu perubah dari yang ditanyakan dan diketahui maupun hal lain yang dianggap perlu. Hal iu akan mempermudah dalam merencanakan model matematika yang akan digunakan untuk memecahkan suatu masalah. Karena itu guru dapat mengarahkan siswa seperti; Buatlah pemisalan dengan suatu perubah untuk yang diketahui, ditanyakan dan hal lain yang dianggap perlu. Bila siswa kurang mampu, guru perlu memberikan heuristik lagi, misalnya untuk apa membuat pemisalan ?, mana yang perlu dimisalkan ?, kenapa ?, dan sebagainya. 2. Membuat Model Matematika Tujuan utama dalam merencanakan pemecahan suatu masalah adalah menentukan model matematika yang sesuai dengan masalah yang akan diselesaikan. Karena itu guru dalam hal ini mengarahkan siswa untuk dapat membuat model matematika dari masalah. Arahan yang dapat dilakukan guru untuk mengarahkan siswa menentukan model matematika, misalnya seperti; Perhatikan sketsa gambar, pikirkan hubungan yang diketahui dengan yang ditanya (perhatikan yang diketahui dengan yang ditanya), bagaimana mencari yang ditanya ?, rumus apa yang dapat digunakan untuk menjawab yang ditanya ?, bagaimana model matematika untuk mencari yang ditanya tersebut ?, (dengan pertanyaan yang sama untuk mencari hal-hal yang diperlukan). Bila siswa kurang mampu, guru perlu memberikan heuristik lagi, misalnya perhatikan sketsa gambar, apa yang ditanya (pemisalan) ?, rumus apa yang terkait dengan yang ditanya?, apakah ada rumus, dalil, teorema yang mungkin berguna ?, apakah itu model matematika untuk mencari yang ditanya ?, apakah ada model lain yang diperlukan?, kenapa? (bila ada), bagaimana model matematikanya ?, dan sebagainya. Tahap III. Melaksanakan Rencana Penyelesaian Pada tahap ini adalah tujuan utama dari pemecahan suatu masalah, dan tahap ini merupakan tahap pelaksanaan dari penyelesaian masalah yang direncanakan. Heuristik yang dapat diberikan, misalnya; Selesaikanlah model matematikanya,
  • 5. Jurnal Saintech Vol. 06 - No.04-Desember 2014 ISSN No. 2086-9681 39 bagaimana mencari (variabel yang diperlukan)?. Bila siswa kurang mampu, guru perlu memberikan heuristik lagi, misalnya bagaimana model matematikanya ?, variabel mana yang sudah diketahui ?, variabel mana yang belum diketahui ?, apakah variabel tersebut yang akan dicari ?, bila ya, gantilah variabel-variabel itu ke model matematikanya dan selesaikan !, dan sebagainya. Tahap IV. Memeriksa Kembali Suatu penyelesaian penting diperiksa kembali, hal ini untuk mengetahui apakah langlah-langkah dalam penyelesaian itu sudah benar, apakah hasil yang diperoleh itu sesuai dengan yang diminta dalam soal. Pemberian heuristik pada tahap ini untuk mengarahkan siswa memeriksa kembali hasil yang diperoleh. Heuristik tersebut adalah seperti; Periksa, apakah sudah benar langkah-langkah penyelesaian yang dilakukan, yaitu; model matematikanya?, langkah-langkah menyelesai kan model matematikanya?, perhitungannya ?, dapatkah anda mencari hasil itu dengan cara lain ?, dapatkah anda membuktikan langkah tersebut benar ?, ujilah hasil yang diperoleh, bagaimana cara menguji hasilnya ? , apakah hasilnya sudah benar ?, apakah ada hasil lain ?. Untuk menguji apakah hasil yang diperoleh telah benar dapat dilakukan dengan mensubstitusi hasil yang diperoleh ke model matematika yang dibuat. Bila siswa kurang mampu, guru memberikan heuristik, misalnya; Berapa hasil yang sudah diperoleh ?, tulis model matematikanya ?, gantikan (subsitusikan) hasil yang diperoleh tersebut dan nilai-nilai variabel yang sudah diketahui ke model matematikanya, apakah kedua ruas sama ?, apa kesimpulannya ?, dan sebagainya. Untuk mempermudah pelaksanaan strategi heuristik dalam pemecahan masalah matematika, penggunaan lembar aktivitas siswa sangat membantu mempermudah pemaham dan efisiensi waktu. Melalui diskusi antara guru dan siswa atau diskusi sesama siswa dalam kelompok diskusi, masalah dapat dipecahkan dengan menggunakan strategi heuristik yang sudah disusun sebelum pelaksanaan pembelajaran di kelas. VI. Kesimpulan Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa tidak setiap soal matematika menjadi masalah. Masalah bersifat relatif terhadap pemecahnya. Meningkatkan kemampu an siswa dalam memecahkan masalah matematika adalah penting, selain bermanfaat untuk mempelajari matematika, juga bermanfaat untuk pembentukan sikap kritis, kreatif dan inovatif sebagai sarana pengembangan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta sarana untuk meningkatkan kemampuan memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari. Strategi heuristik salah satu strategi pembelajaran pemecahan masalah matematika, secara realistik strategi ini teruji dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam memecahkan masalah matematika. Daftar Pustaka Baroody, Arthur J. (1993). Problem Solving, Reasoning, And Communicating, K-8 (Helping Children Think Mathematically). New York: Macmillan Publising Company. Krulik, Stephen dan Rudnick, Jesse A. (1995). The New Sourcebook for Teaching Reasoning and Problem Solving in Elementary School. Boston : Temple University. Marj, Horne. (1984). Some Problem Solving. Mauren Ann (Eds), Complict in Mathematics Education. Mathematical 2st Association of Virginia 2. Anual Conference. Victoria: The Mathematics Association. Perry, B, Conroy, J. (1994). Early Childhood and Primary Mathematics, Sydney: Harcourt Brace. Polya, George. (1973). How To Solve It. New Jersey: Princeton. Scoenfeld, Alan H. (1980). Heuristik in the Classroom, dalam Krulik, S. and Reys, Robert E. (Eds). Problem Solving in School Mathematic. Virginia : NCTM.
  • 6. Jurnal Saintech Vol. 06 - No.04-Desember 2014 ISSN No. 2086-9681 40 Schoenfeld, Alan, H. (1985). Mathematical Problem Solving. USA:Academic Press, Inc. Sobel, Max, A dan Maletsky, Evan, M. (1988). Teaching Mathematics: A Sourcebook of Aids. Activities And Strategies. New Jersey: Englewood Cliffs.